Upload
phamlien
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 120 -
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dalam dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) karena menjadi dasar
pemikiran dalam penajaman dan penyelarasan visi, misi dan arah pembangunan
daerah. Penyajian analisis dalam bagian permasalahan pembangunan yang mengawali
bagian analisis isu-isu strategis, diharapkan akan dapat menjelaskan isu-isu strategis
yang akan menentukan kinerja pembangunan Kabupaten Klaten dalam kurun waktu
Tahun 2016-2021.
4.1 Permasalahan Pembangunan
Permasalahan pembangunan yang disajikan merupakan akumulasi dari
berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, baik
urusan wajib (berbasis Standar Pelayanan Minimal / SPM) maupun urusan pilihan
(berbasis keunggulan daerah / core competence). Dari kedua urusan tersebut
kemudian di analisis berbagai permasalahan yang akan menjadi dasar dalam
perumusuan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan program RPJM Daerah
Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021.
4.1.1 Permasalahan Pembangunan Urusan Wajib
Dalam penyelenggaraan urusan wajib Pemerintah Daerah
Kabupaten Klaten masih dihadapkan pada permasalahan yang harus
diselesaikan, diantaranya adalah :
1. Urusan Pendidikan dengan permasalahan yang dihadapi,
diantaranya :
a. Masih tingginya angka anak usia sekolah, tetapi tidak sekolah.
b. Kwalitas kelulusan siswa belum memenuhi kualifikasi yang
dibutuhkan pasar kerja dan dunia usaha.
c. Belum semua guru memenuhi kualifikasi standar minimal yang
dipersyaratkan (D-4/S.1).
d. Belum meratanya sarana dan prasarana pendidikan yang
berkualitas.
e. Belum meratanya kualitas pendidikan di semua jenjang
pendidikan, dan
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 121 -
f. Masih perlunya peningkatan penanaman nilai-nilai moralitas dan
integritas bagi tenaga kependidikan.
2. Urusan Kesehatan dengan permasalahan yang dihadapi,
diantaranya :
a. Angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan penyakit
menular dan tidak menular masih ditemui, diantaranya:
kematian ibu melahirkan, kematian bayi kematian balita .
b. Angka kesakitan demam berdarah masih ditemui, penemuan
infeksi HIV dan AIDS tiap tahun cenderung meningkat, serta
adanya ancaman pandemik flu burung, serta penyakit yang
bersumber dari binatang diantaranya :
- Deman berdarah dengue .
- Malaria
- Filariatis
c. Untuk jenis penyakit menular / infeksi tertentu belum dapat
diatasi, di sisi lain angka kesakitan dan kematian beberapa
penyakit tidak menular dan degeneratif seperti Diabetes Militus
(DM), kardiovaskuler dan keganasan (kanker). Serta beberapa
penyakit yang perlu kewaspadaan dini, diantaranya:
- Penyakit menular Tuberculosis paru
- Kusta penderita PB
- Diare
- Infeksi Saluran Pernapasan atas
- HIV
- Kejadian luar biasa KIPI
d. Keadaan gizi : BB naik, BB di bawah garis merah dan Gizi buruk
e. Derajat kesehatan masyarakat perlu diantisipasi, mengingat
masih diketemukan adanya kualitas lingkungan, cakupan
sanitasi dasar seperti cakupan air bersih, cakupan jamban
keluarga, cakupan sarana pembuangan air limbah rendah, serta
proporsi rumah tangga sehat rendah.
f. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat masih
rendah, diantaranya: kebiasaan cuci tangan dengan sabun,
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 122 -
sebelum makan dan sesudah buang air besar, serta kebiasaan
merokok di masyarakat masih tinggi, dan
g. Pelaksanaan Pembiayaan Jaminan Pelayanan Kesehatan belum
optimal.
3. Urusan Pekerjaan Umum, dan Penataan Ruang menghadapi
permasalahan :
a. Infrastruktur Jalan dan jembatan banyak dalam kondisi rusak,
sebagai akibat minimnya pemeliharaan dan peningkatan
prasarana jalan dan jembatan.
b. Belum terpenuhinya semua kebutuhan pengelolaan jaringan
irigasi dan jaringan pengairan lainnya dalam mendukung
pembangunan pertanian dan penyediaan air baku.
c. Belum optimalnya fungsi sarana, prasarana dan utilitas umum (
drainase).
d. Belum optimalnya kinerja sarana dan prasarana air bersih,
sanitasi terutama, di lingkungan masyarakat berpenghasilan
rendah.
e. Rendahnya kualitas pembangunan dan pengelolaan bangunan
gedung Pemerintah diakibatkan tidak dipatuhinya NSPM dan
rendahnya sosialisasi serta pengawasan pelaksanaan NSPM.
f. Belum optimalnya kinerja tim pembina jasa konstruksi di tingkat
kabupaten dalam pembinaan sampai dengan pengawasan
pelaksanaan jasa konstruksi.
g. Kinerja Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) belum
optimal dalam memfasilitasi pemecahan permasalahan dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
h. Peningkatan efektivitas RTRW sebagai instrumen pembangunan
secara konsisten digunakan untuk mewujudkan ruang yang
aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.
i. Pengendalian pemanfaatan ruang belum dilaksanakan secara
konsisten, hal ini disebabkan karena belum lengkapnya piranti
peraturan penunjang.
j. Belum kuatnya pengendalian pemanfaatan ruang melalui
penyusunan rencana detail, penetapan peraturan zonasi,
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 123 -
perizinan, pemberian insentif-desinsentif serta pemberian sanksi
yang tegas terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang.
k. Kurangnya pengembangan sarana informasi kepada masyarakat
di bidang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
l. Koordinasi dan kerjasama antar daerah belum optimal terutama
daerah perbatasan, dan
m. Rendahnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam
pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya.
4. Urusan Perumahan, dan Kawasan Pemukiman menghadapi
permasalahan :
a. Banyaknya rumah tidak layak huni, dan merata di setiap
kecamatan.
b. Belum optimalnya pemanfaatan lahan dengan pola pembangunan
vertikal terutama pada kawasan-kawasan permukiman yang
padat.
c. Belum optimalnya upaya pemberdayaan masyarakat dalam
meningkatkan kualitas lingkungan permukiman.
d. Belum memadainya sarana dan prasarana pendukung
permukiman (air bersih, sanitasi dan utilitas umum).
e. Masih adanya kawasan kumuh perkotaan.
5. Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan
Masyarakat menghadapi permasalahan :
a. Masih munculnya berbagai penyakit masyarakat
b. Adanya ancaman terorisme, konflik SARA (baik vertikal maupun
horizontal) dan gerakan yang bersifat radikalisme yang kadang
bersifat laten
c. Masih rendahnya kualitas pembinaan aparatur penanggulangan
bencana alam dan rendahnya managemen penanganan bencana,
dan
d. Masih rendahnya kualitas politik masyarakat.
6. Urusan Sosial, menghadapi permasalahan :
a. Masih tingginya angka kemiskinan, dan penggangguran.
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 124 -
b. Masih tingginya penyandang masalah kesejahteraan sosial ,
antara lain : kasus perjudian, narkoba, gelandangan dan praktek
prostutisi.
c. Masih rendahnya kualitas pelayanan, rehabilitasi, bantuan sosial,
dan jaminan kesejahteraan sosial bagi Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS).
d. Belum optimalnya kemudahan akses masyarakat akan pelayanan
sosial.
e. Masih rendahnya jaminan perlindungan dan bantuan sosial, serta
f. Belum optimalnya pengelolaan pola kemitraan berbasis tanggung
jawab sosial dan lingkungan perusahaan (CSR) yang sinergis dan
terpadu.
7. Urusan Ketenagakerjaan, menghadapi permasalahan:
a. Sempitnya kesempatan kerja yang disebabkan oleh: (i)
ketidakseimbangan antara kesempatan kerja yang ada dengan
kebutuhan masyarakat akan pekerjaan; dan (ii) Penyerapan
angkatan kerja yang ada tidak sebanding dengan pertumbuhan
angkatan kerja, sehingga jumlah pengangguran bertambah.
b. Peluang kerja yang relatif belum bisa menampung tenaga kerja
bagi pencari pekerjaan
c. Hambatan budaya (feodalisme), masyarakat cenderung kepada
pekerjaan kantoran (pegawai negeri, dll) sebagai pekerjaan
prestisius, sehingga mematikan kreatifitas untuk bekerja di luar
sektor jasa pemerintahan.
d. Rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja yang
disebabkan oleh: (i) Rendahnya tingkat pendidikan tenaga kerja;
(ii) Rendahnya ketrampilan tenaga kerja; (iii) Ketidaksesuaian
antara persyaratan kualifikasi yang dibutuhkan oleh pasar kerja
dengan kompetensi pendidikan yang dimiliki; (iv) Ketersediaan
lembaga pelatihan untuk meningkatkan kualitas pekerja juga
belum memadai.
e. Meningkatnya jumlah pencari kerja yang diakibatkan angkatan
kerja baru, tidak sebanding dengan lapangan kerja yang tersedia.
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 125 -
f. Belum optimalnya pembinaan dan pemihakan anggaran terhadap
kelompok – kelompok pengangguran untuk membuka kesempatan
kerja mandiri melalui pemberdayaan usaha ekonomi produktif .
g. Belum optimalnya pelatihan kerja bagi para angkatan kerja guna
meningkatkan keterampilan untuk mampu bersaing di pasar
kerja.
h. Belum optimalnya organisasi serikat pekerja sebagai wadah
perjuangan hak – hak pekerja.
i. Belum optimalnya proteksi dan advokasi terhadap tenaga kerja
yang berakibat kurangnya nilai tawar tenaga kerja.
j. Inkonsistensi implementasi hukum perburuhan oleh perusahaan,
seperti pelaksanaan UU No 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI), dan
k. Belum tersedianya database ketenagakerjaan.
8. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
menghadapi permasalahan:
a. Masih perlunya peningkatan kesetaraan gender dalam kehidupan
bermasyarakat.
b. Masih kurangnya keterlibatan perempuan dalam proses
pengambilan keputusan kebijakan publik, hal ini tercermin dari
jumlah perempuan anggota DPRD Kabupaten Klaten.
c. Masih kurangnya kebijakan pembangunan yang berpihak pada
perempuan dan anak.
d. Lemahnya kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak.
e. Masih adanya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak,
dan
f. Sistem kesejahteraan dan perlindungan anak belum memadai.
9. Urusan Ketahanan Pangan, menghadapi permasalahan :
a. Belum optimalnya penerapan penelitian dan pengembangan di
bidang pertanian yang berakibat belum terwujudnya upaya
penanganan terpadu di bidang pertanian sebagai pilar penyangga
ketahanan pangan.
b. Belum optimalnya penerapan tekhnologi, rekayasa genetik,
varietas – varietas baru yang memiliki keunggulan absolut dan
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 126 -
komparatif, dan belum optimalnya intensifikasi dan diversifikasi
hasil – hasil pangan.
c. Tingginya tingkat penggunaan bahan kimia yang berakibat
menurunnya tingkat kesuburan tanah dan kekebalan hama
penyakit tanaman sehingga perlu gerakan bersama untuk
kembali ke alam (back to nature).
d. Belum optimalnya kepastian hukum dalam rangka memberikan
proteksi dan advokasi terhadap petani, demikian pula legalisasi
kepemilikan hak kekayaan intelektual ( intellectual property right )
terhadap produk – produk pangan unggulan Kabupaten Klaten.
e. Belum berkembangnya diversifikasi pangan.
f. Belum optimalnya pemanfaatan lahan dan pekarangan rumah
menuju kawasan rumah pangan lestari.
g. Belum tercapainya kemandirian dan kedaulatan pangan.
h. Belum optimalnya sinergitas antara program – program
pemerintah dengan kebutuhan riil dalam mempertahankan dan
meningkatkan ketahanan pangan, dan belum optimalnya
kemampuan dan keterampilan para penyuluh dalam
mengoptimalkan kesadaran dan keterampilan petani, dan
i. Belum terciptanya sinergitas antar Satker dalam melakukan
koordinasi terpadu dalam upaya mengoptimalkan urusan
ketahanan pangan.
10. Urusan Pertanahan, menghadapi permasalahan :
a. Sulitnya pengendalian penggunaan lahan, antara lain disebabkan
karena adanya persepsi bahwa kepemilikan lahan yang dimiliki
masyarakat berhak mengelola/menggunakannya sesuai dengan
keinginannya.
b. Banyaknya konversi lahan pertanian menjadi non pertanian,
utamanya pada sektor perumahan/properti.
c. Penyediaan tanah untuk pemukiman atau perumahan belum
tertata sesuai kebutuhan, sehingga berkembang kawasan kumuh.
d. Belum teridentifikasinya tanah negara/tanah terlantar secara
detail (data base) belum akurat, dan
e. Belum adanya insentif dan desinsentif di bidang pertanahan.
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 127 -
11. Urusan Lingkungan Hidup, menghadapi permasalahan :
a. Kurangnya lahan terbuka hijau (RTH) dan menurunnya kualitas
RTH kota seperti taman-taman kota dan lainnya.
b. Belum optimalnya penegakan hukum di bidang lingkungan.
c. Terbatasnya lahan untuk Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Sampah.
d. Meningkatnya produksi sampah serta sistem pengelolaan sampah
yang belum terpadu.
e. Peningkatan pencemaran air dan udara serta tingkat kebisingan.
f. Terbatasnya data dan informasi sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
g. Banyaknya kegiatan industri atau kegiatan usaha yang belum
memilki dokumen lingkungan AMDAL, UKL-UPL , DPPL, dan
h. Banyaknya perusahaan/kegiatan industri yang belum memiliki
instalasi pengolahan limbah (IPAL).
12. Urusan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil,
menghadapi permasalahan:
a. Masih kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya
dokumen resmi kependudukan.
b. Kurangnya sinkronisasi dan koordinasi antar instansi terkait, dan
c. Belum adanya sarana informasi kependudukan dan catatan sipil
yang secara langsung bisa diakses oleh masyarakat luas.
13. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, menghadapi
permasalahan:
a. Belum terwujudnya konsep manajemen pemberdayaan
masyarakat desa yang terstruktur dan sistemik sebagai pedoman
bersama dalam rangka pemberdayaan masyarakat desa.
b. Masih lemahnya penelitian dan pengembangan guna menggali
potensi masyarakat desa dan penerapan manajemen ilmiah dalam
rangka mengembangkan potensi pemberdayaan masyarakat desa,
dan.
c. Belum optimalnya pemberdayaan tekhnologi tepat guna dan
proses sosialisasi ke masyarakat dalam rangka mengembangkan
keunggulan komparatif dan kompetitif bagi masyarakat.
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 128 -
14. Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana,
menghadapi permasalahan :
a. Belum optimalnya pelayanan KB dan kemudahan akses bagi
semua Pasangan Usia Subur (PUS).
b. Belum memadainya sarana dan prasarana pelayanan KB.
c. Kurangnya pembinaan masyarakat mengenai penguatan keluarga
sejahtera sebagai basis ketahanan sosial masyarakat.
d. Belum optimalnya kapasitas kelembagaan KB-Kesehatan, dan
e. Belum optimalnya penyelenggaraan BKB-Posyandu-PAUD.
15. Urusan Perhubungan, menghadapi permasalahan :
a. Tingginya tingkat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor, tidak
sebanding dengan pertumbuhan prasarana jalan.
b. Tingginya volume pergerakan/mobilitas terutama pada jam-jam
sibuk yang tidak didukung oleh sarana prasarana jaringan jalan
sehingga mengakibatkan kecenderungan peningkatan kecelakaan
lalu lintas.
c. Pencemaran lingkungan akibat emisi gas buang oleh kendaraan
bermotor.
d. Kurangnya disiplin pengguna jalan terhadap rambu-
rambu/perlengkapan jalan dan aturan-aturan yang berlaku.
e. Kurangnya keterpaduan sistem jaringan jalan antar moda, antara
lain lintasan sebidang.
f. Lemahnya manajemen rekayasa lalu lintas.
g. Rendahnya tingkat pelayanan angkutan.
h. Kondisi terminal thype C kurang memadai.
i. Belum tersedianya terminal barang/bongkar muat barang.
j. Belum optimalnya pelayanan pengujian kendaraan bermotor, dan
k. Belum terwujudnya pengawasan optimal terhadap kelebihan
muatan.
16. Urusan Komunikasi dan Informatika, menghadapi permasalahan:
a. Masih kurangnya kualitas dan kuantitas SDM yang kompeten di
bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 129 -
b. Masih kurangnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana dan
fasilitas penunjang pengembangan di bidang Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK).
c. Masih kurangnya kualitas dan kuantitas sistem informatika yang
memadai untuk mendukung efisiensi pelayanan publik dan
transparansi.
d. Kurang efektifnya penyebarluasan sistem komunikasi, informasi,
telematika, dan media massa.
e. Belum optimalnya jangkauan dan akses komunikasi informasi
yang disebabkan masih terbatasnya sarana dan prasarana serta
pengembangan komunikasi informasi, dan
f. Belum optimalnya penelitian di bidang komunikasi dan informasi
yang disebabkan oleh belum terintegrasinya kegiatan penelitian
dalam suatu jaringan penelitian yang efektif.
17. Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, menghadapi
permasalahan :
a. Rendahnya manajemen usaha terutama usaha mikro dan kecil.
b. Rendahnya produktifitas, nilai tambah dan daya saing produk
UMKM.
c. Masih lemahnya kapasitas SDM dan kelembagaan UMKM.
d. Masih lemahnya kapasitas SDM dan kelembagaan koperasi.
e. Belum optimalnya pengembangan akses sumber daya produktif
(modal, pasar dan teknologi informasi), dan
f. Belum optimalnya pembinaan koperasi, dan lemahnya monitoring
ditunjang perlunya pembentukan koperasi berbadan hukum
justru menghambat terwujudnya kinerja koperasi sebagai pilar
ekonomi.
18. Urusan Penanaman Modal, menghadapi permasalahan :
a. Kurangnya promosi terhadap investor sehingga investasi yang
masuk tidak / belum optimal;
b. Kurang optimalnya dukungan terhadap potensi investasi karena
kekurangsiapan sumberdaya dan sarana prasarana dalam
menarik investor serta karena terbatasnya lahan dan
infrastruktur.
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 130 -
c. Belum tersedianya data base, informasi dan profil investasi.
d. Belum optimalnya pemanfaatan ruang untuk kawasan industri,
dan
e. Belum adanya jaminan kepastian dan kenyamanan berinvestasi ,
yang berakibat investor akan mengalami resiko investasi biaya
tinggi ( high cost investation ) ditunjang adanya konflik antar
urusan terutama urusan penanaman modal dengan kebijakan
sawah lestari.
19. Urusan Kepemudaan dan Olah Raga, menghadapi permasalahan :
a. Belum adanya pola pembinaan yang berkelanjutan untuk
menunjang partisipasi pemuda aktif dalam pembangunan daerah.
b. Belum optimalnya prestasi keolahragaan karena rendahnya
pemihakan anggaran dari pemerintah daerah.
c. Rendahnya kualitas dan kapasitas kelembagaan/organisasi olah
raga.
d. belum optimalnya pembinaan olahraga bagi atlet difabel, dan
e. Rendahnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana olah
raga, serta masih lemahnya manajemen dan pemasyarakatan
olahraga yang berorientasi prestasi.
20. Urusan Statistik, menghadapi permasalahan:
a. Belum lengkapnya ketersediaan data statistik yang dibutuhkan
saat dipergunakan untuk menyusun perencanaan, hal ini
dikarenakan :
- Kurangnya ketersediaan data dasar yang akurat dan tepat
waktu;
- Belum optimalnya kerjasama antar SKPD dalam pengelolaan
dan penyediaan data;
- Kurangnya sistem informasi data yang baik; dan
- Data dan informasi yang digunakan seringkali belum konsisten.
b. Masih rendahnya kesadaran aparat akan pentingnya data.
21. Urusan Kebudayaan, menghadapi permasalahan:
a. Budaya daerah belum banyak mendapatkan apresiasi masyarakat
dan diberdayakan secara optimal.
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 131 -
b. Belum optimalnya pembinaan/pendidikan moral, etika dan budi
pekerti bagi remaja dan siswa sekolah.
c. Belum optimalnya pelestarian sejarah dan permuseuman.
d. Belum optimalnya promosi budaya daerah, serta belum efektifnya
sistem inventarisasi dan penyajian informasi mengenai jenis dan
ragam budaya daerah.
e. Belum optimalnya perlindungan dan pelestarian terhadap
kekayaan budaya daerah melalui kepemilikan HAKI, dan
f. Globalisasi dan perdagangan bebas memberikan ancaman nyata
terhadap sendi – sendi budaya dan kekuatan ekonomi rakyat
( pertanian, perikanan, koperasi usaha kecil menengah, industri
perdagangan dll).
22. Urusan Perpustakaan, menghadapi permasalahan :
a. Rendahnya budaya membaca masyarakat.
b. Rendahnya kualitas pelayanan perpustakaan (perpustakaan
daerah, perpustakaan khusus/instansi, perpustakaan kelurahan,
perpustakaan rumah ibadah, dan perpustakaan sekolah), dan
c. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang serah simpan karya
cetak dan karya rekam.
23. Urusan Kearsipan, menghadapi permasalahan :
a. Belum optimalnya sistem kearsipan yang disebabkan kurangnya
SDM, sarana dan prasarana kearsipan serta rendahnya perhatian
dan pengawasan terhadap pelaksanaan sistem kearsipan;
b. Belum optimalnya penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip
daerah yang disebabkan karena keterbatasan anggaran dan
prasarana yang memadai.
c. Kurangnya khasanah arsip yang disebabkan oleh kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya arsip, dan
d. Belum optimalnya pelayanan informasi kearsipan daerah yang
disebabkan kurangnya sistem informasi kearsipan yang akurat.
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 132 -
4.1.2 Permasalahan Pembangunan Urusan Pilihan
Dalam penyelenggaraan urusan pilihan pemerintahan daerah di
Kabupaten Klaten, berbagai permasalahan yang dihadapi adalah:
1. Urusan Kelautan dan Perikanan, menghadapi permasalahan :
a. Kurangnya kompetensi sumber daya manusia di bidang perikanan.
b. Belum optimalnya ketersediaan bibit unggul perikanan.
c. Meningkatnya produksi ikan setiap tahun, namun belum mampu
mencukupi kebutuhan konsumsi ikan, sehingga harus didatangkan dari
luar Kabupaten Klaten.
d. Belum optimalnya pengelolaan perikanan budidaya secara terintegrasi
melalui sistem agrominapolitan.
e. Sarana dan prasarana perikanan yang tersedia seperti Balai Benih Ikan
(BBI), pasar ikan konsumsi dan sentra pengolahan ikan,
pemanfaatannya belum optimal, yang disebabkan: (i) Keterbatasan
lahan secara ekonomis belum tercapai, (ii) sistem pengairan yang
bersumber dari saluran irigasi kurang terawat, (iii) sarana dan
prasarana kurang memadai, (iv) struktur organisasi dan sistem
pengelolaan belum mantap, (v) dukungan tenaga pelaksana belum
optimal.
f. Adanya ketergantungan kebutuhan pakan ikan pabrikan, dan belum
berkembangnya pengolahan pakan secara alami dan tradisional.
g. Belum optimalnya pemberdayaan sebagai penopang pendapatan
masyarakat untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan, dan
h. Belum optimalnya perluasan pasar untuk benih dan produksi
perikanan baik lokal maupun luar daerah.
2. Urusan Pariwisata, menghadapi permasalahan :
a. Sumbangan sektor pariwisata terhadap PAD belum optimal. Hal ini
disebabkan karena belum optimalnya promosi yang dilakukan, sehingga
jumlah kunjungan, lama tinggal dan pengeluaran belanja wisatawan
kecil.
b. Daya saing dan daya jual destinasi pariwisata masih lemah. Hal ini
disebabkan masíh rendahnya kualitas produk dan jasa pariwisata,
kurang tersedianya sarana dan prasarana yang memadai di lingkungan
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 133 -
obyek wisata dan daya tarik wisata, masíh rendahnya kualitas SDM
pengelola obyek wisata dan daya tarik wisata, pramuwisata maupun
para pelaku pariwisata lainnya.
c. Lemahnya jejaring, kerjasama, koordinasi dan keterpaduan dalam
pengembangan pariwisata.
d. Belum berkembangnya industri pariwisata yang berbasis pada kawasan
dan potensi lokal.
e. Belum optimalnya sinergisitas antara produk pariwisata, produk
industri dan UKM unggulan , penyedia jasa , hotel dan restoran, dan
f. Belum optimalnya pemihakan anggaran dari pemerintah guna
membangun tempat – tempat wisata yang selama ini telah menjadi ikon
Kabupaten Klaten.
3. Urusan Pertanian, menghadapi permasalahan :
a. Adanya penurunan luas lahan pertanian akibat peralihan lahan dari
lahan pertanian ke non pertanian, ditunjang penurunan tingkat
kesuburan tanah dan sempitnya kepemilikan tanah oleh petani.
b. Menurunnya debit mata air untuk pertanian serta belum optimalnya
pengelolaan dan pembangunan bendung dan saluran irigasi primer,
sekunder, tersier berakibat timbulnya hambatan irigasi pertanian .
c. Terjadinya gangguan keseimbangan ekosistem secara umum yang
mempengaruhi tingkat keseimbangan ekosistem pertanian terutama
terputusnya siklus rantai makanan dan jaring – jaring makanan yang
berpotensi berkembangnya hama penyakit tanaman.
d. Masih rendahnya produktifitas, nilia tambah dan daya saing hasil
produk pertanian.
e. Belum berkembangnya sistem pertanian terpadu menuju agropolitan.
f. Belum optimalnya peran RPH dan laboratorium Kesmavet yang
didukung dengan sarana dan prasarana belum sesuai standar.
g. Terbatasnya SDM penyuluh pertanian dan pengamat hama.
h. Belum adanya PVD berbasis tanaman pangan dan hortikultura.
i. Kurang memadainya sarana prasarana inseminasi buatan dan tenaga
teknis lapangan yang handal.
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 134 -
4. Urusan Kehutanan, menghadapi permasalahan :
a. Belum efektifnya gerakan moral secara nasional untuk menjaga
kelestarian hutan dan lahan guna mendukung keberlangsungan
pembangunan.
b. Belum optimalnya upaya melestarikan kawasan lindung dan kawasan-
kawasan lainnya yang dalam kondisi kosong (tidak/belum ditanami)
serta lahan-lahan kosong di lingkungan kantor, rumah sakit,
lingkungan, sekolah dan pekarangan rumah.
c. Masih rendahnya kesadaran untuk gemar menanam dan memelihara
pohon.
d. Masih adanya lahan kritis, dan belum optimalnya tata kelola
pengelolaan hutan berbasis agroforestry.
e. Belum berkembangnya kawasan wisata yang terpadu berbasis potensi
lokal dan agrowisata, dan
f. Belum terwujud masterplan pembangunan kehutanan.
5. Urusan ESDM, menghadapi permasalahan :
a. Belum tersedianya data base ESDM, dan
b. Belum optimalnya tata kelola pertambangan Golongan C.
c. Belum optimalnya pengelolaan energi terbarukan, dan
d. Belum optimalnya pengelolaan ESDM sebagai potensi daerah
6. Urusan Perdagangan, menghadapi permasalahan:
a. Terbatasnya akses dan perluasan pasar produk ekspor serta kurang
berkembangnya kerjasama perdagangan internasional;
b. Lemahnya daya saing dan belum optimalnya pengembangan mutu,
desain dan merk dagang beberapa produk ekspor.
c. Belum optimalnya pelaksanaan perlindungan konsumen dan
pengawasan barang beredar;
d. Terbatasnya kemampuan SDM pelaku usaha di sektor perdagangan
khususnya Usaha Dagang Kecil Menengah.
e. Masih lemahnya legalisasi hak kekayaan intelektual terhadap produk –
produk perdagangan unggulan Kabupaten Klaten.
f. Belum optimalnya fasilitasi dari pemerintah dalam rangka perbaikan
manajemen , pengembangan mutu dan desain serta pemasaran .
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 135 -
g. Belum optimalnya penataan dan pemberdayaan PKL, dan
h. Masih kurangnya ketersediaan sarana prasarana pasar yang
representatif.
7. Urusan Industri, menghadapi permasalahan :
a. Belum berkembangnya PUD berbasis IKM.
b. Masih rendahnya tingkat profesionalisme SDM di bidang Industri Kecil,
Menengah.
c. Rendahnya daya saing produk IKM dalam menghadapi dampak
globalisasi .
d. Kurangnya kesadaran pelaku usaha untuk memberikan informasi, data
dan laporan perkembangan usahanya .
e. Kurangnya inovasi dan diversifikasi produk .
f. Belum optimalnya jaringan kerjasama antara pelaku usaha dengan
pelaku usaha lainnya dalam rangka peningkatan daya saing IKM.
g. Belum semua IKM mebel memiliki SVLK.
h. Terbatasnya produk berorientasi ekspor, dan
i. Belum terwujudnya pola kemitraan antara industri besar dengan
industri kecil selain itu masih minimnya investor.
8. Urusan Ketransmigrasian, menghadapi permasalahan :
a. Masih rendahnya kualitas ketrampilan/keahlian calon transmigran, dan
b. Berkurangnya minat masyarakat di Kabupaten Klaten untuk
bertransmigrasi.
4.2 Isu-isu Strategis
Isu-isu strategis menjadi hal penting yang akan berpengaruh di masa datang
terhadap perkembangan di Kabupaten Klaten selama Tahun 2016-2021. Sehingga
pada bagian perumusan isu-isu strategis berdasarkan permasalahan-
permasalahan pembangunan yang muncul diprioritaskan, akan menjadi agenda
utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah selama
kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.
4.2.1 Isu Strategis Pembangunan di Luar Kabupaten Klaten
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 136 -
Kemajuan global makin meningkatkan keterkaitan pengaruh dunia
internasional, nasional, regional maupun lokal. Hubungan antar manusia
dengan segala kepentingan, aktivitas dan akibat atau kejadian-kejadiannya,
melahirkan isu-isu dan permasalahan strategis baik positif maupun negatif.
Beberapa kondisi yang menjadi dasar dalam analisis lingkungan strategis,
adalah sebagai berikut.
1. Lingkungan Internasional
a. Globalisasi Perdagangan dan Jasa
Perdagangan bebas memperketat persaingan sektor usaha antar
negara, sehingga dibutuhkan kualitas SDM (tenaga kerja) yang
mampu menghasilkan produk-produk ekspor (barang dan jasa) yang
unggul dan berdaya saing. Kekalahan daya saing akan berakibat
pada penurunan ekspor serta kegagalan program penempatan tenaga
kerja atau pengurangan pengangguran. Hal ini terkait pelaksanaan
MEA, dan ekspor produk mebel harus memiliki SVLK.
b. Fluktuasi Harga dan Kurs Mata Uang
Produktivitas yang tidak sebanding dengan tingginya konsumsi
mencerminkan pola hidup konsumtif yang harus dikurangi. Besarnya
konsumsi mempengaruhi daya saing rupiah terhadap mata uang
internasional dan dalam keterkaitan dengan perdagangan
internasional akan terjadi ketimpangan (defisit) Neraca Pembayaran.
Fluktuasi negatif ataupun penurunan nilai rupiah yang signifikan
mengakibatkan instabilitas APBN yang selanjutnya akan mengurangi
besaran dana perimbangan (DAU, DAK dan lainnya) yang akan
diterima pemerintah kabupaten.
c. Degradasi Lingkungan
Pemanasan global berdampak pada terjadinya pencairan
es/salju yang menambah kenaikan permukaan air laut (rob). Akibat
lainnya adalah terjadinya anomali musim, bencana alam dan
kerusakan alam yang menurunkan produktivitas pertanian. Krisis
pangan dunia mesti disikapi dengan peningkatan swasembada
pangan guna terpenuhinya kebutuhan pangan nasional.
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 137 -
d. Komitmen Internasional
Kesepakatan antar negara khususnya yang telah ditandatangani
(disepakati) oleh Pemerintah Indonesia perlu didukung oleh seluruh
masyarakat (Pemerintah Daerah). Komitmen internasional tersebut
diantaranya adalah Millenium Development Goals (MDG’s) tentang
paradigma pembangunan global, Protokol Kyoto tentang pengurangan
emisi gas rumah kaca, Convention on the Elimination of All Form of
Discrimination Against Women (CEDAW) tentang pembangunan dan
Pemberdayaan perempuan, Hyogo Framework tentang peredaman
bencana, Ecolabelling atau sertifikasi produk dan sebagainya.
2. Lingkungan Nasional
a. Kemiskinan dan Pengangguran
Jumlah penduduk miskin di Indonesia dengan kriteria MDG’s yaitu
yang berpenghasilan kurang dari 1 US$ lebih kurang sebanyak 16,5
juta jiwa atau 7,5%.
b. Krisis Energi
Sumber energi yang digunakan saat ini sebagian besar bersumber
dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Keterbatasan
energi fosil memicu terjadinya krisis energi yang lebih lanjut akan
berpengaruh pada produktivitas masyarakat utamanya dunia usaha.
Penggunaan energi alternatif perlu diupayakan guna memenuhi
kebutuhan energi masyarakat.
c. Tuntutan Pemerintahan yang Bersih dan Profesional
Kenyataan yang melekat beberapa periode terdahulu hingga saat ini
adalah banyaknya korupsi, kolusi dan nepotisme yang merambah di
semua tingkatan aparatur. Selain itu birokrasi yang dinilai kurang
profesional tidak sejalan dengan kebutuhan dan pengetahuan
masyarakat yang terus berkembang. Kebijakan Reformasi Birokrasi
dilakukan secara menyeluruh dari tatanan kelembagaan,
manajemen, pengembangan SDM, penegakan hukum demokrasi dan
lain-lain dalam rangka peningkatan pelayanan publik yang makin
berkualitas.
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 138 -
d. Bencana Alam
Degradasi lingkungan sebagaimana halnya masalah internasional
strategis juga dirasakan secara nasional. Indonesia sebagai negara
maritim memiliki potensi lebih besar akan intensitas terjadinya
bencana alam berupa gempa, tsunami, letusan gunung berapi,
banjir, angin, kebakaran dan tanah longsor. Pelaksanaan tanggap
darurat dan rehabilitasi-rekonstruksi merupakan hal penting yang
harus dilakukan oleh jajaran pemerintah hingga masyarakat.
e. Kemampuan Keuangan Negara
Pembangunan menyeluruh membutuhkan dana pembiayaan yang
besar, sementara kemampuan keuangan negara sangat terbatas
sehingga negara masih terbelit hutang luar negeri yang cukup besar
pula. Setiap daerah harus berupaya meningkatkan kemandirian
keuangan daerah (tidak hanya bergantung pada bantuan dari
Pemerintah Pusat) dengan cara meningkatkan penggalian
pendapatan asli daerah dan investasi. Dalam RPJM Nasional 2014-
2018 disebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional berkisar 6%,
padahal pembangunan yang inklusif membutuhkan pertumbuhan
ekonomi di atas 6,5% per tahun. Pertumbuhan ekonomi ini dapat
terwujud manakala terjadi peningkatan produktivitas dunia usaha
yang signifikan terhadap ekspor. Di sisi lain proporsi belanja daerah
didominasi oleh belanja pegawai dan belanja tidak langsung, harus
diimbangi dengan efisiensi dan efektivitas tinggi agar dana yang ada
dapat didayagunakan dengan sebaik-baiknya.
f. Stabilitas Keamanan dan Ketentraman
Salah satu dampak buruk kemajuan iptek adalah makin canggihnya
kejahatan, diawali dari tumbuhnya keinginan dan ketidakpuasan,
persaingan dan kecemburuan sosial sehingga mendorong orang
untuk berperilaku melawan, merugikan dan meresahkan.
g. Hambatan Perdagangan antar Daerah
Hambatan perdagangan antar daerah biasanya berkaitan dengan
perijinan, transportasi, komunikasi, informasi dan sarana prasarana
pendukung. Hal yang dirasakan oleh dunia usaha khususnya usaha
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 139 -
kecil dan menengah adalah kurangnya akses ke pasar di luar daerah
maupun ekspor.
h. Keadilan dan Kesetaraan Gender
Indikator pembangunan gender secara resmi adalah Gender-related
Development Index (GDI) dan Gender Empowerment Measurement
(GEM). Dua indikator tersebut menghendaki adanya peningkatan
peran dan kesempatan bagi perempuan sebagaimana peran dan
kesempatan yang dimiliki laki-laki. Kesempatan tersebut adalah
kesempatan dalam berusaha, pendidikan dan lain-lain serta dalam
menduduki jabatan/posisi strategis tertentu.
i. Perlindungan dan Kesejahteraan Anak
Tujuan dari isu ini adalah untuk menjamin dan melindungi anak
akan haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan
berpartisipasi secara optimal sesuai harkat dan martabat
kemanusiaan, serta terlindungi dari segala bentuk kekerasan,
perlakuan salah, penelantaran dan eksploitasi. Kasus gizi buruk,
partisipasi sekolah, putus sekolah, kekerasan terhadap anak, pekerja
anak, anak jalanan dan lain-lain adalah fakta yang menunjukkan
belum terpenuhinya perlindungan dan kesejahteraan anak.
j. Daya Saing Teknologi dan Industri
Dominasi ekspor Indonesia adalah ekspor bahan mentah yang
bersumber dari kekayaan alam yang belum diolah, sehingga memiliki
nilai ekonomis yang rendah. Penyebabnya adalah kurangnya
kemampuan iptek dalam mengolahnya menjadi barang setengah jadi
maupun produk akhir serta kurangnya kemampuan iptek dalam
menciptakan dan membuat produk yang berkualitas. Budaya iptek
yang kreatif dan inovatif harus difasilitasi.
Selain itu kebanggaan terhadap produk dalam negeri kurang
tertanam dalam diri warga negara Indonesia, image yang berkembang
adalah bahwa produk dalam negeri selalu lebih jelek daripada produk
luar negeri. Pencintaan terhadap produk tradisional (batik, dll)
merupakan satu bentuk local genius yang baik untuk dikembangkan,
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 140 -
khususnya di dalam negeri dan sebaiknya dipromosikan/dipasarkan
ke luar negeri.
3. Kondisi Lingkungan Regional Jawa Tengah
Kondisi nasional sebagian adalah cermin dari kondisi regional yang
memiliki kesamaan kasus dan masalah. Isu strategis dalam
pembangunan Provinsi Jawa Tengah sebagaimana tertuang dalam
RPJMD Jawa Tengah tahun 2003-2018 secara ringkas, adalah sebagai
berikut:
a) Tingginya Jumlah Penduduk Miskin
Upaya pengurangan kemiskinan sangat tidak mudah, terlihat bahwa
selama 5 (lima) tahun (2003-2008) jumlah penduduk miskin Jawa
Tengah hanya berkurang 1,29%.
b) Tingginya Jumlah Penganggur
Jumlah penganggur Jawa Tengah dalam 5 (lima) tahun telah
meningkat sebanyak 49% yang disebabkan meningkatnya jumlah
angkatan kerja dan terjadinya PHK.
c) Tingginya Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Non Pertanian
Alih fungsi lahan pertanian 2% per tahun berdampak pada
berkurangnya luas areal produktif dan ketersediaan pangan. Hal ini
sejalan dengan kemajuan peradaban yang merubah pola kerja sektor
primer ke sekunder dan tersier.
d) Belum Meratanya Pelayanan Kesehatan Dasar
Keterbatasan anggaran daerah belum mampu menjangkau seluruh
keluarga miskin akan kebutuhan pelayanan kesehatan.
e) Rendahnya Realisasi Penanaman Modal
f) Rendahnya Akses Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan
Koperasi terhadap Permodalan dan Pasar Ekspor UMKM adalah basis
perekonomian yang cukup tangguh di Jawa Tengah, namun beberapa
di antaranya mengalami kesulitan memperoleh akses permodalan dan
kesulitan menembus pasar ekspor yang disebabkan kualitas produk
kalah bersaing dan keterbatasan transportasi/distribusi.
g) Belum Optimalnya Penyelenggaraan Tata Kepemerintahan yang
Amanah (Good Governance).
h) Reformasi tata kepemerintahan tidak hanya perlu dilakukan oleh
negara saja (legislatif, eksekutif, dan yudikatif), tetapi juga dunia
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 141 -
usaha/swasta (corporates) dan masyarakat luas (civil society) yang
mampu mendukung terwujudnya Good Governance.
i) Bencana Alam
j) Dengan disusunnya Rencana Aksi Daerah - Pengurangan Resiko
Bencana (RAD-PRB) diharapkan berbagai resiko bencana dapat
diantisipasi sebelumnya (mitigasi bencana).
k) Masalah Penegakan Hukum
l) Belum Terwujudnya Kesetaraan dan Keadilan Gender
4.2.2 Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Klaten
Isu strategis adalah suatu kondisi yang bersifat penting, mendasar,
mendesak, berkepanjangan dan terkait dengan pencapaian tujuan di masa
mendatang, khususnya selama periode 5 (lima) tahun ke depan. Pemilihan
isu strategis di Kabupaten Klaten, mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:
(i) merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Klaten; (ii)
besarnya dampak yang ditimbulkan terhadap publik; (iii) tingkat
kemungkinan/ kemudahan penanganan; (iv) memiliki pengaruh yang
besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan; (v) memiliki
daya ungkit terhadap pencapaian untuk pembangunan daerah; (vi) janji
politik yang harus diwujudkan.
Dengan berdasar pada pertimbangan di atas, isu-isu strategis yang
menjadi prioritas pembangunan bagi pemerintah Kabupaten Klaten untuk
periode 5 (lima) tahun mendatang, adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan Untuk Semua dan Peningkatan Moralitas
Pendidikan memiliki dua mata pisau, di satu sisi berorientasi
pada kecerdasan dan iptek guna kemudahan dalam pemenuhan
kebutuhan jasmaniah, di sisi lain berorientasi pada kecerdasan
emosional dan spiritual guna kedamaian hidup, solidaritas dan
kepedulian sosial. Penunjang sisi yang pertama adalah adanya
kesempatan dalam memperoleh pendidikan, sarana dan prasarana yang
memadai, serta tenaga kependidikan yang berkualitas. Kesempatan
yang sama tersebut berlaku baik laki-laki-perempuan, tua-muda, kaya
maupun miskin, yang artinya bisa dijangkau oleh semua lapisan
masyarakat. Menuju pendidikan Wajib belajar 12 tahun di Kabupeten
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 142 -
Klaten, Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pembangunan
gedung dan prasarana lainnya, merupakan contoh riil perhatian
pemerintah terhadap pendidikan. Agar pendidikan bisa bermanfaat,
kurikulum pendidikan juga harus mempertimbangkan kebutuhan dunia
usaha dan spesifikasi potensi setiap pelaku/siswa.
Penunjang sisi yang kedua adalah pembentukan karaktek manusia
yang berbudi, agar mampu memilih yang baik, menghindari/mencegah
perilaku yang salah.
2. Pelayanan Kesehatan
Percepatan SDG”s dan pencapain target indikator kinerja SPM
Kesehatan belum tercapai. Angka kematian bayi dan balita, status Gizi
masyarakat, endemi Demam Berdarah, Flu Burung dan Chikungunya,
angka kesakitan dan kematian diabetes militus, kardiovaskuler dan
keganasan (kanker), kebiasaan merokok serta pola hidup tidak sehat
lainnya menjadi sebagian dari masalah yang harus ditangani.
Kesehatan merupakan hak dasar yang harus dipenuhi, jaminan
pelayanan kesehatan yang memuaskan bagi semua warga negara.
Subsidi silang pun harus disadari oleh semua pengguna layanan
kesehatan bahwa tanggung jawab pembangunan tidak hanya pada
pemerintah, tetapi seluruh komponen masyarakat/swasta sesuai
dengan kemampuannya.
3. Belum Optimalnya Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Upaya untuk memperbaiki tata kepemerintahan dilakukan
dalam seluruh aspek manajemen (perencanaan, kelembagaan dan
ketatalaksanaan, pendayagunaan aparatur, pelaporan dan
pertanggungjawaban) dengan pengertian:
- Dalam sistem perencanaan, kebijakan harus sinergis sejalan dengan
kebutuhan dan kemampuan, terukur, efektif dan dapat
dipertanggungjawabkan.
- Dalam hal kelembagaan, organisasi pemerintah daerah dibentuk
secara ramping namun mampu mencakup keseluruhan
urusan/kepentingan yang menjadi tanggung jawab pemerintah, jelas,
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 143 -
tidak tumpang tindih dan memungkinkan kemudahan akses
pelayanan terhadap publik.
- Penanganan berbagai permasalahan pemerintahan dan
pembangunan yang sangat kompleks membutuhkan penempatan
aparatur yang sesuai baik secara kualitas kompetensi maupun
kuantitasnya. Pembinaan terhadap aparatur mesti terus dilakukan
agar mampu menyikapi dinamika yang terjadi, responsif dengan
dedikasi dan integritas yang tinggi untuk semata-mata kepentingan
umum. Selain itu, pembangunan juga membutuhkan aparatur
dengan daya inisiasi dan inovasi yang baik untuk dapat mengejar
ketertinggalan dan mengatasi keterpurukan atas kemiskinan dan
instabilitas yang terjadi.
- Kelemahan SKPD dalam pelaporan dan pertanggungjawaban
biasanya terletak dalam kemampuan penyediaan data, analisa dan
model laporan yang tidak simpel. Kesadaran akan pentingnya data
yang lengkap dan akurat hingga kearsipan sebagai dokumen
pembuktian harus ditingkatkan. Sistem manual harus segera
dirubah dengan sistem komputer, sehingga lebih efisien, cepat dan
mudah dalam operasionalnya.
4. Keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Sejalan dengan pelaksanaan Otonomi Daerah bahwa Pemerintah
Daerah harus berupaya meningkatkan pendapatan asli daerah dan
mengurangi ketergantungan dari pemerintah pusat. Peningkatan
pendapatan daerah diupayakan melalui intensifikasi pemungutan
pajak/retribusi, penggalian potensi pendapatan dan perwujudan
realisasi investasi, namun tidak memberatkan dunia usaha dan
masyarakat.
5. Kemiskinan dan Pengangguran
Kemiskinan terjadi karena rendahnya kemampuan ekonomi
masyarakat. Pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Klaten yang
masih rendah di banding dengan rerata Jawa Tengah, sementara tingkat
inflasi yang masih relatif tinggi sangat memungkinkan terjadinya
penurunan terus menerus dalam daya beli masyarakat, sehingga
menimbulkan beban berat bagi masyarakat miskin. Langkah preventif
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 144 -
dalam bentuk pemberdayaan dan langkah kuratif dalam bentuk
jaminan sosial atas kebutuhan dasar mesti dilakukan. Penduduk
miskin di Kabupaten Klaten pada saat ini (tahun 2015) sebanyak
175.480 jiwa (13,46%). Dan sisi lain, masih terjadinya kesenjangan
antar wilayah kecamatan yang memerlukan perhatikan semua pihak.
Tingkat pengangguran terbuka yang terus meningkat selain
disebabkan oleh dampak berkepanjangan krisis ekonomi dan bencana
alam, juga disebabkan oleh rendahnya kualitas angkatan kerja yang
tidak mampu bersaing dan tidak mampu menciptakan lapangan kerja
mandiri. Disamping itu, lapangan kerja yang akan terus bertahan
adalah terciptanya pangsa pasar yang besar dan memiliki daya saing
produk, maka penerapan iptek dalam produksi dan bisnis serta
peningkatan hubungan antara produsen lokal dengan pasar yang luas
harus menjadi perhatian.
6. Ancaman Kerusakan Lingkungan, Permukiman Tak Sehat, dan
Bencana Alam
Menurunnya tingkat kesuburan tanah dan kerusakan
lingkungan hidup di kawasan penambangan bahan galian golongan C,
dan menurunnya daya dukung lingkungan, kelestarian fungsi dan
manfaat sumber daya alam adalah sebagai akibat kurangnya
pengendalian para pemangku-kepentingan (pemerintah, masyarakat
maupun swasta) dalam pemanfaatan, dan penataan struktur ruang.
Kesalahan dalam tata guna lahan, bangunan, rumah tidak layak huni,
lingkungan pemukiman kumuh utamanya pada kawasan padat,
penghijauan dan resapan air ke tanah serta penertiban perijinan perlu
makin diperhatikan.
Dampak dari kesalahan tersebut akan meningkatnya potensi
kerusakan lingkungan dan bencana non alam, bencana alam dan
bencana sosial, menuntut kesiap-siagaan penanganan bencana dan
dukungan sarana-prasarana makin dibutuhkan. Terutama perlunya
pengelolaan Sumber daya alam dan lingkungan yang selaras dengan
daya dukung dan daya tampung, mendesak hal yang mendesak untuk
dilakukan.
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 145 -
7. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Perempuan
Isue adanya kekerasan dalam rumah tangga yang merebak
akhir-akhir ini menyebabkan perlunya perlindungan anak dan
perempuan, apalagi untuk mewujudkan Kabupaten Klaten LAYAK ANAK
menjadi tantangan tersendiri. Kondisi tersebut dilatar-belakangi masih
kurangnya keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan
keputusan kebijakan publik, masih kurangnya kebijakan pembangunan
yang berpihak pada perempuan dan anak, lemahnya kelembagaaan
pengarusutamaan gender dan anak, serta sistem kesejahteraan dan
perlindungan anak belum memadai.
9. Tuntutan Peningkatan Kualitas Pelayanan publik
Tujuan diselenggarakannya pemerintahan dan pembangunan
adalah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat, sehingga
pemerintah dituntut untuk dapat menunjukkan kinerja terbaik yakni
kemajuan pembangunan dan pelayanan yang dapat memuaskan publik.
Berbagai kebijakan baru pemerintah telah dikeluarkan dan harus
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka menyikapi
tuntutan tersebut.
Standar pelayanan (SPM, SPP, SOP) harus diterapkan, baik yang
menyangkut sarana-prasarana, mekanisme/prosedur, SDM,
keterbukaan informasi dan lain-lain. Kemudahan perizinan,
transparansi/kejelasan SOP, tidak adanya pungutan liar dan iklim yang
kondusif, akan sangat menunjang kegairahan dalam berinvestasi.
10. Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan
Penggunaan lahan di Kabupaten Klaten setiap tahunnya selalu berubah
seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, aktifitas penduduk dan
perluasan kegiatan perekonomian. Perubahan tata guna lahan dari
tanah pertanian berubah ke non pertanian, mengingat Kabupaten
Klaten dinyatakan sebagai daerah penyangga pangan, maka kebutuhan
untuk mempertahankan posisi sawah lestari menjadi mendesak.
Adapun sawah lestari ditetapkan seluas 32.451 Ha yang tersebar di
wilayah Kabupaten Klaten.