Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-1
BAB IV
ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN APARTEMEN DENGAN PENDEKATAN
DESAIN BIOPHILIK DI JAKARTA SELATAN
4.1 Analisis Konsep Perencanaan 4.1.1 Analisis Pelaku Kegiatan
Pelaku kegiatan dalam apartemen terdiri dari penghuni apartemen, pengunjung
apartemen dan pengelola apartemen. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing
masing pelaku kegiatan, antara lain:
A. Penghuni Apartemen
Penghuni Apartemen ini adalah pemilik unit apartemen atau penyewa unit
apartemen yang merupakan pelaku kegiatan yang secara rutin tinggal/datang di
dalam apartemen dengan tujuan tinggal dengan menyewa sesuai jangka waktu
tertentu atau dengan membeli unit hunian apartemen. Penyewa apartemen dapat
digolongkan menjadi penyewa jangka panjang (penyewa fasilitas utama, yaitu
hunian, dan fasilitas penunjang bangunan dan penyewa jangka pendek (penyewa
fasilitas penunjang yang kegiatannya berlangsung dalam waktu yang singkat
seperti ruang serba guna).
Sasaran penghuni apartemen yang direncanakan ini adalah para pebisnis dan
pekerja kantoran dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Pengelompokkan
penghuni apartemen dibedakan menjadi lajang dan keluarga. Berikut ini merupakan
analisa calon dan karakter penghuni apartemen (Tabel 4.1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-2
Tabel 4.1 Analisa Calon Penghuni Apartemen
Tipe Lajang Tipe KeluargaTerdiri dari satu orang penghuni. Target pengguna adalah eksekutif muda yang belum berkeluarga dengan usia 20-35 tahun
Terdiri dari 2-3orang penghuni. Target pengguna adalah pasangan muda, maupun kelurga kecil yang terdiri dari:- Ayah, seorang
pekerja kantoran atau pebisnis
- Ibu, seorang ibu rumah tangga atau
- Anak, seorang balita
Terdiri dari 3-5 orang penghuniTarget pengguna adalah keluarga
besar atau sekelompok orang yang masih memiliki hubungan keluarga, yang terdiri dari:- Ayah, seorang kepala rumah
tangga dengan pekerjaan pebisnis atau eksekutif
- Ibu, seorang ibu rumah tangga atau seorang wanita karir
- Anak, berjumlah 1-2 orang dengan umur antara 1-17tahun
- Pembantu atau seseorang yang memiliki hubungan dekat (keluarga) dengan penghuni
Karakter Tipe Lajang Karakter Tipe Keluarga- Aktivitas penghuni di luar
apartemen padat dan serba cepat
- Unit hunian hanya digunakan sebagai tempat istirahat setelah seharian bekerja
- Tidak memiliki waktu luang yang banyak untuk mengurus unit hunian
- Kebutuhan akan efisiensi dan efektifitas yang tinggi
- Cenderung membawa tamu ke dalam unit hunian
- Aktivitas penghuni di luar apartemen padat - Unit hunian hanya digunakan sebagai tempat
istirahat dan berkumpul keluarga - Hunian merupakan cerminan dari tingkat sosial - Perlunya komunikasi dengan keluarga- Kebutuhan akan efisiensi dan efektifitas yang tinggi- Cenderung membawa tamu ke dalam unit hunian
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
B. Pengunjung Apartemen
Pengunjung apartemen ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tamu
penghuni apartemen yang tidak secara rutin tinggal/datang dalam apartemen dan
pengguna fasilitas umum merupakan pengunjung ataupun penghuni apartemen yang
memiliki kepentingan untuk menggunakan fasilitas-fasilitas umum yang ada di
apartemen, seperti ATM Center, jogging track, kolam renang, cafetaria, dan lain
sebagainya. Pengunjung apartemen pada umumnya, yaitu:
Keluarga /kerabat dekat
Rekan bisnis/relasi bisnis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-3
Teman atau pengunjung luar apartemen yang ingin menggunakan fasilitas
penunjang yang disediakan oleh apartemen.
C. Pengelola Apartemen
Pengelola Apartemen dilakukan oleh Manajemen Properti yang meliputi
pemasaran, persyaratan sewa kontrak, penagihan harga sewa, perawatan gedung
dan pelayanan kepada penghuni serta kegiatan administrasi. Berikut ini merupakan
tugas dan tanggungjawab pengelola apartemen:
Direktur
Merupakan seseorang yang bertugas sebagai koordinator, komunikator,
pengambil keputusan, pemimpin, pengelola dan eksekutor dalam
menjalankan dan memimpin perusahaan.
Divisi Operasional dan Manage Building
Seseorang yang bertugas untuk menjaga kondisi Keamanan, Ketertiban dan
Keselamatan. Untuk menjamin ketiga fungsi tersebut, maka dibawah
Property Manager akan unit-unit kerja Security, safety, parking, cleaning,
housekeeping, landscaping, dan engineering.
HRD
Merupakan seseorang yang bertugas untuk bertanggung jawab mengelola dan
mengembangkan sumber daya manusia. Dalam hal ini termasuk perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan sumber daya manusia dan pengembangan
kualitas sumber daya manusia.
Sales
Merupakan seseorang yang bertugas untuk memasarkan unit apartemen.
Mengatur penawaran dan penjualan mapaun penyewaan terhadap konsumen.
Divisi PR
Merupakan seseorang yang bertugas untuk menumbuhkan dan
mengembangkan hubungan baik antara pihak pengelola dengan penghuninya,
internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian,
menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan
iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan bagi perusahaan.
Divisi Keuangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-4
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Pengelola Apartemen(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Bagian administrasi keuangan adalah bagian yang menjalankan fungsi
akuntansi yang bertanggung jawab mencatat transaksi keuangan dan
menyusun laporan keuangan. Dalam apartemen, divisi keuangan dibagi lagi
menjadi staff purcashing, tax office, legal official dan leasing (Gambar 4.1).
4.1.2 Analisis Fasilitas dalam Apartemen
Studi penentuan fasilitas apartemen dapat ditentukan berdasarkan preseden
fasilitas yang terdapat pada apartemen. Selain itu juga dapat ditentukan
berdasarkan studi mengenai sasaran calon penghuni apartemen yang
merupakan kalangan ekonomi menengah ke atas yang memiliki karakter dan
kebiasaan-kebiasan sebagai berikut:
Karakter:
- Ambisius, professional dan optimistic
- Produktivitas yang tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-5
- Dinamis dan efisien
- Waktu tinggal di tempat hunian relatif lebih sedikit karena hanya
digunakan untuk istirahat saja
Kebiasaan
- Memiliki rasa individualitas yang tinggi
- Menyukai hal-hal yang bersifat tenang
- Memprioritaskan keamanan dan kenyamanan yang tinggi
- Lebih mengutamakan kepraktisan
- Sebagian merupakan keluarga kecil, pasangan muda bahkan sebagian
menempati apartemen yang ditinggali sendiri
Gaya hidup
- Olahraga yang banyak digemari adalah fitness dan renang
- Lebih senang makan di luar sehingga tidak begitu membutuhkan dapur,
meskipun keberadaan pantry mutlak diperlukan
- Perbedaan karakter penghuni berpengaruh pula pada perbedaan jenis
hunian, misalnya antara lajang dan keluarga
- Memerlukan jasa pendukung kehidupan manusia
- Perlu disiasati adanya fasilitas bagi pembantu
- Senang berkumpul, berbincang-bincang dengan kerabat atau rekan bisnis
Berdasarkan preseden dan karakter dan gaya hidup yang biasa dimiliki oleh
penguin apartemen, maka fasilitas yang tersedia dalam perencanaan
apartemen ini adalah sebagai berikut:
Fasilitas utama apartemen berupa unit-unit hunian yang memiliki akses
visual terhadap alam
Fasilitas pendukung berdasarkan studi preseden, antara lain:
- Fasilitas kesehatan berupa medical center atau apotek
- Fasilitas food court, café maupun restaurant
- Fasilitas olahraga berupa kolam renang, jogging track, fitness center,
lapangan futsal dan lapangan tenis
- Fasilitas rekreasi berupa taman tematik, children playground,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-6
- Fasilitas pemenuhan kebutuhan sehari-hari berupa swalayan, laundry,
ATM, retail
- Fasilitas ibadah berupa mushola
4.1.3 Analisis Tipe Apartemen
Tujuan
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan tipe apartemen yang akan
disediakan pada apartemen dengan pendekatan desain biophilik di Jakarta
Selatan.
Dasar Pertimbangan
Menentukan jenis unit hunian yang diminati berdasarkan preseden yang
diperoleh dari apartemen lain
Sesuai dengan kenyamanan, kemudahan dan kriteria biophilic design
Jika dilihat dari beberapa preseden yang telah ada, terdapat beberapa tipe
unit hunian yaitu tipe 1 kamar tidur, 2 kamar tidur, 2 kamar tidur deluxe dan 3
kamar tidur.
Dalam segi penyediaan fasilitas, apartemen yang direncanakan ini
bersifat fully serviced dan fully furnished, yaitu semua pelayanan mulai dari
penyediaan perabot, cleaning service, laundry, dan pelayanan (room boy)
telah disediakan oleh pihak apartemen.
4.1.4 Analisis Jumlah Unit yang Direncanakan
Tujuan
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan jumlah unit hunian yang
akan disediakan pada apartemen yang direncanakan.
Dasar pertimbangan
Jumlah pengguna/konsumen berdasarkan preseden hunian apartemen
Jumlah kebutuhan apartemen dihitung dari ketersdiaan ruang pada lokasi
Kebijakan pemerintah (Persyaratan bangunan pada lokasi tapak)
Berikut ini merupakan perhitungan jumlah unit apartemen:
Luas Site : 20.000 m2
KDB 30% : 6.000 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-7
KLB 2,5 : 50.000 m2
Ketinggian Bangunan : 8 lantai KDH 45% : 9.000 m2
Kebutuhan Ruang Perhitungan : 50.000 m2 : 8 lantai = 6.250 m2
Zona Penunjang = 2.570 m2
Zona Service = 1.010 m2
Zona Umum = 4.096 m2
Zona Pengelola = 1.608 m2
Setiap lantai memiliki maksimal luas bangunan sebesar 6.250 m2
Koefisien dasar hijau 45 % diterapkan pada level hunian sehingga maksimal luas bangunan sebesar 2.812 m2
Terdapat 5 level yang diperuntukkan sebagai zona hunian. Tipe hunian Apartemen terdiri dari 1 BR (45 m2), 2 BR (102,7 m2), 2BR Deluxe (89,8 m2), 3 BR (195,5m2) Level 1 terdiri dari tipe 1 BR dan 2 BR Perhitungan = 2.812 – sirkulasi 30% = 1969 : 2 = 984 m2
1 BR = 984 m2 : 45 m2 = 22 unit 2 BR = 984 m2 : 102,7 m2 = 9 unit Level 2 terdiri dari tipe 2 BR, 2 BRD dan 3 BR Perhitungan = 2.812 – sirkulasi 30% = 1969 : 3 = 656 m2
2 BR = 656 m2 : 102,7 m2 = 6 unit 2 BRD = 656 m2 : 89,8 m2 = 7 unit
3 BR = 656 m2 : 195,5 m2 = 4 unit Level 3 terdiri dari tipe 1 BR dan 2 BR Perhitungan = 2.812 – sirkulasi 30% = 1969 : 2 = 984 m2
1 BR = 984 m2 : 45 m2 = 22 unit 2 BR = 984 m2 : 102,7 m2 = 9 unit Level 4 terdiri dari tipe 2 BR, 2 BRD dan 3 BR Perhitungan = 2.812 – sirkulasi 30% = 1969 : 3 = 656 m2
2 BR = 656 m2 : 102,7 m2 = 6 unit 2 BRD = 656 m2 : 89,8 m2 = 7 unit
3 BR = 656 m2 : 195,5 m2 = 4 unit Jumlah 1 BR = 72 unit Jumlah 2 BR = 36 unit Jumlah 2 BR Deluxe = 48 unit Jumlah 3 BR = 14 unit Total Jumlah Unit hunian adalah 170 unit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-8
4.1.5 Analisis Penerapan Desain Biophilik pada Apartemen yang
Direncanakan
Tujuan
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan pola desain biophilik yang
akan digunakan sebagai penerapan desain pada apartemen yang direncanakan.
Dasar Pertimbangan
Efek psikologis dan fisik terhadap pengurangan stres berdasarkan tabel
hubungan alam dengan kesehatan yang terdapat pada bab 2
Kesesuaian dengan kebutuhan ruang
Pengaplikasian
IV-9
Tab
el 4
. 2 A
nalis
a Pe
nera
pan
Des
ain
Bio
phili
kN
o.Po
la D
esai
n B
ioph
ilik
Ben
tuk
Pene
rapa
nFu
ngsi
Ana
lisa
Indi
kato
r
1.K
onek
si V
isua
l de
ngan
Ala
mG
reen
wal
lA
liran
air
Aku
ariu
mV
eget
ated
roof
Tam
an
Men
urun
kan
teka
nan
dara
h da
n de
nyut
jant
ung
Men
ingk
atka
n ik
atan
m
enta
lB
erda
mpa
k po
sitif
pad
a pe
rilak
u da
n ke
baha
giaa
n
Kon
eksi
vis
ual d
enga
n al
am m
erup
akan
ha
l yan
g pe
ntin
g da
lam
pen
erap
an d
esai
n bi
ophi
lik k
aren
a po
la in
i men
ghub
ungk
an
anta
ra m
anus
ia d
enga
n al
amse
cara
vis
ual.
Tida
k ha
nya
itu, p
ola
ini p
un m
emili
ki
fung
si d
ari s
egi e
mos
i, ki
nerja
kog
nitif
da
n m
engu
rang
i stre
ss. P
ola
ini p
erlu
di
teka
nkan
dal
am p
ener
apan
des
ain
biop
hilik
Des
ain
mam
pu m
endu
kung
te
rjadi
nya
kone
ksi v
isua
l den
gan
alam
setid
akny
a 5-
20 m
enit
per h
ari
Mam
pu m
enar
ik p
erha
tian
dan
mam
pu m
emba
ngki
tkan
sem
anga
t at
au m
enen
angk
anM
engh
adirk
an p
elua
ng ru
ang
untu
k be
rada
dek
at d
enga
n ru
ang
hija
uD
itera
pkan
pad
a ru
ang
yang
pal
ing
serin
g di
lalu
i ole
h pe
nggu
na2.
Kon
eksi
Non
-V
isua
l den
gan
Ala
m
Hol
tikul
tura
Sim
ulas
i dig
ital
suar
a al
amW
angi
bun
gaSu
ara
buru
ngV
entil
asi a
lam
i
Men
gura
ngi t
ekan
an d
arah
si
stol
ik d
an h
orm
on st
ress
Ber
dam
pak
posi
tif p
ada
kine
rja k
ogni
tifTe
rasa
per
baik
an d
alam
ke
seha
tan
men
tal d
an
kete
nang
an
Pola
ini m
engh
ubun
gkan
man
usia
den
gan
alam
seca
ra la
ngsu
ng b
aik
mel
alui
vis
ual,
pend
enga
ran
mau
pun
penc
ium
an.
Dam
pak
terh
adap
kes
ehat
an m
anus
ia y
ang
diha
silka
n po
la in
i pun
ber
man
faat
dan
m
udah
dal
am p
enga
plik
asia
n. B
entu
k pe
nera
pan
pada
pol
a in
i dib
utuh
kan
dala
m
sebu
ah h
unia
n se
hing
ga p
ola
ini p
erlu
di
teka
nkan
dal
am p
ener
apan
des
ain
biop
hilik
Mem
iliki
kem
udah
an a
kses
dar
i sa
tu a
tau
bebe
rapa
loka
si u
ntuk
m
empe
role
h ko
neks
i non
-vis
ual
deng
an a
lam
setid
akny
a 5-
20 m
enit
per h
ari
Des
ain
kone
ksi v
isua
l dan
non
-vi
sual
dap
at d
irasa
kan
seca
ra
ber s
amaa
n un
tuk
mem
aksi
mal
kan
dam
pak
posi
tif b
agi k
eseh
atan
.
3.St
imul
i non
-rit
mik
Tata
lans
kap
dan
kebu
nM
embe
rikan
dam
pak
posi
tif p
ada
deny
ut ja
ntun
g,
teka
nan
dara
h si
stol
ik d
an
aktiv
itas s
iste
m sy
araf
si
mpa
tikM
enga
mat
i dan
men
guku
r tin
gkat
per
hatia
n da
n ek
splo
rasi
man
usia
Pene
rapa
n po
la in
i mem
iliki
dam
pak
posi
tif te
rhad
ap k
eseh
atan
man
usia
dan
da
lam
pen
erap
anny
a da
pat d
igab
ungk
an
deng
an k
onek
si n
on-v
isua
l ter
hada
p al
am
Pem
iliha
n je
nis t
anam
an y
ang
mam
pu m
enar
ik k
ehad
iran
sera
ngga
M
emili
ki a
kses
yan
g m
udah
di
capa
i sec
ara
visu
al
IV-1
0
No.
Pola
Des
ain
Bio
phili
kB
entu
k Pe
nera
pan
Fung
siA
nalis
aIn
dika
tor
4.Th
erm
al &
V
aria
si A
liran
U
dara
Penc
ahay
aan
alam
iB
ayan
gan
Orie
ntas
i ba
ngun
anH
VA
CC
ross
ven
tilat
ion
Men
ingk
atka
n ke
nyam
anan
, kes
ejah
tera
an
dan
prod
uktiv
itas
Ber
peng
aruh
pos
itive
pad
a ko
nsen
trasi
Men
ingk
atka
n pe
rsep
si
tem
pora
l dan
alli
esth
esis
Keb
erad
aan
pola
ini p
ada
sebu
ah
bang
unan
sang
at p
entin
g da
n m
emba
wa
dam
pak
posi
tif b
aik
dari
segi
em
osi,
kine
rja m
aupu
n pe
ngur
anga
n st
ress
se
hing
ga p
enek
anaa
n po
lain
i dip
erlu
kan
pada
pen
erap
an d
esai
n bi
ophi
lik.
Pera
ncan
gan
fitur
yan
g m
ampu
m
emud
ahka
n pe
nggu
na d
alam
be
rada
ptas
i dan
mem
odifi
kasi
ko
ndis
i ter
mal
seiri
ng d
enga
n pe
ruba
han
lingk
unga
n.M
eman
faat
kan
sina
r mat
ahar
i dan
an
gin
mel
alui
buk
aan
5.
Air
Wat
er w
all
Aks
es v
isua
l te
rhad
ap a
ir hu
jan
Kol
am
Men
gura
ngi s
tress
, m
enin
gkat
kan
pera
saan
te
nang
, men
urun
kan
deny
ut
jant
ung
dan
teka
nan
dara
hM
enin
gkat
kan
kons
entra
si
dan
pem
iliha
n in
gata
nM
enga
mat
i hal
yan
g le
bih
disu
kai d
an re
spon
em
osio
nal y
ang
posi
tif
Fung
si y
ang
mem
baw
a da
mpa
k po
sitif
ba
gi k
eseh
atan
ini m
enja
dika
n po
la in
i ha
l pen
ting
yang
aka
n di
teka
nkan
dal
am
desa
in. P
ola
ini m
udah
dal
am p
ener
apan
da
n se
suai
den
gan
kebu
tuha
n se
buah
hu
nian
.
Mem
prio
ritas
kan
peng
guna
an
elem
en a
ir ya
ng d
apat
dira
saka
n ol
eh b
erba
gai i
nder
aPe
mbe
rian
baya
ngan
pad
a ai
r, pe
nggu
naan
per
muk
aan
yang
dap
at
mem
antu
lkan
sina
r mat
ahar
i, da
n m
engu
rang
i lua
san
perm
ukaa
n ai
r ya
ng te
rpap
ar si
nar m
atah
ari s
ecar
a la
ngsu
ngK
ualit
as su
ara
dan
kele
mba
ban
yang
diti
mbu
lkan
ole
h ai
r ses
uai
deng
an st
anda
r ken
yam
anan
6.
Dyn
amic
&
Diff
use
Ligh
tSi
nar m
atah
ari
dari
berb
agai
su
dut
Cah
aya
mat
ahar
i la
ngsu
ngA
ksen
pe
ncah
ayaa
nLa
mpu
Kon
trol
pere
dupa
n ca
haya
Mem
berik
an d
ampa
k po
sitif
terh
adap
be
rlang
sung
nya
sist
em
sirk
adia
n
Pola
ini b
erka
itan
deng
an si
stem
penc
ahay
aan
baik
ala
mi d
an b
uata
n. O
leh
kare
na it
u, p
ener
apan
pol
a in
i mer
upak
an
hal d
asar
yan
g ha
rus a
da p
ada
bang
unan
Sina
r mat
ahar
i dap
at te
rseb
ar k
e be
rbag
ai su
dut b
angu
nan
Peng
huni
dap
at m
eras
akan
pe
rgan
tian
wak
tu d
an c
uaca
mel
alui
pe
rger
akan
sina
r mat
ahar
i
IV-1
1
No.
Pola
Des
ain
Bio
phili
kB
entu
k Pe
nera
pan
Fung
siA
nalis
aIn
dika
tor
7.B
entu
k da
n Po
la
Bio
mor
phic
Ben
tuk
bang
unan
da
n el
emen
ar
site
ktur
Mem
perh
atik
an
pem
anda
ngan
yan
g le
bih
disu
kai
Pada
das
arny
a ef
ek te
rhad
ap k
eseh
atan
ya
ng d
itim
bulk
an d
ari p
ola
ini t
idak
be
rdam
pak
besa
r. N
amun
pen
erap
an p
ola
ini a
kan
berp
egar
uh te
rhad
ap c
itra
bang
unan
dan
suas
ana
yang
hen
dak
dici
ptak
an. P
engg
unaa
n be
ntuk
dan
pol
a bi
omor
phic
pun
aka
n be
rpen
garu
h te
rhad
ap st
rukt
ur. M
anus
ia m
emili
ki
kenc
eder
unga
n un
tuk
lebi
h m
enyu
kai
bent
uk d
an p
ola
alam
sehi
ngga
pe
neka
nan
pola
ini d
alam
des
ain
dira
sa
perlu
.
Mam
pu m
enar
ik p
erha
tian
dan
men
ingk
atka
n ko
nsen
trasi
Hin
dari
peng
ulan
gan
peng
guna
an
bent
uk d
an p
ola
yang
dap
at
men
ggan
gu p
engl
ihat
anD
igun
akan
seba
gai k
ompo
nen
deko
ratif
ata
u di
guna
kan
pada
ko
mpo
nen
stru
ktur
Peng
guna
an p
ola
pada
pen
gatu
ran
sist
em st
rukt
ur (m
isal
nya
kolo
m
berb
entu
k se
perti
poh
on),
bent
uk
bang
unan
, din
ding
ata
u pl
afon
d,
bent
uk fu
rnitu
re, m
aupu
n lo
rong
8.K
onek
si
Mat
eria
l de
ngan
Ala
m
Peng
guna
an
mat
eria
l ala
mi
atau
mat
eria
l ya
ng m
enye
rupa
i m
ater
ial a
lam
i
Men
urun
kan
teka
nan
dara
h di
asto
licM
enin
gkat
kan
keny
aman
an
Sela
in m
enin
gkat
kan
keny
aman
an d
an
men
urun
kan
teka
nan
dara
h di
asto
lic,
pene
rapa
n po
la in
i aka
n m
enci
ptak
an
suas
ana
yang
lebi
h al
ami d
an
men
cipt
akan
per
seps
irua
ng y
ang
berb
eda
bagi
pen
ggun
a, se
hing
ga p
enek
anan
pol
a in
i pad
a ba
ngun
an d
irasa
per
lu d
an se
suai
de
ngan
keb
utuh
an ru
ang
pada
ban
guna
n.
Kua
ntita
s bah
an d
an w
arna
har
us
dite
ntuk
an b
erda
sark
an p
ada
fung
si
ruan
g
9.C
ompl
exity
&
Ord
erD
esai
n w
allp
aper
da
nka
rpet
Men
geks
pose
st
rukt
ur&
baha
nK
ontu
r dan
te
kstu
r mat
eria
l
Ber
dam
pak
posi
tif p
ada
resp
on te
rhad
ap st
ress
se
cara
psi
kolo
gis
Mem
perh
atik
an
pem
anda
ngan
yan
g le
bih
disu
kai
Pene
rapa
n po
la in
i aka
n di
gabu
ngka
n de
ngan
pen
erap
an p
ola
kone
ksi m
ater
ial
deng
an a
lam
.
10.
Kon
eksi
ant
ar
Sist
em A
lam
iM
engi
nteg
rasi
kan
pena
ngka
p ai
r hu
jan
deng
an
sist
em
peng
olah
an a
ir
Men
ingk
atka
n te
kana
n da
rah
dias
tolic
Men
ingk
atka
n ke
nyam
anan
Pola
ini a
kan
dite
rapk
an d
alam
sist
em
peng
olah
an a
ir bu
anga
n ya
ng a
kan
diba
has p
ada
sub
bab
utili
tas.
Pene
rapa
n po
la in
i aka
n di
teka
nkan
pad
a si
stem
ba
ngun
an d
an ti
dak
pada
uni
t uni
t rua
ng.
IV-1
2
No.
Pola
Des
ain
Bio
phili
kB
entu
k Pe
nera
pan
Fung
siA
nalis
aIn
dika
tor
11.
Pros
pect
Mat
eria
l tra
nspa
ran
Orie
ntas
i ba
ngun
an
Men
gura
ngi s
tress
Men
gura
ngi k
ebos
anan
, iri
tasi
, dan
kel
elah
anM
enin
gkat
kan
keny
aman
an
dan
rasa
kea
man
an
Jika
dili
hat p
ada
cont
oh p
ener
apan
nya,
be
bera
pa d
iant
ara
tela
h te
rdap
at p
ada
pene
rapa
n po
la se
belu
mny
a se
hing
ga
pola
ini a
kan
dite
rapk
an p
ada
pola
se
belu
mny
a na
mun
tida
k m
enja
di
pene
k ana
n pa
da p
ener
apan
des
ain
biop
hilik
.
Orie
ntas
i ban
guna
n, p
elet
akka
n ko
ridor
dan
bal
kon
mam
pu
mem
bant
u pe
nggu
na d
alam
m
emak
sim
alka
n vi
ew te
rhad
ap
outd
oor m
aupu
n in
door
.
12.
Ref
uge
Shel
ter
Perli
ndun
gan
mod
ular
Men
ingk
atka
n ko
nsen
trasi
, pe
rhat
ian
dan
pers
epsi
te
rhad
ap k
esel
amat
an
Fung
si p
ola
refu
ge d
ibut
uhka
n ke
bera
daan
nya
dala
m se
buah
ban
guna
n hu
nian
sehi
ngga
pol
a in
i aka
n m
enja
di
sala
h sa
tu p
ola
yang
dite
kank
an d
alam
pe
nera
pan
desa
in b
ioph
ilik
Mud
ah d
iaks
es d
an m
embe
ri pe
rlind
unga
n ba
gi p
engg
una
13.
Mis
teri
Cah
aya
dan
baya
ngan
Aro
ma
Suar
a da
n ge
tara
nA
rtwor
k at
au
inst
alas
iM
ater
ial y
ang
tem
bus c
ahay
a
Dap
at m
enim
bulk
an re
spon
ba
hagi
aJi
ka d
iliha
t pad
a co
ntoh
pen
erap
anny
a,
bebe
rapa
dia
ntar
a te
lah
terd
apat
pad
a pe
nera
pan
pola
sebe
lum
nya
sehi
ngga
po
la in
i tid
ak a
kan
men
jadi
pen
ekan
an
pada
pen
erap
an d
esai
n bi
ophi
lik.
14.
Ris
kA
rchi
tect
ural
ca
ntile
ver
Fasa
d de
ngan
ba
han
trans
para
n m
ulai
dar
i lan
tai
hing
ga p
lafo
nR
ailin
g da
n la
ntai
ya
ng tr
ansp
aran
Dap
at m
enim
bulk
an re
spon
ba
hagi
a Pe
nera
pan
pola
ini b
ertu
juan
unt
uk
men
cipt
akan
rasa
bah
aya
sehi
ngga
m
anus
ia m
emili
ki k
ewas
pada
an le
bih
terh
adap
seki
tarn
ya. P
ola
ini t
idak
m
enja
di p
enek
anan
pad
a pe
nera
pan
desa
in b
ioph
ilik
kare
na su
asan
a in
i tid
ak
dibu
tuhk
an d
alam
sebu
ah h
unia
n ap
arte
men
.(S
umbe
r: A
nalis
a Pr
amar
ti, 2
016)
Ber
dasa
rkan
has
il an
alis
a di
ata
s mak
a te
rdap
at b
eber
apa
pola
yan
g tid
ak m
enja
di p
enek
anan
dan
ada
pul
a ya
ng p
ener
apan
nya
bers
amaa
n de
ngan
pol
a la
inny
a. P
ola
yang
men
jadi
pen
ekan
an p
ada
desa
in a
dala
h ko
neks
i vis
ual t
erha
dap
alam
, kon
eksi
non
-vis
ual t
erha
dap
alam
, stim
uli n
on-ri
tmik
, the
rmal
&
varia
si a
liran
uda
ra, a
ir, b
entu
k da
n po
la b
iom
orph
ic, k
onek
si m
ater
ial d
enga
n al
am, d
an re
fuge
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-13
4.2 Analisis Konsep Perancangan 4.2.1 Analisis Kegiatan dan Kebutuhan Ruang
Tujuan
Analisa ini bertujuan untuk menentukkan kebutuhan ruang yang harus disediakan
dalam objek rancang bangunan berdasarkan kegiatan pengguna. Analisa kegiatan
ini dikategorikan berdasarkan zonasi ruang yaitu, hunian, penunjang, pengelola,
service dan ruang terbuka hijau.
Dasar pertimbangan
Karakter pengguna
Karakter kegiatan
Efisiensi dan efektifitas pengguna apartemen
Analisa dan Hasil
A. Zona Hunian
Pada zona hunian, pelaku kegiatan terbagi menjadi 2 yaitu tipe lajang dan tipe
keluarga. Berikut ini merupakan kegiatan pelaku kegiatan pada zona hunian
1. Kegiatan Penghuni Apartemen
Sasaran penghuni apartemen yang direncanakan ini adalah para pebisnis,
ekspatriat dan pekerja kantoran dengan tingkat ekonomi menengah ke atas.
Pengelompokkan penghuni apartemen dibedakan menjadi lajang dan
keluarga.
a. Analisa Kegiatan Penghuni Apartemen Tipe Lajang Tabel 4. 3 Analisa Kegiatan Penghuni Apartemen Tipe Lajang
Pelaku Kegiatan Kegiatan Kebutuhan RuangIndividu/eksekutif muda
- Menerima tamu- Istirahat (membaca, nonton
TV, mendengarkan musik, duduk bersantai)
- Makan/minum- Mandi, cuci tangan,
berwudhu- Ibadah - Bekerja - Tidur
- Ruang tamu- Ruang duduk atau balkon
- Ruang makan atau pantry- Kamar Mandi
- Ruang Tidur- Ruang Duduk- Ruang Tidur
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-14
b. Karakter penghuni tipe lajang
Aktivitas penghuni di luar apartemen padat dan serba cepat
Unit hunian hanya digunakan sebagai tempat istirahat setelah seharian
bekerja
Tidak memiliki waktu luang yang banyak untuk mengurus unit hunian
Kebutuhan akan efisiensi dan efektifitas yang tinggi
Cenderung membawa tamu ke dalam unit hunian
c. Analisa Kebutuhan Suasana Ruang
Membutuhkan ruang yang praktis dan desain furniture yang ergonomis
Suasana kamar yang sesuai dengan karakter penghuni menentukkan
kualitas kerja dan istirahat yang dilakukan
Membutuhkan suasana kamar mampu memberikan kenyamanan dan
ketenangan sehingga mampu membantu menurunkan tingkat stress
Diperlukan adanya bukaan untuk view ke arah luar ruangan
d. Analisa Kegiatan Penghuni Apartemen Tipe Keluarga
Tabel 4. 4 Analisa Kegiatan Penghuni Apartemen Tipe KeluargaPelaku Kegiatan Kegiatan Kebutuhan Ruang
Ayah - Masuk- Menerima tamu- Istirahat (membaca, nonton
TV, mendengarkan musik, duduk bersantai)
- Berkumpul dengan keluarga- Makan/minum
- Mandi, cuci tangan, berwudhu- Ibadah - Bekerja - Tidur
- Ruang Tamu- Ruang tamu- Ruang duduk atau balkon
- Ruang Keluarga- Ruang makan atau pantry
- Kamar Mandi- Ruang Tidur- Ruang Kerja- Ruang Tidur
Ibu - Masuk- Menerima tamu- Istirahat (membaca, nonton
TV, mendengarkan musik, duduk bersantai)
- Berkumpul dengan keluarga- Makan/minum- Mandi, cuci tangan, berwudhu- Ibadah - Memasak - Tidur
- Ruang tamu- Ruang tamu- Ruang duduk atau balkon
- Ruang Keluarga- Ruang makan atau pantry- Kamar Mandi- Ruang Tidur- Dapur- Ruang Tidur
Anak - Istirahat (membaca, nonton TV, mendengarkan musik,
- Ruang tamu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-15
duduk bersantai)- Berkumpul dengan keluarga- Makan/minum- Mandi, cuci tangan, berwudhu- Ibadah - Mengerjakan PR/Belajar - Tidur
- Ruang duduk atau balkon- Ruang Keluarga- Ruang makan atau pantry- Kamar Mandi- Ruang Tidur- Ruang Tidur- Ruang Tidur
Pembantu - Istirahat - Berkumpul dengan keluarga
majikan- Makan/minum- Mandi, cuci tangan, berwudhu- Ibadah - Tidur - Keluar
- Ruang Duduk atau balkon- Ruang keluarga- Ruang makan- Kamar mandi pembantu
- Ruang tidur pembantu- Ruang tidur pembantu- Foyer
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
e. Karakter penghuni tipe keluarga
Aktivitas penghuni di luar apartemen padat
Unit hunian hanya digunakan sebagai tempat istirahat dan berkumpul
keluarga
Hunian merupakan cerminan dari tingkat sosial
Perlunya komunikasi dengan keluarga
Kebutuhan akan efisiensi dan efektifitas yang tinggi
Cenderung membawa tamu ke dalam unit hunian
f. Analisa Kebutuhan Suasana Ruang
Ukuran dan jumlah ruang lebih besar dibandingkan dengan tipe lajang
Suasana kamar yang sesuai dengan karakter penghuni menentukkan
kualitas kerja dan istirahat yang dilakukan
Membutuhkan suasana kamar mampu memberikan kenyamanan dan
ketenangan sehingga mampu membantu menurunkan tingkat stress
Pemisahan ruang satu dengan yang lainnya dibuat terbuka agar
komunikasi tetap bisa berjalan
g. Interaksi Sosial antar Penghuni
Dalam sebuah lingkungan diperlukan adanya sebuah interaksi sosial. Oleh
karena itu, mewadahi kegiatan interaksi sosial penting adanya dalam sebuah
pemukiman guna menciptakan suasana yang keakraban dan harmonis antar
penghuni. Berikut ini merupakan analisa kegiatan interaksi sosial antar
penghuni (Tabel 4.5).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-16
Tabel 4. 5 Analisa Kegiatan Interaksi Sosial antar Penghuni Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
Lajang-Lajang - Bertegur sapa- Berbincang- Bersantai
- Ruang Sirkulasi- Ruang komunal- Taman
Lajang-Keluarga - Bertegur sapa- Berbincang- Bersantai
- Ruang Sirkulasi- Ruang komunal- Taman
Keluarga-Keluarga
- Bertegur sapa- Berbincang- Bersantai- Bermain
- Ruang Sirkulasi- Ruang komunal- Taman- Taman
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Hasil: Tabel 4. 6 Kebutuhan Ruang pada Zona Hunian
Zona Ruang Jumlah Ruang
Nama Ruang Kriteria
Hunian: 1 BR
1 R. Tamu EfisienEfektifPenggunaan Material AlamiAkses visual ke alam
1 R. Tidur1 Kamar Mandi1 Pantry1 R. Makan1 R. Kerja
Hunian: 2 BR
1 R. Tamu2 R. Tidur2 Kamar Mandi1 Dapur1 R. Makan1 R. Kerja1 Balkon
Hunian: 2 BR Deluxe
1 R. Tamu2 R. Tidur2 Kamar Mandi1 Dapur1 R. Makan1 R. Kerja1 Balkon1 R. Tidur Pembantu1 R. Mandi Pembantu
Hunian: 3 BR
1 R. Tamu3 R. Tidur2 Kamar Mandi1 Dapur1 R. Makan1 R. Kerja1 Balkon1 R. Tidur Pembantu1 R. Mandi Pembantu
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-17
B. Zona Penunjang
Zona penunjang pada apartemen ini dikategorikan ke dalam 5 bagian yaitu,
fasilitas kesehatan, olahraga, pemenuh kebutuhan sehari-hari, foodcourt dan
ruang terbuka hijau. Berikut ini merupakan analisis kegiatan pada zona
penunjang
1. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas pada apartemen ini berupa medical center dimana fasilitas ini melayani
pemeriksaan kesehatan dan pembelian obat bagi penghuni apartemen maupun
pengunjung apartemen.
a. Analisa Kegiatan pada Fasilitas Kesehatan Tabel 4. 7 Analisa Kegiatan pada Fasilitas Kesehatan
Kegiatan Penunjang
Kesehatan
Pelaku Kebutuhan Ruang
RegistrasiMenungguPemeriksaan kesehatanAdministrasiPembelian obatLavatory
Receptionist, PasienUmumDokter, PasienKaryawan, umumKaryawan, umumDokter, karyawan, umum
R. ReceptionistR.TungguR. PeriksaR. AdministrasiR. ApotekToilet
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
b. Alur Kegiatan pada Fasilitas Kesehatan
Gambar 4. 2 Alur Kegiatan pada Fasilitas Kesehatan(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-18
c. Kebutuhan Suasana Ruang
Letak ruang yang mudah diakses bagi penghuni maupun pengujung
apartemen
Membutuhkan suasana yang dapat menenangkan dan memberi
kenyamanan bagi pasien
Penggunaan material alami dan furniture sesuai dengan kriteria Desain
Biophilik guna memberikan efek healing pada pengguna
Memiliki akses visual terhadap unsur alam seperti tumbuhan, air,
bebatuan, dll.
2. Fasilitas Olahraga
Fasilitas olahraga terbagi menjadi beberapa bagian yaitu kegiatan renang,
fitness, futsal, tenis dan jogging track. Berikut ini merupakan analisa kegiatan
pada fasilitas olahraga.
a. Analisa Kegiatan pada Fasilitas Olahraga Tabel 4. 8 Analisa Kegiatan pada Fasilitas Olahraga
Kegiatan Penunjang Olahraga Pelaku Kebutuhan RuangKolam Renang
RenangGanti PakaianPenyimpananLavatoryAdministrasi
Penghuni/PengunjungPenghuni/PengunjungKaryawanUmumKaryawan, Penghuni/Pengunjung
Kolam RenangR. Ganti/LokerGudangToilet/kamar mandiR. Administrasi
Fitness Center
Training/FitnessGanti PakaianPenyimpanan LavatoryAdministrasi
Penghuni/PengunjungPenghuni/PengunjungKaryawanUmumKaryawan, Penghuni/Pengunjung
R. FitnessR. Ganti/LokerGudangToilet/kamar mandiR. Administrasi
Futsal/Tenis Bermain FutsalBermain TenisGanti PakaianPenyimpananLavatoryAdministrasi
Penghuni/PengunjungPenghuni/PengunjungPenghuni/PengunjungKaryawanUmumKaryawan, Penghuni/Pengunjung
Lapangan FutsalLapangan tenisR.Ganti/LokerGudangToilet/kamar mandiR. Administrasi
Jogging track JoggingIstirahat
UmumUmum
Jogging trackR. duduk outdoor
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-19
b. Alur Kegiatan pada Fasilitas Olahraga
Gambar 4. 3 Alur Kegiatan pada Fasilitas Olahraga(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
c. Kebutuhan Suasana Ruang Letak ruangan berada di area publik yang memiliki kemudahan akses bagi
penghuni maupun pengunjung apartemen
Ruang fitness bersifat indoor namun memiliki akses visual terhadap alam
Kolam renang, lapangan futsal, lapangan tenis dan jogging track bersifat
outdoor
Ruang-ruang berada di area public dan dikelompokkan dalam zona
fasilitas olahraga sehingga keberadaan ruang-ruang tersebut berdekatan
dan masih berada dalam satu area
Suasana yang dibutuhkan dalam zona ini adalah playful, energic dan
dinamis. Suasana ruang harus mampu menimbulkan keinginan pengguna
untuk beraktivitas
Kenyamanan dan efektifitas ruang menjadi hal yang penting dalam zona
ini
3. Fasilitas Anak
Fasilitas anak merupakan fasilitas yang disediakan untuk mengakomodasi
kegiatan bermain anak dan penitipan anak. Berikut ini adalah analisa kegiatan
pada fasilitas anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-20
a. Analisa Kegiatan pada Fasilitas Anak Tabel 4. 9 Analisa Kegiatan pada Fasilitas Anak
Kegiatan Penunjang Anak Pelaku Kebutuhan RuangPlayground Bermain
Megawasi anakPenghuni/PengunjungPenghuni/Pengunjung
PlaygroundR. tunggu
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
b. Alur Kegiatan pada Fasilitas Anak
Gambar 4. 4 Alur Kegiatan pada Area Playground(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
c. Kebutuhan Suasana Ruang
Ruang playground bersifat outdoor, dimana pengguna dapat berhubungan
langsung dengan alam
Letak ruang harus memiliki kemudahan akses bagi penghuni maupun
pengunjung apartemen
Kenyamanan dan keamaan menjadi hal yang penting bagi ruang ini
mengingat sebagian besar pengguna merupakan anak-anak usia dini
Penggunaan material dan furniture disesuaikan dengan pola Desain
Biophilik dan dipilih atas dasar pertimbangan keamanan bagi pengguna.
4. Fasilitas Penunjang Kebutuhan Sehari-hari
Fasilitas penunjang kebutuhan sehari-hari terdiri dari mini-market, laundry,
ATM, dan retail. Berikut ini merupakan analisa kegiatan yang terdapat pada
fasilitas penunjang kebutuhan sehari-hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-21
a. Analisa Kegiatan pada Fasilitas Penunjang Kebutuhan Sehari-hari Tabel 4. 10 Analisa Kegiatan pada Fasilitas Penunjang Kebutuhan Sehari-hari
Kegiatan Penunjang Kebutuhan Sehari-hari
Pelaku Kebutuhan Ruang
Minimarket/Swalayan
Jual BeliMembayarLoading barangPenyimpananLavatoryIstirahat
Karyawan, UmumKaryawan, UmumKaryawanKaryawan KaryawanKaryawan
R. DisplayR. KasirLoading dockGudangToiletR. Karyawan/Loker
Laundry MencuciMenyetrikaMenjemurPenyimpananLavatory
KaryawanKaryawanKaryawanKaryawanKaryawan
R. CuciR. SetrikaR. MenjemurR. Penyimpanan/LokerToilet
ATM Pengambilan uang
Umum R. Counter
Retail Jual BeliPenyimpananLoading barangLavatory
Karyawan, umumKaryawanKaryawanKaryawan
R. DisplayGudangLoading dockToilet
Ibadah BerwudhuMenaruh sepatuSholatLavatoryPenyimpanan
UmumUmum
UmumUmumKaryawan
R. wudhuRak Sepatu/ penitipan barangMushollaToiletGudang
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
b. Alur Kegiatan pada Fasilitas Penunjang Kebutuhan Sehari-hari
Gambar 4. 5 Alur Kegiatan pada Area Swalayan(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-22
Gambar 4. 6 Alur Kegiatan pada Area Laundry(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Gambar 4. 7 Alur Kegiatan pada Area ATM(Sumber: Pramarti, 2016)
Gambar 4. 8 Alur Kegiatan pada Area Musholla(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
c. Kebutuhan Suasana Ruang
Letak ruang harus memiliki kemudahan akses bagi penghuni maupun
pengunjung apartemen
Berada di zona publik
Kenyamanan dan keamanan sangat dibutuhkan bagi penunjang kegiatan di
dalamnya
Keberadaan ruang harus mudah terlihat dan mudah dicapai
5. Fasilitas Foodcourt
Fasilitas foodcourt terdiri dari restaurant dan café. Berikut ini merupakan
analisa kegiatan yang terdapat pada fasilitas foodcourt.
a. Analisa Kegiatan pada Fasilitas Foodcourt
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-23
Tabel 4. 11 Analisa Kegiatan pada Fasilitas FoodcourtKegiatan Penunjang Fodcourt Pelaku Kebutuhan RuangMakan/MinumPembayaranHiburanMemasakPersiapanPenyimpananIstirahatMengganti pakaianLavatoryAdministrasiIbadah
Karyawan, umumKaryawan, umumPenampilKaryawanKaryawanKaryawanKaryawanKaryawanKaryawan, umumKaryawanUmum
Bar/Ruang makanKasirPanggungDapurRuang persiapanGudangR. IstirahatR. LokerToiletR. AdministrasiMusholla
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
b. Alur Kegiatan pada Fasilitas Foodcourt
Gambar 4. 9 Alur Kegiatan pada Area Restaurant(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
c. Kebutuhan Suasana Ruang
Ruang foodcourt dapat bersifat indoor maupun outdoor
Membutuhkan suasana yang nyaman dan tenang
Kesan terbuka dan menyatu dengan alam cocok untuk diterapkan dalam
konsep ruang foodcourt, selain untuk menciptakan efek relaks dan segar,
hal ini dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung
6. Fasilitas Ruang terbuka hijau
Fasilitas ruang terbuka hijau merupakan penyediaan ruang terbuka hijau yang
terdapat dalam apartemen. Pengaplikasian fasilitas ini atas dasar pertimbangan
Perda No. 1 Tahun 2014 Pasal 386 yaitu Pengembangan perumahan vertikal
dengan intensitas tinggi melalui peremajaan lingkungan dilengkapi prasarana
dan penyediaan RTH. Berikut ini merupakan analisa kegiatan dan sifat ruang
terbuka hijau pada apartemen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-24
a. Analisa Kegiatan pada Ruang Terbuka Hijau Tabel 4. 12 Analisa Kegiatan pada Ruang Terbuka Hijau
Penyediaan Ruang Sifat RTH Kegiatan Pelaku- Taman RT- Roof Garden
- Playground- Holtikultur
- Privat- Semi
Publik- Publik- Publik
- Bersantai- Interaksi sosial
- Rekreasi/Interaksi sosial/Bermain
- Edukasi (Menanam)
- Penghuni/Pengunjung- Penghuni
- Penghuni/Pengujung- Penghuni
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
C. Zona Pengelola
a. Analisa Kegiatan pada Zona Pengelola Tabel 4. 13 Analisa Kegiatan Pengelola Apartemen
Kegiatan Pengelola Pelaku Kebutuhan RuangMelaksanakan Pekerjaan Direktur
Div. Operasional dan Manage BuildingHRDSalesDivisi Keuangan\Divisi PR
R. DirekturR. Staff operasional dan manage buildingR. Staff HRDR. Staff SalesR. Staff KeuanganR. Staff PR
Menerima TamuPenyimpanan pribadiRapat KoordinasiMakan/MinumIstirahatFotocopyIbadahLavatory
Semua KaryawanSemua KaryawanSemua KaryawanSemua KaryawanSemua KaryawanSemua KaryawanSemua KaryawanSemua Karyawan
R. TamuR. LokerR. RapatPantryR. IstirahatR. FotocopyMushollaToilet
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
b. Alur Kegiatan
Gambar 4. 10 Alur Kegiatan Pengelola Apartemen(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-25
c. Kebutuhan Suasana Ruang
Berada pada zona pengelola dan bersifat indoor
Pengaplikasian pola Desain Biophilik pada ruang kerja guna meningkatkan
produktivitas kerja
Akses visual terhadap alam pada ruang-ruang umum
Membutuhkan suasana yang nyaman, tenang dan kondusif sebagai ruang
kerja
Pemisah antar ruangan dibuat semi terbuka sesuai dengan jenis pekerjaan
Efektifitas sirkulasi antar ruang sangat diperlukan
D. Zona Umum
Zona umum merupakan zona yang dipergunakan untuk pelayanan umum. Zona
ini bersifat public sehingga dapat diakses oleh siapapun baik penghuni,
pengunjung maupun pengelola. Berikut ini merupakan analisa kegiatan yang
terdapat pada zona service. abel 4. 14 Analisa Kegiatan Zona Umum
Kegiatan Pelaku Kebutuhan RuangDatang Penghuni, pengunjung,
pegelolaEntranceFront Office
Parkir PenghuniPengunjungPengelola
R. Parkir penghuniR. Parkir pengelolaR. Parkir tamu
Informasi Pengunjung, Pengelola R. InformasiSirkulasi Penghuni, pengunjung,
pengelolaLobby, hall, koridor
Duduk/ Menunggu Penghuni, pengunjung, pengelola
Lounge
Lavatory Penghuni, pengunjung, pengelola
Lavatory
Pulang Penghuni, pengunjung, pengelola
Exit
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Tabel 4. 15 Analisa Kegiatan pada Zona ServiceKegiatan Service Pelaku Kebutuhan Ruang
Memeriksa tanki bahan bakarMemerikasa tanki air bersih/kotorMenjalankan pompaWater treatmentMenjalankan gensetMemeriksa transformatorMelakukan control terhadap utilitas
Teknisi Mekanikal dan Elektrikal
R. tanki bahan bakarR. tanki air bersih
R. PompaR. water treatmentR. gensetR. TransformatorR. Kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-26
Memeriksa panelMaintainanceIstirahatRapatPengiriman barang
Lavatory
R. PanelR. Maintainance, bengkel kerjaR. istirahat, cafeteriaR. engineer, house keeperLoading dock, parkir mobil dan motorToilet
Mengontrol dan menjaga keamananTidurLavatory
Petugas keamanan
R. Jaga
R. TidurToilet
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Gambar 4. 11 Alur Kegiatan pada Area Service(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
E. Zona Service
Zona service merupakan zona yang dipergunakan untuk ruang-ruang penunjang
dalam menjalankan fungsi apartemen. Ruang service hanya dapat diakses oleh
karyawan, tidak dapat diakses secara umum oleh penghuni maupun pengunjung
tanpa izin pengelola. Berikut ini merupakan analisa kegiatan yang terdapat pada
zona service.
a. Analisa Kegiatan pada Zona Service
Kegiata pada zona service yang berisi keterangan mengenai kegiatan service,
pelaku dan kebutuhan ruang dapat dilihat pada (Tabel 4.15)
b. Alur Kegiatan pada Area Service
Alur kegiatan pada area service dapat dilihat pada (Gambar 4.11)
c. Kebutuhan Suasana Ruang
Berada jauh dari zona hunian dan zona public
Kemudahan akses bagi karyawan yang bekerja dalam bidang tersebut
Dapat meredam kebisingan dan getaran yang ditimbulkan oleh mesin
Peletakkan ruang harus mempertimbangkan segi keamanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-27
4.2.2 Analisis Besaran Ruang
Tujuan
Analisa ini bertujuan untuk mendapatkan besaran tiap-tiap ruang dalam Apartemen
Dasar pertimbangan
Kenyamanan penggunga seperti sirkulasi, penataan furniture, dan keprivasian
Pendekatan kebutuhan perabot
Pendekatan kapasitas jumlah pelaku kegiatan di dalam ruangan terhadap kesesakan dan kepadatan
Standar luasan ruangan menggunakan standar referensi arsitektural dari beberapa sumber, seperti:
- DA : Data Arsitek (Ernest Neufert),
- TS : Time Saver Standart for Building Type (Joseph de Chiara dan John Callender), dan
- SNI : Standar Nasional Indonesia
Besaran flow gerak sebagai berikut (Sumber: Time Saver Standart of Building
Type, 2nd Edition)
5% - 10% : Standart minimum
20% : Kebutuhan keleluasaan fisik
30% : Tuntutan kenyamanan fisik
40% : Tututan kenyamanan psikologis
50% : Tuntutan spesifikasi kegiatan
70-100% : Keterkaitan dengan banyak kegiatan
Flow gerak yang sering digunakan yakni flow gerak sebesar 20% yang
diterapkan pada setiap unit hunian. Sedangkan ruang-ruang lainnya
menggunakan flow sebesar 30% sesuai dengan tuntutan kenyaman fisik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-28
Analisis
a. Unit Hunian
Tabel 4. 16 Analisa Besaran Ruang Hunian Nama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
1 BRR. Tidur DA 2 orang 1 double bed 1,8 x 2 = 2,7 m2
2 beside table 0,5 x 0,4 x 2 = 4 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2
Luas furniture: 8,13 m2
Flow gerak 20% x 8,13 m2 = 0,2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2 = 3.5 m2
10 m2
R. Tamu DA 4 orang 1 sofa 2 x 0,8 = 1,6 m2
1 coffe table 0,5 x 0,4 = 0,2 m2
1 meja TV 0,66 x 1,5 = 0,99 m2
Luas furniture: 2,8 m2
Flow gerak 20% x 2,8 m2 = 0.56 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
9,5 m2
Kamar Mandi
DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2
1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2
1 shower 1 x 1 = 1 m2
Luas furniture: 1,74Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
4,25 m2
Pantry danRuang Makan
4 orang 1 meja makan 0,8 x 1,8 = 1,442 kursi makan 2 x 0,6 x 0,58 = 0,71 Kompor 0,59 x 0,6 = 0,35 m2
1 bak cuci piring 0,6 x 1 = 0,6 m2
1 kulkas 1 x 0,8 x 0,75 = 0,6 m2
1 lemari simpan 1 x 0,5 x 1,25 = 0,63 m2
Luas furniture: 4,32 m2
Flow gerak 30% x 4,32 m2 = 1,3 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
14,3 m2
Ruang Kerja
1 orang 4 m2
Luas Tipe 1 BR 45 m2
2 BRNama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
R. Tidur DA 2 orang 1 double bed 1,35 x 2 = 2,7 m2
2 beside table 0,5 x 0,4 x 2 = 4 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2
Luas furniture: 8,13 m2
Flow gerak 20% x 8,13 m2 = 0,2 Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2
20 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-29
orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 2 = 10,6 m2
R. Tidur 2 1 orang 1 single bed 1,00 x 2 = 2 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2
Luas furniture: 3,43 m2
Flow gerak 20% x 3,43 m2 = 0,68 m2
Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m2
10 m2
R. Tamu DA 4 orang 1 sofa 2 x 0,8 = 1,6 m2
1 coffe table 0,5 x 0,4 = 0,2 m2
1 meja TV 0,66 x 1,5 = 0,99 m2
Luas furniture: 2,8 m2
Flow gerak 20% x 2,8 m2 = 0.56 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
13 m2
Kamar Mandi
DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2
1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2
1 shower 1 x 1 = 1 m2
1 bathup 0,7 x 1,6 = 1,12Luas furniture: 2,86Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
6 m2
Kamar Mandi 2
DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2
1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2
1 shower 1 x 1 = 1 m2
Luas furniture: 1,74Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
5 m2
Pantry danRuang Makan
5 orang 1 meja makan 0,8 x 1,8 = 1,44 m2
4 kursi makan 4 x 0,6 x 0,58 = 1,3 m2
Kompor 0,59 x 0,6 = 0,35 m2
1 bak cuci piring 0,6 x 1 = 0,6 m2
1 kulkas 1 x 0,8 x 0,75 = 0,6 m2
1 lemari simpan 1 x 0,5 x 1,25 = 0,63 m2
Luas furniture: 5 m2
Flow gerak 30% x 5 m2 = 1,5 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 5 = 8,8 m2
15 m2
Balkon 3 orang 1 meja kopi 0,5 x 1,2 = 0,6 m2
2 kursi santai 2 x 0,85 x 0,8 = 1,3 m2
Luas furniture: 1,9 m2
Flow gerak 50% x 1,9 = 0,95 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
10 m2
R. Kerja 1 orang 1 meja 1,2 x 0,6 = 0,72 m2
1 kursi 0,4 x 0,5 = 0,2 m2
Luas furniture: 0,92 m2
Flow gerak 30 % x 0,92 = 0,2 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
9 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-30
Luas Tipe 2 BR 102,7m2
2 BR DELUXENama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
R. Tidur DA 2 orang 1 double bed 1,35 x 2 = 2,7 m2
2 beside table 0,5 x 0,4 x 2 = 4 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2
Luas furniture: 8,13 m2
Flow gerak 20% x 8,13 m2 = 0,2 Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 2 = 10,6 m2
20 m2
R. Tidur 2 1 orang 1 single bed 1,00 x 2 = 2 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2
Luas furniture: 3,43 m2
Flow gerak 20% x 3,43 m2 = 0,68 m2
Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m2
10 m2
R. Tamu DA 4 orang 1 sofa 2 x 0,8 = 1,6 m2
1 coffe table 0,5 x 0,4 = 0,2 m2
1 meja TV 0,66 x 1,5 = 0,99 m2
Luas furniture: 2,8 m2
Flow gerak 20% x 2,8 m2 = 0.56 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
13 m2
Kamar Mandi
DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2
1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2
1 shower 1 x 1 = 1 m2
1 bathup 0,7 x 1,6 = 1,12Luas furniture: 2,86Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
6 m2
Kamar Mandi 2
DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2
1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2
1 shower 1 x 1 = 1 m2
Luas furniture: 1,74Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
5 m2
Kamar Pembantu
DA 1 orang 1 single bed 0,9 x 2 = 1,8 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
Luas furniture: 2,55 m2
Flow gerak 20% x 2,55 m2 = 0,51 m2
Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 1orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m2
9 m2
Kamar Mandi Pembantu
DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2
1 bak 0,8 x 0,8 = 0,64 m2
Luas furniture: 1,03Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
4 m2
Pantry 5 orang 1 meja makan 0,8 x 1,8 = 1,44 m2 15 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-31
danRuang Makan
4 kursi makan 4 x 0,6 x 0,58 = 1,3 m2
Kompor 0,59 x 0,6 = 0,35 m2
1 bak cuci piring 0,6 x 1 = 0,6 m2
1 kulkas 1 x 0,8 x 0,75 = 0,6 m2
1 lemari simpan 1 x 0,5 x 1,25 = 0,63 m2
Luas furniture: 5 m2
Flow gerak 30% x 5 m2 = 1,5 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 5 = 8,8 m2
Balkon 3 orang 1 meja kopi 0,5 x 1,2 = 0,6 m2
2 kursi santai 2 x 0,85 x 0,8 = 1,3 m2z
Luas furniture: 1,9 m2
Flow gerak 50% x 1,9 = 0,95 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
10 m2
R. Kerja 1 orang 1 meja 1,2 x 0,6 = 0,72 m2
1 kursi 0,4 x 0,5 = 0,2 m2
Luas furniture: 0,92 m2
Flow gerak 30 % x 0,92 = 0,2 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
9 m2
Luas Tipe 2 BR Deluxe 89,8 m2
3 BRNama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
R. Tidur DA 2 orang 1 double bed 1,35 x 2 = 2,7 m2
2 beside table 0,5 x 0,4 x 2 = 4 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2
Luas furniture: 8,13 m2
Flow gerak 20% x 8,13 m2 = 0,2 Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 2 = 10,6 m2
20 m2
R. Tidur 2 1 orang 1 single bed 1,00 x 2 = 2 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2
Luas furniture: 3,43 m2
Flow gerak 20% x 3,43 m2 = 0,68 m2
Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m2
12 m2
R. Tidur 3 1 orang 1 single bed 1,00 x 2 = 2 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2
Luas furniture: 3,43 m2
Flow gerak 20% x 3,43 m2 = 0,68 m2
Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m2
12 m2
R. Tamu DA 4 orang 1 sofa 2 x 0,8 = 1,6 m2
1 coffe table 0,5 x 0,4 = 0,2 m2
1 meja TV 0,66 x 1,5 = 0,99 m2
Luas furniture: 2,8 m2
Flow gerak 20% x 2,8 m2 = 0.56 m2
18 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-32
Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 4 = 7 m2
Kamar Mandi
DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2
1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2
1 shower 1 x 1 = 1 m2
1 bathup 0,7 x 1,6 = 1,12Luas furniture: 2,86Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
6 m2
Kamar Mandi 2
DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2
1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2
1 shower 1 x 1 = 1 m2
Luas furniture: 1,74Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
4,3 m2
Kamar Pembantu
DA 1 orang 1 single bed 0,9 x 2 = 1,8 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
Luas furniture: 2,55 m2
Flow gerak 20% x 2,55 m2 = 0,51 m2
Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m2
9 m2
Kamar Mandi Pembantu
DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2
1 bak 0,8 x 0,8 = 0,64 m2
Luas furniture: 1,03Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
4 m2
Pantry danRuang Makan
7 orang 1 meja makan 0,8 x 1,8 = 1,44 m2
4 kursi makan 4 x 0,6 x 0,58 = 1,3 m2
Kompor 0,59 x 0,6 = 0,35 m2
1 bak cuci piring 0,6 x 1 = 0,6 m2
1 kulkas 1 x 0,8 x 0,75 = 0,6 m2
1 lemari simpan 1 x 0,5 x 1,25 = 0,63 m2
Luas furniture: 5 m2
Flow gerak 50% x 5 m2 = 2,5 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 7 orang = 3,14 x 1 x 1 x 7 = 22 m2
30 m2
Teras 2 orang Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
27 m2
Balkon 5 orang 1 meja kopi 0,5 x 1,2 = 0,6 m2
4 kursi santai 4 x 0,85 x 0,8 = 2,7 m2
Luas furniture: 3,3 m2
Flow gerak 50% x 3,3 = 1,65 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 5 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 5 = 8,8 m2
5,3 m2
R. Kerja 2 orang 1 meja 1,2 x 0,6 = 0,72 m2
1 kursi 0,4 x 0,5 = 0,2 m2
Luas furniture: 0,92 m2
Flow gerak 30 % x 0,92 = 0,2 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
7,5 m2
Luas Tipe 3 BR 195,5m2
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-33
b. Unit Penunjang
Tabel 4. 17 Analisa Besaran Ruang Zona PenunjangNama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
RestaurantBar DA 10 orang 10 kursi 10 x 0,6 x 0,55 = 3,3 m2
1 meja panjang 0,6 x 10 = 6 m2
2 rak minum 2 x 0,6 x 1,25 = 1,5 m2
Luas furniture: 10,8 m2
Flow gerak 30% x 10,8 m2 = 0,3 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 10 = 17,6 m2
28 m2
R. Makan 100 orang 70 kursi makan 70 x 0,6 x 0,55 = 23 m2
10 meja makan 10 x 1 x 1 = 10 m2
14 meja makan 14 x 2,5 x 1= 35 m2
Luas furniture: 68 m2
Flow gerak 40% x 68 m2 = 27 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 100 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 100 = 5,3 m2
270 m2
Kasir 2 orang 1 meja 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2
Luas furniture: 1,65 m2
Flow gerak 20% x 1,65 m2 = 0,33 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
8 m2
Dapur DA 10 orang(kapasitas 100-200porsi makanan)
Panci pemasakKuali 80 LArea kerjaFleming stoveOven 2 muka dengan lemari penghangatPanggangan2 baris meja bumbuBak cuciGudang makanan
30 m2
Gudang DA 2 orang 4 rak simpan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m2
Luas furniture: 3Flow gerak 30% x 3 m2 = 0,9 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
9,5 m2
R. Administrasi
DA 4 orang 2 meja 2 x 0,9 x 1,5 = 2,7 m2
4 kursi 4 x 0,6 x 0,55 =1,3 m2
2 lemari 2 x 1,25 x 0,6 = 1,5 m2
Luas furniture: 5,5 m2
Flow gerak 30% x 5,5 m2 = 1,65 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
14 m2
R. Ganti Pria
DA 7 orang 7 loker 7 x 0,6 x 1,5 = 6,3 m2
Luas furniture: 6,3 m2
Flow gerak 20% x 6,3 m2 = 1,26 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 7 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 7 = 12 m2
19,5 m2
R. Ganti DA 5 orang 5 loker 5 x 0,6 x 1,5 = 4,5 m2 14 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-34
Wanita Luas furniture: 4,5 m2
Flow gerak 20% x 4,5 m2 = 0,9 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 5 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 5 = 8,8 m2
Panggung Asumsi 5 orang 1 drum 2 x 2 = 4 m2
Luas furniture: 4 m2
Flow gerak 30% x 4 m2 = 1,2 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 5 orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 5 = 4 m2
9 m2
R. Persiapan
Asumsi 7 orang 1 meja panjang 1 x 1 x 5 = 5 m2
Luas furniture: 5 m2
Flow gerak 30% x 5 m2 = 1,5 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 7 orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 7 = 5,5 m2
12 m2
Luas Restaurant 386 m2
R. SerbagunaNama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
Panggung DA 6 orang 6 kursi 6 x 0,6 x 0,55 = 2 m2
2 meja panjang 2x 0,6 x 10 = 12 m2
Luas furniture: 14 m2
Flow gerak 30% x 14 m2 = 4,2 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 6 orang = 3,14 x 0, 5 x 0, 5 x 6 = 4,5 m2
22 m2
R. Audience
100 orang 100 kursi 100x 0,6 x 0,55 = 33 m2
Luas furniture: 33 m2
Flow gerak 30% x 33 m2 = 9,9 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 100 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 100 = 176 m2
118 m2
R. Persiapan
10 orang 1 meja 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2
Luas furniture: 1,65 m2
Flow gerak 20% x 1,65 m2 = 0,33 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 10 = 17,6 m2
20 m2
Gudang DA 2 orang 4 rak simpan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m2
Luas furniture: 3Flow gerak 30% x 3 m2 = 0,9 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
9,5 m2
Hall 100 orang Jarak personal 1 dengan kapasitas 100 orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 100 = 76,5 m2
76,5 m2
Toilet Wanita
2 orang 2 wastafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2
2 closet 2 x 0,6 x 0,65 = 0,78 m2
2 bak 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2
Luas furniture: 2,2 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
9 m2
Toilet Pria 2 orang 2 wastafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2
2 closet 2 x 0,6 x 0,65 = 0,78 m2
2 bak 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2
2 urinoir 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78
9 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-35
Luas furniture: 3 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
Luas R. Serbaguna 264 m2
Kolam RenangNama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
Kolam Renang
DA 40 orang Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 6 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 40 = 212 m2
Terdapat 3 buah kolam sehingga 212 x 3 = 636 m2
636 m2
Kamar mandi wanita
4 orang 2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m2
4 shower 4 x 1 x 1 = 4 m2
2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2
2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2
Luas furniture: 6,2 m2
Flow gerak 20% x 6,2 m2 = 1,24 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
4 loker 4 x 0,6 x 1,5 = 3,6 m2
Luas furniture: 3,6 m2
Flow gerak 30% x 3,6 m2 = 1 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m2
108 m2
Kamar mandi Pria
4 orang 2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m2
4 shower 4 x 1 x 1 = 4 m2
2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2
2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2
2 urinoir 2 x 0,6 x 0,65 = 0,78 m2
Luas furniture: 6,2 m2
Flow gerak 20% x 6,2 m2 = 1,24 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
4 loker 4 x 0,6 x 1,5 = 3,6 m2
Luas furniture: 3,6 m2
Flow gerak 30% x 3,6 m2 = 1 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m2
84 m2
R. Administrasi
DA 2 orang 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 1 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
Luas furniture: 3 m2
Flow gerak 30% x 3 m2 = 0,9 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
10 m2
R. Pompa Reservoir
2 orang 1 pompa reservoir = 10 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
16 m2
R. Water treatment
2 orang 2 tangki air = 18 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
24 m2
Gudang 2 orang 4 rak penyimpanan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m2 10 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-36
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
Luas Kolam Renang 888 m2
Fitness AreaNama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
R. Fitness DA 20 orang Standar ruang fitness untuk 12 orang sebesar 40 m2
78 m2
R. Ganti Wanita
4 orang 4 loker 4 x 0,6 x 1,5 = 3,6 m2
Luas furniture: 3,6 m2
Flow gerak 30% x 3,6 m2 = 1 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m2
17,6 m2
R. Ganti Pria
4 orang 4 loker 4 x 0,6 x 1,5 = 3,6 m2
Luas furniture: 3,6 m2
Flow gerak 30% x 3,6 m2 = 1 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m2
17,6 m2
Kamar mandiwanita
4 orang 2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m2
4 shower 4 x 1 x 1 = 4 m2
2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2
2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2
Luas furniture: 6,2 m2
Flow gerak 20% x 6,2 m2 = 1,24 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
15 m2
Kamar mandi Pria
4 orang 2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m2
4 shower 4 x 1 x 1 = 4 m2
2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2
2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2
2 urinoir 2 x 0,6 x 0,65 = 0,78 m2
Luas furniture: 6,2 m2
Flow gerak 20% x 6,2 m2 = 1,24 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
15 m2
R. Administrasi
DA 2 orang 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 1 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
Luas furniture: 3 m2
Flow gerak 30% x 3 m2 = 0,9 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
10 m2
Gudang 2 orang 4 rak penyimpanan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
10 m2
Luas Ruang fitness 156 m2
Lapangan Futsal dan TenisNama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
Lapangan futsal
10 orang Standar lapangan futsal 15 x 25 m 375 m2
Luas Lapangan Tenis dan Futsal 375 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-37
PlaygroundNama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
Playground Asumsi 30 orang 2 balance beam 2 x 1,8 x 6 = 21,6 m2
1 unit swings (set of 3) 1 x 7,5 x 10,5 = 78,7 m2
1 unit circular travelling ring 7,5 x 7,5 = 56,2 m2
1 perosotan 1 x 0,6 x 2 = 1,2 m2
Luas furniture: 158 m2
Flow gerak 50% x 158 m2 = 79 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 30 orang = 3,14 x 1 x 1 x 30 = 94 m2
330 m2
ATMNama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
Counter ATM
Asumsi 4 orang 4 mesin ATM 4 x 0,8 x 0,6 = 2 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m2
22 m2
MinimarketNama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
R. Display DA 10 orang 10 rak 10 x 0,6 x 1,25 = 7,5 m2
Flow gerak 50 % x 7,5 m2 = 3,75 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 10 = 53 m2
63 m2
R. Kasir 2 orang 2 meja 2 x 0,6 x 1,5 = 1,8 Flow gerak 20 % x 1,8 m2 = 0,36 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
8,5 m2
R. Loker 4 orang 4 loker 4 x 0,6 x 1,5 = 3,6 m2
Luas furniture: 3,6 m2
Flow gerak 30% x 3,6 m2 = 1 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m2
17,6 m2
R. Administrasi
DA 2 orang 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 1 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
Luas furniture: 3 m2
Flow gerak 30% x 3 m2 = 0,9 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
10 m2
Gudang 2 orang 4 rak penyimpanan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
10 m2
Luas Minimarket 104 m2
MushollaNama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
Musholla DA 10 orang 200 sajadah 200 x 0,75 x 1,1 = 8,25 m2
2 lemari 2 x 1,25 x 0,6 = 1,520 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-38
Luas furniture: 9,75 Flow gerak 20 % x 9,75 m2 = 1,95 m2
Jarak personal 0,5 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 10 = 7,85 m2
R. Wudhu Pria
10 orang Jarak personal 0,5 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 10 = 7,85 m2
7,85 m2
R. Wudhu Wanita
10 orang Jarak personal 0,5 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 10 = 7,85 m2
7,85 m2
Gudang + Rak Sepatu
2 orang 2 rak sepatu 2 x 0,4 x 1,25 =14 rak penyimpanan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
10 m2
Luas Musholla 45.7 m2
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
c. Unit Ruang Umum
Tabel 4. 18 Analisa Besaran Ruang Zona UmumNama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
R. Pimpinan Front Office
DA 3 orang 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 coffe table 1 x 0,5 x 0,4 = 0,2 m2
1 sofa 1 x 2 x 0,8 = 1,6 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
Luas furniture: 4 m2
Flow gerak 20% x 4 m2 = 0,8 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 3 orang = 3,14 x 1 x 1 x 3 = 9,4 m2
14 m2
R. Informasi
2 orang 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
2 kursi 2 x 0,6 x 0,55 = 0,67 m2
2 lemari 2 x 0,6 x 1,25 = 1,5 m2
Luas furniture: 3,5 m2
Flow gerak 20% x 3,5 m2 = 0,7 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
10,5 m2
R. Lobby 10 orang Jarak personal 1 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 1 x 1 x 10 = 32 m2
32 m2
Lounge 15 orang 3 meja kopi 3 x 0,5 x 0,4 = 0,6 m2
12 kursi 12 x 0,6 x 0,55 = 4 m2
Luas furniture: 4,6 m2
Flow gerak 40% x 4,6 m2= 1,86 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 15 orang = 3,14 x 1 x 1 x 15 = 47 m2
53 m2
Toilet wanita
4 orang 4 closet 4 x 0,65 x 0,6 = 1,56 m2
6 westafel 6 x 0,65 x 0,55 = 2,15 m2
Luas furniture: 3,71 m2
Flow gerak 20% x 3,71 m2 = 0,74 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 6orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 6 = 10,6 m2
15 m2
Toilet Pria 4 orang 4 closet 4 x 0,65 x 0,6 = 1,56 m2
3 westafel 3 x 0,65 x 0,55 = 1,07 m2
6 urinoir 6 x 0,6 x 0,65 = 2,34 m2
Luas furniture: 5 m2
15 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-39
Flow gerak 20% x 5 m2 = 1 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
Parkir Penghuni
176 orang 176 mobil 176 x 5 x 3 = 2.640 m2 2.640m2
Parkir Pengunjung
100 orang 63 mobil 63 x 5 x 3 = 945 m2 945 m2
Parkir Pengelola
30 orang 7 mobil 7 x 5 x 3 = 105 m2
23 motor 23 x 1 x 1,5 = 34,5 m2
Flow gerak 80 % x 139,5 = 112 m2
251,5m2
Parkir Motor
80 orang 80 motor 80 x 1 x 1,5 = 120 m2 120 m2
Luas Ruang Umum 4.096m2
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
d. Unit Ruang Service
Tabel 4. 19 Analisa Besaran Ruang Zona ServiceNama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
R. Tanki bahanbakar
DA 2 orang 1 unit tangki kapasitas 700 liter asumsi 18 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
24 m2
R. Tanki air bersih
2 orang 1 unit tangki kapasitas 700 liter asumsi 18 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
24 m2
R. tanki air kotor
2 orang 1 unit tangki kapasitas 700 liter asumsi 18 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
24 m2
R. Pompa reservoir
2 orang 1 unit pompa air asumsi 18 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
24 m2
R. Water treatment
2 orang 2 tangki air asumsi 16 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
22 m2
AHURoom
2 orang 1 unit AHU asumsi 9 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
15 m2
R. Genset 2 orang 3 unit genset asumsi 18 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
24 m2
Tempat Sampah
2 orang 1 bak sampah asumsu 9 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
15 m2
R. Boiler 2 orang 1 unit boiler asumsi 12 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
18 m2
R. STP 2 orang 1 unit pengolahan limbah asumsi 12 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang 18 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-40
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
Water Chiller
2 orang 1 unit alat water chiller asumsi 9 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
15 m2
R. pipa 1 orang 5 buah pipa 3” asumsi 0,5 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
3,6 m2
R. PABX 4 orang 2 meja 2 x 0,9 x 1,5 = 2,7 m2
4 kursi 4 x 0,6 x 0,55 = 1,32 m2
Luas furniture: 4 m2
Flow gerak 30% x 4 m2 = 1,2 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 12,56 m2
18 m2
R. Transforator
2 orang Transformator asumsi 0,6 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
6,6 m2
R. Kontrol 2 orang 1 unit mesin control 0,6 x 2 = 1,2 m2
2 kursi 2 x 0,6 x0,55 = 0,66 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2
Luas furniture: 4 m2
Flow gerak 30% x 4 m2 = 1,2 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
11,5 m2
R. Panel 2 orang Panel listrik 2 x 0,6 x 0,4 = 0,48 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
7 m2
R. Maintance
10 orang 2 rak 2 x 0,6 x 1,25 = 1,5 m2
2 meja 2 x 0,9 x 1,2 = 2,16 m2
4 bangku panjang 4 x 1,2 x 0,4 = 1,92 m2
Luas furniture: 5,5 m2
Flow gerak 30% x 5,5 m2= 1,65 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 10 = 17,7 m2
25 m2
Cafetaria 30 orang 1 meja panjang 0,9 x 3 = 2,7 m2 m2
8 meja makan 8 x 0,8 x 1,3 = 8,3232 kursi 32 x 0,6 x 0,55 = 10,56 m2
2 wastafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,67 m2
Luas furniture: 22 m2
Flow gerak 40% x 22 m2 = 8,8 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 30 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 30 = 52 m2
82 m2
R. Engineer 20 orang 20 unit loker 20 x 0,5 x 1,5 = 15 m2
2 meja kopi 2 x 0,5 x 0,4 = 0,4 m2
2 sofa 2 x 2 x 0,8 = 3,2 m2
5 kursi 5 x 0,55 x 0,6 = 1,65 m2
1 kulkas 1 x 1 x 0,75 = 0,75 m2
1 kompor 1 x 1,5 x 0,5 = 0,75 m2
Luas furniture: 22 m2
Flow gerak 30% x 22 m2= 6,6 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 20 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 20 = 35 m2
63 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-41
R. House keeper
20 orang 20 unit loker 20 x 0,5 x 1,5 = 15 m2
2 meja kopi 2 x 0,5 x 0,4 = 0,4 m2
2 sofa 2 x 2 x 0,8 = 3,2 m2
5 kursi 5 x 0,55 x 0,6 = 1,65 m2
1 bak cuci piring 1 x 0,5 x 1 = 0,5 m2
1 kulkas 1 x 1 x 0,75 = 0,75 m2
1 kompor 1 x 1,5 x 0,5 = 0,75 m2
Luas furniture: 22 m2
Flow gerak 30% x 22 m2= 6,6 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 20 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 20 = 35 m2
63 m2
Loading dock
6 orang 6 truck 6 x 3 x 10 = 180 m2
Flow gerak 50% x 180 m2 = 90 m2270 m2
Gudang alat
4 orang 50 m2
Gudang bahan bakar
4 orang 50 m2
Gudang umum
4 orang 50 m2
KeamananR. Jaga 2 orang 3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 0,99 m2
1 meja 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
Luas furniture: 2,34 m2
Flow gerak 30% x 2, 34 m2 = 0,7 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2 = 3,5 m2
6,5 m2
R. Tidur 2 orang 1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2
2 tempat tidur 2 x 0,9 x 2 = 3,6 m2
Luas furniture: 4,35 m2
Flow gerak 20% x 4, 35 m2 = 0,8 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2 = 3,5 m2
9 m2
Toilet 2 orang 2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m2
2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2
2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2
Luas furniture: 2,2 m2
Flow gerak 30% x 2,2 m2 = 0,66 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2 = 3,5 m2
6 m2
House keepingLaundry 4 orang 6 kursi 6 x 0,55 x 0,6 = 1,98 m2
1 meja 0,9 x 4,3 = 3,9 m2
3 meja panjang 3 x 0,9 x 1,2 = 3,24 m2
10 mesin cuci 10 x 1 x 1,1 = 11 m2
4 mesin pengering 4 x 1 x 1,8 = 7,2 m2
1 setrika mesin 1,35 x 5,4 = 7,29 m2
1 tempat setrika 2,4 x 1,54 = 3,7 m2
Luas furniture: 38,31 m2
Flow gerak 30% x 41,5 m2 = 12,4 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
42 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-42
Toilet 2 orang 2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m2
2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2
2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2
Luas furniture: 2,2 m2
Flow gerak 30% x 2,2 m2 = 0,66 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2 = 3,5 m2
6 m2
Luas Ruang Service 1.010m2
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
e. Unit Ruang Pengelola
Tabel 4. 20 Analisa Besaran Ruang Zona PengelolaNama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
R. Direktur dan General ManagerDirektur 3 orang 1 kursi 0,7 x 0,8 = 0,56 m2
2 kursi 2 x 0,6 x 0,55 = 0,66 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2
Luas furniture: 3,32 m2
Flow gerak 40% x 3,32 m2 = 1,3 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 3 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 3 = 15,9 m2
20 m2
General Manager
3 orang 3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 1 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2
Luas furniture: 3 m2
Flow gerak 40% x 3 m2 = 1,2 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 3 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 3 = 15,9 m2
20 m2
Sekretaris 2 orang 3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 1 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2
Luas furniture: 3 m2
Flow gerak 40% x 3 m2 = 1,2 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 2 = 6,28 m2
10,5 m2
R. Tamu 8 orang 8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m2
8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m2
8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m2
Luas furniture: 19,5 m2
Flow gerak 40% x 19,5 m2 = 7,8 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m2
63,5 m2
R. Operasional dan Manage BuildingNama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
R. Manager 1 orang 1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2
Luas furniture: 2,43 m2
Flow gerak 40% x 2,43 m2 = 0,97 m2
9 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-43
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1= 5,3 m2
R. Staff 8 orang 8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m2
8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m2
8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m2
Luas furniture: 19,5 m2
Flow gerak 40% x 19,5 m2 = 7,8 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m2
63,5 m2
R. SalesNama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
R. Manager 1 orang 1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2
Luas furniture: 2,43 m2
Flow gerak 40% x 2,43 m2 = 0,97 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1= 5,3 m2
9 m2
R. Staff 8 orang 8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m2
8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m2
8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m2
Luas furniture: 19,5 m2
Flow gerak 40% x 19,5 m2 = 7,8 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m2
63,5 m2
R. KeuanganNama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
R. Manager 1 orang 1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2
Luas furniture: 2,43 m2
Flow gerak 40% x 2,43 m2 = 0,97 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1= 5,3 m2
9 m2
R. Staff 8 orang 8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m2
8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m2
8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m2
Luas furniture: 19,5 m2
Flow gerak 40% x 19,5 m2 = 7,8 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m2
63,5 m2
R. HRDNama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
R. Manager 1 orang 1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2
Luas furniture: 2,43 m2
Flow gerak 40% x 2,43 m2 = 0,97 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang
9 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-44
= 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1= 5,3 m2
R. Staff 8 orang 8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m2
8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m2
8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m2
Luas furniture: 19,5 m2
Flow gerak 40% x 19,5 m2 = 7,8 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m2
63,5 m2
R. PRNama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
R. Manager 1 orang 1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2
Luas furniture: 2,43 m2
Flow gerak 40% x 2,43 m2 = 0,97 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1= 5,3 m2
9 m2
R. Staff 8 orang 8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m2
8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m2
8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m2
Luas furniture: 19,5 m2
Flow gerak 40% x 19,5 m2 = 7,8 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m2
63,5 m2
Umum Nama Ruang
Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total
R. Tamu 6 orang 1 meja kopi 1 x 0,5 x 0,4 = 0,2 m2
2 sofa 2 x 2 x 0,8 = 3,2 m2
Luas furniture: 3,4 m2
Flow gerak 80% x 3,4 m2 = 2,72 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 6 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 6 = 31 m2
37 m2
R. Loker 30 orang 30 loker 30 x 0,6 x 1,5 = 27 m2 27 m2
R. Rapat 16 orang 16 kursi 16 x 0,6 x 0,55 = 5,28 m2
1 meja panjang 1,5 x 9 = 13,5 m2
Luas furniture: 18,8 m2
Flow gerak 30% x 18,8 m2 = 5,6 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 16 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 16 = 28,26 m2
52,5 m2
Pantry 2 orang 1 kabinet 1 x 2 x 0,7 = 1,4 m2
1 bak cuci 1 x 1,2 x 0,5 = 0,6 m2
1 dispenser 1 x 0,4 x 0,4 = 0,16 m2
1 kompor 1 x 0,7 x 0,4 = 0,28 m2
2 kursi 2 x 0,6 x 0,55 = 0,66 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 kulkas 1 x 0,5 x 0,6 = 0,3 m2
Luas furniture: 4,75 m2
Flow gerak 30% x 4,75 m2 = 1,4 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
12,5 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-45
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
R. Fotocopy
2 orang 1 mesin fotocopy 1 x 1,2 x 0,6 = 0,12 m2
2 rak 2 x 0,6 x 1,5 = 1,8 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 2 = 10,6 m2
12,5 m2
Musholla DA 10 orang 200 sajadah 200 x 0,75 x 1,1 = 8,25 m2
2 lemari 2 x 1,25 x 0,6 = 1,5Luas furniture: 9,75 Flow gerak 20 % x 9,75 m2 = 1,95 m2
Jarak personal 0,5 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 10 = 7,85 m2
20 m2
Toilet wanita
4 orang 4 closet 4 x 0,65 x 0,6 = 1,56 m2
4 westafel 4 x 0,65 x 0,55 = 1,43 m2
Luas furniture: 2,2 m2
Flow gerak 20% x 2,2 m2 = 0,44 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 12,56 m2
27 m2
Toilet Pria 4 orang 4 closet 4 x 0,65 x 0,6 = 1,56 m2
3 westafel 3 x 0,65 x 0,55 = 1,7 m2
4 urinoir 4 x 0,6 x 0,65 = 1,56 m2
Luas furniture: 5 m2
Flow gerak 20% x 5 m2 = 1 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 12,56 m2
27 m2
Luas Ruang Pengelola 1.698m2
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Berikut ini merupakan rekapitulasi kebutuhan luas dari zona-zona yang terdapat pada apartemen (Tabel 4.21)
Tabel 4. 21 Rekapitulasi Analisa Besaran RuangKebutuhan Ruang Luas Ruang
Zona Hunian 13.887 m2
Zona Penunjang 2.570 m2
Zona Umum 4.096 m2
Zona Pengelola 1.698 m2
Zona Service 1.010 m2
Total 23.261 m2
Sirkulasi 30% 6978 m2
Total 30.239 m2
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
4.2.3 Analisis Hubungan Ruang
Tujuan
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antar ruang yang ada pada
Apartemen dengan pendekatan desain biophilik di Jakarta Selatan.
Analisis
Berikut ini merupakan diagram hubungan ruang yang terbagi dalam zona hunian,
zona penunjang, zona umum, zona pengelola, dan zona service.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-46
a. Zona Hunian
b. Zona Penunjang
Gambar 4. 12 Hubungan Ruang Hunian tipe 2 BR
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Gambar 4. 13 Hubungan Ruang Hunian tipe 1 BR
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Gambar 4. 14 Hubungan Ruang Hunian tipe 3 BR(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Gambar 4. 15 Hubungan Ruang Hunian tipe 2 BR Deluxe
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Gambar 4. 17 Hubungan Ruang Zona Penunjang
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Gambar 4. 16 Hubungan Ruang Zona Umum(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-47
4.2.4 Analisis Pemilihan Site Tujuan
Analisis pemilihan lokasi site ini bertujuan untuk mendapatkan lokasi site yang
terpilih berdasarkan kriteria-kriteria yang sesuai dengan kebutuhan lokasi untuk
sebuah apartemen.
Dasar pertimbangan
Berikut ini adalah dasar pertimbangan dalam memnentukkan lokasi site yang
terpilih, antara lain:
- Kesesuaian dengan tata guna lahan yang diperuntukkan bagi kawasan hunian
vertikal
- Luasan site mampu mewadahi semua kegiatan dalam apartemen
- Strategis dalam segi pencapaian, sirkulasi jalan, fasilitas umum di sekitarnya
- Memiliki orientasi view dan lingkungan yang baik, aman dan nyaman
Analisis dan Hasil
Dalam pemilihan site ini terdapat 3 alternatif site (Tabel 4.22), Alternatif site
terpilih, antara lain: Tabel 4. 22 Alternatif Site
Alternatif Site
Eksisting Peruntukkan Lahan
1 Lahan kosong dan beberapa rumah warga
Zona Hunian Vertikal KDB Rendah
2 Lahan kosong Zona Hunian Vertikal KDB Rendah
3 Lahan kosong yang sedang dalam pembangunan
Zona Hunian Vertikal KDB Rendah, Zona Perkantoran dan Jasa, Zona Hijau
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Gambar 4. 18 Alternatif Pemilihan Site(Sumber: Google earth, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-48
Tabel 4. 23 Kriteria Pemilihan SiteNo. Kriteria (Skala 1-3) Alternatif
Site 1Alternatif
Site 2Alternatif
Site 31. Peruntukkan lahan sesuai dengan RDTR
Kecamatan Pasar Cilandak3 3 1
2. Kemudahan akses menuju site dari dan menuju ke luar kota
3 1 2
3. Sarana Transportasi umum 3 3 34. Utilitas dan jaringan struktur yang lengkap 3 2 25. Mempunyai orientasi dan view yang baik 3 1 36. Berada dekat dengan kawasan perkantoran 2 1 37. Kualitas Topografi (pohon, pemandangan,
lingkungan sekitar)3 1 2
Jumlah 20 12 18Keterangan:1 : Kurang2 : Tinggi3 : Sangat Tinggi
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Dari hasil analisis di atas (Tabel 4.23), site yang terpilih menjadi lokasi site
Apartemen dengan pendekataran Desain Biophilik adalah site alternatif 1 yang
berada di Jl. Lebak Bulus 1, Cilandak, Jakarta Selatan.
4.2.5 Eksisting Site Terpilih a. Site terletak di Jl. Lebak Bulus 1, Cilandak, Jakarta Selatan.
b. Bentuk site berupa persegi panjang dan memiliki luas site sebesar 2 hektar dengan
bentuk dan ukuran sebagai berikut (Gambar 4.20)
c. Lingkungan sekitar site berupa perkantoran, apartemen dan pemukiman warga
d. Lokasi sangat strategis, memiliki pencapaian yang mudah
e. Terletak di perempatan jalan sehingga memiliki 2 akses jalan
f. Batas-batas site terpilih:
Batas Utara : Apartemen
Batas Timur : Pemukiman Warga
Batas Selatan : Jl. Lebak Bulus 1
Batas Barat : South Quarter
g. Peraturan Bangunan
Peruntukkan lahan yaitu sebagai Zona Perumahan Vertikal KDB Rendah,
Perumahan KDB Rendah dan Zona Taman Kota
Menurut Perda Nomor 1 tahun 2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-49
Site berada di Cilandak pada zona 06.060.R.10.b dimana memiliki ketentuan
RDTR sebagai berikut:
- Koefisien Dasar Bangunan : 30%
- Koefisien Lantai Bangunan : 2,5
- Ketinggian Bangunan : 8 lantai
- Koefisien Dasar Hijau : 45%
- Koefisien Tapak Basement : 40
4.2.6 Analisis Pengolahan Site a. Analisis Pola Sirkulasi dan Pencapaian
Tujuan
Tujuan dari analisis pola pencapaian adalah untuk menentukkan Main Entrance
(ME) dan Side Entrance (SE) menuju tapak berdasarkan dasar pertimbangan yang
ada.
Dasar Pertimbangan
Berikut ini adalah dasar pertimbangan untuk menentukka pola pencapaian pada
tapak yang terpilih:
Letak ME diusahakan mudah dicapai dan terlihat jelas bagi penghuni maupun
pengunjung
Letak ME berada dekat dengan jalur kendaraan umum
Letak akses yang tidak mengganggu sirkulasi lalu lintas umum
Letak akses yang menunjang kegiatan akomodasi
Faktor keamanan dan kenyamanan pengguna
Ditempatkan sedemikian rupa agar tidak bersilangan dengan jalur pedestrian
Letak SE tidak mengganggu ME
Gambar 4. 20 Kondisi Eksisting Site Terpilih(Sumber: Google street view dan Dokumentasi Pribadi, 2016)
Gambar 4. 20 Bentuk dan Ukuran Site Terpilih
(Sumber: Google earth, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-50
Analisa dan Hasil Tabel 4. 24 Alternatif Main Entrance pada Tapak
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4
Pencapaian melalui Jl.
Kaimun Jaya (6m,
dapat dilalui 2 mobil)
Pencapaian melalui
Jalan yang berada di
utara tapak
Pencapaian melalui Jl.
H Naseri (3,5m, 1
jalur)
Pencapaian melalui Jl.
Lebak Bulus 1 (15m,
dapat dilalui 2 mobil)
Gang kecil namun
memiliki akses
langsung ke Jl. TB
Simatupang
Gang kecil dimana sisi
sisinya merupakan
pemukiman warga
Gang kecil dimana sisi
sisinya merupakan
pemukiman warga
Jalan Besar
Kondisi jalan cukup
ramai
Kondisi jalan sepi Kondisi jalan sepi Kondisi jalan ramai
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Lokasi site dikelilingi oleh 4 jalan yaitu, Jl. Lebak Bulus 1, Jl. Kaimun Jaya, Jl. H
Naseri dan jalan pemukiman warga. Jl. Lebak Bulus 1 merupakan jalan utama yang
memiliki lebar jalan 15 m dan merupakan jalan yang akan mengalami pengembangan
menurut RDTR Jakarta Selatan. Jalan ini cukup ramai dilalui dan menjadi alternatif
ketika terjadi kemacetan pada Jl. TB Simatupang. Jl. Kaimun Jaya merupakan jalan
yang berada di sisi barat tapak dengan lebar 6 m. Jalan ini cukup ramai dilalui karena
memiliki akses langsung menuju Jl. TB Simatupang. Jl.H Naseri merupakan jalan
yang berada di tengah tengah pemukiman warga sehingga jalan ini cukup sempit dan
cenderung sepi. Pada perancangan Apartemen, pencapaian menuju bangunan
dibedakan menjadi:
a. Pencapaian pengguna yang berjalan kaki
b. Pencapaian pengguna yang menggunakan kendaraan pribadi, pengelola dan
servis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-51
c. Pencapaian penggunaan yang menggunakan transportasi umum
Hasil
Dari analisis di atas maka pencapaian terhadap site terpilih pada alternative 4 (Jl.
Lebak Bulus 1) sebagai pencapaian utama dan alternative 1 (Jl. Kaimun Jaya)
sebagai pencapaian sekunder dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Kemudahan akses dan ketersediaan jalan yang lebar. Jalan Lebak Bulus 1 pun
berada tidak jauh dari Jl. TB Simatupang dan sering dilalui oleh pengguna jalan
b. Jl. Lebak Bulus 1 memiliki lebar jalan yang cukup untuk dilewati segala jenis
kendaraan dan didukung oleh Jl. Kaimun Jaya
c. Berdasarkan pertimbangan di atas, Jl. Lebak Bulus 1 terpilih sebagai main
entrance. Jl. Kaimun Jaya memiliki akses langsung menuju Jl. TB Simatupang,
namun lebar jalan cenderung sempit sehingga Jl. Kaimun Jaya dipilih sebagai
side entrance
b. Analisis View Tujuan
Tujuan dari analisis view dan orientasi adalah untuk menentukan orientasi bangunan
dan spot view yang sesuai dengan kebutuhan ruang pada zona kegiatan.
Dasar pertimbangan
Berikut ini merupakan dasar pertimbangan yang dibutuhkan guna menganalisis
faktor view pada tapak yang terpilih.
Analisis
a. View dari tapak yang diilustrasikan pada (Gambar 5.21)
1. Pada sisi utara, view pada ketinggian 5m merupakan pemukiman warga.
Namun, pada ketinggian diatas 10m dapat terlihat Jl. TB Simatupang dan
hiruk pikuk kota Jakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-52
2. Pada sisi barat, view pada ketinggian 5m merupakan area residential dari
South Quarter. Namun, pada ketinggian diatas 10m dapat terlihat sungai,
perumahan warga dan perkantoran
3. Pada sisi selatan, view pada ketinggian 5m merupakan pemukiman warga
4. Pada sisi barat, view pada ketinggian 5m merupakan pemukiman warga
b. View Menuju Tapak yang diilustrasikan pada (Gambar 5.22)
1. View utama dari Jl. Lebak Bulus 1. Pada titik ini, site dapat terlihat dengan
jelas karena Jl. Lebak Bulus 1 cukup lebar. Pada bagian selatan tapak
dapat dioptimalkan untuk point of interest bangunan dikarenakan posisi ini
merupakan akses main entrance ke bangunan.
2. View kedua dari Jl. Kaimun Jaya yang merupakan view dari akses side
entrance
3. View ketiga dan keempat dari Jalan di sebelah utara tapak dan Jl. H Naseri
yang merupakan view dari pemukiman penduduk
c. Analisis Kebisingan dan Klimatologi
Tujuan
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukkan respon bangunan terhadap
matahari, angin dan kebisingan pada tapak.
Dasar pertimbangan
Berikut ini merupakan dasar pertimbangan yang dibutuhkan guna menganalisis
faktor klimatologi dan kebisingan pada tapak yang terpilih.
Mengoptimalkan sinar matahari sebagai pencahayaan alami pada bangunan dan
meminimalisir panas matahari pada bangunan
Gambar 4. 22 Analisa View Menuju Site(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Gambar 4. 21 Analisa View dari Site(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-53
Mengoptimalkan angin sebagai penghawaan alami pada bangunan
Meminimalisir kebisingan di sekitar tapak yang masuk ke dalam bangunan
Respon zoning bertujuan untuk menghasilkan respon desain yang tepat terhadap
kondisi matahari, angin dan kebisingan.
Analisa
a. Kebisingan
Berdasarkan ilustrasi (Gambar 4.23), Jl. Lebak Bulus 1 dan Jl. Kaimun Jaya
merupakan jalan yang cukup ramai dan sering dilalui oleh kendaraan sehingga kedua
jalan tersebut merupakan posisi yang memiliki sumber kebisingan yang cukup tinggi.
Pada jalan di sebelah utara dan timur site cenderung lebih tenang karena sisi sisi
tersebut merupakan pemukiman warga.
b. Klimatologi
Berdasarkan ilustrasi (Gambar 4.24), intensitas angin yang bertiup dari utara ke
selatan atau sebaliknya lebih besar dibandingkan dengan angin yang bertiup dari
barat ke timur atau sebaliknya, namun kemungkinan adanya angin yang bertiup pada
arah barat-timur bisa saja terjadi. Pada bagian utara tapak, angin tidak terhalang oleh
bangunan tinggi karena di bagian utara tapak merupakn perumahan warga dengan
ketinggian 5-7m. Hal ini juga terjadi pada bagian selatan, angin dapat mengalir
dengan bebas.
Berdasarkan ilustrasi (Gambar 4.24), analisis mengenai pergerakkan matahari pada
tapak, yaitu:
Gambar 4. 23 Analisa Klimatologi(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Gambar 4. 24 Analisa Kebisingan(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-54
Cahaya matahari dari arah timur merupakan sinar matahari yang dapat berpotensi
sebagai sumber pencahayaan alami bagi bangunan, sinar matahari yang dipancarkan
pun tidak memberikan efek panas yang berlebihan.
Cahaya matahari pada siang hari ketika matahari tepat berada di atas bangunan dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pencahayaan alami melalui skylight.
Cahaya matahari di arah barat tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai
pencahayaan alami dikarenakan cahayanya yang cenderung redup dan memberikan
panas yang cukup tinggi ke dalam bangunan
Diperlukan secondary skin sebagai penghalang panas matahari yang datang dari arah
barat.
Hasil
Gambar 4. 25 Dari Kiri ke Kanan: Hasil Analisa View, Kebisingan, dan Klimatologi(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-55
a. View
Untuk merespon analisa view dari luar maupun view ke dalam bangunan, maka
hasil dari analisa peletakkan zoning pada tapak sebagai berikut (Gambar 4.25):
Zona umum diletakkan di area dasar sisi selatan site agar mudah
pencapaiannya, mudah dilihat dari jalan dan memiliki posisi yang dekat
dengan main entrance
Zona pengelola diletakkan dibagian tengah site dan di lantai 2 dikarenakan
zona ini membutuhkan view ke luar namun bersifat semi private
Zona Penunjang diletakkan pada lantai 1, 2 dan 8. Pada lantai 8, view menuju
keluar bangunan dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi pengunjung,
sementara diletakkan di lantai 1 dan 2 atas dasar pertimbangan pencapaian.
Zona Hunian berada mulai dari lantai 3 sampai lantai 7 dengan posisi
dominan berada di bagian utara site karena bagian utara memiliki view
terbaik.
b. Kebisingan
Untuk merespon analisa bangunan terhadap kebisingan, maka hasil dari analisa
peletakkan zoning pada tapak sebagai berikut (Gambar 4.25):
Zona umum diletakkan di area dasar sisi selatan site karena zona ini dekat
dengan main antrance dan tidak membutuhkan suasana yang tenang.
Zona Penunjang diletakkan dibagian tengah site dan di lantai 2 dikarenakan
zona ini tidak membutuhkan suasana yang tenang sehingga tidak masalah
apabila diletakkan dekat dengan sumber kebisingan. Namun tetap ada barrier
tanaman pada sisi selatan site.
Zona Pengelola diletakkan pada lantai 2 sisi selatan menuju tengah karena
Zona Hunian berada mulai dari lantai 3 sampai lantai 8 dengan penambahan
zona hijau di bagian selatan dan barat guna meredam kebisingan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-56
Penzoningan Akhir
Hasil Penzoningan Akhir adalah sebagai berikut (Gambar 4.26):
Zona umum terdapat di bagian selatan site dimana letak tersebut paling dekat
dengan main entrance.
Zona Pengelola terletak di bagian level 2 berdekatan dengan zona penunjang
Zona Service terletak di bagian paling utara site berdekatan dengan side
entrance dan zona penunjang
Zona penunjang dibagi menjadi 2 yaitu pertama berapda di bagian selatan
pada level satu dan kedua berada di bagian level 2 berdampingan dengan
zona pengelola
Zona hunian berada pada level 3-8 berdampingan dengan zona hijau
Zona Hijau pada level satu merupakan 45% dari luas bangunan
4.2.7 Analisis Bentuk dan Gubahan Massa Tujuan
Tujuan dari analisa ini adalah menentukan bentuk dan gubahan masa yang mampu
mewadahi aktivitas kegiatan di dalamnya serta dapat memaksimalkan konektivitas
dengan alam.
U Gambar 4. 26 Zoning Akhir(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-57
Dasar Pertimbangan
- Desain bentuk dan peletakkan massa dirancang sesuai dengan pertimbangan
orientasi, analisis site, kebutuhan ruang, bentuk dan pola sesuai dengan desain
biophilik.
- Desain bentuk dan peletakkan massa disesuaikan dengan kebutuhan ruang,
hubungan ruang dan zonasi ruang yang memungkinkan kemudahan akses bagi
penghuni untuk dapat menikmati ruang terbuka hijau.
- Bentuk massa bangunan mengambil unsur dasar dari bentuk-bentuk bimorphic
yang ada di alam.
Analisa
a. Lanskap Eksisting
Pada eksisting site, terdapat beberapa pohon besar yang telah tertanam pada
site. Dalam penerapan konsep desain biophilik dimana bangunan bekerjasama
dengan alam, maka keberadaan pepohonan ini penting adanya dan sebisa
mungkin dimanfaatkan secara utuh.
Dalam pemilihan dan penentuan bentuk massa bangunan perlu adanya
pertimbangan yang dilihat dari bentuk penerapan pola desain biophilik yaitu
penerapan bentuk-bentuk alami pada massa bangunan atau pengaplikasian
pada bagian struktur, dinding maupun plafond. Dilihat dari karakteristiknya,
bentuk dasar ruang yang berasal dari bentuk alam dan memiliki bentuk paling
efisien dari segi ruang dan
Gambar 4. 27 Pepohonan Eksisting pada Site (Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-58
bahan bangunan adalah segi enam. Bentuk segi enam memiliki kelebihan yaitu
ketika masing-masing dari bentuk tersebut disusun, mereka saling mengisi satu sama
lain sehingga tidak ada ruang yang tersisa. Selain itu, segi enam memiliki kekuatan
yang kokoh apabila dijadikan struktur. Dalam penentuan bentuk massa bangunan
apartemen yang direncanakan, perlu adanya beberapa pertimbangan, yaitu:
- Koneksi unit hunian dengan ruang hijau
- Posisi core sebagai lokasi sistem transportasi vertikal pada bangunan
Dalam analisis ini, pengembangan bentuk dasar segi enam menghasilkan 3 buah
bentuk. Bentuk segi enam analisis ini telah mengalami transformasi bentuk dengan
cara menduplikasi, menggabungkan, mengurangi dan menambahkan bentuk hingga
tercapai bentuk yang sesuai dengan kriteria. Pada (Gambar 4.28), bentuk dasar segi
enam diperbanyak hingga 3 buah lalu tercipta sebuah bentuk baru. Bentuk inilah
digunakan sebagai dasar dari pengembangan bentuk selanjutnya. Bentuk yang
diciptakan dibuat berbeda dan saling mengisi antara satu dengan lainnya. Hal ini
dimaksudkan agar ketika bentuk tersebut disusun secara vertikal dapat menciptakan
ruang-ruang baru yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau. Perbedaan
bentuk juga dapat memberikan lebih banyak sudut pandang dari dalam bangunan dan
memberikan kesan dinamis.
Hasil
Penerapan bentuk segi enam sebagai bentuk dasar yang kemudian akan
ditransformasikan menjadi modul melalui proses duplikasi, perakutan dan
penggabungan, serta mirroring. Modul yang telah tercipta kemudian disusun secara
berselang-seling dan terjadi beberapa pengurangan bentuk guna menciptakan bentuk
massa yang dinamis dan menciptakan ruang-ruang kosong untuk dimanfaatkan
sebagai roof garden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-59
Gambar 4. 28 Pengembangan Bentuk Dasar Segi Enam pada Massa yang Direncanakan(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Gambar 4. 29 Gambaran Bentuk Gubahan Massa pada Apartemen(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-60
4.2.8 Analisis Struktur Bangunan
Tujuan
Tujuan dari analisis struktur adalah untuk memperoleh jenis struktur bangunan
yang sesuai dengan kebutuhan ruang dalam bangunan.
Dasar pertimbangan
Sesuai dengan kebutuhan bentuk yang direncanakan
Bersifat kuat dan tahan lama
Bersifat ramah terhadap lingkungan
Kemudahan dalam hal pemasangan saat konstruksi
Ekonomis dalam segi material dan pemasangannya
Memiliki daya tahan (awet) yang cukup tinggi
Faktor kemampuan struktur dalam mengakomodasi sistem layanan gedung
Analisa
Sistem struktur yang membentuk bangunan terdiri atas 3 bagian berikut:
a. Upper Structure (atap)
Merupakan struktur bangunan bagian atas (atap) yang melindungi bangunan
dari radiasi matahari dan air hujan. Ketentuan dalam pemilihan upper
structure: kekuatan dan keamanan, dapat mengatasi pengolahan ruang,
kesesuaian dengan iklim setempat, dan efisiensi energy dalam proses
produksi, pemasangan, pemeliharaan dan pemusnahan. Berikut ini beberapa
alternative struktur, yaitu:
1) Struktur Baja
Kelebihan yang dimiliki oleh struktur baja adalah mudah dibongkar
pasang, namun dalam pelaksanaannya membutuhkan ketelitian dan
kecermatan.
2) Struktur Komposit
Struktur komposit merupakan struktur gabungan yang terdiri dari dua
jenis material atau lebih. Pada umumnya struktur komposit yang sering
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-61
digunakan adalah kombinasi antar baja structural dengan beton
bertulang.
3) Struktur Beton Bertulang
Kelebihan penggunaan struktur beton bertulang ini adalah mempunyai
usia yang cukup panjang dan tidak diperlukan perawatan bahan karena
beton memiliki sifat tahan terhadap berbagai cuaca dan api. Namun
kerugiannya adalah berat mati beton yang mempengaruhi penggunaan
sistem sistem pondasi yang harus kuat menopang beban yang besar.
b. Super Structure
Struktur dinding dan kolom berfungsi sebagai penyalur beban dari atap
menuju pondasi bangunan dan melindungi ruang serta kegiatan di dalamnya
dari angin, matahari, dan hujan. Beberapa jenis super structure yang dapat
digunakan:
1) Struktur Rangka
Kelebihan dari struktur rangka adalah mudah diterapkan ke dalam
semua jenis bangunan, dapat dikombinasi dengan sistem lain, mudah
dalam menampilkan berbagai bentuk dan mudah dalam pelaksanaan.
2) Core Wall
Core wall berfungsi sebagai inti bangunan, dapat digunakan sebagai
unit servis, mempunyai kekakuan dalam menahan angina dan gaya
akibat gempa, pelaksanaan agak lama dan relative rumit, dan kurang
ekonomis.
c. Sub Structure (Pondasi)
1) Pondasi Dalam
Dasar pondasi memiliki kedalaman lebih dari 6 meter dari permukaan
tanah asli. Jenis pondasi yang termasuk pondasi dalam adalah pondasi
tiang pancang dan pondasi sumur bor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-62
2) Pondasi Setempat
Merupakan jenis pondasi yang dipasang di bawah setiap kolom utama
karena seluruh beban yang ada pada bangunan akan dilimpahkan ke
kolom utama. Pondasi jenis ini memiliki kedalaman 1,5-4 meter.
Biasanya digunakan sebagai sub structure bangunan bertingkat antara 2
hingga 5 lantai. Yang termasuk dalam pondasi jenis ini, antara lain
pondasi setempat beton, pondasi foot plat, pondasi setempat kayu, dan
pondasi sumuran.
Berdasarkan analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem super struktur yang
digunakan pada bangunan yang direncanakan adalah sistem core dengan material
beton precast dan panel beton. Sistem upper struktur yang digunakan pada
bangunan ini adalah atap dak beton bertulang dan sistem sub structure
menggunakan pondasi tiang pancang.
4.2.9 Analisis Tampilan Bangunan Tujuan
Tujuan dari analisis tampilan ini adalah mendapatkan panduan atau arahan dalam
merancang tampilan dasar massa bangunan yang sesuai dengan perencanaan dan
perancangan Apartemen dengan pendekatan desain biophilik di Jakarta Selatan.
Dasar Pertimbangan
Kuantitas bahan dan warna harus ditentukan berdasarkan pada fungsi ruang.
Penggunaan material alami lebih disukai dibandingkan dengan material sintetis
Analisa
a. Bahan/Material
Dalam salah satu pola koneksi material dengan alam pada desain biophilik
menyebutkan bahwa dalam pengaplikasian material atau bahan, penggunaan
material alami lebih disukai dibandingkan dengan material sintetis sehingga
penggunaan material alami menjadi prioritas utama dalam pengaplikasian pada
bangunan. Material alami yang dapat digunakan antara lain kayu, bamboo, batu,
dan penggunaan palet warna natural. Tidak hanya itu, material seperti kaca, batu
bata dan beton pun dapat digunakan karena memiliki kesan natural. Masing-masing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-63
dari material memiliki tekstur dan warna yang berbeda, dalam pengaplikasiannya
perlu adanya penentuan kuantitas bahan serta warna berdasarkan fungsi ruang. Jika
bahan dan warna diaplikasikan secara bersamaan, maka perbandingannya harus ada
yang lebih tinggi salah satu.
b. Dinding
Dinding pada ruang dalam diupayakan tetap mengutamakan segi kesehatan yaitu
menggunakan bahan finishing dinding dan system konstruksi yang mudah
dibersihkan, tidak menyimpan debu dan warna yang dipilih merupakan warna
hangat yang dapat memberikan efek relaks pada pengguna. Dinding tidak hanya
sebagai pembatas ruangan, dinding pun dapat menjadi suatu elemen estetik dengan
penambahan ornament-ornamen di permukaannya. Dalam menunjang penerapan
Desain Biophilik, penambahan unsur alam pada dinding seperti green wall,
ornament material alam, dan lukisan patra biomorphic dalam meningkatkan kesan
alami dan dapat menurunkan tekanan darah diastolic, meningkatkan kreativitas dan
meningkatkan kenyamanan. Kesan alami pada dinding pun dapat dihadirkan
melalui finishing dinding yang mengekspose material secara jujur, seperti dinding
batu bata ekspose, beton ekspose, batu kali dan guratan-guratan kayu.
c. Bahan Lantai
Dalam menentukkan bahan lantai perlu adanya penyesuaian dengan fungsi ruang
dan suasana ruang yang hendak diciptakan. Bahan yang dapat digunakan sebagai
lantai antara lain seperti keramik, marmer, parket kayu, karet, batu, semen dan
vynil. Dalam zona hunian, lantai yang digunakan dapat berupa keramik ataupun
parket kayu guna menciptakan kesan hangat. Untuk bagian sirkulasi dapat
menggunakan keramik maupun lantai semen. Penggunaan lantai semen
memberikan kesan lebih natural. Pada zona umum dapat menggunakan keramik
ataupun marmer untuk memberikan kesan mewah.
d. Ruang Terbuka Hijau
Penyediaan RTH pada Bangunan
Terdapat 2 prinsip dalam penyediaan ruang terbuka hijau pada bangunan apartemen
ini, yaitu:
- RTH Dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-64
RTH dasar ini merupakan ruang terbuka hijau yang berada pada lantai dasar
bangunan. Fungsi dari ruang terbuka hijau ini antara lain sebagai tempat
bersantai, bermain, jogging, bersosialisasi, mengadakan event, dan berkebun.
Berikut ini merupakan perhitungan luas RTH dasar pada bangunan apartemen.
Luas site = 27.000 m2
KDH = 45%
Luas RTH = 27.000 m2 x 45% = 12.150 m2
Jadi, luas ruang terbuka hijau pada bangunan apartemen memiliki luas minimal
12.250 m2
- RTH berdasarkan Jumlah Penduduk
Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, setiap unit
lingkungan dengan jumlah penduduk 250 jiwa harus memiliki 1 Taman RT
dengan luas minimal 250 m2 yang berada pada radius kurang dari 300 m dari
unit-unit apartemen yang dilayani. Luas area yang ditanami tanaman (ruang
hijau) minimal seluas 70% - 80% dari luas taman. Berikut ini perhitungan
penyediaan ruang terbuka hijau vertikal pada bangunan apartemen.
Jumlah unit:
1 BR = 2 orang x 72 unit = 144 orang
2 BR = 3 orang x 36 unit = 108 orang
2 BRD = 4 orang x 48 unit = 192 orang
3 BR = 5 orang x 14 unit = 70 orang
Jumlah perkiraan penghuni yaitu 514 orang. Jika setiap 250 orang = 1 Taman
RT, maka dengan jumlah penghuni 514 orang dibutuhkan 2 Taman RT.
Lokasi Ruang terbuka Hijau
Lokasi ruang terbuka hijau pada bangunan apartemen terdapat pada bagian dasar dan
tersebar pada bagian vertikal. Setiap unit hunian memerlukan adanya koneksi visual
terhadap alam oleh karena itu, keberadaan ruang terbuka hijau secara vertikal di
setiap lantainya wajib ada. Besaran ruang terbuka hijau juga didasari oleh unit hunian
apartemen yang akan difasilitasinya. Di setiap lantainya keberadan ruang terbuka
hijau memiliki luasan lebih dari 30% dari masing-masing luas lantai.
Jenis Tanaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-65
Tabel 4. 25 Analisa Jenis Tanaman Jenis Tanaman Analisa Nama Tanaman
Tanaman Peneduh Memiliki daun lebat, dapat tumbuh tinggi, menaungi dari
panas matahari dan hujan, sebagai tempat burung
bersarang.
Pohon Ketapang, Pohon flamboyant, Pohon Trembesi
dan Pohon Liang liu
Tanaman Indoor Penyerap polutan, ukuran tanaman cenderung kecil,
menetralisir racun dan mengasilkan udara segar dalam
ruangan
Lidah mertua, Spider plan, Lidah buaya, Sirih gading,
Krisan, vergreen Cina, Palen bamboo, Heart life
philodendron, Peace lily dan Pakis Boston
Jenis Tanaman Analisa Nama TanamanTanaman Rambat Menciptakan udara segar,
menjadi ornamentasi bangunan, perlindungan terhadap sinar
matahari
Dolar rambar, Li Kuan Yu, Thunbergia dan Flame of Irian.
Tanaman Ground Cover Menjaga permukaan tanah, menguragi erosi
Rumput jepang, Rumput gajah, Anggrek tanah, Bawang-
bawangan, Lily paris, Sutra Bombay, Lantana Camara
Tanaman Holtikultura Dibudidayakan sebagai sumber makanan dan obat
Sayuran hidroponik:Selada, Sawi, Kangkung
Sayuran media tanah:Cabai, Tomat, Terong, Kacang
PanjangObat-Obatan:
Sambiloto, Mahkota dewa, Kumis kucing, Jeruk nipis, Brotowali, Jahe, Kencur,
Kunyit, Temulawak, Temu kunci, Temu ireng dan lengkuas
Bunga Mempercantik taman, sumber makanan serangga dan kupu-
kupu, memiliki bunga sepanjang tahun,cocok pada
iklim tropis
Asoka, Kembang Sepatu, Alamanda, dan Amarilis
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Jenis tanaman yang akan digunakan yaitu tanaman peneduh, tanaman indoor,
tanaman hias, tanaman holtikultur, dan tanaman rambat. Berdasarkan pertimbangan
desain biophilik, dalam penerapannya pada taman, jumlah keanekaragaman tanaman
lebih diutamakan dibandingkan luas. Contohnya manusia akan lebih tertarik pada
sebuah taman dengan jenis tanaman yang beraneka ragam dibandingkan dengan
lapangan luas hijau namun hanya ditanami dengan rumput. Tidak hanya itu, jenis
tanaman yang dipilih ini juga mempertimbangkan untuk kelangsungan serangga
maupun burung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-66
Air
Air merupakan elemen penting dalam penerapan desain biophilik pada bangunan.
Sebuah lanskap yang di dalamnya terdapat unsur air mampu menciptakan suatu
respon restorative yang lebih tinggi dan umumnya memiliki preferensi yang lebih
besar dibandingkan dengan pemandangan yang tidak terdapat unsur air di dalamnya.
Mendengarkan, merasakan atau bersentuhan dengan air juga dapat mengurangi stress
(Alvarsson et al., 2010; Pheasant et al., 2010). Berikut ini merupakan penerapan
elemen air pada bangunan, yaitu:
Kolam
Jenis kolam yang dipilih adalah reflecting pond dan kolam koi. Reflecting pond dapat
berada di dalam ataupun luar bangunan. Manfaat adanya kolam dalam sebuah
bangunan antara lain suara gemericik air dapat memberikan efek menenangkan bagi
manusia, menurunkan suhu pada iklim mikro. Kolam ikan koi juga mampu
memberikan efek menanangkan dengan melihat pergerakan ikan yang ada di dalam
kolam. Kolam identik dengan adanya nyamuk, oleh karena itu sebagai langkah
antisipasi adalah penanaman tanaman pengusir nyamuk pada kolam, seperti serai
wangi, lavender, dan zodia.
Water Features
Water features dapat diaplikasikan pada interior maupun eksterior bangunan. Pada
interior, water feature yang digunakan adalah yang dapat dinikmati oleh indera
penglihatan dan pendengaran. Sementara pada eksterior, water features akan
didesain agar manusia dapat mendengarkan suara air, melihat, merasakan dan
bersentuhan langsung dengan air. Bentuk yang dipilih pada bagian eksterior adalah
bentuk-bentuk yang menyerupai elemen air pada alam.
Elemen Penutup Tanah
Elemen penutup tanah pada area taman antara lain tanaman, bebatuan, paving block,
dan beton. Dalam penggunaannya, kuantitas tanaman, paving block dan bebatuan
akan lebih banyak dikarenakan material ini tidak sepenuhnya menutup tanah,
sehingga masih memungkinkan adanya rongga-rongga untuk air masuk ke dalam
tanah. Berikut ini ilustrasi penggunaan elemen penutup tanah pada taman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-67
Elemen lainnya
Elemen lainnya antara lain pergola, tempat duduk, lampu taman, petunjuk arah dan
sculpture. Tempat duduk dapat digunakan untuk tempat bersantai ataupun
berbincang-bincang di taman sehingga hubungan sosial antar manusia dapat terjalin..
4.2.10 Analisis Sistem Utilitas Bangunan A. Sistem Pencahayaan Bangunan
Tujuan
Tujuan dari analisa pencahayaan bangunan adalah untuk menentukkan sistem
pencahayaan yang akan digunakan pada bangunan Apartemen ini.
Dasar Pertimbangan
Berikut ini merupakan dasar pertimbangan dalam menganalisa sistem pencahayaan
bangunan, yaitu:
Hemat energi Pengaruh cahaya terhadap kenyamanan penghuni Kebutuhan cahaya tiap ruang Durability Suasana yang ingin diciptakan
Analisa
a. Pencahayaan Alami
Pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan alami dapat dilakukan melalui cara
yaitu memasukkan cahaya dari sisi samping maupun atas bangunan melalui bukaan
jendela atau bidang transparan.
b. Pencahayaan Buatan
Dalam penggunaan pencahayaan buatan, lampu yang dipilih untuk digunakan adalah
lampu hemat energi. Berikut ini merupakan jenis lampu yang merupakan kategori
lampu hemat energi, yaitu:
a. Lampu CFL (Compact Flourecent Lamp): Lampu ini menggunakan teknologi
yang memiliki tingkat efisiensi sekitar 75%
b. Lampu LED (Light Emmitting Diode): Lampu ini dapat memiliki efisiensi
diatas 80% dan lebih hemat. Selain lebih hemat, usia lampu ini secara teori
dapat bertahan hingga 15 tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-68
Hasil
Berikut ini merupakan hasil analisa mengenai sistem pencahayaan yang diterapkan
pada bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik di Jakarta Selatan,
sebagai berikut:
Pencahayaan Alami
Sistem pencahayaan alami yang digunakan pada bangunan ini adalah penggunaan
bidang transparan pada sisi samping, penggunaan jendela, dan penggunaan skylight
pada bagia atas.
Pencahayaan alami dioptimalkan pada pemasukan cahaya matahari melalui jendela
maupun bidang transparan pada sisi samping bangunan. Penggunaan pencahayaan
alami dilakukan pada seluruh permukaan terluar dari bangunan. Pengaturan besaran
bukaan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing ruang. Kontrol cahaya dapat
menggunakan secondary skin.
Penggunaan skylight sebagai sumber pencahayaan alami yang berasal dari atas
sehingga cahaya yang masuk lebih tersebar. Penggunaan skylight diaplikasikan pada
jalur-jalur sirulasi.
B. Sistem Penghawaan Bangunan Tujuan
Analisa sistem penghawaan ini bertujuan untuk menentukan sistem pengendalian
udara agar tercapai suhu yang sesuai dengan kenyamanan thermal pada bangunan.
Dasar Pertimbangan
Terdapat beberapa dasar pertimbangan dalam menganalisis sistem penghawaan,
yaitu:
Kenyamanan suhu dan udara dalam ruang
Hemat energi
Sesuai dengan kebutuhan ruang
Analisa dan Hasil
Berikut ini merupakan sistem penghawaan alami dan buatan yang digunakan pada
bangunan apartemen, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-69
Pemanfaatan penghawaan alami melalui jendela yang openable untuk
memfasilitasi penghuni jika ingin merasakan penghawaan alami dalam ruangan.
Pada bukaan jendela, diberikan penambahan barrier maupun secondary skin
sebagai filter udara dan pengontrol panas matahari yang masuk ke dalam
bangunan.
Penggunaan plafon yang tinggi guna menyediakan ruang pertukaran udara lebih
besar pada ruangan sehingga suhu di dalam ruangan lebih terasa sejuk.
Menghadirkan kolam di sekitar bangunan untuk menciptakan iklim mikro pada
bangunan.
AC central dapat digunakan pada zona pengelola dan penunjang agar suhu dari
ruang-ruang tersebut memiliki besaran suhu yang sama serta lebih mudah dalam
pengaturannya.
AC split dapat digunakan di unit-unit apartemen agar dapat disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing penghuni.
Exhaust Fan dapat digunakan pada zona service dan pada dapur restaurant yang
membutuhkan pertukaran udara.
C. Sistem Penyediaan Air Bersih Tujuan
Tujuan dari analisa sistem penyediaan air bersih ini adalah untuk menentukkan
sistem air bersih yang sesuai dengan kebutuhan bangunan.
Dasar Pertimbangan
Terdapat beberapa dasar pertimbangan dalam menganalisis sistem penyediaan air
bersih ini, yakni sebagai berikut:
Kemampuan untuk menyediakan air bersih
Luas bangunan yang akan dilayani
Kesesuaian dengan kondisi sumber air
Analisa
Berdasarkan preseden pada (Gambar 4.30), dalam penyediaan air bersih terdapat
beberapa sistem pendistribusian air, yaitu sistem tangki atap, sistem tangki tekan
dan sistem tanpa tanki. Dilihat dari sumber air yang direncanakan yaitu PDAM
dan sumur serta jumlah lantai yang harus dilayani sebanyak 8 lantai, maka sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-70
yang akan dianalisa untuk penerapan pada bangunan ini adalah sistem tangki atap.
Pada sistem ini air dari sumber air (PAM/sumur) ditampung lebih dahulu di tangki
bawah (ground tank), kemudian dipompa ke tangki atas (elevated water tank).
Tangki atas biasanya diletakan di atas atap, di lantai tertinggi bangunan, atau
menara air tersendiri. Kemudian dari tangki atas ini air dialirkan ke lantai-lantai
dibawahnya dengan sistem gravitasi.
Hasil
Dari analisis sistem penyediaan air bersih di atas dapat disimpulkan bahwa
bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik di Jakarta Selatan ini
akan menggunakan sistem tangki atap sebagai sistem pendistribusian air bersih.
Sumber air pada bangunan ini berasal dari PDAM dan sumur.
D. Sistem Pengolahan Air Buangan Tujuan
Tujuan dari analisis ini adalah menentukkan system pengelolaan air buangan
pada bangunan sehingga dapat didaur ulang untuk digunakan kembali sebagai
sumber air.
Dasar Pertimbangan
Pembuangan air kotor tidak mengganggu kesehatan, lingkungan, penciuman dan
visual
Meminimalisir air yang dibuang ke saluran kota
Gambar 4. 30 Sistem Utilitas Air Bersih pada RS Hermina(Sumber: Tugas RSBG 3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-71
Analisa
Berdasarkan sumbernya air kotor dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Air limbah
Air limbah dibedakan menjadi 2 yaitu grey water dan black water. Grey
water merupakan air yang berasal dari buangan kamar mandi dan westafel.
Sementara black water merupakan air yang bercampur dengan kotoran.
b. Air limbah khusus
Air limbah khusus pada bangunan ini adalah air bekas cucian kotoran seperti
air sisa dari restaurant yang banyak mengandung lemak.
c. Air hujan
Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah dapat ditangkap dengan
penggunaan permukaan tanah yang mampu menyerap air dengan baik atau
dengan pembuatan biopori sebagai resapan.
Hasil
Dari hasil analisis sistem pengelolaan air buangan dapat disimpulkan bahwa
sistem utilitas air buangan dibedakan menjadi 3 yaitu air yang berasal dari toilet,
air limbah pantry atau restaurant dan air hujan. Berikut ini merupakan sistem yang
digunakan dalam pengelolaan air kotor berdasarkan analisa diatas (Gambar 4.31).
Gambar 4. 31 Skema Sistem Pengolahan Air Buangan(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-72
a. Air buangan dari wastafel, toilet dan air hujan akan disalurkan melalui pipa-pipa
menuju grey water tank yang kemudian melewati proses filter dan dipompakan
kembali ke saluran air bersih yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air untuk
flushing toilet, air untuk membersihkan lantai, menyiram tanaman dan sprinkler
pemadam kebakaran.
b. Air limbah pantry dan restaurant yang mengandung lemak disalurkan ke bak
penangkap lemak, kemudian disalurkan ke roil kota.
E. Sistem Pengolahan Sampah Tujuan
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukkan sistem pengolahan sampah
pada bangunan sehingga bangunan lebih nyaman digunakan.
Dasar pertimbangan
Berikut ini merupakan beberapa dasar pertimbangan dalam analisa sistem
pengolahan sampah, yaitu:
Pembuangan sampah tidak mengganggu kesehatan, penciuman dan visual
Meminimalisir pembuangan sampah ke TPA
Analisa
Dalam jenisnya, sampah dibedakan menjadi 2 yaitu sampah organik dan
anorganik. Dalam upaya meminimalisir sampah, maka perlu adanya pemisahan
berdasarkan jenisnya. Sampah organik dapat diolah kembali menjadi pupuk
kompos yang kemudian digunakan sebagai pupuk pada tanaman, sehingga
sampah yang dibuang ke TPA kota hanyalah sampah anorganik. Dalam
menyelaksanakan pengolahan sampah organik ini diperlukan kesadaran dari
penghuni untuk memilah sampah yang kemudian dapat disetorkan atau diambil
oleh cleaning service dan disalurkan menuju tempat pengumpulan sampah
melalui shaft sampah yang ada di dalam core.
Hasil
Berdasarkan hasil analisis diatas maka sistem pengelolaan sampah pada bangunan
Apartemen yang akan direncakanan adalah sebagai berikut.
Penyediaan tempat sampah organik dan anorganik pada setiap unit hunian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-73
Sampah anorganik dari setiap unit hunian diangkut oleh cleaning service untuk
dikumpulkan dan dibuang menuju tempat pembuangan akhir (TPA) melalui shaft
sampah pada core
Sampah organik dari setiap unit hunian diangkut oleh cleaning service dimana
setiap satu bak sampah mendapatkan reward 1 keping bambu yang dikemudian
hari dapat ditukarkan dengan kantung belanja, tempat minum, bibit tanaman atau
benda-benda lain yang ramah lingkungan.
Sampah organik yang didapatkan dari tiap unit hunian kemudian diolah menjadi
pupuk kompos yang dapat digunakan untuk pupuk pada tanaman yang ada di
apartemen.
F. Sistem Penyediaan Listrik Tujuan
Tujuan dari analisa ini adalah untuk menentukan sistem penyediaan listik pada
bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik ini.
Dasar Pertimbangan
Berikut ini merupakan dasar pertimbangan dalam analisa sistem penyediaan
listrik, yaitu:
Efektifitas dan efisiensi sumber listrik terhadap bangunan
Macam aktivitas yang membutuhkan tenaga listrik seperti pencahayaan,
penghawaan buatan, system suara dan lain-lain.
Kemudahan dalam distribusi
Analisa
Sumber listrik utama adalah listrik yang berasal dari PLN yang didukung oleh
genset. Hal ini dilakukan atas dasar pertimbangan apabila terjadi kerusakan pada
pendistribusian listrik dari PLN, maka akan diganti dengan menggunakan genset.
Instalasi listrik di dalam bangunan secara umum dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Instalasi untuk penerangan dan unit-unit hunian
Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk seluruh unit-unit hunian
dan jaringan penerangan baik di dalam maupun di luar bangunan.
b. Instalasi untuk power
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-74
Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat-alat pendukung bangunan
seperti lift, AC, pompa dan sebagainya.
Hasil
Dari analisis sistem jaringan listrik dapat disimpulkan bahwa sumber listrik yang
berasal dari PLN dan genset merupakan sumber listrik utama pada bangunan.
Jaringan listrik dibagi menjadi 2 yaitu instalasi untuk unit hunian dan instalasi
untuk peralatan bangunan.
G. Sistem Pemadam Kebakaran Tujuan
Tujuan dari analisa ini adalah untuk menentukan system pemadam kebakaran
pada bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik ini.
Dasar Pertimbangan
Berikut ini merupakan dasar pertimbangan dalam menganalisa system pemadam
kebakaran dalam bangunan, yaitu:
Keselamatan penggunan bangunan
Kecepatan evakuasi bangunan
Kemudahan penggunaan alat pemadam kebakaran
Analisa dan Hasil
Terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dalam suatu bangunan, yaitu pendeteksiaan,
evakuasi, dan pemadaman.
a. Pendeteksian kebakaran menggunakan smoke/heat detector yang dihubungkan
dengan alarm dan fire alarm junction box, kemudian ke main control fire
alarm. Apabila kebakaran terjadi, smoke/heat detector akan mendeteksi asap
dan panas yang secara otomatis akan menghidupkan alarm. Kemudian
menghidupkan pompa di GWR ke sprinkler dan FDC (Fire House Cabinet)
pada tiap lantai.
b. Evakuasi, dilakukan ketika terjadi keadaan darurat pada bangunan, misalnya
kebakaran, dan bencana alam. Dalam arsitektur, beberapa hal yang perlu
dilakukan dalam perancangan jalur evakuasi adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-75
Penggunaan bahan bangunan yang tidah mudah terbakar
Jalur evakuasi yang jelas
Perawatan alat pemadam kebakaran secara teratur
Penggunaan penanda audio dan visual ketika terjadi keadaan darurat
Penggunaan penerangan darurat pada koridor, tangga darurat dan pintu
keluar sebagai petunjuk ke arah luar bangunan
Tangga darurat memiliki lebar 1,25 meter dan lebar pintu 90 cm
c. Penanggulangan kebakaran dengan cara pemadaman. Berikut ini merupakan
alat-alat pemadam kebakaran.
Sistem Sprinkler
Sistem Hydrant
Sistem APAR
Sistem Gas
H. Sistem Penangkal Petir Tujuan
Tujuan dari analisa ini adalah untuk menentukan system penangkal petir pada
bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik ini.
Dasar Pertimbangan
Berikut ini merupakan dasar pertimbangan dalam analisa system penangkal petir,
yaitu:
Kemampuan untuk melindungi bangunan dari sambaran petir
Praktis dan ekonomis
Tidak menyebabkan efek flashover pada saat penangkal petir mengalirkan
arus listrik ke grounding
Analisa
Berikut ini merupakan perbandingan dari beberapa jenis penangkal petir, antara
lain:
Sistem Konvensional (Sistem Franklin)
Batang runcing dari bahan copper spit, dipasang bangunan, dan dihubungkan dengan tembaga menuju elektroda di tanah. (untuk memudahkan pemeriksaan dan pengetesan dibuat bak kontrol di tanah). Sistem ini praktis, murah, namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-76
jangkauannya terbatas
Sistem Sangkar Farady Hampir sama dengan sistem Franklyn, tetapi dapat dibuat memanjang sehingga jangkauannya luas. Biaya sedikit mahal dan agak mengganggu estetika.
Sistem Radioaktif / semi radioaktif (sistem Thomas)
Sistem ini cocok untuk bangunan tinggi dan besar, pemasangan tidak perlu tinggi karen sistem payung yang digunakan untuk melindungi. Dalam satu bangunan cukup menggunakan satu tempat penangkal petir. Namun penggunaan system ini sudah dilarang karena mengganggu kesehatan manusia.
Sistem Elektrostatis System ini bersifat menarik petir untuk menyambar ke kepalanya dengan cara memancarkan ion-ion ke udara. System ini dapat dikenali dari kepalanya yang dikelilingi 3 buah pembangkit beda tegangan dan dipasang pada tiang tinggi. System ini dikenal mudah dalam pemasangan dan perawatannya.
Hasil
Berdasarkan pertimbangan dari beberapa system di atas maka dapat disimpulkan
bahwa system penangkal petir yang akan digunakan adalah system penangkal
petir elektrostatis. Penangkal petir ini memiliki teknologi bersistem ESE (Early
Streamer Emission) yang bersifat aktif. Di penangkal petir Aktif terdapat bagian
yang disebut dengan Head Terminal. Bagian ini diberikan listrik statik yang
berfungsi untuk menarik atau mengumpulkan ion-ion (+) dari tanah atau bumi,
ketika diawan terdapat ion-ion(-) yang akan berpotensi menimbulkan petir yang
dahsyat, ion-ion (+) dari head terminal akan menariknya sehingga petir
kekuatannya berkurang atau bahkan tidak terbentuk atau terjadi. Jika jangkauan
head Terminal tinggi maka akan semakin jauh radius perlindungannya. Tidak
hanya kelebihan dari fungsi sistem tersebut, sistem ini dipilih karena dari segi
estetika penggunaan dan tidak membutuhkan banyak tempat dalam
pemasangannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-77
I. Sistem Keamanan Tujuan
Tujuan dari analisa ini adalah untuk menentukan system keamanan pada
bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik ini.
Dasar Pertimbangan
Memberikan keamanan pada pengguna
Kemudahan dalam pemantauan
Diletakkan pada setiap ruangan yang membutuhkan
Analisa
Sistem pengaman yang dapat diterapkan terhadap bangunan dan penghuni adalah
sebagai berikut:
a. Access card
Access card berfungsi sebagai kartu pembuka kunci untuk memasuki area
pengelola dan lift. Kartu ini hanya dapat dimiliki oleh penghuni apartemen.
b. CCTV
CCTV dapat digunakan sebagai alat pengontrol semua kegiatan. CCTV dapat
bekerja selama 24 jam atau sesuai kebutuhan dan setiap gambar yang dihasilkan
dapat ditayangkan ulang pada waktu yang diinginkan.
c. Petugas Keamanan
Petugas keamanan dapat diposisikan baik di dalam gedung maupun di luar
gedung dengan tugas menjaga kemananan gedung. Petugas keamanan biasa
diposisikan pada pintu masuk bangunan.
d. Alarm
Alarm pesan ini dapat digunakan untuk memperingatkan operator atau
administrator mengenai adanya masalah atau bahaya pada jaringan. Alarm
memberikan tanda bahaya berupa sinyal dan bunyi.
Hasil
Hasil dari analisa sistem keamanan pada bangunan apartemen ini adalah
penggunaan sistem CCTV, Access card, alarm dan petugas keamanan baik di
dalam bangunan maupun di luar bangunan.