36
31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta yang berlokasi di Jalan RM Said No. 35 Solo dengan Kepala Sekolah bernama Drs. H. Tri Kuat, M. Pd. Pada SMA Muhammadiyah 1 Surakarta terdapat 7 kelas untuk kelas X, yang terdiri dari 3 kelas MIPA (MIPA 1, MIPA 2, dan MIPA 3) dan 4 kelas IPS (IPS 1, IPS 2, IPS 3, dan IPS 4). SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki visi, misi, dan tujuan sebagai berikut: 1. Visi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Mewujudkan SMA Muhammadiyah 1 Surakarta sebagai lembaga yang unggul dalam prestasi, luhur dalam budi pekerti, mampu berkompetitif menuju terbentuknya insan beriman, cerdas, kreatif, dan berdaya saing nasional. Dengan Indikator: a. Unggul dalam perolehan Nilai Ujian Nasional Murni b. Unggul dalam persaingan melanjutkan ke Perguruan Tinggi c. Unggul dalam Karya Ilmiah d. Unggul dalam Kesenian e. Unggul dalam Olah Raga f. Unggul dalam Disiplin g. Unggul dalam Kepedulian Sosial 2. Misi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta a. Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar dan Bimbingan secara efektif dan berkarakter islami. b. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah. c. Meningkatkan dan membantu setiap siswa untuk mengenali sendiri potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal dan berprestasi. d. Meningkatkan semangat pendalaman Agama Islam dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga terwujud kehidupan yang Islami.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta yang

berlokasi di Jalan RM Said No. 35 Solo dengan Kepala Sekolah bernama Drs. H.

Tri Kuat, M. Pd. Pada SMA Muhammadiyah 1 Surakarta terdapat 7 kelas untuk

kelas X, yang terdiri dari 3 kelas MIPA (MIPA 1, MIPA 2, dan MIPA 3) dan 4

kelas IPS (IPS 1, IPS 2, IPS 3, dan IPS 4). SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

memiliki visi, misi, dan tujuan sebagai berikut:

1. Visi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

Mewujudkan SMA Muhammadiyah 1 Surakarta sebagai lembaga yang unggul

dalam prestasi, luhur dalam budi pekerti, mampu berkompetitif menuju

terbentuknya insan beriman, cerdas, kreatif, dan berdaya saing nasional.

Dengan Indikator:

a. Unggul dalam perolehan Nilai Ujian Nasional Murni

b. Unggul dalam persaingan melanjutkan ke Perguruan Tinggi

c. Unggul dalam Karya Ilmiah

d. Unggul dalam Kesenian

e. Unggul dalam Olah Raga

f. Unggul dalam Disiplin

g. Unggul dalam Kepedulian Sosial

2. Misi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

a. Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar dan Bimbingan secara efektif dan

berkarakter islami.

b. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga

sekolah.

c. Meningkatkan dan membantu setiap siswa untuk mengenali sendiri potensi

dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal dan berprestasi.

d. Meningkatkan semangat pendalaman Agama Islam dan pengamalannya

dalam kehidupan sehari-hari sehingga terwujud kehidupan yang Islami.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

32

e. Menciptakan kedisiplinan dan persatuan seluruh warga sekolah.

3. Tujuan SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

a. Terlaksanannya Proses Kegiatan Belajar Mengajar secara efektif dan efisien

sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.

b. Tersedianya sarana prasarana yang memadai, sehingga memiliki daya

dukung yang optimal terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang

efektif dan efisien.

c. Tersedianya pendidik dan tenaga kependidikan yang memenuhi standar

yang ditetapkan, sebagai pendukung terciptanya kegiatan belajar yang

efektif dan efisien dan hasil yang optimal.

d. Terlaksananya Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) dari masing-masing

komponen sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Karyawan dan Siswa).

e. Terlaksanannya tata tertib dan segala ketentuan yang mengatur operasional

sekolah, baik para guru, karyawan maupun siswa.

f. Terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, sehingga mampu

memenangkan kompetisi di era global.

Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang semuanya adalah perempuan.

Untuk matematika pada kurikulum SMA dibagi menjadi 2, yaitu matematika

wajib dan matematika peminatan. Matematika wajib dan matematika peminatan

diajar oleh guru yang berbeda.

B. DESKRIPSI DATA

1. Hasil Wawancara tentang Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran

Matematika

a. Hasil Wawancara 1

Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum yang

bernama Bapak Madiyono, S. Pd. Hasil wawancara sebagai berikut.

P : Apa visi dan misi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta?

WK : a. Visi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

Mewujudkan sma muhammadiyah 1 surakarta sebagai lembaga

yang unggul dalam prestasi luhur dalam budi pekerti mampu

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

33

berkompetitif menuju terbentuknya insan beriman cerdas kreatif

dan berdaya saing nasional.

b. Misi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

1. Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar dan Bimbingan

secara efektif dan berkarakter islami.

2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada

seluruh warga sekolah.

3. Meningkatkan dan membantu setiap siswa untuk mengenali

sendiri potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara

optimal dan berprestasi.

4. Meningkatkan semangat pendalaman Agama Islam dan

pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga terwujud

kehidupan yang Islami.

5. Menciptakan kedisiplinan dan persatuan seluruh warga sekolah.

P : Berkaitan dengan visi dan misi sekolah, upaya apa sajakah yang telah

dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi tersebut?

WK : Upaya yang dilakukan adalah dengan melaksanakan proses kegiatan

belajar mengajar dengan baik. Namun, karena ini sekolah swasta

sehingga kemampuan anak dalam akademik masih kalah dengan

sekolah negeri. Pada saat siswa masuk ke sekolah ini dibagikan angket

dan ternyata siswa tertarik pada sekolah ini karena ekstrakurikuler

yang selalu mendapatkan juara. Ekstrakurikuler yang paling digemari

adalah basket. Oleh sebab itu sekolah selalu berupaya untuk

mengembangkan ekstrakurikuler yang ada agar bisa mendapat prestasi

dalam ekstrakurikuler tersebut.

P : Kendala – kendala apa sajakah yang dialami sekolah dalam

mewujudkan visi dan misi tersebut?

WK : Kendala dari input siswa. Karena dari awal siswa cenderung memilih

untuk masuk sekolah negeri dahulu, jika tidak diterima di sekolah

negeri baru memutuskan masuk ke sekolah swasta (ke sekolah ini).

Dari itu saja kita sudah dapat membedakan kemampuan sekolah

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

34

negeri dengan sekolah swasta terutama dalam bidang akademik.

Kendala selanjutnya adalah dana. Dana untuk mengembangkan

potensi siswa di sekolah ini sangat minim, berbeda dengan sekolah

negeri yang memiliki banyak dana untuk mengembangkan potensi

siswa. Jadi, sekolah berupaya mengembangkan potensi siswa dengan

dana yang minim tersebut.

P : Berkaitan dengan Kurikulum 2013. Sejak kapan SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta menerapkan Kurikulum 2013?

WK : Sekolah sudah menerapkan Kurikulum 2013 selama 3 semester.

Dimulai pada tahun ajaran 2013/2014. Sehingga untuk kelas X dan XI

saat ini menggunakan Kurikulum 2013, sedangkan untuk kelas XII

masih menggunakan kurikulum sebelumnya yaitu KTSP.

P : Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bapak/Ibu guru yang berkaitan

dengan Kurikulum 2013?

WK : Untuk pelatihan Bapak dan Ibu guru diundang oleh dinas pendidikan

untuk mengikuti seminar tentang Kurikulum 2013. Dari dinas

pendidikan itu sendiri wajib diikuti oleh Bapak dan Ibu guru secara

bergiliran sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dari pihak sekolah

sendiri juga mengundang narasumber yang berkompeten untuk

mengisi seminar dalam pelatihan agar Bapak dan Ibu guru di sini

paham dengan Kurikulum 2013.

P : Bagaimana kinerja guru terkait dengan Kurikulum 2013?

WK : Secara keseluruhan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan oleh Bapak

dan Ibu guru di sekolah ini, namun Kurikulum 2013 ini masih

memiliki kekurangan. Kurikulum 2013 belum sempurna sehingga

penerapannya juga belum sempurna.

P : Persiapan apa saja yang dilakukan sekolah dalam menerapkan

Kurikulum 2013?

WK : Sekolah memanggil narasumber untuk mengisi seminar yang

berkaitan dengan Kurikulum 2013. Sekolah juga mengadakan training

yang berkaitan dengan Kurikulum 2013. Persiapan buku baru (buku

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

35

siswa dan buku guru) untuk Kurikulum 2013 dan pengelolaan

administrasi baru.

P : Apa perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan kurikulum

sebelumnya?

WK : Perbedaan terletak pada susunan materi pelajaran, struktur pelajaran

dan konsep pembelajaran. Sistem penilaian juga berubah. Kurikulum

sebelumnya hanya menilai aspek pengetahuan, sedangkan Kurikulum

2013 semua aspek dinilai yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan.

P : Bagaimana pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMA Muhammadiyah 1

Surakarta?

WK : Kurikulum 2013 sudah berjalan, tetapi belum sempurna. Adanya

kendala membuat pelaksanaan Kurikulum 2013 sedikit terganggu.

Dalam Kurikulum 2013 ini menuntut kreativitas dari guru dalam

proses pembelajaran dan pengelolaan administrasi yang cukup banyak

dan harus mampu menguasai IT.

P : Bagaimana kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan Kurikulum

2013?

WK : Dalam praktek belajar mengajar guru bisa dilepas dan mampu

menerapkan Kurikulum 2013. Namun perlu ditekankan lagi

Kurikulum 2013 belum berjalan sempurna di sekolah ini.

P : Apa persamaan dan perbedaan teknik penilaian Kurikulum 2013

dengan kurikulum sebelumnya?

WK : Persamaannya adalah sama – sama menilai siswa. Perbedaannya

adalah perubahan skala penilaian yang sebelumnya sampai 100

sekarang sampai 4. Aspek yang dinilai dalam kurikulum 2013 adalah

aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian dalam rapot

Kurikulum 2013 juga dirinci memuat keterangan – keterangan tentang

aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan dari siswa itu sendiri.

Rapot yang digunakan tiap semester di sekolah ini berupa lembaran

dikarenakan untuk rapot pada Kurikulum 2013 tidak cukup 1 lembar.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

36

Pada saat siswa akan lulus rapot dari tiap semester dijadikan satu dan

dijilid rapi seperti buku.

P : Bagaimana teknik dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada

Kurikulum 2013?

WK : Guru menilai siswa pada setiap kegiatan pembelajaran. Guru menilai

aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan dari siswa. Dalam

penilaian guru juga memberikan soal. Penilaian ini dirinci setiap

tahapan – tahapannya. Nilai yang didapat siswa nantinya akan

dideskripsikan ke dalam angka dan keterangan (berupa kalimat).

Dalam penilaian inilah yang membuat Bapak/Ibu guru kebingungan,

dikarenakan nilai akhir yang diambil adalah nilai yang paling baik dari

semua nilai dalam satu mata pelajaran. Padahal untuk mengetahui

kemampuan siswa tidak cukup hanya dengan melihat nilai yang paling

baik saja. Untuk KKM sekolah ini sendiri sebesar 2, 67 dari skala 4

untuk aspek pengetahuan dan keterampilan dan baik untuk sikap.

P : Bagaimana teknik evaluasi keberhasilan peserta didik pada Kurikulum

2013?

WK : Guru mengadakan evaluasi berupa Ujian Tengah Semester dan Ujian

Akhir semester. Guru juga mengadakan evaluasi secara berkala dari

kegiatan pembelajaran di kelas dan ulangan harian. Untuk penilaian

sikap menggunakan angket yang diisi oleh siswa untuk menilai diri

sendiri, angket teman sejawat yang diisi oleh siswa untuk menilai

temannya namun untuk angket teman sejawat ini tidak boleh hanya

menilai teman yang itu – itu saja jadi harus bergantian dengan teman

lain untuk menilai dan angket yang diisi oleh Bapak/Ibu guru untuk

menilai sikap siswa. Penilaian sikap ini berupa skor.

P : Kendala apa saja yang sekolah alami dalam pelaksanaan Kurikulum

2013?

WK : Kendala pertama adalah dari dana untuk mengembangkan potensi

siswa yang minim dari sekolah. Kedua adalah kurangnya semangat

dari Bapak/Ibu guru yang sudah tua (akan pensiun) untuk belajar IT

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

37

agar bisa melaporkan hasil penilaian siswa. Ketiga kurangnya

kemampuan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran berdasarkan

Kurikulum 2013. Keempat adalah guru yang kurang paham tentang

Kurikulum 2013.

P : Bagaimana sekolah meminimalkan kendala yang ada dalam penerapan

Kurikulum 2013?

WK : Untuk mengembangkan kemampuan guru dalam menerapkan

Kurikulum 2013 sekolah memanggil narasumber yang berkompeten

untuk mengisi seminar di sekolah. Setiap guru juga diusahakan saling

berbagi informasi tentang Kurikulum 2013 kepada guru lain yang

belum paham (saling berbagi). Sekolah juga melengkapi sarana dan

prasarana berupa buku pelajaran (buku siswa dan buku guru) untuk

menunjang proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013, setiap ruang

kelas juga dilengkapi dengan OHP dan LCD. Untuk melaporkan

penilaian dibuat sofware dalam microsoft excel sehingga

memudahkan guru untuk melaporkan penilaian karena guru hanya

menginput nilai dan untuk hasil akhir dan keterangan telah muncul

secara otomatis.

b. Hasil Wawancara 2

Wawancara dengan guru matematika kelas X MIPA 1, X MIPA 2, X

MIPA 3 dan X IPS 1 yang bernama Ibu Siti Marfuah, S. Si. Hasil

wawancara sebagai berikut.

P : Menurut Ibu, apa yang dimaksud dengan Kurikulum 2013?

G : Kurikulum 2013 itu kurikulum yang baik. Dalam Kurikulum 2013 ini

sesuai dengan tahapan peserta didik, membuat siswa aktif di dalam

pembelajaran.

P : Apakah perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya?

G : Perbedaannya terdapat dalam proses dan penilaian. Kurikulum 2013

lebih menekankan siswa untuk aktif di dalam kegiatan pembelajaran

melalui diskusi kelompok, selain itu materi dipecah-pecah ke dalam

kelas X, kelas XI dan kelas XII. Jadi pelajaran matematika pada kelas

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

38

X, XI dan XII saling berkaitan tidak seperti pada kurikulum

sebelumnya dimana materi pelajaran kelas X, XI dan XII berbeda.

Dalam teknik penilaian pada kurikulum 2013 lebih kompleks karena

yang dinilai tidak hanya aspek pengetahuan saja seperti pada kurikulum

sebelumnya, tetapi ada aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.

P : Apakah Ibu sudah menerapkan Kurikulum 2013 dalam proses

pembelajaran, terutama pembelajaran sainstifik?

G : Seharusnya pembelajaran sainstifik dilakukan dalam setiap

pembelajaran di kelas. Namun, dalam kenyataannya pembelajaran

sainstifik tidak bisa dilakukan secara terus menerus. Karena tidak

semua materi dapat digunakan untuk pembelajaran sainstifik ini. Untuk

beberapa materi yang sekiranya bisa dilaksanakan dengan pembelajaran

sainstifik maka saya menggunakannya, tetapi tetap memperhatikan

situasi dan kondisi peserta didik itu sendiri.

P : Apakah sebelum kegiatan pembelajaran di kelas Ibu membuat RPP

terlebih dahulu?

G : Iya, saya membuat RPP pada awal tahun pembelajaran.

P : Apakah proses pembelajaran sudah sesuai RPP?

G : Iya sudah sesuai. Semaksimal mungkin proses pembelajaran di kelas

sudah saya sesuaikan dengan RPP, namun terkadang kondisi siswa dan

kurangnya waktu atau adanya hari libur yang membuat tidak sesuai

dengan RPP.

P : Metode apa saja yang Ibu terapkan dalam proses pembelajaran di kelas?

G : Ceramah, Diskusi, Problem Solving. Tergantung kondisi peserta didik

dan materi yang dipelajari.

P : Terkait dengan mata pelajaran matematika peminatan, apakah

perbedaan matematika peminatan dengan matematika pada umumnya?

G : Untuk matematika peminatan materi yang disampaikan lebih dalam dari

matematika wajib.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

39

P : Apakah Ibu menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah

pemahaman siswa dalam pelajaran? Jika ya, media apa saja yang

digunakan?

G : Iya. Dalam dimensi tiga biasanya menggunakan media berupa bangun

kubus, balok dan lain-lain. Aplikasi geogebra juga digunakan untuk

mempermudah siswa dalam menggambar grafik. Namun yang paling

sering digunakan adalah power point karena dapat digunakan dalam

materi apapun.

P : Bagaimana cara Ibu untuk membuat siswa aktif dalam proses

pembelajaran?

G : Biasanya dalam pembelajaran dilakukan tanya jawab dan dalam diskusi

kelompok bisa membuat siswa menjadi lebih aktif.

P : Apakah ada perbedaan teknik penilaian pada Kurikulum 2013 dengan

kurikulum sebelumnya?

G : Perbedaan teknik penilaian Kurikulum 2013 dengan kurikulum

sebelumnya terdapat dalam skala. Kurikulum sebelumnya penilaian

dilakukan dari skala 0 - 100 sedangkan penilaian pada Kurikulum 2013

skala yang digunakan adalah 1 – 4. Penilaian dalam kurikulum

sebelumnya hanya aspek pengetahuan saja, tetapi dalam Kurikulum

2013 aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan dinilai.

P : Bentuk evaluasi apa saja yang Ibu lakukan untuk mengetahui

kemampuan peserta didik?

G : Dari ulangan harian, PR dan tugas semua diberi penilaian untuk

mengetahui kemampuan peserta didik.

P : Bagaimana cara menilai keberhasilan peserta didik dalam Kurikulum

2013?

G : Dengan cara melihat nilai yang sudah tuntas (diatas KKM). Nilai KKM

di sekolah ini adalah 2, 67. Untuk yang belum mencapai KKM

diadakan remidi untuk memperbaiki nilai.

P : Apakah ada remidial untuk peserta didik yang belum mencapai KKM?

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

40

G :Ya. Untuk siswa yang belum mencapai KKM selalu diadakan remidi

untuk memperbaiki nilai. Remidi dilakukan dengan mengerjakan

kembali soal ulangan yang diberikan.

P : Kendala apa saja yang Ibu alami dalam pelaksanaan Kurikulum 2013?

G : Kendala dari kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,

buku pelajaran matematika (buku siswa) terkadang dalam buku siswa

soal – soal kurang banyak dan siswa cenderung kebingungan, selain itu

kesiapan materi pelajaran karena dalam Kurikulum 2013 untuk kelas X,

XI dan XII saling berkesinambungan. Untuk kelas X materi bisa

langsung diajarkan, tetapi untuk kelas XI dan XII saya harus mengulang

terlebih dahulu pelajaran di kelas X karena siswa cenderung lupa

dengan materi pelajaran kelas X.

P : Upaya apa saja yang Ibu lakukan untuk meminimalkan kendala

tersebut?

G : Biasanya koordinasi dengan guru MGMP saling memberi masukan

untuk kendala yang terjadi dalam Kurikulum 2013. Dari buku pelajaran

juga mengambil sumber buku lain untuk menambah materi dan soal –

soal.

c. Hasil Wawancara 3

Wawancara dengan guru matematika kelas X IPS 2 dan X IPS 3

bernama Ibu Citra Dewi Sekarningtyas, S. Pd. Hasil wawancara sebagai

berikut.

P : Menurut Ibu, apa yang dimaksud dengan Kurikulum 2013?

G : Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang membuat guru lebih

nyaman, karena dalam Kurikulum 2013 ini yang dituntut aktif adalah

siswa dan guru hanya sebagai fasilitator.

P : Apakah perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya?

G : Perbedaannya terdapat dalam proses pembelajaran. Kurikulum

sebelumnya guru lebih banyak menerangkan pelajaran dan siswa

cenderung pasif di kelas. Pada Kurikulum 2013 proses pembelajaran

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

41

menekankan siswa yang lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, guru

hanya sebagai fasilitator.

P : Apakah Ibu sudah menerapkan Kurikulum 2013 dalam proses

pembelajaran, terutama pembelajaran sainstifik?

G : Sudah. Namun terkadang kurang berjalan lancar, apalagi saya mengajar

di IPS yang siswanya sulit untuk diatur.

P : Apakah sebelum kegiatan pembelajaran di kelas Ibu membuat RPP

terlebih dahulu?

G : Iya, saya membuat RPP pada awal tahun pembelajaran.

P : Apakah proses pembelajaran sudah sesuai RPP?

G : Kadang – kadang sesuai dan kadang – kadang tidak sesuai. Kendala

dari waktu dan siswa.

P : Metode apa saja yang Ibu terapkan dalam proses pembelajaran di kelas?

G : Ceramah dan Diskusi Kelompok.

P : Terkait dengan mata pelajaran matematika peminatan, apakah

perbedaan matematika peminatan dengan matematika pada umumnya?

G : Untuk peminatan berbeda antara Kurikulum 2013 dan kurikulum

sebelumnya. Dalam kurikulum sebelumnya peminatan diberikan pada

kelas XI yaitu peminatan IPA atau IPS. Untuk Kurikulum 2013 ada

peminatan untuk matematika yang telah diberikan pada siswa kelas X

dan hanya kelas MIPA yang mendapat mata pelajaran matematika

peminatan.

P : Apakah Ibu menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah

pemahaman siswa dalam pelajaran? Jika ya, media apa saja yang

digunakan?

G : Iya. Media yang sering digunakan adalah LCD dan power point.

P : Bagaimana cara Ibu untuk membuat siswa aktif dalam proses

pembelajaran?

G : Sulit untuk membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran karena

pada umumnya siswa berpikiran matematika itu susah. Saya membuat

suasana pembelajaran nyaman terlebih dahulu agar siswa tidak tegang

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

42

dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu penggunaan model

pembelajaran yang lebih bervariasi yang dapat membuat siswa lebih

nyaman.

P : Apakah ada perbedaan teknik penilaian pada Kurikulum 2013 dengan

kurikulum sebelumnya?

G : Dalam Kurikulum 2013 aspek yang dinilai adalah aspek sikap,

pengetahuan dan keterampilan, sedangkan kurikulum sebelumnya yang

dinilai aspek pengetahuannya saja. Untuk penilaian sikap itu sendiri,

sekolah biasanya menggunakan angket untuk menilai diri sendiri,

angket yang diisi teman sajawat dan angket yang diisi oleh guru. Untuk

penilaian pengetahuan ini berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Jika

dalam kurikulum sebelumnya nilai akhir adalah nilai yang diambil dari

semua nilai yang dibuat rata – rata, sedangkan dalam Kurikulum 2013

nilai yang paling baik itulah nilai yang diambil untuk nilai akhir.

P : Bentuk evaluasi apa saja yang Ibu lakukan untuk mengetahui

kemampuan peserta didik?

G : Dari nilai ulangan harian dan memberikan pertanyaan kepada siswa

tentang materi yang telah dipelajari.

P : Bagaimana cara menilai keberhasilan peserta didik dalam Kurikulum

2013?

G : Keberhasilan peserta didik dilihat dari nilai untuk aspek pengetahuan

dan keterampilan diatas KKM. KKM di sekolah ini adalah 2, 67. Untuk

aspek sikap minimal baik.

P : Apakah ada remidial untuk peserta didik yang belum mencapai KKM?

G : Selalu diadakan remidi untuk siswa yang belum mencapai KKM.

Remidi dilakukan dengan mengerjakan kembali soal ulangan yang

belum mencapai nilai KKM atau dengan soal yang baru.

P : Kendala apa saja yang Ibu alami dalam pelaksanaan Kurikulum 2013?

G : Kendala dari materi pelajaran yang banyak, untuk kelas X yang

sebelumnya 8 BAB menjadi 12 BAB.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

43

P : Upaya apa saja yang Ibu lakukan untuk meminimalkan kendala

tersebut?

G : Untuk siswa harus belajar di rumah agar lebih siap dan lebih paham

materi pelajaran.

d. Hasil Wawancara 4

Wawancara dengan guru matematika kelas X IPS 4 SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta yang bernama Ibu Dra. Mulki Rahmawati, M.

Pd. Beliau juga merupakan guru matematika wajib di SMA Muhammadiyah

2 Surakarta. Hasil wawancara sebagai berikut.

P : Menurut Ibu, apa yang dimaksud dengan Kurikulum 2013?

G : Kurikulum 2013 itu kurikulum yang bagus, merupakan suatu inovasi

dan dapat membuat siswa lebih kreatif.

P : Apakah perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya?

G : Dalam kurikulum sebelumnya guru lebih dominan menerangkan

pelajaran, siswa cenderung pasif. Kurikulum 2013 mengajak siswa

untuk aktif dalam kelompok atau individu untuk menemukan rumus

dalam pembelajaran.

P : Apakah Ibu sudah menerapkan Kurikulum 2013 dalam proses

pembelajaran, terutama pembelajaran sainstifik?

G : Sudah, biasanya dilakukan seminggu sekali karena jika dilakukan setiap

pertemuan materi pelajaran tidak bisa selesai pada waktunya.

P : Apakah sebelum kegiatan pembelajaran di kelas Ibu membuat RPP

terlebih dahulu?

G : Iya, saya membuat RPP pada saat awal tahun pembelajaran.

P : Apakah proses pembelajaran sudah sesuai RPP?

G : Iya, untuk bab dalam materi sudah sesuai dengan RPP.

P : Metode apa saja yang Ibu terapkan dalam proses pembelajaran di kelas?

G : Metode yang digunakan ceramah dan diskusi. Untuk model

pembelajaran yang digunakan Discovery Learning, Problem Based

Learning tetapi yang paling sering adalah Jigsaw.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

44

P : Terkait dengan mata pelajaran matematika peminatan, apakah

perbedaan matematika peminatan dengan matematika pada umumnya?

G : Dalam matematika peminatan materi lebih mendalam dari matematika

wajib.

P : Apakah Ibu menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah

pemahaman siswa dalam pelajaran? Jika ya, media apa saja yang

Bapak/Ibu gunakan?

G : Iya. Tetapi yang paling sering digunakan adalah power point.

P : Bagaimana cara Ibu untuk membuat siswa aktif dalam proses

pembelajaran?

G : Untuk membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran yang pertama

dilakukan adalah membuat siswa tidak takut terlebih dahulu, tidak takut

kepada guru dan pelajaran matematika. Yang kedua adalah dengan

memperhatikan tingkat kemampuan siswa, guru tidak boleh memarahi

siswa tetapi guru harus membimbing siswa agar dapat mengikuti proses

pembelajaran matematika dengan baik.

P : Apakah ada perbedaan teknik penilaian pada Kurikulum 2013 dengan

kurikulum sebelumnya?

G : Penilaian dalam Kurikulum 2013 mencakup aspek sikap, pengetahuan

dan keterampilan, sedangkan kurikulum sebelumnya hanya menilai

aspek pengetahuan. Penilaian sikap dilakukan dengan pemberian angket

yang diisi oleh siswa itu sendiri, teman sejawat dan guru.

P : Bentuk evaluasi apa saja yang Ibu lakukan untuk mengetahui

kemampuan peserta didik?

G : Evaluasi yang dilakukan dengan memberikan soal secara bertahap dari

soal yang mudah ke soal yang lebih sulit.

P : Bagaimana cara menilai keberhasilan peserta didik dalam Kurikulum

2013?

G : Dari aspek sikap bisa dilihat dari hasil angket. Dari aspek pengetahuan

bisa dari ulangan harian. Dari aspek keterampilan bisa dililah dari

aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

45

P : Apakah ada remidial untuk peserta didik yang belum mencapai KKM?

G : Ada. Selalu diadakan remidi untuk nilai siswa yang belum mencapai

KKM.

P : Kendala apa saja yang Ibu alami dalam pelaksanaan Kurikulum 2013?

G : Kurikulum 2013 menghabiskan banyak waktu, adanya PR setiap

pertemuan dapat membuat siswa lelah dan jenuh.

P : Upaya apa saja yang Ibu lakukan untuk meminimalkan kendala

tersebut?

G : Upaya saya mengadakan kelas tambahan pada sore hari jika mendekati

UTS dan UAS apabila materi pelajaran belum selesai, siswa belum

mengerti materi pelajaran dan untuk memberikan soal-soal tambahan

untuk siswa agar lebih paham dengan materi.

e. Hasil Wawancara 5

Wawancara dengan guru matematika peminatan kelas X yang

bernama Ibu Dra. Hj. Sri Insiah. Hasil wawancara sebagai berikut.

P : Menurut Ibu, apa yang dimaksud dengan Kurikulum 2013?

G : Kurikulum 2013 itu kurikulum yang baik. Standar Isi dan Standar

Proses bagus, model pembelajaran pun dapat membuat siswa menjadi

lebih aktif. Dari segi positifnya Kurikulum 2013 memiliki teknik

penilaian yang bagus karena semua aspek dinilai yaitu aspek sikap,

pengetahuan dan keterampilan. Namun, Kurikulum 2013 juga memiliki

segi negatif karena aspek yang dinilai lebih banyak maka

administrasinya juga lebih banyak dan menyulitkan pihak guru apalagi

untuk guru yang sudah tua.

P : Apakah perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya?

G : Menurut saya Kurikulum 2013 tidak berbeda dengan kurikulum

sebelumnya. Kurikulum 2013 mempertegas kurikulum sebelumnya.

Dalam kurikulum sebelumnya sudah dibahas tentang aspek sikap dan

keterampilan tetapi belum dibuat penilaiannya, yang dibuat penilaian

hanya aspek pengetahuannya saja. Kurikulum 2013 menegaskan

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

46

kurikulum sebelumnya dengan mencantumkan aspek sikap,

pengetahuan dan keterampilan ke dalam penilaian.

P : Apakah Ibu sudah menerapkan Kurikulum 2013 dalam proses

pembelajaran, terutama pembelajaran sainstifik?

G : Sudah, pembelajaran sainstifik dilakukan berdasarkan judul dan

indikator dari materi pelajaran.

P : Apakah sebelum kegiatan pembelajaran di kelas Ibu membuat RPP

terlebih dahulu?

G : Iya. RPP dibuat pada awal tahun pembelajaran.

P : Apakah proses pembelajaran sudah sesuai RPP?

G : Kadang – kadang sudah, kadang – kadang belum. Hal ini dikarenakan

keterbatasan waktu dan kondisi siswa. Apalagi ada pertemuan yang

hanya satu jam pelajaran, untuk matematika satu jam pelajaran kurang

efektif karena waktu akan habis untuk menyiapkan siswa untuk

mengikuti proses pembelajaran.

P : Metode apa saja yang Ibu terapkan dalam proses pembelajaran di kelas?

G : Metode yang digunakan ceramah, problem solving dan diskusi. Diskusi

yang dilakukan menyesuaikan dengan indikator dalam materi pelajaran,

karena tidak semua materi bisa digunakan untuk berdiskusi. Untuk

model pembelajaran yang digunakan Discovery Learning, Problem

Based Learning dan Jigsaw.

P : Terkait dengan mata pelajaran matematika peminatan, apakah

perbedaan matematika peminatan dengan matematika pada umumnya?

G : Materi dalam matematika peminatan lebih detail dan lebih sulit dari

matematika wajib. Matematika peminatan itu sendiri diberikan mulai

dari kelas X dan hanya untuk kelas MIPA.

P : Apakah Ibu menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah

pemahaman siswa dalam pelajaran? Jika ya, media apa saja yang

Bapak/Ibu gunakan?

G : Iya, tetapi menyesuaikan dengan materi yang dipelajari. Dalam materi

peluang bisa menggunakan dadu, remi dan koin. Menurut saya power

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

47

point itu bukan sebuah media karena tidak mempermudah siswa dalam

pemahaman materi.

P : Bagaimana cara Ibu untuk membuat siswa aktif dalam proses

pembelajaran?

G : Saya memberikan soal kepada siswa. Untuk siswa yang bisa menjawab

biasanya saya kasih reward misalnya permen. Walaupun harga permen

tidak seberapa tetapi ini bisa membuat siswa menjadi lebih aktif apalagi

dilakukan pada jam pelajaran terakhir yang umumnya siswa sudah

jenuh dengan materi pelajaran.

P : Apakah ada perbedaan teknik penilaian pada Kurikulum 2013 dengan

kurikulum sebelumnya?

G : Dalam kurikulum sebelumnya aspek penilaian dan sikap dilakukan

dengan skala tinggi, sedang dan rendah. Kurikulum 2013 penilaian

dalam aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan masing – masing

dideskripsikan.

P : Bentuk evaluasi apa saja yang Ibu lakukan untuk mengetahui

kemampuan peserta didik?

G : Bentuk evaluasi berupa tes tertulis dan tugas (project, portofolio, dan

keterampilan). Nilai akhir dalam Kurikulum 2013 berbeda dengan nilai

akhir dalam kurikulum sebelumnya. Nilai akhir kurikulum sebelumnya

adalah semua nilai dijumlah dan dibagi dengan banyaknya nilai (nilai

rata – rata), sedangkan dalam Kurikulum 2013 nilai akhir diambil dari

nilai yang paling baik dari semua nilai.

P : Bagaimana cara menilai keberhasilan peserta didik dalam Kurikulum

2013?

G : Dalam Kurikulum 2013 ini semua potensi anak dihargai. Mulai dari

sikap, pengetahuan dan keterampilannya.

P : Apakah ada remidial untuk peserta didik yang belum mencapai KKM?

G : Selalu ada remidi untuk yang belum mencapai KKM. KKM di sekolah

ini adalah 2, 67. Seharusnya remidi dilakukan dengan mengulang

materi dan dilakukan diluar jam pembelajaran. Namun jika dilakukan

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

48

seperti itu akan memerlukan lebih banyak waktu. Untuk menghemat

waktu remidi saya lakukan dengan cara siswa mengerjakan kembali

soal ulangan harian dan dikumpulkan.

P : Kendala apa saja yang Ibu alami dalam pelaksanaan Kurikulum 2013?

G : Kendala yang paling besar adalah administrasi, apalagi untuk guru yang

sudah tua dan tidak terlalu paham dengan IT pasti mengalami kesulitan.

Banyaknya penilaian yang harus dilakukan dan dilaporkan menuntut

kesiapan para guru dalam menggunakan IT.

P : Upaya apa saja yang Ibu lakukan untuk meminimalkan kendala

tersebut?

G : Upaya yang dilakukan dengan banyak belajar tentang IT agar

administrasi dalam berjalan baik dan tentunya harus dapat membagi

waktu dengan baik. Apabila telat untuk mengoreksi satu ulangan saja

bisa membuat materi pelajaran yang lain menjadi tidak sesuai waktu,

karena hasil ulangan harus dibagikan kepada siswa sebelum diadakan

remidi. Remidi itu sendiri dilakukan setelah ulangan sebelum memasuki

materi selanjutnya.

Secara umum hasil wawancara tentang Kurikulum 2013 dari dua

responden yaitu Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum dan Guru SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Hasil Wawancara dengan Responden

Point

Pertanyaan

Responden

Wakil Kepala Sekolah

Bidang KurikulumGuru Matematika

Perbedaan

Kurikulum

2013 dengan

KTSP

Perbedaan terletak pada

susunan materi pelajaran,

struktur pelajara, konsep

pembelajaran, dan aspek

penilaian (sikap,

pengetahuan, dan

Perbedaan terletak pada proses

pembelajaran yang

menekankan siswa untuk aktif,

aspek penilaian (sikap,

pengetahuan, dan

keterampilan) dan susunan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

49

keterampilan) materi yang dipecah ke dalam

kelas X, XI, dan XII.

Proses

Pembelajaran

Kurikulum 2013 sudah

berjalan, tetapi belum

sempurna. Kurikulum 2013

menuntut kreativitas dari guru

dalam proses pembelajaran

dan pengelolaan administrasi.

Dalam proses pembelajaran

guru mampu menerapkan

Kurikulum 2013.

Penerapan pembelajaran

sainstifik, proses pembelajaran

sesuai RPP, menggunakan

metode pembelajaran yang

bervariasi dan menggunakan

media pembelajaran.

Teknik

Penilaian

Penilaian dilakukan pada saat

proses pembelajaran (aspek

sikap, pengetahuan dan

keterampilan). Nilai akhir

diambil dari nilai yang paling

baik dari semua nilai dalam

satu mata pelajaran dan

dideskripsikan dalam bentuk

angka dan keterangan.

Penilaian dilakukan pada saat

proses pembelajaran (aspek

sikap, pengetahuan dan

keterampilan). Penilaian aspek

pengetahuan dan keterampilan

dari PR, UH, UTS, UAS, dan

aktivitas siswa di kelas.

Penilaian aspek sikap dari

angket. Nilai akhir diambil dari

nilai yang paling baik dari

semua nilai dalam satu mata

pelajaran dan dideskripsikan

dalam bentuk angka dan

keterangan.

Kendala Kendala dari dana untuk

mengembangkan potensi

siswa yang minim, kurangnya

semangat dari guru untuk

belajar IT, guru yang kurang

Kendala dari menghabiskan

banyak waktu, buku pelajaran,

administrasi untuk penilaian,

dan materi pelajaran lebih

banyak.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

50

paham tentang Kurikulum

2013, dan sarana dan

prasarana yang kurang

(terutama buku pelajaran).

Upaya

Meminimal-

kan Kendala

Dengan memanggil

narasumber, melengkapi

sarana dan prasarana, dan

membuat software untuk

administrasi penilaian.

Mengadakan kelas tambahan

sepulang sekolah, koordinasi

dengan guru MGMP,

mengambil materi sumber dari

berbagai buku, belajar IT, dan

memberi arahan kepada siswa

untuk belajar di rumah.

2. Hasil Angket

a. Hasil Angket 1

Angket pertama diisi 4 responden guru matematika kelas X SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta. Hasil angket sebagai berikut.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

51

Tabel 4.2 Hasil Angket Guru Matematika Kelas X

IndikatorNomor

Butir

Jumlah

ButirSkor

Skor

Max

Membuat RPP (KI, indikator dan

metode)1 - 3 3 46 48

Menyampaikan tujuan

pembelajaran4 1 14 16

Melaksanaan pembelajaran

sainstifik (5M)

5 – 9

dan 136 81 96

Menggunakan model

pembelajaran (PBL, DL dan

PjBL)

10 - 12 3 31 48

Melakukan penilaian (aspek

sikap, pengetahuan dan

keterampilan)

14 – 16

dan 194 61 64

Menggunakan media

pembelajaran17 1 10 16

Memberikan tugas terstruktur 18 1 13 16

Menyimpulkan materi 20 1 14 16

Jumlah 20 270 320Persentase = jumlahskorjumlahskormax x100% 84, 38%

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa persentase yang diperoleh 84,

38% berarti implementasi Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan baik dari

proses pembelajaran dan penilaian.

b. Hasil Angket 2

Angket kedua diisi 144 responden siswa dari 4 kelas X SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta, yaitu kelas X MIPA 1 (37 siswa), X MIPA 3

(35 siswa), X IPS 2 (36 siswa) dan X IPS 4 (36 siswa). Angket siswa

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

52

diambil dari 4 kelas yang diajar oleh 4 guru matematika (masing-masing

kelas mewakili 1 guru matematika). Hasil angket sebagai berikut.

Tabel 4.3 Hasil Angket Siswa Kelas X

IndikatorNomor

Butir

Jumlah

ButirSkor

Skor

Max

Keaktifan siswa 1 dan 3 2 788 1152

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran4 1 437 576

Guru melaksanaan pembelajaran

sainstifik (5M)

2, 5 – 9

dan 137 3036 4032

Guru menggunakan model

pembelajaran (PBL, DL dan

PjBL)

10 – 12 3 1185 1728

Guru melakukan penilaian (aspek

sikap, pengetahuan dan

keterampilan)

14 – 16

dan 194 1936 2304

Guru menggunakan media

pembelajaran17 1 427 576

Guru memberikan tugas

terstruktur18 1 467 576

Guru menyimpulkan materi 20 1 435 576

Jumlah 20 8708 11520Persentase = jumlahskorjumlahskormax x100% 75, 59%

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa persentase yang diperoleh 75,

59% berarti implementasi Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan baik dari

proses pembelajaran dan penilaian.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

53

3. Hasil Observasi Kelas

a. Hasil Observasi 1

Observasi dilakukan di kelas X MIPA 3 pada pembelajaran

matematika wajib dengan pengampu Ibu Siti Marfuah, S. Si. Materi yang

disampaikan adalah fungsi kuadrat. Awal pembelajaran guru menyampaikan

tujuan pembelajaran dan menerangkan materi pada tayangan slide. Dalam

slide itu juga terdapat soal yang harus dijawab oleh siswa.

Guru mempersilahkan siswa untuk mencatat materi dalam buku

tulisnya dan mengerjakan soal yang terdapat dalam tayangan slide. Karena

sebelumnya siswa belum pernah mendapat materi ini, maka ada beberapa

siswa yang bertanya kepada guru. Pada saat siswa mencatat materi, guru

berkeliling untuk memeriksa tugas yang diberikan pada pertemuan

sebelumnya. Guru memberikan nilai kepada siswa untuk tugas yang telah

dikerjakan. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menjawab pertanyaan. Siswa pun antusias menjawab pertanyaan dari guru.

Guru memberikan poin keaktifan untuk siswa jika siswa mau menjawab

soal walaupun jawabannya salah.

Pada akhir proses pemeblajaran guru dan siswa mengoreksi jawaban

dari soal secara bersama-sama, lalu guru dan siswa menyimpulkan apa yang

telah dipelajari pada pertemuan itu. Guru juga memberikan tugas kepada

siswa agar siswa dapat lebih memahami materi tersebut.

Dari hasil pengamatan guru belum sepenuhnya menggunakan

Kurikulum 2013 dikarenakan guru menerangkan materi baru yang pada

keadaannya siswa belum mampu untuk mempelajari sesuatu yang baru

apabila belum diajarkan oleh guru. Adanya waktu istirahat pada

pertengahan jam pelajaran membuat waktu pelajaran berkurang. Penyebab

waktu pelajaran berkurang adalah menunggu siswa masuk ke dalam kelas

setelah istirahat sekitar 10 – 15 menit. Dalam pelaksanaan pembelajaran

belum sepenuhnya sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

54

b. Hasil Observasi 2

Observasi dilakukan di kelas X IPS 2 pada pembelajaran matematika

wajib dengan pengampu Ibu Citra Dewi Sekarningtyas, S. Pd dengan materi

trigonometri. Pada awal pembelajaran guru membagi siswa ke dalam

beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa. Guru

memberikan kertas karton berwarna kepada setiap kelompok.

Guru memberi 1 persoalan untuk dikerjakan oleh masing-masing

kelompok. Tiap kelompok persoalan yang dikerjakan berbeda-beda.

Sebelum mengerjakan guru memberikan arahan kepada siswa untuk

menghitung nilai sin, cos dan tan dari segitiga dan mencari panjang sisi

yang belum diketahui. Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk

menggambar segitiga sesuai dengan panjang sisi yang didapat pada kertas

karton dan mengguntingnya. Karena pada pertemuan sebelumnya guru telah

memberi tahu siswa untuk membawa penggaris dan gunting, maka setiap

kelompok dapat mengerjakan tugasnya masing-masing dengan alat yang

telah dibawa.

Dalam proses mengerjakan persoalan ini banyak kelompok yang

masih mengalami kesulitan. Guru berkeliling untuk memberikan petunjuk

kepada siswa cara menyelesaikan persoalannya. Namun dalam tiap

kelompok belum semuanya aktif, hanya beberapa orang saja yang aktif.

Bahkan ada anggota dari kelompok yang mengobrol dengan temannya di

kelompok lain.

Pada 30 menit terakhir guru menunjuk perwakilan dari beberapa

kelompok untuk mempresentasikan jawabannya di depan kelas. Selanjutnya

guru dan siswa bersama-sama mengoreksi jawaban dari kelompok yang

mengerjakan persoalan. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama dari

apa yang telah dipelajari saat itu. Lalu guru mengumpulkan semua jawaban

dari tiap kelompok.

Dari hasil pengamatan guru belum sepenuhnya menggunakan

Kurikulum 2013 dikarenakan siswa yang belum mengerti materi padahal

sudah diajarkan. Guru berupaya agar siswa mengerti dengan cara berkeliling

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

55

dan memberikan pengarahan kepada setiap kelompok, bahkan ada

kelompok yang sama sekali tidak mengerti materi sehingga penyelesaian

persoalan dikerjakan oleh guru. Pembagian kelompok juga belum heterogen

karena pembagian kelompok hanya berdasarkan pada letak kursi siswa.

Dalam pelaksanaan pembelajaran belum sepenuhnya sesuai dengan RPP

yang telah dibuat oleh guru.

c. Hasil Observasi 3

Observasi dilakukan di kelas X IPS 4 pada pembelajaran matematika

wajib dengan pengampu Ibu Mulki Rahmawati, M. Pd dengan materi fungsi

kuadrat. Pada awal pembelajaran guru menampilkan tayangan slide untuk

memberikatahukan kepada siswa tujuan pembelajaran. Selanjutnya, guru

membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4

– 5 siswa. Guru memberikan persoalan yang sama kepada setiap kelompok.

Pada saat siswa mengerjakan persoalan guru berkeliling untuk

memeriksa jawaban dari siswa. Guru juga membantu siswa yang mengalami

kesulitan dalam mengerjakan. Guru memberikan arahan kepada siswa.

Banyaknya siswa dalam kelompok yang belum paham dengan materi

membuat guru terus berkeliling untuk membantu siswa. Dalam kelompok

pun yang aktif hanya itu-itu saja dan yang lainnya cenderung mengobrol

sendiri dan mengandalkan teman yang aktif dalam kelompoknya.

Setelah semua kelompok selesai, guru menunjuk perwakilan

beberapa kelompok untuk mempresentasikan jawaban dari persoalan yang

diberikan. Kelompok yang ditunjuk mempresentasikan jawabannya di

depan. Selanjutnya guru dan siswa mengoreksi jawaban bersama dan

membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari saat itu. Pada akhir

proses pembelajaran guru memberikan tugas kepada siswa untuk

mengerjakan kembali persoalan secara individu.

Dari hasil pengamatan guru belum sepenuhnya menggunakan

Kurikulum 2013 dikarenakan siswa yang belum mengerti materi padahal

sudah diajarkan. Guru berupaya agar siswa mengerti dengan cara berkeliling

dan memberikan pengarahan kepada setiap kelompok. Pembagian kelompok

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

56

juga belum heterogen karena pembagian kelompok hanya berdasarkan pada

letak kursi siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran belum sepenuhnya

sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru.

d. Hasil Observasi 4

Observasi dilakukan di kelas X MIPA 1 pada pembelajaran

matematika peminatan dengan pengampu Ibu Dra. Hj. Sri Insiah. Materi

yang disampaikan adalah materi baru yaitu trigonometri. Pertama-tama guru

membuka pelajaran dengan menampilkan tayangan slide gambar monas

untuk memasuki bab trigonometri ini. Guru membuat pertanyaan awal

kepada siswa. Siswa pun antusias untuk menjawab pertanyaan dari guru.

Semua pendapat diterima oleh guru, lalu guru menyampaikan kegunaan

trigonometri ini dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya guru membahas tentang sudut istimewa dalam

trigonometri yaitu sudut 0, 30, 45, 60, dan 90. Guru membuat kolom sin, cos

dan tan untuk sudut-sudut istimewa tersebut. Guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk mengisi kolom tersebut, ini dilakukan agar siswa aktif

dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga memanggil beberapa siswa yang

tidak memperhatikan untuk maju ke depan mengisi kolom tersebut. Setelah

semua terisi penuh guru dan siswa mengoreksi jawaban bersama.

Pada saat pembelajaran ada siswa yang minum tanpa izin dari guru,

selanjutnya guru memberikan arahan agar siswa meminta izin dahulu untuk

minum di kelas. Secara tidak langsung guru mengajarkan sikap sopan

santun di kelas. Ada juga siswa dari kelas lain masuk tanpa izin tanpa

memberi salam. Guru juga memberi arahan agar mengucapkan salam

terlebih dahulu. Secara tidak langsung juga guru memberikan arahan dalam

sikap religius.

Selanjutnya guru menerangkan tentang cara mencari sudut dalam

segitiga (sindemi, cossami, dan tandesa). Lalu guru memberikan pertanyaan

kepada siswa dan dengan antusias siswa menjawab pertanyaan guru.

Pembelajaran matematika peminatan ini cukup singkat karena hanya 1 jam

pelajaran (45 menit). Pada akhir pembelajaran guru memberikan tugas

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

57

kepada siswa untuk mencari nilai sin, cos dan tan dari sudut istimewa 180,

270 dan 360.

Dari hasil pengamatan guru belum sepenuhnya menggunakan

Kurikulum 2013 dikarenakan guru menerangkan materi baru yang pada

keadaannya siswa belum mampu untuk mempelajari sesuatu yang baru

apabila belum diajarkan oleh guru. Kendala juga datang dari waktu,

dikarenakan proses pembelajaran yang cukup singkat yaitu hanya 1 jam

pelajaran (45 menit). Untuk pembelajaran matematika dengan waktu 45

menit sangatlah kurang. Dalam pelaksanaan pembelajaran belum

sepenuhnya sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru. Secara umum

hasil observasi kelas dari 4 guru matematika (menggunakan instrumen

pelaksanaan pembelajaran yang diisi oleh peneliti) dapat dilihat dari tabel

berikut.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

58

Tabel 4.4 Hasil Instrumen Proses Pembelajaran

Komponen IndikatorJumlah

ButirSkor

Skor

Max

Kegiatan

Pendahuluan

Melakukan apersepsi,

motivasi, dan menyampaikan

tujuan pembelajaran

4 53 64

Kegiatan

Inti

1.Menguasai materi

pembelajaran

2.Menerapkan strategi

pembelajaran yang

mendidik

3.Menerapkan pendekatan

pembelajaran sainstifik

4.Memanfaatkan sumber

belajar/media dalam

pembelajaran

5. Melibatkan peserta didik

dalam pembelajaran

6.Menggunakan bahasa yang

benar dan tepat dalam

pembelajaran

4

4

4

4

4

4

55

48

54

56

60

48

64

64

64

64

64

64

Kegiatan

Penutup

Menerapkan langkah menutup

pelajaran4 48 64

Jumlah 32 422 512Persentase = jumlahskorjumlahskormax x100% 82, 42%

Dari hasil observasi dan tabel diatas menunjukkan persentase 82,

42% maka dapat dikatakan pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam

pembelajaran matematika berjalan dengan baik.

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

59

4. Hasil dari Instrumen Penyusunan Penilaian

Instumen penyusunan penilaian diisi oleh peneliti dengan melihat

RPP dan daftar nilai yang dibuat oleh 4 matematika kelas X di SMA

Muhamamdiyah 1 Surakarta. Hasilnya sebagai berikut.

Tabel 4.5 Hasil Instrumen Penyusunan Penilaian

Komponen IndikatorJumlah

ButirSkor

Skor

Max

Penilaian Menerapkan konsep

penilaian4 60 64

Menerapkan pelaporan hasil

penilaian pembelajaran4 60 64

Merancang kegiatan

penilaian sikap,

pengetahuan, dan

keterampilan

4 48 64

Jumlah 12 168 192Persentase = jumlahskorjumlahskormax x100% 87, 50%

Dari hasil tabel diatas menunjukkan persentase sebesar 87, 50%

dapat dikatakan bahwa penyusunan penilaian dalam Kurikulum 2013

untuk mata pelajaran matematika sudah berjalan dengan sangat baik.

C. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Implementasi Kurikulum 2013 dan Kendalanya

SMA Muhammadiyah 1 Surakarta merupakan sekolah menengah yang

mempunyai visi dan misi untuk memperoleh siswa yang unggul dalam prestasi,

luhur dalam budi pekerti, mampu berkompetitif menuju terbentuknya insan

beriman, cerdas, kreatif, dan berdaya saing nasional. Upaya yang dilakukan

untuk mewujudkan visi dan misi tersebut adalah dengan melaksanakan proses

kegiatan belajar mengajar dengan baik dan mengembangkan ekstrakurikuler di

sekolah. Ektrakurikuler merupakan daya tarik yang paling utama dari sekolah

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

60

ini. Hal ini dibuktikan dari hasil angket yang dibagikan kepada siswa pada saat

masuk ke SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum operasional yang dilaksanakan

di masing-masing satuan pendidikan. Namun karena adanya pergantian

Menteri Pendidikan maka dibuat keputusan tentang Kurikulum 2013. Jika

sekolah belum menerapkan Kurikulum 2013 selama 3 semester maka proses

pembelajaran kembali ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, namun untuk

sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013 selama 3 semester maka

Kurikulum 2013 tetap dilanjutkan di sekolah itu. SMA Muhammadiyah 1

Surakarta telah menggunakan Kurikulum 2013 selama 3 semester yang dimulai

pada tahun ajaran 2013/2014. Oleh sebab itu, SMA Muhammadiyah 1

Surakarta tetap menggunakan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran.

Pelatihan dilakukan oleh guru untuk memahami Kurikulum 2013 secara

baik. Guru mengikuti pelatihan yang diadakan oleh dinas kabupaten (MGMP)

dan sekolah memberikan pelatihan dengan mengundang narasumber yang

berkompeten. Sekolah juga melengkapi sarana dan prasarana untuk menunjang

proses pembelajaran.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mengharapkan peserta didik

aktif di dalam pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator.

Secara umum, pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMA Muhammadiyah sudah

berjalan cukup baik. Sekolah berupaya untuk melakukan perbaikan-perbaikan

secara bertahap agar dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 dapat berjalan lebih

baik bahkan sempurna.

Pada proses pembelajaran matematika kelas X di SMA Muhammadiyah

1 Surakarta belum sepenuhnya sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru.

Dalam kegiatan pendahuluan guru terkadang tidak menyampaikan apersepsi

dan tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan inti yaitu melaksanakan

pembelajaran sainstifik (5M) yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar

dan mengkomunikasikan belum sepenuhnya berjalan lancar.

Pada saat menanya siswa cenderung malu dan kurang percaya diri

untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Hanya siswa tertentu yang

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

61

tidak malu untuk bertanya. Guru berupaya untuk membuat siswa menanyakan

materi yang belum dipahami dengan cara berkeliling dan melihat seberapa

siswa itu mampu memahami materi. Guru memberikan bantuan kepada siswa

yang mengalami kesulitan dalam memahami materi.

Pada saat mencoba pun terkadang siswa kurang percaya diri sehingga

meniru jawaban dari temannya yang telah selesai mengerjakan. Guru

memberikan arahan bahwa jawaban salah tidak masalah yang penting sudah

mencoba mengerjakan, selain itu nanti pada akhir pembelajaran jawaban juga

akan dikoreksi bersama.

Pada saat mengkomunikasikan siswa juga cenderung malu dan kurang

percaya diri untuk mempresentasikan hasilnya. Siswa masih merasa takut

salah. Guru berulang kali menekankan salah tidak menjadi masalah, karena

dari kesalahan itu siswa menjadi lebih mengerti materi. Pada akhir

pembelajaran hasil dari siswa juga akan dikoreksi dan disimpulkan bersama

guru. Keberanian adalah hal utama yang diperlukan pada proses

mengkomunikasikan ini.

Dalam kegiatan penutup terkadang guru lupa untuk menyimpulkan

materi yang telah dipelajari. Guru juga terkadang lupa untuk memberikan tugas

atau PR kepada siswa untuk dikerjakan di rumah agar siswa dapat lebih

memahami materi.

Kemampuan peserta didik dalam bidang pengetahuan yang berbeda-

beda menjadi kendala dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Siswa yang aktif

dalam kegiatan pembelajaran hanya itu-itu saja. Sulit untuk membuat peserta

didik yang lain untuk aktif dan mampu berpikir ilmiah, akibatnya guru harus

menjelaskan materi pelajaran.

Dalam Kurikulum 2013 diharapkan peserta didik aktif dan mampu

berpikir ilmiah dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Resti

Fauziah, dkk (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pada RPP

berbasis pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL berhasil

memotivasi dan menanamkan sikap internal pada peserta didik. Pada proses

pembelajaran matematika kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, guru

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

62

selalu berusaha untuk membuat siswa aktif dan mampu berpikir ilmiah. Guru

menggunakan metode ceramah dan diskusi, serta model pembelajaran Problem

Based Learning, Discovery Learning dan Project Basic Learning. Guru juga

menggunakan model pembelajaran lain seperti Problem Solving dan Jigsaw.

Hasil angket proses pembelajaran yang diisi oleh guru dan siswa

mendapat persentase 84, 38% dan 75, 59%. Sedangkan, instrumen proses

pembelajaran yang diisi oleh peneliti pun mendapat persentase 82, 42%. Ini

menunjukkan implementasi kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran

matematika kelas X SMA Muhammadiyah 1 Surakarta sudah berjalan dengan

baik.

Berdasarkan hasil angket, wawancara, observasi proses pembelajaran

dan instrumen proses pembelajaran pada kelas X di SMA Muhammadiyah 1

Surakarta dapat dikatakan bahwa implementasi Kurikulum 2013 sudah berjalan

baik walaupun masih terdapat beberapa kendala. Kendala-kendala yang

dialami dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMA Muhammadiyah 1

Surakarta adalah sebagai berikut:

1. Sarana dan prasarana pendukung proses pembelajaran, terutama buku

pelajaran yang belum cukup dari pemerintah. Hal ini sejalan dengan Ichdar

Domu (2011) dalam penelitiannya yang menyimpulkan bahwa faktor

penghambat pelaksanaan KBK adalah rasio jumlah buku dengan jumlah

siswa yang relatif kurang.

2. Guru belum sepenuhnya paham tentang Kurikulum 2013. Hal ini sejalan

dengan Lely Halimah, dkk (2009) dalam penelitiannya yang menyimpulkan

bahwa kepala sekolah dan guru-guru sekolah dasar belum memahami KTSP

secara komprehensif baik konsepnya, penyusunannya maupun praktiknya

dilapangan. Namun, untuk penelitian ini berlaku di SMA Muhammadiyah 1

Surakarta.

3. Guru belum sepenuhnya paham dengan penilaian yang sangat banyak dalam

Kurikulum 2013, terutama dalam menilai aspek sikap. Muhammad Ali

Gunawan, dkk (2013) dalam penelitiannya yang menyimpulkan bahwa

kendala dalam pelaksanaan KTSP adalah kemampuan guru dalam

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

63

menyusun dan mengembangkan instrumen penilaian masih kurang.

Persamaan dengan penelitian ini adalah tentang pelaksanaan penilaian,

namun kendala dalam penilaian Kurikulum 2013 ini adalah dalam aspek

sikap.

4. Adanya guru yang belum menguasai IT, padahal untuk melaporkan hasil

penilaian dibutuhkan penguasaan IT.

5. Dana yang minim dari sekolah untuk mengembangkan potensi peserta didik,

sehingga pelaksanaan Kurikulum 2013 terhambat.

6. Kurikulum 2013 menghabiskan banyak waktu jika dilaksanakan secara

keseluruhan.

2. Analisis Pelaksanaan Penilaian dalam Kurikulum 2013 dan Kendalanya

Penilaian dalam Kurikulum 2013 berbeda dengan penilaian dalam

kurikulum sebelumnya. Jika dalam kurikulum sebelumnya lebih menekankan

penilaian aspek pengetahuan, pada Kurikulum 2013 semua aspek dinilai (aspek

sikap, pengetahuan dan keterampilan). Perbedaan penilaian juga terdapat dalam

skala penilaian. Kurikulum sebelumnya skala penilaian maksimal 100, namun

pada Kurikulum 2013 skala penilaian maksimal 4.

Pada pembelajaran matematika kelas X di SMA Muhammadiyah 1

Surakarta penilaian keberhasilan peserta didik dilihat dari keaktifan dan

kemampuan peserta didik untuk memahami materi yang telah diajarkan. Selain

itu peserta didik juga harus menunjukkan sikap yang baik dalam kegiatan

pembelajaran.

Penilaian dari aspek sikap atau afektif dilihat dari sikap peserta didik

dalam proses pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Sulaiman, dkk

(2014) yang menyimpulkan bahwa menyimpulkan bahwa proses integrasi

sikap keingintahuan dan sikap tanggung jawab dalam pembelajaran

matematika di kelas VII SMP Al Azhar Syifa Budi Solo berdasarkan

Kurikulum 2013 dilakukan pada kegiatan pembelajaran inti. Proses penilaian

sikap keingintahuan, dilakukan guru ketika siswa melakukan kegiatan

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi. Proses penilaian sikap

tanggung jawab, dilakukan guru ketika siswa melakukan kegiatan

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

64

menyelesaikan masalah dan ketika siswa menyampaikan hasil

jawaban/diskusinya di depan kelas. Perbedaan terletak pada cara menilai aspek

sikap. Penilaian aspek sikap yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 1

Surakarta menggunakan angket diisi oleh diri sendiri, teman sejawat dan jurnal

guru. Nilai akhir dari aspek sikap ini merupakan nilai dominan yang didapat

oleh peserta didik.

Penilaian dari aspek pengetahuan atau kognitif dilihat dari kemampuan

peserta untuk menguasai materi pelajaran. Penilaian dari aspek pengetahuan ini

bisa dilakukan dari pemberian soal kepada peserta didik, ulangan harian, UTS

dan UAS. Nilai akhir dari aspek pengetahuan adalah nilai yang paling baik dari

semua nilai pengetahuan dalam satu mata pelajaran.

Penilaian dari aspek keterampilan atau psikomotor bisa dilihat dari

keterampilan siswa untuk menjawab persoalan yang diberikan oleh guru.

Dalam penilaian keterampilan guru memperhatikan sejauh mana siswa

memiliki keterampilan untuk menyelesaikan suatu persoalan. Nilai akhir dari

aspek keterampilan adalah nilai yang paling baik dari semua nilai keterampilan

dalam satu mata pelajaran.

Evaluasi aspek sikap dilakukan dengan memberikan angket kepada

peserta didik yang diisi oleh peserta didik itu sendiri, teman sejawat dan guru.

Siswa dinyatakan berhasil apabila memiliki nilai aspek sikap minimal baik.

Evaluasi aspek pengetahuan dilakukan dengan memberikan nilai ulangan

harian, UTS dan UAS. Siswa dinyatakan berhasil apabila memiliki nilai aspek

pengetahuan minimal 2, 67. Evaluasi aspek keterampilan dilakukan dengan

memberikan permasalahan kepada siswa. Guru memperhatikan siswa untuk

menjawab permasalahan tersebut (sejauh mana siswa tersebut mampu

menjawab permasalahan yang diberikan). Siswa dinyatakan berhasil apabila

memiliki nilai aspek keterampilan minimal 2, 67.

Jika peserta didik belum mencapai nilai ketuntasan minimum maka

dilakukan remidial. Nilai ketuntasan minimum yang berlaku di SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 2, 67 untuk aspek pengetahuan dan

keterampilan. Sedangkan untuk aspek sikap adalah baik.

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

65

Remidial dilakukan jika hasil nilai ulangan harian, Ulangan Tengah

Semester (UTS) dan Ulangan Akhir Semester (UAS) belum mencapai KKM.

Remedial biasanya dilakukan setelah pembagian nilai hasil ulangan harian,

UTS dan UAS. Remedial seharusnya dilakukan dengan mengulang proses

pembelajaran agar peserta didik dapat memahami materi dengan baik dan

selanjutnya memberi soal untuk dikerjakan. Remedial ini seharusnya juga

dilakukan di luar jam pelajaran. Namun jika remedial dilakukan sesuai dengan

tahapannya maka memerlukan banyak waktu. Untuk menghemat waktu guru

matematika di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memberikan remedial kepada

peserta didik dengan cara peserta didik mengerjakan kembali soal ulangan atau

memberikan tugas yang dikerjakan di rumah. Setelah dilakukan remedial ini

diharapkan dapat memperbaiki prestasi belajar peserta didik, sehingga dapat

mencapai KKM.

Kendala yang dialami untuk penilaian dalam Kurikulum 2013 ini

adalah keterkaitan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan yang semuanya

harus mencapai KKM. Apabila salah satu aspek tidak mencapai KKM maka

peserta didik tidak dapat naik kelas. Dalam penilaian aspek sikap guru dibuat

bingung karena terdapat beberapa siswa memiliki sikap sangat buruk, tetapi

apabila guru memberikan nilai sikap yang buruk kepada siswa dapat dipastikan

siswa tersebut tidak akan naik kelas walaupun nilai pengetahuan dan

keterampilannya lebih dari KKM. Dalam penilaian aspek pengetahuan dan

keterampilan pun guru mengalami kendala, karena nilai terakhir yang diambil

adalah nilai yang paling baik. Padahal untuk mengetahui kemampuan peserta

didik tidak cukup hanya dengan melihat nilai yang paling baik.

Untuk meminimalkan kendala yang dihadapi dalam penilaian aspek

sikap, guru biasanya memberikan memberikan arahan kepada siswa untuk

selalu bersikap baik dalam proses pembelajaran dikarenakan nilai sikap

menentukan siswa tersebut naik kelas atau tidak naik kelas. Untuk

meminimalkan kendala yang dihadapi dalam penilaian aspek pengetahuan dan

keterampilan guru berupaya memberikan permasalahan atau ulangan supaya

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/34865/12/Bab IV.pdf · Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang

66

siswa dapat memiliki nilai maksimal dan dilakukan remedial untuk siswa yang

belum mencapai KKM.

Hasil instrumen penyusunan penilaian diisi oleh peneliti dengan melihat

RPP dan daftar nilai yang dibuat oleh 4 guru matematika kelas X di SMA

Muhamamdiyah 1 Surakarta mendapat skor 168 dari 192 atau sebesar 87, 50%

menunjukkan penilaian dalam Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan baik.

Berdasarkan hasil angket, wawancara, observasi proses pembelajaran,

dan instumen penyusunan penilaian pada kelas X yang dilakukan di SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta dapat dikatakan bahwa penilaian dalam

Kurikulum 2013 sudah berjalan sangat baik walaupun masih terdapat beberapa

kendala.