53
114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs NEGERI MODEL BREBES Pembahasan dalam bab ini meliputi; Pertama, gambaran umum Madrasah Tsanamiyah Negeri Model Brebes yang terdiri dari sejarah dan perkembangan madrasah, visi dan misi madrasah, struktur organisasi, perencanaan Program Kerja Madrasah, serta sumber dana/ keuangan. Kedua, penerapan manajemen peningkatan mutu terpadu di Madrasah Tasanawiyah Negeri Model Brebes yang pembahasannya meliputi; kepemimpinan kepala sekolah, struktur organisasi, hubungan kerjasama, program peningkatan mutu pendidikan, dan strategi peningkatan mutu pendidikan Ketiga, keunggulan model manajemen peningkatan mutu terpadu pendidikan di MTs Negeri Model Brebes yang meliputi; model manajemen peningkatan mutu terpadu pendidikan, dan keunggulan model manajemen peningkatan mutu terpadu pendidikan di MTs Negeri Model Brebes. A. GAMBARAN UMUM 1. Tinjauan Historis MTsN Model Brebes didirikan pada tahun 1979 awalnya madrasah swasta yang bertempat di ponpes Annidhom Nurul huda Gamprit Brebes, kemudian menjadi filial tahun 1982, dan menjadi Negeri tahun 1994 serta mendapat penghargaan dan kehormatan dari kanwil Prop. Jawa Tengah karena prestasi dan jumlah peserta didik yang banyak ± 1322 siswa, maka mendapat predikat MTs Model pada tahun 1998 yang dipimpin oleh H. Jalaludin. Pemimpin madrasah yang pernah bertugas di MTsN Model Brebes adalah sebagai berikut:

BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

114

BAB III

MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU

PENDIDIKAN MTs NEGERI MODEL BREBES

Pembahasan dalam bab ini meliputi; Pertama, gambaran umum Madrasah

Tsanamiyah Negeri Model Brebes yang terdiri dari sejarah dan perkembangan

madrasah, visi dan misi madrasah, struktur organisasi, perencanaan Program

Kerja Madrasah, serta sumber dana/ keuangan. Kedua, penerapan manajemen

peningkatan mutu terpadu di Madrasah Tasanawiyah Negeri Model Brebes yang

pembahasannya meliputi; kepemimpinan kepala sekolah, struktur organisasi,

hubungan kerjasama, program peningkatan mutu pendidikan, dan strategi

peningkatan mutu pendidikan Ketiga, keunggulan model manajemen peningkatan

mutu terpadu pendidikan di MTs Negeri Model Brebes yang meliputi; model

manajemen peningkatan mutu terpadu pendidikan, dan keunggulan model

manajemen peningkatan mutu terpadu pendidikan di MTs Negeri Model Brebes.

A. GAMBARAN UMUM

1. Tinjauan Historis

MTsN Model Brebes didirikan pada tahun 1979 awalnya madrasah swasta

yang bertempat di ponpes Annidhom Nurul huda Gamprit Brebes, kemudian

menjadi filial tahun 1982, dan menjadi Negeri tahun 1994 serta mendapat

penghargaan dan kehormatan dari kanwil Prop. Jawa Tengah karena prestasi

dan jumlah peserta didik yang banyak ± 1322 siswa, maka mendapat predikat

MTs Model pada tahun 1998 yang dipimpin oleh H. Jalaludin. Pemimpin

madrasah yang pernah bertugas di MTsN Model Brebes adalah sebagai berikut:

Page 2: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

115

Tabel 3.1

No Nama Periode Tugas

1. Zaenal Arifin 1979 – 1986

2. Drs. H. Jalaludin 1986 – 2001

3. Drs. H. Muharrom Hasan Hadiwijaya 2001 – 2004

4. Drs. H. Wahidin 2004 – 2009

5. Drs. Muh. Muntoyo, M.Pd. 2009 – sekarang

Secara geografis, MTsN Model Brebes berada di lingkungan strategis,

yaitu kompleks Islamic Centre, berada di pinggir jalan raya, meskipun bukan

jalan utama. Dari berbagai arah, MTsN Model Brebes mudah dijangkau dengan

berbagai alat transportasi, termasuk kendaraan umum. Pada sisi lain,

masyarakat Brebes juga mempunyai respon baik terhadap keberadaannya,

begitu pula partisipasi pada warga dalam menghidupkan MTsN Model Brebes

juga sangat baik, terutama dalah menyekolahkan putra-putrinya. Terbukti

dengan siswa MTsN Model Brebes setiap tahun meningkat dan jumlahnya

sekarang ± 1243 peserta didik dengan jumlah rombel 34 ruang.

Secara fisik bangunan Madrasah di Kabupaten Brebes, boleh dikatakan

paling lengkap baik karena dilengkapi dengan asrama/pesantren (Boarding

School), Lab. Bahasa, Lab. Komputer, Lab. PTD (Pendidikan teknologi dasar),

Lab. Mipa, Kelas Moving/ Moving Class Bahasa, Agama, Matematika, IPA,

PSKn, Komputer, dll. Jumlah ruang kelas untuk menunjang kegiatan belajar

juga memadai ada 35 lokal. (Tabel 3.2)

Page 3: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

116

No Fasilitas Ada/

tidak ada Jumlah Keterangan

1. Ruang kelas Ada 35 Baik

2. Ruang Kepala Madrasah Ada 1 Baik

3. Ruang Guru Ada 1 Baik

4. Ruang UKS Ada 1 Baik

5. Ruang karyawan/administrasi Ada 1 Baik

6. Ruang Guru BP Ada 1 Baik

7. Ruang Kesenian Ada 1 Baik

8. Ruang Perpustakaan Ada 1 Baik

9. Tempat Parkir Guru/Adm Ada 1 Baik

10. Tempat Parkir siswa Ada 1 Baik

11. Kamar Mandi/ WC Guru/

Karyawan Ada 6 Baik

12. Kamar mandi / WC siswa Ada 8 Cukup baik

13. Lapangan Olahraga Ada 1 Kurang

14. Musholla Ada 1 Baik

15. Kebun sekolah/ taman green

house Ada 1 Baik

16. Ruang Koperasi Ada 1 Baik

17. Kantin Ada 4 Baik

18. Laboratorium IPA Ada 1 Baik

19. Laboratorium Bahasa Ada 1 Baik

20. Ruang ketrampilan Ada 1 Baik

21. Ruang PTD Ada 1 Baik

22. Ruang Sekretaris Asrama Ada 1 Baik

23. Asrama Ada 1 Baik

24. Ruang Aula Ada 1 Baik

25. Gudang Ada 1 Baik

26. Laboratorium Komputer Ada 1 Baik

Page 4: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

117

27. Rumah Dinas Ada 1 Baik

28. Bangsal Kendaraan Ada 1 Baik

29. Ruang Ps Kn Ada 1 Baik

30. Ruang Agama Ada 1 Baik

31. Ruang Multi media Ada 1 Baik

32. Fotocopy Ada 1 Baik

2. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan

Perkembangan dan tantangan masa depan seperti; perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, globalisasi yang sangat cepat, era informasi,

berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan memicu

madrasah untuk merespon tantangan sekaligus peluang tersebut. MTsN Model

Brebes memiliki citra moral dengan menggambarkan profil madrasah yang

diinginkan di masa datang terwujud dalam Visi madrasah berikut;

a. Visi dan Misi Madrasah

Visi MTsN Model Brebes adalah “Mewujudkan peserta didik yang

unggul dalam Imtaq, Iptek, dan Berprestasi.”

Visi tersebut di atas mencerminkan cita-cita madrasah yang berorientasi

ke depan dengan memperhatikan potensi keilmuan. Untuk mewujudkan

visi tersebut, MTsN Model Brebes menyusun misi, antara lain:

1. Menyelnggraankan pendidikan bernuansa Islam dengan

menciptakan lingkungan yang agamis di madrasah

2. Memberdayakan masjid sebagai pusat keagamaan

3. Menyelenggarakan ekstrakurikuler di bidang Iptek

(computer/internet, PTD, KIR), Religius (seni baca Al-Qur’an),

Page 5: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

118

Kajian Kitab, bhakti sosial di masyarakat), maupun kesehatan dan

jurnalistik.

4. Menyelenggarakan pendidikan dengan pembelajaran yang efektif

dan berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik maupun

nonakademik

5. Menyelenggarakan pembinaan dan pelatihan life skill untuk

menggali dan menumbuhkembangkan minat, bakat peserta didik

yang berpotnesi tinggi agar dapat berkembang secara optimal.

6. Mampu berkomunikasi bahasa Inggris dan bahasa Arab (kelas

Fullday)

7. Menyelenggrakan kegiatan belajar sekolah berasrama (boarding

school)

b. Tujuan MTsN Model Brebes

Setelah para siswa dididik selama 3 tahun diharapkan:

1. Mampu mengamalkan ibadah yaumiah dengan benar dan tertib

2. Berakhlakul karimah dan menjadi teladan untuk lingkungan

sekitarnya

3. Hafal juz 30 (juz ‘amma) dan surat Yasin secara tartil

4. Dapat bersaing dengan sehat dalam prestasi Akademik dan non

Akademik dengan sekolah lain.

5. Mampu mengoperasikan peralatan yang menggunakan teknologi

ringan dan computer

Page 6: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

119

6. Mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan pengantar

bahasa Inggris dan bahasa Arab pada Class Fullday Learning.

7. Mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab

secara sederhana

8. Mampu bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat.

c. Sasaran Program

Masing-masing poin dalam tujuan harus direncanakan sedemikian

rupa untuk pencapaiannya. Hal itu dapat dilihat pada table berikut;

(Tabel 3.3)

No Tujuan Program Pemantauan

/ penerapan

1. Mampu mengamalkan

ibadah yaumiah dengan

benar dan tertib

- Melaksanakan sholat

berjama’ah di masjid

MTsN Model Brebes

- Sholat Dhuha,

Sholat Jum’at

terjadwal

Buku

Taubiyah

2. Berakhlakul Karimah - Tatibsi

- Bersalaman antar

siswa dengan

bapak/ibu guru serta

karyawan/ti

- Contoh suri tauladan

dari bapak/ibu guru

Buku

Tatibsi

dengan poin

pelanggaran

3. Hafal juz 30 (juz

‘amma) dan surat yasin

secara tartil

- Setoran hafalan juz

‘amma dan surat

Yasin kepada guru

Buku juz

‘amma yang

telah diberi

Page 7: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

120

Pembina kolom nilai,

dan

pemberian

sertifikat

juz ‘amma

.4. Dapat bersaing dengan

para siswa dari sekolah

favorit di lingkungan

Brebes dalam bidang

Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi

- Pembinaan drill 4

mapel Un

- Pembinaan KIR

- Bina Belajar

computer, internet

- Try out

Catatan

kemajuan

siswa, nilai

tery out,

dan hasil

prestasi

akademik

dan non

akademik

5. Mampu

menggunakan/mengoper

asikan teknologi

informatika

- Menguasai dan

mempraktikkan

penggunaan

computer, Lcd,

internet.

Buku

kunjungan

lab.

Computer

6. Mampu berbicara

dengan bahasa Inggris

dan bahasa Arab

- Seninn dan Selasa

berbicara bahasa

Arab

- Rabu dan Kamis

berbicara bahasa

Inggris

- Jum’at berbicara

bahasa Jawa

- Sabtu berbicara

bahasa Indonesia

Buku saku

panduan

bicara

harian

Penambaha

n

Pembelakal

an oleh

Kwanta

Tegal

Page 8: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

121

7. Mampu hidup mandiri

dengan ketrampilan

PTD (pendidikan

teknologi dasar) dan

menjahit/ tata busana,

dan tata boga

- Muatan lokal untuk

ketrampilan PTD

dan menjahit

Praktik

perbengkela

n, sablon,

listrik,

elektro

(putra),

praktik

menjahit

dan tata

boga (putri)

3. Struktur Organisasi

Organisasi sangat penting dan mempunyai peran demi suksesnya program-

program kegiatan sekolah. Hal ini agar satu program dengan program yang lain

tidak berbenturan dan agar lebih terarah tugas dari masing-masing personal

pelaksana pendidikan. Selain itu organisasi diperlukan dengan tujuan agar

terjadi pembagian tugas yang seimbang dan objektif, yaitu memberikan tugas

sesuai dengan kedudukan dan kemampuan masing-masing orang.

Struktur organisasi sekolah merupakan komponen yang sangat diperlukan

dalam suatu sekolah, lebih-lebih dari segi pelaksanaan kegiatan sekolah. Dalam

rangka pencapaian tujuan, struktur organisasi hendaknya disesuaikan dengan

keadaan dan kebutuhan suatu sekolah. Adapun struktur organisasi Madrasah

Tasanawiyah Negeri Model Brebes adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Struktur Organisasi MTsN Model Brebes

Tahun Pelajaran 2012/2013

Page 9: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

122

Komite Madrasah Kepala Madrasah

Kepala TU Waka. Manajemen ISO

Waka.

Kurikulum

Waka.

Litbang

Waka.

sarpras

Waka.

Humas

Waka.

Kesiswaan

Koordinator Perpus Koordinator BP

Wali Kelas

Guru Kelas

Siswa

Wali Kelas Wali Kelas

Koord Dewan pend

Page 10: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

123

4. Keadaan Siswa, Guru, dan Karyawan

Guru, siswa dan karyawan merupakan komponen dari sekolah yang tidak

dapat dipisahkan dan saling bekerjasama. Komponen-komponen ini secara

langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil dari

proses belajar mengajar. Komponen peserta didik keberadaannya sangat

dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan di madrasah,

peserta didik merupakan subyek sekaligus objek dalam proses transformasi

ilmu pengetahuan dan ketrampilan-ketramplan yang diperlukan. Oleh karena

itu keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja,

akan tetapi harus merupakan bagian kebermutuan dari lembaga pendidikan

Islam (madrasah). Sedangkan tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses

pendidikan di madrasah memegang peranan strategis terutama dalam upaya

membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai

yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidik

dalam masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat

dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Hal ini

disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih khusus

lagi proses pembelajaran, yang diperankan oleh pendidik yang tidak dapat

digantikan oleh teknologi. Fungsi mereka tidak akan bisa seluruhnya

dihilangkan sebagai pendidik dan pengajar bagi peserta didiknya. Begitu pun

dengan tenaga kependidikan, mereka bertugas melaksanakan administrasi,

pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk

menunjang proses pendidika pada satuan pendidikan.

Page 11: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

124

Adapun jumlah seluruh personil Madrasah sebanyak 11 orang, yang terdiri

dari 93 guru, 19 karyawan TU, dan komite 5 orang. Dari sejumlah guru yang

ada, 75 guru sudah berstatus PNS dan 18 lainnya sebagai guru honorer/GTT.

Kemudian 98% guru MTsN Model Brebes sudah berkualifikasi sarjana, bahkan

sebanyak 13 guru sudah pasca sarjana serta sudah profesional sesuai dengan

keahlian disiplin ilmu masing-masing. Sedangkan karyawan yang berjumlah 19

orang, yang berstatus PNS baru 4 orang, yang 15 masih berstatus honorer/PTT.

Sedangkan jumlah peserta didik pada tahun 2011/2012 seluruhnya

berjumlah 1.306 siswa, yang terbagi menjadi 35 kelas termasuk kelas full day.

Peserta didik MTsN Model Brebes tidak hanya berasal dari dalam kota, tapi

dari berbagai kecamatan di kota Brebes, bahkan ada yang dari Kota Tegal.

Perkembangan jumlah siswa 11 tahun terakhir (Tabel 3.5)

No Tahun

Pelajaran Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah

1 2001/2002 429 419 394 1242

2. 2002/2003 351 397 399 1147

3. 2003/2004 411 351 389 1151

4. 2004/2005 349 382 331 1062

5. 2005/2006 385 339 374 1098

6. 2006/2007 430 378 323 1131

7. 2007/2008 432 420 359 1214

8. 2008/2009 386 421 404 1211

9. 2009/2010 459 385 411 1255

10. 2010/2011 404 452 378 1243

11. 2011/2012 453 404 452 1309

Page 12: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

125

Berdasarkan analisa, bahwa siswa yang DO di MTsN Model Brebes

disebabkan karena ekonomi orang tua, kurang perhatian (motivasi) dari orang

tua dan prestasi rendah. Keadaan putus sekolah 10 tahu terakhir; (Tabel 3.6)

No Tahun

Pelajaran

Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah

1. 2001/2002 12 17 17 33

2. 2002/2003 13 9 2 24

3. 2003/2004 20 8 6 34

4. 2004/2005 1 1 2 4

5. 2005/2006 5 8 2 15

6. 2006/2007 10 7 2 19

7. 2007/2008 5 6 0 11

8. 2008/2009 3 - - 3

9. 2009/2010 7 - 1 8

10. 2010/2011 1 - - 1

Sedangkan keadaan ekonomi MTsN Model Brebes tergolong ekonomi

mengengah kebawah, terbukti dengan 32 % pekerjaan orang tua siswa sebagai

buruh dan 28 % dari petani. Serta latar belakang pendidikan orang tua peserta

didik mayoritas tamatan SD/MI. sehingga untuk perhatian dan motivasi belajar

terhadap putra-putrinya masih tergolong rendah.

Daftar sosial ekonomi orang tua siswa (Tabel 3.7)

No Jenis Pekerjaan Orang tua Prosentase

1. Petani 20.60

2. Buruh 32.09

3. Pedagang 31.52

4. PNS 9.70

5. Karyawan Swasta 2.41

Page 13: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

126

6. TNI/Polri 0.40

7. Perangkat Desa 0.80

8. Lainnya 2.17

Pada sisi lain input peserta didik MTsN Model Brebes mayoritas berprestasi

sedang, yaitu dengan nilai rata-rata rapor minimal 6.0, kecuali untuk kelas full

day mempunyai input prestasi siswa yang cukup, dengan nilai rata-rata rapor

minimal 7.0.

5. Perencanaan Program Kerja Madrasah

Perencanaan yang baik dalam suatu kegiatan adalah tahap yang sangat

menetukan keberhasilan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang

diharapkan, bermanfaat sesuai dengan sasaran yang diinginkan. Hal inilah yang

perlu ditanamkan dalam setiap pelaksanaan suatu kegiatan baik di masyrakat

maupun di sekolah/madarsah.

Sekolah/madrasah sebagai lembaga kader generasi muda penerus cita-cita

bangsa dan negara diperlukan adanya perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

yang baik sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan optimal. Rencana

biaya dan sumber dana kegiatan dapat terprogram secara menyeluruh,

seimbang dan relevan sesuai dengan kondisi dan kemampuan madrasah.

Dengan demikian RKM perlu dirumuskan dengan seksama sebagai landasan

kita untuk manajemen dan mengelola madrasah sehingga tujuan institusi dapat

tercapai. RKM mempunyai peran penting dalam memberikan arah dan

bimbingan kepada pelaku madrasah dalam rangka menuju perubahan atau

tujuan madrasah yang lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko

yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan. Adapun

Page 14: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

127

penyusunan rencana kerja MTsN Model Brebes dilakukan melalui 4 tahap,

yaitu;

Tahap I. identifikasi tantangan.

Tujuan tahap ini adalah untuk mengidentifikasi tantagan MTsN Model

Brebes yaitu dengan cara membandingkan antara “apa yang diinginkan

(diharapkan/ das sollen)” dengan apa yang ada saat ini (das sein) di MTsN

Model Brebes atau upaya dalam mempertahankan suatu keberhasilan yang

telah dicapai madarsah. Identifikasi tantangan dilakukan melalui langkah-

langkah berikut ini:

1. Menyusun profil MTsN Model Brebes

2. Mengidentifikasi tantangan MTsN Model Brebes

3. Merumuskan tantangan MTsN Model Brebes

Tahap II analisa Pemecahan Tantangan

Langkah-langkah dalam menganlisis tantangan adalah sebagai berikut;

1. Menetukan penyebab tantangan utama

2. Menentukan alternative pemecahan tantangan utama

Tahap III penyusunan Program

Dalam penyusunan program ada 6 langkah yang perlu dilakukan yaitu;

1. Menetapkan sasaran

2. Menetapkan program

3. Menetapkan pertanggungjawaban

4. Menentukan indkator keberhasilan program

5. Menetukan kegiatan dan

6. Menyusun jadwal kegiatan

Page 15: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

128

Tahap IV Penyusunan rencana Biaya dan Pendanaan

Pada tahap ini ditetapkan jenis dan banyaknya dana yang dibutuhkan,

perkiraan jenis dan jumlah sumber pendanaan, aturan-aturan dari sumber

pendanaan dan lokasi jenis dan sumber pendanaan untuk jenis kebutuhan

dana.

Tahap V Pengesahan RKM.

Kegiatan akhir ini dilakukan setelah RKm selesai dirumuskan oleh

KKRKS/M, RKS.M dibahas bersama oleh kepala madrasah, dewan guru

dan komite madrasah untuk dikaji ulang agar RKS/M yang telah

dirumuskan sesuai dengan yang diharapkan.

6. Sumber Dana / Keuangan

Anggaran MTsN Model Brebes berasal dari dana pemerintah dan dana

yang dihimpun dari orang tua peserta didik, setiap peserta didik dikenai biaya

Rp. 40.000 perbulan bagi kelas regular dan Rp. 75.000 per bulan bagi kelas

Full day.

Alokasi dana tertutama diperuntukkan untuk menunjang kegiatan-kegiatan

intrakurikuler dan ekstrakurikuler, dan juga untuk memenuhi kelengkapan

sarana belajar peserta didik.

B. PENERAPAN MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU

PENDIDIKAN DI MTs NEGERI MODEL BREBES

1. Kepemimpinan Kepala Madrasah Bermutu

Kepemimpinan merupakan kemampuan meyakinkan dan menggerakkan

orang lain agar mau bekerja sama di bawah kepemimpinannya sebagai suatu

Page 16: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

129

tim untuk mecapai suatu tujuan tertentu. Proses mempengaruhi akan tercapai

manakal personal madrasah melakukan kerjasama secara sinergi sebagai

sebuah sistem yang kokoh untuk menguatkan kondisi lingkungan internal

madrasah, sehingga dapat hidup dan bersinergi dengan madrasah/sekolah lain,

dunia industri ataupun yang lainnya. Kepala madrasah mempunyai peran untuk

menganalisa secara tepat berbagai kondisi lingkungan internal maupun ekternal

lingkungan madrasahnya. Sehingga bisa melahirkan strategi yang tepat untuk

membawa madrasah pada perubahan yang diharapkan.

Kepemimpinan kepala MTs Negeri Model Brebes secara formal dijabat

oleh Drs. Muh. Muntoyo, M.Pd. dimulai tahun 2009. Pengelolaan kepala

madrasah di MTsN Model Brebes sangat kompleks dan khas. Kompleksnya

berkaitan dengan keterlibatan personil maupun kelompok, baik secara internal

maupun ekternal. Sedangkan kekhasannya berkaitan dengan tujuan yang

hendak dicapai berkenaan dengan maddrasah yang dinamis, selaras dengan

perkembangan tuntutan masyarakat secara umum. Dengan demikian, untuk

mencapai tujuan madrasah, kepala madrasah di MTsN Model Brebes selalu

mencurahkan banyak waktu untuk pengelolaan dan koordinasi proses

pembelajaran, dan selalu berkomunikasi secara teratur dengan staff, orangtua,

siswa dan anggota masyarakat disekitarnya.

Sedangkan Pelaksanaan kepemimpinanan kepala madrasah dilaksanakan

dengan menggunakan berbagai pendekatan, antara lain:

Page 17: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

130

a. Pendekatan formal

Pendekatan formal dilakukan melalui pemberian pengarahan kepada

seluruh tenaga pendidik dan kependidikan untuk selalu melaksnakan

tugasnya dengan baik sesuai dengan visi dan misi madrasah yang

tertulis di dalam RKM MTs Negeri Model Brebes. Hal ini dilakukan

untuk mencetak output pendidikan yang bertqawa dan mengusasi ilmu

pengetahuan serta teknologi.

Pemeberian pengarahan secara formal dilakukan pada setiap

pelaksanaan upacara setiap hari Senin, dan apel pagi pada setiap

harinya. Pelaksnaaan apel pagi di laksanakan pada jam 6.45 wib.

Tujuan dari apel pagi adalah untuk menciptakan budaya disiplin di

lingkungan MTs Negeri Model Brebes yang didahului dengan

kedisiplinan oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan, dengan

harapan akan diikuti oleh kedisiplinan seluruh siswa-siswi madrasah.

b. Pendekatan individual

Selain pendekatan formal, kepala madarasah juga menerapkan

pendekatan individual. Pendekatan individual dilakukan melalui

percakapan empat mata antara kepala madarsah dan tenaga pendidik

atau kependidikan, untuk mengetahui penyebab yang mempengaruhi

kurang maksimalnya kinerja tenga pendidik atau tenaga kependidikan.

Pendekatan individual biasnya dilakukan di dalam kantor kepala

madrasah, dalam hal ini kepala madrasah menerapkan metode diskusi

Page 18: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

131

dan kemitraan agar pembicaraan dapat berjalan dengan akrab, tidak

kaku.

c. Pendekatan Keteladanan

Pendekatan keteladanan dilakukan kepala madrasah dengan

melaksanakan peraturan-peraturan madrasah terlebih dahulu. Hal ini

dilakukan dengan tujuan agar semua warga madrasah tertanam

keyakinan bahwa semua peraturan yang ada dimadrasah akan

mengantarkan madrasah untuk mewujudkan tujuan pendidikan di

madrasah. Salah satu contoh bentuk keteladanan kepala madrasah

adalah selalu datang tepat waktu yaitu jam 6.45 wib atau bahkan

sebelum jam 6.45 wib. Selain itu kepala madrasah selalu mengikuti

shalat dhuhur berjama’ah dengan siswa-siswi MTs Negeri Model

Brebes.

d. Pendekatan Religius

Pendekatan religius juga diterapkan oleh kepala madrasah dengan

selalu menanamkan keyakinan bahwa bekerja di madrasah adalah

sebuah pengabdian dan amanah yang akan dimintai

pertangungjawaban oleh masyarakat madrasah dan di akhirat kelak.

Apabila pekerjaan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan pedoman

dan arah pendidikan madrasah (visi dan misi, serta tujuan) dan mampu

menghasilkan output yang bermutu, maka akan menjadi amal baik, dan

dapat menjadi catatan kebaikan yang akan mendapatkan pahala dan

menghantarkan ke surga di akhirat.

Page 19: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

132

Sedangkan dalam proses pengambilan keputusan, pada Model manajemen

peningkatan mutu terpadu menuntut kepala sekolah mengimplementasikan

proses bottom-up secara demokratis, sehingga semua pihak memiliki tanggung

jawab terhadap keputusan yang diambil beserta pelaksanaannya. Dalam hal ini

kepala MTsN Model Brebes selalu melibatkan seluruh komponen sekolah,

namun dalam hal-hal tertentu hanya waka (wakil kepala sekolah) dan

perwakilan guru yang diikutsertakan dalam pengambilan keputusan sebagai

kebijakan akhir sekolah (wawancara dengan kepala sekolah MTsN Model

Brebes pada tanggal 10 April 2013).

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di MTsN Model Brebes

maka kepala madrasah menentukan kebijakan sekolah dengan tujuan merealisir

tujuan yang telah ditetapkan serta sasaran yang diharapkan sekaligus mengatur

mekanisme tindakan lanjutan untuk pelaksanaan pencapaian tujuan dan sasaran

tersebut. Adapun kebijakan kepala MTsN Model Brebes tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Pembinaan rutin guru dan karyawan

Keutuhan dan keharmonisan hubungan antara guru dan karyawan

sebagai penyangga utama suatu lembaga pendidikan MTsN Model Brebes

mutlak diupayakan. Disiplin, konsistensi dan dedikasi tinggi merupakan

modal pokok suatu organisasi pendidikan untuk dapat maju dan berhasil.

Pembinaan rutin diharapkan dapat membangkitkan, minimal memelihara

iklim kerja yang pada gilirannya dapat membawa tujuan dan sasaran

Page 20: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

133

madrasah menjadi kenyataan, sehingga peningkatan mutu pendidikan di

sekolah dapat terwujud.

b. Peningkatan SDM ketenagaan

Sebagaimana harapan bersama bahwa yang diinginkan oleh UU

Sisdiknas No. 25 tahun 1999 dengan adanya pendidikan ini adalah adalah

para lulusan memiliki kecakapan hidup (life skill), kecakapan berpikir

secara rasional dan kritis (rational skill), kecakapan beriteraksi secara

sosial (social skill), kemampuan akademik (academic skill) dan kecakapan

vokasional (vocational skill). Semua kecakapan ini diharapkan dapat

dijadikan bekal siswa setelah tamat dari sekolah untuk mengatasi problem

hidup.

Untuk menjawab permasalahan pendidikan tersebut salah satu yang

harus dipenuhi adalah peningkatan sumber daya ketenagaan / pengelola

pendidikan. Oleh karena itu peningkatan SDM mendapat prioritas utama

melalui:

1) Peningkatan jenjang pendidikan formal seperti; S1, S2 atau S3

2) Mengirim tenaga guru pada penataran-penataran, seminar dan

lokakarya ilmiah, baik tingkat propinsi maupun tingkat nasional

3) Pengiriman tenaga guru / karyawan pada pusat-pusat pendidikan

dan latihan yang diselenggarakan Departemen Agama dan

Departemen Pendidikan Nasional.

Page 21: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

134

c. Memaksimalkan peran organisasi madrasah

Pengembangan Madrasah Tsanawiyah sangat tergantung pada

efektifitas pembagian tugas yang dilakukan. Setiap komponen / jabatan

memiliki tanggung jawab dan kewenangan sesuai dengan tingkat

pekerjaannya masing-masing. Kesesuaian antara tugas yang harus

dijalankan dengan kompetensi yang dimiliki masing-masing SDM sangat

menentukan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Optimalisasi

fungsi pengelola, wakil kepala sekolah, wali kelas, BP / BK, pembina dan

lain-lain sesuai kewenangannya akan mengurangi kesenjangan antara

tujuan dengan kondisi riil.

d. Pengembangan kurikulum madrasah

Penyempurnaan kurikulum untuk mengantarkan peserta didik yang

berkualitas, baik aspek moral, akhlak, pengetahuan, keterampilan seni, olah

raga dan perilaku telah diamanatkan dalam berbagai kebijakan nasional

seperti yang tercantum dalam Tap. MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN

1999-2004 hingga UU No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah.

Perubahan itu adalah upaya peningkatan mutu pendidikan dalam

rangka menyongsong dan memasuki era globalisasi. Perubahan dan

pengembangan kurikulum madrasah tetap dianggap relevan tatkala

perubahan itu muaranya untuk peningkatan mutu pendidikan.

Dalam rangka pengembangan kurikulum yang ada, maka MTsN

Model Brebes telah menetapkan beberapa kebijakan dalam rangka

Page 22: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

135

peningkatan mutu pendidikan baik yang bersifat akademik maupun yang

bersifat non akademik, yaitu sebagai berikut:

1) Menambah waktu belajar sore hari

2) Menetapkan jam tambahan / muatan lokal untuk kelas I dan II

3) Menetapkan jam tambahan pelajaran untuk kelas III

e. Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menunjang siswa

berbakat

Semakin banyak diyakini bahwa dalam mengakselerasi daya serap

siswa perlu mendapatkan latihan yang kontinu. Pemilihan bentuk

permainan atau kelompok belajar yang mendapat dukungan kemampuan

adaptasi dan komunikasi yang bertumpu pada penguasaan kompetensi

dasar serta bimbingan guru yang intens akan lebih cepat mempengaruhi

hasil belajar siswa. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan kedua di

sekolah. Dalam rangka pengelolaan dengan bersandar pada manajemen

mutu terhadap kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk menunjang

dan meningkatkan bakat siswa, maka MTsN Model Brebes menentukan

beberapa kegiatan. Adapun yang dipilih sebagai kegiatan yang dapat

menunjang daya inovasi dan kreasi siswa adalah sebagai berikut;

1) Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR)

2) Kegiatan praktikum laborat

3) Kegiatan OR prestasi / seni

Page 23: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

136

f. Penyediaan sarana prasarana

Sarana prasaran yang memadai akan memberikan kontribusi yang

besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu

penyediaan ruang belajar, alat dan media pembelajaran haruslah merupakan

prioritas utama. Oleh karena itu MTsN Model Brebes melalui penerapan

manajemen peningkatan mutu terpadu telah menyediakan dan menentukan

aspek sarana dan prasarana tersebut. Adapun aspek sarana prasarana yang

dimaksud meliputi:

1) Menyediakan perpustakaan yang memadai yang dilengkapi

dengan buku-buku agama maupun buku umum

2) Menyediakan laboratorium baik Fisika, Kimia, Biologi maupun

komputer

3) Renovasi workshop keterampilan untuk praktek, perbengkelan,

sablon, listrik, elektro (putra), praktik menjahit dan tata boga

(putri)

4) Rehabilitasi ruang kantor sekolah dan ruang guru

g. Pengembangan jaringan madrasah (madrasah networking)

Membangun dan mengelola kemitraan yang produktif baik kemitraan

yang bersifat pribadi maupun kemitraan yang bersifat organisasi sangat

penting untuk dilakukan. Suatu organisasi atau institusi pendidikan

mustahil dapat besar tanpa orang lain. Tolok ukur keberhasilan organisasi

ini dapat dilihat dari seberapa jauh networking yang telah dibangun dengan

pihak lain.

Page 24: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

137

Membangun jaringan dengan pihak eksternal madrasah, terlebih

kepada penyandang dana atau pengguna lulusan (MAN/ SMUN) akan

menjadi sangat urgen ketika dibutuhkan suatu sikap yang produktif,

memiliki komitmen, motivasi yang tinggi untuk mendukung visi dan misi

yang sudah dicanangkan. Dalam rangka kerja sama dengan pelanggan baik

eksternal maupun internal ini MTsN Model telah menjalin kerja sama

dalam rangka pengembangan jaringan madrasah (madrasah networking).

2. Program Peningkatan Mutu Pendidikan MTs Negeri Model Brebes

Prinsip program peningkatan mutu madrasah pada dasarnya lebih

menekankan pada kemandirian madrasah dalam mengambil keputusan, dan

tujuan akhirnya adalah untuk mencapai keberhasilan madrasah dalam

mempersiapkan pendidikan yang bermutu bagi masyarakat. Sedangkan

Program peningkatan mutu pendidikan MTs Negeri Model Brebes tercantum

dalam Program Kerja Madrasah. Penuyusunan program tersebut sebagai upaya

meningkatkan mutu pelayanan (standar pelayanan minimla/ SPM) pendidikan

menuju MBM (Manajemen Berbasis Madrasah). pedoman ini berisi tentang

hasil pegembangan program madrasah yang mencakup:

a. Sasaran

Sasaran dalam program kerja madrasah digunakan sebagai panduan

dalam menyusun program dan kegiatan yang akan dilakukan dalam waktu

4 tahun guna merealisasikan alternatif pemecahan tantangan yang telah

dirumuskan. Dalam menetapkan sasaran, madrasah terlebih dahulu

melakukan analisis kesiapan madrasah untuk mencapai sasaran tersebut,

Page 25: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

138

antara lain melihat kesiapan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana,

keuangan, dan situasi kondisi madrasah.

b. Program

Program merupakan pernyataan yang berisi kesimpulan dari beberapa

alternatif pemecahan tantangan utama yang memiliki karakteristik yang

saling mendukung, saling tergantung, atau saling berkaitan untuk

mencapai suatu tujuan yang sama. Penetapan program-program dilakukan

setelah sasaran dirumuskan. Penetapan program-program pada madrasah

dilakukan setelah merumuskan sasaran-sasaran.

Berdasarkan hasil identifikasi pemecahan tantangan utama tersebut,

maka program-program yang akan dikembangkan di MTs Negeri Model

Brebes sebagai berikut:

1) Pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran

2) Perbaikan administrasi dan manajemen madrasah

3) Pengembangan organisasi dan kelembagaan

4) Perbaikan sarana dan prasarana

5) Peningkatan kualitas SDM (ketenagaan)

6) Peningkatan pembiayaan dan pendanaan madrasah

7) Peningkatan peranserta masyarakat

8) Peningkatan prestasi peserta didik

9) Peningkatan kualitas lingkungan dan budaya madrasah

Page 26: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

139

c. Indikator keberhasilan

Indikator kinerja adalah sesuatu yang akan dihitung dan diukur. Oleh

karena itu, indikator kinerja harus dapat mengidentifikasi bentuk

pengukuran yang akan menilai hasil dan outcome dari aktivitas yang

dilaksanakan. Indikator kinerja digunakan untuk menyakinkan bahwa

kinerja personel madrasah mengalami kemajuan menuju sasaran yang

telah ditetapkan di dalam rencana strategis. Indikator kinerja tersebut

didasarkan pada perkiraan realistis serta memperhatikan tujuan yang

diinginkan. Indikator merupakan salah satu komponen peningkatan mutu

pendidikan madrasah. indicator disusun untuk mengetahui keberhasilan

apakah program/sasaran yang ditetapkan berhasil atau tidak. Indikator

tersebut dirumuskan berkaitan dengan proses dan/atau hasil akhir.

d. Kegiatan

Kegiatan merupakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di dalam

program untuk memecahkan tantangan yang dihadapi madrasah.

e. Penanggung jawab

Penanggung jawab merupakan kondisi seseorang yang dinilai oleh

orang lain karena kualitas perfromanya dalam menyelesaikan tujuan yang

menjadi tanggung jawabnya.

Penunjukkan penanggung jawab dalam setiap program peningkatan

mutu madrasah merupakan sebagai upaya pengorganisasian madrasah

untuk memperjelas tugas dan fungsi, serta tanggung jawab masing-masing

dalam mewujudkan mutu madrasah.

Page 27: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

140

f. Jadwal kegiatan

Penjadwalan adalah sarana pengalokasian waktu, ruang, staf, dan

sumberdaya melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan

bersama. Tujuan penjadwalan untuk mensistemasikan kegiatan dapat

berjalan dengan lancar dalam mewujudkan mutu madrasah yang telah

ditetapkan.

3. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Pendidikan dan latihan merupakan faktor penting yang membantu dalam

membuat upaya perbaikan mutu pendidikan, karena diklat yang bermutu

merupakan salah satu media mendidik dan melatih semua warga madrasah

untuk meningkatkan pengetahuan, memperoleh ketrampilan, sehingga dapat

memberikan informasi tentang struktur misi, visi, arah dan organisasi. Diklat

juga secara tidak langsung dapat meningkatkan keterlibatan mereka dalam

organisasi. Dengan demikian, pelatihan dapat menjadi alat untuk mencapai

kualitas seperti yang direkomendasikan suatu lembaga.

Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di MTs Negeri Model Brebes

dilaksanakan dalam rangka meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan

kependidikan, sebagai upaya mewujudkan mutu madrasah yang telah

ditetapkan. Keberhasilan peningkatan mutu madrasah juga tidak terlepas dari

pelayanan yang diberikan oleh semua tenaga pendidik dan kependidikan.

Pelaksnaaan pendidikan dan pelatihan di MTs Negeri Model Brebes

menggunakan model DDTK (diklat di tempat kerja), hal ini dilakukan agar

untuk efekfititas dan efisiensi kegiatan tersebut. Biasanya dengan memanggil

Page 28: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

141

narasumber dari kanwil Depag Jateng. Diklat yang sering dilaksanakan seperti

diklat manajemen dan administrasi, penyususnan KTSP, penyususnan RKM

dll.

4. Struktur Pendukung Peningkatan Mutu Madrasah

Dalam rangka kelancaran kegiatan dan dalam rangka untuk pelaksanaan

organisasi sekolah, maka institusi pendidikan tersebut perlu memiliki struktur

organisasi yang baik dan akurat dengan penempatan petugas yang tepat dan

memiliki kompetensi, kemampuan, kemauan dan kesempatan. Hal ini

dilakukan karena dengan pengorganisasian yang baik, maka segala kegiatan

akan lebih terarah, teratur dan terkontrol sehingga penyimpangan dari arah

tujuan yang telah diprogramkan dapat dihindari sedini mungkin.

Berdasarkan realita yang ada, sesuai dengan hasil observasi penulis,

bahwa MTs Negeri Model Brebes dalam kegiatan opersionalnya sehari-hari

dipimpin kepala sekolah sebagai pimpinan puncak sekolah. Adapun kepala

sekolah dijabat oleh Drs. H. Muh. Muntoyo, M.Pd. Sedangkan dalam

menjalankan tugas-tugasnya Kepala Sekolah dibantu oleh seorang Wakil

Kepala Sekolah dan 6 orang petugas urusan tertentu yaitu urusan kurikulum

(Drs. Sururoh), urusan kesiswaan (Drs. M. Suedi, M.Pd), urusan sarana dan

prasarana (Drs. Nurkholid) dan urusan hubungan masyarakat (Drs. Hj.

Maslikha.), urusan bidang penelitian dan pengembangan (Miftahudin, S.Ag.),

urusan Manajemen Mutu ISO (Drs. Hj. Evelina dan juga dibantu staf-staf yang

lain. Untuk jelasnya dapat dilihat pada bagan struktur organisasi MTs Negeri

Model Brebes berikut.

Page 29: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

142

Tabel 3. 4

Struktur Organisasi MTs Negeri Model Brebes Berdasarkan Fungsi dan Jabatan

Tabel 3. 5

Struktur Organisasi MTs Negeri Model Brebes Secara Operasional

Keterangan:

....................... = garis koordinasi

____________= garis intruksi

Kepala Sekolah

Guru

Tata Usaha

Kepala Sekolah Komite

Kepala Urusan TU

Guru

Siswa

Wali Kelas

Wakamad

Kodis Perpus Koordinator

BP

Kord. Dewan

Pend.

Page 30: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

143

Sedangkan fungsi dan tugas masing-masing bagian tersebut adalah

sebagai berikut

a) Kepala Madrasah

1) Tugas dan tanggung Jawab:

a. Mengorganisasikan semua kegiatan madrasah, seperti kegiatan

belajar mengajar dan kegiatan administrasi madrasah.

b. Mengatur kegiatan proses belajar mengajar.

2) Sebagai manajer kepala madrasah bertugas:

a. Menentukan kebijaksanaan madrasah

b. Mengambil keputusan

c. Menyusun Program Kerja dan Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Madrasah (RAPBM)

d. Mengarahkan kegiatan madrasah

e. Mengkoordinasikan kegiatan madrasah

f. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap semua

kegiatan

g. Mengatur semua komponen madrasah seperti guru, staf

madrasah, siswa, sarana dan prasarana, keuangan, kurikulum

dan hubungan dengan masyarakat.

3) Sebagai administrator kepala madrasah bertugas menyelenggara-

kan administrasi madrasah yang meliputi bidang kurikulum,

ketenagaan kesiswaan, perkantoran, keuangan, perpustakaan,

Page 31: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

144

bimbingan konseling, UKM, kegiatan kesiswaan, sarana dan

prasarana dan hubungan dengan masyarakat dan lain-lain.

4) Sebagai supervisor kepala madrasah bertugas: menyelenggarakan

kegiatan supervisi mengenai:

a. Proses kegiatan belajar mengajar

b. Kegiatan bimbingan dan konseling

c. Kegiatan ekstrakurikuler

d. Kegiatan ketatausahaan

e. Kegiatan kesiswaan

f. Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait

g. Sarana dan prasarana

h. Keuangan

i. Kegiatan 6 K

b) Wakil Kepala Madrasah

Wakil Kepala Madrasah mempunyai tugas langsung membantu kepala

madrasah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1) Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan jadwal

pelaksanaan

2) Pengorganisasian

3) Pengarahan

4) Ketenagaan

5) Pengkoordinasian

6) Pengawasan

Page 32: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

145

7) Penilaian

8) Identifikasi dan pengumpulan

9) Penyusunan laporan

c) Wakamad Manajemen Mutu, dengan tugas dan tanggung jawab;

1) Membuat kerja manajemen mutu

2) Mengelola sistem manajemen mutu organisasi

3) Mengendalikan sistem mutu organisasi

4) Memastikan proses yang diperlukan, diterapkan, dan pemeliharaan

sistem manajemen mutu

5) Menjadi penghubung pihak luar dalam masalah yang berkaitan

dengan sistem manajemen mutu

d) Wakamad Bidang Kurikulum, dengan tugas dan tanggung jawab:

1) Mengkoordinasikan setiap kegiatan pelaksanaan kurikulum

madrasah

2) Mendistribusikan kebijakan madrasah di bidang kurikulum

3) Mengontrol kegiatan pelaksanaan kurikulum madrasah

4) Mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pelaksanaan kurikulum di

madrasah

5) Melaporkan pelaksanaan kegiatan bidang kurikulum kepada

kepala madrasah

e) Wakamad Bidang Kesiswaan, dengan tugas dan tanggung jawab :

1) Mengkoordinasikan setiap kegiatan kesiswaan di madrasah

2) Mengontrol pelaksanaan kegiatan kesiswaan di madrasah

Page 33: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

146

3) Mendistribusikan kebijakan madrasah di bidang kesiswaan

4) Mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pelaksanaan kesiswaan di

madrasah

f) Wakamad Bidang Sarana dan Prasarana, dengan tugas dan tanggung

jawab :

1) Merencanakan kebutuhan dan penataan ruang KBM dan kantor

2) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan sarpras penunjang KBM

3) Mendistribusikan kebijakan madrasah di bidang sarpras

4) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan kegiatan sarpras di

madrasah

g) Wakamad Bidang Hubungan dengan Masyarakat (Humas), dengan

tugas dan tanggung jawab :

1) Merencanakan dan mempersiapkan berbagai hal tentang:

a) Susunan pengurus dan uraian tugas

b) Program kerja

c) Pelaksanaan kegiatan

d) Administrasi keuangan

e) Laporan

2) Merencanakan dan menyiapkan berbagai kegiatan yang

berhubungan dengan masyarakat sebagai berikut:

a) Hubungan dengan lingkungan sekolah (tokoh masyarakat)

b) Hubungan dengan instansi terkait

c) Hubungan kerjasama dengan pelaksanaan PKG

d) Hubungan dengan KKM

Page 34: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

147

3) Merencanakan dan menyiapkan berbagai kegiatan intern keluarga

besar MTsN Model Brebes sebagai berikut:

a) Ikut membantu kepala MTs dalam memecahkan masalah

bersama

b) Ikut membantu rekanya dalam memecahkan masalah

kesulitan mengajar

c) Ikut menciptakan hubungan yang baik dengan karyawan

maupun sesama teman guru

h) Wakamad Bidang penelitian dan pengembangan, dengan tugas dan

tanggung jawab :

1) Mengadakan studi kelayakan tentang pembaharuan sistem

pembelajaran yang akan dilaksanakan

2) Mengatur program analisis hasil evaluasi belajar siswa

3) Mengambil langkah perbaikan dari pelaksanaan evaluasi belajar

yang belum memenuhi kriteria

i) Kepala Divisi Pesantren (Boarding School)

Dengan tugas dan tanggung jawab, sebagai berikut:

1) Mengkoordinasikan setiap kegiatan pesantren/ boarding school

2) Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan

3) Mendistribusikan kebijakan madrasah ke dalam kebijakan

4) Mengevaluasi dan melaporkan kegiatan

Page 35: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

148

j) Guru Inti dengan tugas dan tanggung jawab:

1) Pembimbing terhadap teman sejawat

2) Mengkoordinir pelaksanaan MGMP intern

3) Mengkoordinir pelaksanaan MGMP antar sekolah

4) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

5) Menyiapkan perangkat administrasi pembelajaran

6) Melaksanakan pembelajaran tepat waktu

7) Melaksanakan evaluasi pembelajaran

8) Melaksanakan análisis hasil evaluasi pembelajaran

9) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

10) Menyimpan dan memelihara hasil pelaksanaan kegiatan

pembelajaran

11) Melaporkan hasil pelaksanaan pembelajaran kepada waka

kurikulum

12) Berkoordinasi dengan waka kurikulum

k) Guru Mata Pelajaran

Guru mata pelajaran bertanggungjawab kepada madrasah dan

mempunyai tugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif

dan efisien. Adapun tugas dan tanggung jawab guru meliputi:

1) Membuat perangkat program pengajaran / praktik, seperti:

a. Program tahunan/semester

b. Program mingguan guru

c. Program satuan pelajaran/silabus pengajaran

Page 36: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

149

d. Program rencana pengajaran

e. Lembar kerja siswa

2) Melaksanakan kegiatan pengajaran/praktik

3) Melaksanakan penilaian kegiatan belajar, analisis hasil ulangan

harian

4) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

5) Mengisi daftar nilai siswa

6) Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan

kepada guru lain dalam kegiatan proses belajar mengajar)

7) Membuat alat peraga/alat pelajaran

8) Mengikuti kegiatan pengembangan dan memasyarakatkan

kurikulum

9) Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni

10) Melaksanakan tugas-tugas tertentu dari madrasah

11) Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi

tanggungjawabnya

12) Meneliti daftar hadir siswa dan mengisi jurnal kelas sebelum

memulai pelajaran

13) Mengatur kebersihan ruang kelas/praktikum

14) Mengumpulkan dan menghitung angka kreditnya untuk kenaikan

pangkatnya

Page 37: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

150

l) Guru Piket

Tugas guru piket sebagai berikut:

1) Guru piket datang 10 menit sebelum proses belajar mengajar

dimulai

2) Guru piket memimpin doa dan mengabsen siswa pada jam pertama

bagi kelas yang gurunya belum/tidak hadir

3) Guru piket bertugas mulai jam pertama s/d ke 9 (khusus hari Jumat

s/d jam ke 6)

4) Guru piket mencatat dan memberi ijin kepada siswa-siswa

terlambat maupun siswa-siswa yang ijin keluar madrasah karena

kepentingan tertentu

5) Guru piket wajib mengamankan siswa di kelas yang gurunya

berhalangan hadir sehingga tidak mengganggu kelas atau

lingkungan yang lain serta tidak berkeliaran

6) Guru piket wajib mengamankan proses belajar mengajar sampai

jam terakhir (jam 13.30 WIB dan untuk hari Jumat 11.15 WIB)

7) Guru piket wajib mencatat semua kegiatan PBM pada buku piket

8) Guru piket wajib mencatat guru yang ijin pada buku piket

9) Guru piket bersama BP/BK memantau siswa pada jam ke 9 dan

mencatat pada buku pantauan(khusus hati Jumat jam ke 6)

10) Pada hari senin atau jumat guru piket ikut mengamankan

pelaksanaan upacara dan SKJ

Page 38: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

151

11) Guru piket memimpin doa sebelum pelajaran berakhir bagi kelas

yang guru pada jam terakhir kosong/ijin

12) Setelah pelajaran selesai semua perlengkapan piket dirapikan

kembali dan disimpan

m) Wali Kelas

Wali kelas bertanggungjawab terhadap pengelolaan edukasi dan

administrasi kelas. Adapun tugas wali kelas meliputi:

1) Menyelenggarakan administrasi kelas

2) Mengkoordinir pembagian tugas dan tanggung jawab siswa

3) Menyusun rencana kegiatan tahunan

4) Membuat statistik kemajuan siswa

5) Merekap daftar kehadiran siswa setiap bulan

6) Berkoordinasi dengan lintas sektoral

7) Pengisian daftar kumpulan nilai siswa atau legger

8) Mengetahui dan mengenal latar belakang siswanya

9) Melaporkan hasil belajar siswa kepada wali murid

n) Guru BP (Bimbingan dan Penyuluhan) dengan tugas dan tanggung

jawab, sebagai berikut:

1) Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan

konseling

2) Mengadministrasikan data dari berbagai aspek tentang siswa

3) Menempatkan dan menyalurkan sesuai dengan fitroh agama, bakat

minat, kemampuan dan kebutuhan siswa

Page 39: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

152

4) Membantu siswa untuk tercapainya tujuan perkembangan yang

diharapkan serta menyelesaikan masalah-masalah siswa

o) Kepala perpustakaan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

1) Mengelola dan mengkoordinir penyelenggaraan perpustakaan

2) Menerima dan menguapayakan penggunaan buku paket

p) Kepala Tata Usaha

Kepala TU bertanggungjawab kepada madrasah mempunyai tugas dan

tanggung jawabb sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga

MTs secara rinci, sebagai berikut:

a) Ketatausahaan bidang pengajaran

b) Ketatausahaan bidang ketenagaan

c) Ketatausahaan bidang kesiswaan

d) Ketatausahaan bidang sarana prasarana

e) Ketatusahaan bidang pembiayaan/keuangan

f) Ketatausahaan bidang kehumasan

2) Menangani dan merencanakan bidang khusus ketenagaan:

a) Buku induk guru/ pegawai

b) Daftar pembagian tugas guru dan pegawai

c) Buku piket

Page 40: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

153

d) Instrumen-instrumen yang berkaitan dengan kepegawaian

seperti:

� Daftar pencatatan penilaian pekerjaan (DP3) dan angka

kredit

� Surat permintaan dan surat ijin cuti

� Daftar mutasi kepangkatan jabatan dan pendidikan

� Surat uraian tugas

� Surat-surat usulan pengangkatan/kenaikan

5. Komunikasi

Komunikasi dalam program peningkatan mutu mempunyai peran yang

penting untuk menyampaikan komitmen terhadap program dan kebijakan

peningkatan mutu madrasah. komukasi dapat berlangsung secara lancer apabila

terdapat kesejajaran antara kedua belah pihak karena setiap manusia memiliki

kekurangan dan kelebihan. Sehingga kekurangn yang satu dapat ditutupi oleh

kelebihan yang lain. Demikian juga hubungan kepala MTsN Model Brebes

dengan guru, karyawan dilandasi sikap ramah, santun dan kesejajaran antara

kedua belah pihak karena guru dan karyawan bukan bawahannya melainkan

rekan kerja atau patner mereka. Sikap santun dan ramah yang dilakukan kepala

madrasah kepada tenaga pendidik dan kependidikan mengandung suatu ajakan

dan atau harapan seorang pemimpin kepada tenaga kependidikan untuk

mengadakan komunikasi secara imbal balik atau dua arah.

Pada ranah komunikasi formal, seperti dalam rapat-rapat, kepala

madrasah selalu berusaha untuk mengadakan pendekatan bottom-up dalam

Page 41: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

154

menerima ususlan/ saran peningkatan mutu madrasah. karena hal ini akan

menumbuhkan sikap memiliki terhadap program peningkatan mutu madrasah,

sehingga komitmen kea rah tersebut akan tumbuh dengan sendirinya.

6. Pengukuran Pelaksanaan Program Peningkatan Mutu Madrasah

Pengukuran keberhasilan program peningkatan mutu terpadu di MTsN

Model Brebes selalu didasarkan pada setiap indikator-indikator keberhasilan

program masing-masing bidang yang ada di adalam rencana kerja madrasah

(RKM).

Selain pengukuran keberhasilan peningkatan mutu yang diambil melalui

program evaluasi KBM, MTsN Model Brebes juga mengukur tingkat kepuasan

pelanggan dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada semua

stakeholder madrasah, seperti orang tua, masyarakat sekitar, dan sekolah

lanjutan tingkat SMU/MA yang menjadi tempat belajar selanjutnya dari siswa

MTsN Model Brebes. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dampak atau

outcome alumni MTsN Model Brebes. Outcome yang dimaksud adalah

kontribusi atau tingkat keaktifan dan keberhasilan alumni MTsN Model

Brebes, baik pada program akademik atau non akademik, bahkan sikap dan

perilaku sehari-hari.

7. Penghargaan/ reward

Salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan motivasi kerja

pegawai adalah adanya peluang karier. Karena faktor tersebut merupakan

reward/penghargaan dari pegawai yang berkinerja baik.

Page 42: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

155

MTsN Model Brebes sangat memperhatikan pembinaan karier dan

peluangnya. Peluang tersebut terbuka untuk semua guru dan pegawai yang ada

di MTsN Model Brebes, tidak memilah-milah terhadap golongan tertentu,

hanya yang menjadi syarat utama adalah guru atau pegawai tersebut harus

memiliki kompetensi baik akademik maupun kepemimpinan dan sosial diatas

rata-rata. Hal ini mutlak diberlakukan karena pimpinan adalah faktor utama

dalam mengemudikan dinamika lembaga pendidikan agar tetap eksis dan lebih

maju dari sebelumnya.

Peluang karier di MTsN Model Brebes tercantum dalam struktur

organisasi dan buku panduan tugas pokok dan fungsi MTsN Model Brebes.

Seperti dijelaskan sebagai berikut:

a. Kepala Madrasah

Adapun persyaratan menjadi kepala madrasah adalah berpendidikan

minimal S1, dengan pengalaman kerja minimal 8 tahun, mempunyai

ketrampilan kepemimpinan dan mengikuti semua ketentuan dari

Kemenag Kab. Brebes

b. Wakil kepala madarsah

Persyaratan menjadi wakil kepala madrasah antara lain,

berpendidikan minimal S1, dengan pengalaman kerja minimal 7

tahun, memiliki kemampuan manajerial, dan pernah mengikuti diklat

SMM, peningkatan SDM minimal 3 macam.

Page 43: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

156

c. Kepala tata usaha

Adapun persyaratan menjadi kepala tata usaha antara lain,

berpendidikan minimal S1, memiliki pengalaman kerja minimal 5

tahun, mampu mengoperasikan computer, memiliki kemampuan

manajerial, dan pernah mengikuti diklat manajemen perkantoran.

d. Kepala divisi/ laboratorium

Persyaratan menjadi kepala divisi atau laboratorium adalah

berpendidikan minimal S1, memiliki pengalaman kerja 4 tahun,

memiliki kemampuan manajerial, dan pernah mengikuti diklat

peningkatan SDM.

e. Guru inti

Sedangkan persyaratan menjadi guru inti adalah berpendidikan

minimal S1, memiliki masa kerja minimal 5 tahun, dan mampu

mengoperasikan komputer.

f. Wali kelas

Persyaratan menjadi wali kelas adalah berpendidikan minimal S1,

memiliki masa kerja minimal 3 tahun, dan mampu mengoperasikan

komputer.

Page 44: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

157

C. MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU

PENDIDIKAN MTs NEGERI MODEL BREBES

1. Model Manajemen Peningkatan Mutu Terpadu di MTs Negeri Model

Brebes

Konsep peningkatan mutu lembaga pendidikan yang berkembang dewasa

ini bahwa mutu pendidikan lebih banyak ditentukan oleh lembaga pendidikan

(sekolah/madrasah), yakni rancangan program yang disusun melalui

manajemen sekolah/madrasah. Mutu pendidikan bukanlah ditentukan dari luar

sekolah. Oleh karenanya peran kepala madrasah, guru-guru, staf dan juga

komite madrasah menjadi lebih penting dan menentukan.

Peningkatan mutu pendidikan MTs Negeri Model Brebes selalu merujuk

kepada 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang mencakup (a) standar isi;

(b) standar proses; (c) Standar kompetensi lulusan; (d) standar pendidik dan

tenaga kependidikan; (e) standar sarana dan prasarana; (f) standar

pengelolaan; (g) standar pembiayaan; dan (h) standar penilaian pendidikan.

MTs Negeri Model Brebes memandang bahwa mewujudkan peningkatan

mutu pendidikan sesuai dengan SNP membutuhkan sebuah model manajemen

peningkatan mutu terpadu atau kerangka konsep yang dijadikan acuan kerja

dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTs Negeri Brebes, karena hal

tersebut bukanlah suatu pendekatan yang sifatnya langsung jadi atau hasilnya

diperoleh dalam waktu singkat dan sekejap, tetapi membutuhkan suatu proses

yang sistematis. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan mutu pendidikan,

MTsN Model Brebes selalu berusaha semaksimal mungkin

Page 45: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

158

mengimplementasikan Manajemen Mutu Terpadu dalam sekolah. Meskipun

belum maksimal, akan tetapi MTsN Model Brebes selalu mengusahakan yang

terbaik dalam rangka meningkatkan mutu.

Adapun model manajemen peningkatakan mutu terpadu pendidikan di

MTsN Model Brebes adalah sebagi berikut:

a. Plan (Perencanaan)

Pada tahap perencanaan (plan) ini berisi penentuan proses mana yang

perlu diperbaiki, menetukan perbaikan apa yang dipilih, dan menentukan

data serta informasi yang diperlukan untuk perbaikan proses.

Dalam aplikasinya MTs Negeri Model Brebes melakukan kegiatan

analisis SWOT terlebih dahulu sebelum penyusunan perencanaan

peningkatan mutu madrasah dan mengadakan pembacaan keadaan riil

madrasah hari ini dan harapan yang akan datang (dinginkan). Melalui

analisis swot ini madrasah berupaya memanfaatkan kekuatan dan peluang

yang dimiliki serta mencoba mengeliminir kelemahan dan tantangan yang

ada. Selanjutnya, berdasarkan ke empat aspek tersebut disusun dan

dikembangkan berbagai program pendidikan yang kesemuanya

diorientasikan pada pencapaian mutu madrasah.

Pada dataran operasional pelaksanaan analisis swot akan berkembang

menghasilkan visi, misi, tujuan, dan program peningkatan mutu

penyelengraan pendidikan MTs Negeri Model Brebes. Kegiatan

perencanaan dapat digambarkan sebagai berikut;

Page 46: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

159

Pada tahap perencanaan ini, MTs Negeri Model Brebes juga

mengadakan pelatihan penyusunan program peningkatan mutu madrasah

dengan mendatangkan nara sumber dari balai diklat Kemenag Jateng/

LPMP, tujuan diklat ini adalah untuk memberi bekal kepada seluruh

pemangku kepentingan madrasah (stakeholder) dalam menyusun program

peningkatan mutu madrasah.

Setelah pelatihan dan penyusunan program-program madrasah dan

indikator-indikator keberhasilan program peningkatan mutu, dilanjutkan

dengan verifikasi program-program yang ada. verifikasi dilakukan dengan

melihat alternatif-alternatif program yang telah disusun dan

membandingkan dengan data hasil analisis swot yang telah dilakukan.

Dengan mendiskusikan kedua data tersebut, didapat gambaran tentang

program-program peningkatan mutu yang realistis untuk dicapai pada 3-5

tahun ke depan.

Setelah tahapan pembacaan analisis swot, pelatihan, penyusunan

program, penyusunan indikator keberhasilan dan verifikasi. Dilanjutkan

dengan persetujuan dan penetapan program kerja madrasah yang dijadikan

Kekuatan dan kelemahan

Peluang dan tantangan

Visi Misi Tujuan Program peningkatan

mutu madrasah

Page 47: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

160

arah kerja dan pengembangan madrasah 5 tahun s/d 10 tahun. Namun

demikian, program-program yang telah disusun, sewaktu-waktu dapat

direvisi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat

madrasah.

b. Do (Pelaksanaan)

Pada tahap ini berisi pengumpulan data dasar tentang jalannya proses,

implementasi perubahan yang dikehendaki (skala kecil), mengumpulkan

data untuk mengetahui perubahan (ada perbaikan atau tidak).

Pelaksanaan peningkatan mutu pendidikan MTs Negeri Model Brebes

dimulai dengan pembagian tugas masing-masing guru, tenaga

kependidikan dan pembentukan tim quality control. Tahap ini dilakukan

melalui rapat semua warga madrasah (ka. Madrasah, waka-waka

madrasah, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan) sebelum tahun

pelajaran baru dimulai, tepatnya sebelum pembagian rapot hasil belajar

siswa.

Pemilihan waktu ini dengan pertimbangan, semua warga (khususnya

guru) dapat menyusun program peningkatan mutu masing-masing pada

waktu libur madrasah.

Sedangkan tim quality control terdiri dari kepala madrasah dan semua

waka madrasah, ditambah dengan koordinator guru tiap mata pelajaran.

Arah perubahan yang dikehendaki dari peningkatan mutu merujuk pada

indikator-indikator peningkatan program peningkatan mutu madrasah

Page 48: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

161

dalam skala kecilnya, dan merujuk pada visi misi madrasah untuk skala

besarnya.

Tim Quality Control bekerja setiap hari, yaitu dengan melakukan

pengecekan terhadap kehadiran guru dalam melaksanakan KBM, dan

melakukan pertemuan setiap hari Kamis, Jumat, dan Sabtu. Pada kegiatan

ini, tim quality contorl membahas perkembangan pelaksanaan peningkatan

mutu, ”apakah kegiatan yang ada sudah sesuai dengan visi dan misi MTs

Negeri Model Brebes.

c. Check (monitoring dan evaluasi)

Pada tahap ini berisi langkah pemimpin untuk menafsirkan hasil

implementasi (berhasil atau tidak) atau upaya pemimpin untuk

memperoleh pengetahuan baru tentang proses yang berada dalam tanggung

jawabnya.

Secara aplikatif, tahap pengawasan atau pengendalian dilakukan setiap

hari melalui program pencatatan kehadiran guru dalam melaksanakan

KBM di kelas sesuai dengan jadwalnya. Kegiatan pengarahan dilakukan

supaya arah dan tujuan yang ada di KTSP atau RKM dapat tercapai sesuai

dengan visi dan misi madrasah.

Sedangkan kegiatan pengawasan dilakukan dalam bentuk supervisi

manajerial dan pembelajaran. Kegiatan ini dibantu oleh tim quality

control. Selain supervisi manajerial dan pembelajaran kegiatan

pengendalian dilakukan melalui pengarahan terhadap seluruh warga

madrasah. Kegiatan pengarahan dilakukan dalam 3 skala:

Page 49: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

162

1. Pengarahan setiap bulan yang dilakukan pada tanggal 17,

pengarahan ini ditujukan kepada semua warga madrasah.

2. Pengarahan setiap 2 (dua) bulan, pengarahan ini dihadiri untuk

waka-waka dan kepala madrasah.

3. Pengarahan setiap 3 (tiga) bulan antara waka, kepala madrasah, dan

komite madrasah

Pelaksanaan evaluasi dilakukan mulai dari perencanaan evaluasi, yaitu

dengan menyusun jadwal dan materi yang akan di evaluasi. Setelah

perencaan evaluasi tersusun, dilanjutkan dengan pelaksanaan evaluasi.

Kegiatan pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan membandingkan data

yang ada di program peningkatan mutu madrasah dan pelaksanaan

dilapangan. Apabila ada temuan problematika pelaksanaan peningkatan

mutu madrasah, maka tim quality melakukan analisis dengan diagram

tulang ikan, yaitu dengan melakukan identifkasi problematikan, mencari

akar permasalahan dan perumusan problem solving dari masing-masing

permasalahan. Pelaksanaan peningkatan mutu terpadu pendidikan dapat

digambarkan sebagai berikut:

Page 50: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

163

Tujuan Pendidikan

Islam (Depag)

Tujuan Pendidikan

Nasional (SNP)

Tujuan Institusional Pendidikan

(MTsN Model Breebs)

Penentuan Isi dan Struktur

Program peningkatan mutu

Strategi Pelaksanaan

peningkatan mutu

Standar mutu pendidikan

madrasah

Indicator mutu pendidikan

madrasah

Monitoring dan evaluasi

Hasil peningkatan mutu yang

di temukan

Hasil peningkatan mutu yang

di harapkan

Identifikasi permasalahan (problematika)

pelaksanaan peningkatan mutu pendidikan

madrasah

Reorientasi peningkatan mutu pendidikan

madrasah

Page 51: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

164

d. Act (melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan)

Kegiatan ini berisi pengambilan keputusan perubahan mana yang akan

di implementasikan, penyusunan prosedur baku, pelatihan ulang bagi

anggota terkait, dan pemantauan secara kontinu.

Secara aplikatif pada tahap ini tim quality control menggunakan solusi

dan perubahan proses yang sudah ditentukan dari hasil monitoring dan

evaluasi pada tahap sebelumnya. Langkah ini meliputi perencanaan

perbaikan kualitas, koordinasi, penugasan, pemantauan, dan pengukuran

rencana tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk menghindari kembali

timbulnya permasalahan yang sama atau menetapkan sasaran peningkatan

mutu berikutnya.

2. Keunggulan Model Manajemen Peningkatan Mutu Terpadu di MTs

Negeri Model Brebes

Ada beberapa keunggulan model manajemen peningkatan mutu terpadu di

MTsN Model Brebes, antara lain:

a. Tim quality control (pengendali mutu) yang terstruktur.

Keberadaan tim pengendali mutu (quality control) dalam peningkatan

mutu madarsah merupakan suatu yang harus ada. Tim ini terdiri dari

kepala madrasah dan wakil kepala madarsah beserta kordinator guru

matapelajaran. Pelaksanaan pengendalian mutu dilaksnakan setiap hari

melalui monitoring kebaradaan guru disetiap jam pelajaran berjalan, yang

di tandai dengan checklist kehadiran guru setiap kelas pada setiap jam

pelajaran. Pelaksana monitoring adalah guru piket yang sudah terjadwal.

Page 52: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

165

Selain monitoring dimasing-masing kelas, pengendalian mutu juga

dilakukan melalui koordinasi rutin antara kepala madrasah dan semua

wakil kepala madrasah yang dilakukan setiap minggunya (jadwal antara

hari kamis s/d sabtu), materi koordinasi adalah membahas temuan-temuan

permasalahan dilapangan terhadap kegiatan belajar-mengajar dan

kemajuan pelaksanaan program peningkatan mutu madrasah.

b. Adanya sumber daya manusia yang berkompeten

Sumberdaya manusia yang berkompeten dan bededikasi merupakan

modal yang harus dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan yang

berkomitmen meningkatkan mutu pendidikannya. Di MTsN Model Brebes

semua sumberdaya manusia yang ada bekerja melalui visi misi madrasah

dengan baik.

c. Metode perbaikan berkelanjutan yang sistematis

Metode merupakan salah satu unsur kegiatan manajemen. Metode

perbaikan yang berkalnjutan secara sistematis merupakan keunggulan

peningkatan mutu di MTsN Model Brebes yang selalu bekerja melalui

siklus PDCA, nanum dalam tahap perencanaan selalu didahului oleh

analisis SWOT, dan pada tahap chek atau pengendalian selalu

menggunakan kegiatan mencari sumber problem/permsalahan yang

kemudian menyusun problem solving (solusi) dari setiap permasalahan

yang ada untuk mewujudkan mutu madrasah yang telah ditetapkan.

Page 53: BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU ...eprints.walisongo.ac.id/1493/5/115112053_Tesis_Bab3.pdf · 114 BAB III MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU PENDIDIKAN MTs

166

d. Pendekatan data dan fakta.

Pendekatan data dan fakta juga faktor penting dalam peningkatan

mutu madrasah. begitu pula di MTsN Model Brebes, pendekatan data dan

fakta dalam peningkatan mutu dilakukan secara konsisten, sebagai sontoh

adanya check list kehadiran guru dalam melaksanakan tugasnya di setiap

KBM mata pelajaran sesuai dengan jadwal yang ada. Selain itu,

penggunaan nilai prestasi penguasaan siswa terhadap setiap kompetensi

yang harus dimiliki selalu dijadikan acuan dalam memantau peningkatan

mutu pendidikan melalui kegiatan KBM.

e. Budaya mutu

Aspek terpenting dalam model manajemen peningkatan mutu terpadu

pendidikan Islam adalah membangun tatanan sosio-kultural madrasah.

salah satu tujuan pembangunan sosio-kultur tersebut dibangun dalam

rangka mendukung tercapainya kualitas madrasah, dan tatanan yang

bernuansa islami dalam rangka mengembangkan dan menananmkan nilai-

nilai ajaran islami ke dalam diri peserta didik dan semua warga madrasah.

budaya mutu yang dimiliki madrasah akan sangat membantu madrasah

dalam mewujudkan visi dan misi madrasah, pada sisi lain juga budaya

mutu akan meningkatkan kinerja semua warga madrasah dalam

mewujudkan tujuan madrasah.