17
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Bursa Efek Indonesia (BEI) 4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional. Pada tanggal 14 desember 1912, Bursa Efek Jakarta berdiri diindonesia dengan bantuan pemerintah kolonial belanda yang bernama Bursa Batavia dan pernah ditutup selama periode perang dunia pertama, namun dibuka kembali pada tahun 1925. Pada tahun 1956 kegiatan bursa saham berhenti karena pemerintah meluncurkan program nasionalisasi. Tahun 1977 dibuka kembali dan ditangani oleh Badan Pelaksanaan Pasar Modal (BAPEPAM) di bawah Departemen Keuangan. Pada tanggal 13 juli 1992 diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ). Swastanisasi ini mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Pada tanggal 22 mei 1995 Bursa Efek Jakarta meluncurkan Automatic Trading System (JATS) yaiti sistem perdagangan otomatis menggantikan sistem perdagangan manual, sistem ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar dan transparan dibanding perdagangan sistem manual. Pada tanggal 1 desember 2007 Bursa Efek Jakarta bergabung dengan Bursa Efek Surabaya dan mengganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Bursa Efek …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Bursa Efek Indonesia (BEI)

4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI)

Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat

memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung

pembangunan ekonomi nasional. Pada tanggal 14 desember 1912, Bursa Efek

Jakarta berdiri diindonesia dengan bantuan pemerintah kolonial belanda yang

bernama Bursa Batavia dan pernah ditutup selama periode perang dunia pertama,

namun dibuka kembali pada tahun 1925.

Pada tahun 1956 kegiatan bursa saham berhenti karena pemerintah

meluncurkan program nasionalisasi. Tahun 1977 dibuka kembali dan ditangani

oleh Badan Pelaksanaan Pasar Modal (BAPEPAM) di bawah Departemen

Keuangan. Pada tanggal 13 juli 1992 diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek

Jakarta (BEJ). Swastanisasi ini mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM

menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.

Pada tanggal 22 mei 1995 Bursa Efek Jakarta meluncurkan Automatic

Trading System (JATS) yaiti sistem perdagangan otomatis menggantikan sistem

perdagangan manual, sistem ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan

frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar dan transparan

dibanding perdagangan sistem manual.

Pada tanggal 1 desember 2007 Bursa Efek Jakarta bergabung dengan

Bursa Efek Surabaya dan mengganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar

modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada

tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia

Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan

pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada

beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut

disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan

kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan

berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan

sebagimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada

tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan

seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat

dilihat sebagai berikut:

14 Desember 1912 :Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia

oleh Pemerintah Hindia Belanda.

1914 –1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I

1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan

Bursa Efek di Semarang dan Surabaya

Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di

Semarang dan Surabaya ditutup.

1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia

II

1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar

Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman

Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo).

Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950)

1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin

tidak aktif.

1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.

10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto.

BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).

Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan

kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen

Cibinong sebagai emiten pertama.

1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten

hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen

perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.

1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87)

yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan

Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.

1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal

diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat

meningkat.

2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola

oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan

organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES

88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan

beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.

16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola

oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.

13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan

Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan

sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).

10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang – Undang No. 8

Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang - Undang ini mulai

diberlakukan mulai Januari 1996.

1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.

2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai

diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote

trading).

2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta

(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

4.1.2 Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia

a. Visi

“Menjadi Bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia”

b. Misi

1. Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui

pemberdayaan anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah,

efesiensi biaya serta penerapan Good Governance.

2. Meningkatkan komitmen dalam pengembangan pasar modal.

3. Meningkatkan akses usaha kecil menengah dan koperasi ke pasar modal.

4. Mendukung pemerintah daerah memperoleh pembiayaan melalui pasar

modal.

4.1.3 Stuktur Organisasi Bursa Efek Indonesia

a. Dewan komisaris

Tabel 4.1

Struktur organisasi BEI

No Nama Jabatan

1 I Nyoman Tjager Komisaris Utama

2 Mustofa Komisaris

3 Chaeruddin Berlian Komisaris

4 Johnny Darmawan Komisaris

5 Felix Oentoeng Soebagjo Komisaris

b. Dewan direksi

Tabel 4.2

Struktur organisasi BEI

No Nama Jabatan

1 Ito Warsito Direktur Utama

2 Eddy Sugito Direktur Penilaian Perusahaan

3 Wan Wei Yiong Direktur Perdagangan dan Pengaturan

Anggota Bursa

4 Uriep Budhi Prasetyo Direktur Pengawasan Transaksi dan

Kepatuhan

5 Friderica Widyasari D Direktur Pengembangan

6 Adikin Basirun

& Manajemen Risiko

Direktur Teknologi Informasi

7 Supandi Direktur Keuangan dan Sumber Daya

Manusia

Sumber: www.bei.co.id

c. Daftar Nama Pejabat Kepala Devisi/Kepala Satuan

1. Direktur Utama

1) Sekretaris Perusahaan : Friderca Wisyasari Dewi

2) Satuan Manajemen Resiko : -

3) Satuan Pemeriksaan Internal : Widodo

4) Sentral Informasi Dan Edukasi : Agus Dewi (Pjs)

2. Direktur Pengawasan

1) Pengawasan Transaksi : Handi Hassyarbaini

2) Hukum : Dewi Arum Presetyaningtya

3) Satuan Pemeriksaan Anggota : Kristian S. Manullang Bursa Dan

Partisipan

3. Direktur Pencatatan

1) Pencacatan Sektor Rill : 1 Gede Nyoman. B.Y

2) Pencatatan Sektor Jasa : Umi Kalsum

3) Pencatatan Surat Utang : Saptono Adi Junarso

4. Direktur Perdagangan

1) Perdagangan Fixed Income : Erna Rimayani

2) Perdagangan Derivatif : Hari Purnomo

5. Direktur Keanggotaan Dan Partisipasi

1) Keanggotaan : Bamanga Widodo

6. Direktur Penelitian Dan Pengembangan Usaha

1) Riset Dan Pengembangan Produk : Kandi Sofia S. Dahlan

2) Pemasaran : Wen Wei Yiong

7. Direktur Saham

1) Perdagangan Saham : Supandi

8. Direktur Administrasi

1) Keuangan : Yohanes A. Abimayu

2) Umum : Isharsaya

3) Sumber Daya Manusia : Mirna Kurniawati (Pjs)

9. Direktur Teknologi Dan Informasi

1) Opersi Teknologi Dan Informasi : Yohanes Liauw

2) Pengembangan Solusi Bisnis Teknologi Informasi : Didid Agung

Luksono

10. Spresialist Setingkat Kepala Devisi

1) Chief Ekonomist : Edisonb Hulu

4.1.4 Pusat Informasi Pasar Modal

Dalam rangka pengembangan pasar, Bursa Efek Indonesia (BEI)

melakukan pendekatan langsung kepada calon pelaku pasar melalui beberapa

jalur. Salah satunya adalah dengan pendirian pusat informasi pasar modal (PIMP)

didaerah-daerah yang potensial.

Pada awalnya pendirian PIPM dimaksudkan sebagai perintis atau pembuka

jalan bagi anggtota bursa efek untuk berorientasi disuatu daerah yang potensial.

PIPM dapat pula didirikan pada kota-kota yang telah terdapat perusahaan skuritas,

namun dipandang masih memiliki potensi besar untuk lebih dikembangkan lagi.

Kegiatan-kegiatan di PIPM meliputi berbagai usaha untuk meningkatkan jumlah

pemuda lokal dan perusahaan tercatat dari daerah dimana PIPM berada, namun

juga didaerah-daerah sekitar.

Pendirian PIPM disuatu daerah sifatnya tidak permanen karena jika

perkembangan Pasar Modal didaerah tersebut sudah baik maka Bursa Efek

Indonesia akan merelokasi PIPM tersebut kedaerah potensial yang baru. PIPM

yang pernah direlokasi adalah PIPM Denpasar, PIPM Medan, PIPM Semarang,

PIPM Palembang.

Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 13 PIPM yaitu di Pekanbaru,

Padang, Lampung, Batam, Pontianak, Banjarmasir, Balikpapan, Cirebon,

Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Manado, dan Makasar.

4.2 Profil Perusahaan-Perusahaan Ritel Di Indonesia

4.2.1 PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk

Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT) didirikan 11 Februaru

1987 dengan nama PT Centrindo Utama dan mulai beroperasi secara komersial

pada tahun 1971. Kantor pusat CENT terletak di Gedung Pinang 22, Jl. Ciputat

Raya No. 22A, Kebayoran Lama, Pondok Pinang, Jakarta.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CENT

bergerak di bidang investasi dan jasa. Saat ini CENT berinvestasi pada PT

Centratama Menara Indonesia (dahulu PT Retower Asia) (anak usaha) yang

bergerak di bidang jasa penyediaan, penyewaan dan pengelolaan menara

telekomunikasi atau Base Transceiver Station (BTS) serta alat, sarana atau

instalasi penunjang telekomunikasi, jasa konsultasi dan instalasi telekomunikasi,

jasa konsultasi manajemen, bisnis administrasi dan strategi pengembangan. Per

April 2015 PT Centratama Menara Indonesia telah memiliki 614 menara

telekomunikasi yang tersebar di Indonesia.Sebelum Desember 2013, CENT

bergerak di bidang usaha jasa telekomunikasi, multimedia, internet service

provider dan portal.

Pada 12 Oktober 2001, CENT memperoleh pernyataan efektif dari Menteri

Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CENT (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 100.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per

saham dengan harga penawaran Rp125,- per saham dan disertai 40.000.000 waran

seri I. Saham dan waran seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada tanggal 01 Nopember 2001.

4.2.2 PT Catur Sentosa Adiprana Tbk.

Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) didirikan tanggal 31 Desember 1983

dan memulai kegiatan operasi komersialnya tahun 1983. Kantor pusat CSAP

terletak di Jl. Daan Mogot Raya No. 234, Jakarta dan memiliki 37 cabang yang

tersebar di seluruh Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CSAP

adalah menjalankan usaha di bidang perdagangan barang hasil produksi, terutama

bahan bangunan dan barang-barang konsumsi. Saat ini, CSAP bersama anak

usahanya menjalankan usaha di bidang distribusi bahan bangunan, distribusi

bahan kimia, distribusi consumer goods dan toko ritel dengan brand "Mitra10"

dan "Atria".

Pada tanggal 30 Nopember 2007, CSAP memperoleh pernyataan efektif

dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CSAP

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 600.000.000 dengan nilai nominal Rp100,-

per saham dengan harga penawaran Rp200,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 12 Desember 2007.

4.2.3 PT Duta Intidaya Tbk

Duta Intidaya Tbk (Watsons Indonesia) (DAYA) didirikan tanggal 16 Juni

2005. Watsons Indonesia berkantor pusat di EightyEight@Kasablanka Office

Tower, Tower A, Lantai 37, Jl. Casablanca Kav. 88, Jakarta 12960 – Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DAYA

adalah bergerak perdagangan produk kesehatan dan kecantikan. Kegiatan usaha

utama Watsons Indonesia adalah pengecer produk kecantikan dan kesehatan

dengan memiliki 59 toko "Watsons".

Pada tanggal 15 Juni 2016, DAYA memperoleh pernyataan efektif dari

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan penawaran umum kepada

masyarakat sebanyak 478.041.000 saham dengan nilai nominal Rp100,- per

saham dengan harga penawaran Rp180,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Juni 2016.

4.2.4 PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk.

Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (dahulu bernama Golden

Retailindo Tbk) (GOLD) didirikan dengan nama PT Bima Nuansa Cempaka

tanggal 08 Nopember 1995. Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk berkantor

pusat di Mutiara Building, Lt. 2, Jl. Mampang Prapatan No. 10, Jakarta Selatan

1279.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GOLD

antara lain bergerak dalam bidang jasa penyediaan infrastruktur telekomunikasi,

termasuk melakukan investasi atau penyertaan pada perusahaan lain. Saat ini,

kegiatan usaha utama GOLD dalam penyertaan pada perusahaan lain yang

bergerak di bidang jasa penyediaan infrastruktur telekomunikasi. Sebelumnya

GOLD bergerak dalam bidang manajemen perdagangan retail dan pengelolaan

mal termasuk di dalamnya department store dan pengelola ruang sewa komersial

untuk berbagai tenant seperti toko buku, supermarket, food court, restaurant,

salon, pakaian dan lain-lain dengan merk dagang “Golden Truly“.

Pada tanggal 25 Juni 2010, GOLD memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GOLD (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 86.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham

saham dengan harga penawaran Rp350,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 07 Juli 2010.

4.2.5 PT Heru Supermarket Tbk

Hero Supermarket Tbk (HERO) didirikan tanggal 05 Oktober 1971 dan

mulai beroperasi secara komersil pada Agustus 1972. Kantor pusat HERO terletak

di Graha HERO CBD Bintaro Sektor 7 Blok B7/A7 Pondok Jaya, Pondok Aren,

Tangerang Selatan 15224 – Indonesia.

Induk usaha HERO adalah Mulgrave Corporation BV. Sedangkan Induk

usaha utama HERO adalah Jardine Matheson Holdings Limited melalui The Dairy

Farm Company, Limited yang mengendalikan Mulgrave Corporation BV.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan HERO

bergerak di bidang usaha supermarket, hipermarket, minimarket dan bentuk usaha

retail lainnya seperti speciality store (apotek, toko obat, kesehatan dan kecantikan

dan lain-lain) serta menjalankan usaha dalam bidang perdagangan dan lain-lain.

Kegiatan utama HERO adalah bergerak di bidang usaha supermarket,

hipermarket, minimarket dan perdagangan retail lainnya. HERO memiliki 641

gerai, yang terdiri dari 33 gerai HERO Supermarket, 337 gerai Guardian, 95 gerai

Starmart, 53 gerai Giant Extra, 120 gerai Gaint Express, 2 gerai Jason dan 1 Gerai

IKEA.

Pada tahun 1989, HERO memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan

Republik Indonesia untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham HERO

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.765.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp7.200,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 21 Agustus 1989.

4.2.6 PT Kokoh Inti Arebama Tbk.

Kokoh Inti Arebama Tbk (KOIN) didirikan tanggal 06 Juli 2001 dan

memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 2004. Kantor pusat KOIN

berdomisili di Cowell Tower (dahulu Graha Atrium) Lantai 2, Suite 2.02B &

2.03, Jl. Senen Raya No. 135, Jakarta Pusat 10410 – Indonesia dan memiliki 19

kantor cabang yang tersebar di wilayah Indonesia.

Induk usaha Kokoh Inti Arebama Tbk adalah SCG Distribution Co.,Ltd.,

Thailand, dengan persentase kepemilikan sebesar 90,76%. Sedangkan SCG

Distribution Co.,Ltd. merupakan anak usaha dari Siam Cement Group yang

berkedudukan di Bangkok, Thailand.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KOIN

bergerak dalam bidang perdagangan dan pendistribusian bahan-bahan bangunan.

Keigatan usaha utama KOIN adalah di bidang perdagangan, distributor, eksportir

dan importir dari segala macam barang dagangan (terutama keramik keramik,

genteng, granit, sanitari, cat, gypsum, pelapis anti bocor dan semen instan).

Fokus utama KOIN adalah mendistribusikan produk keramik lantai,

keramik dinding dan genteng yang dikeluarkan oleh Keramik Indonesia Assosiasi

Tbk (KIA), PT KIA Serpih Mas dan PT KIA Keramik Mas dengan merek produk

KIA dan Impresso, produk granit dengan merek LAURENZA beserta menjual

produk SCG Readymix.

Pada tanggal 31 Maret 2008, KOIN memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham KOIN (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 250.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per

saham dengan harga penawaran Rp170,- per saham dan disertai sebanyak

150.000.000 Waran Seri I. Saham Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 09 April 2008.

4.2.7 PT Mitra Adiperkasa Tbk.

Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) didirikan tanggal 23 Januari 1995 dan

mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1995. Kantor pusat MAPI terletak

di Sahid Sudirman Center, Lt. 29, Jl. Jend. Sudirman kav. 86, Jakarta 10220 –

Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MAPI

meliputi perdagangan, jasa, manufaktur, transportasi, pertanian, kehutanan,

perkebunan, perikanan, peternakan dan pertambangan. Kegiatan utama MAPI

adalah bergerak di bidang perdagangan eceran, pakaian, sepatu, asesoris, tas dan

peralatan olahraga di lebih dari 1.900 toko/outlet yang berlokasi di Jakarta,

Bandung, Surabaya, Bali, Medan, Makassar, Batam, Manado dan kota-kota

lainnya di Indonesia.

Ijin distribusi merek (toko) yang dimiliki oleh MAPI, diantaranya: The

Athlete’s Foot (toko eceran), Adidas, Nine West, Wilson, Oakley, Asics, Speedo,

Kipling, Bandai, Oshkosh B’Gosh, H2O, Next, Airwalk, Rockport, Nautica,

Lacoste, Barbie, Diadora, Wallis, Miss Selfridge, Dorothy Perkins, Topman,

Topshop, US Kids G olf, Converse, Walt Disney dan Pandora.

Adapun ijin distribusi merek (toko) yang dimiliki MAPI melalui anak

usaha, antara lain: penjualan retail (Marks & Spencer, Zara, Zara Home, Massimo

Dutti, Pull & Bear, Carter’s OshKosh B’gosh, Blanco, Camper, Linea, Payless

Shoesource, Stradivarius, Bershka, Spanx, Alpure H2O, Crabtree & Evelyn,

Brooks Brothers, Sephora, Penshoppe, Gildan, Camaieu dan Cotton On),

departemen store (Sogo, Lotus, Debenhams, Seibu, Alun-alun Indonesia, Galeries

Lafayette dan Foodhall), kafe dan restoran (Chatter Box, Starbucks, Pizza

Marzano, Burger King, Cold Stone Creamery, Krispy Kreme, Paul Bakery &

Resto dan Genki Sushi), toko buku (Kinokuniya Book Store) dan lain-lain (Sunter

Mall).Mitra Adiperkasa memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek

Indonesia, yaitu MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB)

Pada tanggal 29 Oktober 2004, MAPI memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MAPI (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per

saham dengan harga penawaran Rp625,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Nopember 2004.

4.2.8 PT Metro Realty Tbk.

Metro Realty Tbk (MTSM) didirikan 07 Februari 1980 dengan nama PT

Melawai Indah Plaza dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1982.

Kantor pusat MTSM berlokasi di Gedung Metro Pasar Baru, Lt. 10, Jl. H

Samanhudi, Jakarta 10710 – Indonesia.

MTSM beberapa kali melakukan perubahan nama, antara lain:

1. PT Melawai Indah Plaza, 07-Feb-1980

2. Metro Supermarket Realty Tbk, 27-Nop-1992

3. Metro Realty Tbk, 24-Jul-2009

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MTSM

adalah bergerak di bidang usaha properti dan pengelolaan gedung. Gedung yang

dikelola oleh MTSM, antara lain: Gedung Metro Pasar Baru (di Jl. H. Samanhudi,

Pasar Baru, Jakarta Pusat), Gedung Melawai Plaza (di Jl. Melawai Raya No. 166,

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan) dan Metro Sunter Plaza (di Jl. Danau Sunter,

Jakarta Utara). Selain menggelola gedung, MTSM bersama anak usaha juga

mengembangkan komplek perumahan dan apartemen di Jl. Danau Sunter Utara,

Jakarta dengan nama Komplek Metro Sunter.

Pada tanggal 30 Nopember 1991, MTSM memperoleh pernyataan efektif

dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MTSM

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.500.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp5.000,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 08 Januari 1992.

4.2.9 PT Metro Realty Tbk.

Trikomsel Oke Tbk (TRIO) didirikan di Indonesia tanggal 21 Agustus

1996 dan memulai operasi komersialnya pada tanggal 21 Agustus 1996. Kantor

pusat TRIO berkedudukan di Jl. Kebon Sirih Raya Kav.63, Jakarta Pusat 10340 –

Indonesia.

Sugiono Wiyono Sugialam (Presiden Direktur) merupakan pemegang

saham mayoritas Polaris Ltd. dengan total kepemilikan 64,30% baik langsung

maupun tidak langsung melalui PT SL Trio dan Tres Maria Capital Ltd.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama

TRIO meliputi usaha perdagangan dan distribusi perangkat telekomunikasi, yang

mencakup telepon selular, aksesoris, suku cadang, kartu telepon pra bayar dan

pasca bayar, gadget, serta jasa yang terkait dengan telekomunikasi dan

multimedia. TRIO merupakan distributor resmi dan pengecer produk komunikasi

seluler di Indonesia untuk berbagai merek telepon seluler termasuk Samsung,

Lenovo, Apple, Nokia, Blackberry, Sony, Huawei, Xiaomi, HTC, LG dan lainnya.

TRIO memasarkan produk-produk perangkat telekomunikasi seluler

kepada konsumen ritel melalui anak usaha yakni PT Okeshop (jarigan gerai ritel

OkeShop) dan Global Teleshop Tbk (GLOB) (jaringan toko Global Teleshop).

Trikomsel memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek

Indonesia, yaitu Global Teleshop Tbk (GLOB) Pada tanggal 31 Maret 2009,

TRIO mendapatkan Pernyataan Efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan

Penawaran Umum Perdana Saham TRIO (IPO) kepada masyarakat sebanyak

450.000.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp100,- per saham melalui

Bursa Efek Indonesia dengan harga penawaran sebesar Rp225,- per saham.