14
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain (Ulum dan Juanda, 2017). Dalam penelitian ini menguji variabel independen, yaitu perencanaan pajak dan beban pajak tangguhan terhadap manajemen laba. B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode 2017-2018. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian ini tidak termasuk perusahaan jasa keuangan, dikarenakan jenis kegiatan dari perusahaan jasa keuangan adalah menghimpun dan menyalurkan kembali dana yang telah diperoleh sehingga aliran kas masuk dan keluar berbeda dengan perusahaan lainnya. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2017-2018. b. Tidak termasuk perusahaan jasa keuangan. c. Perusahaan yang menyajikan annual report. d. Laporan keuangan memiliki laba positif. e. Perusahaan yang memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/60989/4/BAB III.pdf · 2020. 4. 12. · Manajemen laba juga dapat diartikan sebagai tindakan manjemen untuk memilih

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/60989/4/BAB III.pdf · 2020. 4. 12. · Manajemen laba juga dapat diartikan sebagai tindakan manjemen untuk memilih

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif merupakan jenis

penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel

dengan variabel yang lain (Ulum dan Juanda, 2017). Dalam penelitian ini

menguji variabel independen, yaitu perencanaan pajak dan beban pajak

tangguhan terhadap manajemen laba.

B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang

terdaftar di BEI selama periode 2017-2018. Penentuan sampel menggunakan

metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan

kriteria tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian ini tidak termasuk

perusahaan jasa keuangan, dikarenakan jenis kegiatan dari perusahaan jasa

keuangan adalah menghimpun dan menyalurkan kembali dana yang telah

diperoleh sehingga aliran kas masuk dan keluar berbeda dengan perusahaan

lainnya. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memenuhi

kriteria sebagai berikut :

a. Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2017-2018.

b. Tidak termasuk perusahaan jasa keuangan.

c. Perusahaan yang menyajikan annual report.

d. Laporan keuangan memiliki laba positif.

e. Perusahaan yang memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-

variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/60989/4/BAB III.pdf · 2020. 4. 12. · Manajemen laba juga dapat diartikan sebagai tindakan manjemen untuk memilih

20

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua

macam, yaitu variable dependen dan variable independen. Dalam penelitian

ini yang menjadi variabel dependen yaitu manajemen laba. Sedangkan yang

menjadi variabel independen adalah perencanaan pajak dan beban pajak

tangguhan.

a. Variabel Dependen (Y)

Manajemen laba adalah pemilihan kebijakan akuntansi yang

dilakukan oleh manajemen untuk mencapai tujuan tertentu (Scott, 2015).

Manajemen laba juga dapat diartikan sebagai tindakan manjemen untuk

memilih kebijakan akuntansi dengan tujuan memaksimalkan

kesejahteraan atau nilai pasar perusahaan. Perhitungan manajemen laba

pada penelitian ini menggunakan model jones dimodifikasi (modified

jones model), karena dianggap model ini paling baik diantara model lain

yang sama-sama digunakan untuk mengukur manajemen laba. Berikut

cara mengukur manajemen laba :

Menghitung total accrual (TAC) yaitu laba bersih tahun t dikurangi arus

kas operasi tahun t dengan rumus sebagai berikut:

TAC = NIit – CFOit

Selanjutnya, total accrual (TA) diestimasi dengan Ordinary Least Square

sebagai berikut:

DAit= TAit

Ait−1− [β1 (

1

Ait−1) + β2((∆REVit − ∆REC)/Ait−1) + β3 (

PPEit

Ait−1)]

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/60989/4/BAB III.pdf · 2020. 4. 12. · Manajemen laba juga dapat diartikan sebagai tindakan manjemen untuk memilih

21

Keterangan:

Dait = Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t

TAit = Total Acrual perusahaan i pada periode ke t

Ait-t = Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1

ΔREV = Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke t

∆REC = Perubahan piutang perusahaan i pada periode ke t

PPE = Aktiva tetap perusahaan pada periode ke t

Nilai Discretionary Accruals menurut Sulistyanto (2008) dapat

bernilai negatif, nol, atau positif. Nilai negatif menunjukkan melakukan

manajemen laba dengan cara menurunkan laba (income minimization).

Sedangkan nol menunjukkan melakukan manajemen laba dengan cara

perataan laba (income smoothing) dan jika bernilai positif menunjukkan

melakukan manajemen laba dengan cara menaikkan laba (income

maximization).

b. Variabel Independen (X)

1) Perencanaan Pajak

Perencanaan pajak adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk

meminimumkan kewajiban pajak dengan cara merekayasa laporan

keuangan agar dapat ditekan serendah mungkin (Baraja et al., 2019).

Variabel perencanaan pajak diukur dengan menggunakan rumus

effective tax rate. Pada penelitian ini menggunakan ukuran

penghindaran pajak dengan ETR disebabkan karena ukuran ini

seringkali digunakan sebagai proksi penghindaran pajak dalam

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/60989/4/BAB III.pdf · 2020. 4. 12. · Manajemen laba juga dapat diartikan sebagai tindakan manjemen untuk memilih

22

berbagai riset perpajakan dan sesuai dengan peraturan perpajakan di

Indonesia. Rumus dari ETR adalah sebagai berikut:

ETR = 𝑇𝑎𝑥 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒 i,t

𝑃𝑟𝑒𝑡𝑎𝑥 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 i,t

Keterangan:

ETR = effective tax rate berdasarkan pelaporan akuntansi keuangan

yang berlaku.

Tax expense = beban pajak penghasilan badan untuk perusahaan i

pada tahun t berdasarkan laporan keuangan perusahaan.

Pretax Income (EBIT)it = Laba sebelum pajak perusahaan i pada

tahun t

2) Beban Pajak Tangguhan

Beban pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan yang

terutang atau terpulihkan pada tahun mendatang sebagai akibat

adanya perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan sisa

kerugian yang belum dikompensasikan (Putri, 2017). Dalam

penelitian ini beban pajak tangguhan dapat diukur dengan rumus:

𝐷𝑇𝐸 = Beban Pajak Tangguhan t

Total Aset t−1

Keterangan:

Deffered Tax Expense = Beban pajak tangguhan pada perusahaan i

tahun t

Total aset t-1 = Total aset pada perusahaan i tahun sebelumnya

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/60989/4/BAB III.pdf · 2020. 4. 12. · Manajemen laba juga dapat diartikan sebagai tindakan manjemen untuk memilih

23

D. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder yang digunakan berupa annual report perusahaan periode

2017-2018. Data-data tersebut diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia

melaui situs IDX yaitu www.idx.co.id.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

dokumentasi yaitu dengan mempelajari dokumen yang ada. Dokumen yang

dimaksud dalam penelitian ini yaitu laporan tahunan dan laporan keuangan

perusahaan.

F. Teknik Analisis Data

Analisis penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis. Metode

pengujian yang digunakan adalah uji data panel dengan menggunakan

software EViews 9. Tahapan analisis data adalah sebagai berikut :

1. Melakukan tabulasi data penelitian.

2. Melakukan perhitungan kepada masing-masing variabel yang akan diuji

yaitu perencanaan pajak, beban pajak tangguhan dan manajemen laba.

3. Uji data melalui model regresi data panel

Terdapat keuntungan dalam menggunakan data panel menurut Gujarati

(2006), yaitu :

a. Dengan kombinasi time series dan cross section, data panel

memberikan data yang lebih informatif, lebih variatif, mengurangi

kolinieritas, derajat kebebasan dan efisiensi yang lebih besar.

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/60989/4/BAB III.pdf · 2020. 4. 12. · Manajemen laba juga dapat diartikan sebagai tindakan manjemen untuk memilih

24

b. Data panel memungkinkan mempelajari model perilaku yang lebih

rumit.

c. Data panel dapat mengurangi bias yang yang terjadi jika dilakukan

uji secara agregat.

d. Data panel tidak membutuhkan uji ekonometri. Uji ekonometri

dilakukan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan

sudah memenuhi asumsi klasik atau tidak.

Terdapat tiga jenis model data panel yang tersedia yang nantinya

akan dipilih salah satu model yang terbaik untuk melakukan uji hipotesis.

Ketiga model tersebut adalah sebagai berikut :

a. Common-Effect Model

Model ini memperlakukan semua individu seakan-akan sama,

atau tidak membeda-bedakan karakteristik antar individu yang

terlihat dari nilai intersepnya yang sama untuk semua individu.

Secara sederhana model ini akan menggabungkan observasi waktu

dan individu tanpa memperhatikan perbedaan karakteristik individu,

serta menggunakan regresi OLS (ordinary least square) seperti

regresi pada umumnya. Secara umum, bentuk model linear (yang

disebut regression pooling) yang dapat digunakan untuk

memodelkan data panel adalah :

ʏti = α + χti βti + εti

Keterangan :

ʏti : variabel terikat individu ke-i periode ke-t.

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/60989/4/BAB III.pdf · 2020. 4. 12. · Manajemen laba juga dapat diartikan sebagai tindakan manjemen untuk memilih

25

α : intersep gabungan.

β : koefisien regresi atau slope.

Χ : variabel independent unit ke-i dan diamati dari periode ke-t.

ε : komponen error individu ke-i periode ke-t.

i : individu (cross section).

T: waktu

b. Fixed Effect Model

Salah satu model estimasi yang bisa digunakan pada model

regresi data panel adalah fixed effect model atau sering disebut juga

sebagai least square dummy variabel (LSDV). Disebut fixed effect

model karena setiap individu dalam model memiliki intersep yang

tidak berubah sepanjang waktu meskipun intersep antar individu

berbeda. Berikut model regresi data panel pada fixed effect model

adalah:

ʏti = α + α1 + χti βti + εti

Untuk mengestimasi model ini, dapat menggunakan regresi

dengan variabel dummy dimana setiap individu akan menjadi

variabel dummy. Dengan menjadikan setiap individu menjadi

variabel dummy, maka akan ada satu yang menjadi basis sebagai

pembanding untuk menghindari perangkap variabel dummy.

c. Random Effect Model

Model ini berbeda dengan fixed effect model, walaupun

keduanya mampu mengatasi masalah adanya heterogenitas antar

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/60989/4/BAB III.pdf · 2020. 4. 12. · Manajemen laba juga dapat diartikan sebagai tindakan manjemen untuk memilih

26

individu. Akan tetapi random effect model mengatasi masalah

heterogenitas individu pada error. Hal ini untuk menjawab

permasalahan yang ada pada fixed effect model jika terdapat individu

yang banyak akan membutuhkan variabel dummy yang lebih banyak

sehingga dapat mengurangi efisiensi model. Modelnya dituliskan

sebagai berikut:

ʏti = α + α1 + χti βti + εti

εti = u1 + vt + wti

Keterangan:

ʏti = α + α1 + χti βti + εti ʏti = α + α1 + χti βti + εti

u1 : komponen error cross section.

Vt: komponen error time series.

Wti: komponen error gabungan.

Model estimasi yang digunakan dalam random effect model

adalah generalized least square (GLS). Asumsi terpenting pada

random effect model adalah tidak terdapat korelasi atau hubungan

antar error individu dengan variabel penjelas (independent) dalam

model, sehingga tidak diperlukan uji asumsi klasik pada model.

Inilah yang membedakan random effect model dengan fixed effect

model (Gujarati, 2006).

4. Pemilihan Model Regresi Data Panel

Pemilihan model pada regresi data panel diawali dengan

menetapkan model awal terlebih dahulu. Penetapan model awal

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/60989/4/BAB III.pdf · 2020. 4. 12. · Manajemen laba juga dapat diartikan sebagai tindakan manjemen untuk memilih

27

didasarkan pada bagaimana individu (cross section) diambil. Jika

individu diambil dengan dipilih atau ditentukan oleh peneliti, maka

model awalanya adalah model efek tetap (fixed effect model). Bila

individu diambil secara acak, maka model yang digunakan adalah model

acak tetap (random effect model) (Baltagi, 2008).

Dalam penelitian ini, kategori individu (cross section) dipilih

melalui katogori peneliti, sehinggal model awal yang ditetapkan adalah

fixed effect model. Jika model awal yang terpilih adalah model efek tetap,

maka akan dilakukan uji chow untuk memilih antara model koefisien

tetap (pooled regression/common effect model) dengan fixed effect

model. Jika model yang terpilih adalah fixed effect model, maka

dilakukan pengujian untuk memilih antara fixed effect model dengan

random effect model melalui uji hausmann.

Ketika model yang terpilih adalah fixed effect model, maka akan

dilakukan pemeriksaan asumsi-asumsi klasik yang ada pada regresi panel

dengan metode estimasi ordinary least square. Jika model yang terpilih

adalah random effect model, maka tidak perlu melakukan uji asumsi

klasik karena model estimasi yang digunakan adalah generalized least

square (GLS). Asumsi terpenting dalam model ini adalah tidak terdapat

korelasi atau hubungan antar error dari masing-masing individu dengan

variabel independent dalam model (Gujarati, 2006). Kemudian setelah

menentukan model yang digunakan, baru dilakukan uji model (goodness

of fit test) seperti uji simultan (uji F) dan parsial (uji t).

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/60989/4/BAB III.pdf · 2020. 4. 12. · Manajemen laba juga dapat diartikan sebagai tindakan manjemen untuk memilih

28

5. Melakukan Uji Chow Untuk Menentukan Common Effect Model atau

Fixed Effect Model

Uji ini digunakan untuk memilih model regresi data panel yang

terbaik diantara common effect model atau fixed effect model. Hipotesis

awal dari uji adalah fixed effect model. Maka prosedur pengujianya

adalah sebagai berikut (Baltagi, 2008):

H0 : common effect model

H1 : fixed effect model

Statistik ui yang digunakan adalah uji F, dimana:

F hitung = ( RRSS – URRS )/ (N-1)

URSS/NT-N-K

Keterangan :

N : jumlah individu (cross section)

T : jumlah periode waktu (timeseries)

K : jumlah variabel penjelas (independent)

RRSS : restricted residual sums of squares dari model koefisien tetap.

URSS : unrestricted residual sums of squares dari model efek tetap.

Menurut Baltagi (2008), cara untuk melihat hasil uji chow adalah

dengan melihat nilai probabilitas chi square. Jika nilai probabilitas chi

square > taraf signifikansi, maka H1 ditolak atau model yang digunakan

adalah common effect model. Sebaliknya jika nilai probabilitas chi square

< taraf signifikansi, maka terima H1 atau model yang digunakan adalah

fixed effect model.

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/60989/4/BAB III.pdf · 2020. 4. 12. · Manajemen laba juga dapat diartikan sebagai tindakan manjemen untuk memilih

29

6. Melakukan Uji Hausmann Untuk Menentukan Fixed Effect Model atau

Random Effect Model

Uji ini bertujuan untuk memilih model yang terbaik antara metode

fixed effect model atau random effect model. Uji ini menguji apakah

terdapat hubungan antara error pada model dengan salah satu variabel

independen dalam model. Prosedur untuk pengujian Hausmann adalah:

H0 = Random Effect Model

H1 = Fixed Effect model

Jika nilai probabilitas uji hausmann < taraf signifikansi, maka H1

diterima atau model yang tepat adalah model fixed effect. Begitupun

sebaliknya, jika nilai probabilias uji hausmann > taraf signifikansi, maka

H1 ditolak atau model yang digunakan adalah random effect model

(Baltagi, 2008).

7. Melakukan Pengujian Hipotesis

Setelah diperoleh model terbaik, selanjutnya dilakukan pengujian

hipotesis dengan melakukan uji t parsial, uji F, dan koefisien determinasi

(R2). Uji signifikansi secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji t

dengan tujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh masing-masing

variabel independen secara parsial dalam menerangkan variabel

dependen.

Uji signifikansi model secara keseluruhan dapat dilakukan dengan

uji F. Uji F bertujuan untuk melihat ada tidaknya pengaruh bersama-

sama antar variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/60989/4/BAB III.pdf · 2020. 4. 12. · Manajemen laba juga dapat diartikan sebagai tindakan manjemen untuk memilih

30

koefisien determinasi (R2) adalah salah satu bentuk nilai statistik yang

dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh

antara dua variabel. Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

terikat.

Adapun pengujian hipotesis yang dilakukan yaitu:

a. Uji Serentak (Overall test)

Uji yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-

sama variabel bebas terhadap variabel terikat, uji ini dapat dilakukan

dengan melihat nilai probabilitas suatu variabel bebas dan

dibandingkan dengan tarif signifikansi.

Kesimpulan dari hasil uji ini adalah sebagai berikut :

H0 ditolak, jika nilai probabilitas > tarif signifikansi

H0 diterima, jika nilai probabilitas < tarif signifikansi

b. Uji Parsial (parsial test)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan

variasi variabel terikat (Kuncoro, 2003). Uji-t digunakan untuk

menguji koefisien regresi secara individu. Pengujian dilakukan dengan

melihat seberapa besar nilai probabilitas variabel bebas dibandingkan

dengan tarif signifikansi.

Kesimpulan dari hasil uji ini adalah sebagai berikut :

H0 ditolak, jika nilai probabilitas > tarif signifikansi

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/60989/4/BAB III.pdf · 2020. 4. 12. · Manajemen laba juga dapat diartikan sebagai tindakan manjemen untuk memilih

31

H0 diterima, jika nilai probabilitas < tarif signifikansi

c. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) adalah salah satu bentuk nilai

statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada

hubungan pengaruh antara dua variabel. Koefisien Determinasi (R2)

pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi (R2)

menunjukkan presentase variasi nilai variabel terikat yang dapat

dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Bila nilai R2

semakin mendekati 1, berarti semakin tepat suatu garis regresi

digunakan sebagai pendekatan. Sebaliknya semakin kecil nilai berarti

semakin tidak tepat garis regresi tersebut mewakili data dari hasil

observasi.

Jika nilai R2 sama dengan 1, maka pendekatan tersebut terdapat

kecocokan sempurna dan jika nilai R2 sama dengan 0, maka tidak ada

kecocokan pendekatan. Selain itu, koefisien determinasi (R2) ini juga

untuk mengukur besarnya kontribusi (persentase) dari jumlah variabel

terikat yang diterangkan oleh regresi atau untuk mengukur besarnya

sumbangan dari variabel bebas terhadap naik turunya nilai variabel

terikat. Sedangkan koefisien korelasi dapat dihitung dengan cara

menarik akar dari koefisien determinasi. Koefisien korelasi ini

digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel

dan mengetahui arah hubungan antara dua variabel, dimana batas-

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/60989/4/BAB III.pdf · 2020. 4. 12. · Manajemen laba juga dapat diartikan sebagai tindakan manjemen untuk memilih

32

batasnya ditentukan oleh -1≤ r ≤1. Bila r = 0 atau mendekati 0, maka

hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau tidak ada hubungan

sama sekali.

Bila r = +1 atau mendekati 1, maka korelasi antara variabel

dikatakan positif dan sangat kuat. Tanda positif (+) menyatakan

bahwa korelasi antara dua variabel adalah searah, artinya kenaikan

nilai X terjadi bersama-sama dengan kenaikan nilai Y, sedangkan bila

nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi sangat kuat dan negatif.

Tanda negatif (-) menyatakan bahwa kenaikan nilai X terjadi bersama-

sama dengan penurunan nilai.