Upload
vuthien
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
19
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)
terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siwa dan hasil belajar siswa sehingga
kualitas pembelajaran Matematika dapat meningkat. Berikut ini akan dipaparkan hasil
penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)
pada siswa kelas IV SDN Semampir 01.
4.1.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus 1
1) Perencanaan
Hal-hal yang dilakukan pada perencanaan siklus 1 adalah sebagai
berikut:
a. Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dengan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)
b. Menyiapkan sumber dan media pembelajaran
c. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa
d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan I dimulai pada tanggal 23 April 2012 dengan materi
menjumlahkan pecahan, diawali dengan pengondisian kelas, menyiapkan
media/alat peraga, salam, doa, dan presensi. Guru melakukan apersepsi
dengan bertanya kepada siswa, “Apakah kamu pernah makan buah jeruk,
kemudian yang sebagian diberikan kepada temannya?”. Kemudian guru
20
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi kepada siswa
untuk mengikuti pelajaran. Pada kegiatan eksplorasi diadakan pre tes
untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Buah jeruk digunakan sebagai
media nyata yang ada di sekitar lingkungan untuk menarik perhatian
siswa, jeruk tersebut dibagi menjadi beberapa bagian dengan maksud
membuka pengetahuan awal siswa. Siswa dibentuk kelompok kecil yang
terdiri dari 2 - 3 anak secara heterogen berdasarkan hasil dari pre tes.
Masing-masing kelompok mendapatkan LKS yang berisi tentang
permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa dengan memperhatikan
buah jeruk untuk menanamkan konsep pada menggunakan pecahan
dalam pemecahan masalah. Guru memberikan kesempatan kepada para
siswa untuk berdiskusi bersama dengan teman satu kelompok untuk
memecahkan permasalahan yang disajikan. Setelah selesai berdiskusi,
perwakilan kelompok maju mempresentasikan hasil diskusinya dan
kelompok lain memberikan respon. Guru memberikan tanggapan terhadap
hasil diskusi yang telah dilakukan, siswa diberi penghargaan dari hasil
diskusi tersebut. Sebelum guru dan siswa menyimpulkan materi secara
bersama, siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum
dipahami. Pembelajaran ditutup dengan mengerjakan soal evaluasi yang
dikerjakan siswa secara individu untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap materi penjumlahan pecahan. Siswa diberi tugas rumah untuk
mengerjakan LKS dan membawa kue atau roti.
21
Pada pertemuan II tanggal 26 April 2012, materi yang diberikan
masih sama dengan pertemuan pertama yaitu menjumlahkan pecahan.
Guru meminta siswa untuk mengeluarkan kue yang dibawanya dan tiap
siswa diminta menyebutkan nama kue tersebut. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan memberi motivasi kepada siswa untuk aktif
dalam mengikuti pelajaran. Kegiatan inti dimulai dengan pertanyaan
tentang pelajaran pertemuan sebelumnya. Guru menarik perhatian siswa
dengan memperlihatkan gambar kue. Siswa dibentuk kelompok kecil yang
terdiri dari 3 - 4 orang secara heterogen, tiap kelompok mendapatkan LKS
yang berisi tentang permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa.
Pada tiap LKS disertai dengan gambar kue dan permasalannya. Guru
membimbing jalannya diskusi dan memberikan bantuan kepada kelompok
yang mengalami kesulitan. Selesai berdiskusi tiap perwakilan kelompok
maju mempresentasikan hasil diskusinya secara bergantian, kelompok
lain memberikan tanggapan. Guru memberikan tanggapan terhadap hasil
diskusi yang telah dilakukan dan memberikan penghargaan dari hasil
diskusi siswa tersebut. Siswa diberi kesempatan mengajukan pertanyaan
terhadap materi yang belum dipahami. Siswa bersama dengan guru
menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Siswa diberi post tes untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
penjumlahan pecahan. Siswa dengan bimbingan guru membuat catatan
tentang materi yang telah dipelajari. Siswa diberi tugas rumah untuk
mengerjakan LKS.
22
Pertemuan III tanggal 28 April 2012, membahas tentang
pengurangan pecahan. Guru menanyakan pelajaran yang lalu tentang
penjumlahan pecahan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti pelajaran. Guru menarik
perhatian siswa dengan memperlihatkan buah semangka yang sudah
dikenal oleh siswa. Guru memberikan pertanyaan pada siswa untuk
mengingat kembali pelajaran pertemuan yang lalu. Guru mengadakan pre
tes, setelah itu kelas dibentuk kelompok kecil yang terdiri dari 3 - 4 orang
secara heterogen. Guru membagikan LKS yang berisi tentang
permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa. Guru memberikan
kesempatan untuk berdiskusi bersama dengan teman satu kelompok
untuk menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru berkaitan dengan
operasi hitung pecahan. Tiap perwakilan kelompok maju
mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas secara bergantian,
kelompok yang lain memberikan tanggapan terhadap kelompok yang
maju. Guru memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi yang telah
dilakukan. Guru memberikan penghargaan dari hasil diskusi siswa
tersebut. Siswa diberi kesempatan mengajukan pertanyaan terhadap
materi yang belum dipahami. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari. Siswa diberi post tes untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi penjumlahan dan
pengurangan pecahan. Siswa dengan bimbingan guru membuat catatan
tentang materi yang telah dipelajari.
23
Pertemuan IV tanggal 30 April 2012 masih tentang mengurangkan
pecahan. Guru melakukan apersepsi, “Siapa yang pernah melihat ibu
memotong buah-buahan?”. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberi motivasi kepada siswa untuk aktif dalam mengikuti pelajaran.
Sebelum memulai kegiatan inti guru mengadakan pre tes, kemudian siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3 - 4 orang
secara heterogen. Guru membagikan LKS yang berisi tentang
permasalahan sehari-hari yang harus dipecahkan oleh siswa yang
berkaitan dengan operasi hitung pecahan. Guru memberikan kesempatan
kepada para siswa untuk berdiskusi bersama dengan teman satu
kelompok untuk memecahkan permasalahan yang disajikan. Guru
meminta tiap perwakilan kelompok untuk maju mempresentasikan hasil
diskusi secara bergantian. Perwakilan tiap kelompok mempresentasikan
hasil diskusinya, kelompok yang lain memberikan tanggapan terhadap
kelompok yang maju ke depan. Guru memberikan tanggapan terhadap
hasil diskusi yang telah dilakukan. Guru memberikan penghargaan dari
hasil diskusi siswa tersebut. Siswa diberi kesempatan mengajukan
pertanyaan terhadap materi yang belum dipahami. Siswa bersama guru
menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa diberi
post tes untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap
materi pengurangan pecahan. Pelajaran ditutup dengan pemberian tugas
rumah kepada siswa untuk mengerjakan LKS.
24
3) Observasi
a. Aktivitas Belajar Siswa
Pada siklus 1 ini, observer mengamati setiap kejadian, perilaku,
perubahan pada siswa dengan menggunakan lembar observasi
aktivitas siswa.
Lembar pengamatan aktivitas siswa tersebut terdiri dari 8
indikator yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Matematika dengan Menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada Siklus 1
No Indikator Hasil yang
Dicapai Jml
Total Skor
Rata-rata Skor
Kriteria
1 2 3 4
1. Kesiapan siswa dalam belajar
- 5 12 4 62 2,95 Baik
2 Siswa memperhatikan penjelasan guru
- 7 14 - 56 2,67 Baik
3 Menjawab pertanyaan
1 10 10 - 51 2,43 Baik
4. Siswa tertib saat pembentukan kelompok
3 7 11 - 50 2,38 Baik
5. Aktif dalam diskusi kelompok
- 8 11 2 57 2,71 Baik
6. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok
- 12 9 - 51 2,43 Baik
7. Siswa aktif dalam mengeluarkan pendapat
- 9 10 2 56 2,67 Baik
8. Siswa menyimpulkan materi
- 9 12 - 54 2,57 Baik
Jumlah 437
25
Rata-rata 2,60
Rata-rata persentase 65,02%
Kategori Baik
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada tabel di atas
pembelajaran Matematika dengan menerapkan Pendekatan Realistic
Mathematic Education (RME) diperoleh rata-rata skor 2,60 dengan
rata-rata persentase 65,02% masuk dalam kategori baik.
b. Hasil Belajar Siswa
Pada akhir pembelajaran guru melakukan tes evaluasi untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran
sebelumnya yaitu sebelum dilakukan tindakan. Berikut adalah data
hasil belajar siswa siklus 1:
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1
No Hasil Belajar Data Awal Siklus 1
1 Nilai tertinggi 90 100
2 Nilai terendah 20 40
4 Rata-rata 54,29 65,71
5 Persentase ketuntasan belajar 47,61% 66,66%
Menurut data tabel di atas, data awal sebelum dilakukan
tindakan nilai rata-rata kelas adalah 54,29 dengan nilai terendah 20
dan nilai tertinggi 90. Ketuntasan belajar klasikal sebelum dilakukan
tindakan adalah sebesar 47,61%.
Setelah dilakukan tindakan siklus 1 dengan menerapkan
Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME), terjadi
peningkatan hasil belajar siswa dengan rerata kelas 65,71, nilai
26
0
20
40
60
80
100
120
Nilai tertinggi Nilaiterendah
Rata-rata Presentaseketuntasan
Data awal
Siklus 1
tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 40. Ketuntasan belajar
klasikal sebesar 66,66%. Paparan hasil belajar siswa dengan
menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dapat
digambarkan dalam diagram berikut:
Diagram 4.1 Hasil Belajar Matematika dengan Menerapkan Pendekatan
Realistic Mathematic Education (RME) pada Siklus 1
Diagram di atas menunjukkan bahwa 66,66% siswa yaitu 14 dari
21 siswa mangalami ketuntasan balajar, dan 33,33% siswa yaitu 7 dari
21 siswa tidak tuntas. Akan tetapi ketuntasan belajar Matematika
tersebut belum mencapai target yang diinginkan, yang tercantum
dalam indikator keberhasilan yaitu sekurang-kurangnya 75% dari
ketuntasan belajar individual siswa.
4) Refleksi
Setelah guru melakukan proses belajar dengan Pendekatan Realistic
Mathematic Education (RME) hasil belajar siswa menjadi mengalami
27
peningkatan. Terbukti 66,66% siswa mengalami ketuntasan belajar dengan nilai
di atas KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu ≥ 60. Berdasarkan hasil
pelaksanaan tindakan dan pengamatan pada siklus 1 dapat diketahui bahwa
proses pembelajaran berjalan cukup lancar sesuai dengan rencana dan telah
meningkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sebesar 19,05%.
Kekurangan pada siklus 1 akan diperbaiki pada siklus berikutnya, yaitu pada
siklus 2.
4.1.2 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus 2
1) Perencanaan
Hal-hal yang dilakukan pada perencanaan siklus 2 adalah sebagai
berikut:
a. Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dengan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)
b. Menyiapkan sumber dan media pembelajaran
c. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa
d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas belajar
siswa.
2) Pelaksanaan Tindakan
Siklus 2 pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 03 Mei 2012,
dengan materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi kepada
siswa untuk mengikuti pelajaran. Guru menarik perhatian siswa dengan
memperlihatkan buah semangka yang sudah dikenal oleh siswa. Guru
memberi pertanyaan pada siswa untuk mengingat kembali pelajaran
28
pertemuan yang lalu. Guru mengadakan pre tes, kemudian siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3 - 4 orang secara
heterogen. Guru membagikan LKS yang berisi tentang permasalahan
yang harus dipecahkan oleh siswa. Guru memberikan kesempatan untuk
berdiskusi bersama dengan teman satu kelompok untuk menyelesaikan
soal yang diberikan oleh guru berkaitan dengan operasi hitung pecahan.
Guru meminta tiap perwakilan kelompok untuk maju mempresentasikan
hasil kerjanya di depan kelas secara bergantian. Kelompok yang lain
memberikan tanggapan terhadap kelompok yang maju ke depan. Guru
memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi yang telah dilakukan. Guru
memberikan penghargaan dari hasil diskusi siswa tersebut. Siswa diberi
kesempatan mengajukan pertanyaan terhadap materi yang belum
dipahami. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Siswa diberi post tes untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi penjumlahan dan pengurangan
pecahan. Siswa dengan bimbingan guru membuat catatan tentang materi
yang telah dipelajari.
Pertemuan kedua dilakasanakan tanggal 05 Mei 2012, membahas
materi yang sama dengan pertemuan sebelumnya. Guru melakukan
apersepsi, “Siapa yang pernah melihat ibu memotong buah-buahan?”.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi kepada
siswa untuk mengiuti pelajaran. Guru mengadakan pre tes pada siswa,
kemudian siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari
29
3 - 4 orang secara heterogen. Guru membagikan LKS yang berisi tentang
permasalahan sehari-hari yang harus dipecahkan oleh siswa yang
berkaitan dengan operasi hitung pecahan. Guru memberikan kesempatan
kepada para siswa untuk berdiskusi bersama dengan teman satu
kelompok untuk memecahkan permasalahan yang disajikan. Guru
meminta tiap perwakilan kelompok untuk maju mempresentasikan hasil
diskusi secara bergantian. Perwakilan tiap kelompok mempresentasikan
hasil diskusinya. Kelompok yang lain memberikan tanggapan terhadap
kelompok yang maju ke depan. Guru memberikan tanggapan terhadap
hasil diskusi yang telah dilakukan. Guru memberikan penghargaan dari
hasil diskusi siswa tersebut. Siswa diberikan kesempatan mengajukan
pertanyaan terhadap materi yang belum dipahami. Siswa bersama guru
menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kegiatan
refleksi, yang dilakukan dengan menanyakan kepada siswa apakah
kegiatan pembelajaran tadi mengasyikkan atau tidak, menyenangkan atau
tidak. Penegasan, dilakukan dengan cara memnjelaskan kembali
mengenai konsep pengurangan pecahan. Siswa deberi post tes untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
pengurangan pecahan. Siswa diberi tugas rumah untuk mengerjakan LKS.
30
3) Observasi
a. Aktivitas Belajar Siswa
Pada siklus 2 ini, observer mengamati setiap kejadian, perilaku,
perubahan pada siswa dengan menggunakan lembar observasi
aktivitas siswa.
Lembar pengamatan aktivitas siswa tersebut terdiri dari 8
indikator yang diamati yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Matematika dengan Menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada Siklus 2
No Indikator Hasil yang
Dicapai Jml
Total Skor
Rata-rata Skor
Kriteria
1 2 3 4
1. Kesiapan siswa dalam belajar
- - 11 10 73 3,48 Sangat
Baik
2 Siswa memperhatikan penjelasan guru
- 3 7 11 71 3,38 Sangat
Baik
3 Menjawab pertanyaan
- - 10 11 74 3,52 Sangat
Baik
4. Siswa tertib saat pembentukan kelompok
- 1 8 12 74 3,52 Sangat
Baik
5. Aktif dalam diskusi kelompok
- 3 8 10 70 3,33 Sangat
Baik
6. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok
- - 12 9 72 3,43 Sangat
Baik
7. Siswa aktif dalam mengeluarkan pendapat
- 3 12 6 66 3,14 Sangat
Baik
8. Siswa menyimpulkan materi
- - 12 9 72 3,43 Sangat
Baik
Jumlah 572
31
Rata-rata 3,40
Rata-rata persentase 85,11%
Kategori Sangat Baik
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada tabel di atas
pembelajaran Matematika dengan menerapkan Pendekatan Realistic
Mathematic Education (RME) diperoleh rata-rata skor 3,40 dengan
rata-rata persentase 85,11% masuk dalam kategori sangat baik.
Melalui pengamatan aktivitas belajar siswa, pada siklus 2 ini
mengalami peningkatan dibanding dengan siklus 2. Hal ini terlihat dari
peningkatan skor di beberapa indikator.
b. Hasil Belajar Siswa
Pada akhir pembelajaran guru melakukan tes evaluasi untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran
sebelumnya . Berikut adalah data hasil belajar siswa siklus I2:
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa pada Siklus 2
No Hasil Belajar Siklus 1 Siklus 2
1 Nilai tertinggi 100 100
2 Nilai terendah 40 50
4 Rata-rata 65,71 71,90
5 Persentase ketuntasan belajar 66,66% 80,95%
Peningkatan hasil belajar pada tiap siklus mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Lebih jelasnya peningkatan data
hasil belajar siswa dari siklus 1 sampai dengan siklus 2 dapat dilihat
pada diagram batang di bawah ini:
32
0
20
40
60
80
100
120
Nilai tertinggi Nilaiterendah
Rata-rata Presentaseketuntasan
Siklus 1
Siklus 2
Diagram 4.2 Hasil Belajar Matematika dengan Menerapkan Pendekatan Realistic
Mathematic Education (RME) pada Siklus 2
Dari tabel dan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa
pada siklus 2 rata-rata nilai tes siswa mengalami peningkatan
dibanding dengan siklus 1. Nilai rata-rata mencapai 71,90 dan jumlah
siswa yang tuntas belajar juga mengalami peningkatan yaitu 17 siswa
dari 21 siswa atau sekitar 80,95%. Kriteria tingkat keberhasilan siswa
pada siklus 2 masuk dalam kategori baik. Data tersebut menunjukkan
bahwa hasil belajar pada siklus 2 telah mencapai indikator yang
ditentukan yaitu ketuntasan minimal sebesar 75%.
4) Refleksi
Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 2 secara keseluruhan
sangat baik dan mencapai target yang diinginkan. Guru memahami dan
mampu menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME),
sehingga aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa meningkat,
33
dampaknya kualitas pembelajaran Matematika juga meningkat. Akan
tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
berikutnya, antara lain ketertiban siswa dalam melaksanakan diskusi,
pengelolaan kelas juga masih perlu ditingkatkan.
4.1.3 Hasil Analisis Data
Berikut ini hasil aktivitas belajar siswa dengan menerapkan Pendekatan
Realistic Mathematic Education (RME) pada siklus 1 dan siklus 2.
Tabel 4.5 Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus 1 dan 2
No Pencapaian Siklus 1 Siklus 2
1 Rata-rata aktivitas belajar siswa 2,60 3,40
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata
aktivitas belajar siswa pada siklus 1 adalah 2,60 dengan persentase 65,02%,
pada siklus 2 menjadi 3,40 dengan persentase 85,11%. Hal ini menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan pada aktivitas belajar siswa.
Berikut ini hasil belajar siswa yang dimulai dari data awal, siklus 1, dan
siklus 2.
Tabel 4.6 Hasil Belajar Data Awal, Siklus 1, dan Siklus 2
No Pencapaian Data awal Siklus 1 Siklus 2
1 Nilai rata-rata 54,29 65,71 71,90
2 Nilai terendah 20 40 50
3 Nilai tertinggi 90 100 100
4 Siswa yang tidak tuntas 11 (52,38%) 7 (33,33%) 4 (19,04%)
5 Siswa yang tuntas 10 (47,61%) 14 (66,66%) 17 (80,95%)
6 Persentase ketuntasan 47,61% 66,66% 80,95%
34
0
20
40
60
80
100
120
Data awal Siklus 1 Siklus 2
Nilai rata-rata
Nilai terendah
Nilai tertinggi
Siswa yang tidak tuntasbelajar
Siswa yang tuntas belajar
Presentase ketuntasanbelajar
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa data awal
menunjukkan nilai rata-rata 54,29 sehingga siswa belum mencapai ketuntasan
belajar. Setelah dilaksanakan pembelajaran Matematika menerapkan
Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) terjadi peningkatan pada
siklus 1 yaitu 65,71 dan dengan presentase 66,66% siswa tuntas belajar.
Pada siklus 2 terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dari 65,71 pada
siklus 1 menjadi 71,90 pada siklus 2. Persentase ketuntasan belajar pada
siklus 2 adalah 80,95%.
Berikut ini disajikan diagram tentang perolehan data hasil belajar siswa.
Diagram 4.3 Hasil Belajar Data Awal, Siklus 1, dan Siklus 2
35
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pemaknaan Temuan penelitian
Pembahasan lebih banyak didasarkan pada hasil observasi aktivitas
belajar siswa dan hasil belajar pada setiap siklusnya dengan menerapkan
Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME).
1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
a. Siklus 1
Pada siklus I observer mengamati setiap kejadian, perilaku,
perubahan pada siswa dengan menggunakan lembar observasi
aktivitas belajar siswa. Dalam lembar pengamatan aktivitas belajar
siswa tersebut, terdapat delapan indikator yang diamati. Pada indikator
siswa memperhatikan penjelasan guru, rata-rata mendapat kategori
baik. Siswa bekerjasama dalam kelompok dan aktif dalam kegiatan
kelompok mendapat kategori baik, siswa berani mengemukakan
pendapat, serta mengajukan pertanyaan dengan baik. Hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education
(RME) meningkat dibanding sebelum dilakukan tindakan.
Pada kegiatan akhir siswa mengerjakan evaluasi dengan baik.
Semua siswa mengerjakan soal evaluasi dengan tertib. Siswa dapat
menyelesaikan soal sesuai batas waktu yang ditentukan. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan dari pembelajaran sebelumnya.
36
b. Siklus 2
Pada siklus 2 setiap kejadian, perilaku, perubahan pada siswa
terus dipantau peningkatannya. Observer mengamati aktivitas belajar
siswa dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa.
Dalam lembar pengamatan tersebut, terdapat delapan indikator yang
diamati. Pada indikator siswa memperhatikan penjelasan guru
mendapat kategori sangat baik. Beberapa siswa terlibat dalam
penggunaan alat peraga sehingga siswa antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan salah satu kegunaan media
pembelajaran yaitu dapat enimbulkan kegairahan belajar, interaksi
lebih langsung antara murid dengan sumber belajar (Daryanto,
2010:5). Siswa bekerjasama dalam kelompok dan aktif dalam
kelompok mendapat kategori sangat baik. Ini menunjukkan bahwa
dalam proses pembelajaran meningkat dibanding pembelajaran pada
siklus 2. Hal ini terlihat dari peningkatan skor beberapa indikator. Dari
pengamatan tesebut sebagian besar siswa mendengarkan penjelasan
guru dengan sangat baik, siswa melakukan diskusi sesuai petunjuk
guru. Siswa dapat bekerjasama dengan baik, tidak ragu-ragu lagi
dalam mengeluarkan pendapat. Semua anggota kelompok
berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok.
Pada kegiatan akhir siswa membuat kesimpulan dengan sangat
baik. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mulyasa (2006:88),
bahwa meninjau kembali pelajaran yang telah disampaikan dapat
37
dilakukan dengan cara merangkum inti pelajaran atau menarik suatu
kesimpulan.
Setelah itu siswa mengerjakan evaluasi dengan sangat baik.
Semua siswa mengerjakan soal evaluasi dengan tertib. Siswa dapat
menyelesaikan soal sesuai batas waktu yang ditentukan. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan dari pembelajaran sebelumnya.
2) Hasil Belajar Siswa
Pada siklus 1 mengalami peningkatan hasil belajar dibanding
dengan hasil belajar pada data awal sebelum dilakukan tindakan. Hasil
belajar siklus 1 nilai rata-rata kelas adalah 65,71 dengan nilai terendah 40
serta nilai tertinggi sebesar 100. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal
yang diperoleh siswa adalah 66,66% dengan jumlah siswa yang tuntas
belajar sebanyak 14 siswa dari 21 siswa. Kriteria tingkat keberhasilan
belajar siswa pada siklus I masuk dalam kategori baik .
Pada siklus 2 mengalami peningkatan hasil belajar dibanding
dengan hasil belajar pada siklus 1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa siklus 2
mencapai 71,90 dengan nilai terendah 50 dan nilai tertinggi sebesar 100.
Ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh sebesar 80,95% dengan jumlah
siswa yang tuntas belajar sebanyak 17 dari 21 siswa. Pada siklus 2 kriteria
tingkat keberhasilan belajar masuk dalam kategori baik.
Berdasarkan data di atas hasil belajar siswa pada pembelajaran
Matematika mengalami peningkatan yang signifikan dari tiap siklusnya.
Pada siklus 1 ketuntasan hasil belajar mencapai 66,66% dan pada siklus 2
38
mencapai 80,95%. Kenaikan tersebut mencapai 14,29%. Pencapaian
ketuntasan belajar tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yang
ditetapkan peneliti yaitu sebesar 75% siswa mengalami ketuntasan belajar.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan Pendekatan Realistic
Mathematic Education (RME) dapat meningkatkan hasil belajar pada mata
pelajaran Matematika. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Mulyasa (2004:114), bahwa dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan
berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang postitif pada diri peserta
didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%).
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian
Dalam penelitian yang telah dilakukan jelas bahwa terjadi adanya
peningkatan baik itu berupa aktivitas belajar siswa maupun hasil belajar siswa
dalam pembelajaran. Hal ini dapat membuktikan bahwa dengan menerapkan
Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran matematika.
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika meningkat setelah
menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME). Peningkatan
hasil belajar siswa yang terjadi selama pelaksanaan penelitian terjadi karena:
1) Guru mengaitkan pembelajaran dengan masalah kontekstual
2) Guru menggunakan media berupa benda nyata untuk menarik minat siswa
3) Keaktifan siswa dalam kelompok.