Upload
vucong
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
65
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini akan dilakukan pembahasan mengenai deskripsi
tempat penelitian yaitu di Yayasan Pendidikan Eben Haezer Salatiga,
deskripsi responden penelitian yaitu guru-guru yang menjadi populasi
sekaligus sebagai sampel penelitian. Hasil uji validitas dan reliabilitas alat
ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, uji statistik melalui
teknik analisis, dan uji hipotesis serta diskusi hasil penelitian.
4.1 Deskripsi Tempat Penelitian
Yayasan Pendidikan Eben Haezer adalah salah satu lembaga pendidikan
yang berada di Kota Salatiga, yang dinaungi oleh Gereja Kristen Indonesia
(GKI) Salatiga. YP Eben Haezer merupakan lembaga pendidikan yang
memberikan pelayanan pendidikan yang cukup baik untuk masyarakat
Kota Salatiga.
YP Eben Haezer memiliki beberapa keistimewaan, yaitu lokasinya sangat
strategis di tengah-tengah Kota Salatiga, sehingga memudahkan akses
menuju ke yayasan ini. Selain itu, sarana dan prasarana yang dimilikinya
sangat memadai untuk proses belajar mengajar. YP Eben Haezer memiliki
guru-guru yang berkualitas dan berkompeten tinggi. Hal ini ditunjukkan
oleh pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti dan berbagai prestasi yang
diperoleh.
YP Eben Haezer sendiri saat ini terdiri dari 4 sekolah dengan rincian 13
guru pada TK Kristen 03, 15 guru pada SD Kristen 03, 7 guru pada SD
Kristen 04, dan 16 guru pada SMP Kristen 02, sehingga total guru
berstatus tetap adalah 51. 51 guru berstatus tetap ini dinyatakan sebagai
responden dalam penelitian ini.
66
4.2 Deskripsi Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah guru-guru yang bekerja di sekolah-
sekolah yang berada di bawah naungan YP Eben Haezer Salatiga.
Terdapat karakteristik guru-guru yang berada di YP Eben Haezer yang
digambarkan sebagai berikut:
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.1
Persentase Responden Berdasarkan Usia
No Usia Responden (tahun) Jumlah Persentase (%)
1 < 40 21 41.18 %
2 ≥ 40 30 58.82 %
Total 51 100 %
Tabel 4.1 menunjukkan gambaran responden berdasarkan usia, yang
diklasifikasikan dalam 2 kelompok usia. Responden pada penelitian ini
didominasi oleh guru dengan usia 40 tahun ke atas (58.82 %). Guru yang
termasuk dalam kelompok usia ini cenderung sudah memiliki banyak
pengalaman kerja. Kemudian diikuti oleh guru yang usianya berada di
bawah usia 40 tahun sebanyak 41.18 %.
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2
Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Laki-laki 10 19.61 %
2 Perempuan 41 80.39 %
Total 51 100 %
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa 51 guru yang menjadi responden penelitian
terdiri dari 10 laki-laki (19.61 %) dan 41 perempuan (80.39 %).
67
Responden berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan
dengan responden yang berjenis kelamin laki-laki.
4.3 Deskripsi Hasil Pengukuran Variabel Penelitian
Pendeskripsian data dan hasil penelitian diklasifikasikan melalui tabulasi
ke dalam bentuk diagram atau tabel untuk memberikan gambaran
deskriptif tentang motivasi kerja, kepuasan kerja, dan komitmen
organisasi. Pengklasifikasian ini dengan pengkategorian secara mutlak
melihat 5 pilihan jawaban yang ada pada skala.
4.3.1 Variabel Motivasi Kerja
Skala motivasi kerja yang digunakan untuk mengukur motivasi kerja guru
di YP Eben Haezer yang menggambarkan seberapa besar motivasi kerja
yang dimiliki oleh para guru yang bekerja di yayasan tersebut. Dalam hal
ini, responden diminta untuk memberikan penilaian atau memberikan
tanggapan sejauh mana tingkat motivasi kerja dari responden. Skala
motivasi kerja terdiri dari 22 aitem pernyataan yang valid. Skor total data
motivasi kerja yang diperoleh masing-masing responden diklasifikasikan
dalam 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat
rendah dengan menentukan interval tingkat motivasi kerja dengan cara:
≈ 18
Dengan demikian, gambaran tinggi atau rendahnya motivasi kerja guru YP
Eben Haezer dikategorikan pada tabel di bawah ini.
68
Tabel 4.3
Deskripsi Pengukuran Mutlak Variabel Motivasi Kerja Guru
Kategori Interval Frekuensi
responden
Frekuensi dalam
%
Sangat rendah 22 ≤ x < 40 2 3.9 %
Rendah 40 ≤ x < 58 45 88.3 %
Cukup 58 ≤ x < 76 4 7.8 %
Tinggi 76 ≤ x < 94 - -
Sangat tinggi 94 ≤ x ≤ 110 - -
Minimum 35
Maximum 64
Mean 48.59
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, menunjukkan bahwa rata-rata skor motivasi
kerja guru YP Eben Haezer adalah 48.59 dan motivasi kerja guru
sebanyak 45 orang (88.3 %) berada pada kategori yang rendah.
4.3.2 Variabel Kepuasan Kerja
Skala kepuasan kerja yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja
guru di YP Eben Haezer yang menggambarkan seberapa besar kepuasan
kerja yang dimiliki oleh para guru. Dalam hal ini, responden diminta
untuk memberikan penilaian atau memberikan tanggapan sejauh mana
tingkat kepuasan kerja dari responden. Skala kepuasan kerja ini terdiri dari
20 aitem pernyataan yang valid. Skor total data kepuasan kerja yang
diperoleh masing-masing responden diklasifikasikan dalam 5 kategori
yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah dengan
menentukan interval tingkat kepuasan kerja dengan cara:
69
Dengan demikian, gambaran tinggi atau rendahnya kepuasan kerja guru
YP Eben Haezer dikategorikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Deskripsi Pengukuran Mutlak Variabel Kepuasan Kerja Guru
Kategori Interval Frekuensi
responden
Frekuensi dalam
%
Sangat rendah 20 ≤ x < 36 6 11.8 %
Rendah 36 ≤ x < 51 38 74.5 %
Cukup 52 ≤ x < 68 7 13.7 %
Tinggi 68 ≤ x < 84 - -
Sangat tinggi 84 ≤ x ≤ 100 - -
Minimum 27
Maximum 66
Mean 43.14
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, menunjukkan bahwa rata-rata skor
kepuasan kerja guru YP Eben Haezer adalah 43.14 dan kepuasan kerja 38
orang guru berada pada kategori rendah (74.5 %).
4.3.3 Variabel Komitmen Organisasi
Skala komitmen organisasi yang digunakan untuk mengukur komitmen
organisasi guru di YP Eben Haezer yang menggambarkan seberapa besar
komitmen organisasi yang dimiliki oleh para guru yang bekerja di yayasan
tersebut. Dalam hal ini, responden diminta untuk memberikan penilaian
atau memberikan tanggapan sejauh mana komitmen organisasi yang
dimiliki responden. Skala komitmen organisasi terdiri dari 24 aitem
pernyataan yang valid. Skor total data komitmen organisasi yang diperoleh
masing-masing responden diklasifikasikan dalam 5 kategori yaitu sangat
70
tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah dengan menentukan
interval tingkat komitmen organisasi dengan cara:
≈ 19
Dengan demikian, gambaran tinggi atau rendahnya komitmen guru YP
Eben Haezer dikategorikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.5
Deskripsi Pengukuran Mutlak Variabel Komitmen Organisasi Guru
Kategori Interval Frekuensi
responden
Frekuensi dalam
%
Sangat rendah 24 ≤ x < 43 5 9.8 %
Rendah 43 ≤ x < 62 24 47.1 %
Cukup 62 ≤ x < 81 22 43.1 %
Tinggi 81 ≤ x < 100 - -
Sangat tinggi 100 ≤ x ≤ 120 - -
Minimum 32
Maximum 75
Mean 57.18
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, menunjukkan bahwa rata-rata skor
komitmen organisasi guru YP Eben Haezer adalah 57.18 dan sebesar 24
orang memiliki komitmen organisasi dalam kategori rendah (47.1 %).
4.4 Hasil Uji Statistik Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan
uji Homogeneity of Variance (ANOVA).
71
4.4.1 Uji Normalitas Korelasi Multivariat
Pengujian normalitas untuk mengetahui kenormalan distribusi skor
masing-masing variabel menggunakan Kolmogorov-Smirnov (SPSS
17.00). Data dinyatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikansi di
atas nilai alpha (ρ>0.05).
Ho : populasi data tidak berdistribusi normal.
Ha : populasi data berdistribusi normal.
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas (Uji Kolmogorov-Smirnov)
Residual for Komitmen
N 51
Normal Parametersa,,b
Mean .0000
Std. Deviation 10.56164
Most Extreme
Differences
Absolute .139
Positive .061
Negative -.139
Kolmogorov-Smirnov Z .992
Asymp. Sig. (2-tailed) .279
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Tabel 4.6 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.279. Nilai signifikansi
tersebut jika dilihat 0.279>0.05 atau (ρ>0.05) maka Ho ditolak, artinya
data ini dinyatakan berdistribusi normal. Setelah data terdistribusi normal,
selanjutnya dilakukan uji korelasi.
Sebelum diuji korelasi, maka digunakan pengklasifikasian motivasi kerja
dan kepuasan kerja menggunakan pengkategorian relatif dengan 3 kategori
yaitu, rendah, sedang, dan tinggi.
72
a. Variabel Motivasi Kerja
Skor total data motivasi kerja yang diperoleh masing-masing responden
diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah dengan
menentukan interval tingkat motivasi kerja dengan cara:
≈ 10
Dengan demikian, gambaran tinggi atau rendahnya motivasi kerja guru YP
Eben Haezer dikategorikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.7
Deskripsi Pengukuran Variabel Motivasi Kerja Guru
Kategori Interval Frekuensi
responden Frekuensi dalam %
Rendah 35 ≤ x < 45 11 21.5%
Sedang 45 ≤ x < 55 34 66.7%
Tinggi 55 ≤ x ≤ 64 6 11.8%
Minimum 35
Maximum 64
b. Variabel Motivasi Kerja
Skor total data kepuasan kerja yang diperoleh masing-masing responden
diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah dengan
menentukan interval tingkat kepuasan kerja dengan cara:
73
Dengan demikian, gambaran tinggi atau rendahnya kepuasan kerja guru
YP Eben Haezer dikategorikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.8
Deskripsi Pengukuran Variabel Kepuasan Kerja Guru
Kategori Interval Frekuensi
responden
Frekuensi dalam
%
Rendah 27 ≤ x < 40 15 29.4%
Sedang 40 ≤ x < 53 30 58.8%
Tinggi 53 ≤ x ≤ 66 6 11.8%
Minimum 27
Maximum 66
4.4.2 Uji Homogeneity of Variance untuk Analysis of Variance
(ANOVA)
Uji Homogeneity of Variance yakni variabel dependent harus memiliki
varian sama dalam setiap kategori variabel independen (Ghozali, 2009).
Kriteria pengujian ini dilihat dari Levene’s test of homogeneity of variance
menggunakan SPSS 17.00, apabila hasil yang diperoleh (ρ>0.05). Hasil uji
Homogeneity of Variance dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil Uji Homogeneity of Variance
(Levene’s test of homogeneity of variance)
Dependent Variable:Komitmen
F df1 df2 Sig.
1.752 11 39 .098
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable
is equal across groups.
a. Design: Intercept + Motivasi + Kepuasan + Usia + Motivasi *
Kepuasan + Motivasi * Usia + Kepuasan * Usia + Motivasi * Kepuasan *
Usia
Dari Tabel 4.9, diperoleh nilai Lavene’s test sebesar 0.098 (ρ>0.05), maka
data tersebut dinyatakan homogen atau memiliki varian yang sama.
74
Dengan demikian asumsi homogeneity of variance terpenuhi untuk
melanjutkan Two way anova.
4.5 Hasil Uji Hipotesis
4.5.1 Analisis Korelasi Multivariat
Hubungan antara ketiga variabel dianalisa melalui analisa korelasi dengan
melihat nilai koefisien korelasi. Koefisien korelasi berganda (r) adalah
indeks atau angka yang digunakan untuk mengukur hubungan antar
variabel.
Pengujian Hipotesis 1
Ho: tidak ada hubungan signifikan motivasi kerja guru dan kepuasan
kerja guru dengan komitmen organisasi guru di Yayasan
Pendidikan Eben Haezer GKI Salatiga.
Ha: ada hubungan signifikan motivasi kerja guru dan kepuasan kerja
guru dengan komitmen organisasi guru di Yayasan Pendidikan
Eben Haezer GKI Salatiga.
Untuk mengetahui kekuatan hubungan antara dua variabel dilakukan
dengan melihat nilai koefisien korelasi yang dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10
Koefisien Korelasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .541a .293 .247 9.163
a. Predictors: (Constant), Usia, Kepuasan, Motivasi
75
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1631.547 3 543.849 6.478 .001a
Residual 3945.864 47 83.955
Total 5577.412 50
a. Predictors: (Constant), Usia, Kepuasan, Motivasi
b. Dependent Variable: Komitmen
Jika dilihat pada Tabel 4.10 di atas, diperoleh nilai signifikansi sebesar
0.001 (ρ<0.05) dan nilai (r) = 0.541 maka dapat dikatakan bahwa ada
hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja guru dan kepuasan
kerja guru dengan komitmen organisasi guru di YP Eben Haezer Salatiga.
Hasil dari nilai koefisien korelasi jika dilihat dari pedoman yang dibuat
oleh Sugiyono (2007) tersebut termasuk ke dalam kategori sedang.
Dari nilai signifikansi 0.001 (ρ<0.05) hipotesis pertama Ho ditolak, maka
Ha diterima, dengan demikian menunjukkan bahwa ada hubungan antara
motivasi kerja guru dan kepuasan kerja guru dengan komitmen organisasi
guru di YP Eben Haezer Salatiga, meskipun hubungan yang dimiliki
berada pada kategori sedang.
Pengujian Hipotesis 2
Ho: tidak ada pengaruh interaksi antara motivasi kerja guru dan usia
guru dengan komitmen organisasi guru di Yayasan Pendidikan
Eben Haezer GKI Salatiga.
Ha: ada pengaruh interaksi antara motivasi kerja guru dan usia guru
dengan komitmen organisasi guru di Yayasan Pendidikan Eben
Haezer GKI Salatiga.
Hasil pengaruh interaksi antara motivasi kerja guru dan usia guru dengan
komitmen organisasi ditunjukkan pada Tabel 4.11.
76
Tabel 4.11
Hasil Uji Two Ways Anova
Pengaruh Interaksi Motivasi Kerja dan Usia
Dengan Komitmen Organisasi
Dependent Variable:Komitmen
Source
Type III
Sum of
squares
Df Mean
Square F Sig.
Corrected Model 2216.303a 11 201.482 2.338 .025
Intercept 67053.901 1 67053.901 778.047 .000
Motivasi 28.640 2 14.320 .166 .848
Kepuasan 1189.758 2 594.879 6.903 .003
Usia 259.755 1 259.755 3.014 .090
Motivasi * Kepuasan 108.400 2 54.200 .629 .538
Motivasi * Usia 234.128 2 117.064 1.358 .269
Kepuasan * Usia 162.879 2 81.440 .945 .397
Motivasi * Kepuasan * Usia .000 0 . . .
Error 3361.109 39 86.182
Total 172304.000 51
Corrected Total 5577.412 50
a. R Squared = .397 (Adjusted R Squared = .227)
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa hasil interaksi antara
motivasi kerja guru dan usia guru dengan komitmen organisasi dengan
tingkat signifikansi sebesar 0.269 (ρ>0.05), nilai ini menunjukkan bahwa
tidak ada pengaruh interaksi antara motivasi kerja guru dan usia dengan
komitmen organisasi guru di YP Eben Haezer Salatiga. Pola interaksi dari
motivasi kerja dan usia guru dengan komitmen organisasi guru dapat
dilihat dari Gambar 4.1.
77
Gambar 4.1
Pola Interaksi Motivasi Kerja dan Usia dengan Komitmen Organisasi
Dari Gambar 4.1 di atas, garis berwarna biru (angka 1) menunjukkan usia
< 40 tahun, sedangkan garis yang berwarna hijau (angka 2) menunjukkan
usia ≥ 40 tahun. Sehingga berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa
tidak ada pengaruh interaksi antara motivasi kerja dan usia terhadap
komitmen organisasi. Jika ada pengaruh interaksi akan nampak jika
motivasi pada guru-guru dengan usia < 40 tahun meningkat, komitmen
organisasi juga akan meningkat, namun jika motivasi guru-guru dengan
usia ≥ 40 tahun meningkat, komitmen organisasi menurun. Sedangkan
sebaliknya jika tidak ada pengaruh interaksi, meningkatnya motivasi yang
dimiliki oleh guru-guru, komitmen organisasi juga akan meningkat,
namun peningkatan ini tidak dipengaruhi oleh usia guru. Hal ini diperkuat
dari nilai signifikansi 0.269 (ρ>0.05) maka Ho diterima, artinya bahwa
tidak ada pengaruh interaksi antara motivasi kerja dan usia dengan
komitmen organisasi guru di YP Eben Haezer Salatiga.
78
Pengujian Hipotesis 3
Ho: tidak ada pengaruh interaksi antara kepuasan kerja guru dan usia
guru dengan komitmen organisasi guru di Yayasan Pendidikan
Eben Haezer GKI Salatiga.
Ha: ada pengaruh interaksi antara kepuasan kerja guru dan usia guru
dengan komitmen organisasi guru di Yayasan Pendidikan Eben
Haezer GKI Salatiga.
Hasil pengaruh interaksi antara kepuasan kerja guru dan usia guru dengan
komitmen organisasi ditunjukkan pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12
Hasil Uji Two Ways Anova
Pengaruh Interaksi Kepuasan Kerja dan Usia
Dengan Komitmen Organisasi
Dependent Variable:Komitmen
Source
Type III
Sum of
squares
Df Mean
Square F Sig.
Corrected Model 2216.303a 11 201.482 2.338 .025
Intercept 67053.901 1 67053.901 778.047 .000
Motivasi 28.640 2 14.320 .166 .848
Kepuasan 1189.758 2 594.879 6.903 .003
Usia 259.755 1 259.755 3.014 .090
Motivasi * Kepuasan 108.400 2 54.200 .629 .538
Motivasi * Usia 234.128 2 117.064 1.358 .269
Kepuasan * Usia 162.879 2 81.440 .945 .397
Motivasi * Kepuasan * Usia .000 0 . . .
Error 3361.109 39 86.182
Total 172304.000 51
Corrected Total 5577.412 50
a. R Squared = .397 (Adjusted R Squared = .227)
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa hasil interaksi antara
kepuasan kerja guru dan usia guru dengan komitmen organisasi dengan
79
tingkat signifikansi sebesar 0.397 (ρ>0.05), nilai ini menunjukkan bahwa
tidak ada pengaruh interaksi antara kepuasan kerja guru dan usia dengan
komitmen organisasi guru di YP Eben Haezer Salatiga. Pola interaksi dari
kepuasan kerja dan usia guru dengan komitmen organisasi guru dapat
dilihat dari Gambar 4.2 di bawah ini.
Gambar 4.2
Pola Interaksi Kepuasan Kerja dan Usia dengan Komitmen Organisasi
Dari Gambar 4.2 di atas, garis berwarna biru (angka 1) menunjukkan
usia < 40 tahun, sedangkan garis yang berwarna hijau (angka 2)
menunjukkan usia ≥ 40 tahun. Sehingga berdasarkan Gambar 4.2
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara kepuasan kerja
dan usia terhadap komitmen organisasi guru. JIka ada pengaruh interaksi
akan nampak jika kepuasan kerja pada guru-guru dengan usia < 40 tahun
meningkat, komitmen organisasi juga akan meningkat, namun jika
kepuasan kerja guru-guru dengan usia ≥ 40 tahun meningkat, komitmen
organisasi menurun. Sedangkan sebaliknya jika tidak ada pengaruh
interaksi, meningkatnya kepuasan kerja yang dimiliki oleh guru-guru,
80
komitmen organisasi juga akan meningkat, namun peningkatan ini tidak
dipengaruhi oleh usia guru.
4.5.2 Uji Beda t-test (independent sampel t-test)
Untuk mengetahui perbedaan komitmen organisasi guru ditinjau dari usia
guru dapat dilakukan dengan menggunakan uji beda t-test atau
independent sampel t-test, apabila nilai signifikansi yang diperoleh
(ρ<0.05).
Pengujian Hipotesis 4
Ho: tidak ada perbedaan komitmen organisasi guru ditinjau dari usia
guru di Yayasan Pendidikan Eben Haezer GKI Salatiga.
Ha: ada perbedaan komitmen organisasi guru ditinjau dari usia guru di
Yayasan Pendidikan Eben Haezer GKI Salatiga.
Hasil perbedaan komitmen organisasi guru ditinjau dari usia guru
ditunjukkan pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13
Hasil uji t-test (independent sampel t-test)
Pengaruh Interaksi Kepuasan Kerja dan Usia
Dengan Komitmen Organisasi
Usia N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Komitmen 1 (<40) 21 59.19 8.060 1.759
2 (≥40) 30 55.77 11.939 2.180
81
Berdasarkan tabel hasil uji t-test di atas, maka nilai signifikansi yang
diperoleh ialah 0.227 (ρ>0.05) maka Ho diterima, artinya bahwa tidak
terdapat perbedaan komitmen organisasi guru ditinjau dari usia guru dan
tidak signifikan (ρ>0.05).
4.6 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka hasil uji
tersebut dapat dilihat pada pembahasan sebagai berikut:
Hipotesis pertama, ada hubungan signifikan motivasi kerja guru dan
kepuasan kerja guru dengan komitmen organisasi guru di Yayasan
Pendidikan Eben Haezer Salatiga. Berdasarkan hasil uji statistik
ditemukan bahwa nilai (r)=0.541 dengan nilai signifikansi 0.001 (ρ<0.05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara
motivasi kerja guru dan kepuasan kerja guru dengan komitmen organisasi
guru di YP Eben Haezer Salatiga. Hubungan antara motivasi kerja dan
kepuasan kerja dengan komitmen organisasi guru ini dapat disebabkan
oleh pertama, guru-guru di YP Eben Haezer mempunyai motivasi kerja
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Diffe-
rence
Std.
Error
Differe
nce
Ko-
mit-
men
Equal
variances
assumed
4.353 .042 1.143 49 .259 3.424 2.996
Equal
variances
not assumed
1.222 48.961 .227 3.424 2.801
82
untuk berprestasi yang bisa diandalkan ketika bekerja. Guru-guru yang
menunjukkan motivasi berprestasi akan mendapatkan kesempatan
menunjukkan kinerja yang dimiliki, sehingga guru pun akan memperoleh
kepuasan kerja dari pekerjaan yang dihasilkannya. Dengan adanya
kepuasan kerja tersebut, maka guru akan lebih berkomitmen pada
pekerjaannya. Kedua, guru-guru YP Eben Haezer memahami pentingnya
motivasi bagi mereka, karena dengan adanya motivasi yang tinggi, guru
akan mendapatkan pengakuan baik dari rekan kerja maupun dari atasan.
Pengakuan yang diperoleh ini menimbulkan kepuasan bagi guru.
Kepuasan kerja akan berpengaruh kepada guru untuk berkomitmen pada
pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Alhaji
& Fauziah (2011) yang menyatakan bahwa motivasi kerja dan kepuasan
kerja menjadi variabel pengendali komitmen organisasi. Hasil penelitian
ini juga diperkuat dengan penelitian Tania & Sutanto (2013) yang
menemukan bahwa motivasi kerja dan kepuasan kerja berpengaruh positif
dan signifikan bersama-sama terhadap komitmen organisasi karyawan,
serta Tella et al (2007) dan Warsi et al (2009) yang juga menemukan
bahwa motivasi kerja dan kepuasan kerja secara keseluruhan berkorelasi
dengan komitmen organisasi.
Hipotesis kedua, tidak ada pengaruh interaksi antara motivasi kerja guru
dan usia guru dengan komitmen organisasi guru di YP Eben Haezer GKI
Salatiga. Apabila melihat dari hasil uji statistik yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0.269 (ρ>0.05). Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara motivasi kerja
guru dan usia guru dengan komitmen organisasi guru di YP Eben Haezer
GKI Salatiga. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan tidak ada
pengaruh interaksi antara motivasi kerja guru dan usia guru dengan
komitmen organisasi guru di YP Eben Haezer GKI Salatiga, guru-guru
YP Eben Haezer baik yang berusia < 40 tahun, maupun yang berusia ≥ 40
tahun menganggap bahwa motivasi merupakan veriabel yang penting bagi
pekerjaan mereka, sehingga mereka pun memilih komitmen yang sama
83
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka. Hasil penelitian ini
bertolak belakang dengan hasil penelitian Animasahun & Oludemi (2013)
yang menemukan bahwa usia dan motivasi berkorelasi dengan komitmen
organisasi karyawan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jika
motivasi yang dimiliki oleh guru-guru di YP Eben Haezer dilihat dari
usianya tidak akan berpengaruh pada tingkat komitmen organisasi yang
dimiliki.
Hipotesis ketiga, tidak ada pengaruh interaksi antara kepuasan kerja guru
dan usia guru dengan komitmen organisasi guru di YP Eben Haezer GKI
Salatiga. Berdasarkan hasil uji statistik, ditemukan bahwa nilai
signifikansi sebesar 0.397 (ρ>0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak ada pengaruh interaksi antara kepuasan kerja guru dan usia guru
dengan komitmen organisasi guru di YP Eben Haezer GKI Salatiga.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, kepuasan kerja
bagi para guru-guru YP Eben Haezer, baik yang berusia < 40 tahun,
maupun yang berusia ≥ 40 tahun menunjang komitmen organisasi mereka.
Kepuasan kerja menjadi hal yang dibutuhkan bagi guru untuk
berkomitmen pada organisasi. Hasil penemuan ini berbeda dengan
penemuan oleh Winarta (2008) yang menemukan bahwa kepuasan kerja
dan usia berpengaruh pada komitmen organisasi. Meskipun hasil
penelitian Winarta tersebut tidak sejalan dengan hasil penemuan penulis,
namun memberikan gambaran yang menunjukkan bahwa guru-guru di YP
Eben Haezer telah memiliki rasa puas yang sama dalam bekerja bila
ditinjau dari tingkat usia mereka dalam mencapai komitmen organisasi.
Dengan demikian, hasil penelitian yang ditemukan serta melihat dari
penelitian sebelumnya semakin menguatkan bahwa antara tingkat
kepuasan kerja guru dan usia guru yang menjadi responden penelitian
tidak memiliki pengaruh interaksi yang signifikan dengan komitmen
organisasi.
84
Hipotesis keempat, tidak ada perbedaan komitmen organisasi ditinjau dari
usia guru di YP Eben Haezer GKI Salatiga. Jika dilihat dari hasil uji
statistik yang sudah dilakukan dan diketahui bahwa nilai signifikansi pada
uji t-test ialah sebesar 0.227 (ρ>0.05), maka disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan komitmen organisasi jika ditinjau dari usia guru serta
nilai tersebut menunjukkan jika tidak signifikan. Dengan demikian, maka
pertama, usia guru tidak menentukan tingkat komitmen organisasi, baik
guru yang berusia < 40 tahun maupun guru yang berusia ≥ 40 tahun.
Mereka menganggap komitmen organisasi merupakan hal yang penting
dalam melaksanakan tugas mereka. Kedua, mereka memiliki komitmen
organisasi yang sama dan cukup tinggi dalam mewujudkan tugas
pelayanan mereka di lingkungan sekolah YP Eben Haezer Salatiga baik
yang berusia < 40 tahun maupun guru yang berusia ≥ 40 tahun. Hasil
penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang ditemukan
oleh Wang (2007), Yucel & Bektas (2012), serta Butucha (2013) yang
menemukan bahwa usia dapat membedakan komitmen organisasi
karyawan meskipun pengaruhnya hanya kecil. Namun hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian Garipağaoğlu (2013) yang menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan komitmen organisasi guru jika ditinjau dari
usia. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta melihat dari
penelitian yang terdahulu, maka diketahui bahwa tidak ada perbedaan
komitmen organisasi guru-guru yang berkerja di Yayasan Pendidikan
Eben Haezer jika ditinjau dari usia guru-guru tersebut. Sehingga baik guru
yang berusia < 40 tahun maupun guru yang berusia ≥ 40 tahun memiliki
rata-rata komitmen organisasi yang hampir sama. Dengan demikian
tingkat komitmen organisasi guru-guru di YP Eben Haezer tidak dapat
dibedakan jika melihat dari usia para guru. Meskipun persentase jumlah
guru yang berusia di atas 40 tahun lebih banyak dibandingkan guru yang
berusia di bawah 40 tahun, tidak memberikan perbedaan pada tingkat
komitmen organisasi. Faktor usia bukanlah faktor yang dapat menentukan
keputusan seorang karyawan terutama dalam hal menentukan komitmen
organisasi seorang karyawan.