23
58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Data 4.1.1.1. Deskripsi Objek dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X-1 dan X-2 SMAN 1 Pabelan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang pada semester 1. SMAN 1 Pabelan merupakan sekolah negeri yang terletak di desa Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Secara umum sarana dan prasarana di SMAN 1 Pabelan ini telah memadai, terlihat dari ruang kelas yang masih dalam kondisi baik dan nyaman. Ketersedian penunjang dalam proses pembelajaran yang cukup lengkap yaitu perpustakaan, laboratorium komputer, lapangan olah raga dan masih banyak lagi sarana dan prasarana yang ada. Hasil pengamatan terhadap pembelajaran di SMAN 1 Pabelan, tampak bahwa paradigma lama masih dominan. Dimana metode yang masih sering digunakan beberapa guru adalah ceramah bervariasi. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X-2 sebagai kelas eksperimen yang terdiri dari 21 siswa, dan kelas X-1 sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 21 siswa. Di bawah ini merupakan tabel rincian jumlah siswa yang digunakan dalam penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Deskripsi Data

4.1.1.1. Deskripsi Objek dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X-1 dan X-2

SMAN 1 Pabelan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang

pada semester 1. SMAN 1 Pabelan merupakan sekolah negeri

yang terletak di desa Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten

Semarang. Secara umum sarana dan prasarana di SMAN 1

Pabelan ini telah memadai, terlihat dari ruang kelas yang masih

dalam kondisi baik dan nyaman. Ketersedian penunjang dalam

proses pembelajaran yang cukup lengkap yaitu perpustakaan,

laboratorium komputer, lapangan olah raga dan masih banyak

lagi sarana dan prasarana yang ada.

Hasil pengamatan terhadap pembelajaran di SMAN 1

Pabelan, tampak bahwa paradigma lama masih dominan. Dimana

metode yang masih sering digunakan beberapa guru adalah

ceramah bervariasi.

Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X-2 sebagai kelas

eksperimen yang terdiri dari 21 siswa, dan kelas X-1 sebagai

kelas kontrol yang terdiri dari 21 siswa. Di bawah ini merupakan

tabel rincian jumlah siswa yang digunakan dalam penelitian.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

59

Tabel 4.7

Data Subjek Penelitian

Di SMAN 1 PabelanKecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2012/2013

Jenis

Kelamin

Kelas Eksperimen Kelompok Kontrol

(X-2) (X-1)

Frekuen

si

Persentase

(%)

Frekuen

si

Persentase

(%)

Laki-laki 12 57,2% 12 57,2%

Perempuan 9 42,8% 9 42,8%

Jumlah 21 100% 21 100%

Pemilihan SMAN 1 Pabelan ini dikarenakan memiliki kualitas,

fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian

ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

yang menerima perlakuan dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray ) yaitu

kelas X-1 dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah

yaitu kelas X-2.

4.1.1.2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 17 – 24 November

2012. Proses pembelajaran dilakukan di kelas eksperimen

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

60

Stay Two Stray) dan di kelas kontrol menggunakan metode

ceramah. Materi yang disampaikan dengan standart kompetensi “

menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan

dan perlindungan hak asasi manusia (HAM), dan kompetensi

dasar yaitu : 1). Menganalisis upaya pemajuan, penghormatan,

dan penegakan manusia, 2). Menampilkan peran serta dalam

upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakan HAM di

Indonesia. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan 2 kali pertemuan,

dan setiap kali bertemu/ tatap muka adalah 2 x 45 menit.

4.1.1.2.1. Proses Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen

Proses pembelajaran di mulai sesuai jadwal yaitu pukul

07.00 sampai 08.30. Dalam proses pembelajaran guru membagi

siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 4 siswa yang

heterogen dan membagikan lembar materi yang di dalamnya

juga terdapat sub-sub materi yang berbeda dan soal uraian yang

harus dikerjakan siswa dalam kelompok.

Sebelumnya guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai,

kegiatan yang harus dilakukan siswa dan memberi dorongan

motivasi kepada siswa untuk bekerjasama dalam kelompok.

Selama proses pembelajaran guru hanya sebagai fasilitator

dimana pembelajaran ini berpusat pada siswa bukan pada guru.

Guru menyampaikan langkah-langkah atau tahapan dalam

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

61

pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Pada awalnya para siswa

merasa ingin lebih tahu apa itu TSTS, karena sebagian besar

siswa belum mengetahui metode pembelajaran kooperatif tipe

TSTS, sehingga diperlukan penjelasan yang detail dari guru.

Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk membentuk

kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa. Setelah terbentuk

kelompok yang beranggotakan 4 orang , tiap-tiap kelompok

memahami materi yang diberikan oleh guru dan mengerjakan

soal uraian pada lembar materi bersama anggota kelompok.

Kelompok I mendapatkan sub materi dan berisi tugas kelompok

yaitu tentang pengertian HAM dan membuat kesimpulan

kelompok tentang pengertian HAM serta perbedaan dari para

ahli tentang HAM. Kelompok II mendapatkan sub materi

tentang macam-macam HAM secara Universal dan tugas

kelompok yaitu menjelaskan macam-macam HAM beserta

contohnya. Kelompok III memperoleh sub materi tentang

macam-macam HAM berdasarkan UU No.39 tahun 1999 dan

Universal Declaration Of Human Right dengan tugas kelompok

yaitu menjelaskan macam-macam HAM berdasarkan UU No.39

tahun 1999 dan menurut Universal Declaration Of Human Right

beserta contohnnya. Kelompok IV memperoleh materi tentang

upaya pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM dengan

tugas kelompok yaitu menjelaskan langkah-langkah yang

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

62

dilakukan pemerintah dalam upaya pemajuan, penghormatan,

dan penegakan HAM.. Kelompok V memperoleh materi tentang

instrumen HAM Nasional dengan tugas kelompok menjelaskan

isi dari instrumen HAM Nasional.

Setelah selesai dua anggota kelompok secara terpisah

bertamu untuk mencari informasi dari kelompok lain,

sedangkan dua anggota kelompok yang tinggal bertugas

membagi hasil pekerjaan kelompok kepada tamu yang datang

dari kelompok lain. Setelah masing-masing kelompok bertamu

dan menemukan temuan dari kelompok lain, dua anggota

kelompok yang bertamu kembali kekelompok asal dan

mendiskusikan hasil temuannya kepada kelompoknya. Setelah

selesai setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya.

Pada pertemuan kedua guru memberikan materi

selanjutnya dan menyuruh siswa untuk bekerjasama dalam

kelompok sesuai dengan kelompok yang sudah terbentuk pada

pertemuan pertama. kelompok yang sudah terbentuk

mendapatkan sub materi yang berbeda. Kelompok I

memperoleh sub materi upaya-upaya penegakan HAM di dunia,

kelompok II memperoleh sub materi upaya-upaya penegakan

HAM di Indonesia, Kelompok III memperoleh sub materi

lembaga – lembaga Nasional khusus menangani masalah HAM,

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

63

kelompok IV memperoleh sub materi proses penegakan HAM di

Indonesia dan kelompok V memperoleh sub materi tentang

peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan, dan

penegakan ham di Indonesia. Setelah bekerjasama dan

mengerjakan tugas dalam kelompok dua anggota kelompok

secara terpisah bertamu ke kelompok lain untuk mendapatkan

informasi hasil kerja kelompok lain, dua anggota yang tinggal

bertugas membagi hasil kerja kelompok kepada tamu yang

datang. Setelah selesai dua anggota yang bertamu melaporkan

hasil temuannya kepada kelompok. Selama kegiatan kelompok

tiap kelompok sangat antusias dan pada saaat bertamu,

kelompok yang menerima tamu juga ikut bekerjasama yaitu

memberikan informasi hasil kerja kelompoknya.Tiap-tiap

kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok. Namun pada

pertemuan ke dua ini hanya salah satu kelompok yang

mempresentasikan hasil kerja kelompok karena keterbatasan

waktu. Kegiatan kelompok masih sama yaitu ada dua anggota

yang bertamu dan ada dua yang tinggal. Sebagai akhir

pembelajaran guru memberikan postes kepada masing-masing

siswa untuk melihat hasil belajar siswa.

Dalam proses pembelajaran menggunakan metode

pembelajaraan kooperatif tipe TSTS ini tiap-tiap anggota

kelompok ada yang aktif dan ada yang kurang sehingga guru

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

64

mencoba memberikan motivasi, sebagian kelompok dapat

bekerjasama dengan baik namun, ada beberapa kelompok yang

mempunyai kerjasama baik dalam anggotanya, selalu bertanya

dan kritis terhadap kelompok yang mempresentasikan hasil kerja

kelompok adalah kelompok I, II, dan V. Proses pembelajaran

menggunakan metode pembelajaran kooperatif TSTS ini,

terdapat hambatan/ kendala yang dihadapi siswa yaitu pada

pertemuan pertama ada sebagian anggota kelompok belum

paham dengan tugas tiap anggota yang bertamu dan yang tinggal

dalam kelompok dikarenakan terlambat masuk kelas . Namun

semua itu dapat diatasi guru dengan cara memberikan

penjelasan kepada masing-masing kelompok, sehingga selama

pembelajaran dengan TSTS ini berjalan dengan baik. Adapun

rincian langkah-langkah pembelajaran PKn dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two

Stay Two Stary) dapat dilihat pada rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) pada lampiran

4.1.1.2.2. Proses Pembelajaran Kelas Kontrol

Proses pembelajaran pada kelas kontrol yaitu lebih

berpusat pada guru. Proses pembelajaran ini dimulai pukul

12.00 sampai 13.30. Pada pertemuan pertama ada beberapa

siswa yang tidak hadir karena sakit dan ada yang mengikuti

latihan sepak bola. Selama proses pembelajaran guru

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

65

menerangkan materi dan siswa memperhatikan dengan seksama.

Jika ada siswa yang belum paham guru mencoba memberikan

pertanyaan kepada siswa lain untuk mencoba menjawab

pertanyaan dari teman mereka yang belum paham, sehingga

terjadi tanya jawab antara guru siswa. Selain itu guru meminta

siswa untuk memberikan contoh-contoh yang berkaitan dengan

materi yang dibahas. Hal ini dilakukan supaya siswa tidak

bosan.

Pada pertemuan kedua ini guru melanjutkan materi yang

selanjutnya. Terdapat kendala/hambatan yang dihadapi selama

proses pembelajaran ini, hal ini dikarenakan jadwal mengajar

pada kelas kontrol yaitu jam ke 7-8 dimana merupakan jam

terakhir, sehingga siswa mulai kelelahan dan bosan, maka guru

memberikan pertanyaan pada siswa sehingga siswa mulai

memikirkan jawabannya. Jika jawaban siswa belum tepat maka

guru akan menunjuk siswa lain untuk mencoba menjawab,

sehingga tidak hanya siswa yang ditunjuk namun yang lain juga

mencoba menjawab. Hal ini dilakukan guru untuk

mengembalikan perhatian siswa pada pelajaran supaya

pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah ini

terlaksana dengan baik dan lancar. Pada akhir pembelajaran

guru memberikan postes untuk melihat hasil belajar siswa.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

66

4.1.1.3. Deskripsi Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

4.1.1.3.1. Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Tabel 4.8 dan 4.9 mendeskripsikan mengenai

frekuensi nilai dan statistik postes hasil belajar pada kelas

eksperimen yang dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 4.8

Frekuensi nilai postes kelas eksperimen

Eksperimen

Frequen

cy

Perce

nt

Valid

Percent

Cumulative

Percent

V

ali

d

70,00 2 9,5 9,5 9,5

73,00 2 9,5 9,5 19,0

75,00 3 14,3 14,3 33,3

78,00 1 4,8 4,8 38,1

80,00 6 28,6 28,6 66,7

85,00 2 9,5 9,5 76,2

88,00 2 9,5 9,5 85,7

90,00 3 14,3 14,3 100,0

Total 21 100,0 100,0

Frekuensi nilai postes kelas eksperimen di atas

menunjukkan bahwa nilai yang terendah yaitu 70 diperoleh 2

siswa, nilai 73 diperoleh 2 siswa, nilai 75 diperoleh 3 siswa, nilai

78 diperoleh 1 siswa, 80 nilai yang paling banyak diperoleh yaitu 6

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

67

siswa, 85 diperoleh 2 siswa, 88 diperoleh 3 siswa dan nilai yang

tertinggi yaitu 90 diperoleh 3 siswa

Tabel 4.9

Stastitik Postes Kelas Eksperimen

Statistics

Eksperimen

N Valid 21

Missing 0

Mean 80,2381

Median 80,0000

Mode 80,00

Std. Deviation 6,53379

Variance 42,690

Range 20,00

Minimum 70,00

Maximum 90,00

Sum 1685,00

Statistik postes kelas eksperimen di atas menunjukkan

bahwa data kemampuan siswa kelas eksperimen setelah diterapkan

metode pembelajaraan kooperatif tipe TSTS diperoleh rentang skor

20. Rentang skor merupakan nilai selisih nilai siswa yang tertinggi

dan nilai terendah. Harga rata-rata hitung atau mean adalah 80,24

dengan simpangan baku 6,534. Sedangkan mediannya atau nilai

tengah dari data yang telah diurutkan dari yang terendah sampai

tertinggi yaitu 80 dengan modus atau nilai yang paling sering

keluar yaitu 80. Nilai postes kelas eksperimen apabila digambarkan

dalam grafik dapat dilihat pada grafiik 4.1 di bawah ini.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

68

Grafik 4.1

Nilai Postes Kelas Eksperimen

4.1.1.3.2. Data Hasil Belajar Pada Kelas Kontrol

Tabel 4.10 dan 4.11 mendeskripsikan mengenai

frekuensi nilai dan statistik postes hasil belajar pada kelas

kontrol yang dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 4.10

Frekuensi Nilai Postes Kelas Kontrol

Kontrol

Frequ

ency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

V

ali

d

70,00 6 28,6 28,6 28,6

73,00 2 9,5 9,5 38,1

75,00 4 19,0 19,0 57,1

80,00 7 33,3 33,3 90,5

85,00 1 4,8 4,8 95,2

90,00 1 4,8 4,8 100,0

Total 21 100,0 100,0

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

69

Frekuensi nilai postes kelas kontrol di atas menunjukkan

bahwa nilai yang terendah yaitu 70 yang diperoleh 6 siswa, nilai

73 diperoleh 2 siswa, nilai 75 diperoleh 4 siswa, nilai 80 diperoleh

paling banyak yaitu 7 siswa, nilai 85 diperoleh yaitu 1 siswa, dan

nilai yang tertinggi 90 diperoleh 1 siswa.

Tabel 4.11

Statistik Postes Kelas Kontrol

Statistics

Kontrol

N Valid 21

Missing 0

Mean 76,2381

Median 75,0000

Mode 80,00

Std. Deviation 5,59379

Variance 31,290

Range 20,00

Minimum 70,00

Maximum 90,00

Sum 1601,00

Statistik postes kelas kontrol di atas menunjukkan bahwa

data kemampuan siswa kelas kontrol setelah diterapkan metode

ceramah diperoleh rentang skor 20 . Rentang skor merupakan nilai

selisih nilai siswa yang tertinggi dan terendah. Harga rata-rata

hitung atau mean adalah 76,24 dengan simpangan baku 5,594.

Sedangkan mediannya atau nilai tengah dari data yang telah

diurutkan dari yang terendah sampai tertinggi yaitu 75 dengan

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

70

modus atau nilai yang paling sering keluar yaitu 80. Nilai postes

kelas kontrol apabila digambarkan dalam grafik dapat dilihat pada

grafik 4.2 di bawah ini.

Grafik 4.2

Nilai Postes Kelas Kontrol

4.1.2. Uji Prasyarat Analisis

4.1.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui data yang

diperoleh dari sampel merupakan data sampel yang berdistribusi

normal. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

71

Tabel 4.12

Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Kontrol ,178 21 ,081 ,881 21 ,015

Eksperime

n

,181 21 ,070 ,925 21 ,108

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov di atas,

pada taraf signifikansi 5% distribusi nilai sampel kelas eksperimen

dan kontrol berasal dari populasi yang normal. Distribusi dikatakan

tidak normal jika taraf signifikansi < 5%. Taraf signifikansi

normalitas kelas kontrol adalah 0,81 jadi 0,81 > 0,05. Taraf

signifikansi kelas eksperimen adalah 0,70. Jadi 0,70 > 0,05.

Berikut ini adalah histogram uji normalitas kelas kontrol

dan kelas eksperimen.

Grafik 4.3

Uji Normalitas Kelas Kontrol

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

72

Grafik 4.4

Uji Normalitas Kelas Eksperimen

4.1.2.2. Uji Homogenitas

Uji ini dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians

dalam populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas

menggunakan uji Levene Statistic. Jika nilai probabilitasnya >

0,05 maka data berasal dari populasi yang variansnya sama atau

homogen. Tetapi, jika nilai probabilitasnya < 0,05 maka data

berasal dari populasi yang variansnya tidak sama atau heterogen

atau berbeda. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.13

di bawah ini

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

73

Tabel 4.13

Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variance

Levene

Statistic

df1 df2 Sig.

Nilipostes Based on Mean ,247 1 40 ,622

Based on Median ,294 1 40 ,591

Based on Median and

with adjusted df

,294 1 39,308 ,591

Based on trimmed mean ,306 1 40 ,583

Berdasarkan hasil pengujian homogenitas dengan Levene

Statistic pada kelas eksperimen dan kelas kontrol taraf

signifikansinya adalah 0,622. Karena hasil perolehan pengujian ini

lebih besar dari 0,05 maka varians kelas kontrol dan eksperimen

adalah homogen

4.1.3. Uji Hipotesis

Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas maka tahap

selanjutnya dilakukan uji Independent Sample T-Test ( uji dua

sampel tidak berhubungan ) dengan bantuan SPSS for windows

version 18. Uji Independent Sample T-Test ini digunakan untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa antara

kedua kelompok kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

𝐻0 = Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara

metode pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan metode

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

74

Ceramah terhadap hasil belajar siswa dalam mata

pelajaran PKn

𝐻1 = Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode

pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan metode Ceramah

terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn

Uji hipotesis di atas menggunakan program SPSS for window

version 18. Berikut ini adalah hasil pengujian perbandingan nilai

rata-rata kelas yang diperlakukan dengan metode pembelajaraan

kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan ceramah.

Tabel 4.14

Hasil perbandingan rata-rata dua variabel bebas

Independent Samples Test

Nilipostes

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

Levene's

Test for

Equality of

Variances

F ,247

Sig. ,622

t-test for

Equality of

Means

T -2,131 -2,131

Df 40 39,072

Sig. (2-tailed) ,039 ,039

Mean Difference -4,00000 -4,00000

Std. Error Difference 1,87694 1,87694

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower -7,79344 -7,79624

Upper -,20656 -,20376

Pengujian hipotesis ini berdasarkan pada kriteria

Independent Samples T-Test yaitu 𝐻0 diterima jika –t tabel lebih

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

75

kecil atau sama dengan t hitung dan t hitung lebih kecil atau

sama t tabel (-t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel ). 𝐻0 ditolak jika –t

hitung lebih kecil dibandingkan –t tabel atau t hitung lebih besar

dibandingkan t tabel (-t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel ).

Untuk menguji 𝐻0 dapat dilakukan berdasarkan pada nilai

signifikansi (probabilitas) yaitu jika signifikansi lebih dari 0,05

(signifikansi > 0,05) maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak dan jika

signifikansi kurang dari 0,05 (signifikansi < 0,05 ) maka 𝐻0

ditolak dan 𝐻1 diterima.

Berdasarkan uji Independent Samples T-Test yang dapat

dilihat pada kolom t-test for Equality of Means pada tabel di atas

dapat diketahui bahwa nilai t hitung hasil belajar PKn pada

kelas eksperimen dan nilai t hitung hasil belajar pada kelas

kontrol sebesar -2,131 dengan nilai signifikansi (2-tailed)

sebesar 0,039.

Pada uji hasil Independent Samples T-Test yang dapat

dilihat pada kolom t-test for Equality of Means pada tabel

no.4.14 di atas diperoleh koofisien t hitung sebesar -2,131 dan

signifikansi 0,039. Sementara nilai t tabel dilihat berdasarkan

nilai distribusi t yang dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 tailed)

dengan derajat kebebasan (df) sebesar 40 (df = 42 -2 ).

Berdasarkan hasil derajat kebebasan yang dilihat pada t tabel

diperoleh nilai sebesar 1,684. Maka dapat diketahui bahwa nilai

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

76

-t hitung < - t tabel (-2,131 < -1,684 ) maka diartikan bahwa 𝑯𝟎

ditolak.

Oleh karena 𝑯𝟎 ditolak berdasarkan pada nilai –t hitung <

-t tabel (-2,131 < -1,684 ) maka 𝑯𝟏 yang menyatakan ada

perbedaan yang signifikan antara pengaruh metode

pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan metode Ceramah

terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas X SMAN 1 Pabelan

semester ganjil tahun ajaran 2012/ 2013 diterima.

Hasil pengujian tersebut, menunjukkan bahwa perbedaan

pengaruh metode pembelajaran yang diterapkan pada kelas

eksperimen, yaitu metode pembelajaran kooperatif tipe Two

Stay Two Stray (TSTS) dan metode Ceramah pada kelas

kontrol terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar

siswa. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis diterima dan

benar.

4.2. Pembahasan

Proses pembelajaran dilakukan di kelas eksperimen menggunakan

metode pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan di kelas kontrol

menggunakan metode ceramah. Materi yang disampaikan dengan

standart kompetensi “ menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan,

penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia (HAM), dan

kompetensi dasar yaitu : 1). Menganalisis upaya pemajuan,

penghormatan, dan penegakan manusia, 2). Menampilkan peran serta

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

77

dalam upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakan HAM di

Indonesia. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan 2 kali pertemuan, dan

setiap kali bertemu/ tatap muka adalah 2 x 45 menit.

Hasil uji hipotesis yaitu terdapat perbedaan pengaruh yang

signifikan antara metode pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay

Two Stray) dan metode Ceramah terhadap hasil belajar PKn pada siswa

kelas X SMA Negari 1 Pabelan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten

Semarang semester ganjil tahun ajaran 2012/2013.

Berdasarkan pengujian tersebut maka 𝐻𝑂 di tolak dan 𝐻1 diterima.

Hal ini menandakan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif

yang diterapkan pada kelas eksperimen, yaitu metode pembelajaran

kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS), dan metode ceramah pada

kelas kontrol terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan.

Perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran

kooperatif tipe TSTS dan metode Ceramah terhadap hasil belajar siswa

pada mata pelajaran PKn ditunjukkan juga oleh rata-rata hasil belajar

pada kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

yang di beri perlakuan menggunakan TSTS menunjukkan bahwa dari 21

siswa diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 80,24, nilai maksimal yang

diperoleh sebesar 90 dan nilai minimal yang diperoleh sebesar 70

dengan standart deviasi 6,534. Sedangkan pada kelas kontrol yang diberi

perlakuan menggunakan metode ceramah menunjukkan bahwa dari 21

siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 76,24, nilai maksimal yang

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

78

diperoleh sebesar 90 dan nilai minimal yang diperoleh sebesar 70 dengan

standart deviasi 5,594.

Bersadarkan data di atas dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata hasil

belajar PKn pada kelas eksperimen lebih baik atau lebih tinggi

dibandingkan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang

diberi perlakuan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe

TSTS lebih baik dibandingkan siswa yang diberi perlakuan

menggunakan metode ceramah yang dapat dilihat berdasarkan selisih

nilai rata-rata skor postes kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 4

poin.

Hasil uji hipotesis penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Lie

(2002) bahwa secara teoritis memang struktur Two Stay Two Stray

memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan

informasi dengan kelompok lain. Sehingga siswa lebih mudah

memahami yang diajarkan oleh guru. Menurut Crawford (dalam

Hamiddin , 2012), TS-TS offers a low-threat forum where students can

exchange ideas and build social skills such as asking probing questions,

TSTS menawarkan sebuah forum dimana siswa dapat bertukar ide dan

membangun keterampilan sosial seperti mengajukan pertanyaan

menyelidik). Dalam kegiatan ini siswa didorong untuk menyumbangkan

ide atau pendapat kepada kelompok mereka sendiri maupun kelompok

lain. Pembelajaran Two Stay Two Stray memungkinkan siswa untuk

saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain (Huda, 2011).

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

79

Dari hal tersebut menunjukkan bahwa dengan belajar kelompok

atau saling mengajar (peer tutoring) dimana siswa bertukar ide dan

membangun ketrampilan sosial dan saling berbagi informasi siswa dapat

lebih memahami materi pelajaran yang diberikan sehingga pembelajaran

kooperatif TSTS ini berpotensi meningkatkan hasil belajar siswa di

banding dengan pembelajaran yang lebih berpusat pada guru.

Hal ini yang terjadi pada kedua kelas ini yaitu kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Kedua kelas ini diberikan materi yang sama, alokasi

waktu yang sama, dan soal-soal postes yang sama. Namun pembelajaran

dengan menggunakan metode pembelajaraan kooperatif tipe TSTS (Two

Stay Two Stray) lebih meningkatkan hasil belajar dibanding dengan

metode ceramah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Yusti (2011) tentang perbedaan prestasi belajar siswa yang di ajar

menggunakan metode ceramah dengan siswa yang diajar menggunakan

metode kooperatif Two Stay Two Stray pada mata pelajaran IPS bidang

Sejarah kelas VII SMP Negeri 3 Batu.yang menyatakan ada perbedaan

dari kedua kelompok tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

ada perbedaan antara prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan

model Two Stay Two Stary dengan prestasi belajar dengan metode

ceramah.

Penelitian ini juga sejalan dengan yang dilakukan Eni

Susiloningtyas (2012) tentang pengaruh penggunaan model Two Stay

Two Stray terhadap hasil belajar siswa kelas VI SD Balesari,

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 ... · fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen

80

Temanggung. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh

terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan model TSTS. Hal ini

dapat ditunjukkan dari nilai Sig. (2−𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑) 0,000 < nilai sig 0,05. Hasil

belajar yang diperoleh lebih baik dibanding pembelajaran tanpa model

TSTS yaitu rata-rata postes kelas eksperimen 87,20 dan kelas kontrol

75,46.

Ada beberapa faktor penentu dari keberhasilan perbedaan

pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stray Two

Stay) terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas X SMAN 1 Pabelan,

Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, semester ganjil tahun ajaran

2012/2013, diantaranya : jumlah siswa yang ideal/ bukan kelas besar

sehingga guru dalam membimbing atau mengarahkan siswa berjalan

dengan baik, peran siswa yang antusias terhadap metode pembelajaran

kooperatif tipe TSTS dalam proses pembelajaran, selain itu guru-guru

dalam mata pelajaran lain sebagian sudah menggunakan pembelajaran

inovatif lainnya sehingga siswa tidak asing terhadap metode

pembelajaran kooperatif, dan lingkungan sekolah yang kondusif di mana

jauh dari keramaian mendukung dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TSTS ini.