Upload
lamquynh
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian berkaitan dengan peningkatan
hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika menggunakan metode kumon,
dan pembahasan yang mengenai proses pembelajaran matematika menggunakan
metode kumon yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Jadwal
penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian
Siklus Pertemuan
1 2 3
1 12 Februari 2014 14 Februari 2014 17 Februari 2014
2 18 Februari 2014 21 Februari 2014 24 Februari 2014
4.1 Pra Siklus
Penelitian dilakukan di kelas V SD Negeri Ungaran 03 pada pelajaran
matematika. Kondisi awal sebelum dilakukan penelitian dapat dilihat dari hasil
belajar matematika siswa pada Ulangan harian terakhir semester 2 tahun
2013/2014. Presentase hasil belajar siswa yang telah tuntas sesuai KKM yang
ditentukan (70) adalah 70,37 % dan yang belum tuntas sesuai KKM adalah
29,62 %.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Daftar Nilai Siswa Prasiklus ≥ KKM (70)
Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase
Tuntas 19 70,37 %
Belum Tuntas 8 29,62 %
Dari tabel daftar nilai siswa prasiklus di atas dapat dibuat diagram sebagai
berikut.
36
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Siswa Prasiklus
4.2 Siklus 1
4.2.1 Perencanaan
Sebelum melaksanakan penelitian menggunakan Metode Kumon pada
Pembelajaran Matematika di kelas V, guru bersama peneliti berdiskusi mengenai
RPP, alat peraga, dan instrumen yang terdiri dari lembar observasi guru, lembar
observasi siswa, lembar kegiatan siswa, dan lembar evaluasi. Instrumen yang
berupa soal tes, diuji validasi dan reliabilitas terlebih dahulu di kelas VI sebelum
diberikan kepada siswa yang akan diteliti.
Kegiatan perencanaan bertujuan untuk merencanakan dan mempersiapkan
segala sesuatu sebelum pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilaksanakan saat
perencanaan tindakan meliputi:
a) Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP disusun oleh peneliti dengan bimbingan guru kelas. RPP yang
disusun telah memenuhi karakteristik pembelajaran matematika dengan
Penerapan Metode Kumon dalam EEK. Pada pertemuan ke-1, RPP yang
Tuntas 70%
Belum tuntas 30%
Ketuntasan Siswa Prasiklus
37
disusun meliputi materi tentang mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
segitiga. Pada pertemuan ke-2, RPP yang disusun meliputi materi tentang
mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar segi empat.
2) Lembar Latihan Soal
Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar
Latihan Soal. Penyusunan Lembar Latihan Soal dimaksudkan untuk
membimbing siswa selama pelaksanaan pembelajaran dengan metode
kumon. Lembar Latihan Soal disusun oleh peneliti kemudian
dikonsultasikan dengan guru kelas. Lembar Latihan Soal 1 berisi tentang
mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar segitiga. Lembar Latihan Soal 2
berisi tentang mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar segi empat.
b) Penyusunan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan
pengamatan terhadap pembelajaran matematika dengan metode kumon.
Observasi ini berisi pedoman dalam melaksanakan pengamatan terhadap
aktivitas siswa selama pembelajaran, dan juga tentang aktivitas guru
dalam melaksanakan langkah-langkah metode kumon,
mengorganisasikan, membimbing, memotivasi siswa, serta menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif.
2) Wawancara
Wawancara kepada Guru dan Kepala Sekolah digunakan untuk
mengetahui dalam mendapatkan jawaban atau informasi dari dengan
tanya-jawab. Wawancara dilakukan untuk mengetahui karakter siswa
dilakukan sebelum melakukan penelitian agar mempermudah peneliti
menyusun dalam pembelajaran sejauh mana ketertarikan dan usaha
siswa dalam mengembangkan kemampuan terhadap pembelajaran
matematika dengan menggunakan metode kumon pada siklus I.
38
3) Tes Hasil Belajar
Tes yang digunakan pada siklus I berupa 18 soal menjawab benar atau
salah dan 3 soal melanjutkan menggambar bangun datar. Tes hasil
belajar digunakan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi yang dipelajari, dan seberapa besar pengaruh dari
metode kumon terhadap kemampuan belajar matematika siswa.
4.2.2 Pelaksanaan dan Pengamatan
a. Pertemuan I
Pelaksanaan dan pengamatan dilakukan pada materi geometri dan
pengukuran. Standar Kompetensi 6 yaitu memahami sifat-sifat bangun dan
hubungan antar bangun. Pada Kompetensi Dasar 6.1 yaitu Mengidentifikasi sifat-
sifat bangun datar. Rencana pada pertemuan pertama hanya fokus di sifat bangun
datar segitiga yang dilaksanakan tanggal 12 Februari 2014.
Guru dan siswa beramah tamah terlebih dahulu untuk mengawali
pembelajaran matematika. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam, lalu
dilanjutkan dengan do’a bersama. Guru memperkenalkan diri dan
menginformasikan kepada siswa bahwa materi yang akan dipelajari kali ini adalah
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar. Hal ini dilakukan untuk lebih
mempererat hubungan antara guru dan siswa. Selain itu, dilakukan agar siswa
lebih tenang dan senang saat belajar di kelas dengan materi yang baru dan akan
dipelajari.
Guru masuk ke pelajaran dengan menjelaskan secara singkat materi sifat-sifat
bangun datar segitiga yang dibahas bersama dengan melibatkan benda-benda yang
berada di ruang kelas mereka untuk dijadikan contoh langsung dalam
penerapannya. Sesudah menjelaskan secara singkat, guru langsung memberikan
lembar latihan untuk di kerjakan sesuai kemampuan siswa secara individu. Waktu
dibatasi dalam beberapa menit untuk mengerjakan lembar latihan soal. Saat siswa
sudah selesai mengerjakannya, maka lembaran soal latihan materi bangun datar
segitiga yang sudah di jawab dikumpulkan kepada guru untuk dinilai dan
dikoreksi pada tiap-tiap soalnya. Saat guru menilai soal lembaran tes tersebut,
39
siswa mendapatkan alat peraga berbentuk segitiga dari bahan sedotan untuk
dipelajari secara pemahaman secara individu. Setelah selesai mengkoreksi guru
membagikan lembaran soal kepada siswa untuk dibenahi, beberapa siswa
mendapatkan kesalahan, maka siswa akan membenahi jawaban yang dilingkari
oleh guru dan mendapatkan bimbingan dari guru. Beberapa siswa mengerjakan
soal latihan dengan hasil semuanya benar maka siswa dapat berlatih dengan alat
peraga yang telah diberikan. Setelah kedua kalinya dikoreksi oleh guru dan di
benahi oleh siswa maka guru mencatat nilai lagi yang kedua, apakah sudah
mencapai nilai KKM atau belum, siswa mendapatkan bimbingan penuh ketika
siswa sulit memahami materi dengan pemahaman siswa sendiri. Guru
mendapatkan beberapa siswa yang harus mendapatkan bimbingan secara lebih,
karena kemampuan siswa yang belum paham dengan materi dengan pemahaman
secara mandiri.
Kegiatan terakhir siswa telah menyelesaikan tugas individu adalah mengikuti
latihan secara lisan untuk mengasah kemampuan siswa dalam pemahaman materi
bangun datar segitiga. Tiap siswa aktif tunjuk tangan dan memberikan jawaban
secara lisan dari pertanyaan guru. Setelah kesuluruhan siswa dapat menjawab
pertanyaan dan menguasai pemahamann materi, guru bersama dengan siswa
menyimpulkan jawaban yang paling benar dengan menggunakan alat peraga
sedotan yang dibuat sebelumnya oleh guru. Siswa yang dapat menguasai materi
dalam pembelajaran ini terlihat sangat senang. Guru memberikan pekerjaan rumah
dengan materi bangun datar segitiga, siswa diminta untuk menggambar dan
mewarnai jenis-jenis segitiga dan diberi keterangan sifatnya lembar HVS yang
sudah disiapkan oleh guru, dan siswa diminta untuk membawa pekerjaan rumah
saat ada materi matematika selanjutnya.
b. Pertemuan 2
Pelaksanaan dan pengamatan dilakukan pada materi geometri dan
pengukuran. Standar Kompetensi 6 yaitu memahami sifat-sifat bangun dan
hubungan antar bangun. Pada Kompetensi Dasar 6.1 yaitu Mengidentifikasi sifat-
40
sifat bangun datar. Pembelajaran matematika dilaksanakan tanggal 14 Februari
2014 dengan berfokus materi sifat bangun datar segi empat.
Langkah-langkah pembelajaran mulai dari ramah tamah, penyampaian materi,
pemberian lembar kerja, bimbingan, mengisi daftar nilai, tes lisan dan pemberian
pekerjaan rumah, dilakukan sama dengan saat kegiatan pembelajaran pada
mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar segi empat. Pada kegiatan kedua ini,
siswa yang aktif dan antusias jauh lebih banyak. Bahkan mereka mengambil buku
saku yang dia miliki untuk dibuat contoh guru mengajar. Pada kegiatan kedua ini,
guru menggunakan figura foto yang berbentuk segi empat untuk menjelaskan
secara singkat sifat-sifat yang dimiliki. Ada salah satu siswa yang memberikan
contoh lain tentang bangun datar segi empat yang tidak berada dalam kelas, siswa
menyebutkan bentuk TV yang dia miliki untuk memberikan contoh sesuai materi.
Sesudah guru menjelaskan secara singkat, guru langsung memberikan lembar
latihan untuk di kerjakan sesuai kemampuan siswa secara individu. Waktu
dibatasi dalam beberapa menit untuk mengerjakan lembar latihan soal. Saat siswa
sudah selesai mengerjakannya, maka lembaran soal latihan materi bangun datar
segi empat yang sudah di jawab dikumpulkan kepada guru untuk dinilai dan
dikoreksi pada tiap-tiap soalnya. Saat guru menilai soal lembaran tes tersebut,
siswa mendapatkan alat peraga berbentuk segi empat dari bahan sedotan untuk
dipelajari secara pemahaman secara individu. Setelah selesai mengkoreksi guru
membagikan lembaran soal kepada siswa untuk dibenahi, beberapa siswa
mendapatkan kesalahan, maka siswa akan membenahi jawaban yang dilingkari
oleh guru dan mendapatkan bimbingan lebih dari guru. Suasana kelas mulai tidak
terkontrol, tetapi guru menggunakan manajemen waktu yang tepat dan disiplin,
maka suasana dalam kelas menjadi kondusif. Beberapa siswa mengerjakan soal
latihan dengan hasil semuanya benar maka siswa dapat berlatih dengan alat peraga
yang telah diberikan. Setelah kedua kalinya dikoreksi oleh guru dan di benahi
oleh siswa maka guru mencatat nilai lagi yang kedua, Guru mulai mengecek
pekerjaan siswa dengan mematok untuk melebihi dan mencapai nilai KKM atau
belum, siswa mendapatkan bimbingan penuh ketika siswa sulit memahami materi
dengan pemahaman siswa sendiri. Guru tidak mendapatkan siswa yang harus
41
mendapatkan bimbingan secara lebih, karena kemampuan siswa dapat melakukan
pemahaman secara mandiri dengan baik. Saat tes secara lisan dan menarik
kesimpulan siswa lebih aktif dalam menyampaikan gagasan yang sebelumnya
mereka pahami.
c. Pertemuan 3
Pada pertemuan ketiga ini, siswa mempresentasikan pekerjaan rumah yang
telah dikerjakan siswa sebelumnya dengan pekerjaan individu. Guru mengulas
kembali materi sifat-sifat bangun datar yang diajarkan dengan tanya jawab secara
lisan. Siswa sangat antusias dengan materi yang diajarkan, siswa aktif menjawab
pertanyaan. Guru membuka pertanyaan kepada siswa, maka siswa langsung
berpartisipasi dengan tunjuk tangan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.
Ada beberapa siswa yang setelah menunjuk tangan, lalu lupa untuk menjawab
pertanyaan. Guru mengalihkan kepada siswa yang lain untuk menjawab soal
evaluasi materi bangun datar tersebut.
Siswa sangat senang dengan materi bangun datar yang diberikan oleh guru
pada sebelumnya, karena saat pembelajaran menggunakan alat peraga. Jadi siswa
sangat memahami materi dengan kemampuanya sendiri. Saat akan mengerjakan
tes pada Siklus 1 yang bermaterikan sifat-sifat bangun datar segitiga dan segi
empat tersebut siswa sangat siap untuk mengerjakannya, dapat dilihat dari
antusias siswa yang aktif dalam tanya jawab sebelum melakukan tes.
Pada akhir dari pembelajaran pertemuan 3 ini, siswa diminta untuk
mengerjakan soal evaluasi atau tes pada Siklus 1 untuk mengetahui hasil belajar
dari kedua materi yang berbeda. Pada pertemuan ketiga ini ada salah satu siswa
yang tidak hadir, dan tidak mengikuti tes, di karenakan sakit. Tetapi ini tidak
mengganggu siswa yang lain. Saat tes berlangsung, keadaan ruang kelas V ini
sangat kondusif dan tenang, manajemen waktu yang diberikan oleh guru sangat
tepat untuk mengakhiri tes. Pembelajaran ini sesuai dengan kriteria RPP dengan
menggunakan prosedur metode kumon. Setelah siswa mengerjakan soal, satu
persatu siswa maju kedepan untuk menyerahkan lembar kerja tes untuk
dikumpulkan di meja guru. Siswa kembali ke bangku masing-masing dan belajar
membuka buku, untuk melanjutkan mata pelajaran berikutnya. Guru menutup
42
pembelajaran dengan mengecek nama seluruh siswa yang telah dikumpulkan di
meja guru. Pembelajaran pada Siklus 1 selesai.
4.2.3 Hasil Pelaksanaan dan Pengamatan
Pada kegiatan pembelajaran Siklus 1, siswa telah mengalami peningkatan
hasil belajar matematika ditinjau dari KKM yang telah ditentukan, yaitu 70.
Rekapitulasi hasil belajar siswa yang mengikuti evaluasi dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.3 Daftar nilai siswa Siklus 1 ≥ KKM (70)
Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase
Tuntas 19 73,07 %
Belum Tuntas 7 26,92 %
Dari tabel daftar nilai siswa prasiklus di atas dapat dibuat diagram sebagai
berikut.
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Siswa Siklus 1
Berdasar gambar dan dilihat dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
telah ditentukan yaitu 70, terdapat 19 siswa telah mencapai KKM dengan
tuntas 19 siswa 73%
belum tuntas 7 siswa 27%
Ketuntasan Siswa Siklus 1
43
presentase 73,07 % dan 7 siswa yang belum mencapai KKM dengan presentase
26,92 %. Walaupun mengalami peningkatan, akan tetapi presentase siswa yang
telah tuntas belum mencapai target yang ditetapkan peneliti yaitu 80%.
Tidak hanya dalam hasil belajar, peneliti juga mengamati adanya proses
pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan hasil belajar dengan
menggunakan lembar observasi. Lembar observasi meliputi 11 aspek pengamatan
untuk lembar observasi guru dan 14 aspek pengamatan untuk observasi siswa.
Lembar observasi ini diisi dengan hanya memberi centang (√) pada kolom “ya”
dan “tidak” sesuai kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa berdasar aspek
yang diteliti. Berikut adalah tabel hasil observasi kegiatan guru dan siswa.
Tabel 4.4 Hasil Observasi Siklus 1
No. Pertemuan Lembar observasi guru Lembar observasi siswa
Ya Tidak Ya Tidak
1. 1 9 poin 2 poin 12 poin 2 poin
2. 2 9 poin 2 poin 12 poin 2 poin
3. 3 11 poin - 14 poin
Dari tabel diatas, hanya sedikit aspek yang belum dilaksanakan oleh peneliti
pada pertemuan pertama, meskipun terdapat peningkatan pada pertemuan kedua
dan ketiga. Aspek yang telah dilaksanakan oleh guru yaitu mengenai penjelasan
indikator yang harus dicapai siswa, pelaksanaan refleksi, dan pemberian pada tes.
Pelaksanaan dalam refleksi dan pemberian tes untuk mengetahui hasil belajar
siswa hanya dilaksanakan pada pertemuan ketiga.
4.2.4 Refleksi
Berdasar pelaksanaan dan pengamatan yang telah diperoleh di Siklus 1, ada
beberapa hal yang harus diperbaiki untuk pembelajaran di Siklus 2, yaitu:
a. Guru harus lebih banyak memberikan contoh benda disekitar siswa yang
berbentuk bangun datar segitiga dan segi empat sebagai alat peraga
sehingga siswa lebih mudah untuk memahami dan berimajinasi.
44
b. Alat peraga yang digunakan guru seharusnya lebih kuat dan lebih banyak
sehingga dapat membuat siswa lebih aktif lagi dalam menjawab lisan dan
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
c. Guru harus memotivasi siswa yang kurang aktif untuk dituntut lebih aktif
dalam memberikan pendapat pada saat berdiskusi.
4.3 Siklus 2
4.3.1 Perencanaan
Sebelum melaksanakan penelitian Pembelajaran Matematika
menggunakan Metode Kumon di kelas V, guru bersama peneliti berdiskusi
mengenai RPP, alat peraga, dan instrumen yang terdiri dari lembar observasi guru,
lembar observasi siswa, lembar kegiatan siswa, dan lembar evaluasi. Instrumen
yang berupa soal tes, diuji validasi dan reliabilitas terlebih dahulu di kelas VI
sebelum diberikan kepada siswa yang akan diteliti.
Kegiatan perencanaan bertujuan untuk merencanakan dan mempersiapkan
segala sesuatu sebelum pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilaksanakan saat
perencanaan tindakan meliputi:
a) Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP disusun oleh peneliti dengan bimbingan guru kelas. RPP yang
disusun telah memenuhi karakteristik pembelajaran matematika dengan
Penerapan Metode Kumon dalam EEK. Pada pertemuan ke-1, RPP yang
disusun meliputi materi tentang mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
kubus. Pada pertemuan ke-2, RPP yang disusun meliputi materi tentang
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang prisma tegak.
2) Lembar Latihan Soal
Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar
Latihan Soal. Penyusunan Lembar Latihan Soal dimaksudkan untuk
membimbing siswa selama pelaksanaan pembelajaran dengan metode
kumon. Lembar Latihan Soal disusun oleh peneliti kemudian
45
dikonsultasikan dengan guru kelas. Lembar Latihan Soal 1 berisi tentang
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus. Lembar Latihan Soal 2
berisi tentang mengidentifikasi sifat-sifat ruang prisma tegak.
b) Penyusunan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan
pengamatan terhadap pembelajaran matematika dengan metode kumon.
Observasi ini berisi pedoman dalam melaksanakan pengamatan terhadap
aktivitas siswa selama pembelajaran, dan juga tentang aktivitas guru
dalam melaksanakan langkah-langkah metode kumon,
mengorganisasikan, membimbing, memotivasi siswa, serta menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif.
2) Wawancara
Wawancara kepada Guru dan Kepala Sekolah digunakan untuk
mengetahui dalam mendapatkan jawaban atau informasi dari dengan
tanya-jawab. Wawancara dilakukan untuk mengetahui karakter siswa
dilakukan sebelum melakukan penelitian agar mempermudah peneliti
menyusun dalam pembelajaran sejauh mana ketertarikan dan usaha
siswa dalam mengembangkan kemampuan terhadap pembelajaran
matematika dengan menggunakan metode kumon pada siklus II.
3) Tes Hasil Belajar
Tes yang digunakan pada siklus II berupa 23 soal menjawab benar atau
salah dan 4 soal melanjutkan menggambar bangun ruang. Tes hasil
belajar digunakan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi yang dipelajari, dan seberapa besar pengaruh dari
metode kumon terhadap kemampuan belajar matematika siswa.
46
4.3.2 Pelaksanaan dan Pengamatan
a. Pertemuan 1
Pelaksanaan dan pengamatan dilakukan pada materi geometri dan pengukuran.
Standar Kompetensi 6 yaitu memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar
bangun. Pada Kompetensi Dasar 6.2 yaitu Mengidentifikasi sifat-sifat bangun
ruang. Rencana pada pertemuan pertama hanya fokus di sifat bangun ruang kubus
yang dilaksanakan tanggal 18 Februari 2014.
Sebelum pertemuan pertama dilaksanakan guru membagikan hasil pekerjaan
tugas dan pekerjaan rumah yang telah diberi nilai oleh guru. Hasil pekerjaan tes
dinilai oleh guru dan disebutkan hasil nilai yang mereka kerjakan sebelumnya,
walaupun guru tidak memberikan lembaran hasil tes pada Siklus 1.
Guru dan siswa beramah tamah terlebih dahulu untuk mengawali pembelajaran
matematika. Hal ini dilakukan untuk lebih mempererat hubungan antara guru dan
siswa. Selain itu, dilakukan agar siswa lebih tenang dan senang saat belajar di
kelas.
Guru masuk ke pelajaran dengan menjelaskan secara singkat materi sifat-sifat
bangun ruang kubus yang dibahas bersama dengan melibatkan benda-benda yang
berada di ruang kelas mereka untuk dijadikan contoh langsung dalam
penerapannya. Sesudah menjelaskan secara singkat, guru langsung memberikan
lembar latihan untuk di kerjakan sesuai kemampuan siswa secara individu. Waktu
dibatasi dalam beberapa menit untuk mengerjakan lembar latihan soal. Saat siswa
sudah selesai mengerjakannya, maka lembaran soal latihan materi bangun ruang
kubus yang sudah di jawab dikumpulkan kepada guru untuk dinilai dan dikoreksi
pada tiap-tiap soalnya. Saat guru menilai soal lembaran tes tersebut, siswa
mendapatkan alat peraga berbentuk segitiga dari bahan sedotan untuk dipelajari
secara pemahaman secara individu. Setelah selesai mengkoreksi guru
membagikan lembaran soal kepada siswa untuk dibenahi, beberapa siswa
mendapatkan kesalahan, maka siswa akan membenahi jawaban yang dilingkari
oleh guru dan mendapatkan bimbingan dari guru. Beberapa siswa mengerjakan
soal latihan dengan hasil semuanya benar maka siswa dapat berlatih dengan alat
peraga. Setelah kedua kalinya dikoreksi oleh guru dan di benahi oleh siswa maka
47
guru mencatat nilai lagi yang kedua, apakah sudah mencapai nilai KKM atau
belum, siswa mendapatkan bimbingan penuh ketika siswa sulit memahami materi
dengan pemahaman siswa sendiri.
Kegiatan terakhir siswa telah menyelesaikan tugas individu adalah mengikuti
latihan secara lisan untuk mengasah kemampuan siswa dalam pemahaman materi
bangun ruang kubus. Tiap siswa aktif tunjuk tangan dan memberikan jawaban
secara lisan dari pertanyaan guru. Setelah keseluruhan siswa dapat menjawab
pertanyaan dan menguasai pemahamann materi, guru bersama dengan siswa
menyimpulkan jawaban yang paling benar dengan menggunakan alat peraga
sedotan yang dibuat sebelumnya oleh guru. Alat peraga dari sedotan ini lebih kuat
disbanding siklus sebelumnya, karena pembuatanya menggunakan lem tembak
untuk mengkaitkan pada tiap titik sudutnya. Siswa yang dapat menguasai materi
dalam pembelajaran ini terlihat sangat senang. Guru memberikan pekerjaan rumah
dengan materi bangun ruang kubus, siswa diminta untuk menggambar dan
mewarnai kubus dan diberi keterangan sifatnya lembar HVS yang sudah disiapkan
oleh guru, dan siswa diminta untuk membawa pekerjaan rumah saat ada materi
matematika selanjutnya. Pada pertemuan pertama ini siswa merasa lebih antusias,
karena guru lebih memberi motivasi kepada siswa yang kurang aktif untuk lebih
aktif dalam memberikan gagasan, jawaban, maupun pendapat.
b. Pertemuan 2
Pelaksanaan dan pengamatan dilakukan tanggal 21 Februari 2014 pada materi
geometri dan pengukuran. Standar Kompetensi 6 yaitu memahami sifat-sifat
bangun dan hubungan antar bangun. Pada Kompetensi Dasar 6.2 yaitu
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang, berfokus pada materi sifat bangun
ruang prisma tegak.
Langkah-langkah pembelajaran mulai dari ramah tamah, penyampaian materi,
pemberian lembar kerja, bimbingan, mengisi daftar nilai, tes lisan dan pemberian
pekerjaan rumah, dilakukan sama dengan saat kegiatan pembelajaran pada
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang prisma tegak. Pada kegiatan kedua ini,
guru menggunakan kotak obat yang berbentuk prisma tegak segi empat / balok
untuk menjelaskan secara singkat sifat-sifat yang dimiliki.
48
Pada akhir pembelajaran, siswa diminta untuk berkompetisi secara lisan untuk
menjawab pertanyaan dari guru sebelum pulang, berhubung pembelajaran
matematika jam terakhir maka siswa berkompetisi cepat, tepat, dan benar dalam
menjawab pertanyaan dari guru. Guru memberikan soal dari materi yang telah
diberikan pada Siklus 2, hal ini guru bertujuan agar siswa siap untuk tes pada
pertemuan ke 3. Siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar, tepat dan cepat
maka siswa dapat berkemas untuk pulang. Ada beberapa siswa yang bertanya
lebih dengan materi bangun ruang dengan bimbingan secara perseorangan setelah
pulang sekolah, mereka bertanya tentang materi bangun ruang kubus.
c. Pertemuan 3
Pada pertemuan ketiga ini, siswa mempresentasikan pekerjaan rumah yang
telah dikerjakan siswa sebelumnya dengan pekerjaan individu. Guru menunjuk
beberapa siswa untuk maju kedepan kelas untuk presentasi pekerjaan rumah yang
telah dikerjakan, semua siswa rata-rata mengerjakan pekerjaan rumah dengan
perintah yang sesuai diberikan oleh guru. Salah satu siswa ada yang masih kosong
pada lembar kerja pekerjaan rumah, maka guru memerintahkan untuk
mengerjakannya sebelum dikumpulkan.
Setelah itu guru mulai untuk mengulas kembali materi yang diajarkan dengan
tanya jawab secara lisan. Guru memberikan sodoran agar siswa bertanya untuk
materi yang belum mereka pahami dengan jelas, guru juga membuka pertanyaan
kepada siswa yang belum paham. Siswa juga belajar memahami sifat bangun
ruang yang lain seperti limas dan bola. Pada pertemuan ini ada salah satu siswa
yang tidak hadir, dan tidak mengikuti tes, di karenakan sakit. Akhir dari
pembelajaran, siswa diminta mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui hasil
belajar dari kedua materi yang berbeda yaitu kubus dan prisma tegak. Setelah tes
berakhir, siswa meminta semua hasil belajar yang dilakukan pada Siklus 1 dan
Siklus 2 untuk diberikan kepada siswa.
49
4.3.3 Hasil Pelaksanaan Pengamatan
Pada kegiatan pembelajaran Siklus 2, siswa telah mengalami peningkatan
hasil belajar matematika. Hasil belajar siswa yang mengikuti evaluasi dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.5 Daftar nilai siswa Siklus 2 ≥ KKM (70)
Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase
Tuntas 26 100 %
Belum Tuntas 0 0 %
Dari tabel daftar nilai siswa prasiklus di atas dapat dibuat diagram sebagai
berikut.
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Siswa Siklus 2
Berdasar gambar dan dilihat dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
telah ditentukan yaitu 70, terdapat 26 siswa telah mencapai KKM dengan
presentase 100 % dan 0 siswa yang belum mencapai KKM dengan presentase 0 %.
Jumlah seluruh siswa pada kelas V adalah 27, tidak masuk 1 karena sakit, Jadi,
terdapat 26 siswa yang mengikuti tes. Peningkatan yang terjadi begitu banyak,
tuntas 26 siswa 100%
belum tuntas 0
siswa 0%
Ketuntasan Siswa Siklus 2
50
bahkan semua siswa mencapai nilai diatas KKM, presentase siswa yang telah
mencapai target yang ditetapkan peneliti yaitu 80%.
Pada Siklus kedua ini mengalami peningkatan yang signifikan, menjadi
peningkatan yang sempurna menjadi 100 %, peningkatan ini mempunyai beberapa
faktor mendukung dalam tes, yaitu (1) Sebelum tes dimulai siswa diberikan
evaluasi dan tanya jawab atas kekurangan siswa yang sebelumnya di dahului
presentasi siswa atas pemberian pekerjaan rumah, (2) Saat tes berlangsung guru
membolehkan untuk menggunakan alat peraga, agar siswa lebih memahami soal
yang diberikan, (3) Pada pertemuan kedua pada Siklus 2, guru memberikan kisi-
kisi soal di akhir pembelajaran siswa agar siswa belajar dan memahami materi tes
terlebih dahulu. Faktor-faktor tersebut digunakan guru untuk menunjang metode
kumon dalam pembelajaran matematika, agar siswa dapat memahami dengan
kemampuannya diri sendiri dalam kemampuan belajar mandiri. Hal ini diberikan
oleh guru agar meningkatkan hasil belajar.
Seperti pada Siklus pertama, dalam hasil belajar, peneliti juga mengamati
adanya proses pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan hasil belajar
dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi meliputi 11 aspek
pengamatan untuk lembar observasi guru dan 14 aspek pengamatan untuk
observasi siswa. Berikut adalah tabel hasil observasi kegiatan guru dan siswa.
Tabel 4.6 Hasil Observasi Siklus 1
No. Pertemuan Lembar observasi guru Lembar observasi siswa
Ya Tidak Ya Tidak
1. 1 8 poin 3 poin 11 poin 3 poin
2. 2 10 poin 1 poin 13 poin 1 poin
3. 3 11 poin - 14 poin
Dari tabel diatas, terdapat dua aspek yang belum dilaksanakan oleh peneliti
pada pertemuan pertama dan kedua karena memang tidak melaksanakan dua
aspek tersebut. Aspek yang tidak dilaksanakan oleh guru adalah mengenai
pelaksanaan refleksi, dan pemberian tes. Pelaksanaan refleksi dan pemberian tes
untuk mengetahui hasil belajar siswa hanya dilaksanakan pada pertemuan ketiga.
51
4.3.4 Refleksi
Berdasar pelaksanaan dan pengamatan yang telah diperoleh di Siklus 2
dengan adanya pertimbangan hasil dari refleksi pada siklus 1, hasil belajar siswa
telah meningkat dan mencapai indikator yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu
dari presentase jumlah siswa yang nilainya lebih dari KKM > 80%. Oleh sebab itu
tidak perlu lagi ada siklus berikutnya.
4.4 Perbandingan Prasiklus – Siklus 1 – Siklus 2
Tabel 4.7 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar
Jumlah Siswa Presentase Siswa
Prasiklus 19 70,37 %
Siklus 1 19 73,07 %
Siklus 2 26 100 %
Pada tabel dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan hasil belajar siswa yang
telah tuntas mencapai KKM (70) pada tiap Siklus. Kenaikan yang tidak begitu
tinggi antara prasiklus dengan siklus 1 sebesar 70,37 % dan kenaikan yang terjadi
signifikan dan sempurna antara siklus 2 sebesar 100 %. Berdasar pengamatan
peneliti dapat dilihat pada diagram berikut ini.
52
Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Pada diagram di atas dapat dilihat bahwa ada 19 siswa dari 27 siswa yang
mendapat nilai ≥ KKM, yaitu 70 pada prasiklus. Hasil presentase prasiklus adalah
70,37%. Presentase ini belum mencapai indikator yang ditargetkan peneliti yaitu
80%. Di siklus 1, terdapat kenaikan jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ KKM,
dengan presentase 73,03%. Meskipun telah mengalami peningkatan, akan tetapi
presentase ini belum sesuai dengan presentase keberhasilan yang ditentukan
peneliti. Di siklus 2 mengalami peningkatan signifikan, 26 siswa yang mendapat
nilai ≥ KKM, dengan presentase yang lebih dari target dari peneliti, yaitu sebesar
100%.
70.37% 73.07%
100%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar