13
BAB III Asuhan Keperawatan 3.1 Kasus Tn Y datang dengan keluhan nyeri pada tulang femur kiri sejak 3 hari SMRS. Klien mengeluh terdapat benjolan dilutut kiri yang ukurannya semakin lama semakin membesar yang disertai dengan bengkak dan nyeri terus menerus sehingga pasien tidak dapat berjalan dan lututnya tidak dapat dilipat. Nyeri semakin meningkat pada malam hari. Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Dalam pemeriksaan foto rontgen, pada distal femur kiri didapatkan gambaran sun ray appearance, codman triangle, dan gambaran massa jaringan lunak. Dan pada pemeriksaan laboratorium, terjadi peningkatan kadar alkali posfatase. 3.2 Asuhan Keperawatan Sarkoma Osteogenik 3.2.1. Pengkajian 1. Anamnesa a. Identitas pasien: Nama : Tn. Y Umur : 16 tahun Jenis kelamin : laki-laki Agama : Islam Pendidikan : Pelajar SMA Pekerjaan : siswa pelajar Gol Darah : O

BAB III osteosarcoma.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mengenai osteosarkoma

Citation preview

Page 1: BAB III osteosarcoma.docx

BAB III

Asuhan Keperawatan

3.1 Kasus

Tn Y datang dengan keluhan nyeri pada tulang femur kiri sejak 3 hari SMRS. Klien

mengeluh terdapat benjolan dilutut kiri yang ukurannya semakin lama semakin membesar

yang disertai dengan bengkak dan nyeri terus menerus sehingga pasien tidak dapat berjalan

dan lututnya tidak dapat dilipat. Nyeri semakin meningkat pada malam hari. Pasien

belum pernah berobat sebelumnya.

Dalam pemeriksaan foto rontgen, pada distal femur kiri didapatkan gambaran sun ray

appearance, codman triangle, dan gambaran massa jaringan lunak. Dan pada pemeriksaan

laboratorium, terjadi peningkatan kadar alkali posfatase.

3.2 Asuhan Keperawatan Sarkoma Osteogenik

3.2.1. Pengkajian

1. Anamnesa

a. Identitas pasien:

Nama : Tn. Y

Umur : 16 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : Pelajar SMA

Pekerjaan : siswa pelajar

Gol Darah : O

Alamat : Kramat Jati Surabaya

b. Keluhan Utama:

klien Tn. Y mengeluh nyeri pada daerah tulang femur kiri, nyeri tersebut

semakin bertambah pada saat malam hari.

c. Riwayat Penyakit saat ini:

Tn Y datang dengan keluhan nyeri pada tulang femur kiri sejak 3 hari SMRS.

Klien mengeluh terdapat benjolan dilutut kiri yang ukurannya semakin lama semakin

membesar yang disertai dengan bengkak dan nyeri terus menerus sehingga pasien

Page 2: BAB III osteosarcoma.docx

tidak dapat berjalan dan lututnya tidak dapat dilipat. Nyeri semakin meningkat pada

malam hari. Pasien belum pernah berobat sebelumnya.

d. Riwayat Penyakit dahulu : tidak ada

e. Riwayat penyakit keluarga: tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang

sama seperti pasien.

2. Pemeriksaan Umum

Kesadaran : composmentis

Tanda vital :

- TD : 120/70 mm Hg - TB : 165 cm

- Nadi : 80x / menit - BB : 50 kg

- RR : 18x / menit - IMT : 22,2 Kg/ cm2

- Suhu : 36,8° C

1. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi : adanya pembengkakan jaringan lunak di tulang femur kiri dan

terlihat peningkatan vaskularitas pada kulit.

b. Palpasi : teraba massa pada daerah tulang femur kiri, dan terjadi peningkatan

suhu kulit di atas massa. Timbul nyeri tekan pada lokasi tersebut.

2. Pemeriksaan Persistem B1-B6 :

B1 ( Breath) : tidak mengalami sesak nafas, nafas vesikuler

B2 ( Blood) : tensi darah normal, tidak pusing, tampak anemia pada konjugtiva.

B3 ( Brain) : terdapat nyeri di femur kiri distal, dengan skala nyeri 7, nyeri

semakin meningkat pada malam hari.

B4 ( Bladder) : -

B5 ( Bowel) : kehilangan nafsu makan, BB menurun

B6 ( Bone ) : terjadi keterbatasan rentang gerak atau penurunan range of motion

(ROM) , ketika berjalan sedikit pincang karena nyeri.

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium :

- Hb  : 9.5 ↓ (13 – 16) (g/dl)

Page 3: BAB III osteosarcoma.docx

- Hematokrit  : 28 ↓ (40 – 54) (%)

- Leukosit : 17.900 ↑ (5.000 – 10.000) (/ul)

- Eritrosit : 3.44 ↓ (4.5 – 5.5) (juta/ul)

- Trombosit : 180.000 (150.000 – 400.000) (/ul)

- alkali posfat : 250 ↑ ( 50–230 IU/L)

3.2.2 Analisa Data

Data Etiologi Masalah Keperawatan

DS: Pasien mengeluh nyeri

di kaki kiri

DO:

P: ada pembengkakan pada

tulang femur kiri distal

Q: Nyeri tumpul & dalam

R: persendian dan tulang

epifisis

S: skala 7

T: nyeri bertambah pada

malam hari dan

semakin sakit

Pemeriksaan Ttv:

- TD : 120/70 mm Hg

- Nadi : 80x / menit

- Suhu : 36,8° C

- RR : 18x / menit

Klien nampak meringis

kesakitan.

Abnormalitas Sel Tulang

Pembengkakan Sel Tulang

Aktifasi Reseptor Nyeri

Aktifasi Bradikinin Dan

Prostalglandin

Nyeri

Nyeri

DS: pasien mengatakan

kesulitan bergerak

DO: Pasien kelihatan hanya

Pembengkakan Sendi

Keterbarasan Gerak Sendi

Kerusakan Mobilitas

Fisik

Page 4: BAB III osteosarcoma.docx

berada di tempat tidur

sepanjang hari dan hanya

menggerakkan sendi yang

sehat saja.

Kekuatan otot :

5 5

3 5

Proses Terjadinya Penyakit

Imobilitas Fisik

DS:-

DO:

kaki tampak kemerahan,

adanya masa, pada kaki yang

bengkak terasa hangat/panas,

timbul edema, ROM terbatas

Leukosit ↑ : 17.900/ul

Adanya tumor tulang

jaringan lunak diinvasi oleh

tumor

terjadi destruksi tulang lokal

Periosteum tulang yang baru

tertimbun dekat tempat lesi

Tumbuh tulang yang abortif

Resiko Tinggi Infeksi

Resiko Tinggi Infeksi

DS: pasien mengatakan

cemas terhadap penyakitnya

DO: Ekspresi wajah tegang,

pasien terlihat gelisah dan

sering menanyakan tentang

penyakitnya

Osteosarkoma

Pembengkakan Sel Tulang

Keterbarasan Gerak Sendi

Respon Psikologis

Informasi Yang Kurang

Ansietas

Page 5: BAB III osteosarcoma.docx

Tentang Proses Penyakit Dan

Penyembuhannya

3.3 Diagnosa Keperawatan

1) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan gerak sendi.

2) Nyeri berhubungan dengan pembengkakan sel tulang atau penekanan reseptor saraf

nyeri.

3) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan fraktur patologik akibat tumbuh tulang

yang abortif

4) Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tenteng proses penyakit dan

proses penyembuhan.

3.4 Intervensi

1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan gerak sendi.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam, pasien dapat melakukan

aktivitas secara minimum

Kriteria hasil:

- mempertahankan posisi yang optimal,

- meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang terkena,

- mendemonstrasikan perilaku yang memungkinkan aktivitas.

Intervensi Rasional

a. Kaji kemampuan klien dalam

melakukan aktifitas motorik, seperti

kekuatan otot kaki, mengangkat kaki

dengan tahanan, mengangkat kaki

dengan melawan gravitasi, dan lain

sebagainya.

a. mengidentifikasi kelemahan/ kekuatan

dan dapat memberikan informasi bagi

pemulihan

b. Ubah posisi minimal setiap 2 jam

(telentang, miring)

b. menurunkan resiko terjadinya trauma/

iskemia jaringan

d. Anjurkan pasien untuk membantu d. baik jika daerah yang sakit tidak

Page 6: BAB III osteosarcoma.docx

pergerakan dan latihan dengan

menggunakan ekstremitas yang tidak

sakit.

menjadi lebih terganggu.

e. Konsultasikan dengan ahli fisioterapi

secara aktif, latihan resistif, dan

ambulasi pasien.

e. program khusus dapat dikembangkan

untuk menemukan kebutuhan yang

berarti/ menjaga kekurangan tersebut

dalam keseimbangan, koordinasi, dan

kekuatan.

2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan sel tulang atau penekanan reseptor saraf nyeri.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam, nyeri berkurang

Kriteria hasil :

- Mengungkapkan berkurangnya rasa nyeri dengan skala 1-3

- ekspresi wajah tidak meringis

- Tampak rileks, mampu tidur/ istirahat dengan tepat.

- mendemostrasikan penggunaan keterampilan, relaksasi sesuai indikasi untuk situasi

individu.

- Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital normal

Intervensi Rasional

a. Observasi tanda-tanda vital a. Tanda-tanda vital dapat berubah dan

merupakan indikator untuk menilai

perkembangan penyakit.

b. Pantau status nyeri yang dirasakan klien

(lokasi, frekuensi, durasi, dan intensitas

nyeri)

b. Deskripsi yang akurat tentang keluhan

nyeri diperlukan untuk diagnosis

dan pengobatan.

c. Modifikasi lingkungan yang nyaman,

dan berikan aktivitas hiburan misalnya

mendengarkan musik.

c. Meningkatkan relaksasi klien.

Page 7: BAB III osteosarcoma.docx

d. Ajarkan tehnik manajemen nyeri

seperti tehnik relaksasi napas dalam,

visualisasi, dan bimbingan imajinasi

d. Meningkatkan relaksasi dan membantu

menghilangkan ketegangan otot yang

dapat menurunkan rasa nyeri klien

e. Kolaborasi obat analgetik sesuai

dengan kebutuhan.

f. Berguna untuk mengurangi nyeri dan

spasme otot

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan fraktur patologik akibat tumbuh tulang yang

abortif

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam, tidak terjadi infeksi.

Kriteria hasil :

- Tanda-tanda infeksi tidak ada (kemerahan, bengkak, nyeri tekan, hipertermi,

perubahan fungsi)

- Suhu normal : 36-37,5oC

- Leukosit normal (4,5-10,5 x 103/uL)

Intervensi Rasional

a. Pantau tanda-tanda infeksi seperti

peningkatakan suhu tubuh klien,

kemerahan, bengkak, nyeri tekan, dan

perubahan fungsi jaringan pda lulut

klien

a. Menilai secara dini terjadinya infeksi

sehingga dapat menentukan intervensi

selanjutnya

b. Tingkatkan upaya pencegahan dengan

melakukan cuci tangan yang baik

pada semua orang yang berhubungan

dengan klien termasuk klien sendiri

b. Mencegah timbulnya infeksi silang

(infeksi nosokomial)

c. Pertahankan teknik aseptik pada

tindakan invasif

c. Menurunkan kemungkinan terjadinya

infeksi.

d. Berikan perawatan kulit dengan

teratur, massase daerah sekitar tulang

yang tertekan, jaga kulit tetap kering

d. Sirkulasi perifer bisa terganggu yang

menempatkan klien pada peningkatan

resiko terjadinya kerusakan pada

Page 8: BAB III osteosarcoma.docx

kulit/iritasi kulit dan infeksi

e. Anjurkan klien minum adekuat kira-

kira 1750 cc perhari (35cc x 50kg BB)

jika tidak ada kontraindikasi

e. Meningkatkan aliran urin untuk

mencegah urin yang statis dan

membantu dalam mempertahankan

pH/keasaman urin, yang menurunkan

pertumbuhan bakteri

f. Kolaborasi pemeriksaan darah

(leukosit)

g. Mengidentifikasi tanda infeksi melalui

jumlah leukosit dalam darah

g. Kolaborasi pemberian antibiotik h. Penanganan awal dapat membantu

mencegah timbulnya sepsis

4. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan proses

penyembuhan.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam, ansietas dapat teratasi

Kriteria hasil :

- metode koping adekuat

- keadekuatan relaksasi

Intervensi Rasional

a. Dekati pasien dengan ramah dan penuh

perhatian. Ambil keuntungan dari

kegiatan yang dapat diajarkan.

a. Menemukan kebutuhan psikologis

yang akan meningkatkan harga diri dan

meningkatkan kesempatan untuk

belajar cara-cara baru dalam mengatasi

keadaan

b. Sarankan pasien untuk mengepresikan

perasaannya dan diskusi bagaimana

sakit kepala itu mengganggu kerja dan

kesenangan dari hidup ini

b. Pasien mampu untuk mengenali

perasaannya yang berhubungan dengan

nyeri yang terjadi. Pasien mungkin

frustasi dengan kejadian sakit

kepala/penanganannya dan pengaturan

yang perlu dibuat dalam gaya hidupnya

c. Berikan informasi mengenai penyebab c. Pemahaman terhadap informasi ini

Page 9: BAB III osteosarcoma.docx

penyakit, perjalanan penyakit serta

pengobatan.

dapat membantu pasien dalam

menentukan pilihan, belajar mengatasi

masalah, dan mendapatkan satu sensasi

dari pengendalian atas keadaan yang

meningkatkan harga diri.

d. Rujuk untuk melakukan konseling

dan/atau terapi keluarga atau kelas

tempat pelatihan sikap asertif sesuai

indikasi.

d. Mungkin membutuhkan bantuan

tambahan pada penyelesaian masalah

yang berhubungan yang mempengaruhi

kemajuan kearah kesejahteraan.