Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Gambaran umum Kabupaten Pamekasan
a. Kondisi Geografis
Secara geografis wilayah Kabupaten Pamekasan terletak pada 113o
09’-
113o
58’ Bujur Timur dan 06o
51’- 07o
31’ Lintang Selatan. Di sebelah utara dan
selatan, wilayah Kabupaten Pamekasan berbatasan langsung dengan Laut Jawa
dan Selat Madura. Sedangkan wilayah bagian barat berbatasan dengan Kabupaten
Sampang dan sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sumenep.
Wilayah adminstrasi Kab. Pamekasan mencakup luas 79.230 hektar, atau
sekitar 1,71 persen dari Iuas wilayah Prov. Jawa Timur. Luas wilayah Kab.
Pamekasan paling kecil dibandingkan tiga kabupaten lainnya di Madura. Menurut
ketinggian dari permukaan air laut, wilayah tertinggi di Kabupaten Pamekasan
sekitar 350 meter dan terendah kurang lebih 6 meter. Sekitar 46 persen wilayah
Kabupaten Pamekasan terdiri dari jenis tanah regosol. Tanah jenis litosol seluas
19.084 hektar (24%) dan jenis tanah mideteran seluas 17.375 hektar, serta 8
persen luasan sisanya berjenis alluvial.
Permukaan tanah wilayah Kabupaten Pamekasan relatif tergolong datar.
Sekitar 76 persen wilayah Kabupaten Pamekasan berada pada kemiringan
dibawah 150
, wilayah dengan kemiringan 150
- 250 sekitar 18 persen dan 6
persen sisanya berada pada kemiringan diatas 250
. Menurut tekstur tanahnya,
58
Kabupaten Pamekasan terbagi kedalam tiga wilayah. Wilayah yang termasuk
tekstur sedang seluas 90,5 persen, wilayah dengan tekstur halus sekitar 8,3
persen, dan 1,2 persen sisanya tergolong wilayah yang tanahnya bertekstur kasar.
Kabupaten Pamekasan terbagi menjadi 13 kecamatan. Wilayah terluas
adalah Kecamatan Batumarmar yang mencapai luas 12,25 persen dari total
wilayah Kabupaten Pamekasan, terluas kedua adalah Kecamatan Palengaan yang
mencapai 11,17 persen, dan Kecamatan Pegantenan merupakan wilayah terluas
ketiga mencakup 10,86 persen. Sedangkan wilayah terkecil adalah Kecamatan
Pamekasan dan Kecamatan Pakong, dengan luasan kurang dari 4 persen dari
wilayah kabupaten. Topografi wilayah Pamekasan sebagian besar merupakan
wilayah bukan pesisir. Topografi desa yang berada di dataran berjumlah 124
desa, 42 desa berada pada daerah punggung bukit/lereng bukit. Sementara itu,
sebanyak 23 desa merupakan daerah pesisir yang berhadapan dengan Selat
Madura di wilayah selatan dan Laut Jawa di sebelah utara. Terdapat 6 wilayah
kecamatan yang mempunyai garis pantai, yaitu Kecamatan Tlanakan, Pademawu,
Galis, Larangan, Batumarmar, dan Kecamatan Pasean.
59
Gambar 1. Peta Kabupaten Pamekasan
(sumber : BPS Kab. Pamekasan, 2016)
b. Kondisi Demografis
Penduduk laki-laki dan 434.514 penduduk perempuan. Mengacu pada
hasil Sensus Penduduk 2010, pertumbuhan penduduk Kabupaten Pamekasan
selama lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan rata-rata 1,21 persen tiap
tahunnya. Penduduk Kabupaten Pamekasan tersebar menjadi 219.028 rumah
tangga. Rata-rata setiap rumah tangga di Kabupaten Pamekasan terdiri dari 3,9
anggota penduduk Kabupaten Pamekasan tersebar menjadi 219.028 rumah tangga.
Rata-rata setiap rumah tangga di Kabupaten Pamekasan terdiri dari 3,9 anggota
rumah tangga. Walaupun penduduk bertambah tiap tahun, namun penghuni
setiap rumah tangga di kabupaten pamekasan selama lima tahun terakhir masih
tergolong ideal.
60
Pada tahun 2015 kepadatan penduduk Kabupaten Pamekasan mencapai
1.066 jiwa per km2
. Selama lima tahun terakhir penduduk Kabupaten Pamekasan
bertambah padat sekitar 62 jiwa tiap 1 km2
. Wilayah terpadat penduduknya
adalah Kecamatan Pamekasan yang mencapai 3.542 jiwa per km2
. Hal ini wajar
karena sekitar 11,09 persen penduduk Pamekasan bertempat tinggal di wilayah
ibu kota kabupaten ini. Komposisi penduduk Kabupaten Pamekasan menurut
jenis kelamin memiliki rasio sebesar 94,5. Artinya terdapat sekitar 94 penduduk
laki-laki diantara 100 penduduk perempuan. Sebagaimana tahun-tahun
sebelumnya, rasio jenis kelamin penduduk cenderung semakin kecil pada
kelompok umur tua. Pada kelompok umur 0-19 tahun rasio jenis kelamin rata-
rata diatas 100, sedangkan pada kelompok umur 20 tahun keatas rasionya
dibawah 100. Artinya pada kelompok umur tua jumlah perempuan lebih banyak
dibandingkan laki-laki. Komposisi ini mengindikasikan bahwa perempuan lebih
sanggup bertahan hidup dibandingkan laki-laki.
Gambar piramida penduduk dibawah menunjukkan bahwa struktur
penduduk Kabupaten Pamekasan tergolong penduduk muda. Artinya bahwa
jumlah penduduk pada kelompok usia muda lebih banyak dibandingkan
kelompok usia tua. Pada kelompok usia 0-4 tahun, setiap tahun jumlahnya
semakin sedikit. Keberhasilan program Keluarga Berencana menjadi faktor utama
dalam mengurangi tingkat kelahiran. Kelompok ini jumlahnya bertahan
memasuki kelompok usia berikutnya. Hal ini disebabkan karena semakin
meningkatnya taraf kesehatan balita dan ibu menyusui
61
Gambar 2. Piramida Penduduk Kab. Pamekasan 2015
Sumber : BPS Kab. Pamekasan, 2016
Meningkatnya derajat kesehatan penduduk juga mengubah struktur
kelompok usia tua. Kelompok usia tua jumlahnya cenderung tidak berubah,
sehingga piramida penduduk tidak berbentuk runcing. Jika kondisi ini
berlangsung lama, maka piramida penduduk nantinya akan menyerupai balok.
Pada tahun 2015 sekitar 68,8% penduduk Pamekasan tergolong usia produktif
(15-64 tahun) dan 31,2% usia non produktif (0-4 dan 65 tahun keatas). Dengan
asumsi bahwa setiap penduduk usia produktif seluruhnya aktif secara ekonomi,
maka Dependency Ratio penduduk Pamekasan sebesar 45,34%. Artinya bahwa
setiap 100 penduduk produktif menanggung sekitar 45 penduduk non produktif.
c. Visi, Misi dan Pemerintahan Kabupaten Pamekasan
1. Visi
“ Terwujudnya Pamekasan yang Maju, Berdaya, Mandiri, Berkeadilan, Aman,
dan Sejahtera Menuju Ridho Aallah SWT.”
62
Penjelasa Visi :
1. Maju, perubahan ke arah yang lebih baik secara teratur dan terukur
(QS:” Al Baqarah 126).
2. Berdaya, artinya berkemampuan untuk tumbuh berkembang dan sejajar
dengan pihak lainnnya.
3. Mandiri, artinya mampu mengambil keputusan, menetapkan tujuan dan
tercapainya kemandirian, serta melepasnya ketergantungan kepada
pihak lain.
4. Berkeadilan, artinya berpegang pada kebenaran dan tidak sewenang-
wenang memberikan kepada yang berhak sesuai dengan
pengabdiannya.
5. Aman dan sejahtera, artinya komdisi yang tenang, damai, tentram dan
makmur.
6. Menuju Ridho Allah SWT, artinya berharap memperoleh petunjuk dan
Ridho Allah SWT.
2. Misi
1. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan dengan kewajiban
menjalankan syariat agama bagi pemeluknya.
2. Meningkatkan aksebilitas serta kualitas pendidikan dan kesehatan.
3. Mewujudkan penanggulangan kemiskinan, pengangguran kesenjangan,
perbaikan iklim ketenagakerjaan dan memacu kewirausahaan.
4. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban, serta menegakkan supremasi
hukum.
63
5. Mewujudkan proses desentralisasi dan otonomi daerah, mengotimalkan
reformasi birokrasi yang profesional, bebas KKN, dan peningkatan
pelayanan publik.
6. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam rangka pemberdayaan
masyarakat dan percepatan pertumbuhan ekonomi.
3. Pemerintahan Kabupaten Pamekasan
Dalam menjalankan pemerintahannya, pasangan Bupati dan Wakil
Bupati Pamekasan dibantu oleh seorang Sekretaris Daerah, 3 orang asisten, 5
orang staf ahli, 10 orang kepala bagian, dan 32 kepala di- nas/badan/kantor/satker,
serta 13 orang camat. Administrasi pemerintahan Kabupaten Pamekasan dibawah
tingkat kecamatan terbagi menjadi 11 kelurahan, 178 desa dan 1.112 dusun. Pada
tahun 2015, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan Pemkab Pamekasan
berjumlah 8.569 orang, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 60,6% dan 39,4%
pegawai perempuan. Persentase tersebut lebih setara dibandingkan komposisi
pegawai dua tahun sebelumnya. Jika dirinci menurut tingkat pendidi- kannya,
51% PNS dilingkungan Pemkab Pamekasan telah berijazah D-IV/S1. Berikutnya
24% berijazah SLTA dan 17% tamatan D1-D3. Walaupun PNS yang berjazah
S2-S3 mencapai 6%, namun masih ada sekitar 2% PNS yang berijazah SLTP
kebawah.
Menurut golongan kepangkatan, 38% PNS Pemkab Pamekasan telah
mencapai golongan IV, dan 43% berada pada golongan III. Sedangkan 18%
masih berada pada golongan II dan 1% yang lain merupa- kan PNS golongan I.
Untuk mengontrol jalannya pemerintahan, di Kab. Pamekasan telah terpilih
64
45 anggota DPRD hasil pemilu 2014. Anggota DPRD Kabupaten Pamekasan
terbagi kedalam 4 komisi dari 10 fraksi. Fraksi PPP menempatkan wakil paling
banyak yakni sebanyak 9 orang, sedangkan fraksi yang lain paling banyak
diwakili oleh 5 anggota
2. Gambaran Umum Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.
Pamekasan
Berdasarkan pada peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang
pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi,
dan pemerintah daerah kabupaten/kota, pada bagian ke 2 pasal 6 ayat 1 dan 2
menyebutkan bahwa urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah
daerah menjadi 2 urusan terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan
wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar meliputi 26 urusan, sedangkan urusan pilihan adalah urusan pemerintah
yang secara nyata dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan
yang penentuannya diserahkan kepada daerah masing-masing sesuai dengan
kebutuhannya.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan adalah SKPD
(Satuan Kerja Pemerintah Daerah) yang hanya dapat melaksanakan urusan
pilihan, dalam hal ini beberapa hal yang merupakan kewajiban pdalam
pelaksanaannya antara lain : Pengembangan IKM (Industri Kecil Menengah) yang
ada dikota gerbang salam ini merupakan potensi yang patut dikembangkan
sebagai penopang penguatan ekonomi masyarakat di daerah, namun pada
65
perkembangannya semua rencana itu selalu kurang sempurna karna hal ini
disebabkan karena daya kemampuan berupa modal yang masih kurang dan
kemampuan SDM (Sumber Daya Manusia) di bidang industri. Bidang
perdagangan, karena pamekasan merupakan kabupaten yang cukup strategi
dipulau madura yang berada di antara kabupaten Sampang dan Sumenep, maka
berupaya untuk dapat menjadi Kabupaten sebagai pusat perdagangan dipulau
Madura, namun sampai saat ini masih belum optimal, disamping itu pada bidang
perdangangan di upayakan untuk memperluas akses pemasaran, sehingga produk-
produk daerah khususnya yang berupa produk unggulan daerah akan dapat
bersaing dengan produk-produk daerah lain. Hal ini tentunya akan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, karena pada
kenyataannya di Kabupaten Pamekasan terdapat potensi dibidang perdagangan
yang cukup besar.
a. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
Sesuai dengan peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 14 Tahun
2008 tentang Organisasi dan tata kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Pamekasan Tahun 2008 Nomor 2 seri D) serta dipertegas lagi dengan
peraturan Bupati Pamekasan Nomor 42 Tahun 2008 tentang penjabaran Tugas dan
fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Berita Daerah Kabupaten
Pamekasan Tahun 2008 Nomor 11 Seri D), maka Struktur Organisasi Dinas
Perindustrian dan Perdagangan:
a. Kepala Dinas
66
Kepala dinas mempunyai tugas membantu Bupati dalam
Penyelenggaraan kewenangan dibidang perindustrian dan perdagangan. Untuk
melaksanakan tugas sebagaimanan dimaksud, kepala dinas menyelenggarakan
fungsi:
1. Penyusunan rencana pembinaan dan pengembangan bidang perindustrian
2. Penyusunan rencana pembinaan dan pengembangan bidang perdagangan
3. Penyusunan rencana pembinaan dan pengembangan pasar
4. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan lembaga terkait dalam
pemberdayaan industri dan perdagangan
5. Pengelolaan urusan ketata usahaan kantor meliputi umum dan
kepegawaian, perencanaan dan keuangan.
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya
b. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan urusan umum,
perlengkapan, kepegawaian, program perencanaan dan keuangan.
c. Bidang bina perindustrian
Bidang bina perindustrian mempunyai tugas memproses pelayanan
pendaftaran perindustrian dan informasi perindustrian, pembinaan industri kecil
menengah serta pengembangan tambang dan energi.
d. Bidang bina Perdagangan
67
Bidang bina perdagangan mempunyai tugas memproses pelayanan
pendaftaran perdagangan dan informasi kerjasama perdagangan serta pembinaan
dan pengembangan perdagangan
e. Bidang pengembangan pasar
Bidang pengembangan pasar mempunyai tugas melaksanakan pembinaan,
pengembangan peningkatan sarana dan prasarana, pengendalian serta pengawasan
pasar
Berikut Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Pamekasan :
Gambar 3.Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan, 2016)
Sebagaimana Struktur Organisasi diatas, Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan didukung oleh sumber daya
68
yang masih dibawah standart mengingat banyaknya tugas dan fungsi yang
ada, sampai saat ini sumber daya yang ada di Dinas Perindustrian
dan Perdagangan sebagai berikut :
Tabel 2. Sumber daya Sesuai dengan pangkat/golongan
Tabel 3. Sumber daya sesuai dengan Tingkat Pendidikan :
NO TINGKAT
PENDIDIKAN
JUMLAH KETERANGAN
Pasca Sarjana / S2 4 Orang
Sarjana / S1 15 Orang
SarMud / Diploma III 2 Orang
S L T A 10 Orang
S L T P --
S D --
JUMLAH 31 Orang
(sumber : Rencana Strategi Disperindag Kab. Pamekasan 2013-2018) Sumber daya yang ada (Pegawai/Aparatur) di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan adalah menempati posisi yang cukup strategis dan
mempunyai peran dominan dalam membawa Dinas Perindustrian dan
Perdagangan untuk mencapai tujuannya, demikian penting dan strategisnya
peran pegawai/aparatur ini menuntut diselenggarakannya manajemen
sumber daya manusia secara baik, tepat dan terarah, sehingga mereka
dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan dan efektifitas Dinas
Perindustrian dan Perdagangan. Selain dari pada sumber daya manusia
PANGKAT/GOL JUMLAH KETERANGAN
1. Golongan IV 6 Orang
2. Golongan III 19 Orang
3. Golongan II 6 Orang
4. Golongan I --
JUMLAH 31 Orang
69
yang memadai, untuk mencapai tujuan dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan dibutuhkan juga adanya dukungan dari peralatan kantor
berupa sarana dan prasarana yang cukup secara kualitas maupun
kuantitas, diperlukan sebagai unsur pendukung bagi kelancaran
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Pamekasan.
b. Standar Pelayanan Minimal (SPM) SKPD
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah
sebagaimanan telah di ubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844) pada 11 ayat 4 menyatakan bahwa
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib berpedoman pada
standart pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh
Pemerintah. Sebagaimana diketahui bahwa SPM adalah ketentuan tentang standar
pelayanan yang secara minimal harus disediakan oleh pemerintah Daerah dalam
rangka penyelenggaraan urusan wajib dalam kurun waktu tertentu. Sehubungan
dengan hal tersebut sampai dengan saat ini. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Pamekasan belum memiliki Standart Pelayanan Minimal (SPM) bagi
kegiatan sektor perindustrian dan perdagangan meskipun kegiatan tersebut tidak
termasuk dalam kategori pelayanan dasar karena sudah terdapat unit Pelayanan
terpadu yang sekarang telah menjadi SKPD tersendiri yanitu kantor Pelayanan
Perijinan Terpadu (KPPT). Namun demikian perlu kiranya ada suatu standar yang
formal dalam pelayanan terhadap aparatur khususnya dan masyarakat pada
70
umumnya sehingga pada gilirannya akan berdampak terhadap optimalisasi kinerja
organisasi.
Berikut ini kondisi pelayanan yang dilkasanakan oleh Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan :
Penerbitan Tanda Daftar Industri (TDI) dan Ijin Usaha Industri (IUI);
Penerbitan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
Penerbitan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Peneribitan Tanda Daftar Gudang (TDG)
Tanda Daftar Usaha (TDU) untuk Pedagang Kaki Lima.
BIP
Selain dari pada pelayanan perijinan diatas, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Pamekasan juga melayani berbagai kebutuhan dari
usaha-usaha dibidang industri, perdagangan, pengembangan pasar maupun
perlindungan terhadap konsumen. Pelayanan yang dilakukan jenis dan bentuknya
antara lain dibidang :
1. Industri : pembinaan dan pengembangan teknologi di bidang seperti
industri kimia, makanan minuman, kerajinan pengemasan serta lain
sebagainya
2. Perdagangan : fasilitasi pemasaran, pemenuhan kebutuhan, stabilisasi
harga
3. Pengembangan pasar : pembinaan, pengembangan, peningkatan sarana
dan prasarana ,
4. pengendalian serta pengawasan pasar.
71
5. Perlindungan konsumen : pemeriksaan dan pembinaaan ke pasar, toko
modern dan toko-toko besar terhadap barang konsumsi kebutuhan
masyarakat agar layak dikonsumsi.
c. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
1. Visi dan Misi SKPD
Sebuah organisasi dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi yang
diamanahkan , perlu menetapkan Visi dan Misi yang akan diwujudkan. Visi dan
Misi adalah gambaran masa depan yang ingin dicapai di dicita-citakan yang
digunakan sebagai pedoman, arahan dan acuan ke depan. Berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan terhadap nilai-nilai strategis (sumber daya alam, sumber
daya manusia) yang memiliki dan berkembang, lingkungan strategis dan aspirasi
yang berkembang; maka visi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Pamekasan dirumuskan sebagai berikut:
VISI :
Visi merupakan pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana
instansi pemerintah harus dibawa. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
melaksanakan pembangunan dengan berlandaskan visi, yaitu “Terwujudnya
Peningkatan Kualitas Serta Pemasaran Industri dan Perdagangan yang
Berbasis Produksi Unggulan Daerah dalam Mendukung Peningkatan
Perekonomian Daerah”. Secara filosofi visi tersebut dapat dijelaskan melalui
makna yang terkandung didalamnya, yaitu :
a. Terwujudnya peningkatan; terkandung maksud suatu kondisi yang
terekayasa oleh dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
72
Pamekasan dalam mewujudkan usaha masyarakat yang berkualitas
mandiri, tangguh dan berdaya saing dan secara dinamis terus
berkembang.
b. Kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu
c. Kuantitas adalah banyaknya (untuk benda) dan jumlah (untuk sesuatu)
memasarkannsuatu barang hasil industri atau barang dagangan.
d. Pemasaran Industri dan perdagangan adalah proses, cara, perbuatan
memasarkan sesuatu barang hasil industri atau barang dagangan
e. Berbasis adalah berdasar kepada
f. Unggulan Daerah adalah yang digunakan didalam suatu daerah
g. Mendukung adalah menyongkong, membantu, menunjang
h. Perekonomian adalah tindakan (aturan atau cara) berekonomi
i. Daeah adalah lingkungan pemerintah atau wilayah
MISI :
Misi adalah kristalisasi dari keinginan menyatukan langkah dan gerak
untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Untuk mencapai dan mewujudkan
visi maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan
menetapkan misi sebagai berikut:
1. Mewujudkan kwalitas sumber daya manusia di bidang industri dan
perdagangan;
2. Mewujudkan oeningkatan nilai tambah Industri Kecil dan Menengah,
penguasaan teknologi tepat guna;
3. Mewujudkan peningkatan kinerja perdagangan;
73
4. Mewujudkan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan.
2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
Tujuan merupakan penjabaran ataau implementasi dan pernyataan misi,
sebagai hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu tertentu
jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun. Adapun tujuan dari
pernyataan misi Dinas Perindustrian dan Perdangangan Kabupaten Pamekasan,
sebagai berikut :
1. Meningkatkan sumber daya manusia aparatur serta penyediaan sarana
dan prasarana;
2. Meningkatkan daya saing industri kecil dan menengah;
3. Meningkatkan kinerja perdagangan;
4. Meningkatkan tertib perdagangan
Dengan mengacu pada tujuan tersebut diatas, maka sasaran yang ingin
dicapai yaitu pembangunan industri dan perdagangan Kabupaten Pamekasan
dirumuskan sesuai dengan masing-masing tujuan yang telah ditetapkan yaitu :
1. Meningkatnya kuantitas dan kualitas hsil produksi IKM;
2. Miningkatnya volume transaksi perdagangan dan meningkatnya
kualitas layanan dasar pasar;
3. Meningkatnya kualitas barang layak konsumsi dan tingkat kepuasan
masyarakat.
74
3. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
Visi : Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas serta pemasaran
industri dan perdagangan yang berbasis produk unggulan yang mendukung
peningkatan perekonomian daerah
Tabel 4. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
NO MISI TUJUAN SASARAN
1. Meningkatkan
kualitas
sumberdaya
manusia bidang
industri dan
perdagangan
Mewujudkan
transfer
teknologi
Meningkatnya
jumlah hasil industri
dan perdagangan
serta Meningkatnya
kwalitas hasil
industri dan
perdagangan
2. Meningkatkan
kualitas dan
kuantitas hasil
produksi utamanya
yang berbasis
produk unggulan
daerah
Menguatkan
perekonomian
masyarakat
Meningkatnya
volume transaksi
jual beli
3. Meningkatkan
sarana dan
prasarana
pendukung
peningkatan
industri dan
perdagangan
Mewujudkan
ciri khas produk
lokal
Meningkatnya
pendapatan
masyarakat
4. Meningkatkan
pemasaran dan
aksis modal industri
dan perdagangan
Memperluas
pemasaran
Meningkatnya
pendapatan
pengrajin atau
pengusaha
75
5. Meningkatkan
pemantauan harga
sembilan bahan
pokok
Menstabilkan harga
barang kebutuhan
Memperkuat
kemampuan daya beli
masyarakat
6. Meningkatkan
Upaya
Perlindungan
Konsumen
Melindungi
konsumen dari
barang yang
tidak layak
konsumsi
Meningkatnya
kesehatan
masyarakat dan
memastikan barang
yang layak
dikonsumsi
7. Meningkatkan
pariwisata daerah
Meningkatkan
daya tarik wisata
Meningkatnya
Pengunjung Daya
Tarik Wisata
Sumber ; ( Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Pamekasan 2013-2018)
B. Penyajian Data
1. Strategi Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Industri Batik Tulis
Pamekasan
Berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Pamekasan dengan mendasarkan pada peraturan pemerintah nomor 38
tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota, pada bagian
ke 2 pasal 6 ayat 1 dan 2 menyebutkan bahwa urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintah daerah menjadi 2 urusan terdiri dari urusan wajib dan
urusan pilihan. Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Pamekasan dalam
mengembangkan industri yang ada di Pamekasan selanjutnya diberikan kepada
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan.
76
Pemerintah Daerah telah merumuskan arah kebijakan yang tertuang
dalam Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Pamekasan Tahum 2013-2018. Strategi yang dilakukan oleh Pemerintah
Khususnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan yaitu
mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki daerahnya, strategi dapat
dilakukan dengan pelaksanaan program-program kegiatan yang bertujuan untuk
mengembangkan dan meningkatkan daya saing di sektor Industri di Kabupaten
Pamekasan. Strategi Pemerintah Daerah dalam mengembangkan dan
meningkatkan daya saing di sektor industri tertuang pada Rencana Strategis Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang 2013-2018.
Strategi dalam Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Malang khususnya Bidang perindustrian adalah langkah-langkah
dalam upaya pengembangan industri dan meningkatkan daya saing yaitu;
1. Menyediakan infrastruktur yang maju dan modern untuk menunjang sektor
industri perdagangan pasar;
2. Membangun kawasan industri maju dan modern yang berbasis industri
kecil dan menengah;
3. Mengembangkan industri pedesaan dengan mengembangkan pedesaan
dengan mengembangkan sentra-sentra unggulan yang berwawasan
lingkungan berdasarkan potensi sumber daya alam dan manusia yang
unggul, kreatif, inovatif dan menuju kemandirian.
Untuk mengimplementasikan strategi dalam rangka mencapai saasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan, maka perlu dirumuskan kebijakan-kebijakan strategis yang
77
menjadi pedoman bagi perumusan dan operasionalisasi program lima tahun dari
rensta Dinas Perindustrian dan Perdagangan. kebijakan strategis tersebut, adalah:
a. Mengembangkan sektor industri yang dapat menciptakan struktur ekonomi
yang kuat dengan menggunakan teknologi tepat guna serta memanfaatkan
sumberdaya lokal yang ada sehingga mempunyai value added dan
meningkatkan daya beli masyarakat;
b. Meningkatkan penataan manajemen usaha baik dalam segi keuangan,
pemasaran dan organisasi agar dapat meningkatkan efisiensi, usaha, daya
saing dan perluasan pasar;
c. Mengembangkan mekanisme pasar yang berkeadilan dengan memberikan
akses yang lebih luas kepada msyarakat;
d. Mengarahkan pembangunan sektor perdagangan dan peningkatan
pengetahuan produsen mengenai pasar dalam negeri, sehingga dapat
meningkatkan daya saing;
e. Menyediakan sistem informasi harga bahan pokok agar konsumen dapat
memperoleh informasi yang baik dan akurat tentang perkembangan harga
barang dan jasa yang beredar di pasar modern maupun pasar tradisional.
menginventarisir data kelembagaan usaha perdagangan guna menciptakan
penataan dan penertiban para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM)
yang ada di Kabupaten Pamekasan.
Disperindag Kabupaten Pamekasan adalah SKPD yang hanya dapat
melaksanakan urusan pilihan, dalam hal ini beberapa hal yang merupakan
kewajiban dalam pelaksanaannya yaitu melakukan pengembangan IKM (Industri
78
Kecil Menengah) dan bidang perdagangan, salah satu industri yang pada saat ini
sedang berkembang adalah industri Batik Tulis. Berikut data jumlah sentra dan
pengrajin yang ada di Kab. Pamekasan;
Tabel 5.
Data Jumlah Sentra dan Pengrajin Batik di Kabupaten Pamekasan 2016
No. Kecamatan Sentra Jumlah
Sentra
Jumlah
Pengrajin
Kowel 2 60
1 Ds. Toronan 1 58
Pamekasan Nyalabu Daja 1 28
Gladak Anyar 1 20
Ds. Klampar 5 1157
Toket 3 1120
2 Proppo Candiburung 3 338
Rangperang Daja 1 220
Ds. Banyupelle 2 35
3 Ds Panaan 1 20
Palengaan Angsanah 1 156
Akkor 1 20
Rek-Kerrek (Dsn.
Nong Tanges) 1 15
Larangan Badung 1 66
4 Waru Waru Barat 1 28
5 Pagantenan Bulangan haji 1 26
Ambunder 1 28
6 Galis
Desa
Pagendingan 1 88
7 Tlanakan
Larangan
Slampar 1 30
8 Pademawu Murtajih 1 29
Total Jumlah 30 3542
(Sumber : Dinar Perindustrian dan Perdagangan, 2017)
79
Dari data tersebut, Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan)
Industri Batik yang terdapat di Kabupaten Pamekasan tersebar di 8 Kecamatan
dari 13 Kecamatan yang ada di Pamekasan. Pemerintah Kab. Pamekasan perlu
melakukan beberapa strategi terkait pengembangan industri batik yang terdapat
di semua sentra tersebut baik dari segi kualitas produk dan kualitas sumber
dayanya untuk menunjang pemasaran. Dapat dilihat hampir di semua kecamatan
yang ada di Pamekasan memiliki sentra Batik dan jumlah Pengrajin yang cukup
banyak. Oleh karena itu disamping pemerintah daerah membuat kebijakan yang
secara umum bertujuan untuk mengembangkan batik tulis Pamekasan tetapi juga
perlu mementingkan kualitas produk dan sumber dayanya secara khusus.
Disperindag sebagai SKPD Kabupaten Pamekasan disini telah melakukan
beberapa strategi dalam upaya menangani permasalahan baik dari terkait industri
batik kurangnya peminat batik tulis Pamekasan khususnya untuk masyarakat
Pamekasan sendiri terhadap kualitas batik Pamekasan selain itu juga, sebagai
upaya dalam peningkatan pemasaran batik.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan adalah
SKPD yang berwenang dalam mengurus, mengembangkan serta sekaligus
memasarkan berbagai produk dari Industri yang ada di Pamekasan. Startegi yang
dipilih dalam upaya pengembangan batik tulis yang ada di Pamekasan adalah
“Meningkatkan Kualitas Desain Batik Pamekasan” dan “meningkatkan promosi
serta pemasaran Batik Pamekasan”. Melaui strategi ini diharapkan dapat
membantu pengrajin batik tulis mempunyai inovasi terhadap batik yang
80
dibuatnya dan meningkatkan penjualan serta menambah peminat batik terhadap
batik tulis khas Pamekasan.
Disperindag telah melakukan beberapa program terkait strategi untuk
meningkatkan desain batik Pamekasan dan peningkatan promosi dan pemasaran.
Disperindag sebagai SKPD yang menjalani urusan pilihan dalam
mengembangkan potensi di daerahnya Disperindag perlu membuat strategi
dalam hal pengembangan batik tulis Pamekasan. Penelitian yang dilakukan
oleh peneliti pada strategi Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Batik
Tulis Pamekasan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan
menangkap beberapa upaya strategis yang dilakukan guna meningkatkan kualitas
desain Batik Pamekasan, yang meliputi :
a. Pelatihan dan pendampingan Desain Batik
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) mengadakan
kegiatan pelatihan yang diadakan setiap tahunnya. Pelatihan dan pembinaan atau
pendampingan merupakan salah satu strategi yang dilakukan dengan cara
mengikut sertakan pengrajin di masing-masing sentra yang bertujuan untuk
membantu meningkatkan kreatifitas dan pengetahuan yang baru tentang batik
sehingga, dengan demikian Pemerintah Daerah dapat meningkatkan kualitas
desain batik dengan melakukan pelatihan dan pendampingan terhadap para
pengrajin. Untuk selanjutnya dengan dilaksanakan pelatihan dan pendampingan
diharapkan pengrajin batik tulis di masing-masing sentra dapat berinovasi terkait
motif dan pola batik yang dibuat tanpa menghilangkan nilai dan karakteristik
daerahnya. Sehubungan dengan hal tersebut, seperti yang diungkapkan oleh
81
Bapak Tjipto selaku Kabid Perindustrian terkait strategi pengembangan industri
batik yang dilakukan di ruang kerja beliau :
“strategi pengembangan batik ada beberapa salah satunya ada pembinaan
desain, dari tim disperindag datang ke setiap IKM/sentra atau main ke
desa, terus ada pelatihan desain batik yang dilaksanakan dari januari-juni
secara bekelanjutan, itu di IKM-IKM yang ada didesa disetiap sentra itu
ada perwakilannya, ditahun 2016 itu sampai 200 pengrajin batik. kami
dinas selalu melakukan kegiatan pembinaan ke para pengrajin batik dari
masing” sentra tentu setiap tahun kita ambil dari sentra ini 10 orang ,
sentra ini 10 orang terus di ikuti setiap tahun sampai tahun 2016, terus
langkah berikutnya itu ada pendampingan batik 6 bulan dari bulan juli-
desember dalam 1 bulan mengunjungi sentra,”istilahnya pendampingan
kualitas desain batik” ,pendampingan kualitas batik itu jadi yang sudah
ikut pelatihan itu dilihat lansung oleh mentor dan narasumber apa
pengrajin sudah melakukan sesuai dengan pelatihan yang sudah diberikan
dan diajarkan , setelah itu dipilih dari setiap sentra produk hasilnya
dijadiin aset dan invebtaris kantor sebagai bukti sudah ada hasil dari
pelatihan dan pendampingannya” (wawancara pada Hari Kamis, 2
Februari 2017 pukul 10.35 WIB , di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Pamekasan)
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Kabupaten Pamekasan melakukan
kegiatan pengembangan batik tulis Pamekasan dengan memberikan pelatihan
kepada pengrajin batik di masing-masing sentra. Pelatihan dilakukan setiap tahun
selama enam bulan dari bulan Januari-Juli secara berkelanjutan. Pengrajin yang
mengikuti pelatihan ditahun 2016 berjumlah 200 pengrajin yang merupakan
perwakilan dari masing-masing sentra yang ada di Pamekasan. Pelatihan ini
bertujuan untuk memberikan pengarahan dan pengetahuan kepada pengrajin batik
akan pentingnya meningkatkan kualitas batik dan berinovasi pada batik yang
mereka buat nantinya. Langkah yang di ambil oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan adalah melakukan pelatihan dengan cara mengundang atau
82
mendatangkan mentor dan narasumber yang telah berkompeten dalam dunia batik
untuk memberikan materi dan penghargan kepada para pengrajin batik yang ikut
dalam pelatihan dalam bentuk seminar dan workshop.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan tidak hanya melakukan pelatihan
tetapi juga melakukan evaluasi kesetiap sentra yang dikenal dengan istilah
pendampingan. Pendampingan yang dilakukan dilakukan setelah pelaksanaan
pelatihan yaitu di bulan Juli-Desember dengan mengunjungi salah satu sentra
disetiap bulannya. Pendampingan merupakan langkah yang dilakukan bertujuan
untuk melihat secara lansung di sentra apakah pengrajin yang sebelumnya sudah
mengikuti pelatihan telah mempraktekkan pembuatan batik yang sesuai dengan
narasumber sampaikan disaat pelatihan. Pelatihan memang dirasa perlu dilakukan
karena melihat kualitas batik Tulis Pamekasan yang masih belum berkembang
baik dari segi motif, pola dan desainya, sehingga ditakutkan akan membuat pasar
jenuh dengan desain yang tetap. Seperti yang dijelaskan oleh ibu Farhatin Selaku
Kasi Bina berikut Perindustian terkait pengrajin Batik Pamekasan yang mengikuti
pelatihan berikut ini;
“karena kalau dalam segi membatiknya mereka sudah bisa tapi dari segi
desainya bagaimana mereka bisa mengikuti dengan desain yang sekarang
desain nasional misalnya selama ini mereka menggambar sembarangan
asal-asalan untuk fashion kadang ketika dipotong tidak pas dan tidak
match, jadi, sekarang di ajari bagaimana supaya hasil gambarnya itu
ketika dijadikan baju bisa match kan untuk fashion kedepannya tidak
hanya sekedar untuk jahit dengan mengadakan pelatihan dengan
narasumber yang didatangkan dari Surabaya yang mempunyai
konsentrasi dalam batik, terus dalam fashion” (wawancara pada Hari
Selasa, 7 Februari 2017 pukul 09.15 WIB , di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Pamekasan)
83
Beberapa faktor yang dijelaskan di atas, merupakan dari alasan dan
tujuan kenapa pelatihan dan pendampingan dirasa perlu dilakukan. strategi
pengembangan batik tulis Pamekasan dengan pelatihan dan pengembangan
dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk pengrajin batik.
Pengrajin khususunya pengrajin batik tulis yang ada di Pamekasan merupakan
komponen paling berperan terhadap pengembangan industri batik tulis
Pamekasan, dimana pengrajin batik dituntut harus mempunyai ide-ide atau inovasi
terhadap batik yang dibuatnya agar bisa lebih berkembang. Diharapkan juga
masyarakat dapat memenuhi kebutuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki dalam hal industri batik. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa salah satu strategi yang dilakukan untuk mengembangkan
Industri batik Tulis Pamekasan adalah melalui pelatihan dan pendampingan atau
lebih mengurus pada proses pembinaan Kualitas Desain Batik. berikut ini
merupakan gambar pelatihan dan pembinaan yang dilakukan oleh Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan;
84
Gambar 4. Pelatihan dan pembinaan yang dilakukan oleh Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan 2016
Sumber : (Dinas Perindustrian dan perdagangan tahun 2016)
b. Pelaksanaan Lomba Desain Batik
Dalam pelaksanaan strategi pelatihan yang dijelaskan di atas melakukan
monitoring dan evaluasi terhadap strategi yang dilakukan adalah salah satu hal
yang penting dilakukan untuk melihat sejauh mana perkembangannya. Selain
Pendampingan yang merupakan salah satu bagian dari program atau strategi yang
dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Kegiatan yang dilakukan
untuk memonitoring dan evaluasi adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan
mengadakan pelaksanaan lomba Desain Batik, pelaksanaan lomba yang dilakukan
oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan merupakah
langkah selanjutnya setelah pendampingan, strategi ini dilakukan untuk melihat
kreatifitas dan mengapresiasikan produk batik yang dihasilkan oleh pengrajin
batik. Hal ini sesuai dengan penjelasan Bapak Tjipto selaku Kepala Bidang
Perindustrian
85
“kita tidak hanya melakukan pembinaan atau pendampingan batik saja
tetapi kita juga melaksanakan lomba, jadi kita melaksanakan lomba desain
batik dari tingkat SD sampai Umum hingga profesional, dengan lomba ini
dapat menjadi bukti bahwa ini salah satu perkembangan batik tulis
pamekasan, pengrajin batik tidak hanya sekedar membuat untuk dijual tapi
pengrajin juga dapat ikut serta lansung dalam hal perlombaan batik yang
nantinya akan memberikan dampak semangat agar pengrajin terus
berinovasi dan mengembangkan desain batiknya” ” (wawancara pada Hari
Kamis, 2 Februari 2017 pukul 10.35 WIB , di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Pamekasan)
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan lomba desain
batik ini dilakukan berkelanjutan setelah dilakukan pelatihan dan pendampingan.
Dengan kegiatan ini maka pengrajin tidak hanya memperoleh pelatihan dan
pembinaan atau pendampingan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan tetapi
juga diberikan kesempatan untuk mengasah kemampuan dan kreatifitasnya dalam
membatik dengan ikut serta dalam lomba desain batik yang di adakan setiap tahun
dihari jadi Kabupaten Pamekasan. Lebih lanjut oleh Bapak Tjipto menjelaskan
bahwa;
“lomba ini tujuannya ingin mengali potensi IKM batik yang ada di
Pamekasan. Pelatihan dan pembinaan untuk meningkatkan kemapuan
desainnya dibidang fashion. Jadi gini sebelum kita mengadakan lomba kita
mengadakan pelatihan desain setelah pelatihan yang mereka dapat
diterapkan dan mengikuti lomba, kemudian kain batik hasil pembinaan
dan lomba batik yang dilakukan tersebut dipotong dan dijahit yang
kemudian digunakan untuk kostum pemilihan putra putri batik yang
diadakan disaat hari jadi Pamekasan dalam kegiatan “pemilihan putra putri
batik hal tersebut bekerja sama dengan panitia penyelenggaraan pemilihan
putra putri batik yang sekaligus dapat dilakukan sebagai ajang promosi. ”
(wawancara pada Hari Kamis, 2 Februari 2017 pukul 10.35 WIB , di
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan)
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
lomba desain batik dilakukan untuk melihat hasil dari pelatihan dan
pendampingan yang dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu Dinas Perindustrian
86
dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan mengadakan sebuah kegiatan lomba.
Kegiatan lomba dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan menggali potensi
yang ada di setiap sentra, dengan kegiatan ini akan diketahui sejauh mana
kemampuan dan kualitas pengrajin batik yang ada di Pamekasan apakah
pelatihan dan pendampingan yang diberikan sudah berjalan dan memperoleh hasil
atau sebaliknya.
c. Promosi Batik
Dinas Perindustrian dan Perdagangan tidak hanya melakukan
pengembangan desain batik melalui peningkatan kualitas desain batik dengan
memberikan pelatihan dan pendampingan hingga melaksanakan lomba tetapi
Dinas perindustrian dan Perdagangan juga harus mempunyai strategi terkait
peningkatan penjualan batik tulis Pamekasan. Promosi merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk mempengaruhi tingkat permintaan pada produk yang dihasilkan
dengan komunikasi berbagai cara antara konsumen dan produsen. Komunikasi
pemasaran perlu dilakukan guna memberitahukan produk yang akan dipasarkan.
Hal ini sesuai dengan pernyatan Bapak Budi Bacthiar selaku Kasi Promosi dan
Pameran Bina Perdagangan;
“Srategi untuk mempromosikan batik Pamekasan pertama pameran kedua
misi dagang, , ketiga studi banding kita ajak pengrajin kita ketemu
pengrajin diluar, ,itu aja sementara dilakukan dan sedang gencar-
gencarnya dilakukan di media online website, tapi rata-rata pengrajin dan
pengusaha mulai melek IT, karena kita juga ajarkan mereka melek
teknologi kita ajarkan mereka bagaimana menjual dengan online dan rata2
punya sendiri, baik punya web sendiri blog sendiri hanya yang sebatas fb
dan wa tapi yang pasti pemasaran online sudah dimaksimalkan.”
(wawancara pada Hari Jumat, 24 Februari 2017 pukul 10.15 WIB , di
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan)
87
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dijelaskan bahwa upaya Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan terkait strategi peningkatan
pemasaran Batik Tulis Pamekasan adalah melakukan promosi. Strategi terkait
peningktan pemasaran batik tulis Kabupaten Pamekasan adalah melakukan
kegiatan Promosi. Promosi yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan beragam mulai dari promosi melalui pameran, misi dagang, dan
study banding. Dalam hal ini pengrajin dan pengusaha batik juga ikut berperan
dalam mempromosikan produknya sendiri dengan memanfaatkan teknologi
berupa pemasaran dengan sistem online. Berikut secara rinci mengenai strategi
promosi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Pamekasan yang telah
dilakukan yaitu:
1) Pameran
Pameran merupakan kegiatan tahunan yang dilakukan oleh Dinas
Perindustrian dan Perdagangan. Pameran yang dilkukan lebih banyak dilakukan di
luar Pamekasan di berbagai event untuk pameran di daerah sendiri hanya sebatas
membuat stand batik yang diadakan setiap hari jadi Pamekasan yang disebut
dengan pameran pembangunan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan di tahun
2016 telah menggelar beberapa kali pameran batik diluar kabupaten Pamekasan
hal tersebut Ibu Abdiyati selaku Kepala Seksi bagian Perdagangan;
“pameran keluar pamekasan bisa dilakukan empat kali dalam setahun
biasanya ke jogjakarta, balikpapan, jakarta (temu bisnis di TMII), surabaya
(2 kali Dekranasda dan batik expo), kita ikut pameran luar, sepengalaman
saya pameran didaerah sendiri masih belum dalam hal perdagangannya,
semua pameran tentang batik, batik di ambil dari beberapa sentra dan dari
komuditas dan mengambil wakil dari komuditas batik yang ad di masing2
sentra tapi hanya beberapa tidak semua dibawa dalam kegiatan pameran,
kemarin kita di Surabaya dekanas dan Jatimfair sampek menyerap ratusan
88
juta,kemarin. (wawancara pada Hari Jumat, 24 Februari 2017 pukul 09.00
WIB , di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan).
Pemeran adalah hal yang sangat berpengaruh dalam peningkatan
pemasaran produk karena dengan adanya pameran maka masyarakat luas akan
mengetahui langsung produk-produk yang menjadi potensi di sebuah daerah dan
masyarakat akan mengetahui tentang kualitas produk yang dihasilkan sekaligus
membelinya. Kabupaten Pamekasan sudah mengadakan beberapa pameran yang
diadakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan.
Berdasarkan data yang diperoleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan sudah ikut
dalam beberapa Pameran yang diselenggarakan diantaranya yaitu;
a. Temu Bisnis di Pendopo Anjungan Timur Taman Mini Indonesia Indah
(TMII) Jakarta pada tanggal 27 Agustus 2016, Dalam Temu bisnis ini
dihadiri oleh kurang lebih 75 Pengusaha,yang mana para pengusaha UKM
Pamekasan didampingi oleh Bupati Achmad Syafii dan para pejabat
pemerintah Kabupaten Pamekasan terkait dipertemukan langsung dengan
para Tokoh dan Pengusaha asal Madura yang telah sukses di Jakarta dan
para Pengusaha yang berasal dari Jakarta itu sendiri. Maksud dan Tujuan
dari kegiatan ini adalah : mempererat tali silaturrahmi dengan
Tokoh/Pengusaha Madura di Jakarta, dan untuk membangun sinergi usaha
guna percepatan ekonomi kreatif bagi pelaku Usaha Mecil menengah (
UKM) di Pamekasan.
b. Pameran Batik, Bordir & Aksesoris Fair 2016 yang digelar di Convex
Grand City Surabaya tanggal 11-15 Mei 2016 merupakan kerjasama PT.
89
Debindo Mitra Tama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa Timur didukung Dekranasda Provinsi Jawa Timur. Produk
yang dipamerkan di stand Kabupaten Pamekasan yakni batik, aksesoris
dari batik dan sandal batik dan membagi-bagikan brosur.
c. Pameran Surabaya Greet Expo di Convex Grand City Surabaya. Pameran
Surabaya Great Expo 2016 yang digelar di Convex Grand City Surabaya
dilaksnakan pada tanggal 18-22 Mei 2016 merupakan kerjasama PT.
Debindo Mitra Tama yang ke tujuh kalinya dengan Pemerintah Surabaya
dalam rangka memperingati hari jadi kota Surabaya yang ke 723. Dinas
Perindag Kabupaten Pamekasan menggelar berbagai produk unggulan
daerah diantaranya adalah batik, jamu, camilan dan membagi-bagikan
brosur dan Profil Investasi Kabupaten Pamekasan.
2) Misi Dagang
Promosi lain yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan
adalah melalui Misi Dagang. Misi dagang disini adalah kegiatan mempertemukan
calon konsumen atau pembeli diberbagai wilayah Indonesia untuk melihat potensi
pelaku usaha dalam hal ini pelaku usaha yang ada di jawa timur. Dinas
Perindustrian dan Perdagangan dalam misi dagang di tahun 2016 ini mengajak
pengrajin yang ada di Pamekasan untuk bertemu langsung dengan pengusaha dan
konsumen dari wilayah lain, Hal ini dibenarkan oleh bapak Budi Bacthiar selaku
kasi Promosi dan Pemasaran yang menyatakan;
“kegiatan promosi yang juga dilakukan adalah misi dagang. Misi dagang
itu kita ngajak pengarajin ketemu dengan beberapa pengusaha di daerah
lain tahun kemaren yang kita lakukan adalah misi dagang di
90
Yogyakarta,kita juga menggandeng kantor perwakilan dagang provinsi
jatim di beberapa daerah jadi disperindag provinsi jatim mempunyai
kantor perwakilan dagang di beberapa provinsi kita ajak ke sana mungkin
bisa masuk ke misi dagang, pada tahun 2016 ke Yogja misi dagang,
bertujuan mengembangkan pemasaran potensi batik yang ada di
pamekasan, kebetulan banyak sekali para konsumen tertarik sih dengan
batik Pamekasan karena batik Pamekasan kan punya ciri khas keunikan
sendiri terutama batik podheknya. (wawancara pada Hari Jumat, 24
Februari 2017 pukul 10.15 WIB , di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Pamekasan)
Berdasarkan wawancara tersebut dapat dijelaskan bahwa misi dagang
yang diikuti selain untuk mengajak pengrajin yang ada di Kabupaten Pamekasan
bertemu dengan pengusaha lain dan konsumen, misi dagang juga bertujuan untuk
mengembangkan pemasaran potensi batik yang ada di Pamekasan khususnya
potensi Batik Tulis. Misi dagang juga dapat dijadikan kesempatan pengrajin
mempromosikan sekaligus menjual batik dengan pelanggan secara langsung yang
berasal dari berbagai wilayah, dapat dikatakan kegiatan misi dagang ini
diselenggarakan untuk mengajak pengrajin untuk mencapai target penjualan,
maka pengusaha ataupun pengrajin batik tulis Kabupaten Pamekasan sebaiknya
bisa lebih fokus dalam berkomunikasi dengan konsumen melalui berbagai cara
agar produk dapat disampaikan dengan baik dan konsumen merasa tertarik.
3) Studi Banding
Dalam rangka pengembangan dan peningkatan pemasaran Batik Tulis
Pamekasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan juga melakukan Studi Banding.
Studi banding dilakukan dengan mengajak pengrajin, desainer dan pedagang batik
dari Kabupaten Pamekasan ke daerah yang bertujuan memberikan wawasan dan
semangat untuk mengembangkan batik khususnya dalam desain batik. Disamping
91
itu para peserta juga diajak melihat secara dekat proses pengembangan batik yang
ada di Yogyakarta. Tidak hanya melihat pengembangan batik yang ada di
Yogyakarta pada kesempatan itu Pamekasan juga memperkenalkan tentang Batik
Tulis yang ada di Kabupaten Pamekasan. hal ini disampaikan oleh bapak Budi
Bacthiar selaku kasi Promosi dan Pemasaran yaitu;
“kemaren kita mengadakan studi banding kejogja dengan menggandeng
komunitas sekar jagad di Yogja itu salah satu cara kita untuk
memperkenalkan batik Pamekasan, akhirnya mereka dapat berinteraksi
tentang ini loh batik pamekasan, pakem-pakemnya dan ciri khasnya dan
hasilnya bener maksimal, dengan menggandeng komunitas-komunitas di
daerah komunitas pencinta batik khususnya lebih pas sasarannya, karena
komunitas batik tersebut ad terdiri dari pengusha batik, kolektor batik ada
sekedar pencinta batik, kriteria harus pengrajin batik bukan pedagang, kita
sih objektif milih pengrajin bukan subjektif faktor-faktor lain suka atau
gak yang pasti kita bentuk komunitas batik yang sekarang dibina untuk
membentuk/menciptakan desain-desain baru yang mereka merupakan
pengrajin batik bukan pengusaha yang memproduksi beda dengan
pengusaha yang sudah mempunyai stretgi sendiri untuk menjual tapi
dengan pengrajin bagaimana mereka bisa mempunyai strategi untuk
menjual, dengan cara sosialisasi dan membentuk komunitas desain batik
yang lebih fokus bagaimana membuat desain yang batik berpola”
(wawancara pada Hari Jumat, 24 Februari 2017 pukul 10:15 WIB , di
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan).
Studi banding yang diadakan berdasarkan penjelasan di atas merupakan
kunjungan yang berlangsung pada hari Rabu, 28 September 2016 dalam rangka
Kegiatan Pembinaan Desain Batik. Rombongan studi banding yang terdiri dari
para pejabat Disperindag Kabupaten Pamekasan, pengrajin, desainer dan
pedagang batik yang bertujuan memberikan wawasan dan semangat untuk
mengembangkan batik khususnya dalam desain batik. Para rombongan juga
mempunyai kesempatan untuk berinteraksi dengan para pencinta batik yang ada di
Yogyakarta tentang apa itu Batik Pamekasan mulai dari nilai-nilainya, dan ciri
92
khasnya. Disamping itu para peserta juga diajak melihat secara dekat proses
pengembangan batik yang ada di Yogyakarta. Berdasarkan data yang diperoleh
dijelaskan dalam sambutan Kepala BBKB Bapak Isnanto Winursito ketika
menerima kunjungan mengatakan bahwa Balai Besar Kerajinan dan batik
(BBKB) Yogyakarta merupakan satu-satunya institusi yang ada di Indonesia yang
mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, kerjasama,
standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi
industri kerajinan dan batik sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian. studi
banding di Yogyakarta dapat dijadikan tempat yang tepat untuk saling berdiskusi
dalam pengembangan batik dan para peserta studi banding akan sangat antusias
dengan melontarkan beberapa pertanyaan, seperti pengertian batik, teknologi batik
dan budaya serta pemasaran batik. Para peserta studi banding juga diajak untuk
melihat secara dekat beberapa laboratorium dan ruang pameran yang berada di
BBKB Yogyakarta..
Gambar 5. Pelaksanaan Studi Banding di Yogyakarta
Sumber : (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan, 2016)
93
Kegiatan promosi sebagaimana yang telah diuraikan di atas yang terdiri
dari Pameran, Misi Dagang dan Studi Banding ketiganya secara keseluruhan
mempunyai tujuan untuk mengenalkan produk potensial khususnya Batik Tulis
Kabupaten Pamekasan dan potensi unggulan daerah lainnya yang memiliki nilai
jual kepada masyarakat. Promosi seperti ini penting terus dilakukan dalam
mengembangkan suatu produk yang dihasilkan oleh para pengrajin maupun
pengusaha. Baik itu dilakukan melalui media online ataupun secara lansung.
Promosi ini salah satu faktor yang sangat penting penentu keberhasilan suatu
program pemasaran. Diharapkan para pengrajin mempunyai strategi ataupun
inovasi dalam mempromosikan hasil produksinya guna untuk berkembangnya
suatu usaha. Seberapa bagus kualitas produk yang dihasilkan apabila konsumen
tidak pernah mendengar atau yakin akan kualitas produk tersebut maka mereka
tidak akan membelinya.
d. Fasilitasi Pemasaran Batik
Salah satu strategi Pemerintah Daerah yang telah lama dilakukan adalah
fasilitasi Pemasaran Batik. Fasilitasi Pemasaran batik merupakan kegiatan
penyedian sarana dan prasarana yang mudah untuk pengrajin dan pengusaha
untuk memasarkan produknya dalam hal ini khususunya Batik Tulis Pamekasan
yang untuk selanjutnya dengan adanya fasilitas yang diberikan dapat mudah
diakses oleh masyarakat di Pamekasan ataupun diluar Pamekasan. Hal ini
dijelaskan oleh Bapak Tjipto selaku Kabid Perindustrian;
“strategi lainnya dalam pengembangan industri batik yaitu kita
memfasilitasi pemasaran di pasar 17 agustus, dan showroom atau pasar
94
modern, pengrajin batik tidak terlalu menyukai kegiatan pasar yang terlalu
modern, karena terus terang orang desa lebih suka menjual dagangannya
dengan santai dan jadi dapat menjual dagangannya dengan duduk manis
sambil merokok dan makan tidak terikat dengan apa-apa dan puncaknya
pasar tradisional itu pada hari kamis dan minggu selain itu kita buat los di
emperan pasar kita juga membuat pertokoan didepan yang buka setiap hari
jadi mereka sudah tau dan mempunyai pasar sendiri disamping itu juga
mereka sudah banyak menguasai dari beberapa pengrajin dan pengusaha.
Kami bermitra lebih kepada pengrajin dan pengusaha, mereka juga
menjual dagangannya melalui online hal tersebut juga termasuk dalam
pembinaan yang dilakukan oleh disperindag” (wawancara pada Hari
Kamis, 2 Februari 2017 pukul 10.35 WIB , di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Pamekasan)
Pemerintah Daerah berupaya dalam pengembangan Batik tulis yang ada
di Pamekasan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten dengan
cara menfasilitasi para pengrajin dan pengusaha batik untuk memasarkan produk
unggulannya secara mudah. Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam aspek
pemasaran memfasilitasi pengrajin dan pengusaha batik dengan menyediakan dua
tempat yaitu pertama pasar tradisional yang dikenal oleh masyarakat Pamekasan
dengan Pasar 17 Agustus (pasar batik) dan kedua pasar modern yang disebut
dengan showroom di pusat kota. Dari dua tempat pemasaran yang disediakan
pengrajin dan pengusaha batik lebih berantusias untuk memasarkan produknya di
pasar tradisional karena aktifitas masyarakat daerah pamekasan yang masih
tergolong tradisional lebih menyukai berbelanja di pasar tradisional di bandingkan
dengan pasar modern. Puncak pasar 17 Agustus terjadi di hari kamis dan minggu,
aktifitas pasar terlihat ramai dihari itu. Pasar yang kondisinya sampai sekarang
masih bergabung dengan pasar ternak, sayuran dan pasar batik sehingga yang
terlihat tidak hanya kegiatan pemasaran batik saja tapi berbaur dengan pemasaran
yang lain. Selain dihari kamis dan minggu pemerintah juga menyediakan kios-
95
kios di pasar 17 Agustus yang berjumlah 40 kios yang akan buka setiap hari
sehingga aktifitas pemasaran batik akan terus ada setiap hari selain hari kamis dan
jumat. Pengrajin dan pengusaha batik menjadi aktor penting dalam kegiatan
pemasaran sehingga diharapkan pengrajin dan pengusaha sudah mempunyai cara
tersendiri dalam memasarkan produknya dengan memanfaatkan fasilitas yang
telah di sediakan oleh pemerintah.
Dari ke empat strategi atau program yang telah disebutkan dan jelaskan
di atas maka dapat dikatakan bahwa Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Pamekasan membuat program dan kegiatan yang memprioritaskan
pada potensi yang ada di daerah sebagai upaya untuk mengembangkan ekonomi
lokal. Adanya strategi yang dimulai dari pelatihan dan pendampingan batik,
pelaksanaan lomba, promosi batik hingga fasilitasi pemasaran diharapkan potensi
industri Batik Pamekasan akan terus berkembang dan meningkat sehingga tidak
akan kalah saing dengan batik luar selain batik tulis Pamekasan. Dapat ditarik
kesimpulan strategi pemerintah daerah dalam pengembangan industri batik tulis
Pamekasan dalam hal peningkatan pemasaran dan promosi batik dilakukan
melalui pameran kebudayaan dan pameran industri, kebijakan pemakaian batik,
serta penghiasan jalan dan bangunan pemerintahan dengan ornamen batik, dalam
aspek Sumber daya Manusia (SDM) khususunya Pengrajin batik dan pengusahan
batik pemerintah telah memberikan pelatihan untuk pengrajin dalam
meningkatkan kemampuan para pengrajin, dalam aspek kewirausahaan
pemerintah juga telah memberikan pelatihan khususnya mengenai pengelolaan
96
usaha kepada para pengrajin yang terpilih dan menyediakan fasilitas untuk
memasarkan produknya secara bebas.
2. Tantangan kedepan dalam Pengembangan Industri Batik Tulis
Pamekasan
Dalam rangka pengembangan industri batik tulis Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Pamekasan dalam rencana strategisnya berupaya
membuat strategi agar industri kecil bisa terus berkembang dan mempunyai daya
saing tinggi. Namun dalam penetapan strateginya tentu terdapat tantangan yang
dihadapi. Berdasarkan Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Pamekasan Tahun 2013-2018 tantangan yang dihadapi di antaranya Krisis
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, Sering terdapatnya perubahan
produk hukum nasional, Persaingan yang makin ketat pada era globalisasi,
Kebutuhan akan pelayanan di sektor Perindustrian dan Perdagangan yang lebih
cepat, lebih baik dan lebih murah sebagai perwujudan good governance. Dari
hasil Penelitian yang dilakukan peniliti menangkap beberapa tantangan yang
dihadapi yaitu;
a. Keberlansungan Produksi Batik Lokal
Produksi adalah salah satu kegiatan yang digunakan untuk menambah
nilai suatu barang atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam
memenuhi kebutuhan tersebut. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor
yang sangat penting untuk mengembangkan industri Batik Tulis Pamekasan
dalam kegiatan produksi batik lokal. SDM yang berkualitas tinggi, yaitu
masyarakat yang mempunyai keterampilan, mempunyai pandangan yang luas
97
mengenai ilmu pengetahuan. Dengan demikian dalam pengembangan pengarajin
dan pengusaha batik yang merupakan Sumber daya manusia merupakan aktor
utama yang mempunyai peran untuk menggerakkan kegiatan produksi menjadi
lebih berkembang. Pemerintah daerah pamekasan melalui Dinas Perindustrian dan
Perdagangan berusaha untuk mengembangkan Batik Tulis Pamekasan dalam hal
tersebut telah mengupayakan memberikan mulai dari pelatihan, pengembangan,
pelaksanaan lomba hingga promosi dan fasilitasi pemasaran.
Adanya upaya dari Pemerintah tersebut diharapkan hasil produksi yang
dihasilkan khususnya oleh pengrajin Batik Tulis Pamekasan lebih berkualitas dan
berpola, selain itu juga dari segi manajemen usaha diharapkan pengrajin dan
pengusaha diharapkan dapat memasarkan produknya secara maksimal. Selepas
dari tujuan yang ingin dicapai strategi dalam pengembangan industri batik
pamekasan tidak semua tercapai secara maksimal. Pemerintah perlu melihat
dalam strategi yang mereka lakukan mulai dari pengembangan desain batik tulis
untuk meningkat kualitas batik hingga fasilitasi pemasaran, sedangkan untuk
memasarkan produknya terdapat kegiatan produksi ditengahnya yang masih
belum disentuh hingga saat ini. Pemerintah masih melihat tantangan terletak pada
segi sumber daya manusianya saja yang dinilai belum secara maksimal dilakukan.
Hal ini dibenarkan oleh Bapak Tjipto selaku Kepala Bidang Perindustrian;
“hambatan dalam pelaksanaan strategi adalah SDM belum maksimal jadi
kadang kita sudah memberikan pelatihan untuk merubah maindset mereka
susah karena dari dulunya seperti itu, masih ragu laku apa tidak,
hambatannya persaingan dipasar, kompetitif, motif batik pasar merasa
jenuh dengan motif yang ada batik motif gini2 terus hanya beda warna,
selanjutnya servisnya kurang memuaskan mentang2 laku banyak mereka
enggan melayani konsumen, kembali ke kebiasaan dalam penjualannya
dengan memberikan kemasannya, mereka tidak memerhatikan pewarnaan
98
yang tidak rapi, kontor karena mereka berpikir seperti ini aja sudah laku
sehingga konsumen kecewa, mereka tidak berpikir sejauh itu mereka
hanya berpikir poko’en pajuh (pokoknya laku) gini aja udah laku mereka
kurang memehami kepuasaan pelanggan” (wawancara pada Hari Kamis, 2
Februari 2017 pukul 10.35 WIB , di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Pamekasan)
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Budi Bacthiar selaku Kasi
Promosi dan Pemasaran;
“Tantangan juga terletak pada kualitas sumberdaya manusia, dan fasilitas
komunitas belum bisa merangkul semua, karena orang mengeluarkan satu
desain akan ditiru dengan desain lain dan dijiplak dengan harga murah
dengan bahan yang murah karena belum adanya hak cipta. (wawancara
pada Hari Jumat, 24 Februari 2017 pukul 10:15 WIB , di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan).
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan Pemerintah masih
melihat dan merasa tantangan yang muncul selama strategi dilakukan adalah dari
Kualitas Sumber Daya Manusia yang ada belum maksimal. Pemerintah Daerah
menganggap pengrajin batik merupakan Sumber Daya Manusia yang paling
berperan dalam pengembangan Batik Tulis Pamekasan sehingga karena
kebanyakan pengrajin Batik Tulis Pamekasan di masing-masing sentra sudah
berusia tua maka Pengembangan Industri Batik Tulis Pamekasan dalam
pelaksanaannya tidak berhasil sepenuhnya. Merubah cara pikir pengrajin yang
berusia tua tidaklah mudah, melihat para pengrajin batik yang ada di Pamekasn
sangat banyak, akan tetapi yang memiliki ketekunan membuat motif batik dan
berinovasi masih jarang. Pengrajin masih banyak yang belum bisa berpikir maju
kedepan, keinginan untuk berkembang masih sulit dilakukan, pengrajin masih
memiliki sifat keraguan, kepasrahan, kemalasan dan tidak berani menghadapi
tantangan dan risiko. Pemerintah daerah belum menyentuh dalam kegiatan
99
produksi, pemerintah hanya sebatas mendorong pengrajin batik tulis dengan
memberikan pelatihan hingga pemasaran tetapi masih belum dapat menarik dan
meningkatkan kapasitas produksi batik lokal.
b. Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku merupakan yang utama dalam memproduksi batik tulis
Pamekasan, dengan demikian, ketersediaannya sangat penting bagi pelaku industri
menengah khususnya industri kecil menengah batik Pamekasan. Bahan baku
utama pembuatan batik tulis terdiri dari beberapa macam yaitu kain mori,
canting, malan, pewarna, papan alas membatik, dan sebagainya. Ketersediaan
bahan-bahan baku ini sebernarnya tidak begitu sulit didapatkannya, tetapi harga
bahan baku yang naik turun. Di wilayah Kabupaten Pamekasan bahan baku ini
bisa didapatkan hanya di pasar tradisional yaitu pasar 17 Agustus. Didalam pasar
tersebut terdapat tempat yang khusus menjual peralatan membatik yang terletak di
bagian bawah pasar sedangkan untuk kain batik terdapat di atas dan bagian depan
pasar. Bahan baku lebih lengkapnya diperoleh dari daerah pekalongan dan solo
yang sering juga dijadikan langganan pembelian bahan baku oleh para pengrajin
batik di Kabupaten Pamekasan. Para pengrajin membeli bahan baku disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi keuangan yang tersedia artinya jika banyak
pesanan batik tulis , maka jumlah kebutuhan bahan baku akan lebih banyak dari
biasanya. Hal ini di ungkapkan oleh Bapak Arief Suharyono selaku Pengusaha
Batik di Pasar Modern:
“saya punya pengrajin sendiri mbk, dan untuk bahan baku biasanya saya
membeli di surabaya kadang juga saya ngirim dari solo lansung, karena
bahan baku yang dijual di pasar tradisional masih kurang lengkap dan
pemilihan terbatas, karena saya juga mempunyai butik batik tulis di
100
surabaya jadi saya sekalian membeli bahan baku disana” (wawancara pada
Hari Senin, 20 Februari 2017 pukul 09:15 WIB , di Pasar Modern
shworoom Kabupaten Pamekasan).
Pengusaha batik yang ada di Pamekasan merasa bahan baku yang ada di
Pamekasan masih dirasa kurang dan terbatas sehingga mereka lebih memilih
untuk membeli langsung ke suplyer yang ada di Surabaya. Melihat kebutuhan
bahan baku sangat penting untuk keberlansungn produksi batik tulis yang ada di
Pamekasan maka, sudah saatnya pemerintah turun tangan untuk menyelesaikan
permasalah bahan baku. Mengenai bahan baku Pemerintah Kab. Pamekasan
pernah memberikan bahan baku seperti yang dijelaskan oleh Bapak Tjipto selaku
Kepala Bidang Perindustrian;
“selain itu ada memberikan bantuan tapi dulu ,sekarang tidak karena
terbentur dengan peraturan kemendagri tahun 2016, itu awalnya 2014 ,
intinya kalau mau ngeluarin bantuan harus ke ikm yang sudah didaftarkan
Keminhumkam selama minimal 2 tahun masa pendaftaran sebelumnya
ngasih kain, meja desain” (wawancara pada Hari Kamis, 2 Februari 2017
pukul 10.35 WIB , di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Pamekasan).
Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa saat ini para pengrajin
batik tulis di Kabupaten Pamekasan masih mengalami kesulitan dalam pengadaan
barang baku batik tersebut. Bahan baku yang hanya bisa didapatkan di pasar
tradisional masih dirasa belum cukup membutuhi pengrajin selain itu bantuan
pemerintah masih minim karena kendalanya anggaran. Pengrajin dan pengusaha
batik yang ada di Kabupaten Pamekasan ada beberapa yang membeli bahan baku
dari luar yaitu Surabaya dan Solo meskipun bahan baku juga bisa didapatkan di
daerahnya sendiri. Melihat kondisi ini Pemerintah harus menjamin ketersediaanya
101
bahan baku dengan menjalin hubungan yang baik dengan para suplyer bahan baku
yang menjadi langganan para pengrajin yang ada di Surabaya dan Solo.
c. Ancaman Batik Printing
Jenis batik tulis di indonesia sangatlah beragam mulai dari batik tulis,
batik cap hingga batik printing. Salah satu yang sampai saat ini menjadi hal yang
dapat menghambat perkembangn batik khususnya batik tulis. Menjamurnya batik
printing yang beredar di pasaran, berdampak pada kurangnya perkembangan batik
tulis lokal Madura, khususnya batik tulis Pamekasan. Selain harga batik printing
lebih murah dan terjangkau bagi kalangan masyarakat ekonomi bawah disamping
itu pemasaran batik printing lebih cepat. Sehingga dalam hal pemasaran dan
harganya, batik tulis lokal kalah. Kondisi ini membuat perkembangan batik tulis
lokal terkendala dan terhambat. Tantangan yang terjadi akibat adanya batik
printing yang sulit untuk dibedakan dengan batik tulis asli menyebabkan harga
batik tulis asli kalah dan penjualannya akan menurun. Hal ini juga disebabkan
karena batik tulis Pamekasan masih belum sepenuhnya mempunyai hak cipta atau
batik mark, setidaknya dengan mempunyai hak cipta atau batik mark batik tulis
yang dibuat tidak mudah untuk di tiru dengan cara diprint, namun terlepas dari itu
semua batik printing akan tetap ada dan menjadi tantangan untuk pengembangan
industri batik tulis termasuk batik tulis Pamekasan. Berhubungan dengan hal
tersebut bapak Budi Bachtiar selaku Kepala Seksi Promosi dan Pameran juga
berpendapat yang sama yaitu ;
“peningkatan penjualan yang pasti akan mengikuti promisi dan berbanding
lurus dengan promosi, kalau promosinya kenceng insyaAllah penjualan
pemasaraan akan jalan, tapi batik pamekasan sudah cukup dikenal,
102
memang pemasaran kita terdapat halangan salah satunya faktornya
persaingan yang ketat dipasar persaingannya menghadapi batik2 printing
batik pamekasan umumnya sudah mulai banyak diprinting harganya jauh
lebih murah dan konsumen tidak tau membedakan mana batik printing
atau tulis, dan harganya batik pamekasan murah itu salah satu ancaman
terbesar selain memang tidak ada tataniaga tidak ada aturan main dibidang
pemasaran batik, jadi yang mebuat persaingan yang kompetitif bersaing
ketan antar pengrajin dan pengusaha yang bersaing ketat, jadi pedangan a
dan b menyikapi pasar yang sepi dengan bersaing diharga” . (wawancara
pada Hari Jumat, 24 Februari 2017 pukul 10:15 WIB , di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan).
Batik printing merupakan faktor yang menjadi persaingan ketat yang
akan terjadi dengan batik tulis asli Pamekasan. Batik Tulis Pamekasan yang
umumnya banyak yang sudah diprinting dengan harga yang sama dan kualitas
yang hampir sama. Konsumen juga belum bisa membedakan mana batik printing
dan batik tulis asli kebanyakan konsumen membeli batik kurang memperhatikan
dan mengetahui jenis batik hanya melihat dari segi motif dan polanya. Batik
printing akan terlihat lebih bersih dan rapi dibandingkan batik tulis sehingga
konsumen akan tertarik dengan batik printing yang pada dasarnya mereka belum
tau mengenai jenis-jenis batik yang ada. Salah satu akibatnya adanya batik
printing yang tidak berbeda dengan batik tulis maka akan timbul persaingan harga
di pasaran sehingga mau tidak mau pengrajin batik tulis akan menjual batik
buatnya dengan harga yang lebih murah karena sebagai pengrajin dan pengusaha
pasti tidak akan ingin produk yang dibuatkan tidak terjual dipasaran yang akan
menyebabkan kerugian sehingga, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya hal ini
maka akan menurunkan nilai jual batik Pamekasan yang umumnya batik tulis.
d. Fasilitasi Pemasaran Lokal Belum Maksimal
103
Pemasaran yang kokoh merupakan hal yang penting di dalam semua
elemen Industri Kecil Menengah. Pemasaran merupakan proses mengelola
hubungan pelanggan yang menguntungkan dengan dua sasaran yaitu menarik
pelanggan baru dengan menjanjikan keunggulan nilai serta menjaga dan
menumbuhkan pelanggan melalui dua cara yaitu pemasaran bersifat langsung dan
pemasasaran tidak langsung. pemasaran langsung dilakukan jika penjual bertemu
atau bertatap muka secara langsung dengan pembeli. Sedangkan pemasaran tidak
lansung yaitu penjualan yang dilakukan melalui media sosial atau pemamfaatan
teknologi. Ketersediaan fasilitas pemasaran khususnya untuk pemasaran batik
tulis Pamekasan perlu mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah. Oleh karena
itu Pemerintah Kabupaten Pamekasan melalui Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Pamekasan memberikan fasilitisasi pemasaran di dua
tempat seperti yang disebutkan di sub bab sebelumnya diantaranya pasar modern
dan pasar tradisioanal. Kondisi dua tempat tersebut terlihat belum maksimal,
showroom yang merupakan gedung 2 lantai terlihat sepi dan tidak ada aktivitas,
dalam showroom hanya berisi pengusaha batik yang merupakan pengempul batik
dari beberapa sentra yang ada di pamekasan.
Selain pasar modern berupa showroom 2 lantai Pemerintah Daerah juga
menyediakan pasar tradisional, kebersihan pasar tradisional kurang diperhatikan
oleh pemerintah yang menyebabkan kondisi pasar terlihat kotor dan tidak tertata,
kondisi ini terlihat karena sampai sekarang pasar tradisional belum difokuskan
sebagai pasar batik masih terlihat banyak aktivitas selain batik. Pasar tradisional
yang disebut dengan pasar 17 Agustus ini masih bergabung dengan pasar
104
ternak,sayuran dll. Mengenai kondisi pasar tradisional juga di akui oleh bapak
Budi Bacthiar selaku Kepala seksi Promosi dan Pemasaran sebagai berikut;
“Pasar tradisional juga termasuk pasar batik dan 17, yang merupakan
fasilitasi dari kita, dan sempat direnovasi dengan membangun kios2,
perawatan genaral kita secara khusus penyewa untuk kiosnya saja, pasar
belum difokuskan sehingga masih gabung dengan pasar penjualan
lainya”.(wawancara pada Hari Jumat, 24 Februari 2017 pukul 10:15 WIB ,
di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan).
Berdasarkan penjelasan di atas strategi pemerintah daerah dalam
pengadaan fasilitsasi pemasaran hanya berhenti di dalam penyediaan tempat.
Pemerintah kurang memperhatikan keberlansungan dan kondisi fasilitas
pemasaran tersebut. Hal ini tentu akan menjadi tantangan untuk strategi
selanjutnya jika kondisi pasar yang kurang maksimal untuk memasarkan produk
kaitannya batik Pamekasan maka dalam rangka pengembangan industri batik
Pamekasan akan mengalami kendala dan terhambat. Konsumen juga akan merasa
enggan untuk melihat-lihat batik dan kembali lagi dilain waktu jika kondisi
fasilitas pemasaran kurang maksimal dan tertata rapi, adanya prasarana berupa
fasilitas yang diberikan oleh pemerintah secara tidak langsung masih belum
maksimal dalam membantu pemasaran hasil produksi pengrajin batik Pamekasan.
Produktivitas suatu usaha tidak akan memiliki arti apabila hasil produk tersebut
tidak dapat dipasarkan secara maksimal. Oleh karena itu pemerintah perlu melihat
kondisi pasar batik yang telah disediakan secara berkelanjutan.
105
3. Strategi Alternatif Kedepan dalam Pengembangan Industri Batik Tulis
Pamekasan
Pemerintah Daerah dalam mengembangkan potensi di daerah tentu akan
melakukan pengembangan terhadap suatu hal yang menjadi potensi unggulan di
daerahnya. Daerah Pamekasan memiliki potensi yang baik pada industri batiknya
karena sebagian besar kecamatan yang ada di pamekasan mempunyai sentra batik
dan masyarakat berpenghasilan dari menjadi pengrajin batik sekaligus pengusaha
batik. Kondisi seperti ini yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah untuk
membuat Kabupaten Pamekasan lebih maju. Pemerintah daerah Kabupaten
Pamekasan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan
berupaya untuk mengembangkan potensi industri batik tulis yang ada di
Pamekasan melalui berberapa strategi yang telah dilakukan. Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan melakukan strategi terkait
pengembangan batik tulis Pamekasan diantaranya dengan melalkukan strategi
peningkatan kualitas desain batik tulis pamekasan dengan melakukan pelatihan,
pendampingan dan lomba desain batik, selain itu juga melaku strategi dalam
peningkatan pemasaran batik tulis Pamekasan denga cara promosi dan pameran
hingga fasilitasi pemasaran batik tulis Pamekasan.
Dalam pelaksanaannya tidak semua strategi yang telah dilakukan untuk
pengembangan industri batik tulis Pamekasan dapat terlaksana secara maksimal
dan berhasil. Terdapat beberapa kendala dan tantangan yang masih dapat terjadi di
kemudian hari, tantangan tersebut yang harus menjadi perhatian pemerintah
daerah untuk mengatasi kemungkinan melemahnya perkembangan industri batik
106
Pamekasan. Oleh karena itu berdasarkan penelitian dan berbagai informasi yang
peneliti telah didapat, peniliti dalam hal ini akan memberikan beberapa strategi
alternatif yang bisa dijadikan strategi untuk menghadapi kemungkinan-
kemungkinan terburuk yang dapat terjadi dalam pengembangan industri batik tulis
Pamekasan di masa yang akan datang, diantara yaitu;
a. Optimalisasi Pemasaran Lokal Melalui Sosialisai
Pengembangan industri batik tulis pamekasan tidak hanya sebatas
memberikan kegiatan berupa pelatihan dan pendampingan kepada pengrajin dan
hanya sebatas memberikan fasilitasi pemasaran berupa pasar tradisional dengan
kios-kiosnya dan showroom. Pemerintah yang saat ini melalui Dinas Perindustrian
dan Perdagangan juga harus mempertimbangkan aspek lain selain pengrajin batik
dan pengusaha batik. Kemampuan untuk produksi dan pemasarannya juga perlu
diperhatikan oleh pemerintah, sehingga pemerintah tidak serta merta hanya
berupaya untu meningkatkan dalam hal desain batik yang dihasilkan dan
menyediakan tempat untuk lahan menjual hasil produksi pengrajin tetapi
pemerintah juga menekankan pada peningkatan kapasitas produksi. Pemasaran
yang dilakukan dengan cara promosi keluar daerah misalnya ke Jakarta, Surabaya,
Yogyakarta memang untuk memperkenalkan batik tulis Pamekasan ke daerah luar
bagus akan tetapi untuk kelangsunganya produksi belum tentu dapat menjamin
berjalan secara terus menurus dan lancar.
Dalam pengoptimalan pemasaran lokal masyarakat juga dapat
menentukan tingkat pengembangan industri batik tulis Pamekasan khususnya
terkait dengan keberlangsungan produksi, tanpa adanya partisipasi dari
107
masyarakat luas upaya untuk mengembangan industri batik tulis Pamekasan akan
menjadi sia-sia. Masyarakat akan menentukan sejauh mana perkembangan batik
tulis Pamekasan, seberapa tertarik terhadap batik tulis Pamekasan tidak hanya
masyarakat Pamekasan tetapi juga di berbagai daerah. Dalam pemasaran lokal
yang harus menjadi sasaran pemerintah adalah minat masyarakat terhadap batik
pamekasan sehingga jika minat terhadap batik meningkat maka permintaaan akan
produksi batik di pemasaran lokal akan meningkat. Oleh karena itu sosialisasi
dapat dijadikan salah satu strategi pemerintah daerah yang sebelumnya masih
terdapat tantangan yang akan dihadapi.
Sosialasi yang dapat dilakukan kepada masyarakat adalah sosialisasi
mengenai apa itu batik tulis pamekasan dan cara membedakan batik tulis asli
dengan batik diprinting karena melihat tantangan yang dihadapi sebelumnya
adalah adanya ancaman batik printing. Sosialisai semacam ini dapat membantu
mengurangi kendala maraknya batik printing di pasaran seperti yang dijelaskan
sebelumnya. Sosialisai juga tidak hanya dilakukan di masyarakat tetapi pengrajin
dan pengusaha juga perlu mendapatkan sosialisasi mengenai bagaimana cara
memasarkan produk dan cara bersaing dipasar. Sosialisasi yang bisa dilakukan
untuk pengrajin adalah sepertin menjelaskan mengenai pentingnya batik tulis
yang mereka buat untuk mempunyai hak cipta dan karakteristik sehingga
kemungkinan untuk di tiru oleh pembatik lainnya dan diprinting akan berkurang.
hal ini juga dijelaskan oleh bapak Budi Bacthiar selaku kasi promosi dan
pemasaran;
“saat ini mulai mensosialisasikan kalau hak cipta itu penting soalnya kalau
gak ada hak cipta terus diproduk pakek kain misalnya batik tulis dan
108
daimbil desainnya dan dprint akan jatuh harganya karena dijual lebih
murah,tapi masalahnya dihak cipta belum kuat juga ,kenapa? Soalnya
meskipun misalnya desainnya sudah dihak cipta dipatenkan tapi si
perusahaan X yang menjual batik printing menjual desain itu dan
ditambahn motif sedikit kan sudah dikatakan beda jadi tetep aja bisa
menjadi tantangan, makanya cara mengatasinya selain hak cipta juga,
mereka itu juga desainnya itu memiliki karakteristik sendiri dan yang
paham batik tulis asli dan mempunyai nilai tinggi yang tau pencipta batik
saja karena jarang orang biasa banyak belum tau,” . (wawancara pada Hari
Jumat, 24 Februari 2017 pukul 10:15 WIB , di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Pamekasan).
Mengenai pentingnya sosiali batik untuk mempunyai hak cipta atau batik
mark juga disampaikan oleh bapak tjipto selaku kepala bidang perindustrian;
“fasilitasi sertifikasi itu kerjasamnya dengan disperindag provinsi, jadi
sebenarnya sudah menyediakan (batik mark dan hak cipta, hak cipta lebih
ke desain dan motifnya) batik mark dapet cap batik indonesia,
menunjukakan. Batik mark balai besar jogjakarta, semua difasilitasi oleh
disperindag provinsi gratis hanya tinggal menyiapkan persyaratannya.
Harus punya merk yang sudah difasilitasi, disperindag akan
mengumumkan ada fasilitasi sertifikasi dengan memberikan
persyaratannya yang nanti diserahkan ke pengarajinnya meskipun ada ikm
yang enggan dan males ikut” (wawancara pada Hari Kamis, 2 Februari
2017 pukul 10.35 WIB , di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Pamekasan).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikatakan kendala yang
dihadapi dala pemasaran lokal yang dapat menyebabkan mengurangnya produksi
batik lokal adalah berasal dari batik tulis pamekasan ada yang masih belum
mempunyai hak cipta, kebanyakan dari pengrajin batik belum mengetahu bahwa
hak cipta dan batik mark sangat diperlukan untuk menghindari penjiplak dan batik
diprinting dengan motif yang sama. Meskipun batik yang mempunyai hak cipta
juga bukan berarti tidak dapat ditiru atau di printing tetapi dengan hanya
menambah sedikit model atau warna dan posisi pola sudah menjadi berbeda. Cara
mengatasi hal tersebut tidak hanya dengan hak cipta atau batik mark tetapi
109
pengrajin juga harus mempunyai karakteristik di setiap batik yang dia buat.
Permasalahan juga terletak di pemahaman masyarakat mengenai batik tulis yang
berharga mahal dan masih banyak yang belum tau cara membedakan batik tulis
asli dan printing sehingga persaingan harga dapat menjadi penyebab turunnya
perkembangan batik tulis. Keadaan seperti perlu diperhatikan pemerintah, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan selain memberikan fasilitas
pemasaran tetapi juga fasilitasi hak cipta dan batik yang disebut dengan fasilitasi
sertifikas. Seperti yang dijelaskana di atas fasilitasi sertifikasi terdiri dari hak cipta
yang lebih kepada desain dan motifnya dan batik mark yang lebih kepada
mendapat cap batik indonesia.
Fasilitasi sertifikasi yang sudah diberikan secara gratis oleh pihak Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan tidak sepenuhnya dapat
menyelesaikan permasalahan maraknya batik printing yang selama ini menjadi
tantangan untuk tingkat penjualan batik tulis asli di pemasarn lokal. Keinginan
dan kemauan pengrajin batik untuk mempunyai hak cipta masih minim dengan
alasan rasa malas dan tidak mau ribet dengan persyaratan yang dibuat. Tidak
hanya dari pengrajin batik tetapi juga pengusaha batik juga perlu mengetahui cara
memasarkan produknya dan menjelaskan perbedaan setiap produknya selain itu
masyarakat juga harus mendapat pemahaman tentang cara membedakan jenis
batik agar tidak terkecoh dengan harga yang murah tetapi kurang mengetahui
kualitas dan cara pembuatan batik. Pemahaman masyarakat tentang batik tersebut
dapat di upaya oleh pemerintah dengan rajin memberikan sosialisasi kepada
masyarakat bisa dilakukan dengan cara membuat brosur, selembaran
110
menyampaikan di acara penting misalnya hari jadi pamekasan, dan menyelipkan
tentang batik tulis Pamekasan di pelajaran sekolah. Dengan hal ini
keberlansungan produksi dengan cara mengomptimalkan kegiatan pemasaran di
pemasaran tingkat lokal dengan cara melakukan sosialisi dapat membantu
meningkatkan permintaan produksi batik tulis Pamekasan oleh masyarakat lokal.
b. Estimasi Kebutuhan Batik Lokal
Strategi Pengembangan industri batik tulis Pamekasan yang telah di
lakukan oleh pemerintah di antaranya adalah melakukan peningkatan desain batik
tulis yang bermksud untuk mengembangkan dan membuat inovasi terhadapt bati
yang yang dihasilkan selain itu pemerintah juga memfasilitasi pengrajin dan
pengusaha batik dengan pasar tradisional dan modern. Hal ini pemerintah daerah
masih belum memperhatikan hal yang lebih penting yaitu pada aspek kapasitas
produksi batiknya. Produksi batik perlu diperhatikan untuk mengembangkan
industri batik yang ada di pamekasan. Cara yang dapat dilakukan untuk
keberlangsungan produksi batik yaitu dengan menekankan pada kegiatan
pemasaran lokal karena yang bisa menopang produksi terus menurus justru
pemasaran di daerah sendiri atau tingkat lokal dengan cara estimasi kebutuhan
batik lokal.
Estimasi terhadap kebutuhan batik lokal dengan memperkirakan
kebutuhan batik lokal untuk anak sekolah misalnya dengan cara melihat jumlah
murid sekolah di Kabupaten Pamekasan, Pegawai dan perangkat Desa dan
sebagainya. Estimasi kebutuhan lokal dilakukan dengan menghitung berapa
kapasitas produksinya, jika tidak ada jatah batik untuk anak sekolah dan lainnya
111
justru akan jadi kesempatan untuk memproduksi, aspek jumlah dan keterampilan
desain batik tulis yang dimiliki pengrajin di sentra dianggap sudah cukup, dan
untuk pemasaran bagus untuk pelompatan keluar tetapi pemerintah perlu
mengetahui industri batik tulis Pamekasan masih harus menghadapi persaingan
batik di atasnya kalaupun cara tersebut berhasil masih membutuhkan waktu untuk
memenangkan persaingan. Oleh karena itu dapat dikatakan sekarang produksi
akan berjalanteru jika pasarnya yang dikembangkan dan di utamakan adalah pada
pasa lokal. Dengan hal ini estimasi tentang jumlah produksi dan kemampuan
memproduksi itu terserap kepasar lokal, ini juga untuk menolong produsen agar
tetap memproduksi batik bukan menjual batik yang di datangkan dari luar.
Tabel. 6.
Jumlah Data Peserta Pendidik Per Kabupaten/Kota, Kab Pamekasan
(Sumber : Kementrian Pendidikan & Kebudayaan, 2016)
Berdasarkan tabel di atas dapat dihitung kebutuhan batik lokal yang
harus dihasilkan oleh produsen batik tulis Pamekasan dengan memperkirakaan
112
jumlah sisawa mulai dari SD, SMP, SMA hingga SMK. Estimasi terhadap
kebutuhan batik lokal terhadap jumlah sisawa sekolah yang ada di Pamekasan
sudah dapat membantu keberlansungan produksi setiap tahunnya selain itu juga
dapat membuka kesempatan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan ekonomi
masyarakat.
c. Pelaksanaan Pameran di Daerah
Promosi batik merupakan salah satu strategi pemerintah yang digunakan
untuk meningkatkan penjualan batik dan meningkatkan daya tari masyarakat luas
terhadap bati tulis Pamekasan. Promosi yang dilakukan akan sangat berpengaruh
dengan sering melakukan promosi di berbagai daerah akan membantu batik
Pamekasan dikenal banyak kalangan. Promosi yang telah dilakukan berupa
pameran, misi dagang, dan studi banding, pameran yang diikuti hampir semua di
adakan diluar daerah seperti yang dijelaskan sebelumnya. Seharusnya selain
mengikut sertakan batik tulis Pamekasan di luar daerah pemerintah juga
memaksimalkan promosi berupa pameran di kabupaten Pamekasan sendiri
setidaknya setahun sekali. Pameran yang di adakan di Pamekasan hanya sebatas
menyediakan stand batik itupun digabungkan dengan produk unggulan
Pamekasan lainnya. pemerintah daerah melalui Dinas Perindustrian dan
Perdagangan untuk mengatasi kondisi ini, yang dibutuhkan perajin dan pengusaha
batik adalah uluran tangan pemerintah untuk mempromosikan batik Pamekasan
dan mencarikan pasar yang tepat, agar ke depan batik Pamekasan lebih mampu
bersaing. Pemerintah sebaiknya mengadakan pameran khusus untuk para
113
pengrajin yang ada di Pamekasan. Hal ini juga dikeluhkan oleh Bapak Arief
Suharyono selaku Pengusaha Batik di Pasar Modern Pamekasan;
“saya gak pernah di ajak pemerintah mbk untuk ikut pameran. coba pemda
itu ngajak pengusaha batik yang sudah banyak barangnya yg banyak stok ,
coba kalau pengen terkenal pamekasan yang punya batik-batik bagus di
undang suruh bayar gk masalah mbk, diundang suruh ikut pameran suruh
bayar saya tetep bayar. Pameran dipamekasan aja mbk gk kenapa-kenapa
yang penting kita pengusaha batik bisa memasarkan sendiri produk kita
jika ada pameran. Saya berharap semoga batik berjalan terus, pemda harus
deket-deket dengan pengusaha batik atau pengrajin secara menyeluruh
karena mereka gk pernah survey pengusaha punya barang kayak apa,
mereka hanya sebatas menyediakan fasilitas gedung untuk disewakan”
(wawancara pada Hari Senin, 20 Februari 2017 pukul 09:15 WIB , di
Pasar Modern shworoom Kabupaten Pamekasan).
Dari harapan pengusaha batik maka alternatif lain yang mungkin dapat
dipertimbangkan untuk pengembangan batik tulis Pamekasan terkait promosi
batik yaitu mengadakan pameran khusus batik di Kabupaten Pamekasan. Pameran
tersebut bisa mengikutsertanya seluruh sentra yang ada di Pamekasan baik itu
pengrajin dan Pengusaha batik. Sentra batik yang ada di Pamekasan cukup banyak
maka kemungkinan pameran yang di selenggarakan akan memerkan banyak jenis
batik dari berbagai batik yang dihasilkan oleh pengrajin. Hal ini juga akan
menjadi daya tarik tersendiri untuk masyarakat khusunya masyaraka pamekasan
sendiri untuk melihat pameran dengan stand batik yang sangat banyak,
masyarakat juga dapat melihat secara keseluruhan macam-macam batik yang ada
di daerahnya. Pameran yang nantinya bisa diselenggarakan di daerah sendiri
dalam hal ini Kabupaten Pamekasan maka akan banyak pihak yang diuntungkan
selain dapat meningkatkan pengembangan batik tulis pamekasan tetapi dapat
menyediakan lahan dan kesempatan untuk semua pengrajin yang ada di semua
114
sentra untuk memamerkan produknya dan tidak hanya dipamerkan tetapi mereka
juga dapat keuntungan dari penjulan batik, selain itu masyarakat luas akan secara
mudah melihat bahkan membeli batik.
d. Komitmen Terhadap Kondisi Pasar Batik Pamekasan
Fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah Daerah salah satu pasar
tradisional yang dikenal dengan pasar 17 pengrajin sekaligus pengusaha dapat
memasarkan produknya secara mudah dan masyarakat atau konsumen juga dpat
secara mudah mendapatkan batik dengan bertemu langsung. Pasar 17 dikenal
dengan pasar batik yang terdapat juga kios-kios batik didalamnya, selain itu dalam
pasar ini terdapat bagian menjual bahan-bahan batik hinga kain batik. Pasar 17 ini
pucaknya terjadi pada hari kamis dan minggu selain hari itu hanya kios-kios yang
akan tetap buka setiap harinya. Adanya fasilitas pemasaran berupa pasar batik
akan memudahkan akses jual beli batik antara produsen dan konsumen. Kondisi
pasar juga akan menentukan tingkat kunjungan masyarakat jika pasar bersih dan
tertata rapi maka pengunjung akan merasa nyaman berbelanja dan berkeinginan
untuk kembali lagi dilain waktu namun, jika kondisi pasar sebaliknya maka
masyarakat akan enggan untuk datang membeli atau hanya sekedar melihat.
Seperti yang dikatakan oleh salah satu pengrajin sekaligus pengusaha batik yang
ada di kios pasar tradisional mengenai kondisi pasar tradisional seperti berikut;
“Penataan pasar dan kebersihan kurang mbk akhirnya semua sayuran
dateng, geddeng temon aroah adek tepatdeh deddih esabek edinnak
epenggir sakeng bedeh tempatdeh bek luas derih dinnak sampek de’essah
gebey tempat nimbung untuk orenga nyabek bereng tetapeh delem bektok
du areh harus di ambil harus kosong kan enggak riyah temon pas tak
esammbih mbk, petugasseh korang padahal areah mon can ngko jek
asapoan tak osa petugasseh, petugasseh gun cokop muang sampang
115
tompok.an gun bueng, tak osa asapoan. Entarrah ka jiyeh jek wa’ah
asapoan etempok edissah dele cellot lorongah tak dik e alle. Mana bedeh
oreng tertarik entarrah de ennak mon lakar orengah gengsi kan tak kerah
tertarik,penganturan tempat kurang jadi oreng korang tertarik,
pembangunan maloloh keng adek se ngennengih, intinya Penataan tempat
korang tegas , setiap hari ditarik 3 rb pajuh tak pajuh paggun majer tapi
kenapa tidak mau tau untuk kebersihan. Uang ke amanan 25 ben bulen , se
3 rb uang apah jek sampahnah ngak rowah, korang tegas ka
kebersihan,(Artinya : penataan pasar dan kebersihan kurang mbk
akhirnya semua sayuran dateng, pisang, timun itu gak ada tempatnya jadi
di taruk disini di pinggir, se andainya ada tempatnya yang agak luas dari
sini kesana buat tempat nimbun naruk barang tapi dalam waktu 2 hari
udah harus kosong, kan kalau kayak gini timunnya jadi gak dibawa mbk,
petugasnya kurang padahal disini kalau kata saya gak usah nyapu
petugasnnya cukup buang sampah, gak usah ikut nyapu. Gimana gak gitu
mbk itu yang udah disapu ditumbuk sampek jadi becek dan kotor jalanya.
Mana ada orang yang akan tertarik kesini kalau memang gengsi,,
pembanguan terus yang didahuluin tapi tidak ada yang nempatin. Intinya
penataan tempat kurang tegas, setiap hari ditarik 3 rb tapi kenapa tidak
mau tau untuk kebersihan. Uang keamanan 25rb per bulan, yang 3 rb
uang apa? Sampahnya aja kayak gitu kurang tegas ke kebersihan)”
(wawancara dilakukan pada tanggal 21 februari 2017, pukul 14;15 di pasar
tradisional/pasar 17)
Berdasarkan keluhan dari pengrajin dan pengusaha peneliti menangkap
bahwa kondisi pasar yang tidak baik, kotor dan tidak tertata karena pemerintah
kurang tegas terhadap kebersihan dan penataan pasar. Pasar batik ini yang masih
bergabung dengan pasar sayuran ternak Oleh karena itu untuk mengatasi hal
tersebut strategi alternatif yang sebaiknya di terapkan adalah pemerintah lebih
tegas lagi mengenai kebersihan pasar dengan memperhatikan kondisi pasar.
Pemerintah bisa menambah petugas kebersihan untuk mengangkut sampah yang
ada selain itu menyediakan bak sampah (tempat sampah)dititik tertentu sehingga
tumpukan sampah tidak berserakan.
116
C. Analisis dan Pembahasan
1. Strategi Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Industri Batik Tulis
Pamekasan
Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah dilakukan oleh pemerintah
daerah dan Dewan Perwakilan Daerah menurut asas ekonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam Undang-undang tentang
Pemerintahan Daerah Nomor 23 Tahun 2014 disebutkan bahwa yang dimaksud
Pemerintah Daerah sebagai unsur penyelenggara yang menjadi kewenangan
daerah otonom. Dijelaskan pula dalam undang-undang nomor 23 Tahun 2014
tentang pemerintah daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daerah
otonom sendiri adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus. Urusan pemerintah dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam pengelolaan aset-aset daerah yang ada dalam upaya
pengembangan industri kecil di Kabupaten Pamekasan. Pemerintah perlu
membuat rencana strategi yang nantinya akan menjadi pedoman pemerintah
daerah dalam memberdayakan industri khususnya industri batik Pamekasan yang
nantinya akan menjadi pedoman pemerintah daerah dalam mengembangkan dan
memberdayakan industri kecil. Strategi dirumuskan melalui analisis faktor
117
internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu tujuan
yang ingin dicapai.
Rencana Strategis adalah langkah awal yang harus dilakukan oleh
Pemerintah Daerah agar mampu menjawab tuntutan isu-isu strategis yang ada.
Pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergi, instansi pemerintah
daerah lebih dapat menyelaraskan visi-misi dengan potensi, peluang, dan kendala
dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerja. Rencana Startegis merupakan
suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu
sampai lima tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang kendala yang ada
atau mungkin akan timbul. Menurut Susanto (2014:2) manajemen strategik terdiri
dari formulasi strategi, organisasi menentukan visi dan misi, arah sttrategi,
strategi, dan sasaran. Rencana strategis Kabupaten Pamekasan 2013-2018
mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program yang realitas
dilaksanakan secara terencana dan bertahap sesuai dengan prioritas dan
kebutuhan, dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan
yang melekat pada masing-masing satun kerja Perangkat Desa (SKPD).
Industri batik Pamekasan merupakan salah satu potensi dari Kabupaten
Pamekasan dalam kenyataannya saat ini harus dihadapkan pada menurunnya
jumlah minat pengrajin batik terhadap kreatifitas batik yang dibuatnnya sehingga
secara tidak langsung menurunkan minat masyarakat terhadap batik tulis
Pamekasan karena jenuh dengan motif yang monoton. Banyak diantaranya
pengrajin yang masih belum ada keinginan berpikiran untuk maju guna
mengembangkan batik tulis Pamekasan sehingga pemerintah Kabupaten
118
Pamekasan berusaha meningkatkan dan mengembangkan industri batik tulis
Pamekasan dengan berbagai strategi. Untuk menentukan berhasil tidaknya suatu
strategi haruslah terdapat manajemen strategi yang baik. Menurut Susanto
(2014:2) manajemen startegi adalah suatu proses untuk menentukan arah dan
tujuan organisasi dalam jangka panjang beserta pemilihan metode untuk
mencapainya melalui pengembangan formulasi strategi dan implementasi yang
tercanan secara sistematis. Pemerintah Kabupaten Pamekasan sendiri dalam
menentukan strategi pengembangan industri batik tulis Pamekasan telah
mengamati kendala-kendala yang timbul dilapangan dan melakukan perencanaan
strategi seperti yang telah tercantum dalam renstra 2013-2018.
Program atau strategi dalam pengembangan ekonomi lokal yang ada di
Pamekasan melalui industri batik tulis Pamekasan terdiri atas kegiatan
pengembangan industri batik tulis Pamekasan terkait peningkatan kualitas desain
batik tulis Pamekasan dan peningkatan pemasaran batik tulis Pamekasan. Seluruh
program atau strategi tersebut di percayakan kepada bidang perindustrian dan
perdagangan yaitu Disperindag Kabupaten Pamekasan. Renstra disperindag
Kabupaten Pamekasan 2013-2018 disusun secara khusus sebagai pedoman
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi seluruh perangkat daerah serta menjadi arah
bagi penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan Kabupaten Pamekasan
Penyusunan sentra tersebut juga dimaksudkan untuk memberikan hasil sebuah
rencana yang partisipatif, transparan, akuntabel dan komprehensif sehingga dapat
menjadi media penyelenggaraan pemerintah yang baik. Berpedoman pada rencana
strategis yang kemudian tercipta program pengembangan industri kecil dan
119
menengah yang meliputi pengembangan kualitas desain batik dan peningkatan
pemasaran industri batik tulis Pamekasan.
Menurut Susanto (2014:2) beberapa alasan yang menyebabkan
manajemen strategik memiliki peran yang penting yaitu; membantu kita
menangani ketidakpastian melalui suatu pendekatan yang sistematis,
menyelaraskan tujuan antar unit dalam organisasi, membenahi peran setiap
anggota organisasi, melatih penerapan budaya dan kepemimpinan, dan menjadi
sarana komunikasi jangka panjang. Berhubungan dengan penjelasan tentang
pentinganya manajemen strategik dalam hal ini pengembangan industri batik tulis
pamekasan yang merupakan kegiatan dalam Pengembangan Ekonomi Lokal
(PEL), menurut Saragih (2015:60) untuk menggerakkan pengembangan ekonomi
lokal perlu dilakukan lima tahapan yaitu Pengorganisasian, Evaluasi strategi
sebelumnya, Menyusun rencana strategik untuk pembangunan ekonomi lokal,
Menciptakan sistem PEL dan mengiplementasikan rencana strategik, dan
Monitoring dan evaluasi. Keterkaitan antara pentingan manajemen strategi dan
tahapan dalam pengembangan ekonomi lokal maka dapat dikatakan dalam
pengembangan sebuah industri maka diperlukan sebuah manajemen strategi yang
sesuai dengan rencana pengembangan ekonomi lokal.
Manajemen strategi sangat perlu dilakukan oleh pemerintah untuk
menganalisis pengembangan industri batik tulis Pamekasan dengan cara
perencanaan skenario dengan menggunakan analisi T-A-I-D-A untuk mengetahui
bagaimana manajemen strategi perkembangan industri batik tulis di Kabupaten
Pamekasan. Menurut Schwartz (dalam Hella dkk, 2015) perencanaan skenario
120
adalah sebuah alat atau langkah untuk menyampaikan sebuah persepsi tentang
gambaran berbagai kemungkinan (keadaan) yang dapat terjadi di masa yang
akan datang. berdasarkan analisis TAIDA. Menurut Lindgren and Baldhood
(dalam Hella dkk; 2015) T-A-I-D-A adalah Method for Scenario Planning,
metode ini merupakan langkah- langkah untuk menyusun suatu perencanaan
skenario. T-A-I-D-A merupakan singkatan dari Tracking, Analyzing, Imaging,
Deciding, dan Acting. Pada Tracking (Pelacakan) merupakan tahap awal
mengenai pengembangan batik tulis Pamekasan dalam tracking dilakukan
pelusuran terhadap kejadian yang pernah terjadi. Dalam tracking dilakukan
penelusuran perubahan dan tanda-tanda keberadaan tantangan dan peluang, selain
itu juga mengenali kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Pada tahap ini melihat
pa saja dan bagaimana strategi yang dilakukan oleh pemerintah.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan sebagai
SKPD yang terlibat dalam proses pengembangan ekonomi lokal berupa
pengembangan Industri batik tulis Pamekasan yang merupakan salah satu bentuk
kegiatan perekonomian dari penduduk Pamekasan. Potensi industri batik tulis
Pamekasan diharapkan mampu meningkatkan kemandirian daerah dalam
mengembangkan produk batik tulis Pamekasan. Oleh karena itu dalam rangka
mewujudkan pengembangan ekonomi lokal, diperindag Kabupaten Pamekasan
mempunyai beberapa program atau strategi dalam kegiatan pengembangan
industri batik tulis Pamekasan yaitu;
121
a. Pelatihan dan Pendampingan Desain Batik
Langkah-langkah yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) Kabupaten Pamekasan sebelum melakukan pelatihan melakukan
analisis lingkungan yaitu dengan cara mengetahui kebutuhan-kebutuhan industri
batik seperti apa dan melihat produk yang dihasilkan tersebut bisa berkembang
dipasaran atau tidak. Menurut Udaya, dkk (2013:11) proses pembuatan strategi di
antaranya adalah analisis lingkungan yang terdiri dari analisis secara internal dan
eksternal. Analisis internal adalah kegiatan meninjau peluang dan kelemahan
organisasi dalam melaksanakan tugasnya, khususnya menyangkut sumber daya,
keuangan, fisik dan manusia. Sedangkan analisis eksternal menyangkut analisis
kondisi-kondisi yang terdapat di lingkungan eksternal yang dihadapi sebuah
organisasi. Analisis kebutuhan yang dilakukan oleh Disperindag Kab. Pamekasan
terhadap pengembangan batik tulis Pamekasan dilakukan dalam dua hal yaitu
desain batik tulis yang dihasilkan oleh industri yang ada di sentra-sentra dan
tingkat pemasaran batik tulis sehingga, startegi yang di ambil agar dapat
tercapainya pengembangan batik tulis yang ada di Pamekasan adalah
“Meningkatkan Kualitas Desain Batik Pamekasan” dan “meningkatkan promosi
serta pemasaran Batik Pamekasan”.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Kabupaten Pamekasan
dalam strategi pengembangan kualitas desain batik tulis Pamekasan dengan
langkah memberikan pelatihan kepada pengrajin batik di masing-masing sentra.
Pelatihan desain batik yang dilaksanakan oleh disperindag Kabupaten Pamekasan
dalam periode tahun 2016 di adakan selam 6 bulan mulai dari bulai Januari-Juli
122
secara berkelanjutan. Pengrajin yang mengikuti pelatihan ditahun 2016 berjumlah
200 pengrajin merupakan perwakilan dari masing-masing sentra yang ada di
Pamekasan. Bentuk pelatihan yang dilakukan adalah seminar dan workshop
dengan mengundang mentor dan narasumber dari luar yang telah berkompenten
dibidang batik. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengarahan dan
pengetahuan kepada pengrajin batik akan pentingnya meningkatkan kualitas batik
dan berinovasi pada batik yang mereka buat nantinya.
Menurut Munir dalam Susanti (2014: 33) Pengembangan ekonomi lokal
(PEL) adalah suatu proses yang mencoba merumuskan kelembagaan-
kelembagaan pembangunan di daerah, peningkatan kemampuan SDM untuk
menciptakan produk-produk yang lebih baik serta pembinaan industri dan
kegiatan usaha pada skala lokal. Peningkatan kemampuan pengrajin batik melalui
pelatihan dan pendampingan dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas
desain batik yang akan dihasilkan oleh pengrajin batik, sehingga produk yang
dihasilkan lebih baik dan memiliki standar untuk mampu bersaing dengan produk
sejenis dari pengusahan lainnya. Disperindag Kab. Pamekasan dalam
melaksanakan pelatihan dan pengembangan lebih menekankan pada pelatihan
desain inovasi produk daripada pelatihan manajerial hal ini dikarenakan menurut
Disperindag Kab. Pamekasan permasalahan saat ini di alami oleh industri batik
tulis penyebab menurunnya kulitas dan kuantitas produksi. Penyebab menurunnya
jumlah pesanan dan minat konsumen terhadap produk batik tulis yang dihasilkan
yaitu desain yang ketinggalan dan tidak ada inovasi sehingga menyebabkan motif
yang monoton. Diharapkan dengan diberikannya pelatihan kepada pengrajin batik
123
yang ada di Pamekasan akan meningktkan penganekaragaman produk hasil
industri, serta dapat meningkatkan daya saing industri kecil sehingga dapat
meningkatkan minat konsumen dan daya beli terhadap produk yang nantinya akan
dihasilkan.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan tidak hanya
melakukan pelatihan tetapi juga melakukan evaluasi kesetiap sentra yang dikenal
dengan istilah pendampingan. Pendampingan yang dilakukan dilakukan setelah
pelaksanaan pelatihan yaitu di bulan Juli - Desember dengan mengunjungi salah
satu sentra disetiap bulannya. Pendampingan merupakan salah satu bentuk proses
mediasi antara para pengrajin dengan pemerintah, sehingga pemerintah daerah
dapat memantau perkembangan dan pemasaran dri produk batik tulis. Menurut
Udaya, dkk (2013:12) setelah strategi yang terpilih diimplementasikan hal yang
harus dilakukan adalah mengevaluasi atas hasil pelaksanaan strategi-strategi
tersebut. Apakah strategi tersebut mencapai tujuan seperti yang diinginkan,
dengan demikian pimpinan dapat memutuskan harus melakukan perubahan-
perubahan dalam strategi yang ada untuk melanjutkan strategi-strategi yang sudah
diterapkan selama ini. Hasil dari evaluasi dapat dikatakan sebagai umpan balik
yang dianggap sebagai alat untuk meningkatkan pengambilan putusan yang lebih
baik pada masa mendatang. Pendampingan merupakan satu bentuk evaluasi dan
pengawasan dari strategi yang Pendampingan merupakan langkah yang dilakukan
bertujuan untuk melihat secara langsung di sentra apakah pengrajin yang
sebelumnya sudah mengikuti pelatihan sudah membuat batik sesuai dengan
narasumber sampaikan disaat pelatihan.
124
b. Pelaksanaan Lomba Desain Batik
Terkait pelaksanaan strategi peningkatan kualitas desain batik Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan melakukan pelatihan dan
pendampingan yang merupakan bentuk evaluasi terhadap pelaksanaan strategi
peningkatan desain batik tulis Pamekasan salah satu hal yang penting dilakukan
adalah untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap strategi yang
dilakukan. Selain pendampingan yang merupakan salah satu bagian dari program
atau strategi yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Kegiatan yang dilakukan untuk memonitoring dan evaluasi adalah Dinas
Perindustrian dan Perdagangan dalam rangka evaluasi strategi. Evaluasi strategi
yang dilakukan adalah dengan mengadakan pelaksanaan lomba Desain Batik,
pelaksanaan lomba yang dilakukan oileh Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Pamekasan merupakah langkah selanjutnya setelah pendampingan,
strategi ini dilakukan untuk melihat tingkat kreatifitas dan mengapresiasikan
produk batik yang dihasilkan oleh pengrajin batik tulis. Pelaksanaan lomba desain
batik merupakan tahap akhir dari strategi pemerintah daerah dalam rangka
peningkatan desain batik tulis setelah memberikan pendampingan kepada
pengrajin batik tulis Kabupaten Pamekasan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa kegiatan lomba
desain batik dilakukan berkelanjutan setelah dilakukan pelatihan dan
pendampingan. Dengan kegiatan ini maka pengrajin tidak hanya memperoleh
pelatihan dan pembinaan atau pendampingan dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan tetapi juga diberikan kesempatan untuk mengasah kemampuan dan
125
kreatifitasnya nya dalam membatik dengan ikut serta dalam lomba desain batik
yang di adakan setiap tahun dihari jadi Kabupaten Pamekasan. Pelaksanaan lomba
desain batik dilakukan untuk melihat hasil dari pelatihan dan pendampingan yang
diblakukan untuk mengetahui perkembangan kreatifitas pengrajin dan menggali
potensi yang ada di setiap sentra. Melalui kegiatan ini akan diketahui sejauh mana
kemampuan dan kualitas pengrajin batik yang ada di Pamekasan apakah pelatihan
dan pendampingan yang diberikan sudah berjalan dan memperoleh hasil atau
sebaliknya.
c. Promosi Batik
Upaya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan terkait
strategi peningkatan pemasaran Batik Tulis Pamekasan adalah melakukan
promosi. Strategi peningkatan promosi dan pemasaran merupakan upaya untuk
menambah konsumen dan jangkauan pemasaran batik tulis Pamekasan. Promosi
yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan yaitu melalui pameran,
misi dagang, dan studi banding. promosi yang dilakuakan akan menjadi lahan
pengrajin dan pengusaha untuk memperkenalkan produknya dan juga bisa
membantu dalam hal pemasarannya. Menurut Blakely dalam Supriyadi (2007,
h.103-123) keberhasilan pengembangan ekonomi lokal dapat dilihat dari beberapa
indikator, yaitu:
1) perluasan kesempatan bagi masyarakat kecil dalam kesempatan kerja
dan usaha;
2) perluasan bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan;
3) keberdayaan lembaga usaha mikro dan kecil dalam proses produksi dan
pemasaran; dan
4) keberdayaan kelembagaan jaringan kerja kemitraan antara pemerintah,
swasta, dan masyarakat lokal.
126
Promosi batik merupakan salah satu strategi pemerintah dalam
keberhasilan pengembangan ekonomi lokal. Promosi merupakan kesempatan bagi
pengrajin dan pengusaha untuk mengembangkan usahanya dan meningkatkan
pendapatan. Adanya promosi juga dapat membantu untuk meningkatkan kegiatan
pemasaran yang tidak hanya di daerah tetapi hingga keberbagai daerah. Untuk itu,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan membantu untuk
meningkatkan promosi dan pemasaran dengan mengikut sertaan produk-produk
yang menjadi unggulan di Kabupaten Pamekasan termasuk batik tulis Pamekasan.
Promosi inilah identik dengan kegiatan untuk mempengaruhi konsumen dalam
membeli produk. Menurut kotler dan keller dalam kurniawati (2016;107), promosi
adalah aktifitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan
untuk membelinya. Dalam pengembangan ekonomi lokal kegiatan promosi
merupakan strategi yang di ambil yang digunakan untuk memperkenal produk
unggulan daerah sekaligus mempengaruhi konsumen agar dapat tertarik terhadap
produk yang dipromosikan. Jenis promosi yang telah dilakukan oleh Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan antaranya yaitu;
a. Pameran
Strategi pemerintah dalam mempromosikan batik tulis Pamekasan yang
pertama dilakukan adalah ikut dalam beberapa pameran. Pameran merupakan
kegiatan tahunan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang
dilakukan lebih banyak dilakukan di luar Pamekasan di berbagai event sedangkan
untuk pameran di daerah sendiri hanya sebatas membuat stand batik yang
diadakan setiap hari jadi Pamekasan disebut dengan pameran pembangunan.
127
Pemeran adalah hal yang sangat berpengaruh dalam peningkatan pemesaran
produk karena dengan adanya pameran maka masyarakat luas akan mengetahui
lansung produk-produk yang menjadi potensi di sebuah daerah dan masyarakat
akan mengetahui tentang kualitas produk yang dihasilkan sekaligus membelinya.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan di tahun 2016 telah menggelar
beberapa kali pameran batik diluar Kabupaten Pamekasan diantaranya yaitu;
pameran batik yang dilaksanakan di Kakarta dikenal dengan “Temu Bisnis”di
Pendopo Anjungan Timur Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Dalam
Temu Usaha tersebut dihadiri beberapa pengusaha UKM Pamekasan yang
didampingi oleh Bupati dan para pejabat pemerintah kabupaten Pamekasan.
Kegiatan ini mempertemukan langsung pengusaha batik dan pejabat Kabupaten
Pamekasan dengan para tokoh dan pengusaha asal Madura yang telah sukses di
Jakarta dan juga para pengusaha yang berasal dari Jakarta itu sendiri. Temu bisni
ini selain sebagai ajang mempromosikan batik tulis Pamekasan dan membantu
dalam pengembangannya tetapi juga bertujuan untuk mempererat tali silaturrahmi
dengan tokoh/pengusaha Madura di Jakarta, dan untuk membangun sinergi usaha
guna percepatan ekonomi kreatif bagi pelaku Usaha Mecil Menengah (UKM) di
Pamekasan.
Pameran yang kedua yang di ikuti Kabupaten Pamekasan berlokasi di
Surabaya. Pameran yang di ikuti adalah Pameran Batik, Bordir & Aksesoris Fair
2016 yang digelar di Convex Grand City Surabaya. Pameran merupakan
kerjasama PT. Debindo Mitra Tama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa Timur didukung Dekranasda Provinsi Jawa Timur. Produk yang
128
dipamerkan di stand Kabupaten Pamekasan yakni batik, aksesoris dari batik dan
sandal batik dan membagi-bagikan brosur. Pameran lainnya juga dilaksanakan di
Surabaya yang disebut dengan Pameran Surabaya Greet Expo yang juga digelar
di Convex Grand City Surabaya yang merupakan kerjasama PT. Debindo Mitra
Tama yang ketujuh kalinya dengan Pemerintah Surabaya dalam rangka
memperingati hari jadi kota Surabaya yang ke 723. Pameran ini berkelanjutan
dengan pelaksanaan pameran sebelumnya yang juga di senggelarakan di
Surabaya. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan dalam
pameran ini membawa dan menunjukkan berbagai produk unggulan daerah
diantaranya adalah batik, jamu, camilan dan membagi-bagikan brosur dan Profil
Investasi Kabupaten Pamekasan.
b. Misi dagang
Program misi dagang disperindag Kabupaten Pamekasan yang berupa
pertemuan pengrajin dan pengusaha dengan para pengusaha lain yang berasal dari
berbagai daerah dilaksanakan dalam lingkup lokal, regional, nasional, dan bahkan
hingga internasional. Misi dagang disini adalah kegiatan mempertemukan calon
konsumen atau pembeli diberbagai wilayah Indonesia untuk melihat potensi
pelaku usaha dalam hal ini pelaku usaha yang ada di jawa timur. Dinas
Perindustrian dan Perdagangan mengajak pengrajin yang ada di Pamekasan untuk
bertemu langsung dengan pengusaha dan konsumen dari wilayah lain. Misi
dagang tahun 2016 dilaksanakan di Yogyakarta. Misi dagang bertujuan untuk
mengembangkan pemasaran potensi batik yang ada di Pamekasan khususnya
Potensi Batik Tulis. Misi dagang juga dapat dijadikan kesempatan pengrajin
129
mempromosikan sekaligus menjual batik dengan pelanggan dari berbagai
wilayah.
Kegiatan misi dagang yang lebih kepada proses jual-beli dan promosi
kualitas produk maka seharusnya pengrajin sekaligus pengusaha bisa
mempromosikan produknya kepada konsumen secara baik dan maksimal.
Pengrajin sekaligus pengusaha yang mengikuti misi dagang harus mampu
berbahasa yang baik, harus bisa menarik perhatian pembeli dan tidak hanya itu
pengrajin juga harus menjelaskan jenis, motif dan nilai-nilai yang ada di dalam
batik. Menurut Wulandari ( 2011:9) batik bukanlah kain yang hanya mempunyai
corak tetapi setiap motif yang dibuat memiliki makna dan ada filosofisnya, corak
dan motif batik tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsur yang melekat dari wilayah
asal pembuatanya selain itu batik juga memiliki sejarah panjang di Indonesia.
Oleh karena itu penjelasan batik terhadap konsumen juga perlu dilakukan selain
untk menarik pembeli sekaligus juga memperkenalkan tentang budaya batik
khususnya batik Pamekasan. Maka, pengusaha ataupun pengrajin batik tulis
Kabupaten Pamekasan sebaiknya lebih fokus dalam berkomunikasi dengan
pelanggan melalui berbagai cara agar produk dapat disampaikan dengan baik.
c. Studi banding
Studi banding sangat diperlukan oleh pengrajin dan pengusaha yang ada
di Kabupaten Pamekasan terutama untuk pengrajin batik sebagai tolak ukur
tingkat pengembangan bati tulis Pamekasan baik dari segi kualitas dan
kuantitasnya dan untuk menambah berbagai informasi serta ilmu pengetahuan
baru tentang usaha batik tulis dari daerah lain. Kelemahan kultural dari suatu
130
industri yaitu kurangnya informasi peluang tentang pengembangan dan
peningkatan kualitas batik oleh karena itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Pamekasan mengadakan program studi banding. Studi banding
dilakukan dengan mengajak pengrajin, desainer dan pedagang batik dari
Kabupaten Pamekasan yang bertujuan memberikan wawasan dan semangat untuk
mengembangkan batik khususnya dalam desain batik. Disamping itu para peserta
juga diajak melihat secara dekat proses pengembangan batik yang ada di
Yogyakarta. Peserta studi banding juga mempunyai kesempatan untuk
memperkenalkan tentang Batik Tulis yang ada di Kabupaten Pamekasan
Studi banding tersebut di adakan dalam rangka Kegiatan Pembinaan
Desain batik dan pengembangannya. Studi banding ini terdiri dari pengrajin,
desainer dan pedagang batik yang bertujuan memberikan wawasan dan semangat
untuk mengembangkan batik khususnya dalam desain batik selain itu juga
mempunyai kesempatan untuk berinteraksi dengan para pencinta batik yang ada di
Yogyakarta tentang apa itu Batik Pamekasan mulai dari nilai-nilainya, ciri
khasnya. Disamping itu para peserta juga diajak melihat secara dekat proses
pengembangan batik yang ada di Yogyakarta. Studi banding yang di adakan di
Balai Besar Kerajinan dan batik (BBKB) Yogyakarta ini karena BBKB
merupakan satu-satunya institusi yang ada di Indonesia yang mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, kerjasama, standardisasi,
pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi industri kerajinan
dan batik sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian. Untuk itu dengan
131
melakukan studi banding di Yogyakarta dapat dijadikan tempat yang tepat untuk
saling berdiskusi dalam pengembangan batik, pengertian batik, teknologi batik
dan budaya serta pemasaran batik. Disamping dalam studi banding para peserta
melihat secara dekat beberapa loboratorium dan ruang pameran yang berada di
BBKB Yogyakarta.
Kegiatan studi banding oleh disperindag Kabupaten Pamekasan telah
dilakukan BBKB di Yogyakarta, sehingga pengrajin batik tulis Kabupaten
Pamekasan sekaligus pengusaha batik dapat mengetahui sejauh mana
perkembangan dari pengrajin batik yang berasal dari daerah lain. Dengan adanya
kegiatan studi banding ini dihararapkan akan terjadi penambahan ilmu tentang
bagaimana mengembangkan kualitas produk batik tulis dari daerah lain kepada
pengrajin batik di Pamekasan yang pada akhirnya dapat memungkinkan terjadi
peningkatan hasil dan mutu produksinya untuk selanjutnya.
d. Fasilitasi pemasaran
Berkembangnya suatu industri tidak hanya berdasarkan pada keahlian
dalam hal keterampilan dan kualitas saja, melainkan juga diperlukan adanya suatu
manajeman yang baik untuk mengelola industri tersebut. Menurut Arsyad dalam
Kurniawati (2016:38) pengembangan ekonomi lokal difokuskan kepada
pengembangan kegiatan ekonomi lokal yang berorientasi kepada pemasaran dan
ekspor. Hal ini penting karena berbagai program selama ini hanya berorientasi
pada peningkatan produksi tanpa mempertimbangkan pemasarannya. Berdasarkan
pendapat tersebut dapat dikatakan pemasaran juga dapat menentukan tingkat
pengembangan industri batik tulis selain dari segi kualitas desainya. Strategi
132
Pemerintah Daerah terkait pemasaran batik tulis Pamekasan adalah fasilitasi
Pemasaran Batik. Fasilitasi Pemasaran batik merupakan penyedian saran dan
prasarana yang mudah untuk pengrajin dan pengusaha untuk memasarkan
produknya dalam hal ini khususunya Batik Tulis Pamekasan. Upaya pemerintah
daerah dalam pengembangan Batik tulis yang ada di Pamekasan melalui Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten dengan menyediakan fasilitas kepada
para pengrajin dan pengusaha batik untuk mengembangkan industrinya sehingga
dapat memasarkan produk unggulannya secara mudah.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam aspek pemasaran
memfasilitasi dengan menyediakan dua tempat yaitu pasar tradisional Pamekasan
(Pasar 17) dan kedua pasar modern (showroom)di pusat kota. Dari dua tempat
pemasaran yang disediakan, pengrajin dan pengusaha batik lebih berantusias
untuk memasarkan batiknya di pasar tradisional karena aktifitas masyarakat
daerah pamekasan yang masih tergolong tradisional yang lebih senang berbelanja
di pasar tradisional di bandingkan dengan pasar modern. Puncak pasar tradisional
17 terjadi di hari kamis dan minggu. Pasar tradisional tersebut masih bergabung
dengan pasar ternak, sayuran dan pasar batik. Selain dihari kamis dan minggu
pemerintah juga menyediakan kios-kios yang buka setiap hari. Pengrajin dan
pengusaha batik menjadi aktor penting dalam kegiatan pemasaran sehingga
diharapkan pengrajin dan pengusaha sudah mempunyai cara tersendiri dalam
memasarkan produknya dengan memanfaatkan fasilitas yang di sediakan oleh
pemerintah. Tanpa disadari, peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan juga tak
133
kalah penting. Diharapkan Pemerintah Daerah terus mendukung dan memfasilitasi
pengrajin batik tulis pamekasan.
2. Tantangan kedepan dalam Pengembangan Industri Batik Tulis
Pamekasan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan membuat
strategi yang memprioritaskan pada pengembangan potensi yang ada daerahnya
sebagai upaya mengembangkan ekonomi lokal. Dengan adanya strategi mulai dari
pelatihan dan pendampingan batik, pelaksanaan lomba, promosi batik hingga
fasilitasi pemasran diharapkan potensi industri Batik Pamekasan akan terus
berkembang dan meningkat, dengan begitu batik yang dihasilkan tidak akan kalah
saing dengan batik luar selain batik tulis Pamekasan. Strategi pemerintah daerah
dalam pengembangan industri batik tulis Pamekasan dalam hal peningkatan
pemasaran dan promosi batik pemerintah telah memberikan pelatihan untuk
pengrajin dalam meningkatkan kemampuan para pengrajin, dan menyediakan
fasilitas untuk memasarkan produknya secara bebas. Dalam penerapan strateginya
pemerintah daerah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam
pengembanga industri batik juga tentu terdapat beberapa tantangan yang dihadapi.
Menurut Wulandari (2011:167) menjelaskan tantangan yang dihadapi oleh indutri
batik antara lain:
“ a) adanya pasar global menyebabkan produk-produk dari luar negeri.
jual yang lebih murah dan dengan berbagai corak dan motif, b)
dari segi teknologi, industri batik di indonesia masih kalah jauh
dengan industri pembatikan di negara lain, c) ketersediaan bahan baku
masih terbatas, d) pemasaran masih sangat biasa, belum fokus
pemasaran untuk mengangkat batik indonesia sebagai high
134
internasional fashion, e) permasalahan hak kekayaan intelektual motif
batik, dan f) sumber daya manusia (sdm).”
Berdasarkan analisis T-A-I-D-A yang peniliti digunakan pembahasan ini
adalah termasuk pada tahap Analyzing (Menganalisis) dimana tahap Analyzing
adalah dilakukan untuk menganalisis perencanaan terburuk dan terbaik terhadap
dampak yang ditimbukan atau dapat dikatakan tahap ini dilakukan untuk
menganalisis konsekuensi yang dapat muncul akibat keberadaan tantangan dan
peluang. Pada tahap ini logika skenario mulai dikembangkan. Berdasarkan Renstra
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan Tahun 2013-2018
tantangan yang dihadapi di antaranya Krisis kepercayaan masyarakat kepada
pemerintah, Sering terdapatnya perubahan beberapa tantangan yang dihadapi
yaitu;
a. Keberlangsungan Produksi Batik Lokal
Produksi adalah salah satu kegiatan yang digunakan untuk menambah
nilai suatu barang atau menciptakan produk baru sehingga lebih bermanfaat dalam
memenuhi kebutuhan. Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang
cukup penting dalam kemajuan sentra untuk menggerakkan kegiatan produksi
menjadi lebih berkembang. Kemajuan industri disini dapat dilihat dari
peningkatan kapasistas produksi batik terutama ditingkat lokal. Selama ini sumber
daya manusia merupakan masalah yang menyebabkan sebuah sentra industri sulit
untuk berkembang dengan baik. Hal ini dikarenakan sebagian besar sumber daya
manusia yang dimiliki oleh bagian sentra industri merupakan sumber daya
manusia yang rendah apabila dilihat dari tingkat pendidikan, kemampuan,
mengelola industrinya sendiri, baik dalam manajemen produksi, manajemen
135
keuangan, maupun manajemen pemasarannya. Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Pamekasan mempunya strategi pengembangan industri
batik tulis berupa pemberian pelatihan dan pendampingan dengan menitik
beratkan pada kualitas Sumber Daya Manusia terhadap pengembangan teknis
yaitu dalam hal melakukan proses produksi serta keterampilan manajerial. Hal
tersebut bertujuan untuk memperoleh pengrajin yang memiliki ketelatenan dan
kesabaran dalam membatik karena proses membatik untuk menghasilkan motif
batik tulis sangat rumit dan detail.
Pengembangan yang dilakukan oleh disperindag adalah meningkatkan
desain batik tulis pamekasan dengan memberikan pelatihan kepada pengrajin agar
bisa berinovasi dengan desain batik yang dibuat. Namun saat ini pemerintah
hanya sebatas mengetahui tantangan terletak di sumber daya manusia yaitu
pengrajin batik sendiri yang masih kurang maksimal sehingga menjadi tantangan
sendiri dalam pengembangan industri batik tulis Pamekasan. Ada beberapa
pengrajin batik yang masih sepenuhnya belum mengerti dan menerapkan hasil
pelatihan karena keinginan untuk berubah dan berinovasi belum secara maksimal
dilakukan. Pengrajin batik merupakan Sumber Daya Manusia yang paling
berperan dalam pengembangan batik tulis Pamekasan sehingga karena
kebanyakan pengrajin batik tulis pamekasan di masing-masing sentra sudah
berusia tidak muda lagi. Pemerintah masih belum melihat dari aspek
keberlansungan produksinya, sehingga selain permaslah sumber daya manusi
yang belum bisa di atsai sepenuhnya dengan dilakukannya pelatihan dan
pendampingan disisi lain aspek keberlansungan produksi batik tulis akan menjadi
136
sebuah tantangan. Pengrajin masih banyak yang belum bisa berpikir maju
kedepan, keinginan untuk berkembang masih sulit dilakukan, pengrajin masih
memiliki sifat keraguan, kepasrahan, kemalasan dan tidak berani menghadapi
tantangan dan risiko ini juga akan berakibat terhadap kegiatan memproduksi batik
yang dilkukan.
Upaya Pemerintah Daerah dengan memberikan pengrajin pelatihan
desain batik dan pendampingan dengan mendatangkan narasumber yang dapat
dikatakan hanya sebatas dimaksudkan untuk mendorong pengrajin batik tulis
berinovasi dan mengembangkan keterampilannya dalam membatik sehingga batik
yang dihasilkan dapat beraneka ragam dan tidak menyebabkan pasar jenuh dengan
motif yang tidak ada perubahan. Akan tetapi dalam kondisi ini pemerintah belum
bisa dikatakan dapat mengangkat pengrajin batik untuk meningkatkan
produksinya. Keberlansungan produksi menjadi penting untuk tetap membantu
pengrajin batik menjalankan usahanya jika produksi dapat berjalan secara terus
menerus dan berkelanjutan maka industri batik tulis yang ada di Pamekasan dapat
dikatakan berjalan dengan baik.
b. Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku merupakan yang utama dalam memproduksi batik tulis
Pamekasan, dengan demikian, ketersediaannya sangat penting bagi pelaku industri
menengah khususnya industri kecil menengah batik tulis. Bahan untuk membatik
seperti kain, canting, malam, pewarna, papan alas membatik, dan sebagainya
semuanya didatangkan dari luar Kabupaten Pamekasan. Di wilayah Kabupaten
Pamekasan bahan baku ini bisa didapatkan di pasar tradisional yaitu pasar 17
137
Agustus. Didalam pasar tersebut pedagang yang menyediakan perlengkapan
membatik ada dibagian bawah pasar. Mereka berjualan disamping kios batik dan
lorong antara kios batik dan pasar batik. Pedangang yang menjual perlengkapan
bahan baku membatik tidak sebanding dengan banyaknya penjual atau pengrajin
batik tulis yang ada di Pamekasan sehingga pedagang bahan baku hanya dapat
melayani partai kecil untuk skala besar masih terbatas. Kondisi ini dapat
menyebabkan beberapa waktu yang akan datang pedagang tidak dapat berjualan
dan kemungkinan akan berhenti karena alasan penyediaan bahan baku dalam
jumlah besar terhalang oleh kurangnya modal mereka.
Pengusaha batik dan pengrajin batik beberapa memilih untuk membeli
bahan baku yang mereka butuhkan langsung diluar Kab. Pamekasan. Bahan baku
lebih lengkapnya diperoleh dari daerah pekalongan,solo dan surabaya yang sering
juga dijadikan langganan pembelian bahan baku para pengrajin batik tulis di
Kabupaten Pamekasan. Selain itu para pengrajin membeli bahan baku disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi keuangan yang tersedia artinya jika banyak
pesanan batik tulis , maka jumlah kebutuhan bahan baku akan lebih banyak dari
biasanya. Pengusaha batik yang ada di Pamekasan merasa bahan baku yang ada di
Pamekasan masih dirasa kurang dan terbatas sehingga mereka lebih memilih
untuk membeli langsung ke suplyer yang ada di Surabaya . Hal ini menjelaskan
bahwa kebutuhan akan bahan baku sangat penting untuk keberlangsungan
produksi batik tulis yang ada di Pamekasan maka, sudah saatnya pemerintah turun
tangan untuk menyelesaikan permasalahan bahan baku. Saat ini para pengrajin
batik tulis di Kabupaten Pamekasan masih mengalami kesulitan dalam pengadaan
138
barang baku batik tersebut. Bahan baku yang hanya bisa didapatkan di pasar
tradisional masih dirasa belum cukup membutuhi pengrajin selain itu bantuan
pemerintah masih minim karena kendalanya anggaran. Melihat kondisi ini
Pemerintah harus menjamin ketersediaanya bahan baku dengan menjalin
hubungan yang baik dengan para suplyer bahan baku yang menjadi langganan
para pengrajin yang ada di Surabaya dan Solo. Selain itu pemerintah juga dapat
membantu menyediakan bahan baku dengan skala besar di daerahnya sendiri.
c. Ancaman Batik Printing
Pengembangan kualitas desain batik tulis yang dihasilkan oleh pengrajin
yang sampai sekarang masih ada beberapa pengrajin yang belum bisa
mengembangkan kualitas desain batiknya merupakan tantangan yang terjadi
berdasarkan aspek sumber daya manusianya yang dapat mempengaruhi pada hasil
akhir produknya. Sedangkan dari aspek pemasarannya tidak bisa dihindari yaitu
maraknya batik printing yang beredar di Pamekasan. Menurut Wulandari
(2011:157) yang mengatakan bahwa:
“Ragam hias yang bermacam-macam turut memperkaya motif kain batik
yang lama ada di Indonesia. Industri batik di Indonesia muncul sejak
adanya tradisi membatik di Nusantara. Dengan perjalanan panjang industri
batik Indonesia tetap eksis hingga sekarang. Apalagi setelah mendapat
pengakuan dari PBB bahwa batik menjadi warisan budaya Indonesia,
membuat semangat baru masyarakat untuk terus melestarikan dan
mengembangkan batik”.
Jenis batik tulis di indonesia sangatlah beragam mulai dari batik tulis,
batik cap hingga batik printing. Salah satu yang sampai saat ini menjadi tantangan
dalam perkembangn batik khususnya batik tulis adalah menjamurnya batik
printing yang beredar di pasaran. Adanya batik printing di pasaran berdampak
139
pada kurangnya perkembangan batik tulis lokal Madura, khususnya batik tulis
Pamekasan. Batik printing selain lebih murah dan terjangkau bagi kalangan
masyarakat ekonomi bawah pemasaran batik printing lebih mudah dan cepat.
Sehingga dalam hal pemasaran dan harganya batik tulis lokal kalah akibat adanya
batik printing yang sulit dibedakan dengan batik tulis asli. Hal ini juga disebabkan
karena beberapa batik tulis Pamekasan masih belum sepenuhnya mempunyai hak
cipta atau batik mark dengan mempunyai hak cipta atau batik mark, batik tulis
yang dihasilkan oleh pengrajin tidak mudah untuk ditiru dengan cara diprint.
Terlepas dari itu batik printing akan tetap ada dan menjadi tantangan untuk
pengembangan industri batik tulis termasuk batik tulis Pamekasan.
Persaingan di pasaran juga terjadi akibat faktor maraknya batik printing
yang mirip dengan batik tulis. Batik tulis yang umumnya sudah banyak yang
diprinting secara mudah dengan harga yang sama dan kualitas yang hampir sama.
Masalah lain juga ada akibat sulitnya konsumen untuk bisa membedakan antara
batik printing dan batik tulis asli karena sebagian banyak konsumen membeli
batik kurang memperhatikan dan mengetahui jenis batik hanya melihat dari segi
motif dan polanya. Disamping itu batik printing akan terlihat lebih bersih dan rapi
dibandingkan batik tulis sehingga konsumen akan tertarik dengan batik printing.
persaingan harga yang terjadi di pasaran akibat adanya batik printing ini pengrajin
memilih menjual batik tulisnya lebih murah dari harga sebenarnya. Secara tidak
langsung dengan adanya tantangan ini pengembangan industri batik tulis
pamekasan akan terganggu dengan menurunnya nilai jual batik tulis Pamekasan.
140
d. Fasilitasi pemasaran batik belum maksimal
Fasilitasi distribusi pemasaran sangat diperlukan untuk pengembangan
industri batik tulis Pamekasan. Fasilitas pemasaran merupakan hal yang
dibutuhkan oleh pengrajin dan pengusaha batik sebagai wadah untuk memasarkan
produk yang mereka punya. Pemasaran merupakan proses mengelola hubungan
antara penjual dan pelanggan yang menguntungkan dengan dua sasaran yaitu
menarik pelanggan baru dengan menjanjikan keunggulan nilai serta menjaga dan
menumbuhkan pelanggan. Pemerintah Daerah Kabupaten Pamekasan melalui
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan memberikan
fasilitisasi pemasaran berupa showroom dan pasar tradisional, kedua fasilitas ini
disediakan oleh pemerintah sebagai tempat aktifitas jual beli produk batik tulis
Pamekasan. Ketersediaan fasilitas pemasaran khususnya untuk pemasaran batik
tulis Pamekasan perlu mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah. Kondisi
fasilitas ini tidak semua berjalan lancar dan sesuai keinginan showroom yang
merupakan gedung 2 lantai terlihat sepi dan tidak ada aktivitas, dalam showroom
hanya berisi pengusaha batik yang merupakan pegempul batik dari beberapa
sentra yang ada di pamekasan. Kondisi yang lain juga terlihat di pasar tradisional
yaitu pasar 17 Agustus terlihat kebersihan pasar tradisional yang kurang
diperhatikan oleh pemerintah sehingga yang menyebabkan kondisi pasar terlihat
kotor dan tidak tertata. Rutinitas Selain pasar batik, terdapat juga pasar kebutuhan
rumah tangga dan pasar ternak yang berada dalam satu area di dalam pasar 17
Agustus. Sampai sekarang pasar tradisional belum difokuskan sebagai pasar batik
masih terlihat banyak aktivitas selain batik.
141
Rutinitas pemasaran hanya terjadi di hari kamis dan minggu itupun
berbarengan dengan pasar ternak dan sayuran yang tidak dapat sepenuhnya
mendukung untuk mengembangkan usaha batik di Kabupaten Pamekasan.
Strategi pemerintah daerah dalam pengadaan fasilitsasi pemasaran hanya berhenti
di dalam penyediaan tempat. Pemerintah kurang memperhatikan keberlansungan
dan kondisi fasilitas pemasaran tersebut. kondisi pasar yang kurang maksimal
untuk memasarkan produk kaitannya batik tulis Pamekasan maka dalam rangka
pengembangan industri batik tulis Pamekasan akan mengalami kendala dan
terhambat. Konsumen juga akan merasa enggan untuk melihat-lihat batik jika
kondisi fasilitas pemasaran kurang maksimal dan tertata rapi. Selama ini pengrajin
sekaligus pengusaha yang berjualan di pasar tradisional merasa bahwa sebagai
sebuah fasilitas pemasaran industri batik masih belum memiliki kelayakan dalam
hal sarana dan prasarananya. sebagian besar pengrajin dan pengusaha yang
berjualan merasa tempat mereka berjualan kurang menarik pengunjung karena
kondisi pasar yang kotor dan bergabung dengan pasar lainya. Pemerintah belum
memfokuskan sebagai pasar batik. Produktivitas suatu usaha jika kondisi seperti
itu tidak akan memiliki arti karena hasil produk tersebut tidak dapat dipasarkan
secara maksimal.
3. Strategi Alternatif kedepan terhadap Pengembangan Industri Batik
Tulis Pamekasan
Pemerintah Daerah sudah tentu melakukan beberapa upaya untuk
mengembangkan apa yang menjadi potensi di daerahnya. Daerah Pamekasan
memiliki potensi yang baik pada industri batiknya mayoritas penduduk
142
Pamekasan yang banyak berprofesi sebagai pengrajin terlihat ada banyak sentra
batik yang terdapat di beberapa kecamatan yang ada di Pamekasan. Terdapat
banyak sentra batik yang ada di Pamekasan sehingga kebanyakan masyarakat
berpenghasilan dari menjadi pengrajin batik sekaligus pengusaha batik. Kondisi
seperti ini yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah untuk membuat
Kabupaten Pamekasan lebih maju. Pemerintah daerah Kabupaten Pamekasan
melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan berupaya
untuk mengembangkan potensi industri batik tulis yang di pamekasan melalui
berberapa strategi yang telah dilakukan. Strategi yang telah dilakukan ada
beberapa diantaranya pemerintah daerah melalakukan strategi untuk peningkatan
kualitas desain batik tulis pamekasan dengan melakukan pelatihan,pendampingan
dan lomba desain batik, selain itu juga melaku strategi dalam peningkatan
pemasaran batik tulis Pamekasan denga cara promosi dan pameran hingga
fasilitasi pemasaran batik tulis Pamekasan.
Pengembangan industri batik Pamekasan yang dilakukan dengan
beberapa strategi tersebut tidak semuanya dapat mengatasi permasalahan yang
ada. Strategi yang telah dilakukan untuk pengembangan industri batik tulis
Pamekasan dapat dikatakan belum bisa terimplementasi secara maksimal dan
dikatakan berhasil. Terdapat beberapa kendala dan tantangan yang masih dapat
terjadi di kemudian hari, tantangan tersebut yang harus menjadi perhatian
pemerintah daerah untuk mengatasi kemungkinan melemahnya perkembangan
industri batik tulis Pamekasan. Menurut Musgrave & Musgrave dalam Indriana
(2015:28) mengungkapkan bahwa pemerintah mempunyai fungsi alokasi yaitu
143
pemerintah dapat berfungsi untuk mengatasi kegagalan mekanisme pasar dengan
menyediakan public goods, atau dengan mengalokasikan seluruh sumber daya
yang ada agar dapat dipergunakan baik sebagai private maupun public
menentukan komposisi dari public goods. Regulasi yang dilakukan pemerintah
juga termasuk dalam fungsi alokasi. Oleh karena itu pemerintah sudah seharusnya
melihat tantangan apa yang terjadi dan hal apa yang harus dilakukan untuk
memperbaiki strategi yang ada dan mengurangi tantangan yang ada.
Berdasarkan analisis T-A-I-D-A pejelasan menegenai satrategi alternatif
yang diberikan adalah masuk pada tahap Imaging (Penggambaran) setelah
melakukan tahapan tracking dan analyzing, dalam tahap ini menciptakan visi.
Tahap imaging merupakan tahap identifikasi kemungkinan yang biasa dilakukan
untuk menghadapi tantangan yang ada dan membangun visi mengenai apa yang
diharapkan. di masa depan. Dalam tahap ini pula, identifikasi dampak yang
terjadi dari setiap visi yang ditentukan akan muncul. Berdasarkan visi tersebut
terlihat bahwa Kabupaten Pamekasan menginginkan Terwujudnya Pamekasan
yang Maju, Berdaya, Mandiri, Berkeadilan, Aman, dan Sejahtera Menuju Ridho
Allah SWT. Pamekasan menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik secara
teratur dan terukur dan mempunyai kemampuan untuk tumbuh berkembang dan
sejajar dengan pihak lainnnya serta mampu mengambil keputusan, menetapkan
tujuan dan tercapainya kemandirian,dan melepasnya ketergantungan kepada pihak
lain. Kabupaten Pamekasan juga menginginkan kondisi yang tenang, damai,
tentram dan makmur baik dari segi kehidupan manusia juga segi aktifitas
kehidupan perekonomianya
144
Pada pembahasan ini juga dilanjutkan pada tahap Deciding (Memutuskan
Kebijakan) yang artinya adalah fase dimana segala diputuskan secara bersama-
sama. Hal ini menjabarkan misi untuk membuat kebijakan. Tahap deciding
berhubungan dengan pengambilan keputusan mengenai skenario apa dan strategi
apa yang akan dibuat. Berdasarkan penjelasan sebelumnya peneliti memeberikan
beberapa strategi alternatif yang sebagai kontribusi yang bisa dijadikan strategi
untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan terburuk yang dapat terjadi dalam
pengembangan industri batik tulis Pamekasan di masa yang akan datang, diantara
yaitu;
a. Optimalisasi Pemasaran Lokal Melalui Sosialisasi
Berbagai program pengembangan industri batik tulis Pamekasan
dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan untuk
meningkatkan pengembangan baik dalam segi desain batik dan pemasran batik
Pamekasan. Langkah pemerintah yang dilakukan bertujuan untuk
mengembangkan kualiatas desain batik dan meningkatkan penjualan batik di
masyarakat luas sehingga dapat memberikan perubahan yang lebih berkembang
dari sebelumnya. Hal ini diperlukan karena dalam dunia usaha diperlukan
responsifitas terhadap berbagai macam perubahan yang terjadi. Tidak hanya
keterampilan dari pengrajin perlu untuk dikembangkan melainkan juga
kemampuan manajerial harus ditingkatkan juga dengan berbekal keterampilan
dari pengrajin maka batik dapat dikembangkan sehingga tercipta inovasi produk
kerajinan yang menambah nilai jual dan mampu bersaing di pasar regional,
nasional bahkan internasional. Pemerintah daerah selaku aktor yang mempunya
145
peran untuk melakukan sebuah perubahan di daerahnya. Pengembangan industri
batik tulis pamekasan tidak hanya sebatas memberikan pelatihan dan
pengembangan kepada pengrajin dan hanya sebatas memberikan fasilitasi
pemasaran berupa pasar tradisional dengan kios-kiosnya dan showroom.
Pemerintah yang saat ini melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan juga harus
mempertimbangkan aspek lain selain pengrajin batik dan pengusaha batik yaitu
kegiatan produksi yang terdapat diantara kegiatan peningkatan desain batik dan
pemasaran batik melalui fasilitas yang disediakan.
Pemerintah daerah dengan strategi pelatihan dan pengembangan serta
fasilitasi pemasaran hanya dapat mendorongnya pengrajin batik Pamekasan dari
luar bukan menarik atau meningktkan ke luar, dengan teknik hanya sekedar
mendorong yang dianggap desain batik yang dihsilkannya kurang inovasi maka
dilatih desain, dan juga disaat dianggap pemasarannya kurang maka dilatih
pemasaran,tetapi dapat dikatakan bahwa desain akan berjalan baik jika pemasaran
dan proses produksinya lancar, kalau hanya mengandalkan dengan mengikuti
pameran ke Jakarta, Surabaya, dll mampukah pengrajin Kabupaten Pamekasan
bersaing dengan daerah selain daerah itu misalnya sunda, papua dan sebagainya.
Dalam pengoptimalan pemasaran lokal masyarakat juga dapat
menentukan tingkat pengembangan industri batik tulis Pamekasan khususnya
terkait keberlangsungan produksi, tanpa adanya partisipasi dari masyarakat luas
upaya untuk mengembangan industri batik tulis Pamekasan akan menjadi sia-sia.
Kurangnya minat masyarakat terhadap produksi batik yang dihasilkan
mengakibatkan terbatasnya jumlah produksi batik tulis. Masyarakat akan
146
menentukan sejauh mana perkembangan batik tulis Pamekasan, seberapa tertarik
terhadap batik tulis Pamekasan tidak hanya masyarakat Pamekasan tetapi juga di
berbagai daerah. Dalam pemasaran lokal yang harus menjadi sasaran pemerintah
adalah minat masyarakat terhadap batik pamekasan sehingga jika minat terhadap
batik meningkat maka permintaaan akan produksi batik di pemasaran lokal akan
meningkat. Oleh karena itu sosialisasi dapat dijadikan salah satu strategi
pemerintah daerah yang sebelumnya masih terdapat tantangan yang akan
dihadapi.
Sosialasi yang bisa dilakukan kepada masyarakat, baik masyarakat
pamekasan dan masyarakat daerah lainnya adalah mengenai pengetahuan tentang
bati tulis maduara mulai dari jenis, nilai, dan filosofinya. Sosialisasi mengenai
pengetahuan tentang batik juga dapat memberikan informasi bagaimana cara
masyarakat agar dapat membedakan batik tulis asli dengan batik yang diprinting
yang hampir mempunyai kemiripan dan motif yang sama. Sosialisai semacam ini
dapat membantu mengurangi kendala maraknya batik printing di pasaran seperti
yang dijelaskan sebelumnya. Sosialisasi juga sebaiknya tidak hanya dilakukan di
masyarakat tetapi pengrajin dan pengusaha juga perlu mendapatkan sosialisasi
misalnya mengenani bagaimana cara memasarkan produk dan cara bersaing
dipasar. Sosialisai yang bisa dilakukan untuk pengrajin adalah menjelaskan
mengenai pentingnya produk batik tulis yang mereka buat mempunyai hak cipta
dan karakteristik sehingga kemungkinan untuk di tiru oleh pembatik lainnya dan
diprinting akan berkurang.
147
Kendala yang masih dihadapi dalam pengembangan batik tulis
Pamekasan di akibatkan karena batik tulis pamekasan ada beberapa yang masih
belum mempunyai hak cipta, kebanyakan pengrajin batik belum mengetahui
bahwa hak cipta dan batik mark sangat diperlukan untuk menghindari penjiplakan
dan batik diprinting dengan motif yang sama. Meskipun batik mempunyai hak
cipta juga bukan berarti tidak dapat ditiru atau di printing tetapi dengan hanya
menambah sedikit model atau warna dan posisi pola sudah menjadi berbeda. Cara
mengatasi hal tersebut tidak hanya dengan hak cipta atau batik mark tetapi
pengrajin juga harus mempunyai karakteristik di setiap batik yang dia buat.
Keadaan seperti perlu diperhatikan pemerintah karena pemahaman oleh
masyarakat dan juga pengrajin batik pamekasan tentang pentinganya kualitas
batik batik Pamekasan sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan yang akan
terjadi.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan selain
memberikan fasilitas pemasaran tetapi juga fasilitasi hak cipta dan batik yang
disebut dengan fasilitasi sertifikas. Seperti yang dijelaskan di atas fasilitasi
sertifikasi terdiri dari hak cipta yang lebih kepada desain dan motifnya dan batik
mark yang lebih kepada mendapat cap batik indonesia. Fasilitasi sertifikasi yang
sudah diberikan secara gratis oleh pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Pamekasan tidak sepenuhnya dapat menyelesaikan permasalahan
maraknya batik printing yang selama ini menjadi tantangan untuk tingkat
penjualan batik tulis asli dipasaran. Keinginan dan kemauan pengrajin batik untuk
mempunyai hak cipta masih minim dengan alasan rasa malas dan tidak mau ribet
148
dengan persyaratan yang dibuat. Tidak hanya dari pengrajin batik tetapi juga
pengusaha batik juga perlu mengetahui cara memasarkan produknya dan
menjelaskan perbedaan setiap produknya selain itu masyarakat juga harus
mendapat pemahaman tentang cara membedak jenis batik agar tidak terkecoh
dengan harga yang murah tetapi kurang mengetahui kualitas dan cara pembuatan
batik. Pemahaman masyarakat tentang batik tersebut dapat di upayakan oleh
pemerintah dengan rajin memberikan sosialisasi kepada masyarakat bisa
dilakukan dengan cara membuat brosur, selembaran menyampaikan di acara
penting misalnya hari jadi pamekasan, dan menyelipkan tentang batik tulis
Pamekasan di pelajaran sekolah.
b. Estimasi Kebutuhan Batik Lokal
Strategi Pengembangan industri batik tulis Pamekasan yang telah di
lakukan oleh pemerintah di antaranya adalah melakukan peningkatan desain batik
tulis yang bermaksud untuk mengembangkan dan membuat inovasi terhadapt bati
yang yang dihasilkan selain itu pemerintah juga memfasilitasi pengrajin dan
pengusaha batik dengan pasar tradisional dan modern. Pemerintah daerah masih
belum memperhatikan hal yang lebih penting yaitu pada aspek peningkatan
kapasitas produksi batiknya. Produksi batik perlu diperhatikan untuk
mengembangkan industri batik yang ada di pamekasan. Cara yang dapat
dilakukan untuk keberlangsungan produksi batik yaitu dengan menekankan pada
kegiatan pemasaran lokal. Pemasaran lokal perlu ditekankan kareana yang dapat
menopang kegiatan produksi terus menurus justru pemasaran di daerah sendiri
atau tingkat lokal dengan cara estimasi kebutuhan batik lokal.
149
Estimasi terhadap kebutuhan batik lokal dapat dilakukan dengan
memperkirakan kebutuhan batik lokal untuk anak sekolah misalnya dengan cara
melihat jumlah murid sekolah di Kabupaten Pamekasan, Pegawai dan perangkat
Desa dan sebagainya. Estimasi kebutuhan lokal dilakukan dengan menghitung
berapa kapasitas produksinya, jika tidak ada jatah batik untuk anak sekolah dan
lainnya justru akan jadi kesempatan untuk memproduksi, aspek jumlah dan
keterampilan desain batik tulis yang dimiliki pengrajin di sentra dianggap sudah
cukup, dan untuk pemasaran bagus untuk pelompatan keluar tetapi pemerintah
perlu mengetahui industri batik tulis Pamekasan masih harus menghadapi
persaingan batik di atasnya kalaupun cara tersebut berhasil masih membutuhkan
waktu untuk memenangkan persaingan. Oleh karena itu dapat dikatakan sekarang
produksi akan berjalanteru jika pasarnya yang dikembangkan dan di utamakan
adalah pada pasa lokal. Dengan hal ini estimasi tentang jumlah produksi dan
kemampuan memproduksi itu terserap kepasar lokal, ini juga untuk menolong
produsen agar tetap memproduksi batik bukan menjual batik yang di datangkan
dari luar.
Berdasarkan data mengenai jumlah siswa yang ada di Kabupaten
Pamekasan dan Jumlah keseluruhan penduduk yang ada di Pamekasan dapat
dihitung kebutuhan batik lokal yang harus dihasilkan oleh produsen batik tulis
Pamekasan dengan memperkirakaan jumlah sisawa mulai dari SD, SMP, SMA
hingga SMK. Estimasi terhadap kebutuhan batik lokal terhadap jumlah siswa
yang berjumlah kurang lebih 10.000 dengan jumlah siswa SD yang berjumlah
siswa jika dibutuhkan per siswa 1 meter kain setiap tahunnya maka
150
jumlah kain batik yang harus diproduksi untuk siswa SD adalah lembar
kain batik. Untuk siswa SMP Diperkirakan berjumlah siswa jika
persiswa membutuhkan 1,5 meter kain maka jumlah kain batik yang harus
diproduksi untuk siswa SMP adalah lembar kain batik, selnjutnya untuk
siswa SMA dan SMK diperkirakan berjumlah jika per siswa
membutuhkan 1,5 hingga 2 meter maka jumlah kain batik yang harus diproduksi
untuk siswa SMA dan SMK adalah lembar kain.
Di Kabupaten Pamekasan selain dapat memperkirakan kebutuhan kain
batik untuk siswa sekolah pemerintah juga apat memperkirakan kebutuhan batik
untuk pegawai. Mengingat akan kebijakan pemerintah mewajibkan pemakaian
baju batik Pamekasan maka sudah seharusnya pemerintah mengestimasi
kebutuhan batik lokal. Jika dilihat dari jumlah penduduk masyarakat Pamekasan
yang berjumlah kurang lebih 845 ribu jiwa dan kemungkinan 50% dari jumlah
tersebut adalah terdiri dari pegawai dan pelajar maka dapat dikatakan kebutuhan
kain batik dalam setahun kurang lebih 400 ribu meter. Berdasarkan perhitungan di
atas dari Pemerintah Kab. Pamekasan sudah dapat membantu keberlansungan
produksi batik yang ada di Pamekasan selain itu juga dapat membuka lapangan
pekerjaan baru untuk pengrajin batik serta mengembangkan unit-unit usaha batik
yang ada di Pamekasan.
c. Pelaksanaan Pameran di Daerah
Promosi batik merupakan cara yang dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan penjualan batik dan meningkatkan daya tarik masyarakat luas
terhadap batik tulis Pamekasan. Promosi yang dilakukan akan sangat berpengaruh
151
terhadap meningkatkan tingkat perkembangan batik tulis Pamekasan karena
dengan sering melakukan promosi di berbagai daerah akan membantu batik
Pamekasan dikenal banyak kalangan. Promosi yang telah dilakukan berupa
pameran, misi dagang, dan studi banding. promosi yang dilakukan melalui
kegiatan tersebut hampir semuanya diadakan diluar daerah seperti yang dijelaskan
sebelumnya. Promosi harus dilakukan secara maksimal dan menyeluruh
seharusnya selain mengikut sertakan batik tulis Pamekasan di pameran yang
berlansung di luar daerah, pemerintah juga butuh memaksimalkan promosi berupa
pameran di kabupaten Pamekasan sendiri setidaknya setahun sekali. Selama ini
Pameran yang di adakan dipamekasan hanya sebatas menyediakan stand batik
itupun digabungkan dengan produk unggulan Pamekasan lainnya. pemerintah
daerah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk mengatasi kondisi
seperti ini, yang dibutuhkan pengrajin dan pengusaha batik adalah uluran tangan
pemerintah, untuk mempromosikan batik Pamekasan dan memberikan fasilitas
pasar yang tepat, agar ke depan dengan promosi yang dilakukan dan fasilitas
tempat pemasaran batik Pamekasan lebih mampu bersaing.
d. Komitmen Terhadap Kondisi Pasar Batik Pamekasan
Komponen yang menentukan siklus keberlansungan suatu usaha adalah
pada segi aspek pemasaran. Ketersediaan pengembangan pemasaran merupakan
salah satu upaya untuk mendorong tumbuhnya industri batik tulis di Kabupaten
Pamekasan. Secara umum pemasaran merupakan proses dimana produk
didistribusikan melalui jual-beli.fasilitas pemasaran merupakan sebuah wadah
pusat dimana pengrajin batik dapat memasarkan produknya. Fasilitas yang
152
diberikan oleh Pemerintah Daerah salah satu pasar tradisional yang dikenal
dengan pasar 17 Agustus pengrajin sekaligus pengusaha dapat memasarkan
produknya secara mudah dan masyarakat atau konsumen juga dpat secara mudah
mendapatkan batik dengan bertemu lansung. Pasar 17 Agustus dikenal dengan
pasar tradisional batik yang terdiri dari kios-kios batik didalamnya, selain itu
dalam pasar ini terdapat bagian dimana menjual bahan-bahan batik hinga kain
batik. Kondisi pasar juga akan menentukan tingkat kunjungan masyarakat jika
pasar bersih dan tertata rapi maka pengunjung akan merasa nyaman berbelanja
dan berkeinginan untuk kembali lagi dilain waktu namun, jika kondisi pasar
sebaliknya maka masyarakat akan enggan untuk datang membeli atau hanya
sekedar melihat.
Pasar tradisional batik pamekasan merupakan prasarana yang memiliki
peranan penting sebagai penunjang pengembangan industri batik tulis. Salah satu
upaya pemerintah adalah sebatas menyediakan tempat untuk berjualan bagi
pedagang dan pengrajin batik. Pemerintah seharusnya juga melakukan
pengembangan terhadap prasarana yang ada, pemerintah harus memperhatikan
dan memperbaiki kondisi pasar tradisional. kondisi pasar 17 Agustus terihat tidak
baik, kotor dan tidak tertata karena sampai sekarang pasar tradisional yang dikenal
dengan pasar batik bukan hanya pasar yang terdiri dari aktifitas penjualan batik
tetapi juga terlihat banyak aktifitas selain pasar batik yang menyebabkan kondisi
pasar akhirnya akan kotor dan tidak tertata. Pemerintah dirasa kurang tegas
terhadap kebersihan dan penataan pasar. Oleh karena itu untuk mengatasi hal
tersebut strategi alternatif yang sebaiknya di terapkan adalah pemerintah lebih
153
tegas lagi mengenai kebersihan pasar dengan memperhatikan kondisi pasar.
Pemerintah bisa menambah petugas kebersihan untuk mengangkut sampah yang
ada selain itu menyediakan bak sampah (tempat sampah) dititik tertentu sehingga
tumpukan sampah tidak ada dimana-mana. Pemerintah juga harus bisa
mengupayakan pasar tradisional batik terpisah dengan jenis pasar lainnya, dengan
membangun pembatas atau sekat berupa dinding agar sampah yang berasal dari
aktifitas pasar sayuran dan ternak tidak ada di bagian pasar yang khusus menjual
batik.
Berdasarkan Analisis TAIDA yang peniliti gunakan memasuki pada tahap
terakhir yaitu Acting yang artinya sebuah tindakan atau bertindak, dimana pada
Tahapan ini menurut Lindgren and Baldhood (dalam Hella dkk; 2015)
merupakan tahap implementasi strategi yang telah mengintergrasikan skenario
sekaligus tahap pembelajaran organisasi untuk terus menyesuaikan diri. Pada
tahap ini pemerintah daerah Kab. Pamekasan dapat mengunakan tindakan untuk
memperbaiki strategi yang ada dan menghadapi tantangan yang akan dihadapi
dimasa yang akan datang dengan menggunakan strategi alternatif yang peniliti
berikan. Strategi alternatif setidaknya harus digunakan untuk langkah berikutnya
guna pengembangan industri batik tulis Pamekasan. Dinas Perindustrian dan
Perdagangan selaku SKPD Kab. Pamekasan yang menjalani tugas pada bidang
perindustrian dan perdangangan sudah seharusnya memperhatikan strategi yang
berjalan dan tantangan yang mungkin akan muncul dikemudian hari. Oleh karena
itu dengan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki permasalahan yang ada dengan mempertimbangkan alternatif
154
strategi. Secara keseluruhan mengenai strategi pengembangan industri batik tulis
Kab. Pamekasan dapat di gambarkan melalui skema dibawah ini;
Gambar 6. Strategi Pengembangan Industri Batik Pamekasan
Sumber : Olahan Penulis
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa bagan berwarna hijau
merupakan strategi yang selama ini dilakukan oleh pemerintah daerah yang di
lakukan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk pengembangan
industri batik tulis melakukan strategi pada peningkatan desain batik dengan
langkah memberikan pelatihan dan pendampingan desain batik, pelaksanaan
lomba desain batik. Selain itu pemerintah daerah juga mempunyai strategi dalam
peningkatan pemasaran batik tulis Pamekasan dengan cara melakukan promosi
•Pelatihan dan pendampingan desain batik
•Pelaksanaan lomba desain batik
•Promosi batik (pameran, misi dagang. Studi banding)
•Fasilitasi pemasaran (pasar modern, pasar tradisional)
strategi pemerintah dalam pengembangan
industri batik tulis Pamekasan
•Keberlansgungan produksi
•Ketersediaan bahan baku
•Ancaman batik printing
•Fasilitasi pemasaran lokal belum maksimal
Tantangan yang muncul dalam pengembangan
industri batik tulis pamekasan
•Optimalisasi pemasaran lokal melalui sosialisasi
•Estimasi kebutuhan batik lokal
•Pelaksanaan Pameran di daerah
•Komitmen Terhadap Kondisi Pasar Batik Pamekasan
Strategi alternatif Pengembangan
industri batik tulis Pamekasan
Tahap imaging,
deciding, ackting
Tahap Tracking,
Analyzing strategi yang telah dilakukan
Pemerintah
tantangan yang akan di hadapi
strategi alternatif yang harus
dilakukan
155
batik dan fasilitasi batik. Pada strategi pamerintah dalam pengembangan industri
batik tulis Pamekasan tidak semua bisa berjalan mulus, masih ada beberapa
tantangan yang akan di hadapi melalui analisi TAIDA antara strategi pemerintah
yang dilakukan dengan tantangan yang muncul dilakukan analisis melalui taha
tracking, pada tahap ini dilakukan pelacakan terhadap strategi apa saja yang telah
dilakukan kemudian dilanjutkan pada tahap Analyzing dilakukan sebuah analisis
yang akan memunculkan beberapa tantangan yang bisa dilihat pada bagan
berwarna merah. Tantangan pada strategi ini yang akan dihadapi diantara yaitu
keberlangsungan produksi. Keberlangsungan produksi menjadi tantangan karena
dari strategi yang dilakukan pemerintah untuk peningkatan desain dan
peningkatan pemasaran terdapat kegiatan produksi yang belum tersentuh oleh
pemerintah. Keberlangsungan produksi sangat penting untuk pengrajin batik,
pengrajin yang dilatih sudah mempunyai ketrampilan yang cukup dan sudah
mempunyai lahan untuk memasrkan produknya akan tetapi akan sia-sia jika
produksi batiknya tidak dapat berlansung secara berkelanjutan.
Tantangan berikutnya yang akan muncul adalah dalam keberlangsungan
produksi yang harus diperhatikan pemerintah adalah ketersedian bahan baku.
Ketersedian bahan aku akan mengancam pengrajin batik tulis Pamekasan jika
produksi batik yang mereka lakukan terhambat dengan minimnya bahan baku
yang ada di Pamekasan sehingga harus membeli secara langsung ke luar
Pamekasan. Permasalahan lain yang akan ditimbulkan juga adalah ancaman batik
printing, jika pengrajin tidak dapat memproduksi batik dengan baik maka akan
memudahkan serangan batik dari luar beredar seperti batik printing,. Terakhir
156
yang akan menjadi tantangan adalah fasilitasi pemasaran lokal belum maksimal.
Belum maksimalnya kegiatan pemasaran bisa juga terjadi karena kondisi fasilitas
pemasaran yang belum tertata rapi dan belum baik. Melihat beberapa tantangan
yang akan dihadapi maka masuk pada tahap imaging yang artinya penggambaran
dengan menggabungkan pada visi misi dari Kabupaten Pamekasan kemudian
dilanjutkan pada tahan deciding yaitu memutuskan beberapa strategi alternatif
yang bisa dilakukan untuk memeperbaiki strategi sebelumnya.
Strategi alternatif yang harus pemerintah lakukan dapat dilhat pada bagan
berwarna kuning. strategi yang diputuskan yaitu pertama optimalisasi pemasaran
lokal melalui sosialisasi untuk keberlangsungan produksi. Dengan
mengoptimalkan pemasaran yang sudah ada maka akan membantu pengrajin dan
pengusaha batik menjalankan produksi tanpa halangan lagi. Strategi alternatif
yang harus digunakan untuk keberlansungan produksi juga bisa dilakukan dengan
cara estimasi kebutuhan batik lokal.pemenuhan kebutuhan batik lokal dapat
dilakukan dengan memperkirakan kebutuhan batik lokal untuk siswa sekolah,
Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan perangkat desa. Dengan estimasi terhadap
kebutuhan batik lokal maka selain dapat menjamin keberlangsungan produksi
batik setiap tahunnya juga dapat menciptakan ketersediaan lapangan kerja dan
menambah kecintaan terhadap batik lokal. Strategi alternatif lainnya yang harus
dilakukan adalah memaksimalkan promosi di daerah sendiri dengan
melaksanakan pameran di daerah dan memperhatikan kondisi pasar batik
Pamekasan. Pada tahap ini dapat dijalankan tahap acting yaitu tindakan yang
dapat diambil oleh pemerintah daerah untuk membuat strategi berikutnya.