Upload
hery-kis-wanto
View
154
Download
16
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
TINJAUAN LOKASI
3.1. Tinjauan Kota Semarang
3.1.1. Kedudukan geografis dan batas administrasi
Peta Kota Semarang
Kabupaten Semarang merupakan salah
satu Kabupaten dari 29 kabupaten dan 6 kota yang
ada di Provinsi Jawa Tengah. Luas keseluruhan
wilayah Kabupaten Semarang adalah
95.020,674 Ha atau sekitar 2,92% dari luas Provinsi
Jawa Tengah.
LUAS WILAYAH ADMINISTRASI : 95.020,674 HaLETAK GEOGRAFIS : 6º, 5′ – 7º, 10′ LS
110º,0’ – 1100,35′ BTKEPENDUDUKAN : 16 Kecamatan
177 KelurahanJumlah Penduduk 1,67Jiwa
(Th. 2012)BATASAN : Utara : Laut Jawa
Selatan : Kab. Semarang Timur : Kab. Demak
Barat : kab. Kendal
Ketinggian wilayah Kabupaten Semarang
berkisar pada 500 - 2000m diatas permukaan laut
(dpl), dengan ketinggian terendah terletak di desa
Candirejo Kecamatan Pringapus dan tertinggi di
desa Batur Kecamatan Getasan. Rata-rata curah
hujan 1.979 mm dengan banyaknya hari hujan
Gambar 3.1. Peta Kota Semarang;Dok. Kelompok
adalah 104. Kondisi tersebut terutama
dipengaruhi oleh letak geografis Kabupaten
Semarang yang dikelilingi oleh pegunungan dan
sungai.
3.1.2. Tinjauan Kebijakan Pemanfaatan Tata Ruang
Kota
Berdasarkan pertimbangan atas fungsi dan
peranan sesuai dengan peraturan daerah no. 6
tahun 2011 tentenag rencana tata ruang wilayah
(rtrw) kabupaten semarang tahun 2011-2031
pada bagian kedua system pusat pelayanan
paragraph kedua tentang system perwilayahan
pasal 8 ayat 3, system perwilayahan (SWP)
sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf b
terdiri atas :
a. SWP–1 yaitu kawasan yang ditetapkan
menjadi bagian dari ibukota Kabupaten serta
kawasan sekitarnya yang termasuk dalam
jangkauan pelayanannya meliputi Kecamatan
Ungaran Barat, Ungaran Timur, Bergas, dan
Pringapus dengan pusat pengembangan di
perkotaan Ungaran;
b. SWP–2 yaitu kawasan yang menjadi wilayah
pengaruh dari Kota Ambarawa meliputi
Kecamatan Ambarawa, Tuntang, Banyubiru,
Bandungan, Jambu, Bawen dan Sumowono
dengan pusat pengembangan di perkotaan
Ambarawa; dan
c. SWP–3 yaitu kawasan yang berada di
Daerah selatan meliputi Kecamatan Suruh,
Tengaran, Getasan, Susukan, Kaliwungu,
Pabelan, Bancak dan Bringin dengan pusat
pengembangan di perkotaan Suruh dan
Tengaran.
d. SWP-4 dengan kegiatan utama agraris.
Meliputi : Kecamatan Gunungpati, Mijen dan
sebagian wilayah Kecamatan Tugubagian
Selatan dengan dengan sub pengembangan
Mijen, Cangkiran dan Kedungpane serta
sebagian wilayah kecamatan Tugu bagian
Selatan danNgaliyan.
3.1.3. Kedudukan Fungsi dan Peranan BWK
Bedasarkan dengan Peraturan Daerah Kota
Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Tahun 2011 – 2031, pada Bagian kedua Rencana
Pengembangan Sistem Pusat Pelayanan Paragraf
1 Rencana Pembagian Wilayah Kota (BWK) Pasal
10, Rencana Pembagian Wilayah Kota (BWK)
yang terdiri atas :
a. BWK I meliputi Kecamatan Semarang
Tengah, Kecamatan Semarang Timur dan
Kecamatan Semarang Selatan dengan luas
kurang lebih 2.223 (dua ribu dua ratus dua
puluh tiga) hektar;
b. BWK II meliputi Kecamatan Candisari dan
Kecamatan Gajahmungkur dengan luas
kurang lebih 1.320 (seribu tiga ratus dua
puluh) hektar;
c. BWK III meliputi Kecamatan Semarang Barat
dan Kecamatan Semarang Utara dengan luas
Gambar 3.2. Wilayah Pengembangan Tata Guna Lahan Kota Semarang, Dok; Kelompok
kurang lebih 3.522 (tiga ribu lima ratus dua
puluh dua) hektar;
d. BWK IV meliputi Kecamatan Genuk dengan
luas kurang lebih 2.738 (dua ribu tujuh ratus
tiga puluh delapan) hektar;
e. BWK V meliputi Kecamatan Gayamsari dan
Kecamatan Pedurungan dengan luas kurang
lebih 2.622 (dua ribu enam ratus dua puluh
dua) hektar;
f. BWK VI meliputi Kecamatan Tembalang
dengan luas kurang lebih 4.420 (empat ribu
empat ratus dua puluh) hektar;
g. BWK VII meliputi Kecamatan Banyumanik
dengan luas kurang lebih 2.509 (dua ribu
lima ratus sembilan) hektar;
h. BWK VIII meliputi Kecamatan Gunungpati
dengan luas kurang lebih 5.399 (lima ribu
tiga ratus Sembilan puluh sembilan) hektar;
i. BWK IX meliputi Kecamatan Mijen dengan
luas kurang lebih 6.213 (enam ribu dua ratus
tiga belas) hektar; dan
j. BWK X meliputi Kecamatan Ngaliyan dan
Kecamatan Tugu dengan luas kurang lebih
6.393 (enam ribu tiga ratus Sembilan puluh
tiga) hektar.
Gambar 3.3 Peta Pembagian BWK Kota SemarangSumber: RTRW Kota Semarang Tahun 2010-2030
Sedangkan pembagian wilayah yang sesuai
peruntukannya masing-masing dipaparkan dalam
Rencana pengembangan fungsi utama masing-
masing BWK sebagaimana yangmeliputi :
a. Perkantoran, perdagangan dan jasa di BWK I,
BWK II, BWK III;
b. Pendidikan kepolisian dan olah raga di BWK
II;
c. Transportasi udara dan transportasi laut di
BWK III;
d. Industri di BWK IV dan BWK X;
e. Pendidikan di BWK VI dan BWK VIII;
f. Perkantoran militer di BWK VII; dan
g. Kantor pelayanan publik di BWK IX.
WP BWK KECAMATAN SKALA FUNGSI
WP I
BWK I
Smg Tengah Kota
* Perdagangan - Jasa (Formal dan Informal)* Perkantoran* Permukiman* Sosial public spaceSmg Timur
Smg Selatan
Regional
* Perdagangan - Jasa (Formal dan Informal)* Perkantoran* Pendidikan* Kesehatan
BWK II
Gajahmungkur
Kota* Lingkungan* Permukiman* Budaya - Sejarah
Regional
* PendidikanCandisari * Olahraga
* PerkantoranPerdagangan - Jasa (Formal dan Informal)* Kesehatan
Gambar 3.4 Peta Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Sumber: RTRW Kota Semarang Tahun
Tabel 3.1 Data Wilayah Pengembanagan Kota Semarang
Sumber: RTRW Kota Semarang Tahun 2010-2030
BWK III
Smg BaratKota
* Rekreasi* Penanganan sistem drainase* Perikanan
Smg UtaraRegional
* Transportasi* Rekreasi
WP II
BWK IV
Genuk
Kota* Perikanan* Penanganan sistem drainase* Transportasi
Regional* Industri
* Transportasi
BWK V
GayamsariKota
* Permukiman kepadatan tinggiPedurungan * Perdagangan dan Jasa
* Penanganan sistem drainase
WP III
BWK VI
TembalangKota
* Permukiman kepadatan rendah s.d. sedang* Penanganan lingkungan daerah
Regional * Pendidikan
BWK VII
BanyumanikKota
* Transportasi* Permukiman kepadatan rendah s.d. sedang* Penanganan lingkungan daerah lindung
Regional * PendidikanWP IV
BWK VIII
GunungpatiKota
* Agrobisnis dan Wisata* Penanganan lingkungan daerah lindung
Regional* Industri sumber daya lokal* Pendidikan
BWK IX
Mijen Kota * Permukiman kepadatan rendah s.d. sedang* Agrobisnis dan Wisata
* Penanganan lingkungan daerah lindung
Regional* Industri sumber daya lokal* Pendidikan
WP VBWK
XNgaliyan
Kota* Permukiman kepadatan rendah s.d. sedang
* Penanganan lingkungan daerah lindung
Regional
* Industri
Tugu * Transportasi
* Pendidikan
Kawasan perumahan dan
permukiman, adalah kawasan yang
pemanfaatannya untuk perumahan dan
permukiman, serta berfungsi sebagai tempat
tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana lingkungan.
Kawasan ini terdiri dari kawasan perumahan
yang dibangun oleh penduduk sendiri, dibangun
oleh perusahaan pembangunan perumahan,
maupun dibangun oleh pemerintah.
Arahan pembangunan dan pemanfaatan
kawasan perumahan dan permukiman
ditetapkan sebagai berikut :
a. Pembangunan perumahan dilakukan dalam
rangka memenuhi kebutuhan tempat
tinggal yang layak bagi masyarakat
dan/atau untuk pemukiman kembali
(resettlement) sebagai akibat dari
pembangunan prasarana dan sarana kota.
b. Pembangunan perumahan dilakukan
dengan dengan pengembangan perumahan
yang sudah ada maupun pembangunan
perumahan baru;
c. Pembangunan perumahan baru dilakukan
secara intensif (vertikal dan horisontal)
dengan pemanfaatan lahan secara optimal
pada kawasan-kawasan di luar kawasan
lindung dengan fungsi kegiatan perumahan
permukiman;
d. Pembangunan perumahan baru dilakukan
di masing-masing BWK dengan ketentuan
sebagai berikut :
Pengembangan perumahan dengan
bangunan vertikal (rumah susun atau
apartemen) dilakukan di kawasan pusat
kota (BWK I, BWK II, dan BWK III)
Pengembangan perumahan dengan
kedatan sedang sampai dengan tinggi di
BWK IV, V, VI, VII, dan X.
Perumahan pada BWK VIII, dan IX
direncanakan dengan kepadatan rendah
sampai sedang.
e. Pada pembangunan perumahan, pelaksana
pembangunan perumahan/pengembang
wajib menyediakan prasarana lingkungan,
utilitas umum, dan fasilitas sosial dengan
proporsi 40% (empat puluh persen) dari
keseluruhan luas lahan perumahan, dan
selanjutnya diserahkan kepada Pemerintah
Daerah.
f. Pembangunan perumahan secara intensif
vertikal dilakukan dengan pembangunan
rumah susun baik pada kawasan
perumahan baru maupun kawasan padat
hunian yang dilakukan secara terpadu
dengan lingkungan sekitarnya;
g. Pengembangan lokasi perumahan lama dan
perkampungan kota ditekankan pada
peningkatan kualitas lingkungan, dan
pembenahan prasarana dan sarana
perumahan;
h. Pembangunan perumahan lama/
perkampungan dilakukan secara terpadu
baik fisik maupun sosial ekonomi masyarakat
melalui program pembenahan lingkungan,
peremajaan kawasan maupun perbaikan
kampung.
3.2. Potensi
3.2.1. Kebijakan Tata Ruang Wilayah
Berdasarkan rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Semarang dibagi menjadi 10 BWK ( Bgaian Wilayah
Kota) pengembangan pada tahun 2000-2010 , yaitu :
NO BWK KECAMATAN POTENSI
1 I
Semarang Tengah,Semarang Timur,Semarang Selatan
Wilayah sentral/pusat Kota Semarang Memiliki konektivitas tinggi terhadap wilayah lain Kondisi tanah baik untuk daerah terbangun Terdapat kawasan Kota Lama sebagai kawasan
bangunan konservasi
2 IIGajah Mungkur,Candi Sari
Lokasi strategis dalam menghubungkam pusat kota dengan daerah pinggiran kota
Pusat pendidikan tinggi skala regional Kawasan khusus militer skala regional Kawasan olahraga rekreasi skala regional
3 III Semarang Barat
Pusat kegiatan transportasi (bandara A. Yani,pelabuhan Tanjung Emas,stasiun kereta apa Tawang dan poncol)
Kawasan rekreasi skala regional ( PRPP,museum Ronggowarsito,Pantai Marina)
4 IV Genuk
Lereng landai,sesuai untuk kegiatan pemukiman dan perkotaan lain
Pengembangan daerah industri Dekat dengan pelabihan lautdan terminal induk Terdapat lahan tambak,potensi pengembangan
perikanan darat
5 VGayamsari ,Pedurungan
Kelerengan relatif landai Cocok untuk dikembangkan
pemukiman,pendidikan,kesehatan,perdagangan dan jasa
Aksebilitas yang tinggi Dilalui jalur transportasi regional Berpotensi didirikan terminal
6 VI Tembalang
Pudat kegiatan pendidikan skala regional Pengembangan kegiatan pemukiman Topografi berbukit (potensi view) Dilewati jalan arteri primer dan arteri sekunder
7 VII Banyumanik
Pintu gerbang Kota Semarang dari arah Semarang Dilalui jalan arteri primer dan arteri sekunder yang
merupakan jalur utama kota Semarang Dekat pusat pendidikan kecamatan Tembalang Sub terminal Banyumanik menyebabkan potensi kutub
pertumbuhan BWK VII bagian selatan Adanya kawasan rekreasi panorama kota Topografi berbukit dan iklim sangat potensial sebagai
pengembangan pengembangan kawasan pemukiman8 VIII Gunung Pati Sebagai wilayah penyangga kaitannya dengan
perlindungan lingkungan. Wilayah desa-kota dengan kegiatan utana
pertanian ,berpotensi sebagai kawasan untuk suplay air tanah
Sumber daya pertanian an mendorong pertumbuhan ekonomi perkotaan
Potensi untuk mengembamngkan pariwisata dan pariwisata argo
9 IX mijen
Potensi sebagai wilayah tangkapan dan simpul distribusi hasil pertanian
Sebagai wilayah cadangan pengembangan Kota Semarang
Sesuai untuk kegiatan pertanian Pengembangan agro bisnis dan agro industri Potensi sebagai kawasan isian untuk suplai kebutuhan
air tanah Potensi untuk pengembangan pariwisata agro
10 X Ngalian,Tugu
Pintu gerbang Kota Semarang dari arah barat Potensi perkembangan wilayah industri Berperan dalam menghubungkan kota Semarang
dengan Boja sebagai hiterland
3.3. Pemilihan Lokasi dan Tapak Apartemen di Semarang
Sesuai karakter utama konsumen apartemen yang mengutamakan aspek efisiensi, pemilihan tapak/lokasi merupakan aspek
penting pada perencangan sebuah aprtemen. Apartemen direncanakan berada ditempat-tempat yang berdekatan dengan
zona-zona perkantoran atau zona komersial dalam suatu wilayah sehingga meminimalkan waktu dan biaya tempuh. Secara
umum terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi sebuah apartemen (Ditjen Cipta Karya,
DPU.1980:11) yaitu :
1. Waktu tempuh paling lama 30 menit untuk mencapai tampat kerja dan pusat-pusat pelayanan di perkotaan.
2. Sudah terdapat jaringan infrastruktur yang lengkap. Kelengkapan jaringan infrastruktur dapat mrminimalkan
biaya pengadaan jaringan baru pada pengambangan sebuah apartemen.
3. Aksesibilitas baik, meliputi ketersediaan sarana dan prasarana transportasi dengan kualitas baik.
A. Alternative tapak 1
Lahan kosong samping kiri Bank BCA Jl. Pemuda
Jenis kegiatan berupa perkantoran, jasa dan fasilitas perbelanjaan. Pencapaian lokasi terjangkau.
Gambar 3.6 Alternatif 1 tapak apartemen.Sumber. Google Earth (2011)
Memiliki daya tarik kawasan sebagai pusat kota dan CBD KotaSemarang. Tata guna lahan diperuntukkan sebagai kawasan campuran antara perdagangan dan jasa.
- Ukuran site 66 x 40 meter- Tata guna lahan : perdagangan dan jasa- KDB : 60%- Ketingian bangunan : 2 – 8 lantai- GSB : 12meter (jl. Pemuda), 7meter (jl. Depok)- ketinggian maksimum 45meter
Batas-batas tapak sebagai berikut:
Utara :Jalan Pemuda, pertokoan, perkantoran
Timur : Bank BCA
Selatan : Jalan Depok, Permukiman
Barat : Perkantoran
Kondisi Eksisting : Lahan Kosong
Kondisi Tapak : Datar
Potensi Sekitar :
- Dekat dengan kawasan perkotaan, perkantoran/tempat kerja dan tempat-tempat pelayanan umum lainnya
seperti pertokoan, bank, mall paragon, dll, sehingga waktu tempuh yang diperlukan tidak banyak memekan
waktu.
- Aksesibilitas sangat terjangkau karena terletak di jalan dua arah dan juga sebagai alur transportasi umum
busway.
- 10 menit ke arah utara sudah memasuki wilayah pusat kota / Simpang Lima. Potensi Simpang Lima sendiri
merupakan kebutuhan yang sangat mencukupi bagi penghuni Kota Semarang
- Sebagai titik daerah yang menghubungkan Potensi di Semarang Bawah dan Semarang Atas. Lokasi yang
Setrategis untuk menuju ke wilayah Perkantoran.
B. Alternative tapak 2
Lahan kosong jalan Gajah Mada, ( BWK I )
Jenis kegiatan berupa perkantoran, jasa dan fasilitas perbelanjaan. Pencapaian lokasi terjangkau. Memiliki daya tarik kawasan sebagai pusat kota Tata guna lahan diperuntukkan sebagai kawasan campuran antara perdagangan dan jasa.
- Ukuran site 72 x 23 meter- Tata guna lahan : perdagangan dan jasa- KDB : 60%- Ketingian bangunan : 2 – 8 lantai- GSB : 6meter (jl. Gajah Mada- ketinggian maksimum 45meter
Batas-batas tapak sebagai berikut:
Utara :Ruko, pertokoan
Timur : jalan gajah mada, restaurant Shabu
Selatan : Ruko Pertokosn
Barat : Rumah Warga, apartemen mutiara garden
Kondisi Eksisting : Lahan Kosong
Kondisi Tapak : Datar
Potensi Sekitar :
- Dekat dengan kawasan perkotaan, perkantoran/tempat kerja dan tempat-tempat pelayanan umum lainnya
seperti pertokoan, bank, mall paragon, dll, sehingga waktu tempuh yang diperlukan tidak banyak memekan
waktu.
- Dekat dengan fasilitas pelayanan umu, 500 meter keselatan adalah kawasan simpang lima.
- Aksesibilitas sangat terjangkau karena terletak di jalan dua arah, dan jalur transportasi umum angkutan.
- Sebagai titik daerah yang menghubungkan Potensi di Semarang Bawah dan Semarang Atas. Lokasi yang
Setrategis untuk menuju ke wilayah Perkantoran.
C. Alternative tapak 3
Lahan kosong jalan sisimangaraja, Candi Sari ( BWK II )
Jenis kegiatan berupa perkantoran, jasa dan fasilitas perbelanjaan. Pencapaian lokasi terjangkau. Memiliki daya tarik kawasan sebagai pusat kota Tata guna lahan diperuntukkan sebagai kawasan campuran antara perdagangan dan jasa.
- Ukuran site, 70 x 66 meter =7066, 57 x 33 meter = 1881, luasan total = 8947 m2 - Tata guna lahan : perdagangan dan jasa- KDB : 60%- Ketingian bangunan : - ketinggian boleh lebih dari 45meter
Batas-batas tapak sebagai berikut:
o Utara : Apartemen Parama Graha
o Selatan : Lahan Kosong
o Timur : Rumah
o Barat : Rumah
Kondisi Eksisting : Lahan Kosong
Kondisi Tapak : Datar
Potensi Sekitar :
- area sekitar adalah wilayah pelayanan umum, perkantoran.
- Dekat dengan fasilitas pelayanan umum, 15 menit menuju pusat kawasan simpang lima.
- Aksesibilitas sangat terjangkau karena terletak di jalan dua arah,
3.4. Persyaratan Lokasi Apartemen
3.4.1 Kriteria Penentuan Lokasi
Untuk menentukan lokasi Apartemen, maka perlu diperhatikan sifat atau karakteristik kegiatan-kegiatan yang
ada pada bangunan tersebut yang bersifat komersial dengan kegiatan utama bisnis/perdagangan, perkantoran dan jasa
serta hunian. Pengguna yang terdiri dari lapisan masyarakat menengah keatas yang akan menuntut kecepatan serta
ketepatan waktu. Untuk menetukan lokasi perlu diperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
-Dari segi peruntukan lahan / Tata Guna Lahan
Sebagai bangunan yang bersifat komersial,maka gedung apartemen harus terletak pada peruntukan lahan untuk
perdagangan,jasa,dan perkantoran.
-Dari segi aksesibilitas
Lokasi harus mempertimbangkan kemudahan pencapaian titik baik dari dalam maupun dari luar kota dengan
mempertimbangkan skala pelayanan bangunan tidak hanya digunakan untuk skala lokal,akan tetapi juga digunakan
dalam skala regional dan nasional.
-Kondisi topografi dan space yang tersedia
Bangunan Apartemen memerlukan lahan yang relatif luas serta nyaman yang memungkinkan untuk keluar masuknya
pengunjung.
- dari segi lingkungan
Sosial kemasyarakatan yang ada di sekitar lingkungan harus sudah dinilai baik, karena untuk memenuhi faktor kenyamanan,
salah satunya tindak kriminalitas.
-Kenyamanan dan daya tarik lokasi
Karena bangunan ini memiliki sklala pelayanan hingga tingkat nasional, maka diperlukan tempat yang nyaman dan
menarik sehingga menjadi daya tarik tersendiri oleh konsumen/pengguna apartemen.
3.4.2 SKORING TAPAK
Kriteria nilai terhadapAlternatif tapak
A B C
Peruntukan guna lahan untuk bangunan sesuai 4 4 4
Jarak tempuh lokasi menuju pusat kota, kegiatan dan pelayanan umum
dan perkantoran.
4 4 3
Ketersediaan jalan penghubung dengan kawasan sekitarnya/ aksesibilitas. 3 3 3
Keadaan topografi lapangan datar 3 3 4
Daya dukung tanah untuk bangunan sesuai 2 3 4
Drainase alam baik 3 3 4
Kemudahan memperoleh air bersih, listrik/utilitas kota. 4 4 4
Luas lahan 3 3 4
Jalur transportasi umum 4 4 3
Keadaan lingkungan sekitar 3 3 4
JUMLAH 35 34 37
Tabel 3. Skoring Tapak
Keterangan
1 = buruk 2 = cukup 3 = baik 4 = sangat baik
3.5. Tapak Terpilih
Berdasarkan analisa dan pembobotan alternatif tapak, maka tapak yangterpilih adalah :Lahan kosong jalan sisimangaraja, Candi Sari ( BWK II )
Jenis kegiatan berupa perkantoran, jasa dan fasilitas perbelanjaan. Pencapaian lokasi terjangkau. Memiliki daya tarik kawasan sebagai pusat kota Tata guna lahan diperuntukkan sebagai kawasan campuran antara perdagangan dan jasa.
- Ukuran site, 70 x 66 meter =7066, 57 x 33 meter = 1881, luasan total = 8947 m2 - Tata guna lahan : perdagangan dan jasa- KDB : 60%- Ketingian bangunan : - ketinggian boleh lebih dari 45meter
Batas-batas tapak sebagai berikut:
o Utara : Apartemen Parama Graha
o Selatan : Lahan Kosong
o Timur : Rumah
o Barat : Rumah
Kondisi Eksisting : Lahan Kosong
Kondisi Tapak : Datar
Potensi Sekitar :
- area sekitar adalah wilayah pelayanan umum, perkantoran.
- Dekat dengan fasilitas pelayanan umum, 15 menit menuju pusat kawasan simpang lima.
- Aksesibilitas sangat terjangkau karena terletak di jalan dua arah,