13
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitikal dengan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor– faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmojo, 2010). B.Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. 2. Waktu Penelitian C. Populasi Populasi penelitian adalah seluruh lanjut usia (berusia lebih dari 60 tahun) yang menghuni Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta, berjumlah 94 orang. 38

BAB III Revisi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

revisi skripsi

Citation preview

Page 1: BAB III Revisi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional

analitikal dengan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk

mempelajari dinamika korelasi antara faktor–faktor risiko dengan efek,

dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada

suatu saat (Notoatmojo, 2010).

B.Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

2. Waktu Penelitian

C. Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh lanjut usia (berusia lebih dari 60

tahun) yang menghuni Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta, berjumlah 94

orang.

D. Sampel

1. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya

hendak diselidiki dan dianggap dapat mewakili seluruh populasi

(Arikunto, 2010). Sampel yang dipakai dalam penelitian ini yaitu lansia di

Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta yang sesuai dengan kriteria

inklusi.

38

Page 2: BAB III Revisi

39

2. Teknik pengambilan sampel

Arikunto (2010) mengatakan bahwa sampling adalah suatu proses

yang dilakukan untuk memilih dan mengambil sampel secara benar dari

suatu populasi. Adapun metode pengambilan sampel dalam penelitian ini

dengan cara exhaustive sampling. Exhaustive sampling yaitu skema

pencuplikan dimana peneliti mengambil semua subjek dari populasi

sumber sebagai sampel untuk diteliti (Bhisma, 2006).

E. Kriteria Retriksi

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari subjek penelitian

yang layak untuk dilakukan penelitian, kriteria inklusi dalam penelitian ini

meliputi :

a. Dapat berkomunikasi secara verbal.

b. Lansia berumur 60–80 Tahun.

c. Selama periode pengambilan data tinggal di Panti Wredha Dharma

Bhakti Surakarta.

d. Bersedia menjadi responden.

e. Beragama Islam.

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek

yang tidak memenuhi kriteria :

Page 3: BAB III Revisi

40

a. Pada kuesioner LMMPI menjawab “tidak” lebih dari 10.

b. Yang menyandang gangguan jiwa berat.

c. Yang berada di ruang isolasi.

d. Yang mengalami gangguan kognitif (demensia).

e. Menderita penyakit kronis yang berat.

f. Yang mengalami gangguan panca indera.

F. Variabel penelitian

1. Variabel bebas (independent)

Adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya

variabel terikat (Notoatmodjo, 2010). Jadi variabel bebas adalah variabel

yang mempengaruhi variabel terikat, variabel bebas dalam penelitian ini

adalah tingkat religiusitas.

2. Variabel terikat (dependent)

Adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas (Notoatmodjo, 2010). Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah tingkat depresi pada lansia.

3. Variabel penganggu (confounding)

Variabel penganggu (Confounding) adalah variabel yang menganggu

terhadap hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent

(Notoatmodjo, 2010). Variabel penganggu dalam penelitian ini yaitu:

a. Faktor kekecewaan.

b. Faktor terperangkap.

c. Faktor penolakan.

Page 4: BAB III Revisi

41

d. Faktor kurang percaya diri.

e. Faktor kehilangan

G.Definisi Operasional

1. Tingkat Depresi : derajat gangguan perasaan yang berlangsung cukup

lama, disertai perubahan suasana hati, pemikiran yang negatif, hilangnya

minat, gairah dan aktivitas sehari–hari, yang diperoleh dari responden

melalui pengukuran dengan skala depresi geriatrik. Semakin tinggi nilai

skala yang diperoleh menunjukkan tingkat depresi yang semakin berat.

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian adalah interval.

2. Tingkat Religiusitas : hal-hal yang dinilai menurut aspek agama yang

terkait dengan kehidupan manusia sehari-hari yang bukan hanya terjadi

ketika seseorang melakukan ibadah ritual saja, melainkan juga ketika

melakukan aktivitas lainnya sehari-hari. Religiusitas ini akan diukur dalam

dimensi amal (pengamalan) yang menggunakan skala pengukuran interval.

3. Lanjut Usia : seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun atau lebih

yang didasarkan identitas responden yang tertulis pada KTP atau catatan

medik.

4. Panti Wredha : suatu institusi hunian bersama dari para lansia yang secara

fisik/kesehatan masih mandiri, akan tetapi mempunyai keterbatasan sosial

ekonomi.

5. L-MMPI : Skala L-MMPI (Lie Minnesota Multhiphasic Personality

Inventory) merupakan skala untuk menilai kejujuran dalam menjawab

instrumen yang diberikan. Berisi 15 butir pernyataan. Bila jawaban "tidak"

Page 5: BAB III Revisi

42

lebih dari atau sama dengan 10 pernyataan maka responden dinyatakan

invalid dan dikeluarkan dari sampel penelitian.

H. Instrumen Penelitian

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dengan pertanyaan–

pertanyaan tertutup. Kuesioner terdiri dari instrumen Data diri, L-MMPI,

religiusitas, dan derajat depresi. Pengumpulan data dilakukan oleh surveyor

yang sudah dilatih dengan membacakan pertanyaan dan mengisikan jawaban

yang diberikan oleh responden.

1. Instrumen Data Diri

Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui status responden secara lengkap

dan terjaga kerahasiaannya. Kuesioner ini berisikan pernyataan bahwa

kesediaan menjadi subjek dalam penelitian tanpa suatu paksaan dari pihak

manapun. Dan bersedia menjawab pertanyaan dengan sejujur-jujurnya.

2. Instrumen kuesioner L-MMPI

Skala L-MMPI (Lie Minnesota Multhiphasic Personality Inventory)

merupakan skala untuk menilai kejujuran dalam menjawab instrumen yang

diberikan. Berisi 15 butir pernyataan. Bila jawaban "tidak" lebih dari atau

sama dengan 10 pernyataan maka responden dinyatakan invalid dan

dikeluarkan dari sampel penelitian (Iskandar, 2008).

3. Instrumen kuesioner religiuistas

Sesungguhnya sejauh mana tingkat religiusitas seseorang itu hanya Allah

saja yang mengetahui. Namun demikian, setidaknya alat ukur (skala) dapat

dijadikan pedoman untuk mengukur religiusitas seseorang. Para pakar

Page 6: BAB III Revisi

43

(Hunt, 1968; King et al, 1972; Hatta Syanchron, 1998) telah mencoba

untuk mengetahui religiusitas sesorang dengan membuat alat ukur atau

skala dimensi religi (Hawari, 2002). Hawari membuat alat ukur (skala)

dimensi religi bagi seseorang yang beragama Islam, butir–butir ("item)

skala dimensi religi versi Hawari merujuk pada ajaran agama Islam

berdasarkan kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadist. Adapun penilaiannya

dengan angka dari 1 hingga 5. Nilai angka 1 artinya keyakinan dan

pelaksanaan baik sekali, sedangkan nilai angka 5 artinya keyakinan dan

pelaksanaan kurang sekali. Sedangkan nilai angka 2, 3, dan 4 berada

diantara 1 dan 5 (Hawari, 2009). Adapun cara penilaiannya sebagai

berikut:

Skor 39–78 = baik sekali

Skor 79–117 = baik

Skor 118–156 = kurang baik

Skor 157–195 = kurang sekali

4. Instrumen kuesioner tingkat depresi

Derajat depresi diukur dengan menggunakan Geriatric Depression Scale

(GDS). Skala depresi geriatrik terdiri dari 15 item pertanyaan tertutup

yang harus dijawab oleh responden dengan alternatif 2 (dua) jawaban,

yaitu “ya” dan “tidak”. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 1, dan

jawaban yang salah diberi nilai 0. Rentang skor berkisar dari 0–15. Cara

penilaiannya sebagai berikut:

Skor 0–4 : tidak ada gejala depresi

Page 7: BAB III Revisi

44

Skor 5–8 : gejala depresi ringan

Skor 9–12: gejala depresi sedang

Skor 13–15 : gejala depresi berat (Greenberg, 2007)

I. Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan cara mendatangi responden yang

tinggal di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta sesuai dengan kriteria

inklusi. Mengisi data diri (bagi responden yang masih bisa membaca dan

menulis) dan menanyakan sekaligus mengisikan data diri (bagi responden

yang tidak bisa membaca dan menulis). Membacakan kuesioner L-MMPI (Lie

Minessota Multiphasic Personality Invetory), kuesioner religiusitas, GDS

(Geriatric Depression Scale) kepada responden. Data yang diperoleh nantinya

diseleksi berdasarkan L-MMPI, yaitu bila responden menjawab “tidak “ dalam

skala L-MMPI lebih dari 10 dianggap gugur , sehingga tidak diikutkan dalam

analisa lebih lanjut. Kemudian dengan bantuan kuesioner religiusitas untuk

mengetahui tingkat religiusitas lansia, dan kuesioner GDS untuk menentukan

tingkat depresi.

Page 8: BAB III Revisi

45

J. Skema Penelitian

K. Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian. Pada

penelitian ini analisis data akan dilakukan dengan regresi linier ganda. Analisis

regresi mreupakan suatu model yang berguna untuk menganalisis hubungan

sistematis yang terjadi antara variabel dependen Y dan sebuah atau lebih variabel

independen X. Seluruh data yang diperoleh akan diolah menggunakan sistem

komputerisasi dengan program SPSS 17.

Lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

Data diri dan LMMPI

Skor LMMPI >10 Skor LMMPI <10

Tidak diteliti Sampel

Kuesioner religiusitas

Kuesioner GDS

Analisis data

Page 9: BAB III Revisi

46

L. Pelaksanaan Penelitian

Tabel 1. Jadwal pelaksanaan penelitian

Kegiatan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ag

s

Sep Nov

Penyusunan

Proposal

Ujian Proposal

Perbaikan Proposal

Pengumpulan Data

Pengolahan dan

analisis data

Penyusunan Skripsi

Ujian Skripsi

Perbaikan Skripsi