32
47 BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data Pengelolaan Prakerin di SMKN 1 Sintang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi yang merupakan bagian dari pengawasan. Untuk mengenal lebih dekat pengeloalaan prakerin perlu diketahui profil sekolah tersebut, sebagai berikut. 1. Sejarah SMK Negeri 1 Sintang Berdasarkan data dokumen dari sentral dokumen SMK Negeri 1 Sintang berdiri sejak tahun 1998 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 13a / 0 / 1998, tertanggal 29 Januari 1998. Dalam data statistik SMK Negeri 1 Sintang mempunyai NSS : 344.130.04.20.001. SMK Negeri 1 Sintang terletak diwilayah perkotaan dari Kabupaten Sintang tepatnya dijalan Sintang-Pontianak Km.8 Sei Ukoi Kecamatan Sei Tebelian.Telepon/fax:(0565)21377,website:http//www.smkn1sintang.sch.id email: [email protected] SMK Negeri 1 Sintang dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah didukung dengan 3 (tiga) Wakil Kepala Sekolah,masing-masing Wakil Kepala Sekolah Manajemen Mutu, Wakil Kepala Sekolah penanggung jawab pagi, Wakil kepala sekola Penanganggung jawab Sore, SMK Negeri 1 Sintang memiliki total guru, berstatus PNS berjumlah 45 orang maupun GTT berjumlah 52 orang serta tenaga

BAB IV baru

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB  IV baru

47

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data

Pengelolaan Prakerin di SMKN 1 Sintang meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi yang merupakan bagian dari

pengawasan.

Untuk mengenal lebih dekat pengeloalaan prakerin perlu diketahui profil

sekolah tersebut, sebagai berikut.

1. Sejarah SMK Negeri 1 Sintang

Berdasarkan data dokumen dari sentral dokumen SMK Negeri 1 Sintang

berdiri sejak tahun 1998 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 13a / 0 / 1998, tertanggal 29 Januari

1998. Dalam data statistik SMK Negeri 1 Sintang mempunyai NSS :

344.130.04.20.001.

SMK Negeri 1 Sintang terletak diwilayah perkotaan dari Kabupaten

Sintang tepatnya dijalan Sintang-Pontianak Km.8 Sei Ukoi Kecamatan Sei

Tebelian.Telepon/fax:(0565)21377,website:http//www.smkn1sintang.sch.id email:

[email protected]

SMK Negeri 1 Sintang dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah didukung

dengan 3 (tiga) Wakil Kepala Sekolah,masing-masing Wakil Kepala Sekolah

Manajemen Mutu, Wakil Kepala Sekolah penanggung jawab pagi, Wakil kepala

sekola Penanganggung jawab Sore, SMK Negeri 1 Sintang memiliki total guru,

berstatus PNS berjumlah 45 orang maupun GTT berjumlah 52 orang serta tenaga

Page 2: BAB  IV baru

48

administrasi berjumlah 11 orang dengan status PNS berjumlah 1 orang dan status

PTT berjumlah 10 orang. Jumlah Total Karyawan dan guru 108 orang.

Sejak berdiri tahun 1998 sampai sekarang tahun 2011, SMK N 1 Sintang

sudah dipimpin oleh 3 Kepala Sekolah.

• Bapak Drs.Hendarlin (1998-2001)

• Bapak Drs. Armansyah (2001 -2005)

• Bapak Drs.Indefri, M. Si (2005-Sekarang)

Pada awal berdiri dibuka 2 program keahlian ; Teknik Konstruksi

Bangunan Gedung dan Perabot dengan 4 rombongan belajar. Dengan jumlah

murid 154 orang, sejalan dengan perkembangan zaman SMK Negeri 1 Sintang

mengembangkan diri dengan mempertahankan program keahlian yang sudah ada

dan membuka program.

Keahlian-keahlian yang baru, sampai saat ini sudah memiliki 16

kompetensi keahlian,diantaranya sebagai berikut:

• Teknik Bangunan terdiri dari Tek. Konstruksi Bangunan Gedung, Perkayuan,

Survey dan Pemetaan dan Gambar Bangunan.

• Teknik Listrik terdiri dari Teknik Listrik Instalasi dan Distribusi Tenaga

Listrik, Teknik Audio Video

• Teknik Otomotif terdiri dari Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda

Motor, Alat Berat Teknik Body Repair dan Teknik Sepeda Motor.

• Teknik Informasi dan Komunikasi terdiri dari Multimedia, Teknik

Komputer dan Jaringan, Rekayasa Perangkat Lunak dan Program Produksi

dan Penyiaran Radio/broadcasting.

• Teknik Pemesinan terdiri dari Teknik Mesin Produksi.

Page 3: BAB  IV baru

49

SMK Negeri 1 Sintang rata-rata tiap tahun Pelajaran menyelenggarakan

layanan jasa pendidikan untuk siswa/i sejumlah 1632 orang,yang terbagi masing-

masing tingkatan. tingkat 1 atau kelas X sejumlah 712 orang, ada 20 rombongan

belajar tingkat 2 atau kelas XI sejumlah 453 orang adal 5 rombongan belajar dan

tingkat 3 atau kelas XII sejumlah 467 orang yang terdiri dari 20 rombongan

belajar, total keseluruhan 55 rombongan belajar .PBM dilaksanakan Pagi dan

Siang.

SMK Negeri 1 Sintang berdiri atas lahan seluas 20.000 m2,memiliki 1

roang administrasi/kantor,1 ruang guru, 20 ruang belajar teori 2 laboratorium,

bengkel -bengkel praktek untuk program keahlian dan ruang-ruang pendukung

lainnya.

SMK Negeri 1 Sintang sekarang dalam Rintisan Sekolah Berstandar

Internasional (R-SBI) dan sudah mendapatkan Sistem Manajemen Mutu ISO

9001:2008 untuk mendukung dan meningkatkan kualitas layanan yang diberikan,

SMK Negeri 1 Sintang kerjasama dengan beberapa kantor-kantor instansi

Pemerintah maupun Swasta dan Institusi pasangan DU / DI baik ditingkat

Kabupaten, Provinsi rnaupun Nasional hingga Regional sebagai tempat Praktek

Industri maupun penempatan alumni.

2. Visi, Misi dan Kebijakan Mutu, SMK N 1 Sintang

Visi dari SMK N 1 Sintang sebagai berikut:

”Menjadi SMK Berstandar Internasional yang Kompeten, Berkualitas, Unggul

dan Siap Bersaing di Dunia Kerja berlandaskan IMTAQ dan IPTEK Serta

Terciptanya lingkungan yang Berseri (Bersih, Elok, Sehat,Energik, Ramah dan

Indah ).”

Page 4: BAB  IV baru

50

Serta mempunyai Misi yang harus diketahui seluruh warga sekolah sebagai

berikut:

• Meningkatkan Mutu Layanan Pendidikan untuk menciptakan peserta didik

yang cerdas ,terampil dan memiliki budi pekerti luhur.

• Meningkatkan sumber daya sekolah, sehingga tercipta lingkungan

pendidikan yang Edukatif, Representatif ,Kompetitif dan Kekeluargaan.

• Memberikan Pelayanan Prima dalam pengelolaan sekolah melalui Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

SMK N 1 Sintang mempunyai Kebijakan Mutu sebagai berikut:

• SMKN 1 Sintang bertekad untuk memberikan pelayanan pendidikan yang

mampu menghasilkan lulusan profesional dan berbudi pekerti luhur.

• Melakukan perbaikan secara berkesinambungan setiap aspek

disekolah untuk meningkatkan dan rnenjaga mutu sekolah yang

inovatif,kompetitif,dan partisipatif.

• Mewujudkan kepuasan DU/DI dan Masyarakat dalam merekrut lulusan

sebagai tenaga kerja yang terampil, kreatif dan bertanggung jawab.

• Kepala Sekolah, Guru dan seluruh warga sekolah memiliki komitmen kuat

untuk menjaga konsistensi pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO

9001:2008.

• Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan mengoptimalkan IT.

• Menyiapkan peserta didik agar mampu mengembangkan sikap

profesional,disiplin,ulet dan jujur.

Page 5: BAB  IV baru

51

Di dalam kebijakan mutu salah satunya mewujudkan kepuasan DU/DI dan

masyarakat dalam merekrut lulusan sebagai tenaga kerja yang terampil, kreatif

dan bertanggung jawab. Kepuasan DU/DI dan masyarakat merupakan bagian

terpenting dalam pelaksanaan prakerin.

Berdasarkan data hasil wawancara diperoleh informasi tentang hubungan

antara sekolah dan DU/DI dalam pelaksanaan Prakerin seperti ringkasan petikan

hasil wawancara dengan bapak HY dan ED.

“Hubungannya sekolah dengan perusahaan sangat mendukung kegiatan prakerin

karena perusahaan-perusahaan yang kita hubungi itu sudah commit akan

membantu pemerintah di bidang pendidikan sehingga mereka mempunyai

tanggung jawab juga untuk memajukan tunas-tunas bangsa salah satunya melalui

prakerin ini. Mereka sangat open sekali dalam pelaksanaan prakerin ini dan juga

mereka merasa terbantu dengan kerjasama ini dan sampai sekarang terjalin

kerjasama yang baik. Selama ini hubungan dengan sekolah sangat baik dengan

adanya prakerin ini. Karena sangat membantu sekali dalam menyelesaikan

pekerjaan ini. Tentu saja sangat membantu kami sebagai dunia usaha/industri”

Berdasarkan tentang kebijakan mutu dan wawancara sudah mendukung

tujuan dari prakerin yang melibatkan Dunia usaha/industri dalam bentuk

kerjasama yang saling menguntungkan.

3. Letak Geografis SMK N 1 Sintang

SMK N 1 Sintang terletak di Kecamatan Sei Tebelian Kabupaten Sintang,

Berada di Jalan Sintang Pontianak Km 8, menempati areal seluas 20.000 m2

dengan batas - batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Kapuas Kanan Hilir

Sebelah Selatan : Perumahan Cipta Mandiri 1 Desa Kapuas Kanan Hulu

Sebelah Timur : Jalan Sintang - Pontianak

Sebelah Barat : Desa Kapuas Kanan Hilir

Page 6: BAB  IV baru

52

Luas areal dan lokasi yang berada di perbatasan kecamatan Sintang dan

kecamatan Sei Tebelian dan berada di jalan raya Sintang-Pontianak sangat

strategis dan ideal bagi pengembangan pendidikan karena letaknya di pinggiran.

Luas areal sekolah 20.000 m2, memungkinkan penataan tata ruang dengan baik.

Tuang bangunan meliputi ruang kelas, ruang guru, ruang Tata Usaha , ruang

kepala Sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang pantri, front office, tempat

satpam, tempat parkir, kamar mandi, laboratium fisika/kimia, ruang BP/BK, ruang

OSIS dan MPK, gudang, kantin, kamar mandi/WC, bengkel otomotif, bengkel

mesin perkakas, studio radio, bengkel bangunan, ruang gambar, perpustakaan,

bengkel listrik, lab Multimedia, ruang ICT, lab TKJ, asrama guru, asrama siswa,

taman, gedung serba guna, ruang musik, musholla, lapangan basket, lapangan

volley, lapangan sepak takraw, lapangan upacara dan lab bahasa.

Dari letak geografis ternyata dekat beberapa lokasi beberapa DU/DI di

Kabupaten Sintang dekat tempat siswa untuk prakerin dan strategis menjangkau

letak DU/DI bagi siswa yang akan melaksanakan prakerin.

Sarana dan prasarana belajar yang memadai dan representatif, kondisi

tersebut secara psikologis dapat menumbuhkan kenyamanan belajar.

1. Perencanaan Prakerin

a. Data Wawancara

Perencanaan Prakerin merupakan bagian dari kurikulum SMK secara

Nasional berdasarkan Kurikulum SMK. Perencanaan tersebut penting dalam

melaksanakan pada setiap Sekolah Menengah Kejuruan Negeri/Swasta yang

terpogram oleh pemerintah melalui Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Page 7: BAB  IV baru

53

Berdasarkan data hasil wawancara diperoleh informasi tentang siapa yang

merencanakan prakerin seperti ringkasan petikan hasil wawancara dengan bapak

IN dan ibu MV dibawah ini:

”Prakerin direncanakan secara Nasional sejak tahun 1994. Prakerin sendiri

merupakan program Nasional berdasarkan kurikulum dari Dikmenjur SMK”.

Rekaman data hasil wawancara tentang siapa yang merencanakan prakerin dapat

dilihat pada catatan lapangan no.16,17 pada halaman...

Perencanaan prakerin tersebut merupakan program nasional sebagai

petunjuk bagi sekolah-sekolah menengah kejuruan yang sudah terdapat pada

Kurikulum pada masing-masing satuan pendidikan menengah kejuruan

Perencanaan tersebut termuat pada Kurikulum jurusan/kompetensi

keahlian setiap jurusan terdapat pada silabus atau dokumen KTSP

jurusan/kompetensi keahlian.

Berdasarkan wawancara Bapak SH dan HY, tentang seperti apa perencanaan

prakerin sebagai berikut

“Kalau di lihat dari konteksnya, prakerin itu merupakan bagian daripada

pembelajaran mestinya itu rencana prakerin itu di kurikulum. Karena prakerin itu

adalah bagian dari kurikulum sebenarnya. Hanya mungkin keterlibatan DU/DI itu

wilayah ranah dari pada Humas. Maka jika di lihat dari konteksnya itu

perencanaan prakerin berkolaborasi antara kurikulum dan Humas.Guru-guru yang

berada di jurusan,pada saat pengembangan pada silabus terdapat 3 bagian, yaitu

tatap muka praktik sekolah dan praktik industri. Jadi praktik industri itulah yang

di susun oleh guru guru 1 rumpun mengelola kemudian dijadikan menjadi

prakerin yaitu praktek kerja industri”

Rekaman data hasil wawancara tentang siapa yang merencanakan prakerin dapat

dilihat pada catatan lapangan no.06,08 pada halaman...

Secara umum di sekolah prakerin merupakan kerja sama dari koordinator

kurikulum dan Humas. Kurikulum itu sendiri pada silabus kompetensi keahlian

terdapat tempat pembelajaran yang dilakukan di Industri untuk memenuhi Standar

Kompetensi Kelulusan (SKL) yang berada disetiap kompetensi keahlian.

Sedangkan Humas merupakan duta sekolah untuk kerjasama antara sekolah

dengan dunia usaha/industri.

Page 8: BAB  IV baru

54

Model-model perencanaan prakerin sudah ditetapkan oleh Kurikulum

SMK dan masing-masing SMK bebas untuk memilih program prakerin tersebut.

Sedangkan untuk SMKN 1 Sintang menerapkan prakerin pada semester 5 kelas

XII

Berdasarkan wawancara Bapak HY,SH,MV dan IN, tentang model-model

perencanaan prakerin sebagai berikut

“Kalau kita lihat yang sekarang ya, modelnya sudah ditetapkan oleh kurikulum,

pihak sekolah yang mempunyai kebijakan, apakah dilaksanakan pada waktu kelas

3 selama 6 bulan atau dilaksanakan di kelas 2 3 bulan dan kelas 3 3 bulan

kebijakan dari seko maka dari itulah prakerin itu tidak harus dilaksanakan di kelas

3, bisa saja di kelas 1, bisa saja di kelas 2, bisa saja di semester 1, atau bisa saja di

semester 4. Tapi selama ini SMK Negeri 1 Sintang, sudah pernah mencoba di

semester 4, ketika mau naik ke kelas 3. Ternyata di dunia industri mengatakan

bahwa siswa kita tidak mapan. Yang listrik tidak berani memanjat tiang listrik,

tidak berani memutus arus manakala ada kondisi darurat. Nah, orang-orang yang

di industri luar berharap kita menurunkan siswa yang di kelas 3, anak-anak yang

ilmunya cukup mapan. Makanya kita SMK Negeri 1 Sintang khusus,

melaksanakannya di semester 5. Jadi SMK-SMK lain boleh saja di semester 4

atau di semester 3, tapi kita tidak. Kita memberikan kepuasan pada industri luar,

makanya kita mengembalikan ke semester 5. Tidak ada peraturan harus

dilaksanakan di semester ini atau semester ini. KTSP itu jamnya global, kita tiap

sekolah memilahnya. Jadi tidak ada dicanangkan prakerin itu harus di semester 5”

Rekaman data hasil wawancara tentang siapa yang merencanakan prakerin dapat

dilihat pada catatan lapangan no.06,08,17,16 pada halaman...

Model perencanaan prakerin disesuaikan dengan kemampuan masing-

masing sekolah . Hal ini melihat kesiapan siswa yang akan diterjun di dunia usaha

dan industri, baik dari kompetensi maupun kesiapan mental mereka menghadapi

dunia kerja.

Tahapan-tahapan perencanaan merupakan proses yang dilalui sebelum

mengorganizir, melaksanakan maupun evalusi prakerin. Karena itu akan

berdampak resiko yang akan ditanggung pada masa depan.

Berdasarkan wawancara Bapak HY,RA,IN dan MV, tentang tahapan-tahapan

perencanaa prakerin sebagai berikut

Page 9: BAB  IV baru

55

“Begini pak, dalam perencanaan berawal dari dari pemetaan siswa di jurusan-

jurusan masing setelah itu penjajakan, pembekalan, pengantaran mereka dilepas

langsung ke Dunia Usaha, setiap sebulan sekali monitoring dan penarikan siswa

prakerin”

Rekaman data hasil wawancara tentang siapa yang merencanakan prakerin dapat

dilihat pada catatan lapangan no.08,09,16,17 pada halaman...

Tahapan-tahapan perencanaan prakerin yang dilakukan pada SMK N 1

Sintang meliputi pemetaan pada masing-masing kompetensi keahlian, penjajakan,

pembekalan, pengantaran, monitoring dan penarikan.

Perencanaan dalam anggaran memberikan gambaran pengambilan dan

penggunaan dana secara jelas untuk kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan pada

sebelum, saat dan setelah melakukan prakerin.

Berdasarkan wawancara Bapak HS,RK,IN dan HY, tentang sumber, cara

pengambilan dan penggunaan dana prakerin sebagai berikut

Seperti disampaikan oleh bapak HS

“Dana prakerin siswa, mereka membayar berupa tabungan prakerin dengan cara

sekolah mengundang berdasarkan rapat komite yang diadakan pada awal

pelajaran. Pengambilannya pertahap. Tahap pertama pendaftaran ulang pertama

waktu PSB sebanyak 50% biaya pelaksanaan prakerin, 50%nya dibagi menjadi

dua lagi 25%, 25% pada saat kelas 1 dan kelas 2 dan Biaya prakerin itu yang

pertama banyak kembali kesiswa itu sendiri dari mulai pakaian yang berupa kaos,

pembekalan, penjajakan, pengantaran, monitoring, penarikan pembimbing

administrasi, ATK, Jurnal, Kenang-kenangan untuk DU/DI”

Pendapat sama dikemukakan oleh bapak RK

“Dana prakerin berasal dari siswa dan biasanya digabungkan pada waktu daftar

ulang. Kalau mereka belum daftar dari daftar ulang, mungkin mereka bisa

mengangsur sesuai dengan kesepakatan maksimal 4 kali pembayaran.Penggunaan

biaya prakerin pembekalan peserta prakerin, biaya transportasi penjajakan,

pengantaran, monitoring, penarikan dan proses bimbingan pembimbing, Kenang-

kenangan untuk DU/DI dan ATK untuk peserta dan panitia”

Pendapat senada dikemukakan oleh bapak IN

“Sumber dananya dari orang tua. Artinya, anak-anak itu berangkat, pulang, makan

minum yang di tempat Prakerin itu ditanggung oleh orang tua. Nah, ditambah

dengan guru-guru yang monitoring, itu juga kita ambilkan dari orang tua

sedangkan cara pengambilannya kita membagi menjadi 4 semester. Jadi kalau

misalnya biayanya Rp300.000,00, dibagi menjadi 4 semester. Jadi pada setiap

semester kita ambil Rp75.000,00, artinya meringankan. Bukan berarti mereka

Page 10: BAB  IV baru

56

tidak boleh bayar di akhir, boleh-boleh saja. Tapi untuk meringankan, kita bagi

hingga 4 semester. Distribusi dana prakerin pada administrasi panitia, ATK, uang

transport guru penjakakan, monitoring, penarikan”

Tidak beda apa yang disampaikan oleh bapak HY

”Dana prakerin dikumpulkan dari siswa, Pengambilannya pertahap. Tahap

pertama pendaftaran ulang pertama waktu PSB sebanyak 50% biaya pelaksanaan

prakerin, 50%nya dibagi menjadi dua lagi 25%, 25% pada saat semester genap

kelas 1 dan semester ganjil kelas 2. Biaya prakerin itu yang pertama banyak

kembali kesiswa dari mulai pakaian monitoring pembimbing administrasi, ATK,

jurnal, plakat untuk DU/DI, itu semuanya kembali kesiswa juga”

Rekaman data hasil wawancara tentang siapa yang merencanakan prakerin dapat

dilihat pada catatan lapangan no.01,03,16,08 pada halaman...

Sumber dana prakerin diambil dari siswa dengan cara pengambilan

mengikuti iuran komite dilakukan secara bertahap berdasarkan rapat komite

sekolah yang diselenggarakan pada awal tahun ajaran baru saat penerimaan siswa-

siswi SMK N 1 Sintang. Sedangkan penggunaan dana prakerin diperuntukkan

pada administrasi panitia, kenang-kenangan bagi DU/DI dan uang transportasi

guru penjajakan sampai penarikan.

Keterlibatan stakeholder sekolah dalam perencanaan prakerin

mempengaruhi resiko yang ditanggung oleh panitia relative lebih kecil pada masa

yang akan datang. Semakin banyak terlibat juga bisa memberikan masukan-

masukan konstruktif pada pelaksanaan prakerin nanti.

Berdasarkan wawancara Ibu IH, bapak SH dan IN, tentang siapa saja yang terlibat

dalam perencanaan prakerin sebagai berikut

Seperti halnya yang disampaikan oleh ibu IH, sebagai berikut

“Kepala sekolah, panitianya, dan semua kaprog-kaprog juga di libatkan semua”

Pendapat yang sama dikemukakan oleh bapak SH, sebagai berikut

“Kalau untuk perencanaan prakerin ini yang jelas kurikulum, Humas, ketua

program masing masing. Karena mereka yang lebih paham akan kondisi di

jurusan mereka sendiri kompetensi apa saja yang di perlukan”

Bapak IN mengemukakan hal yang sama, sebagai berikut

Page 11: BAB  IV baru

57

“Kita yang dilibatkan, ada Waka Humas karena memang membidangi hal itu.

Kemudian juga ditambahkan orang-orang di komite. Seperti bendahara komite,

ketua komite kita libatkan. Kita bersosialisasi dengan orang tua melalui ketua

komite, melalui wakil komite dan sebagainya, dan ditambah guru-guru kita, kita

sosialisasikan pada mereka”

Rekaman data hasil wawancara tentang siapa yang merencanakan prakerin dapat

dilihat pada catatan lapangan no.05,06,16 pada halaman...

Perencanaan prakerin di SMKN 1 Sintang melibatkan ketua kompetensi

keahlian beserta guru produktif, kepala sekolah, koordinator humas, koordinator

kurikulum dan orang tua melalui ketua komite.

Dalam merencanakan prakerin itu sendiri setiap jabatan struktural

mempunyai peranan penting dalam menentukan arah serta tujuan demi

keberhasilan pelaksanaan prakerin.

Berdasarkan wawancara bapak IN, AB, SH, HY dan HS, AS tentang peran

masing-masing jabatan yang terlibat dalam perencanaan prakerin sebagai berikut

“Saya sebagai kepala sekolah peranannya cukup dominan, karena memang itu

tugasnya dari kepala sekolah. Mencari orang-orang yang memang cakap, artinya

dia bisa mengayomi orang-orang sedemikian banyak, bisa menjalin tali

silaturahmi dengan tempat-tempat anak-anak nanti kita magangkan, itu kan tidak

mudah. Jadi saya selalu mencari orang-orang yang tidak boleh menyombongkan

diri, orang-orang yang memang kesehariannya di mata masyarakat juga disegani.

Ada yang di lingkungannya merupakan seorang ketua RT, dan lain sebagainya”

“Kami selaku komite sekolah mengadakan rapat dengan orang tua dalam

menentukan biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh siswa termasuk juga biaya

praktik kerja industri (prakerin). Dengan metode musyawarah mufakat bersama

orang tua siswa menyetujui anggaran dana yang diusulkan oleh sekolah. Dan

selanjutnya dari tahun ke tahun diadakan pelaksanaan seperti itu. Di dalam

pelaksanaannya nanti, pada perencanaan itu saya dipanggil untuk musyawarah

berkaitan dengan dana itu, dan saya menyampaikan agar dibentuk panitia, tidak

semua guru terlibat dalam hal itu”.

“Peranan saya sebagai koordinator Humas itu cukup besar, cukup relavan

memang untuk akses DU/DI. Jadi kegiatan di luar hubungan dengan dunia usaha

seperti komunikasi penjajakan dan sebagainya itu Humas. Untuk yang kurikulum

itu mengkoordinir kegiatan di dalamnya”

“Peran saya pak, sebagai koordinator kurikulum, saya selalu melihat SKL yang di

keluarkan dalam menurunkan anak dalam prakerin. Jadi setiap sekolah itu

Page 12: BAB  IV baru

58

menurunkan standar SKL yang harus di capai dalam proses anak- anak prakerin

agar ada kesesuaian antara silabus yang mereka buat”

“Kita di Jurusan Teknik Kendaraan Ringan pada perencanaan prakerin, untuk

tahun pertama kami sebagai komli memotivasi anak agar pada saat prakerin

mereka dapat melaksanakannya dengan baik dan bagus”

“Peran saya sebagai Komli Teknik survey dan pemetaan di sini otomatis saya

lebih berperan sebagai perencana jurusan saya sendiri dulu, setelah jurusan saya

terakomodir semuanya, barulah kita melihat ke jurusan yang lain. Karena jurusan

lain juga sudah ada koordinator dan penanggung jawabnya sendiri”

Rekaman data hasil wawancara tentang siapa yang merencanakan prakerin dapat

dilihat pada catatan lapangan no.16,18,6,8,1,4 pada halaman...

Setiap jabatan di SMK Negeri 1 Sintang, mempunyai peran-peran

tersendiri didalam perencanaan prakerin, antara lain:

1. Peran kepala Sekolah adalah mencari dan menetapkan panitia prakerin

yang berkompeten di bidangnya.

2. Peran Komite sekolah perencanaan prakerin adalah Mengundang dan

mensoalisasikan pada orang tua siswa untuk mengadakan rapat penentuan

anggaran dan biaya prakerin.

3. Peran Koordinator Humas pada perencanaan prakerin adalah menjalin dan

bekerjasama dengan dunia usaha/industri yang merupakan mitra dari

sekolah dalam khususnya dalam pelaksanaan prakerin

4. Peran Koordinator Kurikulum pada perencanaan prakerin adalah

menetapkan Standar Kompetensi Lulusan yang harus dicapai oleh peserta

pada saat melaksanakan prakerin

5. Peran Ketua kompetensi keahlian pada perencanaan prakerin adalah

merencanakan siswa yang prakerin di komli masing-masing serta

memberikan motivasi bagi siswa agar mereka dapat melaksanakannya

dengan baik.

Page 13: BAB  IV baru

59

Permasalahan yang timbul dalam perencanaan pada prakerin salah kurang

seimbangnya antara tempat prakerin terutama di Kalimantan Barat dengan jumlah

siswa yang melaksanakan prakerin.

Berdasarkan wawancara Bapak IY dan SH tentang hambatan/permasalahan yang

timbul dalam perencanaan prakerin sebagai berikut

“Hambatan yang sering timbul dalam perencanaan seperti ini, biasanya kita selalu

membuat perencanaan itu sesuai dengan kondisi lapangan, artinya juga kita

memetakan jumlah anak dengan jumlah dunia usaha yang ada. Hambatan yang

sering timbul dalam perencanaan seperti ini . Pada saat perencanaan masalah yang

timbul adalah ketidaksesuaian jumlah DU/DI yang ada di Kalimantan Barat

khususnya Sintang dengan jumlah siswa yang ada di SMKN 1 Sintang. Karena

siswa yang banyak tetapi DU/DI yang ada tidak mencukupi yang relavan dan

yang tidak relevan itu yang banyak dengan kata lain masalah adalah dunia usaha

yang siap dengan standar kompetensi dengan kita itu minimal. Jadi mau tidak mau

kita sesuai dengan standar yang ada. Nah, itu kendalanya”

Rekaman data hasil wawancara tentang hambatan/permasalahan pelaksanaan

dapat dilihat pada catatan lapangan no.02,06 pada halaman...

Hambatan yang dialami pada perencanaan prakerin adalah jumlah kuota

siswa yang prakerin dengan tempat dunia usaha dan industri yang tersedia.

Rintisan Sekolah Berstandar Internasional merupakan program dari

pemerintah untuk menyamakan kualitas mutu pendidikan terutama SMK dengan

SMK yang berada di luar negeri. Begitu juga praktik kerja industri yang

harapannya siswa SMK memiliki kemampuan setara dengan siswa di Negara

maju.

Berdasarkan wawancara Bapak HY dan IN tentang perubahan sebelum dan

sesudah RSBI dalam perencanaan prakerin sebagai berikut

“Ada dari segi perencanaannya pada aspek teknisnya yang kita tekankan. Kalau

pada penilaian aspek teknis kalu mungkin dulu 70, mungkin sekarang sudah 75 itu

yang paling di perhatikan. Terdapat pengaruh sebelum dan sesudah RSBI adalah

orang-orang yang ditunjuk menjadi sekolah-sekolah RSBI secara nasional, yang

pertama nilai kelulusan. Nilai kelulusan kita alhamdulillah dari tahun ke tahun

kita selalu 100%, prestasi kita selalu naik. Kalau 2 tahun lalu kita masih ranking 5

se-kalbar, kemudian tahun yang kemarin itu ranking 3, dan tahun yang baru ini

kita ranking 1. Artinya ada peningkatan-peningkatan. Artinya, kawan-kawan guru

kita melalui setiap tahun kita latih, kita sudah membangun itu. Sehingga

diharapkan nanti, begitu kita mencanangkan diri dari RSBI ke SBI, kita harus

Page 14: BAB  IV baru

60

bertanggungjawab untuk membangun SMK-SMK lainnya. Kalau kita membangun

SMK-SMK lainnya yang ada di sekeliling kita, otomatis kita harus punya

perencanaan yang matang dulu”

Rekaman data hasil wawancara tentang hambatan/permasalahan pelaksanaan

dapat dilihat pada catatan lapangan no.06,16 pada halaman...

Perencanaan prakerin sebelum dan sesudah RSBI berpengaruh terhadap

standar nilai pelaksanaan prakerin dan kualitas pada perencanaan.

Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 memberikan petunjuk

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi yang terangkum dalam

SOP (standar operasional prosedur).

Berdasarkan wawancara Bapak IN dan ibu IH tentang perubahan sebelum dan

sesudah mendapat sertfikat ISO pada perencanaan prakerin sebagai berikut

“Perubahannya tajam ya. Kalau dulu sebelum kita ISO, masih sering kalang kabut

ya. Masuk ke bengkel, cari alatnya susah. Itu, sekarang kalau sudah ke bengkel,

itu sudah tidak susah, administrasinya sudah baik. Dulu kalau mengurus surat

pindah anak, dua hari tiga hari belum selesai. Tapi sekarang 15 menit sudah

selesai. Ada orang mau melihat bagaimana data siswa, tunggu 15 menit, selesai.

Artinya apa, ada peningkatan-peningkatan yang dilakukan secara nyata. Kalau

dulu terkesan menunda-nunda hari, sekarang tidak lagi menunda. Kata kunci dari

sertifikat ISO itu sederhana, jadi tidak boleh pekerjaan itu ditunda. Yang hari ini,

harus selesai hari ini. Pekerjaan untuk jam ini harus selesai pada jam ini, tidak

boleh menunda untuk jam berikutnya. Itu yang dikatakan tindakan dari sertifikat

ISO itu dan Dengan adanya ISO nya jelas kalau perencanaannya sekarang lebih di

signifikan dari yang sebelumnya. Kalau dulu mungkin kurang terarah karena

mungkin petunjuknya tidak selengkap yang biasanya. Kalau sekarang sudah ada

SOPnya”

Rekaman data hasil wawancara tentang hambatan/permasalahan pelaksanaan

dapat dilihat pada catatan lapangan no.16,05 pada halaman...

Sedangkan sebelum dan sesudah mendapat sertifikat ISO 9001:2008

adalah perbaikan pada sisi administrasi yang lebih cepat dan akurat.

2) Data Observasi

Perencanaan Prakerin bisa dilihat pada Rapat Penentuan Anggaran Dana

Prakerin, Rapat di masing-masing Kompetensi Keahlian, Rapat Fungsional dan

Page 15: BAB  IV baru

61

Struktural, Rencana kerja dan anggaran, KTSP SMK N 1 Sintang dan Sertifikat

ISO 9001: 2008.

3) Data Dokumentasi

Data dokumentasi bisa dilihat pada foto rapat komite, rapat rutin pada hari senin

(terlampir)

b. Pengorganisasian

1) Data Wawancara

Organisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu

lembaga. Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan mengatur

pekerjaaan sehingga dapat dilaksanakan serta berhasil dengan baik. Sebagaimana

prakerin itu sendiri merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh manajemen

puncak.

Berdasarkan wawancara Bapak IY, HY dan IN tentang siapa yang

menorganisasikan prakerin sebagai berikut

“Mengorganisasinya yang pertama kali adalah kepala sekolah, setelah itu

koordinator Humas karena nanti kepala sekolah dengan koordinator Humas itu

akan menunjuk siapa saja yang menjadi ketua prakerin. Kalau prakerin itu, secara

nasional, kita tidak ditunjuk bentuk organisasinya seperti ini lho. Itu tidak, kita di

sekolah hanya ditunjuk. Begitu kita tunjuk pada waka humas. Waka humas, nanti

akan kita format, ada sekretaris, bendahara, ada kemudian hubungan masyarakat

yang berkeliling melihat tempat-tempat yang layak ditempati anak-anak Prakerin.

Jadi itu kita susun dari pihak sekolah”

Rekaman data hasil wawancara tentang siapa yang mengorganisasikan prakerin

dapat dilihat pada catatan lapangan no.02,08,16 pada halaman...

Pengorganisasian prakerin dilakukan oleh sekolah (kepala sekolah)

berkoordinasi dengan koordinator HUMAS

Pada dasarnya mengorganisir adalah suatu proses pembagian kerja. Kerja

dapat dibagi-bagi secara garis mendatar lebih menekankan pada koordinasi

sedangkan tegak pada instruksi atau staffing.

Page 16: BAB  IV baru

62

Berdasarkan wawancara Bapak HS, RA,SH,IN,MV dan HY tentang sistem

pengorganisasian prakerin sebagai berikut

“Kami di sini menggunakan sistem gabungan, yaitu sistem koordinasi dan sistem

staffing. Sejauh ini yang saya perhatikan vertikal dan lebih banyak pada

horisontalnya Dalam mengorganisasikan prakerin di SMK N 1 Sintang lebih

ditekankan pada koordinasi karena sifatnya mengedepankan musyawarah dalam

arti mengajak bagi seluruh panitia untuk melakukan kerjasama antar bagian.

Karena kita tidak mempunyai hak untuk memberikan perintah, kita hanya berhak

untuk memberikan koordinator, memberikan musyawarah. Sehingga kita bisa

berjalan bersama-sama. Karena organisasi yang dibentuk di sekolah, itu bukan

seperti organisasi yang SK-nya dari bupati, tapi SK-nya dari kepala sekolah.

Artinya, ada keterbatasan komando. Kalau SK bupati diiringi dengan finansial

sesuai dengan SK”

Rekaman data hasil wawancara tentang siapa yang mengorganisasikan prakerin

dapat dilihat pada catatan lapangan no.01,09,0616,17 dan 08 pada halaman...

Model struktur organisasi prakerin di SMKN 1 Sintang menggunakan

sistem gabungan antar vertikal dan horisontal. Karena sifatnya lebih pada

mengajak untuk bekerjasama (koordinasi) daripada memerintah (instruksi)

Pembagian tugas pada struktur organisasi dikenal dengan job deskripsi

pada masing- masing bagian berfungsi memberikan tugas dan wewenang bagi

para panitia yang terlibat pada prakerin.

Berdasarkan wawancara Bapak IY,AS,dan ES tentang apakah panitia prakerin

bekerja sesuai dengan jobdesknya sebagai berikut

“Saya perhatikan pak, Untuk beberapa tahun ini saya rasa meraka mengerjakan

sesuai dengan tupoksinya, yang koordinator jurusan sudah mengerjakan tugasnya

masing-masing, yang ketua, wakil ketua , sekretaris, dan bendahara, sudah bekerja

sesuai jobnya masing-masing. Sudah cukup efektif, cuman yang lebih di tekankan

dimana lebih kepada kerja dengan sungguh-sungguh, mengerjakan dengan penuh

tanggung jawab, dan tidak merasa itu hanya menjadi bagian kecil dari kerja kita ,

tapi kita harus mengerjakan dengan sungguh-sungguh sehingga semua menjadi

tanggung jawab yang besar. Jelasnya panitia ada Jobdesknya dan panitia

melaksana sesuai dengan job desk, karena kita sudah ISO. Kalau saya lihat sudah

cukup efektif. Karena segala sesuatunya itu jelas.”

Rekaman data hasil wawancara tentang tentang apakah panitia prakerin bekerja

sesuai dengan jobdesknya dapat dilihat pada catatan lapangan no.02,04 dan 13

pada halaman...

Page 17: BAB  IV baru

63

Panitia prakerin yang dibentuk di SMK N 1 Sintang, selama ini sudah

bekerja berdasarkan jobdesknya masing-masing serta sistem organisasi yang

dibentuk sudah efektif sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

Struktur organisasi merupakan bentuk dan hubungan yang memiliki sifat

dinamis, dalam arti dapat menyesuaikan diri kepada perubahan dan kondisi

lingkungan. Dalam penyusunan struktur organisasi prakerin dibuat dengan simple

dan mudah memahaminya, terutama jika ingin mengecek kesalahan atau beberapa

hambatan yang terjadi dan siapa yang bertanggungjawab.

Berdasarkan wawancara Ibu MV, bapak HY dan RA tentang apakah struktur

organisasi prakerin terpisah dengan struktur sekolah sebagai berikut

“Strukturnya prakerin ini terpisah pak. Struktur prakerin merupakan bagian dari

wewenanh humas dan merupakan struktur organisasi kecil/kelompok kerja, karena

struktur prakerin ini bukan terbentuk di koordinator atau bukan di pokja dan jika

bersifat kepanitiaan berarti dia lepas sekali dari struktur sekolah dan faktanya dia

ini lebih kepada kelompok kerja”

Rekaman data hasil wawancara tentang tentang apakah struktur organisasi

prakerin terpisah dengan struktur sekolah dapat dilihat pada catatan lapangan

no.17,08 dan 09 pada halaman...

Struktur organisasi prakerin terpisah dari struktur organisasi sekolah

berada dibawah koordinator Humas dan berbentuk kelompok kerja

Penentuan bagian-bagian pada struktur organisasi perlu diperhatikan

pekerjaan, pengurus-pengurus, hubungan-hubungan dan lingkungan sehingga

pengurus yang bekerja merasa nyaman dan berkarya dengan maksimal.

Berdasarkan wawancara Bapak SH, HY dan ibu MV tentang bagian-bagian

struktur organisasi prakerin sebagai berikut

“Ooo. Bagian dari struktur prakerin mulai Penanggung Jawab, Ketua, wakil,

bendahara, sekretaris I,II,III, kepala bidang setelah itu baru ke KaKomli dan

disampingnya DU/DI. Dengan Kalimat lain Bagian-bagian struktur organisasi

Prakerin yang pertama ada ketuanya, kemudian wakil yang terdiri dari 2 orang,

sekretaris terdiri dari 3 orang, bendahara 1 orang, kemudian bagian-bagian lainnya

Page 18: BAB  IV baru

64

disesuaikan dengan semua jurusan yang akan magang. Kalau ada 25 kompetensi

keahlian yang akan magang, maka 25 itulah yang akan membidanginya”

Rekaman data hasil wawancara tentang tentang bagian-bagian struktur organisasi

prakerin dapat dilihat pada catatan lapangan no.06,08 dan 17 pada halaman...

Struktur organisasi prakerin terdapat Penanggung jawab, koordinator,

ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, koordinator jurusan serta disampingnya

DU/DI.

Di dalam suatu organisasi hambatan-hambatan terjadi dapat dipengaruhi

oleh kondisi eksternal dan internal. Hambatannya itu bisa diperkecil dengan cara

melakukan komunikasi yang intens (terjadwal). Sehingga hambatan yang kecil

bisa diselesaikan tanpa menunggu masalah menjadi besar.

Berdasarkan wawancara Bapak HY, ibu MV, bapak SM dan bapak RA tentang

hambatan/permasalahan dalam pembuatan struktur organisasi prakerin sebagai

berikut

“Hambatannya pasti ada. Pembuatan struktur itu mungkin kita harus lebih

kompeten dan bertangungjawab melihat siapa siapa saja yang harus di masukkan

di dalam kepanitiaan tersebu, hambatan dalam membuat struktur adalah memang

untuk menyeleksi dari jumlah personil atau guru terutama guru produktif yang

akan dimasukkan ke dalam struktur. Mengapa demikian? Karena sebenarnya yang

disebut dengan Prakerin kalau secara teori maupun secara konseptual, sebenarnya

harus melibatkan hampir 80% itu dari orang produktif. Dengan alasan, karena

memang Prakerin itu lebih banyak kepada hal-hal yang bersifat praktik di

lapangan. Bagaimana mungkin orang yang tidak membidangi itu bisa

mengendalikan, bisa mengawasi, bisa membelajarkan, sementara hal itu bukan

merupakan bidangnya. Nah, dalam menyeleksinya itulah beratnya”.

Rekaman data hasil wawancara tentang tentang bagian-bagian struktur organisasi

prakerin dapat dilihat pada catatan lapangan no.08,17,07 dan 09 pada halaman...

Hambatan yang terjadi pada bagian pengorganisasian adalah dalam

menentukan personil panitia berkompeten dan bertanggungjawab.

International Standardization Organization membuat suatu aturan dan

ukuran yang lebih memiliki penilaian sesuai dengan standarnya demi tercapainya

Page 19: BAB  IV baru

65

kepuasan pelanggan salah satunya DU/DI sebagai mitra kerja dalam pelaksanaan

prakeri.

Berdasarkan wawancara Bapak IY, SH dan ibu MV tentang perubahan

sebelum/sesudah RSBI/ISO pada pengorganisasian prakerin sebagai berikut

“Kalau RSBI pada pengoragnisasian tidak terdapat perbedaan, sedangkan

sertifikat ISO sama seperti pada perencanaan hanya pada perubahan administrasi

lebih jelas, aksespun lebih mudah, lebih teratur dan terarah dengan baik”

Rekaman data hasil wawancara tentang perubahan sebelum/sesudah RSBI/ISO

pada pengorganisasian prakerin dapat dilihat pada catatan lapangan no.02,06 dan

17 pada halaman...

Dalam pengorganisasian sebelum RSBI dan sesudahnya tidak perubahan

akan tetapi sebelum dan sesudah ISO 9001:2008 terdaat perubahan pada sistem

administrasi yang lebih cepat dan teratur.

2) Data Observasi

Pengorganisasian prakerin bisa dilihat dari SK panitia prakerin, struktur

organisasi prakerin, notulen rapat koordinasi panitia prakerin.

3) Data Dokumentasi

Data dokumentasi bisa dilihat Rapat pembentukan dan koordinasi panitia

prakerin (terlampir)

c. Pelaksanaan Prakerin

1) Data Wawancara

Pelaksanaan berkaiatan erat dengan manusia merupakan suatu masalah

yang paling sulit dari semua fungsi pengelolaan, karena bagaimanapun sistem

proses pelaksanaan prakerin yang dibentuk didukung dengan peralatan yang

Page 20: BAB  IV baru

66

memadai tanpa dukungan dari panitia maupun peserta prakerin belum berarti apa-

apa.

Berdasarkan wawancara Bapak AS, IY dan HY tentang proses pelaksanaan

prakerin sebagai berikut

“Prosesnya panjang, yang pertama kali dalam proses prakerin ini kita

menghimpun dahulu berapa jumlah siswa SMKN 1 Sintang kemudian kita pilah

per masing masing jurusan ada berapa siswanya. Setelah kita pilah berapa jumlah

siswanya, kita cari DU/DI yang relavan dengan kompetensi keahlian yang ada.

Setelah sesuai dengan relavan itu kita serahkan lagi kepada setiap masing masing

kompetensi yang ada untuk menempatkan siswa itu sesuai dengan

kemampuannya di masing masing jurusan dan industri. Setelah itu dari pihak

kompetensi keahlian itu akan mengembalikan kembali nama nama kepada

kepanitiaan prakerin. Setelah itu baru di ajarkan dan di lakukan pengantaran oleh

guru guru yang ada di SMKN 1 Sintang yang di tunjuk oleh kepanitiaan ke lokasi

prakerin mereka masing masing. Setelah itu nanti setiap bulannya akan di lakukan

monitoring oleh guru guru yang di tunjuk juga oleh masing masing panitia

prakerin itu tadi. Setelah mendekati akhir, maka akan di lakukan penarikan oleh

guru guru yang di tunjuk oleh panitia prakerin. Setelah selesai penarikan itu, siswa

kita berikan suatu tugas untuk membuat laporan prakerin. Waktunya itu di berikan

selama 1 bulan. Jadi selama 1 bulan itu siswa nantinya tidak harus masuk ke

sekolah, tetapi dia ke sekolah hanya melakukan bimbingan bimbingan kepada

guru pembimbing masing masing. Dan pembimbing itu nanti akan di tunjuk

langsung oleh ketua kompetensi keahlian”

Rekaman data hasil wawancara tentang proses pelaksanaan prakerin dapat dilihat

pada catatan lapangan no.04,02 dan 08 pada halaman...

Proses pelaksanaan prakerin setiap kompetensi keahlian menyerahkan

daftar anak dan tempat, mereka dikumpulkan untuk melakukan pembekalan yang

disampaikan oleh Dinas tenaga kerja, diberangkatkan berdasarkan tempat yang

telah ditentukan sebelumnya,monitoring selama sebulan sekali, penarikan dari

tempat prakerin dan selama sebulan siswa menyusun laporan prakerin

Page 21: BAB  IV baru

67

Di dalam melaksanakan suatu program tidak lepas adalah waktu

pelaksanaan, pemilihan waktu yang tepat cukup berpengaruh pada kesuksesan

pelaksanaan tersebut. Pada tingkat ke berapa mereka diturunkan ke industri

berpengaruh pada kematangan kompetensi dan mental masuk ke dunia kerja.

Berdasarkan wawancara Bapak IN, ES dan HY tentang kapan pelaksanaan

prakerin sebagai berikut

“Pelaksanaan Prakerin mulai tanggal 6 Juli 2011 hingga ditarik kembali ke

sekolah pada 19 Nopember 2011. Pada Kelas XII atau kelas 3 SMK. Kalau

dihitung-hitung, efektif kerjanya selama 4 bulan”

Rekaman data hasil wawancara tentang proses pelaksanaan prakerin dapat dilihat

pada catatan lapangan no.16,13 dan 08 pada halaman...

Pelaksanaan prakerin selama 4 bulan (6 Juli- 19 November) sedangkan

pada bulan desember mereka membuat laporan prakerin, pada kelas XII semester

V.

Keterlibatan masing-masing jabatan sesuai dengan pembagian tugas dan

wewenang dalam kepanitian prakerin antara lain:

1. Kepala sekolah

Kepala sekolah sebagai pengatur dan mengarahkan para panitia prakerin

Berdasarkan wawancara Bapak IN tentang peran kepala sekolah dalam

pelaksanaan prakerin sebagai berikut

“Saya sebagai manajer membangun hubungan baik dengan dunia industri. Nah

saya membawahi mereka-mereka yang humas, saya juga selaku manajer. Jadi

saya mengutamakan kedisiplinan dalam waktu. Saya harus memberikan yang

terbaik pada mereka”

Rekaman data hasil wawancara tentang peran kepala sekolah dalam pelaksanaan

prakerin dapat dilihat pada catatan lapangan no.16 pada halaman...

Page 22: BAB  IV baru

68

2. Ketua Pokja prakerin

Membawahi panitia dalam mengkoordinasi dan mengontrol kegiatan

prakerin.

Berdasarkan wawancara Ibu MV tentang peran ketua pokja prakerin dalam

pelaksanaan prakerin sebagai berikut

“Peran saya tentu saja dimulai dari awal, karena kita sifatnya tidak menginstruksi,

sama-sama saling berkonsultasi dan berkoordinasi dengan teman-teman. Dari

perencanaan, sudah sangat melibatkan diri, sampai sekarang pada saat pelaporan.

Sehingga saya merasa peran saya di situ, saya tidak pernah melepaskan diri dari

teman-teman yang terlibat dalam kelompok kerja. Baik dengan sekretarisnya,

sampai Ka Komli maupun guru produktif sebagai anggota atau panitia biasa”

Rekaman data hasil wawancara tentang peran ketua pokja prakerin dalam

pelaksanaan prakerin dapat dilihat pada catatan lapangan no.17 pada halaman...

3. Koorditor kurikulum, Humas, Kesiswaan dan Ketua Komptensi Keahlian

Mereka hanya dilibatkan dalam pelaksanaan prakerin sebagai tim

monitoring dan penarikan.

Berdasarkan wawancara Bapak HY,RK dan AS tentang peran koordinator

kurikulum & kesiswaan dan ketua kompetensi keahlian dalam pelaksanaan

prakerin sebagai berikut

“Ya, kami dilibatkan menjadi tim monitoring, penarikan, penyusunan

pembelajaran melalui modul pada siswa yang prakerin dan berkoordinasi pada

panitia apabila ada anak yang bermasalah”

Rekaman data hasil wawancara tentang peran koordinator kurikulum & kesiswaan

dan ketua kompetensi keahlian dalam pelaksanaan prakerin dapat dilihat pada

catatan lapangan no.08,03 dan 04 pada halaman...

Dunia usaha dan Industri sebagai mitra sekolah dalam penyelenggaraan

prakerin, perlu ditingkatkan pola hubungan yang saling menguntungkan agar

terjadi pertukaran inforamasi alih teknologi dan tenaga kerja yang dibutuhkan

oleh pihak dunia usaha.

Berdasarkan wawancara Bapak RK, IN dan MY tentang membina hubungan

antara Sekolah dengan DU/DI dalam pelaksanaan prakerin sebagai berikut

Page 23: BAB  IV baru

69

“Hubungannya kita terus menjalin komunikasi, koordinasi, kadang-kadang ada

kegiatan prakrin atau kegiatan yang lain memang kita selalu mengundang mereka

dan mungkin saling berkomunikasi bahwa memang kita sangat-sangat

membutuhkan du di ini untuk kegiatan prakrin jadi kita ada menyiapkan beberapa

perjanjian atau MOU dengan beberapa DU/ DI itu supaya untuk kerjasama untuk

berkelanjutan. Indikatornya bahwa telah banyak anak-anak kita yang sudah

dipesan oleh industri, seperti alat besar, kemudian PLN banyak yang pesan kita,

Astra Motor yang otomotif banyak yang pesan. Artinya bahwa sekolah kita di

tingkat industrinya telah dianggap baik. Saya merasakan kemajuan yang sangat

luar biasa untuk pondok itu sendiri, karena bisa bekerja sama dengan SMK”

Rekaman data hasil wawancara tentang membina hubungan antara Sekolah

dengan DU/DI dalam pelaksanaan prakerin dapat dilihat pada catatan lapangan

no.03,16 dan 12 pada halaman...

Dalam pelaksanaan prakerin hubungan antara sekolah dan DU/DI menjalin

komunikasi dan koordinasi sehingga terciptalah hubungan yang saling

menguntungkan.

Kegiatan dunia usaha dan industri sebagai pelengkap kompetensi yang

siswa dapatkan di sekolah, agar para siswa mengerti keadaan di perusahaan dan

kemampuan seperti apa yang harus dimilki dalam bekerja.

Berdasarkan wawancara Bapak IN,ES,HQ tentang kesesuaian kompetensi dengan

kegiatan di DU/DI dalam pelaksanaan prakerin sebagai berikut

“Kompetensi yang mereka dapatkan sesuai dengan pekerjaan di dunia usaha dan

harus sesuai. Bahkan sebagian mereka mengadpatkan ilmu tambahan lain diluar

kompetensi yang mereka dapatkan di sekolah. Karena kami menjalin kerjasama

yang baik, kalau tidak sama kompetensinya, ya itu tadi, jadi beban. Namun

sepanjang itu sesuai dengan kompetensinya, pasti tidak jadi beban. Tapi mungkin

ada beberapa anak ada hal-hal yang kurang, tapi itu kan hal yang biasa dan

sifatnya individual”

Rekaman data hasil wawancara tentang kesesuaian kompetensi dengan kegiatan di

DU/DI dalam pelaksanaan prakerin dalam pelaksanaan prakerin dapat dilihat pada

catatan lapangan no.16,13 dan 10 pada halaman...

Kesesuaian kompetensi yang diharapkan oleh pihak sekolah bagi dunia

industri sudah sesuai dengan harapan, bahkan peserta prakerin bisa mendapatkan

lebih dari kompetensi yang ingin dicapai di DU/DI.

Page 24: BAB  IV baru

70

Suasana sekolah dan dunia usaha yang berbeda menjadi hambatan-

hambatan tersendiri bagi siswa prakerin dalam beradaptasi dengan lingkungan

baru.

Berdasarkan wawancara Bapak RK,ES,MY tentang hambatan-hambatan yang

terjadi dalam pelaksanaan prakerin sebagai berikut

“Memang sih kalau saya, melihat hambatan atau masalah, bahasanya setiap rumah

itu punya aturan sendiri, jadi ada beberapa hal-hal yang kadang memang saya

sampaikan, tapi saya lakukan, jadi soal kemampuan it’s ok lah hanya kurang

inisiatif dan keaktifan siswa prakerin, tapi soal kedisiplinan, soal kita berpakaian,

memang kita berharapnya, atau masalah on time nya waktu sebenarnya itu yang

kita harapkan supaya mereka lebih bisa disiplin, tapi terkadang ya saya yang

selaku pimpinan saya juga kadang sering memaklumi, jadi ya bahasanya misalnya

abang pulang duluan, itu dan sebagainya, tidak ada masalah, intinya kalau saya

tangkap intinya hanya yang penting komunikasi, yang penting komunikasi, jadi

misalnya terlambat, bang juga bertanya itu lah rasa percaya diri anak itu yang

rasanya kurang, kalau tidak di tanya, tidak jawab, ada masalah juga kalau tidak

ada juga tidak mau bertanya, terutama dalam pekerjaan lah. Jadi kami dari pihak

dunia usaha mengatasi masalah itu kami selalu berkoordinasi terus dengan

sekolah, dengan siswanya tersebut, Kita cari solusi bagaimana apakah anak ini

kompetensinya kita sesuaikan, bisa di sesuaikan atau bisa di samakan, kalau

memang tidak solusinya mungkin kita carikan tempat mereka tempat DU/DI yang

memang sesuai dengan kompetensi mereka”

Rekaman data hasil wawancara tentang hambatan-hambatan yang terjadi dalam

pelaksanaan prakerin dalam pelaksanaan prakerin dapat dilihat pada catatan

lapangan no.03,13 dan 12 pada halaman...

Masalah-masalah lain yang timbul adalah kedisplinan siswa terutama

kehadiran, tepat waktu dalam bekerja dan kurangnya iniasiatif dari siswa prakerin

Pelakasanaan RSBI berpengaruh pada penempatan siswa di perusahaan

multi internasional, dharapkan para siswa bisa bersaing dengan siswa sekolah lain

yang maju.

Berdasarkan wawancara Bapak IY,SH,IN tentang perbedaan sebelum dan sesudah

RSBI/ISO dalam pelaksanaan prakerin sebagai berikut

“Dari sisi anak lebih matang kompetensi. Dengan RSBI ini membuka peluang

kami untuk menempatkan anak anak prakerin di luar daerah contohnya di

Yogyakarta dan kita di harapkan mampu bermitra dengan perusahaan multi

internasional dan ISO hanya perubahan administrasinya”

Page 25: BAB  IV baru

71

Rekaman data hasil wawancara tentang perbedaan sebelum dan sesudah

RSBI/ISO dalam pelaksanaan prakerin dapat dilihat pada catatan lapangan

no.02,06 dan 16 pada halaman...

Perbedaan sebelum dan sesudah RSBI dalam pelaksanaanya terdapat

perbedaan yang signifikan pada tempat prakerin di perusahaan intenasional yang

berada di Pulau Jawa. Sedangkan ISO hanya perubahan pada sisi administrasi.

2) Data Observasi

Data observasi bisa dilihat Data Pengantaran peserta ke tempat Prakerin,

Data Jurnal kegiatan peserta Prakerin, Data Presensi peserta prakerin di DU/DI,

Data Kompetensi yang harus dicapai peserta Prakerin, Data Jurnal monitoring dari

sekolah.

3) Data Dokumentasi

Data dokumentasi tentang kegiatan pembekalan prakerin, proses

pengantaran, dan kegiatan di Dunia Usaha/Industri.

d. Evaluasi Prakerin

1) Data Wawancara

Evaluasi sangat menentukan pelaksanaan proses pengelolaan, karena itu

harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Penilaian dan pelaporan rencana atas

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna

penyempurnaan kegiatan prakerin selanjutnya.

Berdasarkan wawancara Bapak HY,IY dan ibu MV tentang cara mengevaluasi

pelaksanaan prakerin sebagai berikut

“Pertama, pada waktu perencanaan kita sudah ada garis-garis besar program kerja

kita. Misalnya pada tanggal sekian kita melakukan penjajakan, melakukan

pemetaan tempat, pendistribusian peserta, penataran dan sebagainya. Sampai pada

Page 26: BAB  IV baru

72

monitoring, apa-apa saja kendala dan sebagainya. Pada saat kita mengevaluasi

adalah kita menggunakan dua sistem. Sistem yang pertama, setiap sesudah

pelaksanaan dari satu item yang kita rencanakan, kita evaluasi bersama, mungkin

kita mendapatkan sedikit banyak pemecahan terhadap masalah tersebut.

Kemudian evaluasi yang terakhir, yaitu biasa pada saat tutup dari kepanitiaan itu

berakhir, kita mengadakan rapat seperti pembubaran mungkin sekaligus

pembentukan panitia baru, nah pada saat itu kita mengevaluasi secara

keseluruhan. Evaluasi ini ada dua, yang satu evaluasi berkala, sesudah diterjunkan

personil, baik pada penjajakan, pada monitoring, itu setiap bulannya tetap

dilakukan rapat koordinasi atau rapat evaluasinya. Dan evaluasi menyeluruh itu

sekali setahun dalam masa pembubaran dan pembentukan panitia baru”

Rekaman data hasil wawancara tentang cara mengevaluasi pelaksanaan prakerin

dapat dilihat pada catatan lapangan no.08,02 dan 17 pada halaman...

Cara mengevaluasi prakerin dilakukan pada saat proses penjajakan,

monitoring dan penarikan di DU/DI. Evaluasi juga dilakukan pada laporan

pertanggung jawaban panitia diakhir kepengurusan.

Manfaat pengawasan dalam bentuk evaluasi untuk meningkatkan

akuntabilitas dan keterbukaan dengan menekankan langkah-langkah pembenahan

atau koreksi yang objektif jika terjadi kesalahan. Maka dari itu kestrukturan

evaluasi sangatlah penting demi keberhasilan suatu program

Berdasarkan wawancara Bapak RK,RA dan ibu IH tentang terstrukturnya evaluasi

prakerin sebagai berikut

“Sudah terstruktur memang kita dari awal kita berikan, dan alurnya sudah ada”

Rekaman data hasil wawancara tentang terstrukturnya evaluasi prakerin dapat

dilihat pada catatan lapangan no.03,09 dan 05 pada halaman...

Keterlibatan seluruh jabatan pada struktur dalam mengevaluasi

pelaksanaan prakerin lebih banyak memberikan masukan-masukan untuk tindakan

perbaikan dan mengukur keberhasilan prakerin

Berdasarkan wawancara Bapak HS,RA dan IN tentang siapa-sipa yang terlibat

pada evaluasi prakerin sebagai berikut

Seperti dikatakan bapak HS, sebagai berikut

Page 27: BAB  IV baru

73

“Pada tahun kemarin yang terlibat adalah panitia inti dan semua komponen yang

terdapat pada struktur organisasi prakerin dan semua struktur yang membawahi

humas, ditambah dengan beberapa Ka Komli dan beberapa waka-waka”

Rekaman data hasil wawancara tentang siapa-sipa yang terlibat pada evaluasi

prakerin dapat dilihat pada catatan lapangan no.01,09 dan 16 pada halaman...

Pada evaluasi prakerin yang terlibat adalah seluruh kepanitian yang

terdapat pada struktur organisasi

Penilaian yang dilakukan salah indikator berhasil tidaknya kegiatan

prakerin,penilaian ditinjau dari 2 aspek yang pertama dari panitia sedangkan yang

kedua dari peserta prakerin di Dunia Usaha dan Industri.

Berdasarkan wawancara Bapak MY,IN dan ibu MV tentang siapa-siap saja yang

menilai pelaksanaan prakerin sebagai berikut

“Yang melakukan penilaian dalam pelaksanaan ini sebenarnya setiap personil.

Bapak sendiri misalnya menjadi guru produktif, dan bapak terlibat, maka bapak

bisa menilai sehingga pada saat evaluasi sekaligus pembawa masalah, sekaligus

juga bisa menganalisa masalah ini disebabkan oleh apa dan meminimalkan juga

bisa. Nah itu perannya. Sebenarnya selain dari pihak sekolah yang menilai itu

adalah DU/DI. Sekolah hanya mengumpul data. Dari DU/DI, nilai yang diberikan

kepada kita itu, bobotnya 60%. Sedangkan yang 40% dari sekolah kita”

Rekaman data hasil wawancara tentang siapa-siap saja yang menilai pelaksanaan

prakerin dapat dilihat pada catatan lapangan no.12,16 dan 17 pada halaman...

Evaluasi prakerin yang dilakukan oleh panitia prakerin selama ini sudah

terstruktur dengan baik. Penilaian prakerin dilakukan oleh dunia usaha/dunia

industri sedangkan sekolah hanya menilai dalam bentuk laporan prakerin.

Bentuk penilaian prakerin menberikan standar yang jelas bagi para DU/DI

unruk menilai kinerja,disiplin dan tanggung jawab peserta prakerin dalam

melaksanakan pekerkjaan di tempat kerja.

Berdasarkan wawancara Bapak MY,ibu MVdan bapak IY tentang bentuk penilain

evaluasi prakerin sebagai berikut

Page 28: BAB  IV baru

74

“Selama ini kita tidak menggunakan suatu instrumen yang baku, bentuk penilaian

masih seperti tahun lalu, yaitu menampung pendapat hingga kami menyadari

kekurangan yang ada pada kami, sehingga kedepannya akan di lakukan perbaikan

terhadap kesalahan yang lalu, sedangkan untuk anak yang melaksanakan prakerin

mereka dibekali format penilaian seperti raport yang harus diisi oleh pihak

Industri mereka prakerin. Kita hanya menilai berdasarkan presentase. Artinya

begini, kalau kita ingin mengatakan ada masalah, anggaplah masalah terhadap

siswa kita yang di lapangan. Siswa kita pada tahun ini diterjunkan sebanyak 460,

ketika ada masalah kurang lebih 46 orang, berarti kita menganggap 10% masalah.

Kalau 10%, di dalam suatu kegiatan apa saja itu dianggap wajar. Sehingga kalau

terjadi segitu, kita masih mengatakan dalam kategori bagus. Tapi jika di bawah

itu, dan sekarang ini saya menginventarisir tidak lebih dari 20 orang, berarti

kurang lebih 3 sampai 5 persen masalah. Kalau itu masih dikategorikan sangat

bagus, karena memang itu alami, normal. Tidak masalah penyimpangan dalam

ilmu apapun, kecuali ilmu kedokteran atau ilmu eksak tidak boleh terlalu banyak.

Kalau ilmu sosial, apalagi manusia, karakternya banyak dan berbeda-beda”

Bentuk penilaian seperti jurnal/raport yang diberikan oleh panitia untuk

diserahkan pada Dunia Usaha/Industri.

Dalam penialain terhadap pelaksanaan prakerin baik dari segi peserta,

panitia maupun pihak institusi pasanagna DU/DI perlu dilaksanakan agar

kekurangan bisa diperbaiki dan tidak diulangi dimasa yang akan datang.

Berdasarkan wawancara Bapak HS,SH dan ibu MV tentang bentuk penilain

evaluasi prakerin sebagai berikut

“Tidak ada sesuatu yang sifatnya spektakuler atau berlebihan, karena hal ini

sifatnya kalau Prakerin berjalan continue setiap tahun, merupakan program

tahunan, terus menerus seperti itu saja. Kalau misalnya ada hal-hal yang kurang

bagus, sebagai contoh ada guru yang kurang bertanggungjawab, misalnya tidak

mengantarkan siswa sampai di tempatnya, paling-paling hanya ditegur. Sehingga

nanti pada saat di tempat yang sama, guru yang akan mengantarkan sudah diberi

warning, tolonglah kalau tahun lalu di tempat itu tidak diantarkan ke tempat, anak

di daerah ini, jadi lain kali jangan. Jadi seperti itu, tidak ada sifatnya yang ada

tindak lanjut, seperti itu terus-terusan. Jika memang tidak bagus, kami akan

menegaskan pada periode berikutnya agar jangan terulang lagi kesalahan atau

keburukan yang ada pada saat lalu. Dan jika hasil yang di dapat sudah bagus akan

kita pertahankan untuk periode yang selanjutnya. Sedangkan bagi siswa prakerin

kami memberikan penilaian yang baik dan diberikan prioritas untuk dijadikan

calon peserta LKS dan kalau tidak bagus mereka harus mengulang atau diberi

sangsi sesuai dengan pelanggarannya”

Bagi para peserta prakerin apabila melaksanakan prakerin dengan baik

selain mendapatkan nilai baik, ilmu, setelah lulus jika tidak sekolah dapat bekerja

Page 29: BAB  IV baru

75

di tempat prakerin. Sedangkan dari pihak sekolah diikutkan lomba Lomba

Kompetensi Siswa (LKS). Bagi peserta yang tidak bagus diberi sangsi atau

diulangi lagi prakerinnya tahun yanag akan datang.

Perubahan pada evaluasi prakerin sebelum RSBI/ISO dan sesudahnya hanya

terdapat kursioner pelanggan

Hal ini disampaikan oleh SM, sebagai berikut

“Kalau pada evaluasi sama sebelum dan sesudahnya. Akan tetapi untuk ISO

terdapat kuesioner keluhan pelanggan”

Bapak RK mengatakan yang sama, sebagai berikut

“Kalau pada evaluasi diberikan kuesioner keluhan pelanggan ke DU/DI, atau

perwakilan stakeholder Sekolah”

2) Data Observasi

Data observasi bisa dilihat pada Data Presensi Peserta Penyambutan

Prakerin, Data Pemberi Materi Penyambutan Prakerin, Data Keluhan pelanggan,

Data Daftar Nilai DU/DI, Data Evaluasi Prakerin, Sertifikat Prakerin, Data peserta

lulus melaksanakan Prakerin, Data peserta tidak lulus melaksanakan Prakerin,

Data siswa yang mendapatkan reward dari DU/DI, Data siswa yang mendapatkan

punnisment dari DU/DI.

3) Data Dokumentasi

Data dokumentasi berupa foto proses penyambutan peserta prakerin, rapat

evaluasi (terlampir)

B. Temuan Penelitian

1. Perencanaan Prakerin

Page 30: BAB  IV baru

76

Perencanaan prakerin belum melibatkan dari DU/DI dan siswa sebagai

peserta prakerin.

Sebagaimana dijelaskan oleh bapak MY, sebagai berikut

“Saya tangkap mungkin selama ini gini, jadi kalau untuk saya tidak tahu sejauh ini

kalau bagaimana di dunia usaha itu di libatkan, Cuman dari pengalaman dua kali

prakrin ini saya lihat anak-anak pada dasarnya secara kemampuan tidak begitu

masalah, hanya akan lebih jadi di dunia sekolah, di dunia usaha sudah pasti

perlakuannya akan berbeda, cuman yang saya tangkap begini, sudah dua kali

anak-anak ini prakrin di tempat saya ini mereka kayaknya kesan untuk malu, takut

bertanya dan sebagainya itu kurang, sebenarnya yang saya harapkan, itu dari

anak-anak itu mereka bisa lebih kepada mereka berani menjual kemampuan

mereka walaupun, kata orang hanya kemampuan sekecil apapun, tapi saya punya

loh kelebihan, punya kemampuannya. Mungkin hanya tidak di libatkan secara

langsung, merencanakan apa-apa yang di butuhkan oleh pihak industri itu apa,

anak yang harus seperti apa, itu tidak di libatkan berarti. Misalnya gini dalam

prakrein itu kan basanya dunia usaha dan industrikan meminta pondok digital

untuk meminta tipe anaknya ini, mereka mempunyai kemampuan ini ada dari

pihak dari DU/ DI dari pondok digital sendiri di undang ke sana, oo minta ini,

anak-anak harus seperti ini”

Pendapat sama dikemukakan oleh HQ, sebagai berikut

“Belum pernah di libatkan. Itu menurut saya tergantung pihak sekolahannya,

kalau misalnya memeng perlu di libatkan itu lebih baik, agar kita mengetahui apa

saja yang ingin di dapatkan di lapangan. Jadi pihak DU ini bisa membantu apa

yang di minta dari pihak sekolah”

ES mengatakan hal yang sama pula, sebagai berikut

“Dalam perencanaannya belum terlibat”

Sumber dana hanya dari siswa semata tanpa ada bantuan dari dinas

pendidikan, peran serta dinas berupa rekomendasi mencari tempat prakerin

Sebagaimana petikan wawancara dengan bapak YJ, sebagai berikut

“Kita secara tertulis tidak memberikan sesuatu, tapi kita hanya memberikan surat

rekomendasi kepada kepala sekolah. Supaya dengan surat rekomendasi ini

melakukan magang di dunia usaha, dunia industri. Dengan adanya surat

rekomendasi tersebut, setidaknya mereka DU/DI telah dapat percaya untuk dapat

minimal membantu mereka dalam menjalankan usaha di sana”

“Sumber dana tidak ada bantuan dari dinas. Tapi biasanya, di dunia usaha setelah

anak-anak membantu, itu biasanya ada diberikan sedikit motivasi dalam bentuk

uang untuk anak itu tadi”

Sosialisasi RSBI dan ISO kurang menyentuh pada institusi pasangan

DU/DI.

Page 31: BAB  IV baru

77

Dibuktikan dari wawancara dengan bapak HQ, sebagai berikut

“Belum pernah saya dengar itu. Baru baru ini saya mendengarnya”

Siswa peserta prakerin belum mengetahui Sistem Manajemen Mutu ISO

9001:2008.

Sebagaimana disampaikah oleh GM, sebagai berikut

“Saya belum mengetahui”

2. Pengorganisasian Prakerin

Dunia usaha/industri sebagai tempat prakerin belum dilibatkan dalam

pengorganisasian prakerin.

Sebagaimana petikan wawancara dengan bapak HQ, sebagai berikut

“Perlu dilibatkan dalam pengorganisasian pak. Jadi pihak DU/DI tahu nantinya

siapa yang mengorganisirnya. Kemudian penanggung jawab lapangannya, dan

sebagainya. Jadi kita tahu siapa pembimbing siswa tersebut. Agar jika ada terjadi

masalah, pihak DU/DI akan menghubungi guru yang bersangkutan”

Pendapat sama dengan bapak ED, sebagai berikut

“Sejauh ini sih tidak di libatkan”

3. Pelaksanaan Prakerin

Pada Jurusan Multimedia penempatan siswa masih ada yang belum sesuai

dengan SK/KD yang diharapkan sekolah.

Sebagaimana petikan wawancara dengan bapak IY, sebagai berikut

“Nah ini yang menjadi permasalahan. Karena terus terang, di sintang dan di

kalimantan barat yang sesuai dengan kompetensi siswa itu sedikit. Jadi banyak

yang tidak sesuai. Dan siswa di multimedia itu banyak. Dan kenapa siswa di

multimedia itu bisa banyak? Itu karena peminat untuk jurusan multimedia ini

sangat besar”

4. Evaluasi Prakerin

Dunia usaha/dunia Industri belum ada bentuk penilaian yang terstruktur

bagi peserta prakerin

Sebagaimana petikan wawancara dengan bapak MY , sebagai berikut

“Kalau dari kami belum terstruktur”

Page 32: BAB  IV baru

78

“Memang kalau untuk evaluasi kan begini, memang untuk menilainya secara

langsung itu tidak, cuman untuk kalau setelah anak-anak ini dari awal mereka

masuk, istilahnya langsung bersama saya sampai mereka keluar itu ya memang

ada ya ada perubahan lah yang pertama dalam segi desainnya, artinya sudah mulai

ngerti lah, jadi evaluasi secara tertulis mungkin tidak, tapi berdasarkan

pengamatan dan misalnya udah dekat-dekat akhir gitu kalau di kasihkan semua

begini kerjaan gini-gini mereka lebih cepat, lebih mulai bisa cepat menangkap

ilmunya begitu”

Belum adanya reward jelas bagi peserta prakerin yang berhasil dan

mengaharumkan nama baik sekolah pada dunia usaha/industri dari sekolah

maupun panitia prakerin.

Hal ini disamapaikan oleh bu MV, sebagai berikut

“Kalau yang selama ini, karena saya baru 1 tahun megang, baru kali ini. Kalau

yang lalu-lalu, saya lihat kalau bagus tidak terlalu ada followup, hanya sekedar

dikategorikan atau diapresiasi dengan kata bagus, memuaskan, sebaiknya

dipertahankan, atau mungkin ditingkatkan lagi, dan seterusnya seperti itu”

Belum adanya peraturan tentang pelaksanaan prakerin pada sekolah RSBI

Hal ini disampaikan oleh bu MV, sebagai berikut

“Yang saya ketahui, RSBI kita masih banyak pada pengantar pembelajaranannya

saja dan sarana pembelajaran, serta sumber daya tenaga pengajarnya. Kalau untuk

pergi keluarnya belum ada Pak. Saya belum melihat sendiri ada tidak di situ

peraturan bahwa ketika sebuah SMK sudah RSBI, maka sekian persen dari

siswanya harus Prakerin di luar negeri. Selagi itu saya belum baca, saya tidak bisa

mengatakan bahwa peranan RSBI terhadap Prakerin itu ada besar atau tidak atau

evaluasinya bagaimana grade-nya”