Upload
taufik-basri
View
244
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fluid mixing
Citation preview
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1. Ukuran Fluid Mixing
Tabel 4.1. Data HasilPengamatan
Baffle Jenisimpeller rpm Dt Da W E L H Polaaliran
Tidak
Marine
propeller
20 38 34 12 21 10 54 Radial
40 38 34 12 21 10 54 Radial
60 38 34 12 21 10 54 Radial
80 38 34 12 21 10 54 Radial
Ada
100 38 34 12 21 10 54 Radial
20 38 34 12 21 10 54 Radial
40 38 34 12 21 10 54 Radial
60 38 34 12 21 10 54 Radial
80 38 34 12 21 10 54 Radial
100 38 34 12 21 10 54 Radial
4.2. Gambar pola aliran
Tabel 4.2.Polaaliranpengamatan
Impeller Baffle 100 rpm 200 rpm 300 rpm 400 rpm
Turbine
Tidak
Ada
4.3. Perhitungan
4.3.1.Tipeimpeller yang digunakan
Impeller yang digunakanialahmarine propeller
Gambar 4.1.Marine propeller
(Sumber: Sucitro,A. 2014)
4.3.2. KonversiSatuan
Da (diameterimpeller) = 18cm = 0,18 m
Dt (diametertabung) = 38cm = 0,38 m
W (lebardauntabung) = 12cm = 0,12 m
E (jarak dasartabungkeimpeller) = 12cm = 0,12 m
L (panjangdaunimpeller) = 15 cm = 0,15 m
H (tinggilarutan) = 36cm = 0,36 m
N (kecepatanputar) =
Rpm Rps
20
40
0,3333
0,6667
60 1,0000
80 1,3333
100 1,6667
4.3.3. Perbandingan Da/Dt, H/Dt, E/Da, L/Da, W/Da
Da
Dt
=0 ,18 m0 ,38 m
=0 ,4737
HDt
=0 ,36 m0 ,38 m
=0 ,9474
EDa
=0 ,12 m0 ,18 m
=0 ,6667
LDa
=0 ,15 m0 ,18 m
=0 ,8333
WDa
=0 ,12m0 ,18m
=0 ,6667
4.3.4. Perhitungan Reynold Number
Reynold Number dicaridenganrumus:
Data densitasdanviskositas air pada T 250C adalah :
ρ = 1097,5 kg/m3
μ = 8,9 x 10-4 kg/m.s
1) N1 = 20 Rpm = 0,3333 Rps
NRe =
(0,18m)2 (0,3333 rps )(1.097,5kg
m3)
0,00089kgm s
NRe = 13316,6
2) N2 = 40 Rpm = 0,6667 Rps
NRe=
(0,18 m)2 (0,6667 rps )(1.097,5kg
m3)
0,00089kgm s
NRe = 26637,3
3) N3 = 60 Rpm = 1 Rps
NRe =
(0,18m)2 (1 rps )(1.097,5kg
m3)
0,00089kgm s
NRe = 39953,9
4) N4 = 80 Rpm = 1,3333 Rps
NRe =
(0,18 m)2 (1,3333 rps )(1.097,5kg
m3)
0,00089kgm s
NRe = 52370,6
5) N4 = 100 Rpm = 1,6667 Rps
NRe=D
a2n ρ
μ
NRe =
(0,18m)2 (1,6667 rps )(1.097,5kg
m3)
0,00089kgm s
NRe = 66409,2
4.3.5. Mencari nilai Power Number (Np)
1) Dengan baffle:
N1 = 20 Rpm
NRe = 13316,6
Untuk mendapatkan nilai power number plotkan NRe dengan grafik pada Fig 6.5
pada buku Mass Transfer Operation By Mcgraw-Hill Chemical Engineering Series
pada halaman 152 makadidapatkan Np = 0,4.
N2 = 40 Rpm
NRe = 26637,3
Untuk mendapatkan nilai power number plotkan NRe dengan grafik pada Fig 6.5
pada buku Mass Transfer Operation By Mcgraw-Hill Chemical Engineering Series
pada halaman 152maka didapatkan Np =0,4.
N3 = 60 Rpm
NRe = 39953,9
Untuk mendapatkan nilai power number plotkan NRe dengan grafik pada Fig 6.5
pada buku Mass Transfer Operation By Mcgraw-Hill Chemical Engineering Series
pada halaman 152 makadidapatkan Np = 0,4.
N4 = 80 Rpm
NRe = 52370,6
Untuk mendapatkan nilai power number plotkan NRe dengan grafik pada Fig 6.5
pada buku Mass Transfer Operation By Mcgraw-Hill Chemical Engineering Series
pada halaman 152maka didapatkan Np = 0,4.
N5 = 100 Rpm
Nre = 66409,2
Untuk mendapatkan nilai power number plotkan NRe dengan grafik pada Fig 6.5
pada buku Mass Transfer Operation By Mcgraw-Hill Chemical Engineering Series
pada halaman 152maka didapatkan Np = 0,4.
2) Tanpa baffle:
N1 = 20 Rpm
NRe = 13316,6
Untuk mendapatkan nilai power number plotkan NRe dengan grafik pada Fig 6.5
pada buku Mass Transfer Operation By Mcgraw-Hill Chemical Engineering Series
pada halaman 152 makadidapatkan Np = 0,39
N2 = 40 Rpm
NRe = 26637,3
Untuk mendapatkan nilai power number plotkan NRe dengan grafik pada Fig 6.5
pada buku Mass Transfer Operation By Mcgraw-Hill Chemical Engineering Series
pada halaman 152maka didapatkan Np = 0,38.
N3 = 60 Rpm
NRe = 39953,9
Untuk mendapatkan nilai power number plotkan NRe dengan grafik pada fig 6.5
pada buku Mass Transfer Operation By Mcgraw-Hill Chemical Engineering Series
pada halaman 152maka didapatkan Np = 0,0,36
N4 = 80 Rpm
NRe = 52370,6
Untuk mendapatkan nilai power number plotkan NRe dengan grafik pada fig 6.5
pada buku Mass Transfer Operation By Mcgraw-Hill Chemical Engineering Series
pada halaman 152maka didapatkan Np = 0,35.
N5 = 100 Rpm
NRe = 66409,2
Untuk mendapatkan nilai power number plotkan NRe dengan grafik pada fig 6.5
pada buku Mass Transfer Operation By Mcgraw-Hill Chemical Engineering Series
pada halaman 152maka didapatkan Np = 0,345.
4.3.6 Mencari nilai daya (P)
Untuk mencari daya yang dihasilkan impeller, dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
P=N P⋅ ρ⋅ n3⋅D a
5
gc
gc=1 N skgm
2
Nilai gc di dapatkan dari buku Principle of Chemical Engineering.
a) Daya impeller dengan baffle.
N1 = 20 Rpm = 0,3333Rps
NP = 0,4
P1 =
0 ,4 (1.097,5kgm3 )( 0,3333
s )3
(0,18 m)5
N s2
kgm
= 0,0031Nm❑
s
= 0,0031watt
N2 = 40 Rpm = 0,6667 Rps
NP = 0,4
P2 =
0 ,4 (1.097,5kgm3 )( 0,6667
s )3
(0,18 m)5
N s2
kgm
= 0,0246Nm❑
s
= 0,0246 watt
N3 = 60 Rpm = 1 Rps
NP = 0,4
P3 =
0 ,4 (1.097,5kgm3 )( 1
s )3
(0,18 m)5
N s2
kg m
= 0,0830Nm❑
s
= 0,0830watt
N4 = 80 Rpm = 1,3333 Rps
NP = 0,4
P4 =
0 ,4 (1.097,5kgm3 )( 1,3333
s )3
(0,18 m)5
N s2
kg m
= 0,1966Nm❑
s
= 0,1966 watt
N5 = 100 Rpm = 1,6667 Rps
NP = 0,4
P5 =
0 ,4 (1.097,5kgm3 )( 1,6667
s )3
(0,18 m)5
N s2
kgm
= 0,3841Nm❑
s
= 0,3841 watt
b) Daya yang dihasilkan impeller tanpa baffle
N1 = 20 Rpm = 0,3333 Rps
NP = 0,39
P1 =
0,39(1.097,5kgm3 )( 0,3333
s )3
(0,18 m)5
N s2
kg m
= 0,0030Nm❑
s
= 0,0030watt
N2 = 40 Rpm = 0,6667 Rps
NP = 0,38
P2 =
0,38(1.097,5kgm3 )( 0,6667
s )3
(0,18 m)5
N s2
kg m
= 0,0234Nm❑
s
= 0,0234 watt
N3 = 60 Rpm = 1 Rps
NP = 0,36
P3 =
0,36(1.097,5kgm3 )( 1
s )3
(0,18 m)5
N s2
kgm
= 0,0747Nm❑
s
= 0,0747 watt
N4 = 80 Rpm = 1,3333 Rps
NP = 0,35
P4 =
0,35(1.097,5kgm3 )(1,3333
s )3
(0,18 m)5
N s2
kgm
= 0,1720Nm❑
s
= 0,1720 watt
N5 = 100 Rpm = 1,6667 Rps
NP = 0,345
P5 =
0,345(1.097,5kgm3 )(1,6667
s )3
(0,18 m)5
N s2
kg m
= 0,3313Nm❑
s
= 0,3313 watt
4.4. Grafik N (Rps) Terhadap P (daya)
0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.80
0.050.1
0.150.2
0.250.3
0.350.4
Pengaruh N terhadap P yang dihasilkan dengan Baffle
N (Rpm)
P (W
att)
Gambar 4.2.GrafikPengaruh N terhadap P denganbaffle
0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.80
0.050.1
0.150.2
0.250.3
0.35
Pengaruh N terhadap P yang dihasilkan tanpa Baffle
N (Rpm)
P (W
att)
Gambar 4.3.GrafikPengaruh N terhadap P tanpabaffle
4.2 PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan praktikum menggunakan alat Fluid
mixing apparatur yang bertujuan untuk mengetahui pola aliran dari proses
pencampuran antara air,pasir dan garam. Pasir dan garam merupakan solute sedangkan
air berperan sebagai solvent. Adapun bagian-bagian dari alat fluid mixing apparatus ini
berupa control panel yang berfungsi untuk mengalirkan listrik ke alat dan untuk
mengatur kecepatan putaran impeller, vessel yang berfungsi sebagai bejana tempat
pengadukan terjadi, lalu motor yang terdiri atas rotor dan stator, yang dimana stator
merupakan agitator dan rotor merupakan impeller. Impeller sendiri berfungsi sebagai
alat yang digunakan untuk mencampurkan ketiga bahan tersebut.
Baffle berfungsi sebagai alat yang mencegah terjadinya vortex (rongga udara)
yang terjadi pada saat pengadukan dan menambah turbulensi pada saat pengadukan
terjadi dan juga mencegah terjadinya floading akibat meningkatnya jumlah volume ,
selain itu salter berfungsi untuk menghitung densitas zat yang berada pada vessel
sebelum dan sesudah proses pengadukan. Apabila densitas zat itu besar sudah pasti
massa nya pun besar.
Viskositas merupakan hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan
pencampuran karena penggunaan impeller berbeda pada setiap viskositas. Hal itu
dilakukan agar proses pencampuran dapat terjadi secara efisien. Impeller yang
digunakan pada percobaan kali ini adalah impeller dengan tipe turbine. Tiap tipe
impeller menghasilkan pola aliran yang berbeda, impeller tipe propeller akan
menghasilkan pola aliran aksial yaitu menimbulkan aliran yang sejajar dengan sumbus
poros pengaduk sedangkan tipe turbine akan menghasilkan aliran radial yang
mempunyai arah tangensial dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Aliran
tangensial inilah yang menyebabkan terjadinya vortex. Dengan adanya vortex ini, maka
mixing menjadi tidak sempurna dikarenakan partikel mengumpul di tengah vessel
sehingga pencampuran lambat terjadi dan harus dilakukan dengan putaran (rpm) tinggi.
Vortex adalah peristiwa yang ditimbulkan oleh gerakan putaran impeller sehingga
membentuk ruang udara didalam vessel yang menyebabkan volume seolah-olah
bertambah yang dapat menyebabkan overflow,dan jika ini dilakukan dalam skala
pabrik, maka pabrik itu akan merugi dan produksi pun menurun. Penanggulangan
vortex sendiri selain dengan baffle bias juga dengan pengarahan terhadap letak
agitatornya
Peletakkan impeller juga harus diperhatikan, jika impeller diletakkan terlalu
bawah maka pengadukan tidak akan maksimal akibat tidak dapat menjangkau bagian
atas begitu juga sebaliknya apabila impeller diletakkan terlalu atas maka pengadukan
tidak dapat menjangkau bagian bawah. Pada saat air dan garam tercampur akan
menghasilkan larutan dengan konduktivitas yang tinggi. Bertmabahnya kecepatan pada
pengadukan pun menyebabkan tingginya konduktivitas yang dihasilkan.
Prinsip kerja dari fluid mixing sendiri berdasarkan terhadap pencampuran dan
juga pengadukan. Dimana disini pencampuran dan juga pengadukan saling berbanding
lurus satu sama lain. Proses pencampuran akan bekerja optimal apabila proses
pengadukan berjalan dengan baik. Semakin cepat perputaran pengadukan maka akan
semakin cepat pula material yang dimasukkan untuk bercampur menjadi homogenya
Untuk pengaplikasiannya sendiri di dalam industri, alat fluid mixing biasanya
bisa kita lihat pada pabrik pembuatan roti saat proses pencampuran bahan-bahan untuk
membuat roti, sedangkan untuk contoh alat industrinya sendiri, prinsip dan cara kerja
fluid mixing bisa kita lihat pada alat clarifier dan juga thickener.
Semakin besar nilai N maka semain besar pula P, dimana N merupakan simbol
dari kecepatan pengadukan dalam satuan radian per sekon dan P adalah simbol dari
besarnya daya dalam satuan watt. Pada saat N menunjukkan nilai 0,3333 rps maka watt
yang dibutuhkan sebesar 0.0031 Watt, pada 0,6667 rps maka watt yang dibutuhkan
sebesar 0,0246 Watt, pada 1 rps maka daya yang dibutuhkan adalah sebesar 0,0830
Watt, pada 1,3333 rps maka daya yang dibutuhkan adalah sebesar 0,1966 Watt, serta
pada N menunjukkan nilai 1,6667 radian per sekon, maka daya yang dibutuhkan oleh
alat fluid mixing apparatus adalah sebesar 0,3841 Watt.
BAB V
PENUTUP
5.2 Kesimpulan
1). Prinsip dan cara kerja dari alat fluid mixing apparatus berdasarkan proses
pencampuran dan pengadukan
2). salter berfungsi untuk menghitung densitas zat yang berada pada vessel sebelum
dan sesudah proses pengadukan
3) Di dalam praktikum, impeller yang digunakan adalah open turbine, dengan arah
aliran radial
4). Penggunaan baffle diperuntukkan menanggulangi vortex yang muncul saat proses
pencampuran, selain dengan baffle untuk minimalisir vortex bias dengan
pengarahan terhadap letak agitator
5.2 Saran
Saran untuk laboratorium unit operasi ialah memperbaiki alat yang tidak
berfungsi lagi agar disaat praktikum, praktikkan dapat lebih mengerti proses dan
prinsip kerja alat.. Sehingga praktikum pun bias berjalan secara maksimal.