50
44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa Penelitian ini terlaksana pada tanggal 17 April 2017 sampai dengan tanggal 22 April 2017. Adapun penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah dasar yang berlokasi di Ambarawa, tepatnya di SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa. SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa beralamat di Desa Jambu, Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Selain itu, sekolah dasar ini berada di tengah perkampungan, sehingga suasana SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa tergolong nyaman karena jauh dari kebisingan kendaraan umum. SD tersebut juga memiliki luas tanah yang cukup luas, yakni sekitar 2,290 m² dengan jumlah ruang kelas sebanyak 12 ruang. Karena berada di daerah perkampungan, mayoritas walid murid siswa bekerja sebagai petani. Sarana dan prasarana di SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa sudah cukup lengkap dan fasilitas mengajar seperti alat peraga, lapangan untuk kegiatan olahraga, perpustakaan, LCD dan sumber- sumber belajar lainnya (buku) sudah sangat menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut. Siswa SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa berjumlah 181 siswa yang terdiri mulai dari kelas I sampai dengan kelas 6. Adapun komposisinya yaitu siswa laki-laki sebanyak 97 siswa dan siswa perempuan sebanyak 84 siswa. Proses belajar mengajar berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.20 siang, kecuali pada hari Jum’at dan Sabtu yang berlangsung mulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 10.45. 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal atau pra siklus merupakan kondisi dimana ketuntasan belajar siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa sebelum diterapkan model pembelajaran PBL pada pelajaran Matematika. Pada kondisi ini, guru masih menerapkan model pembelajaran ceramah atau konvensional, sehingga siswa kurang aktif, bosan dan mengantuk dalam pelajaran matematika. Hal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15600/4/T1... · 2018-07-26 · olahraga, perpustakaan, LCD dan sumber- sumber belajar lainnya (buku)

Embed Size (px)

Citation preview

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa

Penelitian ini terlaksana pada tanggal 17 April 2017 sampai dengan tanggal

22 April 2017. Adapun penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah dasar yang

berlokasi di Ambarawa, tepatnya di SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu

Ambarawa. SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa beralamat di Desa

Jambu, Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Selain itu, sekolah

dasar ini berada di tengah perkampungan, sehingga suasana SDN Jambu 01

Kecamatan Jambu Ambarawa tergolong nyaman karena jauh dari kebisingan

kendaraan umum. SD tersebut juga memiliki luas tanah yang cukup luas, yakni

sekitar 2,290 m² dengan jumlah ruang kelas sebanyak 12 ruang. Karena berada di

daerah perkampungan, mayoritas walid murid siswa bekerja sebagai petani.

Sarana dan prasarana di SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa sudah

cukup lengkap dan fasilitas mengajar seperti alat peraga, lapangan untuk kegiatan

olahraga, perpustakaan, LCD dan sumber- sumber belajar lainnya (buku) sudah

sangat menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.

Siswa SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa berjumlah 181 siswa

yang terdiri mulai dari kelas I sampai dengan kelas 6. Adapun komposisinya yaitu

siswa laki-laki sebanyak 97 siswa dan siswa perempuan sebanyak 84 siswa.

Proses belajar mengajar berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.20

siang, kecuali pada hari Jum’at dan Sabtu yang berlangsung mulai dari pukul

07.00 sampai dengan pukul 10.45.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal atau pra siklus merupakan kondisi dimana ketuntasan belajar

siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa sebelum diterapkan

model pembelajaran PBL pada pelajaran Matematika. Pada kondisi ini, guru

masih menerapkan model pembelajaran ceramah atau konvensional, sehingga

siswa kurang aktif, bosan dan mengantuk dalam pelajaran matematika. Hal

45

tersebut mengakibatkan ketuntasan hasil belajar siswa rendah karena siswa tidak

memahami apa yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan tahap observasi awal

yang telah dilakukan, penulis memperoleh data berupa banyak nilai siswa yang

tidak memenuhi KKM yakni 65. Berikut ini merupakan data berupa nilai hasil

belajar siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu pada kondisi awal yang

akan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Sebelum menyusun tabel, penulis

terlebih dahulu menentukan interval nilai siswa dengan langkah sebagai berikut:

Banyaknya kelas = 1 + 3,3 x log .n

= 1 + 3,3 x log 29

= 1 + 3,3 x 1,462

= 5,83 = 6

Interval (i)

Hasil distribusi frekuensi nilai hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu 01

Kecamatan Jambu Ambarawa pada kondisi awal dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Tabel 4.1

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4

SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa Pada Kondisi Awal

No Interval Frekuensi Presentase

1. 50-54 6 21%

2. 55-59 0 0%

3. 60-64 9 31%

4. 65-69 0 0%

5. 70-74 13 45%

6. 75-79 0 0%

≥ 80 1 3%

Jumlah 29 100%

Rata-Rata 63,1

Nilai Max 80

Nilai Min 50

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi pada kondisi

awal dari siswa adalah 80 dan nilai terendah 50 dengan nilai rata-rata 63,1.

46

Kemudian, dapat diperjelas bahwa siswa yang mendapat nilai antara 50-54

sebanyak 6 siswa atau 21% dari keseluruhan siswa. Selanjutnya, tidak ada siswa

yang mendapatkan nilai antara 55-59. Pada interval nilai antara 60-64 sebanyak 9

siswa atau 31% dari keseluruhan siswa. Kemudian untuk interval nilai 65-69,

tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada interval tersebut. Siswa yang

mendapatkan nilai antara 70-74 cukup banyak, yakni sebanyak 13 siswa atau 45%

dari keseluruhan siswa. Selanjutnya, sama dengan interval kedua pada tabel 4.1,

untuk interval nilai 75-79 tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada interval

tersebut. Adapun siswa yang mendapatkan nilai antara ≥80 sebanyak 1 siswa atau

3% dari keseluruhan siswa. Jika melihat nilai rata-rata kelas yang hanya mencapai

63,1, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu 01

Kecamatan Jambu Ambarawa masih rendah. Hasil belajar siswa kelas 4 SDN

Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada kondisi awal juga dapat disajikan

pada diagram berikut:

Gambar 4.1

Diagram Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4

SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada Kondisi Awal

Jika melihat diagram batang di atas, dapat dilihat bahwa batang tertinggi

berada pada interval nilai antara 70-74. Batang tertinggi kedua yakni pada interval

nilai antara 60-64 disusul tertinggi pada urutan ketiga yakni pada interval nilai

antara 50-54 dan diikuti tertinggi keempat yakni pada nilai ≥ 80. Kemudian, untuk

47

melihat ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas 4 SDN Jambu 01

Kecamatan Jambu Ambarawa pada kondisi awal dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SDN Jambu 01

Kecamatan Jambu Ambarawa pada Kondisi Awal

No Ketuntasan Nilai Frekuensi Presentase

1. Tuntas ≥ 65 14 48%

2. Belum Tuntas < 65 15 52%

Jumlah 29 100%

Berdasarkan data yang disajikan dengan tabel di atas, dapat diketahui

bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) sebanyak 15 siswa atau 52% dari jumlah siswa secara menyeluruh,

sedangkan siswa yang memperoleh nilai mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) sebanyak 14 siswa dengan presentase 48% dari jumlah secara

keseluruhan. Berikut presentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu

01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada kondisi awal disajikan dalam gambar di

bawah ini:

Gambar 4.2

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4

SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada Kondisi Awal

48

Diagram lingkaran di atas dimaksudkan untuk menggambarkan ketuntasan

hasil belajar matematika siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu

Ambarawa pada kondisi awal. Warna merah pada diagram adalah untuk kategori

belum tuntas dan warna biru untuk kategori tuntas. Dengan dibantu diagram

tersebut, penulis dapat menjelaskan bahwa hasil belajar siswa masih tergolong

rendah. Hal itu tergambar jelas bahwa warna merah (belum tuntas) masih

mendominasi jika dibandingkan dengan warna biru (tuntas). Komposisi warna

merah yakni 52% dan warna biru hanya mencapai 48%. Artinya, hasil belajar

siswa pada kondisi awal lebih banyak didominasi oleh kategori belum tuntas. Hal

inilah yang menjadi dasar perlu adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam

penelitian ini.

4.2.2 Deskripsi Siklus I

Pelaksanaan siklus I dengan kompetensi dasar 6.1 menjelaskan arti pecahan

dan urutannya yang dilakukan melalui empat tahap yang telah peneliti jelaskan

pada bab sebelumnya. Tahapan tersebut meliputi perencanaan (planning),

pelaksanaan (action), observasi (observation), serta refleksi (reflection). Langkah

pelaksanaan siklus I diuraikan pada perencanaan tindakan mengenai apa yang

diperlukan dan dilaksanakan saat pembelajaran. Observasi dilaksanakan

bersamaan dengan pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat, kemudian

diuraikan pada tahap refleksi berdasarkan hasil observasi. Adapun pelaksanaan

siklus I pada setiap pertemuan dapat diuraikan seperti berikut.

4.2.2.1 Pertemuan Pertama Siklus I

a. Perencanaan (planning)

Sebelum dilaksanakan tindakan perbaikan, ada beberapa hal yang direncanakan

oleh peneliti, antara lain:

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan

model pembelajaran PBL.

2. Menentukan waktu pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus I yaitu

pada hari Senin tanggal 17 April 2017 pada jam pelajaran ke 1 dan 2.

3. Menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh guru maupun siswa dalam

kegiatan pembelajaran seperti buku dan media belajar lainnya.

49

4. Menyiapkan lembar observasi untuk mendapatkan data aktivitas guru dan

siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL berlangsung.

b. Pelaksanaan (action)

Pertemuan pertama siklus I dilakukan hari Senin tanggal 17 April 2017

pada jam pelajaran ke 1 dan 2 yang dihadiri oleh: (1) peneliti, yaitu orang yang

melaksanakan penelitian di SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa; 2)

kolaborator, ialah orang yang berkolaborasi dengan peneliti bertindak sebagai

observer yang bertugas mengamati jalannya proses pembelajaran dengan model

pembelajaran PBL. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru yang

bertugas mengajar mata pelajaran matematika tentang bilangan pecahan melalui

model pembelajaran PBL.

Pada kegiatan awal yang dilakukan adalah melakukan kegiatan seperti yang

telah dirancang dalam RPP. Kegiatan tersebut yaitu membuka pembelajaran

dengan mengucapkan salam. Kemudian guru meminta ketua kelas untuk

memimpin do’a bersama. Setelah berdo’a, guru melakukan absensi kehadiran

siswa, pada pertemuan pertama ini semua siswa kelas 4 SDN Jambu 01

Kecamatan Jambu Ambarawa dapat hadir dalam kegiatan pembelajaran.

Kemudian, guru mengkondisikan siswa agar siap untuk belajar dengan cara

mengecek kerapian siswa, mengatur tempat duduk siswa dan melakukan

apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah menanyakan kembali materi

yang telah dipelajari sebelumnya dengan guru kelas. Tidak lupa peneliti sebagai

guru juga menyampaikan tujuan yang ingin dicapai setelah kegiatan

pembelajaran selesai.

Masuk dalam kegiatan inti, kegiatan dibagi menjadi 3 yaitu eksplorasi,

elaborasi dan konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi guru memasuki tahap 1 PBL

yakni mengorientasikan siswa pada masalah. Pada tahap ini, guru menggali

pengetahuan awal siswa, dengan mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan

materi yang akan dipelajari. Kemudian, guru melakukan tanya jawab dengan

siswa mengenai kemungkinan masalah yang bisa terjadi terkait dengan materi

pelajaran. Setelah bertanya jawab dengan siswa, guru meminta serta membimbing

siswa untuk mencari solusi pemecahan masalah dari masalah yang ditemukan

50

bersama. Kemudian, tahap selanjutnya guru mulai menerangkan materi pelajaran

tentang mengenal arti pecahan dan letak pecahan pada garis bilangan. Sesuai

tahap dalam RPP, tahap selanjutnya adalah memberi kesempatan pada siswa

untuk bertanya mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

Menginjak kegiatan elaborasi, guru memasuki tahapan kedua, ketiga dan

keempat dalam fase PBL. Tahapan tersebut yakni (2) mengorganisasikan siswa

untuk belajar; (3) membantu investigasi mandiri dan kelompok; dan (4)

mengembangkan dan mempresentasikan. Dalam tahap kedua PBL, guru membagi

siswa kedalam 6 kelompok secara heterogen, masing-masing kelompok terdiri

dari 5-6 siswa. Setelah kelompok terbentuk, guru menyampaikan langkah-langkah

yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran PBL. Setelah semua siswa siap dan mengerti, guru membagikan

LKS (lembar kerja siswa) kepada setiap kelompok yang berisi masalah yang

berkaitan dengan materi pelajaran. Kemudian, setiap kelompok berdiskusi untuk

memecahkan masalah yang telah diberikan. Memasuki fase ketiga dalam model

PBL, guru membantu siswa dalam kelompok untuk menemukan solusi dari

permasalahan yang disajikan memalui LKS (lembar kerja siswa). Guru berkeliling

dan melihat satu persatu pekerjaan siswa dalam kelompok dan memberikan

kesempatan bertanya apabila ada siswa yang tidak paham mengenai materi yang

disajikan dalam permasalahan tersebut. Setelah semua kelompok selesai

mengerjakan, guru meminta dan membantu siswa untuk menyusun laporan hasil

diskusinya. Sesuai dengan RPP yang telah dirancang, kegiatan guru selanjutnya

adalah memasuki fase keempat dalam PBL yakni mengembangkan dan

mempresentasikan hasil diskusi. Dalam fase keempat ini, guru meminta siswa

perwakilan dari kelompok diminta untuk maju membacakan hasil laporan yang

telah disusun dalam kelompok. Setelah siswa selesai menyampaikan hasil

diskusinya, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk

menanggapi hasil diskusi kelompok yang telah menyampaikan hasil diskusinya.

Selesai memasuki kegiatan inti elaborasi, kegiatan inti selanjutnya adalah

konfirmasi. Dalam kegiatan konfirmasi, guru memasuki tahapan terakhir dalam

PBL yakni tahap menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Pada

51

kegiatan ini, guru mengkonfirmasi kepada siswa apakah di antara siswa masih ada

yang belum paham mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

Selain itu, guru juga memberi penguatan terhadap kelompok yang menyajikan

hasil diskusi. Memasuki tahapan dalam kegiatan inti yang terakhir, guru bersama

siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada hari ini.

Menginjak kegiatan terakhir dalam kegiatan belajar mengajar yakni kegiatan

penutup. Dalam kegiatan penutup, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti pada hari

tersebut. Setelah itu guru bersama siswa membuat rangkuman mengenai materi

yang telah dipelajari pada hari itu. Selesai merangkum materi pelajaran, guru

menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan

terakhir yakni guru menutup kegiatan belajar dengan berdoa bersama dan

mengucapkan salam penutup.

c. Observasi (observation)

Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, juga dilakukan observasi terhadap

aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL

berlangsung. Observasi dilakukan guna memperoleh data yang berhubungan

dengan pelaksanaan tindakan penelitian dengan menggunakan instrumen yang

dirancang oleh peneliti. Adapun hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada

pertemuan pertama siklus I dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran

Pertemuan Pertama Siklus I

No Aspek Pengamatan Guru Skor

1 2 3 4

A. Kegiatan Awal

1 Mengucap salam pembuka, menyiapkan siswa

secara psikis dan fisik untuk mengikuti

pembelajaran serta mengajak siswa berdoa

2 Melakukan presensi

3 Memotivasi siswa untuk menumbuhkan semangat

siswa

4 Mengajukan apersepsi dengan menanyakan

pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan

52

No Aspek Pengamatan Guru Skor

1 2 3 4

dipelajari

5 Menyampaikan tujuan pembelajaran

B. Kegiatan Inti: Eksplorasi

Fase PBL: 1. Orientasi siswa pada masalah

6 Menggali pengetahuan awal siswa yang berkaitan

dengan materi pelajaran.

7 Bertanya kepada siswa tentang pengalaman yang

berkaitan dengan materi pelajaran.

8 Melakukan tanya jawab dengan siswa, kemungkinan

masalah yang bisa terjadi terkait dengan materi

pelajaran.

9 Meminta siswa untuk mencari solusi pemecahan

masalah dari masalah yang ditemukan bersama.

10 Membimbing siswa terkait dengan solusi masalah

yang ditemukan.

11 Menyampaikan materi pelajaran.

12 Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kegiatan Inti: Elaborasi Fase PBL: 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

13 Membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar,

masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang.

14 Menyampaikan langkah-langkah yang harus

dilakukan siswa dalam pembelajaran.

15 Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok

yang berisi masalah yang berkaitan dengan materi

pelajaran.

16 Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok

berdiskusi untuk memecahkan masalah yang telah

diberikan.

Fase PBL: 3. Membantu investigasi mandiri dan kelompok

17 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya dan mengumpulkan informasi dalam

pemecahan masalah.

18 Memfasilitasi siswa dalam diskusi kelompok.

19 Meminta siswa untuk menyusun sebuah laporan dari

masalah tersebut.

20 Membantu dan memfasilitasi siswa untuk

mempersiapkan laporan hasil diskusinya.

Fase PBL: 4. Mengembangkan dan mempresentasikan

21 Meminta siswa perwakilan dari kelompok diminta

untuk maju membacakan hasil laporan yang telah

disusun.

53

No Aspek Pengamatan Guru Skor

1 2 3 4

22 Membimbing siswa dalam menyampaikan hasil

diskusi.

23 Meminta kelompok lain untuk memperhatikan dan

memberikan tanggapan.

Kegiatan Inti: Konfirmasi

Fase PBL: 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah

24 Memberikan penguatan terhadap kelompok yang

menyajikan hasil diskusi.

25 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang hal-hal dalam pembelajaran yang

belum diketahui.

26 Bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

C Kegiatan Penutup

27 Dengan siswa membuat rangkuman.

28 Memberikan umpan balik kepada siswa

29 Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR

30 Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

Skor 7 14 36 16

Total Skor 73

Kategori Baik

Selain mengamati aktivitas guru, peneliti dengan dibantu guru kolaborator

juga mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan model PBL

berlangsung. Data hasil pengamatan disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.4

Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Dalam Pembelajaran Pertemuan Pertama Siklus I

No Aspek Pengamatan Siswa Skor

1 2 3 4

A. Kegiatan Awal

1

Menjawab salam dari guru, menunjukkan kesiapan

untuk mengikuti pembelajaran serta berdoa dengan

benar

2 Keaktifan dalam menanggapi apersepsi dari guru

3 Memperhatikan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

B. Kegiatan Inti: Eksplorasi

Fase PBL: 1. Orientasi siswa pada masalah

54

No Aspek Pengamatan Siswa Skor

1 2 3 4

4

Keberanian menjawab pertanyaan tentang

pengalaman yang mereka miliki yang berkaitan

dengan materi pelajaran.

5 Memperhatikan guru menyampaikan materi

pelajaran

Kegiatan Inti: Elaborasi

Fase PBL: 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

6

Siswa terlibat dalam pengorganisasian membentuk

kelompok belajar, masing-masing kelompok terdiri

dari 5-6 orang.

7

Memperhatikan guru menyampaikan langkah-

langkah yang harus dilakukan siswa dalam

pembelajaran.

8 Setiap kelompok mengerjakan LKS yang berisi

masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran.

9

Keaktifan siswa dalam berdiskusi untuk

memecahkan masalah yang telah diberikan oleh

guru

Fase PBL: 3. Membantu investigasi mandiri dan kelompok

10 Mengumpulkan informasi dalam sebagai solusi

dalam pemecahan masalah.

11 Menyusun sebuah laporan dari masalah tersebut.

Fase PBL: 4. Mengembangkan dan mempresentasikan

12

Siswa dari perwakilan kelompok maju

menyampaikan hasil diskusi dalam bentuk laporan

yang telah disusun.

13 Keberanian siswa menyampaikan hasil diskusi.

14 Kelompok lain memperhatikan dan memberikan

tanggapan

Kegiatan Inti: Konfirmasi

Fase PBL: 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah

15 Memperhatikan penguatan dari guru terhadap

kelompok yang menyajikan hasil diskusi.

16

Keberanian siswa untuk bertanya kepada guru

tentang hal-hal dalam pembelajaran yang belum

diketahui.

17 Keterlibatan siswa dalam menyimpulkan materi

pelajaran bersama guru.

C Kegiatan Penutup

18 Keterlibatan siswa dalam menyusun rangkuman dari

materi yang sudah dipelajari

55

No Aspek Pengamatan Siswa Skor

1 2 3 4

19 Memperhatikan guru merefleksikan pembelajaran

20 Menutup pembelajaran dengan menjawab salam

dari guru

Skor 4 18 18 8

Total Skor 44

Kategori Baik

d. Refleksi (reflection)

Refleksi merupakan aktivitas mengkaji dan menganalisis secara mendalam

dan menyeluruh tindakan yang dilakukan dan didasarkan data yang terkumpul

pada kegiatan observasi atau pengamatan. Berdasarkan data, baik kualitatif

maupun kuantitatif, peneliti sebagai guru dan observer yang diperankan oleh guru

kelas 4 melakukan evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan

yang telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses

pembelajaran.

Melalui refleksi evaluasi akan ditemukan kelemahan dan kelebihan yang

masih ada pada tindakan yang telah dilakukan untuk kemudian dijadikan dasar

penyempurnaan rencana tindakan pertemuan atau siklus berikutnya. Pada refleksi

pertemuan pertama siklus I ditemukan beberapa kelemahan dan kelebihan sebagai

berikut:

1. Guru dengan menerapkan model PBL dalam kegiatan pembelajaran sudah

cukup baik, selain itu guru juga telah melaksanakan pembelajaran sesuai

urutan model PBL. Namun masih ada beberapa aspek yang harus lebih

ditingkatkan lagi seperti mengajukan apersepsi, menggali pengetahuan awal

siswa. Sebab guru di awal pembelajaran kurang maksimal dan terkesan

terburu-buru dalam menyampaikan apersepsi dan menggali pengetahuan awal

siswa. Selain itu beberapa aspek yang harus ditingkatkan adalah meminta

siswa untuk mencari solusi, membantu siswa dalam menyiapkan laporan,

memberikan umpan balik serta memberikan tindak lanjut.

2. Siswa dengan mengikuti pembelajaran model PBL sudah menunjukkan

keaktifan. Selain itu, siswa juga tampak senang dalam belajar secara

56

berkelompok. Namun di sisi lain perlu adanya peningkatan pada aspek,

seperti siswa bingung dalam menjawab apersepsi dari guru. Selanjutnya

dalam membuat laporan, masih ditemukan siswa yang kebingungan dan pada

saat membuat rangkuman masih ada siswa yang ribut sendiri dengan teman

sebangkunya.

Pada pertemuan pertama siklus I ini masih terdapat beberapa kekurangan

dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, hasil observasi pada pertemuan pertama

siklus I ini akan dijadikan bahan evaluasi untuk kemudian dijadikan sebagai bahan

perbaikan untuk pertemuan berikutnya. Kemudian saran dari guru kelas 4 atau

observer kepada peneliti yang bertindak sebagai guru adalah untuk lebih tenang

dalam melakukan pengajaran kepada siswa, sehingga dalam menyampaikan

segala sesuatu, akan lebih mudah dipahami oleh siswa.

4.2.2.2 Pertemuan Kedua Siklus I

a. Perencanaan (planning)

Sebelum dilaksanakan tindakan perbaikan, ada beberapa hal yang direncanakan

oleh peneliti, antara lain:

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan

model pembelajaran PBL.

2. Menentukan waktu pelaksanaan tindakan pertemuan kedua siklus I yaitu pada

hari Selasa tanggal 18 April 2017 pada jam pelajaran ke 5-6.

3. Menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh guru maupun siswa dalam

kegiatan pembelajaran seperti buku dan media belajar lainnya.

4. Menyiapkan lembar observasi untuk mendapatkan data aktivitas guru dan

siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL berlangsung.

b. Pelaksanaan (action)

Pertemuan kedua siklus 1 dilakukan hari Selasa tanggal 18 April 2017 pada

jam pelajaran ke 5-6 yang dihadiri oleh: (1) peneliti, yaitu orang yang

melaksanakan penelitian di SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa; 2)

kolaborator, ialah orang yang berkolaborasi dengan peneliti bertindak sebagai

observer yang bertugas mengamati jalannya proses pembelajaran dengan model

pembelajaran PBL. Dalam penelitian ini, peneliti akan bertindak sebagai guru

57

yang bertugas mengajar mata pelajaran matematika tentang bilangan pecahan

melalui model pembelajaran PBL.

Pada kegiatan awal yang dilakukan adalah melakukan kegiatan seperti yang

telah dirancang dalam RPP. Kegiatan tersebut yaitu membuka pembelajaran

dengan mengucapkan salam. Kemudian guru meminta ketua kelas untuk

memimpin do’a bersama. Setelah berdo’a, guru melakukan absensi kehadiran

siswa, pada pertemuan pertama ini semua siswa kelas 4 SDN Jambu 01

Kecamatan Jambu Ambarawa dapat hadir dalam kegiatan pembelajaran.

Kemudian, guru mengkondisikan siswa agar siap untuk belajar dengan cara

mengecek kerapian siswa, mengatur tempat duduk siswa dan melakukan

apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah menanyakan kembali materi

yang telah dipelajari sebelumnya dengan guru kelas. Tidak lupa peneliti sebagai

guru juga menyampaikan tujuan yang ingin dicapai setelah kegiatan

pembelajaran selesai.

Masuk dalam kegiatan inti, kegiatan dibagi menjadi 3 yaitu eksplorasi,

elaborasi dan konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi guru memasuki tahap 1 PBL

yakni mengorientasikan siswa pada masalah. Pada tahap ini, guru menggali

pengetahuan awal siswa, dengan mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan

materi yang akan dipelajari. Kemudian, guru melakukan tanya jawab dengan

siswa mengenai kemungkinan masalah yang bisa terjadi terkait dengan materi

pelajaran. Setelah bertanya jawab dengan siswa, guru meminta serta membimbing

siswa untuk mencari solusi pemecahan masalah dari masalah yang ditemukan

bersama. Kemudian, tahap selanjutnya guru mulai menerangkan materi pelajaran

tentang mengenal arti pecahan dan letak pecahan pada garis bilangan. Sesuai

tahap dalam RPP, tahap selanjutnya adalah memberi kesempatan pada siswa

untuk bertanya mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

Menginjak kegiatan elaborasi, guru memasuki tahapan kedua, ketiga dan

keempat dalam fase PBL. Tahapan tersebut yakni (2) mengorganisasikan siswa

untuk belajar; (3) membantu investigasi mandiri dan kelompok; dan (4)

mengembangkan dan mempresentasikan. Dalam tahap kedua PBL, guru membagi

siswa kedalam 6 kelompok secara heterogen, masing-masing kelompok terdiri

58

dari 5-6 siswa. Setelah kelompok terbentuk, guru menyampaikan langkah-langkah

yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran PBL. Setelah semua siswa siap dan mengerti, guru membagikan

LKS (lembar kerja siswa) kepada setiap kelompok yang berisi masalah yang

berkaitan dengan materi pelajaran. Kemudian, setiap kelompok berdiskusi untuk

memecahkan masalah yang telah diberikan. Memasuki fase ketiga dalam model

PBL, guru membantu siswa dalam kelompok untuk menemukan solusi dari

permasalahan yang disajikan memalui LKS (lembar kerja siswa). Guru berkeliling

dan melihat satu persatu pekerjaan siswa dalam kelompok dan memberikan

kesempatan bertanya apabila ada siswa yang tidak paham mengenai materi yang

disajikan dalam permasalahan tersebut. Setelah semua kelompok selesai

mengerjakan, guru meminta dan membantu siswa untuk menyusun laporan hasil

diskusinya. Sesuai dengan RPP yang telah dirancang, kegiatan guru selanjutnya

adalah memasuki fase keempat dalam PBL yakni mengembangkan dan

mempresentasikan hasil diskusi. Dalam fase keempat ini, guru meminta siswa

perwakilan dari kelompok diminta untuk maju membacakan hasil laporan yang

telah disusun dalam kelompok. Setelah siswa selesai menyampaikan hasil

diskusinya, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk

menanggapi hasil diskusi kelompok yang telah menyampaikan hasil diskusinya.

Selesai memasuki kegiatan inti elaborasi, kegiatan inti selanjutnya adalah

konfirmasi. Dalam kegiatan konfirmasi, guru memasuki tahapan terakhir dalam

PBL yakni tahap menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Pada

kegiatan ini, guru mengkonfirmasi kepada siswa apakah di antara siswa masih ada

yang belum paham mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

Selain itu, guru juga memberi penguatan terhadap kelompok yang menyajikan

hasil diskusi. Memasuki tahapan dalam kegiatan inti yang terakhir, guru bersama

siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada hari ini.

Menginjak kegiatan terakhir dalam kegiatan belajar mengajar yakni

kegiatan penutup. Dalam kegiatan penutup, guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti

pada hari tersebut. Setelah itu guru bersama siswa membuat rangkuman

59

mengenai materi yang telah dipelajari pada hari itu. Selesai merangkum materi

pelajaran, guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan

selanjutnya. Kegiatan terakhir yakni guru menutup kegiatan belajar dengan

berdoa bersama dan mengucapkan salam penutup.

c. Observasi (observation)

Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, juga dilakukan observasi terhadap

aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL

berlangsung. Observasi dilakukan guna memperoleh data yang berhubungan

dengan pelaksanaan tindakan penelitian dengan menggunakan instrumen yang

dirancang oleh peneliti. Adapun hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada

pertemuan kedua siklus I dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5

Hasil Observasi Aktivitas Guru

Dalam Pembelajaran Pertemuan Kedua Siklus I

No Aspek Pengamatan Guru Skor

1 2 3 4

A. Kegiatan Awal

1 Mengucap salam pembuka, menyiapkan siswa

secara psikis dan fisik untuk mengikuti

pembelajaran serta mengajak siswa berdoa

2 Melakukan presensi

3 Memotivasi siswa untuk menumbuhkan

semangat siswa

4 Mengajukan apersepsi dengan menanyakan

pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang

akan dipelajari

5 Menyampaikan tujuan pembelajaran

B. Kegiatan Inti: Eksplorasi

Fase PBL: 1. Orientasi siswa pada masalah

6 Menggali pengetahuan awal siswa yang

berkaitan dengan materi pelajaran..

7 Bertanya kepada siswa tentang pengalaman

yang berkaitan dengan materi pelajaran.

8 Melakukan tanya jawab dengan siswa,

kemungkinan masalah yang bisa terjadi terkait

dengan materi pelajaran.

9 Meminta siswa untuk mencari solusi pemecahan

masalah dari masalah yang ditemukan bersama.

60

No Aspek Pengamatan Guru Skor

1 2 3 4

10 Membimbing siswa terkait dengan solusi

masalah yang ditemukan.

11 Menyampaikan materi pelajaran.

12 Memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya.

Kegiatan Inti: Elaborasi

Fase PBL: 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

13 Membagi siswa menjadi beberapa kelompok

belajar, masing-masing kelompok terdiri dari 5-

6 orang.

14 Menyampaikan langkah-langkah yang harus

dilakukan siswa dalam pembelajaran.

15 Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok

yang berisi masalah yang berkaitan dengan

materi pelajaran.

16

Memberikan kesempatan kepada setiap

kelompok berdiskusi untuk memecahkan

masalah yang telah diberikan.

Fase PBL: 3. Membantu investigasi mandiri dan kelompok

17 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya dan mengumpulkan informasi dalam

pemecahan masalah.

18 Memfasilitasi siswa dalam diskusi kelompok.

19 Meminta siswa untuk menyusun sebuah laporan

dari masalah tersebut.

20 Membantu dan memfasilitasi siswa untuk

mempersiapkan laporan hasil diskusinya.

Fase PBL: 4. Mengembangkan dan mempresentasikan

21 Meminta siswa perwakilan dari kelompok

diminta untuk maju membacakan hasil laporan

yang telah disusun.

22 Membimbing siswa dalam menyampaikan hasil

diskusi.

23 Meminta kelompok lain untuk memperhatikan

dan memberikan tanggapan.

Kegiatan Inti: Konfirmasi

Fase PBL: 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi

masalah

24 Memberikan penguatan terhadap kelompok

yang menyajikan hasil diskusi.

61

No Aspek Pengamatan Guru Skor

1 2 3 4

25 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang hal-hal dalam pembelajaran

yang belum diketahui.

26 Bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

C Kegiatan Penutup

27 Dengan siswa membuat rangkuman.

28 Memberikan umpan balik kepada siswa

29 Memberikan tindak lanjut dengan memberikan

PR

30 Menutup pembelajaran dengan mengucapkan

salam

Skor 2 22 39 16

Total Skor 79

Kategori Baik

Selain mengamati aktivitas guru, peneliti dengan dibantu guru kolaborator

juga mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan model PBL

berlangsung. Data hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran

pertemuan kedua siklus I disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Dalam Pembelajaran Pertemuan Kedua Siklus I

No Aspek Pengamatan Siswa Skor

1 2 3 4

A. Kegiatan Awal

1

Menjawab salam dari guru, menunjukkan kesiapan

untuk mengikuti pembelajaran serta berdoa dengan

benar

2 Keaktifan siswa dalam menanggapi apersepsi dari

guru

3 Memperhatikan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

B. Kegiatan Inti: Eksplorasi

Fase PBL: 1. Orientasi siswa pada masalah

4

Keberanian menjawab pertanyaan tentang

pengalaman yang mereka miliki yang berkaitan

dengan materi pelajaran.

5 Memperhatikan guru menyampaikan materi

pelajaran

Kegiatan Inti: Elaborasi

62

No Aspek Pengamatan Siswa Skor

1 2 3 4

Fase PBL: 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

6 Siswa terlibat dalam pengorganisasian membentuk

kelompok belajar.

7

Memperhatikan guru menyampaikan langkah-

langkah yang harus dilakukan siswa dalam

pembelajaran.

8 Setiap kelompok mengerjakan LKS yang berisi

masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran.

9

Keaktifan siswa dalam berdiskusi untuk

memecahkan masalah yang telah diberikan oleh

guru

Fase PBL: 3. Membantu investigasi mandiri dan kelompok

10 Mengumpulkan informasi dalam sebagai solusi

dalam pemecahan masalah.

11 Menyusun sebuah laporan dari masalah tersebut. Fase PBL: 4. Mengembangkan dan mempresentasikan

12 Siswa dari perwakilan kelompok maju membacakan

hasil laporan yang telah disusun.

13 Keberanian siswa menyampaikan hasil diskusi.

14 Kelompok lain memperhatikan dan memberikan

tanggapan.

Kegiatan Inti: Konfirmasi

Fase PBL: 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah

15 Memperhatikan penguatan dari guru terhadap

kelompok yang menyajikan hasil diskusi.

16

Keberanian siswa untuk bertanya kepada guru

tentang hal-hal dalam pembelajaran yang belum

diketahui.

17 Keterlibatan siswa dalam menyimpulkan materi

pelajaran bersama guru.

C Kegiatan Penutup

18 Keterlibatan siswa dalam menyusun rangkuman dari

materi yang sudah dipelajari

19 Memperhatikan guru merefleksikan pembelajaran

20 Menutup pembelajaran dengan menjawab salam

dari guru

Skor 2 12 30 12

Total Skor 52

Kategori Baik

63

d. Refleksi (reflection)

Refleksi merupakan aktivitas mengkaji dan menganalisis secara mendalam

dan menyeluruh tindakan yang dilakukan dan didasarkan data yang terkumpul

pada kegiatan observasi atau pengamatan. Berdasarkan data, baik kualitatif

maupun kuantitatif, peneliti sebagai guru dan observer yang diperankan oleh guru

kelas 4 melakukan evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan

yang telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses

pembelajaran.

Melalui refleksi evaluasi akan ditemukan kelemahan dan kelebihan yang

masih ada pada tindakan yang telah dilakukan untuk kemudian dijadikan dasar

penyempurnaan rencana tindakan pertemuan atau siklus berikutnya. Pada refleksi

pertemuan kedua siklus I ditemukan beberapa kelemahan dan kelebihan sebagai

berikut:

1. Guru dengan menerapkan model PBL dalam kegiatan pembelajaran sudah

lebih baik jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya, selain itu guru

juga lebih tenang dalam melaksanakan pembelajaran sesuai urutan model

PBL. Sehingga guru dalam mengajukan apersepsi lebih maksimal. Pada

intinya, kekurangan aktivitas guru pada pertemuan pertama telah tertutupi

pada pertemuan kedua siklus I ini. Namun, masih ada satu kekurangan yang

belum tertutupi yakni dalam mengaitkan pengetahuan siswa dengan materi

yang akan dipelajari.

2. Aktivitas siswa di pertemuan kedua siklus I ini lebih meningkat. Siswa lebih

fokus, menunjukkan rasa senang kemudian siswa juga nampak lebih

bersemangat dalam pertemuan kedua ini. Guru juga menegur siswa yang ribut

sendiri sehingga suasana kelas lebih kondusif.

4.2.2.2 Pertemuan Ketiga Siklus I

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 April 2017. Perlu

penulis jelaskan bahwa pertemuan ketiga siklus I ini hanya digunakan untuk

mengerjakan tes evaluasi untuk menjaring hasil belajar siswa setelah model PBL

diterapkan. Sebelum memulai mengerjakan tes evaluasi guru membuka kegiatan

pembelajaran dengan mengucapkan salam. Kemudian guru meminta ketua kelas

64

untuk memimpin do’a bersama. Setelah berdo’a, guru melakukan absensi

kehadiran siswa, pada pertemuan ketiga ini semua siswa kelas 4 SDN Jambu 01

Kecamatan Jambu Ambarawa dapat hadir dalam kegiatan pembelajaran untuk

mengerjakan tes evaluasi. Kemudian, guru mengkondisikan siswa agar siap untuk

mengerjakan tes evaluasi dengan cara mengecek kerapian siswa dan mengatur

tempat duduk siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu prosedur mengerjakan tes evaluasi. Siswa

diberikan lembar soal. Soal berjumlah 20 soal yang berupa pilihan ganda dan

diberikan waktu 30 menit untuk mengerjakan soal tes evaluasi. Sebelum

mengerjakan siswa dipandu guru untuk menuliskan identitas pada lembar soal dan

lembar jawaban. Adapun hasil tindakan pada siklus I ini dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Sebelum menyusun tabel, penulis terlebih dahulu menentukan interval nilai

siswa dengan langkah sebagai berikut:

Banyaknya kelas = 1 + 3,3 x log .n

= 1 + 3,3 x log 29

= 1 + 3,3 x 1,462

= 5,83 = 6

Interval (i)

Hasil distribusi frekuensi nilai hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu 01

Kecamatan Jambu Ambarawa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.

65

Tabel 4.7

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4

SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa Pada Siklus I

No Interval Frekuensi Presentase

1. 50-56 8 28%

2. 57-63 6 21%

3. 64-70 4 14%

4. 71-77 4 14%

5. 78-84 4 14%

6. 85-91 3 10%

Jumlah 29 100%

Rata-Rata 66,5

Nilai Max 90

Nilai Min 50

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi pada siklus I

dari siswa adalah 90 dan nilai terendah 50 dengan nilai rata-rata 66,5. Kemudian,

dapat diperjelas bahwa siswa yang mendapat nilai antara 50-56 sebanyak 8 siswa

atau 28% dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapatkan nilai antara 57-63

sebanyak 6 siswa atau 21% dari keseluruhan siswa. Kemudian untuk interval nilai

64-70 sebanyak 4 siswa atau 14% dari keseluruhan siswa. Siswa yang

mendapatkan nilai antara 71-77 sebanyak 4 siswa atau 14% dari keseluruhan

siswa. Selanjutnya, untuk interval nilai 78-84 sebanyak 4 siswa atau 14% dari

keseluruhan siswa. Adapun siswa yang mendapatkan nilai antara 85-91 sebanyak

3 siswa atau 10% dari keseluruhan siswa. Jika melihat nilai rata-rata kelas yang

mencapai 66,5 pada siklus I ini, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa

kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa menunjukkan adanya

peningkatan namun masih kurang memuaskan. Sebab, presentase terbanyak

berada pada interval nilai 50-56 yakni dengan presentase 28%. Hasil belajar siswa

kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada siklus I juga dapat

disajikan pada diagram berikut:

66

Gambar 4.3

Diagram Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada Siklus I

Jika melihat diagram batang di atas, dapat dilihat bahwa batang tertinggi

berada pada interval nilai antara 50-56. Batang tertinggi kedua yakni pada interval

nilai antara 57-63. Selanjutnya, disusul tertinggi pada urutan ketiga yakni pada

interval nilai antara 64-70, 71-77 dan 78-84. Batang tertinggi keempat yakni pada

interval nilai antara 85-91. Kemudian, untuk melihat ketuntasan hasil belajar

matematika siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada

siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.8

Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4

SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada Siklus I

No Ketuntasan Nilai Frekuensi Presentase

1. Tuntas ≥ 65 15 52%

2. Belum Tuntas < 65 14 48%

Jumlah 29 100%

Berdasarkan data yang disajikan dengan tabel di atas, dapat diketahui

bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) sebanyak 14 siswa atau 48% dari jumlah siswa secara menyeluruh,

sedangkan siswa yang memperoleh nilai mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) sebanyak 15 siswa dengan presentase 52% dari jumlah secara

67

keseluruhan. Berikut presentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu

01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada siklus I disajikan dalam gambar di bawah

ini:

Gambar 4.4

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4

SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada Siklus I

Diagram lingkaran di atas dimaksudkan untuk menggambarkan ketuntasan

hasil belajar matematika siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu

Ambarawa pada siklus I. Warna merah pada diagram adalah untuk kategori nilai

belum tuntas dan warna biru untuk kategori nilai tuntas. Melalui bantuan diagram

di atas, penulis dapat menjelaskan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I sudah

meningkat. Hal itu tergambar jelas bahwa warna biru (nilai tuntas) mulai

mendominasi jika dibandingkan dengan warna merah (nilai belum tuntas).

Komposisi warna merah yakni 48% dan warna biru lebih besar komposisinya

yakni sebesar 52%. Pada siklus I ini warna biru (nilai tuntas) pada diagram

lingkaran di atas mulai mendominasi yakni sebesar 52%. Namun, hasil belajar

siswa pada siklus I belum memenuhi indikator kinerja yakni sebanyak 80% siswa

mendapat nilai tuntas sedangkan pada siklus I ini siswa yang mampu memenuhi

standar ketuntasan hanya sebesar 52%.

68

Pada siklus I ini, selain mendapatkan data berupa hasil belajar matematika

siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa, peneliti juga

mendapatkan data berupa hasil observasi aktivitas guru dan siswa. Observasi

dilaksanakan pada pertemuan pertama dan kedua. Adapun hasil observasi siklus I

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.9

Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Pada Pertemuan Pertama dan Kedua Siklus I

Pertemuan Guru Siswa

Total Skor (Kategori) Total Skor (Kategori)

Pertama 73 (baik) 44 (baik)

Kedua 79 (baik) 52 (baik)

Rata-Rata Skor

(Kategori) 76 (baik) 48 (baik)

Dari tabel di atas, penulis menjelaskan hasil observasi aktivitas guru dan

siswa pada pertemuan pertama dan kedua siklus I. Hasil observasi guru, pada

pertemuan pertama memperoleh skor 73 dan dalam kategori baik. Pada pertemuan

kedua, guru mendapatkan lebih dari pada pertemuan sebelumnya, yaitu skor 79

dan masuk dalam kategori baik. Selanjutnya, rata-rata skor aktivitas guru adalah

76 dan masuk dalam kategori baik.

Selanjutnya, hasil observasi siswa. Pada pertemuan pertama siswa

memperoleh skor 44 dan masuk dalam kategori baik. Pada pertemuan kedua,

aktivitas siswa mengalami peningkatan. Skor yang diperoleh siswa adalah 52 dan

juga masuk dalam kategori baik. Kemudian, rata-rata skor yang diperoleh siswa

yaitu 48 yang artinya aktivitas siswa dalam siklus I ini masuk dalam kategori baik.

4.2.3 Deskripsi Siklus II

Pelaksanaan siklus II dengan kompetensi dasar 6.3 menjumlahkan pecahan

yang dilakukan melalui empat tahap yang telah peneliti jelaskan pada bab

sebelumnya. Tahapan tersebut meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan

(action), observasi (observation), serta refleksi (reflection). Langkah pelaksanaan

siklus II diuraikan pada perencanaan tindakan mengenai apa yang diperlukan dan

dilaksanakan saat pembelajaran. Observasi dilaksanakan bersamaan dengan

69

pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat, kemudian diuraikan pada tahap

refleksi berdasarkan hasil observasi. Adapun pelaksanaan siklus II pada setiap

pertemuan dapat diuraikan seperti berikut.

4.2.3.1 Pertemuan Pertama Siklus II

a. Perencanaan (planning)

Sebelum dilaksanakan tindakan perbaikan, ada beberapa hal yang

direncanakan oleh peneliti, antara lain:

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan

model pembelajaran PBL.

2. Menentukan waktu pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus I yaitu

pada hari Kamis tanggal 20 April 2017 pada jam pelajaran ke 5 dan 6.

3. Menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh guru maupun siswa

dalam kegiatan pembelajaran seperti buku dan media belajar lainnya.

4. Menyiapkan lembar observasi untuk mendapatkan data aktivitas guru dan

siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL berlangsung.

b. Pelaksanaan (action)

Kegiatan pelaksanaan tindakan pada siklus II ini masih sama dengan apa

yang dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua siklus I.

Pertemuan pertama siklus II dilakukan hari Kamis tanggal 20 April 2017

pada jam pelajaran ke 5 dan 6 yang dihadiri oleh: (1) peneliti, yaitu orang yang

melaksanakan penelitian di SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa; 2)

kolaborator, ialah orang yang berkolaborasi dengan peneliti bertindak sebagai

observer yang bertugas mengamati jalannya proses pembelajaran dengan model

pembelajaran PBL. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru yang

bertugas mengajar mata pelajaran matematika tentang bilangan pecahan melalui

model pembelajaran PBL.

Pada kegiatan awal yang dilakukan adalah melakukan kegiatan seperti yang

telah dirancang dalam RPP. Kegiatan tersebut yaitu membuka pembelajaran

dengan mengucapkan salam. Kemudian guru meminta ketua kelas untuk

memimpin do’a bersama. Setelah berdo’a, guru melakukan absensi kehadiran

70

siswa, pada pertemuan pertama ini semua siswa kelas 4 SDN Jambu 01

Kecamatan Jambu Ambarawa dapat hadir dalam kegiatan pembelajaran.

Kemudian, guru mengkondisikan siswa agar siap untuk belajar dengan cara

mengecek kerapian siswa, mengatur tempat duduk siswa dan melakukan

apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah menanyakan kembali materi

yang telah dipelajari sebelumnya dengan guru kelas. Tidak lupa peneliti sebagai

guru juga menyampaikan tujuan yang ingin dicapai setelah kegiatan pembelajaran

selesai.

Masuk dalam kegiatan inti, kegiatan dibagi menjadi 3 yaitu eksplorasi,

elaborasi dan konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi guru memasuki tahap 1 PBL

yakni mengorientasikan siswa pada masalah. Pada tahap ini, guru menggali

pengetahuan awal siswa, dengan mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan

materi yang akan dipelajari. Kemudian, guru melakukan tanya jawab dengan

siswa mengenai kemungkinan masalah yang bisa terjadi terkait dengan materi

pelajaran. Setelah bertanya jawab dengan siswa, guru meminta serta membimbing

siswa untuk mencari solusi pemecahan masalah dari masalah yang ditemukan

bersama. Kemudian, tahap selanjutnya guru mulai menerangkan materi pelajaran

tentang mengenal arti pecahan dan letak pecahan pada garis bilangan. Sesuai

tahap dalam RPP, tahap selanjutnya adalah memberi kesempatan pada siswa

untuk bertanya mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

Menginjak kegiatan elaborasi, guru memasuki tahapan kedua, ketiga dan

keempat dalam fase PBL. Tahapan tersebut yakni (2) mengorganisasikan siswa

untuk belajar; (3) membantu investigasi mandiri dan kelompok; dan (4)

mengembangkan dan mempresentasikan. Dalam tahap kedua PBL, guru membagi

siswa kedalam 6 kelompok secara heterogen, masing-masing kelompok terdiri

dari 5-6 siswa. Setelah kelompok terbentuk, guru menyampaikan langkah-langkah

yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran PBL. Setelah semua siswa siap dan mengerti, guru membagikan

LKS (lembar kerja siswa) kepada setiap kelompok yang berisi masalah yang

berkaitan dengan materi pelajaran. Kemudian, setiap kelompok berdiskusi untuk

memecahkan masalah yang telah diberikan. Memasuki fase ketiga dalam model

71

PBL, guru membantu siswa dalam kelompok untuk menemukan solusi dari

permasalahan yang disajikan memalui LKS (lembar kerja siswa). Guru berkeliling

dan melihat satu persatu pekerjaan siswa dalam kelompok dan memberikan

kesempatan bertanya apabila ada siswa yang tidak paham mengenai materi yang

disajikan dalam permasalahan tersebut. Setelah semua kelompok selesai

mengerjakan, guru meminta dan membantu siswa untuk menyusun laporan hasil

diskusinya. Sesuai dengan RPP yang telah dirancang, kegiatan guru selanjutnya

adalah memasuki fase keempat dalam PBL yakni mengembangkan dan

mempresentasikan hasil diskusi. Dalam fase keempat ini, guru meminta siswa

perwakilan dari kelompok diminta untuk maju membacakan hasil laporan yang

telah disusun dalam kelompok. Setelah siswa selesai menyampaikan hasil

diskusinya, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk

menanggapi hasil diskusi kelompok yang telah menyampaikan hasil diskusinya.

Selesai memasuki kegiatan inti elaborasi, kegiatan inti selanjutnya adalah

konfirmasi. Dalam kegiatan konfirmasi, guru memasuki tahapan terakhir dalam

PBL yakni tahap menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Pada

kegiatan ini, guru mengkonfirmasi kepada siswa apakah di antara siswa masih ada

yang belum paham mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

Selain itu, guru juga memberi penguatan terhadap kelompok yang menyajikan

hasil diskusi. Memasuki tahapan dalam kegiatan inti yang terakhir, guru bersama

siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada hari ini.

Menginjak kegiatan terakhir dalam kegiatan belajar mengajar yakni kegiatan

penutup. Dalam kegiatan penutup, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti pada hari

tersebut. Setelah itu guru bersama siswa membuat rangkuman mengenai materi

yang telah dipelajari pada hari itu. Selesai merangkum materi pelajaran, guru

menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan

terakhir yakni guru menutup kegiatan belajar dengan berdoa bersama dan

mengucapkan salam penutup.

72

c. Observasi (observation)

Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, juga dilakukan observasi terhadap

aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL

berlangsung. Observasi dilakukan guna memperoleh data yang berhubungan

dengan pelaksanaan tindakan penelitian dengan menggunakan instrumen yang

dirancang oleh peneliti. Adapun hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada

pertemuan pertama siklus II dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.10

Hasil Observasi Aktivitas Guru

Dalam Pembelajaran Pertemuan Pertama Siklus II

No Aspek Pengamatan Guru Skor

1 2 3 4

A. Kegiatan Awal

1 Mengucap salam pembuka, menyiapkan siswa

secara psikis dan fisik untuk mengikuti

pembelajaran serta mengajak siswa berdoa

2 Melakukan presensi

3 Memotivasi siswa untuk menumbuhkan semangat

siswa

4 Mengajukan apersepsi dengan menanyakan

pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan

dipelajari

5 Menyampaikan tujuan pembelajaran

B. Kegiatan Inti: Eksplorasi

Fase PBL: 1. Orientasi siswa pada masalah

6 Menggali pengetahuan awal siswa yang berkaitan

dengan materi pelajaran..

7 Bertanya kepada siswa tentang pengalaman yang

berkaitan dengan materi pelajaran.

8 Melakukan tanya jawab dengan siswa, kemungkinan

masalah yang bisa terjadi terkait dengan materi

pelajaran.

9 Meminta siswa untuk mencari solusi pemecahan

masalah dari masalah yang ditemukan bersama.

10 Membimbing siswa terkait dengan solusi masalah

yang ditemukan.

11 Menyampaikan materi pelajaran.

12 Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Kegiatan Inti: Elaborasi

73

No Aspek Pengamatan Guru Skor

1 2 3 4

Fase PBL: 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

13 Membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar,

masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang.

14 Menyampaikan langkah-langkah yang harus

dilakukan siswa dalam pembelajaran.

15 Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok

yang berisi masalah yang berkaitan dengan materi

pelajaran.

16 Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok

berdiskusi untuk memecahkan masalah yang telah

diberikan.

Fase PBL: 3. Membantu investigasi mandiri dan kelompok

17 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya dan mengumpulkan informasi dalam

pemecahan masalah.

18 Memfasilitasi siswa dalam diskusi kelompok.

19 Meminta siswa untuk menyusun sebuah laporan dari

masalah tersebut.

20 Membantu dan memfasilitasi siswa untuk

mempersiapkan laporan hasil diskusinya.

Fase PBL: 4. Mengembangkan dan mempresentasikan

21 Meminta siswa perwakilan dari kelompok diminta

untuk maju membacakan hasil laporan yang telah

disusun.

22 Membimbing siswa dalam menyampaikan hasil

diskusi.

23 Meminta kelompok lain untuk memperhatikan dan

memberikan tanggapan.

Kegiatan Inti: Konfirmasi

Fase PBL: 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah

24 Memberikan penguatan terhadap kelompok yang

menyajikan hasil diskusi.

25 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang hal-hal dalam pembelajaran yang

belum diketahui.

26 Bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

C Kegiatan Penutup

27 Dengan siswa membuat rangkuman.

28 Memberikan umpan balik kepada siswa

29 Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR

74

No Aspek Pengamatan Guru Skor

1 2 3 4

30 Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

Skor 0 16 42 36

Total Skor 94

Kategori Sangat Baik

Selain mengamati aktivitas guru, peneliti dengan dibantu guru kolaborator

juga mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan model PBL

berlangsung. Data hasil pengamatan disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.11

Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Dalam Pembelajaran Pertemuan Pertama Siklus II

No Aspek Pengamatan Siswa Skor

1 2 3 4

A. Kegiatan Awal

1

Menjawab salam dari guru, menunjukkan kesiapan

untuk mengikuti pembelajaran serta berdoa dengan

benar

2 Keaktifan siswa dalam menanggapi apersepsi dari

guru

3 Memperhatikan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

B. Kegiatan Inti: Eksplorasi

Fase PBL: 1. Orientasi siswa pada masalah

4

Keberanian menjawab pertanyaan tentang

pengalaman yang mereka miliki yang berkaitan

dengan materi pelajaran.

5 Memperhatikan guru menyampaikan materi

pelajaran

Kegiatan Inti: Elaborasi

Fase PBL: 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

6 Siswa terlibat dalam pengorganisasian membentuk

kelompok belajar.

7

Memperhatikan guru menyampaikan langkah-

langkah yang harus dilakukan siswa dalam

pembelajaran.

8 Setiap kelompok mengerjakan LKS yang berisi

masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran.

9

Keaktifan siswa dalam berdiskusi untuk

memecahkan masalah yang telah diberikan oleh

guru

Fase PBL: 3. Membantu investigasi mandiri dan kelompok

75

No Aspek Pengamatan Siswa Skor

1 2 3 4

10 Mengumpulkan informasi dalam sebagai solusi

dalam pemecahan masalah.

11 Menyusun sebuah laporan dari masalah tersebut.

Fase PBL: 4. Mengembangkan dan mempresentasikan

12 Siswa dari perwakilan kelompok maju

membacakan hasil laporan yang telah disusun.

13 Keberanian siswa menyampaikan hasil diskusi.

14 Kelompok lain memperhatikan dan memberikan

tanggapan.

Kegiatan Inti: Konfirmasi

Fase PBL: 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi

masalah

15 Memperhatikan penguatan dari guru terhadap

kelompok yang menyajikan hasil diskusi.

16

Keberanian siswa untuk bertanya kepada guru

tentang hal-hal dalam pembelajaran yang belum

diketahui.

17 Keterlibatan siswa dalam menyimpulkan materi

pelajaran bersama guru.

C Kegiatan Penutup

18 Keterlibatan siswa dalam menyusun rangkuman

dari materi yang sudah dipelajari

19 Memperhatikan guru merefleksikan pembelajaran

20 Menutup pembelajaran dengan menjawab salam

dari guru

Skor 0 8 36 20

Total Skor 60

Kategori Sangat Baik

d. Refleksi (reflection)

Refleksi merupakan aktivitas mengkaji dan menganalisis secara mendalam

dan menyeluruh tindakan yang dilakukan dan didasarkan data yang terkumpul

pada kegiatan observasi atau pengamatan. Berdasarkan data, baik kualitatif

maupun kuantitatif, peneliti sebagai guru dan observer yang diperankan oleh guru

kelas 4 melakukan evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan

yang telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses

pembelajaran.

76

Melalui refleksi evaluasi akan ditemukan kelemahan dan kelebihan yang

masih ada pada tindakan yang telah dilakukan untuk kemudian dijadikan dasar

penyempurnaan rencana tindakan pertemuan atau siklus berikutnya. Pada refleksi

pertemuan pertama siklus II ditemukan beberapa kelemahan dan kelebihan dalam

pembelajaran. Namun, pada pertemuan pertama siklus II ini sudah tidak dijumpai

lagi kekurangan, yang dijumpai hanya kelebihan yang ada pada pembelajaran

sebagai berikut:

1. Siswa secara keseluruhan menunjukkan tingkat konsentrasi yang tinggi.

2. Tidak ada lagi siswa yang mengantuk dalam kegiatan belajar mengajar di

kelas.

3. Siswa sangat aktif dalam diskusi dengan rekannya dalam kelompok.

4.2.3.2 Pertemuan Kedua Siklus II

a. Perencanaan (planning)

Sebelum dilaksanakan tindakan perbaikan, ada beberapa hal yang

direncanakan oleh peneliti, antara lain:

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan

model pembelajaran PBL.

2. Menentukan waktu pelaksanaan tindakan pertemuan kedua siklus II yaitu

pada hari Jum’at tanggal 21 April 2017 pada jam pelajaran ke 3-4.

3. Menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh guru maupun siswa

dalam kegiatan pembelajaran seperti buku dan media belajar lainnya.

4. Menyiapkan lembar observasi untuk mendapatkan data aktivitas guru dan

siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL berlangsung.

b. Pelaksanaan (action)

Pertemuan kedua siklus II dilakukan hari Jum’at tanggal 21 April 2017 pada

jam pelajaran ke 3-4 yang dihadiri oleh: (1) peneliti, yaitu orang yang

melaksanakan penelitian di SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa; 2)

kolaborator, ialah orang yang berkolaborasi dengan peneliti bertindak sebagai

observer yang bertugas mengamati jalannya proses pembelajaran dengan model

pembelajaran PBL. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru yang

77

bertugas mengajar mata pelajaran matematika tentang bilangan pecahan melalui

model pembelajaran PBL.

Pada kegiatan awal yang dilakukan adalah melakukan kegiatan seperti yang

telah dirancang dalam RPP. Kegiatan tersebut yaitu membuka pembelajaran

dengan mengucapkan salam. Kemudian guru meminta ketua kelas untuk

memimpin do’a bersama. Setelah berdo’a, guru melakukan absensi kehadiran

siswa, pada pertemuan pertama ini semua siswa kelas 4 SDN Jambu 01

Kecamatan Jambu Ambarawa dapat hadir dalam kegiatan pembelajaran.

Kemudian, guru mengkondisikan siswa agar siap untuk belajar dengan cara

mengecek kerapian siswa, mengatur tempat duduk siswa dan melakukan

apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah menanyakan kembali materi

yang telah dipelajari sebelumnya dengan guru kelas. Tidak lupa peneliti sebagai

guru juga menyampaikan tujuan yang ingin dicapai setelah kegiatan pembelajaran

selesai.

Masuk dalam kegiatan inti, kegiatan dibagi menjadi 3 yaitu eksplorasi,

elaborasi dan konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi guru memasuki tahap 1 PBL

yakni mengorientasikan siswa pada masalah. Pada tahap ini, guru menggali

pengetahuan awal siswa, dengan mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan

materi yang akan dipelajari. Kemudian, guru melakukan tanya jawab dengan

siswa mengenai kemungkinan masalah yang bisa terjadi terkait dengan materi

pelajaran. Setelah bertanya jawab dengan siswa, guru meminta serta membimbing

siswa untuk mencari solusi pemecahan masalah dari masalah yang ditemukan

bersama. Kemudian, tahap selanjutnya guru mulai menerangkan materi pelajaran

tentang mengenal arti pecahan dan letak pecahan pada garis bilangan. Sesuai

tahap dalam RPP, tahap selanjutnya adalah memberi kesempatan pada siswa

untuk bertanya mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

Menginjak kegiatan elaborasi, guru memasuki tahapan kedua, ketiga dan

keempat dalam fase PBL. Tahapan tersebut yakni (2) mengorganisasikan siswa

untuk belajar; (3) membantu investigasi mandiri dan kelompok; dan (4)

mengembangkan dan mempresentasikan. Dalam tahap kedua PBL, guru membagi

siswa kedalam 6 kelompok secara heterogen, masing-masing kelompok terdiri

78

dari 5-6 siswa. Setelah kelompok terbentuk, guru menyampaikan langkah-langkah

yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran PBL. Setelah semua siswa siap dan mengerti, guru membagikan

LKS (lembar kerja siswa) kepada setiap kelompok yang berisi masalah yang

berkaitan dengan materi pelajaran. Kemudian, setiap kelompok berdiskusi untuk

memecahkan masalah yang telah diberikan. Memasuki fase ketiga dalam model

PBL, guru membantu siswa dalam kelompok untuk menemukan solusi dari

permasalahan yang disajikan memalui LKS (lembar kerja siswa). Guru berkeliling

dan melihat satu persatu pekerjaan siswa dalam kelompok dan memberikan

kesempatan bertanya apabila ada siswa yang tidak paham mengenai materi yang

disajikan dalam permasalahan tersebut. Setelah semua kelompok selesai

mengerjakan, guru meminta dan membantu siswa untuk menyusun laporan hasil

diskusinya. Sesuai dengan RPP yang telah dirancang, kegiatan guru selanjutnya

adalah memasuki fase keempat dalam PBL yakni mengembangkan dan

mempresentasikan hasil diskusi. Dalam fase keempat ini, guru meminta siswa

perwakilan dari kelompok diminta untuk maju membacakan hasil laporan yang

telah disusun dalam kelompok. Setelah siswa selesai menyampaikan hasil

diskusinya, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk

menanggapi hasil diskusi kelompok yang telah menyampaikan hasil diskusinya.

Selesai memasuki kegiatan inti elaborasi, kegiatan inti selanjutnya adalah

konfirmasi. Dalam kegiatan konfirmasi, guru memasuki tahapan terakhir dalam

PBL yakni tahap menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Pada

kegiatan ini, guru mengkonfirmasi kepada siswa apakah di antara siswa masih ada

yang belum paham mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

Selain itu, guru juga memberi penguatan terhadap kelompok yang menyajikan

hasil diskusi. Memasuki tahapan dalam kegiatan inti yang terakhir, guru bersama

siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada hari ini.

Menginjak kegiatan terakhir dalam kegiatan belajar mengajar yakni kegiatan

penutup. Dalam kegiatan penutup, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti pada hari

tersebut. Setelah itu guru bersama siswa membuat rangkuman mengenai materi

79

yang telah dipelajari pada hari itu. Selesai merangkum materi pelajaran, guru

menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan

terakhir yakni guru menutup kegiatan belajar dengan berdoa bersama dan

mengucapkan salam penutup.

c. Observasi (observation)

Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, juga dilakukan observasi terhadap

aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL

berlangsung. Observasi dilakukan guna memperoleh data yang berhubungan

dengan pelaksanaan tindakan penelitian dengan menggunakan instrumen yang

dirancang oleh peneliti. Adapun hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada

pertemuan kedua siklus II dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.12

Hasil Observasi Aktivitas Guru

Dalam Pembelajaran Pertemuan Kedua Siklus II

No Aspek Pengamatan Guru Skor

1 2 3 4

A. Kegiatan Awal

1 Mengucap salam pembuka, menyiapkan siswa

secara psikis dan fisik untuk mengikuti

pembelajaran serta mengajak siswa berdoa

2 Melakukan presensi

3 Memotivasi siswa untuk menumbuhkan semangat

siswa

4 Mengajukan apersepsi dengan menanyakan

pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan

dipelajari

5 Menyampaikan tujuan pembelajaran

B. Kegiatan Inti: Eksplorasi

Fase PBL: 1. Orientasi siswa pada masalah

6 Menggali pengetahuan awal siswa yang berkaitan

dengan materi pelajaran..

7 Bertanya kepada siswa tentang pengalaman yang

berkaitan dengan materi pelajaran.

8 Melakukan tanya jawab dengan siswa,

kemungkinan masalah yang bisa terjadi terkait

dengan materi pelajaran.

9 Meminta siswa untuk mencari solusi pemecahan

80

No Aspek Pengamatan Guru Skor

1 2 3 4

masalah dari masalah yang ditemukan bersama.

10 Membimbing siswa terkait dengan solusi masalah

yang ditemukan.

11 Menyampaikan materi pelajaran.

12 Memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya.

Kegiatan Inti: Elaborasi

Fase PBL: 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

13 Membagi siswa menjadi beberapa kelompok

belajar, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6

orang.

14 Menyampaikan langkah-langkah yang harus

dilakukan siswa dalam pembelajaran.

15 Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok

yang berisi masalah yang berkaitan dengan materi

pelajaran.

16 Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok

berdiskusi untuk memecahkan masalah yang telah

diberikan.

Fase PBL: 3. Membantu investigasi mandiri dan kelompok

17 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya dan mengumpulkan informasi dalam

pemecahan masalah.

18 Memfasilitasi siswa dalam diskusi kelompok.

19 Meminta siswa untuk menyusun sebuah laporan

dari masalah tersebut.

20 Membantu dan memfasilitasi siswa untuk

mempersiapkan laporan hasil diskusinya.

Fase PBL: 4. Mengembangkan dan mempresentasikan

21 Meminta siswa perwakilan dari kelompok diminta

untuk maju membacakan hasil laporan yang telah

disusun.

22 Membimbing siswa dalam menyampaikan hasil

diskusi.

23 Meminta kelompok lain untuk memperhatikan dan

memberikan tanggapan.

Kegiatan Inti: Konfirmasi

Fase PBL: 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi

masalah

24 Memberikan penguatan terhadap kelompok yang

menyajikan hasil diskusi.

81

No Aspek Pengamatan Guru Skor

1 2 3 4

25 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang hal-hal dalam pembelajaran yang

belum diketahui.

26 Bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

C Kegiatan Penutup

27 Dengan siswa membuat rangkuman. 3

28 Memberikan umpan balik kepada siswa 3

29 Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR 3

30 Menutup pembelajaran dengan mengucapkan

salam

4

Skor 0 2 39 64

Total Skor 105

Kategori Sangat Baik

Selain mengamati aktivitas guru, peneliti dengan dibantu guru kolaborator

juga mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan model PBL

berlangsung. Data hasil pengamatan disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.13

Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Dalam Pembelajaran Pertemuan Kedua Siklus II

No Aspek Pengamatan Siswa Skor

1 2 3 4

A. Kegiatan Awal

1

Menjawab salam dari guru, menunjukkan kesiapan

untuk mengikuti pembelajaran serta berdoa dengan

benar

2 Keaktifan siswa dalam menanggapi apersepsi dari

guru

3 Memperhatikan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

B. Kegiatan Inti: Eksplorasi

Fase PBL: 1. Orientasi siswa pada masalah

4

Keberanian menjawab pertanyaan tentang

pengalaman yang mereka miliki yang berkaitan

dengan materi pelajaran.

5 Memperhatikan guru menyampaikan materi

pelajaran

Kegiatan Inti: Elaborasi

82

No Aspek Pengamatan Siswa Skor

1 2 3 4

Fase PBL: 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

6 Siswa terlibat dalam pengorganisasian membentuk

kelompok belajar.

7

Memperhatikan guru menyampaikan langkah-

langkah yang harus dilakukan siswa dalam

pembelajaran.

8 Setiap kelompok mengerjakan LKS yang berisi

masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran.

9

Keaktifan siswa dalam berdiskusi untuk

memecahkan masalah yang telah diberikan oleh

guru

Fase PBL: 3. Membantu investigasi mandiri dan kelompok

10 Mengumpulkan informasi dalam sebagai solusi

dalam pemecahan masalah.

11 Menyusun sebuah laporan dari masalah tersebut.

Fase PBL: 4. Mengembangkan dan mempresentasikan

12 Siswa dari perwakilan kelompok maju membacakan

hasil laporan yang telah disusun.

13 Keberanian siswa menyampaikan hasil diskusi.

14 Kelompok lain memperhatikan dan memberikan

tanggapan.

Kegiatan Inti: Konfirmasi

Fase PBL: 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah

15 Memperhatikan penguatan dari guru terhadap

kelompok yang menyajikan hasil diskusi.

16

Keberanian siswa untuk bertanya kepada guru

tentang hal-hal dalam pembelajaran yang belum

diketahui.

17 Keterlibatan siswa dalam menyimpulkan materi

pelajaran bersama guru.

C Kegiatan Penutup

18 Keterlibatan siswa dalam menyusun rangkuman dari

materi yang sudah dipelajari

19 Memperhatikan guru merefleksikan pembelajaran

20 Menutup pembelajaran dengan menjawab salam

dari guru

Skor 0 0 33 40

Total Skor 69

Kategori Sangat Baik

83

d. Refleksi (reflection)

Refleksi merupakan aktivitas mengkaji dan menganalisis secara mendalam

dan menyeluruh tindakan yang dilakukan dan didasarkan data yang terkumpul

pada kegiatan observasi atau pengamatan. Berdasarkan data, baik kualitatif

maupun kuantitatif, peneliti sebagai guru dan observer yang diperankan oleh guru

kelas 4 melakukan evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan

yang telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses

pembelajaran.

Melalui refleksi evaluasi akan ditemukan kelemahan dan kelebihan yang

masih ada pada tindakan yang telah dilakukan untuk kemudian dijadikan dasar

penyempurnaan rencana tindakan pertemuan atau siklus berikutnya. Pada refleksi

pertemuan kedua siklus II ditemukan beberapa kelebihan sebagai berikut:

1. Guru semakin memantapkan keahliannya dalam melaksanakan

pembelajaran dengan model pembelajaran PBL.

2. Guru nampak sangat mudah dalam menyampaikan materi pelajaran

dengan model pembelajaran PBL.

3. Secara keseluruhan siswa sangat aktif dan fokus terhadap materi pelajaran

yang disampaikan oleh guru.

4. Siswa semakin percaya diri dalam mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya di depan kelas.

5. Keberanian siswa bertanya maupun menanggapi hasil diskusi dari

kelompok sudah sangat meyakinkan.

4.2.3.3 Pertemuan Ketiga Siklus II

Pertemuan ketiga siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 22 April

2017. Perlu penulis jelaskan bahwa pertemuan ketiga siklus II ini hanya

digunakan untuk mengerjakan tes evaluasi untuk menjaring hasil belajar siswa

setelah model PBL diterapkan. Sebelum memulai mengerjakan tes evaluasi guru

membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. Kemudian guru

meminta ketua kelas untuk memimpin do’a bersama. Setelah berdo’a, guru

melakukan absensi kehadiran siswa, pada pertemuan ketiga ini semua siswa kelas

84

4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa dapat hadir dalam kegiatan

pembelajaran untuk mengerjakan tes evaluasi. Kemudian, guru mengkondisikan

siswa agar siap untuk mengerjakan tes evaluasi dengan cara mengecek kerapian

siswa dan mengatur tempat duduk siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu prosedur mengerjakan tes evaluasi. Siswa

diberikan lembar soal. Soal berjumlah 25 soal yang berupa pilihan ganda dan

diberikan waktu 30 menit untuk mengerjakan soal tes evaluasi. Sebelum

mengerjakan siswa dipandu guru untuk menuliskan identitas pada lembar soal dan

lembar jawaban. Adapun hasil tindakan pada siklus II ini dapat dilihat pada tabel

di bawah ini. Sebelum menyusun tabel, penulis terlebih dahulu menentukan

interval nilai siswa dengan langkah sebagai berikut:

Banyaknya kelas = 1 + 3,3 x log .n

= 1 + 3,3 x log 29

= 1 + 3,3 x 1,462

= 5,83 = 6

Interval (i)

Hasil distribusi frekuensi nilai hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu 01

Kecamatan Jambu Ambarawa pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bahah ini.

Tabel 4.14

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4

SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa Pada Siklus II

No Interval Frekuensi Presentase

1. 56-63 3 10%

2. 64-71 5 17%

3. 72-79 7 24%

4. 80-87 8 28%

5. 88-95 4 14%

6. ≥ 96 2 7%

Jumlah 29 100%

Rata-Rata 77,51

Nilai Max 96

Nilai Min 56

85

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi pada siklus II

dari siswa adalah 96 dan nilai terendah 56 dengan nilai rata-rata 77,51. Kemudian,

dapat diperjelas bahwa siswa yang mendapat nilai antara 56-63 sebanyak 3 siswa

atau 10% dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapatkan nilai antara 64-71

sebanyak 5 siswa atau 17% dari keseluruhan siswa. Kemudian untuk interval nilai

72-79 sebanyak 7 siswa atau 24% dari keseluruhan siswa. Siswa yang

mendapatkan nilai antara 80-87 sebanyak 8 siswa atau 28% dari keseluruhan

siswa. Selanjutnya, untuk interval nilai 88-95 sebanyak 4 siswa atau 14% dari

keseluruhan siswa. Adapun siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 96 yakni

sebanyak 2 siswa atau 7% dari keseluruhan siswa. Jika melihat nilai rata-rata kelas

yang mencapai 77,51 pada siklus II ini, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar

siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa menunjukkan adanya

peningkatan yang memuaskan. Hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu 01

Kecamatan Jambu Ambarawa pada siklus II juga dapat disajikan pada diagram

berikut:

Gambar 4.5

Diagram Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada Siklus II

Jika melihat diagram batang di atas, dapat dilihat bahwa batang tertinggi

berada pada interval nilai antara 80-87. Batang tertinggi kedua yakni pada interval

nilai antara 72-79. Kemudian, disusul tertinggi pada urutan ketiga yakni pada

86

interval nilai antara 64-71. Disusul tertinggi selanjutnya yakni pada interval nilai

antara 88-95, 56-63. Adapun siswa yang mendapat nilai lebih dari sama dengan

96 yaitu 2 siswa. Kemudian, untuk melihat ketuntasan hasil belajar matematika

siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada siklus II dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.15

Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4

SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada Siklus II

No Ketuntasan Nilai Frekuensi Presentase

1. Tuntas ≥ 65 24 83%

2. Belum Tuntas < 65 5 17%

Jumlah 29 100%

Berdasarkan data yang disajikan dengan tabel di atas, dapat diketahui

bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) sebanyak 5 siswa atau 17% dari jumlah siswa secara menyeluruh,

sedangkan siswa yang memperoleh nilai mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) sebanyak 24 siswa dengan presentase 83% dari jumlah secara

keseluruhan. Berikut presentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu

01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada siklus II disajikan dalam gambar di bawah

ini:

Gambar 4.6

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4

SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada Siklus II

87

Diagram lingkaran di atas dimaksudkan untuk menggambarkan ketuntasan

hasil belajar matematika siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu

Ambarawa pada siklus II. Warna merah pada diagram adalah untuk kategori nilai

belum tuntas dan warna biru untuk kategori nilai tuntas. Melalui bantuan diagram

di atas, penulis dapat menjelaskan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II

mengalami peningkatan yang signifikan. Hal itu tergambar jelas bahwa biru (nilai

tuntas) lebih mendominasi jika dibandingkan dengan warna merah (nilai belum

tuntas). Komposisi warna merah yakni 17% dan warna biru mencapai 83%.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II telah

memenuhi indikator kinerja yakni sebanyak 80% siswa mendapat nilai tuntas.

Pada siklus II ini, selain mendapatkan data berupa hasil belajar matematika

siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa, peneliti juga

mendapatkan data berupa hasil observasi aktivitas guru dan siswa. Observasi

dilaksanakan pada pertemuan pertama dan kedua. Adapun hasil observasi siklus II

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.16

Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Pada Pertemuan Pertama dan Kedua Siklus II

Pertemuan Guru Siswa

Total Skor (Kategori) Total Skor (Kategori)

Pertama 94 (Sangat baik) 60 (Sangat baik)

Kedua 105 (Sangat baik) 69 (Sangat baik)

Rata-Rata Skor

(Kategori) 99,5 (Sangat baik) 64,5 (Sangat baik)

Dari tabel di atas, penulis menjelaskan hasil observasi aktivitas guru dan

siswa pada pertemuan pertama dan kedua siklus II. Hasil observasi guru, pada

pertemuan pertama memperoleh skor 94 dan dalam kategori sangat baik. Pada

pertemuan kedua, guru mendapatkan lebih dari pada pertemuan sebelumnya, yaitu

skor 105 dan masuk dalam kategori sangat baik. Selanjutnya, rata-rata skor

aktivitas guru adalah 99,5 dan masuk dalam kategori sangat baik.

Selanjutnya, hasil observasi siswa. Pada pertemuan pertama siswa

memperoleh skor 60 dan masuk dalam kategori sangat baik. Pada pertemuan

88

kedua, aktivitas siswa mengalami peningkatan. Skor yang diperoleh siswa adalah

69 dan juga masuk dalam kategori baik. Kemudian, rata-rata skor yang diperoleh

siswa yaitu 64,5 yang artinya aktivitas siswa dalam siklus II ini masuk dalam

kategori sangat baik.

4.3 Analisis Data

4.3.1 Data Hasil Belajar

Hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa

matematika nilai kondisi awal, nilai siklus I dan siklus II selalu mengalami

peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.17

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SDN

Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa

Nilai Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase

≥ 65 14 48% 15 52% 24 83%

< 65 15 52% 14 48% 5 17%

Jumlah 29 100% 29 100% 29 100%

Tabel di atas dimaksudkan untuk menjelaskan ketuntasan hasil belajar siswa

kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada mata pelajaran

matematika, khususnya pada materi operasi bilangan pecahan. Pada kondisi awal,

dimana hasil belajar siswa didapat pada saat guru belum menerapkan PBL. Dari

29 siswa, yang mampu mencapai KKM hanya 14 siswa dengan presentase 48%.

Kemudian pada siklus I, guru mulai menerapkan model pembelajaran PBL dan

hasilnya menunjukkan adanya peningkatan namun belum memenuhi indikator

ketuntasan. Pada siklus I, siswa yang mampu memenuhi KKM meningkat menjadi

15 siswa dengan presentase 52%. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada

siklus II. Pada siklus II, siswa yang mendapat nilai lebih dari KKM yakni

sebanyak 24 orang dengan presentase sebesar 83%. Artinya, hasil belajar siswa

paa siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu 80% siswa mampu

mendapat nilai lebih dari KKM yakni 65. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa implementasi model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar

89

siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa. Ketuntasan hasil

belajar siswa juga dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Gambar 4.7

Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SDN Jambu 01

Kecamatan Jambu Ambarawa Pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Melalui diagram di atas, penulis menjelaskan bahwa batang warna merah

adalah untuk kategori nilai belum tuntas dan batang warna biru untuk kategori

nilai tuntas. Terlihat jelas bahwa batang warna merah untuk kategori nilai belum

tuntas selalu mengalami penurunan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II.

Sebaliknya, batang warna biru untuk kategori nilai tuntas selalu mengalami

peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II.

Pada kondisi awal, batang warna biru (kategori nilai tuntas) hanya mencapai

48%. Ketuntasan hasil belajar kondisi awal adalah dimana guru masih

menerapkan metode ceramah dalam kegiatan belajar mengajar. Kemudian, setelah

adanya tindakan dengan menerapkan model PBL, hasil belajar siswa mulai

meningkat. Pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa meningkat dan mencapai

presentase 52%. Selanjutnya, pada siklus II ketuntasan hasil belajar siswa

meningkat dan mencapai presentase 83%.

4.3.2 Data Hasil Pengamatan/Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Selain mendapat data berupa hasil belajar, dalam penelitian ini penulis juga

mendapatkan data berupa aktivitas guru yang diperoleh melalui lembar observasi.

Belum Tuntas

Tuntas

90

Berikut ini penulis menyajikan data hasi pengamatan aktivitas guru dari setiap

siklusnya. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.18

Rekapitulasi Skor Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus I dan Siklus II

Siklus Guru Siswa

Total Skor (Kategori) Total Skor (Kategori)

Siklus I 76 (Baik) 48 (Baik)

Siklus II 99,5 (Sangat Baik) 64,5 (Sangat Baik)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas guru dan siswa

dalam pembelajaran selalu mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hal

tersebut dapat dilihat dari skor dan kategori yang diperoleh keduanya dalam setiap

siklus. Untuk guru, mendapat skor 76 pada siklus I dan masuk dalam kategori

baik. Kemudian pada siklus II, aktivitas guru mendapat skor 99,5 yang berarti

aktivitas guru dalam pembelajaran sangat baik. Selanjutnya, pada siswa, dalam

pembelajaran siklus I mendapat skor 48 dan masuk dalam kategori baik. Setelah

itu, dalam pembelajaran siklus II aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. Hal

tersebut dapat dilihat dari skor yang didapat siswa yakni 64,5 dan masuk dalam

kategori sangat baik. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa aktivitas

guru dan siswa dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan model PBL

dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa.

4.4 Pembahasan

Berangkat dari kondisi awal, ketuntasan hasil belajar siswa masih terbilang

kurang memuaskan. Sebanyak 14 siswa dinyatakan tuntas hasil belajarnya dengan

presesntase sebesar 48%. Sedangkan siswa dengan nilai kurang dari KKM

sebanyak 15 siswa dengan presentase sebesar 52%. Hal ini disebabkan oleh cara

guru dalam mengajar masih menggunakan metode ceramah yang mengakibatkan

siswa pasif dan bosan karena pembelajaran yang monoton sehingga

mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Setelah adanya tindakan pada siklus I,

jumlah siswa dengan nilai tuntas sebanyak 15 siswa dengan presentase sebanyak

52%, sedangkan siswa dengan nilai belum tuntas sebanyak 14 siswa dengan

presentase sebesar 48%. Senada dengan siklus II, pada siklus II hasil belajar siswa

91

juga mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 24

siswa dengan presentase ketuntasan 83% dan hanya 5 siswa yang belum dapat

memenuhi KKM dengan presentase 17%.

Selain itu, hasil pengamatan pada aktivitas guru dan siswa dalam

pelaksanaan pembelajaran di setiap siklusnya juga menunjukkan adanya

peningkatan. Adapun peningkatan aktivitas guru dan siswa tersebut dapat dilihat

dari skor dan kategori yang diperoleh keduanya dalam setiap siklus. Untuk guru,

mendapat skor 76 pada siklus I dan masuk dalam kategori baik. Kemudian pada

siklus II, aktivitas guru mendapat skor 99,5 yang berarti aktivitas guru dalam

pembelajaran sangat baik. Selanjutnya, pada siswa, dalam pembelajaran siklus I

mendapat skor 48 dan masuk dalam kategori baik. Setelah itu, dalam

pembelajaran siklus II aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. Hal tersebut

dapat dilihat dari skor yang didapat siswa yakni 64,5 dan masuk dalam kategori

sangat baik. Artinya, melalui model PBL, dapat membantu siswa lebih fokus

terhadap makna dari materi pelajaran. Pembelajaran yang bermakna dapat

diperoleh siswa dengan cara melibatkan lingkungan belajar. Pembelajaran

lingkungan akan lebih bermakna bagi siswa, hal tersebut dikarenakan selain

memperoleh ilmu pengetahuan secara langsung dari guru, siswa juga mempunyai

keleluasaan memahami pembelajaran dengan cara kooperatif melalui interaksi

sosial. Dengan demikian, siswa mempunyai kesempatan untuk belajar berfikir

lebih kreatif dan efektif untuk menemukan solusi dari permasalahan yang

dihadapi.

Selain itu, model pembelajaran PBL juga dapat mengembangkan motivasi

dalam diri siswa. Dengan meningkatnya motivasi dalam diri siswa, maka siswa

akan lebih merasa nyaman dan senang dalam belajar, karena siswa dengan tingkat

motivasi belajar yang rendah akan cenderung bosan mengikuti pelajaran.

Implementasi PBL dalam kelas juga dapat membantu siswa untuk lebih aktif dan

positif. Positif dalam hal ini adalah siswa dapat mengisi kekurangan dari siswa

lain dan saling membantu dalam suatu kelompok tersebut.

Berdasarkan dari pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran melalui penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik melalui

92

model pembelajaran PBL, dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada

siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu, Ambarawa.

Hipotesis tindakan secara umum adalah jawaban sementara dari masalah

yang diteliti. Secara teknik jika dilakukan tindakan ini maka akan dapat

memecahkan masalah. Sehingga jawaban dari masalah yang diteliti dapat

diketahui. Adapun hipotesis tindakan setelah dilakukan tindakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bahwa, penggunaan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran

PBL sesuai sintak, mampu membuat siswa kelas 4 SDN Jambu 01

Kecamatan Jambu, Ambarawa lebih aktif dan mempunyai motivasi tinggi

dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika.

2. Bahwa, penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik melalui model

pembelajaran PBL sesuai sintak, dapat meningkatkan hasil belajar

matematika pada siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu,

Ambarawa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh

Fatimatuz Zahro (2014) dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Operasi Perkalian dan Pembagian melalui Model Problem Based Learning pada

Siswa Kelas IV SD 3 Ngembalrejo. Sebelum adanya tindakan, ketuntasan hanya

42.85% dengan rata-rata kelas 55. Setelah dilakukan tindakan, pada siklus I

ketuntasan belajar siswa 71.42% dengan nilai rata-rata 61.45. Pada siklus II

ketuntasan belajar siswa 85.71% dengan nilai rata-rata kelas 70.47. Selanjutnya,

penelitian yang dilakukan Asih Diyah Arini, Putri (2014) Penerapan Model

Problem Based Learning Untuk Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa

Kelas V SD 7 Klumpit Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus yang membuktikan

bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus

I diperoleh rata-rata 69,25 dengan persentase sebesar 65% dan pada siklus II

diperoleh rata-rata 81,75 dengan persentase mencapai 95%.

Kemudian, penelitian yang pernah dilakukan oleh Rahardiyan Bayu

Hananto. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siswa Kelas VII A Semerster

93

Genap SMP Negeri 02 Kartasura Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian

terdahulu ini juga memperkuat dan membuktikan bahwa penerapan model PBL

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I presentase ketuntasan

mencapai 34,29% dan pada siklus II meningkatt menjadi 71,43%. Selanjutnya, Ni

Putu Sri Handayani (2016) dengan judul penelitian Penerapan Pendekatan

Saintifik berbantuan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar Pengetahuan IPA Siswa Kelas IV SD No 1 Dalung,

Badung. Penelitiannya menunjukkan penerapan pendekatan saintifik dengan

model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa. hasil belajar

siswa kelas IV SD No 1 Dalung, Badung pada siklus I 79% berada pada kriteria

sedang dengan ketuntasan klasikal 67,5%, dan pada siklus II persentase rerata

hasil belajar meningkat menjadi 88,8% dan berada pada kriteria tinggi dengan

ketuntasan klasikal 87,5%.

Selain beberapa penelitian di atas, penelitian yang juga memberikan

kontribusi berupa penguatan dan pembuktian bahwa penerapan pendekatan

saintifik melalui model PBL adalah penelitian Hunaidah, Luh Sukariasih. (2016)

dengan judul Penerapan Model Problem Based Learning dengan Pendekatan

Scientific untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa (Penelitian

Tindakan Kelas di Kelas VIIIi SMP Negeri 5 Kendari Semester saya Akademik

Tahun 2014/2015). Hal tersebut dapat dilihat dari skor siklus I skor rata-rata hasil

belajar siswa pada siklus I dengan persentase 71,43%, sedangkan dalam siklus II

dari hasil belajar persentase siswa yang tuntas menjadi 91,43%. Dari beberapa

penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa Metode Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.