7
BAB III LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN A. Visi dan Misi Instansi Serta Strategi Pelaksanaan Visi dan Misi Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Barat pada dasarnya mengacu pada Visi dan Misi Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat yaitu : ” Terwujudnya Masyarakat Kalimantan Barat yang beriman, sehat, cerdas, aman, berbudaya dan sejahtera. ” Dari Visi dan Misi Pemerintah Daerah Kalimantan Barat tersebut tersusunlah visi dan misi Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Kalimantan Barat sebagai berikut : Visi Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Barat adalah “ Terwujudnya Kemandirian Ekonomi Kalimantan Barat yang Berdasarkan Ekonomi Kerakyatan “ Sedangkan Misi Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Barat yang ditetapkan merupakan substansi dari sebagian Misi Pemerintah daerah Kalimantan Barat yaitu ” Memperluas lapangan kerja dan usaha dengan berbasis ekonomi kerakyatan, melalui pemberdayaan potensi dan kekuatan ekonomi lokal terutama pengusaha kecil, menengah, dan koperasi, dengan membuka akses ke sumber modal, teknologi dan pasar untuk meningkatkan daya saing, serta menggali, mengembangkan dan melestarikan nilai - nilai budaya, kekayaan budaya daerah dan tradisional guna 9

Bab Isi Laporan Praktek lapangan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab Isi dalam Laporan Praktek Lapangan Di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Barat.

Citation preview

Page 1: Bab Isi Laporan Praktek lapangan

BAB III

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

A. Visi dan Misi Instansi Serta Strategi Pelaksanaan Visi dan Misi

Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Barat pada

dasarnya mengacu pada Visi dan Misi Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat

yaitu : ” Terwujudnya Masyarakat Kalimantan Barat yang beriman, sehat, cerdas, aman,

berbudaya dan sejahtera. ”

Dari Visi dan Misi Pemerintah Daerah Kalimantan Barat tersebut tersusunlah visi

dan misi Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Kalimantan Barat sebagai berikut :

Visi Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Barat adalah “ Terwujudnya

Kemandirian Ekonomi Kalimantan Barat yang Berdasarkan Ekonomi Kerakyatan “

Sedangkan Misi Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Barat yang

ditetapkan merupakan substansi dari sebagian Misi Pemerintah daerah Kalimantan

Barat yaitu ” Memperluas lapangan kerja dan usaha dengan berbasis ekonomi

kerakyatan, melalui pemberdayaan potensi dan kekuatan ekonomi lokal terutama

pengusaha kecil, menengah, dan koperasi, dengan membuka akses ke sumber modal,

teknologi dan pasar untuk meningkatkan daya saing, serta menggali, mengembangkan

dan melestarikan nilai - nilai budaya, kekayaan budaya daerah dan tradisional guna

mempertahankan ketahanan budaya sekaligus mewujudkan pariwisata berbasis budaya

dan kerakyatan ”

Adapun Misi Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Barat adalah

sebagai berikut :

1. Mewujudkan peningkatan peran dan fungsi Dinas Koperasi dan UMKM sebagai

suatu institusi publik ;

2. Mewujudkan peningkatan peran Koperasi dan UMKM dalam pemberdayaan

ekonomi kerakayatan ;

3. Mewujudkan Koperasi dan UMKM sebagai kekuatan riil dalam membangun

kehidupan ekonomi sebagian besar masyarakat Kalbar;

9

Page 2: Bab Isi Laporan Praktek lapangan

4. Mewujudkan peningkatan kelembagaan Koperasi dan UMKM yang mandiri dan

efisien;

5. Mewujudkan peningkatan peran dan kontribusi Koperasi dan UMKM terhadap

realisasi Investasi.

Strategi Pelaksanaan Visi dan Misi

Dari hasil Analisa lingkungan Internal dan Eksternal ( SWOT Analysis), maka

dapat dirumuskan kerangka strategi Dinas Koperasi & UMKM dengan agenda utama

untuk mencapai percepatan pemulihan ekonomi dan memperkuat landasan

pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan sehingga strategi yang perlu

dikembangkan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas SDM Aparatur yang mengacu pada tupoksi dengan

didukung kemampuan mengadaptasi tekhnologi dan informasi.

2. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas;

3. Meningkatkan koordinasi Kabupaten / Kota, Pusat, Lintas Sektor, Dekopin,

Swasta/BUMN, Perguruan Tinggi dan Lembaga Kemasyarakatan;

4. Sosialisasi kebijakan yang berkaitan dengan pembinaan Koperasi dan UMKM;

5. Pengendalian / Pengawasan, monitoring dan evaluasi;

Sebagaimana rumusan strategi di atas, terdapat beberapa kebijakan umum

Dinas Koperasi & UMKM dalam pembangunan untuk periode, yaitu :

1. Meningkatkan daya saing Koperasi & UMKM yang diarahkan untuk

memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan

lapangan kerja.

2. Penguatan koordinasi dan sosialisasi dalam penyusunan dan implementasi

kebijakan / peraturan perundang - undangan yang berkaitan dengan Koperasi

dan UMKM.

3. Memperkuat Kelembagaan KUMKM.

4. Memfasilitasi Koperasi dan UMKM dalam memasarkan produk daerah.

5. Meningkatkan SDM Koperasi dan UMKM dan menumbuhkan wirausaha baru.

6. Memfasilitasi perkuatan modal dan sarana Koperasi dan UMKM.

7. Meningkatkan pengendalian pemanfaatan modal dan sarana.

8. Meningkatkan pelaksanaan monev dalam pembinaan Koperasi dan UMKM.

10

Page 3: Bab Isi Laporan Praktek lapangan

B. Faktor- Faktor Pendukung dan Penghambat Visi dan Misi

Dalam rangka melaksanakan visi dan misi Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi

Kalimantan Barat, maka perlu kiranya memperhitungkan faktor - faktor pendukung dan

penghambat keberhasilan visi dan misi tersebut. Faktor-faktor pendukung dan

penghambat tersebut diantaranya adalah :

Faktor Pendukung

a. Dukungan Politik

Situasi politik yang kondusif dapat memberikan ruang bagi berlangsungnya

proses pembangunan itu sendiri. Terjaganya keharmonisan semua elemen. Dukungan

politik yang kuat merefleksikan legitimasi Pemerintah Daerah dalam proses

pembangunan daerah.

b. Pelaksanaan Otonomi Daerah (UU No. 22 Th. 1999 dan UU No. 25 Th. 1999),

Perda No. 10 Th. 2008, Pergub kalbar No. 57 Th. 2008.

Dengan adanya Undang - Undang otonomi tersebut tentunya dapat memberi

ruang gerak pelaksanaan pembangunan daerah yang demokratis, aspiratif serta

memberi peluang bagi daerah untuk mengembangkan kreativitasnya berdasarkan

sumberdaya lokal yang dimiliki. Dan untuk lebih memberdayakan peluang Koperasi dan

UMKM sehingga dapat berkembang sebagai ekonomi kerakyatan, untuk itu dipayungilah

dengan hukum Perda Nomor 10 Tahun 2008 dan diperkuat dengan Pergub Kalimantan

Barat Nomor. 57 tahun 2008.

c. Undang-undang No. 25 Th. 1992 Tentang Perkoperasian dan Undang-undang

No. 20 Th. 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Kedua undang-

undang ini merupakan pedoman dalam pembinaan Koperasi dan UMKM.

d. Ketersediaan Sumberdaya Pembangunan

Ketersedian sumberdaya pembangunan dapat berupa sumberdaya alam dengan

keanekaragamannya serta sumberdaya manusia. Sumberdaya tersebut merupakan

modal dasar dalam memberikan peluang-peluang pembangunan berupa peluang

Investasi dalam proses pembangunan daerah di Kalbar.

11

Page 4: Bab Isi Laporan Praktek lapangan

e. Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 57 Tahun 2008

Dengan terbitnya Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 57 Tahun 2008

Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi

Kalimantan Barat dalam rangka mewujudkan Koperasi dan UMKM di Provinsi

Kalimantan Barat agar dapat tumbuh dan berkembang sebagai lembaga ekonomi yang

efisien dan memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi daerah.

Faktor Penghambat

a. Kualitas SDM

Tidak dapat dipungkiri bahwa Sumber Daya Manusia merupakan subjek dan

sekaligus objek pembangunan yang mencakup seluruh siklus dalam peningkatan

pembangunan dalam semua sektor. Oleh sebab itu peningkatan kualitas SDM perlu

untuk menjadi pusat perhatian saat ini, mengingat Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Kalimantan Barat hingga saat ini masih berada pada peringkat 29 dari 33 provinsi se-

Indonesia.

b. Citra Koperasi

Disadari bahwa dalam proses perkembanganya Koperasi mengalami pasang surut

sehingga Koperasi belum dapat beroperasi secara maksimal untuk melaksanakan

fungsinya sebagai lembaga ekonomi yang dapat memberikan solusi yang berkaitan

dengan masalah ekonomi masyarakat. Disisi lain koperasi langsung dihadapkan pada

permasalahan Intelektual yaitu kurang profesionalnya pengelolaan sebagian koperasi

yang bahkan menimbulkan image kurang baik dan dapat merusak citra koperasi di

mata masyarakat umum dan dunia usaha khususnya. Sehingga usaha untuk

memperbaiki citra perlu segera dilakukan.

c. Keterbatasan Infrastruktur (Sarana dan Prasarana)

Masih terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana informasi, komunikasi,

transportasi terutama di daerah - daerah terpencil / terisolasi yang memiliki potensi

ekonomi. Karena faktor ini berpengaruh terhadap biaya produksi dan pemasaran hasil

12

Page 5: Bab Isi Laporan Praktek lapangan

produksi. Perekonomian global merupakan tantangan besar bagi perekonomian

Kalimantan Barat dimana pasar bebas dan mekanisme pasar tidak dapat dihindari.

Pasar domestik tidak dapat lagi dimonopoli oleh perusahaan domestik, tetapi menjadi

milik semua produsen yang berminat memasuki pasar bebas. Oleh sebab itu pondasi

ekonomi yang kokoh mutlak diperlukan Infrastruktur yang memadai guna menghadapi

persaingan pasar global.

d. Ketertinggalan dalam IPTEK

Untuk menghadapi era pasar bebas dan kemampuan untuk tetap survive dan

unggul dalam persaingan tersebut, tidak luput harus berpacu dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa mampu menguasai IPTEK maka kita tidak akan

mampu berperan dengan baik dalam mengatasi permasalahan yang semakin kompleks

dan persaingan yang semakin ketat. Disamping itu, ketertinggalan dalam ilmu

pengetahuan dan teknologi menyebabkan eksploitasi dan eksplorasi sumberdaya

pembangunan menadi tidak efisien, boros serta produktivitas pembangunan tidak dapat

dilakukan secara maksimal.

C. Kegiatan Selama Praktek Lapangan

Selama melakukan praktek lapangan banyak kegiatan yang kami lakukan,

diantaranya adalah surat menyurat, mulai dari : pendistribusian surat - surat,

penggandaan surat, pengarsipan, pembuatan surat maupun berbagai laporan-

laporan hingga mengikuti kegiatan yang sedang dilaksanakan.

13