Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
80
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian
4.1.1. Letak Geografis
Lokasi penelitian dilakukan di RSU. Sundari medan yang terletak di jalan
T.B. Simatupang (Jalan Pinang Baring No.31), dengan batasan wilayahnya
sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan T.B. Simatupang
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan pasar V Jalan Gatot Subroto
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Gatot Subroto
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan T.B. Simatupang
4.1.2. Demografi
RSU. Sundari Medan merupakan badan usaha berbentuk yayasan yang
didirikan oleh Bapak H. Usman selaku pembina yayasan pada tahun 1987, dan
pengawas yayasan yaitu Ibu Hj. Sundari AM.Keb. Ketua Yayasan RSU. Sundari
Medan adalah Bapak dr. H. Ali Akbar Hsb, dan direktur RSU.Sundari adalah
Bapak dr. Zulkarnain Hutasuhut. Luas keseluruhan rumah sakit ± 4.500 m2 dan
luas bangunan sekitar ± 2.600 m2.
4.1.3. Visi, Misi, Tujuan dan Motto RSU. Sundari Medan
a. Visi
Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik,bermutu, terjangkau dan
profesional.
81
b. Misi
1. Memberikan pelayanan dengan mutu yang terbaik
2. Mengedepankan layanan kesehatan dengan biaya yang terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat umumnya
3. Membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan taraf
kesehatan masyarakat sehingga tercapai keluarga sehat sejahtera
c. Tujuan
1. Memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna kepada segenap
lapisan masyarakat tanpa membedakan suku,ras dan agama/kepercayaan.
2. Berperan serta secara aktif mensukseskan Program Pemerintah dalam
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat,khususnya masyarakat
ekonomi menengah ke bawah.
3. Mengembangkan kerjasama pelayanan kesehatan dengan berbagai
instansi dan perusahaan, yaitu bagi pekerja dan pegawai beserta
keluarganya.
4. Secara terus menerus dan konsekuensi meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat sesuai standar kesehatan,
sehingga mampu memberikan keuntungan bagi pengguna jasa Rumah
Sakit Umum Sundari Medan.
5. Meningkatkan serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia di
Rumah Sakit Umum Sundari, sehingga mampu melayani setiap pengguna
jasa Rumah sakit dengan komitmen dan manusiawi.
82
d. Motto
Memberikan pelayanan yaitu hari ini lebih baik dari hari kemarin.
4.1.4. Sarana dan Prasarana
RSU.Sundari memiliki luas tanah 4.500 m2. Dalam gedung ini terdapat
semua fasilitas Rumah Sakit meliputi :
1. Kamar pasien yang nyaman
2. Unit Gawat Darurat (UGD) dengan dokter jaga 24 jam
3. Laboratorium
4. Radiologi (Rontgen)
5. Instalasi Farmasi (Apotik)
6. Ambulans yang siaga selama 24 jam.
7. Pelayanan Rawat Inap
8. USG 2 dimensi
9. EKG
10. Pap Smear
11. Audiometri
12. Spirometri
13. Laparoscopy Cholecystectomy Appendictomy (Pengangkatan batu empedu
dan usus buntu dengan Laparoskopi)
14. ICU
15. Ruang Bersalin
16. Kamar Bedah (OK)
83
Pelayanan Khusus Klinik Pelayanan Rehabilitasi Rumah sakit di dukung
oleh dokter, baik Dokter Umum, dan Spesialis. Bangunan depan terdiri dari
bangunan induk 3 lantai, di lantai 1 (satu) gedung terdapat Poliklinik IGD dan
Apotik serta Laboratorium dan ruang perawatan Jamkesmas pada lantai 2 (dua)
dan 3 (tiga).
4.1.5. Struktural RSU. Sundari Medan
Jumlah Struktural : 23 orang
Jumlah Dokter Spesialis
1. Dokter Spesialis Anak : 2 orang
2. Dokter Spesialis Kebidanan : 2 orang
3. Dokter Spesialis Penyakit Dalam : 2 orang
4. Dokter Spesialis THT : 2 orang
5. Dokter Spesialis Bedah : 2 orang
6. Dokter Spesialis Kulit & Kelamin : 1 orang
7. Dokter Spesialis Paru - Paru : 1 orang
8. Dokter Spesialis Saraf : 1 orang
9. Dokter Spesialis Patologi Klinik : 1 orang
10. Dokter Spesialis Radiologi : 2 orang
11. Dokter Spesialis Anastesi : 3 orang
12. Dokter Gigi : 2 orang
13. Dokter Spesialis Patologi Anatomi : 1 orang
14. Jumlah dokter Umum / IGD : 5 orang
15. Jumlah Perawat : 184 orang
84
16. Jumlah Bidan : 38 orang
17. Jumlah Non Keperawatan : 15 orang
18. Apoteker : 1 orang
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Univariat
1) Deskripsi Karakteristik Responden
Deskripsi frekuensi responden berdasarkan karakteristik di Rumah Sakit
Umum Sundari Medan tahun 2018 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di
Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2018
Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)
Umur
20-25 tahun 0 0,0
26-30 tahun 11 28,9
31-35 tahun 14 36,8
36-40 tahun 6 15,8
>40 tahun 7 18,4
Total 38 100,0
Pendidikan
D3 30 78,9
D4 7 18,4
S1 1 2,6
Total 38 100,0
Lama Bekerja
≤5 tahun 10 26,3
5-10 tahun 10 26,3
11-15 tahun 10 26,3
16-20 tahun 4 10,5
>20 tahun 4 10,5
Total 38 100,0
85
Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 4.1 responden dalam penelitian ini
adalah seluruh bidan yang bekerja di Rumah Sakit Sundari Medan. Berdasarkan
hasil pengumpulan data tentang karakteristik bahwa responden yang berumur
responden yang berumur 26-30 tahun sebanyak 11 orang (28,9), responden yang
berumur 31-35 tahun sebanyak 14 orang (36,8%), responden yang berumur 36-40
tahun sebanyak 6 orang (15,8%) dan responden yang berumur > 40 tahun
sebanyak 7 orang (18,4%). Berdasarkan hasil penelitian pada tingkat pendidikan
responden yang berpendidikan D3 sebanyak 30 orang (78,9%), D4 sebanyak 7
orang (18,4%), dan sarjana sebanyak 1 orang (2,6%). Sedangkan berdasarkan
hasil penelitian pada kategori lama bekerja responden diketahui responden yang
telah bekerja ≤5 tahun 10 orang (26,2%), yang bekerja selama 5-10 tahun
sebanyak 10 orang (26,3%), yang telah bekerja 11-15 tahun sebanyak 10 orang
(26,3%), yang telah bekerja 16-20 tahun sebanyak 4 orang (10,5%) dan yang telah
bekerja > 20 tahun sebanyak 4 orang (10,5%).
2) Pengetahuan
Pengetahuan terdiri atas dua kategori yaitu benar dan salah. Untuk
mendapatkan kategori tersebut maka diperlukan kuesioner sehingga dapat diberi
penilaian untuk dua kategori tersebut. Berikut adalah distribusi frekuensi
berdasarkan jawaban pengetahuan:
86
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan
Pengetahuan di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018
No Pertanyaan Pengetahuan
Jawaban Total
Benar Salah
f % f % f %
1 Bagaimana metode IMD itu dikerjakan? 18 47,4 20 52,6 38 100,0
2 Apakah cairan ketuban pada tangan bayi
dibersihkan terlebih dahulu?? 26 68,4 12 31,6 38 100,0
3 Bagaimana tata laksana inisiasi menyusu dini
yang benar? 24 63,2 14 36,8 38 100,0
4 Apakah bayi yang baru lahir akan merasa kedinginan bila tidak segera
dibungkus/diselimuti saat ditengkurapkan di
dada ibu?
21 55,3 17 44,7 38 100,0
5 Bagaimana tata laksana IMD pada operasi caesar?
22 57,9 16 42,1 38 100,0
6. Apa saja keuntungan pelaksanaan kegiatan
IMD bagi ibu, yang anda ketahui? 17 44,7 21 55,3 38 100,0
7. Inisiasi menyusu dini sebaiknya dilakukan
selama
27 71,1 11 28,9 38 100,0
8. Dengan melaksanakan IMD berapa besar
persentase yang dapat menyelematkan bayi dari kematian?
18 47,4 20 52,6 38 100,0
9. Peraturan Pemerintah nomor berapa yang
mengatur tentang pelaksanaan IMD? 16 42,1 22 57,9 38 100,0
10. Pada anjuran IMD, mengapa vernik (zat lemak
putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya
tidak dibersihkan?
20 52,6 18 47,4 38 100,0
11. Apa kontra indikasi inisisasi menyusui dini bagi ibu?
31 81,6 7 18,4 38 100,0
12. Bagaimana cara memberikan ASI pertama kali
kepada bayi? 19 50,0 19 50,0 38 100,0
13. Apa manfaat inisiasi menyusu dini bagi ibu? 16 42,1 22 57,9 38 100,0
14. Bagian bayi apa saja yang perlu dikeringkan
pada anjuran IMD? 25 65,8 13 34,2 38 100,0
15. Apa kontra indikasi inisiasi menyusu dini bagi bayi?
20 52,6 18 47,4 38 100,0
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat distribusi frekuensi responden
berdasarkan pertanyaan 1 dari 38 responden, pada pertanyaan 1 yang menjawab
benar sebanyak 18 responden (47,4%) dan menjawab salah sebanyak 20
responden (52,6%), untuk pertanyaan 2 yang menjawab benar sebanyak 26
responden (68,4%) dan menjawab salah 12 responden (31,6%), untuk pertanyaan
87
3 yang menjawab benar sebanyak 24 responden (63,2%) dan menjawab salah 14
responden (36,8%), untuk pertanyaan 4 yang menjawab benar sebanyak 21
responden (55,3%) dan menjawab salah 17 responden (44,7%), untuk pertanyaan
5 yang menjawab benar sebanyak 22 responden (57,9%) dan menjawab salah 16
responden (42,1%), untuk pertanyaan 6 yang menjawab benar sebanyak 17
responden (44,7%) dan menjawab salah 21 responden (55,3%), untuk pertanyaan
7 yang menjawab benar sebanyak 27 responden (71,1%) dan menjawab salah 11
responden (28,9%), untuk pertanyaan 8 yang menjawab benar sebanyak 18
responden (47,4%) dan menjawab salah 20 responden (52,6%), untuk pertanyaan
9 yang menjawab benar sebanyak 16 responden (42,1%) dan menjawab salah 22
esponden (57,9%) dan untuk pertanyaan 10 yang menjawab benar sebanyak 20
responden (52,6%) dan menjawab salah 18 responden (47,4%).
Distribusi frekuensi responden untuk pertanyaan 11 yang menjawab benar
sebanyak 31 responden (81,6%) dan menjawab salah 7 responden (18,4%), untuk
pertanyaan 12 yang menjawab benar sebanyak 19 responden (50,0%) dan
menjawab salah 19 responden (50,0%), untuk pertanyaan 13 yang menjawab
benar sebanyak 16 responden (42,1%) dan menjawab salah 22 responden (57,9%),
untuk pertanyaan 14 yang menjawab benar sebanyak 25 responden (65,8%) dan
menjawab salah 13 responden (34,2%) dan untuk pertanyaan 15 yang menjawab
benar sebanyak 20 responden (52,6%) dan menjawab salah 18 responden (47,4%).
Hasil penelitian berdasarkan pengetahuan dapat dilihat dalam tabel 4.3
berikut:
88
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berdasarkan Pengetahuan di
Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018
No. Pengetahuan Jumlah
f %
1. Baik 18 47,4
2. Kurang 20 52,6
Jumlah 38 100,0
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 jumlah responden sebanyak 38
orang diketahui responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 18 orang
(47,4%), sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 20 orang
(52,6%)
3) Sikap
Sikap terdiri atas empat kategori yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak
setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Untuk mendapatkan kategori tersebut
maka diperlukan kuesioner sehingga dapat diberi penilaian empat kategori
tersebut. Berikut adalah distribusi frekuensi berdasarkan jawaban sikap.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap di
Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018
No Pertanyaan Sikap
Jawaban Total
SS S TS STS
f % f % f % f % f %
1 Inisiasi menyusu dini
merupakan program
pemerintah yang harus
dilaksanakan
19 50,0 8 21,1 4 10,5 7 18,4 38 100,0
2 IMD harus dilakukan untuk
mensukseskan program ASI
ekslusif
3 7,9 32 84,2 1 2,6 2 5,3 38 100,0
3 Petugas mempunyai peran
yang sangat penting dalam
pelaksanaa IMD
1 2,6 25 65,8 4 10,5 8 21,1 38 100,0
4 Saya akan tetap melakukan
IMD walaupun belum ada
sosialisasi dari atasan saya.
1 2,6 3 7,9 33 86,8 1 2,6 38 100,0
89
Tabel 4.4. Lanjutan
No Pertanyaan Sikap
Jawaban Total
SS S TS STS
f % f % f % f % f %
5. Bayi yang baru lahir
sebaiknya diberi kolostrum. 7 18,4 14 36,8 11 28,9 6 15,8 38 100,0
6. Saya harus memberi
informasi kepada ibu
hamil/keluarga bahwa
sebaiknya dilakukan IMD
pada bayi segera setelah
lahir
11 28,9 6 15,8 4 10,5 17 44,7 38 100,0
7. Saya memberikan informasi
tentang IMD dan
manfaatnya kepada bayi dan
ibu bersalin
3 7,9 25 65,8 8 21,1 2 5,3 38 100,0
8. Pelaksanaan IMD harus
dilaksanakan petugas dalam
suasana tenang, nyaman,
dan penuh kesabaran
4 10,5 25 65,8 1 2,6 8 21,1 38 100,0
9. Perlu pengawasan pada ibu
dan bayi pada saat IMD
agar pelaksanaan IMD
berhasil
11 28,9 2 5,3 17 44,7 8 21,1 38 100,0
10. Saya harus melibatkan
suami pasien atau keluarga
lain dalam pelaksanaan
IMD
9 23,7 1 2,6 19 50,0 9 23,7 38 100,0
11. Saya bertanggung jawab
kepada ibu dalam
membantu menumbuhkan
percaya diri ibu dalam
pelaksanaan IMD
2 5,3 2 5,3 33 86,8 1 2,6 38 100,0
12. Dalam pelaksanaan IMD,
bayi dibiarkan sendiri
mencari dan menemukan
puting susu
8 21,1 14 36,8 9 23,7 7 18,4 38 100,0
13. Kunci utama keberhasilan
IMD adalah bidan 13 34,2 7 18,4 3 7,9 15 39,5 38 100,0
14. IMD tetap dilakukan
walaupun ASI belum keluar 2 5,3 25 65,8 8 21,1 3 7,9 38 100,0
15. Saya akan membujuk dan
memberi pengertian kepada
ibu apabila ibu tidak
bersedia melakukan IMD.
2 5,3 25 65,8 0 0,0 11 28,9 38 100,0
90
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat distribusi frekuensi responden
berdasarkan pertanyaan 1 dari 38 responden menjawab sangat setuju sebanyak 19
responden (50,0%), setuju sebanyak 8 responden (21,1%), tidak setuju sebanyak 4
responden (10,5%) dan sangat tidak setuju sebanyak 7 responden (18,4%). Untuk
pertanyaan 2 menjawab sangat setuju sebanyak 3 responden (7,9%), setuju
sebanyak 32 responden (84,2%), tidak setuju sebanyak 1 responden (2,6%), dan
sangat tidak setuju sebanyak 2 responden (5,3%). Untuk pertanyaan 3 menjawab
sangat setuju sebanyak 1 responden (2,6%), setuju sebanyak 25 responden
(65,8%), tidak setuju sebanyak 4 responden (10,5%), dan sangat tidak setuju
sebanyak 8 responden (21,1%). Untuk pertanyaan 4 menjawab sangat setuju
sebanyak 1 responden (2,6%), setuju sebanyak 3 responden (7,9%), tidak setuju
sebanyak 33 responden (86,8%), dan sangat tidak setuju sebanyak 1 responden
(2,6%). Untuk pertanyaan 5 menjawab sangat setuju sebanyak 7 responden
(18,4%), setuju sebanyak 14 responden (36,8%), tidak setuju sebanyak 11
responden (28,9%), dan sangat tidak setuju sebanyak 6 responden (15,8%).
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan 6 menjawab sangat
setuju sebanyak 11 responden (28,9%), setuju sebanyak 6 responden (15,8%),
tidak setuju sebanyak 4 responden (10,5%), dan sangat tidak setuju sebanyak 17
responden (44,7%). Untuk pertanyaan 7 menjawab sangat setuju sebanyak 3
responden (7,9%), setuju sebanyak 25 responden (65,8%), tidak setuju sebanyak 8
responden (21,1%), dan sangat tidak setuju sebanyak 2 responden (5,3%). Untuk
pertanyaan 8 menjawab sangat setuju sebanyak 4 responden (10,5%), setuju
sebanyak 25 responden (65,8%), tidak setuju sebanyak 1 responden (2,6%), dan
91
sangat tidak setuju sebanyak 8 responden (21,1%). Untuk pertanyaan 9 menjawab
sangat setuju sebanyak 11 responden (28,9%), setuju sebanyak 2 responden
(5,3%), tidak setuju sebanyak 17 responden (44,7%), dan sangat tidak setuju
sebanyak 8 responden (21,1%). Untuk pertanyaan 10 menjawab sangat setuju
sebanyak 9 responden (23,7%), setuju sebanyak 1 responden (2,6%), tidak setuju
sebanyak 19 responden (50,0%), dan sangat tidak setuju sebanyak 9 responden
(23,7%).
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan 11 menjawab
sangat setuju sebanyak 2 responden (5,3%), setuju sebanyak 2 responden (5,3%),
tidak setuju sebanyak 33 responden (86,8%), dan sangat tidak setuju sebanyak 1
responden (2,6%). Untuk pertanyaan 12 menjawab sangat setuju sebanyak 8
responden (21,1%), setuju sebanyak 14 responden (36,8%), tidak setuju sebanyak
9 responden (23,7%), dan sangat tidak setuju sebanyak 7 responden (18,4%).
Untuk pertanyaan 13 menjawab sangat setuju sebanyak 13 responden (34,2%),
setuju sebanyak 7 responden (18,4%), tidak setuju sebanyak 3 responden (7,9%),
dan sangat tidak setuju sebanyak 15 responden (39,5%). Untuk pertanyaan 14
menjawab sangat setuju sebanyak 2 responden (5,3%), setuju sebanyak 25
responden (65,8%), tidak setuju sebanyak 8 responden (21,1%), dan sangat tidak
setuju sebanyak 3 responden (7,9%). Untuk pertanyaan 15 menjawab sangat
setuju sebanyak 2 responden (5,3%), setuju sebanyak 25 responden (65,8%), dan
sangat tidak setuju sebanyak 11 responden (28,9%).
92
Hasil penelitian berdasarkan sikap dapat dilihat dalam tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap di Rumah
Sakit Sundari Medan Tahun 2018
No. Sikap Jumlah
f %
1. Positif 15 39,5
2. Negatif 23 60,5
Jumlah 38 100,0
Berdasarkan tabel 4.5 hasil penelitian jumlah responden sebanyak 38
orang diketahui responden yang memiliki sikap positif sebanyak 15 orang
(39,5%) dan responden yang memiliki sikap negatif sebanyak 23 orang (60,5%).
4) Motivasi
Motivasi terdiri atas dua kategori yaitu ya dan tidak. Untuk mendapatkan
kategori tersebut maka diperlukan kuesioner sehingga dapat diberi penilaian dua
kategori tersebut. Berikut adalah distribusi frekuensi berdasarkan jawaban
motivasi.
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap di
Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018
No Pertanyaan Motivasi
Jawaban Total
Ya Tidak
f % f % f %
1 Kalau saya tidak melaksanakan IMD, maka
saya gagal sebagai seorang bidan 31 81,6 7 18,4 38 100,0
2 Saya berusaha agar setiap ibu bersalin
berhasil melakukan IMD 31 81,6 7 18,4 38 100,0
3 Saya senang menjelaskan tentang proses
IMD kepada ibu bersalin 26 68,4 12 31,6 38 100,0
4 Saya merasa menjelaskan kepada ibu
tentang IMD menjadi tanggung jawab saya 21 55,3 17 44,7 38 100,0
5 Saya senang membantu ibu bersalin untuk
pelaksanaan proses IMD segera setelah bayi
lahir
23 60,5 15 39,5 38 100,0
6. Atasan mendukung sosialisasi IMD 15 39,5 23 60,5 38 100,0
93
Tabel 4.6. (Lanjutan)
No Pertanyaan Motivasi
Jawaban Total
Ya Tidak
f % f % f %
7. Saya dan teman sejawat saya saling
mendukung dalam melaksanakan proses
IMD
12 31,6 26 68,4 38 100,0
8. Saya mendapat bimbingan teknis bila target
cakupan pelaksanaan IMD tidak tercapai 31 81,6 7 18,4 38 100,0
9. Sarana dan prasarana untuk mendukung
sosialisasi program IMD sangat memadai 17 44,7 21 55,3 38 100,0
10. Saya mendapat teguran dari atasan apabila
tidak melaksanakan IMD 11 28,9 27 71,1 38 100,0
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat distribusi frekuensi responden
berdasarkan pertanyaan 1 dari 38 responden menjawab ya sebanyak 31
responden (84,2%) dan menjawab tidak sebanyak 7 responden (18,4%). Untuk
pertanyaan 2 responden menjawab ya sebanyak 31 responden (84,2%) dan
menjawab tidak sebanyak 7 responden (18,4%). Untuk pertanyaan 3 responden
menjawab ya sebanyak 26 responden (68,4%) dan menjawab tidak sebanyak 12
responden (31,6%). Untuk pertanyaan 4 responden menjawab ya sebanyak 21
responden (55,3%) dan menjawab tidak sebanyak 17 responden (44,7%). Untuk
pertanyaan 5 responden menjawab ya sebanyak 23 responden (60,5%) dan
menjawab tidak sebanyak 15 responden (39,5%). Untuk pertanyaan 6 responden
menjawab ya sebanyak 15 responden (39,5%) dan menjawab tidak sebanyak 23
responden (60,5%). Untuk pertanyaan 7 responden menjawab ya sebanyak 12
responden (31,6%) dan menjawab tidak sebanyak 26 responden (68,4%). Untuk
pertanyaan 8 responden menjawab ya sebanyak 31 responden (84,2%) dan
menjawab tidak sebanyak 7 responden (18,4%). Untuk pertanyaan 9 responden
menjawab ya sebanyak 17 responden (44,7%) dan menjawab tidak sebanyak 21
94
responden (55,3%). Untuk pertanyaan 10 responden menjawab ya sebanyak 11
responden (28,9%) dan menjawab tidak sebanyak 27 responden (71,1%).
Hasil penelitian berdasarkan motivasi dapat dilihat dalam tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi di
Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018
No
. Motivasi
Jumlah
f %
1. Baik 15 39,5
2. Kurang 23 60,5
Jumlah 38 100,0
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat hasil penelitian jumlah responden
sebanyak 38 orang diketahui responden yang memiliki motivasi baik sebanyak 15
orang (39,5%) dan memiliki motivasi kurang sebanyak 23 orang (60,5%).
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelatihan di
Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018
No. Pelatihan Jumlah
f %
1. Pernah 13 34,2
2. Tidak Pernah 25 65,8
Jumlah 38 100,0
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat hasil penelitian jumlah responden
sebanyak 38 orang diketahui responden yang pernah medapatkan pelatihan
sebanyak 13 orang (34,2%) dan responden yang tidak pernah mendapatkan
pelatihan sebanyak 25 orang (65,8%).
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelaksanaan IMD
di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018
No. Pelaksanaan IMD Jumlah
f %
1. Dilaksanakan 16 42,1
2. Tidak Dilaksanakan 22 57,9
Jumlah 38 100,0
95
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat hasil penelitian jumlah responden
sebanyak 38 orang diketahui responden yang pelaksanaan IMDnya dilaksanakan
sebanyak 16 orang (42,1%) dan responden yang pelaksanaan IMDnya tidak
dilaksanakan sebanyak 22 orang (57,9%).
4.2.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara masing-
masing variabel bebas atau variabel independen yaitu pengetahuan, sikap,
motivasi, dan pelatihan dengan variabel terikat atau variabel dependen yaitu
pelaksanaan IMD melalui crosstabs atau tabulasi silang. Uji statistik yang
dilakukan pada analisis bivariat ini adalah menggunakan uji chi- square dengan
derajat kepercayaan 95% (α= 0,05). Dikatakan ada hubungan yang bermakna
secara statistik jika diperoleh nilai p
96
sedangkan yang berpengetahuan baik dan tidak melaksanakan IMD sebanyak 3
orang (16,7%). 38 responden yang berpengetahuan kurang dan melaksanakan
IMD sebanyak 1 orang (5,0%) sedangkan yang berpengetahuan kurang dan tidak
melaksanakan IMD sebanyak 19 orang (95,0%). Hasil uji statistik diperoleh nilai
p= 0,000 yang artinya ada hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan IMD di
Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018.
2) Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan IMD di di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018
Hasil penelitian dengan tabulasi silang berdasarkan sikap dapat dilihat
dalam tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11 Tabulasi Silang Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan IMD di
Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018
No. Sikap
Pelaksanaan IMD
Total p value Dilaksanakan
Tidak
Dilaksanakan
f % f % f %
1. Positif 11 73,3 4 26,7 15 39,5 0,002
2. Negatif 5 21,7 18 78,3 23 60,5
Total 16 42,1 22 57,9 38 100,0
Berdasarkan tabel di atas, diketahu dari 38 orang responden yang memiliki
sikap positif dan melaksanakan IMD sebanyak 11 orang (73,3%), sedangkan yang
memiliki sikap positif dan tidak melaksanakan IMD sebanyak 4 orang (26,7%).
38 responden yang memiliki sikap negatif dan melaksanakan IMD sebanyak 5
orang (21,7%), sedangkan yang memiliki sikap negatif dan tidak melaksanakan
IMD sebanyak 18 orang (78,3%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,002 yang
artinya ada hubungan sikap dengan pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari
Medan Tahun 2018.
97
3) Hubungan Motivasi dengan Pelaksanaan IMD di di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018
Hasil penelitian dengan tabulasi silang berdasarkan motivasi dapat dilihat
dalam tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12 Tabulasi Silang Hubungan Motivasi dengan Pelaksanaan IMD di
Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018
No. Motivasi
Pelaksanaan IMD
Total p value Dilaksanakan
Tidak
Dilaksanakan
f % f % f %
1. Baik 13 86,7 2 13,3 15 39,5 0,000
2. Kurang 3 13,0 20 87,0 23 60,5
Total 16 42,1 22 57,9 38 100,0
Berdasarkan tabel di atas, diketahui dari 38 orang responden yang
memiliki motivasi baik dan melaksanakan IMD sebanyak 13 orang (86,7%),
sedangkan yang memiliki motivasi baik dan tidak melaksanakan IMD sebanyak 2
orang (13,3%). 38 responden yang memiliki motivasi kurang dan melaksanakan
IMD sebanyak 3 orang (13,0%), sedangkan yang memiliki motivasi kurang dan
tidak melaksanakan IMD sebanyak 20 orang (87,0%). Hasil uji statistik diperoleh
nilai p= 0,000 yang artinya ada hubungan motivasi dengan pelaksanaan IMD di
Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018.
4) Hubungan Pelatihan dengan Pelaksanaan IMD di di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018
Hasil penelitian dengan tabulasi silang berdasarkan pelatihan dapat dilihat
dalam tabel 4.13 berikut:
98
Tabel 4.13 Tabulasi Silang Hubungan Pelatihan dengan Pelaksanaan IMD di
Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018
No. Pelatihan
Pelaksanaan IMD
Total p value Dilaksanakan
Tidak
Dilaksanakan
f % f % f %
1. Pernah 10 76,9 3 23,1 13 34,2 0,002
2. Tidak Pernah 6 24,0 19 76,0 25 65,8
Total 16 42,1 22 57,9 38 100,0
Berdasarkan tabel di atas, diketahui dari 38 responden yang pernah
mendapat pelatihan dan melaksanakan IMD sebanyak 10 orang (76,9%),
sedangkan responden yang pernah mendapatkan pelatihan dan tidak
melaksanakan IMD sebanyak 3 orang (23,1%). 38 responden yang tidak pernah
mendapat pelatihan dan melaksanakan IMD sebanyak 6 orang (24,0%), sedangkan
responden yang tidak pernah mendapat pelatihan dan tidak melaksanakan IMD
sebanyak 19 orang (76,0%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,002 yang
artinya ada hubungan pelatihan dengan pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari
Medan Tahun 2018.
4.2. Pembahasan
4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan IMD di Rumah Sakit
Sundari Medan Tahun 2018
Hasil penelitian analisis univariat tentang pengetahuan mayoritas dalam
kategori kurang (52,6%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,000 yang
artinya ada pengetahuan dengan pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari Medan
Tahun 2018.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Wardani (2015)
menjelaskan bahwa ada hubungan antara pengetahuan bidan dengan pelaksanaan
99
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada ibu bersalin (p value = 0,010). Pengetahuan
bidan tentang IMD sudah cukup baik, namun pengetahuan bidan perlu
ditingkatkan sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan yaitu melalui
pelatihan dan pendidikan yang lebih tinggi.(39)
Menurut Notoatmodjo (2012), pengalaman bidan selama bekerja sangat
berpengaruh terhadap pengetahuan bidan tentang pelaksanaan IMD. Karena
semakin lama seseorang bekerja semakin banyak kasus yang ditanganinya
sehingga pengetahuan dan pengalamannya semakin meningkat. Pengetahuan yang
dimiliki bidan diperoleh dari pengalaman baik itu pengalaman dari dirinya sendiri
maupun orang lain karena semakin lama bidan tersebut bekerja maka pengalaman
yang diperoleh akan semakin banyak. (11)
Menurut Soeprapto (dalam Sobur, 2011), ilmu merupakan terjemahan dari
kata Inggris yaitu science. Kata science berarti mempelajari atau mengetahui.
Aspek-aspek tentang pengetahuan adalah pengetahuan (knowledge), penelitian
(research) dan sistematis (systematic).(40)
Proses seseorang menghadapi pengetahuan, bahwa sebelum orang
menghadapi perilaku baru, di dalam seseorang terjadi proses awarness
(kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih
dahulu terhadap stimulus. Interest (merasa tertarik) terhadap objek atau stimulus
tersebut bagi dirinya. Trial yaitu subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai
dengan pengeahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. (11)
Menurut asumsi peneliti bahwa kurangnya tatalaksana inisiasi menyusu
dini dikarenakan pengetahuan bidan yang kurang karena kurangnya informasi
100
yang diterima bidan tentang IMD, khususnya bidan-bidan yang baru tamat dan
belum mendapat pelatihan tentang IMD. Pengetahuan bidan yang kurang juga
dikarenakan masih sedikitnya masa kerja dan kurangnya pengalaman dalam
penatalaksanaan inisiasi menyusu dini. Semakin banyak bidan mendapatkan
pelatihan maka semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal
yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuan dalam pelaksanaan IMD.
4.3.2. Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari
Medan Tahun 2018
Hasil penelitian analisis univariat tentang sikap dalam kategori negatif
(60,5%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,002 yang artinya ada hubungan
sikap dengan pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Armi (2012)
tentang hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan
Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Batipuh I, II dan III tahunn
2012, yang menyimpulkan dari hasil penelitian didapatkan 68,4 % responden
memiliki tingkat pendididkan Diploma I Kebidanan 65,8% memiliki pengetahuan
rendah tentang pelaksanaan IMD 55,3% memiliki sikap negative tentang
pelaksanaan IMD dan 71,1% tidak melaksanakan IMD terhadap bayi baru lahir.
Hasil analisa bivariat terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan
(p =0,017 dan OR -7,700), pengetahuan bidan (p =0,024 dan OR =6,125) dan
sikap (p = 0,001 dan OR = 28,571) dengan pelaksanaan IMD. Dapat disimpulkan
bahwa rendahnya pelaksanaan IMD dipengaruhi oleh pendidikan, pengetahuan
dan sikap bidan.(41)
101
Hal yang sama juga disebutkan oleh Mohamad (2015) dalam
penelitiannya yang berjudul Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan
Inisiasi Menyusu Dini oleh Bidan di Rumah Sakit Prof. Dr. Aloei Saboe Kota
Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap
dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Rumah Sakit Prof Dr Aloei Saboe
Kota Gorontalo dengan nilai p = 0.012 < 0,05 dan nilai OR (Odds Rasio) sebesar
3,467 artinya bidan mempunyai peluang 3,467 kali untuk melaksanakan tindakan
IMD dibandingkan dengan bidan yang sikap kurang.(42)
Perilaku bidan akan dipengaruhi oleh sikap yang telah dimilikinya.
Hubungan sikap dengan perilaku tergantung sangat ditentukan oleh faktor-faktor
situasional tertentu. Norma-norma, peranan, keanggotaan kelompok, kebudayaan
merupakan kondisi ketergantungan yang dapat mengubah hubungan sikap dengan
perilaku. Oleh karena itu, sejauh mana prediksi perilaku dapat disandarkan pada
sikap akan berbeda dari waktu ke waktu dan dari situasi ke situasi lainya.(43)
Hal ini juga sesuai yang dikemukakan oleh Azwar (2013), bahwa
pembentukan sikap terhadap berbagai objek dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, dan media
massa. Sikap yang didasari pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama
berbekas. Seseorang yang dianggap penting akan banyak mempengaruhi sikap
dan umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau
sarah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Selain itu media massa
seperti majalah, surat kabar dan buku-buku mempunyai pengaruh besar dalam
102
pembentukan opini dan kepercayaan orang, sehingga memberikan landasan
kognitif baru bagi terbentuknya sikap. (44)
Sikap dapat bersifat positif dan negatif. Sikap positif memiliki
kecenderungan tindakan untuk mendekati, menyayangi, dan mengahrgai objek
tertentu. Hal ini berbanding terbalik dengan sikap negatif yang cenderung untuk
menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyukai objek tertentu. Sikap
bukan merupakan bawaan lahir tetapi dibentuk oleh keadaan dan situasi yang
dihadapi oleh seseorang. Faktor yang mempengaruhi sikap antara lain: 1)
pengalaman pribadi, 2) pengaruh orang lain yang dianggap penting, 3)pengaruh
kebudayaan, 4) media massa, 5) lembaga pendidikan dan lembaga agama, dan 6)
faktor emosional. (36)
Menurut asumsi peneliti bahwa perilaku responden bisa dipengaruhi oleh
sikap. Namun sikap itu sendiri sangat tergantung pada situasional tertentu.
Misalnya karena sikap tersebut dinilai/ mendapat penilaian maka sebagian besar
responden bersikap sangat setuju.
4.3.3. Hubungan Motivasi dengan Pelaksanaan IMD di Rumah Sakit
Sundari Medan Tahun 2018
Hasil penelitian analisis univariat tentang motivasi mayoritas dalam
kategori kurang (60,5%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,000 yang
artinya ada hubungan motivasi dengan pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari
Medan Tahun 2018.
Hasil penelitian ini sesuai yang dikatakan Mardiah dengan hasil uji chi
square didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara motivasi dengan
kinerja bidan dalam mendukung program IMD di Kota Pekan Baru.(45)
103
Penelitian yang dilakukan Wiendarto (2014) dengan judul Hubungan
Antara Pengetahuan Ibu, Motivasi Ibu, dan Dukungan Bidan dengan Kesediaan
Ibu Melakukan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Kota
Surakarta, menyebutkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu (p=0,000),
motivasi ibu (p=0,001), dan dukungan bidan (p=0,009) dengan kesediaan ibu
melakukan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Kota
Surakarta.(46)
Menurut Rahardjo (2011) motivasi merupakan salah satu mekanisme
bagaimana terbentuknya proses alami perubahan. Motivasi berarti dorongan yang
timbul dari dalam diri seseorang yang secara sadar atau tidak sadar sehingga
berperilaku untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kebutuhan.(47)
Sutrisno (2013:109) mengemukakan motivasi adalah “faktor yang
mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, motivasi sering
kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang”. Mangkunegara
(2012:61) juga mengemukakan motivasi adalah kondisi atau energi yang
menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan
organisasi perusahaan.(48)
Menurut asumsi peneliti bahwa berhasil atau tidaknya praktek IMD
tergantung pada petugas kesehatan baik perawat, bidan atau dokter karena mereka
yang pertama membantu ibu bersalin melakukan IMD. Dengan dukungan dan
motivasi dari instansi terkait. Maka seorang bidan akan lebih termotivasi,
sehingga mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi ibu dan bayi.
104
4.3.4. Hubungan Pelatihan dengan Pelaksanaan IMD di Rumah Sakit
Sundari Medan Tahun 2018
Hasil penelitian analisis univariat tentang pelatihan mayoritas tidak pernah
mengikuti pelatihan (65,8%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,002 yang
artinya ada hubungan pelatihan dengan pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari
Medan Tahun 2018.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Faroza Y
(2016) dengan ada perbedaan perilaku bidan tentang IMD (p-value = 0.000)
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pelatihan IMD
mempengaruhi perilaku bidan dalam pelaksanaan IMD di RSUD Solok dan RSIA
Permata Bunda. Disarankan agar direktur rumah sakit untuk melakukan pelatihan
IMD kepada seluruh bidan. (49)
Penelitian oleh Ketut Dara PuspaDewi dengan judul Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD oleh Bidan di 5
Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Tahun 2016
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanan IMD
oleh bidan di 5 Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang
Tahun 2016 adalah usia (P-value=0,018), pelatihan (P-value=0,006), dukungan
atasan (P-value=0,043). Dari hasil penelitian disarankan adanya pelatihan bagi
Bidan terkait IMD. (50)
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mohammad
(2015) dengan hasil penelitian Hasil analisis uji statistik menunujukkan nilai p =
0.034 < 0.05 dengan artinya terdapat hubungan yang bermakna antara pelatihan
dengan pelaksanaan IMD. Nilai OR (Odds Rasio) sebesar 2,959 artinya bidan
105
yang pernah mengikuti pelatihan mempunyai kemungkinan 2,959 kali untuk
melaksanakan IMD dibandingkan dengan yang tidak pernah mengikuti
pelatihan.(44)
Menurut Munandar dalam Notoatmodjo (2012), pelatihan adalah suatu
proses jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir,
yang mana karyawan non manajerial mempelajari pengetahuan dan ketrampilan
teknis untuk tujuan-tujuan tertentu. Menurut Gibson, keterampilan adalah
kecakapan yang berhubungan dengan tugas yana gdimiliki dan dipergunakan oleh
seseorang dala waktu yang tepat. Pendapat Muchlas, bahwa sejumlah pekerja
ternyata kurang memiliki keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan perusahaan,
sehingga perusahaan harus melakukan pelatihan terhadap karyawan secara
intensif. Beberapa hal yan gperlu diperhatikan dalam pelatihan adalah sistem
pelatihan, metode pelatihan, peserta pelatihan dan alat bantu belajar. (11)
Menurut Widodo (2015:82), pelatihan merupakan serangkaian aktivitas
individu dalam meningkatkan keahlian dan pengetahuan secara sistematis
sehingga mampu memiliki kinerja yang profesional di bidangnya. Pelatihan
adalah proses pembelajaran yang memungkinkan pegawai melaksanakan
pekerjaan yang sekarang sesuai dengan standar. (51)
Menurut asumsi peneliti, Hubungan antara pelatihan dengan pelaksanaan
IMD, kemungkinan karena bidan yang mengikuti pelatihan IMD dapat
meningkatkan kualitas, pengetahuan serta keahlian (kemampuan) mengenai IMD
dan akan meningkatkan rasa percaya diri dalam tugasnya untuk menumbuhkan
sikap yang positif terhadap IMD.
106
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan, maka
kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan mayoritas responden
berpengetahuan kurang (52,6%) dan ada hubungan pengetahuan dengan
pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018 nilai p=
0,000< 0,05.
2) Distribusi frekuensi berdasarkan sikap mayoritas responden memiliki sikap
negatif (60,5%) dan ada hubungan sikap dengan pelaksanaan IMD di
Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018 nilai p= 0,002< 0,05.
3) Distribusi frekuensi berdasarkan motivasi mayoritas responden memiliki
motivasi kurang (60,5%) dan ada hubungan motivasi dengan pelaksanaan
IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018 nilai p= 0,000< 0,05
4) Distribusi frekuensi berdasarkan pelatihan mayoritas responden tidak pernah
ikut pelatihan (65,8%) dan ada hubungan pelatihan dengan pelaksanaan
IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018 nilai p= 0,002< 0,05.
107
5.2 Saran
Adapun saran dalam penelitian ini, maka penulis memberikan saran
kepada beberapa pihak, yaitu:
1) Bagi Rumah Sakit Sundari Medan
(1) Disarankan agar lebih meningkatkan pengetahuan bidan dalam
melaksanakan IMD dengan mengadakan pelatihan-platihan bagi bidan
tentang pelaksanaan Inisisi Menyusu Dini (IMD) agar dapat
memberikana pelayanan yang terbaik bagi ibu dan bayi.
(2) Meningkatkan kesejahteraan bidan agar lebih termotivasi dalam
melaksanakan tugasnya.
2) Bagi Bidan
Disarankan kepada bidan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan
pelatihan tentang Inisisi Menyusu Dini (IMD).
3) Bagi Peneliti Selanjutnya
Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lanjutan
tentang hubungan perilaku dan motivasi dengan pelaksanaan IMD dengan
variabel yang berbeda seperti, persepsi dan lainya.
4.1.4. Sarana dan Prasarana4.1.5. Struktural RSU. Sundari Medan4.2.1 Analisis Univariat4.2.2 Analisis Bivariat4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 20184.3.2. Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 20184.3.3. Hubungan Motivasi dengan Pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 20184.3.4. Hubungan Pelatihan dengan Pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018BAB V5.1 Kesimpulan5.2 Saran