28
80 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian 4.1.1. Letak Geografis Lokasi penelitian dilakukan di RSU. Sundari medan yang terletak di jalan T.B. Simatupang (Jalan Pinang Baring No.31), dengan batasan wilayahnya sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan T.B. Simatupang 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan pasar V Jalan Gatot Subroto 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Gatot Subroto 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan T.B. Simatupang 4.1.2. Demografi RSU. Sundari Medan merupakan badan usaha berbentuk yayasan yang didirikan oleh Bapak H. Usman selaku pembina yayasan pada tahun 1987, dan pengawas yayasan yaitu Ibu Hj. Sundari AM.Keb. Ketua Yayasan RSU. Sundari Medan adalah Bapak dr. H. Ali Akbar Hsb, dan direktur RSU.Sundari adalah Bapak dr. Zulkarnain Hutasuhut. Luas keseluruhan rumah sakit ± 4.500 m 2 dan luas bangunan sekitar ± 2.600 m 2 . 4.1.3. Visi, Misi, Tujuan dan Motto RSU. Sundari Medan a. Visi Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik,bermutu, terjangkau dan profesional.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1 ...repository.helvetia.ac.id/1036/3/BAB IV-V.pdf5 Bagaimana tata laksana IMD pada operasi caesar? 22 57,9 16 42,1 38 100,0 6. Apa saja

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 80

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

    4.1.1. Letak Geografis

    Lokasi penelitian dilakukan di RSU. Sundari medan yang terletak di jalan

    T.B. Simatupang (Jalan Pinang Baring No.31), dengan batasan wilayahnya

    sebagai berikut:

    1. Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan T.B. Simatupang

    2. Sebelah Selatan berbatasan dengan pasar V Jalan Gatot Subroto

    3. Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Gatot Subroto

    4. Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan T.B. Simatupang

    4.1.2. Demografi

    RSU. Sundari Medan merupakan badan usaha berbentuk yayasan yang

    didirikan oleh Bapak H. Usman selaku pembina yayasan pada tahun 1987, dan

    pengawas yayasan yaitu Ibu Hj. Sundari AM.Keb. Ketua Yayasan RSU. Sundari

    Medan adalah Bapak dr. H. Ali Akbar Hsb, dan direktur RSU.Sundari adalah

    Bapak dr. Zulkarnain Hutasuhut. Luas keseluruhan rumah sakit ± 4.500 m2 dan

    luas bangunan sekitar ± 2.600 m2.

    4.1.3. Visi, Misi, Tujuan dan Motto RSU. Sundari Medan

    a. Visi

    Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik,bermutu, terjangkau dan

    profesional.

  • 81

    b. Misi

    1. Memberikan pelayanan dengan mutu yang terbaik

    2. Mengedepankan layanan kesehatan dengan biaya yang terjangkau oleh

    seluruh lapisan masyarakat umumnya

    3. Membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan taraf

    kesehatan masyarakat sehingga tercapai keluarga sehat sejahtera

    c. Tujuan

    1. Memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna kepada segenap

    lapisan masyarakat tanpa membedakan suku,ras dan agama/kepercayaan.

    2. Berperan serta secara aktif mensukseskan Program Pemerintah dalam

    meningkatkan taraf kesehatan masyarakat,khususnya masyarakat

    ekonomi menengah ke bawah.

    3. Mengembangkan kerjasama pelayanan kesehatan dengan berbagai

    instansi dan perusahaan, yaitu bagi pekerja dan pegawai beserta

    keluarganya.

    4. Secara terus menerus dan konsekuensi meningkatkan mutu pelayanan

    kesehatan yang diberikan kepada masyarakat sesuai standar kesehatan,

    sehingga mampu memberikan keuntungan bagi pengguna jasa Rumah

    Sakit Umum Sundari Medan.

    5. Meningkatkan serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia di

    Rumah Sakit Umum Sundari, sehingga mampu melayani setiap pengguna

    jasa Rumah sakit dengan komitmen dan manusiawi.

  • 82

    d. Motto

    Memberikan pelayanan yaitu hari ini lebih baik dari hari kemarin.

    4.1.4. Sarana dan Prasarana

    RSU.Sundari memiliki luas tanah 4.500 m2. Dalam gedung ini terdapat

    semua fasilitas Rumah Sakit meliputi :

    1. Kamar pasien yang nyaman

    2. Unit Gawat Darurat (UGD) dengan dokter jaga 24 jam

    3. Laboratorium

    4. Radiologi (Rontgen)

    5. Instalasi Farmasi (Apotik)

    6. Ambulans yang siaga selama 24 jam.

    7. Pelayanan Rawat Inap

    8. USG 2 dimensi

    9. EKG

    10. Pap Smear

    11. Audiometri

    12. Spirometri

    13. Laparoscopy Cholecystectomy Appendictomy (Pengangkatan batu empedu

    dan usus buntu dengan Laparoskopi)

    14. ICU

    15. Ruang Bersalin

    16. Kamar Bedah (OK)

  • 83

    Pelayanan Khusus Klinik Pelayanan Rehabilitasi Rumah sakit di dukung

    oleh dokter, baik Dokter Umum, dan Spesialis. Bangunan depan terdiri dari

    bangunan induk 3 lantai, di lantai 1 (satu) gedung terdapat Poliklinik IGD dan

    Apotik serta Laboratorium dan ruang perawatan Jamkesmas pada lantai 2 (dua)

    dan 3 (tiga).

    4.1.5. Struktural RSU. Sundari Medan

    Jumlah Struktural : 23 orang

    Jumlah Dokter Spesialis

    1. Dokter Spesialis Anak : 2 orang

    2. Dokter Spesialis Kebidanan : 2 orang

    3. Dokter Spesialis Penyakit Dalam : 2 orang

    4. Dokter Spesialis THT : 2 orang

    5. Dokter Spesialis Bedah : 2 orang

    6. Dokter Spesialis Kulit & Kelamin : 1 orang

    7. Dokter Spesialis Paru - Paru : 1 orang

    8. Dokter Spesialis Saraf : 1 orang

    9. Dokter Spesialis Patologi Klinik : 1 orang

    10. Dokter Spesialis Radiologi : 2 orang

    11. Dokter Spesialis Anastesi : 3 orang

    12. Dokter Gigi : 2 orang

    13. Dokter Spesialis Patologi Anatomi : 1 orang

    14. Jumlah dokter Umum / IGD : 5 orang

    15. Jumlah Perawat : 184 orang

  • 84

    16. Jumlah Bidan : 38 orang

    17. Jumlah Non Keperawatan : 15 orang

    18. Apoteker : 1 orang

    4.2 Hasil Penelitian

    4.2.1 Analisis Univariat

    1) Deskripsi Karakteristik Responden

    Deskripsi frekuensi responden berdasarkan karakteristik di Rumah Sakit

    Umum Sundari Medan tahun 2018 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

    Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di

    Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2018

    Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)

    Umur

    20-25 tahun 0 0,0

    26-30 tahun 11 28,9

    31-35 tahun 14 36,8

    36-40 tahun 6 15,8

    >40 tahun 7 18,4

    Total 38 100,0

    Pendidikan

    D3 30 78,9

    D4 7 18,4

    S1 1 2,6

    Total 38 100,0

    Lama Bekerja

    ≤5 tahun 10 26,3

    5-10 tahun 10 26,3

    11-15 tahun 10 26,3

    16-20 tahun 4 10,5

    >20 tahun 4 10,5

    Total 38 100,0

  • 85

    Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 4.1 responden dalam penelitian ini

    adalah seluruh bidan yang bekerja di Rumah Sakit Sundari Medan. Berdasarkan

    hasil pengumpulan data tentang karakteristik bahwa responden yang berumur

    responden yang berumur 26-30 tahun sebanyak 11 orang (28,9), responden yang

    berumur 31-35 tahun sebanyak 14 orang (36,8%), responden yang berumur 36-40

    tahun sebanyak 6 orang (15,8%) dan responden yang berumur > 40 tahun

    sebanyak 7 orang (18,4%). Berdasarkan hasil penelitian pada tingkat pendidikan

    responden yang berpendidikan D3 sebanyak 30 orang (78,9%), D4 sebanyak 7

    orang (18,4%), dan sarjana sebanyak 1 orang (2,6%). Sedangkan berdasarkan

    hasil penelitian pada kategori lama bekerja responden diketahui responden yang

    telah bekerja ≤5 tahun 10 orang (26,2%), yang bekerja selama 5-10 tahun

    sebanyak 10 orang (26,3%), yang telah bekerja 11-15 tahun sebanyak 10 orang

    (26,3%), yang telah bekerja 16-20 tahun sebanyak 4 orang (10,5%) dan yang telah

    bekerja > 20 tahun sebanyak 4 orang (10,5%).

    2) Pengetahuan

    Pengetahuan terdiri atas dua kategori yaitu benar dan salah. Untuk

    mendapatkan kategori tersebut maka diperlukan kuesioner sehingga dapat diberi

    penilaian untuk dua kategori tersebut. Berikut adalah distribusi frekuensi

    berdasarkan jawaban pengetahuan:

  • 86

    Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan

    Pengetahuan di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

    No Pertanyaan Pengetahuan

    Jawaban Total

    Benar Salah

    f % f % f %

    1 Bagaimana metode IMD itu dikerjakan? 18 47,4 20 52,6 38 100,0

    2 Apakah cairan ketuban pada tangan bayi

    dibersihkan terlebih dahulu?? 26 68,4 12 31,6 38 100,0

    3 Bagaimana tata laksana inisiasi menyusu dini

    yang benar? 24 63,2 14 36,8 38 100,0

    4 Apakah bayi yang baru lahir akan merasa kedinginan bila tidak segera

    dibungkus/diselimuti saat ditengkurapkan di

    dada ibu?

    21 55,3 17 44,7 38 100,0

    5 Bagaimana tata laksana IMD pada operasi caesar?

    22 57,9 16 42,1 38 100,0

    6. Apa saja keuntungan pelaksanaan kegiatan

    IMD bagi ibu, yang anda ketahui? 17 44,7 21 55,3 38 100,0

    7. Inisiasi menyusu dini sebaiknya dilakukan

    selama

    27 71,1 11 28,9 38 100,0

    8. Dengan melaksanakan IMD berapa besar

    persentase yang dapat menyelematkan bayi dari kematian?

    18 47,4 20 52,6 38 100,0

    9. Peraturan Pemerintah nomor berapa yang

    mengatur tentang pelaksanaan IMD? 16 42,1 22 57,9 38 100,0

    10. Pada anjuran IMD, mengapa vernik (zat lemak

    putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya

    tidak dibersihkan?

    20 52,6 18 47,4 38 100,0

    11. Apa kontra indikasi inisisasi menyusui dini bagi ibu?

    31 81,6 7 18,4 38 100,0

    12. Bagaimana cara memberikan ASI pertama kali

    kepada bayi? 19 50,0 19 50,0 38 100,0

    13. Apa manfaat inisiasi menyusu dini bagi ibu? 16 42,1 22 57,9 38 100,0

    14. Bagian bayi apa saja yang perlu dikeringkan

    pada anjuran IMD? 25 65,8 13 34,2 38 100,0

    15. Apa kontra indikasi inisiasi menyusu dini bagi bayi?

    20 52,6 18 47,4 38 100,0

    Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat distribusi frekuensi responden

    berdasarkan pertanyaan 1 dari 38 responden, pada pertanyaan 1 yang menjawab

    benar sebanyak 18 responden (47,4%) dan menjawab salah sebanyak 20

    responden (52,6%), untuk pertanyaan 2 yang menjawab benar sebanyak 26

    responden (68,4%) dan menjawab salah 12 responden (31,6%), untuk pertanyaan

  • 87

    3 yang menjawab benar sebanyak 24 responden (63,2%) dan menjawab salah 14

    responden (36,8%), untuk pertanyaan 4 yang menjawab benar sebanyak 21

    responden (55,3%) dan menjawab salah 17 responden (44,7%), untuk pertanyaan

    5 yang menjawab benar sebanyak 22 responden (57,9%) dan menjawab salah 16

    responden (42,1%), untuk pertanyaan 6 yang menjawab benar sebanyak 17

    responden (44,7%) dan menjawab salah 21 responden (55,3%), untuk pertanyaan

    7 yang menjawab benar sebanyak 27 responden (71,1%) dan menjawab salah 11

    responden (28,9%), untuk pertanyaan 8 yang menjawab benar sebanyak 18

    responden (47,4%) dan menjawab salah 20 responden (52,6%), untuk pertanyaan

    9 yang menjawab benar sebanyak 16 responden (42,1%) dan menjawab salah 22

    esponden (57,9%) dan untuk pertanyaan 10 yang menjawab benar sebanyak 20

    responden (52,6%) dan menjawab salah 18 responden (47,4%).

    Distribusi frekuensi responden untuk pertanyaan 11 yang menjawab benar

    sebanyak 31 responden (81,6%) dan menjawab salah 7 responden (18,4%), untuk

    pertanyaan 12 yang menjawab benar sebanyak 19 responden (50,0%) dan

    menjawab salah 19 responden (50,0%), untuk pertanyaan 13 yang menjawab

    benar sebanyak 16 responden (42,1%) dan menjawab salah 22 responden (57,9%),

    untuk pertanyaan 14 yang menjawab benar sebanyak 25 responden (65,8%) dan

    menjawab salah 13 responden (34,2%) dan untuk pertanyaan 15 yang menjawab

    benar sebanyak 20 responden (52,6%) dan menjawab salah 18 responden (47,4%).

    Hasil penelitian berdasarkan pengetahuan dapat dilihat dalam tabel 4.3

    berikut:

  • 88

    Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berdasarkan Pengetahuan di

    Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

    No. Pengetahuan Jumlah

    f %

    1. Baik 18 47,4

    2. Kurang 20 52,6

    Jumlah 38 100,0

    Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 jumlah responden sebanyak 38

    orang diketahui responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 18 orang

    (47,4%), sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 20 orang

    (52,6%)

    3) Sikap

    Sikap terdiri atas empat kategori yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak

    setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Untuk mendapatkan kategori tersebut

    maka diperlukan kuesioner sehingga dapat diberi penilaian empat kategori

    tersebut. Berikut adalah distribusi frekuensi berdasarkan jawaban sikap.

    Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap di

    Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

    No Pertanyaan Sikap

    Jawaban Total

    SS S TS STS

    f % f % f % f % f %

    1 Inisiasi menyusu dini

    merupakan program

    pemerintah yang harus

    dilaksanakan

    19 50,0 8 21,1 4 10,5 7 18,4 38 100,0

    2 IMD harus dilakukan untuk

    mensukseskan program ASI

    ekslusif

    3 7,9 32 84,2 1 2,6 2 5,3 38 100,0

    3 Petugas mempunyai peran

    yang sangat penting dalam

    pelaksanaa IMD

    1 2,6 25 65,8 4 10,5 8 21,1 38 100,0

    4 Saya akan tetap melakukan

    IMD walaupun belum ada

    sosialisasi dari atasan saya.

    1 2,6 3 7,9 33 86,8 1 2,6 38 100,0

  • 89

    Tabel 4.4. Lanjutan

    No Pertanyaan Sikap

    Jawaban Total

    SS S TS STS

    f % f % f % f % f %

    5. Bayi yang baru lahir

    sebaiknya diberi kolostrum. 7 18,4 14 36,8 11 28,9 6 15,8 38 100,0

    6. Saya harus memberi

    informasi kepada ibu

    hamil/keluarga bahwa

    sebaiknya dilakukan IMD

    pada bayi segera setelah

    lahir

    11 28,9 6 15,8 4 10,5 17 44,7 38 100,0

    7. Saya memberikan informasi

    tentang IMD dan

    manfaatnya kepada bayi dan

    ibu bersalin

    3 7,9 25 65,8 8 21,1 2 5,3 38 100,0

    8. Pelaksanaan IMD harus

    dilaksanakan petugas dalam

    suasana tenang, nyaman,

    dan penuh kesabaran

    4 10,5 25 65,8 1 2,6 8 21,1 38 100,0

    9. Perlu pengawasan pada ibu

    dan bayi pada saat IMD

    agar pelaksanaan IMD

    berhasil

    11 28,9 2 5,3 17 44,7 8 21,1 38 100,0

    10. Saya harus melibatkan

    suami pasien atau keluarga

    lain dalam pelaksanaan

    IMD

    9 23,7 1 2,6 19 50,0 9 23,7 38 100,0

    11. Saya bertanggung jawab

    kepada ibu dalam

    membantu menumbuhkan

    percaya diri ibu dalam

    pelaksanaan IMD

    2 5,3 2 5,3 33 86,8 1 2,6 38 100,0

    12. Dalam pelaksanaan IMD,

    bayi dibiarkan sendiri

    mencari dan menemukan

    puting susu

    8 21,1 14 36,8 9 23,7 7 18,4 38 100,0

    13. Kunci utama keberhasilan

    IMD adalah bidan 13 34,2 7 18,4 3 7,9 15 39,5 38 100,0

    14. IMD tetap dilakukan

    walaupun ASI belum keluar 2 5,3 25 65,8 8 21,1 3 7,9 38 100,0

    15. Saya akan membujuk dan

    memberi pengertian kepada

    ibu apabila ibu tidak

    bersedia melakukan IMD.

    2 5,3 25 65,8 0 0,0 11 28,9 38 100,0

  • 90

    Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat distribusi frekuensi responden

    berdasarkan pertanyaan 1 dari 38 responden menjawab sangat setuju sebanyak 19

    responden (50,0%), setuju sebanyak 8 responden (21,1%), tidak setuju sebanyak 4

    responden (10,5%) dan sangat tidak setuju sebanyak 7 responden (18,4%). Untuk

    pertanyaan 2 menjawab sangat setuju sebanyak 3 responden (7,9%), setuju

    sebanyak 32 responden (84,2%), tidak setuju sebanyak 1 responden (2,6%), dan

    sangat tidak setuju sebanyak 2 responden (5,3%). Untuk pertanyaan 3 menjawab

    sangat setuju sebanyak 1 responden (2,6%), setuju sebanyak 25 responden

    (65,8%), tidak setuju sebanyak 4 responden (10,5%), dan sangat tidak setuju

    sebanyak 8 responden (21,1%). Untuk pertanyaan 4 menjawab sangat setuju

    sebanyak 1 responden (2,6%), setuju sebanyak 3 responden (7,9%), tidak setuju

    sebanyak 33 responden (86,8%), dan sangat tidak setuju sebanyak 1 responden

    (2,6%). Untuk pertanyaan 5 menjawab sangat setuju sebanyak 7 responden

    (18,4%), setuju sebanyak 14 responden (36,8%), tidak setuju sebanyak 11

    responden (28,9%), dan sangat tidak setuju sebanyak 6 responden (15,8%).

    Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan 6 menjawab sangat

    setuju sebanyak 11 responden (28,9%), setuju sebanyak 6 responden (15,8%),

    tidak setuju sebanyak 4 responden (10,5%), dan sangat tidak setuju sebanyak 17

    responden (44,7%). Untuk pertanyaan 7 menjawab sangat setuju sebanyak 3

    responden (7,9%), setuju sebanyak 25 responden (65,8%), tidak setuju sebanyak 8

    responden (21,1%), dan sangat tidak setuju sebanyak 2 responden (5,3%). Untuk

    pertanyaan 8 menjawab sangat setuju sebanyak 4 responden (10,5%), setuju

    sebanyak 25 responden (65,8%), tidak setuju sebanyak 1 responden (2,6%), dan

  • 91

    sangat tidak setuju sebanyak 8 responden (21,1%). Untuk pertanyaan 9 menjawab

    sangat setuju sebanyak 11 responden (28,9%), setuju sebanyak 2 responden

    (5,3%), tidak setuju sebanyak 17 responden (44,7%), dan sangat tidak setuju

    sebanyak 8 responden (21,1%). Untuk pertanyaan 10 menjawab sangat setuju

    sebanyak 9 responden (23,7%), setuju sebanyak 1 responden (2,6%), tidak setuju

    sebanyak 19 responden (50,0%), dan sangat tidak setuju sebanyak 9 responden

    (23,7%).

    Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan 11 menjawab

    sangat setuju sebanyak 2 responden (5,3%), setuju sebanyak 2 responden (5,3%),

    tidak setuju sebanyak 33 responden (86,8%), dan sangat tidak setuju sebanyak 1

    responden (2,6%). Untuk pertanyaan 12 menjawab sangat setuju sebanyak 8

    responden (21,1%), setuju sebanyak 14 responden (36,8%), tidak setuju sebanyak

    9 responden (23,7%), dan sangat tidak setuju sebanyak 7 responden (18,4%).

    Untuk pertanyaan 13 menjawab sangat setuju sebanyak 13 responden (34,2%),

    setuju sebanyak 7 responden (18,4%), tidak setuju sebanyak 3 responden (7,9%),

    dan sangat tidak setuju sebanyak 15 responden (39,5%). Untuk pertanyaan 14

    menjawab sangat setuju sebanyak 2 responden (5,3%), setuju sebanyak 25

    responden (65,8%), tidak setuju sebanyak 8 responden (21,1%), dan sangat tidak

    setuju sebanyak 3 responden (7,9%). Untuk pertanyaan 15 menjawab sangat

    setuju sebanyak 2 responden (5,3%), setuju sebanyak 25 responden (65,8%), dan

    sangat tidak setuju sebanyak 11 responden (28,9%).

  • 92

    Hasil penelitian berdasarkan sikap dapat dilihat dalam tabel 4.5 berikut:

    Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap di Rumah

    Sakit Sundari Medan Tahun 2018

    No. Sikap Jumlah

    f %

    1. Positif 15 39,5

    2. Negatif 23 60,5

    Jumlah 38 100,0

    Berdasarkan tabel 4.5 hasil penelitian jumlah responden sebanyak 38

    orang diketahui responden yang memiliki sikap positif sebanyak 15 orang

    (39,5%) dan responden yang memiliki sikap negatif sebanyak 23 orang (60,5%).

    4) Motivasi

    Motivasi terdiri atas dua kategori yaitu ya dan tidak. Untuk mendapatkan

    kategori tersebut maka diperlukan kuesioner sehingga dapat diberi penilaian dua

    kategori tersebut. Berikut adalah distribusi frekuensi berdasarkan jawaban

    motivasi.

    Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap di

    Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

    No Pertanyaan Motivasi

    Jawaban Total

    Ya Tidak

    f % f % f %

    1 Kalau saya tidak melaksanakan IMD, maka

    saya gagal sebagai seorang bidan 31 81,6 7 18,4 38 100,0

    2 Saya berusaha agar setiap ibu bersalin

    berhasil melakukan IMD 31 81,6 7 18,4 38 100,0

    3 Saya senang menjelaskan tentang proses

    IMD kepada ibu bersalin 26 68,4 12 31,6 38 100,0

    4 Saya merasa menjelaskan kepada ibu

    tentang IMD menjadi tanggung jawab saya 21 55,3 17 44,7 38 100,0

    5 Saya senang membantu ibu bersalin untuk

    pelaksanaan proses IMD segera setelah bayi

    lahir

    23 60,5 15 39,5 38 100,0

    6. Atasan mendukung sosialisasi IMD 15 39,5 23 60,5 38 100,0

  • 93

    Tabel 4.6. (Lanjutan)

    No Pertanyaan Motivasi

    Jawaban Total

    Ya Tidak

    f % f % f %

    7. Saya dan teman sejawat saya saling

    mendukung dalam melaksanakan proses

    IMD

    12 31,6 26 68,4 38 100,0

    8. Saya mendapat bimbingan teknis bila target

    cakupan pelaksanaan IMD tidak tercapai 31 81,6 7 18,4 38 100,0

    9. Sarana dan prasarana untuk mendukung

    sosialisasi program IMD sangat memadai 17 44,7 21 55,3 38 100,0

    10. Saya mendapat teguran dari atasan apabila

    tidak melaksanakan IMD 11 28,9 27 71,1 38 100,0

    Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat distribusi frekuensi responden

    berdasarkan pertanyaan 1 dari 38 responden menjawab ya sebanyak 31

    responden (84,2%) dan menjawab tidak sebanyak 7 responden (18,4%). Untuk

    pertanyaan 2 responden menjawab ya sebanyak 31 responden (84,2%) dan

    menjawab tidak sebanyak 7 responden (18,4%). Untuk pertanyaan 3 responden

    menjawab ya sebanyak 26 responden (68,4%) dan menjawab tidak sebanyak 12

    responden (31,6%). Untuk pertanyaan 4 responden menjawab ya sebanyak 21

    responden (55,3%) dan menjawab tidak sebanyak 17 responden (44,7%). Untuk

    pertanyaan 5 responden menjawab ya sebanyak 23 responden (60,5%) dan

    menjawab tidak sebanyak 15 responden (39,5%). Untuk pertanyaan 6 responden

    menjawab ya sebanyak 15 responden (39,5%) dan menjawab tidak sebanyak 23

    responden (60,5%). Untuk pertanyaan 7 responden menjawab ya sebanyak 12

    responden (31,6%) dan menjawab tidak sebanyak 26 responden (68,4%). Untuk

    pertanyaan 8 responden menjawab ya sebanyak 31 responden (84,2%) dan

    menjawab tidak sebanyak 7 responden (18,4%). Untuk pertanyaan 9 responden

    menjawab ya sebanyak 17 responden (44,7%) dan menjawab tidak sebanyak 21

  • 94

    responden (55,3%). Untuk pertanyaan 10 responden menjawab ya sebanyak 11

    responden (28,9%) dan menjawab tidak sebanyak 27 responden (71,1%).

    Hasil penelitian berdasarkan motivasi dapat dilihat dalam tabel 4.7 berikut:

    Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi di

    Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

    No

    . Motivasi

    Jumlah

    f %

    1. Baik 15 39,5

    2. Kurang 23 60,5

    Jumlah 38 100,0

    Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat hasil penelitian jumlah responden

    sebanyak 38 orang diketahui responden yang memiliki motivasi baik sebanyak 15

    orang (39,5%) dan memiliki motivasi kurang sebanyak 23 orang (60,5%).

    Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelatihan di

    Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

    No. Pelatihan Jumlah

    f %

    1. Pernah 13 34,2

    2. Tidak Pernah 25 65,8

    Jumlah 38 100,0

    Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat hasil penelitian jumlah responden

    sebanyak 38 orang diketahui responden yang pernah medapatkan pelatihan

    sebanyak 13 orang (34,2%) dan responden yang tidak pernah mendapatkan

    pelatihan sebanyak 25 orang (65,8%).

    Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelaksanaan IMD

    di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

    No. Pelaksanaan IMD Jumlah

    f %

    1. Dilaksanakan 16 42,1

    2. Tidak Dilaksanakan 22 57,9

    Jumlah 38 100,0

  • 95

    Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat hasil penelitian jumlah responden

    sebanyak 38 orang diketahui responden yang pelaksanaan IMDnya dilaksanakan

    sebanyak 16 orang (42,1%) dan responden yang pelaksanaan IMDnya tidak

    dilaksanakan sebanyak 22 orang (57,9%).

    4.2.2 Analisis Bivariat

    Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara masing-

    masing variabel bebas atau variabel independen yaitu pengetahuan, sikap,

    motivasi, dan pelatihan dengan variabel terikat atau variabel dependen yaitu

    pelaksanaan IMD melalui crosstabs atau tabulasi silang. Uji statistik yang

    dilakukan pada analisis bivariat ini adalah menggunakan uji chi- square dengan

    derajat kepercayaan 95% (α= 0,05). Dikatakan ada hubungan yang bermakna

    secara statistik jika diperoleh nilai p

  • 96

    sedangkan yang berpengetahuan baik dan tidak melaksanakan IMD sebanyak 3

    orang (16,7%). 38 responden yang berpengetahuan kurang dan melaksanakan

    IMD sebanyak 1 orang (5,0%) sedangkan yang berpengetahuan kurang dan tidak

    melaksanakan IMD sebanyak 19 orang (95,0%). Hasil uji statistik diperoleh nilai

    p= 0,000 yang artinya ada hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan IMD di

    Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018.

    2) Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan IMD di di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

    Hasil penelitian dengan tabulasi silang berdasarkan sikap dapat dilihat

    dalam tabel 4.11 berikut:

    Tabel 4.11 Tabulasi Silang Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan IMD di

    Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

    No. Sikap

    Pelaksanaan IMD

    Total p value Dilaksanakan

    Tidak

    Dilaksanakan

    f % f % f %

    1. Positif 11 73,3 4 26,7 15 39,5 0,002

    2. Negatif 5 21,7 18 78,3 23 60,5

    Total 16 42,1 22 57,9 38 100,0

    Berdasarkan tabel di atas, diketahu dari 38 orang responden yang memiliki

    sikap positif dan melaksanakan IMD sebanyak 11 orang (73,3%), sedangkan yang

    memiliki sikap positif dan tidak melaksanakan IMD sebanyak 4 orang (26,7%).

    38 responden yang memiliki sikap negatif dan melaksanakan IMD sebanyak 5

    orang (21,7%), sedangkan yang memiliki sikap negatif dan tidak melaksanakan

    IMD sebanyak 18 orang (78,3%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,002 yang

    artinya ada hubungan sikap dengan pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari

    Medan Tahun 2018.

  • 97

    3) Hubungan Motivasi dengan Pelaksanaan IMD di di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

    Hasil penelitian dengan tabulasi silang berdasarkan motivasi dapat dilihat

    dalam tabel 4.12 berikut:

    Tabel 4.12 Tabulasi Silang Hubungan Motivasi dengan Pelaksanaan IMD di

    Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

    No. Motivasi

    Pelaksanaan IMD

    Total p value Dilaksanakan

    Tidak

    Dilaksanakan

    f % f % f %

    1. Baik 13 86,7 2 13,3 15 39,5 0,000

    2. Kurang 3 13,0 20 87,0 23 60,5

    Total 16 42,1 22 57,9 38 100,0

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui dari 38 orang responden yang

    memiliki motivasi baik dan melaksanakan IMD sebanyak 13 orang (86,7%),

    sedangkan yang memiliki motivasi baik dan tidak melaksanakan IMD sebanyak 2

    orang (13,3%). 38 responden yang memiliki motivasi kurang dan melaksanakan

    IMD sebanyak 3 orang (13,0%), sedangkan yang memiliki motivasi kurang dan

    tidak melaksanakan IMD sebanyak 20 orang (87,0%). Hasil uji statistik diperoleh

    nilai p= 0,000 yang artinya ada hubungan motivasi dengan pelaksanaan IMD di

    Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018.

    4) Hubungan Pelatihan dengan Pelaksanaan IMD di di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

    Hasil penelitian dengan tabulasi silang berdasarkan pelatihan dapat dilihat

    dalam tabel 4.13 berikut:

  • 98

    Tabel 4.13 Tabulasi Silang Hubungan Pelatihan dengan Pelaksanaan IMD di

    Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

    No. Pelatihan

    Pelaksanaan IMD

    Total p value Dilaksanakan

    Tidak

    Dilaksanakan

    f % f % f %

    1. Pernah 10 76,9 3 23,1 13 34,2 0,002

    2. Tidak Pernah 6 24,0 19 76,0 25 65,8

    Total 16 42,1 22 57,9 38 100,0

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui dari 38 responden yang pernah

    mendapat pelatihan dan melaksanakan IMD sebanyak 10 orang (76,9%),

    sedangkan responden yang pernah mendapatkan pelatihan dan tidak

    melaksanakan IMD sebanyak 3 orang (23,1%). 38 responden yang tidak pernah

    mendapat pelatihan dan melaksanakan IMD sebanyak 6 orang (24,0%), sedangkan

    responden yang tidak pernah mendapat pelatihan dan tidak melaksanakan IMD

    sebanyak 19 orang (76,0%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,002 yang

    artinya ada hubungan pelatihan dengan pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari

    Medan Tahun 2018.

    4.2. Pembahasan

    4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan IMD di Rumah Sakit

    Sundari Medan Tahun 2018

    Hasil penelitian analisis univariat tentang pengetahuan mayoritas dalam

    kategori kurang (52,6%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,000 yang

    artinya ada pengetahuan dengan pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari Medan

    Tahun 2018.

    Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Wardani (2015)

    menjelaskan bahwa ada hubungan antara pengetahuan bidan dengan pelaksanaan

  • 99

    Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada ibu bersalin (p value = 0,010). Pengetahuan

    bidan tentang IMD sudah cukup baik, namun pengetahuan bidan perlu

    ditingkatkan sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan yaitu melalui

    pelatihan dan pendidikan yang lebih tinggi.(39)

    Menurut Notoatmodjo (2012), pengalaman bidan selama bekerja sangat

    berpengaruh terhadap pengetahuan bidan tentang pelaksanaan IMD. Karena

    semakin lama seseorang bekerja semakin banyak kasus yang ditanganinya

    sehingga pengetahuan dan pengalamannya semakin meningkat. Pengetahuan yang

    dimiliki bidan diperoleh dari pengalaman baik itu pengalaman dari dirinya sendiri

    maupun orang lain karena semakin lama bidan tersebut bekerja maka pengalaman

    yang diperoleh akan semakin banyak. (11)

    Menurut Soeprapto (dalam Sobur, 2011), ilmu merupakan terjemahan dari

    kata Inggris yaitu science. Kata science berarti mempelajari atau mengetahui.

    Aspek-aspek tentang pengetahuan adalah pengetahuan (knowledge), penelitian

    (research) dan sistematis (systematic).(40)

    Proses seseorang menghadapi pengetahuan, bahwa sebelum orang

    menghadapi perilaku baru, di dalam seseorang terjadi proses awarness

    (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih

    dahulu terhadap stimulus. Interest (merasa tertarik) terhadap objek atau stimulus

    tersebut bagi dirinya. Trial yaitu subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

    dengan pengeahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. (11)

    Menurut asumsi peneliti bahwa kurangnya tatalaksana inisiasi menyusu

    dini dikarenakan pengetahuan bidan yang kurang karena kurangnya informasi

  • 100

    yang diterima bidan tentang IMD, khususnya bidan-bidan yang baru tamat dan

    belum mendapat pelatihan tentang IMD. Pengetahuan bidan yang kurang juga

    dikarenakan masih sedikitnya masa kerja dan kurangnya pengalaman dalam

    penatalaksanaan inisiasi menyusu dini. Semakin banyak bidan mendapatkan

    pelatihan maka semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal

    yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuan dalam pelaksanaan IMD.

    4.3.2. Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari

    Medan Tahun 2018

    Hasil penelitian analisis univariat tentang sikap dalam kategori negatif

    (60,5%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,002 yang artinya ada hubungan

    sikap dengan pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Armi (2012)

    tentang hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan

    Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Batipuh I, II dan III tahunn

    2012, yang menyimpulkan dari hasil penelitian didapatkan 68,4 % responden

    memiliki tingkat pendididkan Diploma I Kebidanan 65,8% memiliki pengetahuan

    rendah tentang pelaksanaan IMD 55,3% memiliki sikap negative tentang

    pelaksanaan IMD dan 71,1% tidak melaksanakan IMD terhadap bayi baru lahir.

    Hasil analisa bivariat terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan

    (p =0,017 dan OR -7,700), pengetahuan bidan (p =0,024 dan OR =6,125) dan

    sikap (p = 0,001 dan OR = 28,571) dengan pelaksanaan IMD. Dapat disimpulkan

    bahwa rendahnya pelaksanaan IMD dipengaruhi oleh pendidikan, pengetahuan

    dan sikap bidan.(41)

  • 101

    Hal yang sama juga disebutkan oleh Mohamad (2015) dalam

    penelitiannya yang berjudul Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan

    Inisiasi Menyusu Dini oleh Bidan di Rumah Sakit Prof. Dr. Aloei Saboe Kota

    Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap

    dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Rumah Sakit Prof Dr Aloei Saboe

    Kota Gorontalo dengan nilai p = 0.012 < 0,05 dan nilai OR (Odds Rasio) sebesar

    3,467 artinya bidan mempunyai peluang 3,467 kali untuk melaksanakan tindakan

    IMD dibandingkan dengan bidan yang sikap kurang.(42)

    Perilaku bidan akan dipengaruhi oleh sikap yang telah dimilikinya.

    Hubungan sikap dengan perilaku tergantung sangat ditentukan oleh faktor-faktor

    situasional tertentu. Norma-norma, peranan, keanggotaan kelompok, kebudayaan

    merupakan kondisi ketergantungan yang dapat mengubah hubungan sikap dengan

    perilaku. Oleh karena itu, sejauh mana prediksi perilaku dapat disandarkan pada

    sikap akan berbeda dari waktu ke waktu dan dari situasi ke situasi lainya.(43)

    Hal ini juga sesuai yang dikemukakan oleh Azwar (2013), bahwa

    pembentukan sikap terhadap berbagai objek dipengaruhi oleh beberapa faktor

    yaitu pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, dan media

    massa. Sikap yang didasari pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama

    berbekas. Seseorang yang dianggap penting akan banyak mempengaruhi sikap

    dan umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau

    sarah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Selain itu media massa

    seperti majalah, surat kabar dan buku-buku mempunyai pengaruh besar dalam

  • 102

    pembentukan opini dan kepercayaan orang, sehingga memberikan landasan

    kognitif baru bagi terbentuknya sikap. (44)

    Sikap dapat bersifat positif dan negatif. Sikap positif memiliki

    kecenderungan tindakan untuk mendekati, menyayangi, dan mengahrgai objek

    tertentu. Hal ini berbanding terbalik dengan sikap negatif yang cenderung untuk

    menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyukai objek tertentu. Sikap

    bukan merupakan bawaan lahir tetapi dibentuk oleh keadaan dan situasi yang

    dihadapi oleh seseorang. Faktor yang mempengaruhi sikap antara lain: 1)

    pengalaman pribadi, 2) pengaruh orang lain yang dianggap penting, 3)pengaruh

    kebudayaan, 4) media massa, 5) lembaga pendidikan dan lembaga agama, dan 6)

    faktor emosional. (36)

    Menurut asumsi peneliti bahwa perilaku responden bisa dipengaruhi oleh

    sikap. Namun sikap itu sendiri sangat tergantung pada situasional tertentu.

    Misalnya karena sikap tersebut dinilai/ mendapat penilaian maka sebagian besar

    responden bersikap sangat setuju.

    4.3.3. Hubungan Motivasi dengan Pelaksanaan IMD di Rumah Sakit

    Sundari Medan Tahun 2018

    Hasil penelitian analisis univariat tentang motivasi mayoritas dalam

    kategori kurang (60,5%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,000 yang

    artinya ada hubungan motivasi dengan pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari

    Medan Tahun 2018.

    Hasil penelitian ini sesuai yang dikatakan Mardiah dengan hasil uji chi

    square didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara motivasi dengan

    kinerja bidan dalam mendukung program IMD di Kota Pekan Baru.(45)

  • 103

    Penelitian yang dilakukan Wiendarto (2014) dengan judul Hubungan

    Antara Pengetahuan Ibu, Motivasi Ibu, dan Dukungan Bidan dengan Kesediaan

    Ibu Melakukan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Kota

    Surakarta, menyebutkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu (p=0,000),

    motivasi ibu (p=0,001), dan dukungan bidan (p=0,009) dengan kesediaan ibu

    melakukan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Kota

    Surakarta.(46)

    Menurut Rahardjo (2011) motivasi merupakan salah satu mekanisme

    bagaimana terbentuknya proses alami perubahan. Motivasi berarti dorongan yang

    timbul dari dalam diri seseorang yang secara sadar atau tidak sadar sehingga

    berperilaku untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kebutuhan.(47)

    Sutrisno (2013:109) mengemukakan motivasi adalah “faktor yang

    mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, motivasi sering

    kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang”. Mangkunegara

    (2012:61) juga mengemukakan motivasi adalah kondisi atau energi yang

    menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan

    organisasi perusahaan.(48)

    Menurut asumsi peneliti bahwa berhasil atau tidaknya praktek IMD

    tergantung pada petugas kesehatan baik perawat, bidan atau dokter karena mereka

    yang pertama membantu ibu bersalin melakukan IMD. Dengan dukungan dan

    motivasi dari instansi terkait. Maka seorang bidan akan lebih termotivasi,

    sehingga mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi ibu dan bayi.

  • 104

    4.3.4. Hubungan Pelatihan dengan Pelaksanaan IMD di Rumah Sakit

    Sundari Medan Tahun 2018

    Hasil penelitian analisis univariat tentang pelatihan mayoritas tidak pernah

    mengikuti pelatihan (65,8%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,002 yang

    artinya ada hubungan pelatihan dengan pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari

    Medan Tahun 2018.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Faroza Y

    (2016) dengan ada perbedaan perilaku bidan tentang IMD (p-value = 0.000)

    antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pelatihan IMD

    mempengaruhi perilaku bidan dalam pelaksanaan IMD di RSUD Solok dan RSIA

    Permata Bunda. Disarankan agar direktur rumah sakit untuk melakukan pelatihan

    IMD kepada seluruh bidan. (49)

    Penelitian oleh Ketut Dara PuspaDewi dengan judul Faktor-faktor yang

    Mempengaruhi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD oleh Bidan di 5

    Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Tahun 2016

    menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanan IMD

    oleh bidan di 5 Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang

    Tahun 2016 adalah usia (P-value=0,018), pelatihan (P-value=0,006), dukungan

    atasan (P-value=0,043). Dari hasil penelitian disarankan adanya pelatihan bagi

    Bidan terkait IMD. (50)

    Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mohammad

    (2015) dengan hasil penelitian Hasil analisis uji statistik menunujukkan nilai p =

    0.034 < 0.05 dengan artinya terdapat hubungan yang bermakna antara pelatihan

    dengan pelaksanaan IMD. Nilai OR (Odds Rasio) sebesar 2,959 artinya bidan

  • 105

    yang pernah mengikuti pelatihan mempunyai kemungkinan 2,959 kali untuk

    melaksanakan IMD dibandingkan dengan yang tidak pernah mengikuti

    pelatihan.(44)

    Menurut Munandar dalam Notoatmodjo (2012), pelatihan adalah suatu

    proses jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir,

    yang mana karyawan non manajerial mempelajari pengetahuan dan ketrampilan

    teknis untuk tujuan-tujuan tertentu. Menurut Gibson, keterampilan adalah

    kecakapan yang berhubungan dengan tugas yana gdimiliki dan dipergunakan oleh

    seseorang dala waktu yang tepat. Pendapat Muchlas, bahwa sejumlah pekerja

    ternyata kurang memiliki keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan perusahaan,

    sehingga perusahaan harus melakukan pelatihan terhadap karyawan secara

    intensif. Beberapa hal yan gperlu diperhatikan dalam pelatihan adalah sistem

    pelatihan, metode pelatihan, peserta pelatihan dan alat bantu belajar. (11)

    Menurut Widodo (2015:82), pelatihan merupakan serangkaian aktivitas

    individu dalam meningkatkan keahlian dan pengetahuan secara sistematis

    sehingga mampu memiliki kinerja yang profesional di bidangnya. Pelatihan

    adalah proses pembelajaran yang memungkinkan pegawai melaksanakan

    pekerjaan yang sekarang sesuai dengan standar. (51)

    Menurut asumsi peneliti, Hubungan antara pelatihan dengan pelaksanaan

    IMD, kemungkinan karena bidan yang mengikuti pelatihan IMD dapat

    meningkatkan kualitas, pengetahuan serta keahlian (kemampuan) mengenai IMD

    dan akan meningkatkan rasa percaya diri dalam tugasnya untuk menumbuhkan

    sikap yang positif terhadap IMD.

  • 106

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan, maka

    kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1) Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan mayoritas responden

    berpengetahuan kurang (52,6%) dan ada hubungan pengetahuan dengan

    pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018 nilai p=

    0,000< 0,05.

    2) Distribusi frekuensi berdasarkan sikap mayoritas responden memiliki sikap

    negatif (60,5%) dan ada hubungan sikap dengan pelaksanaan IMD di

    Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018 nilai p= 0,002< 0,05.

    3) Distribusi frekuensi berdasarkan motivasi mayoritas responden memiliki

    motivasi kurang (60,5%) dan ada hubungan motivasi dengan pelaksanaan

    IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018 nilai p= 0,000< 0,05

    4) Distribusi frekuensi berdasarkan pelatihan mayoritas responden tidak pernah

    ikut pelatihan (65,8%) dan ada hubungan pelatihan dengan pelaksanaan

    IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018 nilai p= 0,002< 0,05.

  • 107

    5.2 Saran

    Adapun saran dalam penelitian ini, maka penulis memberikan saran

    kepada beberapa pihak, yaitu:

    1) Bagi Rumah Sakit Sundari Medan

    (1) Disarankan agar lebih meningkatkan pengetahuan bidan dalam

    melaksanakan IMD dengan mengadakan pelatihan-platihan bagi bidan

    tentang pelaksanaan Inisisi Menyusu Dini (IMD) agar dapat

    memberikana pelayanan yang terbaik bagi ibu dan bayi.

    (2) Meningkatkan kesejahteraan bidan agar lebih termotivasi dalam

    melaksanakan tugasnya.

    2) Bagi Bidan

    Disarankan kepada bidan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan

    pelatihan tentang Inisisi Menyusu Dini (IMD).

    3) Bagi Peneliti Selanjutnya

    Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lanjutan

    tentang hubungan perilaku dan motivasi dengan pelaksanaan IMD dengan

    variabel yang berbeda seperti, persepsi dan lainya.

    4.1.4. Sarana dan Prasarana4.1.5. Struktural RSU. Sundari Medan4.2.1 Analisis Univariat4.2.2 Analisis Bivariat4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 20184.3.2. Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 20184.3.3. Hubungan Motivasi dengan Pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 20184.3.4. Hubungan Pelatihan dengan Pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018BAB V5.1 Kesimpulan5.2 Saran