13
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pada umumnya terdapat dua pendekatan penelitian yaitu pendekatan penelitian kualitatif dan pendekatan penelitian kuantitatif. Pada penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif karena data yang digunakan yaitu data yang jelas, rinci serta bertujuan untuk menguji teori dengan menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner, observasi dan wawancara. 3.2 Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2011) teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara interview (wawancara), observasi (pengamatan), kuisioner (angket), dan gabungan ketiganya. Dalam proses pengumpulan data, peneliti melakukan pengambilan data dengan beberapa cara yaitu wawancara dengan manajer Purchasing dan staf Purchasing PT. Fronte Classic Indonesia, observasi mengenai bahan baku kritis ataupun bahan baku penunjang, serta kuisioner untuk pembobotan kepentingan kriteria. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan yang langsung diambil dari objeknya, data primer dalam penelitian ini yaitu identitas supplier, kriteria supplier, dan kuisioner kepentingan kriteria. Sedangkan, data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan telah diolah oleh pihak- pihak lain, data sekunder meliputi profil perusahaan, data penyimpangan masing- masing supplier, dan biaya pelanggaran atas penyimpangan yang dilakukan supplier. 3.3 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2011) Terdapat tiga jenis penelitian yaitu penelitian dasar (basic research), penelitian terapan (applied research), dan penelitian pengembangan (research and development). Dalam penelitian ini termasuk dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitianeprints.umm.ac.id/37563/3/jiptummpp-gdl-muhammadya-50696... · 2018. 9. 24. · flowchart. penelitian yang akan dilakukan oleh

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 25

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Pendekatan Penelitian

    Pada umumnya terdapat dua pendekatan penelitian yaitu pendekatan

    penelitian kualitatif dan pendekatan penelitian kuantitatif. Pada penelitian ini,

    pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif karena data yang

    digunakan yaitu data yang jelas, rinci serta bertujuan untuk menguji teori dengan

    menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner, observasi dan wawancara.

    3.2 Teknik Pengumpulan Data

    Menurut Sugiyono (2011) teknik pengumpulan data dapat dilakukan

    dengan cara interview (wawancara), observasi (pengamatan), kuisioner (angket),

    dan gabungan ketiganya. Dalam proses pengumpulan data, peneliti melakukan

    pengambilan data dengan beberapa cara yaitu wawancara dengan manajer

    Purchasing dan staf Purchasing PT. Fronte Classic Indonesia, observasi

    mengenai bahan baku kritis ataupun bahan baku penunjang, serta kuisioner untuk

    pembobotan kepentingan kriteria. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini

    yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang

    dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan yang

    langsung diambil dari objeknya, data primer dalam penelitian ini yaitu identitas

    supplier, kriteria supplier, dan kuisioner kepentingan kriteria. Sedangkan, data

    sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan telah diolah oleh pihak-

    pihak lain, data sekunder meliputi profil perusahaan, data penyimpangan masing-

    masing supplier, dan biaya pelanggaran atas penyimpangan yang dilakukan

    supplier.

    3.3 Jenis Penelitian

    Menurut Sugiyono (2011) Terdapat tiga jenis penelitian yaitu penelitian

    dasar (basic research), penelitian terapan (applied research), dan penelitian

    pengembangan (research and development). Dalam penelitian ini termasuk dalam

  • 26

    jenis penelitian terapan yang artinya penyelidikan secara hati-hati, sistematik, dan

    terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan

    segera untuk keperluan tertentu. Hasil penelitian tidak perlu sebagai satu

    penemuan baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada

    (Nasir, 2009).

    3.4 Flowchart Penelitian

    Flow Chart akan menjelaskan alur proses penelitian atau langkah –

    langkah yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari tahap

    awal penelitian sampai tahap akhir penelitian. Fungsi Flow Chart untuk

    mempermudah dalam memahami alur proses penelitian. Dalam penelitian ini

    terdapat beberapa tahapan yang telah dilakukan oleh peneliti yang terdiri dari 4

    tahapan yaitu tahapan identifikasi masalah, tahapan pegumpulan data, tahapan

    pengolahan data, dan tahapan kesimpulan dan saran. Berikut ini merupakan

    flowchart penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti untuk mengevalusi

    masing-masing supplier dengan metode Analithical Hierarchy Process dan

    Taguchi Loss Function.

  • 27

    Mulai

    Study Lapangan Study Literatur

    Identifikasi Perumusah masalah

    Perumusan Tujuan & Manfaat Penelitian

    Pengumpulan Data

    Data Sekunder Data Primerr

    Profil Perusahan

    Biaya pelanggaaran penyimpangan

    Penyimpangan masing-masing

    supplierKriteria evaluasi supplier

    Identitas Supplier

    Kuisioner kepentingan kriteria

    Mengidentifikasi kriteria evaluasi supplier

    Menentukan matriks pembanding dengan skala

    perbandingan berpasangan

    Menyusun hierarki kriteria dalam evaluasi

    supplier dengan AHP

    Menentukan bobot dari salah satu kriteria

    secara manual

    Menentukan bobot dari kriteria selanjutnya

    dengan bantuan software

    CR ≤ 0.1Tidak

    Ya

    Tahap Pengolahan

    Data

    Tahap Pengumpulan

    Data

    Tahap Identifikasi

    Masalah

    Uji Konsistensi

    Mengidentifikasi tipe quality loss function

    Menghitung loss function masing-masing

    supplier

    Menentukan weighted taguchi loss untuk

    tiap kriteria

    Mengevaluasi supplier yang menimbulkan

    kerugian terkecil

    Kesimpulan dan saran

    Saran

    Tahap kesimpulan dan

    saran

    Gambar 3.1 Flowchart Penelitian

    Selesai

    Mulai

  • 28

    3.4.1 Deskripsi Flowchart

    Berikut ini akan menjelaskan tentang diagram alir penelitian yang akan

    dilakukan mulai dari awal hingga selesai. Deskripsi dari flowchart penelitian ini,

    yaitu :

    1. Studi Lapangan

    Studi lapangan merupakan studi awal obyek penelitian yang dilakukan

    untuk mengetahui dan memahami kondisi perusahaan, gambaran sistem dan

    proses pengadaan bahan baku, serta permasalahan yang terjadi di

    perusahaan. Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh secara langsung

    data yang diperlukan pada penelitian. Teknik-teknik yang dilakukan dalam

    studi lapangan yaitu sebagai berikut :

    a. Observasi : Melakukan pengamatan secara langsung serta mencatat

    informasi dan point yang penting untuk menunjang keperluan pada

    penelitian.

    b. Wawancara : Teknik pengumpulan data dan informasi dengan cara

    mengajukan pertanyaan langsung atau melakukan sebuah tanya jawab

    dengan pihak yang berkaitan diperusahaan dengan masalah yang akan

    diteliti. Pihak yang berkaitan dalam wawancara ini adalah manajer

    Purchasing, Staf Purchasing, manajer PPIC, manajer Human Research

    (HR) pada PT. Fronte Classic Indonesia.

    2. Studi Literatur

    Pada tahap studi literatur dilakukan untuk memperoleh informasi tentang

    teori-teori yang mendukung penelitian skripsi, serta akan digunakan untuk

    memecahkan permasalahan yang ada. Studi literatur dilakukan dengan cara

    mempelajari buku-buku, jurnal ilmiah maupun penelitian-penelitian yang

    berkaitan dengan konsep supply chain management, evaluasi supplier,

    kriteria evaluasi supplier, metode evaluasi supplier, metode Analytical

    Hierarchy Process (AHP), dan metode Taguchi Loss Function.

  • 29

    3. Identifikasi Perumusan Masalah

    Dari beberapa studi yang dilakukan baik studi lapangan maupun studi

    literatur peneliti melakukan perumusan masalah sesuai dengan permasalahan

    yang ada pada perusahaan. Identifikasi perumusan masalah pada perusahaan

    telah dijelaskan pada bab I sub bab 1.2.

    4. Perumusan Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan penelitian ini yaitu sesuai dengan menjawab rumusan masalah

    dari penelitian dan manfaat penelitian merupakan hasil yang dicapai dari

    penelitian tersebut. Dari perumusan masalah yang telah di identifikasi maka

    tujuan penelitian dan manfaat penelitian dijelaskan pada bab I sub bab 1.3

    dan1.4.

    5. Pengumpulan Data

    Tahap pengumpulan data ini yaitu dilakukan untuk mengumpulkan data-

    data yang diperlukan untuk penelitian. Pada pengumpulan data peneliti

    mengkelompokkan data menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder

    sebagai berikut :

    1. Data Primer :

    a. Identitas supplier

    Data yang memberikan informasi identitas supplier berupa nama

    perusahan, sejarah kerjasama dengan perusahaan yang di supply, dan

    prestasi kerja supplier.

    b. Kriteria evaluasi supplier

    Pada penentuan kriteria evaluasi supplier adalah bagian yang sangat

    penting, hal ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada

    pihak yang bertanggung jawab terhadap evaluasi supplier di PT.Fronte

    Classic Indonesia yaitu manajer Purchasing dan Staf Purchasing. Hal

    ini bertujuan untuk mengetahui kriteria-kriteria supplier apa yang

    penting menurut perusahaan dengan merekomendasikan kriteria –

    kriteria yang dipakai pada penelitian terdahulu dan kriteria evaluasi

    supplier yang diusulkan oleh Dickson. Kriteria-kriteria tersebut akan

    digunakan untuk menyusun kuesioner.

  • 30

    c. Kuisioner tingkat kepentingan kriteria

    Dalam menentukan tingkat kepentingan kriteria yang dilakukan

    penyebaran kuisioner kepada pihak yang bertanggung jawab terhadap

    evaluasi supplier di PT.Fronte Classic Indonesia. Menurut Saaty (1990)

    Pengisian kuisioner dilakukan oleh decision maker yang masuk dalam

    kategori expert dan menguasi subyek penelitian serta mampu

    memberikan penilaian yang baik.

    2. Data Sekunder :

    a. Profil perusahaan

    Data profil perusahaan berupa sejarah berdirinya perusahaan, lokasi

    perusahaan, produk yang dibuat perusahaan, dan kondisi perusahaan

    saat ini.

    b. Data penyimpangan masing-masing supplier

    Data ini diperoleh dari catattan perusahaan terhadap penyimpangan

    yang dilakukan oleh masing-masing supplier atau data ini bisa disebut

    dengan data pelanggaran yang dilakukan supplier selama ini. Data

    penyimpangan supplier yang di ambil yaitu berkisar 6 bulan terakhir,

    karena sesuai dengan batasan masalah pada bab I sub bab 1.5.

    c. Biaya pelanggaran penyimpangan

    Data ini yaitu setiap pelanggaran/penyimpangan yang dilakukan

    supplier terdapat biaya yang dikenakan oleh perusahaan, karena sekecil

    apapun penyimpangan yang dilakukan akan menimbulkan kerugian

    bagi perusahaan.

    6. Pengolahan Data

    a. Mengidentifikasi kriteria evaluasi supplier

    Kriteria-kriteria yang digunakan dalam evaluasi supplier adalah kriteria

    yang telah dipertimbangkan oleh perusahaan melalui wawancara dengan

    manajer purchasing dan penelitian terdahulu. Pada penelitian ini,

    Menggunakan kriteria kuantitatif dan kriteria kualitatif. Dalam

    perhitungan loss pada metode taguchi loss function untuk penilaian

  • 31

    kriteria kualitatif menggunakan skala likert. Berikut ini kriteria-kriteria

    evaluasi supplier dan penjelasan kriteria secara singkat :

    1. Kriteria Harga

    Pada penelitian Puspita Sari dan Kusumo (2011) berdasarkan hasil

    diskusi dari perusahaan memunculkan beberapa faktor yang dijadikan

    kriteria dalam penilaian supplier, salah satu dari faktor tersebut adalah

    kriteria harga. Menurut Ginting et al., (2014) kriteria harga ini merupakan

    kriteria yang paling utama menurut perusahaan bagian pengadaan bahan

    baku. Pada kriteria ini perusahaan akan mencari harga yang ditawarkan

    supplier dengan harga yang murah, harga yang tidak fluktuatif dan tidak

    terjadi selisih harga yang jauh dari target perusahaan.

    2. Kriteria Pengiriman

    Menurut Sadeghian dan Karami (2010) kriteria pengiriman digunakan

    untuk sebagai tolak ukur supplier dalam mengirimkan barang ke

    perusahaan, karena supplier sering melakukan penundaan pengiriman dan

    tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Pada kriteria pengiriman

    dilihat dari kemampuan supplier mengirimkan barang dengan tepat

    waktu, karena pada hal ini jika supplier mengalami keterlambatan

    pengiriman maka akan menghambat proses produksi. Untuk itu kriteria

    ini digunakan dalam evaluasi supplier agar dapat mengetahui kinerja

    supplier dan dampak yang ditimbulkan ketika kriteria ini tidak

    diperhatikan secara baik.

    3. Kriteria Kualitas

    Pada penelitian Murtadlo (2011) menggunakan kriteria kualitas dalam

    penilaian supplier yang berbasis green procurement dengan

    memunculkan beberapa faktor, salah satu faktor tersebut adalah kriteria

    kualitas. Menurut Chen (2011) kriteria kualitas merupakan faktor kunci

    yang menentukan keunggulan pemasok. Pada kriteria kualitas ini yang

    menjadi perhatian sangat penting adalah spesifikasi barang yang dikirim

    oleh supplier sesuai dengan yang ditentukan perusahaan atau tidak sesuai

    dengan ketentuan perusahaan.

  • 32

    4. Kriteria Frekuensi Ketidaksesuaian Order

    Pada kriteria ini dipakai sebagai evaluasi supplier untuk mengetahui nilai

    seberapa besar rasio ketidaksesuaian terhadap pemenuhan order dengan

    frekuensi jumlah pesan yang diterima oleh perusahaan dari setiap

    supplier. Perusahaan menentukan jumlah ketidaksesuaian order sebesar

    +/- 10% dari purchase order.

    5. Kriteria Kebijakan Jaminan

    Menurut Khoiro (2015) Pemberian jaminan bagi perusahaan sebagai yang

    memesan bahan baku harus terdapat kesepakatan antar perusahaan dan

    supplier, hal ini dilakukan karena apabila terjadi penyimpangan dengan

    barang yang dipesan pada saat pengiriman, supplier akan memberikan

    jaminan yaitu pergantian barang.

    6. Kriteria Respon Terhadap Klaim

    Pada penelitian Ginting et al., (2014) menggunakan kriteria ini sebagai

    faktor dalam evalusai supplier. Kriteria respon terhadap klaim

    dimasukkan, karena supplier harus memiliki kemampuan dalam

    memberikan pelayanan kepada perusahaan yang complain, atas barang

    yang dikirim oleh supplier dengan merespon harus cepat dan tanggap.

    b. Menyusun hierarki kriteria dengan menggunakan AHP

    Dalam langkah ini yaitu penyusunan hierarki problem keputusan, hierarki

    tersebut berisikan tujuan dari pemecahan masalah yaitu evaluasi supplier,

    solusi dari pemecahan masalah tersebut menggunakan kriteria-kriteria

    yang dipakai dalam evaluasi supplier dan setiap kriteria memiliki

    hubungan dengan masing-masing supplier, hierarki yang terakhir yaitu

    keputusan dilihat dari supplier yang terpilih.

    c. Menentukan matriks berpasangan dengan skala perbandingan

    berpasangan

    Pada langkah ini matriks pembanding didapatkan dari hasil kuesioner

    dengan pihak expert atau menguasai subyek penelitian. Kuesioner

    tersebut berisi perbandingan dari tiap kriteria dengan menggunakan skala

    perbandingan berpasangan yang telah ditentukan oleh literatur. Matriks

  • 33

    perbandingan berpasangan diisi dengan menggunakan bilangan untuk

    mempresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen

    lainnya.

    d. Menentukan bobot dari salah satu kriteria secara manual

    Pada tahap ini hal yang dilakukan yaitu menjumlahkan nilai-nilai dari

    setiap kolom pada matriks kemudian membagi setiap nilai dari kolom

    dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi

    matriks. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya

    dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata. Sehingga

    diperoleh bobot dari kriteria yang bisa dilihat pada persamaan 1,2 dan 3

    pada bab 2 sebagai perhitungan bobot. Perhitungan bobot hanya

    dilakukan untuk salah satu kriteria, karena perhitungan kriteria

    selanjutnya akan menggunakan bantuan software.

    e. Menentukan bobot dari kriteria selanjutnya dengan menggunakan bantuan

    software

    Pada tahap ini yaitu lanjutan dari tahap sebelumnya yaitu menentukan

    bobot dari salah satu kriteria yang akan dilanjutkan penentuan bobot dari

    kriteria lainnya dengan menggunakan bantuan software. Dalam

    perhitungan bobot kriteria lainnya menggunakan software expert choice

    11 yang bertujuan untuk mempermudahkan perhitungan.

    f. Uji konsistensi

    Pada tahap ini, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang

    ada. Jika nilai CR lebih dari 10%, maka penilaian dari data judgment

    harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi kurang atau sama dengan

    10%, maka hasilnya dinyatakan benar. Rumus untuk uji konsistensi dapat

    dilihat pada persamaan 4 dan 5 pada bab 2.

    g. Konsisten

    Setelah dilakukan uji konsisten maka selanjutnya akan diambil keputusan

    apakah konsisten atau tidak, jika tidak maka akan kembali ke

    pengumpulan data tetapi jika ya maka lanjut untuk pengolahan data.

  • 34

    h. Mengidentifikasi tipe quality loss function

    Pada tahap ini, hal yang harus dilakukan yaitu setiap kriteria evaluasi

    supplier akan dikonversikan ke dalam tipe quality loss function antara

    lain smaller the better, larger the better, dan nominal the best. Tipe

    karakteristik tersebut diolah dengan persamaan pada tabel 2.6 pada bab 2.

    Berikut tipe quality loss function beserta sedikit penjelasan dari tiap-tiap

    kriteria :

    Tabel 3.1 Tipe Quality Loss Function

    Kriteria Keterangan Penyimpangan Tipe Quality Loss

    Function

    Harga Terdapat harga yang fluktuatif dan selisih

    harga penawaran perusahaan dengan

    harga dari supplier.

    Smaller the better

    Pengiriman Keterlambatan pengiriman. Smaller the better

    Kualitas Tidak sesuainya spesifikasi kualitas dari

    kalsium yaitu prosentase kandungan

    CaO3 harus 80%.

    Nominal the best

    Frekuensi

    ketidaksesuaian

    order

    Rasio ketidaksesuaian terhadap

    pemenuhan order dengan frekuensi

    jumlah pesan

    Smaller the better

    Kebijakan

    jaminan

    Jaminan yang diberikan tidak sesuai

    dengan perjanjian.

    Larger the better

    Respon terhadap

    klaim

    Kurang tanggap dalam merespon ketika

    perusahaan complain atas penyimpangan

    yang dilakukan supplier.

    Larger the better

    Pada tabel 3.1 tipe quality loss function didapat hasil dari quality loss

    function masing – masing kriteria, maka dari itu berikut penjelasan secara

    singkat tentang quality loss function yang ada pada kriteria – kriteria

    tersebut:

  • 35

    1. Kriteria Harga

    Tipe quality loss function pada kriteria harga yaitu smaller the better, hal

    ini dikarenakan sesuai dengan penyimpangan yang dilakukan oleh

    supplier yaitu terdapat selisih harga penawaran perusahaan dengan

    supplier, maka dipilihnya smaller the better karena semakin murah harga

    yang di dapat maka akan semakin baik, hal tersebut sesuai dengan konsep

    smaller the batter semakin kecil penyimpangan maka akan semakin baik

    atau pencapaian yang mendekati nol maka kualitas akan semakin baik.

    2. Kriteria Pengiriman

    Pada kriteria pengiriman tipe quality loss function yaitu smaller the

    better, hal ini karena sesuai dengan konsep smaller the better yaitu

    semakin kecil penyimpangan maka semakin baik atau pencapaian yang

    mendekati nol maka kualitas akan semakin baik, pengiriman barang yang

    sesuai dengan jadwal atau tidak adanya keterlambatan pengiriman maka

    semakin baik.

    3. Kriteria Kualitas

    Pada kriteria kualitas termasuk dalam tipe quality loss function “nominal

    the best” dengan konsep yaitu pencapaian nilai mendekati target yang

    telah ditetapkan maka kualitas akan semakin baik, karena dengan kualitas

    barang yang diberikan supplier yang sesuai dengan spesifikasi prosentase

    kandungan CaO3 sebanyak 80%, maka pencapaian sesuai target tersebut

    akan semakin baik.

    4. Kriteria Frekuensi Ketidaksesuaian Order.

    Tipe quality loss function pada kriteria frekuensi ketidaksesuaian order

    yaitu smaller the better, hal ini dikarenakan sesuai dengan penyimpangan

    yang dilakukan oleh supplier yaitu rasio ketidaksesuaian terhadap

    pemenuhan order dengan frekuensi jumlah pesan, maka dipilihnya

    smaller the better, karena semakin kecil supplier melakukan rasio

    ketidaksesuian order maka akan semakin baik.

  • 36

    5. Kriteria Kebijakan Jaminan

    Tipe quality loss function pada kriteria kebijakan jaminan yaitu larger the

    better, hal ini dikarenakan sesuai dengan penyimpangan yang dilakukan

    oleh supplier yaitu jaminan yang diberikan tidak sesuai dengan

    perjanjian, maka dipilihnya larger the better karena terjadinya

    kesepakatan antara perusahaan dengan supplier untuk jaminan pengantian

    barang yang tidak sesuai, pemberian jaminan tersebut semakin sesuai

    maka akan semakin baik, hal tersebut sesuai dengan konsep larger the

    better yaitu pencapaian nilai mendekati nilai tak terhingga maka kualitas

    yang dihasilkan akan semakin baik.

    6. Kriteria Respon Terhadap Klaim

    Tipe quality loss function pada kriteria respon terhadap klaim yaitu larger

    the better, hal ini dikarenakan sesuai dengan penyimpangan yang

    dilakukan oleh supplier yaitu terdapat kurang tanggap ketika ada

    complain, maka dipilihnya Larger the better karena semakin cepat

    supplier memberikan pelayanan/respon yang cepat maka akan semakin

    baik, hal tersebut sesuai dengan konsep Larger the batter pencapaian nilai

    mendekati nilai tak terhingga maka kualitas yang dihasilkan akan

    semakin baik.

    i. Mengitung loss function masing-masing supplier

    Setelah kriteria tersebut di identifikasi selanjutnya setiap kriteria dihitung

    dengan persamaan 6 pada bab 2, untuk mendapatkan nilai dari

    konsekuensi biaya. Setelah itu dihitung dengan persamaan 8-13 pada bab

    2 untuk mendapatkan nilai loss function.

    j. Menentukan weighted taguchi loss untuk tiap kriteria

    Setelah mengetahui seluruh quality losses dan kriteria kritis pada setiap

    supplier yang dihitung dengan taguchi loss function dan bobot untuk

    kriteria yang telah didapatkan dari perhitungan AHP. Maka total loss

    untuk setiap supplier dapat dihitung dengan persamaan 14 bab 2, dari

    hasil perhitungan tersebut akan diperoleh hasil akhir kerugian dari setiap

    supplier.

  • 37

    k. Mengevaluasi supplier yang menimbulkan kerugian terkecil

    Penilain supplier terbaik adalah didasarkan pada supplier yang memiliki

    nilai loss terkecil. Sehingga dapat diketahui apakah perusahaan akan

    melanjutkan kontrak kerjasamanya dengan supplier tersebut atau tidak.

    7. Kesimpulan dan Saran

    Pada tahap akhir penelitian skripsi ini dilakukan penarikan kesimpulan

    yang sesuai dengan tujuan penelitian dan disertai dengan saran – saran yang

    bermanfaat bagi perusahaan maupun untuk pengembangan penelitian

    selanjutnya.