Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Data
4.1.1.1. Deskripsi Objek dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X-1 dan X-2
SMAN 1 Pabelan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang
pada semester 1. SMAN 1 Pabelan merupakan sekolah negeri
yang terletak di desa Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten
Semarang. Secara umum sarana dan prasarana di SMAN 1
Pabelan ini telah memadai, terlihat dari ruang kelas yang masih
dalam kondisi baik dan nyaman. Ketersedian penunjang dalam
proses pembelajaran yang cukup lengkap yaitu perpustakaan,
laboratorium komputer, lapangan olah raga dan masih banyak
lagi sarana dan prasarana yang ada.
Hasil pengamatan terhadap pembelajaran di SMAN 1
Pabelan, tampak bahwa paradigma lama masih dominan. Dimana
metode yang masih sering digunakan beberapa guru adalah
ceramah bervariasi.
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X-2 sebagai kelas
eksperimen yang terdiri dari 21 siswa, dan kelas X-1 sebagai
kelas kontrol yang terdiri dari 21 siswa. Di bawah ini merupakan
tabel rincian jumlah siswa yang digunakan dalam penelitian.
59
Tabel 4.7
Data Subjek Penelitian
Di SMAN 1 PabelanKecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2012/2013
Jenis
Kelamin
Kelas Eksperimen Kelompok Kontrol
(X-2) (X-1)
Frekuen
si
Persentase
(%)
Frekuen
si
Persentase
(%)
Laki-laki 12 57,2% 12 57,2%
Perempuan 9 42,8% 9 42,8%
Jumlah 21 100% 21 100%
Pemilihan SMAN 1 Pabelan ini dikarenakan memiliki kualitas,
fasilitas dan kelas dengan jumlah siswa yang beragam. Penelitian
ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana kelas eksperimen
yang menerima perlakuan dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray ) yaitu
kelas X-1 dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah
yaitu kelas X-2.
4.1.1.2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 17 – 24 November
2012. Proses pembelajaran dilakukan di kelas eksperimen
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two
60
Stay Two Stray) dan di kelas kontrol menggunakan metode
ceramah. Materi yang disampaikan dengan standart kompetensi “
menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan
dan perlindungan hak asasi manusia (HAM), dan kompetensi
dasar yaitu : 1). Menganalisis upaya pemajuan, penghormatan,
dan penegakan manusia, 2). Menampilkan peran serta dalam
upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakan HAM di
Indonesia. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan 2 kali pertemuan,
dan setiap kali bertemu/ tatap muka adalah 2 x 45 menit.
4.1.1.2.1. Proses Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen
Proses pembelajaran di mulai sesuai jadwal yaitu pukul
07.00 sampai 08.30. Dalam proses pembelajaran guru membagi
siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 4 siswa yang
heterogen dan membagikan lembar materi yang di dalamnya
juga terdapat sub-sub materi yang berbeda dan soal uraian yang
harus dikerjakan siswa dalam kelompok.
Sebelumnya guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai,
kegiatan yang harus dilakukan siswa dan memberi dorongan
motivasi kepada siswa untuk bekerjasama dalam kelompok.
Selama proses pembelajaran guru hanya sebagai fasilitator
dimana pembelajaran ini berpusat pada siswa bukan pada guru.
Guru menyampaikan langkah-langkah atau tahapan dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode
61
pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Pada awalnya para siswa
merasa ingin lebih tahu apa itu TSTS, karena sebagian besar
siswa belum mengetahui metode pembelajaran kooperatif tipe
TSTS, sehingga diperlukan penjelasan yang detail dari guru.
Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk membentuk
kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa. Setelah terbentuk
kelompok yang beranggotakan 4 orang , tiap-tiap kelompok
memahami materi yang diberikan oleh guru dan mengerjakan
soal uraian pada lembar materi bersama anggota kelompok.
Kelompok I mendapatkan sub materi dan berisi tugas kelompok
yaitu tentang pengertian HAM dan membuat kesimpulan
kelompok tentang pengertian HAM serta perbedaan dari para
ahli tentang HAM. Kelompok II mendapatkan sub materi
tentang macam-macam HAM secara Universal dan tugas
kelompok yaitu menjelaskan macam-macam HAM beserta
contohnya. Kelompok III memperoleh sub materi tentang
macam-macam HAM berdasarkan UU No.39 tahun 1999 dan
Universal Declaration Of Human Right dengan tugas kelompok
yaitu menjelaskan macam-macam HAM berdasarkan UU No.39
tahun 1999 dan menurut Universal Declaration Of Human Right
beserta contohnnya. Kelompok IV memperoleh materi tentang
upaya pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM dengan
tugas kelompok yaitu menjelaskan langkah-langkah yang
62
dilakukan pemerintah dalam upaya pemajuan, penghormatan,
dan penegakan HAM.. Kelompok V memperoleh materi tentang
instrumen HAM Nasional dengan tugas kelompok menjelaskan
isi dari instrumen HAM Nasional.
Setelah selesai dua anggota kelompok secara terpisah
bertamu untuk mencari informasi dari kelompok lain,
sedangkan dua anggota kelompok yang tinggal bertugas
membagi hasil pekerjaan kelompok kepada tamu yang datang
dari kelompok lain. Setelah masing-masing kelompok bertamu
dan menemukan temuan dari kelompok lain, dua anggota
kelompok yang bertamu kembali kekelompok asal dan
mendiskusikan hasil temuannya kepada kelompoknya. Setelah
selesai setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya.
Pada pertemuan kedua guru memberikan materi
selanjutnya dan menyuruh siswa untuk bekerjasama dalam
kelompok sesuai dengan kelompok yang sudah terbentuk pada
pertemuan pertama. kelompok yang sudah terbentuk
mendapatkan sub materi yang berbeda. Kelompok I
memperoleh sub materi upaya-upaya penegakan HAM di dunia,
kelompok II memperoleh sub materi upaya-upaya penegakan
HAM di Indonesia, Kelompok III memperoleh sub materi
lembaga – lembaga Nasional khusus menangani masalah HAM,
63
kelompok IV memperoleh sub materi proses penegakan HAM di
Indonesia dan kelompok V memperoleh sub materi tentang
peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan, dan
penegakan ham di Indonesia. Setelah bekerjasama dan
mengerjakan tugas dalam kelompok dua anggota kelompok
secara terpisah bertamu ke kelompok lain untuk mendapatkan
informasi hasil kerja kelompok lain, dua anggota yang tinggal
bertugas membagi hasil kerja kelompok kepada tamu yang
datang. Setelah selesai dua anggota yang bertamu melaporkan
hasil temuannya kepada kelompok. Selama kegiatan kelompok
tiap kelompok sangat antusias dan pada saaat bertamu,
kelompok yang menerima tamu juga ikut bekerjasama yaitu
memberikan informasi hasil kerja kelompoknya.Tiap-tiap
kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok. Namun pada
pertemuan ke dua ini hanya salah satu kelompok yang
mempresentasikan hasil kerja kelompok karena keterbatasan
waktu. Kegiatan kelompok masih sama yaitu ada dua anggota
yang bertamu dan ada dua yang tinggal. Sebagai akhir
pembelajaran guru memberikan postes kepada masing-masing
siswa untuk melihat hasil belajar siswa.
Dalam proses pembelajaran menggunakan metode
pembelajaraan kooperatif tipe TSTS ini tiap-tiap anggota
kelompok ada yang aktif dan ada yang kurang sehingga guru
64
mencoba memberikan motivasi, sebagian kelompok dapat
bekerjasama dengan baik namun, ada beberapa kelompok yang
mempunyai kerjasama baik dalam anggotanya, selalu bertanya
dan kritis terhadap kelompok yang mempresentasikan hasil kerja
kelompok adalah kelompok I, II, dan V. Proses pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran kooperatif TSTS ini,
terdapat hambatan/ kendala yang dihadapi siswa yaitu pada
pertemuan pertama ada sebagian anggota kelompok belum
paham dengan tugas tiap anggota yang bertamu dan yang tinggal
dalam kelompok dikarenakan terlambat masuk kelas . Namun
semua itu dapat diatasi guru dengan cara memberikan
penjelasan kepada masing-masing kelompok, sehingga selama
pembelajaran dengan TSTS ini berjalan dengan baik. Adapun
rincian langkah-langkah pembelajaran PKn dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two
Stay Two Stary) dapat dilihat pada rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) pada lampiran
4.1.1.2.2. Proses Pembelajaran Kelas Kontrol
Proses pembelajaran pada kelas kontrol yaitu lebih
berpusat pada guru. Proses pembelajaran ini dimulai pukul
12.00 sampai 13.30. Pada pertemuan pertama ada beberapa
siswa yang tidak hadir karena sakit dan ada yang mengikuti
latihan sepak bola. Selama proses pembelajaran guru
65
menerangkan materi dan siswa memperhatikan dengan seksama.
Jika ada siswa yang belum paham guru mencoba memberikan
pertanyaan kepada siswa lain untuk mencoba menjawab
pertanyaan dari teman mereka yang belum paham, sehingga
terjadi tanya jawab antara guru siswa. Selain itu guru meminta
siswa untuk memberikan contoh-contoh yang berkaitan dengan
materi yang dibahas. Hal ini dilakukan supaya siswa tidak
bosan.
Pada pertemuan kedua ini guru melanjutkan materi yang
selanjutnya. Terdapat kendala/hambatan yang dihadapi selama
proses pembelajaran ini, hal ini dikarenakan jadwal mengajar
pada kelas kontrol yaitu jam ke 7-8 dimana merupakan jam
terakhir, sehingga siswa mulai kelelahan dan bosan, maka guru
memberikan pertanyaan pada siswa sehingga siswa mulai
memikirkan jawabannya. Jika jawaban siswa belum tepat maka
guru akan menunjuk siswa lain untuk mencoba menjawab,
sehingga tidak hanya siswa yang ditunjuk namun yang lain juga
mencoba menjawab. Hal ini dilakukan guru untuk
mengembalikan perhatian siswa pada pelajaran supaya
pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah ini
terlaksana dengan baik dan lancar. Pada akhir pembelajaran
guru memberikan postes untuk melihat hasil belajar siswa.
66
4.1.1.3. Deskripsi Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
4.1.1.3.1. Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Tabel 4.8 dan 4.9 mendeskripsikan mengenai
frekuensi nilai dan statistik postes hasil belajar pada kelas
eksperimen yang dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 4.8
Frekuensi nilai postes kelas eksperimen
Eksperimen
Frequen
cy
Perce
nt
Valid
Percent
Cumulative
Percent
V
ali
d
70,00 2 9,5 9,5 9,5
73,00 2 9,5 9,5 19,0
75,00 3 14,3 14,3 33,3
78,00 1 4,8 4,8 38,1
80,00 6 28,6 28,6 66,7
85,00 2 9,5 9,5 76,2
88,00 2 9,5 9,5 85,7
90,00 3 14,3 14,3 100,0
Total 21 100,0 100,0
Frekuensi nilai postes kelas eksperimen di atas
menunjukkan bahwa nilai yang terendah yaitu 70 diperoleh 2
siswa, nilai 73 diperoleh 2 siswa, nilai 75 diperoleh 3 siswa, nilai
78 diperoleh 1 siswa, 80 nilai yang paling banyak diperoleh yaitu 6
67
siswa, 85 diperoleh 2 siswa, 88 diperoleh 3 siswa dan nilai yang
tertinggi yaitu 90 diperoleh 3 siswa
Tabel 4.9
Stastitik Postes Kelas Eksperimen
Statistics
Eksperimen
N Valid 21
Missing 0
Mean 80,2381
Median 80,0000
Mode 80,00
Std. Deviation 6,53379
Variance 42,690
Range 20,00
Minimum 70,00
Maximum 90,00
Sum 1685,00
Statistik postes kelas eksperimen di atas menunjukkan
bahwa data kemampuan siswa kelas eksperimen setelah diterapkan
metode pembelajaraan kooperatif tipe TSTS diperoleh rentang skor
20. Rentang skor merupakan nilai selisih nilai siswa yang tertinggi
dan nilai terendah. Harga rata-rata hitung atau mean adalah 80,24
dengan simpangan baku 6,534. Sedangkan mediannya atau nilai
tengah dari data yang telah diurutkan dari yang terendah sampai
tertinggi yaitu 80 dengan modus atau nilai yang paling sering
keluar yaitu 80. Nilai postes kelas eksperimen apabila digambarkan
dalam grafik dapat dilihat pada grafiik 4.1 di bawah ini.
68
Grafik 4.1
Nilai Postes Kelas Eksperimen
4.1.1.3.2. Data Hasil Belajar Pada Kelas Kontrol
Tabel 4.10 dan 4.11 mendeskripsikan mengenai
frekuensi nilai dan statistik postes hasil belajar pada kelas
kontrol yang dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 4.10
Frekuensi Nilai Postes Kelas Kontrol
Kontrol
Frequ
ency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
V
ali
d
70,00 6 28,6 28,6 28,6
73,00 2 9,5 9,5 38,1
75,00 4 19,0 19,0 57,1
80,00 7 33,3 33,3 90,5
85,00 1 4,8 4,8 95,2
90,00 1 4,8 4,8 100,0
Total 21 100,0 100,0
69
Frekuensi nilai postes kelas kontrol di atas menunjukkan
bahwa nilai yang terendah yaitu 70 yang diperoleh 6 siswa, nilai
73 diperoleh 2 siswa, nilai 75 diperoleh 4 siswa, nilai 80 diperoleh
paling banyak yaitu 7 siswa, nilai 85 diperoleh yaitu 1 siswa, dan
nilai yang tertinggi 90 diperoleh 1 siswa.
Tabel 4.11
Statistik Postes Kelas Kontrol
Statistics
Kontrol
N Valid 21
Missing 0
Mean 76,2381
Median 75,0000
Mode 80,00
Std. Deviation 5,59379
Variance 31,290
Range 20,00
Minimum 70,00
Maximum 90,00
Sum 1601,00
Statistik postes kelas kontrol di atas menunjukkan bahwa
data kemampuan siswa kelas kontrol setelah diterapkan metode
ceramah diperoleh rentang skor 20 . Rentang skor merupakan nilai
selisih nilai siswa yang tertinggi dan terendah. Harga rata-rata
hitung atau mean adalah 76,24 dengan simpangan baku 5,594.
Sedangkan mediannya atau nilai tengah dari data yang telah
diurutkan dari yang terendah sampai tertinggi yaitu 75 dengan
70
modus atau nilai yang paling sering keluar yaitu 80. Nilai postes
kelas kontrol apabila digambarkan dalam grafik dapat dilihat pada
grafik 4.2 di bawah ini.
Grafik 4.2
Nilai Postes Kelas Kontrol
4.1.2. Uji Prasyarat Analisis
4.1.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui data yang
diperoleh dari sampel merupakan data sampel yang berdistribusi
normal. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
71
Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Kontrol ,178 21 ,081 ,881 21 ,015
Eksperime
n
,181 21 ,070 ,925 21 ,108
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov di atas,
pada taraf signifikansi 5% distribusi nilai sampel kelas eksperimen
dan kontrol berasal dari populasi yang normal. Distribusi dikatakan
tidak normal jika taraf signifikansi < 5%. Taraf signifikansi
normalitas kelas kontrol adalah 0,81 jadi 0,81 > 0,05. Taraf
signifikansi kelas eksperimen adalah 0,70. Jadi 0,70 > 0,05.
Berikut ini adalah histogram uji normalitas kelas kontrol
dan kelas eksperimen.
Grafik 4.3
Uji Normalitas Kelas Kontrol
72
Grafik 4.4
Uji Normalitas Kelas Eksperimen
4.1.2.2. Uji Homogenitas
Uji ini dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians
dalam populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas
menggunakan uji Levene Statistic. Jika nilai probabilitasnya >
0,05 maka data berasal dari populasi yang variansnya sama atau
homogen. Tetapi, jika nilai probabilitasnya < 0,05 maka data
berasal dari populasi yang variansnya tidak sama atau heterogen
atau berbeda. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.13
di bawah ini
73
Tabel 4.13
Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
Nilipostes Based on Mean ,247 1 40 ,622
Based on Median ,294 1 40 ,591
Based on Median and
with adjusted df
,294 1 39,308 ,591
Based on trimmed mean ,306 1 40 ,583
Berdasarkan hasil pengujian homogenitas dengan Levene
Statistic pada kelas eksperimen dan kelas kontrol taraf
signifikansinya adalah 0,622. Karena hasil perolehan pengujian ini
lebih besar dari 0,05 maka varians kelas kontrol dan eksperimen
adalah homogen
4.1.3. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas maka tahap
selanjutnya dilakukan uji Independent Sample T-Test ( uji dua
sampel tidak berhubungan ) dengan bantuan SPSS for windows
version 18. Uji Independent Sample T-Test ini digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa antara
kedua kelompok kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
𝐻0 = Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara
metode pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan metode
74
Ceramah terhadap hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran PKn
𝐻1 = Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode
pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan metode Ceramah
terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn
Uji hipotesis di atas menggunakan program SPSS for window
version 18. Berikut ini adalah hasil pengujian perbandingan nilai
rata-rata kelas yang diperlakukan dengan metode pembelajaraan
kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan ceramah.
Tabel 4.14
Hasil perbandingan rata-rata dua variabel bebas
Independent Samples Test
Nilipostes
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
Levene's
Test for
Equality of
Variances
F ,247
Sig. ,622
t-test for
Equality of
Means
T -2,131 -2,131
Df 40 39,072
Sig. (2-tailed) ,039 ,039
Mean Difference -4,00000 -4,00000
Std. Error Difference 1,87694 1,87694
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower -7,79344 -7,79624
Upper -,20656 -,20376
Pengujian hipotesis ini berdasarkan pada kriteria
Independent Samples T-Test yaitu 𝐻0 diterima jika –t tabel lebih
75
kecil atau sama dengan t hitung dan t hitung lebih kecil atau
sama t tabel (-t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel ). 𝐻0 ditolak jika –t
hitung lebih kecil dibandingkan –t tabel atau t hitung lebih besar
dibandingkan t tabel (-t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel ).
Untuk menguji 𝐻0 dapat dilakukan berdasarkan pada nilai
signifikansi (probabilitas) yaitu jika signifikansi lebih dari 0,05
(signifikansi > 0,05) maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak dan jika
signifikansi kurang dari 0,05 (signifikansi < 0,05 ) maka 𝐻0
ditolak dan 𝐻1 diterima.
Berdasarkan uji Independent Samples T-Test yang dapat
dilihat pada kolom t-test for Equality of Means pada tabel di atas
dapat diketahui bahwa nilai t hitung hasil belajar PKn pada
kelas eksperimen dan nilai t hitung hasil belajar pada kelas
kontrol sebesar -2,131 dengan nilai signifikansi (2-tailed)
sebesar 0,039.
Pada uji hasil Independent Samples T-Test yang dapat
dilihat pada kolom t-test for Equality of Means pada tabel
no.4.14 di atas diperoleh koofisien t hitung sebesar -2,131 dan
signifikansi 0,039. Sementara nilai t tabel dilihat berdasarkan
nilai distribusi t yang dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 tailed)
dengan derajat kebebasan (df) sebesar 40 (df = 42 -2 ).
Berdasarkan hasil derajat kebebasan yang dilihat pada t tabel
diperoleh nilai sebesar 1,684. Maka dapat diketahui bahwa nilai
76
-t hitung < - t tabel (-2,131 < -1,684 ) maka diartikan bahwa 𝑯𝟎
ditolak.
Oleh karena 𝑯𝟎 ditolak berdasarkan pada nilai –t hitung <
-t tabel (-2,131 < -1,684 ) maka 𝑯𝟏 yang menyatakan ada
perbedaan yang signifikan antara pengaruh metode
pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan metode Ceramah
terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas X SMAN 1 Pabelan
semester ganjil tahun ajaran 2012/ 2013 diterima.
Hasil pengujian tersebut, menunjukkan bahwa perbedaan
pengaruh metode pembelajaran yang diterapkan pada kelas
eksperimen, yaitu metode pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay Two Stray (TSTS) dan metode Ceramah pada kelas
kontrol terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar
siswa. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis diterima dan
benar.
4.2. Pembahasan
Proses pembelajaran dilakukan di kelas eksperimen menggunakan
metode pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan di kelas kontrol
menggunakan metode ceramah. Materi yang disampaikan dengan
standart kompetensi “ menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan,
penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia (HAM), dan
kompetensi dasar yaitu : 1). Menganalisis upaya pemajuan,
penghormatan, dan penegakan manusia, 2). Menampilkan peran serta
77
dalam upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakan HAM di
Indonesia. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan 2 kali pertemuan, dan
setiap kali bertemu/ tatap muka adalah 2 x 45 menit.
Hasil uji hipotesis yaitu terdapat perbedaan pengaruh yang
signifikan antara metode pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay
Two Stray) dan metode Ceramah terhadap hasil belajar PKn pada siswa
kelas X SMA Negari 1 Pabelan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten
Semarang semester ganjil tahun ajaran 2012/2013.
Berdasarkan pengujian tersebut maka 𝐻𝑂 di tolak dan 𝐻1 diterima.
Hal ini menandakan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif
yang diterapkan pada kelas eksperimen, yaitu metode pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS), dan metode ceramah pada
kelas kontrol terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan.
Perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran
kooperatif tipe TSTS dan metode Ceramah terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran PKn ditunjukkan juga oleh rata-rata hasil belajar
pada kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen
yang di beri perlakuan menggunakan TSTS menunjukkan bahwa dari 21
siswa diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 80,24, nilai maksimal yang
diperoleh sebesar 90 dan nilai minimal yang diperoleh sebesar 70
dengan standart deviasi 6,534. Sedangkan pada kelas kontrol yang diberi
perlakuan menggunakan metode ceramah menunjukkan bahwa dari 21
siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 76,24, nilai maksimal yang
78
diperoleh sebesar 90 dan nilai minimal yang diperoleh sebesar 70 dengan
standart deviasi 5,594.
Bersadarkan data di atas dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata hasil
belajar PKn pada kelas eksperimen lebih baik atau lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang
diberi perlakuan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe
TSTS lebih baik dibandingkan siswa yang diberi perlakuan
menggunakan metode ceramah yang dapat dilihat berdasarkan selisih
nilai rata-rata skor postes kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 4
poin.
Hasil uji hipotesis penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Lie
(2002) bahwa secara teoritis memang struktur Two Stay Two Stray
memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan
informasi dengan kelompok lain. Sehingga siswa lebih mudah
memahami yang diajarkan oleh guru. Menurut Crawford (dalam
Hamiddin , 2012), TS-TS offers a low-threat forum where students can
exchange ideas and build social skills such as asking probing questions,
TSTS menawarkan sebuah forum dimana siswa dapat bertukar ide dan
membangun keterampilan sosial seperti mengajukan pertanyaan
menyelidik). Dalam kegiatan ini siswa didorong untuk menyumbangkan
ide atau pendapat kepada kelompok mereka sendiri maupun kelompok
lain. Pembelajaran Two Stay Two Stray memungkinkan siswa untuk
saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain (Huda, 2011).
79
Dari hal tersebut menunjukkan bahwa dengan belajar kelompok
atau saling mengajar (peer tutoring) dimana siswa bertukar ide dan
membangun ketrampilan sosial dan saling berbagi informasi siswa dapat
lebih memahami materi pelajaran yang diberikan sehingga pembelajaran
kooperatif TSTS ini berpotensi meningkatkan hasil belajar siswa di
banding dengan pembelajaran yang lebih berpusat pada guru.
Hal ini yang terjadi pada kedua kelas ini yaitu kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Kedua kelas ini diberikan materi yang sama, alokasi
waktu yang sama, dan soal-soal postes yang sama. Namun pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaraan kooperatif tipe TSTS (Two
Stay Two Stray) lebih meningkatkan hasil belajar dibanding dengan
metode ceramah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Yusti (2011) tentang perbedaan prestasi belajar siswa yang di ajar
menggunakan metode ceramah dengan siswa yang diajar menggunakan
metode kooperatif Two Stay Two Stray pada mata pelajaran IPS bidang
Sejarah kelas VII SMP Negeri 3 Batu.yang menyatakan ada perbedaan
dari kedua kelompok tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ada perbedaan antara prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan
model Two Stay Two Stary dengan prestasi belajar dengan metode
ceramah.
Penelitian ini juga sejalan dengan yang dilakukan Eni
Susiloningtyas (2012) tentang pengaruh penggunaan model Two Stay
Two Stray terhadap hasil belajar siswa kelas VI SD Balesari,
80
Temanggung. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh
terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan model TSTS. Hal ini
dapat ditunjukkan dari nilai Sig. (2−𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑) 0,000 < nilai sig 0,05. Hasil
belajar yang diperoleh lebih baik dibanding pembelajaran tanpa model
TSTS yaitu rata-rata postes kelas eksperimen 87,20 dan kelas kontrol
75,46.
Ada beberapa faktor penentu dari keberhasilan perbedaan
pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stray Two
Stay) terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas X SMAN 1 Pabelan,
Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, semester ganjil tahun ajaran
2012/2013, diantaranya : jumlah siswa yang ideal/ bukan kelas besar
sehingga guru dalam membimbing atau mengarahkan siswa berjalan
dengan baik, peran siswa yang antusias terhadap metode pembelajaran
kooperatif tipe TSTS dalam proses pembelajaran, selain itu guru-guru
dalam mata pelajaran lain sebagian sudah menggunakan pembelajaran
inovatif lainnya sehingga siswa tidak asing terhadap metode
pembelajaran kooperatif, dan lingkungan sekolah yang kondusif di mana
jauh dari keramaian mendukung dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TSTS ini.