19
30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Diskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V SD Negeri Tukang Kecamatan Pabelan kabupaten Semarang seemester II tahunajaran 2014- 2015 masih kurang maksimal. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya penggunaan model pembelajaran yang kurang menarik serta kurang memanfaatkan media pembelajran. Siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa hanya duduk diam mendengarkan penjelasan dari guru. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam sebelum tindakan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari data nilai hasil ulangan harian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada semester I. Berdasarkan dari data yang diperoleh tersebut terlihat bahwa sebagian besar siswa kelas V memperoleh nilai di bawah KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Nilai Tes IPA Prasiklus No Nilai Frekuensi Persentase 1 90-100 - - 2 80-89 3 10% 3 70-79 8 28% 4 60-69 14 48% 5 50-59 4 14% Jumlah 29 100% KKM= 70 Nilai rata-rata 65,3 Nilai tertinggi 85 Nilai terendah 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16783/4/T1_292011271_BAB IV...Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V SD Negeri Tukang

Embed Size (px)

Citation preview

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Diskripsi Hasil Penelitian

4.1.1 Diskripsi Kondisi Awal

Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V SD Negeri

Tukang Kecamatan Pabelan kabupaten Semarang seemester II tahunajaran 2014-

2015 masih kurang maksimal. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya penggunaan model pembelajaran yang kurang menarik serta kurang

memanfaatkan media pembelajran. Siswa kurang aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran, siswa hanya duduk diam mendengarkan penjelasan dari guru.

Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam sebelum tindakan masih rendah. Hal

ini dapat dilihat dari data nilai hasil ulangan harian mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam pada semester I. Berdasarkan dari data yang diperoleh tersebut

terlihat bahwa sebagian besar siswa kelas V memperoleh nilai di bawah KKM

yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Data tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.1

Nilai Tes IPA Prasiklus

No Nilai Frekuensi Persentase

1 90-100 - -

2 80-89 3 10%

3 70-79 8 28%

4 60-69 14 48%

5 50-59 4 14%

Jumlah 29 100%

KKM= 70

Nilai rata-rata 65,3

Nilai tertinggi 85

Nilai terendah 55

31

Distri busi nilai pra siklus juga dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.1 Nilai Tes IPA Prasiklus

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan

nilai kondisi awal dapat dilihat dalam bentuk tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Prasiklus

0

2

4

6

8

10

12

14

16

50-59 60-69 70-79 80-89

Ju

mla

h S

isw

a

Nilai

Nilai Tes IPA Prasiklus

No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa

Jumlah Persentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 11 38

2 Belum Tuntas < 70 18 62

Jumlah 29 100

32

Hasil analisa kentuntasan belajar IPA siswa prasiklus dapat disajikan

dalam gambar berikut:

Gambar 4.2 Ketuntasan Belajar IPA Prasiklus

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

4.2.1 Perencanaan Tindakan

Sebelum melaksanakan proses pembelajaran mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam pada materi gaya, peneliti dibantu guru Kelas V SDN Tukang

melakukan diskusi untuk mengidentifikasi dan menemukan permasalahan

pembelajaran IPA yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Peneliti

menuliskan rencana perbaikan dalam bentuk RPP dengan menggunakan model

pembelajaran NHT. Langkah-langkah perencanaan adalah sebagai berikut:

1. Peneliti membuat langkah-langkah perbaikan dalam bentuk RPP sesuai

dengan model pembelajaran NHT.

2. Peneliti menyiapkan media pembelajaran (KIT IPA) dan lembar kerja.

3. Peneliti menyiapkan instrumen pengumpulan data seperti lembar kerja

siswa, lembar soal evaluasi, lembar pengamatan aktifitas guru dan lembar

pengamatan aktifitas siswa.

Ketuntasan Belajar Prasiklus

Tidak Tuntas

Tuntas

38%

62%

33

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan pengamatan

Siklus I terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada hari Rabu,

11 April 2015 dan Kamis 14 April 2015.

1) Pertemuan I

a. Kegiatan Awal

Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama murid, kemudian

guru memberikan salam. Selanjutnya guru melihat kesiapan siswa dalam

mengikuti pembelajaran. Setelah semua siswa siap mengikuti npelajaran guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru mengawali dengan

apersepsi untuk memancing pengetahuansiswa yang telah dimiliki sebelumnya.

b. Kegiatan Inti

Guru meminta siswa untuk membaca buku pelajaran mengenai gaya,

setelah semua selesai membaca guru meminta 2 perwakilan siswa untuk maju

kedepan untuk membuktikan gaya gravitasi dengan menjatuhkan 2 kertas ( yang

satu di remas dan yang satu tidak di remas). Guru membagi siswa dalam 7

kelompok yang heterogen kemudian guru menyampaikan aturan kerja kelompok,

setelah itu guru meberikan nomor kepala kepada masing-masing kelompok.

Masing-masing kelompok mendapatkan nomor kepala 1 samapi 4 dan ada 1

kelompok yang mendapat nomor kepala 1 sampai 5 hal ini di karenakan jumlah

siswa kelas V SD Negeri Tukang Kecamatan Pabelan kabupaten Semarang

seemester II tahunajaran 2014-2015 berjumlah 29. Pada kelompok yang jumlah

anggotanya 5 orang guru meberikan penjelasan tambahan, yaitu untuk bergantian

menggunakan nomor kepala pada pertemuan berikutnya. Masing-masing

perwakilan kelompok mengambil KIT IPA yang telah disiapkan guru, kemudian

dengan bimbingan guru siswa melakukan percoabaan tentang gaya menggunakan

KIT IPA. Guru memberikan soal tentang gaya untuk dikerjakan secara

berkelompok. Setelah soal selaesai dikerjakan guru menyebutkan salah satu

nomor diantara 1 sampai 4 untuk mengemukakan jawaban didepan kelas secara

bergantian. Setelah semua perwakilan kelompok mengemukakan hasil diskusi,

guru meluruskan dam memberikan pengutan dari jawaban yang telah di

kemukakan siswa.

34

c. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa membuat kesimpulan atau rangkuman hasil belajar.

Kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan dipelajari

selanjutnya.

2) Pertemuan II

a. Kegiatan awal

Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama murid, kemudian

guru memberikan salam. Selanjutnya guru melihat kesiapan siswa dalam

mengikuti pembelajaran. Setelah semua siswa siap mengikuti npelajaran guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru mengawali dengan

apersepsi untuk memancing pengetahuansiswa yang telah dimiliki sebelumnya.

b. Kegiatan Inti

Guru meminta siswa untuk membaca buku pelajaran mengenai magnet.

Guru meminta masing-masing kelompok menyebutkan penggunaan magnet dalam

kehidupan sehari-hari. Setelahitu guru meminta salah satu dari perwakilan

kelompok untuk mengambil magnet yang telah disiapkan. Guru memberikan table

pengamatan tentang benda-benda yang bersifat magnetis, guru meminta siswa

untuk menyiapkan benda-benda yang ada di dalam tabel. Selanjutnya siswa

mendekatkan benda-benda yang telah disiapkan di dekat magnet secara bergantian

sementaraitu anggota kelompok yang tidak melakukan percobaan mengamati dan

mencatat hasil percobaan. Guru meminta perwakilan kelompok untuk mengambil

KIT IPA yang telah disediakan. Guru membagikanlangkah-langkah percobaan

untuk membuat magnet secara induksi dan digosok serta dialiri arus listrik. Siwa

melakukan percobaan sesuai langkah-langkah yang telah dibuat oleh guru, siswa

mengamati selama proses percobaan. Kemudian guru memberikan soal untuk

dikerjakan secara berkelompok. Terlihat dalam kelompok siswa berdiskusi untuk

menyelesaikan lembar kerja yang diberikan. Ketua kelompok memastikan semua

anggota terlibat dalam diskusi, guru mengawasi dan memastikan semua siswa

bekerja dalam kelompok. Setelah semua kelompok selasai guru memanggil nomor

kepala siswa, siswa yang nomor kepalanya dipanggil guru maju kedepan kelas

untuk mengemukakan hasil kerja kelompoknya.

35

c. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa membuat kesimpulan atau rangkuman hasil belajar.

Kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan dipelajari

selanjutnya.

4.3 Hasil Observasi siklus I

Proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model NHT berbantuan

KIT IPA sebagian besar sudah dilaksanakan sesuai perencanaan. Hasil

pengamatan aktifitas guru dilakukan analisa dan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.3

aktifitas guru siklus I

Pelaksanaan Nilai aktifitas Kategori

Pertemuan I 75,7% Berhasil

Pertemuan II 77.8% Berhasil

Pada akhir proses pembelajaran siklus I dilakukan tes, kemudian dilakukan

analisa diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.4

Distribusi Nilai Siswa Siklus I

No Nilai Jumlah Presentase Kategori

1 90-100 1 3% Tuntas

2 80-89 2 7% Tuntas

3 70-79 14 48% Tuntas

4 60-69 10 35% Tidak Tuntas

5 50-59 2 7% Tidak Tuntas

Jumlah Siswa 29 100%

KKM= 70

Nilai Rata-rata 68,7

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 55

36

Hasil analisa nilai tes siswa pada siklus I dapat disajikan dalam gambar

berikut:

Gambar 4.3 Nilai Tes Siklus I

Dari data distribusi pada tabel 4.4 hasil belajar siswa pada siklus I terlihat

bahwa ada peningkatan nilai rata-rata siswa yaitu menjadi 68,78.

Nilai siswa pada siklus I juga bisa diketahui tingkat ketuntasan belajar

yaitu pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

No Kategori

Jumlah

Siswa Persentase

1 Tuntas ≥ 70 17 59%

2 Tidak Tuntas < 70 12 41%

Jumlah 29 100%

Nilai siswa pada siklus I juga bisa diketahui tingkat ketuntasan belajar

yaitu pada gambar 4.3 berikut:

0

2

4

6

8

10

12

14

16

50-59 60-69 70-79 80-89 90-100

Nilai Tes Siklus I Ju

mla

h S

isw

a

Nilai

37

Gambar 4.4 Ketuntasan Belajar Siklus I

Berdasarkan data tabel 4.5 siswa yang mencapai KKM ≥70 sebanyak 17

siswa atau 59% sedangkan yang belum mencapai KKM ≥70 sebanyak 12 siswa

atau 41%. Karena hasil nilai tes siswa belum memenuhi indikator kinerja yaitu

85% dari keseluruhan siswa kelas 5 maka peneliti melakukan tintakan perbaikan

pada siklus II.

4.4 Refleksi

Untuk memperjelas dalam mengambil simpulan terhadap hasil proses

pembelajaran dengan model NHT pada siklus I maka perlu dilakukan refleksi

terhadap proses dan hasil pembelajaran. Data siswa yang berkaitan dengan

perkembangan nilai dan jumlah ketuntasan belajar yang dicapai siswa pada mata

pelajaran IPA pada akhir siklus I yaitu:

Ketuntasan Belajar Siklus I

Tuntas

Tidak Tuntas

41%

59%

38

Tabel 4.6

Distribusi Nilai Tes Siswa Prasiklus dan Siklus I

No Nilai Prasiklus Siklus I

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 90-100 - - 1 3%

2 80-89 3 10% 2 7%

3 70-79 8 28% 14 48%

4 60-69 14 48% 10 35%

5 50-59 4 14% 2 7%

Jumlah Siswa 29 100% 29 100%

KKM= 70 70

Nilai Rata-rata 65,3 68,7

Nilai Tertinggi 85 90

Nilai Terendah 55 55

Berdasarkan data nilai pada tabel 4.6 diperoleh peningkatan rata-rata

nilai dari 65,3 menjadi 68,7. Jumlah siswa nilai terendah mengalami penurunan

sedangkan siswa yang memperoleh nilai tinggi mengalami peningkatan.

Tabel 4.7

Perbandingan ketuntasan Hasil Belajar Siswa Prasiklus dan Siklus I

Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pra siklus dengan siklus I

dapat dilihat pada gambar berikut:

No Kategori

Prasiklus Siklus I

Jumlah

Siswa Persentase

Jumlah

Siswa Persentase

1 Tuntas 11 38% 17 59%

2 Tidak Tuntas 18 62% 12 41%

Jumlah 29 100% 29 100%

39

Gambar 4.5 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I

Dari paparan diatas terlihat bahwa proses pembelajaran IPA pada siswa

kelas V SD Negeri Tukang kecamatan Pabelan kabupaten Semarang semester II

tahun ajaran 2014-2015 dengan menggunakan model pembelajran NHT telah

mampu meningkatkan jumlah siswa yang tuntas belajar dari 38% siswa pada

tahapan prasiklus menjadi 59% pada tahapan siklus I. Namun demikian persentase

ketuntasan belajar siswa belum memenuhi persyaratan indikator kinerja yaitu 85%

siswa tuntas belajar. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal diantaranya sebagi

berikutL:

1. Guru belum memberikan pengarahan secara maksimal dan belum merata

ke dalam kelompok-kelompok diskusi

2. Guru kurang mengusai penggunaan alat peraga KIT IPA

3. Siswa kurang memperhatikan ketika guru memberikan penjelasan iswa

masih sering berbicara sendiri dengan kelompokknya

4. Siswa belum bekerja sama secara maksimal saat menggunakan KIT IPA

dan juga pada saat mengerjakan soal latihan.

5. Guru belum mengarahkan siswa untuk mencatat hal-hal penting dari hasil

diskusi yang dikemukakan oleh kelompok lain.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Pra Siklus Silklus I

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I

Tidak Tuntas

Tuntas

40

Berasarkan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan proses

pembelajaran pada siklus I maka direncanakan untuk melakukan proses

pembelajaran pada siklus II dengan melakukan perbaikan-perbaikan.

Perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II yaitu:

1. Guru akan memberikan pengarahan secara maksimal dengan berkeliling

secara merata disemua kelompok.

2. Guru dan peneliti bekerjasama dalam menggunakan alat peraga KIT IPA.

3. Guru akan menegur kelompok yang masih berbicara sendiri dan menyuruh

siswa memperhatikan penjelasan guru

4. Guru akan emngingatkan agar semua siswa bekerja sama dalam

kelompoknya masing-masing.

5. Guru akan memberikan arahan kepada siswa untuk mencatat hal pentinng

dari kelompok lainnya yang telah dikemukakan.

4.5 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

4.5.1 Perencanaan Tindakan

Sebelum melaksanakan proses pembelajran mata pelajaran IPA pada

materi pesawat sederhana, peneliti bersama guru melakukan diskusi mengenai

perbaikan yang akan dilakukanberdasarkan pembelajaran pada siklus I dan

menentukan langkah-langkah perbaikan proses pembelajran siklus II. Kemudian

peneliti menuliskan rencana perbaikan tersebut dalam bentuk rencana

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT.

4.5.2 Pelaksankan Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan proses pembelajaran IPA dengan model pembelajaran

NHT pada siklus II direncanakan dalam 2 pertemuan yang dilaksanakan

pada hari sabtu 18 April 2015 dan kamis 23 April 2015

1) Pertemuan I

a. Kegiatan awal

Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama murid, kemudian

guru memberikan salam. Selanjutnya guru melihat kesiapan siswa dalam

mengikuti pembelajaran. Setelah semua siswa siap mengikuti pelajaran guru

41

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru mengawali dengan

apersepsi untuk memancing pengetahuansiswa yang telah dimiliki sebelumnya.

b. Kegiatan Inti

Guru meminta siswa untuk membuka dan membaca buku pelajaran

tentang pesawat sederhana. Guru bersama siswa bertanya jawab tentang pesawat

sederhana. Siswa dalam kelompok mengelompokkan alat rumah tangga dan alat

yang ada disekitar yang menggunakan prinsip kerja bidang miring, pengunggkit.

Perwakilan masing-masing kelompok mengambil KIT IPA untuk percobaan

bidang miring. Berdasarkan perbaikan pada siklus I guru memberikan pengarahan

pada setiap kelompok secara merata. Guru meninta siswa untuk membandingkan

pengaruh kemiringan lintasan terhadap gaya yang digunakan untuk memindahkan

suatu benda. Perwakilan masing-masing kelompok mengambil KIT IPA untuk

percobaan pengungkit. Guru meminta siswa untuk membandingkan pengaruh titik

tumpu dan panjang pengungkit terhadap besar gaya yang dibutuhkan untuk

memindahkan suatu benda. Dalam kelompok siswa berdiskusi untuk

menyelesaikan lembar kerja. Ketua kelompok memastikan semua anggota terlibat

dalam diskusi. Guru mengawasi dan memastikan semua siswa bekerja sama

dalam kelompok. Setelah semua kelompok selasai mengerjakan, guru memanggil

nomor anak untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya..Guru bertanya jawab

tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)

Guru memberikan memotivasi kepada siswa yang belum berpartisipasi aktif di

dalam kelompok.

c. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa membuat kesimpulan atau rangkuman hasil

belajar. Kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan

dipelajari selanjutnya.

2) Pertemuan II

a. Kegiatan awal

Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama murid, kemudian

guru memberikan salam. Selanjutnya guru melihat kesiapan siswa dalam

mengikuti pembelajaran. Setelah semua siswa siap mengikuti npelajaran guru

42

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru mengawali dengan

apersepsi untuk memancing pengetahuansiswa yang telah dimiliki sebelumnya.

b. Kegiatan Inti

Guru meminta siswa untuk membuka dan membaca buku pelajaran

tentang peswawat sederhana (katrol). Bersama siswa bertanya jawab tentang

pesawat sederhana katrol. Siswa dalam kelompok mengelompokkan alat rumah

tangga dan alat yang ada disekitar yang menggunakan prinsip kerja katrol.

Perwakilan masing-masing kelompok mengambil KIT IPA untuk percobaan

katrol. Guru meninta siswa untuk membandingkan pengaruh susunan katrol

terhadap gaya yang digunakan. Dalam kelompok siswa berdiskusi untuk

menyelesaikan lembarkerja. Ketua kelompok memastikansemua anggota terlibat

dalam diskusi. Guru mengawasi dan memastikan semua siswa bekerja dalam

kelompok. Setelah semua kelompok selasai mengerjakan, guru memanggil nomor

anak untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya..Guru bertanya jawab

tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)

Guru memberikan memotivasi kepada siswa yang belum berpartisipasi aktif di

dalam kelompok.

c. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa membuat kesimpulan atau rangkuman hasil belajar.

Kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan dipelajari

selanjutnya.

4.6 Hasil Obsevasi Siklus II

Pada tahapan pelaksanaan siklus II sudah dilakukan perbaikan yang telah

direncanakan berdasrkan kekurangan pada siklus I. Guru sudah memberi

pengarahan kepada semua kelompok secara merata dan juga guru telah menegur

kelompok yang ramai sendiri. Guru juga memberi pengarahan kepada semua

siswa untuk mencatat hal yang penting dari hasil diskusi.

Hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

43

Tabel 4.8

Hasil Aktivitas Guru Siklus II

Pelaksanaan Nilai aktifitas Kategori

Pertemuan I 86,8% Berhasil

Pertemuan II 87,5% Berhasil

Pada akhir proses pembelajaran siklus II dilakukan tes tertulis, kemudian

dilakukan analisa dan diperoleh data-data sebagai berikut:

Tabel 4.9

Distribusi Nilai Tes IPA Siklus II

No Nilai Jumlah Presentase Kategori

1 90-100 2 7% Tuntas

2 80-89 7 24% Tuntas

3 70-79 16 55% Tuntas

4 60-69 4 14% Tidak Tuntas

5 50-59 0 - Tidak Tuntas

Jumlah Siswa 29 100%

KKM= 70

Nilai Rata-rata 74,48

Nilai Tertinggi 95

Nilai Terendah 65

Nilai siswa pada siklus II juga bisa diketahui tingkat ketuntasan belajar

yaitu pada gambar berikut:

44

Gambar 4.6 Nilai Tes Siklus II

Nilai tes IPA siklus II juga bisa diketahui tingkat ketuntasan belajar yaitu

pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Kategori

Jumlah

Siswa Persentase

1 Tuntas ≥ 70 25 86%

2 Tidak Tuntas < 70 4 14%

Jumlah 29 100%

Tingkat ketuntasan belajar pada siklus II bisa dilahat pada gambar berikut:

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

50-59 60-69 70-79 80-89 90-100

Ju

mjl

ah

Sis

wa

Nilai Tes Siklus II

Nilai

45

Gambar 4.7 Tingkat Ketuntasan Belajar Siklus II

Berdasrkan tabel 4. 10 siswa yang mencapai ketuntasan belajar ≥70

sebanyak 25 siswa atau 86% sedangkan yang belum mencapai kriteria ketuntasan

belajar < 70 sebanyak 4 siswa atau14 %. Nilai siswa pada siklus II sudah

mencapai indikator kinerja yaitu 85% dari keseluruhan siswa kelas 5 sebanyak 29

siswa. Maka dengan demiakian peerbaikan pada siklus II dianggap berhasil.

4.7 Refleksi

Dalam mengambil simpulan terhadap proses pembelajaran dengan model

pembelajaran NHT pada siklus II maka dilakukan refleksi terhadap proses dan

hasil pembelajaran. Data hasil belajar yang berkaitan dengan perkembangan

jumlah ketuntasan belajar yang dicapai siswa pada mata pelajaran IPA pada akhir

siklus II yaitu:

Ketuntasan Belajar Siklus II

Tuntas

Tidak Tuntas86%

14%

46

Tabel 4.11

Distribusi Nilai Tes IPA Prasiklus, Siklus I, Siklus II

Nilai Prasiklus Siklus I Siklus II

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

90-100 - - 1 3% 2 7%

80-89 3 10% 2 7% 7 24%

70-79 8 28% 14 48% 16 55%

60-69 14 48% 10 35% 4 14%

50-59 4 14% 2 7% - -

Jumlah 29 100% 29 100% 29 100%

KKM= 70 70 70

Niali Rata-rata 65,3 68,7 74,4

Nilai Tertinggi 85 90 95

Nilai Terendah 55 55 65

Tabel 4.12

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Prasiklus, Siklus I, Siklus II

No Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II

Siswa Persentase Siswa Persentase Siswa Persentase

1 Tuntas ≥ 70 11 38% 17 58% 25 86%

2 Tidak Tuntas

< 70

18 62% 12 42% 4 14%

47

Gambar 4.8

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I, Siklus II

Dari paparan diatas terlihat bahwa proses pembelajaran IPA pada siswa

kelas V SD Negeri Tukang Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang semester II

tahun ajaran 2014-2015 dengan menggunakan model pembelajaran NHT telah

mampu meningkatkan jumlah siswa yang tuntas belajar dari 38% siswa pada

tahapan prasiklus menjadi 58% pada tahapan siklus I dan 86% pada tahapan siklus

II. Persentase ketuntasan belajar siswa sudah mencapai indikator kinerja yang

ditetapkan sebesar 85% siswa tuntas belajar.

4.8 Pembahasan

Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas V SD Negeri

Tukang Kecamatan Pabelan kabupaten Semarang seemester II tahunajaran 2014-

2015 ditemukan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah,

sebanyak 62% dari 29 siswa atau 18 siswa belum mencapai KKM yang

ditetapkan sebesar 70, sedangkan 38% dari 29 siswa atau 11 siswa telah mencapai

KKM yang ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemanfaatan alat

peraga pada saat proses pembelajaran. Siswa akan mudah memahami materi yang

diajarkan melaui alat peraga karena siswa mempraktekkannya secara langsung.

0

5

10

15

20

25

30

Prasiklus Siklus I Siklus II

Ju

mla

h S

isw

a

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Tidak Tuntas

Tuntas

48

Selain itu model pembelajaran yang digunakan guru kelas V SD Negeri Tukang

Kecamatan Pabelan kabupaten Semarang seemester II tahun ajaran 2014-2015

belum menarik perhatian siswa, pembelajaran masih berpusat kepada guru. Guru

masih menggunakan metode ceramah sehingga dalam proses pembelajaran siswa

terlihat pasif.

Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri

Tukang Kecamatan Pabelan kabupaten Semarang seemester II tahun ajaran 2014-

2015 peneliti menggunakan model pembelajaran NHT berbantuan KIT IPA. Pada

siklus I menunjukkan peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 20%,

pada tahapan prasiklus siswa yang tuntas belajar sebanyak 38% setelah dilakukan

tindakan siklus I jumlah siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 58%.

Karena hasil yang diharapkan belum memenuhi indikator kinerja sebesar 85%

dari keseluruhan siswa kelas V, maka peneliti mengadakan tindakan siklus II.

Berdasarkan kekurangan pada siklus I peneliti melakukan perbaikan pada

tindakan siklus II. Pada siklus II menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar

sebesar 86% dari sebelumnya 58%. Hal ini indikator kinerja yang ditetapkan

peneliti sudah tercapai. Namun masih ada 14% siswa atau 4 siswa yang belum

mencapai KKM. Berdasarkan keterangan dari guru kelas V SD Negeri Tukang 3

dari 4 siswa yang belum tuntas mereka tinggal bersama nenek mereka, orang tua

mereka merantau di sumatra, mereka kurang mendapatkan perhatian, mereka

jarang belajar dirumah, sedangkan 1 siswa yang belum tuntas ketika mengerjakan

soal evaluasi siklus II dalam keadaan sakit batuk dan flu hal ini menyebabkan

siswa tersebut tidak bisa konsentrasi dalam mengerjakan soal evaluasi siklus II.