19
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Rokok II.1.1. Definisi Rokok Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibaka dan dihisap dan/atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicot rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikoti dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan (Peraturan Pemerintah RI, 2012) II.1.2. Jenis Rokok !erdapat dua tipe "enis rokok, yaitu filter dan non filter #enis rokok filter merupakan rokok yang pada pangkalnya terdapat gabus #enis rokok non merupakan rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus ($u%on & 2010) Rokok filter bertu"uan untuk mengurangi "umlah tar yang dihisap (& 2001) &asil penelitian ramingham menyatakan bah%a tidak ada perbedaan ya berarti antara perokok filter dan non filter berisiko terserang P# yang merokok dapat dikatagorikan men"adi perokok akti+ dan pasi+ Perokok ringan adalah orang yang menghisap 1 - rokok dalam satu hari Perokok pas atau bukan perokok adalah orang yang tidak merokok, menghisap pi memiliki serum cotinine . 1 ,1 ng/10 ml ( hincup, 200 ) Perokok pasi+ dapat meningkatkan risiko terserang penyakit "antung hingga 0 (3oldman, 2011) II.1.3. Kandungan Rokok 4i dalam asap rokok terdapat lebih dari 000 5at kimia berbahaya, sal satunya adalah nikotin yang bersi+at adikti+ dan tar yang bersi+at karsin 6sap pembakaran rokok "uga mengandung gas beracun seperti karbon monoksid (Peraturan Pemerintah RI, 2012) *eberapa bahan yang lain seperti 1,3-but acetalehyde, acrolein, chlorinateddioxines dan furans, m+p+o cresol, hydr cyanide, N-nitrosonornicotine, N-nitrosodimethylamine, dan N-nitrosopyrro "uga terdapat di dalam sebatang rokok ( o%les, 200 )

BAB IIsdfdsfsdf

  • Upload
    gaoki2

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asdfjsabdjfnbdsajfbjadsfksdnflkdsnfadsnfkadsnfkdsnfknasdfndsfjkndskfasdfnasdfadsfadsfsadfsadfdsfdsfdsfadsfdsfdsagrwgwfgsdafdsafsdfsdf

Citation preview

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKAII.1. RokokII.1.1. Definisi RokokRokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap dan/atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu, atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan (Peraturan Pemerintah RI, 2012). II.1.2. Jenis Rokok Terdapat dua tipe jenis rokok, yaitu filter dan non filter. Jenis rokok filter merupakan rokok yang pada pangkalnya terdapat gabus. Jenis rokok non filter merupakan rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus (Yuwon HS, 2010). Rokok filter bertujuan untuk mengurangi jumlah tar yang dihisap (Hastrup, 2001). Hasil penelitian Framingham menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara perokok filter dan non filter berisiko terserang PJK. Bagi orang yang merokok dapat dikatagorikan menjadi perokok aktif dan pasif. Perokok aktif ringan adalah orang yang menghisap 19 rokok dalam satu hari. Perokok pasif atau bukan perokok adalah orang yang tidak merokok, menghisap pipa, dan memiliki serum cotinine < 14,1 ng/10 ml (Whincup, 2004). Perokok pasif dapat meningkatkan risiko terserang penyakit jantung hingga 30% (Goldman, 2011).II.1.3. Kandungan Rokok

Di dalam asap rokok terdapat lebih dari 4000 zat kimia berbahaya, salah satunya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik. Asap pembakaran rokok juga mengandung gas beracun seperti karbon monoksida (Peraturan Pemerintah RI, 2012). Beberapa bahan yang lain seperti 1,3-butadine, acetalehyde, acrolein, chlorinateddioxines dan furans, m+p+o cresol, hydrogen cyanide, N-nitrosonornicotine, N-nitrosodimethylamine, dan N-nitrosopyrrolidine juga terdapat di dalam sebatang rokok (Fowles, 2003).

Tanaman tembakau diketahui dapat menyerap berbagai macam zat dari tanah dan menyimpannya dalam jumlah besar di dalam daunnya. Hasil penelitian Musharraf pada tahun 2012 menyatakan bahwa terdapat berbagai macam unsur logam di dalam rokok. Beberapa unsur logam tersebut adalah Fe, Al, Mn, Zn, Cu, Ni, Cr, Pb, Co, As, Se, dan Cd dengan nilai korelasi untuk masing-masing unsur tersebut adalah 1 > r > 0.999. (Musharraf, 2012). II.1.4. Dampak Rokok Pada KesehatanTelah banyak terbukti bahwa dengan mengkonsumsi rokok berdampak pada status kesehatan. Telah terbukti bahwa perokok beresiko untuk terkena penyakit kardiovaskuler, kanker paru, dan penyakit paru lainnya (Gondodiputro, 2007).a. Efek Rokok Terhadap Susunan Saraf Pusat

Nikotin mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak locus seruleus yang mengeluarkan serotonin. Meningkatnya serotonin menimbulkan rangsangan senang sekaligus mencari tembakau lagi. Efek dari tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku, dan fungsi psikomotor (Gondodiputro, 2007).b. Penyakit Kardiovaskuler

Nikotin dapat menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah meningkat (Fahim, 2011). Satu batang rokok dapat meningkatkan aktivitas trombosit yang dapat memicu sumbatan pada pembuluh darah jantung (Pamukcu, 2011). Afinitas karbon monoksida 240 kali lebih kuat daripada oksigen pada hemoglobin menyebabkan otot jantung kekurangan oksigen sehingga dapat menyebabkan jantung melakukan metabolisme anaerob sehingga menghasilkan asam laktat yang dapat menstimulasi ujung saraf otot jantung dan menimbulkan sensasi nyeri (Sherwood, 2008). Perokok mempunyai risiko 24 kali lipat untuk terkena PJK dan risiko lebih tinggi untuk kematian mendadak (Peraturan Pemerintah RI, 2012). Risiko seseorang untuk menderita penyakit jantung koroner juga meningkat dengan jumlah batang rokok yang dikonsumsi sehari-hari (Libby, 2007). c. Artereosklerosis

Merokok merupakan penyebab utama timbulnya penyakit ini, yaitu menebal dan mengerasnya pembuluh darah. Artereosklerosis menyebabkan pembuluh darah kehilangan elastisitas serta pembuluh darah menyempit (Gondodiputro, 2007).

d. Tukak Lambung

Tembakau meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah tukak lambung. Perokok menderita gangguan 2x lebih tinggi dari bukan perokok (Gondodiputro, 2007).e. Efek Terhadap Otak

Akibat proses aterosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan aliran darah ke otak, jaringan otak dapat rusak karena kekurangan oksigen (Gondodiputro, 2007).f. Impotensi

Nikotin dapat menyempitkan arteri yang menuju penis, mengurangi aliran darah, dan tekanan darah menuju penis. Efek ini meningkat bersamaan dengan waktu (Gondodiputro, 2007).g. Kanker

Asap rokok bertangggungjawab terhadap lebih dari 85% kanker paruparu dan berhubungan dengan kanker mulut, faring, laring, esofagus, lambung, pankreas, saluran kemih, ginjal, ureter, kandung kemih, dan usus (Gondodiputro, 2007). Merokok menyebabkan kanker pada berbagai organ, tetapi organ yang terpengaruh langsung oleh karsinogen adalah saluran nafash. Chronic Obstructive Pulnomary Diseases (COPD)

Kebiasaan merokok mengubah bentuk jaringan saluran napas dan fungsi pembersih menghilang, saluran membengkak, dan menyempit. Seseorang yang menunjukkan gejala batuk berat selama paling kurang 3 bulan pada setiap tahun berjalan selama 2 tahun, dinyatakan mengidap bronkhitis kronik (Gondodiputro, 2007). II.1.5. Strategi World Health OrganizationUntuk mengatasi epidemi tembakau, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengajak negara anggotanya menerapkan strategi MPOWER. Strategi ini merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan konsumsi tembakau tahun 2007 di IndonesiaMPOWER terdiri atas 6 (enam) upaya pengendalian tembakau yang meliputi (WHO, 2008) :

a. Monitor Prevalensi Penggunaan Tembakau dan Pencegahannya Monitoring penggunaan tembakau dan dampak yang ditimbulkannya harus diperkuat untuk kepentingan perumusan kebijakan. Saat ini 2/3 negara berkembang di seluruh dunia tidak memiliki data dasar penggunaan tembakau pada anak muda dan orang dewasa.b. Perlindungan Terhadap Asap Tembakau

Asap rokok tidak hanya berbahaya bagi orang yang menghisap rokok tetapi juga orang di sekitarnya (perokok pasif). Lebih dari separuh Negara di dunia, dengan populasi mendekati 2/3 penduduk dunia, masih membolehkan merokok di kantor pemerintah, tempat kerja, dan di dalam gedung (WHO, 2008). Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2003 pasal 22 menjelaskan peraturan tentang kawasan bebas rokok yaitu setiap ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan produksi, penjualan, iklan, promosi, dan/atau penggunaan rokok (BPKP, 2012).c. Optimalisasi Dukungan Untuk Berhenti Merokok

Ada 3 (tiga) bantuan yang diberikan seperti pelayanan konsultasi bantuan berhenti merokok yang terintegrasi di pelayanan kesehatan primer, quitline atau telepon layanan bantuan berhenti merokok yang mudah diakses dan cuma-cuma serta terapi obat yang murah dengan pengawasan dokter.d. Waspadakan Masyarakat Akan Bahaya Tembakau

Walaupun sebagian besar perokok tahu bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan namun kebanyakan dari mereka tidak tahu apa bahayanya. Karena itulah, pesan kesehatan wajib dicantumkan dalam bentuk gambar penyakit akibat rokok.

e. Eliminasi Iklan, Promosi, dan Sponsor Tembakau

Larangan terhadap promosi produk tembakau adalah senjata yang ampuh untuk memerangi tembakau. Di seluruh dunia, perusahaan tembakau menghabiskan 10 milyar US Dollar setiap tahunnya untuk biaya promosi (WHO, 2008).

f. Raih Kenaikan Cukai Tembakau

Hal ini merupakan cara yang paling efektif dalam menurunkan pemakaian tembakau dan mendorong perokok untuk berhenti.II.1.6. Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok di SekolahDalam mendukung peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan Bagian Keenam tentang Kawasan Tanpa Rokok bahwa pemerintah daerah wajib mewujudkan kawasan tanpa rokok di tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja, dan tempat secara spesifik sebagai tempat proses belajar mengajar dalam hal ini sekolah (BPKP, 2012).Untuk mewujudkan pengembangan kawasan tanpa rokok di sekolah, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyusun langkah-langkah pengembangan kawasan tanpa rokok di tempat proses belajar mengajar. Petugas kesehatan melaksanakan advokasi kepada pemimpin/pengelola tempat proses belajar mengajar dengan menjelaskan perlunya Kawasan Tanpa Rokok dan keuntungannya jika dikembangkan Kawasan Tanpa Rokok. Yang perlu dilakukan oleh pimpinan/pengelola dalam hal ini kepala sekolah untuk mengembangkan Kawasan Tanpa Rokok adalah sebagai berikut (Kemenkes, 2011) :a. Analisis Situasi

Penentu kebijakan/pimpinan di tempat proses belajar mengajar dalam hal ini kepala sekolah melakukan pengkajian ulang tentang ada tidaknya kebijakan Kawasan Tanpa Rokok dan bagaimana sikap dan perilaku sasaran seperti karyawan, guru, dan siswa terhadap kebijakan Kawasan Tanpa Rokok.

b. Pembentukan Komite atau Kelompok Kerja Penyusun Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok

Antara pimpinan sekolah, karyawan, dan guru yang mewakili perokok dan bukan perokok melakukan pertemuan atau rapat untuk menyampaikan maksud dan tujuan diadakan Kawasan Tanpa Rokok, membahas rencana kebijakan tentang pemberlakuan Kawasan Tanpa Rokok, meminta masukan dan saran tentang penerapan Kawasan Tanpa Rokok, menetapkan penanggungjawab Kawasan Tanpa Rokok dan mekanisme pengawasannya serta membahas cara sosialisasi yang efektif bagi guru, karyawan, dan siswa.

c. Membuat Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok

Komite atau kelompok kerja yang terbentuk selanjutnya membuat kebijakan yang jelas, tujuan, dan cara melaksanakannya.

d. Penyiapan Infrastuktur

Membuat surat keputusan dari pimpinan atau kepala sekolah tentang penanggungjawab dan pengawas Kawasan Tanpa Rokok di sekolah, menyediakan instrument pengawasan, menyediakan materi sosialisasi penerapan Kawasan Tanpa Rokok, pembuatan dan penempatan larangan merokok, mekanisme dan saluran penyampaian pesan tentang Kawasan Tanpa Rokok di sekolah melalui poster, stiker, dan sebagainya, pelatihan bagi pengawas Kawasan Tanpa Rokok dan pelatihan bagi karyawan, guru, dan siswa tentang cara berhenti merokok.

e. Sosialisasi Penerapan Kawasan Tanpa Rokok

Melakukan sosialisasi tentang penerapan Kawasan Tanpa Rokok di lingkungan internal bagi karyawan, guru, dan siswa, melaksanakan sosialisasi tugas dan tanggungjawab dalam pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok.f. Penerapan Kawasan Tanpa Rokok

Pesan Kawasan Tanpa Rokok bagi karyawan, guru, dan siswa melalui poster, tanda larangan merokok, pengumuman, pengeras suara dan sebagainya, penyediaan tempat bertanya dan pelaksanaan pengawasan Kawasan Tanpa Rokok.

g. Pengawasan dan Penegakan Hukum

Pengawas Kawasan Tanpa Rokok di sekolah dan mencatat pelanggaran dan menerapkan sanksi sesuai peraturan yang berlaku dan melaporkan hasil pengawasan kepada otoritas pengawasan yang ditunjuk baik diminta atau tidak.

h. Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi secara berkala tentang kebijakan yang telah dilaksanakan, meminta pendapat komite, melakukan kajian terhadap masalah yang ditemukan, dan putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap masalah kebijakan.

II.2. RemajaII.2.1. Definisi RemajaKata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescence yang berarti to grow atau to grow maturity. Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja seperti Debrune mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dan dewasa. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal 20 tahunan (Ali, 2011).

Masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Adapun masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan masa dewasa (Ali, 2011).

Masa remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa. Pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orang tua dan cita-cita.

II.2.2. Aspek Perkembangan Pada Remaja

Perkembangan remaja terbagi menjadi tiga aspek (Jahja, 2011), yaitu :

a. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak kapasitas sensoris, dan keterampilan motorik. Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya ialah kematangan. Perubahan fisik otak strukturnya semakin sempurna untuk meningkatkan kemampuan kognitif.

b. Perkembangan Kognitif

Seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, dimana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja telah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibandingkan ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide ini.c. Perkembangan Kepribadian Sosial

Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik, sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja ialah pencarian identitas diri. Pencarian identitas diri adalah proses menjadi seseorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup. Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibandingkan orangtua.II.2.3. Tahap Perkembangan Remaja

Tahapan perkembangan remaja terbagi atas 3 (Sarwono, 2008):a. Remaja awal (early adolescence)

Seorang remaja pada tahap ini masih belum yakin akan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan itu.b. Remaja madya (mid adolescence)

Pada tahapan ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang jika banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan narcistic yaitu mencintai diri sendiri dan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat sama dengan dirinya.c. Remaja akhir (late adolescence)

Tahap ini merupakan masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal di bawah ini, seperti :

1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

2) Mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dalam pengalaman-pengalaman baru.

3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri).

dinding yang memisahkan diri pribadinya dengan masyarakat umumII.3. Pengetahuan (Knowledge)II.3.1. Definisi PengetahuanMenurut Lawrence Green (1980) mengatakan pengetahuan dan sikap seseorang terhadap kesehatan merupakan salah satu faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku seseorang. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).II.3.2. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara kognitif mempunyai 6 tingkatan menurut Notoatmodjo (2012), yaitu :a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifk dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima termasuk ke dalam pengetahuan tingkatan ini. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.e. Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang sudah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek menggunakan kriteria yang telah ada. II.3.3. Pengetahuan tentang Bahaya RokokApabila seseorang menerima perilaku baru atau adopsi perilaku berdasarkan pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku akan berlangsung lama. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2012). Sebagai contoh para siswa dilarang untuk merokok oleh orangtua atau guru di sekolah tanpa menjelaskan efek atau dampak apa yang akan terjadi, maka para siswa akan mencoba untuk merokok karena tidak didasari oleh pengetahuan tentang bahaya rokok dan dampak yang akan terjadi apabila merokok. Pengetahuan tentang bahaya rokok adalah pengetahuan mengenai rokok, kandungan rokok dan bahaya rokok terhadap kesehatan (Nurhamidin, 2012).II.4. Sikap II.4.1. Definisi Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi dan dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi terhadap objek sikap yang diekspresikan ke dalam proses-proses kognitif, afektif (emosi) serta perilaku (Notoatmodjo, 2012). Sikap adalah keadaan dalam diri manusia yang menggerakan untuk bertindak, menyertai dalam keadaan-keadaan tertentu dalam menghadapi objek dan terbentuk berdasarkan pengalaman-pengalaman (Notoatmodjo, 2012). Diagram di bawah ini dapat lebih menjelaskan uraian tentang sikap.

Bagan 1. Proses Terbentuknya SikapII.4.2. Komponen Pokok Sikap

Menurut Azwar S (2010) sikap terdiri dari 3 komponen yang saling menunjang, yaitu :

a. Kognitif (cognitive)

Kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Mengenai sesuatu dapat disamakan dengan penanganan terutama apabila menyangkut masalah isu atau yang kontroversial.b. Afektif (affective)

Merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap.c. Konatif (conative)

Merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai sikap yang dimiliki oleh seseorang. Aspek ini berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.II.4.3. Tingkatan Sikap Sikap terdiri dari beberapa tingkatan (Notoatmodjo, 2012):a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek) (Notoatmodjo, 2012). Salah satu contohnya sikap seseorang terhadap rokok dapat dilihat dari perhatian orang itu terhadap sosialisasi atau penyuluhan mengenai rokok dan bahaya yang ditimbulkan dari merokok (Nurhamidin, 2012).

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban jika ditanya dan mengerjakan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap. Suatu usaha dilakukan untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti bahwa orang tersebut menerima ide itu (Notoatmodjo, 2012). Misalnya seseorang dengan mengetahui dampak dari bahaya merokok, orang tersebut tidak akan mencoba untuk merokok. Bagi yang telah menjadi perokok, ia mau berusaha untuk berhenti karena mengetahui dampak yang akan terjadi bila terus merokok (Nurhamidin, 2012).

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah (Notoatmodjo, 2012). Misalnya seseorang dengan niat ingin menolong orang lain agar tidak terjerumus lebih dalam dan menjadi pecandu berat rokok, sehingga dia mengajak orang lain untuk berhenti/tidak merokok dengan menjelaskan bahaya rokok yang ia ketahui dengan harapan orang lain akan mendengar ajakannya dan tidak lagi merokok (Nurhamidin, 2012).d. Bertanggungjawab (responsible)

Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko adalah tingkatan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2012). Misalnya seseorang dengan pengetahuan yang ia miliki tentang rokok dan bahayanya maka ia bertanggungjawab atas apa yang dipilihnya untuk tidak merokok. Berjanji dalam dirinya untuk menolak ajakan merokok dari orang lain, menegur dengan baik apabila merokok disekitarnya dan menyarankan kepada orang lain untuk tidak atau berhenti merokok (Nurhamidin, 2012).II.4.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi SikapAzwar manyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap (Azwar, 2010), yaitu :

a. Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap jika dapat meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya individu cenderung memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap seseorang yang dianggap penting. Kecenderungan ini dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

c. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dapat memberikan corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. d. Media massa

Dalam pemberitaan surat kabar, radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual jika disampaikan secara objektif akan mempengaruhi sikap konsumennya. e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan sehingga dapat mempengaruhi sikap.

f. Faktor emosional

Suatu bentuk sikap pernyataan yang didasari emosi, biasanya berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme dari pertahanan ego.II.4.5. Sikap tentang Bahaya Rokok.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tentang bahaya rokok adalah sikap yang dimulai dari subjek yang telah mendengar dan mengetahui tentang dampak yang ditimbulkan oleh rokok (Nurhamidin, 2012).II.5. MotivasiII.5.1. Definisi Motivasi

Motivasi adalah kekuatan pendorong perubahan perilaku (Soderback, 2009).II.5.2. Jenis-Jenis Motivasi

Jenis motivasi (Sabran, 2005) :

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik menjurus kepada keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu : 1) Kebutuhan (need)

Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena adanya faktor-faktor kebutuhan baik biologis maupun psikologis.

2) Harapan (expectancy)

Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat, dan menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan.3) Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh. b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsi menjurus kepada keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor dari luar diri (eksternal) individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah :1) Dorongan keluarga

Dukungan dan dorongan keluarga semakin menguatkan motivasi seseorang. 2) Lingkungan

Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal. Lingkungan dapat mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam merubah tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang hangat dan terbuka, akan menimbulkan rasa kesetiakawanan yang tinggi. 3) Imbalan

Seseorang dapat termotivasi karena adanya suatu imbalan sehingga orang tersebut ingin melakukan sesuatu.

II.5.3. Motivasi Pencegahan MerokokPerilaku seseorang tidak lepas dari faktor berupa pengetahuan, sikap, dan motivasi (Liana, 2013). Motivasi pencegahan merokok adalah kekuatan pendorong yang mendorong keinginan seseorang untuk mencegah merokok.II.6. TindakanII.6.1. Definisi TindakanTindakan adalah melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui merupakan bentuk nyata dari perilaku (Notoatmodjo, 2012).Untuk mewujudkan tindakan menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas. Di samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain (Notoatmodjo, 2012).II.6.2. Tingkatan Tindakan Tindakan atau praktek mempunyai beberapa tingkatan (Notoatmodjo, 2012), yaitu:

a. Persepsi (perception):

Merupakan praktik tingkat pertama yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

b. Respon terpimpin (guided response):

Merupakan indikator praktik tingkat dua yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.c. Mekanisme (mecanism):

Merupakan praktik tingkat tiga yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.

d. Adopsi (adoption):

Suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.II.6.3. Tindakan Pencegahan Merokok

Tindakan pencegahan merokok adalah subjek tersebut berniat untuk menjauhi atau tidak mencoba untuk merokok, memberikan informasi bahaya merokok, dan didukung oleh lingkungan sekolah (Nurhamidin, 2012). Tolak ukur tindakan pencegahan merokok terdiri dari:

a. Subjek tersebut berniat untuk menjauhi atau tidak mencoba untuk merokokb. Memberikan informasi bahaya merokokc. Didukung oleh lingkungan sekolah

II.7. Penelitian Terkait yang Pernah DilakukanTabel 1 Penelitian Terkait yang Pernah DilakukanNoJudul PenelitianNama PenelitiTempat & Tahun PenelitianRancangan PenelitianVariabel PenelitianHasil Penelitian

1.Tingkat pengetahuan dan sikap tentang bahaya rokok dengan tindakan pencegahan merokok siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri ManadoKiki Rizqiah NurhamidinDi Madrasah Tsanawiyah Negeri ManadoCross sectional

1) Var. Dependen : Perilaku terhadap pencegahan merokok

2) Var. Independen : Pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya rokokTidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang bahaya rokok dengan tindakan pencegahan merokok (p>0,05).

Terdapat hubungan antara sikap tentang bahaya rokok dengan tindakan pencegahan merokok (p