26
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada BAB III telah dibahas mengenai rancangan penelitian yang akan dilakukan pada kelas 4 SD di Gugus Joko Tingkir Salatiga yang terletak di Kecamatan Tingkir Salatiga. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD di Gugus Joko Tingkir Salatiga , dengan mengambil sampel penelitian yaitu siswa kelas 4 SD inti yaitu SDN Tingkir Lor 02, SD imbas yaitu SDN Tingkir Lor 01 dan SDN Tingkir Tengah 01. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning, variabel terikat yaitu hasil belajar IPA. Pada BAB IV akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang berupa hasil penelitian dan implementasi pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran PBL sebagai kelompok eksperimen 1/ Kelompok eksperimen, hasil penelitian pada implementasi pembelajaran menggunakan model pembelajaran PjBL sebagai kelompok eksperimen 2, hasil uji beda penelitian, hasil uji hipotesis, hasil pembahasan penelitian dan keterbatasan penelitian. 4.1 Hasil Penelitian Sebelum dipaparkan secara detail mengenai hasil penelitian, akan dijelaskan terlebih dahulu upaya-upaya untuk mengontrol variabel yang dapat mengganggu perlakuan. Upaya yang dilakukan untuk memenuhi validitas internal dalam penelitian adalah sebagai berikut: a) History (sejarah) merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap validasi internal, dalam hal ini peneliti melakukan atau memberikan perlakuan yang sama kepada siswa dalam model pembelajaran PBL dan PjBL. Hal ini merujuk pada situasi lingkungan, peristiwa yang terjadi disekitar, seperti ruang kelas yang diatur guru sebelum dilakukan penelitian. Pada hasil uji perlakuan dapat dikendalikan dengan harapan memiliki pengalaman eksternal (history) yang sama selama pelaksanaan. b) Selection dalam kegiatan ini peneliti membagi kelompok subjek dengan kesamaan dan kesetaraan yang diterapkan pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 4. 25. · kelas 4 SDN Tingkir Lor 01 dan guru kelas 4 SDN Tingkir Lor 02 sebagai observer. 4.1.1.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 43

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Pada BAB III telah dibahas mengenai rancangan penelitian yang akan

    dilakukan pada kelas 4 SD di Gugus Joko Tingkir Salatiga yang terletak di

    Kecamatan Tingkir Salatiga. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4

    SD di Gugus Joko Tingkir Salatiga , dengan mengambil sampel penelitian yaitu

    siswa kelas 4 SD inti yaitu SDN Tingkir Lor 02, SD imbas yaitu SDN Tingkir Lor

    01 dan SDN Tingkir Tengah 01. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model

    pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning, variabel

    terikat yaitu hasil belajar IPA.

    Pada BAB IV akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan

    yang berupa hasil penelitian dan implementasi pembelajaran IPA menggunakan

    model pembelajaran PBL sebagai kelompok eksperimen 1/ Kelompok

    eksperimen, hasil penelitian pada implementasi pembelajaran menggunakan

    model pembelajaran PjBL sebagai kelompok eksperimen 2, hasil uji beda

    penelitian, hasil uji hipotesis, hasil pembahasan penelitian dan keterbatasan

    penelitian.

    4.1 Hasil Penelitian

    Sebelum dipaparkan secara detail mengenai hasil penelitian, akan

    dijelaskan terlebih dahulu upaya-upaya untuk mengontrol variabel yang dapat

    mengganggu perlakuan. Upaya yang dilakukan untuk memenuhi validitas internal

    dalam penelitian adalah sebagai berikut: a) History (sejarah) merupakan salah

    satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap validasi internal, dalam hal ini

    peneliti melakukan atau memberikan perlakuan yang sama kepada siswa dalam

    model pembelajaran PBL dan PjBL. Hal ini merujuk pada situasi lingkungan,

    peristiwa yang terjadi disekitar, seperti ruang kelas yang diatur guru sebelum

    dilakukan penelitian. Pada hasil uji perlakuan dapat dikendalikan dengan harapan

    memiliki pengalaman eksternal (history) yang sama selama pelaksanaan. b)

    Selection dalam kegiatan ini peneliti membagi kelompok subjek dengan kesamaan

    dan kesetaraan yang diterapkan pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok

  • 44

    eksperimen 2. c) Maturation (kematangan) dalam hal ini peneliti melacak

    psikologi dari siswa, usia dari anak, dari segi kematangan siswa rata-rata

    kematangan dari siswa itu sama, dengan rata-rata usia dari siswa yaitu 10 tahun.

    d) Pretesting (pengujian sebelumnya) untuk menghindari terjdainya masalah yang

    disebabkan oleh pretesting, peneliti dalam hal ini melakukan penataan struktur tes

    pada pasca tes yaitu dengan cara mengacak soal tes, kalimat yang diganti akan

    teteapi mempunyai arti yang sama, penggunakan tanda titi ataupun koma, serta

    pilihan ganda yang diacak. e) Mortality (mortalitas) untuk menghindari terjadinya

    masalah yang diakibatkan oleh mortality peneliti dalam kegiatan ini melakukan

    kegiatan membagi siswa dalam kelompok yaitu dengan membagi jumlah

    kelompok dengan sama besar anggotanya.

    4.1.1 Hasil Implementasi Pembelajaran IPA Menggunakan Model

    Pembelajaran PBL Sebagai Kelompok Eksperimen 1

    Penelitian menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

    pada kelas eksperimen 1 dilakukan pada tanggal 31 Maret dan 4 april 2016 di

    kelas 4 SD Negeri Tingkir Lor 01 dengan jumlah 25 siswa dan pada tanggal 2 dab

    6 april 2016 sebagian siswa kelas 4 di SDN Tingkir Lor 02 yang berjumlah 17

    siswa sebagai kelompok eksperimen 1 dari SD imbas dilaksanakan 2 x 2x 35

    menit (2x pertemuan). Mata pelajaran yang diteliti oleh peneliti adalah mata

    pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dengan topik materi yang diambil adalah

    Sumber Daya Alam. Materi yang diambil didasarkan dari Standar kompetensi 11.

    Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi,

    dan masyarakat dan Kompetensi Dasar 11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber

    daya alam dan lingkungan serta Indikator 1. Menjelaskan pengertian sumber daya

    alam, 2. Menyebutkan jenis SDA, 3. Mendiskusikan pengertian SDA yang dapat

    diperbarui beserta contohnya. 4. Mendiskusikan pengertian SDA yang tidak dapat

    diperbarui beserta contohnya. 5. Menyebutkan manfaat dari sumber daya alam

    yang dapat diperbarui. 6. Menyebutkan manfaat dari sumber daya alam yang tidak

    dapat diperbarui.

  • 45

    Pemberian perlakuan dilakukan langsung oleh peneliti sendiri dengan guru

    kelas 4 SDN Tingkir Lor 01 dan guru kelas 4 SDN Tingkir Lor 02 sebagai

    observer.

    4.1.1.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran IPA Menggunakan Model

    Pembelajaran PBL Kelompok Eksperimen 1

    a. Pertemuan 1

    Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Kamis, 31 Maret 2016 di kelas 4 SD

    N Tingkir Lor 01 (SD Imbas), dengan alokasi waktu 2x 35 menit yang diikuti oleh

    25 siswa. Proses pembelajaran diawalai dengan pendahuluan yang meliputi salam,

    mengabsen kehadiran siswa, mengkodisikan siswa agar siap mengikuti

    pembelajaran, apersepsi, siswa menyimak tujuan pembelajaran,dan langkah-

    langkah pembelajaran. Setelah kegiatan pendahuluan dilakukan kemudian siswa

    diberikan soal pretest untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum

    mendapatkan perlakuan.

    Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti dalam proses pembelajaran

    menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning yang terdiri

    sintagmatis yaitu guru menunjukkan gambar SDA, guru membagi siswa kedalam

    beberapa kelompok, siswa mendengarkan permasalahan yang dibacakan oleh

    guru, setiap anggota kelompok mencari informasi mengenai materi SDA, Masing-

    masing kelompok saling berdiskusi untuk memecahkan masalah. Gru

    mengadakan refleksi

    Penelitian juga dilakukan di SDN Tingkir Lor 02 Sebagai SD Inti.

    Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 april 2016 di kelas 4 yang diikuti sebagian

    dari jumlah siswa kelas 4 yaitu 17 siswa, kegiatan pembelajaran dilakukan sama

    dengan pelaksanaan pembelajaran di SDN Tingkir Lor 01.

    Berdasarkan hasil observassi yang telah dilakukan aktivitas guru pada

    pertemuan pertama yang dilakukan di kelas 4 SDN Tingkir Lor 01 dan SDN

    Tingkir Lor 02 mencapai 100% dari 7 point kegiatan. Hal ini juga sama dengan

    tingkat keterlaksanaan kegiatan dari siswa yaitu 100% dari 7 poin kegiatan yang

    dilakukan. Hal ini berarti semua aspek kegiatan dari guru dan siswa pada

    pertemuan pertama telah dilaksanakan dan tingkat keterlaksanaan dari

  • 46

    pembelajaran berjalan dengan baik. Hasil observasi lebih rinci dapat dilihat pada

    lampiran 4.

    b. Pertemuan 2

    Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari senin tanggal 4 april 2016 dengan

    alokasi waktu 2x 35 menit yang diikuti siswa kelas 4 yang berjumlah 25 siswa,

    kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa, kemudian presensi siswa setelah

    itu apersepsi pembelajaran, dilanjutkan dengan kegiatan inti minggu lalu yaitu

    melanjutkan menyelesaian tugas yang diberikan minggu lalu/ pada pertemuan

    sebelumnya, setelah selesai sperwakilan dari kelompok diminta untuk

    mempresentasikan hasil diskusi kelompok, kelompok lain diminta untuk

    memperhatikan presentasi yang disampaikan kelompok, siswa / kelompok lain

    diminta untuk menanggapi hasil presentasi, setelah selesai guru memberikan soal

    posttest dan kemudian menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

    Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di kelas 4 SDN Tingkir Lor

    01 dan SDN Tingkir Lor 02 , tingkat keterlaksanaan dari kegiatan yang dilakukan

    oleh guru adalah 100% dari 6 poin kegiatan yang dilakukan. Begitu pula tingkat

    keterlaksanaan kegiatan yang dialakukan oleh siswa yaitu 100% dari 6 poin

    kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua. Dalam hal ini berarti semua

    aspek kegiatan telah terlaksana dan berjalan dengan baik.

    Penelitian menggunakan model pembelajaran PBL di SDN Tingkir Lor 02

    dilaksanakan pada tanggal 07 april 2016 dikelas 4 yang diikuti sebagian jumlah

    siswa kelas 4 yang berjumlah 17 siswa. Kegiatan yang dilakukan sama seperti

    pemberian perlakuan yang diberikan pada SDN Tingkir Lor 01.

    4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Tingkir Lor 01 dan

    SDN Tingkir Lor 02 Menggunakan Model Pembelajaran Problem

    Based Learning Sebagai Kelompok Eksperimen 1

    Tingkat hasil belajar IPA siswa dipaparkan melalui statistik deskriptif dari

    hasil pretset dan posttest yang terdiri dari rata-rata (mean), nilai tertinggi (max),

    nilai terendah (min), standar deviasi, distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam

    bentuk grafik.

  • 47

    Tabel 4.1

    Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Posttest

    Kelompok eksperimen 1

    N Minimum Maximum Mean Std.

    Deviation

    Nilai Pretest 42 50 90 70,71 10,510

    Nilai Post-Test 42 60 100 77,14 9,762

    ValidN

    (listwise) 42

    Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang didapat oleh

    kelas eksperimen 1 sebelum mendapatkan perlakuan menggunakan Problem

    Based Learning (nilai Pretest) sebesar 70,71 dengan standar deviasi 10,510.

    Kemudian setelah mendapatkan perlakuan menggunakan Problem Based

    Learning (nilai Posttest) adalah sebesar 77,14 dengan standar deviasi 9,762. Nilai

    tertinggi yang didapatkan oleh siswa saat melakukan pretest adalah 90 dan nilai

    terendah yang didapatkan oleh siswa adalah 50. Sedangkan untuk nilai tetinggi

    saat mengikuti posttest adalah 100 dan nilai yang terendah adalah 60. Jumlah

    siswa yang mengikuti kegiatan pretest dan posttest adalah 42 siswa.

    Jumlah data yang dissajikan terlalu banyak sehingga peneliti menyusun

    data menggunakan tabel distribusi frekuensi agar penyajian lebi efisien. Penyajian

    tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas interval yang diperoleh dari selisih

    skor maksimal dikurangi skor minimal dibagi jumlah kelas. Penentuan jumlah

    kelas menggunakan rumus Strurges (Sugiyono, 2013:35) yaitu K=1+3,3 log n. K

    adalah jumlah kelas dan n adalah banyaknya data/siswa. Melalui rumus dapat

    diperoleh K=1+3,3 log 42= 6,35 atau dibulatkan menjadi 6 Sedangkan interval

    kelas didapatkan dari hasil rentang ( skor maksimal-skor minimal) dibagi jumlah

    kelas yaitu ������

    �= 8. Hasil distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest

    kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut.

  • 48

    Tabel 4.2

    Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 1

    No.

    Kelas Kelas Interval

    Nilai Pretest

    Frekuensi Persentase

    1. ≤58 3 7,14%

    2. 59-67 13 30,95%

    3. 68-76 13 30,95%

    4. 77-85 11 26,19%

    5. ≥86 2 4,76%

    Jumlah 42 100%

    Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai pretest terdapat 3,siswa

    yang mendaptkan nilai ≤58 dengan presentase 7,14%, 13 siswa yang mendapatkan

    nilai antara 59-67 dengan persentase 30,95%, 13 siswa mendapatkan nilai antara

    68-76 dengan presentase 30,95%, 11 siswa mendapatkan nilai antara 77-85

    dengan presentase 26,19%, 2 siswa yang mendapatakan nilai ≥86 dengan

    presentase 4,76%.

    Tabel 4.3

    Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen 1

    No.

    Kelas Kelas Interval

    Nilai Posttest

    Frekuensi Persentase

    1. 60-67 6 14,28%

    2. 68-76 16 38,09%

    3. 77-85 15 35,71%

    4. 86-95 3 7,14%

    5. ≥96 2 4,76%

    Jumlah 42 100%

    Pada nilai Posttest mengalami peningkatan yaitu yang mulanya nilai

    terendah 50 kemudian naik pada nilai terendah 60 dan dapat dilihat bahwa nilai

  • 49

    posttest 6 siswa yang mendapatkan nilai antara 60-67 dengan persentase 14,28%,

    16 siswa mendapatkan nilai antara 68-76 dengan presentase 38,09%, 15 siswa

    mendapatkan nilai antara 77-85 dengan presentase 35,71%, 3 siswa yang

    mendapatakan nilai 86-95 dengan presentase 7,14% dan 2 siswa yang

    mendapatkan nilai ≥96 dengan presentase 4,76%. Untuk lebih jelas akan

    dipaparkan dengan daftar frekuensi nilai pretest dan posttest dalam bentuk grafik

    sebagai berikut.

    Gambar 4.1

    Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 1 (SDN

    Tingkir Lor 01 dan SDN Tingkir Lor 02)

    3

    13 13

    11

    2

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    ≤58 59-67 68-76 77-85 ≥86

    pretest

    pretest

  • 50

    Gambar 4.2

    Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen 1 SDN

    Tingkir Lor 01 dan SDN Tingkir Lor 02

    4.1.2 Hasil Implemenstasi Pembelajaran IPA Menggunakan Model

    Pembelajaran Project Based Learning sebagai Kelompok Eksperimen

    2

    Perlakuan pada kelompok eksperimen 2 ini hampir sama dengan kelompok

    eksperimen 1. Upaya untuk memenuhi validitas internal dalam penelitian

    menggunakan model pembelajaran Project Based Learning antara lain sebagai

    berikut: a) History (sejarah) merupakan salah satu faktor yang sangat

    berpengaruh terhadap validasi internal, dalam hal ini peneliti melakukan atau

    memberikan perlakuan yang sama kepada siswa dalam model pembelajaran PBL

    dan PjBL. Hal ini merujuk pada situasi lingkungan, peristiwa yang terjadi

    disekitar, seperti ruang kelas yang diatur guru sebelum dilakukan penelitian. Pada

    hasil uji perlakuan dapat dikendalikan dengan harapan memiliki pengalaman

    eksternal (history) yang sama selama pelaksanaan. b) Selection dalam kegiatan ini

    peneliti membagi kelompok subjek dengan kesamaan dan kesetaraan yang

    diterapkan pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. c)

    Maturation (kematangan) dalam hal ini peneliti melacak psikologi dari siswa, usia

    dari anak, dari segi kematangan siswa rata-rata kematangan dari siswa itu sama,

    6

    1615

    32

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    18

    60-67 68-76 77-85 86-95 ≥96

    posttest

    posttest

  • 51

    dengan rata-rata usia dari siswa yaitu 10 tahun. d) Pretesting (pengujian

    sebelumnya) untuk menghindari terjdainya masalah yang disebabkan oleh

    pretesting, peneliti dalam hal ini melakukan penataan struktur tes pada pasca tes

    yaitu dengan cara mengacak soal tes, kalimat yang diganti akan teteapi

    mempunyai arti yang sama, penggunakan tanda titi ataupun koma, serta pilihan

    ganda yang diacak. e) Mortality (mortalitas) untuk menghindari terjadinya

    masalah yang diakibatkan oleh mortality peneliti dalam kegiatan ini melakukan

    kegiatan membagi siswa dalam kelompok yaitu dengan membagi jumlah

    kelompok dengan sama besar anggotanya.

    Peneliti telah memberikan upaya dalam memenuhi validitas eksternal berupa

    pengambilan sampel yang mewakili populasi agar hasil penelitian dapat

    digeneralisasikan ke populasi yang luas.

    Penelitian menggunakan model pembelajaran Project Based Learning

    dilakukan di SDN Tingkir Tengah 01, dilaksanakan pada tanggal 31 maret dan 5

    april 2016. Jumlah siswa yang mengikuti adalah 30 siswa dan yang tidak

    berangkat 3 orang siswa yang tidak beragkat 2 siswa yang dikarenakan sakit dan 1

    siswa ijin urusan keluarga. Kegiatan pemebalajaran dilakukan 2x 2x 35 menit

    yang artinya 2x pertemuan. Mata pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah mata pelajaran IPA dengan mengambil materi sumber daya alam.

    Pengambilan materi diambil dari sumber silabus kelas 4 yang memiliki

    Standar Kompetensi Standar kompetensi 11. Memahami hubungan antara sumber

    daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat dan Kompetensi Dasar

    11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dan lingkungan serta

    Indikator 1. Menjelaskan pengertian sumber daya alam 2. Menyebutkan jenis

    SDA. 3. Mendiskusikan pengertian SDA yang dapat diperbarui beserta contohnya.

    4. Mendiskusikan pengertian SDA yang tidak dapat diperbarui beserta contohnya.

    5. Menyebutkan manfaat dari sumber daya alam yang dapat diperbarui. 6.

    Menyebutkan manfaat dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

    Pemberian perlakuan dilakukan oleh peneliti sendiri dengan observer yaitu

    guru kelas 4 SDN Tingkir Tengah yang bernama Ibu Umayyah. Begitu juga di

    SDN Tingkir Lor 02 kelas 4 yang dilaksanakan pada tanggal2 dan 4 april 2016.

  • 52

    Pemberian perlakuan dilakukan oleh peneliti dengan obeserver guru kelas 4 yang

    bernama Ibu Mutmainnah

    4.1.2.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran IPA Menggunakan Model

    Pembelajaran Project Based Learning Kelompok Eksperimen 2

    a. Pertemuan 1

    Pertemuan 1 pada kegiatan pembelajaran menggunakan model

    pembelajaran Project Based Learning di kelas 4 SDN Tingkir Tengah

    dilaksanakan pada tanggal 31 maret 2016. Kegiatan pembelajaran diikuti 27

    siswa, 3 siswa tidak berangkat dikarenakan sakit dan ijin urusan keluarga.

    Pembelajaran diawali dengan doa kemudian dilanjutkan dengan presensi, yang

    dilanjutkan dengan apersepsi dari guru. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan

    pembagian soal pretest yang diberikan oleh guru untuk melihat tingkat

    pemahaman siswa.

    Kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu menggunakan model

    pembelajaran Project Based Learning yang terdiri dari sintagmatis yaitu pertama

    siswa memperhatikan gambar yang ditunjukkan oleh guru kemudian siswa

    memperhatikan gambar yang ditampilkan oleh guru, siswa dibagi menjadi

    beberapa kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa, siswa

    diberi pengarahan oleh guru mengenai proyek yang diselesaikan oleh siswa,

    masing-masing kelompok mengambil gambar yang disediakan oleh guru, siswa

    mencari informasi mengenai gambar yang disediakan oleh guru yang akan

    dikerjakan pada pertemuan berikutnya, siswa diberi kesempatan untuk bertanya

    mengenai tugas / proyek yang belum dimengerti, kemudian guru menutup

    pembelajaran dengan salam penutup.

    Berdasarkan observasi yang telah dilakukan menunjukan bahwa tingkat

    keterlaksanaan kegiatan yang dilakukan di kelas 4 SDN Tingkir Tengah 01 dan

    SDN Tingkir Lor 02 menunjukan kegiatan dari guru adalah 100% dari 7 poin

    kegiatan. Begitu juga dengan tingkat keterlaksanaan dari kegiatan yang dilakukan

    oleh siswa yaitu 100% dari 7 poin kegiatan pada pertemuan pertama, hal ini

    berarti semua aspek kegiatan telah dilaksanakan dengan lengkap oleh guru dan

    siswa dan berjalan dengan baik.

  • 53

    Penelitian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

    Project Based Learning juga dilaksanakan di SDN Tingkir Lor 02 sebagai SD

    inti. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 april 2016 di kelas 4 dan diikuti

    sebagian dari jumlah siswa kelas 4 yang berjumalah 16 siswa dikarenakan 1 anak

    yang tidak hadir dikarenakan sakit. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sama

    seperti pembelajaran yang dilakukan di SDN Tingkir Tengah 01.

    b. Pertemuan 2

    Pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 5 april 2016 dengan alokasi waktu

    yang sama yaitu 2x 35 menit, dengan jumlah siswa yang hadir yaitu 30 siswa.

    Kegiatan pembelajaran di awali dengan guru menyiapkan alat-alat pembealajaran,

    guru memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, berdoa,

    presensi, kemudian dilanjutkan dengan apersepsi. Dilanjutkan dengan kegiatan

    inti siswa disuruh untuk nmenyiapkan materi yang telah dikumpulkan oleh siswa

    dari rumah, siswa duduk bersama kelompok yang sudah dibagi pada pertemuan

    sebelumnya, masing-masing kelompok menyelesaikan proyek yang telah

    disampaikan di pertemuan sebelumnya, setelah itu siswa diminta untuk

    mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok yang lain memperhatikan presetasi

    kelompok, kemudian guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah

    dilakukan, guru memberikan soal posttest, guru menutup pembelajaran dengan

    salam penutup.

    Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa

    tingkat keterlaksanaan dari kegiatan yang telah dilakukan oleh guru adalah 100%

    dari 8 poin kegiatan, begitu juga tingkat keterlaksanaan yang dilakukan oleh siswa

    yaitu 100% dari 8 poin kegiatan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan kegiatan

    pembelajaran telah terlaksana dengan baik dan berjalan dengan lancar sesuai

    dengan yang diharapkan.

    Penelitian menggunakan model pembelajaran Project Based Learning di

    SDN Tingkir Lor 02 pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari rabu 7 april

    2016 yang diikuti 17 siswa. Kegiatan yang dilakukan pada SDN Tingkir Lor sama

    dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di SDN Tingkir Tengah 01. Sintak

    yang dilakukan sama dengan yang dilakukan di SDN Tingkir Tengah 01.

  • 54

    4.1.2.2 Tingkat Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Tingkir Tengah 01 dan

    SDN Tingkir Lor 02 Menggunakan Model Pembelajaran Project

    Based Learning Sebagai Kelompok Eksperimen 2

    Tingkat hasil belajar IPA siswa akan dipaparkan melalui statistik

    deskriptif dari hasil pretest dan posttest yang terdiri dari rata-rata (mean), nilai

    tertinggi (max), nilai terendah ( min), standar deviasi, distribusi frekuensi dan

    penyajiannya dalam bentuk grafik.

    Tabel 4.4

    Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Posttest

    Kelompok Eksperimen 2

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

    Nilai Pre-Test 43 40 80 60,60 9,890

    Nilai Post-Test 43 60 100 76,67 8,601

    Valid N

    (listwise) 43

    Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas

    eksperimen 2 sebelum mendapatkan perlakuan (nilai pretest) menggunakan model

    pembelajaran adalah 60,60 dengan standar deviasi 9,890 nilai terendah 40 dan

    nilai terttinggi adalah 80. Setelah siswa mendapatkan perlakuan (nilai

    Posttest)menggunakan model pembelajaran Project Based Learning nilai rata-rata

    yang didapatkan adalah 76,67, standar deviasi 8,601, nilai terendah adalah 60 dan

    nilai tertinggi adalah 100. Jumalh siswa yang mengikuti pretest dan posttest

    adalah 43 siswa.

    Jumlah data yang dipaparkan cukup banyak, sehingga akan dipaparkan

    data menggunakan tabel distribusi frekuensi agar penyajian lebih efisien.

    Penyajian tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas interval yang diperoleh

    dari selisih skor maksimal dikurangi skor minimal dibagi jumlah kelas. Penentuan

    jumlah kelas menggunakan rumus Strurges (Sugiyono, 2013:35) yaitu K=1+3,3

    log n. K adalah jumlah kelas dan n adalah banyaknya data/siswa. Melalui rumus

    dapat diperoleh K= 1+3,3 log 43 = 6,39 atau dibulatkan menjadi 6. Interval kelas

  • 55

    didapatkan dari hasil rentang (skor maksimal- skor minimal) dibagi jumlah kelas

    yaitu������

    � =10. Hasil distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest kelompok

    eksperimen 2 dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 4.5

    Distribusi Frekuensi Nilai Pretest kelompok Ekperimen 2 SDN Tingkir

    Tengah 01 dan SDN Tinkir Lor 02

    No.

    Kelas Kelas Interval

    Nilai Pretest

    Frekuensi Persentase

    1. 40-50 5 11,62%

    2. 51-60 10 23,25%

    3. 61-70 17 39,53%

    4. 71-80 8 18,60%

    5. ≥81 2 4,65%

    Jumlah 43 100%

    Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai pretest terdapat 5 siswa

    yang mendapatkan nilai antara 40-50 dengan presentase 11,62%, 10 siswa yang

    mendapatkan nilai antara 51-60 dengan presentase 23,25%, 17 siswa

    mendapatkan nilai antara 61-70 dengan presentase 18,60, 8 siswa yang

    mendapatkan nilai antara 71-80 dengan presentase 18,60%, 2 siswa yang

    mendapatkan nilai antara ≥81 dengan presentase 4,65%.

  • 56

    Tabel 4.6

    Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen 2 SDN Tingkir

    Tengah 01 dan SDN Tingkir Lor 02

    No.

    Kelas Kelas Interval

    Nilai Posttest

    Frekuensi Persentase

    1. ≤60 3 6,97%

    2. 61-70 10 23,25%

    3. 71-80 18 41,86%

    4. 81-90 10 23,25%

    5. ≥91 1 2,32%

    Jumlah 43 100%

    Dari tabel 4.5 pada nilai posttest mengalami peningkatan nilai terendah yang

    didapatkan oleh siswa sebesar 60 dan nilai tertinggi 100, 3 siswa mendapatkan

    nilai antara ≤60 dengan presentase 6,97%, 10 siswa mendapatkan nilai antara 61-

    70 dengan presentase 23,25%, 18 siswa mendapatkan nilai antara 71-80 dengan

    presentase 41,86%, 10 siswa mendapatkan nilai antara 81-90 dengan presentase

    23,32%, dan 1 anak yang mendapatkan nilai antara ≥91 dengan presentase 2,32%.

    Untuk lebih jelas akan disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

  • 57

    Gambar 4.3

    Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Kelompok Eksperimen 2 (SDN

    Tingkir Tengah 01 dan SDN Tingkir Lor 02)

    Gambar 4.4

    Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen 2 SDN

    Tingkir Tengah 01 dan SDN Tingkir Lor 02

    5

    10

    17

    8

    2

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    18

    40-50 51-60 61-70 71-80 ≥81

    pretest

    pretest

    3

    10

    18

    10

    10

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    18

    20

    ≤60 61-70 71-80 81-90 ≥91

    Posttest

    Posttest

  • 58

    4.1.3 Deskriptif Komparasi Hasil Pengukuran

    Deskriptif Komparasi dalam penelitian ini akan memaparkan

    paerbandingan hasil pengukuran dari kelompok eksperimen 1 dan kelompok

    eksperimen 2 berdasarkan nilai pretest dan posttest. Deskripsi komparasi disajikan

    dalam bentuk tabel dan grafik berikut.

    Tabel 4.7

    Tabel Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Eksperimen 1 dan

    Eksperimen 2

    Tahap pengukuran Rerata skor (mean) kelompok Keterangan selisih

    skor Eksperimen 1 Eksperimen 2

    Pretest

    Posttest

    70,71

    77,14

    60,60

    76,67

    10,11

    0,47

    Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata

    tahap pengukuran pretest yang ditunjukkan adanya selisih skor antara kelompok

    eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 sebesar 10,11 dimana nilai kelompok

    eksperimen 1 lebih unggul dari kelompok eksperimen 2. Sedangkan pengukuran

    nilai posttest juga terdapat perbedaan nilai rata-rata uyang ditunjukkan pada

    selisih skor antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 yaitu

    sebesar 0,47 dan nilai kelompok eksperimen 1 lebih unggul dibandingkan nilai

    kelompok eksperimen 2.

    Secara ringkas deskripsi komparasi hasil pengukuran tersebut akan dipaparkan

    pada grafik berikut.

  • 59

    Gambar 4.5

    Grafik Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Eksperimen 1 dan

    Kelompok Eksperimen 2

    4.1.4 Hasil Uji Perbedaan Rerata Hasil Belajar Menggunakan Model

    Pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning

    Dalam hasil uji beda penelitian ini akan dipaparkan mengenai teknis

    analisis data yang digunakan yaitu uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji prasayat

    terdiri dari uji normalitas, dan homogenitas yang digunakan untu mengetahui

    distribusi kenormalan data dan tingkat kesetaraan dari data yang akan diuji t (beda

    rata-rata). Pengujian yang dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan SPSS 20

    for Windows.

    4.1.4.1 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas

    Uji normalitas dilakukan agar mengetahui apakah populasi data distribusi

    normal atau tidak. Pengujian normalitas data dengan bantuan SPSS 20 for

    windows. Uji ini dilakukan dengan melihat signifikansi pada Kolmogrov-Smirnov.

    Dengan asumsi, dataa berdistribusi normal apabila nilai memiliki probalitas (P)

    lebih besar dari 0,05.

    70,71

    60,6

    77,14 76,67

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    eksperimen 1 eksperimen 2

    pretest

    posttest

  • 60

    Tabel 4.8

    Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok

    Eksperimen 2

    Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

    Model Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

    Pretest PBL .132 42 .065 .956 42 .108

    PjBL .124 42 .100 .967 42 .256

    a. Lilliefors Significance Correction

    Berdasarkan tabel 4.7 dapat dililihat/ diketahui bahwa nilai pretest

    kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 adalah 0,065 dan 0,100.

    Karena nilai signifikansi/ probalitas data tersebut diatas 0,05 maka disimpulkan

    bahwa populasi hasil pretest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2

    berdistribusi normal.

    Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengujian normalitas terhadap

    nilai posttest dari kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Beriku

    adalah hasil uji normalitas data nilai posttest kelompok eksperimen 1 dan

    kelompok eksperimen 2.

    Tabel 4.9

    Hasil Uji Normalitas Nilai Postest Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok

    Eksperimen 2

    Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

    Model Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

    Posttest PBL .125 42 .097 .958 42 .123

    PjBL .124 42 .100 .958 42 .125

    a. Lilliefors Significance Correction

    Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa hasil nilai posttest kelompok

    eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 adalah 0,097 dan 0,100. Karena nilai

    signifikansi sudah diatas 0,05 maka disimpulkan bahwa populasi hasil posttest

    kelompok eksperimen 1 dan ekpserimen 2 adalah berdistribusi normal.

  • 61

    Kemudian setelah uji normalitas berupa distribusi kenormalan data

    terpenuhi, kemudian dilanjutkan denga prasyarat yang kedua yaitu uji

    homogenitas atau tingkat kesetaraan data dengan melakukan uji homogenitas,

    dengan ketentuan nilai dianggap homogen apabila nilai probalitas lebih dari 0,05

    maka dapat disimpulkan data tersebut homogen. Pengujian dilakukan dengan

    bantuan SPSS 20 for windows. Uji homogenitas dari kelompok eksperimen 1 dan

    eksperimen 2 adalah sebagai berikut.

    Tabel 4.10

    Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 1 dan

    Eksperimen 2

    Levene Statictic df1 df2 Sig.

    Pretest Based on Mean 0,274 1 82 .602

    Based on Median 0,202 1 82 .654

    Based on Median and

    with adjusted dt

    0,202 1 81,929 .654

    Based on trimmed

    mean

    0,282 1 82 .597

    Berdasarkan tabel 4.9 diatas diketahui bahwa hasil output test of

    homogeneity of variance nilai pretest menunjuikkan angka signifikansi yang ada

    pada Based on Mean 0,602, Based on Median 0,654, Based on Median and with

    adjusted dt adalah 0,654 dan Based on trimmed mean adalah 0,597. Sehingga

    dapat disimpulkan bahwa data nilai pretest kelompok eksperimen 1 dan kelompok

    eksperimen 2 memiliki varian yang sama atau homogen karena nilai probalitas

    dari data nilai pretest populasi lebih dari 0,05.

  • 62

    Tabel 4.11

    Hasil Uji Hompogenitas Nilai Posttest Kelompok Eksperimen 1 dan

    Kelompok Eksperimen 2

    Levene Statictic df1 df2 Sig.

    Posttest Based on Mean .653 1 83 .421

    Based on Median .613 1 83 .436

    Based on Median and

    with adjusted dt

    .613 1 82,633 .436

    Based on trimmed

    mean

    .646 1 83 .424

    Untuk nilai posttest menunjukan bahwa angka signifikansi yang diperoleh

    adalah Based on Mean adalah 0,421, Based on Median adalah 0,436, Based on

    Median and with adusted dt 0,436, Based on trimmed mean 0,424. Karena hasil

    nilai probalitas data >0,05 maka disimpulkan bahwa nilai posttest kelompok

    eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 memiliki varian yang homogen / sama.

    Berdasarkan hasil perhitungan uji prasyarat pada uji normalitas dan uji

    homogenitas antara kelompok eksperimen 1 yang diberi perlakuan pembelajaran

    Problem Based Learning dan kelompok eksperimen 2 yang diberi perlakuan yaitu

    pembelajaran Projec Based Learning menunjukanj data berdistribusi normal dan

    homogen karena nilai probalitas menunjukkan nilai >0,05.

    Dasar pengambilan keputusan adalah dapat dilihat pada nilai probalitas

    pada kolom sig.

    a. Apabila nilai probalitas > 0,05 maka H0 diterima

    b. Apabila nilai probalitas < 0,05 maka H1 ditolak

    perhitungan uji beda menggunakan uji t Independent T test. Hasil

    perhitungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

  • 63

    Tabel 4.12

    Analisis Uji t Pada kelompok Eksperimen 1 dan Eksperimen 2

    Dari tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa nilai F sebesar 0,653 ,

    koefisien sig (2tailed) 0,670. Koefisien ini lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan

    bahwa H0 diterima atau nilai rata-rata posttest antara kelompok eksperimen 1

    dengan model pembelajaran PBL dan kelompok eksperimen 2 dengan model

    pembelajaran PjBL hasil belajarnya sama/ tidak ada perbedaan hasil belajar IPA

    yang signifikan siswa kelas 4 SD menggunakan model pembelajaran PBL dan

    PjBL di Gugus Joko Tingkir Salatiga.

    Independent Samples Test

    Levene's Test

    for Equality of

    Variances

    t-test for Equality of Means

    F Sig. t Df Sig.

    (2-

    taile

    d)

    Mean

    Differen

    ce

    Std. Error

    Difference

    95% Confidence Interval

    of the Difference

    Lower Upper

    Nilai

    Equa

    l

    varia

    nces

    assu

    med

    ,653 ,421 ,427 83 ,670 ,864 2,022 -3,158 4,886

    Equa

    l

    varia

    nces

    not

    assu

    med

    ,427 81,837 ,671 ,864 2,025 -3,164 4,891

  • 64

    4.1.5 Hasil Uji Hipotesis

    Uji hipotesis pada penelitian ini adalah dengan melihat hasil belajar siswa

    kelas 4 SDN Gugus Joko Tingkir. Hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai

    berikut.

    1. H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai hasil belajar IPA siswa

    kelas 4 SD menggunakan model pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus

    Joko Tingkir Salatiga.

    2. Ha : Ada perbedaan yang signifikan mengenai hasil belajar IPA siswa kelas 4

    SD menggunakan model pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus Joko

    Tingkir Salatiga.

    Berdasarkan tabel 4.10 disimpulkan bahwa nilai rata-rata posttest antara

    kelompok eksperimen 1 yang diberi perlakuan PBL dan kelompok eksperimen 2

    yang diberi perlakuan PjBL hasil belajarnya sama, karena nilai koefisien sig

    (2tailed) menunjukan hasil 0,670. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa H0

    diterima yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai hasil belajar IPA

    siswa kelas 4 SD menggunakan model pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus

    Joko Tingkir Salatiga.

    4.2 Pembahasan Penelitian

    Penelitian dilakukan di SD Gugus Joko Tingkir Salatiga yaitu di SDN

    Tingkir Lor 01 di kelas 4 sebagai kelas eksperimen 1 dan sebagian siswa kelas 4

    di SDN Tingkir Lor 02 dengan diberikan perlakuan dengan model pembelajaran

    Problem Based Learning dan sebagai kelompok eksperimen 2 yaitu di SDN

    Tingkir Tengah 01 siswa kelas 4 dan sbagian siswa kelas 4 di SDN Tingkir lor 02

    dengan diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Project Based Learning.

    Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lancar sesuai dengan rencana dan

    sesuai dengan sintak pembelajaran. Pada kegiatan pebelajaran ini peneliti sudah

    melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan sintak model pembelajaran

    menggunakan model pembelajaran PBL dan PjBL .

    Penelitian difokuskan pada rumusan masalah pada bab 1 yaitu apakah ada

    perbedaan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD yang signifikan dalam pembelajaran

  • 65

    menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model

    pembelajaran Project Based Learning?

    Hasil uji prasyarat dari kedua kelompok penelitian adalah homogen/sama

    karena nilai pretest kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 sebesar 0,602 >

    0,05 dan nilai posttest sebesar 0,421 > 0,05. Dapat diambil kesimpulan dari uji

    prasyarat adalah kedua varian tersebut (kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 )

    homogen/ sama. Sedangkan hasil uji normalitas pretest dan posttest secara

    keseluruhan lebih dari 0,05 sehingga diambil kesimpulan bahwa kelompok

    eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 berdistribusi normal.

    Hasil analisis deskriptif dari hasil pretest kelompok eksperimen 1 siswa

    mendapatkan nilai terendah 50 dan yang mendapatkan nilai tertinggi adalah

    sebesar 90, dengan rata-rata 70,71. Hasil pretest kelompok eksperimen 2 siswa

    mendapatkan nilai terendah 40 dan yang mendapatkan nilai tertinggi adalah

    sebesar 80 dan nilai rata-rata 60,12. Hasil nilai posttest kelompok eksperimen 1

    siswa mendapatkan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi sebesar 100 dengan nilai

    rata-rata 77,14. Hasil posttest kelompok eksperimen 2 siswa yang mendapatkan

    nilai tertinggi sebesar 100 dan nilai terendah 60, dan nilai rata-rata yang

    didapatkan oleh siswa pada kelompok eksperimen 2 adalah 76,28.

    Pada distribusi frekuensi nilai pretest kelompok eksperimen 1

    menunjukkan nilai pretest terdapat 3,siswa yang mendaptkan nilai antara 50-58

    dengan presentase 7,14%, 13 siswa yang mendapatkan nilai antara 59-67 dengan

    persentase 30,95%, 13 siswa mendapatkan nilai antara 68-76 dengan presentase

    30,95%, 11 siswa mendapatkan nilai antara 77-85 dengan presentase 26,19%, 2

    siswa yang mendapatakan nilai 86-95 dengan presentase 4,76% dan tidak ada

    yang mendapatkan nilai antara 96-104. Pada nilai Posttest mengalami peningkatan

    yaitu yang mulanya nilai terendah 50 kemudian naik pada nilai terendah 60 dan

    dapat dilihat bahwa nilai posttest tidak ada yang mendapatkan nilai antara 50-58,

    6 siswa yang mendapatkan nilai antara 59-67 dengan persentase 14,28%, 16 siswa

    mendapatkan nilai antara 68-76 dengan presentase 38,09%, 15 siswa

    mendapatkan nilai antara 77-85 dengan presentase 35,71%, 3 siswa yang

  • 66

    mendapatakan nilai 86-95 dengan presentase 7,14% dan 2 siswa yang

    mendapatkan nilai antara 96-104 dengan presentase 4,76%.

    Distribusi frekuensi kelompok eksperimen 2 dilihat bahwa nilai pretest

    diketahui dapat diketahui bahwa nilai pretest terdapat 5 siswa yang mendapatkan

    nilai antara 40-50 dengan presentase 11,62%, 10 siswa yang mendapatkan nilai

    antara 51-60 dengan presentase 23,25%, 17 siswa mendapatkan nilai antara 61-70

    dengan presentase 18,60, 8 siswa yang mendapatkan nilai antara 71-80 dengan

    presentase 18,60%, 2 siswa yang mendapatkan nilai antara 81-90 dengan

    presentase 4,65%, dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara 91-100.

    Pada nilai posttest mengalami peningkatan nilai terendah yang didapatkan

    oleh siswa sebesar 60 dan nilai tertinggi 100, tidak ada siswa yang mendapatkan

    nilai antara 40-50, 3 siswa mendapatkan nilai antara 51-60 dengan presentase

    6,97%, 10 siswa mendapatkan nilai antara 61-70 dengan presentase 23,25%, 18

    siswa mendapatkan nilai antara 71-80 dengan presentase 41,86%, 10 siswa

    mendapatkan nilai antara 81-90 dengan presentase 23,32%, dan 1 anak yang

    mendapatkan nilai antara 91-100 dengan presentase 2,32%.

    Analisis berikutnya adalah dengan uji beda skor hasil kedua kelompok

    penelitian dengan menggunakan uji Independent Sample T Test dengan

    menggunakan bantuan SPSS 20 for Windows. Uji beda dilakukan dengan

    menggunakan tabel distribusi t dengan sig. Probalitas sebesar < 0,05. Uji hipotesis

    dilakukan dengan menggunakan kriteria signifikan probalitas sig (2tailed)

    menunjukan nilai sebesar 0,670 yang berarti lebih dari 0,05 maka dapat diambil

    kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar IPA

    siswa kelas 4 menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan

    Project Based Learning pada Gugus Joko Tingkir Salatiga.

    Hasil uji beda dan hipotesis yang menyatakan bahwa tidak terdapat

    perbedaan antara kedua kelompok eksperimen terhadap nilai posttest ditunjukkan

    dengan skor nilai rata-rata hasil belajar IPA yang didapatkan oleh kelompok

    eksperimen 1 sebesar 77,14 dan kelompok eksperimen 2 sebesar 76,28. Dengan

    dipaparkan nilai tersebut terlihat bahwa hampir sama/tidak terdapat perbedaan

    yang signifikan.

  • 67

    Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran PBL

    dan PjBL karena model pembelajaran ini sama-sama berpacu pada penentuan

    masalah yang sering digunakan siswa pada kehidupan sehari-hari, serta pada

    model pembelajaran ini berpacu pada pengalaman baru dari model ini siswa

    dilatih untuk menemukan jawaban dari masalah tersebut dengan cara pengalaman

    langsung yang dialami oleh siswa. Pada model pembelajaran ini siswa juga dilatih

    untuk bisa aktif dalam berdiskusi dan berkomunikasi, serta interaksi terhadap

    siswa lainnya, selain itu siswa dilatih untuk percaya diri terbukti pada akhir

    pembelajaran siswa disuruh untuk maju mempresentasikan hasil karyanya/hasil

    diskusi kelompok.

    Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Penelitian yang dilakukan oleh Dian Prametasari, Merinda menunjukan ada

    efektivitas penggunaan model pembelajaran berbasis masalah ( Problem Based

    Learning) pada mata pelajaran IPA siswa Kelas 5, dengan adanya perbedaan rata-

    rata dari hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan perolehan rata-

    rata nilai tes siswa kelas kontrol lebih rendah daripada rata-rat nilai tes siswa kelas

    eksperimen, yaitu 74,53 < 83,38 dengan perbedaan rata-rata (mean diference)

    sebesar 8,851. Perbedaan tersebut ditinjau dari ke signifikannya nampak t hitung

    > t tabel (3.201 > 1.674) dengan taraf signifikansi diperoleh angka 0,002 < 0,05 .

    hal tersebut terlihat adanya perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan

    kelas eksperimen di SD Gugus Hasanudin Salatiga.

    Penelitian yang dilakukan oleh Chitika, Prisky. 2012. Menunjukan bahwa

    penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa terbukti dengan hasil penelitian nilai t hitung > t

    tabel (5.345 > 4,660). Signifikansi (0,000 < 0,005). Berdasarkan hasil tersebut

    maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak berarti Ha diterima. Dengan demikian

    terdapat perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis masalah

    dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas SD Negeri 3 Jepon Semester II tahun

    ajaran 2011/2012.

    Penelitian yang dilakukan oleh Nugraeni, Veronica Yasinta pada tahun

    2013 menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran PjBL (Project Based

  • 68

    Learning) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas 4 SD Negeri

    01 Gandulan semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Terbukti dengan hasil yang

    diperoleh siswa dalam pra siklus 11 siswa (52,38%) belum tuntas KKM dan 10

    siswa (47,62%) sudah mencapai KKM. Dan setelah adanya penelitian pada siklus

    I dengan menerapkan Pendekatan Kontektual Melalui Project Based Learning

    siswa mengalami peningkatan, 5 siswa (23,8%) belum tuntas KKM dan 16 siswa

    (72,2%) siswa sudah tuntas KKM. Dan hasil dari siklus II hasil yang diperoleh 2

    siswa (9,5%) belum tuntas KKM dan 19 siswa (90,5%) tuntas KKM.

    Dalam kegiatan pembelajarn yang dilakukan pada kelas eksperimen 1 dan

    eksperimen 2 menunjukan bahwa model pembelajaran PBL dan PjBL membawa

    pengaruh yang positif bagi siswa, ditunjukkan dengan adanya peningkatan skor

    nilai dan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

    Dalam penelitian yang dilakukan di SDN Tingkir Lor 01, SDN Tingkir

    Lor 02 dan SDN Tingkir Tengah 01 menunjukan bahwa model pembelajaran PBL

    dan PjBL membawa pengaruh yang positif dalam penyampaian mata pelajaran

    IPA dengan materi pembelajaran Sumber Daya Alam terbukti adanya peningkatan

    hasil belajar siswa, karena model pembelajaran ini hampir sama maka tidak

    terdapat perbedaan yang signifikan. Sehingga pembelajaran dapat berlangsung

    dengan aktif dan positif.

    4.3 Keterbatasan Penelitian

    Peneliti menyadari bahwa dalam melakukan penelitian ini masih banyak

    kekurangan/keterbatasan yang dialami oleh peneliti sehingga mengakibatkan

    penelitian kurang sempurna. Kekurangan yang dialami oleh peneliti karena

    penelitian ini hanya meneliti pada kognitif dari siswa. Peneliti melakukan

    penelitian sendiri maka proses kegiatan kurang terpusat pada proses pembelajaran

    karena siswa merasa peneliti kurang berwibawa/ kurang menguasai kelas. Belajar

    dari kekurangan yang dilakukan oleh peneliti, maka diharapkan peneliti

    selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih baik.