13
28 Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan serangkaian startegi, yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang diperlukan, untuk mencapai tujuan penelitian dan menjawab masalah yang diteliti. Metode pada dasarnya merupakan alat yang digunakan untuk mencapai sesuatu. Dalam penelitian memiliki karakteristik yang komplek, tidak sekedar alat tetapi ada tujuan tertantu dengan menggunakan alat itu. Metode merupakan cara yang dilakukan oleh seseorang dalam mencapai tujuan, ketepatan penggunaan metode dalam penelitiian sangat menentukan objektivitas hasil penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Arikunto (2006: 10) menjelaskan bahwa “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi)”. Ciri-ciri metode deskriptif adalah sebagai berikut: 1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, danpada masalah-masalah aktual. 2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik). (Surakhmad, 1998: 140) Hasil dari metode deskriptif yang dilakukan adalah mendeskripsikan tingkat kesiapan implementasi e-learning pada pembelajaran di SMK terutama untuk BSK TIK. Penelitian kuantitatif menekankan objektivitas secara universal, tidak dipengaruhi oleh ruang dan waktu serta menginterpretasikan data yang ada melalui peraturan kuantitas berupa persentase.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3041/6/S_TE_0902699_Chapter3.pdfmerupakan pedoman yang merujuk pada acuan sebagai tahapan dalam melakukan penelitian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3041/6/S_TE_0902699_Chapter3.pdfmerupakan pedoman yang merujuk pada acuan sebagai tahapan dalam melakukan penelitian

28 Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan serangkaian startegi, yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang diperlukan, untuk mencapai

tujuan penelitian dan menjawab masalah yang diteliti. Metode pada dasarnya

merupakan alat yang digunakan untuk mencapai sesuatu. Dalam penelitian

memiliki karakteristik yang komplek, tidak sekedar alat tetapi ada tujuan tertantu

dengan menggunakan alat itu. Metode merupakan cara yang dilakukan oleh

seseorang dalam mencapai tujuan, ketepatan penggunaan metode dalam

penelitiian sangat menentukan objektivitas hasil penelitian. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Arikunto (2006: 10) menjelaskan bahwa “penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/menggambarkan variabel masa

lalu dan sekarang (sedang terjadi)”. Ciri-ciri metode deskriptif adalah sebagai

berikut:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa

sekarang, danpada masalah-masalah aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan

kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut

metode analitik).

(Surakhmad, 1998: 140)

Hasil dari metode deskriptif yang dilakukan adalah mendeskripsikan

tingkat kesiapan implementasi e-learning pada pembelajaran di SMK terutama

untuk BSK TIK. Penelitian kuantitatif menekankan objektivitas secara universal,

tidak dipengaruhi oleh ruang dan waktu serta menginterpretasikan data yang ada

melalui peraturan kuantitas berupa persentase.

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3041/6/S_TE_0902699_Chapter3.pdfmerupakan pedoman yang merujuk pada acuan sebagai tahapan dalam melakukan penelitian

29 Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Penelitian

Analitik

Deskriptif

Kualitatif

Kuantitatif

Persentase

Klasifikasi

Gambar 3.1 Metode penelitian

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3041/6/S_TE_0902699_Chapter3.pdfmerupakan pedoman yang merujuk pada acuan sebagai tahapan dalam melakukan penelitian

30

Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah alur pikir mengenai objek penelitian dalam

sebuah proses penelitian. Untuk memperjelas gambaran tentang variabel dalam

penelitian ini, penulis menyusun penelitian secara skematis dalam bentuk

paradigma sebagai berikut:

Sekolah

Menengah

Kejuruan

Guru dan Siswa

Jurusan Teknik

Komputer dan

Jaringan

Kelas XI

2012-2013

H

A

S

I

L

P

E

N

E

L

I

T

I

A

NKESIMPULAN

DAN SARAN

FEED BACK

Identifikasi tingkat kesiapan

SMK, Aspek yang diungkap:

1. Aspek Kompetensi

Pembelajaran Berbasis

TIK pada Implementasi

e-learning

2. Aspek Infrastruktur

Pembelajaran Berbasis

TIK pada Implementasi

e-learning

Implementasi e-learning di

SMK pada pembelajaran

Jurusan TKJ

Gambar 3.2 Paradigma penelitian

C. Alur Penelitian

Alur Penelitian adalah langkah-langkah yang diterapkan peneliti dalam

penelitian ini. Alur penelitian sangat diperlukan dalam sebuah penelitian, karena

merupakan pedoman yang merujuk pada acuan sebagai tahapan dalam melakukan

penelitian sehingga penelitian lebih sistematis dan terarah sesuai dengan rancana

yang telah ditetapkan. Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall,

dapat juga dilakukan dengan lebih sederhana melibatkan 5 langkah utama:

1. Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan

2. Mengembangkan produk awal

3. Validasi ahli dan revisi

4. Ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3041/6/S_TE_0902699_Chapter3.pdfmerupakan pedoman yang merujuk pada acuan sebagai tahapan dalam melakukan penelitian

31

Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5. Uji coba lapangan skala besar dan produk akhir

(Sugiyono, 2011:298)

Mulai

Identifikasi Masalah

Merumuskan Masalah

Menentukan Tujuan

Menentukan Metode Penelitian

Pengumpulan Data

Observasi awal

Penyebaran angket uji cba

Menentukkan

Populasi dan Sampel

Menyusun Instrumen

Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas

2. Uji Reabilitas

Teknik Analisis Data

1. Perhitungan Persentase

2. Uji Kecenderungan

Kesimpulan

Pembahasan

Selesai

Penyebaran angket

Gambar 3.3 Langkah-langkah penelitian

D. Data Penelitian dan Sumber Data

1. Data penelitian

Data adalah hasil pencatatan penelitian, baik berupa fakta ataupun angka.

Menurut pendapat Arikunto (2006: 118) disebutkan bahwa “Data adalah segala

fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi,

sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu

keperluan”. Data diperlukan untuk menjawab masalah penelitian yang

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3041/6/S_TE_0902699_Chapter3.pdfmerupakan pedoman yang merujuk pada acuan sebagai tahapan dalam melakukan penelitian

32

Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dirumuskan. Dengan data yang diperlukan tersebut, maka dapat disusun bahan

informasi yang nantinya untuk memecahkan atau menyelesaikan permasalahan

yang diteliti. Adapun data yang diperlukan pada penelitian ini adalah data yang

ada hubungannya dengan hal-hal sebagai berikut:

a. Pemahaman dan pengetahuan dasar tentang e-learning, kompetensi berbasis

TIK, interaksi siswa, infrastruktur TIK, serta kemampuan ekonomi orang tua

siswa yang didapat melalui angket dan dokumentasi yang disebar kepada

siswa dan guru BSK TIK

b. Jumlah siswa Jurusan BSK TIK

c. Bahan-bahan pustaka untuk mengkaji beberapa teori umum yang relevan

dengan permasalahan penelitian.

2. Sumber data

Menurut Arikunto (2006: 129) pengertian sumber data adalah, “Sumber

data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh apabila peneliti

menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka

sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab

pertanyaan-pertanyaan tertulis maupun lisan”. Adapun sumber penelitian ini

diperoleh dari guru dan siswa Jurusan Teknik Komputer dan Jaringandi SMKN 1

Cihampelas, SMKN 1 Katapang, dan SMKN 1 Cimahi.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Kegiatan suatu penelitian selalu berhubungan dengan objek penelitian

yang merupakan sumber utama untuk memperoleh data yang diperlukan. Menurut

Arikunto (2006: 130), “Populasi adalah keseluruhan subjek peneliti”, sedangkan

menurut Sugiyono (2006: 90) mengenai populasi ini mengatakan bahwa:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3041/6/S_TE_0902699_Chapter3.pdfmerupakan pedoman yang merujuk pada acuan sebagai tahapan dalam melakukan penelitian

33

Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Populasi dalam suatu penelitian merupakan keseluruhan objek yang dapat

dijadikan sumber penelitian, berbentuk benda-benda, manusia ataupun peristiwa-

peristiwa yang terjadi sebagai objek atau sasaran penelitian, sesuai dengan

lingkup penelitian. Adapun populasi yang berkenaan dengan penelitian ini adalah

guru-guru dan siswa Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1

Cihampelas, SMKN 1 Cimahi, dan SMKN 1 Katapang Kelas XI, untuk lebih rinci

lagi lihat tabel berikut.

Tabel 3.1 Jumlah populasi pada subjek penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Guru

Produktif TKJ

TIK

Jumlah Kelas Jumlah

Siswa

a. SMKN 1 Cihampelas 8 Orang 2 Kelas XI 68Orang

b. SMKN 1 Cimahi 11 Orang 2 Kelas XI 62 Orang

c. SMKN 1 Katapang 10 Orang 2 Kelas XI 64 Orang

Jumlah 29 Orang 6 Kelas 194Orang

Menurut rincian tabel di atas, disebutkan ada jumlah populasi subjek

penelitian sebanyak 29 orang guru dan 194 orang siswa dari 6 kelas jurusan TKJ.

Sehingga jumlah seluruh populasinya menjadi 223 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian yang diteliti dengan cara tertentu untuk mewakili

keseluruhan kelompok populasi. Menurut Surakhmad (1998: 93) “Sampel adalah

cuplikan dari populasi yang dipandang memiliki segala sifat utama populasi dan

mewakili seluruh populasi untuk diteliti secara nyata dalam jumlah tertentu”. Dan

pada halaman berikutnya dikemukakan bahwa:

“Apabila populasi sebanyak kurang/sama dengan 100, pengambilan

sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran

populasi sebanyak kurang/sama dengan 1000, penganmbilan sampel

sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi”.

Sedangkan menurut Arikunto (2006: 131) untuk menentukan jumlah

sampel penelitian dapat juga digunakan aturan seperti ini: “untuk sekedar

gambaran apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3041/6/S_TE_0902699_Chapter3.pdfmerupakan pedoman yang merujuk pada acuan sebagai tahapan dalam melakukan penelitian

34

Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya

besar dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25%”.

Pengambilan sampel pada penelitian ini, mengacu pada pendapat-pendapat

di atas. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 81 orang dari 223 orang terdiri dari

siswa dan guru atau sekitar 36,3%, perhitungan sampelnya sebagai berikut 223

orang x 36,3% = 80,95 orang,digenapkan menjadi 81 orang. Sedangkanuntuk data

uji coba diambil sebanyak 35 orang, jadi jumlah data keseluruhan sebanyak 81 +

35 = 116 orang, atau sekitar 52% dari jumlah populasi.

Tabel 3.2 Jumlah sampel pada subjek penelitian

No Nama Sekolah Jumlah

Guru

TIK

Jumlah Kelas Jumlah

Siswa

1. SMKN 1 Cihampelas 8 Orang 1 Kelas XI TKJ 15 Orang

2. SMKN 1 Cimahi 5 Orang 1 Kelas XI TKJ 23 Orang

3. SMKN 1 Katapang 10 Orang 1 Kelas XII TKJ 20 Orang

Jumlah 23Orang 3 Kelas 58 Orang

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data dalam penelitian yang dikehendaki, penulis

menggunakan beberapa teknik pengambilan data dalam penelitian ini seperti:

a. Teknik observasi

Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data awal yang subjektif

tentang responden dan lokasi penelitian. Seperti jumlah guru dan siswa kelas XI

Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, fasilitas berbasis TIK, dan metode

pembelajaran di SMK.

b. Teknik Angket.

Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran

seperangkat daftar pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi anggota

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3041/6/S_TE_0902699_Chapter3.pdfmerupakan pedoman yang merujuk pada acuan sebagai tahapan dalam melakukan penelitian

35

Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sampel. Penggunaan angket sebagai teknik pengumpulan data mempunyai

keuntungan sebagai berikut:

1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.

3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing- masing

dan menurut waktu senggang responden.

4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak

malu-malu dalam memberikan jawaban.

5) Dapat dibuat dengan standar tertentu, sehingga bagi semua

responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

Arikunto (2006: 152)

Teknik angket ini digunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat

kesiapan siswa dalam implementasi e-learning pada pembelajaran di Jurusan TKJ

SMKN 1 Cihampelas Bandung Barat.

Mulai

Menentukan pokok bahasan

Menyusun kisi-kisi

Menentukan objek

Uji coba instrumen

Uji validitas item

Valid?

Ya

Tidak

Uji reabilitas item

Reabel?

Dibuang

Perhitungan persentase

dan uji kecenderungan

Selesai

Ya

TidakDiulang

Pembuatan instrumen

Gambar 3.4 Langkah-langkah penyusunan dan pengolahan intrumen

2. Instrumen penelitian

Menurut Arikunto (2006: 149), yang dimaksud dengan “instrumen adalah

alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode”. Instrumen yang

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3041/6/S_TE_0902699_Chapter3.pdfmerupakan pedoman yang merujuk pada acuan sebagai tahapan dalam melakukan penelitian

36

Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah angket

(kuisioner) yang disebar kepada siswa Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.

Beberapa halyang menyangkut isi angket yang digunakan adalah dipandang dari

cara menjawab, kuesioner yang digunakan bersifat tertutup dimana alternatif

jawaban sudah disediakan sehingga responden hanya memilih dan dipandang dari

jawaban, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner langsung dimana responden

memberikan jawaban tentang pendapatnya.

Kisi-kisi instrumen memuat indikator-indikator yang akan diukur dari

aspek-aspek yang telah ditetapkan yang kemudian dijabarkan dalam butir-butir

pernyataan. Sehubungan dengan bidang masalah yang peneliti teliti adalah

mengenai tingkat kesiapanyang dapat berupa pendapat atau penilaian, maka

model angket yang digunakan peneliti adalah model skala Likert. Model Likert

memberikan suatu nilai skala untuk setiap alternatif jawaban yang berjumlah lima

kategori. Dengan demikian instrumen itu akan menghasilkan total skor bagi tiap

responden. Skala ini terdiri dari sejumlah pernyataan yang semuanya

menunjukkan sikap terhadap suatu objek tertentu yang akan diukur. Untuk setiap

pernyataan dalam angket penelitian disediakan lima altematif jawaban yang terdiri

dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat

Tidak Setuju (STS). Pernyataan dibuat bervariasi antara pernyataan positif dan

pernyataan negatif. Cara pemberian nilai pada pernyataan positif dan pernyataan

negatif adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Pemberian alternatif jawaban angket

Alternatif Jawaban SS S S TS STS

Positif (+) 5 4 3 2 1

Negatif (-) 1 2 3 4 5

Agar instrumen yang digunakan memiliki keampuhan dalam pengukuran,

maka instrumen perlu diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat

validitas dan reliabilitas instrumennya, karena keampuhan instrumen sangat

berpengaruh terhadap mutu penelitian itu sendiri.

G. Uji Instrumen Penelitian

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3041/6/S_TE_0902699_Chapter3.pdfmerupakan pedoman yang merujuk pada acuan sebagai tahapan dalam melakukan penelitian

37

Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Uji instrumen penelitian bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas

agar dapat memberikan gambaran atau hasil yang dapat dipercaya untuk

memperoleh data yang dapat dipertanggung jawabkan.

1. Uji validitas angket

Instrumen dikatakan valid artinya alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data itu valid sehingga artinya instrumen itu dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Dari pengertian tersebut dapat diartikan

bahwa valid itu mengukur apa yang hendak diukur (ketepatan). Untuk menguji

validitas angket digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

r y ( ) ( )

√( 2 ( )2)( 2 ( )2)

(Arikunto, 2008: 72)

dengan: rxy = koefisien korelasiantara variabel X dan Y

X = skor tiap butir soal,

Y = skor total tiap butir soal,

N = jumlah responden uji coba.

Setelah rxy diperoleh kemudian masukan ke rumus uji t sebagai berikut:

(Sudjana, 2002: 37)

dengan: t = uji signifikan korelasi,

r = koefisien korelasi,

n = jumlah responden uji coba.

Kriteria pengujian item adalah jika thitung>ttabel pada tingkat kepercayaan

95% dan derajat kebebasan (dk = n-2), maka item tersebut signifikan atau valid.

2. Uji reliabilitas angket

Reliabilitas alat ukur adalah ketepatan atau keajegan alat ukur tersebut

dalam mengukur apa yang diukurnya, artinya kapan pun alat ukur tersebut

digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Untuk menguji reliabilitas alat

ukur dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha. Adapun langkah-langkah

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3041/6/S_TE_0902699_Chapter3.pdfmerupakan pedoman yang merujuk pada acuan sebagai tahapan dalam melakukan penelitian

38

Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha dan tabel Pedoman kriteria

penafsiran r11 adalah sebagai berikut:

a. Langkah 1: Menghitung Varians skor tiap-tiap item dengan rumus:

( )

(Arikunto, 2006: 184),

dengan: = harga varians setiap item angket,

2

= jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap item angket,

( )2

= kuadrat skor seluruh responden dari setiap item angket, dan

N = jumlah responden.

b. Langkah 2: Menghitung varians total dengan rumus:

( )

(Arikunto, 2006: 184)

dengan: = harga varian total,

2

= jumlah kuadrat total,

( )2

= jumlah kuadrat skor seluruh responden dijumlahkan,

N = jumlah responden.

c. Langkah 3: Memasukkan nilai Alpha dengan rumus:

(

) (

)

(Arikunto, 2006: 188)

dengan: r11 = reliabilitas intrumen,

k = banyaknya item,

= jumlah varian item,

Tabel 3.4 Interprestasi nilai r

Koefisien korelasi Interpretasi

0,80-1,00 Sangat siap

0,60-0,79 Siap

0,40-0,59 Cukup siap

0,20-0,39 Tidak siap

0,00-0,19 Sangat tidak siap

Arikunto (2008: 75)

H. Teknik Analisis Data

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3041/6/S_TE_0902699_Chapter3.pdfmerupakan pedoman yang merujuk pada acuan sebagai tahapan dalam melakukan penelitian

39

Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Data dalam penelitian ini berupa angka-angka, sehingga perlu diolah dan

dianalisis untuk proses penarikan kesimpulan yang akurat. Pengolahan data dan

analisis data dilakukan melalui suatu proses yaitu menyusun, mengkategorikan

data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk

mendapatkan maknanya.

1. Perhitungan persentase

Perhitungan persentase dimaksudkan untuk mengetahui status sesuatu

yang dipersentasekan dan disajikan tetap berupa persen, untuk setiap

kemungkinan jawaban dapat diperoleh dengan cara membagi frekuensi jawaban

dengan jumlah responden, kemudian dikalikan dengan 100% atau tahap

kemungkinan dengan rumus:

atau

dengan: nilai maks 5 item responden

P = Persentase

f0 = Frekuensi jawaban

N = Jumlah responden.

Rumus P1 digunakan untuk mengetahui jumlah responden yang memenuhi

kriteria-kriteria yang ditentukan, sedangkan rumus P2 digunakan untuk

menentukan persentase tingkat kesiapan setiap SMK. Persentase jawaban yang

diperoleh selanjutnya diinterpretasi melalui interval yang dibuat menjadi lima

kriteria yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah, dihitung dari

persentase maksimum yang didapat yaitu 100%. Kemudian persentase tersebut

dibagi lima bagian sama besar yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kriteria penafsiran persentase data

Persen (%) Interpretasi

81% - 100% Sangat tinggi

61% - 80% Tinggi

41% - 60% Cukup

21% - 40% Rendah

< 21% Sangat rendah

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3041/6/S_TE_0902699_Chapter3.pdfmerupakan pedoman yang merujuk pada acuan sebagai tahapan dalam melakukan penelitian

40

Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Uji kecenderungan

Perhitungan uji kecenderungan dilakukan untuk mengetahui

kecenderungan suatu data berdasarkan kriteria melalui skala penilaian yang telah

ditetapkan sebelumnya. Langkah perhitungan uji kecenderungan; a. Menghitung

rata-rata dan simpangan baku dari masing-masing aspek, b. Menentukan skala

skor mentah.

Tabel 3.6 Skala skor mentah

Skala skor Kriteria

X ≥ M + 1,5. SD Sangat Siap/Sangat Baik

M + 0,5. SD ≤ X< M + 0,5. SD Siap/Baik

M - 0,5. SD ≤ x <M + 0,5. SD Cukup Siap/Cukup Baik

M - 1,5. SD≤ x < M - 0,5. SD Kurang Siap/Kurang Baik

X < M - 1,5. SD Tidak Siap/Tidak Baik

Penentuan jarak 1,5SD untuk kategori ini didasarkan pada kurva distribusi normal

yang secara teori berjarak enam simpangan baku (6SD). Untuk menghitung

besarnya rerata ideal (M) dan simpangan baku ideal (SD) digunakan rumus; M =

1/2 (nilai ideal tertinggi + nilai ideal terendah), SD = 1/6 (nilai ideal tertinggi-nilai

ideal terendah), dan c. Menentukan frekuensi dan membuat persentase untuk

menafsirkan data kecenderungan aspek dan indikator.