18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 SEJARAH SINGKAT PT. PERTAMINA EP ASSET 1 PANGKALAN SUSU FIELD PT. PERTAMINA PERSERO Pangkalan Susu merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara di bidang pertambangan minyak dan gas (MIGAS). Perusahaan ini berada sekitar 110 km sebelah Barat Laut kota Medan atau sekitar 24 km arah Barat kota Pangkalan Berandan adalah merupakan lapangan minyak dan gas bumi tertua dalam catatan sejarah Pertambangan dan Industri Perminyakan Indonesia, yaitu sejak struktur Telaga Said ditemukan pada tanggal 31 Juli 1876 oleh Aeilko Janszoon Zijlker, ahli perkebunan tembakau Deli Tobacco Maatschappij” yang berkebangsaan Belanda itu. Setelah memperoleh konsensi dari Sultan Langkat (Musa) pada tanggal 8 Agustus 1883, Zijlker yang telah menghimpun dana dari beberapa temannya di Negeri Kincir Angin itu melaksanakan pengeboran sumur minyak pertama di Telaga Tiga. Sementara itu Pertamina Lapangan EP (Eksplorasi & Produksi) Pangkalan Susu yang berdasarkan SK Direksi No dua wilayah KPTS – 070 / C0000 / 94-S8 tanggal 11 Mei 1994 telah diganti sebutannya menjadi Asset Pangkalan Susu adalah merupakan salah satu dari dua wilayah operasional Pertamina DOH NAD – Sumbagut, yaitu Asset Rantau, berkedudukan di Rantau, Aceh Timur dan Asset Pangkalan Susu berkedudukan di Pangkalan Susu, 10

BAB I baru

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kerja Praktek

Citation preview

Page 1: BAB I baru

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 SEJARAH SINGKAT PT. PERTAMINA EP ASSET 1 PANGKALAN

SUSU FIELD

PT. PERTAMINA PERSERO Pangkalan Susu merupakan salah satu Badan

Usaha Milik Negara di bidang pertambangan minyak dan gas (MIGAS). Perusahaan

ini berada sekitar 110 km sebelah Barat Laut kota Medan atau sekitar 24 km arah

Barat kota Pangkalan Berandan adalah merupakan lapangan minyak dan gas bumi

tertua dalam catatan sejarah Pertambangan dan Industri Perminyakan Indonesia,

yaitu sejak struktur Telaga Said ditemukan pada tanggal 31 Juli 1876 oleh Aeilko

Janszoon Zijlker, ahli perkebunan tembakau “Deli Tobacco Maatschappij” yang

berkebangsaan Belanda itu.

Setelah memperoleh konsensi dari Sultan Langkat (Musa) pada tanggal 8

Agustus 1883, Zijlker yang telah menghimpun dana dari beberapa temannya di

Negeri Kincir Angin itu melaksanakan pengeboran sumur minyak pertama di Telaga

Tiga. Sementara itu Pertamina Lapangan EP (Eksplorasi & Produksi) Pangkalan

Susu yang berdasarkan SK Direksi No dua wilayah KPTS – 070 / C0000 / 94-S8

tanggal 11 Mei 1994 telah diganti sebutannya menjadi Asset Pangkalan Susu adalah

merupakan salah satu dari dua wilayah operasional Pertamina DOH NAD –

Sumbagut, yaitu Asset Rantau, berkedudukan di Rantau, Aceh Timur dan Asset

Pangkalan Susu berkedudukan di Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera

Utara. Tapi kini dikenal dengan sebutan Area Operasi Pangkalan Susu. Sampai

dengan tahun 1998 telah dibor sebanyak 988 sumur di wilayah Area Pangkalan Susu

yang tersebar di 37 struktur tercatat sebanyak 97 sumur yang berproduksi, 237

sumur ditangguhkan dan 654 sumur berstatus ditinggalkan.

Sementara wilayah kerja Pertamina Area Operasi Hulu Pangkalan Susu di

Provinsi Sumatera Utara tercatat seluas sekitar 14.211,74 Km2, termasuk di

dalamnya wilayah Kabupaten Langkat yang dikuasai oleh Pertamina ada seluas

8.377.586,37 m2 sisanya berada di Kabupaten Deli Serdang dan Kota Madya Binjai.

Cadangan migas Area Operasi Pangkalan Susu berada di dalam cekungan Sumatera

Utara. Cekungan ini merupakan cekungan tersier yang di belahan Timur Laut

10

Page 2: BAB I baru

dibatasi Paparan Sunda, di sebelah Selatan dibatasi Busur Asahan dan di sebelah

Barat Daya dibatasi Pegunungan Bukit Barisan.

Sementara untuk kelancaran pengiriman minyak dan gas bumi dari sumur-

sumur migas yang bertebaran di struktur-struktur produktif sampai ke Tank Meter

dan tempat penampungan di Tank Yard, Bukit Khayangan, Pangkalan Susu yang

nantinya akan disalurkan ke kilang BBM UP-I Pangkalan Berandan dan kilang

lainnya, termasuk pengiriman gas untuk Perusahaan Listrik Negara (PLN),

Perusahaan Gas Negara (PGN) dan sebagainya, di Area Operasi Pangkalan Susu

terdapat sebanyak 6 (enam) Stasiun Pengumpul / Stasiun Kompressor (SP/SK) yang

dilengkapi dengan 32 unit kompressor dari berbagai jenis dan ukuran. Kompressor-

kompressor tersebut dipergunakan untuk melayani pasokan migas dari struktur80

struktur yang ada di Area Operasi Rantau, Aceh Tamiang, dan dari struktur di Area

Operasi Pangkalan Susu untuk disimpan di Tank Yard, Bukit Khayangan, Pangkalan

Susu atau langsung dikirim ke kilang BBM di Pangkalan Berandan atau dikapalkan

ke kilang BBM di Cilacap / Lawi-lawi.

Pelabuhan Minyak Pangkalan Susu yang dibangun oleh Belanda pada tahun

1898 adalah merupakan pelabuhan pengekspor minyak tertua di Indonesia yang

peraiannya tidak dapat dimasuki oleh Tanker berukuran besar, maka dibangun Single

Bouy Mooring di lepas pantai Teluk Haru, kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten

Langkat, Sumatera Utara, yang miniaturnya dapat dilihat dalam bentuk Tugu di tepi

jalan raya lintas Sumatera, tepatnya di Simpang Tiga Pangkalan Susu Desa Lubuk

Kasih, Kecamatan Berandan Barat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara yang

merupakan satu-satunya jalan masuk ke kota Pangkalan Susu (Pusat Perkantoran

Pertamina Area Operasi Pangkalan Susu).

Perlindungan lingkungan menjadi prioritas utama Pertamina untuk

menanganinya secara serius, dan ini memang sudah menjadi komitmen Pertamina

sejak dibentuknya Badan Koordinator Lindungan Lingkungan (BKLL) pada tanggal

7 Juni 1973. Pembentukan BKLL dapat juga diartikan sebagai deklarasi komitmen

kegiatan industri perminyakan nasional.

Sejalan dengan adanya kebijakan restrukturisasi yang implementasinya telah

melahirkan Surat Keputusan Direksi No.: KPTS-070/C0000/94 – S8 tanggal 11

Maret 1994, maka terhitung mulai 1 April 1995 struktur organisasi Pertamina DOH

10

Page 3: BAB I baru

Rantau Asset Pangkalan Susu yang sebelumnya dipimpin oleh seorang Kepala

Lapangan, dan sebutan Kepala Lapangan kemudian diganti sebutannya menjadi

Manager Asset yang tugas operasionalnya membawahi wilayah kerja Pertamina

Asset Hulu Pangkalan Susu di Sumatera Utara dan berkantor di Pangkalan Susu.

Sedangkan kantor induknya berada di Rantau, Aceh Tamiang yang dikenal dengan

sebutan Pertamina Daerah Operasi Hulu Rantau atau biasanya disingkat dengan

PERTAMINA DOH RANTAU.

Ketika stuktur baru terbentuk berdasarkan SK Dirut Pertamina No.Kpts-

004/C00000/2001-SO tanggal 11 Januari 2002, maka sebutan Manager Asset diganti

menjadi Manager Area Operasi, dan sebagai Top Manajemen di Area Operasi

Pangkalan Susu yang membawahi fungsi Perencanaan Operasi, Operasi Poduksi,

Work Over & Well service dan Pemeliharaan. Sedangkan fungsi – fungsi lainnya

seperti, Pml Top/Aip, KK/LL, Utilities, Infokom, Pergudangan, SDM, Keuangan,

Sekuriti dan Hupmas secara administrasi tunduk kepada Manager masing-masing

baik yang berkedudukan di Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh

Darussalam maupun di Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Sejalan dengan diterbitkannya Undang-undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak

dan Gas Bumi 23 November 2001 dan diberlakukannya Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia No. 31 Tahun 2003 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan

Pertamina menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO) pada tanggal 18 Juni 2003,

maka melalui Akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH tanggal 17 September 2003,

Pertamina telah resmi berubah statusnya dari BUMN menjadi Perusahaan Perseroan

PT. PERTAMINA (PERSERO) (Amalia, 2008).

1.2 BAHAN BAKU DAN PRODUK

PT. Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu Field merupakan salah satu satu dari

lima field yang termasuk dalam wilayah Asset 1 bergerak dalam bidang eksplorasi

produksi minyak bumi dan gas alam.

Lingkup usaha PT. Pertamina terdiri atas sektor bisnis energi di hulu dan sektor

hilir. Sektor bisnis energi hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas dan

panas bumi yang dilakukan baik didalam negeri maupun diluar negeri. Pangkalan

10

Page 4: BAB I baru

Susu Field merupakan sektor bisnis energi hulu sehingga produk yang dihasilkan

berupa minyak dan gas alam.

Minyak bumi yang dihasilkan dari PT. Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu

Field disalurkan ke Main Gathering Station (MGS) yang terletak di Bukit

Khayangan, Pangkalan Susu menggunakan pipa Trunk Line minyak dan Road Tank

untuk kemudian disalurkan atau dikapalkan ke kilang BBM di Cilacap menggunakan

kapal Tanker.

Gas alam merupakan bahan baku yang diubah menjadi produk berupa LNG

(Liquid Natural Gas ). Komponen dari gas alam adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Komponen Gas Alam

Nama Senyawa Komposisi (%)

Metana (CH4) 70-90

Etana(C2H6) 0-20

Propana (C3H8) 0-20

Butana (C4H10) 0-20

Hidrogen Sulfida (H2S) 0-5

Karbondioksida (CO2) 0-8

Oksigen (O2) 0-0,2

Nitrogen (N2) 0-5(Yudiastuti, 2011)

Gas alam yang diproduksi diolah menjadi LNG (Liquid Natural Gas). LNG

(Liquid Natural Gas) merupakan salah satu produk hasil pengilangan minyak bumi.

LNG merupakan produk yang mengandung metana, etana atau campuran keduanya.

Pengiriman gas dari Stasiun Kompressor menggunakan Trunk Line Gas milik

Transporter (Pertamina Gas) ke Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Perusahaan

Gas Negara (PGN).

Namun, akhir-akhir ini produksi minyak bumi yang dihasilkan mengalami

penurunan setiap harinya. Sementara produksi gas alam yang dihasilkan semakin

meningkat.

10

Page 5: BAB I baru

1.3 PRODUKSI PT. PERTAMINA EP ASSET 1 PANGKALAN SUSU

FIELD

Sebelum minyak bumi diproduksi kepermukaan bumi, perlu dilakukan

sejumlah tahapan. Adapun tahapan tersebut dapat dilihat dari gambar dibawah ini :

Gambar 1.1 Diagram Alir Tahapan Produksi Minyak Bumi

Sebelum melakukan pemboran, dilakukan tahapan eksplorasi yaitu tahapan

pencarian sumber minyak bumi dari dalam bebatuan. Kemudian dilanjutkan proses

pemboran, tahap evaluasi prospek, tahap produksi dan tahap EOR dilakukan apabila

produksi minyak dalam sumur mulai mengalami penurunan.

1.3.1 Tahap Eksplorasi

1. Survey Geologi Permukaan

2. Survey Seismik

Pada Survey sismik sumber getaran permukaan memancarkan gelombang

suara, sebagian menembus batuan dan sebagian lagi dipantulkan. Menggunakan

microphone yang sangat sensitif (geophone), ahli geofisika “mendengarkan”

pantulan gelombang dan merekam waktu penjalaran gelombang. Adapun tahapan

dari survey seismik di daratan adalah adalah

- Gelombang dipancarkan oleh sumber getaran (truk / dinamit)

- Pantulan gelombang diterima oleh geophone.

- Data disimpan dalam komputer di truk

10

Tahap EvaluasiProspek atau

tutup

Tahap Produksi1. Sembur alam2. Sembur Buatan

Tahap EOR1. Injeksi air2. Injeksi Panas3. Injeksi kimia4. Injeksi

Tercampur

Tahap Eksplorasi1.Survey Geologi permukaan2. Survey Seismik

Tahap Pemboran1. Pemboran Eksplorasi2. Pemboran delineasi3. Pemboran Pengembangan

Page 6: BAB I baru

Gambar 1.2 Ilustrasi Survey Seismik di Daratan

Pengambilan data seismik di laut lebih sederhana dan cepat, karena masalah

permukaan relatif sedikit. Dengan demikian ahli geofisika dapat memperoleh data

lepas pantai lebih banyak dan baik dari pada data seismik darat.

Gambar 1.3 Ilustrasi Survey Seismik Lepas Pantai

1.3.2 Tahap Pemboran

Data lapangan kemudian diolah dengan komputer canggih. Ahli geofisika

menginterpretasi data dan selanjutnya membuat peta, untuk memperkirakan geometri

reservoir. Data dapat diperoleh baik dalam dua dimensi atau tiga dimensi. Semua

hasil tadi kemudian dikumpulkan dan dipelajari bersama oleh para ahli dari banyak

disiplin, yaitu: geologi, geofisika, reservoir dan bor, yang kemudian menghitung

keekonomiannya. Bila dianggap ekonomis, maka dibuat berbagai skenario

pengembangan reservoir dengan sebelumnya memastikan keberadaan migas.

Para ahli geologi, geofisika dan reservoir telah menyimpulkan bahwa ada

10

Page 7: BAB I baru

“prospek” atau zona yang kemungkinan bisa menghasilkan migas. Tapi untuk

membuktikan kebenarannya, harus dilakukan pemboran.

1.3.3 Tahap Produksi

Tahap produksi dilakukan dengan memproduksikan minyak bumi dari

reservoir ke permukaan. Dimana proses produksi ditentukan oleh jenis sumur:

1. Sembur alam (natural flow) dimana tekanan didalam sumur yang sangat

tinggi menyebabkan fluida dari dalam sumur dapat naik secara alamiah ke

permukaan.

2. Sembur buatan (artificial lift) dimana pada sumur ini fluida diangkat

kepermukaan dengan bantuan sejumlah peralatan ataupun rekayasa

teknologi karena energi didalam sumur tidak mampu memproduksi sumur

kepermukaan. Beberapa teknologi yang sering digunakan adalah gas lift,

sucker rod pump dan ESP.

Setelah pemboran selesai, selanjutnya dilakukan penyelesaian sumur (well

completion sesuai dengan program yang telah disusun, antara lain dengan

pemasangan production string, well head dan Christmas tree.

1.3.4 Tahap EOR

Enhanced Oil Recovery (EOR) adalah suatu usaha untuk meningkatkan

perolehan minyak mentah dengan cara menginjeksikan berbagai jenis bahan terpilih

yang dapat mengubah sifat-sifat fisis dan kimia fluida (air dan minyak) di dalam

batuan reservoar. Tahapan EOR dilakukan ketika sumur-sumur telah mengalami

penurunan produksi, dan untuk meningkatkan produksi sumur perlu dilakukan usaha

EOR agar produksi sumur dapat meningkat kembali.

Produksi minyak dan gas alam dilakukan pada Stasiun Pengumpul (SP).

Setelah fluida di produksi dari sumur-sumur, kemudian fluida dialirkan menuju

stasiun pengumpul (SP). Di SP fluida dari berbagai sumur dalam satu area masuk

terlebih dahulu ke manifold, setelah melewati manifold kemudian fluida masuk ke

separator untuk dipisahkan berdasarkan fasanya menjadi liquid dan gas. Proses

pemisahaan di dalam alat tersebut hanya merupakan proses fisika dan tanpa

10

Page 8: BAB I baru

penambahan bahan kimia. Minyak dan air akan mengalir dari bagian bawah

separator sedangkan gas akan mengalir dari bagian atasnya. Cairan kemudian masuk

ke tangki pemisahan minyak dan air dan pemisahan dilakukan dengan prinsip

ketidak-saling-larutan dan perbedaan berat jenis pada tangki, minyak dan air

dipisahkan. Minyak ditampung di tangki penampung, sedangkan air diproses lebih

lanjut dalam sistem pengolah air (waste water treatment).

Gas yang mengalir pada bagian atas separator dialirkan pada gas scrubber

untuk dipisahkan butir cairan yang masih terikut gas hasil pemisahan separator agar

mencegah masuknya cairan kedalam kompresor. Gas hasil keluaran dari gas

scrubber dialirkan menuju kompressor untuk dinaikkan tekanannya agar dapat

dialirkan sesuai peruntukannya apakah untuk sales, gas lift ataupun menuju power

plant. Gas untuk dijual dimurnikan kembali untuk disesuikan dengan permintaan

konsumen. Gas dari kompressor tersebut dialirkan menuju unit pemurnian dimana

gas tersebut masuk ke H2S removal, apabila kadar H2S yang terdapat dalam gas alam

melebihi syarat-syarat yang diminta pelanggan.

H2S akan dijerap oleh suatu adsorben ketika dikontakkan dalam kolom

tersebut. Gas keluaran H2S removal yang telah memenuhi permintaan konsumen

dialirkan ke unit DHU (dehydration unit). Proses yang terjadi pada unit ini adalah

absorbsi dimana digunakan absorben TEG(tri etilen glikol) yang dipanaskan sampai

suhu 300 oC dan dipompakan ke kolom absorpsi. TEG akan menjerap air yang

terkandung pada gas, dimana gas yang kering dialirkan ke konsumen dan TEG yang

menjerap air akan dipanaskan kembali untuk memisahkan airnya dan TEG

digunakan kembali untuk menjerap air hingga sampai TEG jenuh dan dilakukan

pergantian.

1.4 LOKASI DAN TATA LETAK

PT. Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu Field merupakan anak perusahaan

PT. Pertamina (Persero) berada sekitar 110 km sebelah Barat Laut kota Medan atau

sekitar 24 km arah Barat kota Pangkalan Berandan. Lokasi PT. Pertamina EP Asset

1 Pangkalan Susu Field tercatat seluas sekitar 14.211,74 km2, termasuk didalamnya

wilayah Kabupaten Langkat seluas 8.377.586,37 m3 , sisanya berada di Kabupaten

Deli Serdang, kawasan Kota Binjai dan Kota Medan.

10

Page 9: BAB I baru

Tata letak suatu pabrik memiliki peranan penting dalam menentukan biaya

konstruksi, biaya produksi, serta efisiensi, dan keselamatan kerja. Oleh karena itu,

tata letak pabrik harus disusun secara cermat untuk menghindari kesulitan di

kemudian hari. Dalam menentukan tata letak pabrik harus memperhatikan beberapa

faktor-faktor :

1. Pengembangan lokasi baru atau penambahan lokasi yang telah ada

sebelumnya.

2. Urutan proses produksi dan kemudahan/aksesibilitas operasi.

3. Distribusi ekonomis fasilitas logistik (bahan baku dan bahan pelengkap),

fasilitas utilitas (air, steam, tenaga listrik, bahan bakar), bengkel untuk

pemeliharaan atau perbaikan alat serta peralatan pendukung lainnya.

4. Tipe, luas bangunan, serta ketentuan konstruksi bangunan.

5. Pertimbangan kesehatan dan keselamatan, seperti kemungkinan kebakaran

atau ledakan.

6. Area layanan, seperti kantin, tempat parkir, tempat ibadah, poliklinik,

kamar kecil (WC), dan sebagainya diatur sedemikian rupa sehingga tidak

terlalu jauh dari tempat kerja.

7. Masalah pembuangan limbah.

8. Alat-alat yang harus dibersihkan atau dilepas pada saat shut down

harus disediakan ruang yang cukup sehingga tidak mengganggu peralatan

lainnya.

9. Kemungkinan perluasan dan ekspansi

Tata Letak PT. Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu Field dilihat dari gambar

dibawah ini :

10

Page 10: BAB I baru

Gambar 1.4 Peta Situasi Pelabuhan dan Pangkalan Susu Sekitarnya

Pengaturan tata letak pabrik yang baik nantinya akan memberikan beberapa

keuntungan, seperti :

1. Mengurangi jarak transportasi bahan baku dan produk sehingga

mengurangi material handling.

2. Memberikan ruang gerak yang lebih leluasa sehingga mempermudah

perbaikan mesin dan peralatan-peralatan yang rusak.

10

Page 11: BAB I baru

3. Menurunkan biaya produksi.

4. Mengurangi kerja seminimum mungkin.

5. Memungkinkan pengawasan operasi dan proses yang lebih baik.

1.5 SARANA PENUNJANG

Sarana penunjang yang terdapat di PT. Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu

Field yaitu meliputi :

1. Air Domestik

Air domestik yang diperoleh adalah hasil air kolam yang diolah di Water

Treatmeant Plant, Bukit Kunci Pangkalan Susu.

2. Listrik

Listrik yang disuplai pada PT. Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu Field

diperoleh dari gas alam yang diproses di Power House PT. Pertamina EP

Asset 1 Pangkalan Susu Field.

3. Keamanan

1.6 FASILITAS KESEJAHTERAAN

Menurut pasal 100 Undang-Undang Ketenagakerjaan Bab X Bagian Ketiga,

dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan fasilitas kesejahteraan antara lain :

1. Pelayanan keluarga berencana

2. Tempat penitipan anak

3. Perumahan pekerja/buruh

4. Fasilitas beribadah

5. Fasilitas olahraga

6. Fasilitas kantin

7. Fasilitas kesehatan

8. Fasilitas rekreasi

9. Koperasi

10. Fasilitas Sandang

(Sutrisno, 2015).

10

Page 12: BAB I baru

Fasilititas Kesejahteraan yang terdapat di PT. Pertamina EP Asset 1 Pangkalan

Susu Field meliputi :

1. Perumahan karyawan

Perumahan karyawan PT. Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu Field

terletak di wilayah Bukit Kunci,

2. Fasilitas beribadah

3. Fasilitas olahraga

4. Fasilitas kantin

5. Fasilitas kesehatan

Fasilitias kesehatan yang disediakan PT. Pertamina EP Asset 1 Pangkalan

Susu Field yaitu berupa penyediaan Rumah Sakit Pertamina Pangkalan

Susu yang terletak di Jalan Tambang Minyak, Pangkalan Susu.

6. Koperasi

7. Fasilitas Sandang

10