45
Pendekatan Perencaan Transportasi Fakultas Teknik - Universitas Sebelas Maret Surakarta - Indonesia Mata Kuliah: Perencanaan Transportasi

Pendekatan Perencanaan Transportasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perrencanaan Transportasi

Citation preview

  • Pendekatan Perencaan

    Transportasi

    Fakultas Teknik - Universitas Sebelas Maret Surakarta - Indonesia

    Mata Kuliah: Perencanaan Transportasi

  • Umur Perencanaan

    Tujuan Dasar Perencanaan transportasi :

    Untuk memperkirakan jumlah dan lokasi kebutuhan akan

    transportasi pada masa yang akan datang (tahun rencana), untuk

    kepentingan kebijaksanaan investasi perencanaan transportasi.

    o Jangka pendek

    maksimum 5 tahun; biasanya berupa kajian manajemen transportasi yang lebih menekankan dampak manajemen lalu

    lintas terhadap perubahan rute suatu moda transportasi

    o Jangka menengah

    10 s/d 20 tahun (kajian kuliah ini); biasanya digunakan untuk meramalkan arus lalulintas yang nantinya menjadi dasar

    perencanaan investasi untuk suatu fasilitas transportasi yang

    baru.

    o Jangka panjang

    lebih dari 20 tahun; digunakan untuk perencanaan strategi pembangunan kota jangka panjang.

  • PENDEKATAN SISTEM

    UNTUK PERENCANAAN TRANSPORTASI

    Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan yang dilakukan secara

    komprehensif atau menyeluruh dengan menganalisis seluruh faktor

    yang berhubungan atau berkaitan dengan permasalahan yang ada.

    SISTEM adalah gabungan dari beberapa komponen atau objek

    yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Beberapa komponen

    penting saling berhubungan dalam proses perencanaan

    transportasi; proses perencanaan ini merupakan proses berdaur

    (cyclic) dan tidak pernah berhenti; sehingga perubahan pada

    suatu komponen mempengaruhi komponen lainnya.

    Definisi Sistem

  • Gbr. Proses Perencanaan

  • Sistem Transportasi Makro

    Sistem Kelembagaan

    Sistem Kegiatan Sistem Jaringan

    Sistem Pergerakan

    Gbr. Sistem Transportasi Makro

  • Sistem Tata guna lahan - transportasi

    Pergerakan arus manusia, kendaraan, dan barang mengakibatkan bergagai

    macam interkasi. Hampir semua interkasi memerlukan perjalanan, dan

    menghasilkan pergerakan arus lalu lintas. Sasaran umum perencanaan

    transportasi adalah membuat interaksi tersebut menjadi semudah dan seefisien

    mungkin dengan menetapkan kebijakan tentang hal berikut:

    Sistem kegiatan

    Rencana tataguna lahan yang baik (lokasi sekolah, kantor, perumahan, dll)

    dapat mengurangi kebutuhan akan pergerakan perjalanan yang panjang

    sehingga membuat interaksi menjadi lebih mudah.

    Sistem jaringan

    Dapat dilakukan dengan meningatkan kapasitas pelayanan prasarana yang

    ada: pelebaran jalan, menambah jaringan jalan baru.

    Sistem pergerakan.

    Dapat dilakukan dengan mengatur teknik dan manajemen lalu lintas

    (jangka pendek), fasilitas angkutan umum yang lebih baik (jangkan pendek

    dan menengah), atau pembangunan jalan baru (jangka panjang).

  • AKSESIBILITAS DAN MOBILITAS

    o AKSESIBILTAS

    adalah konsep yang menggabungkan pengaturan tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang

    menghubungkannya.

    dengan perkataan lain aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan, bagaimana lokasi tataguna lahan berintekasi satu

    dengan yang lain dan bagaimana mudah dan susahnya lokasi

    tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi.

    JARAK JAUH

    Aksesibilitas

    Rendah

    Aksesibilitas

    Menengah

    DEKAT Aksesibilitas

    Menengah

    Aksesibilitas

    Tinggi

    KONDISI PRASARANA SANGAT JELEK SANGAT BAIK

    Gbr. Klasifikasi Tingkat Aksesibilitas

  • o Mobilitas

    adalah suatu ukuran kemampuan seseorang untuk bergerak

    yang biasanya dinyatakan dengan kemampuannya membayar

    biaya transportasi

    Jika aksesibilitas ke suatu tempat tinggi, maka mobilitas orang ke

    tempat tersebut juga tinggi selama biaya aksesibilitas ke tempat

    tersebut mampu dipenuhi.

    o Aksesibiktas dalam model perkotaan

    Model yang banyak dikenal dalam penentuan lokasi tataguna

    lahan di daerah perkotaan diantaranya adalah MODEL LOWRY.

    Asumsi dasar model ini adalah lokasi industri utama di daerah

    perkotaan harus ditentukan terlebih dahulu. Setelah itu, jumlah

    keluarga dan lokasinya diperkirakan berdasarkan aksesibilitas

    lokasi industri tersebut.

  • Pengukuran Aksesibiltas di daerah perkotaan

    Black dan Conroy (1977) membuat ringkasan cara mengukur aksesibilitas di

    dalam daerah perkotaan.

    Daerah perkotaan dibagi menjadi N zona dan semua aktivitas terjadi di pusat zona.

    Aktivitas diberi notasi A.

    Aksesibiltas suatu zona adalah ukuran intensitas di lokasi tataguna lahan (misal: jumlah lapangan kerja) pada setiap zona di dalam kota tersebut

    dan kemudahan untuk mencapai zona tersebut melalui sistem jaringan

    transportasi.

    Ukuran grafis aksesibilitas

    Dibuat sebaran frekuensi yang menggambarkan jumlah kesempatan yang

    tersedia dalam jarak, waktu dan biaya tertentu dari zona i.

  • o Ukuran fisik aksesibilitas

    Hansen (1959) How Accebility Shapes Land Use

    Ki = aksesibilitas zona i ke zona lainnya (j)

    Aj = ukuran aktivitas pada setiap zona j

    tij = ukuran waktu atau biaya dari zona asal i ke zona tujuan j.

    KONSEP PERENCANAAN TRANSPORTASI

    Konsep perencanaan transportasi yang paling populer adalah : Model

    Perencanaan Transportasi Empat Tahap (Four Stages Transport Model),

    yang terdiri dari:

    o Bangkitan dan tarikan pergerakan (Trip Generation)

    o Distribusi pergerakan lalu lintas (Trip Distribution)

    o Pemilihan moda (Modal choice/modal split)

    o Pembebanan lalu lintas (Trip assignment)

  • Gbr. Model Perencanaan Empat Tahap

  • Bangkitan dan tarikan pergerakan (Trip Generation)

    Adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah

    pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tataguna lahan

    dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu zona atau

    tataguna lahan.

    Bangkitan lalu lintas ini mencakup:

    Lalu lintas yang meninggalkan suatu lokasi (trip production)

    Lalu lintas yang menuju ke suatu lokasi (trip attraction)

    i j

    Bangkitan Pergerakan

    (Trip Production) Tarikan Pergerakan

    (Trip Attraction)

  • Bangkitan lalu lintas tergantung dari 2 aspek tataguna lahan:

    o Tipe tataguna lahan

    Tipe tataguna lahan yang berbeda (pemukiman, pendidikan, dll)

    mempunyai karakteristik bangkitan yang berbeda:

    jumlah arus lalu lintas

    jenis lalu lintas (pejalan kaki, truk, mobil) waktu yang berbeda (contoh: kantor menghasilkan lalu lintas

    pada pagi dan sore).

    o Jumlah aktivitas (dan intensitas) pada tataguna lahan tersebut

    Semakin tinggi tingkat penggunaan sebidang tanah, semakin tinggi

    lalu lintas yang dihasilkan. Salah satu ukuran intensitas aktivitas

    sebidang tanah adalah kepadatannya.

  • Distribusi pergerakan lalu lintas (Trip Distribution)

    Adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan sebaran pergerakan

    yang meninggalkan suatu zona atau yang menuju suatu zona.

    Distribusi pergerakan dapat direpresentasikan dalam bentuk garis

    keinginan (desire line) atau dalam bentuk Matriks Asal Tujuan, MAT

    (origin-destination matrix/O-D matrix).

    Gbr. Trip Distribution (untuk setiap pasang zona (ij), berapa arus dari zona i ke zona j)

    i jTij

  • Ketebalan garis= Arus (flow)

    Pola distribusi lalu lintas antara zona asal dan tujuan adalah hasil dari

    dua hal yang terjadi secara bersamaan yaitu:

    o Lokasi dan intensitas tataguna lahan yang akan menghasilkan lalu

    lintas

    o Pemisahan ruang (Spatial separation), interaksi antara 2 buah

    tataguna lahan akan menghasilkan pergerakan.

    Gb. Garis Keinginan

  • Postulat tentang tataguna lahan

    o Intensitas tataguna lahan

    Makin tinggi tingkat aktivitas suatu tataguna tanah, makin tinggi

    kemampuannya menarik lalu lintas.

    Contoh: Supermarket menarik lalu lintas lebih banyak dibandingkan rumah

    sakit (untuk luas yang sama).

    o Spatial separation Jarak antara dua buah tataguna lahan merupakan batasan dari adanya

    pergerakan. Jarak yang jauh atau biaya yang besar membuat pergerakan

    antar dua buah zona menjadi lebih sulit.

    o Spatial separation dan intensitas tataguna lahan

    Daya tarik suatu tataguna lahan berkurang dengan meningkatnya jarak

    (efek spatial separation). Tataguna tanah cenderung menarik lalu lintas dari

    tempat yang lebih dekat dibandingkan dengan tempat yang jauh.

    Kesimpulan :

    Jumlah lalu lintas antara dua buah tataguna lahan tergantung dari

    intensitas kedua tataguna lahan dan spatial separation (jarak,

    waktu, dan biaya).

  • JARAK JAUH Interaksi dapat diabaikan Interaksi rendah Interaksi Menengah

    DEKAT Interaksi rendah Interaksi menengah Interaksi Sangat Tinggi

    Intensitas Tataguna lahan

    antar zona Kecil-Kecil Kecil-Besar Besar-Besar

    Gb. Interaksi Antar Dua Tataguna Lahan

  • Pemilihan moda (Modal choice/modal split)

    o Jika terjadi interaksi antara dua tataguna lahan, seseorang akan

    memutuskan bagaimana interaksi tersebut dapat dilakukan.

    o Biasanya interaksi tersebut mengharuskan terjadinya perjalanan,

    dengan menggunakan moda transportasi

    o Dalam kasus ini keputusan harus diambil dalam hal pemilihan

    moda, yakni:

    Pilihan pertama biasanya antara jalan kaki atau menggunakan kendaraan.

    Jika menggunakan kendaraan, apakah kendaraan pribadi atau angkutan umum

    Jika menggunakan kendaraan pribadi , apakah menggunakan : sepeda, sepeda motor, atau mobil,

    Jika menggunakan angkutan umum, jenis apa yang akan digunakan (angkot, bus, kereta api, pesawat, dll).

  • Proses pemilihan moda

    Pilihan terhadap Moda Transportasi

    sangat tergantung pada :

    o Tingkat ekonomi (income)

    o Biaya transport i j

  • Pembebanan lalu lintas (Trip assignment)

    Kondisi Pemilihan Rute :

    o Kendaraan pribadi :

    bebas memilih rute (choice)

    o Kendaraan umum :

    rute sudah tertentu (captive)

    Pemilihan Rute tergantung pada :

    Alternatif jarak terpendek

    Waktu tercepat

    Biaya termurah

    i j

    Diasumsikan bahwa :

    setiap pemakai jalan mempunyai informasi yg cukup tentang

    kemacetan, kondisi jalan, jarak dll, sehingga mereka dapat

    menentukan rute terbaik

  • Arus Lalu Lintas Dinamis

    o Arus lalu lintas berinteraksi dengan sistem jaringan transportasi, jika

    arus lalu lintas meningkat, waktu tempuh pasti akan bertambah

    karena kecepatan menurun.

    o Arus maksimum yang dapat melewati suatu ruas jalan biasa disebut

    kapasitas ruas jalan tersebut.

    o Arus maksimum yang dapat melewati suatu titik (biasanya pada

    persimpangan dengan lampu lalu lintas biasa) disebut arus jenuh.

    o Highway Capacity Manual mendefinisikan kapasitas jalan sebagai

    jumlah kendaraan maksimum yang dapat bergerak dalam periode waktu tertentu.

    o Kapasitas ruas jalan biasanya dinyatakan dengan kendaraan (atau

    dalam Satuan Mobil Penumpang/SMP per jam).

    o Hubungan antara arus dan waktu tempuh tidaklah linear. (lihat

    gambar).

  • Gb. Hubungan antara arus dan waktu tempuh

    Volume per kapasitas

    Waktu

    Tem

    puh

  • PEMODELAN SISTEM (SYSTEM MODELING)

    Apakah model itu?

    Model Representasi realita

    Jenis-Jenis Model :

    o Model Fisik : miniatur bangunan sipil, wayang, dll

    o Model Matematis : model fisika, model ekonomi, model transport

    o Model Peta dan Diagram

    Bagaimana sifat model yg baik?

    o Mudah dipahami

    o Informatif

    o Sederhana

  • Contoh Model :

    Asumsi contoh model :

    1. Gaya tarik-menarik antara 2 buah benda berbanding lurus dengan

    massa benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak

    2. Gaya merupakan fungsi massa dan jarak

    3. Pengaruh yang lain diabaikan

    Dalam kenyataannya :

    pada saat membuat model, dilakukan suatu asumsi, pendekatan,

    penyederhanaan, dll., agar mudah dalam pembuatan, sehingga

    sebenarnya model tidak mungkin bisa menggambarkan realita

    sebenarnya (100%), tetapi hanya berupa pendekatan terhadap suatu

    realita.

  • REPRESENTASI JARINGAN & TATA GUNA TANAH

    Dalam Pemodelan transportasi dipakai cara :

    o Model Grafis

    Model ini penting karena masalah pergerakan menyangkut ruang 2

    atau 3 dimensi sehingga perlu dituangkan dalam gambar.

    o Model Matematis/kuantitatif

    Model ini dipakai karena ada kebutuhan untuk menerangkan cara

    kerja sistem dan hubungan antar sistem secara terukur, sehingga

    dengan persamaan matematis atau statistik, besaran yang dicari

    (misalnya arus) dapat diketahui.

  • Secara Grafis Sistem Kegiatan sering digambarkan sbb :

    o Zona

    Adalah satu kesatuan yang memiliki keseragaman tata guna lahan

    o Cordon Line

    Adalah batas daerah tempat studi dikonsentrasikan, sehingga daerah di luar

    batas ini dianggap hanya mempunyai konstribusi yang kecil terhadap

    pergerakan di daerah studi

    o Pusat Zona/Centroid

    Adalah pusat kegiatan dari tata guna lahan yang direpresentasikan sebagai

    suatu titik dimana dianggap pergerakan dimulai dan diakhiri.

  • Pembagian Zona

    o Zona internal, yakni zona yg terletak pada daerah studi

    o Zona eksternal, yakni zona yg terletak diluar daerah studi

    Cara membagi zona

    o Batas zona dapat berupa batas alami seperti sungai atau batas wilayah

    administrasi (agar mudah), seperti kelurahan atau kecamatan

    o Tipe tata guna lahan untuk masing-masing zona harus dibuat sehomogin

    mungkin (misal Perumahan, industri dll), namun demikian hal seperti ini

    sangat sulit dilakukan

    Mix Land Use

    Pada suatu daerah dengan kondisi yg sangat heterogen, cara terbaik untuk

    mendefinisikan land use adalah :

    o membuat zona-zona yg lebih kecil

    o mengambil Tataguna lahan yang paling dominan

    Semakin ke arah pusat kota, mix land use semakin tinggi sehingga semakin ke pusat kota, zona dibuat semakin kecil

  • SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI

    Secara grafis, sistem jaringan transportasi dapat digambarkan

    sebagai ruas dan noda(simpul):

    o Ruas bisa berupa potongan jalan raya, kereta api dll

    o Noda/Simpul dapat berupa persimpangan, stasiun, terminal dll

    o Setiap ruas dan noda diberi nomor

  • Gb. Sistem Jaringan Transportasi

    Tipe pergerakan :

    o Intra zona

    o Zona internal ke Zona internal

    o Zona internal ke Zona eksternal

    o Zona eksternal ke Zona eksternal

  • MODEL INTERAKSI TATA GUNA LAHAN DAN SISTEM TRANSPORTASI (Simple Land Use Model of Transport System)

    Tujuan pembentukan model

    o Untuk mengetahui bagaimana cara kerja sistem transportasi

    o Untuk memprediksi perubahan arus lalu lintas yang akan terjadi

    yang disebabkan oleh perubahan Tataguna Lahan atau Sistem

    Transportasi

    Sistem notasi persamaan model

    Variabel pokok yg dipakai :

    o L : Tata Guna Lahan/Land Use

    o T : Sistem transportasi (jaringan & karakteristik operasinya)

    o Q : Lalu lintas/ Traffic

    Peubah bebas : Tata guna lahan, Sistem prasarana transportasi

    Peubah tak bebas : Arus Lalu lintas

  • Secara konvensional, setiap zoana asal disebut zona i dan dan setiap

    zona tujuan disebut zona j

    Notasi-notasi persamaan model

    o Loi : tataguna lahan di zona asal (origin) i

    o Ldj : tataguna lahan di zona tujuan (destination) j

    o Qpi : bangkitan (production) lalu lintas dari zona asal i

    o Qaj : tarikan (attraction) lalul intas menuju zona tujuan j

    o Qij : arus lalu lintas dari zona asal i ke zona tujuan j

    o Qk : arus lalu lintas pada rute k

    Komponen Model

    o Aksesibilitas Aksesibilitas (Notasi A) satu zona i terhadap zona j, berbanding lurus

    dengan tata guna lahan zona j dan berbanding terbalik dengan friction/biaya

    transportasi (jarak, waktu) dari zona i ke zona j, atau jika ditulis dalam

    bentuk rumus :

  • o Bangkitan pergerakan

    (Traffic Generation)

    Bangkitan pergerakan adalah fungsi tata guna lahan. Jumlah

    bangkitan pergerakan berbanding lurus dengan tipe dan intensitas

    tataguna lahan di zona tersebut.

    Pergerakan yang berasal dari zona i adalah:

    Pergerakan yang tertarik ke zona j adalah:

    o Distribusi Pergerakan

    Traffic Distribution

    Distribusi lalu lintas antara 2 buah zona tergantung dari tata guna lahan

    pada setiap zona dan berbanding terbalik dengan biaya transportasi/

    friction antara keduanya

  • o Pemilihan moda

    Pemilihan moda adalah fungsi dari biaya transportasi tersebut

    (dengan perbandingan dari moda lainnya).Oleh sebab itu:

    m : menujukkan moda tertentu

    Moda angkutan 1 akan lebih dipilih daripada moda 2, jika :

    Tij(m1) < Tij(m2) o Pemilihan Rute

    Pada pemilihan rute, situasinya akan sama dengan pemilihan moda,

    yakni pemilihan rute adalah fungsi dari friction/biaya transportasi dari

    rute tersebut :

    r : menunjukkan rute tertentu

    Jika ada tiga rute (1,2 dan 3), rute 2 akan dipilih jika:

    dan

  • PRINSIP PERTAMA WARDROP

    Pada tahap pemilihan rute, diasumsikan bahwa :

    o Lalu lintas yang bergerak antar zona dalam suatu daerah studi akan

    mengatur/membagi sendiri lalu lintas ke seluruh rute dalam jaringan

    jalan yang ada

    o Dengan demikian mala waktu tempuh pada seluruh rute sama,

    sehingga tidak ada satu orangpun dapat mencari rute yang lebih

    cepat.

    o Konsep ini dikenal dengan PRINSIP PERTAMA WARDROP; jika

    kondisi tersebut tercapai dikatakan relah mencapai kondisi

    keseimbangan (equilibrium).

  • Lalulintas pada jaringan jalan

    Misal digunakan persamaan Davidson:

    dimana:

    o TQ : waktu tempuh pada saat arus Q

    o T0 : waktu tempuh pada saat arus bebas (nol)

    o Q : arus lalu lintas (kendaraan/jam)

    o C : Kapasitas jaringan jalan

    o a : parameter tingkat pelayanan

  • Contoh soal:

    Interaksi tataguna lahan Transportasi (landuse transport interaction).

    Dua buah zona yakni zona 1 dan zona 2, zona 1 adalah perumahan

    dengan populasi 30.000 orang dan zona 2 adalah zona perkantoran dengan

    jumlah lapangan kerja yang tersedia sebesar 10.000 orang. Terdapat dua

    jalan (rute Adan rute B) yang menghubungi kedua zona ini. Karakteristik

    dari rute A dan rute B adalah sebagai berikut:

    Karakteriktik rute Rute

    A B

    Panjang (km)

    T0 (menit)

    Tingkat pelayanan (a)

    Kapasitas (kend/jam)

    16

    24

    0,3

    3000

    19

    38

    1,0

    2000

  • o Persamaan Davidson yang digunakan

    o Asumsi:

    Dianggap tercapai kondisi equilibrium

    Model Trip generation; dan

    Model distribusi pergerakan

    1 kendaraan = 1 orang

    o Ditanyakan:

    Hitung dan juga gambarkan dengan jelas

    waktu tempuh dan total arus lalulintas diantara kedua zona tersebut

    Besar arus lalu lintas pada masing-masing rute

  • SOLUSI: Dapat diselesaikan dengan dua cara: grafis dan matematis

    a. cara grafis

    Q1 = 0,4 . L1 = 0,4 x 30.000 = 12.000 kend/jam

    Q2 = 1,0 . L2 = 1,0 x 10.000 = 10.000 kend/jam

  • Q (Kend/Jam)

    Waktu

    Tem

    pu

    h

    (men

    it)

    Dari grafik diatas diperoleh:

    Q12 : 2610 kend/jam;

    QA : 2260 kend/jam;

    QB : 350 kend/jam;

    Waktu tempu : 46 menit

  • b. Cara Matematis

    Untuk penyederhanaan satuan dinyatakan dalam ribuan, sehingga:

    Atau

  • Persamaan diatas dapat diselesaikan menjadi:

    Atau

    Karena Maka :

    Persamaan diatas dapat diselesaikan menjadi:

    QA = 2,261 (solusi yg mungkin)

    QA = 11,69 (solusi yg tidak mungkin)

  • Kesimpulan:

    QA = 2261 kend/jam

    QB = 347 kend/jam

    Karena QA diketahui, maka QB dapat diketahui

    Dengan QA dan QB diketahui; maka TQ(A) dan TQ(B) dapat dicari.

    Q12 = QA + QB = 2608 kend/jam

    Waktu tempuh = 46 menit

  • Kasus: Bila ada perubahan tataguna lahan transport planning

    Jika pada perencanaan mendatang diasumsikan :

    o Terjadi pertumbuhan pada kedua zona, sedangkan karakteristik

    jaringan transportasi tetap.

    o Zona 1 diharapkan dapat mengakomodir 40.000 penduduk

    o sedangkan zona 2 diharapkan mampu memberikan lapangan

    pekerjaan sebanyak 12.000;

    tentukan arus pada masing-masing rute dan waktu tempuh dari

    zona 1 ke zona 2.

    SOLUSI:

    Q1 = 0,4 . L1 = 0,4 x 40.000 = 16.000 kend/jam

    Q2 = 1,0 . L2 = 1,0 x 12.000 = 12.000 kend/jam

  • Dengan cara grafis diperoleh:

    o QA = 2500 kend/jam

    o QB = 725 kend/jam

    o Q12 = QA + QB = 3225 kend/jam

    o Waktu tempuh = 60 menit

    Jika pada kondisi di atas dibuat rute baru (rute C), dengan karakteristik

    sebagai berikut:

    o Kapasitas : 4.000 kend/jam

    o Tingkat pelayanan : 0,05

    o zero-flow travel time : 18 menit

    o panjang : 24 km

    Tentukan : QA, QB, QC , dan T12

  • o QA = 1780 kend/jam

    o QB = 0 kend/jam

    o QC = 3790 kend/jam

    Waktu

    Tem

    pu

    h

    (men

    it)

    Q (Kend/Jam)

    o Q12 = QA + QB = 5570 kend/jam

    o Waktu tempuh = 34,5 menit