28
21 BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah, memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa kecil dahulu, dapat memberikan kesadaran kita akan hal-hal yang telah kita capai untuk sebuah koreksi menuju hal-hal yang akan kita lakukan saat ini dan dimasa yang akan datang, karena dorongan psikologis kita. Keluguan seorang anak di dalam kehidupan biasanya tidak terbebani oleh pemikiran yang muluk-muluk sehingga dalam penyampaian pesan yang tergores melalui ekspresi wajah atau mimik akan memberi petunjuk tentang minat mereka terhadap sesuatu. Oleh sebab itu ekspresi wajah anak adalah sebuah ide yang ingin pencipta tuangkan ke dalam karya. Karya ini akan difokuskan pada subjek ekspresi anak dalam karya seni lukis, yaitu visualisasi yang menggambarkan bahasa tentang keindahan dan pertanggung jawaban sebagai seorang perupa. Sesuai dengan bidang penulis yang menempuh studi pada jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain UNS Surakarta, maka penulis menuangkan ide gagasan untuk menciptakan sebuah karya seni lukis berdasarkan teknik yang diperoleh selama masa studi baik secara formal mulai dari Studio Lukis I yang ditempuh pada semester lima sampai dengan Studio Lukis IV pada semester delapan, dan juga non formal selama penulis berkesenian khususnya seni rupa di luar wilayah akademis. Penulis berharap Ekspresi Wajah atau Mimik Pada Anak yang menjadi konsep penciptaan karya seni lukis di sini dapat memberikan gambaran tentang

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritisabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0608031_bab3.pdf · Karya ini akan difokuskan pada subjek ekspresi anak dalam karya seni

Embed Size (px)

Citation preview

21

BAB III

PROSES PENCIPTAAN KARYA

A. Implementasi Teoritis

Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah,

memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

kecil dahulu, dapat memberikan kesadaran kita akan hal-hal yang telah kita capai

untuk sebuah koreksi menuju hal-hal yang akan kita lakukan saat ini dan dimasa

yang akan datang, karena dorongan psikologis kita.

Keluguan seorang anak di dalam kehidupan biasanya tidak terbebani oleh

pemikiran yang muluk-muluk sehingga dalam penyampaian pesan yang tergores

melalui ekspresi wajah atau mimik akan memberi petunjuk tentang minat mereka

terhadap sesuatu. Oleh sebab itu ekspresi wajah anak adalah sebuah ide yang

ingin pencipta tuangkan ke dalam karya.

Karya ini akan difokuskan pada subjek ekspresi anak dalam karya seni lukis,

yaitu visualisasi yang menggambarkan bahasa tentang keindahan dan pertanggung

jawaban sebagai seorang perupa. Sesuai dengan bidang penulis yang menempuh

studi pada jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain UNS

Surakarta, maka penulis menuangkan ide gagasan untuk menciptakan sebuah

karya seni lukis berdasarkan teknik yang diperoleh selama masa studi baik secara

formal mulai dari Studio Lukis I yang ditempuh pada semester lima sampai

dengan Studio Lukis IV pada semester delapan, dan juga non formal selama

penulis berkesenian khususnya seni rupa di luar wilayah akademis.

Penulis berharap Ekspresi Wajah atau Mimik Pada Anak yang menjadi

konsep penciptaan karya seni lukis di sini dapat memberikan gambaran tentang

22

realita kehidupan dan masalah-masalah sosial yang aktual sebagai masalah yang

lebih penting untuk dikemukakan .

Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis.

Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya.

Dalam proses penciptaan karya lukis ini, penulis terinspirasi oleh anak.

Penulis merasakan adanya dorongan perasaan yang tersentuh oleh suatu keunikan

dari ekspresi anak. Saat melihat sosok anak berekspresi, ekspresi wajah anak

sangat berbeda sekali dengan ekspresi yang ditampilkan oleh orang dewasa.

Ekspresi anak terlihat lebih spontan dan tidak mengada-ngada, dan dari realitas ini

pulalah penulis kemudian mendapatkan gagasan ekspresi seorang anak untuk

dijadikan sebuah kajian karena memiliki sisi menarik dari seorang anak dibalik

karakter ekspresi yang di keluarkan. Sebelum Penulis melakukan proses melukis,

terkadang Penulis menelusuri terlebih dahulu realita yang terjadi, merasakan dan

mengamati secara langsung interaksi seorang anak dalam berekspresi, proses

interaksi ini pun kemudian membuahkan ide dan jiwa yang jernih sebelum

memulai proses melukis.

Penulis merasakan pengalaman pribadi pada momen-momen sepanjang

proses kerja kreatif merupakan bagian dari proses penciptaan karya lukis ini

dengan melihat secara langsung dunia anak dan mengamati segala aktivitas yang

berhubungan dengan anak.

Proses apresiasi terhadap karya seni pun sangat memengaruhi penulis dalam

membentuk dan memvisualisasikan objek, dengan melihat pameran lukisan

ataupun melihat karya seni yang sudah terlebih dahulu dibuat oleh para seniman,

Untuk merangsang penulis untuk membuat karya seni yang lebih segar dan

23

memuat konsep yang lebih kontekstual. Karya yang penulis ciptakan yaitu berupa

sepuluh buah karya dengan ukuran 150 x 115 cm. Dalam proses pembuatan

lukisan terdapat proses kreasi yang timbul dari sebuah imajinasi untuk

mendapatkan proporsi yang baik.

B. Implementasi Visual

1. Konsep Perwujudan

Dalam pembuatan karya seni lukis ini penulis sebagai penciptanya

menghadirkan sepuluh buah lukisan dengan kanvas sebagai bidang lukisnya dan

menggunakan teknik cetak stensil dengan bantuan proyektor. Dari konsep

“Ekspresi Wajah atau Mimik Pada Anak” maka ide-ide yang dituangkan adalah

tentang ekspresi dari diri penulis yang akan divisualisasikan dalam karya seni

lukis satu sampai sepuluh. Pada karya ini, penulis sebagai perupa membuang

sejauh mungkin pembatasan seni rupa murni hanya di sekitar wilayah seni lukis.

Oleh karena itu pemilihan media kanvas dan teknik stensil dirasakan paling tepat

untuk menampung gagasan tersebut. Karya yang akan diciptakan menggunakan

visualisasi yang digambarkan dengan bantuan proyektor.

Sebuah penciptaan karya membutuhkan sebuah media untuk

megimplementasikan ide dan gagasanya, baik itu dengan menggunakan kanvas,

kertas, papan dan sebagainya agar karya tersebut dapat dinikmati dan diamati.

Sehingga tidak hanya sekedar pemikiran dan angan-angan yang ada tetapi ada

bentuk kongkritnya yaitu sebuah karya seni. Pemilihan media yang tepat sangat

mempengaruhi hasil akhir sebuah karya seni, pesan yang disampaikan seorang

seniman juga dapat diwakilkan dengan menggunakan media “jadi” (ready made) ,

24

media yang salah akan mempengaruhi komunikasi antara seniman dengan

penikmat seni.

2. Teknik Pengerjaan

Sebelum pencipta melakukan proses pengerjaan karya, pencipta menyiapkan

alat dan bahan yang akan dipakai dalam melukis. Keseluruhan alat dan bahan

disesuaikan dengan kebutuhan atau sesuai tehnik yang digunakan. Adapun alat

dan bahan yang digunakan dalam proses penciptaan karya antara lain:

a. Alat-Alat Melukis

Adapun alat-alat yang digunakan atau dipersiapkan yakni:

1) Proyektor

Berfungsi sebagai alat untuk membantu membuat sketsa di

kanvas.

2) Guntaker

Berfungsi sebagai perekat kain kanvas diatas spanram. Steples

yang dipakai 24/6-1M.

3) Spanram

Spanram yang digunakan terbuat dari kayu damar dengan tebal

3x4 cm dan panjang empat meter sebanyak dua belas buah yang

digunakan sebagai span ram.

4) Kuas

Untuk alat yang digunakan dalam proses pengerjaan karya

penulis menggunakan kuas Eterna dengan berbagai macam

ukuran.

25

b. Bahan- bahan melukis

Adapun bahan –bahan yang digunakan dalam proses berkarya seni :

1) Kain Kanvas

Kain kanvas yang teksturnya lebih halus, bisa di beli di

toko- toko kain terdekat. Kain kanvas yang digunakan adalah

dengan 0,3 mm sebanyak lima buah, dengan ukuran panjangnya

150 cm dan lebar 110 cm

2) Pensil

Pensil yang digunakan adalah pensil 2B yang digunakan

untuk proses drawing.

3) Cat Tembok

Cat Tembok yang digunakan cat tembok Inulex warna

putih lima kilogram, binder dua kilogram.

4) Pigmen

Supaya didapatkan gradasi warna untuk menciptakan

bentuk pada kain kanvas yang dipakai sebagai media melukis.

Pigmen dengan warna primer yaitu merah, kuning, biru, dan

warna hitam masing-masing dua ons.

Dalam prosesnya, perangkat komputer juga menjadi alat dalam pengerjaan

karya penulis. Untuk proses pengerjaannya ada beberapa langkah sebagai berikut;

a. Langkah pertama dalam pembuatan karya lukis adalah dengan membuat

sketsa dari ide dan gagasan penulis.

b. Langkah ke dua, kanvas sebagai bidang yang akan dilukis dipasangi

kerangka di bagian belakangnya dengan menggunakan kayu reng dan

26

diamplas permukaanya. Kemudian di dasari warna putih, dengan

menggunakan cat akrilik yang dicampur dengan binder.

c. Langkah ke tiga, edit gambar yang akan menjadi objek lukisan dengan

menggunakan software photoshop Cs5, kemudian dilanjutkan dengan

membuat desain teknik stensil.

d. Langkah ke empat, melukiskan karya yang sudah di proses photoshop ke

kanvas dengan bantuan alat proyektor.

e. Langkah ke lima membuat sket objek yang merupakan bagian dari lukisan

dengan cat akrilik.

f. Langkah ke enam, blok warna objek dengan menggunakan cat akrilik dan

digoreskan dengan kuas.

g. Langkah ke tujuh yaitu, mengecat background dengan cat akrilik sesuai

dengan karakter dan sifat warna sesuai dengan ekspresi dari tiap karya.

3. Proses Visualisasi Karya

a. Sketsa gambar

Setelah mendapatkan ide dan gagasan bentuk dari konsep

penciptaan karya lukis, lalu mulai membuat sketsa rancangan gambar

yang akan dilukis. Ada banyak alternatif sketsa yang berikutnya

dipilih yang paling sesuai dengan gagasan bentuk yang dikehendaki.

Dalam proses pembuatan karya ini sketsa hanya sebagai rancangan

bentuk yang akan divisualisasikan, karena objek yang akan

dimunculkan adalah ekspresi wajah anak yang diambil dari foto, baik

dari internet maupun hasil memotret model yang telah disesuaikan

dengan sketsanya.

27

b. Pewarnaan dan pembentukan objek

Dalam proses pewarnaan karya yang akan dilukis yaitu

menggunakan cat akrilik. Setelah pewarnaan pada objek maka

berikutnya menggambar background. Objek yang akan

divisualisasikan yang berupa foto sebelumnya diedit di photoshop

untuk membuat negatif cetak sablon/stensil multi, dan bagian dalam

objek diwarnai dengan cat akrilik sesuai dengan warna yang

dikehendaki.

c. Pembuatan back ground

Dalam pembuatan background kesepuluh karya akan disesuaikan

dengan karakter dan sifat warna sesuai dengan ekspresi dari tiap

karya. Untuk tekhniknya menggunakan teknik melukis dengan

menggunakan kuas seperti pada umumnya. Untuk pewarnaannya

menggunakan cat akrilik dan pigmen.

Dalam proses pembuatan karya satu sampai dengan sepuluh

semuanya menggunakan teknik yang sama hanya visualisasinya saja

yang berbeda. Dan warna-warna yang digunakan pada objek gambar

juga sama, kecuali warna background berbeda karena disesuaikan

dengan gagasan visual pada tiap karya.

28

d. Sketsa-sketsa

1. Sketsa Karya I

Gambar 3. Sketsa karya I.

2. Sketsa Karya II

Gambar 4. Sketsa karya II.

29

3. Sketsa Karya III

Gambar 5. Sketsa karya III.

4. Sketsa Karya IV

Gambar 6. Sketsa karya IV.

30

5. Sketsa Karya V

Gambar 7. Sketsa karya V.

6. Sketsa Karya VI

Gambar 8. Sketsa karya VI.

31

7. Sketsa Karya VII

Gambar 9. Sketsa karya VII.

8. Sketsa Karya VIII

Gambar 10. Sketsa karya VIII.

32

9. Sketsa Karya IX

Gambar 11. Sketsa karya IX.

10. Sketsa Karya X

Gambar 12. Sketsa karya X.

33

e. Perwujudan Karya

Gambar 13. Proses Proyeksi Gambar Ke Kanvas.

34

Gambar 14. Proses sketsa gambar dengan bantuan proyektor.

35

Gambar 15. Hasil sketa di kanvas.

36

Gambar 16. Proses pewarnaan obyek.

37

Gambar 17. Hasil jadi pewarnaan objek.

38

Gambar 18. Hasil akhir karya.

39

C. Deskripsi Karya

Pada proses pembuatan karya, penulis menciptakan lima buah lukisan dan

berikut ini akan dituliskan deskripsi dari karya pertama sampai dengan karya yang

ke sepuluh.

a. Karya pertama

Gambar 19. Karya Pertama Ekspresi anak penasaran

Judul : Ekspresi Anak Penasaran

Ukuran : 150 x 110 cm

Medium : Acrylic on canvas

Teknik : Lukis

Tahun : 2015

40

Pada karya anak ini tampak anak seorang perempuan dengan rambut sebahu

sedang melirik kearah kanan. Dengan background merah keunguan. Merah

keunguan menggambarkan sifat ekspresi penasaran ( penuh teka-teki).

b. Karya kedua

Gambar 20. Karya Kedua Ekspresi Anak Malu

Judul : Ekspresi Anak Malu

Ukuran : 150 x 110 cm

Medium : Acrylic on canvas

Teknik : Lukis

Tahun : 2015

41

Pada karya ini menggambarkan seorang anak perempuan sedang memegang

kepala dengan tangan kirinya yang menandakan anak perempuan ini

menunjukkan ekspresi malu-malu. Background untuk menggambarkan ekspresi

malu-malu adalah warna kuning.

c. Karya ketiga

Gambar 21. Karya Ketiga Ekspresi Anak Sedih

Judul : Ekspresi Anak Sedih

Ukuran : 150 x 110 cm

Medium : Acrylic on canvas

Teknik : Lukis

Tahun : 2015

Pada karya ini menggambarkan seorang anak kecil laki-laki yang sedang

sedih. Untuk background ekspresi sedih berwarna Ungu.

42

d. Karya keempat

Gambar 22. Karya Keempat Ekspresi Anak Marah.

Judul : Ekspresi Anak Marah

Ukuran : 150 x 110 cm

Medium : Acrylic on canvas

Teknik : Lukis

Tahun : 2015

Pada karya ini menggambarkan seorang anak perempuan yang mengerutkan

wajahnya, gambar ini berarti anak perempuan itu sedang marah. Backgroung

sendiri berwarna merah.

43

e. Karya kelima

Gambar 23. Karya Kelima Ekspresi Anak Takut.

Judul : Ekspresi Anak Takut

Ukuran : 150 x 110 cm

Medium : Acrylic

Teknik : Lukis dan Stensil

Tahun : 2015

Pada gambar ini terlihat seorang laki-laki berusaha menutupi wajahnya

dengan kedua tangan. Gambar ini menandakan bahwa anak ini sedang ketakutan

dengan backround warna hitam yang menunjukan sifat ekspresi takut.

44

f. Karya keenam

Gambar 24. Karya Keenam Ekspresi Anak Terkejut.

Judul : Ekspresi Anak Terkejut

Ukuran : 150 x 110 cm

Medium : Acrylic on canvas

Teknik : Lukis

Tahun : 2015

Pada gambar ini menjelaskan seorang anak nampak terkejut dengan

membelalakkan matanya juga membuka mulutnya lebar-lebar. Sifat ekspresi

terkejut digambarkan dengan background warna merah jingga.

45

g. Karya ketujuh

Gambar 25. Karya Ketujuh Ekspresi Anak Senang.

Judul : Ekspresi Anak Senang

Ukuran : 150 x 110 cm

Medium : Acrylic on canvas

Teknik : Lukis

Tahun : 2015

Pada gambar ini memgambarkan seorang anak laki-laki kecil sedang merasa

gembira. Background sendiri berwarna kuning yang menunjukan sifat ekspresi

senang atau gembira.

46

h. Karya kedelapan

Gambar 26. Karya Kedelapan Ekspresi Anak Mengantuk.

Judul : Ekspresi Anak Mengantuk

Ukuran : 150 x 110 cm

Medium : Acrylic on canvas

Teknik : Lukis

Tahun : 2015

Pada gambar ini menggambarkan anak perempuan sedang menguap dan

menutup mulut dengan tangannya. Background berwarna hijau muda untuk

menunjukan ekspresi mengantuk.

47

i. Karya kesembilan

Gambar 27. Karya Kesembilan Ekspresi Anak Bercanda.

Judul : Ekspresi Anak Bercanda

Ukuran : 130 x 90 cm

Medium : Acrylic on canvas

Teknik : Lukis

Tahun : 2015

Pada gambar ini menunjukan seorang anak perempuan sedang menjulurkan

lidahnya dan meletakkan kedua tangannya di pipi. Dengan background berwarna

kuning, karena warna kuning menggambarkan ekspresi senang (mengejek).

48

j. Karya kesepuluh

Gambar 28. Karya Kesepuluh Ekspresi Anak Jijik.

Judul : Ekspresi Anak Jijik

Ukuran : 150 x 110 cm

Medium : Acrylic on canvas

Teknik : Lukis

Tahun : 2015

Pada gambar ini digambarkan seorang anak sedang melirikkan matanya kekiri

sambil memerotkan mulut. Dengan background warna hijau tua yang

menunjukkan sifat ekspresi menjijikan.