77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user IV-1 BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN APARTEMEN DENGAN PENDEKATAN DESAIN BIOPHILIK DI JAKARTA SELATAN 4.1 Analisis Konsep Perencanaan 4.1.1 Analisis Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan dalam apartemen terdiri dari penghuni apartemen, pengunjung apartemen dan pengelola apartemen. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing masing pelaku kegiatan, antara lain: A. Penghuni Apartemen Penghuni Apartemen ini adalah pemilik unit apartemen atau penyewa unit apartemen yang merupakan pelaku kegiatan yang secara rutin tinggal/datang di dalam apartemen dengan tujuan tinggal dengan menyewa sesuai jangka waktu tertentu atau dengan membeli unit hunian apartemen. Penyewa apartemen dapat digolongkan menjadi penyewa jangka panjang (penyewa fasilitas utama, yaitu hunian, dan fasilitas penunjang bangunan dan penyewa jangka pendek (penyewa fasilitas penunjang yang kegiatannya berlangsung dalam waktu yang singkat seperti ruang serba guna). Sasaran penghuni apartemen yang direncanakan ini adalah para pebisnis dan pekerja kantoran dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Pengelompokkan penghuni apartemen dibedakan menjadi lajang dan keluarga. Berikut ini merupakan analisa calon dan karakter penghuni apartemen (Tabel 4.1)

BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-1

BAB IV

ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

PERANCANGAN APARTEMEN DENGAN PENDEKATAN

DESAIN BIOPHILIK DI JAKARTA SELATAN

4.1 Analisis Konsep Perencanaan 4.1.1 Analisis Pelaku Kegiatan

Pelaku kegiatan dalam apartemen terdiri dari penghuni apartemen, pengunjung

apartemen dan pengelola apartemen. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing

masing pelaku kegiatan, antara lain:

A. Penghuni Apartemen

Penghuni Apartemen ini adalah pemilik unit apartemen atau penyewa unit

apartemen yang merupakan pelaku kegiatan yang secara rutin tinggal/datang di

dalam apartemen dengan tujuan tinggal dengan menyewa sesuai jangka waktu

tertentu atau dengan membeli unit hunian apartemen. Penyewa apartemen dapat

digolongkan menjadi penyewa jangka panjang (penyewa fasilitas utama, yaitu

hunian, dan fasilitas penunjang bangunan dan penyewa jangka pendek (penyewa

fasilitas penunjang yang kegiatannya berlangsung dalam waktu yang singkat

seperti ruang serba guna).

Sasaran penghuni apartemen yang direncanakan ini adalah para pebisnis dan

pekerja kantoran dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Pengelompokkan

penghuni apartemen dibedakan menjadi lajang dan keluarga. Berikut ini merupakan

analisa calon dan karakter penghuni apartemen (Tabel 4.1)

Page 2: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-2

Tabel 4.1 Analisa Calon Penghuni Apartemen

Tipe Lajang Tipe KeluargaTerdiri dari satu orang penghuni. Target pengguna adalah eksekutif muda yang belum berkeluarga dengan usia 20-35 tahun

Terdiri dari 2-3orang penghuni. Target pengguna adalah pasangan muda, maupun kelurga kecil yang terdiri dari:- Ayah, seorang

pekerja kantoran atau pebisnis

- Ibu, seorang ibu rumah tangga atau

- Anak, seorang balita

Terdiri dari 3-5 orang penghuniTarget pengguna adalah keluarga

besar atau sekelompok orang yang masih memiliki hubungan keluarga, yang terdiri dari:- Ayah, seorang kepala rumah

tangga dengan pekerjaan pebisnis atau eksekutif

- Ibu, seorang ibu rumah tangga atau seorang wanita karir

- Anak, berjumlah 1-2 orang dengan umur antara 1-17tahun

- Pembantu atau seseorang yang memiliki hubungan dekat (keluarga) dengan penghuni

Karakter Tipe Lajang Karakter Tipe Keluarga- Aktivitas penghuni di luar

apartemen padat dan serba cepat

- Unit hunian hanya digunakan sebagai tempat istirahat setelah seharian bekerja

- Tidak memiliki waktu luang yang banyak untuk mengurus unit hunian

- Kebutuhan akan efisiensi dan efektifitas yang tinggi

- Cenderung membawa tamu ke dalam unit hunian

- Aktivitas penghuni di luar apartemen padat - Unit hunian hanya digunakan sebagai tempat

istirahat dan berkumpul keluarga - Hunian merupakan cerminan dari tingkat sosial - Perlunya komunikasi dengan keluarga- Kebutuhan akan efisiensi dan efektifitas yang tinggi- Cenderung membawa tamu ke dalam unit hunian

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

B. Pengunjung Apartemen

Pengunjung apartemen ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tamu

penghuni apartemen yang tidak secara rutin tinggal/datang dalam apartemen dan

pengguna fasilitas umum merupakan pengunjung ataupun penghuni apartemen yang

memiliki kepentingan untuk menggunakan fasilitas-fasilitas umum yang ada di

apartemen, seperti ATM Center, jogging track, kolam renang, cafetaria, dan lain

sebagainya. Pengunjung apartemen pada umumnya, yaitu:

Keluarga /kerabat dekat

Rekan bisnis/relasi bisnis

Page 3: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-3

Teman atau pengunjung luar apartemen yang ingin menggunakan fasilitas

penunjang yang disediakan oleh apartemen.

C. Pengelola Apartemen

Pengelola Apartemen dilakukan oleh Manajemen Properti yang meliputi

pemasaran, persyaratan sewa kontrak, penagihan harga sewa, perawatan gedung

dan pelayanan kepada penghuni serta kegiatan administrasi. Berikut ini merupakan

tugas dan tanggungjawab pengelola apartemen:

Direktur

Merupakan seseorang yang bertugas sebagai koordinator, komunikator,

pengambil keputusan, pemimpin, pengelola dan eksekutor dalam

menjalankan dan memimpin perusahaan.

Divisi Operasional dan Manage Building

Seseorang yang bertugas untuk menjaga kondisi Keamanan, Ketertiban dan

Keselamatan. Untuk menjamin ketiga fungsi tersebut, maka dibawah

Property Manager akan unit-unit kerja Security, safety, parking, cleaning,

housekeeping, landscaping, dan engineering.

HRD

Merupakan seseorang yang bertugas untuk bertanggung jawab mengelola dan

mengembangkan sumber daya manusia. Dalam hal ini termasuk perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan sumber daya manusia dan pengembangan

kualitas sumber daya manusia.

Sales

Merupakan seseorang yang bertugas untuk memasarkan unit apartemen.

Mengatur penawaran dan penjualan mapaun penyewaan terhadap konsumen.

Divisi PR

Merupakan seseorang yang bertugas untuk menumbuhkan dan

mengembangkan hubungan baik antara pihak pengelola dengan penghuninya,

internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian,

menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan

iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan bagi perusahaan.

Divisi Keuangan

Page 4: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-4

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Pengelola Apartemen(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Bagian administrasi keuangan adalah bagian yang menjalankan fungsi

akuntansi yang bertanggung jawab mencatat transaksi keuangan dan

menyusun laporan keuangan. Dalam apartemen, divisi keuangan dibagi lagi

menjadi staff purcashing, tax office, legal official dan leasing (Gambar 4.1).

4.1.2 Analisis Fasilitas dalam Apartemen

Studi penentuan fasilitas apartemen dapat ditentukan berdasarkan preseden

fasilitas yang terdapat pada apartemen. Selain itu juga dapat ditentukan

berdasarkan studi mengenai sasaran calon penghuni apartemen yang

merupakan kalangan ekonomi menengah ke atas yang memiliki karakter dan

kebiasaan-kebiasan sebagai berikut:

Karakter:

- Ambisius, professional dan optimistic

- Produktivitas yang tinggi

Page 5: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-5

- Dinamis dan efisien

- Waktu tinggal di tempat hunian relatif lebih sedikit karena hanya

digunakan untuk istirahat saja

Kebiasaan

- Memiliki rasa individualitas yang tinggi

- Menyukai hal-hal yang bersifat tenang

- Memprioritaskan keamanan dan kenyamanan yang tinggi

- Lebih mengutamakan kepraktisan

- Sebagian merupakan keluarga kecil, pasangan muda bahkan sebagian

menempati apartemen yang ditinggali sendiri

Gaya hidup

- Olahraga yang banyak digemari adalah fitness dan renang

- Lebih senang makan di luar sehingga tidak begitu membutuhkan dapur,

meskipun keberadaan pantry mutlak diperlukan

- Perbedaan karakter penghuni berpengaruh pula pada perbedaan jenis

hunian, misalnya antara lajang dan keluarga

- Memerlukan jasa pendukung kehidupan manusia

- Perlu disiasati adanya fasilitas bagi pembantu

- Senang berkumpul, berbincang-bincang dengan kerabat atau rekan bisnis

Berdasarkan preseden dan karakter dan gaya hidup yang biasa dimiliki oleh

penguin apartemen, maka fasilitas yang tersedia dalam perencanaan

apartemen ini adalah sebagai berikut:

Fasilitas utama apartemen berupa unit-unit hunian yang memiliki akses

visual terhadap alam

Fasilitas pendukung berdasarkan studi preseden, antara lain:

- Fasilitas kesehatan berupa medical center atau apotek

- Fasilitas food court, café maupun restaurant

- Fasilitas olahraga berupa kolam renang, jogging track, fitness center,

lapangan futsal dan lapangan tenis

- Fasilitas rekreasi berupa taman tematik, children playground,

Page 6: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-6

- Fasilitas pemenuhan kebutuhan sehari-hari berupa swalayan, laundry,

ATM, retail

- Fasilitas ibadah berupa mushola

4.1.3 Analisis Tipe Apartemen

Tujuan

Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan tipe apartemen yang akan

disediakan pada apartemen dengan pendekatan desain biophilik di Jakarta

Selatan.

Dasar Pertimbangan

Menentukan jenis unit hunian yang diminati berdasarkan preseden yang

diperoleh dari apartemen lain

Sesuai dengan kenyamanan, kemudahan dan kriteria biophilic design

Jika dilihat dari beberapa preseden yang telah ada, terdapat beberapa tipe

unit hunian yaitu tipe 1 kamar tidur, 2 kamar tidur, 2 kamar tidur deluxe dan 3

kamar tidur.

Dalam segi penyediaan fasilitas, apartemen yang direncanakan ini

bersifat fully serviced dan fully furnished, yaitu semua pelayanan mulai dari

penyediaan perabot, cleaning service, laundry, dan pelayanan (room boy)

telah disediakan oleh pihak apartemen.

4.1.4 Analisis Jumlah Unit yang Direncanakan

Tujuan

Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan jumlah unit hunian yang

akan disediakan pada apartemen yang direncanakan.

Dasar pertimbangan

Jumlah pengguna/konsumen berdasarkan preseden hunian apartemen

Jumlah kebutuhan apartemen dihitung dari ketersdiaan ruang pada lokasi

Kebijakan pemerintah (Persyaratan bangunan pada lokasi tapak)

Berikut ini merupakan perhitungan jumlah unit apartemen:

Luas Site : 20.000 m2

KDB 30% : 6.000 m2

Page 7: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-7

KLB 2,5 : 50.000 m2

Ketinggian Bangunan : 8 lantai KDH 45% : 9.000 m2

Kebutuhan Ruang Perhitungan : 50.000 m2 : 8 lantai = 6.250 m2

Zona Penunjang = 2.570 m2

Zona Service = 1.010 m2

Zona Umum = 4.096 m2

Zona Pengelola = 1.608 m2

Setiap lantai memiliki maksimal luas bangunan sebesar 6.250 m2

Koefisien dasar hijau 45 % diterapkan pada level hunian sehingga maksimal luas bangunan sebesar 2.812 m2

Terdapat 5 level yang diperuntukkan sebagai zona hunian. Tipe hunian Apartemen terdiri dari 1 BR (45 m2), 2 BR (102,7 m2), 2BR Deluxe (89,8 m2), 3 BR (195,5m2) Level 1 terdiri dari tipe 1 BR dan 2 BR Perhitungan = 2.812 – sirkulasi 30% = 1969 : 2 = 984 m2

1 BR = 984 m2 : 45 m2 = 22 unit 2 BR = 984 m2 : 102,7 m2 = 9 unit Level 2 terdiri dari tipe 2 BR, 2 BRD dan 3 BR Perhitungan = 2.812 – sirkulasi 30% = 1969 : 3 = 656 m2

2 BR = 656 m2 : 102,7 m2 = 6 unit 2 BRD = 656 m2 : 89,8 m2 = 7 unit

3 BR = 656 m2 : 195,5 m2 = 4 unit Level 3 terdiri dari tipe 1 BR dan 2 BR Perhitungan = 2.812 – sirkulasi 30% = 1969 : 2 = 984 m2

1 BR = 984 m2 : 45 m2 = 22 unit 2 BR = 984 m2 : 102,7 m2 = 9 unit Level 4 terdiri dari tipe 2 BR, 2 BRD dan 3 BR Perhitungan = 2.812 – sirkulasi 30% = 1969 : 3 = 656 m2

2 BR = 656 m2 : 102,7 m2 = 6 unit 2 BRD = 656 m2 : 89,8 m2 = 7 unit

3 BR = 656 m2 : 195,5 m2 = 4 unit Jumlah 1 BR = 72 unit Jumlah 2 BR = 36 unit Jumlah 2 BR Deluxe = 48 unit Jumlah 3 BR = 14 unit Total Jumlah Unit hunian adalah 170 unit

Page 8: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-8

4.1.5 Analisis Penerapan Desain Biophilik pada Apartemen yang

Direncanakan

Tujuan

Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan pola desain biophilik yang

akan digunakan sebagai penerapan desain pada apartemen yang direncanakan.

Dasar Pertimbangan

Efek psikologis dan fisik terhadap pengurangan stres berdasarkan tabel

hubungan alam dengan kesehatan yang terdapat pada bab 2

Kesesuaian dengan kebutuhan ruang

Pengaplikasian

Page 9: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

IV-9

Tab

el 4

. 2 A

nalis

a Pe

nera

pan

Des

ain

Bio

phili

kN

o.Po

la D

esai

n B

ioph

ilik

Ben

tuk

Pene

rapa

nFu

ngsi

Ana

lisa

Indi

kato

r

1.K

onek

si V

isua

l de

ngan

Ala

mG

reen

wal

lA

liran

air

Aku

ariu

mV

eget

ated

roof

Tam

an

Men

urun

kan

teka

nan

dara

h da

n de

nyut

jant

ung

Men

ingk

atka

n ik

atan

m

enta

lB

erda

mpa

k po

sitif

pad

a pe

rilak

u da

n ke

baha

giaa

n

Kon

eksi

vis

ual d

enga

n al

am m

erup

akan

ha

l yan

g pe

ntin

g da

lam

pen

erap

an d

esai

n bi

ophi

lik k

aren

a po

la in

i men

ghub

ungk

an

anta

ra m

anus

ia d

enga

n al

amse

cara

vis

ual.

Tida

k ha

nya

itu, p

ola

ini p

un m

emili

ki

fung

si d

ari s

egi e

mos

i, ki

nerja

kog

nitif

da

n m

engu

rang

i stre

ss. P

ola

ini p

erlu

di

teka

nkan

dal

am p

ener

apan

des

ain

biop

hilik

Des

ain

mam

pu m

endu

kung

te

rjadi

nya

kone

ksi v

isua

l den

gan

alam

setid

akny

a 5-

20 m

enit

per h

ari

Mam

pu m

enar

ik p

erha

tian

dan

mam

pu m

emba

ngki

tkan

sem

anga

t at

au m

enen

angk

anM

engh

adirk

an p

elua

ng ru

ang

untu

k be

rada

dek

at d

enga

n ru

ang

hija

uD

itera

pkan

pad

a ru

ang

yang

pal

ing

serin

g di

lalu

i ole

h pe

nggu

na2.

Kon

eksi

Non

-V

isua

l den

gan

Ala

m

Hol

tikul

tura

Sim

ulas

i dig

ital

suar

a al

amW

angi

bun

gaSu

ara

buru

ngV

entil

asi a

lam

i

Men

gura

ngi t

ekan

an d

arah

si

stol

ik d

an h

orm

on st

ress

Ber

dam

pak

posi

tif p

ada

kine

rja k

ogni

tifTe

rasa

per

baik

an d

alam

ke

seha

tan

men

tal d

an

kete

nang

an

Pola

ini m

engh

ubun

gkan

man

usia

den

gan

alam

seca

ra la

ngsu

ng b

aik

mel

alui

vis

ual,

pend

enga

ran

mau

pun

penc

ium

an.

Dam

pak

terh

adap

kes

ehat

an m

anus

ia y

ang

diha

silka

n po

la in

i pun

ber

man

faat

dan

m

udah

dal

am p

enga

plik

asia

n. B

entu

k pe

nera

pan

pada

pol

a in

i dib

utuh

kan

dala

m

sebu

ah h

unia

n se

hing

ga p

ola

ini p

erlu

di

teka

nkan

dal

am p

ener

apan

des

ain

biop

hilik

Mem

iliki

kem

udah

an a

kses

dar

i sa

tu a

tau

bebe

rapa

loka

si u

ntuk

m

empe

role

h ko

neks

i non

-vis

ual

deng

an a

lam

setid

akny

a 5-

20 m

enit

per h

ari

Des

ain

kone

ksi v

isua

l dan

non

-vi

sual

dap

at d

irasa

kan

seca

ra

ber s

amaa

n un

tuk

mem

aksi

mal

kan

dam

pak

posi

tif b

agi k

eseh

atan

.

3.St

imul

i non

-rit

mik

Tata

lans

kap

dan

kebu

nM

embe

rikan

dam

pak

posi

tif p

ada

deny

ut ja

ntun

g,

teka

nan

dara

h si

stol

ik d

an

aktiv

itas s

iste

m sy

araf

si

mpa

tikM

enga

mat

i dan

men

guku

r tin

gkat

per

hatia

n da

n ek

splo

rasi

man

usia

Pene

rapa

n po

la in

i mem

iliki

dam

pak

posi

tif te

rhad

ap k

eseh

atan

man

usia

dan

da

lam

pen

erap

anny

a da

pat d

igab

ungk

an

deng

an k

onek

si n

on-v

isua

l ter

hada

p al

am

Pem

iliha

n je

nis t

anam

an y

ang

mam

pu m

enar

ik k

ehad

iran

sera

ngga

M

emili

ki a

kses

yan

g m

udah

di

capa

i sec

ara

visu

al

Page 10: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

IV-1

0

No.

Pola

Des

ain

Bio

phili

kB

entu

k Pe

nera

pan

Fung

siA

nalis

aIn

dika

tor

4.Th

erm

al &

V

aria

si A

liran

U

dara

Penc

ahay

aan

alam

iB

ayan

gan

Orie

ntas

i ba

ngun

anH

VA

CC

ross

ven

tilat

ion

Men

ingk

atka

n ke

nyam

anan

, kes

ejah

tera

an

dan

prod

uktiv

itas

Ber

peng

aruh

pos

itive

pad

a ko

nsen

trasi

Men

ingk

atka

n pe

rsep

si

tem

pora

l dan

alli

esth

esis

Keb

erad

aan

pola

ini p

ada

sebu

ah

bang

unan

sang

at p

entin

g da

n m

emba

wa

dam

pak

posi

tif b

aik

dari

segi

em

osi,

kine

rja m

aupu

n pe

ngur

anga

n st

ress

se

hing

ga p

enek

anaa

n po

lain

i dip

erlu

kan

pada

pen

erap

an d

esai

n bi

ophi

lik.

Pera

ncan

gan

fitur

yan

g m

ampu

m

emud

ahka

n pe

nggu

na d

alam

be

rada

ptas

i dan

mem

odifi

kasi

ko

ndis

i ter

mal

seiri

ng d

enga

n pe

ruba

han

lingk

unga

n.M

eman

faat

kan

sina

r mat

ahar

i dan

an

gin

mel

alui

buk

aan

5.

Air

Wat

er w

all

Aks

es v

isua

l te

rhad

ap a

ir hu

jan

Kol

am

Men

gura

ngi s

tress

, m

enin

gkat

kan

pera

saan

te

nang

, men

urun

kan

deny

ut

jant

ung

dan

teka

nan

dara

hM

enin

gkat

kan

kons

entra

si

dan

pem

iliha

n in

gata

nM

enga

mat

i hal

yan

g le

bih

disu

kai d

an re

spon

em

osio

nal y

ang

posi

tif

Fung

si y

ang

mem

baw

a da

mpa

k po

sitif

ba

gi k

eseh

atan

ini m

enja

dika

n po

la in

i ha

l pen

ting

yang

aka

n di

teka

nkan

dal

am

desa

in. P

ola

ini m

udah

dal

am p

ener

apan

da

n se

suai

den

gan

kebu

tuha

n se

buah

hu

nian

.

Mem

prio

ritas

kan

peng

guna

an

elem

en a

ir ya

ng d

apat

dira

saka

n ol

eh b

erba

gai i

nder

aPe

mbe

rian

baya

ngan

pad

a ai

r, pe

nggu

naan

per

muk

aan

yang

dap

at

mem

antu

lkan

sina

r mat

ahar

i, da

n m

engu

rang

i lua

san

perm

ukaa

n ai

r ya

ng te

rpap

ar si

nar m

atah

ari s

ecar

a la

ngsu

ngK

ualit

as su

ara

dan

kele

mba

ban

yang

diti

mbu

lkan

ole

h ai

r ses

uai

deng

an st

anda

r ken

yam

anan

6.

Dyn

amic

&

Diff

use

Ligh

tSi

nar m

atah

ari

dari

berb

agai

su

dut

Cah

aya

mat

ahar

i la

ngsu

ngA

ksen

pe

ncah

ayaa

nLa

mpu

Kon

trol

pere

dupa

n ca

haya

Mem

berik

an d

ampa

k po

sitif

terh

adap

be

rlang

sung

nya

sist

em

sirk

adia

n

Pola

ini b

erka

itan

deng

an si

stem

penc

ahay

aan

baik

ala

mi d

an b

uata

n. O

leh

kare

na it

u, p

ener

apan

pol

a in

i mer

upak

an

hal d

asar

yan

g ha

rus a

da p

ada

bang

unan

Sina

r mat

ahar

i dap

at te

rseb

ar k

e be

rbag

ai su

dut b

angu

nan

Peng

huni

dap

at m

eras

akan

pe

rgan

tian

wak

tu d

an c

uaca

mel

alui

pe

rger

akan

sina

r mat

ahar

i

Page 11: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

IV-1

1

No.

Pola

Des

ain

Bio

phili

kB

entu

k Pe

nera

pan

Fung

siA

nalis

aIn

dika

tor

7.B

entu

k da

n Po

la

Bio

mor

phic

Ben

tuk

bang

unan

da

n el

emen

ar

site

ktur

Mem

perh

atik

an

pem

anda

ngan

yan

g le

bih

disu

kai

Pada

das

arny

a ef

ek te

rhad

ap k

eseh

atan

ya

ng d

itim

bulk

an d

ari p

ola

ini t

idak

be

rdam

pak

besa

r. N

amun

pen

erap

an p

ola

ini a

kan

berp

egar

uh te

rhad

ap c

itra

bang

unan

dan

suas

ana

yang

hen

dak

dici

ptak

an. P

engg

unaa

n be

ntuk

dan

pol

a bi

omor

phic

pun

aka

n be

rpen

garu

h te

rhad

ap st

rukt

ur. M

anus

ia m

emili

ki

kenc

eder

unga

n un

tuk

lebi

h m

enyu

kai

bent

uk d

an p

ola

alam

sehi

ngga

pe

neka

nan

pola

ini d

alam

des

ain

dira

sa

perlu

.

Mam

pu m

enar

ik p

erha

tian

dan

men

ingk

atka

n ko

nsen

trasi

Hin

dari

peng

ulan

gan

peng

guna

an

bent

uk d

an p

ola

yang

dap

at

men

ggan

gu p

engl

ihat

anD

igun

akan

seba

gai k

ompo

nen

deko

ratif

ata

u di

guna

kan

pada

ko

mpo

nen

stru

ktur

Peng

guna

an p

ola

pada

pen

gatu

ran

sist

em st

rukt

ur (m

isal

nya

kolo

m

berb

entu

k se

perti

poh

on),

bent

uk

bang

unan

, din

ding

ata

u pl

afon

d,

bent

uk fu

rnitu

re, m

aupu

n lo

rong

8.K

onek

si

Mat

eria

l de

ngan

Ala

m

Peng

guna

an

mat

eria

l ala

mi

atau

mat

eria

l ya

ng m

enye

rupa

i m

ater

ial a

lam

i

Men

urun

kan

teka

nan

dara

h di

asto

licM

enin

gkat

kan

keny

aman

an

Sela

in m

enin

gkat

kan

keny

aman

an d

an

men

urun

kan

teka

nan

dara

h di

asto

lic,

pene

rapa

n po

la in

i aka

n m

enci

ptak

an

suas

ana

yang

lebi

h al

ami d

an

men

cipt

akan

per

seps

irua

ng y

ang

berb

eda

bagi

pen

ggun

a, se

hing

ga p

enek

anan

pol

a in

i pad

a ba

ngun

an d

irasa

per

lu d

an se

suai

de

ngan

keb

utuh

an ru

ang

pada

ban

guna

n.

Kua

ntita

s bah

an d

an w

arna

har

us

dite

ntuk

an b

erda

sark

an p

ada

fung

si

ruan

g

9.C

ompl

exity

&

Ord

erD

esai

n w

allp

aper

da

nka

rpet

Men

geks

pose

st

rukt

ur&

baha

nK

ontu

r dan

te

kstu

r mat

eria

l

Ber

dam

pak

posi

tif p

ada

resp

on te

rhad

ap st

ress

se

cara

psi

kolo

gis

Mem

perh

atik

an

pem

anda

ngan

yan

g le

bih

disu

kai

Pene

rapa

n po

la in

i aka

n di

gabu

ngka

n de

ngan

pen

erap

an p

ola

kone

ksi m

ater

ial

deng

an a

lam

.

10.

Kon

eksi

ant

ar

Sist

em A

lam

iM

engi

nteg

rasi

kan

pena

ngka

p ai

r hu

jan

deng

an

sist

em

peng

olah

an a

ir

Men

ingk

atka

n te

kana

n da

rah

dias

tolic

Men

ingk

atka

n ke

nyam

anan

Pola

ini a

kan

dite

rapk

an d

alam

sist

em

peng

olah

an a

ir bu

anga

n ya

ng a

kan

diba

has p

ada

sub

bab

utili

tas.

Pene

rapa

n po

la in

i aka

n di

teka

nkan

pad

a si

stem

ba

ngun

an d

an ti

dak

pada

uni

t uni

t rua

ng.

Page 12: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

IV-1

2

No.

Pola

Des

ain

Bio

phili

kB

entu

k Pe

nera

pan

Fung

siA

nalis

aIn

dika

tor

11.

Pros

pect

Mat

eria

l tra

nspa

ran

Orie

ntas

i ba

ngun

an

Men

gura

ngi s

tress

Men

gura

ngi k

ebos

anan

, iri

tasi

, dan

kel

elah

anM

enin

gkat

kan

keny

aman

an

dan

rasa

kea

man

an

Jika

dili

hat p

ada

cont

oh p

ener

apan

nya,

be

bera

pa d

iant

ara

tela

h te

rdap

at p

ada

pene

rapa

n po

la se

belu

mny

a se

hing

ga

pola

ini a

kan

dite

rapk

an p

ada

pola

se

belu

mny

a na

mun

tida

k m

enja

di

pene

k ana

n pa

da p

ener

apan

des

ain

biop

hilik

.

Orie

ntas

i ban

guna

n, p

elet

akka

n ko

ridor

dan

bal

kon

mam

pu

mem

bant

u pe

nggu

na d

alam

m

emak

sim

alka

n vi

ew te

rhad

ap

outd

oor m

aupu

n in

door

.

12.

Ref

uge

Shel

ter

Perli

ndun

gan

mod

ular

Men

ingk

atka

n ko

nsen

trasi

, pe

rhat

ian

dan

pers

epsi

te

rhad

ap k

esel

amat

an

Fung

si p

ola

refu

ge d

ibut

uhka

n ke

bera

daan

nya

dala

m se

buah

ban

guna

n hu

nian

sehi

ngga

pol

a in

i aka

n m

enja

di

sala

h sa

tu p

ola

yang

dite

kank

an d

alam

pe

nera

pan

desa

in b

ioph

ilik

Mud

ah d

iaks

es d

an m

embe

ri pe

rlind

unga

n ba

gi p

engg

una

13.

Mis

teri

Cah

aya

dan

baya

ngan

Aro

ma

Suar

a da

n ge

tara

nA

rtwor

k at

au

inst

alas

iM

ater

ial y

ang

tem

bus c

ahay

a

Dap

at m

enim

bulk

an re

spon

ba

hagi

aJi

ka d

iliha

t pad

a co

ntoh

pen

erap

anny

a,

bebe

rapa

dia

ntar

a te

lah

terd

apat

pad

a pe

nera

pan

pola

sebe

lum

nya

sehi

ngga

po

la in

i tid

ak a

kan

men

jadi

pen

ekan

an

pada

pen

erap

an d

esai

n bi

ophi

lik.

14.

Ris

kA

rchi

tect

ural

ca

ntile

ver

Fasa

d de

ngan

ba

han

trans

para

n m

ulai

dar

i lan

tai

hing

ga p

lafo

nR

ailin

g da

n la

ntai

ya

ng tr

ansp

aran

Dap

at m

enim

bulk

an re

spon

ba

hagi

a Pe

nera

pan

pola

ini b

ertu

juan

unt

uk

men

cipt

akan

rasa

bah

aya

sehi

ngga

m

anus

ia m

emili

ki k

ewas

pada

an le

bih

terh

adap

seki

tarn

ya. P

ola

ini t

idak

m

enja

di p

enek

anan

pad

a pe

nera

pan

desa

in b

ioph

ilik

kare

na su

asan

a in

i tid

ak

dibu

tuhk

an d

alam

sebu

ah h

unia

n ap

arte

men

.(S

umbe

r: A

nalis

a Pr

amar

ti, 2

016)

Ber

dasa

rkan

has

il an

alis

a di

ata

s mak

a te

rdap

at b

eber

apa

pola

yan

g tid

ak m

enja

di p

enek

anan

dan

ada

pul

a ya

ng p

ener

apan

nya

bers

amaa

n de

ngan

pol

a la

inny

a. P

ola

yang

men

jadi

pen

ekan

an p

ada

desa

in a

dala

h ko

neks

i vis

ual t

erha

dap

alam

, kon

eksi

non

-vis

ual t

erha

dap

alam

, stim

uli n

on-ri

tmik

, the

rmal

&

varia

si a

liran

uda

ra, a

ir, b

entu

k da

n po

la b

iom

orph

ic, k

onek

si m

ater

ial d

enga

n al

am, d

an re

fuge

.

Page 13: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-13

4.2 Analisis Konsep Perancangan 4.2.1 Analisis Kegiatan dan Kebutuhan Ruang

Tujuan

Analisa ini bertujuan untuk menentukkan kebutuhan ruang yang harus disediakan

dalam objek rancang bangunan berdasarkan kegiatan pengguna. Analisa kegiatan

ini dikategorikan berdasarkan zonasi ruang yaitu, hunian, penunjang, pengelola,

service dan ruang terbuka hijau.

Dasar pertimbangan

Karakter pengguna

Karakter kegiatan

Efisiensi dan efektifitas pengguna apartemen

Analisa dan Hasil

A. Zona Hunian

Pada zona hunian, pelaku kegiatan terbagi menjadi 2 yaitu tipe lajang dan tipe

keluarga. Berikut ini merupakan kegiatan pelaku kegiatan pada zona hunian

1. Kegiatan Penghuni Apartemen

Sasaran penghuni apartemen yang direncanakan ini adalah para pebisnis,

ekspatriat dan pekerja kantoran dengan tingkat ekonomi menengah ke atas.

Pengelompokkan penghuni apartemen dibedakan menjadi lajang dan

keluarga.

a. Analisa Kegiatan Penghuni Apartemen Tipe Lajang Tabel 4. 3 Analisa Kegiatan Penghuni Apartemen Tipe Lajang

Pelaku Kegiatan Kegiatan Kebutuhan RuangIndividu/eksekutif muda

- Menerima tamu- Istirahat (membaca, nonton

TV, mendengarkan musik, duduk bersantai)

- Makan/minum- Mandi, cuci tangan,

berwudhu- Ibadah - Bekerja - Tidur

- Ruang tamu- Ruang duduk atau balkon

- Ruang makan atau pantry- Kamar Mandi

- Ruang Tidur- Ruang Duduk- Ruang Tidur

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Page 14: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-14

b. Karakter penghuni tipe lajang

Aktivitas penghuni di luar apartemen padat dan serba cepat

Unit hunian hanya digunakan sebagai tempat istirahat setelah seharian

bekerja

Tidak memiliki waktu luang yang banyak untuk mengurus unit hunian

Kebutuhan akan efisiensi dan efektifitas yang tinggi

Cenderung membawa tamu ke dalam unit hunian

c. Analisa Kebutuhan Suasana Ruang

Membutuhkan ruang yang praktis dan desain furniture yang ergonomis

Suasana kamar yang sesuai dengan karakter penghuni menentukkan

kualitas kerja dan istirahat yang dilakukan

Membutuhkan suasana kamar mampu memberikan kenyamanan dan

ketenangan sehingga mampu membantu menurunkan tingkat stress

Diperlukan adanya bukaan untuk view ke arah luar ruangan

d. Analisa Kegiatan Penghuni Apartemen Tipe Keluarga

Tabel 4. 4 Analisa Kegiatan Penghuni Apartemen Tipe KeluargaPelaku Kegiatan Kegiatan Kebutuhan Ruang

Ayah - Masuk- Menerima tamu- Istirahat (membaca, nonton

TV, mendengarkan musik, duduk bersantai)

- Berkumpul dengan keluarga- Makan/minum

- Mandi, cuci tangan, berwudhu- Ibadah - Bekerja - Tidur

- Ruang Tamu- Ruang tamu- Ruang duduk atau balkon

- Ruang Keluarga- Ruang makan atau pantry

- Kamar Mandi- Ruang Tidur- Ruang Kerja- Ruang Tidur

Ibu - Masuk- Menerima tamu- Istirahat (membaca, nonton

TV, mendengarkan musik, duduk bersantai)

- Berkumpul dengan keluarga- Makan/minum- Mandi, cuci tangan, berwudhu- Ibadah - Memasak - Tidur

- Ruang tamu- Ruang tamu- Ruang duduk atau balkon

- Ruang Keluarga- Ruang makan atau pantry- Kamar Mandi- Ruang Tidur- Dapur- Ruang Tidur

Anak - Istirahat (membaca, nonton TV, mendengarkan musik,

- Ruang tamu

Page 15: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-15

duduk bersantai)- Berkumpul dengan keluarga- Makan/minum- Mandi, cuci tangan, berwudhu- Ibadah - Mengerjakan PR/Belajar - Tidur

- Ruang duduk atau balkon- Ruang Keluarga- Ruang makan atau pantry- Kamar Mandi- Ruang Tidur- Ruang Tidur- Ruang Tidur

Pembantu - Istirahat - Berkumpul dengan keluarga

majikan- Makan/minum- Mandi, cuci tangan, berwudhu- Ibadah - Tidur - Keluar

- Ruang Duduk atau balkon- Ruang keluarga- Ruang makan- Kamar mandi pembantu

- Ruang tidur pembantu- Ruang tidur pembantu- Foyer

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

e. Karakter penghuni tipe keluarga

Aktivitas penghuni di luar apartemen padat

Unit hunian hanya digunakan sebagai tempat istirahat dan berkumpul

keluarga

Hunian merupakan cerminan dari tingkat sosial

Perlunya komunikasi dengan keluarga

Kebutuhan akan efisiensi dan efektifitas yang tinggi

Cenderung membawa tamu ke dalam unit hunian

f. Analisa Kebutuhan Suasana Ruang

Ukuran dan jumlah ruang lebih besar dibandingkan dengan tipe lajang

Suasana kamar yang sesuai dengan karakter penghuni menentukkan

kualitas kerja dan istirahat yang dilakukan

Membutuhkan suasana kamar mampu memberikan kenyamanan dan

ketenangan sehingga mampu membantu menurunkan tingkat stress

Pemisahan ruang satu dengan yang lainnya dibuat terbuka agar

komunikasi tetap bisa berjalan

g. Interaksi Sosial antar Penghuni

Dalam sebuah lingkungan diperlukan adanya sebuah interaksi sosial. Oleh

karena itu, mewadahi kegiatan interaksi sosial penting adanya dalam sebuah

pemukiman guna menciptakan suasana yang keakraban dan harmonis antar

penghuni. Berikut ini merupakan analisa kegiatan interaksi sosial antar

penghuni (Tabel 4.5).

Page 16: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-16

Tabel 4. 5 Analisa Kegiatan Interaksi Sosial antar Penghuni Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang

Lajang-Lajang - Bertegur sapa- Berbincang- Bersantai

- Ruang Sirkulasi- Ruang komunal- Taman

Lajang-Keluarga - Bertegur sapa- Berbincang- Bersantai

- Ruang Sirkulasi- Ruang komunal- Taman

Keluarga-Keluarga

- Bertegur sapa- Berbincang- Bersantai- Bermain

- Ruang Sirkulasi- Ruang komunal- Taman- Taman

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Hasil: Tabel 4. 6 Kebutuhan Ruang pada Zona Hunian

Zona Ruang Jumlah Ruang

Nama Ruang Kriteria

Hunian: 1 BR

1 R. Tamu EfisienEfektifPenggunaan Material AlamiAkses visual ke alam

1 R. Tidur1 Kamar Mandi1 Pantry1 R. Makan1 R. Kerja

Hunian: 2 BR

1 R. Tamu2 R. Tidur2 Kamar Mandi1 Dapur1 R. Makan1 R. Kerja1 Balkon

Hunian: 2 BR Deluxe

1 R. Tamu2 R. Tidur2 Kamar Mandi1 Dapur1 R. Makan1 R. Kerja1 Balkon1 R. Tidur Pembantu1 R. Mandi Pembantu

Hunian: 3 BR

1 R. Tamu3 R. Tidur2 Kamar Mandi1 Dapur1 R. Makan1 R. Kerja1 Balkon1 R. Tidur Pembantu1 R. Mandi Pembantu

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Page 17: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-17

B. Zona Penunjang

Zona penunjang pada apartemen ini dikategorikan ke dalam 5 bagian yaitu,

fasilitas kesehatan, olahraga, pemenuh kebutuhan sehari-hari, foodcourt dan

ruang terbuka hijau. Berikut ini merupakan analisis kegiatan pada zona

penunjang

1. Fasilitas Kesehatan

Fasilitas pada apartemen ini berupa medical center dimana fasilitas ini melayani

pemeriksaan kesehatan dan pembelian obat bagi penghuni apartemen maupun

pengunjung apartemen.

a. Analisa Kegiatan pada Fasilitas Kesehatan Tabel 4. 7 Analisa Kegiatan pada Fasilitas Kesehatan

Kegiatan Penunjang

Kesehatan

Pelaku Kebutuhan Ruang

RegistrasiMenungguPemeriksaan kesehatanAdministrasiPembelian obatLavatory

Receptionist, PasienUmumDokter, PasienKaryawan, umumKaryawan, umumDokter, karyawan, umum

R. ReceptionistR.TungguR. PeriksaR. AdministrasiR. ApotekToilet

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

b. Alur Kegiatan pada Fasilitas Kesehatan

Gambar 4. 2 Alur Kegiatan pada Fasilitas Kesehatan(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Page 18: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-18

c. Kebutuhan Suasana Ruang

Letak ruang yang mudah diakses bagi penghuni maupun pengujung

apartemen

Membutuhkan suasana yang dapat menenangkan dan memberi

kenyamanan bagi pasien

Penggunaan material alami dan furniture sesuai dengan kriteria Desain

Biophilik guna memberikan efek healing pada pengguna

Memiliki akses visual terhadap unsur alam seperti tumbuhan, air,

bebatuan, dll.

2. Fasilitas Olahraga

Fasilitas olahraga terbagi menjadi beberapa bagian yaitu kegiatan renang,

fitness, futsal, tenis dan jogging track. Berikut ini merupakan analisa kegiatan

pada fasilitas olahraga.

a. Analisa Kegiatan pada Fasilitas Olahraga Tabel 4. 8 Analisa Kegiatan pada Fasilitas Olahraga

Kegiatan Penunjang Olahraga Pelaku Kebutuhan RuangKolam Renang

RenangGanti PakaianPenyimpananLavatoryAdministrasi

Penghuni/PengunjungPenghuni/PengunjungKaryawanUmumKaryawan, Penghuni/Pengunjung

Kolam RenangR. Ganti/LokerGudangToilet/kamar mandiR. Administrasi

Fitness Center

Training/FitnessGanti PakaianPenyimpanan LavatoryAdministrasi

Penghuni/PengunjungPenghuni/PengunjungKaryawanUmumKaryawan, Penghuni/Pengunjung

R. FitnessR. Ganti/LokerGudangToilet/kamar mandiR. Administrasi

Futsal/Tenis Bermain FutsalBermain TenisGanti PakaianPenyimpananLavatoryAdministrasi

Penghuni/PengunjungPenghuni/PengunjungPenghuni/PengunjungKaryawanUmumKaryawan, Penghuni/Pengunjung

Lapangan FutsalLapangan tenisR.Ganti/LokerGudangToilet/kamar mandiR. Administrasi

Jogging track JoggingIstirahat

UmumUmum

Jogging trackR. duduk outdoor

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Page 19: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-19

b. Alur Kegiatan pada Fasilitas Olahraga

Gambar 4. 3 Alur Kegiatan pada Fasilitas Olahraga(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

c. Kebutuhan Suasana Ruang Letak ruangan berada di area publik yang memiliki kemudahan akses bagi

penghuni maupun pengunjung apartemen

Ruang fitness bersifat indoor namun memiliki akses visual terhadap alam

Kolam renang, lapangan futsal, lapangan tenis dan jogging track bersifat

outdoor

Ruang-ruang berada di area public dan dikelompokkan dalam zona

fasilitas olahraga sehingga keberadaan ruang-ruang tersebut berdekatan

dan masih berada dalam satu area

Suasana yang dibutuhkan dalam zona ini adalah playful, energic dan

dinamis. Suasana ruang harus mampu menimbulkan keinginan pengguna

untuk beraktivitas

Kenyamanan dan efektifitas ruang menjadi hal yang penting dalam zona

ini

3. Fasilitas Anak

Fasilitas anak merupakan fasilitas yang disediakan untuk mengakomodasi

kegiatan bermain anak dan penitipan anak. Berikut ini adalah analisa kegiatan

pada fasilitas anak.

Page 20: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-20

a. Analisa Kegiatan pada Fasilitas Anak Tabel 4. 9 Analisa Kegiatan pada Fasilitas Anak

Kegiatan Penunjang Anak Pelaku Kebutuhan RuangPlayground Bermain

Megawasi anakPenghuni/PengunjungPenghuni/Pengunjung

PlaygroundR. tunggu

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

b. Alur Kegiatan pada Fasilitas Anak

Gambar 4. 4 Alur Kegiatan pada Area Playground(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

c. Kebutuhan Suasana Ruang

Ruang playground bersifat outdoor, dimana pengguna dapat berhubungan

langsung dengan alam

Letak ruang harus memiliki kemudahan akses bagi penghuni maupun

pengunjung apartemen

Kenyamanan dan keamaan menjadi hal yang penting bagi ruang ini

mengingat sebagian besar pengguna merupakan anak-anak usia dini

Penggunaan material dan furniture disesuaikan dengan pola Desain

Biophilik dan dipilih atas dasar pertimbangan keamanan bagi pengguna.

4. Fasilitas Penunjang Kebutuhan Sehari-hari

Fasilitas penunjang kebutuhan sehari-hari terdiri dari mini-market, laundry,

ATM, dan retail. Berikut ini merupakan analisa kegiatan yang terdapat pada

fasilitas penunjang kebutuhan sehari-hari.

Page 21: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-21

a. Analisa Kegiatan pada Fasilitas Penunjang Kebutuhan Sehari-hari Tabel 4. 10 Analisa Kegiatan pada Fasilitas Penunjang Kebutuhan Sehari-hari

Kegiatan Penunjang Kebutuhan Sehari-hari

Pelaku Kebutuhan Ruang

Minimarket/Swalayan

Jual BeliMembayarLoading barangPenyimpananLavatoryIstirahat

Karyawan, UmumKaryawan, UmumKaryawanKaryawan KaryawanKaryawan

R. DisplayR. KasirLoading dockGudangToiletR. Karyawan/Loker

Laundry MencuciMenyetrikaMenjemurPenyimpananLavatory

KaryawanKaryawanKaryawanKaryawanKaryawan

R. CuciR. SetrikaR. MenjemurR. Penyimpanan/LokerToilet

ATM Pengambilan uang

Umum R. Counter

Retail Jual BeliPenyimpananLoading barangLavatory

Karyawan, umumKaryawanKaryawanKaryawan

R. DisplayGudangLoading dockToilet

Ibadah BerwudhuMenaruh sepatuSholatLavatoryPenyimpanan

UmumUmum

UmumUmumKaryawan

R. wudhuRak Sepatu/ penitipan barangMushollaToiletGudang

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

b. Alur Kegiatan pada Fasilitas Penunjang Kebutuhan Sehari-hari

Gambar 4. 5 Alur Kegiatan pada Area Swalayan(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Page 22: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-22

Gambar 4. 6 Alur Kegiatan pada Area Laundry(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Gambar 4. 7 Alur Kegiatan pada Area ATM(Sumber: Pramarti, 2016)

Gambar 4. 8 Alur Kegiatan pada Area Musholla(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

c. Kebutuhan Suasana Ruang

Letak ruang harus memiliki kemudahan akses bagi penghuni maupun

pengunjung apartemen

Berada di zona publik

Kenyamanan dan keamanan sangat dibutuhkan bagi penunjang kegiatan di

dalamnya

Keberadaan ruang harus mudah terlihat dan mudah dicapai

5. Fasilitas Foodcourt

Fasilitas foodcourt terdiri dari restaurant dan café. Berikut ini merupakan

analisa kegiatan yang terdapat pada fasilitas foodcourt.

a. Analisa Kegiatan pada Fasilitas Foodcourt

Page 23: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-23

Tabel 4. 11 Analisa Kegiatan pada Fasilitas FoodcourtKegiatan Penunjang Fodcourt Pelaku Kebutuhan RuangMakan/MinumPembayaranHiburanMemasakPersiapanPenyimpananIstirahatMengganti pakaianLavatoryAdministrasiIbadah

Karyawan, umumKaryawan, umumPenampilKaryawanKaryawanKaryawanKaryawanKaryawanKaryawan, umumKaryawanUmum

Bar/Ruang makanKasirPanggungDapurRuang persiapanGudangR. IstirahatR. LokerToiletR. AdministrasiMusholla

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

b. Alur Kegiatan pada Fasilitas Foodcourt

Gambar 4. 9 Alur Kegiatan pada Area Restaurant(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

c. Kebutuhan Suasana Ruang

Ruang foodcourt dapat bersifat indoor maupun outdoor

Membutuhkan suasana yang nyaman dan tenang

Kesan terbuka dan menyatu dengan alam cocok untuk diterapkan dalam

konsep ruang foodcourt, selain untuk menciptakan efek relaks dan segar,

hal ini dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung

6. Fasilitas Ruang terbuka hijau

Fasilitas ruang terbuka hijau merupakan penyediaan ruang terbuka hijau yang

terdapat dalam apartemen. Pengaplikasian fasilitas ini atas dasar pertimbangan

Perda No. 1 Tahun 2014 Pasal 386 yaitu Pengembangan perumahan vertikal

dengan intensitas tinggi melalui peremajaan lingkungan dilengkapi prasarana

dan penyediaan RTH. Berikut ini merupakan analisa kegiatan dan sifat ruang

terbuka hijau pada apartemen.

Page 24: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-24

a. Analisa Kegiatan pada Ruang Terbuka Hijau Tabel 4. 12 Analisa Kegiatan pada Ruang Terbuka Hijau

Penyediaan Ruang Sifat RTH Kegiatan Pelaku- Taman RT- Roof Garden

- Playground- Holtikultur

- Privat- Semi

Publik- Publik- Publik

- Bersantai- Interaksi sosial

- Rekreasi/Interaksi sosial/Bermain

- Edukasi (Menanam)

- Penghuni/Pengunjung- Penghuni

- Penghuni/Pengujung- Penghuni

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

C. Zona Pengelola

a. Analisa Kegiatan pada Zona Pengelola Tabel 4. 13 Analisa Kegiatan Pengelola Apartemen

Kegiatan Pengelola Pelaku Kebutuhan RuangMelaksanakan Pekerjaan Direktur

Div. Operasional dan Manage BuildingHRDSalesDivisi Keuangan\Divisi PR

R. DirekturR. Staff operasional dan manage buildingR. Staff HRDR. Staff SalesR. Staff KeuanganR. Staff PR

Menerima TamuPenyimpanan pribadiRapat KoordinasiMakan/MinumIstirahatFotocopyIbadahLavatory

Semua KaryawanSemua KaryawanSemua KaryawanSemua KaryawanSemua KaryawanSemua KaryawanSemua KaryawanSemua Karyawan

R. TamuR. LokerR. RapatPantryR. IstirahatR. FotocopyMushollaToilet

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

b. Alur Kegiatan

Gambar 4. 10 Alur Kegiatan Pengelola Apartemen(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Page 25: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-25

c. Kebutuhan Suasana Ruang

Berada pada zona pengelola dan bersifat indoor

Pengaplikasian pola Desain Biophilik pada ruang kerja guna meningkatkan

produktivitas kerja

Akses visual terhadap alam pada ruang-ruang umum

Membutuhkan suasana yang nyaman, tenang dan kondusif sebagai ruang

kerja

Pemisah antar ruangan dibuat semi terbuka sesuai dengan jenis pekerjaan

Efektifitas sirkulasi antar ruang sangat diperlukan

D. Zona Umum

Zona umum merupakan zona yang dipergunakan untuk pelayanan umum. Zona

ini bersifat public sehingga dapat diakses oleh siapapun baik penghuni,

pengunjung maupun pengelola. Berikut ini merupakan analisa kegiatan yang

terdapat pada zona service. abel 4. 14 Analisa Kegiatan Zona Umum

Kegiatan Pelaku Kebutuhan RuangDatang Penghuni, pengunjung,

pegelolaEntranceFront Office

Parkir PenghuniPengunjungPengelola

R. Parkir penghuniR. Parkir pengelolaR. Parkir tamu

Informasi Pengunjung, Pengelola R. InformasiSirkulasi Penghuni, pengunjung,

pengelolaLobby, hall, koridor

Duduk/ Menunggu Penghuni, pengunjung, pengelola

Lounge

Lavatory Penghuni, pengunjung, pengelola

Lavatory

Pulang Penghuni, pengunjung, pengelola

Exit

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Tabel 4. 15 Analisa Kegiatan pada Zona ServiceKegiatan Service Pelaku Kebutuhan Ruang

Memeriksa tanki bahan bakarMemerikasa tanki air bersih/kotorMenjalankan pompaWater treatmentMenjalankan gensetMemeriksa transformatorMelakukan control terhadap utilitas

Teknisi Mekanikal dan Elektrikal

R. tanki bahan bakarR. tanki air bersih

R. PompaR. water treatmentR. gensetR. TransformatorR. Kontrol

Page 26: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-26

Memeriksa panelMaintainanceIstirahatRapatPengiriman barang

Lavatory

R. PanelR. Maintainance, bengkel kerjaR. istirahat, cafeteriaR. engineer, house keeperLoading dock, parkir mobil dan motorToilet

Mengontrol dan menjaga keamananTidurLavatory

Petugas keamanan

R. Jaga

R. TidurToilet

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Gambar 4. 11 Alur Kegiatan pada Area Service(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

E. Zona Service

Zona service merupakan zona yang dipergunakan untuk ruang-ruang penunjang

dalam menjalankan fungsi apartemen. Ruang service hanya dapat diakses oleh

karyawan, tidak dapat diakses secara umum oleh penghuni maupun pengunjung

tanpa izin pengelola. Berikut ini merupakan analisa kegiatan yang terdapat pada

zona service.

a. Analisa Kegiatan pada Zona Service

Kegiata pada zona service yang berisi keterangan mengenai kegiatan service,

pelaku dan kebutuhan ruang dapat dilihat pada (Tabel 4.15)

b. Alur Kegiatan pada Area Service

Alur kegiatan pada area service dapat dilihat pada (Gambar 4.11)

c. Kebutuhan Suasana Ruang

Berada jauh dari zona hunian dan zona public

Kemudahan akses bagi karyawan yang bekerja dalam bidang tersebut

Dapat meredam kebisingan dan getaran yang ditimbulkan oleh mesin

Peletakkan ruang harus mempertimbangkan segi keamanan

Page 27: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-27

4.2.2 Analisis Besaran Ruang

Tujuan

Analisa ini bertujuan untuk mendapatkan besaran tiap-tiap ruang dalam Apartemen

Dasar pertimbangan

Kenyamanan penggunga seperti sirkulasi, penataan furniture, dan keprivasian

Pendekatan kebutuhan perabot

Pendekatan kapasitas jumlah pelaku kegiatan di dalam ruangan terhadap kesesakan dan kepadatan

Standar luasan ruangan menggunakan standar referensi arsitektural dari beberapa sumber, seperti:

- DA : Data Arsitek (Ernest Neufert),

- TS : Time Saver Standart for Building Type (Joseph de Chiara dan John Callender), dan

- SNI : Standar Nasional Indonesia

Besaran flow gerak sebagai berikut (Sumber: Time Saver Standart of Building

Type, 2nd Edition)

5% - 10% : Standart minimum

20% : Kebutuhan keleluasaan fisik

30% : Tuntutan kenyamanan fisik

40% : Tututan kenyamanan psikologis

50% : Tuntutan spesifikasi kegiatan

70-100% : Keterkaitan dengan banyak kegiatan

Flow gerak yang sering digunakan yakni flow gerak sebesar 20% yang

diterapkan pada setiap unit hunian. Sedangkan ruang-ruang lainnya

menggunakan flow sebesar 30% sesuai dengan tuntutan kenyaman fisik.

Page 28: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-28

Analisis

a. Unit Hunian

Tabel 4. 16 Analisa Besaran Ruang Hunian Nama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

1 BRR. Tidur DA 2 orang 1 double bed 1,8 x 2 = 2,7 m2

2 beside table 0,5 x 0,4 x 2 = 4 m2

1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2

1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2

Luas furniture: 8,13 m2

Flow gerak 20% x 8,13 m2 = 0,2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2 = 3.5 m2

10 m2

R. Tamu DA 4 orang 1 sofa 2 x 0,8 = 1,6 m2

1 coffe table 0,5 x 0,4 = 0,2 m2

1 meja TV 0,66 x 1,5 = 0,99 m2

Luas furniture: 2,8 m2

Flow gerak 20% x 2,8 m2 = 0.56 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2

9,5 m2

Kamar Mandi

DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2

1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2

1 shower 1 x 1 = 1 m2

Luas furniture: 1,74Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2

4,25 m2

Pantry danRuang Makan

4 orang 1 meja makan 0,8 x 1,8 = 1,442 kursi makan 2 x 0,6 x 0,58 = 0,71 Kompor 0,59 x 0,6 = 0,35 m2

1 bak cuci piring 0,6 x 1 = 0,6 m2

1 kulkas 1 x 0,8 x 0,75 = 0,6 m2

1 lemari simpan 1 x 0,5 x 1,25 = 0,63 m2

Luas furniture: 4,32 m2

Flow gerak 30% x 4,32 m2 = 1,3 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2

14,3 m2

Ruang Kerja

1 orang 4 m2

Luas Tipe 1 BR 45 m2

2 BRNama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

R. Tidur DA 2 orang 1 double bed 1,35 x 2 = 2,7 m2

2 beside table 0,5 x 0,4 x 2 = 4 m2

1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2

1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2

Luas furniture: 8,13 m2

Flow gerak 20% x 8,13 m2 = 0,2 Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2

20 m2

Page 29: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-29

orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 2 = 10,6 m2

R. Tidur 2 1 orang 1 single bed 1,00 x 2 = 2 m2

1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2

1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2

Luas furniture: 3,43 m2

Flow gerak 20% x 3,43 m2 = 0,68 m2

Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m2

10 m2

R. Tamu DA 4 orang 1 sofa 2 x 0,8 = 1,6 m2

1 coffe table 0,5 x 0,4 = 0,2 m2

1 meja TV 0,66 x 1,5 = 0,99 m2

Luas furniture: 2,8 m2

Flow gerak 20% x 2,8 m2 = 0.56 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2

13 m2

Kamar Mandi

DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2

1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2

1 shower 1 x 1 = 1 m2

1 bathup 0,7 x 1,6 = 1,12Luas furniture: 2,86Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2

6 m2

Kamar Mandi 2

DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2

1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2

1 shower 1 x 1 = 1 m2

Luas furniture: 1,74Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2

5 m2

Pantry danRuang Makan

5 orang 1 meja makan 0,8 x 1,8 = 1,44 m2

4 kursi makan 4 x 0,6 x 0,58 = 1,3 m2

Kompor 0,59 x 0,6 = 0,35 m2

1 bak cuci piring 0,6 x 1 = 0,6 m2

1 kulkas 1 x 0,8 x 0,75 = 0,6 m2

1 lemari simpan 1 x 0,5 x 1,25 = 0,63 m2

Luas furniture: 5 m2

Flow gerak 30% x 5 m2 = 1,5 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 5 = 8,8 m2

15 m2

Balkon 3 orang 1 meja kopi 0,5 x 1,2 = 0,6 m2

2 kursi santai 2 x 0,85 x 0,8 = 1,3 m2

Luas furniture: 1,9 m2

Flow gerak 50% x 1,9 = 0,95 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2

10 m2

R. Kerja 1 orang 1 meja 1,2 x 0,6 = 0,72 m2

1 kursi 0,4 x 0,5 = 0,2 m2

Luas furniture: 0,92 m2

Flow gerak 30 % x 0,92 = 0,2 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2

9 m2

Page 30: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-30

Luas Tipe 2 BR 102,7m2

2 BR DELUXENama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

R. Tidur DA 2 orang 1 double bed 1,35 x 2 = 2,7 m2

2 beside table 0,5 x 0,4 x 2 = 4 m2

1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2

1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2

Luas furniture: 8,13 m2

Flow gerak 20% x 8,13 m2 = 0,2 Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 2 = 10,6 m2

20 m2

R. Tidur 2 1 orang 1 single bed 1,00 x 2 = 2 m2

1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2

1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2

Luas furniture: 3,43 m2

Flow gerak 20% x 3,43 m2 = 0,68 m2

Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m2

10 m2

R. Tamu DA 4 orang 1 sofa 2 x 0,8 = 1,6 m2

1 coffe table 0,5 x 0,4 = 0,2 m2

1 meja TV 0,66 x 1,5 = 0,99 m2

Luas furniture: 2,8 m2

Flow gerak 20% x 2,8 m2 = 0.56 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2

13 m2

Kamar Mandi

DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2

1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2

1 shower 1 x 1 = 1 m2

1 bathup 0,7 x 1,6 = 1,12Luas furniture: 2,86Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2

6 m2

Kamar Mandi 2

DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2

1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2

1 shower 1 x 1 = 1 m2

Luas furniture: 1,74Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2

5 m2

Kamar Pembantu

DA 1 orang 1 single bed 0,9 x 2 = 1,8 m2

1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2

Luas furniture: 2,55 m2

Flow gerak 20% x 2,55 m2 = 0,51 m2

Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 1orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m2

9 m2

Kamar Mandi Pembantu

DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2

1 bak 0,8 x 0,8 = 0,64 m2

Luas furniture: 1,03Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2

4 m2

Pantry 5 orang 1 meja makan 0,8 x 1,8 = 1,44 m2 15 m2

Page 31: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-31

danRuang Makan

4 kursi makan 4 x 0,6 x 0,58 = 1,3 m2

Kompor 0,59 x 0,6 = 0,35 m2

1 bak cuci piring 0,6 x 1 = 0,6 m2

1 kulkas 1 x 0,8 x 0,75 = 0,6 m2

1 lemari simpan 1 x 0,5 x 1,25 = 0,63 m2

Luas furniture: 5 m2

Flow gerak 30% x 5 m2 = 1,5 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 5 = 8,8 m2

Balkon 3 orang 1 meja kopi 0,5 x 1,2 = 0,6 m2

2 kursi santai 2 x 0,85 x 0,8 = 1,3 m2z

Luas furniture: 1,9 m2

Flow gerak 50% x 1,9 = 0,95 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2

10 m2

R. Kerja 1 orang 1 meja 1,2 x 0,6 = 0,72 m2

1 kursi 0,4 x 0,5 = 0,2 m2

Luas furniture: 0,92 m2

Flow gerak 30 % x 0,92 = 0,2 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2

9 m2

Luas Tipe 2 BR Deluxe 89,8 m2

3 BRNama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

R. Tidur DA 2 orang 1 double bed 1,35 x 2 = 2,7 m2

2 beside table 0,5 x 0,4 x 2 = 4 m2

1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2

1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2

Luas furniture: 8,13 m2

Flow gerak 20% x 8,13 m2 = 0,2 Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 2 = 10,6 m2

20 m2

R. Tidur 2 1 orang 1 single bed 1,00 x 2 = 2 m2

1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2

1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2

Luas furniture: 3,43 m2

Flow gerak 20% x 3,43 m2 = 0,68 m2

Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m2

12 m2

R. Tidur 3 1 orang 1 single bed 1,00 x 2 = 2 m2

1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2

1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2

Luas furniture: 3,43 m2

Flow gerak 20% x 3,43 m2 = 0,68 m2

Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m2

12 m2

R. Tamu DA 4 orang 1 sofa 2 x 0,8 = 1,6 m2

1 coffe table 0,5 x 0,4 = 0,2 m2

1 meja TV 0,66 x 1,5 = 0,99 m2

Luas furniture: 2,8 m2

Flow gerak 20% x 2,8 m2 = 0.56 m2

18 m2

Page 32: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-32

Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 4 = 7 m2

Kamar Mandi

DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2

1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2

1 shower 1 x 1 = 1 m2

1 bathup 0,7 x 1,6 = 1,12Luas furniture: 2,86Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2

6 m2

Kamar Mandi 2

DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2

1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2

1 shower 1 x 1 = 1 m2

Luas furniture: 1,74Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2

4,3 m2

Kamar Pembantu

DA 1 orang 1 single bed 0,9 x 2 = 1,8 m2

1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2

Luas furniture: 2,55 m2

Flow gerak 20% x 2,55 m2 = 0,51 m2

Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m2

9 m2

Kamar Mandi Pembantu

DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2

1 bak 0,8 x 0,8 = 0,64 m2

Luas furniture: 1,03Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2

4 m2

Pantry danRuang Makan

7 orang 1 meja makan 0,8 x 1,8 = 1,44 m2

4 kursi makan 4 x 0,6 x 0,58 = 1,3 m2

Kompor 0,59 x 0,6 = 0,35 m2

1 bak cuci piring 0,6 x 1 = 0,6 m2

1 kulkas 1 x 0,8 x 0,75 = 0,6 m2

1 lemari simpan 1 x 0,5 x 1,25 = 0,63 m2

Luas furniture: 5 m2

Flow gerak 50% x 5 m2 = 2,5 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 7 orang = 3,14 x 1 x 1 x 7 = 22 m2

30 m2

Teras 2 orang Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

27 m2

Balkon 5 orang 1 meja kopi 0,5 x 1,2 = 0,6 m2

4 kursi santai 4 x 0,85 x 0,8 = 2,7 m2

Luas furniture: 3,3 m2

Flow gerak 50% x 3,3 = 1,65 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 5 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 5 = 8,8 m2

5,3 m2

R. Kerja 2 orang 1 meja 1,2 x 0,6 = 0,72 m2

1 kursi 0,4 x 0,5 = 0,2 m2

Luas furniture: 0,92 m2

Flow gerak 30 % x 0,92 = 0,2 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

7,5 m2

Luas Tipe 3 BR 195,5m2

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Page 33: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-33

b. Unit Penunjang

Tabel 4. 17 Analisa Besaran Ruang Zona PenunjangNama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

RestaurantBar DA 10 orang 10 kursi 10 x 0,6 x 0,55 = 3,3 m2

1 meja panjang 0,6 x 10 = 6 m2

2 rak minum 2 x 0,6 x 1,25 = 1,5 m2

Luas furniture: 10,8 m2

Flow gerak 30% x 10,8 m2 = 0,3 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 10 = 17,6 m2

28 m2

R. Makan 100 orang 70 kursi makan 70 x 0,6 x 0,55 = 23 m2

10 meja makan 10 x 1 x 1 = 10 m2

14 meja makan 14 x 2,5 x 1= 35 m2

Luas furniture: 68 m2

Flow gerak 40% x 68 m2 = 27 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 100 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 100 = 5,3 m2

270 m2

Kasir 2 orang 1 meja 0,9 x 1,5 = 1,35 m2

1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2

Luas furniture: 1,65 m2

Flow gerak 20% x 1,65 m2 = 0,33 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

8 m2

Dapur DA 10 orang(kapasitas 100-200porsi makanan)

Panci pemasakKuali 80 LArea kerjaFleming stoveOven 2 muka dengan lemari penghangatPanggangan2 baris meja bumbuBak cuciGudang makanan

30 m2

Gudang DA 2 orang 4 rak simpan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m2

Luas furniture: 3Flow gerak 30% x 3 m2 = 0,9 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

9,5 m2

R. Administrasi

DA 4 orang 2 meja 2 x 0,9 x 1,5 = 2,7 m2

4 kursi 4 x 0,6 x 0,55 =1,3 m2

2 lemari 2 x 1,25 x 0,6 = 1,5 m2

Luas furniture: 5,5 m2

Flow gerak 30% x 5,5 m2 = 1,65 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2

14 m2

R. Ganti Pria

DA 7 orang 7 loker 7 x 0,6 x 1,5 = 6,3 m2

Luas furniture: 6,3 m2

Flow gerak 20% x 6,3 m2 = 1,26 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 7 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 7 = 12 m2

19,5 m2

R. Ganti DA 5 orang 5 loker 5 x 0,6 x 1,5 = 4,5 m2 14 m2

Page 34: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-34

Wanita Luas furniture: 4,5 m2

Flow gerak 20% x 4,5 m2 = 0,9 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 5 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 5 = 8,8 m2

Panggung Asumsi 5 orang 1 drum 2 x 2 = 4 m2

Luas furniture: 4 m2

Flow gerak 30% x 4 m2 = 1,2 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 5 orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 5 = 4 m2

9 m2

R. Persiapan

Asumsi 7 orang 1 meja panjang 1 x 1 x 5 = 5 m2

Luas furniture: 5 m2

Flow gerak 30% x 5 m2 = 1,5 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 7 orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 7 = 5,5 m2

12 m2

Luas Restaurant 386 m2

R. SerbagunaNama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

Panggung DA 6 orang 6 kursi 6 x 0,6 x 0,55 = 2 m2

2 meja panjang 2x 0,6 x 10 = 12 m2

Luas furniture: 14 m2

Flow gerak 30% x 14 m2 = 4,2 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 6 orang = 3,14 x 0, 5 x 0, 5 x 6 = 4,5 m2

22 m2

R. Audience

100 orang 100 kursi 100x 0,6 x 0,55 = 33 m2

Luas furniture: 33 m2

Flow gerak 30% x 33 m2 = 9,9 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 100 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 100 = 176 m2

118 m2

R. Persiapan

10 orang 1 meja 0,9 x 1,5 = 1,35 m2

1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2

Luas furniture: 1,65 m2

Flow gerak 20% x 1,65 m2 = 0,33 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 10 = 17,6 m2

20 m2

Gudang DA 2 orang 4 rak simpan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m2

Luas furniture: 3Flow gerak 30% x 3 m2 = 0,9 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

9,5 m2

Hall 100 orang Jarak personal 1 dengan kapasitas 100 orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 100 = 76,5 m2

76,5 m2

Toilet Wanita

2 orang 2 wastafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2

2 closet 2 x 0,6 x 0,65 = 0,78 m2

2 bak 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2

Luas furniture: 2,2 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

9 m2

Toilet Pria 2 orang 2 wastafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2

2 closet 2 x 0,6 x 0,65 = 0,78 m2

2 bak 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2

2 urinoir 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78

9 m2

Page 35: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-35

Luas furniture: 3 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

Luas R. Serbaguna 264 m2

Kolam RenangNama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

Kolam Renang

DA 40 orang Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 6 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 40 = 212 m2

Terdapat 3 buah kolam sehingga 212 x 3 = 636 m2

636 m2

Kamar mandi wanita

4 orang 2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m2

4 shower 4 x 1 x 1 = 4 m2

2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2

2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2

Luas furniture: 6,2 m2

Flow gerak 20% x 6,2 m2 = 1,24 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2

4 loker 4 x 0,6 x 1,5 = 3,6 m2

Luas furniture: 3,6 m2

Flow gerak 30% x 3,6 m2 = 1 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m2

108 m2

Kamar mandi Pria

4 orang 2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m2

4 shower 4 x 1 x 1 = 4 m2

2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2

2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2

2 urinoir 2 x 0,6 x 0,65 = 0,78 m2

Luas furniture: 6,2 m2

Flow gerak 20% x 6,2 m2 = 1,24 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2

4 loker 4 x 0,6 x 1,5 = 3,6 m2

Luas furniture: 3,6 m2

Flow gerak 30% x 3,6 m2 = 1 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m2

84 m2

R. Administrasi

DA 2 orang 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2

3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 1 m2

1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2

Luas furniture: 3 m2

Flow gerak 30% x 3 m2 = 0,9 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

10 m2

R. Pompa Reservoir

2 orang 1 pompa reservoir = 10 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

16 m2

R. Water treatment

2 orang 2 tangki air = 18 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

24 m2

Gudang 2 orang 4 rak penyimpanan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m2 10 m2

Page 36: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-36

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

Luas Kolam Renang 888 m2

Fitness AreaNama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

R. Fitness DA 20 orang Standar ruang fitness untuk 12 orang sebesar 40 m2

78 m2

R. Ganti Wanita

4 orang 4 loker 4 x 0,6 x 1,5 = 3,6 m2

Luas furniture: 3,6 m2

Flow gerak 30% x 3,6 m2 = 1 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m2

17,6 m2

R. Ganti Pria

4 orang 4 loker 4 x 0,6 x 1,5 = 3,6 m2

Luas furniture: 3,6 m2

Flow gerak 30% x 3,6 m2 = 1 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m2

17,6 m2

Kamar mandiwanita

4 orang 2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m2

4 shower 4 x 1 x 1 = 4 m2

2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2

2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2

Luas furniture: 6,2 m2

Flow gerak 20% x 6,2 m2 = 1,24 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2

15 m2

Kamar mandi Pria

4 orang 2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m2

4 shower 4 x 1 x 1 = 4 m2

2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2

2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2

2 urinoir 2 x 0,6 x 0,65 = 0,78 m2

Luas furniture: 6,2 m2

Flow gerak 20% x 6,2 m2 = 1,24 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2

15 m2

R. Administrasi

DA 2 orang 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2

3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 1 m2

1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2

Luas furniture: 3 m2

Flow gerak 30% x 3 m2 = 0,9 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

10 m2

Gudang 2 orang 4 rak penyimpanan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

10 m2

Luas Ruang fitness 156 m2

Lapangan Futsal dan TenisNama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

Lapangan futsal

10 orang Standar lapangan futsal 15 x 25 m 375 m2

Luas Lapangan Tenis dan Futsal 375 m2

Page 37: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-37

PlaygroundNama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

Playground Asumsi 30 orang 2 balance beam 2 x 1,8 x 6 = 21,6 m2

1 unit swings (set of 3) 1 x 7,5 x 10,5 = 78,7 m2

1 unit circular travelling ring 7,5 x 7,5 = 56,2 m2

1 perosotan 1 x 0,6 x 2 = 1,2 m2

Luas furniture: 158 m2

Flow gerak 50% x 158 m2 = 79 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 30 orang = 3,14 x 1 x 1 x 30 = 94 m2

330 m2

ATMNama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

Counter ATM

Asumsi 4 orang 4 mesin ATM 4 x 0,8 x 0,6 = 2 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m2

22 m2

MinimarketNama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

R. Display DA 10 orang 10 rak 10 x 0,6 x 1,25 = 7,5 m2

Flow gerak 50 % x 7,5 m2 = 3,75 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 10 = 53 m2

63 m2

R. Kasir 2 orang 2 meja 2 x 0,6 x 1,5 = 1,8 Flow gerak 20 % x 1,8 m2 = 0,36 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

8,5 m2

R. Loker 4 orang 4 loker 4 x 0,6 x 1,5 = 3,6 m2

Luas furniture: 3,6 m2

Flow gerak 30% x 3,6 m2 = 1 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m2

17,6 m2

R. Administrasi

DA 2 orang 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2

3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 1 m2

1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2

Luas furniture: 3 m2

Flow gerak 30% x 3 m2 = 0,9 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

10 m2

Gudang 2 orang 4 rak penyimpanan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

10 m2

Luas Minimarket 104 m2

MushollaNama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

Musholla DA 10 orang 200 sajadah 200 x 0,75 x 1,1 = 8,25 m2

2 lemari 2 x 1,25 x 0,6 = 1,520 m2

Page 38: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-38

Luas furniture: 9,75 Flow gerak 20 % x 9,75 m2 = 1,95 m2

Jarak personal 0,5 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 10 = 7,85 m2

R. Wudhu Pria

10 orang Jarak personal 0,5 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 10 = 7,85 m2

7,85 m2

R. Wudhu Wanita

10 orang Jarak personal 0,5 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 10 = 7,85 m2

7,85 m2

Gudang + Rak Sepatu

2 orang 2 rak sepatu 2 x 0,4 x 1,25 =14 rak penyimpanan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

10 m2

Luas Musholla 45.7 m2

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

c. Unit Ruang Umum

Tabel 4. 18 Analisa Besaran Ruang Zona UmumNama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

R. Pimpinan Front Office

DA 3 orang 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2

1 coffe table 1 x 0,5 x 0,4 = 0,2 m2

1 sofa 1 x 2 x 0,8 = 1,6 m2

1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2

Luas furniture: 4 m2

Flow gerak 20% x 4 m2 = 0,8 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 3 orang = 3,14 x 1 x 1 x 3 = 9,4 m2

14 m2

R. Informasi

2 orang 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2

2 kursi 2 x 0,6 x 0,55 = 0,67 m2

2 lemari 2 x 0,6 x 1,25 = 1,5 m2

Luas furniture: 3,5 m2

Flow gerak 20% x 3,5 m2 = 0,7 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

10,5 m2

R. Lobby 10 orang Jarak personal 1 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 1 x 1 x 10 = 32 m2

32 m2

Lounge 15 orang 3 meja kopi 3 x 0,5 x 0,4 = 0,6 m2

12 kursi 12 x 0,6 x 0,55 = 4 m2

Luas furniture: 4,6 m2

Flow gerak 40% x 4,6 m2= 1,86 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 15 orang = 3,14 x 1 x 1 x 15 = 47 m2

53 m2

Toilet wanita

4 orang 4 closet 4 x 0,65 x 0,6 = 1,56 m2

6 westafel 6 x 0,65 x 0,55 = 2,15 m2

Luas furniture: 3,71 m2

Flow gerak 20% x 3,71 m2 = 0,74 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 6orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 6 = 10,6 m2

15 m2

Toilet Pria 4 orang 4 closet 4 x 0,65 x 0,6 = 1,56 m2

3 westafel 3 x 0,65 x 0,55 = 1,07 m2

6 urinoir 6 x 0,6 x 0,65 = 2,34 m2

Luas furniture: 5 m2

15 m2

Page 39: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-39

Flow gerak 20% x 5 m2 = 1 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2

Parkir Penghuni

176 orang 176 mobil 176 x 5 x 3 = 2.640 m2 2.640m2

Parkir Pengunjung

100 orang 63 mobil 63 x 5 x 3 = 945 m2 945 m2

Parkir Pengelola

30 orang 7 mobil 7 x 5 x 3 = 105 m2

23 motor 23 x 1 x 1,5 = 34,5 m2

Flow gerak 80 % x 139,5 = 112 m2

251,5m2

Parkir Motor

80 orang 80 motor 80 x 1 x 1,5 = 120 m2 120 m2

Luas Ruang Umum 4.096m2

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

d. Unit Ruang Service

Tabel 4. 19 Analisa Besaran Ruang Zona ServiceNama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

R. Tanki bahanbakar

DA 2 orang 1 unit tangki kapasitas 700 liter asumsi 18 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

24 m2

R. Tanki air bersih

2 orang 1 unit tangki kapasitas 700 liter asumsi 18 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

24 m2

R. tanki air kotor

2 orang 1 unit tangki kapasitas 700 liter asumsi 18 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

24 m2

R. Pompa reservoir

2 orang 1 unit pompa air asumsi 18 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

24 m2

R. Water treatment

2 orang 2 tangki air asumsi 16 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

22 m2

AHURoom

2 orang 1 unit AHU asumsi 9 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

15 m2

R. Genset 2 orang 3 unit genset asumsi 18 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

24 m2

Tempat Sampah

2 orang 1 bak sampah asumsu 9 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

15 m2

R. Boiler 2 orang 1 unit boiler asumsi 12 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

18 m2

R. STP 2 orang 1 unit pengolahan limbah asumsi 12 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang 18 m2

Page 40: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-40

= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

Water Chiller

2 orang 1 unit alat water chiller asumsi 9 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

15 m2

R. pipa 1 orang 5 buah pipa 3” asumsi 0,5 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2

3,6 m2

R. PABX 4 orang 2 meja 2 x 0,9 x 1,5 = 2,7 m2

4 kursi 4 x 0,6 x 0,55 = 1,32 m2

Luas furniture: 4 m2

Flow gerak 30% x 4 m2 = 1,2 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 12,56 m2

18 m2

R. Transforator

2 orang Transformator asumsi 0,6 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

6,6 m2

R. Kontrol 2 orang 1 unit mesin control 0,6 x 2 = 1,2 m2

2 kursi 2 x 0,6 x0,55 = 0,66 m2

1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2

1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2

Luas furniture: 4 m2

Flow gerak 30% x 4 m2 = 1,2 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

11,5 m2

R. Panel 2 orang Panel listrik 2 x 0,6 x 0,4 = 0,48 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

7 m2

R. Maintance

10 orang 2 rak 2 x 0,6 x 1,25 = 1,5 m2

2 meja 2 x 0,9 x 1,2 = 2,16 m2

4 bangku panjang 4 x 1,2 x 0,4 = 1,92 m2

Luas furniture: 5,5 m2

Flow gerak 30% x 5,5 m2= 1,65 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 10 = 17,7 m2

25 m2

Cafetaria 30 orang 1 meja panjang 0,9 x 3 = 2,7 m2 m2

8 meja makan 8 x 0,8 x 1,3 = 8,3232 kursi 32 x 0,6 x 0,55 = 10,56 m2

2 wastafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,67 m2

Luas furniture: 22 m2

Flow gerak 40% x 22 m2 = 8,8 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 30 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 30 = 52 m2

82 m2

R. Engineer 20 orang 20 unit loker 20 x 0,5 x 1,5 = 15 m2

2 meja kopi 2 x 0,5 x 0,4 = 0,4 m2

2 sofa 2 x 2 x 0,8 = 3,2 m2

5 kursi 5 x 0,55 x 0,6 = 1,65 m2

1 kulkas 1 x 1 x 0,75 = 0,75 m2

1 kompor 1 x 1,5 x 0,5 = 0,75 m2

Luas furniture: 22 m2

Flow gerak 30% x 22 m2= 6,6 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 20 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 20 = 35 m2

63 m2

Page 41: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-41

R. House keeper

20 orang 20 unit loker 20 x 0,5 x 1,5 = 15 m2

2 meja kopi 2 x 0,5 x 0,4 = 0,4 m2

2 sofa 2 x 2 x 0,8 = 3,2 m2

5 kursi 5 x 0,55 x 0,6 = 1,65 m2

1 bak cuci piring 1 x 0,5 x 1 = 0,5 m2

1 kulkas 1 x 1 x 0,75 = 0,75 m2

1 kompor 1 x 1,5 x 0,5 = 0,75 m2

Luas furniture: 22 m2

Flow gerak 30% x 22 m2= 6,6 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 20 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 20 = 35 m2

63 m2

Loading dock

6 orang 6 truck 6 x 3 x 10 = 180 m2

Flow gerak 50% x 180 m2 = 90 m2270 m2

Gudang alat

4 orang 50 m2

Gudang bahan bakar

4 orang 50 m2

Gudang umum

4 orang 50 m2

KeamananR. Jaga 2 orang 3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 0,99 m2

1 meja 0,9 x 1,5 = 1,35 m2

Luas furniture: 2,34 m2

Flow gerak 30% x 2, 34 m2 = 0,7 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2 = 3,5 m2

6,5 m2

R. Tidur 2 orang 1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2

2 tempat tidur 2 x 0,9 x 2 = 3,6 m2

Luas furniture: 4,35 m2

Flow gerak 20% x 4, 35 m2 = 0,8 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2 = 3,5 m2

9 m2

Toilet 2 orang 2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m2

2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2

2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2

Luas furniture: 2,2 m2

Flow gerak 30% x 2,2 m2 = 0,66 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2 = 3,5 m2

6 m2

House keepingLaundry 4 orang 6 kursi 6 x 0,55 x 0,6 = 1,98 m2

1 meja 0,9 x 4,3 = 3,9 m2

3 meja panjang 3 x 0,9 x 1,2 = 3,24 m2

10 mesin cuci 10 x 1 x 1,1 = 11 m2

4 mesin pengering 4 x 1 x 1,8 = 7,2 m2

1 setrika mesin 1,35 x 5,4 = 7,29 m2

1 tempat setrika 2,4 x 1,54 = 3,7 m2

Luas furniture: 38,31 m2

Flow gerak 30% x 41,5 m2 = 12,4 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2

42 m2

Page 42: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-42

Toilet 2 orang 2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m2

2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2

2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2

Luas furniture: 2,2 m2

Flow gerak 30% x 2,2 m2 = 0,66 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2 = 3,5 m2

6 m2

Luas Ruang Service 1.010m2

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

e. Unit Ruang Pengelola

Tabel 4. 20 Analisa Besaran Ruang Zona PengelolaNama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

R. Direktur dan General ManagerDirektur 3 orang 1 kursi 0,7 x 0,8 = 0,56 m2

2 kursi 2 x 0,6 x 0,55 = 0,66 m2

1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2

1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2

Luas furniture: 3,32 m2

Flow gerak 40% x 3,32 m2 = 1,3 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 3 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 3 = 15,9 m2

20 m2

General Manager

3 orang 3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 1 m2

1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2

1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2

Luas furniture: 3 m2

Flow gerak 40% x 3 m2 = 1,2 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 3 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 3 = 15,9 m2

20 m2

Sekretaris 2 orang 3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 1 m2

1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2

1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2

Luas furniture: 3 m2

Flow gerak 40% x 3 m2 = 1,2 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 2 = 6,28 m2

10,5 m2

R. Tamu 8 orang 8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m2

8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m2

8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m2

Luas furniture: 19,5 m2

Flow gerak 40% x 19,5 m2 = 7,8 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m2

63,5 m2

R. Operasional dan Manage BuildingNama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

R. Manager 1 orang 1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2

1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2

1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2

Luas furniture: 2,43 m2

Flow gerak 40% x 2,43 m2 = 0,97 m2

9 m2

Page 43: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-43

Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1= 5,3 m2

R. Staff 8 orang 8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m2

8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m2

8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m2

Luas furniture: 19,5 m2

Flow gerak 40% x 19,5 m2 = 7,8 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m2

63,5 m2

R. SalesNama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

R. Manager 1 orang 1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2

1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2

1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2

Luas furniture: 2,43 m2

Flow gerak 40% x 2,43 m2 = 0,97 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1= 5,3 m2

9 m2

R. Staff 8 orang 8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m2

8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m2

8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m2

Luas furniture: 19,5 m2

Flow gerak 40% x 19,5 m2 = 7,8 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m2

63,5 m2

R. KeuanganNama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

R. Manager 1 orang 1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2

1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2

1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2

Luas furniture: 2,43 m2

Flow gerak 40% x 2,43 m2 = 0,97 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1= 5,3 m2

9 m2

R. Staff 8 orang 8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m2

8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m2

8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m2

Luas furniture: 19,5 m2

Flow gerak 40% x 19,5 m2 = 7,8 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m2

63,5 m2

R. HRDNama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

R. Manager 1 orang 1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2

1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2

1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2

Luas furniture: 2,43 m2

Flow gerak 40% x 2,43 m2 = 0,97 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang

9 m2

Page 44: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-44

= 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1= 5,3 m2

R. Staff 8 orang 8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m2

8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m2

8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m2

Luas furniture: 19,5 m2

Flow gerak 40% x 19,5 m2 = 7,8 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m2

63,5 m2

R. PRNama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

R. Manager 1 orang 1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2

1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2

1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2

Luas furniture: 2,43 m2

Flow gerak 40% x 2,43 m2 = 0,97 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1= 5,3 m2

9 m2

R. Staff 8 orang 8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m2

8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m2

8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m2

Luas furniture: 19,5 m2

Flow gerak 40% x 19,5 m2 = 7,8 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m2

63,5 m2

Umum Nama Ruang

Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total

R. Tamu 6 orang 1 meja kopi 1 x 0,5 x 0,4 = 0,2 m2

2 sofa 2 x 2 x 0,8 = 3,2 m2

Luas furniture: 3,4 m2

Flow gerak 80% x 3,4 m2 = 2,72 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 6 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 6 = 31 m2

37 m2

R. Loker 30 orang 30 loker 30 x 0,6 x 1,5 = 27 m2 27 m2

R. Rapat 16 orang 16 kursi 16 x 0,6 x 0,55 = 5,28 m2

1 meja panjang 1,5 x 9 = 13,5 m2

Luas furniture: 18,8 m2

Flow gerak 30% x 18,8 m2 = 5,6 m2

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 16 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 16 = 28,26 m2

52,5 m2

Pantry 2 orang 1 kabinet 1 x 2 x 0,7 = 1,4 m2

1 bak cuci 1 x 1,2 x 0,5 = 0,6 m2

1 dispenser 1 x 0,4 x 0,4 = 0,16 m2

1 kompor 1 x 0,7 x 0,4 = 0,28 m2

2 kursi 2 x 0,6 x 0,55 = 0,66 m2

1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2

1 kulkas 1 x 0,5 x 0,6 = 0,3 m2

Luas furniture: 4,75 m2

Flow gerak 30% x 4,75 m2 = 1,4 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang

12,5 m2

Page 45: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-45

= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

R. Fotocopy

2 orang 1 mesin fotocopy 1 x 1,2 x 0,6 = 0,12 m2

2 rak 2 x 0,6 x 1,5 = 1,8 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 2 = 10,6 m2

12,5 m2

Musholla DA 10 orang 200 sajadah 200 x 0,75 x 1,1 = 8,25 m2

2 lemari 2 x 1,25 x 0,6 = 1,5Luas furniture: 9,75 Flow gerak 20 % x 9,75 m2 = 1,95 m2

Jarak personal 0,5 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 10 = 7,85 m2

20 m2

Toilet wanita

4 orang 4 closet 4 x 0,65 x 0,6 = 1,56 m2

4 westafel 4 x 0,65 x 0,55 = 1,43 m2

Luas furniture: 2,2 m2

Flow gerak 20% x 2,2 m2 = 0,44 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 12,56 m2

27 m2

Toilet Pria 4 orang 4 closet 4 x 0,65 x 0,6 = 1,56 m2

3 westafel 3 x 0,65 x 0,55 = 1,7 m2

4 urinoir 4 x 0,6 x 0,65 = 1,56 m2

Luas furniture: 5 m2

Flow gerak 20% x 5 m2 = 1 m2

Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 12,56 m2

27 m2

Luas Ruang Pengelola 1.698m2

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Berikut ini merupakan rekapitulasi kebutuhan luas dari zona-zona yang terdapat pada apartemen (Tabel 4.21)

Tabel 4. 21 Rekapitulasi Analisa Besaran RuangKebutuhan Ruang Luas Ruang

Zona Hunian 13.887 m2

Zona Penunjang 2.570 m2

Zona Umum 4.096 m2

Zona Pengelola 1.698 m2

Zona Service 1.010 m2

Total 23.261 m2

Sirkulasi 30% 6978 m2

Total 30.239 m2

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

4.2.3 Analisis Hubungan Ruang

Tujuan

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antar ruang yang ada pada

Apartemen dengan pendekatan desain biophilik di Jakarta Selatan.

Analisis

Berikut ini merupakan diagram hubungan ruang yang terbagi dalam zona hunian,

zona penunjang, zona umum, zona pengelola, dan zona service.

Page 46: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-46

a. Zona Hunian

b. Zona Penunjang

Gambar 4. 12 Hubungan Ruang Hunian tipe 2 BR

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Gambar 4. 13 Hubungan Ruang Hunian tipe 1 BR

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Gambar 4. 14 Hubungan Ruang Hunian tipe 3 BR(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Gambar 4. 15 Hubungan Ruang Hunian tipe 2 BR Deluxe

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Gambar 4. 17 Hubungan Ruang Zona Penunjang

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Gambar 4. 16 Hubungan Ruang Zona Umum(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Page 47: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-47

4.2.4 Analisis Pemilihan Site Tujuan

Analisis pemilihan lokasi site ini bertujuan untuk mendapatkan lokasi site yang

terpilih berdasarkan kriteria-kriteria yang sesuai dengan kebutuhan lokasi untuk

sebuah apartemen.

Dasar pertimbangan

Berikut ini adalah dasar pertimbangan dalam memnentukkan lokasi site yang

terpilih, antara lain:

- Kesesuaian dengan tata guna lahan yang diperuntukkan bagi kawasan hunian

vertikal

- Luasan site mampu mewadahi semua kegiatan dalam apartemen

- Strategis dalam segi pencapaian, sirkulasi jalan, fasilitas umum di sekitarnya

- Memiliki orientasi view dan lingkungan yang baik, aman dan nyaman

Analisis dan Hasil

Dalam pemilihan site ini terdapat 3 alternatif site (Tabel 4.22), Alternatif site

terpilih, antara lain: Tabel 4. 22 Alternatif Site

Alternatif Site

Eksisting Peruntukkan Lahan

1 Lahan kosong dan beberapa rumah warga

Zona Hunian Vertikal KDB Rendah

2 Lahan kosong Zona Hunian Vertikal KDB Rendah

3 Lahan kosong yang sedang dalam pembangunan

Zona Hunian Vertikal KDB Rendah, Zona Perkantoran dan Jasa, Zona Hijau

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Gambar 4. 18 Alternatif Pemilihan Site(Sumber: Google earth, 2016)

Page 48: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-48

Tabel 4. 23 Kriteria Pemilihan SiteNo. Kriteria (Skala 1-3) Alternatif

Site 1Alternatif

Site 2Alternatif

Site 31. Peruntukkan lahan sesuai dengan RDTR

Kecamatan Pasar Cilandak3 3 1

2. Kemudahan akses menuju site dari dan menuju ke luar kota

3 1 2

3. Sarana Transportasi umum 3 3 34. Utilitas dan jaringan struktur yang lengkap 3 2 25. Mempunyai orientasi dan view yang baik 3 1 36. Berada dekat dengan kawasan perkantoran 2 1 37. Kualitas Topografi (pohon, pemandangan,

lingkungan sekitar)3 1 2

Jumlah 20 12 18Keterangan:1 : Kurang2 : Tinggi3 : Sangat Tinggi

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Dari hasil analisis di atas (Tabel 4.23), site yang terpilih menjadi lokasi site

Apartemen dengan pendekataran Desain Biophilik adalah site alternatif 1 yang

berada di Jl. Lebak Bulus 1, Cilandak, Jakarta Selatan.

4.2.5 Eksisting Site Terpilih a. Site terletak di Jl. Lebak Bulus 1, Cilandak, Jakarta Selatan.

b. Bentuk site berupa persegi panjang dan memiliki luas site sebesar 2 hektar dengan

bentuk dan ukuran sebagai berikut (Gambar 4.20)

c. Lingkungan sekitar site berupa perkantoran, apartemen dan pemukiman warga

d. Lokasi sangat strategis, memiliki pencapaian yang mudah

e. Terletak di perempatan jalan sehingga memiliki 2 akses jalan

f. Batas-batas site terpilih:

Batas Utara : Apartemen

Batas Timur : Pemukiman Warga

Batas Selatan : Jl. Lebak Bulus 1

Batas Barat : South Quarter

g. Peraturan Bangunan

Peruntukkan lahan yaitu sebagai Zona Perumahan Vertikal KDB Rendah,

Perumahan KDB Rendah dan Zona Taman Kota

Menurut Perda Nomor 1 tahun 2014

Page 49: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-49

Site berada di Cilandak pada zona 06.060.R.10.b dimana memiliki ketentuan

RDTR sebagai berikut:

- Koefisien Dasar Bangunan : 30%

- Koefisien Lantai Bangunan : 2,5

- Ketinggian Bangunan : 8 lantai

- Koefisien Dasar Hijau : 45%

- Koefisien Tapak Basement : 40

4.2.6 Analisis Pengolahan Site a. Analisis Pola Sirkulasi dan Pencapaian

Tujuan

Tujuan dari analisis pola pencapaian adalah untuk menentukkan Main Entrance

(ME) dan Side Entrance (SE) menuju tapak berdasarkan dasar pertimbangan yang

ada.

Dasar Pertimbangan

Berikut ini adalah dasar pertimbangan untuk menentukka pola pencapaian pada

tapak yang terpilih:

Letak ME diusahakan mudah dicapai dan terlihat jelas bagi penghuni maupun

pengunjung

Letak ME berada dekat dengan jalur kendaraan umum

Letak akses yang tidak mengganggu sirkulasi lalu lintas umum

Letak akses yang menunjang kegiatan akomodasi

Faktor keamanan dan kenyamanan pengguna

Ditempatkan sedemikian rupa agar tidak bersilangan dengan jalur pedestrian

Letak SE tidak mengganggu ME

Gambar 4. 20 Kondisi Eksisting Site Terpilih(Sumber: Google street view dan Dokumentasi Pribadi, 2016)

Gambar 4. 20 Bentuk dan Ukuran Site Terpilih

(Sumber: Google earth, 2016)

Page 50: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-50

Analisa dan Hasil Tabel 4. 24 Alternatif Main Entrance pada Tapak

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4

Pencapaian melalui Jl.

Kaimun Jaya (6m,

dapat dilalui 2 mobil)

Pencapaian melalui

Jalan yang berada di

utara tapak

Pencapaian melalui Jl.

H Naseri (3,5m, 1

jalur)

Pencapaian melalui Jl.

Lebak Bulus 1 (15m,

dapat dilalui 2 mobil)

Gang kecil namun

memiliki akses

langsung ke Jl. TB

Simatupang

Gang kecil dimana sisi

sisinya merupakan

pemukiman warga

Gang kecil dimana sisi

sisinya merupakan

pemukiman warga

Jalan Besar

Kondisi jalan cukup

ramai

Kondisi jalan sepi Kondisi jalan sepi Kondisi jalan ramai

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Lokasi site dikelilingi oleh 4 jalan yaitu, Jl. Lebak Bulus 1, Jl. Kaimun Jaya, Jl. H

Naseri dan jalan pemukiman warga. Jl. Lebak Bulus 1 merupakan jalan utama yang

memiliki lebar jalan 15 m dan merupakan jalan yang akan mengalami pengembangan

menurut RDTR Jakarta Selatan. Jalan ini cukup ramai dilalui dan menjadi alternatif

ketika terjadi kemacetan pada Jl. TB Simatupang. Jl. Kaimun Jaya merupakan jalan

yang berada di sisi barat tapak dengan lebar 6 m. Jalan ini cukup ramai dilalui karena

memiliki akses langsung menuju Jl. TB Simatupang. Jl.H Naseri merupakan jalan

yang berada di tengah tengah pemukiman warga sehingga jalan ini cukup sempit dan

cenderung sepi. Pada perancangan Apartemen, pencapaian menuju bangunan

dibedakan menjadi:

a. Pencapaian pengguna yang berjalan kaki

b. Pencapaian pengguna yang menggunakan kendaraan pribadi, pengelola dan

servis

Page 51: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-51

c. Pencapaian penggunaan yang menggunakan transportasi umum

Hasil

Dari analisis di atas maka pencapaian terhadap site terpilih pada alternative 4 (Jl.

Lebak Bulus 1) sebagai pencapaian utama dan alternative 1 (Jl. Kaimun Jaya)

sebagai pencapaian sekunder dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Kemudahan akses dan ketersediaan jalan yang lebar. Jalan Lebak Bulus 1 pun

berada tidak jauh dari Jl. TB Simatupang dan sering dilalui oleh pengguna jalan

b. Jl. Lebak Bulus 1 memiliki lebar jalan yang cukup untuk dilewati segala jenis

kendaraan dan didukung oleh Jl. Kaimun Jaya

c. Berdasarkan pertimbangan di atas, Jl. Lebak Bulus 1 terpilih sebagai main

entrance. Jl. Kaimun Jaya memiliki akses langsung menuju Jl. TB Simatupang,

namun lebar jalan cenderung sempit sehingga Jl. Kaimun Jaya dipilih sebagai

side entrance

b. Analisis View Tujuan

Tujuan dari analisis view dan orientasi adalah untuk menentukan orientasi bangunan

dan spot view yang sesuai dengan kebutuhan ruang pada zona kegiatan.

Dasar pertimbangan

Berikut ini merupakan dasar pertimbangan yang dibutuhkan guna menganalisis

faktor view pada tapak yang terpilih.

Analisis

a. View dari tapak yang diilustrasikan pada (Gambar 5.21)

1. Pada sisi utara, view pada ketinggian 5m merupakan pemukiman warga.

Namun, pada ketinggian diatas 10m dapat terlihat Jl. TB Simatupang dan

hiruk pikuk kota Jakarta

Page 52: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-52

2. Pada sisi barat, view pada ketinggian 5m merupakan area residential dari

South Quarter. Namun, pada ketinggian diatas 10m dapat terlihat sungai,

perumahan warga dan perkantoran

3. Pada sisi selatan, view pada ketinggian 5m merupakan pemukiman warga

4. Pada sisi barat, view pada ketinggian 5m merupakan pemukiman warga

b. View Menuju Tapak yang diilustrasikan pada (Gambar 5.22)

1. View utama dari Jl. Lebak Bulus 1. Pada titik ini, site dapat terlihat dengan

jelas karena Jl. Lebak Bulus 1 cukup lebar. Pada bagian selatan tapak

dapat dioptimalkan untuk point of interest bangunan dikarenakan posisi ini

merupakan akses main entrance ke bangunan.

2. View kedua dari Jl. Kaimun Jaya yang merupakan view dari akses side

entrance

3. View ketiga dan keempat dari Jalan di sebelah utara tapak dan Jl. H Naseri

yang merupakan view dari pemukiman penduduk

c. Analisis Kebisingan dan Klimatologi

Tujuan

Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukkan respon bangunan terhadap

matahari, angin dan kebisingan pada tapak.

Dasar pertimbangan

Berikut ini merupakan dasar pertimbangan yang dibutuhkan guna menganalisis

faktor klimatologi dan kebisingan pada tapak yang terpilih.

Mengoptimalkan sinar matahari sebagai pencahayaan alami pada bangunan dan

meminimalisir panas matahari pada bangunan

Gambar 4. 22 Analisa View Menuju Site(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Gambar 4. 21 Analisa View dari Site(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Page 53: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-53

Mengoptimalkan angin sebagai penghawaan alami pada bangunan

Meminimalisir kebisingan di sekitar tapak yang masuk ke dalam bangunan

Respon zoning bertujuan untuk menghasilkan respon desain yang tepat terhadap

kondisi matahari, angin dan kebisingan.

Analisa

a. Kebisingan

Berdasarkan ilustrasi (Gambar 4.23), Jl. Lebak Bulus 1 dan Jl. Kaimun Jaya

merupakan jalan yang cukup ramai dan sering dilalui oleh kendaraan sehingga kedua

jalan tersebut merupakan posisi yang memiliki sumber kebisingan yang cukup tinggi.

Pada jalan di sebelah utara dan timur site cenderung lebih tenang karena sisi sisi

tersebut merupakan pemukiman warga.

b. Klimatologi

Berdasarkan ilustrasi (Gambar 4.24), intensitas angin yang bertiup dari utara ke

selatan atau sebaliknya lebih besar dibandingkan dengan angin yang bertiup dari

barat ke timur atau sebaliknya, namun kemungkinan adanya angin yang bertiup pada

arah barat-timur bisa saja terjadi. Pada bagian utara tapak, angin tidak terhalang oleh

bangunan tinggi karena di bagian utara tapak merupakn perumahan warga dengan

ketinggian 5-7m. Hal ini juga terjadi pada bagian selatan, angin dapat mengalir

dengan bebas.

Berdasarkan ilustrasi (Gambar 4.24), analisis mengenai pergerakkan matahari pada

tapak, yaitu:

Gambar 4. 23 Analisa Klimatologi(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Gambar 4. 24 Analisa Kebisingan(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Page 54: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-54

Cahaya matahari dari arah timur merupakan sinar matahari yang dapat berpotensi

sebagai sumber pencahayaan alami bagi bangunan, sinar matahari yang dipancarkan

pun tidak memberikan efek panas yang berlebihan.

Cahaya matahari pada siang hari ketika matahari tepat berada di atas bangunan dapat

dimanfaatkan sebagai sumber pencahayaan alami melalui skylight.

Cahaya matahari di arah barat tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai

pencahayaan alami dikarenakan cahayanya yang cenderung redup dan memberikan

panas yang cukup tinggi ke dalam bangunan

Diperlukan secondary skin sebagai penghalang panas matahari yang datang dari arah

barat.

Hasil

Gambar 4. 25 Dari Kiri ke Kanan: Hasil Analisa View, Kebisingan, dan Klimatologi(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Page 55: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-55

a. View

Untuk merespon analisa view dari luar maupun view ke dalam bangunan, maka

hasil dari analisa peletakkan zoning pada tapak sebagai berikut (Gambar 4.25):

Zona umum diletakkan di area dasar sisi selatan site agar mudah

pencapaiannya, mudah dilihat dari jalan dan memiliki posisi yang dekat

dengan main entrance

Zona pengelola diletakkan dibagian tengah site dan di lantai 2 dikarenakan

zona ini membutuhkan view ke luar namun bersifat semi private

Zona Penunjang diletakkan pada lantai 1, 2 dan 8. Pada lantai 8, view menuju

keluar bangunan dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi pengunjung,

sementara diletakkan di lantai 1 dan 2 atas dasar pertimbangan pencapaian.

Zona Hunian berada mulai dari lantai 3 sampai lantai 7 dengan posisi

dominan berada di bagian utara site karena bagian utara memiliki view

terbaik.

b. Kebisingan

Untuk merespon analisa bangunan terhadap kebisingan, maka hasil dari analisa

peletakkan zoning pada tapak sebagai berikut (Gambar 4.25):

Zona umum diletakkan di area dasar sisi selatan site karena zona ini dekat

dengan main antrance dan tidak membutuhkan suasana yang tenang.

Zona Penunjang diletakkan dibagian tengah site dan di lantai 2 dikarenakan

zona ini tidak membutuhkan suasana yang tenang sehingga tidak masalah

apabila diletakkan dekat dengan sumber kebisingan. Namun tetap ada barrier

tanaman pada sisi selatan site.

Zona Pengelola diletakkan pada lantai 2 sisi selatan menuju tengah karena

Zona Hunian berada mulai dari lantai 3 sampai lantai 8 dengan penambahan

zona hijau di bagian selatan dan barat guna meredam kebisingan.

Page 56: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-56

Penzoningan Akhir

Hasil Penzoningan Akhir adalah sebagai berikut (Gambar 4.26):

Zona umum terdapat di bagian selatan site dimana letak tersebut paling dekat

dengan main entrance.

Zona Pengelola terletak di bagian level 2 berdekatan dengan zona penunjang

Zona Service terletak di bagian paling utara site berdekatan dengan side

entrance dan zona penunjang

Zona penunjang dibagi menjadi 2 yaitu pertama berapda di bagian selatan

pada level satu dan kedua berada di bagian level 2 berdampingan dengan

zona pengelola

Zona hunian berada pada level 3-8 berdampingan dengan zona hijau

Zona Hijau pada level satu merupakan 45% dari luas bangunan

4.2.7 Analisis Bentuk dan Gubahan Massa Tujuan

Tujuan dari analisa ini adalah menentukan bentuk dan gubahan masa yang mampu

mewadahi aktivitas kegiatan di dalamnya serta dapat memaksimalkan konektivitas

dengan alam.

U Gambar 4. 26 Zoning Akhir(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Page 57: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-57

Dasar Pertimbangan

- Desain bentuk dan peletakkan massa dirancang sesuai dengan pertimbangan

orientasi, analisis site, kebutuhan ruang, bentuk dan pola sesuai dengan desain

biophilik.

- Desain bentuk dan peletakkan massa disesuaikan dengan kebutuhan ruang,

hubungan ruang dan zonasi ruang yang memungkinkan kemudahan akses bagi

penghuni untuk dapat menikmati ruang terbuka hijau.

- Bentuk massa bangunan mengambil unsur dasar dari bentuk-bentuk bimorphic

yang ada di alam.

Analisa

a. Lanskap Eksisting

Pada eksisting site, terdapat beberapa pohon besar yang telah tertanam pada

site. Dalam penerapan konsep desain biophilik dimana bangunan bekerjasama

dengan alam, maka keberadaan pepohonan ini penting adanya dan sebisa

mungkin dimanfaatkan secara utuh.

Dalam pemilihan dan penentuan bentuk massa bangunan perlu adanya

pertimbangan yang dilihat dari bentuk penerapan pola desain biophilik yaitu

penerapan bentuk-bentuk alami pada massa bangunan atau pengaplikasian

pada bagian struktur, dinding maupun plafond. Dilihat dari karakteristiknya,

bentuk dasar ruang yang berasal dari bentuk alam dan memiliki bentuk paling

efisien dari segi ruang dan

Gambar 4. 27 Pepohonan Eksisting pada Site (Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Page 58: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-58

bahan bangunan adalah segi enam. Bentuk segi enam memiliki kelebihan yaitu

ketika masing-masing dari bentuk tersebut disusun, mereka saling mengisi satu sama

lain sehingga tidak ada ruang yang tersisa. Selain itu, segi enam memiliki kekuatan

yang kokoh apabila dijadikan struktur. Dalam penentuan bentuk massa bangunan

apartemen yang direncanakan, perlu adanya beberapa pertimbangan, yaitu:

- Koneksi unit hunian dengan ruang hijau

- Posisi core sebagai lokasi sistem transportasi vertikal pada bangunan

Dalam analisis ini, pengembangan bentuk dasar segi enam menghasilkan 3 buah

bentuk. Bentuk segi enam analisis ini telah mengalami transformasi bentuk dengan

cara menduplikasi, menggabungkan, mengurangi dan menambahkan bentuk hingga

tercapai bentuk yang sesuai dengan kriteria. Pada (Gambar 4.28), bentuk dasar segi

enam diperbanyak hingga 3 buah lalu tercipta sebuah bentuk baru. Bentuk inilah

digunakan sebagai dasar dari pengembangan bentuk selanjutnya. Bentuk yang

diciptakan dibuat berbeda dan saling mengisi antara satu dengan lainnya. Hal ini

dimaksudkan agar ketika bentuk tersebut disusun secara vertikal dapat menciptakan

ruang-ruang baru yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau. Perbedaan

bentuk juga dapat memberikan lebih banyak sudut pandang dari dalam bangunan dan

memberikan kesan dinamis.

Hasil

Penerapan bentuk segi enam sebagai bentuk dasar yang kemudian akan

ditransformasikan menjadi modul melalui proses duplikasi, perakutan dan

penggabungan, serta mirroring. Modul yang telah tercipta kemudian disusun secara

berselang-seling dan terjadi beberapa pengurangan bentuk guna menciptakan bentuk

massa yang dinamis dan menciptakan ruang-ruang kosong untuk dimanfaatkan

sebagai roof garden.

Page 59: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-59

Gambar 4. 28 Pengembangan Bentuk Dasar Segi Enam pada Massa yang Direncanakan(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Gambar 4. 29 Gambaran Bentuk Gubahan Massa pada Apartemen(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Page 60: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-60

4.2.8 Analisis Struktur Bangunan

Tujuan

Tujuan dari analisis struktur adalah untuk memperoleh jenis struktur bangunan

yang sesuai dengan kebutuhan ruang dalam bangunan.

Dasar pertimbangan

Sesuai dengan kebutuhan bentuk yang direncanakan

Bersifat kuat dan tahan lama

Bersifat ramah terhadap lingkungan

Kemudahan dalam hal pemasangan saat konstruksi

Ekonomis dalam segi material dan pemasangannya

Memiliki daya tahan (awet) yang cukup tinggi

Faktor kemampuan struktur dalam mengakomodasi sistem layanan gedung

Analisa

Sistem struktur yang membentuk bangunan terdiri atas 3 bagian berikut:

a. Upper Structure (atap)

Merupakan struktur bangunan bagian atas (atap) yang melindungi bangunan

dari radiasi matahari dan air hujan. Ketentuan dalam pemilihan upper

structure: kekuatan dan keamanan, dapat mengatasi pengolahan ruang,

kesesuaian dengan iklim setempat, dan efisiensi energy dalam proses

produksi, pemasangan, pemeliharaan dan pemusnahan. Berikut ini beberapa

alternative struktur, yaitu:

1) Struktur Baja

Kelebihan yang dimiliki oleh struktur baja adalah mudah dibongkar

pasang, namun dalam pelaksanaannya membutuhkan ketelitian dan

kecermatan.

2) Struktur Komposit

Struktur komposit merupakan struktur gabungan yang terdiri dari dua

jenis material atau lebih. Pada umumnya struktur komposit yang sering

Page 61: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-61

digunakan adalah kombinasi antar baja structural dengan beton

bertulang.

3) Struktur Beton Bertulang

Kelebihan penggunaan struktur beton bertulang ini adalah mempunyai

usia yang cukup panjang dan tidak diperlukan perawatan bahan karena

beton memiliki sifat tahan terhadap berbagai cuaca dan api. Namun

kerugiannya adalah berat mati beton yang mempengaruhi penggunaan

sistem sistem pondasi yang harus kuat menopang beban yang besar.

b. Super Structure

Struktur dinding dan kolom berfungsi sebagai penyalur beban dari atap

menuju pondasi bangunan dan melindungi ruang serta kegiatan di dalamnya

dari angin, matahari, dan hujan. Beberapa jenis super structure yang dapat

digunakan:

1) Struktur Rangka

Kelebihan dari struktur rangka adalah mudah diterapkan ke dalam

semua jenis bangunan, dapat dikombinasi dengan sistem lain, mudah

dalam menampilkan berbagai bentuk dan mudah dalam pelaksanaan.

2) Core Wall

Core wall berfungsi sebagai inti bangunan, dapat digunakan sebagai

unit servis, mempunyai kekakuan dalam menahan angina dan gaya

akibat gempa, pelaksanaan agak lama dan relative rumit, dan kurang

ekonomis.

c. Sub Structure (Pondasi)

1) Pondasi Dalam

Dasar pondasi memiliki kedalaman lebih dari 6 meter dari permukaan

tanah asli. Jenis pondasi yang termasuk pondasi dalam adalah pondasi

tiang pancang dan pondasi sumur bor.

Page 62: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-62

2) Pondasi Setempat

Merupakan jenis pondasi yang dipasang di bawah setiap kolom utama

karena seluruh beban yang ada pada bangunan akan dilimpahkan ke

kolom utama. Pondasi jenis ini memiliki kedalaman 1,5-4 meter.

Biasanya digunakan sebagai sub structure bangunan bertingkat antara 2

hingga 5 lantai. Yang termasuk dalam pondasi jenis ini, antara lain

pondasi setempat beton, pondasi foot plat, pondasi setempat kayu, dan

pondasi sumuran.

Berdasarkan analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem super struktur yang

digunakan pada bangunan yang direncanakan adalah sistem core dengan material

beton precast dan panel beton. Sistem upper struktur yang digunakan pada

bangunan ini adalah atap dak beton bertulang dan sistem sub structure

menggunakan pondasi tiang pancang.

4.2.9 Analisis Tampilan Bangunan Tujuan

Tujuan dari analisis tampilan ini adalah mendapatkan panduan atau arahan dalam

merancang tampilan dasar massa bangunan yang sesuai dengan perencanaan dan

perancangan Apartemen dengan pendekatan desain biophilik di Jakarta Selatan.

Dasar Pertimbangan

Kuantitas bahan dan warna harus ditentukan berdasarkan pada fungsi ruang.

Penggunaan material alami lebih disukai dibandingkan dengan material sintetis

Analisa

a. Bahan/Material

Dalam salah satu pola koneksi material dengan alam pada desain biophilik

menyebutkan bahwa dalam pengaplikasian material atau bahan, penggunaan

material alami lebih disukai dibandingkan dengan material sintetis sehingga

penggunaan material alami menjadi prioritas utama dalam pengaplikasian pada

bangunan. Material alami yang dapat digunakan antara lain kayu, bamboo, batu,

dan penggunaan palet warna natural. Tidak hanya itu, material seperti kaca, batu

bata dan beton pun dapat digunakan karena memiliki kesan natural. Masing-masing

Page 63: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-63

dari material memiliki tekstur dan warna yang berbeda, dalam pengaplikasiannya

perlu adanya penentuan kuantitas bahan serta warna berdasarkan fungsi ruang. Jika

bahan dan warna diaplikasikan secara bersamaan, maka perbandingannya harus ada

yang lebih tinggi salah satu.

b. Dinding

Dinding pada ruang dalam diupayakan tetap mengutamakan segi kesehatan yaitu

menggunakan bahan finishing dinding dan system konstruksi yang mudah

dibersihkan, tidak menyimpan debu dan warna yang dipilih merupakan warna

hangat yang dapat memberikan efek relaks pada pengguna. Dinding tidak hanya

sebagai pembatas ruangan, dinding pun dapat menjadi suatu elemen estetik dengan

penambahan ornament-ornamen di permukaannya. Dalam menunjang penerapan

Desain Biophilik, penambahan unsur alam pada dinding seperti green wall,

ornament material alam, dan lukisan patra biomorphic dalam meningkatkan kesan

alami dan dapat menurunkan tekanan darah diastolic, meningkatkan kreativitas dan

meningkatkan kenyamanan. Kesan alami pada dinding pun dapat dihadirkan

melalui finishing dinding yang mengekspose material secara jujur, seperti dinding

batu bata ekspose, beton ekspose, batu kali dan guratan-guratan kayu.

c. Bahan Lantai

Dalam menentukkan bahan lantai perlu adanya penyesuaian dengan fungsi ruang

dan suasana ruang yang hendak diciptakan. Bahan yang dapat digunakan sebagai

lantai antara lain seperti keramik, marmer, parket kayu, karet, batu, semen dan

vynil. Dalam zona hunian, lantai yang digunakan dapat berupa keramik ataupun

parket kayu guna menciptakan kesan hangat. Untuk bagian sirkulasi dapat

menggunakan keramik maupun lantai semen. Penggunaan lantai semen

memberikan kesan lebih natural. Pada zona umum dapat menggunakan keramik

ataupun marmer untuk memberikan kesan mewah.

d. Ruang Terbuka Hijau

Penyediaan RTH pada Bangunan

Terdapat 2 prinsip dalam penyediaan ruang terbuka hijau pada bangunan apartemen

ini, yaitu:

- RTH Dasar

Page 64: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-64

RTH dasar ini merupakan ruang terbuka hijau yang berada pada lantai dasar

bangunan. Fungsi dari ruang terbuka hijau ini antara lain sebagai tempat

bersantai, bermain, jogging, bersosialisasi, mengadakan event, dan berkebun.

Berikut ini merupakan perhitungan luas RTH dasar pada bangunan apartemen.

Luas site = 27.000 m2

KDH = 45%

Luas RTH = 27.000 m2 x 45% = 12.150 m2

Jadi, luas ruang terbuka hijau pada bangunan apartemen memiliki luas minimal

12.250 m2

- RTH berdasarkan Jumlah Penduduk

Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, setiap unit

lingkungan dengan jumlah penduduk 250 jiwa harus memiliki 1 Taman RT

dengan luas minimal 250 m2 yang berada pada radius kurang dari 300 m dari

unit-unit apartemen yang dilayani. Luas area yang ditanami tanaman (ruang

hijau) minimal seluas 70% - 80% dari luas taman. Berikut ini perhitungan

penyediaan ruang terbuka hijau vertikal pada bangunan apartemen.

Jumlah unit:

1 BR = 2 orang x 72 unit = 144 orang

2 BR = 3 orang x 36 unit = 108 orang

2 BRD = 4 orang x 48 unit = 192 orang

3 BR = 5 orang x 14 unit = 70 orang

Jumlah perkiraan penghuni yaitu 514 orang. Jika setiap 250 orang = 1 Taman

RT, maka dengan jumlah penghuni 514 orang dibutuhkan 2 Taman RT.

Lokasi Ruang terbuka Hijau

Lokasi ruang terbuka hijau pada bangunan apartemen terdapat pada bagian dasar dan

tersebar pada bagian vertikal. Setiap unit hunian memerlukan adanya koneksi visual

terhadap alam oleh karena itu, keberadaan ruang terbuka hijau secara vertikal di

setiap lantainya wajib ada. Besaran ruang terbuka hijau juga didasari oleh unit hunian

apartemen yang akan difasilitasinya. Di setiap lantainya keberadan ruang terbuka

hijau memiliki luasan lebih dari 30% dari masing-masing luas lantai.

Jenis Tanaman

Page 65: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-65

Tabel 4. 25 Analisa Jenis Tanaman Jenis Tanaman Analisa Nama Tanaman

Tanaman Peneduh Memiliki daun lebat, dapat tumbuh tinggi, menaungi dari

panas matahari dan hujan, sebagai tempat burung

bersarang.

Pohon Ketapang, Pohon flamboyant, Pohon Trembesi

dan Pohon Liang liu

Tanaman Indoor Penyerap polutan, ukuran tanaman cenderung kecil,

menetralisir racun dan mengasilkan udara segar dalam

ruangan

Lidah mertua, Spider plan, Lidah buaya, Sirih gading,

Krisan, vergreen Cina, Palen bamboo, Heart life

philodendron, Peace lily dan Pakis Boston

Jenis Tanaman Analisa Nama TanamanTanaman Rambat Menciptakan udara segar,

menjadi ornamentasi bangunan, perlindungan terhadap sinar

matahari

Dolar rambar, Li Kuan Yu, Thunbergia dan Flame of Irian.

Tanaman Ground Cover Menjaga permukaan tanah, menguragi erosi

Rumput jepang, Rumput gajah, Anggrek tanah, Bawang-

bawangan, Lily paris, Sutra Bombay, Lantana Camara

Tanaman Holtikultura Dibudidayakan sebagai sumber makanan dan obat

Sayuran hidroponik:Selada, Sawi, Kangkung

Sayuran media tanah:Cabai, Tomat, Terong, Kacang

PanjangObat-Obatan:

Sambiloto, Mahkota dewa, Kumis kucing, Jeruk nipis, Brotowali, Jahe, Kencur,

Kunyit, Temulawak, Temu kunci, Temu ireng dan lengkuas

Bunga Mempercantik taman, sumber makanan serangga dan kupu-

kupu, memiliki bunga sepanjang tahun,cocok pada

iklim tropis

Asoka, Kembang Sepatu, Alamanda, dan Amarilis

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Jenis tanaman yang akan digunakan yaitu tanaman peneduh, tanaman indoor,

tanaman hias, tanaman holtikultur, dan tanaman rambat. Berdasarkan pertimbangan

desain biophilik, dalam penerapannya pada taman, jumlah keanekaragaman tanaman

lebih diutamakan dibandingkan luas. Contohnya manusia akan lebih tertarik pada

sebuah taman dengan jenis tanaman yang beraneka ragam dibandingkan dengan

lapangan luas hijau namun hanya ditanami dengan rumput. Tidak hanya itu, jenis

tanaman yang dipilih ini juga mempertimbangkan untuk kelangsungan serangga

maupun burung.

Page 66: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-66

Air

Air merupakan elemen penting dalam penerapan desain biophilik pada bangunan.

Sebuah lanskap yang di dalamnya terdapat unsur air mampu menciptakan suatu

respon restorative yang lebih tinggi dan umumnya memiliki preferensi yang lebih

besar dibandingkan dengan pemandangan yang tidak terdapat unsur air di dalamnya.

Mendengarkan, merasakan atau bersentuhan dengan air juga dapat mengurangi stress

(Alvarsson et al., 2010; Pheasant et al., 2010). Berikut ini merupakan penerapan

elemen air pada bangunan, yaitu:

Kolam

Jenis kolam yang dipilih adalah reflecting pond dan kolam koi. Reflecting pond dapat

berada di dalam ataupun luar bangunan. Manfaat adanya kolam dalam sebuah

bangunan antara lain suara gemericik air dapat memberikan efek menenangkan bagi

manusia, menurunkan suhu pada iklim mikro. Kolam ikan koi juga mampu

memberikan efek menanangkan dengan melihat pergerakan ikan yang ada di dalam

kolam. Kolam identik dengan adanya nyamuk, oleh karena itu sebagai langkah

antisipasi adalah penanaman tanaman pengusir nyamuk pada kolam, seperti serai

wangi, lavender, dan zodia.

Water Features

Water features dapat diaplikasikan pada interior maupun eksterior bangunan. Pada

interior, water feature yang digunakan adalah yang dapat dinikmati oleh indera

penglihatan dan pendengaran. Sementara pada eksterior, water features akan

didesain agar manusia dapat mendengarkan suara air, melihat, merasakan dan

bersentuhan langsung dengan air. Bentuk yang dipilih pada bagian eksterior adalah

bentuk-bentuk yang menyerupai elemen air pada alam.

Elemen Penutup Tanah

Elemen penutup tanah pada area taman antara lain tanaman, bebatuan, paving block,

dan beton. Dalam penggunaannya, kuantitas tanaman, paving block dan bebatuan

akan lebih banyak dikarenakan material ini tidak sepenuhnya menutup tanah,

sehingga masih memungkinkan adanya rongga-rongga untuk air masuk ke dalam

tanah. Berikut ini ilustrasi penggunaan elemen penutup tanah pada taman.

Page 67: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-67

Elemen lainnya

Elemen lainnya antara lain pergola, tempat duduk, lampu taman, petunjuk arah dan

sculpture. Tempat duduk dapat digunakan untuk tempat bersantai ataupun

berbincang-bincang di taman sehingga hubungan sosial antar manusia dapat terjalin..

4.2.10 Analisis Sistem Utilitas Bangunan A. Sistem Pencahayaan Bangunan

Tujuan

Tujuan dari analisa pencahayaan bangunan adalah untuk menentukkan sistem

pencahayaan yang akan digunakan pada bangunan Apartemen ini.

Dasar Pertimbangan

Berikut ini merupakan dasar pertimbangan dalam menganalisa sistem pencahayaan

bangunan, yaitu:

Hemat energi Pengaruh cahaya terhadap kenyamanan penghuni Kebutuhan cahaya tiap ruang Durability Suasana yang ingin diciptakan

Analisa

a. Pencahayaan Alami

Pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan alami dapat dilakukan melalui cara

yaitu memasukkan cahaya dari sisi samping maupun atas bangunan melalui bukaan

jendela atau bidang transparan.

b. Pencahayaan Buatan

Dalam penggunaan pencahayaan buatan, lampu yang dipilih untuk digunakan adalah

lampu hemat energi. Berikut ini merupakan jenis lampu yang merupakan kategori

lampu hemat energi, yaitu:

a. Lampu CFL (Compact Flourecent Lamp): Lampu ini menggunakan teknologi

yang memiliki tingkat efisiensi sekitar 75%

b. Lampu LED (Light Emmitting Diode): Lampu ini dapat memiliki efisiensi

diatas 80% dan lebih hemat. Selain lebih hemat, usia lampu ini secara teori

dapat bertahan hingga 15 tahun.

Page 68: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-68

Hasil

Berikut ini merupakan hasil analisa mengenai sistem pencahayaan yang diterapkan

pada bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik di Jakarta Selatan,

sebagai berikut:

Pencahayaan Alami

Sistem pencahayaan alami yang digunakan pada bangunan ini adalah penggunaan

bidang transparan pada sisi samping, penggunaan jendela, dan penggunaan skylight

pada bagia atas.

Pencahayaan alami dioptimalkan pada pemasukan cahaya matahari melalui jendela

maupun bidang transparan pada sisi samping bangunan. Penggunaan pencahayaan

alami dilakukan pada seluruh permukaan terluar dari bangunan. Pengaturan besaran

bukaan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing ruang. Kontrol cahaya dapat

menggunakan secondary skin.

Penggunaan skylight sebagai sumber pencahayaan alami yang berasal dari atas

sehingga cahaya yang masuk lebih tersebar. Penggunaan skylight diaplikasikan pada

jalur-jalur sirulasi.

B. Sistem Penghawaan Bangunan Tujuan

Analisa sistem penghawaan ini bertujuan untuk menentukan sistem pengendalian

udara agar tercapai suhu yang sesuai dengan kenyamanan thermal pada bangunan.

Dasar Pertimbangan

Terdapat beberapa dasar pertimbangan dalam menganalisis sistem penghawaan,

yaitu:

Kenyamanan suhu dan udara dalam ruang

Hemat energi

Sesuai dengan kebutuhan ruang

Analisa dan Hasil

Berikut ini merupakan sistem penghawaan alami dan buatan yang digunakan pada

bangunan apartemen, yaitu:

Page 69: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-69

Pemanfaatan penghawaan alami melalui jendela yang openable untuk

memfasilitasi penghuni jika ingin merasakan penghawaan alami dalam ruangan.

Pada bukaan jendela, diberikan penambahan barrier maupun secondary skin

sebagai filter udara dan pengontrol panas matahari yang masuk ke dalam

bangunan.

Penggunaan plafon yang tinggi guna menyediakan ruang pertukaran udara lebih

besar pada ruangan sehingga suhu di dalam ruangan lebih terasa sejuk.

Menghadirkan kolam di sekitar bangunan untuk menciptakan iklim mikro pada

bangunan.

AC central dapat digunakan pada zona pengelola dan penunjang agar suhu dari

ruang-ruang tersebut memiliki besaran suhu yang sama serta lebih mudah dalam

pengaturannya.

AC split dapat digunakan di unit-unit apartemen agar dapat disesuaikan dengan

kebutuhan masing-masing penghuni.

Exhaust Fan dapat digunakan pada zona service dan pada dapur restaurant yang

membutuhkan pertukaran udara.

C. Sistem Penyediaan Air Bersih Tujuan

Tujuan dari analisa sistem penyediaan air bersih ini adalah untuk menentukkan

sistem air bersih yang sesuai dengan kebutuhan bangunan.

Dasar Pertimbangan

Terdapat beberapa dasar pertimbangan dalam menganalisis sistem penyediaan air

bersih ini, yakni sebagai berikut:

Kemampuan untuk menyediakan air bersih

Luas bangunan yang akan dilayani

Kesesuaian dengan kondisi sumber air

Analisa

Berdasarkan preseden pada (Gambar 4.30), dalam penyediaan air bersih terdapat

beberapa sistem pendistribusian air, yaitu sistem tangki atap, sistem tangki tekan

dan sistem tanpa tanki. Dilihat dari sumber air yang direncanakan yaitu PDAM

dan sumur serta jumlah lantai yang harus dilayani sebanyak 8 lantai, maka sistem

Page 70: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-70

yang akan dianalisa untuk penerapan pada bangunan ini adalah sistem tangki atap.

Pada sistem ini air dari sumber air (PAM/sumur) ditampung lebih dahulu di tangki

bawah (ground tank), kemudian dipompa ke tangki atas (elevated water tank).

Tangki atas biasanya diletakan di atas atap, di lantai tertinggi bangunan, atau

menara air tersendiri. Kemudian dari tangki atas ini air dialirkan ke lantai-lantai

dibawahnya dengan sistem gravitasi.

Hasil

Dari analisis sistem penyediaan air bersih di atas dapat disimpulkan bahwa

bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik di Jakarta Selatan ini

akan menggunakan sistem tangki atap sebagai sistem pendistribusian air bersih.

Sumber air pada bangunan ini berasal dari PDAM dan sumur.

D. Sistem Pengolahan Air Buangan Tujuan

Tujuan dari analisis ini adalah menentukkan system pengelolaan air buangan

pada bangunan sehingga dapat didaur ulang untuk digunakan kembali sebagai

sumber air.

Dasar Pertimbangan

Pembuangan air kotor tidak mengganggu kesehatan, lingkungan, penciuman dan

visual

Meminimalisir air yang dibuang ke saluran kota

Gambar 4. 30 Sistem Utilitas Air Bersih pada RS Hermina(Sumber: Tugas RSBG 3)

Page 71: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-71

Analisa

Berdasarkan sumbernya air kotor dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Air limbah

Air limbah dibedakan menjadi 2 yaitu grey water dan black water. Grey

water merupakan air yang berasal dari buangan kamar mandi dan westafel.

Sementara black water merupakan air yang bercampur dengan kotoran.

b. Air limbah khusus

Air limbah khusus pada bangunan ini adalah air bekas cucian kotoran seperti

air sisa dari restaurant yang banyak mengandung lemak.

c. Air hujan

Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah dapat ditangkap dengan

penggunaan permukaan tanah yang mampu menyerap air dengan baik atau

dengan pembuatan biopori sebagai resapan.

Hasil

Dari hasil analisis sistem pengelolaan air buangan dapat disimpulkan bahwa

sistem utilitas air buangan dibedakan menjadi 3 yaitu air yang berasal dari toilet,

air limbah pantry atau restaurant dan air hujan. Berikut ini merupakan sistem yang

digunakan dalam pengelolaan air kotor berdasarkan analisa diatas (Gambar 4.31).

Gambar 4. 31 Skema Sistem Pengolahan Air Buangan(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Page 72: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-72

a. Air buangan dari wastafel, toilet dan air hujan akan disalurkan melalui pipa-pipa

menuju grey water tank yang kemudian melewati proses filter dan dipompakan

kembali ke saluran air bersih yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air untuk

flushing toilet, air untuk membersihkan lantai, menyiram tanaman dan sprinkler

pemadam kebakaran.

b. Air limbah pantry dan restaurant yang mengandung lemak disalurkan ke bak

penangkap lemak, kemudian disalurkan ke roil kota.

E. Sistem Pengolahan Sampah Tujuan

Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukkan sistem pengolahan sampah

pada bangunan sehingga bangunan lebih nyaman digunakan.

Dasar pertimbangan

Berikut ini merupakan beberapa dasar pertimbangan dalam analisa sistem

pengolahan sampah, yaitu:

Pembuangan sampah tidak mengganggu kesehatan, penciuman dan visual

Meminimalisir pembuangan sampah ke TPA

Analisa

Dalam jenisnya, sampah dibedakan menjadi 2 yaitu sampah organik dan

anorganik. Dalam upaya meminimalisir sampah, maka perlu adanya pemisahan

berdasarkan jenisnya. Sampah organik dapat diolah kembali menjadi pupuk

kompos yang kemudian digunakan sebagai pupuk pada tanaman, sehingga

sampah yang dibuang ke TPA kota hanyalah sampah anorganik. Dalam

menyelaksanakan pengolahan sampah organik ini diperlukan kesadaran dari

penghuni untuk memilah sampah yang kemudian dapat disetorkan atau diambil

oleh cleaning service dan disalurkan menuju tempat pengumpulan sampah

melalui shaft sampah yang ada di dalam core.

Hasil

Berdasarkan hasil analisis diatas maka sistem pengelolaan sampah pada bangunan

Apartemen yang akan direncakanan adalah sebagai berikut.

Penyediaan tempat sampah organik dan anorganik pada setiap unit hunian

Page 73: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-73

Sampah anorganik dari setiap unit hunian diangkut oleh cleaning service untuk

dikumpulkan dan dibuang menuju tempat pembuangan akhir (TPA) melalui shaft

sampah pada core

Sampah organik dari setiap unit hunian diangkut oleh cleaning service dimana

setiap satu bak sampah mendapatkan reward 1 keping bambu yang dikemudian

hari dapat ditukarkan dengan kantung belanja, tempat minum, bibit tanaman atau

benda-benda lain yang ramah lingkungan.

Sampah organik yang didapatkan dari tiap unit hunian kemudian diolah menjadi

pupuk kompos yang dapat digunakan untuk pupuk pada tanaman yang ada di

apartemen.

F. Sistem Penyediaan Listrik Tujuan

Tujuan dari analisa ini adalah untuk menentukan sistem penyediaan listik pada

bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik ini.

Dasar Pertimbangan

Berikut ini merupakan dasar pertimbangan dalam analisa sistem penyediaan

listrik, yaitu:

Efektifitas dan efisiensi sumber listrik terhadap bangunan

Macam aktivitas yang membutuhkan tenaga listrik seperti pencahayaan,

penghawaan buatan, system suara dan lain-lain.

Kemudahan dalam distribusi

Analisa

Sumber listrik utama adalah listrik yang berasal dari PLN yang didukung oleh

genset. Hal ini dilakukan atas dasar pertimbangan apabila terjadi kerusakan pada

pendistribusian listrik dari PLN, maka akan diganti dengan menggunakan genset.

Instalasi listrik di dalam bangunan secara umum dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

a. Instalasi untuk penerangan dan unit-unit hunian

Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk seluruh unit-unit hunian

dan jaringan penerangan baik di dalam maupun di luar bangunan.

b. Instalasi untuk power

Page 74: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-74

Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat-alat pendukung bangunan

seperti lift, AC, pompa dan sebagainya.

Hasil

Dari analisis sistem jaringan listrik dapat disimpulkan bahwa sumber listrik yang

berasal dari PLN dan genset merupakan sumber listrik utama pada bangunan.

Jaringan listrik dibagi menjadi 2 yaitu instalasi untuk unit hunian dan instalasi

untuk peralatan bangunan.

G. Sistem Pemadam Kebakaran Tujuan

Tujuan dari analisa ini adalah untuk menentukan system pemadam kebakaran

pada bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik ini.

Dasar Pertimbangan

Berikut ini merupakan dasar pertimbangan dalam menganalisa system pemadam

kebakaran dalam bangunan, yaitu:

Keselamatan penggunan bangunan

Kecepatan evakuasi bangunan

Kemudahan penggunaan alat pemadam kebakaran

Analisa dan Hasil

Terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam mencegah dan

menanggulangi bahaya kebakaran dalam suatu bangunan, yaitu pendeteksiaan,

evakuasi, dan pemadaman.

a. Pendeteksian kebakaran menggunakan smoke/heat detector yang dihubungkan

dengan alarm dan fire alarm junction box, kemudian ke main control fire

alarm. Apabila kebakaran terjadi, smoke/heat detector akan mendeteksi asap

dan panas yang secara otomatis akan menghidupkan alarm. Kemudian

menghidupkan pompa di GWR ke sprinkler dan FDC (Fire House Cabinet)

pada tiap lantai.

b. Evakuasi, dilakukan ketika terjadi keadaan darurat pada bangunan, misalnya

kebakaran, dan bencana alam. Dalam arsitektur, beberapa hal yang perlu

dilakukan dalam perancangan jalur evakuasi adalah sebagai berikut:

Page 75: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-75

Penggunaan bahan bangunan yang tidah mudah terbakar

Jalur evakuasi yang jelas

Perawatan alat pemadam kebakaran secara teratur

Penggunaan penanda audio dan visual ketika terjadi keadaan darurat

Penggunaan penerangan darurat pada koridor, tangga darurat dan pintu

keluar sebagai petunjuk ke arah luar bangunan

Tangga darurat memiliki lebar 1,25 meter dan lebar pintu 90 cm

c. Penanggulangan kebakaran dengan cara pemadaman. Berikut ini merupakan

alat-alat pemadam kebakaran.

Sistem Sprinkler

Sistem Hydrant

Sistem APAR

Sistem Gas

H. Sistem Penangkal Petir Tujuan

Tujuan dari analisa ini adalah untuk menentukan system penangkal petir pada

bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik ini.

Dasar Pertimbangan

Berikut ini merupakan dasar pertimbangan dalam analisa system penangkal petir,

yaitu:

Kemampuan untuk melindungi bangunan dari sambaran petir

Praktis dan ekonomis

Tidak menyebabkan efek flashover pada saat penangkal petir mengalirkan

arus listrik ke grounding

Analisa

Berikut ini merupakan perbandingan dari beberapa jenis penangkal petir, antara

lain:

Sistem Konvensional (Sistem Franklin)

Batang runcing dari bahan copper spit, dipasang bangunan, dan dihubungkan dengan tembaga menuju elektroda di tanah. (untuk memudahkan pemeriksaan dan pengetesan dibuat bak kontrol di tanah). Sistem ini praktis, murah, namun

Page 76: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-76

jangkauannya terbatas

Sistem Sangkar Farady Hampir sama dengan sistem Franklyn, tetapi dapat dibuat memanjang sehingga jangkauannya luas. Biaya sedikit mahal dan agak mengganggu estetika.

Sistem Radioaktif / semi radioaktif (sistem Thomas)

Sistem ini cocok untuk bangunan tinggi dan besar, pemasangan tidak perlu tinggi karen sistem payung yang digunakan untuk melindungi. Dalam satu bangunan cukup menggunakan satu tempat penangkal petir. Namun penggunaan system ini sudah dilarang karena mengganggu kesehatan manusia.

Sistem Elektrostatis System ini bersifat menarik petir untuk menyambar ke kepalanya dengan cara memancarkan ion-ion ke udara. System ini dapat dikenali dari kepalanya yang dikelilingi 3 buah pembangkit beda tegangan dan dipasang pada tiang tinggi. System ini dikenal mudah dalam pemasangan dan perawatannya.

Hasil

Berdasarkan pertimbangan dari beberapa system di atas maka dapat disimpulkan

bahwa system penangkal petir yang akan digunakan adalah system penangkal

petir elektrostatis. Penangkal petir ini memiliki teknologi bersistem ESE (Early

Streamer Emission) yang bersifat aktif. Di penangkal petir Aktif terdapat bagian

yang disebut dengan Head Terminal. Bagian ini diberikan listrik statik yang

berfungsi untuk menarik atau mengumpulkan ion-ion (+) dari tanah atau bumi,

ketika diawan terdapat ion-ion(-) yang akan berpotensi menimbulkan petir yang

dahsyat, ion-ion (+) dari head terminal akan menariknya sehingga petir

kekuatannya berkurang atau bahkan tidak terbentuk atau terjadi. Jika jangkauan

head Terminal tinggi maka akan semakin jauh radius perlindungannya. Tidak

hanya kelebihan dari fungsi sistem tersebut, sistem ini dipilih karena dari segi

estetika penggunaan dan tidak membutuhkan banyak tempat dalam

pemasangannya.

Page 77: BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-77

I. Sistem Keamanan Tujuan

Tujuan dari analisa ini adalah untuk menentukan system keamanan pada

bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik ini.

Dasar Pertimbangan

Memberikan keamanan pada pengguna

Kemudahan dalam pemantauan

Diletakkan pada setiap ruangan yang membutuhkan

Analisa

Sistem pengaman yang dapat diterapkan terhadap bangunan dan penghuni adalah

sebagai berikut:

a. Access card

Access card berfungsi sebagai kartu pembuka kunci untuk memasuki area

pengelola dan lift. Kartu ini hanya dapat dimiliki oleh penghuni apartemen.

b. CCTV

CCTV dapat digunakan sebagai alat pengontrol semua kegiatan. CCTV dapat

bekerja selama 24 jam atau sesuai kebutuhan dan setiap gambar yang dihasilkan

dapat ditayangkan ulang pada waktu yang diinginkan.

c. Petugas Keamanan

Petugas keamanan dapat diposisikan baik di dalam gedung maupun di luar

gedung dengan tugas menjaga kemananan gedung. Petugas keamanan biasa

diposisikan pada pintu masuk bangunan.

d. Alarm

Alarm pesan ini dapat digunakan untuk memperingatkan operator atau

administrator mengenai adanya masalah atau bahaya pada jaringan. Alarm

memberikan tanda bahaya berupa sinyal dan bunyi.

Hasil

Hasil dari analisa sistem keamanan pada bangunan apartemen ini adalah

penggunaan sistem CCTV, Access card, alarm dan petugas keamanan baik di

dalam bangunan maupun di luar bangunan.