Upload
basyaruddin89
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
1/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
BAB III
URAIAN KEGIATAN
Dalam Bab ini akan dijelaskan apa saja yang dikerjakan praktikan selama
menjalani kerja praktik di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur selama 2
bulan. Sesuai dengan posisi praktikan dalam kerja praktik ini sebagai Pembantu PP
Teknis Kegiatan sehingga pekerjaan yang dilakukan memahami aturan dasar Dinas
Pekerjaan Umum, memelajari perbedaan jalan, menjelaskan ara kerja alat, dan
menjelaskan metode yang digunakan untuk menghitung. !inian semua kegiatan akan
dijelaskan sebagai berikut "
3.1 Spesifikasi Umum
Spesi#ikasi Umum yang dimiliki oleh Dinas Pekerjaan Umum merupakanaturan$aturan dasar yang menjadi auan untuk melakukan pekerjaan pada proyek.
Sehingga, para konsultan maupun kontraktor harus menggunakan aturan ini karena sudah
standart yang ada di %ndonesia. &da banyak divisi didalamnya, namun setiap proyek
memiliki bidang divisi yang berbeda beda untuk di kerjakan. Untuk pengerjaan proyek
!ehabilitas 'alan dalam Kota Samarinda, divisi yang digunakan sebagai berikut"
3.1.1 Divisi 1
UU
(ingkup pekerjaan dari kontrak ini meliputi pelaksanaan pekerjaan jalan
dan)atau
jembatan *termasuk pekerjaan pendukungnya+, pada ruas jalan dan)atau jembatan
tertentu. Pekerjaan $ pekerjaan yang diakup di dalam Spesi#ikasi ini dibagi tiga
kelompok, Pekerjaan Utama-, Pekerjaan Pengembalian Kondisi dan inor-, dan
Pekerjaan Pemeliharaan !utin-.
Kegiatan Pemeliharaan !utin harus dimulai sejak tanggal mulai sampai dengan
Serah Terima Pekerjaan Sementara *Pro#esional /and 0ver+. Kegiatan$kegiatan ini
meliputi pekerjaan yang bersi#at untuk menegah setiap kerusakan jalan)atau jembatan
lebih lanjut namun tidak dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi jalan dan)atau
jembatan ke kondisi semula atau ke kondisi yang lebih baik dari semula.
Pekerjaan Pengembalian Kondisi harus dimulai paling lambat 1 hari sejak
tanggal mulai kerja dan dalam periode mobilisasi dan dimaksudkan untuk
mengembalikan dalan lama dan jembatan minor yang ada ke suatu kondisi yang dapat
digunakan, konsisten dengan kebutuhan normal untuk jalan dan)atau jembatan menurut
jenisnya
Pekerjaan Utama akan diterapkan pada ruas jalan termasuk pekerjaan jembatan
minor yang pengembalian kondisinya telah selesai dan dimaksudkan untuk meningkatkan
kondisi jalan termasuk jembatan minor ke kondisi yang lebih baik daripada sebelumnya.
Pekerjaan Utama juga diterapkan untuk pembangunan jalan dan jembatan baru atau
penggantian jembatan lama. Pekerjaan semaam ini umumnya memperbaiki kerataan
19
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
2/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
maupun bentuk permukaan jalan dan)atau meningkatkan proyeksi umur struktur
perkerasan pada ruas jalan tersebut.
(ingkup kontrak ini megharuskan Penyedia 'asa untuk melakukan surveilapangan yang ukup detail selama periode mobilisasi agar Direksi Pekerjaan dapat
melakukan revisi minor dan menyelesaikan detil pelaksanaan pekerjaan sebelum operasi
pelaksanaan pekerjaan sebagaimana diisyaratkan dalam Pasal 3.3.1 dari Spesi#ikasi ini.
Penyedia 'asa harus melaksanakan semua pekerjaan yang diperlukan dan
memperbaiki aat mutu selama Periode Kontrak harus diselesaikan sebelum berakhirnya
4aktu yang diberikan untuk memperbaiki aat mutu, termasuk pekerjaan Pemeliharaan
!utin yang dilaksanakan selama Periode Pelaksanaan.
(ingkup pekerjaan termasuk, tetapi tidak terbatas, seluruh pekerjaan yang
terkait dengan"
*a+ Penanganan Keselamatan dan Kesehatan Kerja *K1+ Konstruksi *termasuk penyuluhan /%5)&%Ds, jika disebutkan dalam Kontrak+ yang dituangkan
dalam !K1K *!enana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi+
*b+ Pengamanan (ingkungan /idup, dan anajamen utu
3.1.! Divisi 3
PEKERAJAN TANA"
Pekerjaan ini harus menakup penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan
untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini.
Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan,
untuk #ormasi galian atau pondasi pipa, gorong$gorong, pembuangan atau struktur
lainnya, untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk
galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk pengupasan dan
pembuangan bahan perkerasan beraspal)atau perkerasan beton pada perkerasan lama, dan
umumnya untuk menentukan pro#il dan penampang yang sesuai dengan Spesi#ikasi ini
dan memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerja.
Pekerjaan yang diperukan untuk pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah
humus akan diapai oleh Seksi 1.6 dari Spesi#ikasi ini. Seksi ini berlaku untuk semua
jenis galian.
3.1.3 Divisi #
PELEBARAN PERKERASAN
Pekerjaan ini harus menakup penambahan lebar perkerasan sama sampai lebar
jalan lalu lintas yang diperlukan dalam ranangan, yang ditunjukkan pada 7ambar atau
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan harus menakup penggalian dan
pembuangan bahan yang ada, penyiapan tanah dasar, dan penghamparan serta pemadatan
bahan dengan garis dan dimensi yang diberikan dalam 7ambar atau yang disetujui oleh
20
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
3/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Direksi Pekerjaan. Pekerjaan harus sudah selesai sebelum pelaksanaan dari pelapisan
lapis perata.
Pelebaran perkerasan harus dilaksanakan seperti yang ditunjukkan dalam7ambar. Penentuan pelebaran perkerasan apakah satu sisi maupun dua sisi harus
dilakukan dengan mempertimbangkan !uang ilik 'alan *!umija+ yang tersedia,
bangunan tetap dan lingkungan yang ada termasuk pembebasan tanah *jika ada+ sehingga
dapat meniptakan suasana aman bagi pemakai jalan seperti kebebasan samping yang
ukup dengan disediakannya lebar bahu jalan seperti kebebasan samping yang ukup
dengan disediakannya lebar bahu jalan yang memenuhi standar teknis.
Bilamana alinyemen jalan lama tidak memenuhi ketentuan minumum dari #ungsi
jalan tersebut *arteti, kolektor, dan lokal+, maka pelebaran perkerasan harus dilkasanakan
dengan perbaikan alinyemen sedemikian hingga sumbu jalan menjadi lebih lurus dan
lengkung pada tikungan maupun pada punak tanjakan dapat dikurangi.
3.1.# Divisi $
PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEEN
Seksi $.1 Lapis P%&'asi A()e(a*
Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan,
penghamparan, pembahasan, dan pemadatan agregat diatas permukaan yang telah
disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detil yang ditunjukan dalam gambar atau
sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan, dan memelihara lapis pondasi agregat yang
telah selesai sesuai dnegan yang disyaratkan. Pemrosesan harus meliputi, bila perlu
pemeahan, pengayakan, pemisahan, penampuran, dan operasi lainya yang perlu untuk
menghasilkan suatu bahan yang memenuhi ketentuan dari Spesi#iaksi.
Seksi $.! Pe)ke)asa& Be)+u*i) Ta&pa Pe&u*up Aspa,
Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkutan, penghamparan, dan
pemadatan bahan untuk pelaksanaan Perkerasan Berbutir Tanpa Penutup &spal *(apis
Permukaan &gregat dan (apis Pondasi &gregat+ diatas permukaan yang telah disiapkan
dan diterima sesuai dengan ketentuan dan detail yang ditunjukan dalam gambar atau
sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan. Pemrosesan harus meliputi, bila perlu
pemeahan, pengayakan, pemisahan, penampuran, dan operasi lainya yang perlu untuk
menghasilkan suatu bahan yang memenuhi ketentuan dari Spesi#iaksi.
Seksi $.3 Pe)ke)asa& Be*%& Seme&
Pekerjaan ini meliputi pembuatan Perkerasan Beton Semen *Perkerasan Kaku+
dan (apis Pondasi Ba4ah yang dilaksanakan sesuai dengan ketebalan dan bentuk
penampang melintang seperti yang ditunjukan dalam gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Seksi $.# Lapis P%&'asi Seme& Ta&a-
21
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
4/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan (apis Pondasi yang terbuat dari tanah yang
diambil dari daerah sekitarnya yang distabilisasi dengan semen, diatas tanah dasar yang
telah disiapkan, termasuk penghamparan, pembentukan, pemadatan, pera4atan, dan penyelesaian akhir, semuanya sesuai dengan ketentuan adri Spesi#ikasi ini dan sesuai
dengan dimensi dan tipikal penampang melintang seperti ditunjukan dalam gambar serta
garis dan ketinggian seperti yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Seksi $.$ Lapis P%&'asi A()e(a* Seme&
Pekerjaan lapis Pondasi &gregat Semen Kelas & *8ement Treated Base+ dan
(apis Pondasi &gregat Semen kelas B *8ement Treated Sub$Base+ ini meliputi penyedian
material, penampuran dengan alat penampuran berpenggerak sendiri *sel# propelled
mi9er+, pengangkuran, penghamparan, pemadatan dengan roller, pembentukan
permukaan *shaping+, pera4atan *uring+, dan penyelesaian *#inishing+, dan kegiataninsedentil yang berhubungan dengan pelaksanaan perkerjaan lapis pondasi agregat semen,
sesuai dengan Spesi#ikasi garis, kelandaian, ketebalan, dan penampang melintang
sebagaimana tertera pada 7ambar !enana atau yang ditntukan oleh Direksi Pekerjaan.
3.1.# Divisi
PERKERASAN ASPAL
Seksi .1 Lapis Resap Pe&(ika* 'a& Lapis Pe)eka*
Pekerjaan ini harus menakup penyedaan dan penghamparan bahan aspal pada
permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal
berikutnya. (apis !esap Pengikat harus dihampar diatas permukaan pondasi tanpa bahan
pengikat (apis Pondasi &gregat, sedangkan (apis Perekat harus dihampar di atas
permukaan berbahan pengikat *seperti " (apis Penetrasi aadam, laston, (aatston, dan
diatas Semen tanah+
Seksi .! La+u)a& Aspa, Sa*u Lapis /Bu)*u0 'a& La+u)a& Aspa, Dua Lapis /Bu)'a0
Pekerjaan ini menakup pelaksanaan pekerjaan pelaburan aspal *sur#ae
dressing+ yang dapat terdiri dari laburan aspal satu atau dua lapis, setiap lapis diberi
pengikat aspal kemudian ditutup butiran agregat *hipping+. Pelaburan aspal *sur#ae
dressing+ ini umumnya dihampar di atas lapisan pondasi &gregat Kelas & yang sudah
diberi (apis !esap Pengikat atau (apis Pondasi Berbahan Pengikat Semen atau aspal,
atau diatas permukaan aspal lama.
Seksi .3 Campu)a& Be)aspa, Pa&as
Perkeraan ini meakup pengadaan lapisan padat yang a4et berupa lapis perata,
lapis pondasi,lapis antara atau lapis aus ampuran beraspal panas yang terdiri dari agregat
dan bahan aspal yang diampur seara panas dipusat instlasi penampuran, serta
menghampar, dan memadatkanampuran tersebut diatas pondasi atau permukaan jalan
yang telah disiapkan sesuai dengan Spesi#ikasi ini dan memenuhi gars, ketinggian, dan
potongan memanjang. Semua ampuran diranang dalam spesi#ikasi yang ada pada
22
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
5/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
bagian ini untuk menjamin baha4a asumsi ranangan yang berkenaan dengan kadar
aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan, dan kea4etan sesuai dengan lalu$lintas
renana.
Seksi .$ Campu)a& Aspa, Di&(i&
Pekerjaan ini meliputi penyediaan, penghampran, dan pemadatan ampuran
bitumen dingin untuk perkeraan pemeliharan dan perbaikan jalan, termasuk "
penambahan dan pekerjaan : perkerjaan keil, perbaikan bentuk permukaan, pelebaran
tepi untuk jalan dengan volume lalu lintas rendah dan sedang dan pelapisan embali jalan
dengan volume lalu lintas rendah.
8ampuran diranang agar sesuai dihampar dan dipadatkan seara dingin setelah
disimpan untuk suatu jangka 4aktu tertentu. Kelas 8 adalah ampuran bergradasi semi
padat dengan menggunakan aspal air *ut$bak+. 8ampuran kelas ; adlah bergradasiterbuka dan sesuai untuk digunakan dengan aspal emulsi.
Seksi . Lapis Pe&e*)asi aa'am
Perkejaan ini terdiri dari penyediaan lapis permukaan atau lapis pondasi terbuat
dari agregat yang distabilisasi oleh aspal. Pekerjaan ini dilaksanakan dimana biaya untuk
menggunakan ampuran aspal sulit dilaksanakan akibat situasi lingkungan.
23
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
6/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
3.! Pe)+e'aa& Ri(i' 'a& 2,ei+,e Paveme&*a
3.!.1 Flexible Layer 4Lapis Pe)ke)asa& Le&*u) Flexible Layer adalah lapisan perkerasan lentur, dengan sturktur berlapis. Bahan
pengikat aspal dengan agregat halus dan kasar sebagai pengisi material. Keuntungan yang
didapat dari penggunaan lapisan perkerasan jalan ini adalah sebagai berikut"
3. Bersi#at ekonomis, karena berdasarkan penyebaran gaya luas tekanan yang
dihasilkan kendaraan semakin ke ba4ah semakin besar, sehingga mutu bahan
perkerasan yang digunakan harus berdasarkan asumsi di atas, semakin ke
ba4ah mutu material semakin rendah
2. &spal merupakan material perkerasan jalan yang memiliki si#at tahan tarik,
sehingga tidak mudah retak atau peah dan lentur
&dapun kerugian dari penggunaan lapisan perkerasan jalan ini mempunyai #aktor penentu yang lebih banyak, adapun #aktor$#aktor tersebut antara lain"
a.
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
7/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
pada 7am"ar 3$1 dan juga potongan renana perkerasan dapat
dili!at pada 7am"ar 3$2$
Adapun proses pelaksanaan perkerasan aspal pada %alan MT$
&arono' #amarinda se"agai "erikut (
a$ Ta!ap Persiapan
Pada ta!ap persiapan !al dilakukan adala! mem"ersi!kan
"adan jalan ang dari de"u 8 de"u dan sampa! menggunakan
Compressor $ #elanjutna di"eri airan lapis perekat ang
"erungsi untuk mem"erikan daa ikat antara lapis lama dan
lapis "aru$ Alat ang digunakan adala! Asphalt Sprayer ang
memiliki kapasitas 1000 liter$ Pelaksanaan pem"erian lapis
25
7am"ar 3$1 )okasi %alan MT$
7am"ar 3$2 Potongan
Melintang design renana
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
8/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
perekat menggunakan Asphalt Sprayer seperti terli!at pada
7am"ar 3$3$
+. Pe&(-ampa)a& Campu)a& Aspa,Setelah badan jalan sudah di bersihkan dan diberi lapis perekat, tahap
selanjutnya adalah penghamparan ampuran aspal. &spal yang sudah di proses
sebelumnya menggunakan &P, memiliki suhu standart pada saat ingin di
hampar tidak boleh kurang dari =o8. Pihak kontraktor pelaksana bisa menolak
aspal yang datang ke lapangan apabila suhu tidak memenuhi standart yang
telah ditentukan. 0leh karena itu sebelum penghamparan aspal penga4as
selalu melakukan ek temperature.
>aktu pelaksanaan penghamparan aspal sendiri memiliki beberapa
perbedaan pendapat. Pertama penghamparan ampuran aspal dilakukan
sebelum airan (apis perekat mengering, kedua penghamparan ampuran
aspal dilakukan pada saat lapisan perekat sudah mengering. ?amun,
kenyataan dilapangan sering menggunakan pendapat yang pertama.
Penghamparan ampuran aspal dilakukan menggunakan alat Aspalt Finisher.
&lat ini ber#ungsi untuk menghamparkan material yang telah diproses dari
&P *asphalt mixing plant + untuk mendapatkan lapisan aspal yang merata.
&lat ini dilengkapi pengatur ukuran ketebalan aspal yang akan dihamparkan.
Proses penghamparan aspal bisa dilihat pada 7ambar 1.6
2:
7am"ar 3$3 Pem"erian )apis Perekat
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
9/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
. Pema'a*a& Aspa,Setelah penghamparan ampuran aspal selesai sesuai elevasi yang sudah
diatur, pekerjaan selanjutnya adalah memadatkan hamparan aspal dengan
menggunakan Tendem Roller. &lat ini ber#ungsi untuk memadatkan material
yang sudah dihamparkan, hingga didapatkan stabilitas dan kepadatan tertentu.
Proses yang mengikuti dibelakangnya adalah pemadatan tahap terakhir
menggunakan Peneumatic Tired Roller yang ber#ungsi untuk pemadatan
ampuran aspal dengan kata lain penghalus pemadatan. Setelah permukaan
aspal sudah benar : benar padat, transportasi diatasnya bisa kembali seperti
normal. Proses pelaksanaan pemadatan seperti pada 7ambar 1.@ dan 1.A
2;
7am"ar 3$4 Peng!amparan Aspal
7am"ar 3$5 Pemadatan Menggunakan PT
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
10/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
%ni merupakan tahap)langkah terakhir yang dilakukan.
Permukaan aspal sudah mulus serta elevasi sudah sesuai dengan perhitungan
yang ada. Sehingga, jalan sudah bisa langsung digunakan tanpa menunggu
berhari : hari seperti Rigid Pavement .
Selama proyek rehabilitas jalan Kota Samarinda di 'alan T. /aryono ini
berlangsung, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan.
• >aktu mulai pekerjaan yang selalu tidak sesuai renana a4al.
• Pemadatan aspal seharusnya pada tahap terakhir adalah menggunakan
Tendem !oller lagi untuk meratakan bekas ban yang dibuat oleh PT!,namun karena keterbatasan alat sehingga tidak dilakukan tahap terakhir
ini.
• Para pekerja yang sangat tidak memperhatikan K1( dalam proyek ini,
tidak menggunaka &PD yang seharusnya.
2*
7am"ar 3$: Pemadatan Menggunakan
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
11/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
3.!.! Rigid Layer 4Lapis Pe)ke)asa& Kaku
Rigid Layer adalah suatu jenis lapisan perkerasan jalan yang terdiri
dari pengikat semen dan filler , dengan material perkerasan berupa agregatkasar dan agregat halus. Pada beberapa pekerjaan sebagai penambah
kekuatan maka lapisan perkerasan ini menggunakan geotexstile dan tulangan
baja.
Keuntungan dari lapisan perkerasan jalan jenis ini adalah si#atnya
yang kaku dan gaya yang dipikul ukup ditahan oleh satu lapis perkerasan
*beton+.
&dapun kerugian dari penggunaan lapisan perkerasan jalan ini adalah"
3. ?on ekonomis, karena harga material penyusunnya yang relati# mahal.
/al ini dikarenakan persentase semen yang dipakai tinggi.
2. Karena kekakuannya sehingga lapisan perkerasan jalan ini mudahmengalami keretakan sebagaimana beton konvensional lainnya. Dengan
kata lain gaya tarik yang dapat ditahannya relati# keil.
1. Karena daya rekat antar material penyusunnya kuat sehingga perbaikan
kerusakan pada lapisan perkerasan jalan ini relati# sulit.
6. Dari seluruh kerugian dari pengguanaan lapisan perkerasan jalan ini
sebagian besar dikarenakan ketidak #leksibelannya.
Pada APBD Kalimantan Timur 2015 Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Bina Marga memiliki proek re!a"ilitas jalan dalam Kota
#amarinda$ Ada "e"erapa titik jalan ang dira!a"ilitas sala! satuna
%alan K& a!id &asim' #amarinda$ Adapun data teknik ang dimiliki
%alan MT$ &arono (
Panjang %alan ( 2 km
)e"ar %alan ( * meter
%enis Perkerasan (
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
12/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Do=el ( > 25 8 300 mm
%oint #ealent ( : 8 10 mm
Pipa P? ( >1@@ 8 Panjang Do=el
Tie Bars ( D1::00 mm
Tul$ #engkang ( > 10 8 300 mm
Tul$ )ongitudinaal ( 4 > 10
#lump Test adala! pengujuian kadar air pada "eton$ #lump Test
dilakukan dengan ara memasukan "eton segar kedalam orong lalu
mangangkat orong ke atas' se!ingga "eton segar akan melele!
ke"a=a!$ Besar penurunan "eton segar diukur dan dise"ut nilai
slump$ Makin "esar nilai slump' maka "eton segar semakin ener
dan "egitu pun se"alikna$ Adapun standart nilai slump sesuai
dengan ke"utu!an pekerjaan "eton se"agai "erikut (
#etela! mengetaui spesi.kasi dari struktur pekerasan jalan$
#elanjutna letak %alan MT &arono seara keseluru!an di peta
seperti pada 7am"ar 3$; dan juga potongan renana perkerasan
dapat dili!at pada 7am"ar 3$*$
30
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
13/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
31
7am"ar 3$; )okasi %alan K&$ a!id
7am"ar 3$10 Penulangan Memanjang7am"ar 3$9 Penulangan Melintang
7am"ar 3$* Potongan Melintang
design renana perkerasan "eton
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
14/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
&dapaun proses pelaksanaan perkerasan beton yang berbeda dari
perkerasan aspal adalah sebagai berikut "
a. Ta-ap Pe)siapa&
Tahap persiapan sebelum melakukan pengeoran adalah menggali
perkerasan jalan lama. Penggalian tidak bisa langsung dilakukan pada pada
seluruh badan jalan karena arus lalu lintas pada 'alan K/. >ahid /asyim
harus tetap berjalan, sehingga dilakukan bertahap dengan menggali
sebagian badan jalan seperti terlihat pada 7ambar 1.33.
&lat yang digunakan untuk menggali perkerasan lama adalah
Excavator.
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
15/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
33
7am"ar 3$12 Memasukan !asil galian ke
7am"ar 3$11 Penggalian Badan %alan
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
16/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
+. e)a*aka& Ba'a& Ja,a&
Setelah badan jalan selesai digali hal selanjutnya yang harus
dilakukan adalah meratakan badan bekas galian agar mempermudah
pepbuatan lantai kerja. &lat yang digunakan pada 7ambar 1.31 adalah
Tendem Roller yang ber#ungsi untuk memadatkan dan juga meratakan.
. Pemasa&(a& Bekis*i&( 'a& La&*ai Ke)5a
Bekisting dipasang disisi badan jalan yang sudah digali dan ingin
dilakukan pengeoran. Setelah bekisting dipasang, pengeoran lantai kerja
seperti terlihat pada 7ambar 1.36. (apisan lantai kerja ini ber#ungsi untuk
menutup tanah dasar diatasnya dan juga menegah partikel : partikel dari
tanah naik keatas.
34
7am"ar 3$13 Meratakan "adan jalan
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
17/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
'. Pe)aki*a& Tu,a&(a&
Setelah lantai kerja siap, tahap selanjutnya adalah perakitantulangan.
Sebelum diletakan diatas lantai kerja, tulangan dirakit terlebih dahulu di
sekitar lapangan. Tulangan yang digunakan berdiameter 3mm untuk
tulangan longitudinal dan tulangan sengkang. Untuk tulangan arah
melintang, struktur perkerasan ini menggunakan do4el berdiamer 2@mm.
Setelah selesai dirakit, sebelum proses pengeoran tulangan diletakan sesuai
dengan renana yang sudah ada.
e. Pe&(e%)a&
Pemberian beton ready mix ke badan jalan yang sudah disiapkan
sebelumnya menggunakan !oncrete "ixer yang selanjutnya diratakan oleh para
pekerja. Detik : detik sebelum pengeoran dimulai hal yang dilakukan adalah
meletakan penunalang dan juga do4el ke badan jalan yang sudah dirakit
sebelumnya. Dan pada saat beton ready mix sampai adalah melakukan #lump
Test agar mengetahui kadar air dari beton. Seperti terlihat pada 7ambar 1.3@
hasil Slump Test yang didapat adalah m, dan sesuai tabel 2 pada (PB 3=3.
35
7am"ar 3$14 Pengeoran )antai Kerja
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
18/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
'. Pe&6e+a)a&7 Pema'a*a& se)*a Pe)a*aa& Pe)mukaa&
Ta!ap ang dilakukan setela! pengeoran selesai' di
ratakan sesuai "ekisting ang suda! diatur dan dipadatkan
menggunakan concrete viber atau "antuan dari pekerja
lapangan seara manual$ #eperti terli!at pada 7am"ar 3$1:'
pene"aran dilakukan seara manual$
3:
7am"ar 3$15 Slump Test
7am"ar 3$1: Pemadatan dan Perataan Beton
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
19/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
e. Pem+ua*a& A,u)
Setelah hasil or : oran sudah dipadatkan dan sudah diratakan, hal
terakhir yang perlu dilakukan adalah pembuatan alur. Butuhnya alur diatas
permukaan jalan agar tidak terjadi aus antar ban dan permukaan jalan,
sehingga dibutuhkan pembuatan alur menggunakan alat seperti di 7ambar
1.3=
3;
7am"ar 3$1; Meratakan Permukaan %alan
7am"ar 3$1* Mem"eri Alur pada Permukaan
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
20/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Setelah di beri alur seara kesuluruhan, beton didiamkan dan ditutup
menggunakan karung goni. Setelah or : oran sudah menapai umur
2Chari, jalan sudah bisa digunakan. Tapi pada kenyataan dilapang rata : rata
sebelum umur renana itu sudah banyak yang mele4ati jalan itu.
Selama proyek rehabilitas jalan Kota Samarinda di 'alan K/ >ahid /asyim
ini berlangsung, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan.
• >aktu mulai pekerjaan yang selalu tidak sesuai renana a4al
• Setelah pengeoran selesai, jalan bisa digunakan setelah umur 2C hariuntuk menjaga mutu beton. Tetapi kenyataan dilapangan tidak
• Para pekerja yang sangat tidak memperhatikan K1( dalam proyek ini,
tidak menggunaka &PD yang seharusnya.
3*
7am"ar 3$19 Perkerasan
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
21/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
3.3 AP /Aspa,*- i P,a&*0
&P merupakan seperangkat peralatan yang menghasilkan produk berupaampuran aspal panas. &P singkatan dari &sphalt i9ing Plant.
Bagian : bagian dari &P adalah "
a. Bi& 'i&(i& /C%,' Bi&0
Bin dingin atau 8old Bin ini adalah bak tempat menampung material
agregat dari tiap$tiap #raksi mulai dari agregat halus sampai agregat kasar yang
diperlukan dalam memproduksi ampuran aspal panas atau hotmi9 tiap$tiap
#raksi agregat ditampung dalam masing$masing bak sendiri$sendiri. aksudnya
adalah agar banyaknya agregat dari masing$masing #raksi yang diperlukan untuk
produksi ampuran aspal panas sesuai #ormula ampuran kerja *'ob i9
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
22/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
pembatas antara pada mulut *bagian atas+ bin dingin yang satu dengan yang
lainnya, disamping itu kapasitas ban berjalan dan atau elevator dingin *old
elevator+ harus ukup untuk memba4a sejumlah agregat dingin setiap jamnyadisesuaikan dengan renana produksi yang sudah ditentukan *misalnya 1 TP/
atau @ TP/ atau lainnya+.
. Pe&(e)i&( /D)6e)0
Pengering ini berbentuk silinder dengan panjang dan diameter tertentu
berdasarkan kapasitas maksimum produksi yang direnanakan per jamnya.
Peletakan silinder pengering di atas 2 *dua+ pasang bantalan rol putar, serta
silinder pengering ini dalam proses pengeringan agregatnya bergerak berputar,
melalui roda gigi sekeliling silinder yang dihubungkan dengan motor listrik. Di
bagian dalam dinding silinder pengering ini dilas sudu$sudu yang terbuat dari
pelat baja ekung atau biasa disebut li#ting #lights.
Sudu$sudu ini ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat mengangkat
agregat yang sedang dikeringkan ke atas dan sekaligus menjatuhkannya sehingga
agregat yang jatuh tersebut dapat membentuk tirai. Pemanasan agregat di dalam
silinder pengering *dryer+ dilaksanakan dengan memakai alat penyembur api atau
burner yang ditempatkan di muka ujung silinder pengering *dryer+ tempat agregat
panas keluar.
Dengan tekanan yang ukup tinggi solar disemprotkan melalui nole
pada burner ke dalam silinder pengering. Untuk kesempurnaan pengapian serta
untuk mengatur jauh dekatnya semburan api dari burner tersebut, diperlukantambahan tekanan udara yang diperoleh dari blo4er yang dipasang menyatu
dengan burner. Penambahan tekanan solar serta tekanan angin dari blo4er
tersebut akan menambahkan jumlah bahan bakar yang dikonsumsi dan jelas akan
menambah kalori yang dihasilkan, serta menambah jauh jangkauan semburan
apinya, sehingga dapat menambah panas agregat dan memperepat penurunan
kadar air agregat. Penyetelan api dari penyembur api atau burner ini tidak
diperbolehkan terlalu tinggi sebab akan mempengaruhi karakteristik dari
agregatnya, yaitu agregat menjadi rapuh dan peah karena terlalu panas.
Untuk melindungi panas dari api pada penyembur api *burner+ ini, maka
disekeliling nole dipasang dinding pelindung yang terbuat dari batu tahan api.
Bentuk tirai dari agregat yang jatuh tersebut memberikan e#isiensi dalam
pemanasan dan pengeringan agregat seara merata.
&lat pengering atau dryer ditempatkan dengan posisi miring, untuk
memberikan kesempatan kepada agregat dingin yang dituangkan ke dalam
pengering *dryer+ dari ujung yang satu *yang letaknya lebih tinggi+, dapat keluar
lagi dari ujung yang lainnya *yang letaknya lebih rendah+ setelah melalui proses
pemanasan dan pengeringan selama 4aktu tertentu.
40
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
23/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Besar sudut kemiringan letak silinder pengering ini sudah ditentukan oleh
pabrik berdasarkan renana desain kapasitas produksi dan renana desain mutu
produksi yang ingin dihasilkan.akin besar sudut kemiringan *lebih besar dari sudut kemiringan yang
telah ditentukan pabrik+, akan mengakibatkan agregat yang masuk akan epat
keluar lagi, sehingga agregat dingin mengalami pemanasan yang pendek.
&kibatnya adalah agregat yang keluar temperaturnya masih rendah serta kadar
airnya masih ukup tinggi. Sebaliknya apabila kemiringannya lebih rendah, maka
agregat terlalu lama dalam silinder yang berakibat temperatur agregat terlalu
tinggi, namun kapasitas per jamnya rendah, sehingga silinder akan epat penuh
diisi agregat dingin.
'. E,eva*%) pa&as /"%* E,eva*%)0
;levator panas atau hot elevator ber#ungsi sebagai pemba4a agregat
panas yang keluar dari silinder pengering atau dryer ke saringan *ayakan+ panas
atau hot sreening unit untuk dipilah$pilah sesuai ukuran #raksi masing$masing.
;levator panas ini berupa mangkok$mangkok atau buket$buket keil yang
dipasang pada rantai yang berputar naik ke atas, di mana setelah sampai di atas
agregat panas yang berada dalam mangkok$mangkok keil tadi ditumpahkan ke
atas ayakan panas untuk dipisah$pisah sesuai ukuran #raksinya. ;levator panas ini
mempunyai penutup *rumah pelindung+ yang ber#ungsi sebagai pelindung
terhadap kehilangan panas dari agregat yg di ba4ahnya sekaligus menjadi debu
debu
e. Bi& pa&as /"%* Bi&0
Bin panas atau hot bin adalah tempat penampungan agregat panas setelah
lolos dari saringan panas.&gregat panas yang lolos dari saringan tersebut masing
$ masing #raksinya akan mengisih ruangan sendiri$sendiri yg sudah terpisah
didalam bin panas. 'adi di dalam bin panas ini ada dinding$dinding pemisah yang
memisahkan tiap #raksi agregat panas.
Pada umumnya untuk peralatan penampur aspal panas *&P+ tipe
takaran atau bath tipe bin panasnya terbagi menjadi 6 ruangan terpisah masing$
masing diperuntukkan penampungan masing$masing #raksi agregat sendiri$
sendiri hasil dari penyaringan.Kapasitas masing$masing ruangan *ompartment+ disesuaikan dengan
persentase komposisi ampuran agregat dalam ampuran aspal panasnya,
dikaitkan dengan kapasitas produksi peralatan penampur aspal panas *&P+.
f. Bi& pe&im+a&( /8ei(-* Bi&0
Bin penimbang atau 4eigh bin adalah bin tempat menampung sekaligus
menimbang agregat dari setiap #raksi agregat yang dibutuhkan untuk tiap kali
penampuran atau bath sebelum dioperasikan bin penimbang harus
dipemeriksaan kelayakan oleh ja4atan meteorologi yang dibuktikan dengan
41
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
24/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
serti#ikat pemeriksaan kelayakan. Di bagian ba4ah bin terdapat pintu
pengeluaran yang bisa dibuka dan ditutup seara manual atau seara otomatis.
Pintu pengeluaran ini akan dibuka untuk mengeluarkan agregat panas yangditampung di dalamnya setelah penampur atau pugmill kosong *ampuran yang
diproses sebelumnya telah dikeluarkan+.
(. Pe&u) /Pu(mi,,0
Di dalam penampur atau pugmill ini semua material *dalam keadaan
panas+ yaitu agregat dan aspal diampur untuk menghasilkan produk berupa
ampuran aspal panas atau hotmi9.
>aktu pengadukan pada umumnya tidak terlalu lama, E 6@ detik. >aktu
pengadukan apabila terlalu epat akan mengakibatkan penampuran kurang
sempurna, permukaan agregat ada yang tidak terselimuti aspal. Sedangkan
apabila terlalu lama akan mengakibatkan penurunan temperatur ampuran aspal
panasnya disamping itu juga penurunan kapasitas produksinya. Bisa juga
berakibat segregasi karena ampuran butiran halusnya akan terkumpul pada
bagian dasar pugmill. /asil penampuran berupa ampuran aspal panas dari
pugmill langsung dituangkan ke atas bak truk pengangkut.
Temperatur dari agregat panas yang berada di dalam pugmill harus
sekitar 3@8. Kondisi ini diperlukan untuk dapat memperoleh temperatur
ampuran beraspal panas *hotmi9+ E3@8, maksimum 3A@8.
Temperatur agregat panas tidak boleh terlalu tinggi untuk menegah
aspal yang disemprotkan ke atas agregat terbakar. Untuk pembuatan ampuran
aspal panas pada umumnya diperlukan juga tambahan bahan pengisi atau #iller.Bahan pengisi ini tidak dipanaskan *temperatur udara luar+.
-. Ba-a& pe&(isi a*au fi,,e)
Bahan pengisi atau #iller dituangkan ke dalam penampur atau pugmill
melalui 2 ara, yaitu melalui penimbangan bersama$sama agregat panas di dalam
4eigh bin atau ditimbang sendiri dan langsung dituangkan ke dalam
penampuran atau pugmill.
Penuangan #iller bisa seara mekanis, yaitu dialirkan memakai semaam
ulir atau auger, atau seara pneumatik, yaitu dipompakan. Fang harus
diperhatikan pada #iller ini adalah jumlah #iller yang dituangkan untuk tiap kali
pengadukan atau bath. Terlalu banyak #iller atau melebihi yang diperlukan akanmenyebabkan ampuran beraspal panasnya menjadi kaku, getas dan mudah retak.
Sedangkan apabila kurang terjadi sebaliknya.
i. Pemas%k aspa,
&spal yang diperlukan untuk penampuran disimpan di dalam bak
penampung, bisa berbentuk bak kubikal atau bisa juga berbentuk silinder. &spal
yang disimpan di dalam bak penampung aspal dipanaskan untuk memperoleh
tingkat keeneran yang ukup guna kemudahan dalam penyemprotan serta bentuk
butiran$butiran aspal yang disemprotkan.
42
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
25/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Temperatur aspal dalam pemanasan maksimum 38 untuk aspal
polimer atau aspal modi#ikasi, 3A8 untuk aspal keras pen A agar temperatur
aspal panas disemprotkan ke atas agregat panas dalam pugmill masih dapatmenapai sekitar 36@8 : 3@8 tergantung jenis aspal.
Pada umumnya untuk menegah penurunan temperatur aspal maka pipa$pipa
penyalur ke arah penyemprot dibalut bahan penahan panas. Pamanasan aspal
dalam penampung dapat dilaksanakan dengan 2 ara, yaitu "
3. Pemanasan langsung, yaitu panas dari api pemanas atau burner dialirkan ke
dalam pipa yang melingkar$lingkar di dalam bak penampung di mana
aspalnya tersimpan, sehingga aspal tersebut bersentuhan langsung dengan
pipa$pipa yang panas tersebut.
2. Pemanasan tidak langsung, yaitu pemanasan yang terjadi karena aspal yang
bersentuhan dengan dinding$dinding pipa panas yang dialiri minyak *oli+
panas yang sudah dipanaskan terlebih dahulu di tempat pemanasan minyak
tersendiri.
&spal panas disemprotkan ke atas agregat panas pada temperatur 36@8
sampai 3@8 dengan memakai pompa aspal bertekanan ukup tinggi agar dapat
membentuk semprotan aspal yang baik.
Pada penyemprotan aspal ini dipasang alat penimbang jumlah aspal yang
disemprotkan untuk tiap kali penampuran *bath+ serta alat pengukur temperatur
aspal.
5. Pe&(umpu, 'e+u a*au 'us* %,,e*%)
Pengumpul debu atau dust olletor ini merupakan komponen yang selalu
harus ada untuk menjaga kebersihan udara dan lingkungan dari debu$debu halus
yang ditimbulkan selama proses &P berjalan. &da 2 jenis pengumpul debu atau
dust olletor, yaitu "
3. 'enis kering atau dry ylone, dimana debu$debu dari buangan silinder
pengering atau dryer dihisap ke dalam silo ylone dan diputar sehingga
partikel yang berat akan turun ke ba4ah sedangkan udara yang sudah tidak
mengandung partikel debu lagi akan dikeluarkan melalui erobong. Partikel
yang berat tersebut sering dipakai sebagai #iller juga.
2. 'enis basah atau 4et sruber, dimana pada jenis ini debu$debu yang terba4a
udara buangan dari dryer dialirkan ke dalam suatu bak atau ruangan dan
disemprot air, sehingga partikel$partikel debunya akan terba4a air turun dan
ditampung dalam bak$bak penampung. Udara yang keluar sudah bersih dari
debu$debu dan keluar melalui erobong asap.
k. Rua&( pe&(e&'a,i pe&(%&*)%, a*au )ua&( pe&(%&*)%, /%&*)%, )%%m0
43
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
26/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Seluruh kegiatan operasi unit peralatan penampur aspal panas *&P+
dikendalikan dari ruang pengontrol atau ontrol room ini. &da 1 ara
pengendalian operasi yang dikenalG yaitu ara manual, ara semi otomatis danara otomatis
Pada pengendalian operasi ara manual, pengaturan)pengoperasian
komponen atau bagian bagian peralatan penampur aspal panas *&P+ dilakukan
dengan mengatur sakelar atau tombol mengunakan tangan. Faitu pengaturan
pemasokan agregat, aspal, pembakaran pada burner, penimbangan, penampuran
serta pengeluaran ampuran dari penampur atau pugmill.
Pengendalian seara semi otomatis, beberapa pengaturan pembukaan dan
penimbangan masih dikontrol seara manual, termasuk bukaan pintu pengeluaran
pugmill.
Pengendalian operasi seara otomatis, maka semua operasinya sudah
diatur seara otomatis dengan sistem komputerisasi,termasuk kontrol apabila ada
kesalahan$kesalahan atau ketidakookan dan ketidaklanaran operasi dari satu
atau beberapa bagian kegiatan) operasi, misalnya temperatur agregat panas
rendah maka terkontrol pada burnernya, misalnya ditingkatkan pemanasannya.
Pada pengendalian operasi seara otomatis harus lebih teliti pengamatan
alat$alat ukurnya serta hubungan$hubungan sirkuit dari peralatan penampur
aspal panas *&P+ ke ruang pengendalian, karena besaran$besaran yang sudah
diprogram bisa saja bersalahan akibat sirkuit yang terganggu, sehingga
kemungkinan produk akhir berada di luar spesi#ikasi yang sudah diranang atau
di#ormulasikan sebelumnya.
44
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
27/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
3.# e*%'e A&a,isa K%mp%&e&
Perenanaan tebal perkerasan menggunakan etoda &nalisa Komponen
telah sering dipakai di %ndonesia. etoda ini telah bakukan dalam Standar ?asional %ndonesia *S?% 1$312$3=C=+. etoda ini telah dipakai banyak dalam
perenanaan tebal perkerasan baik yang berupa perenanaan jalan baru maupun
perenanaan tebal lapis tambah *overlay+. Perhitungan empiris dimana untuk
masing$masing lapisan dari sistem perkerasan yang ada mempunyai kekuatan
struktural tertentu yang di4akili oleh koe#isien relati#.
Beberapa parameter yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metoda ini antara
lain "
$ (alu lintas.
$ Tanah dasar.
$ (ingkungan.
3.#.1 e*%'%,%(i 6a&( 'i(u&aka&
3.#.1.1 P)%ses Pe&(%,a-a& 'a& A&a,isa Da*a
Dalam perenanaan tebal perkerasan pada proyek peningkatan jalan
Tebing Bulang : Kertajaya ini yaitu dengan menggunakan metode berdasarkan
perhitungan dari Dinas Pekerjaan Umum Bina arga.
&dapun langkah$langkah dalam perenanaan tebal perkerasan adalah
sbagai berikut "
a. e&e&*uka& Umu) Re&a&a
!ehabilitas jalan merupakan perbaikan jalan yang berrati lajur renana
jalan sudah ada, oleh karena itu hal yang pertama dilakukan adalah menentukan
umur renana dan menganalisa keadaan jalan lama)sebelumnya.
Te"al lapis tam"a! jalan lama 1 jalur 2 ara!' data lalu lintas ta!un 2015 seperti di"a=a! ini'
Umur renana ( 5 ta!un
Umur renana ( 10 ta!un
Susunan perkerasan jalan lama
)aston )apis Antara / A B ( 5 m
Aggregat Klas A / B< min 90 6 ( 15 m
#irtu Pitrun Klas B / B< min 506 ( 20 m
45
&asil penilaian kondisi jalan menunjukkan "a!=a pada lapis pemeriksaan A B terli!at rak
"e"erapa deormasi pada jalur roda / kondisi ;0 6 aki"at "e"an lalu lintas mele"i!i perkiraan
+< C 1$0 ;06
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
28/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Fang di maksud dari jenis tiap lapisan perkerasan adalah "
• Sur#ae 8ourse
(aston *(apis &spal Beton+, adalah suatu lapisan pada konstruksi jalan yang
terdiri dari ampuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi menerus,
diampur, dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu.
• Base 8ourse
Batu Peah kelas &, mempunyai gradasi yang lebih kasar dari batu peah kelas B.
• Sub Base 8ourse
Sirtu ) Pitrun Kelas B lapisan pondasi ba4ah * sub base course+, terletak di antara
lapis pondasi atas *base course+ dengan lapisan tanah dasar * sub grade course+.
+. e&(-i*u&( pe)kem+a&(a& ,a,u ,i&*as
Data jumlah kendaraan tiap tahun di Samarinda yang terus meningkat
bisa kita dapat dari instansi UPT D%SP;?D& Kota Samarinda. Selanjutnya dari
dta itu kita bisa mengetahui berapa persen kenaikan tiap tahunnya. Dan untuk
mengetahui lebih spesi#ik jumlah kendaraan yang mele4ati jalan ini, dilakukan
ounting selama 26 jam dan didapatkan hasil seperti ini "
Data data
Kendaraan ringan 2 ( 104 Kendaraan
Bus * ( 30 Kendaraan
Truk 2 as 13 ton ( 1 Kendaraan
Truk 3 as 20 ton ( 1* Kendaraan
Truk 5 as 30 ton ( 3; Kendaraan
)&<2010
( 1912
Kendaraan !ari 2 lajur
Perkem"agan lalu lintas / i C :6 2 ta!un
C :6 5 ta!un
. e&e&*uka& A&(ka Ekiva,e&si /E0 Be+a& Sum+u Ke&'a)aa&
&ngka ekivalen *;+ dari suatu beban sumbu kendaraan adalah angka yang
menyatakan perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu beban
lintasan sumbu tunggal kendaraan terhadap tingkat kerusakan yang ditimbulkan
oleh satu lintasan beban standar sumbu tunggal seberat C,3A ton *3C. lb+.
&ngka ekivalen *;+ dari masing$masing jenis beban sumbu kendaraan
tersebut ditentukan menurut rumus "
4:
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
29/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Dengan menggunakan beban satu sumbu tunggal ataupun sumbu ganda
pada rumus diatas akan diperoleh angka ekivalen *;+ seperti pada tabel
telampir. Tabel 1.= &ngka ;kivalensi *;+
Beban Sumbu &ngka ;kivalen
Kg (b Sumbu Tunggal Sumbu 7anda
3
2
1
6
@
A
C
C3A
=
3
33
32
31
36
3@
3A
22@
66=
AA36
CC3C
3321
3122C
3@612
3A1
3C
3=C63
226A
262@3
2A6@@
2CAA
1CA6
11A=
1@2=
,2
,1A
,3CA
,@
,363
,2=21
,@63@
,=21C
3,
36,=C
22,@@@
11,22
6A,
A6,63=
CA,A6
336,3C6
336,C@
,
,1
,3A
,@
,323
,2@3
,6AA
,=6
,CA
,321
,3=6
,2C6
,622
,@@6
,6@2
,=C2
,232#umber$ %uu$ Pererasan Lentur &alan Raya
#etela! di!itung angka eki-alen / masing masing kendaraan se"agai "erikut (
Kendaraan ringan 2 ton /1 E 0$0002 E 0$0002 C 0$000
Bus * ton /3 E 5 0$01*3 E 0$141 C 0$159
Truk 2 as 13 ton /4 E : 0$141 E 0$923* C 1$0:4
Truk 3 as 20 ton /5 E * 0$2923 E 0$;452 C 1$03;
Truk 5 as 30 ton / : E ; E ; 1$03;2 E 2 0$141 C 1$319
'. e&(-i*u&( La,u Li&*as "a)ia& Ra*a9Ra*a /L"R0
(alu lintas harian rata:rata merupakan lalu lintas kendaraan
bermotor,beroda empat atau lebih yang diatat selam 26 jam sehari, untuk dua
jalur. (alu lintas harian rata:rata setiap kendaraan ditentukan pada a4al umur
renana yang dihitung untuk jalan pada dua arah pada jalan tanpa median atau
masing:masing arah pada jalan dengan median. /asil perhitungan (/! yang
didapat pada umur renana @ dan 3 tahun "
4;
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
30/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Dalam menghitung perkembangan lalu lintas pada tahun ke$n digunakan rumus sebagai
berikut "
(/! n H (/! o *3 I i+n
Dimana "
(/! n " (alu lintas harian pada jalur yang ditinjau
(/! o " (alu lintas harian hasil survey
i " Pertumbuhan lalu lintas
n " Periode sejak tahun survey
e. e&(-i*u&( Li&*as Ekiva,e& Pe)mu,aa& /LEP0(intas ekivalen permulaan adalah jumlah lalu lintas ekivalen harian rata$
rata dari sumbu tunggal seberat C.3A ton *3C. lb+ pada jalur renana yang
diduga terjadi pada permulaan umur renana.
Menghitung LEP
Kendaraan ringan 2 ton 0$5 , 104 , 0$0004 C 0$21
Bus * ton 0$5 , 302 , 0$1593 C 24$05
Truk 2 as 13 ton 0$5 , 1 , 1$0:4* C 0$53
Truk 3 as 20 ton 0$5 , 1*; , 1$03;5 C 9;$01
Truk 5 as 30 ton 0$5 , 3;; , 1$3192 C 24*$:;
LEP = 370.47
(intas ekivalen permulaan dihitung dengan rumus sebagai berikut "
(;P H (/! 9 8 9 ;
Dimana "
(/! " (alu lintas harian rata$rata *a4al umur renana+
8 " Koe#isien distribusi kendaraan
; " &ngka ekivalen beban sumbu kendaraan
4*
)&< pada ta!un ke 5 / ak!ir umur renana rumus ( / 1 E
n
Kendaraan ringan 2 1045 , / 1 E :6 5 C 13*: KendaraanBus * 302 , / 1 E :6 5 C 401 Kendaraan
Truk 2 as 13 ton 1 , / 1 E :6 5 C 1 Kendaraan
Truk 3 as 20 ton 1*; , / 1 E :6 5 C 24* Kendaraan
Truk 5 as 30 ton 3;; , / 1 E :6 5 C 500 Kendaraan
)&< pada ta!un ke 10 / ak!ir umur renana rumus ( / 1n
Kendaraan ringan 2 13*5$9: , / 1 E :6 10 C 24*2 Kendaraan
Bus * 400$54 , / 1 E :6 10 C ;1; Kendaraan
Truk 2 as 13 ton 1$33 , / 1 E :6 10 C 2 Kendaraan
Truk 3 as 20 ton 24*$01 , / 1 E :6 10 C 444 Kendaraan
Truk 5 as 30 ton 500$01 , / 1 E :6 10 C *95 Kendaraan
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
31/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
f. e&(-i*u&( Li&*as Ekiva,e& Ak-i) /LEA0
(intas ekivalen akhir adalah jumlah lintas ekivalen dari sumbu tunggal
seberat C.3A ton *3C. lb+ pada jalur renana yang diduga terjadi pada akhir umur renana. Dari devinisi tersebut nilai dari lintas ekivalen akhir berkaitan
erat dengan perkembangan lalu lintas per tahun selama umur renana yaitu pada
jumlah 4aktu dalam tahun, yang dihitung sejak jalan tersebut mulai dibuka
sampai saat diperlukan perbaikan berat atau dianggap perlu untuk diberi lapis
permukaan yang baru.
Meng!itung )A 5 ta!un
Kendaraan ringan 2 ton 0$5 , 13* , 0$000 C 0$2*
Bus * ton 0$5 , 401 , 0$159 C 31$90
Truk 2 as 13 ton 0$5 , 1 , 1$0:4 C 0$;1
Truk 3 as 20 ton 0$5 , 24* , 1$03; C 12*$::
Truk 5 as 30 ton 0$5 , 500 , 1$319 C 329$*0
LEA 5 = 491.35
Meng!itung )A 10 ta!un
Kendaraan ringan 2 ton 0$5 , 24* , 0$0004 C 0$50
Bus * ton 0$5 , ;1; , 0$1593 C 5;$13
Truk 2 as 13 ton 0$5 , 2 , 1$0:4* C 1$2:
Truk 3 as 20 ton 0$5 , 444 , 1$03;5 C 230$41
Truk 5 as 30 ton 0$5 , *95 , 1$3192 C 590$:3
LEA 10 = 79.93
(intas ekivalen akhir dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut "
(;& H (/! *3 I i+U! 9 8 9 ;
Dimana "
(/! " 'umlah lalu lintas harian rata$rata *akhir umur renana+
*3 I i +U! "
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
32/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
(intas ekivalen tengah dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut"
Dimana "
(;T " (intas ekivalen tengah
(;P " (intas ekivalen permulaan
(;& " (intas ekivalen akhir
-. e&(-i*u&( Ekiva,e& Re&a&a /LER0(intas ekivalen renana adalah suatu besaran yang digunakan dalam kg
penetapan tebal perkerasan untuk menyatakan jumlah lintas ekivalen dari
sumbu tunggal seberat C.3A ton *3C. lb+ pada jalur renana yang diduga
terjadi pada akhir umur renana.
(intas ekivalen renana dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut "
(;! H (;T 9
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
33/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
5. e&e&*uka& 2ak*%) Re(i%&a, /2R0
Kelandaian %
* A J+
Kelandaian %%
*A : 3 J+
Kelandaian %%%
*L 3 J+
J Kendaraan
Berat
J Kendaraan
Berat
J Kendaraan
Berat
1 J L 1 J 1 J L 1 J 1 J L 1 J
%klim
= mm)th,@ 3, : 3,@ 3, 3,@ : 2, 3,@ 2, : 2,@
%klim
L= mm)th3,@ 2, : 2,@ 2, 2,@ : 1, 2,@ 1, : 1,@
#umber$ %uu$ Pererasan Lentur &alan Raya
k. e&e&*uka& I&'eks Pe)mukaa& /IP0
%ndeks permukaan adalah suatu angka yang dipergunakan untuk
menyatakan kerataan, kehalusan dan kekokohan permukaan jalan yang
menyatakan berkaitan dengan tindakan pelayanan bagi lalu lintas yang le4at.
Beberapa nilai indeks permukaan adalah "
%P " 3. enyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat sehingga
sangat mengganggu lalu lintas kendaraan yang le4at.
%P " 3.@ erupakan tingkat pelayanan terendah yang masih mungkin *jalan tidak putus+.
%P " 2. &dalah tingkat pelayanan terendah bagi jalan yang masih mantap.
%P " 2.@ enyatakan bah4a permukaan jalan masih ukup stabil dan baik.
%ndeks permukaan dibedakan atas %ndeks Permukaan akhir umur renana
*%Pt+ dan %ndeks Permukaan a4al umur renana *%P0+. Dalam menentukan
%ndeks Permukaan akhir umur renana perlu dipertimbangkan #aktor$#aktor
klasi#ikasi #ungsional jalan dan jumlah (intas ;kivalen !enana *(;!+, seperti
pada tabel berikut"
51
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
34/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Tabel 1.31 %ndeks Permukaan akhir umur renana *%Pt+
(intas ekivalen
!enana *(;!+
Klasi#ikasi 'alan
(okal Kolektor &rteri Tol
3
3 : 3
3 : 3
L3
3, : 3,@
3,@
3,@ : 2,
3,@
3,@ : 2,
2,
2, : 2,@
3,@ : 2,
2,
2, : 2,@
2,@
2,@
#umber$ %uu$ Pererasan Lentur &alan Raya
Sedangkan dalam menentukan indeks permukaan jalan pada a4al
renana *%Po+ perlu diperhatikan jenis lapisan permukaan jalan *kerataan atau
kehalusan serta kekokohan+ pada a4al umur renana. Fang dapat dilihat pada
tabel berikut"
Tabel 1.36 %ndeks Permukaan a4al umur renana *%Po+
'enis (apis
Perkerasan%Po
!oughnessM+
*mm)km+
(aston
(asbutag
/!&
Burda
Burtu
(apen
(atasbum
Buras
(atasir
'alan Tanah
'alan Kerikil
N 6
1,= : 1,@
1,= : 1,@
1,6 : 1,
1,= : 1,@
1,6 : 1,
1,= : 1,@
1,6 : 1,
1,6 : 1,
2,= : 2,@
2,= : 2,@
2,= : 2,@
2,= : 2,@
O 2,6
O 2,6
O 3
L 3
O 2
L 2
O 2
L 2
2
2
O 1
L 1
#umber$ %uu$ Pererasan Lentur &alan Raya
Sehingga dari penjelasa diatas %P yang didapat adalah "FPt ( 2$50 Arteri
,. I&'eks Te+a, Pe)ke)asa& /ITP0
%ndeks tebal perkerasan adalah suatu angka yang digunakan untuk
menentukan tebal perkerasan. Untuk perhitungan perenanaan perkerasan lentur
didasarkan pada kekuatan relative masing : masing lapisan perkersan. Penetuan
tebal perkersan dinyatakan dengan rumus sebagai beriukut "
%TP H a3.D3 I a2.D2 I a1.D1
Dimana "
52
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
35/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
%TP " %ndesk Tebal Perkerasan
a3.a2.a1 " Koe#isien kekuatan relative bahan perkersan
D3.D2.D1 " Tebal masing : masing lapisan perkerasan *m+&ngka 3, 2, dan 1 masing:masing untuk lapisan permukaan, lapisan
pondasi atas dan lapisan pondasi ba4ah.
?ilai %TP ditetapkan dari nomogram bedasarkan besar dari renana yang
ditetapkan sebelumnya yaitu "
3. Daya Dukung Tanah *DDT+
2. 1. (intas ;kivalen !enanan *(;!+
6. %ndeks Permukaan &4al *%Po+
@. %ndeks Permukaan &khir *%Pt+
Pola penentuan %TP dari nomogram tersebut adalah nilai dari koe#isienrelative bahan dan kegunaannya sebagai lapis permukaan. (apis pondasi ba4ah
ditentukan seara kolerasi sesuai kuat tekan untuk bahan yang distabilisasi.
Dalam merenanakan tebal perkersan lentur, dilakukan batasan minimum
terhadap masing : masing perkerasan sesuai dengan petunjuk perenanaan tebal
perkerasan lentur jalan raya Departemen Pekerjaan Umum Tahun 3=A,
sedangkan kriteria : riteria tersebut dapat dilihat pada tabel berikut "
Tabel 1.3@ Tebal inimum (apisan Permukaan
%TPTebal inimum
*m+Bahan
1, @ (apis pelindung " *BU!&S ) BU!TU ) BU!D&+1, : A, @ (&P;? ) &spal aadam, /!&, (asbutag (&ST0?
A,3 : ,6= ,@ (&P;? ) &spal aadam, /!&, (asbutag (&ST0?
,@ : =,== ,@ (asbutag, (&ST0?
L 3, 3 (&ST0?
#umber$ %uu$ Pererasan Lentur &alan Raya
Tabel 1.3A Tebal inimum (apisan Pondasi
%TP
Tebal inimum
*m+ Bahan
1, 3@Batu peah, stabilitas tanah dengan semen, stabilitas
tanah dengan kapur
1, : ,6=2
Batu peah, stabilitas tanah dengan semen, stabilitas
tanah dengan kapur
3 (aston &tas
,@ : =,== 2Batu peah, stabilitas tanah dengan semen, stabilitas
tanah dengan kapur, pondasi aadam
3 : 32,36 3@ (aston &tas
53
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
36/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
2
Batu peah, stabilitas tanah dengan semen, stabilitas
tanah dengan kapur, pondasi aadam, (apen, (aston
&tas
L 32,2@ 2@
Batu peah, stabilitas tanah dengan semen, stabilitas
tanah dengan kapur, pondasi aadam, (apen, (aston
&tas
#umber$ %uu$ Pererasan Lentur &alan Raya
54
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
37/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
3.$ P)%ses Pe&(am+i,a& Kepu*usa&
8ara metode pengambilan keputusan adalah dengan membandingkan
hasil perhitungan. Pertama membandingkan hasil perhitungan denganmetode yang berbeda, seperti antara metode bengkelman beam dan metode
analisa komponen yang hasil akhirnya sama : sama mendapat ketebalan
perkerasan. ?amun, untuk metode bengkelman beam berdasarkan lendutan
yang terjadi di beberapa titik dan metode analisa komponen berdasarkan
volume kendaraan yang le4at diatasnya. Setelah melakukan perhitungan
menggunakan 2 metode itu lalu dibandingkan mana yang lebih e#ekti# serta
lebih hemat. Biasanya perhitungan menggunakan metode bengkelman beam
lebih e#ekti# dan hemat karena setiap beberapa meter memiliki ketebalan
yang berbeda sesuai dengan lendutan yang terjadi pada titik : titik tinjau.
3. Pe)+e'aa& pe&'apa* 'e&(a& PKP
Perbedaan pendapat yang terjadi pada a4alnya adalah perbedaan mengambil
keputusan, karena yang PKP pahami dan diajarkan dikampus hanya
menggunakan metode analisa komponen. Setelah diberikan pengetahuan tetang
metode lain, antara PKP dan Dosen Pembimbing (apangan tidak terjadi
perbedaan pendapat.
3.; S*u'i Kasus P)%6ek Ta&((ap Da)u)a*
Proyek tanggap darurat yang terjadi pada saat itu adalah 'alan Putus antar Kota
Samarinda dan Kab. Kutai Kartanegara. 'alan putus sepanjang kurang lebih 3A
m dengan lebar 3 meter.
3.;.1 em+ua* "PS4OE
/arga Perkiraan Sendiri */PS+ atau 04ner ;stimate *0;+ adalah
perkiraan harga pengadaan barang)jasa yang dianalisa seara pro#essional.
04ner ;stimate *0;+ ber#ungsi sebagai auan dalam melakukan evaluasi
harga pena4aran barang dan jasa dengan tujuan untuk mendapatkan harga
pena4aran yang 4ajar, dapat dipertanggungja4abkan, dan dapat
dilaksanakan oleh rekanan sesuai dengan ketentuan kontrak. (angkah :
langkah menghitung /PS)0; adalah sebagai berikut "
a. e&(-i*u&(
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
38/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
volume kebutuhan beton sesuai gambar yang sudah dibuat oleh konsultan.
8ontoh perhitungan volume beton seperti diba4ah ini "
Selain volume beton, ada beberapa volume yang perlu di hitung seperti
galian saluran, drainase, geote9tile, baja, dan juga eruuk. Detai
perhitungan volume dan juga gambar desain ada pada lampiran 2.
+. e&e&*uka& Divisi Peke)5aa&
Setela mengetahui volume dari proyek adalah menentukan divisi pekerjaan.
Setiap proyek memiliki kebutuhan detail divisi yang berbeda : beda, sesuaidengan kedaan dan kebutuhannya. Seara keseluruhan ada 3 divisi, seperti
diba4ah ini.
?o. Divisi Uraian
3 Umum
2 Drainase
1 Pekerjaan Tanah
6 Pelebaran Perkerasan dan Bahu 'alan
@ Pekerasan ?on &spal
A Perkerasan &spal
5:
8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1
39/39
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Struktur
C Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan inor
= Pekerjaan /arian3 Pekerjaan Pemeliharaan !utin
Didalam setiap divisi ini terdapat banyak sekali detail pekerjaan dan semua
detail pekerjaan akan dilampikan pada lampiran 2.
. e,akuka& Su)ve6
Untuk bisa menyesuaikan harga material yang digunakan, maka perlu
dilakukan survey lokasi pekerjaan dan menari in#ormasi sumber uarry
material loal terdekat.
'. e&(a&a,isa I*em Peke)5aa&
Untuk analisa setiap item pekerjaan, pada beberapa tender proyek telah
diberikan analisa setiap detail analisa pekerjaan, baik itu koe#isien pekerja,
koe#isien bahan, koe#isien alat.
e. em+a&'i&(ka& )ekap +ia6a
Bila harga satuan pekerjaan dan jumlah)rekap harga pekerjaan telah
didapatkan, maka o'ner dapat membandingkan rekap biaya pekerjaan yang
dihitung */PS)0;+ dengan rekap biaya dari jasa konstruksi yang ada.
Dengan melakukan perbandingan o'ner bisa memilih jasa konstruksi yang
tepat yang rekap biayanya hamper sama atau bisa lebih murah tapi kualitasmaterial sama.