28 Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan serangkaian startegi, yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang diperlukan, untuk mencapai
tujuan penelitian dan menjawab masalah yang diteliti. Metode pada dasarnya
merupakan alat yang digunakan untuk mencapai sesuatu. Dalam penelitian
memiliki karakteristik yang komplek, tidak sekedar alat tetapi ada tujuan tertantu
dengan menggunakan alat itu. Metode merupakan cara yang dilakukan oleh
seseorang dalam mencapai tujuan, ketepatan penggunaan metode dalam
penelitiian sangat menentukan objektivitas hasil penelitian. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Arikunto (2006: 10) menjelaskan bahwa “penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/menggambarkan variabel masa
lalu dan sekarang (sedang terjadi)”. Ciri-ciri metode deskriptif adalah sebagai
berikut:
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa
sekarang, danpada masalah-masalah aktual.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan
kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut
metode analitik).
(Surakhmad, 1998: 140)
Hasil dari metode deskriptif yang dilakukan adalah mendeskripsikan
tingkat kesiapan implementasi e-learning pada pembelajaran di SMK terutama
untuk BSK TIK. Penelitian kuantitatif menekankan objektivitas secara universal,
tidak dipengaruhi oleh ruang dan waktu serta menginterpretasikan data yang ada
melalui peraturan kuantitas berupa persentase.
29 Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Penelitian
Analitik
Deskriptif
Kualitatif
Kuantitatif
Persentase
Klasifikasi
Gambar 3.1 Metode penelitian
30
Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
B. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah alur pikir mengenai objek penelitian dalam
sebuah proses penelitian. Untuk memperjelas gambaran tentang variabel dalam
penelitian ini, penulis menyusun penelitian secara skematis dalam bentuk
paradigma sebagai berikut:
Sekolah
Menengah
Kejuruan
Guru dan Siswa
Jurusan Teknik
Komputer dan
Jaringan
Kelas XI
2012-2013
H
A
S
I
L
P
E
N
E
L
I
T
I
A
NKESIMPULAN
DAN SARAN
FEED BACK
Identifikasi tingkat kesiapan
SMK, Aspek yang diungkap:
1. Aspek Kompetensi
Pembelajaran Berbasis
TIK pada Implementasi
e-learning
2. Aspek Infrastruktur
Pembelajaran Berbasis
TIK pada Implementasi
e-learning
Implementasi e-learning di
SMK pada pembelajaran
Jurusan TKJ
Gambar 3.2 Paradigma penelitian
C. Alur Penelitian
Alur Penelitian adalah langkah-langkah yang diterapkan peneliti dalam
penelitian ini. Alur penelitian sangat diperlukan dalam sebuah penelitian, karena
merupakan pedoman yang merujuk pada acuan sebagai tahapan dalam melakukan
penelitian sehingga penelitian lebih sistematis dan terarah sesuai dengan rancana
yang telah ditetapkan. Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall,
dapat juga dilakukan dengan lebih sederhana melibatkan 5 langkah utama:
1. Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan
2. Mengembangkan produk awal
3. Validasi ahli dan revisi
4. Ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk
31
Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5. Uji coba lapangan skala besar dan produk akhir
(Sugiyono, 2011:298)
Mulai
Identifikasi Masalah
Merumuskan Masalah
Menentukan Tujuan
Menentukan Metode Penelitian
Pengumpulan Data
Observasi awal
Penyebaran angket uji cba
Menentukkan
Populasi dan Sampel
Menyusun Instrumen
Uji Coba Instrumen
1. Uji Validitas
2. Uji Reabilitas
Teknik Analisis Data
1. Perhitungan Persentase
2. Uji Kecenderungan
Kesimpulan
Pembahasan
Selesai
Penyebaran angket
Gambar 3.3 Langkah-langkah penelitian
D. Data Penelitian dan Sumber Data
1. Data penelitian
Data adalah hasil pencatatan penelitian, baik berupa fakta ataupun angka.
Menurut pendapat Arikunto (2006: 118) disebutkan bahwa “Data adalah segala
fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi,
sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu
keperluan”. Data diperlukan untuk menjawab masalah penelitian yang
32
Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dirumuskan. Dengan data yang diperlukan tersebut, maka dapat disusun bahan
informasi yang nantinya untuk memecahkan atau menyelesaikan permasalahan
yang diteliti. Adapun data yang diperlukan pada penelitian ini adalah data yang
ada hubungannya dengan hal-hal sebagai berikut:
a. Pemahaman dan pengetahuan dasar tentang e-learning, kompetensi berbasis
TIK, interaksi siswa, infrastruktur TIK, serta kemampuan ekonomi orang tua
siswa yang didapat melalui angket dan dokumentasi yang disebar kepada
siswa dan guru BSK TIK
b. Jumlah siswa Jurusan BSK TIK
c. Bahan-bahan pustaka untuk mengkaji beberapa teori umum yang relevan
dengan permasalahan penelitian.
2. Sumber data
Menurut Arikunto (2006: 129) pengertian sumber data adalah, “Sumber
data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh apabila peneliti
menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka
sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan tertulis maupun lisan”. Adapun sumber penelitian ini
diperoleh dari guru dan siswa Jurusan Teknik Komputer dan Jaringandi SMKN 1
Cihampelas, SMKN 1 Katapang, dan SMKN 1 Cimahi.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Kegiatan suatu penelitian selalu berhubungan dengan objek penelitian
yang merupakan sumber utama untuk memperoleh data yang diperlukan. Menurut
Arikunto (2006: 130), “Populasi adalah keseluruhan subjek peneliti”, sedangkan
menurut Sugiyono (2006: 90) mengenai populasi ini mengatakan bahwa:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”
33
Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Populasi dalam suatu penelitian merupakan keseluruhan objek yang dapat
dijadikan sumber penelitian, berbentuk benda-benda, manusia ataupun peristiwa-
peristiwa yang terjadi sebagai objek atau sasaran penelitian, sesuai dengan
lingkup penelitian. Adapun populasi yang berkenaan dengan penelitian ini adalah
guru-guru dan siswa Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1
Cihampelas, SMKN 1 Cimahi, dan SMKN 1 Katapang Kelas XI, untuk lebih rinci
lagi lihat tabel berikut.
Tabel 3.1 Jumlah populasi pada subjek penelitian
No Nama Sekolah Jumlah Guru
Produktif TKJ
TIK
Jumlah Kelas Jumlah
Siswa
a. SMKN 1 Cihampelas 8 Orang 2 Kelas XI 68Orang
b. SMKN 1 Cimahi 11 Orang 2 Kelas XI 62 Orang
c. SMKN 1 Katapang 10 Orang 2 Kelas XI 64 Orang
Jumlah 29 Orang 6 Kelas 194Orang
Menurut rincian tabel di atas, disebutkan ada jumlah populasi subjek
penelitian sebanyak 29 orang guru dan 194 orang siswa dari 6 kelas jurusan TKJ.
Sehingga jumlah seluruh populasinya menjadi 223 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diteliti dengan cara tertentu untuk mewakili
keseluruhan kelompok populasi. Menurut Surakhmad (1998: 93) “Sampel adalah
cuplikan dari populasi yang dipandang memiliki segala sifat utama populasi dan
mewakili seluruh populasi untuk diteliti secara nyata dalam jumlah tertentu”. Dan
pada halaman berikutnya dikemukakan bahwa:
“Apabila populasi sebanyak kurang/sama dengan 100, pengambilan
sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran
populasi sebanyak kurang/sama dengan 1000, penganmbilan sampel
sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi”.
Sedangkan menurut Arikunto (2006: 131) untuk menentukan jumlah
sampel penelitian dapat juga digunakan aturan seperti ini: “untuk sekedar
gambaran apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
34
Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya
besar dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25%”.
Pengambilan sampel pada penelitian ini, mengacu pada pendapat-pendapat
di atas. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 81 orang dari 223 orang terdiri dari
siswa dan guru atau sekitar 36,3%, perhitungan sampelnya sebagai berikut 223
orang x 36,3% = 80,95 orang,digenapkan menjadi 81 orang. Sedangkanuntuk data
uji coba diambil sebanyak 35 orang, jadi jumlah data keseluruhan sebanyak 81 +
35 = 116 orang, atau sekitar 52% dari jumlah populasi.
Tabel 3.2 Jumlah sampel pada subjek penelitian
No Nama Sekolah Jumlah
Guru
TIK
Jumlah Kelas Jumlah
Siswa
1. SMKN 1 Cihampelas 8 Orang 1 Kelas XI TKJ 15 Orang
2. SMKN 1 Cimahi 5 Orang 1 Kelas XI TKJ 23 Orang
3. SMKN 1 Katapang 10 Orang 1 Kelas XII TKJ 20 Orang
Jumlah 23Orang 3 Kelas 58 Orang
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data dalam penelitian yang dikehendaki, penulis
menggunakan beberapa teknik pengambilan data dalam penelitian ini seperti:
a. Teknik observasi
Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data awal yang subjektif
tentang responden dan lokasi penelitian. Seperti jumlah guru dan siswa kelas XI
Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, fasilitas berbasis TIK, dan metode
pembelajaran di SMK.
b. Teknik Angket.
Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran
seperangkat daftar pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi anggota
35
Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sampel. Penggunaan angket sebagai teknik pengumpulan data mempunyai
keuntungan sebagai berikut:
1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing- masing
dan menurut waktu senggang responden.
4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak
malu-malu dalam memberikan jawaban.
5) Dapat dibuat dengan standar tertentu, sehingga bagi semua
responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Arikunto (2006: 152)
Teknik angket ini digunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat
kesiapan siswa dalam implementasi e-learning pada pembelajaran di Jurusan TKJ
SMKN 1 Cihampelas Bandung Barat.
Mulai
Menentukan pokok bahasan
Menyusun kisi-kisi
Menentukan objek
Uji coba instrumen
Uji validitas item
Valid?
Ya
Tidak
Uji reabilitas item
Reabel?
Dibuang
Perhitungan persentase
dan uji kecenderungan
Selesai
Ya
TidakDiulang
Pembuatan instrumen
Gambar 3.4 Langkah-langkah penyusunan dan pengolahan intrumen
2. Instrumen penelitian
Menurut Arikunto (2006: 149), yang dimaksud dengan “instrumen adalah
alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode”. Instrumen yang
36
Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah angket
(kuisioner) yang disebar kepada siswa Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.
Beberapa halyang menyangkut isi angket yang digunakan adalah dipandang dari
cara menjawab, kuesioner yang digunakan bersifat tertutup dimana alternatif
jawaban sudah disediakan sehingga responden hanya memilih dan dipandang dari
jawaban, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner langsung dimana responden
memberikan jawaban tentang pendapatnya.
Kisi-kisi instrumen memuat indikator-indikator yang akan diukur dari
aspek-aspek yang telah ditetapkan yang kemudian dijabarkan dalam butir-butir
pernyataan. Sehubungan dengan bidang masalah yang peneliti teliti adalah
mengenai tingkat kesiapanyang dapat berupa pendapat atau penilaian, maka
model angket yang digunakan peneliti adalah model skala Likert. Model Likert
memberikan suatu nilai skala untuk setiap alternatif jawaban yang berjumlah lima
kategori. Dengan demikian instrumen itu akan menghasilkan total skor bagi tiap
responden. Skala ini terdiri dari sejumlah pernyataan yang semuanya
menunjukkan sikap terhadap suatu objek tertentu yang akan diukur. Untuk setiap
pernyataan dalam angket penelitian disediakan lima altematif jawaban yang terdiri
dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat
Tidak Setuju (STS). Pernyataan dibuat bervariasi antara pernyataan positif dan
pernyataan negatif. Cara pemberian nilai pada pernyataan positif dan pernyataan
negatif adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Pemberian alternatif jawaban angket
Alternatif Jawaban SS S S TS STS
Positif (+) 5 4 3 2 1
Negatif (-) 1 2 3 4 5
Agar instrumen yang digunakan memiliki keampuhan dalam pengukuran,
maka instrumen perlu diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat
validitas dan reliabilitas instrumennya, karena keampuhan instrumen sangat
berpengaruh terhadap mutu penelitian itu sendiri.
G. Uji Instrumen Penelitian
37
Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Uji instrumen penelitian bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas
agar dapat memberikan gambaran atau hasil yang dapat dipercaya untuk
memperoleh data yang dapat dipertanggung jawabkan.
1. Uji validitas angket
Instrumen dikatakan valid artinya alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data itu valid sehingga artinya instrumen itu dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Dari pengertian tersebut dapat diartikan
bahwa valid itu mengukur apa yang hendak diukur (ketepatan). Untuk menguji
validitas angket digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
r y ( ) ( )
√( 2 ( )2)( 2 ( )2)
(Arikunto, 2008: 72)
dengan: rxy = koefisien korelasiantara variabel X dan Y
X = skor tiap butir soal,
Y = skor total tiap butir soal,
N = jumlah responden uji coba.
Setelah rxy diperoleh kemudian masukan ke rumus uji t sebagai berikut:
√
(Sudjana, 2002: 37)
dengan: t = uji signifikan korelasi,
r = koefisien korelasi,
n = jumlah responden uji coba.
Kriteria pengujian item adalah jika thitung>ttabel pada tingkat kepercayaan
95% dan derajat kebebasan (dk = n-2), maka item tersebut signifikan atau valid.
2. Uji reliabilitas angket
Reliabilitas alat ukur adalah ketepatan atau keajegan alat ukur tersebut
dalam mengukur apa yang diukurnya, artinya kapan pun alat ukur tersebut
digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Untuk menguji reliabilitas alat
ukur dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha. Adapun langkah-langkah
38
Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha dan tabel Pedoman kriteria
penafsiran r11 adalah sebagai berikut:
a. Langkah 1: Menghitung Varians skor tiap-tiap item dengan rumus:
( )
(Arikunto, 2006: 184),
dengan: = harga varians setiap item angket,
2
= jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap item angket,
( )2
= kuadrat skor seluruh responden dari setiap item angket, dan
N = jumlah responden.
b. Langkah 2: Menghitung varians total dengan rumus:
( )
(Arikunto, 2006: 184)
dengan: = harga varian total,
2
= jumlah kuadrat total,
( )2
= jumlah kuadrat skor seluruh responden dijumlahkan,
N = jumlah responden.
c. Langkah 3: Memasukkan nilai Alpha dengan rumus:
(
) (
)
(Arikunto, 2006: 188)
dengan: r11 = reliabilitas intrumen,
k = banyaknya item,
= jumlah varian item,
Tabel 3.4 Interprestasi nilai r
Koefisien korelasi Interpretasi
0,80-1,00 Sangat siap
0,60-0,79 Siap
0,40-0,59 Cukup siap
0,20-0,39 Tidak siap
0,00-0,19 Sangat tidak siap
Arikunto (2008: 75)
H. Teknik Analisis Data
39
Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Data dalam penelitian ini berupa angka-angka, sehingga perlu diolah dan
dianalisis untuk proses penarikan kesimpulan yang akurat. Pengolahan data dan
analisis data dilakukan melalui suatu proses yaitu menyusun, mengkategorikan
data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk
mendapatkan maknanya.
1. Perhitungan persentase
Perhitungan persentase dimaksudkan untuk mengetahui status sesuatu
yang dipersentasekan dan disajikan tetap berupa persen, untuk setiap
kemungkinan jawaban dapat diperoleh dengan cara membagi frekuensi jawaban
dengan jumlah responden, kemudian dikalikan dengan 100% atau tahap
kemungkinan dengan rumus:
atau
dengan: nilai maks 5 item responden
P = Persentase
f0 = Frekuensi jawaban
N = Jumlah responden.
Rumus P1 digunakan untuk mengetahui jumlah responden yang memenuhi
kriteria-kriteria yang ditentukan, sedangkan rumus P2 digunakan untuk
menentukan persentase tingkat kesiapan setiap SMK. Persentase jawaban yang
diperoleh selanjutnya diinterpretasi melalui interval yang dibuat menjadi lima
kriteria yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah, dihitung dari
persentase maksimum yang didapat yaitu 100%. Kemudian persentase tersebut
dibagi lima bagian sama besar yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kriteria penafsiran persentase data
Persen (%) Interpretasi
81% - 100% Sangat tinggi
61% - 80% Tinggi
41% - 60% Cukup
21% - 40% Rendah
< 21% Sangat rendah
40
Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Uji kecenderungan
Perhitungan uji kecenderungan dilakukan untuk mengetahui
kecenderungan suatu data berdasarkan kriteria melalui skala penilaian yang telah
ditetapkan sebelumnya. Langkah perhitungan uji kecenderungan; a. Menghitung
rata-rata dan simpangan baku dari masing-masing aspek, b. Menentukan skala
skor mentah.
Tabel 3.6 Skala skor mentah
Skala skor Kriteria
X ≥ M + 1,5. SD Sangat Siap/Sangat Baik
M + 0,5. SD ≤ X< M + 0,5. SD Siap/Baik
M - 0,5. SD ≤ x <M + 0,5. SD Cukup Siap/Cukup Baik
M - 1,5. SD≤ x < M - 0,5. SD Kurang Siap/Kurang Baik
X < M - 1,5. SD Tidak Siap/Tidak Baik
Penentuan jarak 1,5SD untuk kategori ini didasarkan pada kurva distribusi normal
yang secara teori berjarak enam simpangan baku (6SD). Untuk menghitung
besarnya rerata ideal (M) dan simpangan baku ideal (SD) digunakan rumus; M =
1/2 (nilai ideal tertinggi + nilai ideal terendah), SD = 1/6 (nilai ideal tertinggi-nilai
ideal terendah), dan c. Menentukan frekuensi dan membuat persentase untuk
menafsirkan data kecenderungan aspek dan indikator.