Upload
dinhdien
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAH.ASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Deskr.ipsi Umum
a. Gambaran Umum Rumah Sakit
Tabel 4.1. Gambaran Umum RSUD Dr. Moewardi
Kelas Rumah Sakit Tipe A Status Kepemilikan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Alamat o Jl. Kolonel Sutarto 132, Surakarta,
Kodepos 57126 o Telp: (0271) 634634, Fax: (0271) 637412 o Email: [email protected]
Jumlah Tempat Tidur (TT) 742 TT Luas Lahan 41.924 m2 Luas Bangunan 63.197 b. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Rumah Sakit
Sebelum menjadi Rumah Sakit Um.um Daerah Dr. Moewardi
seperti sekarang ini, terdapat tiga tahapan pembentukan dalam
prosesnya yaitu:
1. Jaman penjajahan Belanda sampai tahun 1942. Pada waktu itu di
kota Surakarta terdapat tiga buah rumah sakit parti.kelir atau swasta
dengan nama:
a. Zieken Zorg yang berkedudukan di Mangkunegaran dengan nama
Partikelir Insland Schezie.kenhuis der Verreniging Zieken Zorg
dengan besluit tertanggal 1 Oktober 1942.
b. Zending Ziekenbuis yang berke.dudukan di Jebres.
c. Panti Rogo, adalah rumah sakit milik pemer.intah kasunanan atau
keraton Surakarta. Pada waktu permulaan berdirinya rumah sakit
tersebut hanya digunakan untuk perawatan bagi kerabat serta abdi
46
46
dalem keraton Surakarta. Hal ini ti.dak dapat bertahan lama karena
adanya wabah penyakit dan perubahan situasi yang terjadi dan
akhirnya dipergunakan juga untuk pelayanan serta perawatan bagi
masyarakat umum.
2. Jaman pendudukan Jepang antara tah.un 1942-1945
Ketika jepang menyerbu dan menduduki kepulauan nusantara
diawal tahun 1942 terja.dilah kehidupan dibidang kesehatan pada
khususnya. Oleh karena tenaga medis dan para medis serta
perawatan dirumah sakit pada waktu itu, pada umumnya terdiri dari
bang.sa Belanda maka sebagian bangsa Indonesia menggantinya,
tetapi jabatan rumah sakit dipegang oleh dokter Jepang. Pada waktu
itu rumah sakit Zieken Zorg juga dipakai sebagai rumah sakit
Internering Ka.mp tetapi pindah ke Jebres menempati Zending
Ziekenhius yang pada saat ini bernama Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Moewardi yang disingkat dengan nama RSUD Dr. Moewardi.
Sedangkan Zending Ziekenhius harus pindah kebelakang dimana
didirikan Rehabili.tas Centrum (RC) Prof. Dr. Soeharso.
3. Jaman Kemerdekaan
a. Pada tahun 1945-1949 Rumah Sakit atau Ziekin Z.org digunakan
sebagai rumah sakit “Tentara” sampai dengan tanggal 19
Desember 1948. pada waktu itu Kota Solo di.duduki oleh tentara
Belanda (terkenal dengan Clash ke II).
b. Dengan surat keputusan Komandan Ke.sehatan Tentara Jawa
tanggal 26 November 1948 No. 46/Sie/mbk/43 membubarkan dan
meniadakan Rumah Sakit Tentara Surakarta mulai tanggal 19
47
47
Desember 1948 dan mendemobilisir semua tenaga dari rumah
sakit tersebut serta memerintahkan kepala rumah sakit.
c. Pada masa peralihan tersebut tidak dapat bertahan lama, Palang
Merah Indonesia Daerah menyer.ahkan kembali Rumah Sakit
tersebut pada perhimpunan Bale Kusala pada tanggal 1 pebruari
1949, ini merupakan lanjutan dari partikelir Inlandshe Zeikenhuis
der Verreniging Zieken Zorg dengan direkturnya Dr. R.
Soemarno.
Disamping Rumah sakit Bale Kusala di Suraka.rta masih terdapat
dua rumah sakit partikelir yaitu:
1) Rumah sakit Surakarta eks. Zending Ziekenhuis
2) Rumah sakit Kad.ipolo adalah eks. RS Pantigoro Kedua rumah
sakit ini diexploitir oleh pemerintah republik Indonesia,
mengingat kedua rumah sakit tersebut tidak mampu lagi
pembiayaannya karena pendudukan tentara jepang. Pada saat
itu tim.bul suatu rencana untuk mendirikan suatu rumah sakit
pusat di surakarta dan dipilih nama yang layak dan memenuhi
syarat, pilihan itu jatuh pada rumah sakit Bul.e Kusala.
d. Pengambilan rumah sakit Bale Kusala oleh pemerintah Republik
Indonesia sesuai dengan surat keputusan mentri kesehatan RI
tanggal 2 Maret 1950 Nomor 383/Sekr./D/7, terhitung mulai
tanggal 1 Januari 1950 Rumah Sakit Bale Kusala diambil alih dan
dikelola oleh 30 pemerintah RI dan men.etapkan Rumah Sakit
Bale Kusala diganti dengan nama Rumah Sakit “Pusat” Surakarta
sebagai direkturnya ditunjuk Dr. M. Toha.
48
48
e. Penggantian nama mengingat masih sering terjadi.nya perbedaan
pendapat dikalangan masyarakat mengenai nama Rumah Sakit
Pusat dan Rumah Sakit Surakarta, maka Inspektur Kepala
Jawatan Kesehatan Propinsi Jawa Tengah Tanggal 15 September
1953 No. K.23429/KK tentang penggantian nama Rumah Sakit di
Surakarta antara lain:
1) Rumah Sakit “Pusat” menjadi RSU “Mangkubumen”.
2) Rumah Sakit “Surakarta” me.njadi RSU “Jebres”. Penggantian
nama tersebut dikukuhkan dengan surat keputusan Menteri
Kesehatan RI tanggal 6 Juli 1954 No. 44751/R/S.
f. Dengan tidak mengurangi hak, tugas serta status dan kewajiban-
kewajiban sebagai pelayan kesehatan kepada masy.arakat dan
terjadi perubahan otonomi daerah yang menyatakan ketiga rumah
sakit yang berada di kota Surakarta di serahkan kepada
pemerintah daerah Swantantra tingkat 1 Jawa Tengah Semarang.
Masing-masing rumah sakit berdiri sendiri, serta bertanggung
jawab kepada pemerintah daerah Swantantra Tingkat I Jawa
Tengah. Selain menyelenggarakan pelayanan kesehatan,
ketig.anya juga menyelenggarakan pendidikan bagi tenaga
paramedik, keadaan yang demikian dianggap kurang efisisen.
Guna mencapai keseragaman serta efisiensi kerja dalam bidang
medis-teknis, tata usaha, pendidikan dan penghematan keuangan
Negara, maka perlu diadakan reorganisasi dengan tujua.n
mempersatukan ketiga rumah sakit tersebut ke dalam satu unit
dibawah satu orang pimpinan beserta tenaga staffnya.
49
49
g. Surat keputusan dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Jawa
Tengah di Semarang No. H. 149/2/3 den.gan dasar surat dari
Kepala Dinas Kesehatan Rakyat Daerah Swantantra Tingkat 1
Jawa Tengah tanggal 19 Februari 1960, No. K/693/UNH,
menetapkan: mempersatukan 31 rumah sakit Mangkubumen,
Kadipolo, dan Jebres. Ketiga-tiganya berada di kota Surakarta
dalam sa.tu organisasi dibawah satu orang pimpinan beserta
stafnya dengan nama rumah sakit umum surakarta. Sedangkan
masing-masing komplek Mangkubumen, Kadipolo, dan Jebres
menjadi bagian-bagian dari organ.isasi termasuk menyerahkan
pelaksanaan penyelesaian keputusan itu kepada kepala dinas
kesehatan daerah swantantra tingkat 1 Jawa Tengah, dengan
ketentuan: bahwa pelaksanaan itu harus sudah dapat selesai
selambat-lambatnya bulan Juli 1960 dengan pimpinan Dr. Mas
Ariyotedjo sebagai direktur yang pertama. Dengan selesainya
penyatuan itu, ber.angsur-angsur pula pembagian unit-unit
dilaksanakan dengan teratur penyatuan ketiga rumah sakit itu
dapat berjalan dengan lancar, akan tetapi guna mencukupi
kebutuhan akan tenaga medis dan tenaga non medis terpaksa
diadakan mutasi, dises.uaikan dengan tugas mereka masing-
masing.
h. Rumah Sakit Umum “Surakarta” mulai 1 Juli 1960 terdiri atas 3
rumah sakit yaitu rumah sakit Mangku.bumen, rumah sakit
Kadipolo, dan rumah sakit Jebres. Ketiga rumah sakit itu
50
50
diadakan spesialisasi ataupun unit-unit pelaksana fungsional,
diantaranya:
1) Rumah Sakit Kadipolo disebut juga Rumah Sakit Ko .mplek A,
Khususnya untuk pelayanan penyakit dalam.
2) Rumah Sakit Mangkubumen disebut juga Rumah Sakit
Komplek B, untuk pelaya.nan Radiologi, kulit dan kelamin,
gigi, mata, THT, bedah, saraf dan lain-lain.
3) Rumah Sakit Jebres disebut juga Rumah Sakit Komplek C,
Khusus untuk pelayanan kebidanan dan penyakit
kandun.gan, anak, dan keluarga berencana.
Mengingat Rumah Sakit Kadipolo pada saat itu sudah dinilai
tidak efisien, maka pada bulan September 1976 atas persetujuan
dari Inspektur Kesehatan Rakyat Prov.insi Dati 1 Jawa Tengah
Semarang. Maka rumah Sakit Kadipolo dipindahkan ke Rumah
Sakit Mangkubumen. Dan pada akhirnya, Gubernur Kepala
Daerah Tingkat 1 Jawa Tengah melalui surat keputusannya No.
445/29684 ta.nggal 24 Oktober 1988 menetapkan nama Rumah
Sakit Umum Dr. Moewardi. Kini RSUD Dr. Moewardi Surakarta
atau lebih dikenal dengan RSDM merupakan Rumah Sakit milik
pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
c. Visi dan Misi Rumah Sakit
Visi : "Rumah Sakit Terkemuka Berke.las Dunia"
Misi : - Menyediakan pelayanan kesehatan berbasis pada
keung.gulan sumber daya manusia, kecanggihan dan
51
51
kecukupan alat serta profesionalisme manajemen
pelayanan.
- Menyediakan wahana pendidikan dan penelitian
keseh.atan yang unggul berbasis pada berbasis pada
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan yang bersinergi dengan mutu pelayanan.
d. Motto Rumah Sakit
"Kami senang melayani anda dengan Cepat, Tepat, Nya.man dan
Mudah"
e. Lokasi Rumah Sakit
Lokasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta terletak
di Jalan Kolonel Sutarto 132, Jeb.res, Kota Surakarta, Jawa Tengah,
Kodepos 57126, dengan Luas Lahan: 14.106 m2.
Gambar 4.1 Peta Lokasi RSUD Dr. Moewardi Surakarta
f. Pelayanan
Kapasitas Tempat Tid.ur (TT): 742 TT
Jenis Pelayanan:
52
52
1. Rawat Jalan
a. Klinik Penyakit Dalam
b. Klinik Kandungan & Kebidanan
c. Klinik Anak
d. Klinik Mata
e. Klinik Bedah
f. Klinik THT
g. Klinik Kulit & Kelamin
h. Klinik Gigi & Mulut
i. Klinik VCT
j. Klinik Neurologi
k. Klinik Jantung
l. Klinik Anaesthesi
m. Klinik Nyeri
n. Klinik Penyakit Jiwa
o. Klinik Paru
p. Klinik Akupuntur
q. Klinik Neurobehaviour
r. Klinik Metadon
s. Klinik PMDT/TB.MDR
t. Klinik Reh.abilitasi Medik
u. Klinik Gizi
v. Klinik Psikologi
2. Rawat Inap
a. Instalasi Paviliun Cendana
53
53
- Lantai I, melayani pasien VIP B, VIP A dan One Day Care
(ODC)
- Lantai II, melayani pasien VIP B, VIP A dan VV.IP
- Lantai III, melayani pasien VIP B & VIP A dan VVIP
Berdasarkan Kelas Perawatan:
- Ru.ang VIP B : 124 kamar
- Ruang VIP B : 34 kamar
- Ruang VVIP : 4 kamar
b. Instalasi Aster
Berdasarkan Kelas Perawatan:
- Bangsal peraw.atan pasien bedah jantung, treadmill,
ekokardiograf, one day care, ICVCU dengan kapasitas: 12 TT
- Ruang VIP A : 10 TT
- Ruang VIP B : 2 TT
c. Instalasi Mawar
- Ruang perawatan kelas II : 22 TT
- Ruang kelas III : 186 TT
d. Instalasi Melati
- Bangsal perawatan k.elas III : 77 TT
- Kelas II : 12 TT
- Kelas I : 45 TT
e. Instalasi Anggrek
- Bangsal perawatan kelas III : 68 TT
- Kelas II : 24 TT
- Ruang VIP B : 36 TT
54
54
- Ruang VIP A : 1 TT
f. Instalasi Perawatan Intensif
- Ruang ICU : 14 TT
- Ruang HCU Bedah : 12 TT
- Ruang PICU : 6 TT
g. Instalasi Ginjal Hip.ertensi
3. Penunjang Pelayanan
a. Instalasi Radiologi
b. Instalasi Radiotherapi
c. Instalasi Rekam Medis
d. Instalasi Rehabilitasi M.edis
e. Instalasi Gizi
f. Instalasi CSSD Laundry
g. Instalasi Sanitasi
h. Instalasi Patologi Klinik
i. Instalasi Farmasi
j. Instalasi Pengelolaan Aset Tetap
k. Instalasi Pemeliharaan Fasilitas Medis & Non Medis
l. Instalasi Pengelolaan Data Elektronik
m. Instalasi Kedokteran Forensik & Mediko legal
g. Sumber Daya Manusia
Berikut tabel mengenai Sumber Daya Manusia ya.ng ada di RSUD. Dr.
Moewardi Surakarta:
55
55
Tabel 4.2. Sumber Daya Manusia RSUD Dr. Moewardi
Jenis Tenaga Jenis Tenaga Jumlah Medis Dokter Umum 23 Dokter Spes. Bedah 15 Dokter Spes. Penyakit Dalam 24 Dokter Spes. Kesehatan Anak 19 Dokter Spes. Obsgin 20 Dokter Spes. Radiologi 11 Dokter Spes. Anesthesi 12 Dokter Spes. Patologi Klinik 6 Dokter Spes. Jiwa 7 Dokter Spes. Mata 5 Dokter Spes. THT 7 Dokter Spes. Kulit & Kelamin 9 Dokter Spes. Kardiologi 3 Dokter Spes. Paru 8 Dokter Spes. Saraf 8 Dokter Spes. Bedah Saraf 3 Dokter Spes. Bed.ah Orthopedi 3 Dokter Spes. Urologi 4 Dokter Spes. Patologi Anatomi 4 Dokter Spes. Patologi Forensik 3 Dokter Spes. Rehab Medik 4 Dokter Spes. Mikrobiologi Klinik 3 Dokter Spes. Parasitologi Klinik 1 Dokter Spes. Gigi 4 Dokter Spes. Gigi Spesialis 6 Dr/Dr.Gigi S2/S3 Kes. Masyarakat 4 Paramedis Keperawatan 339 Kebidanan 4 Akper Perawatan 474 Akbid Kebida.nan 87 Perawat Kesehatan (SPK/SPR) 13 Bidan 5 Apoteker 31 Sarjana Farmasi 1 Analis Farmasi 48 Asisten Apoteker 32 Tenaga Kesehatan Masyarakat 23 Tenaga Gizi 19 Fisioterapis 30 Tenaga Ketrampilan Medis 137 Tenaga Non Kesehatan Manajemen dan Administrasi 606
TOTAL 2065 Sumber: www.rsmoewardi.com
56
56
h. Struktur Organisasi
Gambar 4.2 Struktur Organisasi RSUD Dr. Moewardi
Sumber: Berdasarkan Per.da Prov. Jateng No: 8 Tahun 2008.
i. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Dr. Moewardi
Sebelum tahu.n 2009, Sistem Informasi Manajemen RSUD Dr. Moewardi
dilakukan secara manual. Laporan rutin dibuat oleh masing-masing bidang
kerja dan dilaporkan secara internal untuk keperluan manajemen dan
eksternal kepada instansi-instansi yang membutuhkan, sep.erti Dinas
Kesehatan.
Dengan adanya perkembangan yang terjadi di RSUD Dr. Moewardi,
pada tahun 2009 pihak manajemen mema .kai vendor IT dari UNS dan
kemudian juga pernah menggunakan IT buatan sendiri tetapi hanya sebatas
billing saja sehingga belum mencangkup hingga ke farmasi. Selanj.utnya
dari tahun 2012 kebijakan Rumah Sakit memutuskan untuk menggunakan
vendor IT yang sudah lengkap dan menca.ngkup seluruh layanan yang
tersedia di RSUD Dr. Moewardi.
57
57
Perangkat pendukung sistem infor.masi terdiri dari perangkat keras
(hardware), perangkat lunak (software) dan pengguna komputer
(brainware). Yang terdiri dari:
1. Perangkat Keras (hardware)
Tabel 4.3. Jenis Hardw.are dan Spesifikasinya No Nama Hardware Spesifikasi Jumlah 1 SIM SERVER (RSSERVER01) Operating system: Windows Server
2008 R2 Enterprise64-bit (6.1Build7601) Service Pack1 (7601.winsp1_gdr.140303-2144). System Manufacturer: HP System Model: ProLiant DL380pGen8. Processor: Intel(R) Xeon(R) CPU ES-2650 0 @2.00GHz(32CPUs),-2.0GHz. Memory: 196.608MB RAM.
1 buah
2 INACBG SERVER (SERVE.RINACBG)
Operating System: Windows Server 2008 R2 Enterprise64-bit (6.1 Build 7601)Service Pack1(7601.winsp1_gdr.120503-2030). System Manufacturer: HP System Model: ProLiant DL380 G7 Processor: Intel(R) Xeon(R) CPU [email protected](24CPUs),-2.7GHz. Memory: 45.056MB RAM.
1 buah
3 WEB SERVER (RSSERVER01WEB)
Operating System: Win.dows Server 2008 R2 Enterprise64-bit (6.1 Build 7601)Service Pack1(7601.winsp1_gdr.120503-2030). System Manufacturer: HP System Model: ProLiant DL380 G7 Processor: Intel(R) Xeon(R) CPU [email protected](24CPUs),-2.7GHz. Memory: 32.768MB RAM.
1 buah
4 SIM SERVER 2 (RSSERVER02)
Ope.rating System: Windows Server 2012 R2 Standard 64-bit(6.3, Build 9600)(9600, winblue_r4.141028-1500) System Manufacturer: HP System Model: ProLiant DL380 Gen9. Processor: Intel(R) Xeon(R) CPU E-52650v3 @2.30GHz(40 CPUs)-2.3GHz. Memory: 393.216 RAM
1 buah
5 LIS (LIS-SERVER) Operating System: Windows XP Profesional (5.1, Build 2600) Service Pack 2 (2600.xpsp_sp2_rtm.040803-2158). System Manufacturer: Gigabyte Technology Co.,Ltd. System Model: DH16WW Proce.ssor: Intel(R) Core(TM) i3-3210 CPU @3.20GHz(4CPUs) Memory: 4096MB RAM
1 buah
58
58
6 ROBOT (ADMIN-PC) Operating System: ADMIN-PC System Manufacturer: Gigabyte Technology Co.,Ltd. System Model: DH16WW Processor: Intel(R) Core(TM) i3-3210 CPU @3.40GHz(4CPUs) Memory: 4096MB RAM
1 buah
7 KUPDATE (KUPDATE) Operating System: Windows XP Profesional (5.1, Build 2600) Service Pack 2 (2600.xpsp_sp2_rtm.040803-2158). System Manu.facturer: Gigabyte Technology Co.,Ltd. System Model: DH16WW Processor: Intel(R) Core(TM) i3-3210 CPU @3.30GHz(4CPUs) Memory: 4096MB RAM
1 buah
8 HP SWITCH MANAGED 1820-48G(J9981A)
Ports: 48 x Gigabit Ethernet Port, 4 SFP Gigabit Port Memory and processor: ARM Cortex-A9 @ 400 MHz, 128 MB SDRAM, Packet buffer size : 1.5 MB, 16 MB flash Latency: 100 Mb Latency : < 7, micro seco.nd, 1000 Mb Latency : < 2 micro second Throughput : Up to 77.3 Mpps Routing/switching capacity : 104 Gbps maximum, depending on configuration Switching capacity : 104 Gbps Management features : Web browser
8 buah
9 HP SWITCH UNMANAGED V-1410-16(J9662A)
Port: 16 Fast Ethernet 10/100Mbps Ports Switching features: Latency: 100 Mb Latency: < 10.6 µs (LIFO 64-byte packets), Throughput : up to 2.3 million pps (64-byte packets), Switching capacity : 3.2 Gbps Power Sup.ply: Power consumption: 3.6 W (maximum), Input voltage : 100-240 VAC, Input operating current : 0.3 A, Input frequency : 50/60 Hz
10 buah
10 HP SWITCH MANAGED 1820-24G(J913A)
Port: 12 x 10/100/1000 (PoE+), 12 x 10/100/1000, 2 x Fast Ethernet/Gi.gabit SFP
15 buah
11 ROUTER MIKROBITS DINARA
Port: 8 x Gigabit 10/100/1000 Mbps Port, 8 x SFP Port Media Interfaces: Ethernet RJ-45 Power Supply: 100-240VAC, 50-60 Hz, 270W ATX PSU, IEC C13 Power Cord Others: Intel® Quad Xeon® Process.or Haswell, 1 x 2GB DDR3, 2x SATA, 1x CF Slots with True IDE IBM MicroDrive Support, 1 GB Industrial Grade Compact Flash for RouterOS, 256GB SATA 2.5" SSD,
2 buah
59
59
1x back lit 2character x16 character LCD Display, Power and HDD LED, Mini PC - Speaker, 2x Redundant Chassis Fans MikroTik Router OS v6.
12 ROUTER MIKROBITS AINOS Processor: Intel Multi Core 2nd Generation i3, 1U rackmount. Port: 8 buah port gigabit yang terkoneksi langsung ke mainboard, memberikan kecepatan ting.gi pada tiap portnya. MikroTik RouterOS level 6
2 buah
13 GPON ZTE 4 PORT 2U high, horizontal plug card, front access, 19-inch rack with 4 slot System Ca.pacity: 2 service card slots (GPON/EPON/P2P/10G EPON/XG-PON1) Up to2048 GPON subcribers access, Up to 2x10GE uplink Physical transmission distance: 20km Management interface: CLI (Telnet or RS232), SSH, SNMP VI/2/3, SNMP proxy
1 buah
2. Perangkat Lunak (Software)
Dengan spesifikasi antara lain Windows 7, Windows 8, Windows 10,
Mozilla Firefox dan Google Chrome; Report: power builder Rum.ah
Sakit; Modul untuk rawat jalan dan IGD, rawat inap, laboratorium,
farmasi, layanan Penunjang, keuangan, logistik
3. Pengguna Komputer (Bra.inware)
Tabel 4.4. Daftar Brainware RSUD Dr. Moewardi
No. Uraian Jumlah 1. Programmer 5 2. Bagian Jaringan 1 3. Bagian Hardware 2 4. Admin 1 5. Inventory 1 6. Troubleshout & Complain Handling 1 7. User 1000
2. Gambaran Umum Responden
Hasil penelitian ini adalah hasil kuesioner yang disebarkan kepada 75
petugas di bagian rawat jalan RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Data
60
60
tersebut merupakan data pokok dimana analisisnya ditunjang oleh data-
data sekunder dan dari hasil wawancara dan observasi di lapangan dan
beberapa sumber pustaka untuk memperkuat dan memperdalam hasil
analisis. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri dari dua macam,
yaitu karakteristik responden dan data penelitian.
Karakteristik responden adalah seluruh identitas responden yang
dipandang relevan dengan permasalahan yang diidentifikasi. Sedangkan
data penelitian adalah sejumlah skor yang diperoleh dari jawaban
responden atas pertanyaan atau pernyataan mengenai variabel penelitian,
yaitu variabel Tampilan Antar Muka (X1), variabel Fungsi Sistem
Informasi(X2), variabel Kinerja Sistem Informasi (X3), Kualitas Sistem
Informasi (X4), serta variabel Y (dependent variable) yaitu Kepuasan
Pengguna. Variabel tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis
kuantitatif, dengan menggunakan uji statistik Regresi Linier yang
menggunakan analisis regresi linier berganda. Data-data responden yang
diperoleh melalui kuesioner dianalisis secara deskriptif. Data lain yang
diperoleh dari studi pustaka akan digunakan sebagai data sekunder untuk
melengkapi dan mendukung data primer.
Untuk memberikan gambaran responden yang menjadi sumber data
penelitian ini, berikut akan diberikan deskriptif hasil data responden.
Uraian profil responden ini digambarkan berdasarkan data yang telah
terkumpul tentang rentang usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan
terakhir, dan lama bekerja.
61
61
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia para karyawan RSUD. Dr.
Moewardi dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan gambar 4.3.
Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase (%) 21-25 tahun 2 2,6 26-30 tahun 17 22,6 31-35 tahun 23 30,7 36-40 tahun 14 18,7 41-45 tahun 9 11,9 46-50 tahun 5 6,6 >51 tahun 5 6,9
Total 75 100 Sumber : Data Primer 2018
Gambar 4.3 Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa responden dengan usia
31-35 tahun adalah 31% atau sebanyak 23 karyawan. Pada posisi kedua
responden dengan usia 26-30 tahun terdapat 23% atau sebanyak 17
karyawan. Pada posisi ketiga responden dengan usia 36-40 tahun yaitu
sebesar 19% atau sebanyak 14 karyawan. Pada posisi keempat responden
dengan usia 41-45 tahun yaitu sebesar 19% atau sebanyak 9 karyawan.
Pada posisi kelima responden dengan usia > 41 tahunadalah sebesar 12%
atau sebanyak 10 karyawan. Responden dengan usia 21-25 tahun adalah
sebesar 3% atau sebanyak 2 karyawan dari total responden 75 karyawan.
USIA
62
62
Sebagian karyawan RSUD. Dr. Moewardi adalah usia 31-35 tahun.
Pada usia ini karyawan dianggap produktif dalam bekerja sehingga hasil
kerja diharapkan memuaskan.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin para karyawan
RSUD. Dr. Moewardi dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan gambar 4.4.
Tabel 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-laki 32 42.7 Perempuan 43 57.3
Total 75 100 Sumber : Data Primer 2018
Gambar 4.4
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan Gambar 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 57% atau sebanyak
43 karyawan dari total responden 75 karyawan, sisanya responden laki-laki
sebesar 43% atau sebanyak 32 karyawan.
Jenis kelamin sebagian besar responden adalah perempuan, hal ini
disebabkan karena jumlah proporsi jumlah karyawan perempuan di RSUD.
Dr. Moewardi Solo lebih banyak dari pada laki-laki.
JENIS KELAMIN
63
63
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Bagian Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan bagian pekerjaan para karyawan
RSUD. Dr. Moewardi dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan gambar 4.5.
Tabel 4.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Bagian Pekerjaan Bagian Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
Adm Farmasi 10 13.3 IT/IPDE 12 16.0 Kasir 5 6.7 Pendaftaran/Rekam Medis 8 10.7 Poli Anak 4 5.3 Poli Bedah 10 13.3 Poli Obsgyn 7 9.3 Poli Penyakit Dalam 4 5.3 Poli Rehab Medik 5 6.7 Staf Adm. Laboratorium P 6 8.0 Staf Radiologi 4 5.3
Total 75 100 Sumber : Data Primer 2018
Gambar 4.5 Responden Berdasarkan Bagian Pekerjaan
Berdasarkan Gambar 4.5 dapat diketahui bahwa jumlah responden pada
bagian administrasi farmasi yaitu sebesar 13% atau sebanyak 10 karyawan.
Untuk jumlah responden pada bagian IT yaitu sebesar 16% atau sebanyak
12 karyawan. Untuk jumlah responden pada bagian kasir yaitu sebesar 7%
atau sebanyak 5 karyawan. Untuk jumlah responden pada bagian
pendaftaran yaitu sebesar 11% atau sebanyak 8 karyawan. Untuk jumlah
BAGIAN PEKERJAAN
64
64
responden pada bagian poli anak yaitu sebesar 5% atau sebanyak 4
karyawan. Untuk jumlah responden pada poli bedah yaitu sebesar 13%
atau sebanyak 10 karyawan. Untuk jumlah responden pada bagian poli
obsgyn yaitu sebesar 9% atau sebanyak 7 karyawan. Untuk jumlah
responden pada bagian penyakit dalam yaitu sebesar 5% atau sebanyak 4
karyawan. Untuk jumlah responden pada bagian rehab medik yaitu sebesar
7% atau sebanyak 5 karyawan. Untuk jumlah responden pada bagian
administrasi laboratorium yaitu sebesar 8% atau sebanyak 6 karyawan.
Serta untuk jumlah responden pada bagian radiologi yaitu sebesar 5% atau
sebanyak 4 karyawan dari total responden 75 karyawan.
Hal ini disebabkan karena penulis ingin mengetahui secara menyeluruh
mengenai kepuasan pengguna sistem informasi yang ada di rawat jalan
RSUD. Dr. Moewardi.
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Terakhir para
karyawan RSUD. Dr. Moewardi dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan gambar
4.6.
Tabel 4.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
D3 23 31
D4 1 1
Dr 9 12
S1 22 29
S2 1 1
SMA 14 19
SMK 4 5
SMP 1 1
Total 75 100 Sumber : Data Primer 2018
65
65
Gambar 4.6 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Berdasarkan data table 4.8 diketahui bahwa sebanyak 31%
responden didominasi oleh karyawan dengan latar belakang pendidikan
D3, sementara itu sebanyak 29% diisi oleh karyawan dengan latar
belakang Strata 1 (S1), hal tersebut menunjukan bahwa RSUD. Dr.
Moewardi Surakarta masih didominasi oleh karyawan lama dengan
latar belakang D3. Selanjutnya untuk latar pendidikan SMA ada sekitar
19%, dibandingkan pendidikan SMK yang hanya 5% dan SMP hanya
sekitar 1%.
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Karakteristik responden berdasarkan Lama Bekerja para karyawan
RSUD. Dr. Moewardi dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan gambar 4.7.
Tabel 4.9. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja Jumlah Persentase (%) < 5 tahun 15 20.0 5-10 tahun 37 49.3 10-20 tahun 10 13.3 20-30 tahun 11 14.7 >30 tahun 2 2.7
PENDIDIKAN
66
66
Total 75 100 Sumber : Data Primer 2018
Gambar 4.7 Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Berdasarkan Gambar 4.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden memiliki masa kerja 5-10 tahun yaitu sebesar 49,3% atau sebanyak
37 karyawan dari total responden 75 karyawan, responden yang memiliki
masa kerja < 5 tahun ada 20% atau 15 karyawan, responden yang memiliki
masa kerja 10-20 tahun ada 13,3% atau 10 karyawan, dan sisanya responden
yang memiliki masa kerja > 30 tahun yaitu sebesar 2,7% atau sebanyak 2
karyawan.
RSUD Dr. Moewardi berdiri pada 24 Oktober 1988. Sehingga masa kerja
karyawannya bisa dikatakan cukup lama. Sebagian besar karyawan memiliki
masa kerja 5-10 tahun, hal ini membuktikan bahwa tingkat loyalitas karyawan
yang tinggi.
B. Deskripsi Data
Berikut akan peneliti jabarkan deskripsi data terhadap 4 variabel bebas
(independent variable) yaitu variabel Tampilan Antar Muka (X1), variabel
LAMA BEKERJA
67
67
Fungsi Sistem Informasi (X2), variabel Kinerja Sistem Informasi (X3) dan
variabel Kualitas Sistem Informasi (X4).
1. Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Tampilan Layar
Variabel tampilan antar muka dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan 7 pertanyaan. Skor dari 7 pertanyaan tersebut dirangkum
dalam Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Tabulasi Jawaban Responden Terhadap Tampilan Layar
No Daftar Peryataan Alternatif Jawaban
SS S R TS STS Jml 5 4 3 2 1
1
Tampilan layar yang anda gunakan memudahkan anda untuk memasukkan dan mencari data dalam sistem informasi
21 49 5 75
Persentase 28% 65,3% 6,7% 100%
2 Desain tampilan layar yang ada menarik 15 46 11 3 75
Persentase 20% 61,3% 14,7% 4% 100%
3 Desain tampilan layar yang ada mudah dipahami/dimengerti 20 53 2 75
Persentase 26,7% 70,7% 2,7% 100%
4 Mudah dalam penggunaan menu-menu yang ada pada sistem informasi 18 51 6 75
Persentase 24% 68% 8% 100%
5 Mudah dalam memasukan data dengan sistem yang ada 23 50 2 75
Persentase 30,7% 66,7% 2,7% 100%
6
Mudah dalam pengubahan data (misalnya: biaya dokter, perubahan pajak, dsb) untuk disesuaikan dengan kebutuhan saat ini
17 43 10 5 75
Persentase 22,7% 57,3% 13,3% 6,7% 100%
7 Mampu memasukkan data yang banyak pada sistem 19 39 12 5 75
Persentase 25,3% 52% 16% 6,7% 100% Sumber : Data Primer 2018
Data pada Tabel 4.10 dapat diuraikan sebagai berikut :
Hasil pengolahan data mengenai Tampilan Layar yang digunakan oleh
pengguna di bagian rawat jalan RSUD. DR. Moewardi, menunjukkan
bahwa sebagian besar menjawab setuju yaitu dengan nilai persentase
sebesar <52%. Berarti menurut responden bahwa tampilan layar yang
68
68
digunakan sekarang sudah cukup mudah dalam pengoperasiannya dan
sudah mendukung proses pelayanan rumah sakit di rawat jalan.
2. Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Fungsi Sistem Informasi
Variabel fungsi sistem informasi dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan 3 pertanyaan. Skor dari 3 pertanyaan tersebut dirangkum
dalam Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Tabulasi Jawaban Responden Terhadap Fungsi Sistem Informasi
No Daftar Peryataan Alternatif Jawaban
SS S R TS STS 5 4 3 2 1 Jumlah
1 Mudah dalam memperbaiki data informasi 17 52 5 1 75
Persentase 22,7% 69,3% 6,7% 1,3% 100% 2 Mampu menjamin kerahasian data 19 46 10 75
Persentase 25,3% 61,3% 13,3% 100%
3 Sistem informasi yang berjalan saat ini sudah cukup cepat 14 47 9 2 3 75
Persentase 18,75 62,7% 12% 2,7% 4% 100% Sumber : Data Primer 2018
Data pada Tabel 4.11 dapat diuraikan sebagai berikut :
Hasil pengolahan data mengenai fungsi sistem informasi yang
digunakan oleh pengguna di bagian rawat jalan RSUD. DR. Moewardi,
menunjukkan bahwa sebagian besar menjawab setuju yaitu dengan nilai
persentase sebesar <61%. Berarti menurut responden bahwa fungsi sistem
informasi yang digunakan sekarang sudah cukup baik dalam memperbaiki
data, menjamin kerahasiaan dan sudah cukup cepat dalam mendukung
proses pelayanan rumah sakit di bagian rawat jalan.
3. Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Sistem Informasi
Variabel fungsi sistem informasi dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan 3 pertanyaan. Skor dari 3 pertanyaan tersebut dirangkum
dalam Tabel 4.12.
69
69
Tabel 4.12. Tabulasi Jawaban Responden Terhadap Kinerja Sistem Informasi
Sumber : Data Primer 2018
Data pada Tabel 4.12 dapat diuraikan sebagai berikut :
Hasil pengolahan data mengenai kinerja sistem informasi yang
digunakan oleh pengguna di bagian rawat jalan RSUD. DR. Moewardi,
menunjukkan bahwa sebagian besar menjawab setuju yaitu dengan nilai
persentase sebesar <50%. Berarti menurut responden bahwa kinerja sistem
informasi yang digunakan sekarang sudah cukup baik dalam hal
kecepatan, kecukupan dan keberhasilan integrasi sistem informasi untuk
berkomunikasi, mengirim data dan pertukaran data antara sistem internal
rumah sakit dengan area fungsional lainnya.
4. Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Sistem Informasi
Variabel fungsi sistem informasi dalam penelitian ini diukur dengan
No Daftar Peryataan
Alternatif Jawaban
SS S R TS STS
5 4 3 2 1 Jumlah
1
Kecapatan integrasi sistem informasi untuk berkomunikasi, mengirim data dan pertukaran data antara sistem internal rumah sakit dengan area fungsional yang lain
18 38 15 4 75
Persentase 24% 50,7% 20% 5,3% 100%
2
Kecukupan integrasi sistem informasi untuk berkomunikasi, mengirim data dan pertukaran data antara sistem internal rumah sakit dengan area fungsional yang lain
18 47 10 75
Persentase 24% 62,7% 13,3% 100%
3
Keberhasilan integrasi sistem informasi untuk berkomunikasi, mengirim data dan pertukaran data antara sistem internal rumah sakit dengan area fungsional yang lain
15 47 13 75
Persentase 20% 62,7% 17,3% 100%
70
70
menggunakan 8 pertanyaan. Skor dari 8 pertanyaan tersebut
dirangkum dalam Tabel 4.13.
Tabel 4.13. Tabulasi Jawaban Responden Terhadap Kualitas Sistem Informasi
No Daftar Peryataan Alternatif Jawaban
SS S R TS STS 5 4 3 2 1 Jumlah
1 Ketepatan/Akurasi kualitas sistem informasi yang anda gunakan 16 40 19 75
Persentase 21,3% 53,3% 25,3% 100%
2 Kelengkapan kualitas sistem informasi yang anda gunakan 14 32 28 1 75
Persentase 18,7% 42,7% 37,3% 1,3% 100%
3 Kualitas sistem informasi yang anda gunakan mengikuti perkembangan yang ada
13 33 25 4 75
Persentase 17,3% 44% 33,3% 5,3% 100%
4 Kualitas sistem informasi yang anda gunakan mencukupi kebutuhan 13 42 20 75
Persentase 17,3% 56% 26,7% 100%
5 Kualitas sistem informasi yang anda gunakan mudah dipahami 16 40 19 75
Persentase 21,3% 53,3% 25,3% 100%
6 Kualitas sistem informasi yang anda gunakan rahasianya terjamin 14 38 22 1 75
Persentase 18,7% 50.7% 29,3% 1,3% 100%
7 Kualitas sistem informasi yang anda gunakan sudah standar 12 43 20 75
Persentase 16% 57,3% 26,7%
8 Kualitas sistem nformasi yang anda gunakan tepat waktu 11 36 27 1
Persentase 14,7% 48% 36% 1,3% 100% Sumber : Data Primer 2018
Data pada Tabel 4.13 dapat diuraikan sebagai berikut :
Hasil pengolahan data mengenai kualitas sistem informasi yang
digunakan oleh pengguna di bagian rawat jalan RSUD. DR. Moewardi,
menunjukkan bahwa sebagian besar menjawab setuju yaitu dengan nilai
persentase sebesar <42%. Berarti menurut responden bahwa kualitas
sistem informasi yang digunakan sekarang sudah baik dalam hal ketepatan,
kelengkapan, mengikuti perkembangan yang ada, mencukupi kebutuhan,
mudah dipahami, terjaminnya kerhasiaan, sesuai standar dan ketepatan
71
71
waktu dalam sistem informasi yang saat ini digunakan di bagian rawat
jalan.
5. Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Pengguna
untuk Manfaat yang dirasakan dan Hasil yang diperoleh dari Sistem
Informasi
Variabel kepuasan pengguna dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan 10 pertanyaan. Skor dari 10 pertanyaan tersebut dirangkum
dalam Tabel 4.14.
Tabel 4.14. Tabulasi Jawaban Responden Terhadap Kepuasan Pengguna
No Daftar Peryataan
Alternatif Jawaban SS S R TS STS
5 4 3 2 1 Jumlah
1 Meningkatkan kualitas pekerjaan yang anda lakukan 27 45 3 75
Persentase 36% 60% 4% 100% 2 Pekerjaan menjadi lebih efisien 20 50 5 75
Persentase 26,7% 66,7% 6.7% 100% 3 Memiliki kontrol yang lebih besar 18 43 13 1 75
Persentase 24% 57,3% 17,3% 1,3% 100%
4 Membantu dalam melakukan pekerjaan 15 59 1 75
Persentase 20% 78,7% 1,3% 100%
5 Meningkatkan keamanan penyimpanan data 18 39 18 75
Persentase 24% 52% 24% 100%
6 Memudahkan menyelesaikan pekerjaan 16 57 2 75
Persentase 21,3% 76% 2,7% 100%
7 Peningkatan kualitas perawatan pasien 22 41 12 75
Persentase 29,3% 54,7% 16% 8 Pengurangan biaya perawatan 19 39 15 2
Persentase 25,3% 52% 20% 2,7% 100% 9 Peningkatan efisiensi 23 46 6 75
Persentase 30,7% 61,3% 8% 100% 10 Pengurangan resiko 21 46 8 75
Persentase 28% 61,3% 10,7% 100% Sumber : Data Primer 2018
Data pada Tabel 4.14 dapat diuraikan sebagai berikut :
72
72
Hasil pengolahan data mengenai kepuasan pengguna di bagian rawat
jalan RSUD Dr. Moewardi, menunjukkan bahwa sebagian besar menjawab
setuju yaitu dengan nilai persentase sebesar <52%. Berarti menurut
responden bahwa kepuasan pengguna sekarang sudah baik, hal ini
ditunjukkan dari seluruh manfaat dan hasil yang dicapai pada sistem
informasi yang digunakan di bagian rawat jalan tersebut.
C. Analisis Data
1. Uji Validitas data
Uji validitas data dengan menggunakan analisis bivariate dengan
cara melihat nilai df = N-2, yaitu 75-2 = 73, kemudian dilihat di R tabel
yang nilainya : 0,2272. Item untuk masing-masing variabel dapat
dikatakan valid jika R hitung (pearson correlation) > R tabel.
Tabel 4.15. Hasil Uji Validitas
Hasil Uji Validitas Pearson Correlation T1 0,809 T2 0,808 T3 T4 T5 T6 T7
0,719 0,806 0,769 0,858 0,868
F1 0,710 F2 0,864 F3 0,862 K1 0,946 K2 0,938 K3 0,905 KU1 0,881 KU2 0,870 KU3 KU4 KU5 KU6 KU7 KU8
0,822 0,867 0,885
0,859 0,895
0,863
M1 0,784 M2 0,607 M3 0,670 M4 0,703 M5 0,671 M6 0,685
73
73
Sumber: Data Olahan Penulis 2018
Dari hasil pengujian instumen X diketahui semua instrumen dinyatakan
valid. Oleh karena itu, tidak dilakukan pengujian kembali. Semua jawaban
responden atas kuesioner yang terdiri dari 31 pertanyaan dan disebarkan
kepada 75 karyawan sebagai responden dalam penelitian ini. Selanjutnya
hanya data yang valid yang dapat digunakan untuk pengambilan data.
2. Uji Reliabilitas
Suatu instrument (kuesioner) dikatakan reli.abel, jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu (Ghozali,
2012). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah menggunakan
Cronbach Alpha. Hasil pengujian reliabilitas.
Tabel 4.16. Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Sumber: Data Olahan Penulis 2018
Berdasarkan tabel 4.16 diatas diketahui bahwa semua variabel memiliki
koefisiensi alfa diatas 0,6 sehingga dapat dikatakan bahwa semua konsep
pengukur masing masing variabel dari masing masing kuisioner adalah
reliabel.
3. Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini untuk diny.atakan bahwa data yang digunakan memang
benar-benar layak untuk dianalisis kedalam pengujian hipotesis. Data yang
M7 0,776 M8 0,679 M9 0,654 M10 0,561
VARIABEL CRONBACH’S ALPHA KETERANGAN
TAMPILAN LAYAR 0.904 RELIABEL FUNGSI SISTEM INFORMASI 0.729 RELIABEL KINERJA SISTEM INFORMASI 0.912 RELIABEL KUALITAS SISTEM INFORMASI KEPUASAN PENGGUNA
0.952 0.863
RELIABEL RELIABEL
74
74
digunakan wajib digunakan dikarenakan data yang digunakan bersifat
sekunder yang memiliki data sangat variasi sehingga untuk men.guji ini
dibutuhkan uji asumsi klasik agar data memiliki keseragaman, tidak
berhubungan baik dalam time series-nya dan antara variabel.
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Hasil
analisis penelitian ini ditunjukkan secara ringkas tabel berikut ini:
Tabel 4.17. Hasil Analisis Normalitas
Unstandardiz ed Residual
Asymp.Sig.
0.203
Sumber: Data Olahan Penulis 2018
Berdasarkan hasil analisis yang diringkas dalam bentuk Tabel 4.17
menunjukkan bahwa nilai yang dihasilkan dengan menggunakan
software SPSS pada model persamaan dapat dinyatakan bahwa data
yang digunakan berdistribusi normal dengan nilai pada Asymp.Sig lebih
besar dari 0.05.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada bulan Okto .ber sampai
dengan Desember 2017. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam
kepada staf pelayanan dilakukan dengan meto .de purposive sampling dengan
bantuan bagian diklat (pendidikan dan pelatihan) untuk mencari informan
yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Pada pen.elitian ini
75
75
dipilih informan yang berasal dari staf pendaftaran, staf poliklinik, kasir
pengelolaan pendapatan, staf laboratorium, staf radiologi dan farmasi. Untuk
informan dari pihak pengambil keputusan dipilih manajer IT. Sebenarnya
direktur rumah sakit juga memiliki kompetensi untuk menjadi informan.
Namun, karena tidak bersedianya direkt .ur rumah sakit untuk menjadi
informan, direktur rumah sakit masuk menjadi kriteria eksklusi dalam
penelitian ini.
Observasi penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan mengamati
fenomena yang terjadi pada implementasi SIMRS pada pelayanan bagian
rawat jalan dan pelaksanaan kerja depa.rtemen IT di RSUD Dr. Moewardi.
Data dokumen yang terkait mengenai SIMRS peneliti dapatkan terutama dari
manajer IT sebagai aktor yang pa.ling terlibat aktif dalam pelaksanaan
implementasi SIMRS.
2. Batasan Penelitian
Penelitian ini hanya mengukur kualitas dan kepuasan pengguna dari sistem
informasi menajemen rumah sakit yang saat ini berjalan di RSUD Dr.
Moewardi dan kesesuaian SIM.RS dengan kebutuhan bagian rawat jalan
rumah sakit. Untuk menghitung net benefit (net benefit analysis), akan
dilakukan pada penelitian selanjutnya untuk dapat lebih mendukung hasil
yang diperoleh dari penelitian ini.
3. Hasil dan Pembahasan secara Kualitatif
a. Karakteristik Infor.man
Wawan.cara mendalam dilakukan pada tanggal 28 November
sampai dengan 2 Januari 2018, dengan durasi sekitar 30 - 60 menit.
76
76
Karakteristik informan yang dikumpulkam meliputi jenis kelamin,
usia, pendidikan, jabatan, dan lama bekerja di instansi temp.at mereka
bekerja.
Tabel 4.18. Karakteristik Informan Wawancara Mendalam
No. Informan Jabatan Informan Jenis Kelamin
Usia (th) Pendidikan
Lama Bekerja
(th) 1. #1 Staf Pendaftaran / Rekam
Medis P 35 S1 8
2. #2 Staf Poliklin.ik Obsgyn P 38 D3 16 3. #3 Poli Rehab Medik P 35 Sp.KFR 2 4. #4 Kasir / Pengelolaan
Pendapatan Rawat Jalan P 36 S1 10
5. #5 Staf Laboratorium P 48 S1 23 6. #6 Staf Radiologi L 34 S1
Kedokteran 5
7. #7 Farmasi P 44 Apoteker 23 8. #8 Instalasi Pengelolaan Data
Elektronik / IT L 38 S1 Teknik
Informatika 8
b. Hasil Penelitian
Ta.hap pertama pada penelitian ini adalah mengevaluasi
makanisme pengambilan kebijakan akan SIMRS dan hasil kebijakan
SIMRS rawat jalan RSUD Dr. Moewardi berdasarkan D&M IS
Success Model dan analisis Fit/Gap. Dari hasil penelitian diper.oleh :
1. Proses Pengambilan Kebijakan Siste.m Informasi Manajemen
Rumah Sakit
Dalam proses kebijakan, perumusan kebijakan merupakan
masalah kritikal pertama (Nugroho, 2011). Berdasarkan wawa.ncara
mendalam dan telaah dokumen, diperoleh bahwa :
Tabel 4.19. Hasil Wawancara Proses Pengambilan Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
No. Sumber Hasil I Wawancara
Mendalam I Selama ini sudah ada perumusan kebijakan untuk SIMRS
77
77
II Telaah Dokumen Berdasarkan telaah dokumen SIMRS, pada pencarian dokumen sudah ada Stan.dar Prosedur Operasional (SPO) mengenai SIMRS
III Observasi Pihak petugas rawat jalan telah memahami dan menjalankan pelayanan sesuai dengan pedoman kebijakan SIMRS
Perumusan kebija .kan diperlukan untuk dapat menjadi acuan
bagi implementasi kebijakan. Pada wawancara mendalam dari para
informan yang berasal dari pihak IT, didapatkan bahwa
implementasi SIMRS yang digunakan saat ini sudah sesuai dengan
kebijakan pelayanan RSUD Dr. Moewardi.
Menurut informan#8:
”Kebijakan baru ada baru aja, dul.u pakai vendor yang dari UNS,
pernah juga buat sendiri, misalnya dulu yang di paviliun tapi baru
sebatas billing saja, belum sampai ke farmasi. setelah 2012 dari
vendor IT sudah lengkap semuanya"
Dari data tersebut, peneliti mengamati bahwa walaupun
kebijakan ditetapkan baru pada tahun 2015, akan teta.pi rumah sakit
sudah mencoba menggunakan vendor dari UNS dan juga pernah
mencoba untuk membuat sistem sendiri. Sehingga seiring dengan
berkembangnya kebutuhan rumah sakit yang semakin meningkat,
maka rumah sakit memutuskan untu.k memilih vendor IT yang
lebih lengkap dan sudah mencangkup seluruh pelayanan yang ada.
Sampai saat ini pengambilan kebijakan terkait SIMRS sudah
mengikuti proses kebijakan rumah sak.it.
Dari telaah dokumen yang telah dilakukan sudah terdapat
kebijakan yang mengatur mengenai kebijakan data elektr.onik dan
78
78
sistem komputer dan juga kebijakan keamanan informasi kebijakan
data elektronik dan sistem komputer di lingkungan RSUD Dr.
Moewardi.
2. Kualitas Apl.ikasi Software Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit.
Kualitas aplikasi software Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS) adalah karakteristik yang dihara.pkan dari
sebuah sistem informasi (Peter, et al, 2008). Pada penelitian ini,
kualitas aplikasi software yang dimaksud adalah persepsi pengguna
terh.adap aplikasi SIMRS yang digunakan. Misalnya : kemudahan
penggunaan, fleksibilitas sistem dan reliabilitas sistem. Ribiere et al
(1999) mengemukakan dalam memasukkan integrasi sistem
sebagai salah satu bagian dari kualitas aplikasi software. Dari hasil
wawancara mendalam, telaah dokumen dan obser.vasi, diperoleh
bahwa:
Tabel 4.20. Hasil Wawancara Kualitas Aplikasi Soft.ware SIMRS
No. Sumber Hasil I Wawancara
Mendalam I SIMRS di bagian rawat jalan sudah berjalan, mudah untuk digun.akan dan sudah terintegrasi dengan bagian lain di rumah sakit. Namun jika jumlah pasien banyak membutuhkan waktu untuk menunggu proses kerja komputernya.
II Telaah Dokumen Berdasarkan telaah dokumen SIMRS Rawat Jalan Rumah Sakit Dr. Moewardi sudah tersedia modul untuk masing-masing bagian yaitu : Modul rawat jalan dan IGD, rawat inap, laboratorium, farmasi, rad.iologi, dan bagian keuangan
III Observasi Dari observasi pada penggunaan SIMRS pada bagian rawat jalan tanggal 5-12 Desember 2017, didapatkan bahwa laporan-laporan sudah dilakukan dengan sistem komputer yang ter.integrasi dengan SIMRS.
Dari hasil wawancara mendalam dengan informan
menge.nai kemudahan penggunaan SIMRS, diperoleh jawaban yang
79
79
hampir seluruhnya sepakat bahwa SIMRS yang saat ini berjalan
mudah untuk digunakan. Berikut petikan jawaban dari informan
ketika ditanya mengenai kemudahan penggun.aan aplikasi SIMRS :
"Tampilan menunya cukup jelas. Mudah dipakainya" (Informan#1)
"Mudah. Waktu pertama masuk si, ng.gak sampai satu minggu
udah ngerti sih." (Informan#1)
"Lumayan, mudah dimengerti kok" (informan#2)
"Mudahnya sih mudah, cukup mudah. Memas.ukkan data mudah,
mengubah data juga bisa" (Informan#3)
"Kemudahan penggunaan cukup mudah, penggunaan menu juga
cukup mudah" (Informan#4)
"Sudah cukup, penggunaan m.enu juga mudah, input data juga
mudah" (Informan#5)
"Lebih mudah dikerjakan, pengarsipan lebih mudah, enak cukup.
Selama ini udah mudah memasukkan data" (Infor.man#6)
Namun demikian, masih terdapat beberapa kekurangan mengenai
tidak mampunya sistem untuk meny.elesaikan proses pencarian
riwayat medis pasien lama.
Menurut informsn#2:
"Selama ini yang belum tercapai masalah membuka riwayat m.edis
masih agak lama akhir-akhir ini"
Ketika peneliti mengkonfirmasi dengan pihak IT rumah sakit,
dikatakan bahwa memang SIMRS tidak fleksibel:
"Ini masalah me.mori yang sudah penuh, karena pasien tersebut
riwayat kunjungannya bertahun-tahun jadi tetap lama loadingnya"
80
80
3. Kualitas Informasi/Data yang dihasilkan ole.h Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit
Kualitas informasi merupakan karakteristik yang
diharapkan dari output atau kelu.aran sistem informasi, yaitu
laporan manajemen dan halaman web, misalnya : releva.nsi, mudah
dipahami, akurasi, ringkas, lengkap, cepat dan dapat digunakan
(Peter, et al, 2008). Berdasarkan hasil wawancara mendalam,
observasi dan telaah d.okumen, diperoleh hasil :
Tabel 4.21. Hasil Wawancara Kualitas Informasi/Data yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
No. Sumber Hasil I Wawancara
Mendalam Output atau keluaran dari SIMRS yang sudah berjalan saat ini mudah dipahami, ringkas dan cukup cepat, namun jika sudah di clo.se oleh bagian kasir, maka tidak dapat di ulang atau diubah kembali.
II Telaah Dokumen Berdasarkan telaah dokumen SIMRS Rawat Jalan Rumah Sakit Dr. Moewardi sudah tersedia modul untuk masing-masing bagian yaitu : Modul rawat jalan dan IGD, rawat inap, laboratorium, farmasi, radi.ologi, dan bagian keuangan. Berdasarkan telaah dokumen, sudah tersedia dokumen Standar Prosedur Operasional (SPO) yang menjadi acuan untuk memperlancar pelayanan kesehatan rawat jalan di rumah sakit.
III Observasi Dari observasi pada aktivitas operasoinal Instalasi Pengelolaan Data Elektronik (IPDE) pada tanggal 28 November 2017, peneliti mangamati adanya 1 komplain dalam 60 menit pengamatan dari pelayanan terkait telah terjadi komputer er.ror dikarenakan jaringan yang sedang sibuk pada jam tertentu. Dari observasi pada pelayanan, diperoleh bah.wa seluruh bagian walaupun sudah menggunakan SIMRS, tetapi masih ada yang melakukan pencatatan ulang secara manual.
Output atau keluaran informasi dari sebuah SIMRS
merupakan hal yang penting. Pada tingkat pengguna akhir (end
user), tamp.ilan merupakan hasil output dari SIMRS. Ketika
ditanyakan pendapat mengenai informasi yang ada pada tampilan
81
81
halaman Web, sebagian besar informan menyatakan bahwa kualitas
output SIMRS dalam bentuk tampilan sudah cukup baik.
Menurut informan#1
"Sudah bagus. Cukup.lah"
Menurut informan#2
”Untuk tampilan komputer sudah cukup sih, selama ini yang belum
tercapai masalah membuka riwayat medis masih agak lama akhir-
akhir ini"
Menurut informan#3
"Kurang sih, masih belum bisa nampilin gam.bar orang yang bisa
dicentang"
Untuk kecepatan akses informasi, hampir seluruh informan
menyatakan bahwa SIMRS yang saat ini berjalan belum cukup
cepat untuk diakses.
Menurut informan#1
"Cukup cepat, kecuali saat sed.ang banyak yang menggunakan"
Menurut informan#2
”Cukuplah, yang lama itu kan yang riwayat pasien yang banyak
kalau misalnya sudah beberapa kunjungan bertahun-tahun itu
tetap lama loadingnya lama. Yang la.ma itu kan yang riwayatnya
banyak kalau misalnya sudah beberapa kunjungan bertahun-tahun
itu tetap lama loadingnya lama, tapi kalau yang kunjungannya
baru beberapa kali memorinya belum terlalu banyak itu emang
nggak lama"
Menurut informan#3
82
82
"Biasa,karena jika entry banyak data seri.ng banget itu hank, sering
hank dan lemot"
Menurut informan#4
Dari kualitas tampilan dan kecepatan akses data pada
riwayat pasien sudah diikuti dengan keakuratan data ya.ng ada di
dalamnya. Menurut informan#2:
"Belum pernah menemukan perbedaan antara tanggal lahir dan
usia, jadi selalu update di sistemnya"
Dari sisi pengguna akhir (end-user), kel.uaran informasi
merupakan laporan-laporan untuk disampaikan pada tingkatan yang
lebih tinggi (manajemen) sehingga mampu membantu dalam
membuat keputusan (McLeod, 2000). Hal ini sudah diterap.kan
pada Sistem Informasi Manajemen RSUD. Dr. Moewardi,
informasi yang sudah diinput di dalam sistem informasi pelayanan
dapat dilanjutkan ke pihak manajemen secara otomatis, karena
modul-modul SIMRS yang digunakan sudah mencangkup secara
keseluruhan. Sehingga ketika seluruh pi.hak sudah sepenuhnya
menggunakan SIMRS, maka hasil pelaporan kepada pihak
keuanganpun menjadi akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut informan#2
”Untuk tiap bulan laporannya sudah otomatis"
Menurut informan#8
"Untuk laporan tiap bulan, repo.rtnya sudah masing2 bisa tarik
report, sudah tidak ada manual"
83
83
4. Kualitas Pelayanan dari Pihak pengelola Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit
Kualitas pelayanan adalah kua.litas dukungan yang
diperoleh pengguna dari departemen IT dan personil pendukung IT.
Sistem informasi yang dikelola oleh vendor, akan mengukur
kualitas pelayanan ven.dor dan bukan lagi departemen IT (Peter et
al, 2008). Dari hasil wawancara mendalam dan telaah dokumen
diperoleh:
Tabel 4.22. Hasil Wawancara Kualitas Pel.ayanan dari pihak pengelola Sistem Informasi Manajemen di Rumah Sakit
No. Sumber Hasil I Wawancara
Mendalam Dukungan pihak pengelola SIMRS daat ini yaitu Instalasi Pengelolaan Data Elektronik/IT sudah cukup baik, dengan selalu tanggap bila ada komplain. Sel.ain ini dari kontrak Vendor juga sudah termasuk penambahan aplikasi dan perawatan apabila sistem mengalami masalah.
II Telaah Dokumen Berdasarkan telaah dokumen kontrak vendor SIMRS, didapatkan bahwa produk SIMRS sudah lengkap dan disertai dengan kerjasama maintenance.
III Observasi Dari observasi pada aktivitas operasoinal Instalasi Pengelolaan Data Elek.tronik (IPDE) pada tanggal 28 November 2017, peneliti mangamati adanya staf IPDE yang langsung menanggapi dan memberikan arahan kepada staf pelayanan yang sedang komplain. Selain itu, setiap hari staf IPDE juga berkeliling untuk mengontrol hardware.
Dukungan pengelola IT merupakan salah satu faktor
penting untuk dapat menjalankan SIMRS secara optimal. Pada saat
ditanya mengenai kepuasan informan terhadap dukungan
departemen IT dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah
yang ada pada SIMRS, seluruh infor.man menyatakan bahwa
departemen IT sebagai pengelola SIMRS sudah tanggap untuk
membantu.
84
84
Menurut informan#1:
”Cepet tanggapnya sih petugas IT itu, kalau mis.alnya tiba-tiba
nge-hang gitu, kalau lagi nggak sibuk biasanya orang ITnya
langsung dateng dan dibenerin"
Menurut informan#4:
"Sebenernya maksimal sih, tapi ITnya disa.na cuman ada brp sih
personilnya, kadang2 agak lama itu ya maklumlah masih bisa
ditolerir"
Menurut informan#5:
"Ya biasa, tetapi selalu diselesaikan ketika ada masalah"
Kecepatan tanggap departemen IT dalam memba.ntu
pengguna menyelesaikan masalah juga diamati oleh peneliti pada
saat observasi, yaitu setelah menerima telepon untuk dapat
membantu masalah nge-hang pada saat memasukkan banyak data
pasien, staf IT langsung melakukan perbaikan dan segera
menghubungi staf pelayanan untuk memastikan apakah masalah
sudah teratasi atau belum setelah diperbaiki.
Diluar kecepatan tan.ggap staf departemen IT
terhadap penanganan masalah terdapat beberapa masalah yang
hingga saat ini belum terselesaikan, yaitu:
"... masalah membuka riwayat medis pasien masih aga.k lama
akhir-akhir ini. itu saya sudah telpon, katanya itu karena
memorinya, yang lama itu kan yang riwayatnya banyak kalau
misalnya sudah beberapa kunjungan bertahun-tahun itu tetap
lama, loadingnya lama..." (informan#3)
85
85
Pada saat dikonfirmasi dengan pihak IT selaku pengelola
SIMRS, informan#8 menyat .akan bahwa masalah-masalah yang
belum terselesaikan hingga saat ini adalah akibat dari proses
evaluasi yang berkelanjutan agar kualitas sistem informasi tersebut
dapat terus meningkat.
"Jika ada penambahan sebelumnya akan di list terle.bih dahulu,
baru nantinya dimintakan persetujuan kepala IPDE setelah itu
baru diajukan ke vendor" (informan#8)
Pada wawancara kepada para informan mengenai kepuasan
terhadap SIMRS secara u.mum, jawabannya beragam. Akan tetapi,
pada intinya sebagian masih menyampaikan bahwa SIMRS yang
ada sekarang sudah cukup optimal.
Menurut informan#2:
"Puas waelah, dari pada nggak ada sama sekali sep.erti dulu ketika
tahun 2007"
Menurut informan#3:
"Biasa aja,
Menurut informan#5:
"Rata-rata"
Menurut informan#6:
"Baik, pua.s-puas"
5. Analisis Fit/Gap
Tahap selanjutnya dari penelitian ini adalah dengan
mengevaluasi alur bisnis yang sedang berja.lan di bagian rawat
86
86
jalan dan bagaimana dukungan SIMRS dalam menjalankan alur
proses bisnis tersebut. Analisis dengan metode fit/gap merupakan
sebuah proses mengidentifikasi setiap proses bisnis yang
dibutuhkan oleh rumah sakit yang kemudian dikategorikan apakah
setiap aplikasi SIMRS yang digunakan sa.at ini mampu mendukung
setiap kriteria tersebut. Pro .ses analisis kriteria pada RSUD Dr.
Moewardi dimulai dengan mengklasifikasika setiap kriteria
berdasarkan prioritas (rank) untuk menentukan tingkat pentingnya
kebutuhan tersebut harus dipenuhi. Prioritas dikatakan sebagai high
priority apabila kriteria bisnis itu dianggap sangat penting,
sehingga tanpa hal tersebut proses bisnis tidak dapat berjalan
dengan baik. Priorit .as medium adalah dimana kriteria proses bisnis
cukup penting, tetapi tidak terlallu mendesak karena hal tersebut
tidak mempengaruhi proses bisnis secara kritikal, namun
memberikan nilai tambah yang signifikan pada proses bisnis.
Sedangkan prioritas dianggap sebagai low pri.ority apabila kriteria
proses tersebut tidak mendesak, tetapi bila dimiliki akan dapat
memberikan nilai tambah pada proses bisnis yang sudah ada.
Selanjutnya ditentukan sejauh mana sistem aplikasi yang ada dapat
memenuhi kriteria-kriteria tersebut.
Kriteria-kriteria yang telah ditentukan kemudian dianalisis
dengan penetapan beberapa kondisi, yitu fit, partial fit, dan gap.
Kategori fit ialah apabila krit .eria proses bisnis dapat dipenuhi
secara keseluruhan oleh aplikasi SIMRS. Ketegori partial fit ialah
jika aplikasi SIMRS dapat mendukung secara fungsional proses
87
87
bisnis tersebut, namun perlu dilakukan perubahan/kustomisasi agar
dapat sepenuhnya mendukung proses bisnis. Sedang.kan katogori
gap ialah apabila aplikasi SIMRS belum dapat mendukung proses
bisnis.
Tabel 4.23. Kesesuaian Aplikasi SIMRS dengan Proses Bi.snis Bagian Rawat Jalan Rumah Sakit
No. Submodul Proses Bisnis Prioritas Kategori 1 Pendaftaran/Rekam
Medis Adanya validasi pada input identitas pasien dan data penanggung jawab
H F
Adanya nomor rekam medis secara otomatis
H F
Adanya sistem antrian yang sesuai dengan ked.atangan pasien
H F
Adanya penyesuaian dengan ruang kosong/dipesan/isi pada menu rawat jalan
H F
Adanya checklist kriteria yang harus dipenuhi pada pasien non-pribadi
H F
Adanya trans.fer data pasien secara online di seluruh bagian
M F
2 Kasir/Pengelolaan pendapatan
Tersedianya format pembayaran H F
Adanya sistem yang dapat terintegrasi dengan sistem Askes
H F
Adanya rekapitulasi transaksi pembayaran yang akurat
H F
Adanya kesesuaian antara harga pembelian dan harga retur
H F
3 Poliklinik Adanya pilihan untuk update status kehadiran dokter
H F
Adanya pilihan untuk update pasien yang masuk ke poliklinik
H F
Adanya menu untuk penambahan je.nis tindakan baru
H F
4 Laboratorium Adanya sistem pencatatan hasil laboratorium yang otomatis
H F
Dapat dilihatnya hasil laboratorium secara online oleh poliklinik
H F
Adanya rekapitulasi hasil pemeriksaan laboratorium yang akurat
H F
5 Radiologi Adanya sistem palabelan yang otomatis
H F
Adanya penyimpanan data yang dapat diandalkan
H F
88
88
Adanya rekapitulasi kehadiran dokter yang membaca hasil radiologi
M P
Adanya sistem penga.mbilan foto yang terekam secara otomatis
L P
6 Farmasi Adanya validasi pemasukan data obat
H F
Adanya daftar obat yang update H F Adanya sistem pelabelan yang
otomatis H F
Adanya format rekapitulasi transaksi farmasi antara obat racikan dan non racikan
H F
Adanya format rekapitulasi transaksi farmasi yang sesuai kebutuh.an
H F
Tabel 4.24. Perbandingan Hasil Analisis Aplikasi SIMRS Pada Prosedur Rawat Jalan
Prioritas Proses Bisnis
Jumlah Proses Bisnis Fit Partial Gap
High 22 22 0 0 Medium 2 1 1 0 Low 1 0 1 0
Tabel 4.25. Prosentase Fit, Partial Fit dan Ga.p Aplikasi SIMRS pada prosedur Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi
Kode Perhitungan Fit 23/25*100% = 92% Partial 2/25*100% = 8% Gap 0%
Gambar 4.8. Perbandi.ngan Hasil Analisis Aplikasi SIMRS Pada Prosedur Rawat Jalan
89
89
Dari gambar tersebut diatas dapat dilihat bahwa ketegori fit
mencapai prosentase 92%, yang artinya bahwa seba.gian besar
kriteria proses bisnis dapat dipenuhi secara keseluruhan oleh
aplikasi SIMRS. Di sisi lain pada kategori par .tial yang hanya
sebesar 8%, yang artinya bahwa aplikasi SIMRS dapat mendukung
secara fungsional proses bisnis tersebut, namun perlu dilakukan
perubahan/kustomisasi agar dapat sepenuhnya mendukung proses
bisnis. Sedangkan katog.ori gap sebesar 0% berarti tidak adanya
proses bisnis di rumah sakit yang tanpa menggunakan SIMRS.
6. Hasil data diskriptif
Berdasar data yang diper.oleh berdasar kwesner sebagian
besar responden menunjukkan tingkat kepuasan yang baik dan
sangat baik.
Table 4.26. Tingkat Kepuasan Respo.nden
Kepuasan Jml responden Tingkat kepuasan % 10-20 3 Tid.ak baik 2 21-30 22 Cukup 10 31-40 40 Baik 75 41-50 10 Sangat baik 13
c. Analisis Organisasi
Berdasarkan hasil penelitian dia.tas mengenai kualitas aplikasi,
kualitas informasi dan kualitas pelayanan sudah cukup optimal
sehingga peneliti menilai bahwa SIMRS yang berjalan saat ini di
RSUD Dr. Moewardi cukup efektif. Pada akhirnya, kepuasan terhadap
keselur.uhan sistem sudah menunjukkan kepuasan. Sebagian besar
90
90
sudah menyatakan jika sistem yang ada sudah cu.kup membantu,
hanya saja kedepannya masih perlu ditingkatkan supaya prosesnya
lebih lancar lagi.
Namun demikian, untuk seb.uah sistem yang memang baru
berkembang di Indonesia, pengalaman merupakan pelajaran terbaik
untuk melakukan perbaikan- perbaikan. Keg.agalan implementasi
SIMRS bukan hal yang aneh lagi di negara berkembang, bahkan
negara maju seperti Inggris saja pernah mengalami kegagalan pada
sistem informasi rumah sakit dengan membuang banyak biaya.
(Littlejohns, 2003). Patt .on dan Savicky dalam Nugroho (2011)
menyatakan bahwa implementasi sama pentingnya dengan keb.ijakan
itu sendiri, sehingga kega.galan implementasi dianggap sama dengan
kegagalan kebijakan. Dari hasil evaluasi implementasi y.ang telah
dilakukan, selanjutnya dilakukan evaluasi pemecahan masalah
berdasarkan teori Patton dan Savicky, dengan penilaian keadaan kunci
faktor sukses internal dan eksternal yang dimatrikulasi.
Tabel 4.27. Penilaian Keadaan Kunci Faktor Sukses Int.ernal (Key Internal Factor) Pada Organisasi Dan Manajemen
NO. VARIABEL KEY INTERNAL FACTOR KONDISI
1. Misi Rumah Sakit Menyediakan pelayanan kesehatan berbasis
pada keunggulan sumber daya manusia,
kecanggihan dan kecukupan alat serta
profesionalisme manajemen pelayanan
Kekuatan
2. Sumber Daya Manusia Adanya ahli IT di RS Kekuatan
Jumlah staf IT yang sangat sedikit Kelemahan
Tingkat pendidikan pada st.af pelayanan
dan manajemen minimal SMA
Kekuatan
91
91
Sudah adanya pengalaman akan
pembuatan kebijakan dan pelaksanaan
SIMRS
Kekuatan
3. Sumber Keuangan Terbatasnya jumlah anggaran untuk SIMRS Kelemahan
4. Kondisi Material Sudah tersedianya hardware untuk
menjalankan SIMRS
Kekuatan
Aplikasi software sudah ada untuk
memenuhi seluruh kebutuhan proses
bisnis rawat jalan
Kekuatan
Aplikasi software dapat dikembangkan
secara mandiri oleh RS
Keku.atan
5. Metode Sudah berjalannya di.klat bagi pegawai baru Kekuatan
Sudah tersedianya SPO bagi SIMRS Kekuatan
Tersedianya penilaian kinerja
SIMRS untuk bahan evaluasi
Kekuatan
Metode pembelian SIMRS sudah beserta
maintanance
Kekuatan
Tabel 4.28. Penilaian Keadaan Kunci Faktor Sukses Eks.ternal (Key Exte.rnal Factor) Pada Organisasi Dan Manajemen
NO. VARIABEL KEY EXTERNAL FACTOR KONDISI 1 Tipe kelas RSUD Dr.
Moewardi
RSUD Dr. Moewardi merupakan
rumah sakit pemerintah dengan tipe A
yang terb.esar di wilayah Surakarta
Peluang
2 Lokasi Terletak pada pusat kot.a yang padat
penduduknya
Pelua.ng
3 Jaringan mitra dan
rekanan yang banyak
Karena RSUD Dr. Moewardi
merupakan RS yang sudah lama
didirikan, sudah banyak rekanan dan
pelang.gan tetap
yang loy.al
Peluang
4 Demografi masyarakat
sekitar
Masyarakat sekitar kota
Surakarta dari berbagai lapisan
masyarakat
Peluang
92
92
5 Adanya rumah sakit
komp.etitor di sekitar
RSUD Dr.Moewardi
Banyaknya RS baru yang berdiri di
sekitar RSUD Dr. Moew.ardi yang
saling bersaing
Ancaman
6 Vendor Banyaknya vendor yang bergerak di
bidang SIMRS dan saling
berkom.petisi
Peluang
7 Komitmen pelayanan Komitmen para pem.beri
layanan untuk meng.gunakan SIMRS
Ancaman
Sebagai landasan dari masing-masing f.aktor kunci diberi bobot
yang sama, yaitu 0,5, sehingga total skor dari masing-masing faktor
eksternal dan internal adalah 1. Sed.angkan untuk pembuatan rating
diberi nilai posistif 1-4.
Tabel 4.29. Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL BOBOT RATING BOBOT X
RATING
PELUANG :
Ti.pe kelas RSUD. Dr.Moewardi 0,15 4 0,60
Lokasi padat penduduk 0,10 3 0,30
Jaringan mitra dan rekanan bisnis yang
banyak 0,10 3 0,30
Demografi masyarakat sekitar 0,05 3 0,15
Banyaknya vendor yang bersaing 0,10 2 0,20
SUBTOTAL 0,50 1,55
ANCAMAN :
Adanya RS kompetitor di sek.itar RSUD Dr.
Moewardi
0,30 3 0,90
Komitmen para pemberi layanan 0,20 2 0,40
SUBTOTAL 0,50 (-)1,3
TOTAL 1,0 0,25
93
93
Tabel 4.30. Matriks IFAS (Internal Factor Anal.ysis Summary)
FAKTOR STRATEGI INTERNAL BOBOT RATING BOBOT X
RATING KEKUATAN :
Misi rumah sakit dalam menyediakan pelayanan
kesehatan berbasis pada keunggulan sumber daya
manusia, kecanggihan dan kecukupan alat serta
profesionalisme manajemen pelayanan
0,05 2 0,10
Adanya ahli IT di rumah sakit 0,05 3 0,15
FAKTOR STRATEGI INTERNAL BOBOT RATING BOBOT X
RATING Tingkat pendidikan pada staf pelayanan dan
manajemen minimal SMA 0,05 1 0,05
Sudah adanya pengalaman akan pembuatan kebijakan
dan pelaksanaan SIMRS 0,05 2 0,10
Sudah tersedianya hardware untuk menjalankan SIMRS 0,10 3 0,30 Sudah berjalannya dikl.at bagi pegawai baru 0,05 2 0,10 Adanya SPO bagi SIMRS 0,05 2 0,10 Pembelian SIMRS lengkap dengan maintenance 0,05 2 0,10 Adanya penilaian kinerja SIMRS untuk bahan eval .uasi 0,05 2 0,10 SUBTOTAL 0,5 1,1 KELEMAHAN : Jumlah staf IT yang sangat sedikit 0,10 4 0,40 Terbatasnya jum.lah anggaran untuk SIMRS 0,15 4 0,60 Aplikasi software yang ada bel .um dapat memenuhi
seluruh kebutuhan proses bisnis rawat jalan 0,10 3 0,30
Keterbatasan mem .ori untuk menyimpan data riwayat
pasien 0,15 4 0,60
SUBTOTAL 0,5 (-)1,9
TOTAL 1,0 (-)0,8
94
94
0,
-0,8
Dari hasil analisa matriks EFAS dan IFAS sebelumnya, maka
dapat disajik.an dalam gambar berikut di bawah ini :
O
W S
T
Gambar 4.9. Hasil Analisa Matriks EF.AS dan IFAS
Pada hasil analisis diatas, didapatkan bahwa tipe strategis yang
sesuai dengan kondisi RSUD Dr. Moewardi adalah strategi WO, yaitu
memperbaiki kelemahan inter.nal dan menggunakan kesempatan
eksternal. Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat bes.ar,
tetapi dilain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.
Fokus strategi ini yaitu meminimalkan mas.alah internal perusahaan
sehingga dapat merebut pasar yang lebih baik (turn around). Strategi
dari segi sistem informasi yang dapat dilakukan adalah:
a. Memanfaatkan dan mening.katkan sistem informasi yang sudah
ada.
b. Mengembangkan sistem informasi dengan cara in house
development.
0,2
95
95
c. Mengembangkan sistem informasi dengan terus up.date terhadap
perkembangan teknologi.
Tabel 4.31. Matriks QSPM
FAKTOR-FAKTOR SWOT
STRATEGI ALTERNATIF BOBOT
STRATEGI A
STRATEGI B
STRATEGI C
AS TAS AS TAS AS TAS S1 Misi rumah sakit dalam menyedia.kan pelayanan kesehatan berbasis pada keunggulan sumber daya manusia, kecanggihan dan kecukupan alat serta profesionalisme manajemen pelayanan
0,10
2
0,20
4
0,40
4
0,40
S2 Optimalisasi kinerja ahli IT di RS
0,10 4 0,40 4 0,40 2 0,20
S3 Optimalisasi kemampuan staf pelayanan
0,05 4 0,20 4 0,20 4 0,20
S4 Optimalisasi dan eksplo.rasi kualitas SDM yang paham SIMRS
0,10 2 0,20 4 0,40 3 0,30
S5 Optimalisasi penggunaan hardware SIMRS
0,10 4 0,40 4 0,40 4 0,40
S6 Optimalisasi pelaksanaan diklat bagi pegawai
0,05 4 0,20 4 0,20 4 0,20
W1 Menambah jumlah staf IT 0,02 -2
-0,04 -4 -0,08 -1 -0,02
W2 Meningkatkan pemahaman akan SIMRS dengan membuat diskusi dan sosialisasi dengan konsultasi SIMRS serta kerjas.ama yang baik antara bagian IT, akuntansi, pelayanan,dan manajemen yang lain.
0,03
-1
-0,03
-4
-0,12
-2
-0,06
W3 Membuat strategi implementasi SIMRS yang paling menguntungkan dengan dana yang terbatas
0,10
-2
-0,20
-4
-0,40
-1
-0,10
W4 Membuat alur proses bisnis rawat jalan yang dapat didukung oleh SIMRS
0,05 -1 -0,05 -2 -0,10 -2 -0,10
W5 Menggunakan SIMRS dengan sistem open source sehingga dapat dikembangkan
0,05
-4
-0,20
-1
0,05
-3
-0,15
W6 Dibuatnya TOR kebutuhan SIMRS
0,07 -3 -0,21 -3 -0,21 -3 -0,21
W7 Dibuatnya SOP SIMRS 0,05 -3 -0,15 -3 -0,15 -1 -0,05
W8 Dibuatnya sistem penilaian kinerja SIMRS (termasuksoftware, hardware, dan brainware)
0,08
-2
-0,16
-2
-0,16
-2
-0,16
96
96
Berdasarkan matriks QSPM, didapatkan sko .r tertinggi pada
pilihan strategi C, yaitu mengembangkan sistem informasi dengan
terus update terhadap pekem.bangan teknologi. Dalam hal ini, menurut
peneliti, pembuatan kebijakan akan sistem baru tidaklah semudah itu
dan tetap harus mengikuti alur proses kebijakan, yaitu dimulai dari
perumusan kebijakan. Untuk pembuatan keb.ijakan SIMRS, tidak
boleh dilupakan aspek profesionalitas dari segi kemudahan adaptasi
pengguna, waktu yang ce.pat, dan mendukung seluruh kebutuhan
bisnis rawat jalan dengan kualitas yang baik, sehingga dapat
peningkatkan aspek kepuasan pengguna dari sisi staf rumah sakit
FAKTOR-FAKTOR SWOT
STRATEGI ALTE.RNATIF
BOBOT STRATEGI A STRATEGI B STRATEGI C
AS TAS AS TAS AS TAS O1 Optimalisasi RSUD Dr. Moewardi sebagai RS pemerintah dengan tipe A yang terbesar di wilayah Surakarta
0,20
2
0,40
3
0,60
3
0,60
O2 Lokasi RS pada pinggir jalan, dengan wilayah padat penduduk
0,10 2 0,30 3 0,60 3 0,60
O3 Mengembangkan jaringan dan mitra
0,10 2 0,20 2 0,20 2 0,20
O4 Demografi masyarakat sekitar yang heterogen dari sisi ekonomi
0,05 2 0,10 2 0,10 2 0,10
O5 Men.cari vendor dengan sistem yang paling menguntungkan RS
0,20 1 0,20 2 0,40 4 0,80
T1 Kompetitor sekitar RSUD Dr. Moewardi cukup banyak dan sedang berkembang
0,30 -4 -1,2 -3 -0,90 -1 -0,30
T2 Komitmen pemberi Layanan
0,20 -1 -0,20 -3 0,60 -3 0,60
Total TAS 0,16 2,38 3,35
97
97
maupun pasien sebagai penerima hasil akhir layanan, dengan
pengorbanan biaya rumah sakit yang pal.ing minimal, sehingga pada
akhirnya menjadikan RSUD Dr. Moewardi mencapai misinya yaitu
menyediakan pelayanan kesehatan berbasis pada keunggulan sumber
daya manusia, kecanggihan dan kecukupan alat serta profesionalisme
manajemen pelayanan.
d. Hasil analisis statistik
Berdasarkan dari hasil an.alisis dengan menggunakan program
SPSS maka diperoleh hasil regresi antara lain sebagai berikut:
Tabel 4.32. Hasil Analsis Statistik
Variabel B Beta t Sig. Constant 1,460
5,144 0
X1 0,230 0,315 2,185 0,032 X2 0,081 0,091 0,604 0,548 X3 0,061 0,075 0,648 0,519 X4 0,288 0,365 2,720 0,008 Y F
26,885
Sig.
0,000 Adj. R Square 0,583
Dari hasil regresi yang didapat maka dapat dib.uat persamaan regresi
sebagai berikut:
Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil dari analisis data dengan variabel Tampilan Antar
Muka (X1), Fungsi Sistem Informasi (X2), Kinerja Sistem Informasi (X3)
dan Kualitas Sistem Informasi (X4) terhadap variabel Kepuasan Pengguna
(Y).
a. Persamaan Regresi
98
98
Dari hasil perhitungan tabel diatas melalui program SPSS,
diperoleh persamaan regresi berganda da.pat dituliskan sebagai
berikut :
Y = 0,230 X1 + 0,081 X2 + 0,061 X3 + 0,288 X4
Persamaan regresi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Koefisien regresi Tampilan Antar Muka (X1) bernilai positif
sebesar 0.230, hal ini menunjukkan Tampilan Antar Muka
berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pengguna, sehingga
adanya Tampilan Antar Muk.a akan meningkatkan Kepuasan
Kerja.
2) Koefisien regresi fungsi Sistem Informasi (X2), bernilai positif
sebesar 0.081, hal ini menunj.ukkan Fungsi Sistem Informasi
berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pengguna, sehingga
adanya Fungsi Sistem Informasi akan meningkatkan Kepuasan
Pengguna.
3) Koefisien kinerja Sistem Informasi (X3) bernilai posi.tif sebesar
0.061, hal ini menunjukkan Kinerja Sistem Informasi berpengaruh
positif terhadap Kepuasan Pengguna, sehingga adanya Kinerja
Sistem Informasi akan meningkatkan Kepuasan Pengguna.
4) Koefisien regresi kualitas Sistem Informasi (X4) bernilai positif
sebesar 0,288, hal ini menunjukkan Kualitas Sistem Informasi
berpen.garuh positif terhadap Kepuasan Pengguna, sehingga
adanya Kualitas Sistem Informasi akan meningkatkan Kepuasan
Pengguna.
99
99
b. Koefisien Determinasi
Dari hasil pengujian diperoleh nilai Adj. R Square sebesar 0.583
atau 58,3%. Yang berarti bahwa variabel Tampilan Antar Muka, Fu.ngsi
Sistem Informasi, Kinerja Sistem Informasi dan Kualitas Sistem
Informasi mampu mempengaruhi Kepuasan Pengguna sebesar 58,3%
sedangkan sisanya sebesar 41.7% dijelaskan oleh variabel-variabel
lain yang tidak ditel.iti dalam penelitian ini seperti misalnya gaji
perawat, kesempatan dalam jenjang karir dan iklim organisasi.
c. Uji t
1) Pengaruh X1 terha.dap Y
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh nilai t hitung
untuk variabel Tampilan Antar Muka (X1) sebesar 2.185 dengan
nilai probabilitas sebesar 0.032. Dengan menggunakan taraf
signifikansi 5% (0.05) diketahui bahwa nilai probabilitas 0.032
lebih kecil dari 0.05 berarti Ho ditol.ak dan Ha diterima. Yang
berarti bahwa Tampilan Antar Muka (X1) berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (Y).
2) Pengaruh X2 terhadap Y
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh nilai t hitung untuk
variabel Fungsi Sistem Informasi (X2) sebesar 0.604 dengan
nilai probabilitas sebesar 0.548. Dengan meng.gunakan taraf
signifikansi 5% (0.05) diketahui bahwa nilai probabilitas 0.548
lebih besar dari 0.05 berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Yang
berarti bahwa Fungsi Sistem Informasi (X2) tidak berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan pengguna (Y).
100
100
3) Pengaruh X3 terhadap Y
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh nilai t hitung untuk
variabel Kinerja Sistem Informasi (X3) sebesar 0.648 dengan
nilai probabilitas sebesar 0.519. Dengan menggunakan taraf
signifikansi 5% (0.05) diketahui bah.wa nilai probabilitas 0,519
lebih besar dari 0.05 berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Yang
berarti bahwa Kinerja Sistem Informasi (X3) tidak berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan pengguna (Y).
4) Pengaruh X4 terhadap Y
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh nilai t hitung
untuk variabel Kualitas Sistem Informasi (X4) sebesar 2.720
dengan nilai probabi.litas sebesar 0.008. Dengan menggunakan
taraf signifikansi 5% (0.05) diketahui bahwa nilai probabilitas
0,008 lebih kecil dari 0.05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
Yang berarti bahwa Kualitas Sistem Informasi (X4) berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan Pengguna (Y).
d. Uji Ketepatan Model
Dari hasil pengujian diperoleh nilai F sebesar 26.885 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi kurang dari 0,05
(0,000< 0,05), maka dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya terdapat hubu.ngan antara Tampilan Antar Muka, Fungsi
Sistem Informasi, Kinerja Sistem Informasi dan Kualitas Sistem
Informasi dan Kepuasan Pengguna, dengan demikian pengujian
tersebut diatas sudah layak dan benar.
101
101
e. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi menggunakan SPSS,
diperoleh hasil penelitian kuantitatif sebagai berikut :
1. Tampilan layar sebagai faktor yang mempengaruhi peningkatan
kepuasan pengguna sistem informasi.
Hasil temuan pertama dalam penelitian ini menunjukkan variabel
tampilan layar merupakan koefisien yang bernilai positif, yang artinya
adanya tampilan layar akan meningkatkan kepuasan pengguna. Hal ini
dapat dilihat pada deskripsi tanggapan responden mengenai tampilan
layar, dimana sejumlah 70,7% responden menjawab setuju mengenai
desain tampilan layar mudah dipahami, sehingga memudahkan untuk
memasukkan dan mencari data pasien, dan mudah penggunaan
menunya serta mudah dalam mengubah data sesuai dengan kebutuhan.
Tingkat kepuasan berpengaruh secara langsung terhadap penggunaan
sistem. Dari kepuasan pengguna menjadikan faktor yang mendorong
penggunaan sistem dan berpengaruh pada persepsi pengguna terhadap
manfaat yang diperoleh (Gursel, 2014)
2. Fungsi sistem informasi sebagai faktor yang mempengaruhi
peningkatan kepuasan pengguna sistem informasi.
Hasil temuan kedua dalam penelitian ini menunjukkan variabel
fungsi sistem informasi merupakan koefisien yang bernilai positif,
yang artinya adanya fungsi sistem informasi akan meningkatkan
kepuasan pengguna. Hal ini dapat dilihat pada deskripsi tanggapan
responden mengenai fungsi sistem informasi, sekitar 69,3% responden
menjawab setuju dengan pernyataan mudah dalam memperbaiki data
102
102
informasi, mampu menjamin kerahasian data dan sistem informasi
yang berjalan saat ini sudah cukup cepat.
3. Kinerja sebagai faktor yang mempengaruhi peningkatan kepuasan
pengguna sistem informasi.
Hasil temuan ketiga dalam penelitian ini menunjukkan variabel
kinerja sistem informasi merupakan koefisien yang bernilai positif,
yang artinya adanya kinerja sistem informasi akan meningkatkan
kepuasan pengguna. Hal ini dapat dilihat pada deskripsi tanggapan
responden mengenai kinerja sistem informasi yang mencapai 62,7%
responden menjawab setuju dengan pernyataan sudah adanya
kecukupan, keberhasilan dan kecepatan integrasi sistem informasi
untuk berkomunikasi, mengirim data dan pertukaran data antara
internal rumah sakit. Sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja
SIMRS, evaluasi perlu dilakukan terhadap sistem yang telah berjalan
untuk mengetahui aspek positif yang mendorong penggunaan sistem
dan mengidentifikasi faktor yang menimbulkan hambatan (Sari et al,
2016). Evaluasi mencangkup berbagai aspek dari penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi di rumah sakit. Penelitian
menunjukkan bahwa trens evaluasi sistem informasi kesehatan tidak
hanya melihat aspek teknologi melainkan juga mempertimbangkan
aspek manusia dan organisasi (Yusof, 2015).
4. Kualitas sistem informasi sebagai faktor yang mempengaruhi
peningkatan kepuasan pengguna sistem informasi.
Hasil temuan keempat dalam penelitian ini menunjukkan variabel
kualitas sistem informasi merupakan koefisien yang bernilai positif,
103
103
yang artinya adanya kualitas sistem informasi akan meningkatkan
kepuasan pengguna. Hal ini dapat dilihat pada deskripsi tanggapan
responden mengenai kualitas sistem informasi yang mencapai 56%
menjawab setuju pada pernyataan mengenai kualitas sistem informasi
yang digunakan mencukupi kebutuhan pelayanan rawat jalan, selain
itu ketepatan atau akurasi kualitas sistem informasi yang baik dan
ditunjang juga oleh kelengkapan yang standar serta kemudahan
penggunaan sistem informasi tersebut. Kualitas informasi merupakan
faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pengguna (Sari, et
al, 2016). Pengguna SIMRS menyatakan bahwa informasi yang
diperoleh isinya cukup jelas, memudahkan dalam melakukan
konfirmasi dengan unit lain dan dapat digunakan untuk melihat status
pasien.
Pada hasil uji t menunjukkan bahwa variabel tampilan layar dan
kualitas sistem informasi menunjukkan pengaruh pada kepuasan, hal ini
dapat disebabkan oleh kepuasan pengguna dalam sistem informasi
langsung terlihat atau dapat dirasakan secara fisik oleh pengguna,
misalkan adanya komputer yang spesifikasinya bagus dengan
kelengkapan yang memadai, sehingga dapat menunjang untuk pelayanan
rawat jalan dan untuk pembuatan laporan. Sedangkan untuk variabel
fungsi sistem informasi dan kinerja sistem informasi menunjukkan tidak
adanya pengaruh dalam meningkatkan kepuasan pengguna. Hal ini dapat
disebabkan karena fungsi dan kinerja sistem informasi kurang dapat
dirasakan secara fisik oleh pengguna, sehingga tingkat kepuasannya
kurang berpengaruh secara langsung terhadap responden.
104
104
Sebagai upaya untuk menin.gkatkan kinerja SIMRS, evaluasi perlu
dilakukan terhadap sistem yang telah berjalan untuk mengetahui aspek
positif yang mendorong penggunaan sistem dan mengidentifikasi faktor
yang menimbulkan hambatan. Evaluasi bisa mencangkup berbagai aspek
mulai dari tampilan antar muka, fungsi sistem infor.masi, kinerja sistem
informasi dan kualitas sistem informasi terhadap kepuasan pengguna
(end user). Sehingga dari evaluasi SIMRS tersebut dapat mendorong
peningkatan efisiensi dan efektivitas pelayanan di rumah sakit seiring
dengan kelancaran arus informasi yang berasal dari kegiatan operasional
rumah sakit. (Sari et al, 2016).
Berdasarkan analisis triangulasi sumber diperoleh hasil penelitian
kualitatif yaitu seluruh responden menyatakan bahwa kepuasan pengguna
sudah baik mengenai tampilan layar, fungsi sistem informasi, kinerja
sistem informasi dan kualitas sistem informasi di bagian rawat jalan. Hal
ini sesuai dengan teori integrasi kognitif yang memberikan penjelasan
tentang bagaimana responden (pengguna) memberikan penilaian tingkat
kepuasan pengguna yang harus mereka nilai. Selain itu dari hasil analisis
triangulasi sumber juga sesuai dengan teori nilai harapan, bahwa
kepuasan pengguna merupakan penilaian menyangkut apakah kinerja
suatu informasi itu relatif bagus atau jelak, dan juga apakah sistem
informasi yang disajikan cocok atau tidak cocok dengan tujuan
pemakainya, sehingga hasil yang dirasakan pengguna mengenai kinerja
suatu sistem yang dioperasikan sesuai dengan harapan meraka. Pengguna
yang puas cenderung tetap loyal lebih lama dan relatif sering
menggunakan.