47
53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atas hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil dan pembahasan merupakan jawaban atas persoalan penelitian. Pada bab ini akan membahas tentang upaya peningkatan pemanfaatan perpustakaan di SMA Negeri 1 Pringsurat, Kabupaten Temanggung. 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian SMA Negeri 1 Pringsurat berlokasi di Jalan Raya Kranggan Pringsurat merupakan jalan alternatif yang menghubungkan wilayah Kabupaten Temanggung dengan jalan utama ke Semarang. Sekolah bernaung di bawah Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan & Kebudayaan RI Nomor 291/1999 tentang Pembukaan dan status Penegerian Sekolah maka SMA Negeri 1 Pringsurat merupakan Sekolah Menengah Atas ke-6 yang berstatus Negeri di Kabupaten Temanggung dan mulai digunakan secara resmi untuk kegiatan belajar mengajar pada tanggal 23 Maret 1999 . Luas lahan adalah 9,880 m 2 dengan bukti kepemilikan tanah adalah Sertifikat Hak Milik. Gedungnya terdiri dari Gedung ruang guru, Tata Usaha dan kepala sekolah dengan luas 224 m 2 , 5 gedung kelas sejumlah 15 ruang seluas 1080 m 2 , 1 ruang perpustakaan seluas 124 m 2 , 1 ruang lab komputer seluas 120 m 2 , 1 ruang lab Kimia seluas 120 m 2 , 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN · 2017. 4. 1. · 1 tahun pelajaran 2015/2016 sebesar 3.89%, jika dikonversikan masuk pada kategori rendah. Jumlah pengunjung paling sedikit pada bulan

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 53

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    Dalam bab ini diuraikan analisis atas hasil

    penelitian dan pembahasannya. Hasil dan pembahasan

    merupakan jawaban atas persoalan penelitian. Pada

    bab ini akan membahas tentang upaya peningkatan

    pemanfaatan perpustakaan di SMA Negeri 1 Pringsurat,

    Kabupaten Temanggung.

    4.1. Deskripsi Subjek Penelitian

    SMA Negeri 1 Pringsurat berlokasi di Jalan Raya

    Kranggan Pringsurat merupakan jalan alternatif yang

    menghubungkan wilayah Kabupaten Temanggung

    dengan jalan utama ke Semarang. Sekolah bernaung di

    bawah Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung.

    Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan &

    Kebudayaan RI Nomor 291/1999 tentang Pembukaan

    dan status Penegerian Sekolah maka SMA Negeri 1

    Pringsurat merupakan Sekolah Menengah Atas ke-6

    yang berstatus Negeri di Kabupaten Temanggung dan

    mulai digunakan secara resmi untuk kegiatan belajar

    mengajar pada tanggal 23 Maret 1999 .

    Luas lahan adalah 9,880 m2 dengan bukti

    kepemilikan tanah adalah Sertifikat Hak Milik.

    Gedungnya terdiri dari Gedung ruang guru, Tata Usaha

    dan kepala sekolah dengan luas 224 m2, 5 gedung kelas

    sejumlah 15 ruang seluas 1080 m2, 1 ruang

    perpustakaan seluas 124 m2, 1 ruang lab komputer

    seluas 120 m2, 1 ruang lab Kimia seluas 120 m2, 1

  • 54

    ruang lab Fisika seluas 120 m2, 1 ruang lab Biologi

    seluas 120 m2, 1 ruang lab Bahasa seluas 120 m2, 1

    tempat beribadah seluas 132 m2, 1 ruang konseling

    seluas 64 m2, 1 ruang UKS seluas 15 m2, 1 ruang

    organisasi kesiswaan seluas 15 m2, 6 buah jamban,

    gudang seluas 18 m2, koridor dengan pencahayaan

    yang cukup, dan tempat bermain/berolah raga seluas

    4,737 m2.

    SMA Negeri 1 Pringsurat memiliki visi:

    Terwujudnya Sekolah Unggul Berwawasan IMTAQ dan

    IPTEK, Berbasis Lingkungan. Sedangkan misinya 1)

    Meningkatkan Disiplin dan Tertibnya Kinerja Semua

    Komponen Sekolah, 2) Meningkatkan Prestasi Melalui

    Inovasi Pembelajaran, 3) Memfasilitasi Siswa Mengenali

    Bakat, Kemampuan Diri dan Memotivasi untuk

    Mengembangkannya, 4) Meningkatkan Kepribadian

    yang Berbudi Pekerti Luhur dan Bertaqwa, 5)

    Meningkatkan Kemampuan dan Keterampilan di

    Bidang IPTEK, 6) Mengoptimalkan Lingkungan Hidup

    yang Tetap Lestari untuk Mengembangkan Potensi Diri,

    7) Menerapkan Manajemen Partisipasif Sesuai Pola

    MPMBS.

    Saat ini SMA Negeri 1 Pringsurat memiliki tenaga

    pendidik dan tenaga kependidikan yang berkompeten

    serta memliliki kualifikasi akademik sesuai bidangnya

    masing-masing. Tingkat pendidikan Kepala Sekolah

    adalah S-2 dan sudah bersertifikat pendidik. Jumlah

    guru 29 orang berijasah S-1 Pendidikan, 24 orang guru

    PNS dan 5 orang guru wiyata bhakti kondisi cukup

    memadai dan memiliki latar pendidikan sesuai dengan

    mata pelajaran yang diampu. Namun baru 19 orang

  • 55

    guru yang telah bersertifikat. Tenaga Kependidikan

    yang dimiliki : Tenaga Administrasi jumlah 3 orang PNS

    pendidikan SMEA, Pustakawan jumlah 1 orang,

    pendidikan D2 Perpustakaan, Laboran komputer

    jumlah 1 orang pendidikan SMA, penjaga sekolah

    jumlah 3 orang pendidikan SMK dan SMP, Tenaga

    kebersihan jumlah 2 orang, pendidikan SMA, Satpam

    jumlah 1 orang pendidikan SMP, karyawan TU jumlah

    2 orang pendidikan D3 dan SMEA.

    4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

    Pada bagian ini penulis akan menguraikan

    deskripsi penelitian yang dilakukan berkaitan dengan

    upaya peningkatan pemanfaatan perpustakaan sekolah

    di SMA Negeri 1 Pringsurat. Hal-hal yang akan

    dideskripsikan pada bagian ini diantaranya adalah

    prosentase pemanfaatan perpustakaan sebelum

    dilakukan penelitian, kondisi perpustakaan sekolah

    sebelum dilakukan penelitian berdasarkan standar

    perpustakaan yang ideal, tindakan siklus ke-1, dan

    tindakan siklus ke-2.

    4.2.1. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebelum tindakan.

    Bagian ini mendeskripsikan keadaan siswa dalam

    memanfaatkan perpustakaan sekolah di SMA Negeri 1

    Pringsurat. Berdasarkan hasil observasi awal yang

    didapatkan melalui dokumen perpustakaan sekolah,

    pemanfaatan perpustakaan sekolah dapat digambarkan

    sebagai berikut.

  • 56

    Tabel 4.1 Prosentase Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

    No

    BULAN PENGUNJUNG/B

    LN

    JML YG DIHARAPKAN/B

    LN

    JML SISWA

    % KATEGORI

    1 Agustus 2015 463 9864 411 4.7 Rendah 2 Sepetember 2015 451 9864 411 4.6 Rendah

    3 Oktober 2015 405 9864 411 4.1 Rendah 4 November 2015 489 9864 411 5 Rendah 5 Desember 2015 76 7398 411 1 Rendah

    Prosentase Rata-Rata 3.89 Rendah

    Sumber: dokumen Perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat

    Tabel 4.1 menjelaskan bahwa prosentase rata-

    rata pemanfaatan perpustakaan sekolah pada smester

    1 tahun pelajaran 2015/2016 sebesar 3.89%, jika

    dikonversikan masuk pada kategori rendah. Jumlah

    pengunjung paling sedikit pada bulan Desember

    dengan prosentase sebesar 1% masuk kategori renda,

    hal tersebut terjadi karena bersamaan dengan

    pelaksanaan Ujian Akhir Smester 1. Jumlah peminjam

    paling banyak terjadi pada bulan November dengan

    prosentase sebesar 5% masih pada kategori rendah.

    Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah,

    pustakawan, dan juga dari beberapa siswa, mereka

    menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

    rendahnya pemanfaatan perpustakaan sekolah, di

    antaranya adalah dari aspek kelengkapan koleksi yang

    belum lengkap, lokasi perpustakaan yang jauh dari

    pusat belajar siswa, sarana dan prasarana

    perpustakaan, pelayanan perpustakaan dan belum

    terintegrasi dengan kurikulum sekolah.

    Sebagai contoh hasil wawancara yang dilakukan

    kepada beberapa siswa sebagai berikut.

    Siswa: “kelengkapan koleksi buku yang itu-itu saja, letak perpustakaan yang jauh dari ruang

  • 57

    belajar, dan jam istirahat yang pendek membuat siswa kurang begitu tertarik untuk ke Perpustakaan”.

    Hal tersebut juga dibenarkan oleh petugas

    perpustakaan, sebagaimana hasil wawancara yang

    dilakukan adalah sebagai berikut.

    Pustakawan: “kebanyakan dari siswa kurang ke perpus karena letak yang jauh, koleksi buku yang kurang lengkap, jam istirahat yang pendek, dan petugas perpus hanya 1, menurut saya kurang ideal untuk melayani siswa tingkat SMA yang siswanya relative banyak, jadi perlu ditambah”.

    Dari konfirmasi hasil wawancara tersebut juga

    dipertegas oleh kepala sekolah yang menjelaskan bahwa

    lokasi perpustakaan yang jauh dari pusat belajar siswa

    memang membuat siswa kurang nyaman untuk

    memanfaatakan perpustakaan, apalagi jam istirahat

    sekolah hanya 2 x 15 menit. sarana dan prasarana

    perpustakaan juga masih perlu ditingkatkan sehingga

    perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar

    mampu memenuhi kebutuhan belajar siswa.

    Berdasarkan hasil wawancara tersebut kemudian

    penulis melakukan observasi terhadap penyelenggaraan

    perpustakaan sekolah apakah sudah sesuai dengan

    standar-standar perpustakaan ideal atau belum.

    4.2.2. Deskripsi Perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat Berdasarkan Standar Perpustakaan Ideal

    Bagian ini akan mendeskripsikan keadaan

    perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat sebelum

    penelitian berdasarkan standar-standar perpustakaan

    ideal.

  • 58

    1) Standar Koleksi Perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat

    Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan,

    penulis akan menguraikan kelengkapan koleksi

    perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat apakah sesuai

    dengan standar yang ditentukan atau belum, adapun

    hasil observasi dapat dilihat pada table berikut ini.

    Table 4.2 Kategori Standar Koleksi Perpustakan SMAN 1 Pringsurat

    Koleksi Perpustakaan Ada Tidak Ada

    Skor Keteran

    gan Buku teks, buku penunjang kurikulum, buku bacaan, buku referensi dan buku biografi

    v 10

    Total skor perolehan= 50, Kategori sedang

    Majalah surat kabar v 10 Audiovisual v 0 Layanan teknologi informasi dan komunikasi

    v 0

    Buku teks 1 eksemplar per mata pelajaran per peserta didik

    v 10

    Buku panduan pendidik 1 eks per mata pelajaran per guru bidang studi

    v 10

    Penambahan koleksi buku tiap tahun

    v 10

    Perpustakaan melanggan 3 judul majalah dan 3 judul surat kabar

    v 0

    Sumber: Dokumen SMA Negeri 1 Pringsurat

    Tabel 4.2 menjelaskan bahwa belum semua

    aspek terpenuhi pada standar koleksi perpustakaan.

    Aspek audiovisual dan aspek layanan teknologi

    informasi mendapatkan skor nol, artinya perpustakaan

    SMA Negeri 1 Pringsurat belum menggunakan koleksi

    dalam aspek audiovisual dan layanan teknologi

    informasi (IT). Berdasarkan hal tersebut, sehingga

  • 59

    standar koleksi perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat

    berada pada kategori sedang.

    2) Standar Sarana dan Prasarana Perpustakaan SMA

    Negeri 1 Pringsurat

    Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan,

    penulis akan mendeskripsikan sarana dan prasarana

    perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat apakah sesuai

    dengan standar yang ditentukan atau belum, adapun

    hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    Tabel 4.3 Kategori Standar Sarpras Perpustakaan

    Sarpras Perpustakaan Ada Tidak Ada

    Skor Keterangan

    Gedung v 10 Total skor perolehan = 10 Kategori rendah

    Area (area koleksi, area baca, area kerja, dan area multimedia)

    v

    Sarana ( rak buku, rak majalah, meja & kursi kerja, lemari catalog, majalah dinding, perangkat computer, TV, internet/wifi

    v

    Lokasi perpustakaan (lokasi berada di pusat kegiatan pembelajaran, mudah dilihat dan mudah dijangkau)

    v

    Sumber: Dokumen SMA Negeri 1 Pringsurat

    Berdasarkan tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa

    sebagian besar aspek pada standar sarana dan

    prasarana belum dimiliki oleh perpustakaan SMA

    Negeri Pringsurat, hanya pada aspek gedung atau

    bangunan yang sudah dipenuhi sekolah, sementara

    aspek-aspek lain yang meliputi aspek area, aspek

    sarana dan aspek lokasi perpustakaan belum dimiliki

    oleh perpustakaan sekolah. Skor yang diperoleh

  • 60

    berdasarkan hasil observbasi sebesar 10, sehingga

    pada standar sarpras masih dalam kategori rendah.

    3) Standar Pelayanan Perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat

    Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan,

    selanjutnya penulis akan mendeskripsikan pelayanan

    perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat apakah sesuai

    dengan standar yang ditentukan atau belum, adapun

    hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    Tabel 4.4 Kategori Standar Pelayanan Perpustakaan

    LAYANAN PERPUS ADA TIDAK SKOR KATEGORI

    Jam buka perpustakaan (6 jam/hari)

    v - 10 Total skor perolehan30 = kategori rendah

    Layanan baca di tempat, layanan sirkulasi,layanan referensi, layanan TIK

    - v 0

    Sekolah mempunyai jam wajib kunjung min 1 jam pelajaran/keals/minggu

    - v 0

    program literasi informasi v 0 Promosi perpustakaan v - 10 Laporan kegiatan layanan v - 10 Kerjasama dengan perpustakaan lain

    - v 0

    Sumber: Dokumen SMA Negeri 1 Pringsurat

    Berdasarkan tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa

    pada standar pelayanan perpustakaan yang dimiliki

    perpustakaan SMA Negeri Pringsurat, belum semua

    aspek dipenuhi. Aspek layanan baca, aspek wajib

    kunjung, dan aspek program literasi informasi masing-

    masing memiliki skor nol, artinya aspek-aspek tersebut

    belum dilaksanakan di sekolah. Skor total yang

    diperoleh sebesar 30, sehingga standar pelayanan

    perpustakaan masih dalam kategori rendah.

  • 61

    4) Standar Tenaga Perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat

    Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan,

    selanjutnya penulis akan mendeskripsikan tenaga

    pustaka SMA Negeri 1 Pringsurat apakah sesuai

    dengan standar yang ditentukan atau belum, adapun

    hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    Tabel 4.5 Kategori Tenaga Perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat

    STANDAR TENAGA PERPUSTAKAAN

    ADA TIDAK SKOR KETERANGAN

    Tenaga perpustakaan ≥ 2

    v 0 Total skor perolehan=

    10

    Kategori rendah

    Pustakawan memiliki jiwa sabar

    v 10

    Pustakawan proaktif

    v 0

    Sumber: Dokumen SMA Negeri 1 Pringsurat

    Berdasarkan tabel 4.5 dapat dideskripsikan

    bahwa sebagian besar aspek pada standar tenaga

    perpustakaan belum dipenuhi, hanya pada aspek

    “pustakawan memiliki jiwa besar” yang sudah dimiliki.

    Berdasarkan pengukuran tersebut, maka total skor

    yang diperoleh sebesar 10, sehingga pada aspek tenaga

    perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat masih dalam

    kategori rendah.

    5) Standar Pengelolaan Perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat

    Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan,

    penulis akan mendeskripsikan tentang pengelolaan

    perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat apakah sesuai

  • 62

    dengan standar yang ditentukan atau belum, adapun

    hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    Tabel 4.6 Kategori Pengelolaan Perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat

    Standar Pengelolaan Ada Tidak Ada

    Skor Keteran

    gan Visi , misi, tujuan dan sasaran perpustakaan

    v 0 Total skor perolehan =30 Kategori sedang

    Pengorganisasian (struktur organisasi, SDM, bahan pustaka, mekanisme kerja perpustakaan

    v 10

    Layanan teknis dan layanan baca

    v 10

    Pengawasan dan pelaporan

    v 10

    Sumber: Dokumen SMA Negeri 1 Pringsurat

    Berdasarkan tabel 4.6 dapat dideskripsikan

    bahwa sebagian besar aspek pada standar pengelolaan

    perpustakaan sudah dimiliki oleh perpustakaan

    sekolah. Skor total yang diperoleh sebesar 30 dari skor

    maksimum yaitu 40. Artinya masih ada aspek yang

    belum dimiliki oleh perpustakaan sekolah, yaitu aspek

    visi, misi dan tujuan perpustakaan. Dari perolehan

    skor total tersebut, maka pada standar pengelolaan

    perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat masuk dalam

    kategori sedang.

    Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, maka

    dapat diketahui bahwa fasilitas perpustakaan SMA

    Negeri 1 Pringsurat belum sesuai dengan standar-

    standar perpustakaan sekolah ideal. Oleh sebab itu

    aspek-aspek yang belum sesuai dengan standar,

  • 63

    selanjutnya akan dibahas lebih mendalam dan

    diupayakan agar aspek-aspek tersebut dapat dipenuhi

    dan dilaksanakan, sehingga fasilitas perpustakaan

    benar-benar dapat membantu dan mendukung proses

    pendidikan siswa. Identifikasi masalah pada standar-

    standar perpustakaan ideal dilakukan dalam upaya

    memperbaiki kualitas perpustakaan sekolah supaya

    siswa dapat lebih berminat dan nyaman pada saat

    menggunakan fasilitas perpustakaan sekolah.

    Dari hasil pengukuran pada aspek-aspek standar

    perpustakaan ideal tersebut, dapat diketahui bahwa

    standar-standar perpustakaan di SMA Negeri 1

    Pringsurat yang selama ini dijalankan masih berada

    pada kategori rendah dan sedang. Dapat diasumsikan

    bahwa salah satu faktor dari rendahnya minat siswa

    dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah

    disebabkan oleh kualitas perpustakaan yang ada saat

    ini masih belum ideal, atau belum sesuai dengan

    standar ideal. Adapun aspek-aspek yang belum ideal

    atau belum dimiliki perpustakaan sekolah akan

    ditunjukkan pada tabel berikut ini.

  • 64

    Tabel 4.7 Aspek-Aspek Yang Belum Sesuai Standar Perpustakaan Ideal

    No Standar / Aspek Rencana Tindakan

    1 Standar Koleksi Perpustakaan Audiovisual Memberikan fasilitas Audiovisual Layanan teknologi

    informasi dan komunikasi Memberikan fasilitas IT Perpustakaan

    Perpustakaan melanggan 3 judul majalah dan 3 judul surat kabar

    Sekolah berlangganan dengan provider majalah dan surat kabar

    2 Standar Sarana & Prasarana Perpustakaan Sekolah Area (area koleksi, area

    baca, area kerja, dan area multimedia)

    Sekolah membuat skat yang memisahkan tiap area

    Sarana ( rak buku, rak majalah, meja & kursi kerja, lemari catalog, majalah dinding, perangkat computer, TV, internet/wifi

    Sekolah akan melengkapi sarana tersebut secara periodik

    Lokasi perpustakaan (lokasi berada di pusat kegiatan pembelajaran, mudah dilihat dan mudah dijangkau)

    Karena letak perpus yang kurang strategis, maka sekolah akan mewajibkan siswa untuk membuat ringkasan dari buku yang dipinjam dari perpustakaan

    3 Standar Pelayanan Layanan baca di tempat,

    layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan TIK

    Sekolah akan menyediakan masing-masing layanan tersebut dengan cara berjenjang

    Sekolah mempunyai jam wajib kunjung min 1 jam pelajaran/keals/minggu

    Sekolah akan membuat kebijakan wajib kunjung & wajib baca min 1 jam /pelajaran/minggu

    Kerjasama dengan perpustakaan lain

    Sekolah akan menjalin kerjasama dengan perpustakaan daerah Kab. Temanggung

    4 Standar Tenaga Perpustakaan Tenaga perpustakaan ≥ 2 Sekolah akan menambah tenaga

    perpustakaan baik tenaga kontrak atau dari guru secara bergantian

    Pustakawan proaktif Sekolah akan memberikan pelatihan kepada pustakawan

    5. Standar Pengelolaan Perpustakaan Menyusun visi, misi,

    tujuan dan sasaran perpustakaan

    Menyusun visi, misi, tujuan dan sasaran perpustakaan

    Sumber: Dokumen Sekolah SMA Negeri 1 Pringsurat

  • 65

    Tabel 4.7 menjelaskan bahwa masih ada

    beberapa aspek pada masing-masing standar yang

    belum dilaksanakan atau belum dipenuhi oleh sekolah

    sehingga menyebabkan rendahnya minat siswa dalam

    memanfaatkan fasilitas perpustakaan. Aspek-aspek

    yang belum ideal tersebut selanjutnya akan dilakukan

    perbaikan dengan cara pengadaan kelangkapan sarana

    dan prasarana, maupun kebijakan sekolah sehingga

    mampu mendorong seluruh warga sekolah terutama

    guru dan siswa untuk terlibat aktif dalam

    memanfaatkan perpustakaan sekolah. Akan diberikan

    reward kepada siswa teraktif mengujungi dan

    memanfaatkan perpustakaan sebagai salah satu

    sumber belajar. Reward yang diberikan berupa piagam

    penghargaan. Upaya tersebut akan dideskripsikan pada

    tindakan siklus 1.

    Berdasarkan hasil rapat kepla sekolah dan dewan

    guru, perbaikan aspek-aspek dalam standar

    perpustakaan ideal akan diprioritaskan berdasarkan

    tingkat keurgenan dari setiap aspek. Aspek-aspek yang

    akan diperbaiki atau dipenuhi dalam penelitian ini

    antara lain (1) aspek perpustakaan melanggan 3 judul

    majalah dan 3 judul surat kabar, (2) aspek sekolah

    mempunyai jam wajib kunjung minimal 1 jam setiap

    pelajaran/minggu, (3) aspek kerjasama dengan

    perpustakaan lain, (4) tenaga perpustakaan ≥ 2, (5)

    aspek pustakawan proaktif, (6) aspek Perencanaan

    perpustakaan meliputi : visi, misi, tujuan dan sasaran

    perpustakaan.

  • 66

    4.2.3. Tindakan Siklus 1 (satu)

    Tindakan pada siklus 1 ini meliputi perencanaan,

    pelaksanaan, observasi, dan refleksi, yang akan

    digambarkan pada tabel berikut ini.

    Tabel 4.8 Tindakan Siklus 1

    Siklus 1

    Perencanaan

    a. Sekolah berlangganan dengan provider majalah dan surat kabar

    b. Sekolah akan membuat kebijakan wajib kunjung & wajib baca min 1 jam /pelajaran/minggu

    c. Sekolah akan menjalin kerjasama dengan perpustakaan sekolah lain dan perpustakaan daerah Kab. Temanggung

    d. Sekolah akan menambah tenaga perpustakaan baik tenaga kontrak atau dari guru secara bergantian

    e. Sekolah akan memberikan pelatihan kepada pustakawan

    f. Menyusun visi, misi, tujuan, dan sasaran

    g. Sekolah akan memberikan reward berupa piagam penghargaan kepada siswa yang paling banyak memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai salah satu sumber belajar.

    Pelaksanaan

    Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang sudah tetapkan pada saat rapat kepala sekolah bersama dewan guru

    Observasi Melakukan observasi atau pengamatan pada pelaksanaan rencana tindakan yang sudah ditentukan.

    Refleksi

    a. Melakukan review terhadap pelaksanaan dari upaya tindakan yang sudah dilaksanakan

    b. Mengukur tingkat ketercapaian terhadap rencana yang sudah ditetapkan

    c. Mengidentifikasi kelemahan atau faktor-faktor penghambat serta merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.

  • 67

    Tabel 4.8 menggambarkan rencana tindakan

    pada siklus 1, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

    onservasi, dan refleksi. Berikut deskripsi hasil

    penelitian pada siklus 1.

    1) Tahap Perencanaan Siklus 1

    Berdasarkan hasil rapat yang dilakukan oleh

    kepala sekolah berserta dewan guru, maka

    perencanaan tindakan diprioritaskan pada aspek-aspek

    standar perpustakaan ideal yang mendesak untuk

    diberikan solusi. Hal tersebut dilakukan dengan

    pertimbangan-pertimbangan kondisi keuangan yang

    tidak memungkinkan untuk menindaklanjuti semua

    aspek yang masih belum sesuai standar, sehingga

    sekolah akan memberikan solusi tersebut dengan cara

    bertahap. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap

    perencanaan antara lain dengan menyusun anggaran

    yang digunakan untuk membiayaai langganan majalah

    dan surat kabar, mnggaji tenaga pustakawan, dan

    memberikan biaya pelatihan bagi pustakawan. Selain

    merencanakan anggaran, penulis berkoordinasi dengan

    kepala sekolah beserta dewan guru untuk membahas

    membuat kebijakan terkait dengan pemanfaatan

    perpustakaan sekolah. Kebijakan yang telah dibuat

    diantaranya adalah wajib kunjung dan wajib baca

    minimal 1 jam tiap pelajaran dan tiap minggu, sekolah

    akan memberikan reward berupa piagam penghargaan

    yang diberikan kepada siswa-siswa yang paling banyak

    memanfaatkan perpuatakaan sebagai salah satu

    sumber belajar di sekolah, selain itu sekolah juga akan

  • 68

    menjalin kerjasama dengan perpustakaan daerah

    kabupaten Temanggung dibuktikan dengan Mou.

    Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang

    dilakukan kepada pustakawan.

    Pustakawan: “Berdasarkan hasil rapat kepala sekolah dan dewan guru, mala pelaksanaan tindakan pada siklus 1 ini antara lain memperbaiki aspek-aspek standar perpustakaan ideal yang sudah ditentukan dan memberikan peraturan kepada siswa untuk wajib membaca minimal 1 jam tiap pelajaran dalam 1 minggu, serta memberikan reward kepada siswa yang paling banyak memanfaatkan perpustakaan. Reward berupa piagam penghargaan”.

    Hasil wawancara tersebut dibenarkan oleh kepala

    sekolah bawasanya ada beberapa aspek prioritas yang

    akan dilaksanakan kurang-lebih selama 1 smester

    kedepan, aspek-aspek tersebut antara lain (1) aspek

    perpustakaan melanggan 3 judul majalah dan 3 judul

    surat kabar, (2) aspek sekolah mempunyai jam wajib

    kunjung minimal 1 jam setiap pelajaran/minggu, (3)

    aspek kerjasama dengan perpustakaan lain, (4) tenaga

    perpustakaan ≥ 2, (5) aspek pustakawan proaktif, (6)

    aspek Perencanaan perpustakaan meliputi : visi, misi,

    tujuan dan sasaran perpustakaan. Selain aspek-aspek

    dalam standar perpustakaan ideal juga telah dibuat

    kenijakan sekolah berupa masing-masing siswa wajib

    membaca minimal 1 jam setiap pelajaran dalam 1

    minggu,siswa-siswa teraktif dalam memanfaatkan

    perpustakaan sekolah akan diberi reward berupa

    piagam penghargaan.

  • 69

    2) Tahap Pelaksanaan dan Observasi Siklus 1

    Dalam pelaksanaan tindakan ini penulis

    melakukan pengamatan atau observasi sekaligus

    melakukan kontrol terhadap apa yang sedang

    dilaksanakan supaya dapat berjalan sesuai rencana

    yang sudah ditetapkan. Dalam berlangganan dengan

    provider majalah dan surat kabar, kepala sekolah telah

    melakukan kesepakatan dengan pihak provider,

    sehingga majalah dan surat kabar sudah dapat

    digunakan atau dipinjam oleh siswa. Hal ini

    berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah

    sebagai berikut.

    Kasek: “kita sudah melakukan kesepakatan kerjasama dengan majalah Penyebar Semangat dan surat kabar Kompas, Suara Merdeka dan Lontar, sejak minggu lalu. Rencana mereka mau mengirim pesanan besok hari senin, sehingga mulai minggu depan sudah dapat digunakan oleh siswa”.

    Hasil wawancara dengan kepala selolah tersebut

    dibenarkan oleh pustakawan, hasil wawancaranya

    sebagai berikut.

    Pustakawan: “iya kepala sekolah sudah menjalin kerjasama dengan pihak penerbit majalah,hal tersebut disampaikan kepala sekolah pada saat rapat beberapa hari yang lalu”.

    Dari jawaban atas pertanyaan wawancara

    tersebut kemudian penulis melakukan konfirmasi

    dengan melakukan wawancara kepada siswa dan

    observasi yang dilakukan pada hari berikutnya.

    Siswa: iya sekolah sudah menyediakan beberapa surat kabar dan majalah diantaranya ada majalah

  • 70

    Penyebar Semangat, ada surat kabar Kompas, Suara Merdeka, dan Lontar, dengan adanya penambahan buku bacaan majalah sehingga perpustakaan lebih ramai dibandingkan yang lalu”.

    Data hasil wawncara tersebut juga dikuatkan

    dengan data hasil observasi yang penulis lakukan,

    penulis melakukan pengecekan di perpustakaan

    sekolah bahwa majalah Penyebar Semangat dan surat

    kabar Kompas, Suara Merdeka dan Lontar sudah

    menjadi koleksi perpustakaan dan sudah dapat

    dipinjam oleh siswa ataupun guru. Hal ini dapat

    ditegaskan bawasana rencana dalam pengadaan

    majalah dan surat kabar sudah dilakukan dengan baik

    oleh pihak sekolah, dengan harapan bahwa siswa dapat

    lebih berminat memanfaatkan fasilitas perpustakaan

    sebagai salah satu sumber belajar mereka.

    Selain aspek penyediaan surat kabar dan majalah,

    berdasarkan hasil rapat kepala sekolah dengan dewan

    guru, maka telah diputuskan kebijakan atau peraturan

    dan tata tertib pemanfaatan perpustakaan. Kebijakan

    tersebut adalah sekolah mewajibkan bagi siswa untuk

    mengunjungi dan membaca buku minimal 1 jam setiap

    pelajaran dalam 1 minggu. Kebijakan ini dibuat untuk

    mendorong siswa agar mau memanfaatkan

    perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar.

    Dampak jangka panjang dari kebijakan ini adalah agar

    siswa mulai terbiasa dengan membaca, terbiasa untuk

    mencari informasi akademik di perpustakaan, misalnya

    dari buku, majalah, dan surat kabar atau sumber

    referensi lain yang relevan.

  • 71

    Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara

    dengan beberapa siswa, bawasanya mereka

    membenarkan adanya peraturan yang mewajibkan

    siswa untuk memanfaatkan perpuastakaan sekolah

    minimal 1 jam pada setiap pelajaran dalam 1 minggu.

    Meskipun demikan masih ada juga siswa-siswa yang

    tidak menghiraukan tata tertib tersebut, sehingga masih

    ada siswa yang enggan untuk pergi ke perpustakaan.

    Hal tersebut menurut mereka dikarenakan karena letak

    perpustakaan yang terlalu jauh dengan ruang kelas,

    waktu istirahat hanya 15 menit sehingga tidak cukup

    untuk membaca buku, ada juga yang mengatakan

    bahwa mencari informasi bisa didapatkan melalui

    gadget yang mereka miliki. Temuan-temuan tersebut

    dibuktikan dengan hasil wawancara yang dilakukan

    kepada beberapa siswa sebagai berikut.

    Siswa: “iya memang ada peraturan sekolah yang mewajibkan siswa untuk berkunjung ke perpustakaan minimal 1 jam pada setiap pelajaran dalam satu minggu. Tetapi kenyataanya masih ada sebagian siswa yang belum mau pergi ke perpustakaan, karena perpustakaan jauh dari kelas, waktu istirahat cuma 15 menit, mencari info sekarang bisa menggunakan HP”.

    Hal tersebut juga dibenarkan oleh para guru,

    berdasarkan hail wawancara yang dilakukan kepada

    beberapa guru, mereka menyatakan bahwa dengan ada

    nya peraturan wajib membaca tersebut berdampak

    pada semakin meningkatnya siswa yang berkunjung

    dan memanfaatkan perpustakaan sekolah apalagi

    sekarang perpustakaan sudah ditambah koleksinya

  • 72

    dengan pengadaan surat kabar dan majalah. Berikut

    contoh wawancara dengan guru mata pelajaran.

    Guru: “dengan peraturan wajib baca minim 1 jam tiap pelajaran sekarang banyak siswa yang berbondong-bondong pergi ke perpustakaan, meskipun belum semuanya sih. Koleksi surat kabar dan majalah juga menjadi daya tarik siswa untuk mencari informasi non akademis.”

    Hasil wawancara dengan guru tersebut juga dibenarkan

    oleh pustakawan yang menyatakan bahwa

    Pustakawan: “jumlah pengunjung perpustakaan memang lumayan meningkat di awal smester 2 ini. Hal tersebut karena ada kebijakan sekolah yang mewajibkan membaca minimal 1 jam pada setiap pelajaran dalam 1 minggu. Bertambahnya koleksi majalah dan surat kabar antara lain Penyebar Semangat, Suara Merdeka, Kompas dan juga Lontar menjadi perhatian khusus bagi siswa untuk mencari informasi-informasi non akademis yang juga perlu mereka ketahui, meskipun demikian peningkatan kunjungan siswa belm signifikan, hal tersebut dikarenakan karena waktu istirahat yang pendek hanya 15 menit dan letak perpustakaan yang jauh dari ruang kelas siswa”.

    Hasil wawancara dari berbagai elemen baik dari

    guru, pustakawan dan siswa serta didukung dengan

    hasil observasi yang penulis temukan bawasanya

    memang kebijakan wajib membaca minimal 1 jam

    tersebut sudah terlaksana meskipun belum semua

    siswa melaksanakan peraturan tersebut dikarenakan

    waktu istirahat yang sangat minim hanya 15 menit,

    letak perpustakan yang jauh dari pusat belajar siswa,

    banyak siswa yang menggunakan gadget sebagai media

  • 73

    alternatif dalam mencari informasi, meskipun demikian

    memang ada peningkatan jumlah siswa yang

    memanfaatkan perpustakaan sekolah tetapi tidak

    signifikan.

    Aspek berikutnya yang diteliti adalah Sekolah akan

    menjalin kerjasama dengan perpustakaan daerah Kab.

    Temanggung. Keterbatasan koleksi perpustakaan SMA

    Negeri 1 Pringsurat menjadi kendala bagi siswa dalam

    mengakses dan mencari referensi yang berkaitan degan

    akademik mereka. Atas dasar tersebut, maka sekolah

    menjalin kerjasama dengan perpustakaan daerah

    kabupaten Temanggung. Kerjasama tersebut dapat

    membantu dalam memperkaya koleksi, misalnya

    koleksi yang tidak dimiliki sekolah dapat meminjam

    dari koleksi yang ada di perpustakaan daerah. Dengan

    kerjasama tersebut maka siswa tidak kekurangan

    bahan atau referensi untuk menunjang kegiatan

    pembelajaran mereka. Hal ini dijelaskan berdasarkan

    hasil wawancara dengan petugas perpustakaan sebagai

    berikut.

    Pustakawan: “untuk melengkapi kekurangan koleksi, maka sekolah sudah menjalin kerjasama dengan perpustakaan daerah kabupaten, sehingga dapat membantu dalam melengkapi koleksi buku, dan sumber-sumber lain”.

    Hasil wawancara tersebut dubarkan oleh guru.

    Wawancar yang dilakukan dengan guru adalah sebagai

    berikut.

    Guru: “kepala sekolah telah menandatangani MOU kerjasama dengan perpustakaan daerah Kabupaten Temanggung. Kerjasama tersebut dalam rangka untuk membantu melengkapi

  • 74

    kekurangan koleksi buku akademis maupun non akademis yang dimiliki sekolah.”

    Hasil wawancara yang dilakukan kepada pustakawan

    dan beberapa guru tersebut dibenarkan oleh kepala

    sekolah, berikut kutipan wawancaranya.

    Kasek: “untuk melengkapi koleksi buku di perpustakaan sekolah kita memang menjalin kerjasama dengan Perpustakaan Daerah, selain itu kita juga menjalin kerjasama dengan perpustakaan sekolah lain, hal ini dilakukan untuk melengkapi koleksi satu sama lain, missal kita kurang koleksi buku apa bias pinjam di sekolah lain, begitu sebaliknya”.

    Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis

    menegaskan bahwa dalam aspek Sekolah akan

    menjalin kerjasama dengan perpustakaan sekolah lain

    dan perpustakaan daerah Kab. Temanggung sudah

    dilaksanakan dengan baik. Hal ini bertujuan untuk

    melengkapi kekurangan koleksi buku yang dimiliki.

    Dengan adanya penambahan koleksi yang didapatkan

    dari perpustakaan sekolah lain dan perpustakaan

    daerah kabupaten, siswa tidak terlalu kesulitan untuk

    mendapatkan bahan belajar atau referensi lainnya yang

    mendukung proses belajar.

    Untuk mengetahui apakah tujuan dari kerjasama

    antar perpustakaan sekolah dan perpus daerah

    tercapai maka penulis melakukan wawancara kepada

    beberapa siswa. Hasil wawancara dengan siswa

    menyebutkan bahwa kerjasama antar perpustakaan

    sekolah ini sangat membantu siswa dalam mencari

    referensi buku akademis yang mereka butuhkan saat

    pembelajaran, sehingga mereka dapat dengan mudah

  • 75

    dan cepat menemukan informasi saat pembelajaran

    berlangsung.

    Dalam aspek kualitas layanan, sekolah telah

    berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan

    perpustakaan, yaitu dengan menambah tenaga

    pustakawan dari guru yang diberi tugas tambahan

    untuk membantu tenaga pustakawan. Guru yang dipilih

    adalah guru yang memiliki beban tambahan relatif lebih

    sedikit dibandingkan guru-guru lain. Sekolah belum

    mengangkat petugas pustakawan baru, dikarenakan

    masalah biaya yang belum cukup untuk mengaji

    petugas pustaka tambahan. Hak tersebut dijelaskan

    oleh kepala sekolah berdasarkan hasil wawancara

    sebagai berikut.

    Kasek: “tenaga perpustakaan kita hanya 1, sehingga pelayanan terhadap siswa masih sangat repot. Banyak siswa yang mengeluh karena pelayanan perpus yang lambat. Oleh sebab itu kami memberikan tugas tambahan kepada guru-guru yang beban kerjanya relatif lebih ringan untuk membantu melayani siswa di perpustakaan pada saat jam istirahat. Kami belum sanggup untuk mengangkat pustakawan baru karena keuangan kita belum mampu untuk memberi honor pegawai perpustakaan jika harus dilakukan penambahan”.

    Hal serupa juga dinyatakan oleh para guru saat

    dilakukan wawancara

    Guru: “memang petugas perpus yang kita miliki baru 1, sehingga kuwalahan dalam melayani siswa. Keputusan hasil rapat memang Kasek memberikan tugas tambahan kepada guru yang beban kerjanya relative lebih ringan untuk membantu pekerjaan perpus. Hal tersebut dilakukan karena sekolah belum cukup

  • 76

    mempunyai alokasi anggaran untuk honor pustakawan baru.”

    Penambahan tenaga perpustakaan memberikan

    pengaruh baik terhadap pelayanan kepada siswa. Siswa

    merasa nyaman setiap berkunjung ke perpustakaan

    dan cepat dalam mencari buku atau referensi lainya

    yang mendesak untuk segera dipakai. Hal ini

    diungkapkan oleh siswa berdasarkan wawancara

    sebagai berikut.

    Siswa: “dengan penambahan tenaga perpus, maka kami dapat dengan cepat untuk mencari buku-buku, majalah ataupun referensi lain yang segera kita akan pakai di kelas”.

    Berdasarkan hasil wawancara di atas menjelaskan

    bahwa pada aspek penambahan tenaga perpustakaan

    sudah dilaksanakan dengan baik, yaitu dengan

    memberi tugas tambahan kepada guru yang beban

    kerjanya relatif lebih ringan. Dampak yang dirasakan

    siswa adalah bahwa pelayanan perpus semakin baik,

    semakin cepat dalam melayani kebutuhan siswa, ketika

    siswa mencari referensi bisa dengan cepat didapatkan

    hal tersebut sangat membantu kelancaran proses

    belajar mengajar di kelas.

    Pemberian program pelatihan pustakawan

    memberikan dampak positif bagi sekolah, diantaranya

    peningkatan kualitas kinerja atau pelayanan

    pustakawan yang ditunjukkan dengan laporan kegiatan

    setiap bulannya, hasil kinerja lapangan yang semakin

    baik dapat dilihat melalui tata kelola ruangan

    perpustakaan dan penginfentarisasian antara buku

    yang baru dan yang lama dikemas secara baik dan

  • 77

    terorganisir. Hal tersebut sesuai dengan hasil

    wawancara kepada kepala sekolah selaku supervisor.

    Kasek: “dengan memberikan pelatihan dan workshop kepada pustakawan dapat meningkatkan kualitas kinerjanya. Hal ini dibuktikan dengan administrasi dalam bentuk laporan aktifitas sehari-hari yang disusun secara terstruktur, selain itu pengelolaan ruang perpustakaan yang bagus, serta kualitas pelayanan dan penginfentarisasian buku yang baik menunjukkan peningkatan profesionalitas sebagai pustakawan”.

    Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh beberapa guru

    dan siswa yang mengungkapkan bahwa dalam setiap

    kunjungan ke perpustakan baik guru maupun siswa

    dapat dengan mudah mendapatkan referensi yang

    dibutuhkan, tata kelola ruang perpustakaan juga

    sangat nyaman sehingga sangat mendukung

    pembelajaran dengan metode diskusi. Perbaikan-

    perbaikan aspek akan terus dilakukan secara

    berkelanjutan dengan tujuan memberikan pelayanan

    dan fasilitas yang baik bagi siswa, sehingga siswa

    merasa nyaman dan termotivasi untuk memanfaatkan

    perpustakaan sebagai salah satu sumber belajarnya.

    Aspek berikutnya adalah aspek Perencanaan

    perpustakaan meliputi : visi, misi, tujuan dan sasaran

    perpustakaan. Berdasarkan hasil wawancara yang

    dilakukan kepada kepala sekolah, menjelaskan bahwa

    melalui rapat kepala sekolah, dewan guru, staf dan

    komite sekolah maka telah dirumuskan dan telah

    disusun visi, misi, tujuan dan sasaran perpustakaan.

    Adapun hasil penyusunan visi, misi, tujuan dan

    sasaran perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat adalah

    sebagai berikut. Visi : Mewujudkan Generasi yang

  • 78

    berwawasan Imtaq dan Iptek serta mampu bersikap

    kreatif menggali Ilmu dengan Membudayakan

    Membaca. Misi: (1) membantu kebiasaan belajar siswa

    yang baik, (2) meningkatkan kualitas pendidikan

    sekolah, (3) membantu memperluas wawasan

    pengetahuan dan teknologi, (4) mengembangkan

    kepribadian yang berkarakter dan berbudaya serta

    berwawasan IMTAQ, (5) menghadirkan referensi dan

    informasi terkini. Tujuan: (1)menumbuhkan minat baca

    dan kemauan untuk terus belajar, (2)membantu

    memperluas, memperdalam dan memperkaya para

    siswa dalam berbagai bidang ilmu yang diminatinya, (3)

    Menunjang program pendidikan sekolah khususnya

    dalam KBM untuk berbagai pelajaran. Sasaran: seluruh

    civitas akademika sekolah pada umumnya.

    Hasil wawncara kepada kepala sekolah mengenai

    penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran

    perpustakaan juga dikonfirmasi dengan hail wawancara

    kepada guru dan pustakawan. Untuk mengonfirmasi

    hasil wawancara tersebut, penulis melakukan observasi

    di perpustakan mengenai visi, misi dan tujuan

    perpustakaan tersebut, sehingga dapat ditegaskan

    bahwa sekolah telah menyusun visi, misi, tujuan , dan

    sasaran sebagaimana terdapat pada dokumen

    perpustakaan sekolah.

    Tindakan berikutnya adalah pemberian reward

    berupa piagam penghargaan kepada siswa teraktif

    dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah. Hal ini

    dilakukan dengan tujuan supaya siswa termotivasi

    untuk berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan

    sekolah sebagai salah satu sumber belajar. Hasil dari

  • 79

    tindakan yang dilakukan adalah semakin meningkatnya

    jumlah siswa yang berkunjung ke perpustakaan

    sekolah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

    kepada pustakawan adalah sebagai berikut.

    Pustakawan: “dengan memberikan piagam penghargaan kepada 3 siswa teraktif memanfaatkan perpustakaan sekolah memberi dampak meningkatnya jumlah pengunjung perpustakaan oleh siswa. piagam tersebut diberikan di setiap akhir bulan

    Untuk mengonfirmasi hasil wawancara tersebut,

    penulis juga melakukan wawancara kepada para siswa,

    yaitu sebagai berikut.

    Siswa: “ya, pemberian piagam penghargaan kepada siswa teraktif berkunjung ke perpustakaan dan memanfaatkan perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar diberikan sejak bulan januari atau di awal smester 2 ini. Dampak yang dirasakan ya semakin banyak siswa-siswa dari kelas X sampai kelas XII yang berkunjung ke perpustakaan, meskipun masih banyak juga yang masih enggan ke perpus”.

    Hasil wawancara tersebut dibenarkan oleh para

    guru dan juga kepala sekolah, bawasanya dengan

    memberikan reward berupa piagam penghargaan

    mampu meningkatkan pemanfaatan perpustakaan oleh

    siswa. pemanfaatan perpustakaan sekolah tidak hanya

    diukur dengan jumlah kunjungan ke perpus namun

    diukur dengan seberapa sering memanfaatkan

    perpustakaan yang mendukung pembelajaran di kelas,

    selain itu juga diukur dengan hasil ringkasan buku

    yang pinjam dari perpustakaan sekolah. Piagam

    penghargaan tersebut diberikan kepada 3 siswa

  • 80

    terbanyak memanfaatkan perpustakaan sekolah dalam

    1 bulan.

    3) Refleksi Siklus 1

    Berdasarkan pelaksanaan tindakan yang sudah

    dilakukan, penulis juga mengumpulkan data-data

    penelitian baik dari data hasil wawancara, maupun

    data observasi. Selanjutnya penulis bersama kepala

    sekolah dan dewan guru melakukan refleksi terhadap

    hasil pelaksanaan tindakan dengan melakukan refiew,

    mengevaluasi pelaksanaan program dan keberhasilan

    atau dampak yang ditimbulkan, serta mengidentifikasi

    faktor-faktor yang menjadi kendala atau hambatan

    sehingga pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh

    siswa belum meningkat, serta menyusun rencana

    perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus

    berikutnya.

  • 81

    Tabel 4.9 Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

    No Aspek Tindakan

    Keberhasilan Keterangan

    Sudah

    Belum

    1 Sekolah berlangganan dengan provider majalah dan surat kabar

    Sudah berjalan dengan baik. Langganan majalah penyebar semangat, dan surat kabar kompas, suara merdeka dan lontar

    2

    Kebijakan wajib kunjung dan wajib baca minimal 1 jam/pelajaran/minggu

    Belum terpenuhi karena masih banyak siswa yang belum memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar.

    3

    Menjalin kerjasama dengan Perpustakaan Daerah Kabupaten Temanggung

    Menghasilkan kerjasama dalam bentuk kelengkapan koleksi buku di perpustakaan

    4 Menambah tenaga pustakawan

    Belum berhasil dikarenakan sekolah belum mempunyai biaya yang cukup untuk member honor kepada pustakawan yang baru, sehingga masih dibantu oleh tenaga guru

    5 Memberikan pelatihan kepada pustakawan

    Keberhasilan dilihat dari laporan administrasi dan kinerja, pelayanan, pengelolaan perpustakaan yang baik

    6

    Menyusun visi, misi perpustakaan, tujuan perpustakaan, dan sasaran

    Sudah tersusun, visi, misi, tujuan dan sasaran dapat ditemukan di dinding perpustakaan

    7

    Memberi reward piagam penghargaan kepada siswa teraktif memanfaatkan perpustakaan sekolah

    Pemberian reward dalam bentuk piagam dilaksanakan pada bulan januari 2016, namun belum mampu meingkatkan pemanfaatan perpustakaan dan masih dalam kategori rendah

    Sumber: Dokumen Hasil Rapat Kepala Sekolah & Guru

  • 82

    Tabel 4.10 menjelaskan keberhasilan dari upaya

    tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan

    pemanfaatan perpustakaan sekolah khususnya oleh

    siswa. Dari 7 aspek yang diprioritaskan untuk diberi

    tindakan, masih terdapat 3 aspek yang belum berhasil

    dilaksanakan. Pertama, aspek Kebijakan wajib kunjung

    dan wajib baca minimal 1 jam/pelajaran/minggu.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan juga

    kepada pustakawan, aspek ini belum berhasil

    dikarenakan letak perpustakaan yang jauh dari

    jangkauan siswa, jam istirahat yang hanya 15 menit

    masih dirasa kurang oleh siswa, dan dalam mencari

    informasi atau materi tambahan mereka bisa

    menggunakan gadget, sehingga siswa merasa

    dimudahkan dalam memperoleh informasi.

    Kedua, pada aspek menambah tenaga

    pustakawan. Pada aspek ini kendala yang dihadapi

    sekolah adalah pada masalah pembiayaan. Sekolah

    belum mempunyai alokasi anggaran untuk memberi

    honor jika mengangkat tenaga perpustakaan baru.

    Solusi yang diberikan sekolah yaitu dengan cara

    memberikan tugas tambahan kepada beberapa guru,

    yaitu sebagai pustakawan. Hal ini tentu belum optimal,

    dikarenakan guru memiliki tugas utama dalam

    pembelajaran, sehingga waktu untuk membantu di

    perpustakaan sangat terbatas.

    Ketiga, pemberian reward piagam penghargaan

    kepada siswa teraktif dalam memanfaatkan

    perpustakaan sekolah juga belum mampu

    meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sesuai

    standar yang telah ditetapkan, dikarenakan siswa

  • 83

    kurang merasa tertarik jika reward hanya berupa

    piagam penghargaan. Alasan berikutnya dikarenakan

    kebermanfaatan dan fungsi dari piagam tersebut

    kedapannya belum jelas. Berdasarkan hasil observasi

    yang dilakukan pada bulan Januari 2016 dan Februari

    2016 menunjukkan adanya peningkatan jumlah

    pemanfaatan perpustakaan setelah diberi reward

    berupa piagam penghargaan. Pemberian reward kepada

    siswa teraktif memanfaatkan perpustakaan dimulai

    pada akhir bulan Januari 2016. Efek atau dampak

    pemberian reward dapat dilihat pada bulan Februari

    2016. Pada tabel 4.11 terlihat ada peningkatan jumlah

    pengunjung meskipun belum sesuai dengan target

    keberhasilan yaitu dalam kategori sedang.

    Tabel 4.10 Prosentase pemanfaatan perpustakaan periode Januari 2016 -

    Februari 2016

    No

    BULAN PENGUNJUNG/B

    LN

    JML YG DIHARAPKAN/B

    LN

    JML SISWA

    % KATEGORI

    1 Januari 2016 517 9864 411 5.2 rendah 2 Februari 2016 1989 9864 411 20.2 rendah

    Sumber: dokumen Perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat

    Dari upaya perbaikan yang dilakukan pada

    standar-standar perpustakaan ideal dan pemberian

    reward berupa piagam penghargaan ternyata belum

    mampu meningkatkan pemanfaatan perpustakaan oleh

    siswa sesuai dengan indikator keberhasilan yang

    ditetapkan yaitu sebesar ≥25%. Meskipun jika dilihat

    pada tabel 4.10 di atas menunjukkan peningkatan

    jumlah pengunjung pada bulan Februari sebesar

    20.2%, artinya perbaikan aspek-aspek standar

  • 84

    perpustakaan ideal dan reward yang diberikan kepada

    siswa teraktif memanfaatkan perpustakaan sekolah

    yang diberikan pada bulan sebelumnya memberikan

    dampak positif meskipun belum mencapai indikator

    keberhasilan yang diharapkan.

    Oleh karena itu harus dilakukan upaya tindakan

    yang lebih efektif agar dapat menigkatkan pemanfaatan

    perpustakaan sekolah di SMA Negeri 1 Pringsurat.

    Upaya tindakan berikutnya dilakukan pada siklus 2,

    dengan memberi reward berupa piagam penghargaan

    dan alat-alat tulis sekolah yang diberikan kepada 3

    siswa teraktif memanfaatkan perpustakaan sekolah.

    4.2.4. Tindakan Siklus 2

    Upaya tindakan pada siklus 2 ini meliputi tahap

    perencanaan, pelaksanaan dan observasi, dan refleksi.

    Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan

    pemanfaatan perpustakaan sekolah adalah dengan

    memberikan reward kepada tiga siswa yang paling

    banyak mengunjungi dan memanfaatkan perpustakaan

    sekolah sebagai salah satu sumber belajarnya. Reward

    yang diberikan berupa piagam penghargaan dan alat-

    alat tulis sekolah. Upaya tindakan yang akan

    dilaksanakan pada siklus 2, digambarkan pada tabel

    4.11 berikut ini.

  • 85

    Tabel 4.11 Tindakan Siklus 2

    Siklus 2

    Perencanaan

    Memberikan reward berupa alat-alat tulis dan piagam Penghargaan kepada tiga siswa teraktif memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajarnya.

    Pelaksanaan

    Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan pada siklus 2 ini, mulai dari bulan februari 2016

    observasi Melakukan observasi atau pengamatan pada saat pelaksanaan tindakan siklus 2

    Refleksi

    a. Melakukan review terhadap pelaksanaan tindakan siklus 2

    b. Mengukur keberhasilan pelaksanaan tindakan dengan indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan

    Sumber: Hasil Rapat Kepala Sekolah & Guru

    1) Tahap Perencanaan Siklus 2

    Berdasarkan hasil review pada siklus 1, maka

    perlu dilakukan upaya perbaikan terhadap aspek-aspek

    standar perpustakaan ideal yang belum optimal. Upaya

    tindakan yang akan dilaksanakan adalah dengan

    memberikan reward kepada tiga siswa teraktif

    memanfaatkan perpustakaan sebagai salah satu

    sumber belajarnya. Reward yang diberikan berupa

    piagam penghargaan dan sejumlah alat tulis sekolah.

    Reward akan diberikan kepada tiga siswa teraktif di

    setiap akhir bulan.

    2) Tahap Pelaksanaan & Observasi Siklus 2

    Tahap ini merupakan pelaksanaan terhadap

    rencana tindakan yang sudah ditetapkan. Tindakan

    yang akan diimplementaikan adalah dengan memberi

    reward kepada tiga siswa teraktif dalam mengunjungi

  • 86

    dan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai

    salah satu sumber belajarnya. Pemberian reward

    berupa piagam penghargaan dan alat-alat tulis ini

    diberlakukan mulai bulan februari 2016. Hal tersebut

    diungkapkan oleh kepala sekolah SMA Negeri 1

    Pringsurat sebagai berikut.

    Kasek: “untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sekolah, maka sekolah memberikan rangsangan berupa reward dalam bentuk alat-alat tulis dan piagam penghargaan. Dana yang digunakan untuk memberikan reward menggunakan alokasi dana perpustakaan”.

    Hal senada juga diungkapkan oleh pustakawan,

    hasil wawancara dapat dilihat seperti berikut.

    Pustakawan: “pada akhir bulan februari lalu sekolah memang memberikan piagam penghargaan dan juga alat-alat tulis sekolah kepada tiga siswa teraktif mengunjungi dan memanfaatkan fasilitas perpustakaan. Siswa yang mendapatkan penghargaan tersebut masing-masing dari kelas X, XI,XII”.

    Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa sekolah

    memang sudah mengimplementasikan tindakan yang

    sudah direncanakan. Sekolah telah memberkan piagam

    penghargaan dan alat-alat tulis kepada siswa teraktif

    dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah. Siswa

    yang mendapatkan penghargaan tersebut masing-

    masing dari kelas X, XI, dan XII.

    Untuk mengkonfirmasi hasil wawancara tersebut

    di atas, selanjutnya penulis melakukan wawancara

    bersama guru dan juga siswa. Berikut kutipan hasil

    wawancaranya.

  • 87

    Guru: “iya benar, sekolah memang memberikan reward berupa piagam penghargaan dan alat-alat tulis kepada tiga siswa teraktif dalam memanfaatkan perpustakaan. Reward tersebut diberikan bulan Februari lalu. Kami guru juga mendorong siswa dalam peningkatan pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan meminta siswa untuk mengumpulkan hasil ringkasan buku yang dipinjam dari perpustakaan, dengan begitu maka siswa akan benar-benar membaca buku tersebut”.

    Untuk mengonfirmasi hasil wawancara tersebut, maka

    penulis juga melakukan wawancara dengan beberapa

    siswa. berikut kutipan hasil wawancaranya.

    Siswa: “iya, bulan lalu ada beberapa dari siswa yang mendapatkan penghargaan siswa teraktif dalam memanfaatkan perpustakaan. penghargaan tersebut berupa piagam penghargaan dan alat-alat tulis dan juga buku bacan sekolah dan ada juga berupa novel. Beberapa guru mapel juga menugaskan siswa untuk meringkas buku yang dipinjam dari perpustakaan dan selanjutnya dikumpulkan. Ada juga guru yang melaksanakan diskusi pembelajaran di perpustakaan biar mudah untuk mencari buku-buku referensi”.

    Hasil wwancara tersebut menegaskan bahwa

    sekolah benar-benar melaksanakan tindakan dengan

    memberikan reward berupa piagam penghargaan dan

    sejumalah alat tulis kepada 3 siswa teraktif dalam

    memanfaatkan perpustakaan sekolah. Berkaitan

    dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah beberapa

    dari guru juga mendorong kepada siswa untuk benar-

    benar memanfaatkan fasilitas sekolah untuk

    menunjang pembelajaran di kelas dengan menugaskan

    siswa untuk membuat ringkasan dari setiap buku yang

  • 88

    dipinjam dari perpustakaan baik buku akademik

    maupun buku non kademik. Tujuan dari upaya

    dilakukan guru adalah untuk melatih siswa gemar

    membaca dan mau memanfaatkan dasilitas

    perpustakaan sekolah sebagai salah satu sumber

    belajarnya, melatih siswa lebih mandiri untuk mampu

    menemukan informasi yang sesuaidengan kebutuhan

    siswa masing-masing.

    Tindakan pemberian reward ini apakah benar-

    benar memberikan motivasi siswa untuk meningkatkan

    pemanfaatan perputakaan dengan meningkatnya

    jumlah pengunjung perpustakan dan mampu

    membantu melangkapi dan menopang kegiatan belajar

    mengajar, oleh sebab itu penulis akan melakukan

    wawancara dengan siswa, pustakawan, guru, dan juga

    kepala sekolah. Berikut kutipan wawancaranya.

    Siswa: “banyak dari teman-teman yang sebelumnya enggan untuk datang ke perpustakaan, sekarang mulai datang untuk membaca, mencari informasi di majalah-majalah dan saya rasakan sekarang perpustakaan mulai ramai pengunjung.

    Hasil wwancara tersebut kemudian dikonfirmasi

    dengan melakukan wawancara bersama pustakawan.

    Pustakawan: “mulai bulan Februari hingga Maret jumlah pengunjung semakin meningkat. Banyak siswa sekarang yang mulai berdiskusi di perpustakaan, mencari referensi buku pelajaran dan mencari majalah ataupun hanya sekedar membaca Koran. Hal tersebut terjadi mungkin karena mereka berlomba-lomba menginginkan untuk mendapatkan piagam penghargaan dan alat tulis, selain itu sekarang para guru mewajibkan siswa untuk meringkas buku yang mereka pinjam dari perpustakaan

  • 89

    dan dikumpulkan sebagai bahan tambahan untuk penilaian sikap”.

    Hal tersebut dibenarkan oleh kepala sekolah dan

    guru, berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan

    beberapa guru dan kepala sekolah, mereka

    menegeaskan bahwa ada peningkatan jumlah siswa

    yang datang dan memanfaatkan perpustakaan sekolah,

    artinya reward yang diberikan oleh sekolah mampu

    mendorong siswa untuk berlomba-lomba aktif

    memanfaatkan perpustakaan sekolah. Keaktifan siswa

    dilihat dari frekwensi siswa dantang ke perpustakaan,

    jumlah buku yang dipinjam di perpustakaan, jumlah

    ringkasan buku yang dihasilkan oleh masing-masing

    siswa. berikut petikan wawancara dengan kepala

    sekolah.

    Kasek: “berdasarkan data yang saya terima dari perpustakaan dari bulan Januari sampai Maret ini memang ada peningkatan jumlah pengunjung yang signifikan terutam pada bulan Maret ini. Hal tersebut membuktikan bahwa pemberian reward berupa piagam penghargaan dan alat-alat tulis serta peraturan guru yang mewajibkan siswa untuk meringkas buku dari perpustakaan yang digunakan sebagai salah satu instrument penilaian aspek afektif mampu memberikan efek yang baik kepada siswa, sehingga kedepan kami akan terus berupaya untuk selalu meningkatkan kualitas perpustakaan, memperkaya koleksi perpustakaan dan melengkapi dengan fasilitas wifi sehingga siswa dapat dengan cepat mendapatkan referensi yang mereka butuhkan”.

    Berdasrakan hasil wawancara tersebut di atas

    menegaskan bahwa pelaksanaan tindakan dengan

    memberikan reward kepada 3 siswa teraktif

    memanfaatkan perpustakaan dapat berjalan dengan

  • 90

    baik, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah

    siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah.

    Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan

    menunjukkan bahwa ada peningkatan pemanfaatan

    perpustakaan yang signifikan dari bulan Februari

    sampai bulan Maret 2016. Prosentase pengunjung

    perpustakan pada bulan Februari 2016 sebesar 20.2%

    masuk kategori rendah, meningkat pada bulan Maret

    sebesar 53.6% masuk dalam kategori sedang.

    3) Tahap Refleksi Siklus 2

    Berdasarkan pelaksanaan tindakan yang sudah

    dilakukan pada siklus 2, penulis juga mengumpulkan

    data-data penelitian baik dari data hasil wawancara,

    maupun data observasi. Selanjutnya penulis bersama

    kepala sekolah dan dewan guru melakukan refleksi

    terhadap hasil pelaksanaan tindakan dengan

    melakukan refiew dan evaluasi keberhasilan siklus 2.

    Dari upaya tindakan yang sudah dilakukan

    selama 3 bulan, yaitu mulai dari bulan Januari 2016

    sampai dengan Maret 2016, penulis mendapatkan data

    yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah

    pengunjung perpustakaan oleh siswa, data tersebut

    dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 4.12 Prosentase Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

    No

    Bulan Pengunjung/Bln

    Jml Diharapkan/Bl

    n

    Jml Siswa

    % Kategori

    1 Januari 2016 517 9864 411 5.2 Rendah 2 Februari 2016 1989 9864 411 20.2 Rendah 3 Maret 2016 3523 6576 411 53.6 Sedang

    Sumber : Dokumen Perpustakaan SMA Negeri Pringsurat

  • 91

    Dari tabel 4.13 dapat dijelaskan bahwa jumlah

    pengunjung paling sedikit pada bulan Januari 2016

    prosentasenya hanya 5.2% masuk kategori rendah.

    Kemudian mengalami kenaikan jumlah pengunjung

    pada bulan Februari 2016, prosentasenya sebesar

    20.2% masuk dalam kategori rendah. Hal tersebut

    dapat meningkat karena sekolah telah memberikan

    reward berupa piagam penghargaan kepada siswa

    teraktif memanfaatkan perpustakaan. Tindakan

    tersebut belum mampu meningkatkan jumlah

    pengunjung mencapai standar yang ditetapkan,

    sehingga pada bulan Februari sekolah memberikan

    reward berupa piagam penghargaan dan sejumlah alat

    tulis kepada 3 siswa teraktif memanfatkan

    perpustakaan.

    Hasil dari tindakan pada siklus 2 ini dapat dilihat

    berdasarkan data kunjungan perpustakaan pada bulan

    Maret 2016. Berdasarkan data yang diperoleh jumlah

    pengunjung atau pemanfaatan perpustakaan

    mengalami peningkatan yang signifikan sebsar 53.6%

    dan masuk kategori sedang. Berdasarkan peningkatan

    tersebut, maka tindakan yang diberikan pada siklus 2

    mampu meningkatkan jumlah pemanfaatan

    perpustakaan sesuai dengan indikator keberhasilan

    yang diharapkan yaitu sebesar 34% atau dalam

    kategori sedang. Penelitian ini juga menjawab hipotesis

    tindakan yang dirumuskan, bawasanya dengan

    memberikan reward kepada siswa teraktif terbukti

    dapat meningkatkan pemanfaatan perpustakaan

    sekolah SMA Negeri 1 Pringsurat

  • 92

    4.3. Pembahasan Penelitian

    Perpustakaan sekolah di SMA Negeri 1

    Pringsurat sudah memiliki sarana dan prasarana yang

    mampu mendukung dan memfasiilitasi siswa dalam

    proses pembelajaran, namun masih ada beberapa

    aspek yang belum sesuai dengan standar perpustakaan

    ideal, seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang

    RI No 43 th 2007, pada bab II pasal 11, ayat 1

    dijelaskan Standar koleksi perpustakaan, standar

    sarana dan prasarana, standar pelayanan

    perpustakaan, standar tenaga perpustakaan, standar

    penyelenggaraan dan standar pengelolaan.

    Aspek-aspek yang belum sesuai dengan standar

    perpustakaan ideal diantaranya adalah aspek

    Perpustakaan melanggan 3 judul majalah dan 3 judul

    surat kabar, area, sarana, lokasi perpustakaan yang

    belum berada pada pusat kegiatan pembelajaran,

    Sekolah mempunyai jam wajib kunjung min 1 jam

    pelajaran/kelas/minggu, kerja sama dengan

    perpustakaan lain, tenaga perpustakaan ≥ 2, dan

    pustakawan proaktif, serta menyusun visi, misi, tujuan

    dan sasaran perpustakaan sekolah. Hal ini terjadi

    karena keterbatasan anggaran alokasi untuk

    perpustakaan yang memang belum cukup. Dalam

    upaya perbaikan yang dilakukan selanjutnya sekolah

    memprioritaskan terhadap aspek-aspek yang sangat

    mendesak untuk diperbaiki, supaya dapat segera

    digunakan siswa dalam proses pembelajaran. Apek-

    aspek tersebut diantaranya adalah (a) Sekolah

    berlangganan dengan provider majalah dan surat

  • 93

    kabar, (b) Sekolah akan membuat kebijakan wajib

    kunjung & wajib baca min 1 jam /pelajaran/minggu, (c)

    Sekolah akan menjalin kerjasama dengan

    perpustakaan daerah Kab. Temanggung, (d) Sekolah

    akan menambah tenaga perpustakaan baik tenaga

    kontrak atau dari guru secara bergantian, (e) Sekolah

    akan memberikan pelatihan kepada pustakawan, (f)

    sekolah akan menyususn visi, misi, tujuan dan sasaran

    perpustakaan sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa

    masih terdapat beberapa aspek yang belum dipenuhi

    sekolah, sehingga siswa belum terlayani secara optimal

    dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah. Hal

    tersebut bertentangan dengan pendapat Sutarno

    (2006:39) yang menyatakan perpustakaan sekolah

    merupakan salah satu sarana dan fasilitas

    penyelenggara pendidikan sehingga setiap sekolah

    memiliki perpustakaan yang memadai.

    Beberapa kekurangan pada aspek-aspek standar

    perpustakaan ideal tersebut sehingga memberikan

    dampak buruk bagi minat siswa dalam menggunakan

    fasilitas perpustakaan sekolah. Artinya kondisi

    perpustakaan sekolah yang tidak sesuai dengan

    standar mempengaruhi minat siswa dalam

    memanfaatkan perpustakaan sekolah, hal ini

    bertentangan dengan penadapat Sumardjo (1998:2)

    bawasanya tujuan khusus dari perpustakaan sekolah

    adalah : (a) mengembangkan minat, kemampuan dan

    kebiasaan membaca khususnya, serta

    mendayagunakan budaya tulisan dalam sektor

    kehidupan, (b) megembangkan kemampuan mencari,

    mengolah serta memanfaatkan informasi, (c) mendidik

  • 94

    siswa pada umumnya agar dapat memelihara dan

    memanfaatkan bahan perpustakaan secara tepat guna

    dan berhasil guna, (d) meletakkan dasar-dasar kearah

    belajar mandiri, (e) memupuk minat dan bakat siswa, (f)

    menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman

    imajinatif, (g) mengembangkan kemampuan siswa

    untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam

    kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri, (h)

    menunjang pelaksanaan kegiatan intrakurikuler dan

    ekstra kurikuler.

    Sekolah telah berupaya untuk memperbaiki

    kekurangan atau kelemahan perpustakaan, baik dari

    aspek sarana dan prasarana, serta pelayanan

    perpustakaan dengan merencanakan upaya tindakan

    untuk mengatasi permaslahan tersebut yang

    dilaksanakan pada tindakan siklus 1. Untuk

    meningkatkan minat dan memotivasi siswa, maka

    sekokah juga memberi tindakan berupa pemberian

    reward berupa piagam penghargaan bagi siswa teraktif

    dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah. Tindakan

    tersebut dapat memberikan dampak positif bagi siswa,

    yaitu dengan meningkatnya jumlah siswa dalam

    memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber

    belajarnya, meskipun belum mencapai kriteria

    keberhasilan yang menargetkan pemanfaatan

    perpustakaan sekolah oleh siswa dalam kategori

    sedang.

    Perpustakaan Sekolah di SMA Negeri 1

    Pringsurat memang belum diintegrasikan dengan

    kurikulum pembelajaran, sehingga dalam setiap proses

    pembelajaran masih jarang guru yang menggunakan

  • 95

    fasilitas perpustakaan sekolah sebagai salah satu

    sumber belajar siswa. Perpustakaan merupakan tempat

    untuk membantu guru mengajar, juga sebagai tempat

    bagi guru untuk memperkaya pengetahuan. Hal ini

    tidak sesuai dengan fungsi perpustakaan sekolah yang

    dikemukkan oleh Surachman (2007:2) bawasanya

    perpustakaan sekolah memiliki fungsi sebagai berikut:

    (a) Pusat kegiatan belajar mengajar untuk pendidikan

    seperti tercantum dalam kurikulum sekolah, (b) pusat

    penelitian sederhana yang memungkinkan siswa

    mengembangkan kreativitas dan imajinasinya, (c) pusat

    membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan

    mengisi waktu luang (buku-buku hiburan), (d) pusat

    belajar mandiri siswa.

    Tindakan yang lakukan sekolah dalam

    memperbaiki aspek-aspek yang masih kurang dalam

    standar perpustakaan pada siklus 1 tersebut, tenyata

    belum memberikan dampak postif bagi peningkatan

    pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa. Sekolah

    merencanakan tindakan berikunya yang dilaksankan

    pada siklus 2 dengan cara memberikan reward bagi 3

    siswa yang paling banyak mengunjungi dan

    memanfaatkan perpustakaan sekolah. Reward yang

    diberikan berupa piagam penghargaan dan alat tulis,

    serta guru mewajibkan siswa untuk meringkas buku

    yang dipinjam dari perpustakaan selanjutnya ringkasan

    tersebut dikumpulkan dan dilakukan penilaian untuk

    aspel afektif dan koqnitif. Hal tersebut sudah sesuai

    dengan pendapat Indrakusuma (1973) yang

    menjelaskan macam-macam bentuk reward antara

  • 96

    lain, pujian, penghormatan, hadiah, dan tanda

    penghargaan.

    Sekolah memberikan reward kepada 3 siswa yang

    paling aktif memanfaatkan perpustakaan bertujuan

    supaya siswa bersemangat dalam memanfaatkan

    perpuastakaan sekolah dengan membiasakan untuk

    membaca buku, melatih kemandirian belajar,

    menemukan informasi-informasi baru, dan

    meningkatkan motivasi belajarnya. Hal ini sesuai

    dengan pendapat Purwanto (2006) yang menjelaskan

    bahwa penghargaan diberikan agar anak menjadi lebih

    giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau

    mempertinggi kedisiplinannya. Anak akan menjadi

    lebih keras kemauannya untuk berbuat yang lebih baik

    lagi. Dengan demikian anak akan mematuhi norma dan

    aturan yang berlaku.

    Upaya yang dilakukan sekolah dengan

    memberikan reward kepada siswa terbukti dapat

    memberikan dampak positif, yaitu dengan

    meningkatnya jumlah siswa dalam memanfaatkan

    fasilitas perpustakaan sebagai sumber belajar. Hal ini

    dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan mulai

    dari bulan Januari 2016 sampai dengan bulan Maret

    2016 yang terbagi ke dalam 2 siklus. Peningkatan

    tersebut dapat diamati pada siklus 1 yang dilakukan

    dari bulan Januari hingga Februari 2016, ditunjukkan

    dengan meningkatnya jumlah kunjungan dari 5.2%

    meningnkat manjadi 20.2% masih dalam kategori

    rendah, meskipun meningkat hal tersebut belum

    mampu untuk meingkatkan hingga dalam kategori

    sedang. Berdasarkan data tersebut kemudian penulis

  • 97

    mengupayakan untuk memperbaiki kekurangan dan

    kelemahan dengan merencanakan tindakan pemberian

    reward berupa piagam dan alat tulis yang diberikan

    kepada 3 siswa teraktif dalam memanfaatkan

    perpustakaan sekolah. Hasil dari tindakan siklus 2 ini

    sangat signifikan, tindakan tersebut mampu

    meningkatkan jumlah pengunjung dari bulan Februari

    prosentasenya sebesar 20.2% pada bulan Maret

    menigkat menjadi 53.6% masuk dalam kategori sedang,

    dengan demikian tindakan siklus 2 ini dapat

    meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sekolah

    sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditentukan.

    Keberhasilan tersebut juga didukung dengan usaha

    guru yang mewajibkan siswa untuk membuat

    ringkasan dari buku yang sudah dipinjam dari

    perpustakaan sekolah, hasil ringkasan tersebut

    digunakan guru sebagai bahan instrument penilaian

    aspek afektif dan kognitif.

    Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian

    yang dilakukan Ratnawati (2014) tentang Maksimalisasi

    Program Reward di Perpustakaan dalam Meningkatkan

    Minat Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV MI

    Ma’arif Giriloyo 1 Bantul dan penelitian yang dilakukan

    oleh Suharso & Setyowulandari (2014) tentang Strategi

    Pemberian Reward Untuk Meningkatkan Minat

    Kunjung Mahasiswa di Perpustakaan Politeknik Negeri

    Semarang. Hasil penelitian tersebut sama-sama

    menyimpulkan bahwa dengan memberikan reward atau

    penghargaan mampu meningkatkan minat siswa dalam

    memanfaatkan perpustakaan sekolah.

  • 98

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

    terdahulu yang relevan sebagaimana telah dikutip

    adalah bahwa penelitian ini menggunakan jenis

    penelitian tindakan sekolah sedangkan penelitian dari

    Suharso dan Setyowulandari (2014), Pitaloka (2005),

    serta Indriyaningsih (2009) menggunakan jenis

    penelitian kuantitatif. Subjek penelitian yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMA

    Negeri 1 Pringsurat, sedangkan penelitian dari

    Ratnawati (2014) subjek penelitiannya Siswa kelas IV

    Madrasah Ibtidaiyah di Giriloyo1 Bantul, penelitian

    Suharso & Setyowulandari (2014) dengan subjek

    penelitian Mahasiswa Politeknik Negeri Semarang,

    penelitian Pitaloka (2005) dengan subjek penelitian

    Siswa SMAN 3 Medan, dan penelitian Indriyaningsih

    (2009) dengan subjek penelitian Siswa SMPN

    Baatusangkar, Sumatera Barat.

    Penelitian ini menggunakan 2 siklus yang terbagi

    atas beberapa tahap tindakan sehingga setiap

    permasalahan yang muncul akan diketahui dan segera

    dapat diberi solusi penyelesaiannya. Berbeda dengan

    penelitian yang dilakukan oleh Suharso dan

    Setyowulandari, Pitaloka, dan Indriyaningsih yang

    menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan

    data sehingga jawaban dari responden sangat subjektif

    jika digunakan sebagai data tunggal untuk analisis

    data, oleh karena itu akan berpengaruh pula terhadap

    hasil penelitian yang dilakukan. Meskipun sama-sama

    menggunakan penelitian tindakan namun perbedaan

    penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan

    Ratnawati (2014) terlihat pada subjek penelitian yang

  • 99

    digunakan. Subjek penelitian dengan jumlah sample

    yang sedikit atau yang homogen akan mempengaruhi

    reliabilitas hasil analisis data yang dilakuka. Penelitian

    ini melibatkan seluruh siswa SMA Negeri 1 Pringsurat

    sehingga hasil penelitian menggambarkan kondisi real

    yang terjadi dilapangan, artinya tingkat eror atau

    tingkat kesalahan yang dimungkinkan terjadi sangat

    rendah. Penelitian ini sekaligus membuktikan bahwa

    pemberian reward kepada siswa teraktif terbukti dapat

    meningkatkan pemanfaatan Perpustakaan Sekolah. Hal

    ini sejalan dengan teori Pavlov yang terkenal dengan

    Classical Conditioning, beranggapan bahwa tingkah

    laku organisme dapat dibentuk melalui pengaturan dan

    manipulasi lingkungan. Disini reward berfungsi sebagai

    stimulun supaya dapat memberikan motivasi atau

    minat siswa dalam memanfaatkan perpustakaan

    sekolah.

    SMA Negeri 1 Pringsurat berlokasi di Jalan Raya Kranggan Pringsurat merupakan jalan alternatif yang menghubungkan wilayah Kabupaten Temanggung dengan jalan utama ke Semarang. Sekolah bernaung di bawah Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan & Kebudayaan RI Nomor 291/1999 tentang Pembukaan dan status Penegerian Sekolah maka SMA Negeri 1 Pringsurat merupakan Sekolah Menengah Atas ke-6 yang berstatus Negeri di Kabupaten Temanggung dan mulai digunakan secara resmi untuk kegiatan belajar mengajar pada tanggal 23 Maret 1999 . Luas lahan adalah 9,880 m2 dengan bukti kepemilikan tanah adalah Sertifikat Hak Milik. Gedungnya terdiri dari Gedung ruang guru, Tata Usaha dan kepala sekolah dengan luas 224 m2, 5 gedung kelas sejumlah 15 ruang seluas 1080 m2, 1 ruang perpustakaan seluas 124 m2, 1 ruang lab komputer seluas 120 m2, 1 ruang lab Kimia seluas 120 m2, 1 ruang lab Fisika seluas 120 m2, 1 ruang lab Biologi seluas 120 m2, 1 ruang lab Bahasa seluas 120 m2, 1 tempat beribadah seluas 132 m2, 1 ruang konseling seluas 64 m2, 1 ruang UKS seluas 15 m2, 1 ruang organisasi kesiswaan seluas 15 m2, 6 buah jamban, gudang seluas 18 m2, koridor dengan pencahayaan yang cukup, dan tempat bermain/berolah raga seluas 4,737 m2.