25
67 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil Umum Pada periode tahun 1923 hingga 1940, Tambang Air Laya mulai menggunakan metode penambangan bawah tanah. Dan pada periode tersebut mulai dilakukan produksi untuk kepentingan komersial, tepatnya sejak tahun 1938. Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah Republik Indonesia kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA). Pada tanggal 1 Maret 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bukit Asam (Persero), yang selanjutnya disebut PTBA atau Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan industri batu bara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan. Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket batu bara. Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode perdagangan “PTBA”. http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek …. Bab 4.pdf · 2019. 2. 6. · 67 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil Umum Pada periode tahun

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 67

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian

    1. Profil Umum

    Pada periode tahun 1923 hingga 1940, Tambang Air Laya mulai

    menggunakan metode penambangan bawah tanah. Dan pada periode tersebut

    mulai dilakukan produksi untuk kepentingan komersial, tepatnya sejak tahun

    1938.

    Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air,

    para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status

    tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah Republik

    Indonesia kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara

    Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA).

    Pada tanggal 1 Maret 1981, PN TABA kemudian berubah status

    menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bukit Asam (Persero), yang

    selanjutnya disebut PTBA atau Perseroan. Dalam rangka meningkatkan

    pengembangan industri batu bara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah

    menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan.

    Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional,

    pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha

    briket batu bara. Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai

    perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode perdagangan

    “PTBA”.

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 68

    Pada tanggal 29 November 2017, menjadi catatan sejarah bagi PTBA

    saat menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. Agenda

    utama dalam RUPSLB PTBA mencakup tiga hal, yakni persetujuan

    perubahan Anggaran Dasar Perseroan terkait perubahan status Perseroan dari

    Persero menjadi Non-Persero sehubungan dengan PP 47/2107 tentang

    Penambahan Penyertaan modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal

    Saham PT Inalum (Persero), Persetujuan Pemecahan Nominal Saham (stock

    split), dan Perubahan susunan Pengurus Perseroan.Dengan beralihnya saham

    pemerintah RI ke Inalum, ketiga perusahaan tersebut resmi menjadi anggota

    Holding BUMN Industri Pertambangan, dengan Inalum sebagai induknya

    (Holding).

    Tanggal 14 Desember 2017, PTBA melaksanakan pemecahan nilai

    nominal saham. Langkah untuk stock split diambil perseroan untuk

    meningkatkan likuiditas perdagangan saham di Bursa Efek serta memperluas

    distribusi kepemilikan saham dengan menjangkau berbagai lapisan investor,

    sekaligus untuk mendukung program “Yuk Nabung Saham”. Komitmen yang

    kuat dari Bukit Asam dalam meningkatkan kinerja perusahaan merupakan

    faktor fundamental dari aksi korporasi tersebut. PT Bukit Asam juga

    menyediakan fasilitas Website http://www.ptba.co.id untuk mempermudah

    mencari informasi, sejarah,informasi pemegang saham, laporan perusahaan,

    dan prestasi perusahaan pada situs tersebut.

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

    http://www.ptba.co.id/

  • 69

    2. Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan

    a. Visi : Perusahaan energy kelas dunia yang peduli lingkungan

    b. Misi : Mengelola Sumber energy dengan mengembangkan kompetensi

    korporasi dan keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah

    maksimal bagi stakeholder dan lingkungan

    c. Tata Nilai :

    Visioner : Mampu melihat jauh kedepan dan membuat proyeksi jangka

    panjang dalam pengembangan bisnis.

    Integritas : Mengedepankan perilaku percaya, terbuka, positif, jujur,

    berkomitmen, dan bertanggung jawab.

    Inovativ : Selalu bekerja dengan kesungguhan untuk memperoleh

    terobosan baru untuk menghasilkan produk dan layanan terbaik dari

    sebelumnya.

    Professional : Melaksanakan semua tugas sesuai kompetensi dengan

    kreativitas, penuh keberanian, komitmen penuh, dalam kerjasama

    untuk keahlian yang terus menerus meningkat.

    3. Sruktur Organisasi

    Senior Manager CSR : Syaiful Islam

    Lahir di Ujung Pandang, pada tanggal 14 Februari 1962. Latar

    belakang pendidikan adalah lulusan S1 Universitas Hasanudin Makassar dan

    S2 Universitas Sriwijaya Palembang. Bergabung di PT.Bukit Asam (Persero)

    Tbk sejak tahun 1987.

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 70

    Manajer Perencanaan CSR & Bina Wilayah : Juliana

    Lahir di Dabosingkep, pada 10 Agustus 1971. Latar belakang

    pendidikan beliau adalah lulusan S1 jurusan kimia ITB. Bergabung di

    PT.Bukit Asam (Persero) Tbk sejak tahun 1996.

    Manajer keuangan dan CSR : Asrori

    Lahir di Negeri Sakti, pada tanggal 3 Februari 1968. Latar belakang

    pendidikan beliau adalah lulusan S1 Universitas Ekasakti Padang. Bergabung

    di PT.Bukit Asam (Persero) Tbk sejak tahun 2010.

    Berdasarkan pada surat keputusan Direksi PT. Bukit Asam (Persero)

    Tbk Nomor: 052/ KEP/ Int-0600/ PG.04/2015 tanggal 12 Februari 2015

    tentang penyempurnaan struktur organisasi dan SK No. 177/KEP/Int-

    0100/PG.04/2015 tentang pengangkatan pemegang jabatan di lingkungan

    PT.Bukit Asam (Persero) Tbk, struktur organisasi PT. Bukit Asam (Persero)

    ialah sebagai berikut:

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT.Bukit Asam (Persero) Tbk

    Sumber: Laporan PKBL Report 2016

    SM.CSR CSR Senior Manager

    M. Perencanaan dan Wilayah

    AM.Perencanaan

    & DOK CSR AM.Bina Wilayah

    M.keuangan & Pengendalian CSR

    AM.Keuangan AM.Akuntansi AM.EDP

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 71

    B. Karakteristik Profil Responden

    Gambaran umum responden menggambarkan tentang karakeristik

    responden yang merupakan sesuatu yang erat hubungannya dengan ciri

    responden secara individual, atau dengan kata lain karakteristik responden

    akan keadaan, sifat atau ciri-ciri khusus yang dapat memberikan gambaran

    tentang keadaan responden tersebut. Objek dalam penelitian ini adalah

    karyawan PT. Bukit Asam (PERSERO) Tbk Cabang Jakarta Selatan. Sampel

    yang diambil 90 responden. Adapun karakteristik yang diteliti meliputi:

    1. Deskripsi Responden Berdasarkan jenis Kelamin

    Berdasarkan jenis kelamin dari hasil penelitian, diperoleh gambaran

    tentang jenis kelamin dari responden yang dapat dilihat pada Tabel 4.1

    sebagai berikut:

    Tabel 4.1

    Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis kelamin

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative

    Percent Valid Laki-Laki 67 74.4 74.4 74.4

    Perempuan 23 25.6 25.6 100.0 Total 90 100.0 100.0

    Sumber: Hasil pengolahan data SPSS

    Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dengan total responden sebanyak 90

    responden dapat diketahui jumlah respoden tertinggi berdasarkan jenis

    kelamin terdapat pada jenis kelamin laki-laki dengan frekuensi sebesar 67

    dan presentasenya sebesar 74,4%. Responden terendah berdasarkan jenis

    kelamin terdapat pada jenis kelamin perempuan dengan frekuensi sebesar 23

    dan presentase sebesar 25,6%.

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 72

    2. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

    Berdasarkan tingkat usia, dari hasil penelitian diperoleh gambaran

    tentang usia dari responden yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:

    Tabel 4.2

    Deskripsi Responden Berdasarka Usia

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative

    Percent Valid 21-30 28 31.1 31.1 31.1

    31-40 44 48.9 48.9 80.0 41-50 14 15.6 15.6 95.6 >50 4 4.4 4.4 100.0 Total 90 100.0 100.0

    Sumber: Hasil pengolahan data SPSS

    Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dengan total responden sebanyak 90

    responden dapat diketahui jumlah respoden tertinggi berdasarkan usia

    terdapat pada usia 31-40 tahun dengan frekuensi sebesar 44 dan

    presentasenya sebesar 48,9%. Responden terendah berdasarkan usia pada usia

    >50 dengan frekuensi 4 sebesar dan presentase sebesar 4,4%.

    3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan

    Berdasarkan tingkat pendidikan dari hasil penelitian, diperoleh

    gambaran tentang pendidikan dari responden yang dapat dilihat pada Tabel

    4.3 sebagai berikut:

    Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative

    Percent Valid D3 12 13.3 13.3 13.3

    S1 70 77.8 77.8 91.1 S2 8 8.9 8.9 100.0 Total 90 100.0 100.0

    Sumber: Hasil pengolahan data SPSS

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 73

    Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dengan total responden sebanyak 90

    responden dapat diketahui jumlah respoden tertinggi berdasarkan tingkat

    pendidikan pada jenjang S1 dengan frekuensi sebesar 70 dan presentasenya

    sebesar 77,8%. Responden terendah berdasarkan tingkat pendidikan pada

    jenjang S2 dengan frekuensi sebesar 8 dan presentase sebesar 8,9%.

    4. Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Bekerja

    Berdasarkan masa kerja dari hasil penelitian, diperoleh gambaran

    tentang masa kerja dari responden yang dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai

    berikut:

    Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Masa kerja

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative

    Percent Valid 1-5 tahun 14 15.6 15.6 15.6

    6-10 tahun 35 38.9 38.9 54.4 11-15 tahun 17 18.9 18.9 73.3 16-20 tahun 16 17.8 17.8 91.1 >30 tahun 8 8.9 8.9 100.0 Total 90 100.0 100.0

    Sumber: Hasil pengolahan data SPSS

    Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dengan total responden sebanyak 90

    responden dapat diketahui jumlah respoden tertinggi berdasarkan masa kerja

    pada 6-10 tahun dengan frekuensi sebesar 35 dan presentasenya sebesar

    38,9%. Responden terendah berdasarkan masa kerja pada >30 tahun dengan

    frekuensi sebesar 8 dan presentase sebesar 8,9%.

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 74

    5. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan

    Berdasarkan pendapatan dari hasil penelitian, diperoleh gambaran

    tentang pendapatan dari responden yang dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai

    berikut:

    Tabel 4.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

    Valid

    1-4 juta 14 15.6 15.6 15.6 5-8 juta 48 53.3 53.3 68.9 9-12 juta 20 22.2 22.2 91.1 >12 juta 8 8.9 8.9 100.0 Total 90 100.0 100.0

    Sumber: Hasil pengolahan data SPSS

    Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dengan total responden sebanyak 90

    responden dapat diketahui jumlah respoden tertinggi berdasarkan pendapatan

    pada 5-8 juta dengan frekuensi sebesar 48 dan presentasenya sebesar 53,3%.

    Responden terendah berdasarkan pendapaan pada >12 juta dengan frekuensi

    sebesar 8 dan presentase sebesar 8,9%.

    C. Hasil Hasil Uji Statistik Deskripif

    Statitik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis

    data yang telah terkumpul sabagaimana adanya atau aslinya tanpa bermaksud

    untuk membuat kesimpulan yang berlaku secara umum. Gambaran mengenai

    variabel-variabel penelitian seperti gaya kepemimpinan, budaya organisasi

    dan kinerja karyawan maka digunakan Tabel statistic deskriptif yang dapat

    disajikan dalam Tabel dibawah ini:

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 75

    1. Deskriptif Variabel Gaya Kepemimpinan

    Adapun dalam variabel Gaya kepemimpinan pada kuesioner, penulis

    memberikan 8 pernyataan. Berikut analisis deskriptif berdasarkan pernyataan

    responden yang hasilnya diuraikan dari Tabel rekapitulasi di bawah ini:

    Tabel 4.6

    Rekapitulasi Perhitungan Variabel Gaya Kepemimpinan

    No Pernyataan N Min Max Mean Std.

    Deviation

    1 Pemimpin memberitahu apa yang diharapkan dari kinerja saya.

    90 1 5 2.31 1.013

    2 Pemimpin selalu memberikan petunjuk khusus disetiap tugas yang bersifat kompleks.

    90 1 5 2.76 .987

    3 Pemimpin Mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif.

    90 1 5 2.56 .863

    4 Pemimpin Memperhatikan kesejahteraan karyawan.

    90 1 4 2.46 1.093

    5 Pemimpin Memberikan kebebasan berpendapat

    90 1 5 2.80 .914

    6 Pemimpin Mempertimbangkan saran yang diberikan.

    90 1 5 2.71 .797

    7 Pemimpin sering menetapkan serangkaina tujuan dan mengajak karyawan untuk dapat menyelesaikan tugas dalam mecapai tujuan

    90 1 5 2.66 .889

    8 Memperlihatkan kepercayaan bahwa karyawan dapat mencapai standar yang tinggi.

    90 1 4 2.76 .865

    Suber: Hasil pengolahan data SPSS

    Berdasarkan Tabel 4.6 diatas dapat dilihat instrument untuk variabel

    Gaya Kepemimpinan memiliki nilai mean tertinggi terdapat pada pernyataan

    “Pemimpin Memberikan kebebasan berpendapat” dengan hasil 2.80

    sedangkan untuk nilai mean terendah terdapat pada pernyataan “Pemimpin

    memberitahu apa yang diharapkan dari kinerja saya” dengan hasil 2.31.

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 76

    2. Deskriptif variabel Budaya Organisasi

    Adapun dalam variabel Budaya Organisasi pada kuesioner, penulis

    memberikan 10 pernyataan. Berikut analisis deskriptif berdasarkan

    pernyataan responden yang hasilnya diuraikan dari Tabel rekapitulasi di

    bawah ini:

    Tabel 4.7

    Rekapitulasi Perhitungan Variabel Budaya Organisasi

    No Pernyataan N Min Max Mean

    Std.

    Deviation

    1 Saya siap mengambil resiko dalam melakukan pekerjaan. 90 1 4 2.73 .776

    2 Saya dituntut dalam menyelesaikan pekerjaan dengan cepat. 90 2 4 2.63 .694

    3 Orgaisasi memotivasi saya untuk lebih perhatian terhadap detail dalam melakukan pekerjaan.

    90 1 5 2.84 .820

    4 Saya terus mengembangkan diri untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam menyelesaikan pekerjaan.

    90 1 4 2.89 .771

    5 Saya menekankan pada hasil, tapi juga proses usaha untuk mencapai hasil optimal.

    90 1 4 2.69 .802

    6 Saya berusaha mengerjakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh 90 1 4 2.77 .822

    7 Organisasi memotivasi saya untuk aktif mengambil kesempatan atau peluang yang ada.

    90 2 5 2.91 .664

    8 Saya dituntut menjadi anggota satuan kerja yang kompak dan handal dalam menjalankan pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

    90 1 4 2.82 .856

    9 Saya melakukan persaingan yang sehat antar pegawai dalam melakukan pekerjaan.

    90 1 4 2.84 .833

    10 Saya merasa dihargai dan bukan sebagai alat untuk memperoleh keuntungan .

    90 1 5 2.84 .935

    Valid N (listwise) 90 Sumber: Hasil pengolahan data SPSS

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 77

    Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat dilihat instrument untuk variable

    Budaya Organisasi memiliki nilai mean tertinggi terdapat pada pernyataan

    “Organisasi memotivasi saya untuk aktif mengambil kesempatan atau

    peluang yang ada” dengan hasil 2.91 sedangkan untuk nilai mean terendah

    terdapat pada pernyataan “Saya dituntut dalam menyelesaikan pekerjaan

    dengan cepat” dengan hasil 2.63

    3. Deskriptif Variabel Kinerja Karyawan

    Adapun dalam variabel Kinerja karyawan pada kuesioner, penulis

    memberikan 11 pernyataan. Berikut analisis deskriptif berdasarkan

    pernyataan responden yang hasilnya diuraikan dari Tabel rekapitulasi di

    bawah ini:

    Tabel 4.8

    Rekapitulasi Perhitungan Variabel Kinerja Karyawan

    No Pernyataan N Min Max Mean

    Std.

    Deviation

    1 Saya mengerjakan tugas dengan teliti 90 1 5 2.41 .717 2 Saya selalu tepa waktu dalam

    menyelesaikan pekerjaan. 90 2 4 2.44 .705

    3 Saya selalu menghasilkan kerja yang dapat diterima oleh atasan. 90 1 5 2.66 .737

    4 Setiap melakukan pekerjaan selalu menutamakan hasil sesuai dengan target. 90 1 5 2.56 .781

    5 Saya mengetahui deskripsi dari pekerjaan yang saya kerjakan. 90 1 5 2.40 .845

    6 Saya tahu bagaimana mengerjakan tugas dengan baik. 90 1 5 2.41 .833

    7 Pekerjaan yang saya selesaikan dapat diterima dengan baik. 90 1 5 2.77 .704

    8 Saya Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. 90 1 4 2.44 .795 9 Saya selalu sedia kapanpun dibutuhkan oleh

    peusahaan. 90 1 5 2.49 .782

    10 Saya selalu hadir tepat waktu. 90 1 5 2.50 .963 11 Saya mampu bekerja secara mandiri. 90 1 5 2.52 .838

    Valid N (listwise) 90 Sumber: Hasil pengolahan data SPSS

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 78

    Berdasarkan Tabel 4.8 diatas dapat dilihat instrument untuk variable

    Kinerja Karyawan memiliki nilai mean tertinggi terdapat pada pernyataan

    “Pekerjaan yang saya selesaikan dapat diterima dengan baik” dengan hasil

    2.77 sedangkan untuk nilai mean terendah terdapat pada pernyataan “Saya

    mengetahui deskripsi dari pekerjaan yang saya kerjakan” dengan hasil 2.40.

    D. Hasil Uji Kualitas Data

    1. Hasil Uji Validitas

    Uji validitas diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor indikator

    dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan

    dengan nilai kritis dengan taraf signifikan 0,05. Bila r hitung > r Tabel maka

    pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r

    hitung < r Tabel maka pernyataan atau indikator yang digunakan dinyatakan

    tidak valid.

    a. Gaya Kepemimpinan

    Hasil uji validitas terhadap variabel Gaya kepemimpinan yang di

    lakukan pada 90 responden dapat di jelaskan pada Tabel sebagai berikut:

    Tabel 4.9

    Hasil Uji Validitas Gaya Kepemimpinan

    Item r Hitung r Tabel Keterangan GK1 0,838 0,205 Valid GK2 0,826 0,205 Valid GK3 0,720 0,205 Valid GK4 0,815 0,205 Valid GK5 0,295 0,205 Valid GK6 0,658 0,205 Valid GK7 0,751 0,205 Valid GK8 0,808 0,205 Valid

    Sumber: Hasil Pengolahan data SPSS

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 79

    Berdasarkan Tabel 4.9 hasil pengujian validitas terhadap pertanyaan

    Gaya Kepemimpinan tersebut, dapat dilihat bahwa pertanyaan dalam

    kuesioner di variabel Gaya kepemimpinan yang telah di uji , diketahui bahwa

    r hitung > r Tabel maka data tersebut telah dinyatakan valid dan layak dalam

    mendefinisikan variabel Gaya kepemimpinan.

    b. Budaya Organisasi

    Hasil uji validitas terhadap variabel Budaya Organisasi yang di

    lakukan pada 90 responden dapat dijelaskan pada Tabel sebagai berikut:

    Tabel 4.10

    Hasil Uji Validitas Budaya Organisasi

    Item r Hitung r Tabel Keterrangan BO1 0,783 0,205 Valid BO2 0,791 0,205 Valid BO3 0,750 0,205 Valid BO4 0,658 0,205 Valid BO5 0,829 0,205 Valid BO6 0,831 0,205 Valid BO7 0,707 0,205 Valid BO8 0,834 0,205 Valid BO9 0,753 0,205 Valid BO10 0,860 0,205 Valid

    Sumber: Hasil pengolahan data SPSS

    Berdasarkan Tabel 4.10 hasil pengujian validitas terhadap pertanyaan

    Budaya Organisasi tersebut, dapat dilihat bahwa pertanyaan dalam kuesioner

    di variabel Budaya Organisasi yang telah di uji , diketahui bahwa r hitung > r

    Tabel maka data tersebut telah dinyatakan valid dan layak dalam

    mendefinisikan variabel Gaya kepemimpinan.

    c. Kinerja Karyawan

    Hasil uji validitas terhadap variabel Kinerja Karyawan yang di

    lakukan pada 90 responden dapat dijelaskan pada Tabel sebagai berikut:

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 80

    Tabel 4.11

    Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan

    Item r Hitung r Tabel Keterangan KK1 0,688 0,205 Valid KK2 0,750 0,205 Valid KK3 0,643 0,205 Valid KK4 0,742 0,205 Valid KK5 0,734 0,205 Valid KK6 0,771 0,205 Valid KK7 0,733 0,205 Valid KK8 0,788 0,205 Valid KK9 0,704 0,205 Valid KK10 0,794 0,205 Valid KK11 0,743 0,205 Valid

    Sumber: Hasil pengolahan data SPSS

    Berdasarkan Tabel 4.11 hasil pengujian validitas terhadap pertanyaan

    Kinerja Karyawan tersebut, dapat dilihat bahwa pertanyaan dalam kuesioner

    di variabel Kinerja Karyawan yang telah di uji , diketahui bahwa r hitung > r

    Tabel maka data tersebut telah dinyatakan valid dan layak dalam

    mendefinisikan variabel Gaya kepemimpinan.

    2. Hasil Uji Reliabilitas

    Realibilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh

    mana suatu hasil pengukuran relative konsisten apabila alat ukur tersebut di

    gunakan berulang kali. Dalam melakukan pengujian realibilitas, dapat dilihat

    dengan ketentuan nilai cronbach’s alpha ≥ 0,6.

    Tabel 4.12

    Hasil Uji Reliabilitas

    Variabel Cronbach’s Alpha r Kritis Keterangan Gaya Kepemimpinan 0,864 0,6 Reliable Budaya Organisasi 0,928 0,6 Reliable Kinerja Karyawan 0,915 0,6 Reliable Sumber: Hasil pengolahan data SPSS

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 81

    Berdasarkan Tabel 4.12 hasil uji reabilitas yang dilakukan dengan

    program SPSS di dapat bahwa koefisien Cronbach’s Alpha untuk variabel

    Gaya Kepemimpinan lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,864

    . Variabel Budaya Organisasi lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,928.

    Variabel Kinerja Karyawan lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,915. Dengan

    demikian dapat disimpulkan bahwa keempat variabel dikatakan realiabel.

    E. Uji Asumsi Klasik

    Pengujian asumsi klasik dan kualitas instrument penelitian dilakukan

    untuk mengetahui apakah data mengalami penyimpangan atau tidak. Uji ini

    dilakukan sebelum melakukan analisis regresi.

    1. Hasil Uji Normalitas

    Uji normalitas untuk menuji apakah dalam model regresi, variabel

    terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

    Uji normalitas ditunjukkan dengan tebel gambar sebagai berikut :

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 82

    Sumber: Hasil Pengolahan data SPSS

    Gambar 4.2

    Uji Normalitas Data Histogram dan Normal P-Plot

    Berdasarkan Gambar 4.2 diatas dapat, terlihat data menyebar di

    sekitar garis diagram dan mengikuti arah atau grafik histogram yang

    membentuk garis gunung melengkung. Hal ini menunjukkan pola distribusi

    data yang normal. Oleh karena itu, model regresi penelitian ini memenuhi

    asumsi normalitas

    Tabel 4.13

    Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    Unstandardized Residual N 90 Normal Parametersa,b

    Mean .0000000 Std. Deviation 4.73736548

    Most Extreme Differences

    Absolute .087 Positive .072 Negative -.087

    Test Statistic .087 Asymp. Sig. (2-tailed) .091c a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.

    Sumber: Hasil Pengolahan data SPSS

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 83

    Berdasarkan Tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa keseluruhan

    variabel X1 (Gaya Kepemimpinan), variabel X2 (Budaya Organiasi), dan Y

    (Kinerja Karyawan) memiliki nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,091

    lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan data terdistribusi normal.

    2. Hasil Uji Multikolonieritas

    Uji Multikolonieritas bertujuan apakah model regresi ditemukan

    adanya kolerasi antar variabel bebas (Independen). Model Regresi yang baik

    seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen. Barikut adalah

    hasil pengujiannya:

    Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolonieritas

    Model Collinearity Statistics

    Tolerance VIF 1 Gaya

    Kepemimpinan .981 1.019

    Budaya Organisasi .981 1.019 a. Dependent Variabel: Kinerja Karyawan Sumber: Hasil Pengolahan data SPSS

    Berdasarkan Tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai tolerance dari

    masing-masing variabel independen, yaitu gaya kepemimpinan (X1) sebesar

    0,981. Budaya Organisasi (X2) sebesar 0,981 . dari hasil out put variance

    inflation factor (VIF) diketahui masing-masingvariabel independen yaitu

    Gaya kepemimpinan (X1) sebesar 1,019, Budaya Organisasi (X2) sebesar

    1.019. dengan demikian kedua variabel independen tersebut memiliki nilai

    tolerance > 0,10 dan nilai VIF

  • 84

    3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

    Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguiji apakah dalam model

    regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

    pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

    lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut

    Heteroskedastisitas.

    Sumber: Hasil Pengolahan data SPSS

    Gambar 4.3

    Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)

    Berdasarkan Gambar 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik

    menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Artinya dapat

    disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Karena residual data dari

    variabel dependen tidak ada data yang berkelompok-kelompok atau relative

    menyebar.

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 85

    F. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

    Analisis regresi linear berganda digunakan untuk meneliti variabel-

    variabel yang berpengaruh dari variabel bebas (Independent variabel)

    terhadap variabel terikat (dependent Variabel). Analisis statistic yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda

    Tabel 4.15

    Hasil Uji Regresi Linear Berganda Coefficientsa

    Model

    Unstandardized Coefficients

    Standardized Coefficients

    t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 11.947 2.888 4.136 .000

    Gaya Kepemimpinan .818 .096 .680 8.515 .000 Budaya Organisasi -.055 .082 -.053 -.665 .508

    a. Dependent Variabel: Kinerja Karyawan Sumber: Hasil pengolahan data SPSS

    Berdasarkan Tabel 4.15 hasil olah data dengan menggunakan SPSS

    dapat diperoleh rumusan persamaan regresi liner berganda untuk variabel

    independen (Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi) terhadap variabel

    dependen (Kinerja Karyawan) sebagai berikut:

    𝑦 = 𝑎 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑒 𝐾𝐾 = 11,947 + 0,818𝑋1 + (−0,55)𝑋2 + 𝑒 Dimana: Y = Kinerja Karyawan a = Konstanta b1 = Koefisien Regresi Variabel X1 b2 = Koefisien Regresi Variabel X2 X1 = Gaya Kepemimpinan X2 = Budaya Organisasi e = Error

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 86

    Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

    1. Konstan 11,947; artinya jika, Gaya Kepemimpinan dan Budaya

    Organisasi, bernilai 0 maka, Kinerja Karyawn nilainya sebesar 11,947.

    2. Koefisien regresi variabel Gaya Kepemimpinan sebesar 0,818; artinya

    jika, Gaya Kepemimpinan mengalami kenaikan satu satuan, maka Kinerja

    Karyawan akan mengalami kenaikan sebesar 0,818 dengan asumsi nilai

    variabel inependen yang lain tetap.

    3. Koefisien regresi variabel Budaya Organisasi sebesar -0,55; artinya jika

    Budaya Organisasi mengalami kenaikan satu satuan, maka Kinerja

    Karyawan akan menurun sebesar 0,55.

    G. Hasil Uji Hipotesis

    1. Uji signifikan Simultan (Uji F)

    Uji signifikan simultan atau uji f digunakan untuk mengetahui apakh

    hasil dari analisis regresisignifikan atau tidak. Signifikan yang digunakan

    adalah 0,05. Jika probabilitas atau signifikan lebih besar dari 0,05 maka H0

    diterima atau Ha di tolak dan jika probabilitas atau signifikansi lebih kecil dari

    0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

    Tabel 4.16

    Hasil Signifikansi Simultan (Uji F) ANOVAa

    Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

    1 Regression 1670.206 2 835.103 36.374 .000b Residual 1997.394 87 22.959 Total 3667.600 89

    a. Dependen Variabel: Kinerja karyawan b. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan

    Sumber: hasil pengolahan data SPSS

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 87

    Berdasarkan Tabel 4.16 diatas signifikan nilai F 36,374 dengan

    probabilitas sig 0,000 < 00,5. Untuk mengambil keputusan dapat ditarik

    kesimpulan bahwa variable bebas Gaya kepemimpinan dan Budaya

    Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.

    2. Uji Koefisien Determinasi (R2 )

    Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar

    variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya. Nilai

    koefisien dterminasi digunakan adjusted R square. Dapat dilihat pada berikut

    ini :

    Tabel 4.17

    Uji Koefisien Determinasi (R2 )

    Berdasarkan Tabel 4.17 diketahui hasil koefisien determinasi (R2)

    sebesar 0,443 yang artinya 44,3% Kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh

    kedua variabel independen yaitu Gaya Kepemimpinan dan Budaya

    Organisasi. Jadi selebihnya sebesar 55,7% (100% - 44,3%) dijelaskan oleh

    variabel lain yang tidak dimasukkan dalam Tabel penelitian ini.

    3. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

    Uji t atau test of significance digunakan untuk mengetahui apakah

    variabel independen secara parsial (individu) berpengaruh atau tidak terhadap

    Model Summaryb

    Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

    Estimate 1 .675a .455 .443 4.792 a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan b. Dependent Variabel: Kinerja Karyawan

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 88

    variabel dependen dengan signifikansi standar yang digunakan adalah 0,05.

    Berikut adalah hasil ujinya:

    Tabel 4.18

    Hasil Uji t (Parsial)

    Model

    Unstandardized Coefficients

    Standardized Coefficients

    T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 11.947 2.888 4.136 .000

    Gaya Kepemimpinan .818 .096 .680 8.515 .000

    Budaya Organisasi -.055 .082 -.053 -.665 .508

    a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber: Hasil pengolahan data SPSS

    Berdasarkan Tabel 4.18 diketahui nilai t-test, yang bertujuan untuk

    mengetahui besarnya masing-masing variabel independen secara parsial

    terhadap variabel dependen, nilai t-test dapat dilihat dari nilai probabilitas

    pada masing-masing variabel independen. Pengaruh Gaya Kepemimpinan

    terhadap Kinerja Karyawan, Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja

    Karyawan . Berdasarkan perbandingan t hitung dengan Tabel.

    a) jika probabilitas > 0,05, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝐻0 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝐻𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘

    b) jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima

    Dari Tabel 4,16 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

    a. Uji Hipotesis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja

    Karyawan. Berdasarkan Tabel 4,16 probabilitas sig Gaya Kepemimpinan

    sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demiikian dapat disimpulkan

    bahwa Gaya Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja

    karyawan.

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 89

    b. Uji Hipotesis Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan.

    Berdasarkan Tabel 4,16 probabilitas sig Budaya Organisasi sebesar 0,508

    lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Budaya

    Organisasi tidak berpengaruh signifian terhadap Kinerja Karyawan.

    H. Pembahasan Hasil Penelitian

    1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap

    Kinerja Karyawan.

    Hasil perhitungan denga statistic SPSS diperoleh nilai F hitung 36,374

    > F Tabel 2,706. Ini menandakan bahwa Gaya kepemimpinan (X1), Budaya

    Organisasi (X2) secara bersama mempunyai pengaruh terhadap Kinerja

    Karyawan (Y). Dengan demikian model regresi dalam penelitian ini adalah

    baik.

    Hubungan gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap

    kinerja karyawan tersebut sejalan dengan penelitian Doni Oktavianus Antou

    (2013) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dan budaya organisasi secara

    simultan dan parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dewi Sandy

    Trang (2013) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dan budaya organisasi

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

    Faktor yang paling mempengaruhi kinerja karyawan dalam penelitian

    ini adalah gaya kepemimpinan, hal ini dibuktikan dengan nilai Unstandarzed

    Coefficient terbesar, yaitu 0,096.

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 90

    2. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan

    Berdasarkan hasil perhitungan uji t menunjukan hasil nilai t hitung

    sebesar 8,515 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa variable gaya kepemimpinan berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. Bukit Asam (Persero)

    Tbk Cabang Jakarta Selatan.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

    dilakukan oleh Irwin Sebastian Layonardo dan Michael Adiwijaya (2016)

    yang menjelaskan adanya pengaruh yang signifikan dari hubungan gaya

    kepemimpinan dengan kinerja karyawan. Doni O. Antou (2013) yang

    menjelaskan bahwa bahwa gaya kepemimpinan secara simultan berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

    Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitan sebelumnya

    yang dilakukan oleh Dewi S.Trang (2013) menyatakan bahwa gaya

    kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja kaeyawan namun tidak

    signifikan. Guntur Bayu Saputro dan Dr. Ir. Hotlan Siagian, M.Sc. (2017)

    menyatakan bahwa gaya kepemimpinan tidak memiliki pengaruh positif

    terhadap kinerja karyawan.

    Dengan demikian membuktikan bahwa pemimpin harus senantiasa

    dapat merasakan apa yang dibutuhkan karyawan sehingga karyawan akan

    merasa puas. Yukl (2015) gaya kepemimpinan adalah proses mempengaruhi

    orang lain untuk memahami dan menyetujui apa yang dibutuhkan dalam

    melaksanakan tugas dan bagaimana melakukan tugas itu, serta proses untuk

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 91

    memfasilitasi upaya individu dan kolektif guna mencapat tujuan bersama.

    gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh

    seseorang pada saat mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau

    bawahan.

    3. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan

    Hasil perhitungan uji t menunjukkan hasil nilai t hitung sebesar -0,665

    dan nilai signivikansi sebesar 0,508 lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat

    disimpulkan bahwa variable budaya organisasi tidak berpengaruh secara

    positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bukit Asam (Persero)

    Tbk Cabang Jakarta Selatan. Dalam hal ini berarti hipotesis ditolak.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitain yang dilakukan oleh

    Fimce Masabe, Agus S. Soegoto, Jacky Sumarauw (2015) yang menjelaskan

    bahwa pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan tidak

    berpengaruh signifikan dan negative. Edward S. Maabuat (2016) yang

    menjelaskan bahwa budaya organisasi secara parsial berpengaruh negative

    terhadap kinerja pegawai.

    Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Dewi S.Trang (2013) yang menjelaskan budaya organisasi

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Irwin

    Sebastian Layonardo dan Michael Adiwijaya (2016) yang menjelaskan

    adanya pengaruh yang signifikan dari hubungan budaya organisasi dega

    kinerja karyawan.

    http://digilib.mercubuana.ac.id/