43
68 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian mendeskripsikan permasalahan pelatihan yang pernah dilaksanakan dan bagaimana cara mengembangkan modul pelatihan PCK. Pembahasan menjelaskan secara mendalam hasil penelitian yang dikaitkan dengan kajian teori. 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Pelatihan yang Selama Ini Diselenggarakan Pelatihan bagi guru-guru merupakan suatu kebutuhan yang penting. Selama ini, guru matematika pada jenjang SMP di Kota Salatiga, sering mengikuti beberapa pelatihan yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan maupun MGMP. Untuk menggali informasi dari pelatihan yang selama ini diselenggarakan dengan cara melakukan wawancara terhadap, 1 orang koordinator MGMP untuk mapel matematika (YE), dan 2 orang guru

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN · 2019. 9. 16. · dengan sosialisasi Kurikulum 2013. Pelatihan bagi guru mapel matematika pada jenjang SMP selama satu tahun terakhir ini rutin dilaksanakan

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 68

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan

    pembahasan. Hasil penelitian mendeskripsikan permasalahan

    pelatihan yang pernah dilaksanakan dan bagaimana cara

    mengembangkan modul pelatihan PCK. Pembahasan

    menjelaskan secara mendalam hasil penelitian yang dikaitkan

    dengan kajian teori.

    4.1. Hasil Penelitian

    4.1.1. Deskripsi Pelatihan yang Selama Ini Diselenggarakan

    Pelatihan bagi guru-guru merupakan suatu

    kebutuhan yang penting. Selama ini, guru matematika

    pada jenjang SMP di Kota Salatiga, sering mengikuti

    beberapa pelatihan yang diselenggarakan oleh dinas

    pendidikan maupun MGMP. Untuk menggali informasi

    dari pelatihan yang selama ini diselenggarakan dengan

    cara melakukan wawancara terhadap, 1 orang koordinator

    MGMP untuk mapel matematika (YE), dan 2 orang guru

  • 69

    matematika yang mengajar dibeberapa SMP wilayah

    Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga (RD dan BD).

    Hasil wawancara dengan YE, RD dan BD

    menunjukkan hasil bahwa pelatihan yang selama ini

    diselenggarakan berkaitan dengan program pemerintah.

    Program pemerintah selama 3 tahun terakhir ini, berkaitan

    dengan sosialisasi Kurikulum 2013. Pelatihan bagi guru

    mapel matematika pada jenjang SMP selama satu tahun

    terakhir ini rutin dilaksanakan oleh MGMP. Waktu

    pelatihan disesuaikan dengan materi pelatihan yang akan

    disampaikan. Peserta yang diundang sekitaran 80 orang

    tetapi, yang merespon dan berpartisipasi biasanya hanya

    setengahnya saja. Tempat pelatihan biasanya di sekolah-

    sekolah yang ada ruangan atau gedung yang luas untuk

    dapat digunakan sebagai tempat pelatihan. Peserta

    pelatihan diberi materi pelatihan yang akan dipaparkan

    oleh pembicara, biasanya berupa print out Power Point

    materi ataupun modul jika ada. Tindak lanjut dari

    pelatihan yang diselenggarakan berbeda-beda, misalnya

  • 70

    dalam pelatihan kurikulum 2013 nantinya guru-guru

    dituntut untuk membuat RPP kurikulum 2013 dan

    nantinya ada tim yang mendampingi saat

    mengimplementasikannya dikelas.

    YE berpendapat bahwa dari 11 sekolah yang

    didampinginya dalam implementasi kurikulum 2013,

    tidak ada satupun guru yang memiliki praktik mengajar

    yang baik. Guru-guru mengetahui dan paham akan teori

    belajar, metode pembelajaran maupun pendekatanya,

    tetapi didalam mewujudkan dalam praktik mengajar

    masih kesulitan. Tidak semua materi matematika, biasa

    menggunakan pendekatan atau metode pembelajaran yang

    sama, dan masih ada guru yang memaksakan materi

    tertentu yang sebetulnya tidak cocok dengan metode

    tersebut. Selain itu, ada beberapa guru yang menggunakan

    metode PBL dengan materi tertentu, tapi pada saat

    implementasi sintaks PBL saja tidak terlihat. Mungkin,

    hal ini dikarenakan guru-guru hanya berpatokan dengan

    buku ajar saja. Pengusaan materi sangat berpengaruh

  • 71

    terhadap pemilihan dan penentuan metode ataupun

    pendekatan yang akan digunakan pada materi tertentu.

    Hasil wawacara dengan RD dan BD menunjukkan

    bahwa kedua guru tersebut pernah mengikut pelatihan

    yang diselenggarakan MGMP. Tetapi, tidak semua

    kegiatan pelatihan yang diselenggarakan diikuti. Hal

    tersebut dikarenakan, bertabrakan dengan waktu kegiatan

    di sekolah ataupun ada beberapa hal yang tidak dapat

    ditinggalkan. YE juga berpendapat bahwa setiap guru

    memiliki kebutuhan dan zona yang berbeda-beda,

    sehingga hal tersebut yang menyebabkan guru-guru tidak

    aktif dalam pelatihan.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan YE, RD, dan

    BD selama ini belum pernah ada pelatihan yang berkaitan

    dengan PCK. RD dan BD mengatakan bahwa belum

    memahami ataupun mengerti apa itu PCK. Berdasarkan

    hasil wawancara dengan YE yang menyatakan bahwa jika

    diselenggarakan pelatihan mengenai PCK sangat

    bermanfaat bagi guru, dimana PCK merupakan perpaduan

  • 72

    diantara pengetahuan materi dan pengetahuan cara

    mengajar. Hal ini, dikarenakan masih banyak guru yang

    kurang menguasai materi dan pada akhirnya memaksakan

    KD tertentu dengan metode mengajar yang tidak cocok.

    Sehingga, melalui pelatihan PCK, guru-guru tersebut

    dapat menambah pengetahuannya tentang PCK dan

    mengembangkan kompetensi yang dimilikinya.

    4.1.2. Deskripsi Kelemahan Pelatihan yang Selama Ini

    Diselenggarakan

    Berdasarkan hasil wawancara dengan YE, RD dan

    BD, peneliti menyimpulkan beberapa kelemahan pelatihan

    yang selama ini diselenggarakan, sebagai berikut:

    1. Materi yang diberikan kepada peserta pelatihan hanya

    sekedar print out power point yang akan dipaparkan

    pembicara. Hal ini, menghambat guru-guru untuk

    kembali mempelajari setelah pelatihan selesai. Selain

    itu, terkadang point penting ataupun paparan yang

    sebetulnya sangat berguna bagi guru-guru tidak

  • 73

    tertulis dan pada akhirnya guru-guru melupakan hal

    tersebut.

    2. Kebutuhan dan tuntutan setiap guru sangat berbeda-

    beda. Kebutuhan guru berbeda satu dengan yang lain.

    Biasanya, guru yang sudah mendekati masa pensiun

    lebih cenderung pasif dan tidak terlalu antusias dalam

    mengikuti pelatihan. Selain itu, tuntutan setiap sekolah

    yang berbeda-beda juga mempengaruhi partisipasi

    guru dalam mengikuti pelatihan.

    3. Seorang guru memiliki tugas mengajar yang berbeda

    satu dengan yang lain. Selain, tugas mengajar,

    kegiatan sekolah yang lebih mendesak dan dadakan

    juga menjadi kendala guru dalam mengikuti pelatihan.

    Misalnya, kunjungan pengawas sekolah atau kegiatan

    lainnya. Sehingga, guru tidak memiliki waktu untuk

    mengikuti kegiatan pelatihan yang diselenggarakan

    oleh MGMP maupun dinas pendidikan.

    4. Materi pelatihan disesuaikan dengan program

    pemerintah. Selama 3 tahun terakhir, pelatihan yang

  • 74

    diselenggarakan berkaitan dengan kurikulum 2013.

    Sebagian guru-guru merasa jika satu kali pernah

    mengikuti satu kali pelatihan saja sudah cukup.

    Karena, biasanya pelatihan yang berkaitan dengan

    kurikulum 2013 tidak hanya diselenggarakan dalam

    waktu satu kali pertemuan.

    Berdasarkan, kelemahan dari pelatihan yang selama

    ini diselenggarakan, dapat sebagai bahan refleksi dalam

    penelitian ini. Sehingga, peneliti dapat menyelenggarakan

    pelatihan yang lebih baik.

    4.1.3 Pengembangan Modul Pelatihan PCK

    Pengembangan modul dalam penelitian dan

    pengembangan ini dilakukan sesuai dengan tahapan model

    Sugiyono. Langkah-langkah pengembangan modul pelatihan

    PCK dilakukan berdasarkan enam tahap pengembangan

    model Sugiyono.

    A. Potensi dan Masalah

    Guru yang mengajar mata pelajaran matematika pada

    jenjang SMP di Kota Salatiga, memiliki bekal ilmu yang

  • 75

    linier dengan mapel yang diampunya. Guru-guru memiliki

    kualifikasi akademik pendidikan minimum sarjana

    dengan program studi yang sesuai bidang yang

    diampunya yaitu matematika. Sehingga, guru-guru

    tersebut memiliki pengetahuan matematika yang menjadi

    bekal untuk mengajar.

    Hasil wawancara dengan salah seorang koordinator

    MGMP (YE), menunjukkan bahwa banyak guru

    matematika SMP di Kota Salatiga yang praktik

    mengajarnya masih kurang. Setiap materi matematika

    mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga tidak

    bisa dipaksakan dengan model atau metode atau cara

    mengajar yang sama. Penguasaan materi yang kuat akan

    membantu guru dalam menentukan strategi mengajar

    yang akan digunakan. Pemilihan metode atau model atau

    pendekatan yang tepat akan membantu siswa dengan

    memahami materi matematika. Sesulit-sulitnya materi

    matematika jika diajarkan dengan cara serta strategi

    mengajar yang tepat akan mudah diterima oleh siswa.

  • 76

    Melihat potensi yang dimiliki guru matematika pada

    jenjang SMP di Kota Salatiga yang memiliki kualifikasi

    akademik pendidikan minimum sarjana dengan program

    studi matematika, merupakan bekal yang kuat untuk

    mengajar matematika. Tetapi, beberapa guru masih

    memiliki praktik mengajar yang kurang. Tidak semua

    materi matematika dapat diajarkan dengan metode yang

    sama. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu

    dilakukan sebuah pelatihan bagi guru-guru matematika

    yang masih mengalami kesulitan cara mengajar dengan

    materi tertentu. Oleh karena itu, perlu dilakukan pelatihan

    mengenai Pedagogical Content Knowledge (PCK)

    melalui modul pelatihan yang dapat membantu guru

    matematika untuk mengembangkan pengetahuan materi

    ajar dan pengetahuan mengajar yang dimilikinya.

    B. Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dalam penelitian ini dimulai dari

    studi pendahuluan terkait pelatihan yang sebelumnya

    diselenggarakan, kompetensi pedagogik dan kompetensi

  • 77

    profesional guru matematika SMP di Kota Salatiga dan

    penguasaan materi serta pemahaman cara mengajar guru

    matematika melalui wawancara dengan koordinator

    MGMP dan guru matematika SMP di kota Salatiga.

    Setiap guru mapel matematika pada jenjang SMP di Kota

    Salatiga memiliki kualifikasi akademik sarjana dengan

    program studi matematika, hal tersebut merupakan sebuah

    potensi yang dimiliki guru matematika. Tetapi, guru-guru

    tersebut masih memiliki praktik mengajar yang kurang.

    Setiap materi matematika memiliki karakteristik yang

    berbeda-beda dan tidak bisa diajarkan dengan metode

    pembelajaran yang sama.

    Selain itu dalam tahapan pengumpulan data, dilakukan

    kajian teoritik tentang PCK, modul pelatihan, dan

    kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik guru

    matematika. Langkah selanjutnya yaitu mengumpulkan

    berbagai informasi dan studi literatur yang digunakan

    untuk perencanaan produk.

    C. Desain Produk

  • 78

    Desain atau perancangan dalam pengembangan modul

    pelatihan Pedagogical Content Knowledge (PCK)

    didasarkan atas tahapan identifikasi potensi dan masalah,

    yaitu masih terdapat guru matematika yang mengalami

    kesulitan terkait pemahaman materi ajar matematika dan

    pemahaman cara mendidik peserta didik. Dengan

    demikian rancangan desain yang telah disusun dapat

    mengatasi permasalahan yang terjadi di lapangan.

    Oleh karena itu, peneliti berupaya untuk mengatasi

    permasalahan yang dihadapi guru matematika dengan

    menyusun sebuah modul yang berisi panduan mengenai

    Pedagogical Content Knowledge (PCK) yang dapat

    dipelajari guru secara mandiri ataupun kelompok.

    Sehingga, diharapkan modul tersebut dapat membantu

    guru untuk terus mengembangkan kemampuan PCK yang

    dimilikinya.

    Pada tahapan desain produk peneliti menyusun dan

    menulis sebuah modul pelatihan Pedagogical Content

    Knowledge (PCK). Adapun sistematika penulisan modul

  • 79

    ini, yaitu (1) bagian awal yang terdiri dari halaman judul,

    kata pengantar, daftar isi dan glosarium; (2) bagian

    pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan, peta

    kompetensi, ruang lingkup, dan petunjuk penggunaan

    modul; (3) bagian pembelajaran berisi kegiatan

    pembelajaran yang terdiri dari pengantar, kompetensi

    dasar, indikator pencapaian, tujuan pembelajaran, uraian

    materi, aktivitas pembelajaran, latihan atau tugas,

    rangkuman, tes formatif, umpan balik dan tindak lanjut

    dan kunci jawaban; (4) bagian evaluasi yang terdiri dari

    tes dan kunci jawaban; (5) bagian akhir yang terdiri dari

    penutup, daftar pustaka.

    Pada tahapan desain modul pelatihan PCK, juga

    dilakukan penulisan isi modul sesuai dengan rancangan

    yang telah dibuat. Penulisan modul ini berdasarkan bahan

    pustaka serta kajian referensi yang berkaitan dengan PCK.

    Terdapat 3 kegiatan belajar didalam modul ini, yaitu

    kegiatan belajar 1 tentang PCK, kegiatan belajar 2 tentang

    komponen PCK, dan kegiatan belajar 3 tentang penerapan

  • 80

    PCK dalam RPP. Pada setiap kegiatan belajar dalam

    modul pelatihan PCK ini berisi tentang pengantar,

    kompetensi dasar, indikator pencapaian, tujuan

    pembelajaran, uraian materi, aktivitas pembelajaran,

    latihan atau tugas, rangkuman, tes formatif, umpan balik

    dan tindak lanjut dan kunci jawaban.

    Gambar 4.1 Cover Depan dan Belakang Modul

    Setelah menjadi modul pelatihan PCK yang utuh,

    maka dilakukan validasi desain oleh ahli. Validasi desain

    dilakukan untuk memberikan masukan terhadap modul

    yang telah disusun tersebut. Kemudian, peneliti akan

    merevisi kembali modul yang telah disusun sebelum

    digunakan atau diimplementasikan pada tahap uji coba

    produk secara terbatas.

  • 81

    D. Validasi Desain

    Produk yang telah dikembangkan berupa modul

    pelatihan PCK, kemudian divalidasi oleh beberapa pakar,

    yaitu 1). Ahli Modul; 2). Ahli PCK; dan 3). Calon

    pengguna. Daftar validator Modul Pelatihan Pedagogical

    Content Knowledge (PCK) akan dijelaskan pada Tabel

    4.1.

    Tabel 4.1 Daftar Validator Modul Pelatihan

    No Nama Validator Pakar Keterangan

    1. Dr. Yari

    Dwikurnaningsih,

    M.Pd

    Validator Modul

    Dosen

    Magister

    Manajemen

    Pendidikan

    2. Wahyudi, S.Pd,

    M.Pd.

    Validator Materi

    Pedagogical

    Content Knowledge

    (PCK)

    Dosen

    Magister

    Manajemen

    Pendidikan

    3. MG. Fitri Ana,

    S.Pd, M.Pd.

    Calon Pengguna

    Modul Pelatihan

    Guru

    Matematika

    SMP Pangudi

    Luhur Salatiga

    Validasi modul pelatihan ini, dilakukan untuk menilai

    kelayakan modul yang telah disusun. Masukan dan saran yang

    diberikan oleh ahli akan membantu peneliti untuk merevisi

    kembali dan memperbaiki kembali setiap aspek yang masih

    dirasa kurang atau salah. Sehingga, diharapkan modul yang telah

  • 82

    disusun dapat secara mudah dipelajari secara mandiri dan

    dipahami oleh peserta pelatihan. Adapun hasil validasi modul

    pelatihan PCK oleh 3 validator, yaitu sebagai berikut.

    a) Hasil Validasi Ahli Modul

    Validasi modul oleh ahli modul bertujuan untuk

    mengetahui kelayakan modul yang telah disusun. Adapun

    hasil validasi modul oleh ahli, sebagai berikut.

    Tabel 4.2 Hasil Validasi Ahli Modul Pelatihan

    No Komponen Skor

    1. Kesesuaian uraian materi dengan indikator pencapaian kompetensi.

    4

    2. Keoperasionalan indikator pencapaian kompetensi peserta pelatihan yang akan dicapai.

    2

    3. Kejelasan rumusan tujuan dengan indikator yang

    mengarah pada pencapaian kompetesi.

    2

    4. Proporsi tugas mandiri dalam modul

    memungkinkan peserta berpartisipasi secara aktif

    dalam pelatihan.

    3

    5. Keruntunan penulisan pada setiap kegiatan

    belajar.

    4

    6. Konsistensi sistematika penulisan pada setiap

    kegiatan belajar.

    4

    7. Ketepatan penggunaan kaidah bahasa. 4

    8. Konsistensi penggunaan istilah, singkatan, dan

    simbol atau ikon.

    4

    9. Ketepatan struktur kalimat pada setiap kegiatan

    belajar.

    4

    10. Keefektifan penggunaan kalimat pada setiap

    kegiatan belajar

    3

    Jumlah Skor 34

    Rata-rata 3,4

    Persentase (%) 68%

  • 83

    Tabel 4.2 menunjukkan bahwa persentase penilaian dari

    ahli modul pelatihan sebesar 68 % pada kategori cukup baik.

    Adapun masukan dan saran dari validator ahli modul

    pelatihan yaitu 1). Rumusan indikator dan tujuan harus

    operasional; 2). Menggunakan kata kerja dengan tingkat

    kognitif yang lebih tinggi; 3). Menyesuaikan kegiatan belajar

    dan evaluasi dengan tingkat kognitif yang tinggi.

    Berdasarkan, masukan dan saran tersebut, sebelum modul ini

    digunakan maka perlu dilakukan revisi terlebih dahulu

    sebagai penyempuraan modul pelatihan yang telah disusun.

    b) Hasil Validasi Ahli PCK

    Validasi modul oleh ahli PCK dalam pembelajaran

    matematika, bertujuan untuk mengetahui kelayakan modul

    pelatihan PCK yang berkaitan dengan kelengkapan materi

    PCK dalam pembelajaran matematika. Hasil validasi ahli oleh

    ahli PCK yaitu sebagai berikut.

  • 84

    Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli PCK

    No Komponen Skor

    1. Kesesuaian antara judul dengan uraian materi

    pada setiap kegiatan belajar.

    4

    2. Kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan

    uraian materi pada setiap kegiatan belajar.

    4

    3. Kesesuaian antara indikator pencapaian kompetensi dengan uraian materi pada setiap

    kegiatan belajar.

    4

    4. Kejelasan uraian materi pada setiap kegiatan

    belajar.

    3

    5. Keakuratan uraian materi pada setiap kegiatan

    belajar.

    3

    6. Kelengkapan uraian materi pada setiap kegiatan

    belajar.

    3

    7. Kejelasan contoh-contoh pada setiap kegiatan

    belajar.

    3

    8. Kejelasan petunjuk belajar yang mudah

    dipelajari pada setiap kegiatan belajar.

    4

    9. Kelengkapan contoh-contoh pada setiap

    kegiatan belajar.

    3

    10. Kesesuaian contoh-contoh dengan uraian materi

    pada setiap kegiatan belajar.

    3

    Jumlah Skor 34

    Rata-rata 3,4

    Persentase (%) 68 %

    Tabel 4.3 menunjukkan bahwa persentase penilaian dari

    ahli modul pelatihan sebesar 68 % pada kategori cukup baik

    dengan keterangan layak digunakan dengan revisi. Adapun

    masukan dan saran dari validator ahli PCK yaitu 1).

    Menambah uraian materi; 2). Memperhatikan kembali hirarki

    CK, PK, dan PCK; 3). Menambah contoh yang lebih

    sederhana; 4). PCK Calon Pengguna

  • 85

    Validasi modul pelatihan PCK oleh calon pengguna

    bertujuan untuk menilai kelayakan modul pelatihan PCK

    untuk digunakan oleh seorang guru SMP yang mengampu

    mata pelajaran matematika. Hasil validasi oleh calon

    pengguna seperti pada tabel 4.4 berikut.

    Tabel 4.4 Hasil Validasi Calon Pengguna

    No Komponen Skor

    1. Kesesuaian ukuran fisik modul pelatihan PCK

    (tidak terlalu besar atau kecil).

    5

    2. Ilustrasi sampul modul menggambarkan isi

    modul pelatihan PCK.

    5

    3. Kerapian isi modul pelatihan PCK, baik secara

    tata letak judul, sub judul, ilustrasi maupun

    keterangan gambar.

    5

    4. Ukuran huruf judul modul pelatihan PCK lebih

    dominan dan proporsional

    dibandingkan ukuran modul dan nama

    pengarang.

    5

    5. Tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi

    jenis huruf.

    5

    6. Sistematika dan keruntunan sajian isi modul

    pelatihan PCK.

    5

    7. Uraian materi yang menarik sehingga dapat

    memotivasi untuk terus dipelajari.

    4

    8. Uraian materi mudah untuk dipahami dan

    dipelajari.

    4

    9. Soal-soal latihan dan penugasan sesuai dengan

    tujuan belajar.

    4

    10. Contoh–contoh yang diberikan dapat

    mempermudah dalam mempelajari modul.

    4

    11. Setiap kegiatan belajar memiliki contoh-contoh

    yang berragam.

    4

    12. Penggunaan kaidah bahasa yang tepat. 4

    13. Penggunaan istilah, singkatan, dan simbol atau

    ikon yang tepat.

    4

  • 86

    14. Penyusunan kalimat yang mudah dipahami. 4

    15. Menggunakan bahasa yang mendorong rasa

    ingin tahu dan motivasi untuk dipelajari.

    5

    Jumlah Skor 66

    Rata-rata 4,4

    Persentase (%) 88 %

    Tabel 4.4 menunjukkan bahwa persentase penilaian dari

    calon pengguna sebesar 88 % pada kategori sangat baik.

    Adapun keterangan dari validator calon pengguna yaitu baik

    dan sudah dapat digunakan.

    E. Revisi Desain

    Tahapan revisi desain dilakukan untuk memperbaiki

    modul yang telah disusun. Hasil validasi oleh ahli

    menunjukkan bahwa modul dapat digunakan untuk

    diujicobakan tetapi, harus dilakukan revisi terlebih

    dahulu. Revisi dilakukan sesuai dengan yang disarankan

    validator.

    F. Uji Coba Produk Terbatas

    Uji coba produk terbatas dilakukan untuk

    mengimplementasikan modul PCK yang telah disusun

    serta telah direvisi. Uji coba terbatas dilaksanakan melalui

  • 87

    pelatihan dengan skala kecil. Pelatihan melibatkan

    beberapa guru matematika SMP di Kota Salatiga

    Kecamatan Sidorejo. Sebanyak 6 guru matematika SMP

    dari 3 sekolah yang berbeda-beda terlibat dalam pelatihan

    ini. Adapun SMP yang terlibat dalam penelitian ini yaitu

    SMP Kristen 1 Salatiga, SMP Islam Sultan Fattah Salatiga

    dan SMP Negeri 9 Salatiga. Implementasi modul PCK

    dilaksanakan dalam 1 hari pelatihan pada hari Sabtu, 13

    Oktober 2018 dimulai dari jam 08.00 WIB - 16.00 WIB.

    Adapun beberapa persiapan yang dilakukan sebelum

    pelatihan yaitu sebagai berikut.

    a) Meminta ijin kepada kepala sekolah dari beberapa

    SMP yang ada di Kecamatan Sidorejo di Kota

    Salatiga.

    b) Meminta kesediaan dan kesiapan bagi 12 guru

    matematika di 6 SMP yang telah dituju untuk

    mengikuti pelatihan PCK. Tetapi, 3 Sekolah SMP

    yang memberikan respon.

  • 88

    c) Meminta kesediaan dan kesiapan bagi RLN sebagai

    pelatih dalam pelatihan PCK ini.

    d) Memesan gedung untuk tempat pelatihan.

    e) Memperbanyak modul pelatihan sebagai materi

    pelatihan.

    f) Memperbanyak instrumen pre-test serta post-test

    untuk mengukur peningkatan kompetensi pedagogik

    dan profesional guru.

    g) Memperbanyak instrumen observasi untuk mengamati

    proses selama pelaksanaan pelatihan.

    h) Mempersiapakan ATK, bahan dan alat pendukung

    dalam pelaksanaan pelatihan.

    Implementasi modul pelatihan PCK diawali dengan

    pembukaan yang dilanjutkan dengan pengerjaan pre-test

    oleh peserta pelatihan. Setelah itu dilanjutkan dengan

    penjelasan materi dimulai dari kegiatan pembelajaran 1

    sampai pada kegiatan pembelajaran 3. Pelatihan diakhiri

    dengan pengerjaan post-test oleh peserta pelatihan.

  • 89

    Pre-test dan Post-test dilakukan untuk mengetahui

    kemampuan peserta pelatihan sebelum dan sesudah

    mengikuti pelatihan. Peningkatan kompetensi pedagogik

    dan profesional guru setelah mengikuti pelatihan PCK

    diketahui dengan membandingkan nilai pre-test dan post-

    test. Untuk melihat adanya peningkatan setelah pelatihan,

    maka batas nilai tuntas untuk pre-test dan post-test yaitu

    7. Adapun hasil dari pre-test dan post-test dari 6 guru

    yang mengikuti pelatihan, yaitu sebagai berikut.

    Tabel 4.5 Hasil pre-test dan post-test peserta pelatihan PCK

    No Nama

    Guru

    Nilai

    pre-test Ket post-test Ket

    1. CS 60 TT 76 T 2. SY 48 TT 60 TT

    3. RD 52 TT 76 T

    4. W 72 T 72 T

    5. RB 68 TT 80 T 6. AJ 76 T 72 T

    Rata-rata 62,7 72,7

    Persentase 33,4% 83,4%

    Tabel 4.5 menunjukkan bahwa rata-rata pre-test

    peserta pelatihan adalah 62,7 dimana 2 dari 6 orang

    peserta pelatihan tuntas dengan presentase 33,4%. Rata-

    rata post-test peserta pelatihan adalah 72,7 dimana 1 dari

  • 90

    6 orang peserta pelatihan tidak tuntas dengan presentase

    83,4%. Data tersebut menegaskan adanya peningkatan

    kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional peserta

    pelatihan setelah mengikuti pelatihan PCK. Selain

    meningkatnya nilai, peserta pelatihan juga berhasil

    menyusun satu RPP. Dari RPP yang dihasilkan maka

    dapat dilihat penguasaan materi ajar dan cara mengajar

    peserta pelatihan. Kembali mengingat Komponen PCK

    sangat membantu peserta pelatihan dalam menyusun RPP.

    Sehingga, tidak ada lagi kesalahan atau ketidak tepatan

    didalam memilih metode mengajar dengan materi

    tertentu. Dengan berhasilnya peserta pelatihan didalam

    menyusun RPP, maka dapat dijadikan bukti akan

    keberhasilan pelatihan dengan menggunakan modul PCK

    bagi guru matematika. RPP yang telah disusun oleh enam

    guru setelah pelatihan dianalisis sesuai dengan komponen

    PCK yang telah dibagi kedalam dua kompetensi yaitu

    kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.

  • 91

    Kompetensi pedagogik terbagi menjadi 5 aspek

    dalam komponen PCK. Adapun kelima aspek tersebut

    yaitu sebagai berikut:

    1. Pengetahuan tentang kurikulum

    Dari ketiga sekolah yang menjadi subjek

    penelitian, sudah menggunakan kurikulum 2013.

    Enam guru yang menjadi subjek penelitian, juga sudah

    memiliki pengetahuan tentang kurikulum 2013. Selain

    pengetahuan tentang kurikulum, enam guru tersebut

    juga memiliki pemahaman yang cukup didalam

    menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

    2. Pengetahuan mengajar

    Terdapat dua hal yang penting didalam

    pengetahuan mengajar guru yaitu tentang motivasi

    serta proses dan peran guru dalam pembelajaran.

    Berdasarkan RPP yang disusun oleh keenam guru

    tersebut, pada kegiatan pendahuluan, guru selalu

    memberikan motivasi kepada siswanya terkait dengan

    materi yang akan diajarkan. Selain itu, dalam kegiatan

  • 92

    inti peran guru dalam proses pembelajaran hanya

    sebagai fasilitator untuk membantu siswa dalam

    mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

    3. Pengetahuan tentang penilaian atau evaluasi

    Pengetahuan guru terhadap alat evaluasi

    atau penilaian sangatlah penting dalam proses

    pembelajaran. Dari RPP yang telah disusun ke

    enam guru tersebut telah menyusun evaluasi yang

    akan digunakan. Evaluasi diberikan pada akhir

    pembelajaran,baik dengan memberikan soal-soal

    secara langsung didalam kelas ataupun

    memberikan tugas-tugas lain yang akan dikerjakan

    siswa.

    4. Pengetahuan tentang sumber daya

    Berdasarkan RPP yang telah disusun oleh

    guru, Sumber-sumber materi yang di gunakan tidak

    hanya berpatokan dari satu buku paket. Guru-guru

    tersebut mengembangkan materi dari berbagai

    sumber. Seperti, internet, modul, dan sumber lainnya

  • 93

    yang relevan. Selain itu, media pembelajaran yang

    digunakan dalam menjelaskan materi sangat beragam,

    beberapa guru menggunakan power point, video,

    maupun media audiovisual yang sesuai dengan materi

    yang akan diajarkan. Sehingga, dapat mempermudah

    siswa dalam memahami materi yang sedang diajarkan.

    5. Pengetahuan tentang peserta didik

    Pada kegiatan refleksi dalam RPP guru dapat

    memahami setiap respon dari setiap siswa, baik respon

    positif maupun respon negatif. Sehingga, guru dapat

    memahami kesulitan belajar yang dialami siswa.

    Kompetensi profesional guru terbagi menjadi 2

    aspek dalam komponen PCK. Adapun aspek-aspek

    tersebut yaitu sebagai berikut:

    1. Pengetahuan tentang tujuan

    Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan

    manfaat atau gambaran yang dikaitkan dengan contoh

    dalam kehidupan sehari-hari terkait materi yang

    sedang diajarkan. Sehingga, diharapkan contoh

  • 94

    tersebut dapat mempermudah siswa dalam memahami

    materi serta dapat menarik siswa didalam mempelajari

    materi tertentu yang bermanfaat dalam dunia nyata.

    2. Pengetahuan tentang materi

    Berdasarkan RPP yang telah disusun, guru

    telah menguasai materi yang akan diajarkan.

    Sehingga, guru dapat menentukan metode, media

    maupun penilaian yang akan digunakan dalam proses

    pembelajaran.

    Hasil observasi digunakan untuk mengetahui

    respon peserta pelatihan dan proses pelaksanaan pelatihan

    PCK. Adapun hasil observasi tersebut, sebagai berikut:

    Tabel 4.6 Hasil Observasi Pelaksanaan Pelatihan PCK

    No Komponen Skor

    I II

    1. Kejelasan narasumber dalam memberikan materi.

    4 5

    2. Keaktifan peserta pelatihan dalam mengerjakan soal-soal latihan

    selama pelaksanaan pelatihan

    5 4

    3. Keaktifan peserta pelatihan dalam berdiskusi dan tanya jawab

    selama pelaksanaan pelatihan

    5 4

    4. Keseriusan peserta pelatihan dalam mengerjakan soal-soal

    latihan selama pelaksanaan

    3 4

  • 95

    pelatihan

    5. Intensitas arahan dan bimbingan Narasumber terhadap peserta

    pelatihan dalam mengerjakan

    latihan

    4 4

    6. Kejelasan penyampaian materi oleh Narasumber

    5 4

    7. Intensitas arahan dan bimbingan Narasumber terhadap peserta

    pelatihan selama kegiatan

    pelatihan

    5 5

    8. Pemahaman peserta pelatihan terhadap materi yang telah

    disampaikan

    4 4

    9. Antusiasme peserta pelatihan selama kegiatan pelatihan

    5 4

    10. Penyampaian materi secara berurutan

    5 4

    Skor 45 42

    Rata-rata 4,5 4,2

    Persentase (%) 90% 84%

    Tabel 4.6 menunjukkan bahwa rata-rata skor

    pelaksanaan pelatihan PCK yang dilaksanakan pada tahap

    uji coba produk terbatas yaitu sebesar 4,5 dan 4,2 dengan

    persentase 90% berkategori sangat baik dan 84%

    berkategori baik. Berdasarkan hasil observasi tersebut

    narasumber telah menguasai materi dan dapat

    menyampaikan materi dengan baik. Sehingga, peserta

    pelatihan dapat dengan mudah memahami materi

  • 96

    pelatihan dengan menunjukan keaktifan, keseriusan,

    antusiasme dan keterlibatan peserta pelatih dalam

    mengikuti pelatihan PCK

  • 97

    4.2 PEMBAHASAN

    4.2.1 Pengembangan Modul Pelatihan PCK

    Pengembangan modul pelatihan PCK melalui 6

    tahapan yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data,

    desain produk, validasi desain, revisi desain, dan uji coba

    produk terbatas. Penelitian dapat berangkat dari adanya

    potensi atau masalah (Sugiyono, 2010:409). Dengan

    mengidentifikasi potensi dan masalah yang ada maka,

    dapat mencari upaya untuk mengatasi masalah yang ada.

    Pada kenyataannya, guru-guru matematika di Kota

    Salatiga memiliki potensi. Guru-guru tersebut memiliki

    kualifikasi akademik pendidikan minimum sarjana

    dengan program studi yang sesuai bidang yang

    diampunya yaitu matematika. Sehingga, guru-guru

    tersebut memiliki pengetahuan matematika yang dapat

    dijadikan bekal untuk mengajar. Tetapi, diperlukan juga

    pengetahuan mengajar untuk mewujudkan proses

    pembelajaran dikelas. Diperlukan praktik mengajar yang

    baik, agar proses pembelajaran tidak terhambat. Tidak

  • 98

    semua materi matematika, dapat diajarkan kepada siswa

    dengan metode atau cara yang sama. Pemilihan metode

    yang tepat untuk materi tertentu dapat mendukung

    keberhasilan proses pembelajaran dikelas. Seorang guru

    harus menguasai pengetahuan dalam melakukan

    pembelajaran secara seimbang, antara pengentahuan

    materi pelajaran dan pengetahuan pedagogi. Margiyono

    (2011) juga melakukan penelitian yang hasilnya

    menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa guru yang

    belum optimal dalam hal penguasaan tentang mengajar

    dan pemahaman tentang kebutuhan siswa. Maryono

    (2016:1) berpedapat bahwa Pedagogical Content

    Knowledge (PCK) sangat penting dimiliki oleh seorang

    guru sebagai bekal untuk menciptakan pembelajaran yang

    bermakna bagi siswa. Bunawan (2017:83) juga

    berpendapat bahwa PCK merupakan suatu pengetahuan

    yang unik bagi guru, yang berkaitan dengan apa yang

    akan mereka ajarkan. Hal ini menyangkut bagaimana guru

    mengkaitkan pengetahuan materi pelajaran (apa yang

  • 99

    diketahui guru tentang apa yang akan diajarkan) terhadap

    pengetahuan pedagogi (apa yang diketahui guru tentang

    mengajar). Kedua pengetahuan tersebut juga dapat

    dikatakan sebagai dua kompetensi yang harus dimilki

    guru, dimana pengetahuan pedagogis terkait dengan

    kompetensi pedagogik sedangkan pengetahuan materi/

    konten terkait dengan kompetensi profesional.

    Berdasarkan, permasalahan yang ada dilapangan peneliti

    akan mengembangkan modul pelatihan PCK bagi guru

    matematika.

    Menurut Sugiyono (2010:411) tahapan

    pengumpulan data dilakukan untuk mencari serta

    mengumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan

    sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang

    diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada.

    Mengumpulkan berbagai informasi dan studi literatur

    terkait PCK, pelatihan dan modul dilakukan untuk

    menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan

    teoretis yang memperkuat dalam menyusun modul PCK.

  • 100

    Selain itu, melalui studi literatur peneliti dapat

    mengetahui langkah-langkah yang paling tepat dalam

    pengembangan modul pelatihan PCK. Pada tahap

    pengumpulan data peneliti, juga mencari informasi terkait

    pelatihan bagi guru matematika yang selama ini di

    selenggarakan di Kota Salatiga. Selain itu, juga mencari

    kelemahan dari pelatihan yang selama ini di

    selenggarakan di Kota Salatiga. Shulman (1986:14),

    berpedapat bahwa salah satu faktor yang dapat

    mempengaruhi pengetahuan konten pedagogik (PCK)

    guru, yaitu melalui pelatihan. Pelatihan (Training)

    merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan

    kemampuan dan meningkatkan kompetensi guru dalam

    melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

    Selama ini, pelatihan bagi guru matematika di

    Kota Salatiga secara rutin diselenggarakan oleh MGMP.

    Pelatihan bagi guru-guru matematika merupakan suatu

    kebutuhan yang penting. Melalui pelatihan guru-guru

    dapat terus menambah wawasan dan mengembangkan

  • 101

    kompetensi yang dimiliki sesuai dengan bidang yang

    diampunya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat

    Mawardi (2013) yang menyatakan bahwa pelatihan

    merupakan salah satu fungsi manajemen yang perlu

    dilaksanakan secara terus menerus dalam rangka

    pembinaan ketenagaan suatu organisasi. Topik pelatihan

    yang diselenggarakan MGMP selama tiga tahun terakhir

    ini, yaitu berfokus pada sosialisasi kurikulum 2013 bagi

    guru-guru Matematika di Kota Salatiga. Untuk pelatihan

    dengan topik PCK bagi guru matematika di Kota Salatiga,

    belum pernah diselenggarakan. PCK merupakan topik

    yang asing bagi guru matematika di Kota Salatiga. PCK

    merupakan pengetahuan yang penting bagi guru untuk

    dapat melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

    Sehingga, melalui pelatihan PCK, guru-guru matematika

    di Kota Salatiga dapat menambah wawasan dan

    pengetahuannya terkait PCK yang pada akhirnya dapat

    digunakan untuk mengembangkan kompetensi yang

    dimilikinya. Sejalan dengan pendapat Noe (2010), yang

  • 102

    menyatakan bahwa pelatihan bagi guru merupakan salah

    satu upaya yang direncanakan untuk meningkatkan

    kompetensi guru dalam mengembangkan pengetahuan,

    keterampilan dan sikap untuk melaksanakan tugas

    profesionalnya.

    Pelatihan yang selama ini diselenggarakan bagi

    guru matematika di Kota Salatiga masih memiliki

    kelemahan. Adapun kelemahan tersebut yaitu materi yang

    diberikan kepada peserta pelatihan berupa print out power

    poin yang akan dipaparkan narasumber, kebutuhan dan

    tunttan setiap guru yang berbeda-beda, waktu pelatihan

    yang berbenturan dengan kegiatan sekolah, dan fokus

    materi yang terbatas. Pada kenyataannya, masih terdapat

    beberapa guru yang tidak mau berpartisipasi untuk

    mengikuti pelatihan. Padahal salah satu tujuan pelatihan

    adalah untuk membekali guru yang berupa keahlian dan

    kemampuan yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas-

    tugasnya serta memperbaiki kinerja guru yang masih

    kurang. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mawardi

  • 103

    (2013) yang mengemukakan bahwa pelatihan bagi guru

    bertujuan agar guru mampu memperbaiki kinerjanya,

    dapat memuthakhirkan keahliannya sejalan dengan

    kemajuan teknologi serta dapat menerapkannya dalam

    pekerjaan sehari-hari, membekali guru agar kompeten

    dalam pekerjaan, membantu memecahkan masalah yang

    dihadapi guru dalam menjalankan tugasnya, dan

    mengembangkan karier guru.

    Setelah mengumpulkan banyak data terkait PCK,

    pelatihan maupun modul maka dilakukan tahapan yang

    berikutnya yaitu tahap desain produk. Pada tahap ini

    peneliti akan mendesain produk yang berupa modul yang

    berisikan modul pelatihan PCK. Selain itu, untuk

    menghasilkan modul pelatihan PCK, perlu

    memperhatikan beberapa tujuan dari penulisan modul.

    Sehingga, modul yang dikembangkan dapat mengatasi

    permasalahan yang ada. Menurut Rahdianyanta (2017:1-

    2) adapun tujuan penulisan modul yaitu: 1).Memperjelas

    dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu

  • 104

    bersifat verbal; 2).Mengatasi keterbatasan waktu, ruang,

    dan daya indera, baik siswa atau peserta diklat maupun

    guru/instruktur; 3).Dapat digunakan secara tepat dan

    bervariasi; 4).Meningkatkan motivasi dan gairah belajar

    bagi siswa atau peserta diklat; 5).Mengembangkan

    kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung

    dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya;

    6).Memungkinkan siswa atau peserta diklat belajar

    mandiri sesuai kemampuan dan minatnya; dan

    7).Memungkinkan siswa atau peserta diklat dapat

    mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.

    Modul pelatihan merupakan satu unit program

    pembelajaran yang terrencana dan didesain guna

    membantu peserta pelatihan mencapai tujuan pelatihan

    (Hernawan, 2017). Menurut Departemen Pendidikan

    Nasional (2002) salah satu prinsip penulisan modul yaitu

    “self- instruction”, yang artinya bahan yang disusun

    didalam modul dapat dipelajari oleh peserta pelatihan

    secara mandiri dengan bantuan yang terbatas dari guru

  • 105

    atau orang lain. Adapun struktur penulisan suatu modul

    sering dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian

    pembukaan, bagian inti dan bagian penutup. Oleh karena

    itu, peneliti merancang dan kemudian mengembangkan

    sebuah modul pelatihan PCK yang akan disusun oleh

    peneliti terdiri dari lima bagian yaitu: (1) bagian awal

    yang terdiri dari halaman judul, kata pengantar, daftar isi

    dan glosarium; (2) bagian pendahuluan yang terdiri dari

    latar belakang, tujuan, peta kompetensi, ruang lingkup,

    dan petunjuk penggunaan modul; (3) bagian pembelajaran

    berisi kegiatan pembelajaran yang terdiri dari pengantar,

    kompetensi dasar, indikator pencapaian, tujuan

    pembelajaran, uraian materi, aktivitas pembelajaran,

    latihan atau tugas, rangkuman, tes formatif, umpan balik

    dan tindak lanjut dan kunci jawaban; (4) bagian evaluasi

    yang terdiri dari tes dan kunci jawaban; (5) bagian akhir

    yang terdiri dari penutup, daftar pustaka.

    Modul pelatihan PCK terdiri dari 3 kegiatan

    belajar, yaitu kegiatan belajar 1 berisikan tentang PCK,

  • 106

    kegiatan belajar 2 tentang komponen PCK, dan kegiatan

    belajar 3 tentang penerapan PCK dalam RPP. Pada setiap

    kegiatan belajar dalam modul pelatihan PCK ini berisi

    tentang pengantar, kompetensi dasar, indikator

    pencapaian, tujuan pembelajaran, uraian materi, aktivitas

    pembelajaran, latihan atau tugas, rangkuman, tes formatif,

    umpan balik dan tindak lanjut dan kunci jawaban.

    Berawal dari desain modul pelatihan dan pada

    akhirnya menjadi sebuah modul pelatihan PCK yang utuh,

    maka sebelum digunakan atau diujicobakan perlu

    divalidasi terlebih dahulu. Validasi dilakukan oleh

    beberapa pakar, yaitu 1). Ahli Modul; 2). Ahli PCK; dan

    3). Calon pengguna. Hasil validasi oleh ahli modul dan

    ahli PCK memiliki persentase yang sama, yaitu sebesar 68

    % dan pada kategori cukup baik dengan keterangan layak

    digunakan dengan revisi. Selain itu, terdapat beberapa

    saran dan masukan yang berbeda-beda dari ahli modul

    dan ahli PCK. Adapun masukan dan saran dari validator

    ahli modul pelatihan yaitu 1). Rumusan indikator dan

  • 107

    tujuan harus operasional; 2). Menggunakan kata kerja

    dengan tingkat kognitif yang lebih tinggi; 3).

    Menyesuaikan kegiatan belajar dan evaluasi dengan

    tingkat kognitif yang tinggi. Sedangkan, masukan dan

    saran dari validator ahli PCK yaitu 1). Menambah uraian

    materi; 2). Memperhatikan kembali hirarki CK, PK, dan

    PCK; 3). Menambah contoh yang lebih sederhana; 4).

    Menghubungkan PCK, K-13 dan peran PCK dalam RPP.

    Persentase penilaian dari ahli calon pengguna

    sebesar 88 % pada kategori sangat baik. Adapun

    keterangan dari validator calon pengguna yaitu baik dan

    sudah dapat digunakan. Berdasarkan, penilaian dari ketiga

    ahli tersebut, maka perlu dilakukan revisi modul pelatihan

    PCK, sesuai dengan masukan dan saran yang diberikan.

    Setelah dilakukan revisi maka modul pelatihan PCK ini

    dapat diujicobakan.

    Tahapan uji coba terbatas dilakukan melalui

    pelatihan. Pelatihan ini melibatkan 6 guru dari 3 SMP

    yang berbeda-beda. Pelatihan dilaksanakan selama 1 hari.

  • 108

    Pada tahapan implementasi juga dilakukan Pre-test dan

    Post-test untuk mengetahui kemampuan peserta pelatihan

    sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan. Hasil rata-rata

    Pre-test sebesar 62,7 dan rata-rata post-test peserta

    pelatihan adalah 72,7. Berdasarkan, hasil tersebut maka

    modul pelatihan PCK dapat meningkatkan kompetensi

    pedagogik dan profesional guru matematika. Dan modul

    pelatihan PCK memiliki dampak bagi peserta pelatihan.

    Sehingga, modul pelatihan tersebut dapat digunakan

    dalam upaya meningkatkan kompetensi guru. Hal ini

    sesuai dengan hasil penelitian Giarti (2016) yang

    menunjukkan bahwa pengembangan modul pelatihan

    dapat meningkatkan kompetensi guru SD. Hasil penelitian

    dari Sumarah, dkk (2017) juga menunjukkan bahwa

    modul pelatihan sangat membantu guru didalam

    memahami materi tertentu. Selain itu, hasil penelitian

    Budiyono, dkk (2014) juga menunjukkan bahwa melalui

    modul pelatihan yang diberikan kepada guru dapat

  • 109

    meningkatkan kompetensi pedagogik dan pada akhirnya

    juga akan meningkatkan kompetensi profesional.

    Resbiantoro (2015) modul pedagogical content

    knowledge (PCK) dapat dikembangkan layak digunakan

    oleh guru dan calon guru untuk menunjang dan

    memberikan alternatif referensi untuk guru dan calon guru

    dalam melaksanakan pembelajaran. Pengembangan modul

    PCK yang disusun oleh Resbiantoro (2015) berkaitan

    dengan matapelajaran fisika serta materi tertentu. Berbeda

    dengan pengembangan yang dilakukan Resbiantoro

    (2015), pengembangan modul pelatihan PCK yang

    disusun peneliti diperuntukkan bagi guru mapel

    matematika pada jenjang SMP. Dimana, modul pelatihan

    PCK ini membahas secara umum mengenai PCK yang

    dikaitan dengan mapel matematika. Damawati (2015)

    berpendapat bahwa PCK merupakan faktor penting karena

    sangat berpengaruh terhadap proses pengajaran yang

    dilakukan guru, untuk mengembangkan PCK guru dapat

    melalui program pelatihan yang tujuannya untuk

  • 110

    menfasilitasi guru dalam mengembangkan PCK dan

    meningkatkan kesadaran terhadap prosedur mengajar dan

    pembelajaran. Pemahaman guru terhadap PCK, masih

    sangatlah kurang. Banyak penelitian terkait PCK yang

    dilaksanakan dalam rangka mengetahui hubungan PCK

    dengan pengajaran yang dilakukan oleh guru, namun

    sedikit penelitian mengenai pengembangan modul PCK.

    Oleh karena itu, perlu dikembangkan modul pelatihan

    PCK. Sehingga, melalui modul pelatihan PCK diharapkan

    guru dapat belajar secara mandiri.