69
48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan 1. Survei Pendahuluan Pada tanggal 7 dan 8 April 2010 peneliti melakukan observasi pembelajaran matematika di kelas VIII-2. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran matematika di kelas tersebut. Adapun hasil observasi pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut: a) Metode yang digunakan guru adalah ekspositori, ceramah, dan penugasan. Guru menjelaskan materi, dan waktu lebih banyak dipergunakan untuk mengerjakan soal-soal latihan di LKS sebagai tugas. b) Selama proses pembelajaran matematika, siswa terlihat kurang mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, kebanyakan siswa malah mengobrol dengan teman sebangku atau teman belakang tempat duduknya oleh sebab itu kelas terdengar cukup berisik. c) Siswa masih merasa takut untuk bertanya dan mengajukan pendapat tentang materi pelajaran yang tidak dipahami atau belum dipahami dan banyak yang hanya diam saja. d) Dari 22 orang siswa hanya 10 orang siswa yang mencatat materi yang disampaikan guru, sisanya mencatat tetapi tidak lengkap. e) Siswa terlihat diam saja dengan ekspresi muka yang menunjukkan bosan dan mengantuk ketika pembelajaran matematika sedang berlangsung karena selama pembelajaran siswa hanya duduk dan memperhatikan guru mengajar di depan kelas. Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan tugas pada penelitian pendahuluan ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

48

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan

1. Survei Pendahuluan

Pada tanggal 7 dan 8 April 2010 peneliti melakukan observasi

pembelajaran matematika di kelas VIII-2. Kegiatan ini dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran matematika di kelas

tersebut. Adapun hasil observasi pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut:

a) Metode yang digunakan guru adalah ekspositori, ceramah, dan

penugasan. Guru menjelaskan materi, dan waktu lebih banyak

dipergunakan untuk mengerjakan soal-soal latihan di LKS sebagai

tugas.

b) Selama proses pembelajaran matematika, siswa terlihat kurang

mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, kebanyakan siswa

malah mengobrol dengan teman sebangku atau teman belakang tempat

duduknya oleh sebab itu kelas terdengar cukup berisik.

c) Siswa masih merasa takut untuk bertanya dan mengajukan pendapat

tentang materi pelajaran yang tidak dipahami atau belum dipahami

dan banyak yang hanya diam saja.

d) Dari 22 orang siswa hanya 10 orang siswa yang mencatat materi yang

disampaikan guru, sisanya mencatat tetapi tidak lengkap.

e) Siswa terlihat diam saja dengan ekspresi muka yang menunjukkan

bosan dan mengantuk ketika pembelajaran matematika sedang

berlangsung karena selama pembelajaran siswa hanya duduk dan

memperhatikan guru mengajar di depan kelas.

Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan tugas pada penelitian

pendahuluan ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

49

Gambar 1

Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika pada Penelitian

Pendahuluan

Pada tanggal 12 April 2010 peneliti memberikan soal tes kemampuan

komunikasi matematik pada pokok bahasan Lingkaran. Materi ini merupakan

materi yang telah diajarkan pada siswa sebelumnya. Kegiatan ini bertujuan

untuk mengukur kemampuan komunikasi matematik siswa. Kemudian setelah

siswa selesai mengerjakan tes kemampuan awal komunikasi matematik,

peneliti mensosialisasikan tentang pembelajaran matematika dengan

menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside-Outside Circle dan

bagaimana langkah-langkahnya disertai dengan pembagian kelompok.

Hasil tes awal kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi

lingkaran diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 46.75 dengan nilai terendah 20

serta nilai tertingginya 75 (terlampir). Dari data kemampuan awal komunikasi

matematik siswa, hanya 22,72% siswa yang sudah mencapai nilai KKM.

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan

komunikasi matematik siswa masih rendah Hal ini mendorong peneliti

melakukan suatu tindakan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi

matematik siswa dengan menggunakan suatu model alternatif yaitu Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside-Outside Circle. Hasil observasi

pembelajaran matematika di kelas, wawancara terhadap guru dan hasil tes

kemampuan awal komunikasi matematik siswa tersebut digunakan sebagai

bahan untuk merencanakan tindakan pada siklus I nanti.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

50

Selanjutnya peneliti berkonsultasi dan berdiskusi dengan guru

matematika untuk mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran yang telah

disusun sebelumnya untuk disesuaikan dengan kondisi kelas penelitian

sehingga peneliti dapat melaksanakan setiap tindakan pembelajaran sesuai

dengan sebagaimana mestinya. Sebelum proses pembelajaran disepakati

bahwa guru matematika kelas bertindak sebagai kolaborator dan peneliti

sebagai guru. Bersama dengan kolaborator, peneliti menyusun dan merancang

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Peneliti mengambil materi kubus dan balok serta prisma dan limas

sebagai materi untuk penelitian, karena materi tersebut sudah pernah siswa

pelajari waktu masih di SD walaupun sifatnya masih sederhana. Materi

tersebut sangat cocok diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Inside-Outside Circle karena siswa hanya tinggal mengulang dari apa yang

telah mereka dapat di SD, jadi siswa sudah memiliki pengetahuan awal untuk

materi tersebut.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I

Tindakan pembelajaran siklus 1 merupakan tindakan awal yang sangat

penting , hal ini dikarenakan analisis dari hasil tindakan pembelajaran tahap

ini akan dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran

selanjutnya. Pada tindakan pembelajaran siklus I sub pokok bahasan yang

disampaikan yaitu Sifat-sifat kubus dan balok, menghitung diagonal bidang

dan diagonal ruang pada kubus dan balok, menghitung luas bidang diagonal

pada kubus dan balok, luas permukaan kubus dan balok, serta volume kubus

dan balok.

a) Tahap perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah

mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat

instrumen-instrumen penelitian, yang terdiri dari lembar observasi guru

pada KBM, lembar observasi kemampuan komunikasi matematik siswa,

lembar observasi kerjasama kelompok, jurnal harian siswa, alat

dokumentasi, membuat lembar tugas diskusi untuk tiap pertemuan dan

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

51

soal tes kemampuan komunikasi matematik siklus I. Semua persiapan ini

peneliti lakukan bersama kolaborator.

Lembar tugas diskusi dibuat sendiri oleh peneliti sebagai alat bantu

proses pembelajaran agar diskusi dengan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Inside-Outside Circle bisa lebih terarah. Lembar soal tes siklus I

dibuat untuk mengetahui perkembangan kemampuan komunikasi

matematik siswa. Lembar observasi digunakan untuk mengukur aspek-

aspek kemampuan komunikasi matematik siswa selama proses

pembelajaran berlangsung yang menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Inside-Outside Circle. Jurnal harian siswa digunakan

untuk mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran matematika

yang dilakukan pada setiap pertemuan, sedangkan lembar observasi

kelompok digunakan untuk melihat bagaimana kerjasama siswa dalam

kelompoknya.

Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran

dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside-

Outside Circle ini dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik

siswa. Target yang ingin dicapai pada siklus I ini yaitu siswa mengalami

peningkatan kemampuan komunikasi matematiknya, dan memiliki respon

yang positif terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside-Outside

Circle yang dilaksanakan di kelas.

b) Tahap Pelaksanaan

Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dengan alokasi waktu

(2x30 menit) tiap pertemuannya. Kegiatan ini dilakukan dari tanggal 13 -

28 April 2010 sebanyak 5 pertemuan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

siklus I dapat dilihat pada lampiran 1.

1) Pertemuan pertama (Selasa, 13 April 2010)

Pertemuan pertama pokok bahasan yang akan dipelajari adalah sifat-

sifat kubus dan balok. Pada pertemuan ini ada 2 orang siswa yang tidak

hadir, 1 orang sakit dan 1 orang tanpa keterangan. Kegiatan ini diawali

dengan membuka kegiatan pembelajaran dan apersepsi. Guru melakukan

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

52

apersepsi dengan cara mengingatkan siswa sekilas tentang kubus dan

balok. Guru mata pelajaran hadir sebagai observer untuk mengamati dan

memberikan penilaian ketika proses pembelajaran berlangsung kemudian

dicatat pada lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan

informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.

Kegiatan pembelajaran selanjutnya penyampaian tujuan pembelajaran

oleh guru. Kemudian guru memberikan penjelasan lagi secara sekilas

langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside-Outside

Circle dan meminta siswa duduk atau mengambil posisi dalam kelompok-

kelompok belajar yang telah ditentukan sebelumnya. Kelompok inside

berada pada posisi dalam lingkaran dan kelompok outside berada pada

posisi luar.

Pembagian kelompok sudah dilaksanakan pada pertemuan

sebelumnya yaitu pada saat peneliti melakukan pra penelitian, peneliti

bersama guru matematika kelas membagi kelompok menjadi 8 kelompok

dari 22 siswa yaitu 12 perempuan dan 10 laki-laki. 6 kelompok terdiri dari

3 siswa dan 2 kelompok terdiri dari 2 siswa. Setiap kelompok dicapur

antara laki-laki dan perempuan, namun siswa dengan peringkat 1-8 teratas

disebar pada setiap kelompok berbeda.

Siswa sudah duduk bersama kelompoknya dengan posisi yang telah

ditentukan. Kemudian peneliti bersama observer membagikan lembar

tugas diskusi pada tiap kelompok. Setiap kelompok mengerjakan lembar

tugas diskusi berisi materi dan soal yang berkaitan dengan sifat-sifat kubus

dan balok yang berbeda. Peneliti menginstruksikan bahwa waktu untuk

mengerjakan lembar tugas diskusi ± 10 menit.

Pada saat mengerjakan lembar tugas diskusi (1), antara siswa Inside

dan Outside yang saling berhadapan mendapat isi lembar tugas diskusi (1)

yang sama. Pada pertemuan pertama ini terlihat sebagian besar siswa

terihat kurang memperhatikan apa yang diperintahkan peneliti dan masih

belum kompak dalam bekerja sama. Suasana kelas menjadi ribut karena

ada beberapa siswa yang masih bercanda di dalam kelas, tetapi observer

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

53

1. Perhatikan gambar ! Bangun apakah gambar tersebut ? kubus Tentukan : a. Rusuk : d. Diagonal ruang

AB, BC, AD,DC, EF, EH, GH, HB, FD, AG, DF GF,HD, EA, FB, GC

b. Sisi/bidang e. Bidang diagonal ABFE, BCGF, DCGH, ADEH BDFH, EGAC ABCD, EFGH .

c. Diagonal bidang AF, BE, BG, FC, CH, DG, AH, ED, AC, BD, EG, HF

2. Sebutkan benda-benda di sekitar kamu yang berbentuk kubus ! Tempat spidol, lemari, monitor komputer

berusaha menegur mereka dan meminta siswa bekerja kembali. Selama

mengerjakan lembar tugas diskusi ada kelomok yang mengerjakannya

dengan bantuan buku paket dan LKS dari sekolah dan ada juga yang

menggunakan kerangka kubus dan balok yang sudah mereka buat sebagai

tugas pada pertemuan pertama. Pada saat diskusi kelompok, terlihat siswa

yang pintar masih mendominasi kegiatan diskusi, siswa yang lainnya

cenderung diam dan hanya sedikit yang mencoba bertanya kepada siswa

yang pintar. Kemudian masih banyak sekali siswa yang bertanya kepada

guru apa yang mereka belum pahami. Berikut ini petikan jawaban siswa

dari Lembar Tugas Diskusi (1) kelompok 1 (outside):

Dari jawaban kelompok 1 (outside) terlihat siswa cukup mampu

merefleksikan dari gambar ke dalam kalimat matematika dengan

menunjukkan sifat-sifat kubus. Ini artinya kemampuan drawing mereka

cukup baik. Kemudian kemampuan mathematical expression mereka juga

cukup baik terlihat dari mereka mampu menyebutkan benda-benda dalam

kehidupan sehari-hari yang berbentuk kubus. Dilihat dari aspek-aspek

kemampuan komunikasi pada pertemuan pertama ini kemampuan

komunikasi matematik mereka cukup baik. Namun pada beberapa

kelompok lain siswa yang pintar lebih banyak mendominasi, yang lainnya

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

54

d. Buatlah gambar sebuah balok KLMN.OPQR! Kemudian, Tentukan : a. Rusuk d. Diagonal ruang

KL, KN, NM, ML, LO, OP, LQ, RM, KP, NO PQ, QR, KR, RO, MP, NQ

b. Sisi/bidang e. Bidang diagonal LMNK, LORK, LMPO, MPQN, KRMP, NQLO, RQLM, KNOP OPQR, KNQR

c. Diagonal bidang KM, LN, MQ, NP, LP, OM, OQ,

e. Sebutkan benda-benda di sekitar kamu yang berbentuk balok ! Tempat pensil, lemari, meja

K

L

M

OP

Q

R

N

belum terlihat mengungkapkan argumennya, ini berarti kemampuan

kerjasama siswa belum terlihat. Hal ini bisa dilihat pada Lembar Observasi

Kelompok pada pertemuan 1, skor rata-ratanya masuk ke dalam kategori

rendah.

Siswa juga masih sulit membedakan antara diagonal bidang dengan

bidang diagonal, hal ini terlihat masih kurang lengkapnya jawaban siswa

mengenai bidang diagonal. Demikian juga kemampuan siswa

merefleksikan kalimat matematika ke dalam gambar masih kurang, hal ini

dapat dilihat dari petikan jawaban siswa pada kelompok 4 (inside) :

Dari petikan jawaban kelompok 4 (inside) terlihat kemampuan

drawing siswa masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari siswa kurang baik

dalam menggambar sketsa balok. Kemudian tata cara penamaan balok

tersebut masih acak, sehingga agak membingungkan kelompok lain ketika

mendapat penjelasan dari kelompok 4 (inside).

Setelah siswa menyelesaikan Tugas diskusi (1) dalam waktu yang

ditentukan dan sudah memastikan jawaban siswa sudah tepat walaupun

belum lengkap, peneliti meminta kelompok outside berputar berlawanan

arah jarum jam, sehingga bertemu dengan kelompok inside yang baru,

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

55

kemudian peneliti menginstruksikan untuk menerangkan hasil diskusi

masing-masing kelompok selama 7 menit, begitu seterusnya sampai

kelompok outside kembali pada kelompok inside asal. Peneliti

menyampaikan kepada siswa bahwa semua mendapat giliran yang sama

untuk menjelaskan pada kelompok lain.

Di sini masih terlihat siswa bingung dan peneliti butuh waktu untuk

mengatur posisi siswa. Kemudian kemampuan written text siswa masih

rendah. Hal ini terlihat dari siswa masih terlihat malu-malu untuk

menjelaskan hasil diskusi dan argumennya kepada kelompok lain.

Sehingga mereka masih ribut sendiri dan saling mengandalkan temannya

untuk menerangkan. Siswa juga terlihat tidak mendengarkan kelompok

lain saat menjelaskan hasil diskusi mereka. Hanya 2 kelompok yang

mencatatat hasil diskusi mereka dengan kelompok lain, selebihnya hanya

mendengarkan saja. Kemampuan Mathematical Expression mereka pada

pertemuan ini cukup baik karena, mereka mampu menyebutkan benda-

benda yang ada di lingkungan sekitar yang berbentuk kubus dan balok,

karena pertanyaannya pun masih relatif mudah.

Pada pertemuan pertama ini siswa masih pasif. Terlihat siswa masih

malu-malu untuk menjelaskan hasil diskusi kelompok pada temannya,

sehingga saling mengandalkan. Kemudian tidak ada yang bertanya ketika

temannya menjelaskan. Hal tersebut terjadi karena siswa belum terbiasa

dengan cara belajar seperti ini.

Pada kegiatan akhir pembelajaran, peneliti melakukan evaluasi dengan

menanyakan materi apa yang masih kurang dimengerti, dan menunjuk

beberapa siswa secara acak untuk menyimpulkan materi yang tadi

dipelajari. Dari 3 orang yang ditunjuk peneliti secara acak 2 orang dapat

menjawab benar pertanyaan dari peneliti. Peneliti juga memberi tugas pada

masing-masing kelompok untuk membaca materi tentang diagonal bidang

dan diagonal ruang pada kubus dan balok. Setelah itu peneliti memberikan

angket kepada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap

pembelajaran pada pertemuan ini.

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

56

2) Pertemuan kedua (Rabu, 14 April 2010)

Pada pertemuan kedua pokok bahasan yang akan dipelajari adalah

menentukan panjang diagonal bidang dan diagonal ruang pada kubus dan

balok. Pada pertemuan ini terdapat 2 orang tidak hadir karena sakit.

Kegiatan pembelajaran diawali membuka kegiatan pembelajaran dengan

cara mengulang sedikit materi sebelumnya terutama mengenai diagonal

bidang dan diagonal ruang pada kubus dan balok dan mengingat kembali

teorema phytagoras.

Siswa sudah mulai mengerti bahwa pada setiap pembelajaran harus

sudah duduk dengan kelompoknya masing-masing dengan posisi yang

sama. Namun masih ada saja kelompok siswa yang belum menempati

posisinya, sehinnga peneliti perlu mengaturnya lebih tegas lagi. Seperti

biasa guru memberikan lembar tugas diskusi (2) kepada masing-masing

kelompok yang berisi materi “bidang diagonal kubus dan balok”.

Sebagian siswa terlihat sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing dalam

kelompok. Pada saat mengerjakan sebagian besar kelompok menggunakan

bantuan buku paket dari sekolah dan LKS dari sekolah.

Pada saat siswa mengerjakan lembar tugas diskusi (2), peneliti

bersama observer berkeliling seperti sebelumnya untuk memantau

pekerjaan siswa dari kelompok satu ke kelompok lainnya. Siswa masih

sangat ribut ketika mengerjakan. Namun, terlihat antusias siswa mulai

meningkat dan aktif bertanya kepada peneliti apa saja yang mereka tidak

mengerti walaupun kelas menjadi berisik. Observer berusaha

menenangkan siswa untuk tidak berisik dalam mengerjakan tugas-tugas

dalam lembar tugas diskusi (2). Pada saat kelompok siswa bertanya kepada

peneliti, peneliti berusaha mengarahkan dan memberi petunjuk kepada

kelompok tersebut agar siswa menjadi paham.

Beberapa kelompok siswa mulai terlihat sibuk mengerjakan soal pada

lembar tugas diskusi namun kerjasama siswa belum terlalu terlihat, karena

siswa membagi-bagi tugas untuk dikerjakan tetapi soal yang dikerjakan

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

57

Perhatikan gambar ! a. Buatlah garis AF pada gambar kubus di samping !

Jika panjang rusuk kubus tersebut 6 cm. Tentukan panjang AF! Dik : rusuk = …6.. cm Dit : Diagonal bidang AF ? Jawab :

b. Dengan cara yang sama tentukan panjang diagonal bidang BG !

c. Bandingkan hasil jawaban a dan b! Bagaimana hasilnya ?

anggota kelompok lain mereka tidak mau tahu. Anggota kelompok lainnya

hanya fokus untuk mengerjakan soal yang menjadi bagiannya. Tetapi

masih ada juga beberapa kelompok yang hanya mengobrol dan

mengganggu siswa yang lain, walaupun sudah ditegur berulang-ulang

siswa hanya diam sejenak tetapi tetap mengulanginya. Akhirnya peneliti

mendampingi kelompok tersebut untuk mengerjakan tugasnya. Berikut ini

petikan jawaban Lembar Tugas Diskusi (2) yang dikerjakan kelompok 1

(outside) :

Hasilnya sama karena setiap rusuknya sama panjang

Dari jawaban kelompok 3 (outside) terlihat siswa cukup mampu

merefleksikan soal dalam kalimat matematika ke dalam gambar hal ini

bisa dilihat dari petikan jawaban siswa pada lembar tugas diskusi, siswa

menggambar diagonal AF (drawing) dengan benar, namun masih ada

kelompok yang menggambar diagonal bidang dan diagonal ruang masih

keliru dan tertukar. Siswa juga sudah bisa menulis apa yang diketahui dari

soal ke dalam kalimat matermatika (written text), namun argumen mereka

masih terlihat kurang, hal ini terlihat siswa masih belum mampu

mengungkapkan argumennya dengan bahasa sendiri dan tidak sistematis.

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

58

Sebagian besar siswa sudah bisa menghitung diagonal bidang pada

kubus dan balok karena mereka sudah paham mengenai dalil phytagoras,

tetapi mereka tidak yakin jawaban mereka benar ketika hasilnya tidak

dapat diakar kuadratkan karena mereka belum bisa menyederhanakan

bentuk akar.

Setelah waktu habis untuk menyelesaikan lembar tugas diskusi (2),

maka sekarang giliran kelompok inside circle yang berputar posisi,

sedangkan kelompok outside circle tetap pada posisinya. Kemudian

mereka berbagi dengan pasangan kelompok baru dalam waktu yang telah

ditentukan dan seterusnya.

Pada pertemuan ini kemampuan siswa mengungkapkan argumen

masih kurang baik. Terlihat dari siswa masih tampak malu-malu apalagi

ketika harus menerangkan pada siswa dalam kelompok lain yang berbeda

jenis kelamin. Kemudian, sebagian besar siswa laki-laki ribut sendiri.

Mereka kurang memperhatikan ketika siswa dari kelompok lain

menjelaskan hasil diskusinya dan jarang mengungkapkan pemikiran-

pemikirannya. Siswa masih tampak malu untuk bertanya pada kelompok

lain apabila penjelasan dari kelompok lain masih kurang dipahami.

Namun, pada pertemuan ini masih lebih baik dari pertemuan sebelumnya

karena siswa sudah paham langkah-langkah model pembelajaran

kooperatif tipe Inside-Outside Circle sehingga waktu diskusi mereka jadi

tidak terbuang.

Pada kegiatan akhir pembelajaran peneliti melakukan evaluasi dengan

menanyakan materi apa yang masih kurang dimengerti, dan mengajukan

pertanyaan seputar materi yang dipelajari. Kemudian peneliti bersama

siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Peneliti juga memberi

tugas pada masing-masing kelompok untuk membaca materi tentang luas

bidang diagonal pada kubus dan balok. Kemudian peneliti memberikan

angket kepada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap

pembelajaran pada pertemuan ini.

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

59

3) Pertemuan ketiga (Kamis, 15 April 2010)

Pada pertemuan ketiga pokok bahasan yang akan dipelajari adalah

menentukan luas bidang diagonal pada kubus dan balok. Pada pertemuan

ketiga ini terapat 1 orang diantaranya tidak hadir karena sakit dan observer

sudah hadir untuk memberikan penilaian dalam kelas. Kegiatan

pembelajaran diawali dengan apersepsi dengan mengulang sedikit materi

mengenai bidang pada hubus dan balok.

Siswa mulai mengerti bahwa pada setiap pembelajaran harus sudah

duduk dengan kelompoknya masing-masing. Seperti biasa guru

memberikan lembar tugas diskusi (3) kepada masing-masing kelompok

yang berisi materi “luas bidang diagonal kubus dan balok” . Kelompok 1

dan 3 (inside dan outside) mengerjakan tugas diskusi berisi luas bidang

diagonal kubus, Kelompok 2 dan 4 (inside dan outside) mengerjakan

tugas diskusi berisi luas bidang diagonal balok. Siswa terlihat sibuk

membagi tugas kepada teman-teman dalam kelompoknya dan pada saat

mengerjakan siswa menggunakan bantuan buku paket dan LKS dari

sekolah.

Selama mengerjakan lembar tugas diskusi (3), peneliti bersama

observer berkeliling seperti sebelumnya untuk memantau pekerjaan siswa.

Siswa masih sangat ribut ketika mengerjakan lembar tugas diskusi (3).

Siswa berebut untuk bertanya cara menyelesaikan soal yang terdapat pada

lembar tugas diskusi (3). Namun, peneliti senang karena antusias siswa

mulai kelihatan meningkat dan mulai aktif bertanya kepada peneliti apa-

apa yang tidak mengerti walaupun kelas menjadi berisik. Siswa banyak

yang bertanya pada peneliti maupun observer karena siswa merasa materi

kali ini cukup sulit. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang

berkomentar materinya sulit pada lembar jurnal harian. Observer meminta

siswa untuk tidak berisik dalam mengerjakan tugas-tugas dalam lembar

tugas diskusi (3). Pada saat kelompok siswa bertanya kepada peneliti,

peneliti berusaha mengarahkan dan memberi petunjuk kepada kelompok

tersebut agar siswa menjadi paham.

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

60

a. Pada kubus ABCD.EFGH berikut, ABGH adalah bidang diagonal. Berbentuk apakah bidang-bidang diagonal pada kubus? Persegi panjang

b. Jika panjang rusuk AB = 12 cm, maka tentukan luas bidang diagonal ABGH ! Dik : Dit : Jawab : = 122 + 122 BG = 144 + 144 = Luas ABGH = 12 x

c. Dengan cara yang sama tentukan panjang diagonal bidang ACEG ! Dik : Dit : Jawab : = 122 + 122

= 144 + 144 = = 12 x

Sebagian kelompok sudah mampu untuk menyelesaikan lembar tugas

diskusi (3), dan membagi-bagi tugas pada masing-masing anggota. Tetapi

masih ada kelompok yang hanya mengandalkan satu orang saja dan yang

lainnya mengobrol. Selama mereka mengerjakan Lembar Tugas Diskusi

(3), peneliti berkeliling lagi untuk memastikan argumen dan jawaban

mereka sudah tepat dan benar. Berikut ini petikan jawaban Lembar Tugas

Diskusi (2) yang dikerjakan kelompok 1 (inside) :

Terlihat dari petikan isi lembar tugas diskusi (3) yang dikerjakan oleh

kelompok 3 (Outside), mereka belum menulis apa yang diketahui pada

soal dengan baik. Dalam penyelesaian soal, mereka mampu

menyelesaikannya dengan bahasa mereka sendiri dibantu dengan melihat

rumus yang ada di buku paket, tanpa bertanya pada peneliti maupun

observer.

Namun, masih banyak kelompok yang kebingungan untuk

menyelesaikan lembar tugas diskusi. Karena berdasarkan angket yang

diberikan rata-rata siswa berpendapat bahwa materi luas bidang diagonal

itu sulit. Sehingga peneliti bersama observer membantu mereka untuk

mengarahkan pada jawaban yang benar.

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

61

Kemudian kemampuan mathematical expression mereka juga masih

kurang. Hal ini dapat dilihat dari petikan jawaban salah satu kelompok

pada lembar tugas diskusi. Jawaban mereka baru sebatas menentukan luas,

namun belum sampai pada penyelesaian masalah yang ditanyakan. Berikut

ini petikan soal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang

dikerjakan oleh siswa secara berkelompok :

1. Sebuah kandang berbentuk balok berukuran panjang 24 dm, lebar 7 dm, dan tinggi 8 dm disekat menjadi dua ruang seperti tampak pada gambar. Jika papan pemisah tersebut dicat pada dua sisinya dan setiap 1 dm3 membutuhkan 15 ml cat, maka berapa ml cat yang diperlukan ! Dik : p = 24 t = 8 l = 7 Dit : berapa ml cat yang dibutuhkan

Jawab : DB = =

= = 25

= 25 x 8 = 200 dm2

Dari petikan isi lembar tugas diskusi (3) tersebut, terlihat siswa cukup

baik untuk menyatakan soal mengenai bidang diagonal kubus yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari ke dalam kalimat atau simbol

dalam matematika, namun ketika tahap penyelesaian mereka belum selesai

sampai menemukan jawaban yang ditanyakan. Tetapi argumen mereka

sudah mendekati benar.

Pada pertemuan ini, ketika kelompok outside mulai berputar

kemampuan siswa mengungkapkan argumen lebih baik dari pertemuan

sebelumnya. Hal ini terlihat dari siswa yang mulai mencoba menjelaskan

dengan argumennya sendiri yang ditulis pada lembar tugas diskusi,

walaupun masih kurang lancar karena masih kurang percaya diri padahal

argumen mereka sudah benar. Ketika kelompok yang mendapat materi

kubus dengan kelompok yang mendapat materi balok bertemu, siswa lebih

serius memperhatikan karena memang belum tahu sama sekali dengan

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

62

materi kelompok diskusi lain. Namun ketika berputar, siswa bertemu

dengan kelompok yang sama membahas kubus, perhatian mereka

berkurang ketika kelompok lain menjelaskan argumennya karena mereka

mengganggap sudah bisa. Kemudian terlihat hanya siswa yang pintar

dalam kelompoknya saja yang mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan

terkait tentang argumen kelompok lain tentang cara mencari luas bidang

diagonal, ketika kelompok lain menerangkan hasil diskusinya. 4 dari 8

kelompok yang ada sudah mulai mencatat hasil diskusi mereka dengan

kelompok lain.

Pada pertemuan kali ini, kemampuan drawing, written text, dan

mathematical expression siswa sudah mulai ada peningkatan walaupun

sedikit. Siswa sudah mulai mau berargumen dalam diskusi dengan

kelompok lain, dan mengajukan pendapat serta pertanyaan-pertanyaan

walaupun hanya sebagian saja.

Pada kegiatan akhir pembelajaran peneliti melakukan evaluasi dengan

menanyakan materi apa yang masih kurang dimengerti, dan mengajukan

pertanyaan seputar materi yang dipelajari serta bersama-sama siswa

menyimpulkan materi yang tadi dipelajari. Peneliti juga memberi tugas

pada masing-masing kelompok untuk membaca materi tentang luas

permukaan pada kubus dan balok dan memberikaN tugas setiap kelompok

untuk membuat jaring-jaring kubus dan balok dari karton. Kemudian

peneliti memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui respon siswa

terhadap pembelajaran pada pertemuan ini.

4) Pertemuan keempat (Selasa, 27 April 2010)

Pokok bahasan yang akan dipelajari adalah Luas Permukaan Kubus dan

Balok. Pada pertemuan ini terdapat 1 orang yang tidak hadir karena sakit.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi, yaitu menunjuk salah satu

siswa untuk menjawab materi sebelumnya. Kelas sudah mulai rapih karena

siswa sudah duduk dengan masing-masing kelompoknya pada posisi

biasanya, dan sudah kelihatan bersemangat untuk memulai pertemuan kali ini.

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

63

Peneliti bersama observer membagikan lembar tugas diskusi (4)

dengan materi “Luas Permukaan Kubus dan Balok” kepada setiap

kelompok. Masing-masing kelompok sudah sibuk membagi tugas kepada

teman-teman kelompoknya. Kerjasama siswa dalam kelompok mulai

terlihat membaik ketika mengerjakan lembar tugas diskusi (4) walaupun

siswa pandai masih lebih mendominasi dalam kelompok tetapi siswa lain

berusaha untuk mengerti juga. 6 dari 8 kelompok yang ada sudah terlihat

mendiskusikan dan menyusun argumennya masing-masing dengan baik

untuk menentukan luas permukaan kubus atau balok.

Peneliti bersama observer berkeliling seperti biasa memantau siswa

dalam mengerjakan lembar tugas diskusi (4). Pada proses pembelajaran

pertemuan 4 ini, peneliti sudah merasakan keringanan ketika berkeliling

karena kelompok siswa sudah terlihat lebih rapih dan teratur. Siswa yang

sering mengobrol dan membuat gaduh sudah mau mengerjakan lembar tugas

diskusi (4) walaupun belum sepenuhnya mengerti dan peneliti berusaha

memberi pengarahan dan penjelasan kepada siswa. Berikut ini petikan

jawaban lembar tugas diskusi (4) yang dikerjakan kelompok 1 (inside) :

a. Perhatikan gambar ! Sebutkan bidang pada gambar kubus disamping ! EFAB, BCFG, HGDC, HDEA, HGEF, ABCD Berbentuk apakah bidang pada kubus tersebut ? Persegi

b. Jika panjang rusuk kubus tersebut 7 cm. Tentukan Luas permukaannya ! Dik : panjang rusuk = 7 Dit : Luas permukaannya? Jawab : ABEF = s x s = 7 x 7 = 49 ABDC = s x s = 7 x 7 = 49 BCFG = s x s = 7 x 7 = 49 ADEH = s x s = 7 x 7 = 49 DCHG = s x s = 7 x 7 = 49

EFHG = s x s = 7 x 7 = 49 +

Luas permukaan = 294

Terlihat dari petikan jawaban Lembar Tugas Diskusi (3) yang

dikerjakan oleh kelompok 1(inside), rata-rata siswa sudah mampu

merefleksikan gambar ke dalam kalimat matematika. Kemudian terlihat

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

64

juga siswa sudah mampu mencari luas permukaan balok dengan cara

mereka sendiri dan jawabannya pun sudah tepat.

Dari 8 kelompok, 7 kelompok sudah mampu menulis apa yang

diketahui pada soal dengan baik walaupun belum sepenuhnya benar. Siswa

juga sudah mampu membuat argumen dengan bahasanya sendiri,

walaupun masih ada siswa yang menggunakan rumus sama dengan yang

ada di buku paket. Namun, 3 kelompok masih kurang lengkap dalam

menjawab sehingga masih membingungkan kelompok lain.

Setelah selesai mengerjakan lembar tugas diskusi, pada pertemuan kali

ini, giliran kelompok inside yang berputar. Ketika kelompok inside

berputar searah jarum jam, maka siswa sudah berhadapan dengan

kelompok outside yang baru. Kemudian siswa mempresentasikan hasil

lembar tugas diskusi (4) dengan kelompok baru tersebut. Pada pertemuan

kali ini siswa sudah mulai terbiasa dan tidak malu-malu seperti pada

pertemuan sebelumnya untuk berdiskusi dengan kelompok lain.

Kemampuan siswa mengungkapkan argumennya lebih baik dari

pertemuan sebelumnya. Terlihat dari siswa mulai mencoba menjelaskan

dengan argumennya yang sudah ditulis pada lembar tugas diskusi dengan

bahasa sendiri. Tetapi, masih terlihat kurang percaya diri padahal

argumennya sudah benar. Siswa juga sudah bisa membedakan mana

gambar jaring-jaring kubus mana yang bukan. Bahkan ada salah satu

kelompok menggunting-gunting kubus yang mereka buat dari karton untuk

dapat menggambar jaring-jaring balok yang benar.

Ketika kelompok yang mendapat materi kubus dengan kelompok yang

mendapat materi balok bertemu, kelompok 3 dan 4 baik inside maupun

outside agak kesulitan untuk menyampaikan argumennya mengenai cara

mencari luas permukaan balok, sehingga siswa dari kelompok lain pun

tidak paham dengan penjelasan mereka. Kemudian hanya sedikit siswa

bertanya pada kelompok lain tentang cara mencari luas bidang diagonal,

ketika kelompok lain menerangkan hasil diskusinya. Dan 4 dari 8

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

65

kelompok yang ada sudah mulai mencatat hasil diskusinya dengan

kelompok lain.

Pada kegiatan akhir pembelajaran peneliti melakukan evaluasi dengan

menanyakan materi apa yang masih kurang dimengerti, seperti yang sudah

dipaparkan sebagian besar mereka masih kurang paham dengan cara

mencari luas permukaan balok. Kemudian peneliti menjelaskan sedikit

mengenai luas permukaan balok dan memberikan rumusnya. Peneliti juga

mengajukan pertanyaan seputar materi yang dipelajari dan bersama-sama

siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Peneliti juga memberi

tugas pada masing-masing kelompok untuk membaca materi tentang

volume kubus dan balok. Kemudian peneliti memberikan angket kepada

siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran pada

pertemuan ini.

5) Pertemuan kelima (Rabu, 28 April 2010)

Pokok bahasan yang akan dipelajari adalah volume Kubus dan Balok.

Pada pertemuan kelima ini terdapat 2 orang siswa yang tidak hadir karena

izin. Peneliti mereview pembelajaran pada pertemuan sebelumnya untuk

mengingatkan siswa agar tidak lupa. Kelas sudah mulai rapih karena siswa

sudah duduk dengan masing-masing kelompoknya, dan sudah menempati

dan sudah kelihatan bersemangat untuk memulai pertemuan kali ini.

Peneliti bersama observer membagikan lembar tugas diskusi (5) yang

berisi materi “volume kubus dan balok” kepada setiap kelompok dan

berkeliling seperti biasa memantau siswa dalam mengerjakan lembar tugas

diskusi (5). Siswa sudah terlihat mulai sibuk mengerjakan lembar tugas

diskusi (5) dengan membagi tugas kepada teman-teman kelompoknya

tanpa instruksi dari peneliti terlebih dahulu sehingga proses menyelesaikan

lembar tugas diskusi (5) dapat selesai tepat waktu. Kerjasama siswa dalam

kelompok mulai terlihat membaik ketika mengerjakan lembar tugas

diskusi (5). Walaupun siswa pandai masih mendominasi dalam kelompok

tetapi siswa lain berusaha untuk mengerti juga dengan bertanya dan

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

66

memperhatikan penjelasan dari siswa yang pintar. Kemudian masih

terlihat ada 3 kelompok yang belum aktif dalam mengerjakan lembar tugas

diskusi (5). Berikut ini petikan jawaban dari lembar tugas diskusi (5) yang

dikerjakan oleh kelompok 3 outside :

a. Ada berapa kubus kecil yang terdapat pada susunan gambar tersebut ! 18 kubus = 3 x 2 x 3

b. Jika panjang SR = 24 cm, UV = 18 cm, dan VR = 8 cm. Tentukan volume balok PQRS.TUVW ! Dik : SR = 24 cm UV = 18 cm VR = 8 cm Dit : volume balok PQRS.TUVW ? Jawab : = p x l x t = 24 x 18 x 8 = 432 x 8 = 3456 cm3

Terlihat dari petikan jawaban lembar tugas diskusi (5) yang

dikerjakan oleh kelompok 3 (Outside), siswa sudah mampu merefleksikan

gambar ke dalam kalimat matematika. Siswa juga sudah mampu

mengungkapkan argumennya dengan baik. Terlihat dari petikan lembar

tugas diskusi, argumen siswa sudah benar, karena sebetulnya pada materi

ini siswa hanya mengulang dari Sekolah Dasar. Sehingga dapat

disimpulkan kemampuan drawing dan written text siswa sudah mulai

meningkat.

Pada pertemuan ini, giliran kelompok outside yang berputar. Ketika

kelompok outside berputar searah jarum jam, maka siswa sudah

berhadapan dengan kelompok inside yang baru. Kemudian siswa

mempresentasikan hasil lembar tugas diskusi(5) dengan kelompok baru

tersebut dengan waktu yang ditentukan. Pada pertemuan kali ini siswa

sudah mulai terbiasa dan terlihat lebih percaya diri untuk memaparkan

argumennya dalam lembar tugas diskusi(5), terlihat memang benar mereka

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

67

menguasai materi tersebut. Karena menguasai materi maka mereka jadi

lebih bersemangat untuk memperhatikan dan mendengarkan kelompok

lain dalam memaparkan hasil lembar tugas diskusi(5)nya. Kemudian

mereka sudah mulai aktif bertanya apalagi ketika ada kelompok yang

membahas soal yang berbeda dari yang biasanya. Rasa ingin tahu mereka

mulai meningkat.

Siswa juga mampu menyelesaikan soal-soal yang berhubungan

dengan volume kubus dan balok yang terkait dengan kehidupan sehari-hari

walaupun belum sepenuhnya. Karena sedikit dibantu dalam memahami

soal tersebut oleh peneliti. Siswa juga mampu menjelaskannya kepada

kelompok lain. Kemudian dalam menjelaskan soal kepada kelompok lain

ada beberapa siswa yang menjelaskannya dengan menggunakan bantuan

gambar sehingga siswa lain menjadi mudah memahaminya.

Pada kegiatan akhir pembelajaran peneliti melakukan evaluasi dengan

menanyakan materi apa yang masih kurang dimengerti. Kemudian peneliti

mengajukan pertanyaan seputar materi yang dipelajari serta bersama-sama

siswa menyimpulkan materi yang tadi dipelajari. Peneliti juga

mengumumkan bahwa untuk pertemuan selanjutnya yaitu ulangan harian

dengan materi ”kubus dan balok”. Kemudian peneliti memberikan angket

kepada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran pada

pertemuan ini.

6) Pertemuan keenam (Kamis, 29 April 2010)

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membuka pembelajaran dan

memeriksa absensi siswa, dan semua siswa hadir. Pertemuan ini tidak dibagi

kelompok karena akan dilaksanakan tes akhir siklus 1. Tes ini berbentuk

essai yang telah di uji validitas isi oleh ahli, dalam hal ini dosen

pembimbing. Soal berjumlah 6 butir yang terdiri dari menjelaskan sifat-

sifat kubus dan balok, menghitung panjang rusuk pada kubus dan balok,

menentukan jaring-jaring kubus dan balok, menghitung luas permukaan

kubus dan balok, dan menentukan volume kubus dan balok. Tes ini

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

68

dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemapuan komunikasi matematik

siswa.

Tes ini dilaksanakan selama 60 menit. Selama proses berlangsung,

suasanapun menjadi sepi dan hening namun masih ada beberapa siswa

yang masih menyontek dengan teman sebangkunya dan peneliti segera

menegurnya. Setelah waktu habis siswa segera mengumpulkan lembar

jawaban tes dan pada pertemuan ini siswa tidak diberikan lembar jurnal

harian siswa.

Di akhir waktu sebelum siswa mengumpulkan soal dan jawaban

mereka, peneliti menugaskan mereka untuk membuat kerangka prisma dan

limas untuk pertemuan selanjutnya, adapun pembagian kelompoknya

sebagai berikut :

Kelompok 1 (inside dan outside) : kerangka prisma alas segienam

Kelompok 2 (inside dan outside) : kerangka prisma alas segitiga

Kelompok 3 (inside dan outside) : kerangka limas alas segitiga

Kelompok 4 (inside dan outside) : kerangka limas alas persegi

c) Tahap Observasi dan analisis

Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Guru kelas (observer) melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle dan kemampuan komunikasi

matematik siswa secara lisan selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan

kemampuan komunikasi matematik siswa secara lisan melalui lembar observasi

dapat dilihat pada tabel 6 berikut:

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

69

Tabel 6

Rekapitulasi Persentase Hasil Observasi Kemampuan Komunikasi

Matematik Siswa Siklus I

Aspek Kemampuan Komunikasi

Matematik (KKM)

Skor total

Rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa pertemuan ke - Rata2 tiap

kemampuan1 2 3 4 5

Written Text 25 49,80% 49,60% 50,67% 65,90% 70,00% 57,20% Drawing 10 50,00% 48,50% 51,90% 52,86% 64,00% 53,45% Mathematical Expression 10 42,50% 41,00% 46,67% 43,33% 58,50% 46,40%

Rata2 (%) 47,43% 46,36% 49,74% 54,03% 64,16% Rata2 KKM siswa

siklus I 52,34%

Skor normal 27 60%

Berdasarkan tabel 6, diperoleh informasi bahwa kemampuan komunikasi

matematik siswa pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Written Text

Written Text meliputi kemampuan komunikasi matematik yang berupa

kemampuan memuat persoalan ke dalam kalimat matematika pada saat

diskusi, menjelaskan dan bertanya pada kelompok lain ketika berputar,

memperhatikan penjelasan siswa lain ketika diskusi sedang berlangsung,

mendiskusikan, menyusun argumen terkait dengan soal yang dikerjakan pada

lembar tugas diskusi dan mencatat hasil diskusinya. Rata-rata persentase

kemampuan written text siswa hanya 57,20%. Hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan written text siswa masih rendah, karena persentase tersebut masih

dibawah persentase skor normal(rata-rata).

Masalah yang terjadi yaitu ketika siswa harus menjelaskan argumen

mereka pada kelompok lain masih terlihat malu-malu. Mereka belum

menguasai materi yang akan dijelaskan kepada kelompok lainnya dan masih

terlihat kurang percaya diri dengan jawaban dan argumen mereka. Kemudian

sebagian besar siswa kurang memperhatikan apalagi bertanya ketika siswa

dari kelompok lain menjelaskan argumennya. Selain itu, siswa yang pintar

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

70

masih terlihat mendominasi dalam diskusi dan menyusun argumen sementara

yang lainnya hanya mengandalkan pada siswa yang pintar. Hanya sedikit siswa

yang mencatat hasil diskusinya dengan kelompok lain. Namun sebagian besar

siswa sudah mampu menuliskan apa yang diketahui pada soal dengan benar.

Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar kemampuan written text siswa

pada setiap pertemuan makin meningkat. Persentase kemampuan written siswa

untuk siklus I ini masuk dalam kategori cukup. Namun, masih perlu diadakan

perbaikan pada siklus dua dengan membuat suasana belajar yang lebih

menyenangkan dan peneliti memberikan motivasi yang lebih baik lagi.

2) Drawing

Kemapuan Drawing yaitu kemampuan merefleksikan benda nyata ke

dalam kalimat matematika dan sebaliknya. Rata-rata persentase kemampuan

drawing siswa pada lembar observasi dari tiap pertemuan makin meningkat

selama siklus I ini yaitu mencapai 53,45%. Hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan drawing siswa masih rendah, karena persentase tersebut masih

dibawah persentase skor normal(rata-rata).

Kemampuan siswa dalam merefleksikan gambar ke dalam kalimat atau

simbol matematika masih dikatakan cukup. Hal ini dapat dilihat ketika siswa

nenulis apa yang diketahui dari gambar ke dalam kalimat matematika sudah

benar, namun masih banyak ditemukan kelompok yang belum baik dalam

merefleksikan dari gambar kedalam kalimat matematika. Kemudian dari

lembar tugas diskusi belum banyak tugas yang memuat merefleksikan kalimat

matematika ke dalam gambar. Ini dapat dijadikan refleksi pada siklus

selanjutnya. Sehingga dikatakan secara keseluruhan kemampuan drawing

siswa belum baik dan perlu adanya perbaikan pada siklus II.

3) Mathematical Expression

Mathematical Expression yaitu kemampuan siswa menyatakan soal yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari ke dalam bahasa atau simbol

matematika dan mampu menyelesaikannya. Dilihat dari tabel diatas rata-rata

persentase kemapuan mathematical expresion siswa masih rendah yaitu hanya

46,40%.

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

71

Masalah yang terjadi adalah pada saat menyelesaikan soal yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa masih banyak yang bertanya

pada observer maupun pada peneliti. Kemudian dalam menjawab soal-soal

yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa baru hanya sebatas

argumennya saja belum sampai menjawab apa yang ditanyakan pada soal.

Selain itu, dalam lembar tugas diskusi belum banyak memuat soal yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini masih perlu perbaikan

pada siklus II, misalnya dengan lebih banyak memberikan soal-soal yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa banyak berlatih

mengasah kemampuan mathematical expresionnya, apalagi ketika pada saat

kelompok inside atau outside berputar dan bertemu dengan kelompok lain,

lalu mereka masing-masing menjelaskan hasil diskusinya maka akan semakin

banyak masukan bagi siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil observasi kemampuan komunikasi matematik siswa

pada saat pembelajaran siklus I rata-rata persentase kemampuan komunikasi

matematik siswa diperoleh sebesar 52,34%. Namun masih banyak perbaikan

dalam pembelajaran siklus I ini dalam semua aspek kemampuan komunikasi,

seperti kemampuan menyusun argumen, menjelaskan dan bertanya tentang

materi yang dipelajari, merefleksikan kalimat matematika ke dalam gambar,

kemampuan menyelesaikan soal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-

hari, dan sebagainya. Hal ini perlu diperhatikan sebagai bahan perbaikan pada

siklus II. Pembelajaran masih harus dilanjutkan karena kemampuan

komunikasi matematik siswa belum mencapai hasil yang diharapkan yaitu

persentasenya diatas 60%.

Peneliti juga menggunakan lembar observasi kerjasama kelompok

untuk mengetahui bagaimana kerjasama siswa dalam kelompok dalam

Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside-Outside Circle dan sebagai acuan untuk

merencanakan tindakan selanjutnya. Hasil pengamatan kerjasama siswa dalam

kelompok dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside-Outside Circle melalui

lembar observasi dapat dilihat pada tabel 7 berikut:

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

72

Tabel 7

Rekapitulasi Hasil Observasi Kerjasama Siswa Dalam Kelompok Siklus I

KELOMPOK PERTEMUAN RATA-RATA Keterangan

1 2 3 4 5 1 (OUTSIDE) 16 18 22 16 24 19.20 Sedang 1 (INSIDE) 10 12 14 18 21 15.00 Rendah 2 (OUTSIDE) 15 13 18 20 23 17.80 Rendah 2 (INSIDE) 9 11 15 18 23 15.20 Rendah 3 (OUTSIDE) 12 13 16 21 21 16.60 Rendah 3 (INSIDE) 9 11 15 18 20 14.60 Rendah 4 (OUTSIDE) 10 11 15 17 21 14.80 Rendah 4 (INSIDE) 9 11 13 15 17 13.00 Rendah Skor rata-rata tiap pertemuan 11,25 12,50 16,00 17,88 21,25

Keterangan : Skala penilaian jumlah rata-rata skor kemampuan kerjasama siswa dalam kelompok: 9-18 : Kemampuan kerjasama siswa dalam kelompok rendah 19-27 : Kemampuan kerjasama siswa dalam kelompok sedang 28-36 : Kemampuan kerjasama siswa dalam kelompok tinggi Tabel 7 menunjukkan bahwa skor kerjasama siswa dalam kelompok

dari tiap pertemuan semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa

kerjasama siswa dalam kelompok semakin membaik. Pada pertemuan awal

hanya siswa yang pintar saja yang mengerjakan lembar tugas diskusi yang

lain hanya memperhatikan bahkan ada yang mengobrol, namun setelah

diberikan pengarahan, pada pertemuan selanjutnya tampak ada perbaikan.

Siswa mulai membagi tugas dalam mengerjakan lembar tugas diskusi.

Namun pembagian tersebut belum berjalan dengan baik karena siswa

hanya peduli dengan soal yang menjadi bagian tugasnya, sementara soal

yang lain mereka tidak memperhatikan. Kemudian selama proses pem

tetap siswa yang pintar yang banyak mengajukan argumennya dalam

menyelesaikan soal yang lain hanya mengikuti saja. Selain itu, pada saat

bertemu dengan kelompok lain untuk menjelaskan hasil diskusi, siswa

dalam kelompok masih malu-malu, mereka masih saling mengandalkan

Hal ini perlu diperhatikan sebagai bahan perbaikan pada siklus II.

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

73

Selain lembar observasi, peneliti menggunakan jurnal harian siswa

untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe

inside-outside circle pada siklus I ini. Beberapa respon siswa terhadap

tindakan pembelajaran pada setiap pertemuan siklus I yang diperoleh dari

jurnal harian siswa

Dari jurnal harian siswa selama pembelajaran pada siklus 1, pendapat

siswa sangat bervariasi. Sebagian besar siswa menyatakan respon positif

terhadap pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle di kelas. Hal

ini dapat dilihat dari komentar-komentar mereka pada jurnal harian. Ada

yang menuliskan seru, inovatif karena biasanya kita hanya duduk

mendengarkan, have fun, menarik dan mudah dimengerti, serta

menyenangkan. Komentar-komentar positif ini didapat karena pada

pembelajaran biasanya mereka cenderung hanya duduk mendengarkan

penjelasan guru saja, sehingga pembelajaran jadi membosankan.

Kemudian, dengan adanya interaksi antar siswa, dapat menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan. Apalagi dengan ada beberapa siswa

yang menjelaskan hasil diskusinya dengan gaya yang agak sedikit lucu, itu

menjadi hiburan tersendiri bagi siswa. Selain itu ada juga beberapa siswa

yang berkomentar biasa saja, bahkan tidak memberikan komentar apapun.

Namun ada siswa yang berkomentar negatif. Komentar mereka antara lain

agak sulit, komentar ini banyak didapat ketika pada pertemuan ketiga

karena mereka rata-rata berpendapat materinya sulit. Tidak seru, kurang

seru, dan bosan, komentar ini didapat karena ada siswa yang tidak mau

satu kelompok dengan yang bukan sahabatnya, sehingga mereka jadi agak

malas untuk mengikuti pembelajaran. Respon-respon yang negatif ini akan

dipelajari peneliti, sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pada siklus II.

Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati

kerjasama siswa di dalam kelompok siswa apa saja yang dilakukan siswa

ketika proses diskusi sebagaimana pada gambar berikut:

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

74

Gambar 2

Guru Sedang Memberi Pengarahan

Gambar 2 menunjukkan guru sedang membimbing siswa dalam

kelompok belajarnya. Hal ini agar siswa lebih terarah dan lebih mengerti

apa yang harus mereka kerjakan dari penjelasan peneliti.

Gambar 3

Siswa yang Lebih Pintar sedang Memberi Penjelasan kepada Siswa Lain

pada Saat Berdiskusi

Gambar 3 menunjukkan pada saat siswa berdiskusi terlihat serius dan

tampak pada gambar siswa yang lebih pintar berusaha menjelaskan kepada

teman-teman yang lain dan teman yang lain pun terlihat serius

memperhatikan.

Pada awal-awal proses penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

inside-outside circle siswa masih terlihat malu-malu karena sebelumnya

siswa belum pernah diajarkan secara berkelompok apalagi menjelaskan

hasil diskusi kelompoknya pada kelompok lain. Pada gambar di bawah ini

terlihat siswa ketika menjelaskan argument mereka kepada kelompok lain

yang ada dihadapan mereka .

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

75

Gambar 4

Siswa sedang menjelaskan argument mereka ketika menjelaskan hasil

Lembar Tugas Diskusi kepada kelompok lain

Nilai tes kemampuan komunikasi matematik selama siklus I diperoleh

dari tes akhir kemampuan komunikasi matematik siklus I pada pertemuan

keenam. Hasil tes akhir siklus I tersebut dapat dilihat pada Tabel 8

berikut:

Tabel 8

Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Siklus I

INTERVAL F F% KETERANGAN > 96.20 0 0.00 sangat baik

82.57-96.20 2 9.09 baik 55.31 - 82.57 18 81.82 cukup 41.68 - 55,31 1 4.55 kurang

< 41.68 1 4.55 sangat kurang Keterangan:

Nilai tertinggi = 83,33 Jumlah siswa = 22

Nilai terendah = 20.83 Rata-rata = 68,94

Berdasarkan tabel 8, terlihat bahwa hasil tes kemampuan komunikasi

matematik siswa pada siklus I ini mencapai rata-rata 68,94. Hal ini

menunjukkan bahwa hasil tes kemampuan komunikasi matematik siswa

pada siklus I ini cukup baik dan mengalami peningkatan dari tes

kemampuan awal. Namun masih ada 8 orang siswa yang mendapat nilai

dibawah KKM, artinya hanya 63,64% siswa yang sudah mencapai KKM.

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

76

Hasil tes kemampuan komunikasi matematik siswa pada siklus I ini masih

belum memenuhi target yang ingin dicapai yaitu 75% siswa mencapai

KKM. Sehingga tindakan pada siklus I ini masih perlu perbaikan untuk

siklus selanjutnya.

d) Tahap refleksi

Berdasarkan hasil jurnal harian, lembar observasi kemampuan

komunikasi matematik siswa dan wawancara dengan guru terhadap hasil dari

analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I. Adapun hasil

refleksi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 9

Refleksi Kegiatan Tindakan Siklus I

No Aspek Temuan

Rencana Perbaikan Peneliti Siswa

1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside-Outside Circle

- Pengaturan waktu tidak sesuai apa yang direncanakan sebelumnya

- Pegelolaan kelas yang belum maksimal, sehingga masih banyak terdapat siswa yang ribut

- Siswa masih sedikit bingung dalam menjalankan Model pembelajaran inside-outside circle

- Tempat/posisi kelompok agak berantakan

- Mengoptimalkan waktu untuk mengerjakan Lembar Tugas Diskusi dan ketika siswa berputar menjelaskan hasil diskusinya kepada kelompok lain

- Menjelaskan kembali bagaimana menepakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside-Outside Circle pada siswa

- Tempat/posisi lebih ditegaskan lagi agar sebelum mulai pembelajaran harus rapi

2 Kemampuan Komunikasi matematik siswa dalam model Pembelajaran kooperatif tipe inside-

- Masih kesulitan dalam membimbing siswa karena siswa masih sering teriak-teriak jika

- Beberapa siswa masih kurang memahami soal-soal latihan yang ada pada Lembar Tugas

- Guru memperbaiki soal-soal latihan agar mengacu semua aspek-aspek komunikasi matematik.

- Memberikan reward berupa pujian dan pemberian coklat pada

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

77

outside circle memanggil guru

- Soal-soal pada Lembar Diskusi Siswa masih belum lengkap mewakili aspek-aspek kemampuan komunikasi matematik

Diskusi - Siswa masih

malu-malu untuk menjelaskan argument mereka pada kelompok lain

- Masih banyak yang salah pada saat menjelaskan soal-soal dalam Lembar Tugas Diskusi

- Masih banyak siswa yang tidak mencatat hasil diskusinya

kelompok yang berargumen dengan baik pada saat diskusi dengan kelompok lain sehingga siswa tidak malu dan lebih termotivasi untuk menjelaskan hasil diskusinya.

- Setiap kelompok mempunyai 4 rangkap Lembar Tugas Diskusi sehingga siswa tinggal mencatat hasil diskusi dari kelompok lain tanpa mencatat soalnya, jadi lebih hemat tenaga dan waktu.

3 Kerjasama siswa dalam kelompok

- Belum bisa mengkondisikan kelas dengan baik

- Kerjasama siswa dalam kelompoknya masih kurang, terlihat dari pembagian tugas yang belum merata dan siswa yang pandai masih mendominasi proses diskusi

- Suasana kelas menjadi sangat ribut

- Keaktifan siswa mengemukakan pendapat dalam menyelesaikan Lembar Tugas Diskusi masih kurang

- Meningkatkan keaktifan siswa dengan cara memberikan reward berupa pujian dan pemberian coklat pada siswa yang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dengan baik sehingga setiap kelompok tidak hanya mengandalkan satu orang saja

- Guru lebih tegas lagi dalam menghadapi siswa yang ribut agar kondisi kelas kondusif

- Memberikan reward berupa pujian dan pemberian coklat pada kelompok yang mengerjakan tugas kelompoknya dengan baik dan kompak

Page 31: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

78

2. Tindakan Pembelajaran Siklus II

a) Tahapan Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah menyiapkan

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), menyiapkan lembar tugas diskusi,

lembar observasi kemampuan komunikasi matematik siswa, lembar observasi

kerjasama siswa dalam kelompok, dan jurnal harian siswa.

Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini proses

pembelajaran harus lebih diarahkan. Peneliti harus mampu mengoptimalkan

waktu yang digunakan agar seluruh tahapan model pembelajaran kooperatif

tipe inside-outsid circle dapat selesai sesuai waktu yang diinginkan seperti

mengelola kelas lebih baik sehingga waktu tidak terbuang untuk mengatur

siswa. Peneliti memperbaiki soal-soal pada lembar tugas diskusi agar soal

tidak terlalu banyak dan dapat mewakili seluruh aspek komunikasi. Peneliti

harus lebih tegas dalam mengkondisikan kelas, memberikan pengarahan

kepada siswa secara detail dan dapat menjadikan suasana kelas menjadi

santai, tidak tegang dan tidak terburu-buru. Memberikan reward kepada

kelompok siswa yang mampu mempresentasikan argumen atau hasil

diskusinya dengan baik kepada kelompok lain agar siswa termotivasi baik

keaktifannya maupun prestasinya.

Materi yang dibahas pada siklus II ini adalah menyebutkan sifat-sifat

pada prisma dan limas, menentukan jaring-jaring prisma dan limas,

menghitung luas permukaan prisma dan limas serta menghitung volume

prisma dan limas. Target pada siklus II ini siswa semakin baik dalam

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle dan

kemampuan komunikasi matematik siswa semakin meningkat melalui lembar

observasi dibandingkan dengan siklus I. Tes kemampuan komunikasi

matematik siswa semakin meningkat dengan target pencapaian peneliti

dimana rata-rata tes kemampuan komunikasi matematik siswa mencapai nilai

KKM yaitu 70 dan sebesar 75% dari jumlah siswa di kelas sudah mencapai

KKM.

Page 32: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

79

b) Tahap Pelaksanaan

Tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan dengan alokasi waktu

(2x30 menit) tiap pertemuannya. Kegiatan ini dilakukan dari tanggal 5-12

Mei 2010 sebanyak 4 pertemuan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus

II dapat dilihat pada lampiran 2.

1) Pertemuan ketujuh (Rabu, 5 Mei 2010)

Pokok bahasan yang akan dipelajari adalah sifat-sifat prisma dan limas.

Pertemuan ketujuh ini siswa yang tidak hadir 2 orang karena izin. Kegiatan

pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dan apersepsi. Peneliti

mereview soal tes yang belum dimengerti siswa untuk mengingatkan siswa

agar menjadi paham dan mengkondisikan kelas dengan lebih tegas agar siswa

lebih disiplin.

Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi siklus II dan

memberikan penjelasan dan pengarahan agar proses pembelajaran lebih baik

lagi dan siswa semakin aktif dalam menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe inside-outside circle. Sebelum proses pembelajaran

dilaksanakan, guru meminta siswa untuk duduk bersama kelompok

sebelumnya.

Peneliti bersama observer membagikan lembar tugas diskusi (6) yang

berisi materi “sifat-sifat prisma dan limas” kepada setiap kelompok. Tanpa

instruksi peneliti terlebih dahulu masing-masing kelompok sudah sibuk

membagi tugas kepada teman-teman kelompoknya. Aktivitas siswa mulai

terlihat membaik ketika mengerjakan lembar tugas diskusi (6) walaupun

siswa pandai masih lebih mendominasi dalam kelompok tetapi siswa lain

berusaha untuk mengerti juga.

Peneliti bersama observer berkeliling seperti biasa memantau siswa

dalam mengerjakan Tugas Diskusi (6), pada proses pembelajaran di

pertemuan 6 sudah terlihat mengalami banyak peningkatan, walaupun masih

ada saja dalam kelompok siswa yang hanya diam saja. Peneliti menegur siswa

tersebut dengan memberi pengertian kalau siswa yang tidak ikut mengerjakan

Page 33: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

80

akan dikeluarkan dari kelas dan tidak mendapatkan nilai. Lembar tugas

diskusi (6) dapat diselesaikan sesuai waktu yang ditentukan walaupun masih

ada 2 kelompok yang belum tuntas tetapi peneliti harus menutup sesi

mengerjakan tugas diskusi (6) sesuai waktu yang telah ditentukan.

Setelah selesai mengerjakan lembar tugas diskusi (6), pada pertemuan

ini, giliran kelompok inside yang berputar. Ketika kelompok inside berputar

searah jarum jam, maka siswa sudah berhadapan dengan kelompok outside

yang baru. Kemudian siswa mempresentasikan hasil lembar tugas diskusi(6)

dengan kelompok baru tersebut. Pada pertemuan kali ini siswa sudah mulai

terbiasa dan terlihat lebih percaya diri untuk menjelaskan argumennya pada

lembar tugas diskusi (6).

Setiap siswa dalam satu kelompok mulai bergantian mengungkapkan

argumen mereka terkait hasil pengerjaan dari hasil lembar tugas diskusi.

Kemudian perhatian siswa juga sudah mulai meningkat, ini dapat dilihat

siswa sudah mulai aktif bertanya apalagi ketika ada kelompok yang

membahas bangun ruang yang agak rumit, seperti prisma segienam. Namun

masih ada beberapa siswa yang hanya memperhatikan saja tetapi tidak aktif

bertanya. Selain itu dalam menjelaskan soal kepada kelompok lain ada

beberapa siswa yang menjelaskan menggunakan bantuan gambar dan

kerangka yang sudah dibuat oleh kelompoknya sehingga siswa lain menjadi

mudah memahaminya. Siswa juga sudah banyak yang mulai mencatat namun

hanya 4 kelompok saja yang catatannya lengkap hingga akhir putaran.

Berikut ini petikan jawaban dari Lembar Tugas Diskusi (6) yang dikerjakan

oleh kelompok 2 outside :

Page 34: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

81

1. Buatlah gambar sebuah limas segiempat T.ABCD! Kemudian, Tentukan : a. Rusuk

AB, BC, CD, DA, AT, BT, CT, DT b. Sisi/bidang

ABCD, TAB, TBC, TCD, TDA c. Diagonal bidang

AC, BD d. Diagonal ruang

Gak ada A B

CD

T

e. Bidang diagonal Gak ada

2. Coba sebutkan bangun-bangun lainnya yang termasuk limas ! Pyramid, topi ulang tahun(kerucut), limas segi5, limas segi 6, segi 7, segi 8,

……

3. Sebutkan benda-benda disekitarmu yang berbentuk limas dan tentukan banyak rusuk serta bidangnya! Pyramid, topi ulang tahun, permen payung

Terlihat dari petikan jawaban lembar tugas diskusi (6) yang dikerjakan

oleh kelompok 2 (Outside), siswa sudah mampu merefleksikan kalimat

matematika ke dalam gambar. Dari 8 kelompok, 7 kelompok sudah mampu

menyebutkan rusuk, sisi/bidang, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang

diagonal dengan baik. Siswa juga sudah mampu mengungkapkan argumennya

dengan baik menggunakan bahasa sendiri dan mampu menyebutkan benda-

benda dalam kehidupan sehari-hari yang berbentuk prisma dan limas. Namun,

sebagian besar kelompok tidak menyebutkan sifat-sifat dari benda-benda

tersebut.

Pada kegiatan akhir pembelajaran peneliti melakukan evaluasi dengan

menanyakan materi apa yang masih kurang dimengerti. Peneliti memanggil

siswa secara acak untuk menyebutkan salah satu sifat-sifat dari prisma dan

limas yang sudah dibahas serta bersama-sama siswa menyimpulkan materi

yang telah dipelajari. Peneliti menugaskan mereka untuk membuat bangun

prisma dan limas dari karton untuk pertemuan selanjutnya, adapun pembagian

kelompoknya sebagai berikut :

Kelompok 1 (inside dan outside) : bangun prisma alas segitiga

Page 35: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

82

Kelompok 2 (inside dan outside) : bangun prisma alas belahketupat

Kelompok 3 (inside dan outside) : bangun limas alas persegi

Kelompok 4 (inside dan outside) : bangun limas alas persegi panjang

kemudian peneliti memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui respon

siswa terhadap pembelajaran pada pertemuan ini.

2) Pertemuan kedelapan (Kamis, 6 Mei 2010)

Pokok bahasan yang akan dipelajari adalah jaring-jaring Prisma dan

Limas. Pertemuan delapan ini siswa yang tidak hadir 2 orang karena izin.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dan

apersepsi, yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi Jaring-

jaring Prisma dan limas. Kelas sudah mulai rapih karena siswa sudah duduk

dengan masing-masing kelompoknya, dan sudah kelihatan bersemangat untuk

memulai pertemuan kali ini.

Peneliti bersama observer membagikan lembar tugas diskusi (7) yang berisi

materi “Jaring-jaring Prisma dan limas” kepada setiap kelompok. Tanpa

perintah peneliti terlebih dahulu masing-masing kelompok sudah sibuk membagi

tugas kepada teman-teman kelompoknya. Aktivitas siswa mulai terlihat

membaik ketika mengerjakan lembar tugas diskusi (7) walaupun siswa pandai

masih lebih mendominasi dalam kelompok tetapi siswa lain berusaha untuk

mengerti juga.

Peneliti bersama observer berkeliling seperti biasa memantau siswa

dalam mengerjakan lembar tugas diskusi (7) dan memberikan penilaian pada

lembar observasi terhadap siswa. Pada proses pembelajaran ini sudah terlihat

mengalami banyak peningkatan, walaupun masih ada saja dalam kelompok

siswa yang hanya diam saja. Siswa sudah tidak begitu ribut dan peran

penelitipun sudah mulai berkurang karena siswa sudah paham dengan

sendirinya. Dari 8 kelompok terlihat 4 kelompok agak kesulitan untuk

menggambar jaring-jaring yang diperintahkan dalam lembar tugas diskusi (7),

yaitu jaring-jaring prisma alas belah ketupat dan prisma alas persegi panjang.

Oleh karena itu, peneliti menyarankan untuk mengunakan bangun prisma

Page 36: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

83

belah ketupat yang sudah mereka buat dan membimbing siswa untuk

membuat gambar jaring-jaring yang benar. Lembar tugas diskusi (7) dapat

diselesaikan sesuai waktu yang diinginkan walaupun masih ada 2 kelompok

yang belum tuntas tetapi peneliti harus menutup sesi mengerjakan lembar

tugas diskusi (7) sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Setelah selesai mengerjakan lembar tugas diskusi (7), pada pertemuan ini,

giliran kelompok outside yang berputar dan mulai observer memberikan

penilaian terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Ketika kelompok

outside berputar searah jarum jam, maka siswa sudah berhadapan dengan

kelompok inside yang baru, kemudian mempresentasikan hasil lembar tugas

diskusi(7) dengan kelompok baru tersebut.

Pada pertemuan ini siswa sudah mulai terbiasa dan terlihat lebih percaya

diri untuk menjelaskan argumennya pada lembar tugas diskusi (7). Sesuai

dengan instruksi yang peneliti berikan, setiap siswa dalam satu kelompok

harus bergantian mengungkapkan argumennya pada kelompok lain. Siswa

pun mulai saling berbagi dan terlihat berdiskusi.

Perhatian siswa juga sudah mulai meningkat, mereka sudah mulai

bertanya pada kelompok lain ketika kelompok lain menjelaskan argumennya.

Namun tetap masih ada beberapa siswa yang hanya memperhatikan saja

tetapi tidak aktif bertanya. Masalah yang terjadi pada pertemuan ini adalah

siswa agak kesulitan untuk memahami gambar jaring-jaring prisma ataupun

limas jika tidak ada jaring-jaringnya secara langsung.

Dalam hal menjelaskan soal kepada kelompok lain ada beberapa siswa

yang menjelaskannya dengan menggunakan bantuan gambar dan bangun

prisma dan limas yang mereka buat dari karton sehingga siswa lain menjadi

mudah memahaminya. Siswa sudah banyak yang mulai mencatat namun

hanya 4 kelompok saja yang catatannya lengkap hingga akhir putaran.

Berikut ini petikan jawaban dari Lembar Tugas Diskusi (6) yang dikerjakan

oleh kelompok 3 outside

Page 37: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

84

1. Gambar jaring-jaring limas alas persegi dengan menggunakan model limas alas persegi yang telah kamu buat !(minimal 3 model jaring-jaring)

2. Jaring-jaring limas alas persegi terdiri atas ...1..buah bangun berbentuk ……sebagai alasnya dan ...4... buah bangun berbentuk …   .. sebagai sisi tegaknya.

3. Tentukan luas permukaan dari bangun tersebut dari jaring-jaring yang telah kamu gambar! L = L + L  + L + L + L

4. Perhatikan gambar di samping ! Berbentuk bangun apakah kardus makanan tersebut ? Buatlah jaring-jaringnya !

5. Tentukan luas permukaan bangun tersebut berdasarkan dari jaring-jaring

yang telah kamu buat ! L= L + L   + L + L

Terlihat dari petikan jawaban Lembar Tugas Diskusi (7) yang dikerjakan

oleh kelompok 3 (Outside), rata-rata mereka sudah mampu merefleksikan

kalimat matematika ke dalam gambar. Dari 8 kelompok, 6 kelompok sudah

mampu mengungkapkan argumen mereka dengan bahasa sendiri dalam

menentukan rumus luas permukaan prisma dan limas berdasarkan jaring-

jaring yang mereka buat sebelumnya. Kemudian mereka juga mampu

menentukan cara mencari luas permukaan benda-benda yang berbentuk

prisma dan limas dalam kehidupan sehari-hari. Namun mereka masih

kesulitan untuk menentukan luas permukaan prisma belah ketupat dan prisma

segienam.

Page 38: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

85

Pada kegiatan akhir pembelajaran peneliti melakukan evaluasi dengan

menanyakan materi apa yang masih kurang dimengerti. Peneliti memanggil

siswa secara acak untuk menentukan jaring-jaring prisma dan limas yang

sudah dibahas serta bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang telah

dipelajari. Kemudian peneliti memberikan angket kepada siswa untuk

mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran pada pertemuan ini.

3) Pertemuan kesembilan (Selasa, 11 Mei 2010)

Pokok bahasan yang akan dipelajari adalah luas permukaan prisma dan

limas. Pada pertemuan kesembilan ini terdapat 2 siswa yang tidak hadir

karena izin. Kegiatan pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran

dan apersepsi yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi luas

permukaan Prisma dan limas dan mereview kembali materi pelajaran

sebelumnya dengan cara tanya jawab secara lisan. Kelas sudah mulai rapih

karena siswa sudah duduk dengan masing-masing kelompoknya, dan sudah

kelihatan bersemangat untuk memulai pertemuan ini.

Peneliti bersama observer membagikan lembar tugas diskusi (8) yang

berisi materi “Luas permukaan Prisma dan limas” kepada setiap kelompok.

Siswa sudah mulai terbiasa dengan tugas-tugas yang ada di dalam lembar

tugas diskusi tanpa perintah peneliti terlebih dahulu masing-masing kelompok

sudah sibuk membagi tugas kepada teman-teman kelompoknya. Peran siswa

dalam kelompok sudah membaik tidak ada lagi siswa yang tidak mengerjakan

tugas dengan kelompoknya.

Peneliti bersama observer berkeliling seperti biasa memantau siswa

dalam mengerjakan lembar tugas diskusi (8) dan memberikan penilaian

terhadap proses pembelajaran. Pada pertemuan kali ini sudah terlihat

mengalami banyak peningkatan, siswa sudah tidak begitu ribut dan peran

penelitipun suda mulai berkurang karena siswa sudah paham dengan

sendirinya. Lembar tugas diskusi (8) dapat diselesaikan sesuai waktu yang

ditentukan.

Page 39: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

86

1. Perhatikan gambar limas alas persegi O. KLMN ! Tentukan luas permukaannya ! Dik : Alas = 13 Tinggi = 18 Dit : L. permukaan ? Jawab : (4 x L. ) + L. ) = 4 x + 12 x 12

= 4 x 60 + 144 = 240 + 144 = 384

Setelah selesai mengerjakan lembar tugas diskusi (8), pada pertemuan

ini, giliran kelompok inside yang berputar. Ketika kelompok inside berputar

searah jarum jam, maka siswa sudah berhadapan dengan kelompok outside

yang baru, kemudian mempresentasikan hasil Lembar Tugas Diskusi(8)

dengan kelompok baru tersebut.

Pada pertemuan ke 8 ini siswa sudah mulai terbiasa menjelaskan

argumen mereka menggunakan bahasa sendiri dan terlihat sudah lebih

percaya diri dalam menyampaikan argumennya. Sesuai dengan instruksi yang

peneliti berikan, setiap siswa dalam satu kelompok mulai bergantian

menjelaskan argument mereka terkait hasil pengerjaan dari lembar tugas

diskusi. Perhatian siswa juga sudah lebih meningkat, ini dapat dilihat

mereka sudah mulai aktif bertanya apalagi ketika ada kelompok yang

menjelaskan bangun ruang yang agak rumit, bahkan tidak hanya bertanya

tetapi mereka juga menyumbangkan pemikiran mereka walaupun tugas

tersebut bukan tugas kelompok mereka. Disini mulai terjadi diskusi antar

kelompok yang sebenarnya. Namun masih ada saja beberapa siswa yang

hanya memperhatikan saja tetapi tidak aktif bertanya. Siswa sudah banyak

yang mulai mencatat namun hanya 4 kelompok saja yang catatannya lengkap

hingga akhir putaran, kelompok lainnya mencatat namun tidak lengkap.

Berikut ini petikan jawaban dari Lembar Tugas Diskusi (8) yang dikerjakan

oleh kelompok 3 outside :

Page 40: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

87

2. Atap sebuah rumah berbentuk limas dengan alas berbentuk persegi berukuran 12 m x 12 m, dan tinggi limas 8 m. tentukan banyak genting yang diperlukan untuk menutup atap itu, jika setiap 1 m2 memerlukan 14 genting! = (4 x L. ) = 4 x

= 4 x 60 = 240 = 240 x 14 = 3360 genteng

Terlihat dari petikan jawaban lembar tugas diskusi (8) yang dikerjakan

oleh kelompok 3 (Outside), siswa sudah mampu merefleksikan gambar ke

dalam kalimat matematika walaupun belum sepenuhnya lengkap. siswa juga

sudah mampu mengungkapkan argumennya dengan benar dan menggunakan

bahasa mereka sendiri. Kemudian mereka juga mampu menyelesaikan soal-

soal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan

prisma dan limas hingga tuntas. Itu artinya mathematical expression mereka

sudah baik

Pada kegiatan akhir pembelajaran peneliti melakukan evaluasi dengan

menanyakan materi apa yang masih kurang dimengerti. Peneliti memanggil

siswa secara acak ke depan untuk menyelesaikan salah satu soal yang terdapat

pada Lembar Tugas Diskusi (8). Kemudian peneliti memberikan angket

kepada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran pada

pertemuan ini.

4) Pertemuan kesepuluh (Kamis, 12 Mei 2010)

Pokok bahasan yang akan dipelajari adalah volume prisma dan limas.

Pada pertemuan kesepuluh ini terdapat 2 siswa yang tidak hadir karena sakit.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dan apersepsi.

yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mereview kembali materi

pelajaran sebelumnya dengan cara tanya jawab secara lisan. Kelas sudah mulai

rapih karena siswa sudah duduk dengan masing-masing kelompoknya, dan

sudah kelihatan bersemangat untuk memulai pertemuan ini.

Page 41: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

88

Peneliti bersama observer membagikan lembar tugas diskusi (9) yang

berisi materi “volume prisma dan limas” kepada setiap kelompok. Tanpa

insrtuksi peneliti terlebih dahulu masing-masing kelompok sudah sibuk

membagi tugas kepada teman-teman kelompoknya. Kontribusi siswa dalam

kelompok sudah sangat membaik tidak ada lagi siswa yang tidak

mengerjakan tugas dengan kelompoknya.

Peneliti hanya memantau dari depan tidak lagi berkeliling seperti

biasanya karena semua siswa sudah sangat mengerti akan tugasnya dan

seperti biasa observer tetap berkeliling untuk memberikan penilaian pada

lembar observasi terhadap siswa, pada proses pembelajaran di pertemuan 10

sudah terlihat mengalami banyak peningkatan. Semua siswa dapat

mengerjakan lembar tugas diskusi (9) sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan.

Setelah mengerjakan lembar tugas diskusi (9), pada pertemuan ini, giliran

kelompok outside yang berputar dan mulai observer memberikan penilaian

terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Ketika kelompok outside

berputar searah jarum jam, maka siswa sudah berhadapan dengan kelompok

inside yang baru. kemudian mempresentasikan hasil lembar yugas diskusi (9)

dengan kelompok baru tersebut.

Pada pertemuan ini siswa sudah mulai terbiasa dan terlihat lebih percaya

diri untuk menjelaskan argumennya dalam lembar tugas diskusi (9). Ssesuai

dengan instruksi yang peneliti berikan, siswa juga sudah terlihat bergantian

membagi tugas untuk menjelaskan hasil diskusi dan argumen mereka dari

hasil lembar tugas diskusi (9) pada kelompok lain dihadapannya. Mereka pun

mulai saling berbagi dan terlihat berdiskusi. Kemudian perhatian siswa juga

sudah meningkat, siswa terlihat memperhatikan dan bertanya apa yang belum

dipahami pada kelompok lain ketika kelompok lain menjelaskan argumennya.

Siswa sudah banyak yang mulai mencatat namun hanya 2 kelompok saja yang

catatannya belum lengkap hingga akhir putaran. Berikut ini petikan jawaban

dari Lembar Tugas Diskusi (9) yang dikerjakan oleh kelompok 2 inside :

Page 42: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

89

1. P r ! erhatikan gamba a. Bangun apakah gambar tersebut ? b. Tentukan volumenya ? L. ala s =

=

= 57 cm

V = L. alas x t. prisma

= x 14

= 57 x 14

= 798 cm3

2. Sebuah kolam renang yang berisi penuh oleh air dengan ukuran panjang 20 m dan lebar 5 m. Kedalaman air pada ujung yang dangkal 1 m dan terus menurun sampai 3 m pada ujung yang paling dalam. Berapa literkah volume air dalam kolam itu ? Dik : p = 20, l = 5, kedalaman = 1 – 3 m

Dit : v ….?

Jawab :

V =

=

= 40 x 5

= 200 m3 = 200.000 liter

1 m

5 m

20 m

3 m

Terlihat dari petikan jawaban Lembar Tugas Diskusi (9) yang dikerjakan

oleh kelompok 2 (inside), mereka sudah mampu merefleksikan gambar ke

dalam kalimat matematika. Dari 8 kelompok, 7 kelompok sudah mampu

mengungkapkan argumennya dengan bahasa sendiri dalam menentukan

volume prisma dan limas berdasarkan diskusi dengan kelompoknya, dan

menuliskan apa yang diketahui dari soal cukup lengkap. Kemudian mereka

juga mampu menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan kehidupan

sehari-hari terkait dengan bangun prisma dan limas.

Pada kegiatan akhir pembelajaran peneliti melakukan evaluasi dengan

menanyakan materi apa yang masih kurang dimengerti. Peneliti meminta

salah satu siswa untuk menyimpulkan materi yang tadi dipelajari. Kemudian

Page 43: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

90

peneliti memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui respon siswa

terhadap pembelajaran pada pertemuan ini.

5) Pertemuan kesebelas (Selasa, 18 Mei 2010)

Pertemuan kesebelas sama halnya dengan pertemuan sebelumnya

berlangsung 2x30 menit (2 jam pelajaran). Kegiatan pembelajaran dimulai

dengan membuka pembelajaran dan memeriksa absensi siswa, dan semua

siswa hadir.

Pertemuan ini tidak dibagi kelompok karena akan dilaksanakan tes akhir

siklus II. Tes ini berbentuk essai yang telah di uji validitas isi oleh ahli, dalam

hal ini dosen pembimbing. Soal berjumlah 6 butir yang terdiri dari sifat-sifat

prisma dan limas, menentukan jaring-jaring prisma dan limas, mencari luas

permukaan prisma dan limas, dan mencari volume prisma dan limas. Tes ini

dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan komunikasi matematik

siswa.

Tes ini dilaksanakan selama 60 menit. Selama proses berlangsung,

suasanapun menjadi sepi dan hening namun masih ada beberapa siswa yang

masih menyontek dengan teman sebangkunya dan peneliti segera

menegurnya. Setelah waktu habis siswa segera mengumpulkan lembar

jawaban tes dan pada pertemuan ini siswa tidak diberikan lembar jurnal

harian siswa.

c) Tahap Observasi dan analisis

Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Guru kelas (observer) melakukan pengamatan langsung tentang pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle dan kemampuan

komunikasi matematik siswa secara lisan selama proses pembelajaran. Hasil

pengamatan kemampuan komunikasi matematik siswa secara lisan melalui

lembar observasi dapat dilihat pada tabel 10 berikut:

Page 44: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

91

Tabel 10

Rekapitulasi Persentase Hasil Observasi Kemampuan Komunikasi

Matematik Siswa Siklus II

Aspek Kemampuan Komunikasi Matematik

Skor total

Rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa pertemuan ke - Rata2 tiap

kemampuan 6 7 8 9

Written Text 25 71,60% 76,91% 79,20% 80,20% 76,98% Drawing 10 64,50% 72,73% 78,50% 79,00% 73,68% Mathematical Expression 10 65,00% 71,82% 74,00% 74,50% 71,33%

Rata2 (%) 67,03% 73,82% 77,23% 77,90% Rata2 KKM siswa

siklus II 74,00%

Skor normal 27 60%

Berdasarkan tabel 10, diperoleh informasi bahwa kemampuan komunikasi

matematik siswa pada siklus II adalah sebagai berikut:

1) Written Text

Written Text yaitu kemampuan komunikasi matematik yang meliputi

kemampuan memuat persoalan ke dalam kalimat matematika pada saat

diskusi, menjelaskan dan bertanya pada kelompok lain ketika berputar,

memperhatikan penjelasan siswa lain ketika diskusi sedang berlangsung,

mendiskusikan, menyusun argumen terkait dengan soal yang dikerjakan pada

Lembar Tugas Diskusi dan mencatat hasil diskusinya. Rata-rata persentase

siswa dalam kemampuan written text hanya sebesar 76,98%. Persentase ini

terbilang sudah cukup memuaskan, karena sudah mencapai diatas persentase

skor normal(rata-rata).

Pada saat siswa harus menjelaskan argumen mereka pada kelompok lain

terlihat lebih percaya diri karena pada saat berdiskusi mengisi lembar tugas

diskusi siswa ikut terlibat dan memperhatikan penjelasan siswa lainnya dalam

satu kelompok sehingga pada saat menjelaskan argumennya pada kelompok

lain terlihat lebih percaya diri., hanya satu atau dua siswa yang kurang mampu

dalam menyampaikan ide-ide matematikanya. Kemudian sebagian besar siswa

memperhatikan dengan baik apa yang dijelaskan kelompok lain, karena

Page 45: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

92

peneliti memotivasi mereka bahwa setiap soal ulangan tidak jauh berbeda

dengan soal yang ada pada lembar tugas diskusi sehingga siswa benar-benar

memperhatikan. Kemudian terlihat rasa keingintahuan siswa juga meningkat,

siswa sudah tidak malu-malu bertanya pada kelompok lain apabila

penjelasannya masih kurang dipahami, dan mengoreksi kelompok lain apabila

ada kesalahan. Karena pada siklus I siswa banyak yang tidak mencatat maka

pada siklus II ini diperbaiki, setiap kelompok memiliki lembat tugas diskusi

kelompok lain sehingga pada saat diskusi antar kelompok inside dan outside

mereka langsung mencatat hasil diskusinya tanpa harus menulis soalnya lagi

secara bergantian antar anggota kelompok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

rata-rata kemampuan written text siswa menunjukkan adanya peningkatan

dibandingkan dengan siklus I yang hanya mencapai 57,20%.

2) Drawing

Kemampuan Drawing yaitu kemampuan merefleksikan benda nyata ke

dalam kalimat matematika dan sebaliknya. Rata-rata persentase kemapuan

drawing siswa pada saat diskusi dengan kelompoknya maupun pada saat

menjelaskan hasil diskusinya pada kelompok lain dari tiap pertemuan yaitu

73,68%. Persentase ini terbilang baik, karena sudah mencapai diatas

persentase skor normal(rata-rata).

Pada saat diskusi dalam kelompoknya sebagian besar siswa mampu

merefleksikan apa yang diketahui dari gambar ke dalam kalimat atau simbol

matematika maupun sebaliknya. Demikian juga ketika siswa menjelaskan

argumennya pada kelompok lain, siswa mampu menggunakan media gambar

atau benda-benda yang berbentuk prisma dan limas yang sudah dibuat agar

penjelasan mereka dipahami oleh siswa anggota kelompok lain.

3) Mathematical Expression

Mathematical Expression yaitu kemampuan siswa menyatakan soal

yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari ke dalam bahasa atau simbol

matematika dan mampu menyelesaikannya. Dilihat dari tabel diatas persentase

kemampuan mathematical expresion siswa mengalami peningkatan

Page 46: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

93

dibandingkan sebelumnya yaitu 71,33%. Persentase ini terbilang baik, karena

karena sudah mencapai diatas persentase skor normal(rata-rata).

Sebagian besar siswa mampu menyatakan menyatakan soal yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari ke dalam bahasa atau simbol

matematika namun pada tahap penyelesaian soal masih ada kelompok yang

bertanya pada observer maupun pada peneliti. Disini observer dan peneliti

hanya memberi arahan saja kepada namun penyelesaiannya tetap dikerjakan

oleh siswa. Kemudian pada pertemuan selanjutnya terlihat adanya

peningkatan. Hal ini ditandai dengan dari 8 kelompok 6 kelompok sudah

mampu menyelesaikan soal yang berhubungan dengan kehidupupan sehari-

hari. Dengan lebih banyak memberikan soal-soal yang berhubungan dalam

kehidupan sehari-hari, siswa banyak berlatih mengasah kemampuan

mathematical expresionnya, apalagi ketika pada saat kelompok inside atau

outside berputar dan bertemu dengan kelompok lain, lalu mereka masing-

masing menjelaskan hasil diskusinya maka akan semakin banyak masukan

bagi siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari.

Kemudian peneliti juga menggunakan lembar observasi kerjasama

kelompok untuk mengetahui bagaimana kerjasama siswa dalam kelompok

dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside-Outside Circle dan sebagai acuan

untuk merencanakan tindakan selanjutnya. Hasil pengamatan kerjasama siswa

dalam kelompok dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside-Outside Circle

pada siklus II melalui lembar observasi dapat dilihat pada Tabel 11 berikut:

Page 47: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

94

Tabel 11

Rekapitulasi Hasil Observasi Kerjasama Siswa dalam Kelompok pada

Siklus II

KELOMPOK PERTEMUAN RATA-RATA Keterangan

6 7 8 9 1 (OUTSIDE) 27 27 30 32 29.00 Tinggi 1 (INSIDE) 23 26 27 30 26.50 Sedang 2 (OUTSIDE) 22 26 27 32 26.75 Sedang 2 (INSIDE) 19 26 25 31 25.25 Sedang 3 (OUTSIDE) 24 25 28 31 27.00 Sedang 3 (INSIDE) 18 27 25 32 24.00 Sedang 4 (OUTSIDE) 22 27 27 34 29.00 Tinggi 4 (INSIDE) 22 27 27 32 28.25 Tinggi Skor rata-rata tiap pertemuan 22,13 26,38 27,00 31,75

Keterangan :

Skala penilaian jumlah rata-rata skor kemampuan kerjasama siswa dalam kelompok: 9-18 : Kemampuan kerjasama siswa dalam kelompok rendah 19-27 : Kemampuan kerjasama siswa dalam kelompok sedang 27-36 : Kemampuan kerjasama siswa dalam kelompok tinggi

Tabel 11 menunjukkan bahwa skor kerjasama siswa dalam kelompok

dari tiap pertemuan semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa

kerjasama siswa dalam kelompok semakin membaik dibandingkan dengan

siklus I. Pada pertemuaan-pertemuan di siklus II ini, siswa terbiasa dengan

belajar berkelompok. Peran mereka masing-masing dalam kelompok sudah

mulai terlihat, seperti berbagi tugas dalam mengerjakan lembar tugas diskusi,

bertanya, memperhatikan dan mendengarkan teman satu kelompoknya ketika

menyatakan argumennya. Siswa juga tidak malu-malu lagi untuk

mengeluarkan pendapatnya, sehingga peran setiap anggota sama, walaupun

siswa yang pintar lebih banyak mengeluarkan pendapatnya, namun yang lain

berusaha juga bertanya agar mengerti juga.

Pada saat berputar dan siswa bertemu dengan kelompok lain, sebagian

besar kelompok sudah terlihat bergantian untuk menjelaskan argumennya

pada kelompok lain, sehingga dapat terlihat kemampuan masing-masing.

Page 48: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

95

Ketika kelompok lain ada yang bertanya mengenai lembar tugas diskusi yang

sudah mereka kerjakan, mereka berusaha saling membantu menjawab

pertanyaan. Namun, masih ada sebagian kecil kelompok yang masih

mengandalkan anggota kelompoknya yang pintar untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan dari kelompok lain. Dari penjabaran tadi dapat disimpulkan bahwa

kerjasama siswa dalam kelompok sudah cukup baik.

Selain lembar observasi, peneliti menggunakan jurnal harian siswa

untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe inside-

outside circle pada siklus II ini. Beberapa respon siswa terhadap tindakan

pembelajaran pada setiap pertemuan siklus II yang diperoleh dari jurnal harian

siswa.

Dari jurnal harian siswa selama pembelajaran pada siklus II, pendapat

siswa bervariasi. Sebagian besar siswa menyatakan respon positif terhadap

pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle di kelas. Hal ini dapat

dilihat dari komentar-komentar mereka pada jurnal harian, ada yang

menuliskan seru, menarik, mudah dimengerti, asik dan menyenangkan. Ada

yang berkomentar seru, karena terlihat selama pembelajaran mereka sudah

akrab satu sama lain, karena sebelumnya tidak. Kemudian selama proses

pembelajaran berlangsung siswa makin terlihat lebih baik dalam menjelaskan

hasil diskusi mereka, sehingga bnayak yang berkomentar mudah dipahami.

Ada juga beberapa siswa yang berkomentar biasa saja, ada yang bingung ada

yang tidak bahkan tidak memberikan komentar apapun. Ada juga sebagian

kecil siswa yang berkomentar negatif, antara lain agak sulit dipahami,

komentar ini banyak didapat karena menurut sebagian siswa materi prisma dan

limas lebih sulit dibandingkan dengan materi kubus dan balok, lalu ada juga yang

siswa berkomentar enak tapi bosan. Namun dapat disimpulkan untuk siklus II ini

sebagian besar siswa berkomentar positif terhadap pembelajaran kooperatif tipe

inside-outside circle.

Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati

kerjasama siswa di dalam kelompok siswa apa saja yang dilakukan siswa

ketika proses diskusi sebagaimana pada gambar berikut:

Page 49: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

96

Gambar 5

Siswa Sedang Berdiskusi Ketika Mengerjakan Lembar Tugas Diskusi

Gambar 5 menunjukkan siswa sedang berdiskusi dengan kelompoknya

dalam mengerjakan Lembar Tugas Diskusi, dalam siklus II ini dapat

dilihat sebagian besar siswa ikut berkontribusi dalam diskusi dalam

kelompoknya.

Gambar 6

Kelompok Inside dan Outside sedang Menjelaskan Argumen Mereka

Masing-Masing

Gambar 6 menunjukkan bahwa siswa terlihat lebih serius berdiskusi

menjelaskan argument mereka ketika bertemu dengan kelompok lain.

Terlihat banyak peningkatan pada siklus II ini, siswa sudah terlihat

memperhatikan dengan serius ketika teman dari kelompok lain

menjelaskan hasil diskusinya.

Setiap akhir proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle guru selalu melakukan

evaluasi salah satunya menunjuk secara acak siswa untuk menjawab

pertanyaan yang diberikan dan menjelaskan materi yang masih sulit dipahami

Page 50: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

97

siswa. Pada gambar di bawah ini terlihat siswa mencoba menyelesaikan salah

satu soal yang dianggap sulit didepan pada akhir pembelajaran.

Gambar 7

Siswa Maju ke Depan Menyelesaikan Soal Ketika Guru Menunjuknya

pada Akhir Pembelajaran

Hasil tes kemampuan komunikasi matematik selama siklus II

diperoleh dari nilai tes akhir kemampuan komunikasi matematik siklus II

pada pertemuan kesepuluh. Hasil tes akhir kemampuan komunikasi

matematik siklus II tersebut dapat dilihat pada tabel 12 berikut:

Tabel 12

Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Siklus II

INTERVAL F F% KETERANGAN > 96.63 0 0.00 sangat baik

88.18 - 96.63 2 9.09 baik 71.28 - 88.18 15 68.18 cukup 62.83 - 71.28 4 18.18 kurang

< 62.83 1 4.55 sangat kurang Keterangan:

Nilai tertinggi = 91,67 Jumlah siswa = 22

Nilai terendah = 62,50 Rata-rata = 79,73

Berdasarkan tabel 12, terlihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus II

ini mencapai rata-rata 79,73. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar

siswa pada siklus II ini cukup baik, dan sebesar 81,82% siswa sudah

mencapai nilai diatas KKM, sehingga penelitian dapat dihentikan.

Page 51: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

98

d) Tahap refleksi

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran metode yang digunakan oleh

guru pada proses pembelajaran telah sesuai yaitu model pembelajaran

kooperatif tipe inside-outside circle walaupun dalam pelaksanaannya masih

terdapat banyak kekurangan tetapi hal tersebut dapat diatasi pada tindakan

pembelajaran selanjutnya dengan adanya kegiatan refleksi pada setiap akhir

proses pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran melalui lembar

observasi sudah baik dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

inside-outside circle hasil tes kemampuan komunikasi matematik siswa siklus

II sudah menunjukkan hasil yang baik, rata-rata nilai tes kemampuan

komunikasi matematik siswa mengalami peningkatan dari 68.94 pada siklus I

menjadi 79,73 pada siklus II dan peningkatannya sebesar 10,79.

B. Pemeriksaan Keabsahan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

terdiri atas instrument tes dan non tes. Untuk instrumen tes digunakan tes

kemampuan komunikasi matematik yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap

akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan kemampuan

komunikasi matematik siswa pada tiap siklus. Instrument tes kemampuan

komunikasi matematik dilakukan uji validitas secara isi (content validity).

Validitas isi mengandung arti bahwa suatu alat ukur dipandang valid apabila

sesuai dengan apa yang hendak diukur, sehingga mendapatkan data yang

absah.Validitas isi dilakukan dengan mengkonsultasikan instrument tes

tersebut kepada para pakar (ahli) dalam hal ini yaitu dosen pembimbing I dan

dosen pembimbing II yang merupakan pakar di bidang evaluasi pendidikan

matematika.

Instrumen non tes berupa lembar observasi, jurnal harian dan wawancara

yang ditujukan untuk guru. Lembar observasi diisi pada setiap pertemuan

sedangkan wawancara dilakukan pada kegiatan pra penelitian dan di akhir

penelitian. Untuk mendapatkan data yang absah dan memiliki tingkat

Page 52: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

99

keterpercayaan yang tinggi dilakukan validasi dengan teknik triangulasi dan

saturasi. Triangulasi yaitu menggali data dari berbagai sumber, dan data dari

sumber yang satu dibandingkan dengan data dari sumber berikutnya, dan

seterusnya. Sedangkan saturasi adalah situasi pada waktu data sudah jenuh,

atau tidak ada lagi data lain yang berhasil dikumpulkan, maka waktunya

peneliti untuk mengambil keputusan untuk mengakhiri siklus. Selain

melakukan triangulasi dan saturasi, untuk mendapatkan data yang absah

dilakukan pula member check. Kegiatan ini meliputi memeriksa kembali

keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi dari narasumber,

memeriksa apakah data tersebut tetap sifatnya dan dapat dipastikan kebenaran

data. Peneliti juga secara rutin melakukan diskusi dengan guru kolaborator

mengenai hasil observasi yang diperoleh, dibaca berulang-ulang, dan

menghilangkan data yang tidak relevan dengan fokus penelitian. Hal ini

bertujuan agar data yang diperoleh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

C. Analisis Data

Tahap analisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada

dari berbagai sumber baik tes maupun non tes. Data kemampuan komunikasi

matematik siswa pada setiap akhir siklus didapat dari Tes kemampuan

komunikasi matematik dan lembar observasi kemampuan komunikasi

matematik siswa, adapaun analisis datanya sebagai berikut :

Hasil tes kemampuan komunikasi matematik siswa tiap akhir siklus,

diperoleh tingkat kemampuan komunikasi matematik siswa tertinggi, tingkat

kemampuan komunikasi matematik siswa terendah dan rata-rata kemampuan

komunikasi matematik siswa yang dirangkum dalam Tabel 13 berikut :

Page 53: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

100

Tabel 13

Rekapitulasi Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa

Tingkat Kemampuan Komunikasi

Matematik (KKM)

Hasil Tes KKM

Tes Awal Siklus I Siklus II Tingkat KKM tertinggi 75.00 83.33 91.67 Tingkat KKM terendah 20.00 20.83 62.50 Rata-rata tingkat KKM 46.75 68.94 79.73

Indikator ketercapaian kemampuan komunikasi matematik siswa dalam

penilaian ini adalah jika siswa mendapatkan nilai rata-rata ≥70 dan sebanyak

70% sudah mencapainya, maka penelitian dihentikan. Dilihat dari persentase

tingkat KKM siswa mengalami peningkatan mulai dari tes awal ke siklus I

kemudian ke siklus II. Dari tes awal ke siklus I mengalami peningkatan

sebesar 22,19 dan dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan

sebesar 10,79 sehingga dari kemampuan awal siswa ke siklus II mengalami

peningkatan sebesar 32,98. Persentase tingkat KKM siswa dapat dikonversikan

dalam Diagram 1 berikut :

0

20

40

60

80

100

Tes Awal Siklus I Siklus II

Tingkat KKM terendahTingkat KKM tertinggiTingkat KKM rata-rata

Diagram 1

Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematik (KKM) Siswa

Selain data hasil tes kemampuan komunikasi matematik, observasipun

dilakukan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan komunikasi

matematik siswa secara lisan, adapun analisis datanya sebagai berikut :

Page 54: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

101

Tabel 14

Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa

Aspek Kemampuan Komunikasi Matematik

Skor total

Tingkat KKM

Siklus I Siklus II

Rata-rata skor

Rata-rata skor

Written Text 25 57,20% 76,98% Drawing 10 53,45% 73,68%

Mathematical Expression 10 46,40% 71,33%

rata-rata 52,34% 74,00% a. Written text

Written Text yaitu kemampuan komunikasi matematik yang meliputi

kemampuan memuat persoalan ke dalam kalimat matematika pada saat

diskusi, menjelaskan dan bertanya pada kelompok lain ketika berputar,

memperhatikan penjelasan siswa lain ketika diskusi sedang berlangsung,

mendiskusikan, menyusun argumen terkait dengan soal yang dikerjakan pada

Lembar Tugas Diskusi dan mencatat hasil diskusinya. Rata-rata persentase

siswa dalam kemampuan written text pada siklus I hanya sebesar 57,20%.

Persentase ini terbilang masih rendah, karena masalah yang terjadi yaitu siswa

masih malu-malu dalam menjelaskan argumennya pada kelompok lain. Hal ini

terjadi kerena siswa masih belum terbiasa cara belajar seperti ini dan terlihat

kurang percaya diri dengan jawaban mereka. Kemudian siswa Siswa juga

masih banyak yang tidak memperhatikan apalagi bertanya ketika kelompok

lain sedang menjelaskan argumennya.

Seiring berjalannya waktu siswa sudah mulai terbiasa dengan cara

belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside

Circle, kemampuan written textnya pun mulai terasah. Pada saat siswa harus

menjelaskan argumen mereka pada kelompok lain terlihat lebih percaya diri

karena pada saat berdiskusi mengisi Lembar Tugas Diskusi mereka ikut

terlibat dan memperhatikan penjelasan siswa lainnya dalam satu kelompok.

Kemudian mereka sudah mulai aktif bertanya pada kelompok lain sedang

Page 55: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

102

menjelaskan argumennya. Sehingga pada siklus II, rata-rata kemampuan

written text siswa meningkat menjadi 76,98%.

b. Drawing

Kemampuan Drawing yaitu kemampuan merefleksikan benda nyata ke

dalam kalimat matematika dan sebaliknya. Rata-rata persentase kemampuan

drawing siswa pada siklus I baru mencapai 53,45%. Sehingga dapat

dinyatakan kemampuan drawing siswa pada siklus I masih rendah. Masalah

yang terjadi adalah sebagian besar siswa belum mampu merefleksikan apa

yang diketahui pada soal ke dalam gambar, hanya siswa yang pintar saja yang

sudah mampu melakukannya. Kemudian dalam hal kemampuan merefleksikan

gambar ke dalam kalimat matematika mereka juga masih kurang. Sangat

jarang sekali mereka menggunakan media gambar untuk membantu

menyelesaikan masalah yang terdapat pada lembar tugas diskusi.

Namun, karena seringnya mereka berdiskusi dan menjelaskan

argumennya, mereka sering menggunakan gambar untuk mempermudah

kelompok lain memahami apa yang mereka sampaikan, sehingga kemampuan

drawingnya makin terlihat baik. Pada siklus II rata-rata kemampuan drawing

siswa meningkat menjadi 73,68%.

c. Mathematical expression

Mathematical Expression yaitu kemampuan siswa menyatakan soal

yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari ke dalam bahasa atau simbol

matematika dan mampu menyelesaikannya. Dilihat dari tabel 11 persentase

kemampuan mathematical expresion siswa pada siklus 1 hanya mencapai

46,40%. Kemudian pada siklus II, peneliti lebih banyak lagi memberikan soal-

soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari pada lembar tugas diskusi

untuk mengasah kemampuan Mathematical Expression siswa. Hasil dari

lembar observasi pada siklus II, kemampuan Mathematical Expression

mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya yaitu 71,33%. Sebagian

besar siswa mampu menyatakan menyatakan soal yang berhubungan dengan

Page 56: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

103

kehidupan sehari-hari ke dalam bahasa atau simbol matematika dan sudah ada

beberapa kelompok yang mampu sampai pada tahap penyelesaian.

Dalam penelitian ini, peneliti tidak hanya melihat bagaimana kemampuan

komunikasi matematik siswa tetapi juga menggunakan lembar observasi

kerjasama siswa dalam kelompok untuk mengetahui bagaimana kerjasama siswa

dalam kelompok sebagai data pendukung dengan asumsi bahwa jika kerjasama

siswa dan peran siswa dalam kelompok itu baik maka kemampuan

komunikasinya pun juga baik. Hasil dari lembar observasi kerjasama siswa dalam

kelompok dapat dilihat dari tabel 15 berikut :

Tabel 15

Rekapitulasi Hasil Observasi Kerjasama Siswa dalam Kelompok

KELOMPOK Rata-rata skor kerjasama siswa dalam

kelompok Siklus I Ket Siklus II Ket

1 (OUTSIDE) 19,20 sedang 29,00 tinggi 1 (INSIDE) 15,00 rendah 26,50 sedang 2 (OUTSIDE) 17,80 rendah 26,75 sedang 2 (INSIDE) 15,20 rendah 25,25 sedang 3 (OUTSIDE) 16,60 rendah 27,00 sedang 3 (INSIDE) 14,60 rendah 24,00 sedang 4 (OUTSIDE) 14,80 rendah 29,00 tinggi 4 (INSIDE) 13,00 rendah 28,25 tinggi

rata-rata 15,77 rendah 26,96 sedang

Berdasarkan tabel 15, dapat dilihat bahwa rata-rata skor kerjasama siswa

dalam kelompok , dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan untuk

semua kelompok. Rata-rata peningkatan tersebut sebesar 11,19, artinya

sebagian besar siswa sudah mengalami peningkatan saat bekerja sama dalam

kelomponya. Hal ini terlihat dari siswa memberikan kontribusinya dalam

kelompok, membagi-bagi tugas pada tiap anggota dan aktivitas siswa dalam

kelompoknya meningkat selama pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle.

Respon siswa terhadap pembelajaran dalam setiap tindakan penting

untuk dijadikan pertimbangan dan perbaikan bagi penyusunan rencana

Page 57: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

104

pembelajaran berikutnya. Respon siswa tersebut disusun dalam sebuah jurnal

harian siswa yang diberikan kepada siswa setiap akhir pembelajaran. Respon

yang dikemukakan siswa beragam, ada yang berkomentar baik, komentar

negatif, bahkan ada yang tidak berkomentar. Jurnal harian yang telah disusun

kemudian dihitung persentasenya dan hasilnya dirangkum pada Tabel 16

berikut :

Tabel 16

Rekapitulasi Respon Siswa Selama Pembelajaran

Komentar Alternatif Jawaban Persentase siklus I siklus II

Positif Seru dan menyenangkan 44,95 47,45

Jadi mudah dipahami 9,81 15,68 Asik dan menarik 14,67 15,68 Inovatif 1,00 total 70,43 78,81

Negatif Susah materinya dan sulit dipahami 3,90 7,27

Kurang asik dan seru 14,76 Bosan 2,00 3,75 total 20,66 11,02 Netral Biasa saja 4,90 7,16 Tidak berkomentar 4,00 3,64

Berdasarkan tabel 16, pada siklus I sebagian besar siswa memberikan

respon yang baik dan positif terhadap model pembelajaran kooperatif tipe

inside-outside circle. Pada siklus II terdapat peningkatan dimana respon

positif siswa dari 70,43% naik menjadi 78,18% pada siklus II, dengan

kenaikan sebesar 7,75%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa senang

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe inside-outside circle. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya peresentase

siswa yang memberikan respon positif dari setiap siklus, dan menurunnya

Page 58: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

105

persentase siswa yang berkomentar negatif. Peningkatan ini tentunya

berdampak positif terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa.

Selain data yang diperoleh dari observasi dan jurnal harian siswa diperkuat

lagi dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti sebelum dan sesudah

pelaksanaan penelitian terhadap guru matematika yang bersangkutan untuk

mengetahui keadaan awal siswa di kelas dan keadaan siswa setelah

diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle.

Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut :

1. Minat siswa kelas VIII-2 terhadap matematika masih kurang, sehingga

nilai dalam pelajaran matematika juga kurang memuaskan.

2. Rata-rata maksimal hanya 50% siswa mencapai nilai KKM pada setiap

ulangan harian.

3. Metode yang sering digunakan guru adalah konvensional, ceramah, tanya

jawab, penugasan dan belum pernah menerapkan pembelajaran

berkelompok.

4. Sebagian besar siswa kelas BP-2 sangat pasif dalam belajar matematika

namun berisik pada saat pembelajaran matematika berlangsung.

5. Beberapa siswa masih takut bertanya kepada guru, mereka harus dipicu

dulu untuk bertanya karena memang minat mereka dalam belajar

matematika kurang.

6. Seluruh siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru. Namun ada

beberapa siswa yang meremehkan tugas sehingga terlambat dalam

megumpulkan tugas.

7. Sebagian besar siswa memiliki kemampuan yang rendah mulai dari aspek

kemampuan komunikasi, koneksi sampai aspek pemecahan masalah.

8. Sebagian besar siswa sudah terlihat lebih aktif setelah menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle. Karena suasana kelas

tidak monoton. Minat mereka juga sudah mulai terlihat dan justru lebih

antusias dengan pembelajaran seperti ini. Mereka sudah berani berbicara

mengelurkan ide-idenya, kemudian bertanya apabila ada yang kurang

dipahami dan memperhatikan dengan serius saat berdiskusi. Mereka juga

Page 59: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

106

terlihat antusias ketika menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari.

9. Kemampuan komunikasi matematik siswa mengalami peningkatan setelah

diterapkannnya model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle,

meskipun tidak signifikan.

D. Interpretasi Hasil Analisis

Pada siklus I dari hasil pengamatan dan jurnal harian siswa menunjukkan

bahwa siswa cukup senang dan semangat belajar menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle. Dengan antusias dan

semangat siswa dalam belajar matematika menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe inside-outside circle menunjukkan bahwa model pembelajaran

ini dapat menciptakan sikap positif siswa terhadap matematika. Siswa juga

terlihat semakin terbiasa menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

inside-outside circle. Hal ini ditandai dengan mereka mengungkapkan

argumen ketika berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing dan berbagi

tugas dalam menyelesaikan lembar tugas diskusi. Kemudian ketika mereka

berputar bertemu dengan kelompok baru, mereka berusaha menjelaskan

argumennya dibantu dengan gambar atau media lain agar siswa lain dapat

memahami. Disamping itu siswa juga terlihat memperhatikan dan bertanya

ketika siswa dari kelompok lain mengungkapkan argumenya. Kegiatan lain

yang juga terlihat dari siswa adalah menulis hasil diskusinya. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematiknya semakin

meningkat. Namun pada pembelajaran siklus I masih banyak terdapat hambatan,

sebagian siswa tidak mau laki-laki dan perempuan berada satu kelompok, namun

hali ini dapat diatasi dengan membujuk mereka dan menasehati mereka.

Sehingga proses pembelajaran pun akhirnya berjalan lancar.

Pada penelitian pendahuluan diperoleh rata-rata skor kemampuan

komunikasi matematik siswa yaitu 46,75 dan setelah tindakan siklus I

diperoleh skor rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa sebesar

68,94. Sedangkan setelah tindakan siklus II diperoleh skor rata-rata

Page 60: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

107

kemampuan komunikasi matematik siswa sebesar 79,75 ini artinya terjadi

peningkatan skor kemampuan komunikasi matematik siswa, dari skor awal

terhadap skor hasil tes kemampuan komunikasi matematik siswa siklus I

sebesar 22,19 sedangkan dari siklus I terhadap siklus II mengalami

peningkatan sebesar 10,81. Peningkatan skor kemampuan komunikasi

matematik siswa ini terjadi karena pembelajaran matematika dengan model

pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle di kelas.

Dan dari hasil observasi kemampuan komunikasi matematik siswa dengan

menggunakan lembar observasi menunjukkan persentase rata-rata

kemampuan komunikasi matematik siswa pada siklus I yaitu 52,34%

sedangkan pada siklus II mencapai 74%. Sehingga dapat disimpulkan terjadi

peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa dari siklus I terhadap

siklus II sebesar 21,66%.

Adapun peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa pada setiap

aspek yaitu sebagai berikut : kemampuan written text pada siklus I sebesar

57,20% sedangkan pada siklus II persentase rata-rata kemampuan written text

sebesar 76,98%, ini artinya terjadi peningkatan kemampuan written text siswa

dari siklus I terhadap siklus II sebesar 19,78%. Kemudian persentase rata-rata

kemampuan drawing siswa juga meningkat dari siklus I sebesar 53,45%

menjadi 73,68% pada siklus II, sehingga terjadi kenaikan skor kemampuan

drawing siswa sebesar 20,23%. Dan terakhir persentase rata-rata kemampuan

mathematical expression siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I

yaitu sebesar 46,40% dan siklus II sebesar 71,33% maka terjadi kenaikan

sebesar 24,93%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada semua aspek

kemampuan komunikasi matematik siswa mengalami kenaikan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle.

Berdasarkan hasil observasi kerjasama siswa dalam kelompok selama

proses pembelajaran dari siklus I dan II melalui lembar observasi

menunjukkan peningkatan. Hal ini ditandai dengan siswa berperan aktif dan

berbagi tugas dengan baik dalam kelompoknya. Pada siklus I, hasil observasi

kerjasama siswa dalam kelompok tercatat skor rata-rata sebesar 15,77

Page 61: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

108

sedangkan pada siklus II skor rata-rata hasil observasi mengalami

peningkatan menjadi 26,96. Ini artinya semakin baik kerjasama siswa dalam

kelompoknya maka setiap siswa memiliki kesempatan yang sama dalam

mengungkapkan argumennya tanpa didominasi oleh satu anggota kelompok

saja. Dengan bertanya, memperhatikan dan mengungkapkan argumen mereka

dengan bahasanya sendiri ketika diskusi maka sesungguhnya mereka sedang

menggunakan kemampuan komunikasi matematiknya.

Selain itu, jurnal harian siswa melengkapi data yang sudah ada, tujuannya

agar data yang diperoleh kuat keberadaannya. Berdasarkan hasil jurnal harian

siswa yang diperoleh bahwa persentase siswa yang memberikan respon

positif terhadap pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe inside-outside circle pada siklus I sebesar 70,43% sedangkan

persentase siswa yang memberikan respon yang negatif sebesar 20,66%.

Namun pada siklus II persentase siswa yang memberikan respon naik menjadi

78,18% dan persentase siswa yang berkomentar negatif turun menjadi

11,02%. Peningkatan ini tentunya berdampak positif terhadap kemampuan

komunikasi matematik siswa.

Rekapitulasi hasil pengukuran kemampuan komunikasi matematik siswa

dapat dilihat pada Tabel 17 berikut :

Page 62: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

109

Tabel 17

Rekapitulasi Hasil Pengukuran Kemampuan Komunikasi Matematik

Siswa

No Instrumen Tes Awal Siklus I Siklus II 1 Tes KKM 46,75 68,94 79,73

2

Lembar Observasi Kemampuan Komunikasi Matematik

WT : 57,20% DR : 53,45% ME : 46,40%

WT : 76,98% DR : 73,68% ME : 71,33%

3 Lembar Observasi Kerjasama Siswa Dalam Kelompok

15,77 (rendah) 26,96 (sedang)

4 Jurnal Harian Siswa

Respon : Positif : 70.43% Negatif : 20.66% Netral : 4.90% tidak berkomentar : 4%

Respon : Positif : 78.18% Negatif : 11.02% Netral : 7.16% tidak berkomentar : 3.64%

Ket : WT : Written Text DR : Drawing ME : Mathematical Expression

Berdasarkan hasil observasi kemampuan komunikasi matematik, jurnal

harian siswa, wawancara guru dan hasil tes kemampuan komunikasi

matematik siswa di setiap akhir siklus terlihat bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle dapat

meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa. Semakin pandai

siswa berdiskusi dan menjelaskan kembali hasil diskusinya kepada temannya

dari kelompok lain maka kemampuan komunikasi matematik siswa pun dapat

terus meningkat. Hal ini sesuai dengan teori bahwa dalam pembelajaran

kooperatif dapat melatih kemampuan komunikasi matematik siswa. Seperti

pada model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle yang

menekankan siswa berdiskusi mengungkapakan argumen-argumen matematiknya,

mempresentasikan dan menerangkan hasil diskusinya pada kelompok lain,

memperhatikan dan bertanya, serta menulis hasil diskusi sesungguhnya siswa

sedang menggunakan kemampuan komunikasi matematiknya.

Page 63: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

110

E. Pembahasan Temuan Penelitian

Selama penelitian berlangsung, peneliti mencacat semua kegiatan-kegiatan

siswa yang terjadi selama pembelajaran. Hal-hal yang terjadi tentu sangat

banyak, namun ada beberapa temuan penelitian yang unik ditemukan selama

penelitian.

Temuan-temuan unik yang terjadi antara lain, pada saat peneliti

melakukan kegiatan pra penelitian, terlihat mereka cenderung berkelompok-

kelompok dalam bergaul. Hal ini terbukti ketika peneliti membagi siswa

kedalam beberapa kelompok secara acak banyak sekali siswa yang keberatan

karena tidak satu kelompok dengan teman dekatnya. Namun setelah

pembelajaran dengan cara ini siswa terlihat berbaur lebih akrab satu sama

lainnya baik selama pembelajaran maupun diluar jam pelajaran. Kemudian

selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe inside-outside circle siswa-siswa yang sebelumnya cenderung terlihat

pendiam dan pasif selama peneliti melakukan observasi di kelas, menjadi

lebih aktif berbicara mengungkapkan argumennya pada saat diskusi. Hal ini

dapat dilihat dari lembar observasi kemampuan komunikasi matematik siswa

yang pada tiap pertemuan skornya relatif meningkat.

Selain itu, ketika siswa berdiskusi dalam kelompoknya pada pertemuan

ke 7 yaitu pada saat materi jaring-jaring prisma dan limas, ada beberapa

kelompok menggunting bangun prisma dan limas yang sudah mereka buat

untuk mendapatkan pola jaring-jaring yang benar. Mereka terlihat belum

yakin jika hanya membayangkan gambarnya saja. Hal ini berarti mereka

sedang melatih kemampuan komunikasi matematiknya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, ternyata setelah penelitian

selesai, siswa menjadi terbiasa mengerjakan latihan soal dengan memulai

menuliskan apa yang diketahui dari soal kemudian baru mengerjakan

penyelesaiannya. Temuan- temuan yang unik selama pembelajaran ini

tentunya memberikan dampak yang positif bagi siswa.

Page 64: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal

sebagai berikut :

1. Pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe inside-outside circle memberikan kesempatan siswa

untuk mengungkapkan argumen-argumen matematisnya dalam diskusi.

Siswa menjadi lebih aktif ketika belajar matematika di kelas.

2. Siswa memiliki respon yang positif terhadap pembelajaran matematika

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe inside-

outside circle karena memberikan suasana baru yang membuat siswa

senang dalam belajar matematika.

3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle dalam

pembelajaran matematika di kelas, dapat meningkatkan kerjasama siswa.

4. Kemampuan komunikasi matematik siswa meningkat setelah

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle

dalam pembelajaran matematika.

B. Saran

Apabila pembelajaran ini dilaksanakan di dalam kelas maka guru perlu

persiapan yang matang agar pembelajaran dapat berjalan dengan optimal.

Oleh karena itu hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam

pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

inside-outside circle diantaranya :

1. Kelas harus dikelola secara baik dan diperhatikan ketersediaan waktu

yang ada.

2. Guru harus memperhatikan keragaman siswa dalam kelompok, agar

kelompok yang dibuat terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan

yang heterogen agar tidak terjadi kecemburuan sosial

3. Mempersiapkan banyak model lembar kerja untuk siswa.

111  

Page 65: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

Perumusan Masalah 

Berdasarkan  latar  belakang  dan  identifikasi  masalah  yang  telah 

diuraikan  sebelumnya,  maka  dapat  dirumuskan  masalah  "Apakah  Model 

112  

Page 66: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

113  

Pembelajaran  Kooperatif  tipe  Inside‐Ouside  Circle  Dapat  Meningkatkan 

Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa?" 

Dari  perumusan  masalah  tersebut,  maka  dijabarkan  beberapa 

pertanyaan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini, yaitu : 

1. Bagaimana  penerapan  pembelajaran  matematika  dengan  model 

kooperatif tipe Outside‐Inside Circle di kelas? 

2. Bagaiamana  respon    siswa  dalam  pembelajaran  matematika  dengan 

model kooperatif tipe Outside‐Inside Circle? 

3. Bagaiamana kerjasama siswa dalam pembelajaran matematika dengan 

model kooperatif tipe Outside‐Inside Circle? 

4. Bagaiamana  kemampuan  komunikasi  matematik  siswa  setelah 

pembelajaran matematika dengan model kooperatif tipe Outside‐Inside 

Circle? 

Page 67: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

112

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. 2.

Anitah, Sri. 2007. Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, Ed. Revisi, Cet. 10.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara, Cet ke-4.

Aryan, Bambang. Komunikasi dalam Matematika. dari http://rbaryans.wordpress.com, 27 Januari 2010.

_____. Membangun Ketrampilan Komunikasi Matematika dan Nilai Moral Siswa Melalui Model Pembelajaran Bentang Pangajen. dari http://rbaryans.wordpress.com, 20 Januari 2010

Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press. Cet. II.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Ed. Revisi.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ed. 2.

Isjoni. 2009. Cooperative Larning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung: Alfabeta.

Lindquist, Mary M.. 1996. NCTM 1996 year book: Communication in Mathematics, K-12 and Beyond. USA : NCTM INC.

Muin, Abdul. 2005. Pendekatan Metakognitif Untuk Meningkatkan Kemampuan Matematik Siswa SMA, Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika. Jakarta : CeMED Jur. Pend Matematika. Vol. 1.

Mumun Syaban. Menumbuhkan Daya Matematis Siswa, dalam http://educare.e-fkipunla.net, 24 Januari 2010.

NCTM. 2000. Principles and Standart for School Mathematics. Reston, VA : NCTM.

Page 68: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

113

Putu Suarta, I Gusti dan I Made Suarjana. 2007. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Untuk siswa Sekolah Dasar yang Berorientasi pada Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunikasi Matematika. Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan GANESHA.

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta : Kencana.

Roudhonah. 2007. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press. Cet. 1. Sanjaya, Wina. 2005. Kurikulum dan pembelajaran Tori dan Praktek Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Grup.

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana Prenada Media Grup. Cet. 3, Ed. 1.

_____. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Saputra, M Yudha dan Iis Marwan. 2008. Strategi Pembelajaran Kooperatif.

Bandung: CV. Bintang WarliArtika.

Satriawati, Gusni. 2006. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-ended untuk Meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP. Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika. Vol. 1.

Shodiq, Fajar. Laporan Hasil Seminar dan Lokakarya Pembelajaran Matematika di P4TK (PPPG) Matematika. dalam : www.docstoc.com, 4 Maret 2010

Soemanto, Wasti. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet. 5.

Stone. 2000. Cooperative LearningReading Activities. Kagan Publishing.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suwangsih, Erna dan Tiurlina. 2006. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI Press.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka.

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Page 69: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21585/2/CORY EKA... · peneliti lakukan bersama ... yang positif terhadap Model

114

Triyanto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi Pustaka.

_____. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Vardiansyah, Dani. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia. Cet. I.

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Wiranataputra, Udin S, dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiriatmadja, Rochiati. 2005. Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet. I.

Zurinal dan Wahyu Sayuti. 2006. Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan. UIN Jakarta Press. Cet. 1.