Upload
lenguyet
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analisis Fisika dan Kimia Tanah
Berdasarkan hasil analisis fisik dan kimia tanah tempat pelaksanaan
penelitian di Dutohe Kecamatan Kabila pada lapisan olah dengan kedalaman 0-30
cm menunjukkan bahwa tekstur tanah tergolong lempung berpasir dengan
kandungan N-total rendah (0,10%), kerapatan jenis (1,1), kadar air (2,77%),
permeabilitas sedang (5,74), pH netral (7,2), C organik (1,19%), P tersedia sangat
tinggi (50,74 mg/100g), K tersedia sangat rendah (0,57), KTK sedang (19,72)
sementara kejenuhan basa (68,86%). Hasil analisis tanah pada tabel 5 disimpulkan
bahwa tanah dilokasi penelitian tergolong satatus hara tanahnya rendah dengan
faktor pembatas K2O dan C-organik rendah. Dengan demikian, penambahan
pupuk anorganik N, P dan K diharapkan dapat meningkatkan serapan hara pada
tanaman jagung di lokasi tersebut.
Tabel 4. Hasil Analisis Tanah Pada Lokasi Percobaan Desa Dutohe Kecamatan Kabila
No. Parameter Hasil
Analisa Kriteria (PPT, 1983)
1. Tekstur a. Pasir 66.87
Lempung Berpasir b. Debu 18.07 c. Liat 15.06
2 BV(g/cm3) 1.1 3 Kadar air (%) 2.77 4 Permiabilitas 5.74 Sedang
5 pH H2O 7.2 Netral 6 N Tanah (Kjedahl) 0.10 Rendah
7 P2O5 tersedia ( Bray 1) 50.74 SgtTnggi 8 C-organik ( Walky and Black) 1.19 Rendah
9 K2O tersedia 0.57 Sgt Rendah 10 KTK me/100 g 19.72 Sedang 11 KB (%) 68.86
4.2 Pengaruh Uji Kurang Satu Pupuk
4.2.1 Panjang Tongkol
Hasil analisis sidik ragam
dan K di Desa Dutohe
panjang tongkol tanaman jagung (Tabel 5).
Tabel 5. Rataan Panjang Tongkol pada Uji Kurang Satu Pupuk N, P, dan K terhadap Produksi Jagung
Perlakuan P+K N+P N+K N+P+K
BNT 5% BNT 1% KK (%)
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5%.
Gambar 2. Rataan Panjang Tongkol pada Uji Kurang Satu Pupuk N, P, dan K terhadap Produksi Jagung
Tabel 5 menunjukan bahwa panjang tongkol pada perlakuan kombinasi
pupuk PK (tanpa N) tidak berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi pupuk NP
(tanpa K), NK (tanpa P) dan kombinasi pupuk lengkap NPK.
jelas hasil terendah rataan panjang tongkol pada uji kurang satu pupuk N, P, dan
K tampak pada perlakuan kombinasi pupuk PK (tanpa N) yakni 11,9 cm
sedangkan kombinasi pupuk yang tertinggi pada perlakuan pupuk lengkap NPK
0
5
10
15
20
Uji Kurang Satu Pupuk N, P, dan K terhadap Produksi Jagung
4.2.1 Panjang Tongkol
sidik ragam menunjukan bahwa uji kurang satu pupuk N, P,
Dutohe memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap
tanaman jagung (Tabel 5).
. Rataan Panjang Tongkol pada Uji Kurang Satu Pupuk N, P, dan K terhadap Produksi Jagung
Rataan (cm)11,9a 14,8b 16,1b 16,5b
angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5%.
Rataan Panjang Tongkol pada Uji Kurang Satu Pupuk N, terhadap Produksi Jagung
menunjukan bahwa panjang tongkol pada perlakuan kombinasi
pupuk PK (tanpa N) tidak berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi pupuk NP
(tanpa K), NK (tanpa P) dan kombinasi pupuk lengkap NPK. Gambar 2 terlihat
terendah rataan panjang tongkol pada uji kurang satu pupuk N, P, dan
K tampak pada perlakuan kombinasi pupuk PK (tanpa N) yakni 11,9 cm
sedangkan kombinasi pupuk yang tertinggi pada perlakuan pupuk lengkap NPK
0
5
10
P+KN+P
N+KN+P+K
11.914.8 16.1 16.5
Produksi Jagung
bahwa uji kurang satu pupuk N, P,
nyata terhadap
. Rataan Panjang Tongkol pada Uji Kurang Satu Pupuk N, P, dan K
Rataan (cm)
1,98 3,00 1,67
angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5%.
Rataan Panjang Tongkol pada Uji Kurang Satu Pupuk N,
menunjukan bahwa panjang tongkol pada perlakuan kombinasi
pupuk PK (tanpa N) tidak berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi pupuk NP
Gambar 2 terlihat
terendah rataan panjang tongkol pada uji kurang satu pupuk N, P, dan
K tampak pada perlakuan kombinasi pupuk PK (tanpa N) yakni 11,9 cm
sedangkan kombinasi pupuk yang tertinggi pada perlakuan pupuk lengkap NPK
P+K
N+P
N+K
N+P+K
yakni 16,5, pada perlakuan kombinasi pupuk PK hasil rataan panjang tongkol
rendah karena pupuk N yang tersedia dalam tanah rendah, peranan utama nitrogen
(N) bagi tanaman jagung adalah merangsang pertumbuhan secara keseluruhan
khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu, nitrogenpun berperan penting
dalam pembentukan zat hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis
(Lingga, 2000).
Proses fotosintesis merupakan proses pembentukan zat makanan yang
berpengaruh terhadap buah yang di hasilkan tanaman jagung, sehingga dengan
tidak adanya pemberian pupuk N pada tanaman dan rendahnya kadar N dalam
tanah merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan buah
tanaman jagung. Dalam pemupukan tanaman jagung pupuk P untuk mempercepat
pemasakan buah. Sesuai data analisis tanah pada tabel 5 bahwa P tersedia sangat
tinggi sementara pada perlakuan ini dilakukan penambahan unsur P dalam tanah,
maka diduga ketersediaan P dalam tanah telah melewati ambang batas.
Untuk kombinasi pupuk NPK (lengkap) hasil rataannya tertinggi karena
kombinasi pupuk ini merupakan kombinasi yang cukup baik, sesuai dengan hasil
analisis tanah kadar N dalam tanah rendah dan kadar K yang tersedia sangat
rendah sehingga suplay unsur N dan K sangatlah perlu dalam peningkatan
produksi tanaman jagung, yang dapat dilihat jelas pada perlakuan kombinasi
pupuk NPK (lengkap) yang mendapatkan rataan panjang tongkol tertinggi pada
uji kurang satu pupuk N, P dan K terhadap produksi jagung di Dutohe Kabila.
4.2.2 Diameter Tongkol
Hasil statistik sidik ragam dapat diketahui bahwa perlakuan uji kurang satu
pupuk N, P, dan K jagung di
nyata terhadap diameter tongkol.
Tabel 6. Rataan Diameter Tongkol pada Uji Kurang Satu Pupuk N, P, dan K terhadap Produksi Jagung
Perlakuan P+K N+P N+K N+P+K
BNT 5% BNT 1% KK (%)
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda
Gambar 3. Rataan Diameter Tongkol pada Uji Kurang Satu Pupuk N, P, dan
Pada rataan diameter tongkol perlakuan kombinasi pupuk PK tanpa N tidak
berbeda nyata dengan perlakuan
berbeda sangat nyata dengan perlakuan kombinasi pupuk NK tanpa P. Perlakuan
NK tanpa P tidak berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi pupuk NP tanpa K
dan NPK. Perlakuan kombinasi pupuk NPK, NP tanpa K, danNK tanpa P
pengukuran rataan diameter tongkol nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan
kombonasi pupuk PK tanpa N dengan hasil rataan sebesar 3,91 cm
3.6
3.8
4
4.2
4.4
4.6
P+K
3.91
4.2.2 Diameter Tongkol
Hasil statistik sidik ragam dapat diketahui bahwa perlakuan uji kurang satu
pupuk N, P, dan K jagung di Desa Dutohe memberi pengaruh berbeda sangat
nyata terhadap diameter tongkol.
. Rataan Diameter Tongkol pada Uji Kurang Satu Pupuk N, P, dan K terhadap Produksi Jagung
Rataan (cm) 3,91a 4,14b 4,48c 4,12b
angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5%.
Rataan Diameter Tongkol pada Uji Kurang Satu Pupuk N, P, dan K terhadap Produksi Jagung
Pada rataan diameter tongkol perlakuan kombinasi pupuk PK tanpa N tidak
berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi pupuk NPK, NP tanpa K, tetapi
berbeda sangat nyata dengan perlakuan kombinasi pupuk NK tanpa P. Perlakuan
NK tanpa P tidak berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi pupuk NP tanpa K
dan NPK. Perlakuan kombinasi pupuk NPK, NP tanpa K, danNK tanpa P
pengukuran rataan diameter tongkol nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan
kombonasi pupuk PK tanpa N dengan hasil rataan sebesar 3,91 cm. Pertanaman
P+KN+P
N+KN+P+K
3.91
4.14
4.48
4.12
Hasil statistik sidik ragam dapat diketahui bahwa perlakuan uji kurang satu
berbeda sangat
. Rataan Diameter Tongkol pada Uji Kurang Satu Pupuk N, P, dan
Rataan (cm)
0,15 0,23 0,46
nyata pada taraf uji 5%.
Rataan Diameter Tongkol pada Uji Kurang Satu
Pada rataan diameter tongkol perlakuan kombinasi pupuk PK tanpa N tidak
kombinasi pupuk NPK, NP tanpa K, tetapi
berbeda sangat nyata dengan perlakuan kombinasi pupuk NK tanpa P. Perlakuan
NK tanpa P tidak berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi pupuk NP tanpa K
dan NPK. Perlakuan kombinasi pupuk NPK, NP tanpa K, danNK tanpa P hasil
pengukuran rataan diameter tongkol nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan
Pertanaman
P+K
N+P
N+K
N+P+K
dengan diameter tongkol dan bobot 100 biji tinggi memberikan hasil biji yang
juga tinggi (Takdir et al
rataan diameter tongkol tertinggi terdapat pada perlakuan kombinasi p
tanpa P sebesar 4,48 cm
4.2.3 Berat Kering Keseluruhan
Hasil statistik sidik ragam dapat diketahui perlakuan uji kurang satu pupuk
N, P, dan K jagung di
berat kering keseluruhan.
Tabel 7. Rataan Berat Kering Keseluruhan pada Uji Kurang Satu Pupuk N, P, dan K terhadap Produksi Jagung
Perlakuan P+K N+P N+K N+P+K
BNT 5% KK (%)
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5%.
Gambar 4. Rataan Berat Kering Keseluruhan pada Uji Kurang Satu
Pupuk N, P, dan K terhadap Produksi Jagung
Dari tabel rataan berat kering keseluruhan dapat dilihat bahwa perlakuan
kombinasi pupuk PK tanpa N tidak berbeda nyata dengan perlakuan
pupuk NPK, NP tanpa K, dan NK tanpa P. Rataan terendah berat kering
0
200
400
600
800
1000
1200
P+K
665
dengan diameter tongkol dan bobot 100 biji tinggi memberikan hasil biji yang
et al. 2003 dalam Tabri Fahdiana 2010 ). Hasil pengukuran
rataan diameter tongkol tertinggi terdapat pada perlakuan kombinasi p
tanpa P sebesar 4,48 cm.
4.2.3 Berat Kering Keseluruhan
Hasil statistik sidik ragam dapat diketahui perlakuan uji kurang satu pupuk
N, P, dan K jagung di Desa Dutohe memberi pengaruh berbeda nyata terhadap
berat kering keseluruhan.
. Rataan Berat Kering Keseluruhan pada Uji Kurang Satu Pupuk N, P, dan K terhadap Produksi Jagung
Rataan (g) 665a 1.122b 11.221.149b 11.491.064b 10.64 324,28 4,0580
angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5%.
Rataan Berat Kering Keseluruhan pada Uji Kurang Satu
Pupuk N, P, dan K terhadap Produksi Jagung
Dari tabel rataan berat kering keseluruhan dapat dilihat bahwa perlakuan
kombinasi pupuk PK tanpa N tidak berbeda nyata dengan perlakuan
pupuk NPK, NP tanpa K, dan NK tanpa P. Rataan terendah berat kering
P+KN+P
N+KN+P+K
665
1122 11491064
dengan diameter tongkol dan bobot 100 biji tinggi memberikan hasil biji yang
Hasil pengukuran
rataan diameter tongkol tertinggi terdapat pada perlakuan kombinasi pupuk NK
Hasil statistik sidik ragam dapat diketahui perlakuan uji kurang satu pupuk
berbeda nyata terhadap
. Rataan Berat Kering Keseluruhan pada Uji Kurang Satu Pupuk N,
t/ha 6.65
11.22 11.49 10.64
angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5%.
Rataan Berat Kering Keseluruhan pada Uji Kurang Satu
Dari tabel rataan berat kering keseluruhan dapat dilihat bahwa perlakuan
kombinasi
pupuk NPK, NP tanpa K, dan NK tanpa P. Rataan terendah berat kering
P+K
N+P
N+K
N+P+K
keseluruhan yakni pada perlakuan kombinasi pupuk PK tanpa N sebesar 665 gram
dan rataan tertinggi berat kering keseluruhan pada perlakuan kombinasi pupuk
NK tanpa P sebesar 1.14
4.2.4 Berat Kering 100 Biji
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa uji kurang satu pupuk N, P, dan K
tidak berpengaruh nyata terhadap berat kering 100 biji jagung di
Selanjutnya. Rataan berat 100 biji pada uji kurang satu pu
sajikan pada tabel 8.
Tabel 8. Rataan Berat K terhadap Produksi Jagung
Perlakuan P+K N+P N+K N+P+K
KK (%) tn=tidak berbeda nyata
Gambar 5. Rataan Berat P, dan K terhadap Produksi Jagung
20
22
24
26
28
P+K
keseluruhan yakni pada perlakuan kombinasi pupuk PK tanpa N sebesar 665 gram
dan rataan tertinggi berat kering keseluruhan pada perlakuan kombinasi pupuk
NK tanpa P sebesar 1.149 gram.
4.2.4 Berat Kering 100 Biji
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa uji kurang satu pupuk N, P, dan K
tidak berpengaruh nyata terhadap berat kering 100 biji jagung di Desa
Selanjutnya. Rataan berat 100 biji pada uji kurang satu puapuk N, P, dan K di
Kering 100 Biji padaUji Kurang Satu Pupuk N, P, dan K terhadap Produksi Jagung
Rataan (g) 23,67tn 26,33 28,00 24,33
Rataan Berat Kering 100 Biji pada Uji Kurang Satu Pupuk P, dan K terhadap Produksi Jagung
P+KN+P
N+KN+P+K
23.67
26.33
28
24.33
keseluruhan yakni pada perlakuan kombinasi pupuk PK tanpa N sebesar 665 gram
dan rataan tertinggi berat kering keseluruhan pada perlakuan kombinasi pupuk
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa uji kurang satu pupuk N, P, dan K
Desa Dutohe.
puk N, P, dan K di
Satu Pupuk N, P, dan
Rataan (g)
3,519
Satu Pupuk N,
P+K
N+P
N+K
N+P+K
Tabel 8 menunjukan bahwa berat kering 100 biji jagung tertinggi diperoleh
pada perlakuan pupuk N, K tanpa P dan tidak berbeda nyata dengan seluruh
perlakuan kombinasi pupuk lainnya. Hal ini diakibatkan oleh karena kadar P
dalam tanah sangat tinggi, kada N rendah dan unsur K sangat rendah (tabe l),
sehingga walaupun dalam perlakuan kombinasi pupuk tanpa P dan hanya
pemupukan N, K, kombinasi pupuk ini menghasilkan berat kering 100 biji
tertinggi (28,00 g), walaupun pengaruhnya tidak nyata terhadap seluruh
perlakuan.
Menurut Mapegau 2000, bahwa hara P diperlukan bagi perkembangan akar.
Perakaran yang lebih berkembang akan memungkinkan bagi penyerapan hara
yang lebih banyak. Meningkatnya serapan N, P, dan K dan jumlah klorofil
dapat meningkatkan laju fotosintesis yang kemudian akan meningkatkan hasil
tanaman. Dari hasil perlakuan yang di lakukan dan hasil analisis tanah dapat
dilihat bahwa setiap perlakuan yang dilakukan yang menggunakan pupuk P
hasilnya tidak ada yg maksimal, hal ini disebabkan karena kandungan hara P yang
sangat tinggi dan kemudian di berikan perlakuan pupuk P sehingga kebutuhan
unsur P yang diberikan pada tanaman sudah mencapai ambang batas. Perlakuan
yang terbaik terlihat jelas pada perlakuan kombinasi pupuk NK karena pada tabel
8 jelas ketersediaan pupuk P sangat tinggi sehingga dalam melakuakan
pemupukan walaupun tanpa pupuk P dapat memberikan hasil berat kering 100 biji
yang tertinggi sehingga kombinasi ini cukup baik bagi tanaman jagung di Dutohe.
4.3 Kombinasi pupuk N, P, dan K yang memberikan pengaruh terbaik
terhadap produksi tanaman jagung
Dari hasil penelitian yang dilakukan dari setiap perlakuan dapat dilihat
bahwa kombinasi pupuk yang terbaik yakni kombonasi pupuk NK tanpa P terlihat
pada setiap parameter, panjang tongkol, diameter tongkol, berat kering
keseluruhan, berat kering 100 biji walaupun pada parameter berat kering 100 biji
pengaruhnya tidak nyata pada BNT 5%. Hasil kombinasi pupuk NK tanpa P
menjadi yang terbaik karena dapat dilihat dari tabel hasil analisis fisika dan kimia
tanah yang ada di Dutohe bahwa kandungan unsur N rendah, Unsur K sangat
rendah dan Unsur P sangat tinggi, sehingga dalam penelitian perlakuan kombinasi
pemupukan di setiap parameter memberikan rataan yang tertinggi terdapat pada
perlakuan NK tanpa P, perlakuan kombinasi pupuk NK tanpa P merupakan
kombinasi pupuk yang berimbang. Pemupukan berimbang merupakan
pengelolaan hara spesifik lokasi, bergantung pada lingkungan setempat, terutama
tanah. Menurut Dobermann et al. 2003 dalam Sirappa 2010 , konsep pengelolaan
hara spesifik lokasi mempertimbangkan kemampuan tanah menyediakan hara
secara alami dan pemulihan hara yang se-belumnya dimanfaatkan tanaman.
Konsep serupa juga digunakan untuk rekomendasi pemupukan yang baru pada
tanaman jagung dengan penekanan khusus pada pemahaman potensi hasil dan
senjang hasil sebagai dasar perbaikan rekomendasi pengelolaan hara spesifik
lokasi. Pengelolaan hara spesifik lokasi berupaya menyediakan hara bagi tanaman
secara tepat, baik jumlah, jenis, maupun waktu pemberiannya, dengan
mempertimbangkan kebutuhan tanaman dan kapasitas lahan dalam menyediakan
hara bagi tanaman.
Tabel 9. Kombinasi Pupuk Terbaik pada Uji Kurang Satu Pupuk N, P dan K terhadap Produksi Jagung
Perlakuan Panjang Tongkol
Diameter Tongkol
Berat Kering Keseluruhan
Berat 100 Biji
P+K 11,9a 3,91a 665a 23,67tn
N+P 14,8b 4,14b 1.122b 26,33 N+K 16,1b 4,48c 1.149b 28,00 N+P+K 16,5b 4,12b 1.064b 24,33
Perlakuan kombinasi pupuk NK tanpa P pada penelitian di Desa Dutohe
Kabila merupakan kombinasi pupuk yang terbaik karena dapat dilihat dari hasil
analisis sidik ragam pada parameter penelitian yang dilakukan, terlihat jelas pada
tabel 9 kombinasi pupuk NK tanpa P rata-rata dari seluruh parameter memberikan
nilai tertinggi dan merupakan takaran pemupukan berimbang yang spesifik lokasi
dengan hasil analisis fisika dan kimia tanah tabel 4 yakni unsur P yang tersedia
dalam tanah sangat tinggi, unsur N rendah dan K rendah, sesuai dengan definisi
pemupukan berimbang yakni pemberian pupuk ke dalam tanah untuk mencapai
status semua hara esensial seimbang sesuai kebutuhan tanaman dan optimum
untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil, meningkatkan efisiensi pemupukan,
kesuburan tanah serta menghindari pencemaran lingkungan. Jadi pemupukan
berimbang merupakan pemenuhan hara yang berimbang dalam tanah, bukan
berimbang dalam bentuk dan jenis pupuk (Niaga Pusri, 2008), sehingaa sesuai
dengan tujuan penelitian telah diperoleh kombinasi pupuk N, P, dan K yang
memberikan pengaruh paling baik terhadap produksi tanaman jagung yakni
kombinasi pupuk NK tanpa P.