37
49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus ( kondisi awal ) Kondisi awal di SDN 02 Kupen khususnya di kelas 5 pada mata pelajaran IPS sebelum diadakannya tindakan, menunjukkan bahwa guru lebih sering menggunakan metode ceramah. Metode ceramah ini terjadi karena guru kelas yang seharusnya menyusun perencanaan sebelum melakukan kegiatan berlangsung, ternyata tidak dipersiapkan dengan baik. Seperti RPP, lembar evaluasi, alat peraga, dan perangkat pembelajaran lain yang diperlukan dalam proses pembelajaran. RPP yang guru gunakan ialah RPP yang dibuat oleh pihak sekolah yang berifat global. Dalam kegiatan pembelajaran guru belum pernah menggunakan metode, model serta pendekatan yang inovatif seperti pendekatan inkuiri, metode mind mapping, dan model think pair share. Kegiatan yang berlangsung hanya berpusat kepada guru, sementara siswa hanya sebagai pendengar saja. Akibatnya dalam proses belajar mengajar siswa tidak antusias untuk mengikuti kegiatan belajar dikelas. Kondisi pembelajaran yang berpusat pada guru seperti ini membuat siswa pasif terhadap pembelajaran sehingga siswa kesulitan mengembangkan potensinya yang berdampak pada hasil belajar siswa. Dalam kegiatan evaluasi, guru tidak pernah menggunakan lembar evaluasi yang dibuat sendiri. Yang guru gunakan biasanya adalah soal- soal dari buku paket ataupun LKS. Ketika kegiatan pembelajaran telah selesai, guru tidak pernah merefleksi mengenai kelebihan serta kekurangan dalam kegiatan pembelajaran untuk diperbaiki pada kegiatan belajar selanjutnya. Berdasarkan hasil evaluasi belajar pada KD 2.1 yaitu mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, dengan KKM 67 dari 27 siswa terdapat 11 siswa yang memenuhi KKM (41%). Sementara itu 16 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM (59 %), dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 30. Selanjutnya peneliti dan guru kelas berdiskusi mengenai permasalahan yang ada, maka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus ( kondisi awal ) Kondisi awal di SDN 02 Kupen khususnya di kelas

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 49

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Deskripsi Pra Siklus ( kondisi awal )

    Kondisi awal di SDN 02 Kupen khususnya di kelas 5 pada mata pelajaran

    IPS sebelum diadakannya tindakan, menunjukkan bahwa guru lebih sering

    menggunakan metode ceramah. Metode ceramah ini terjadi karena guru kelas

    yang seharusnya menyusun perencanaan sebelum melakukan kegiatan

    berlangsung, ternyata tidak dipersiapkan dengan baik. Seperti RPP, lembar

    evaluasi, alat peraga, dan perangkat pembelajaran lain yang diperlukan dalam

    proses pembelajaran. RPP yang guru gunakan ialah RPP yang dibuat oleh

    pihak sekolah yang berifat global. Dalam kegiatan pembelajaran guru belum

    pernah menggunakan metode, model serta pendekatan yang inovatif seperti

    pendekatan inkuiri, metode mind mapping, dan model think pair share.

    Kegiatan yang berlangsung hanya berpusat kepada guru, sementara siswa

    hanya sebagai pendengar saja. Akibatnya dalam proses belajar mengajar siswa

    tidak antusias untuk mengikuti kegiatan belajar dikelas.

    Kondisi pembelajaran yang berpusat pada guru seperti ini membuat siswa

    pasif terhadap pembelajaran sehingga siswa kesulitan mengembangkan

    potensinya yang berdampak pada hasil belajar siswa. Dalam kegiatan evaluasi,

    guru tidak pernah menggunakan lembar evaluasi yang dibuat sendiri. Yang

    guru gunakan biasanya adalah soal- soal dari buku paket ataupun LKS. Ketika

    kegiatan pembelajaran telah selesai, guru tidak pernah merefleksi mengenai

    kelebihan serta kekurangan dalam kegiatan pembelajaran untuk diperbaiki pada

    kegiatan belajar selanjutnya. Berdasarkan hasil evaluasi belajar pada KD 2.1

    yaitu mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan

    Belanda dan Jepang, dengan KKM 67 dari 27 siswa terdapat 11 siswa yang

    memenuhi KKM (41%). Sementara itu 16 siswa yang mendapat nilai dibawah

    KKM (59 %), dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 30. Selanjutnya

    peneliti dan guru kelas berdiskusi mengenai permasalahan yang ada, maka

  • 50

    peneliti dan guru mengambil kesimpulan untuk mengaktifkan siswa dalam

    pembelajaran yaitu dengan penggunaan pendekatan inkuiri dengan metode mind

    mapping dan model think pair share . Nilai KKM juga ditingkatkan agar guru

    termotivasi untuk mencapai nilai KKM tersebut. KKM tersebut yaitu ≥ 90.

    Berikut adalah tabel distribusi ketuntasan hasil belajar pra siklus dengan KKM 90.

    Tabel 4.1

    Distribusi Ketuntasan hasil belajar pada pra siklus

    NO STANDAR KETUNTASAN JUMLAH

    SISWA PERSENTASE

    1 ≥ 90 Tuntas 4 15 %

    2 < 90 Tidak Tuntas 23 85 %

    JUMLAH 27 100 %

    Sumber : Data Sekunder

    Dari tabel 4.1 nampak bahwa siswa yang tuntas dalam

    pembelajaran IPS kelas 5 SD N 02 Kupen Pringsurat Temanggung yang

    berjumlah 27 siswa sebanyak 4 siswa atau 15 % sedangkan 23 siswa atau

    85% siswa tidak tuntas. Berdasarkan pada tabel 4.1 dapat digambarkan

    diagram sebagai berikut :

    Sumber : data sekunder

    Gambar 4.1

    Diagram lingkaran distribusi ketuntasan hasil belajar pada pra siklus

    15%

    85%

    tuntas

    tidak tuntas

  • 51

    4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

    Dalam pelaksanaan siklus I dengan KD 2.2 menghargai jasa dan

    peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

    dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut :

    4.2.1 Perencanaan

    a. Pertemuan I

    Pada tahap perencanaan, sebelum mengajar pada pertemuan

    pertama langkah-langkah yang dilakukan adalah menyusun Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) mengenai usaha- usaha tokoh untuk

    mempersiapkan kemerdekaan yang dilakukan 2 kali pertemuan. ( secara

    lengkap RPP disajikan dalam lampiran I ). Pendekatan Pembelajaran yang

    digunakan adalah pendekatan inquri ,dengan langkah pembelajaran siswa

    menyelesaikan suatu permasalahan dengan merumuskan masalah,

    hipotesis, mengklasifikasi data dan membuat kesimpulan. Selain

    menggunakan pendekatan inkuiri, dalam proses pembelajaran juga

    digunakan metode mind mapping serta model pembelajaran TPS. Untuk

    membuat mind mapping digunakan media kertas karton dan spidol warna

    warni agar lebih menarik. Dipersiapkan juga buku pembelajaran yang

    akan digunakan yaitu BSE pelajaran IPS. Saat proses pembelajaran

    berlangsung, observer mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru

    dengan mengisi lembar observasi. ( Untuk lebih lengkapnya lembar

    observasi guru disajikan dalam lampiran 7 dan lembar observasi siswa

    disajikan dalam lampiran 8). Selain itu, guru juga menyiapkan rubrik

    penilaian unjuk kerja siswa yaitu rubrik kegiatan menyimak, rubrik

    kegiatan diskusi berpasangan dan rubrik kegiatan berkelompok.

    b. Pertemuan II

    Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II merupakan

    tindak lanjut dari hasil belajar siswa dan kekurangan pada pertemuan I .

    pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan pertemuan I, yaitu

    dengan mempersiapkan RPP (secara lengkap disajikan dalam lampiran 1) .

  • 52

    Pendekatan Pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan

    inkuiri ,dengan langkah siswa menyelesaikan suatu permasalahan dengan

    merumuskan masalah, hipotesis, mengklasifikasi data dan membuat

    kesimpulan. Selain menggunakan pendekatan inkuiri, dalam proses

    pembelajaran juga digunakan metode mind mapping serta model

    pembelajaran TPS. dengan metode mind mapping dan model TPS. Untuk

    membuat mind mapping digunakan media kertas karton dan spidol warna

    warni agar lebih menarik. Dipersiapkan pula buku penunjang dalam

    pembelajaran, yaitu BSE pelajaran IPS. Saat proses pembelajaran

    berlangsung, observer mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru

    dengan mengisi lembar observsi. Untuk lebih lengkapnya lembar

    observasi siswa dan lembar observasi guru disajikan dalam lampiran 7 dan

    lampiran 8. Selain itu, guru juga menyiapkan rubrik penilaian unjuk kerja

    siswa yaitu rubrik kegiatan menyimak, rubrik kegiatan diakusi

    berpasangan dan rubrik kegiatn berkelompok.

    4.2.2 Implementasi Tindakan dan Observasi

    4.2.2.1 Implementasi Tindakan

    Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu

    pada hari rabu dan kamis tanggal 13 dan 14 Maret 2013 bertempat di SD

    N Kupen 02 Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung. Masing-

    masing pertemuan berlangsung selama 70 menit ( 2 jam pelajaran ), secara

    bersama dilakukan observasi oleh observer mengenai kegiatan aktifitas

    siswa dan juga aktifitas guru.

    a. Pertemuan I

    Kegiatan awal dimulai dengan apersepsi dengan mengajak siswa

    menyanyikan lagu kemerdekaan serta bertanya jawab mengenai isi dari

    lagu tersebut dan mengkaitkannya dengan materi pembelajaran yang akan

    dilakukan. Apersepsi tersebut dilajutkan dengan penyampaian tujuan

    pembelajaran.

    Kegiatan inti diawali dengan Siswa menyimak teks mengenai

    usaha para tokoh dalam mempersiapkan kemerekaan. Ketika siswa telah

  • 53

    selesai menyimak, siswa membentuk kelompok secara berpasangan untuk

    merumuskan suatu masalah yang telah diberikan guru dan membaginya

    (share) pada pasangan kelompok yang lain melalui membaca didepan

    kelas. Kemudian guru membagi siswa dalam kelompok yang setiap

    kelompok terdiri dari 4 orang secara heterogen. Kelompok tersebut

    selanjutnya bertugas merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,

    mengumpulkan data serta mengklasifikasinya, dan membuat kesimpulan

    mengenai usaha para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan yang

    disusun dalam sebuah laporan. Setelah kesimpulan telah dirumuskan,

    guru membagikan kertas karton untuk dibuat mind mapping.

    Mind mapping yang telah dibuat oleh setiap kelompok di pajang

    pada papan pajangan dan dikunjungi oleh kelompok- kelompok yang

    lainnya. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan

    pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

    mengenai hal- hal yang belum diketahui siswa dan memberikan refleksi

    pembelajaran. Laporan diskusi kelompok dikumpulkan oleh siswa kepada

    guru untuk dinilai.

    b. Pertemuan II

    Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini hampir sama

    dengan pertemuan pertama. Hanya berbeda pada materi pembelajaran,

    yaitu menghargai para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan. Pada

    kegiatan awal guru memulai apersepsi dengan menunjukkan kepada siswa

    salah satu gambar tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan( Ir.

    Soekarno), dan menanyakan siapa tokoh tersebut, apa yang dilakukan

    oleh tokoh tersebut, dan apakah jasa dari para tokoh harus dihargai.

    Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan tentang materi yang

    akan dipelajari yaitu menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan

    kemerdekaan. Kemudian dilanjutkan penyampaian tujuan pembelajaran.

    Kegiatan inti siswa diberikan teks mengenai tokoh persiapan

    kemerdekaan. Siswa menyimak teks tersebut dan membentuk kelompok

    secara berpasangan untuk merumuskan suatu masalah yang telah

  • 54

    diberikan guru. Ketika rumusan masalah telah diselesaikan oleh keompok

    berpasangan tersebut, siswa membaginya ( share) dengan pasangan-

    pasangan yang lain melalui membaca didepan kelas. Selanjutnya guru

    membagi siswa dalam kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4

    orang secara heterogen. Kelompok tersebut selanjutnya merumuskan

    hipotesis, mengumpulkan data serta mengklasifikasinya, dan membuat

    kesimpulan mengenai penghargaan para tokoh dalam mempersiapkan

    kemerdekaan yang harus disusun pada laporan yang nantinya harus

    dikumpulkan kepada guru. Setelah kesimpulan telah dirumuskan, guru

    membagikan kertas karton untuk dibuat mind mapping dan di pajang pada

    papan pajangan dan dikunjungi oleh kelompok kelompok yang lainnya.

    Pada kegiatan akhir guru bersama dengan siswa menyimpulkan

    pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

    mengenai hal- hal yang belum diketahui siswa dan memberikan refleksi

    pembelajaran. Laporan diskusi kelompok dikumpulkan oleh siswa kepada

    guru untuk dinilai.

    4.2.2.2 Observasi Penelitian

    a. Pertemuan I

    Selama pelaksanaan pembelajaran pertemuan I pada siklus I,

    dilakukan pengamatan terhadap aktifitas guru dan siswa yang dilakukan

    observer. Instrumen pengamatan guru sejumlah 18 item yang terdiri dari

    pra pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran, penggunaan

    pendekatan, model serta metode pembelajaran, dan penilaian proses dan

    hasil belajar, serta penutup. Sementara pengamatan terhadap aktifitas

    siswa sejumlah 15 item yang terdiri dari pra pembelajaran, penguasaan

    materi pembelajaran, penggunaan pendekatan, model serta metode

    pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar, serta penutup.(

    secara lengkap disajikan dalam lampiran 7 dan 8 ). Berdasarkan hasil

    pengamatan, guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran

    menggunakan pendekatan inkuiri dengan metode mind mapping dan

    model TPS. Hasil observasi pembelajaran siklus I pertemuan I, masih ada

  • 55

    beberapa aspek observasi kinerja guru dan siswa yang belum terlaksana

    secara optimal, seperti kesiapan siswa untuk belajar masih kurang,

    pengelolaan kelas yang kurang maksimal dengan penataan tempat duduk

    ketika berkelompok masih kurang rapi, dan masih terdapat beberapa

    siswa yang cenderung bergurau dengan temnnya ketika kegiatan

    pembelajaran.

    b. Pertemuan II

    Pada pertemuan II siklus I juga dilakukan pengamatan terhadap

    aktifitas guru dan siswa seperti halnya pertemuan I. Pengamatan dilakukan

    oleh observer. Instrumen pengamatan guru yang digunakan sama dengan

    pertemuan I sejumlah 18 item yang terdiri dari pra pembelajaran,

    penguasaan materi pembelajaran, penggunaan pendekatan, model serta

    metode pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar, serta penutup.

    Sementara pengamatan terhadap aktifitas siswa sejumlah 15 item yang

    terdiri dari pra pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran,

    penggunaan pendekatan, model serta metode pembelajaran, dan penilaian

    proses dan hasil belajar, serta penutup.( secara lengkap disajikan dalam

    lampiran 7 dan 8 ). Berdasarkan hasil pengamatan, guru telah

    melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri

    dengan metode mind mapping dan model TPS dengan baik. Hasil

    observasi pembelajaran siklus I pertemuan II, masih ada beberapa aspek

    observasi kinerja siswa yang belum terlaksana secara optimal, seperti

    dalam kegiatan kelompok siswa kurang berkomunikasi dengan teman satu

    kelompoknya disebabkan siswa belum terbiasa menggunakan pendekatan,

    metode dan model pembelajaran.

    4.2.3 Refleksi

    Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus I dilakukan

    refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan proses pembelajaran.

    Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, observer, dan peneliti. Dalam

    diskusi berisi tentang evaluasi pembelajaran IPS dengan penggunaan

  • 56

    pendekatan inkuiri, metode mind mapping dan model TPS bagi guru kelas

    dan siswa dan hasil observasi yang dilakukan oleh dua observer. Dari

    diskusi ini didapatkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri, metode

    mind mapping, dan model TPS merupakan strategi pembelajaran yang

    efektif. Terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa dengan

    perbandingan sebelum diadakannya tindakan dari 15 % menjadi 70 %

    siswa tuntas setelah diadakan tindakan pada siklus I. Berikut merupakan

    hasil observasi yang dilakukan oleh observer pada kegiatan pembelajaran :

    a. Pertemuan I

    Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh observer

    adalah Pada pertemuan pertama kegiatan pembelajaran guru sudah

    mempersiapkan RPP dengan baik dengan indikator yang mengarah pada

    pengembangan berfikir tingkat tinggi. Pada kegiatan pembelajaran guru

    sudah melakukan apersepsi dan tujuan pembelajaran dengan baik. Guru

    sudah menunjukkan penguasaan materi dan dapat mengkaitkan materi

    dengan realitas kehidupan. Iklim yang responsif sudah guru ciptakan

    dengan membimbing siswa dalam kegiatan merumuskan masalah,

    hipotesis, klasifikasi data, penyimpulan materi dan pembuatan mind

    mapping dengan sangat baik. Situasi kelas dapat guru kuasai dengan baik

    meski ada beberapa siswa yang bergurau dengan temannya. Alokasi

    waktu dapat dikelola oleh guru dengan baik. Sementara hasil dari lembar

    pengamatan siswa, pada kegiatan pra pembelajaran pada siklus ini

    kesiapan siswa untuk belajar masih kurang. Karena kegiatan ini dilakukan

    setelah istirahat, maka ketika guru memasuki kelas, terlihat beberapa

    siswa yang masih makan di dalam kelas. Namun ketika guru

    menyampaikan apersepsi, siswa berantusias dengan menyanyikan lagu

    kemerdekaan. Dalam penyampaian tujuan pembelajaran, siswapun

    berantusias untuk menyimaknya. Dalam kegiatan inti siswa berantusias

    menyimak materi serta merumuskan masalah secara berpasangan dan

    membaginya dengan membacakan didepan kelas. Dalam kegiatan

    merumuskan hipotesis, klasifikasi data, kesimpulan dan pembuatan mind

  • 57

    mapping yang dilakukan dengan berkelompok 4 siswa, siswa sangat

    berantusias dan bersemangat serta bekerjasama dalam mengerjakannya

    meski ada beberapa siswa yang bergurau sendiri disebabkan adaptasi

    siswa dalam penggunaan pendekatan, metode dan model pembelajaran

    yang sebelumnya belum pernah dilakukan oleh guru.

    Yang menjadi kelemahan pada siklus pertama dan pertemuan

    pertama ini diantaranya, kesiapan siswa untuk belajar masih kurang,

    penataan tempat duduk ketika berkelompok masih kurang rapi, dan masih

    terdapat beberapa siswa yang cenderung bergurau dengan temnnya ketika

    kegiatan pembelajaran.

    Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama,

    maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan

    tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut

    diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai

    kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut

    diantaranya adalah mempersiapkan siswa untuk belajar dengan baik,

    penataan tempat duduk ketika berkelompok harus lebih rapi lagi,

    Keaktifan siswa dalam kelompok perlu ditingkatkan, sehingga tidak ada

    siswa yangbergurau dengan temannya.

    a. Pertemuan II

    Pada pertemuan II dalam kegiatan pembelajaran guru sudah

    mempersiapkan RPP dengan baik dengan indikator yang mengarah pada

    pengembangan berfikir tingkat tinggi. Pada kegiatan pembelajaran guru

    sudah melakukan apersepsi dengan sangat baik, tujuan pembelajaran

    disampaikan oleh guru dengan baik. Guru sudah menunjukkan penguasaan

    materi dan dapat mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan. Iklim

    yang responsif sudah guru ciptakan dengan baik. Guru dapat membimbing

    siswa dalam kegiatan menyimak secara individual begitu pula dalam

    kegiatan merumuskan masalah, hipotesis, klasifikasi data, penyimpulan

    materi dan pembuatan mind mapping guru membimbing dengan sangat

    baik. Situasi kelas dapat guru kuasai dan kendalikan dengan baik. Alokasi

  • 58

    waktu dapat dikelola oleh guru dengan baik. Sementara hasil dari lembar

    pengamatan siswa, pada kegiatan pra pembelajaran pada siklus ini

    kesiapan siswa untuk belajar sudah baik. Ketika guru menyampaikan

    apersepsi, siswa berantusias dengan melakukan tanya jawab dan

    menanggapi apersepsi guru. Dalam penyampaian tujuan pembelajaran,

    siswa dapat menyimak dengan baik. Ketika kegiatan inti siswa berantusias

    menyimak materi dan saling menghargai antar teman untuk tidak

    mengganggu teman yang lainnya. Dalam kegiatan kelompok untuk

    merumuskan masalah secara berpasangan dan membaginya dengan

    membacakan didepan kelas, serta kegiatan merumuskan hipotesis,

    klasifikasi data, kesimpulan dan pembuatan mind mapping yang dilakukan

    dengan berkelompok 4 siswa, siswa sangat berantusias dan bersemangat

    serta bekerjasama dalam mengerjakannya.

    Yang menjadi kelemahan pada siklus pertama pertemuan kedua ini

    adalah, dalam kegiatan kelompok siswa kurang berkomunikasi dengan

    teman satu kelompoknya disebabkan siswa belum terbiasa menggunakan

    pendekatan, metode dan model pembelajaran.

    Dari kelemahan dalam pembelajaran pada siklus pertama, maka

    pada siklus selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut

    untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya

    peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai kelemahan-

    kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah

    mempersiapkan siswa untuk belajar dengan baik agar tidak ada siswa

    yang makan dikelas, penataan tempat duduk ketika berkelompok harus

    lebih rapi lagi, Keaktifan siswa dalam kelompok perlu ditingkatkan,

    sehingga tidak ada siswa yang bergurau dengan temannya dan lebih

    komunikatif dengan kelompoknya.

  • 59

    Hasil belajar siklus I

    Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I kemudian diambil data

    secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar yang berupa

    laporan diskusi kelompok yaitu pada siklus I ini skor tertinggi yang

    dicapai siswa telah meningkat menjadi 95,45, sedangkan skor terendah

    menjadi 77,66 dengan skor rata-rata 89,35. Siswa yang mencapai KKM 90

    sebanyak 19 siswa ( 70 % ) sedangkan siswa yang belum mencapai KKM

    ada 8 siswa (30% ). Berikut ini tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPS

    pada siklus I.

    Tabel 4.2

    Distribusi ketuntasan hasil belajar pada siklus I

    NO STANDAR KETUNTASAN JUMLAH

    SISWA PERSENTASE

    1 ≥ 90 Tuntas 19 70%

    2 < 90 Tidak Tuntas 8 30%

    JUMLAH 27 100 %

    Sumber : Data Primer

    Dari tabel 4.2 nampak bahwa siswa yang tuntas dalam

    pembelajaran IPS siklus I dengan KKM 90 adalah 19 siswa atau 70 % dan

    8 siswa atau 30 % tidak tuntas. Pada siklus I ini skor tertinggi adalah

    95,45 dan terendah adalah 78,8. Pada siklus I ini terlihat belum 100 %

    siswa mengalami peningkatan belajarnya. Dari tabel tersebut, dapat

    digambarkan diagram lingkatan sebagai berikut :

  • 60

    Sumber : data primer

    Gambar 4.2

    Diagram distribusi ketuntasan hasil belajar siklus I

    Persentase ini belum memenuhi ketuntasan yang ingin dicapai

    sebanyak 100% dari seluruh siswa sehingga perlu dilakukan tindakan

    siklus II.

    Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I maka keseluruhan

    hasil refleksi yang diperoleh pada pembelajaran siklus I untuk di tingktkan

    pada siklus II adalah sebagai berikut :

    a. Kekuatan

    1. Tersedia RPP, indikator pembelajaran mengarah pada

    pemngembangan berfikir tingkat tinggi yaitu merumuskan

    masalah, merumuskan hipotesis, mengklasifikasi data, membuat

    kesimpulan, dan membuat mind mapping, kegiatan belajar

    menggambarkan pembelajaran siswa aktif dan kreatif.

    2. Adanya apersepsi dan tujuan pembelajaran yang membantu siswa

    membangun pemahaman sendiri, memberikan kesempatan pada

    siswa untuk mengungkapkan pendapat, serta kesimpulan dan

    penguatan.

    3. Kegiatan pembelajaran dipantau dengan baik dengan pemberian

    nilai untuk unjuk kerja siswa dan nilai hasil akhir dengan laporan.

    30%

    70%

    tidak tuntas

    tuntas

  • 61

    4. Siswa siap dan berantusias dalam kegiatan pembelajaran.

    5. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan berantusias dalam

    kegiatan apersepsi.

    6. Siswa dapat menyimpulkan kegiatan pembelajaran dengan

    membandingkan hasil diskusi yang di tempel pada papan pajangan

    dengan kelompok lain.

    7. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi kegiatan

    pembelajaran.

    b. Kelemahan

    1. Masih terdapat beberapa siswa yang makan didalam kelas ketika

    kegiatan pembelajaran akan dimulai. Sehingga direkomendasikan

    Guru lebih mempersiapkan siswa untuk belajar, sehingga siswa

    siap dengan kegiatan pembelajaran.

    2. Masih terdapat beberapa siswa yang bergurau ketika kegiatan

    diskusi berlangsung. Sehingga direkomendasikan Semua siswa

    harus beraktifitas dalam kegiatan diskusi kelompok, sehingga tidak

    ada siswa yang bergurau ketika kegiatan diskusi berlangsung.

    3. Perlu meningkatkan komunikasi siswa dalam berkelompok

    sehingga hasil belajar siswa lebih maksimal.

    4.3 Depskripsi Pelaksanaan Siklus II

    Pelaksanaan siklus II dengan KD 2.3 Menghargai jasa dan peranan

    tokoh perjuangan dalam mem-proklamasikan kemerdekaan Indonesia

    dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut :

    4.3.1 Perencanaan

    a. Pertemuan I

    Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam tahap ini adalah

    menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) mengenai peristiwa

    proklamasi kemerdekaan yang dilakukan 2 kali pertemuan ( secara lengkap

    RPP disajikan dalam lampiran II ), menyiapkan lembar observasi mengenai

    aktivitas siswa dan guru yang diisi oleh observer ( untuk lebih lengkapnya

    lembar observasi guru disajikan dalam lampiran 7, lembar observasi

  • 62

    aktivitas siswa disajikan dalam lampiran8 ). Dalam RPP Pendekatan

    Pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan inkuiri ,dengan langkah

    pembelajaran siswa menyelesaikan suatu permasalahan dengan

    merumuskan masalah, hipotesis, mengklasifikasi data dan membuat

    kesimpulan. Selain menggunakan pendekatan inkuiri, dalam proses

    pembelajaran juga digunakan metode mind mapping serta model

    pembelajaran TPS. Untuk membuat mind mapping digunakan media kertas

    karton dan spidol warna warni agar lebih menarik. Dipersiapkan juga buku

    pembelajaran yang akan digunakan yaitu BSE pelajaran IPS. Untuk

    penilaian guru juga menyiapkan rubrik penilaian unjuk kerja siswa yaitu

    rubrik kegiatan menyimak, rubrik kegiatan diskusi berpasangan dan rubrik

    kegiatan berkelompok. .

    b. Pertemuan II

    Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan II merupakan

    tindak lanjut dari hasil belajar siswa dan kekurangan pada pertemuan I .

    pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan pertemuan I, yaitu

    dengan mempersiapkan RPP (secara lengkap disajikan dalam lampiran 2) .

    Pendekatan Pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan inquri

    ,dengan langkah siswa menyelesaikan suatu permasalahan dengan

    merumuskan masalah, hipotesis, mengklasifikasi data dan membuat

    kesimpulan. Selain menggunakan pendekatan inkuiri, dalam proses

    pembelajaran juga digunakan metode mind mapping serta model

    pembelajaran TPS. dengan metode mind mapping dan model TPS. Untuk

    membuat mind mapping digunakan media kertas karton dan spidol warna

    warni agar lebih menarik. Dipersiapkan pula buku penunjang dalam

    pembelajaran, yaitu BSE pelajaran IPS. Saat proses pembelajaran

    berlangsung, observer mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru

    dengan mengisi lembar observsi. Untuk lebih lengkapnya lembar

    observasi siswa dan lembar observasi guru disajikan dalam lampiran 7 dan

    lampiran 8. Selain itu, guru juga menyiapkan rubrik penilaian unjuk kerja

  • 63

    siswa yaitu rubrik kegiatan menyimak, rubrik kegiatan diakusi

    berpasangan dan rubrik kegiatn berkelompok.

    4.3.2 Implementasi Tindakan dan Observasi

    4.3.2.1 Implementasi Tindakan

    Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu

    pada hari rabu dan kamis tanggal 27 dan 28 Maret 2013 bertempat di SD

    N Kupen 02 Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung. Masing-

    masing pertemuan berlangsung selama 70 menit ( 2 jam pelajaran ), secara

    bersama dilakukan observasi oleh observer mengenai kegiatan aktifitas

    siswa dan juga aktifitas guru.

    a. Pertemuan I

    Siklus II pertemuan I ini dimulai dengan kegiatan awal yaitu

    apersepsi dengan Siswa dibagikan sebuah teks dan guru meminta untuk

    membacakannya. Guru menanyakan teks apa yang dibaca siswa? Guru

    menyampaikan bahwa hari ini siswa akan belajar mngenai peristiwa sekitar

    proklamasi. Apersepsi tersebut dilajutkan dengan penyampaian tujuan

    pembelajaran.

    Kegiatan inti diawali dengan Siswa menyimak teks mengenai

    peristiwa sekitar proklamasi kemerekaan. Ketika kegiatan menyimak telah

    selesai dilaksanakan, siswa membentuk kelompok secara berpasangan

    untuk merumuskan suatu masalah yang telah diberikan guru dan

    membaginya (share) pada pasangan kelompok yang lain melalui membaca

    didepan kelas. Kemudian guru membagi siswa dalam kelompok yang

    setiap kelompok terdiri dari 4 orang secara heterogen. Tugas dalam

    kelompok tersebut yaitu merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,

    mengumpulkan data serta mengklasifikasinya, dan membuat kesimpulan

    mengenai peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan yang disusun dalam

    sebuah laporan. Setiap kelompok dibagikan sebuah kertas karton untuk

    dibuat mind mapping berdasarkan pekerjaan kelompok tersebut. Mind

    mapping yang merupakan hasil catatan kreatif siswa tersebut dipajang

    pada papan pajangan yang dikunjungi oleh kelompok- kelompok lain.

  • 64

    Kelompok lain yang mengunjungi papan pajangan tersebut saling

    memberikan komentar mengenai kelebihan dan kekurangan mind mapping

    yang dibuat setiap kelompok. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa

    menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan memberikan kesempatan

    kepada siswa untuk bertanya mengenai hal- hal yang belum diketahui

    siswa dan memberikan refleksi pembelajaran. Laporan diskusi kelompok

    dikumpulkan oleh siswa kepada guru untuk dinilai.

    b. Pertemuan II

    Kegiatan awal pada pertemuan II dimulai dengan apersepsi guru

    yang menunjukkan sebuah bendera dan menanyakan kepada siswa

    mengenai tokoh yang pertama kali menjahit bendera merah putih untuk

    dikibarkan saat proklamasi. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa hari ini

    siswa akan belajar mengenai tokoh- tokoh penting dalam peristiwa

    proklamasi dan bagaimana cara menghargainya. Kemudian dilanjutkan

    penyampaian tujuan pembelajaran.

    Kegiatan inti siswa diberikan teks mengenai tokoh proklamasi

    kemerdekaan. Teks tersebut disimak dan dipelajari oleh siswa. Siswa yang

    telah selesai menyimak teks, dibentuk kelompok secara berpasangan untuk

    merumuskan suatu masalah yang telah diberikan guru. Ketika rumusan

    masalah telah diselesaikan oleh keompok berpasangan tersebut, siswa

    membaginya (share) dengan pasangan- pasangan yang lain melalui

    membaca didepan kelas.kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan guru

    membagi siswa dalam kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4 orang

    secara heterogen. Tugas untuk kelompok yang telah dibentuk tersebut

    adalah merumuskan kembali permasalahan yang diberikan guru, dan

    dilanjutkan dengan merumuskan hipotesis, mengumpulkan data serta

    mengklasifikasinya, dan membuat kesimpulan mengenai penghargaan para

    tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan yang harus disusun pada

    laporan. Setiap kelompok dibagikan kertas karton untuk dibuat mind

    mapping berdasarkan hasil dari laporan. Mind mapping tersebut setelah

    selesai dibuat berdasarkan waktu yang ditentukan, selanjutnya dipajang

  • 65

    pada papan pajangan dan dikunjungi oleh kelompok- kelompok yang lain.

    Pada kegiatan akhir guru bersama dengan siswa menyimpulkan

    pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

    mengenai hal- hal yang belum diketahui siswa dan memberikan refleksi

    pembelajaran. Laporan diskusi kelompok dikumpulkan oleh siswa kepada

    guru untuk dinilai.

    4.3.1.1 Observasi Penelitian

    a. Pertemuan I

    Kegiatan pembelajaran pada pertemuan I siklus II ini dilakukan

    pengamatan terhadap aktivitas guru dengan siswa yang dilakukan oleh

    observer. Instrumen pengamatan aktivitas guru yang telah disediakan

    sejumlahi dari 18 item yang terdiri dari pra pembelajaran, penguasaan

    materi pembelajaran, penggunaan pendekatan, model serta metode

    pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar, serta penutup. (

    secara lengkap disajikan dalam lampiran 7 )

    Sementara pengamatan terhadap aktifitas siswa sejumlah 15 item

    yang terdiri dari pra pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran,

    penggunaan pendekatan, model serta metode pembelajaran, dan penilaian

    proses dan hasil belajar, serta penutup.( secara lengkap disajikan dalam

    lampiran 8). Berdasarkan pengamatan, guru telah melaksanakan kegiatan

    pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri, metode mind

    mapping dan model think pair share. Berdasarkan hasil observasi pada

    siklus II pertemuan I masih terdapat aspek kinerja siswa yang belum

    terlaksana secara optimal, seperti dalam kegiatan diskusi kelompok masih

    terdapat beberapa siswa yang tidak ikut mengerjakan secara maksimal.

    b. Pertemuan II

    Pada pertemuan II siklus II juga dilakukan pengamatan terhadap

    aktivitas guru dan aktivitas siswa yang dilakukan oleh observer. Lembar

    instrumen pengamatan aktivitas guru masih sama dengan yang digunakan

    pada siklus I, yaitu sejumlah 18 item yang terdiri dari pra pembelajaran,

    penguasaan materi pembelajaran, penggunaan pendekatan, model serta

  • 66

    metode pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar, serta

    penutup. ( secara lengkap disajikan dalam lampiran 7 )

    Begitu pula dengan instrumen pengamatan aktivitas siswa dengan jumlah

    15 item yang terdiri dari pra pembelajaran, penguasaan materi

    pembelajaran, penggunaan pendekatan, model serta metode pembelajaran,

    dan penilaian proses dan hasil belajar, serta penutup.( secara lengkap

    disajikan dalam lampiran 8). Dalam kegiatan pembelajaran pertemuan ini,

    guru telah melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri,

    metode mind mapping, serta model TPS, namun berdasarkan hasil

    observasi masih terdapat beberapa aspek kriteria siswa yang belum

    tercapai, antara lain masih terdapat siswa yang berjalan- jalan sendiri

    ketika proses diskusi kelompok dengan alasan meminjam alat tulis kepada

    kelompok lain.

    4.3.3 Refleksi

    Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan

    pertama dan kedua dilakukan refleksi dalam benttuk diskusi atas segala

    kegiatan proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, guru

    observer, dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi pembelajaran

    IPS dengan penggunaan pendekatan inkuiri, metode mind mapping dan

    model Think Pair Share bagi guru kelas dan siswa. Dari diskusi ini

    didapatkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri, metode mind mapping,

    dan model TPS merupakan strategi pembelajaran yang efektif. Dalam

    kegiatan pembelajaran siswa lebih berantusias dan bersemangat untuk

    memecahkan masalah serta berdiskusi bersama kelompoknya. Terbukti

    dengan meningkatnya hasil belajar siswa dengan perbandingan siklus I

    ketuntasan hasil belajar adalah 70 % meningkat menjadi 89 % setelah

    tindakan siklus II. Berikut merupakan hasil observasi yang dilakukan oleh

    observer pada kegiatan pembelajaran siklus II :

    a. Pertemuan I

  • 67

    Pada pertemuan pertama kegiatan pembelajaran guru sudah

    mempersiapkan RPP dengan baik dengan indikator yang mengarah pada

    pengembangan berfikir tingkat tinggi. Pada kegiatan awal pembelajaran

    guru sudah melakukan apersepsi dan tujuan pembelajaran dengan baik.

    Penguasaan materi sudah dapat guru tunjukkan dengan baik serta dapat

    mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan. Guru dapat menciptakan

    Iklim yang responsif dengan sangat baik, sehingga siswa dapat merespon

    baik kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Guru sangat membimbing

    siswa dalam kegiatan merumuskan masalah, hipotesis, klasifikasi data,

    penyimpulan materi dan pembuatan mind mapping sehingga siswa dapat

    bekerjasama dengan maksimal. Situasi kelas dan alokasi waktu dapat

    dapat dikelola oleh guru dengan baik. Sementara hasil dari lembar

    pengamatan siswa, pada kegiatan awal pembelajaran pada siklus ini

    kesiapan siswa untuk belajar sangat baik. Ketika guru menyampaikan

    apersepsi, siswa berantusias dengan menanggapi apersepsi dari guru.

    Dalam penyampaian tujuan pembelajaran, siswapun berantusias untuk

    menyimaknya. Dalam kegiatan inti siswa secara mandiri dan tidak gaduh

    menyimak materi secara individual dengan baik. Secara kelompok

    berpasangan untuk merumuskan masalah dan membaginya dengan

    membacakan didepan kelas dapat siswa lakukan dengan baik. Selain itu,

    siswa sangat tekun dan berantusias dalam kegiatan merumuskan hipotesis,

    klasifikasi data, kesimpulan dan pembuatan mind mapping yang

    dilakukan dengan berkelompok 4 siswa.

    Yang menjadi kelemahan pada siklus kedua pertemuan pertama ini

    diantaranya, masih terdapat beberapa siswa yang tidak ikut bekerja

    kelompok secara maksimal dalam kegiatan berkelompok.

    Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama,

    maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan

    tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut

    diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai

    kelemahan selama pembelajaran.

  • 68

    b. Pertemuan II

    Pada pertemuan kedua kegiatan pembelajaran guru sudah

    mempersiapkan RPP dengan baik dengan indikator yang mengarah pada

    pengembangan berfikir tingkat tinggi. Pada kegiatan pembelajaran guru

    sudah melakukan apersepsi dengan baik., tujuan pembelajaran

    disampaikan oleh guru dengan baik. Guru sudah menunjukkan penguasaan

    materi dan dapat mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan. Iklim

    yang responsif sudah guru ciptakan dengan membimbing siswa dalam

    kegiatan merumuskan masalah, hipotesis, klasifikasi data, penyimpulan

    materi dan pembuatan mind mapping. Situasi kelas dapat guru kuasai

    dengan baik. Alokasi waktu dapat dikelola oleh guru dengan baik.

    Sementara hasil dari lembar pengamatan siswa, pada kegiatan pra

    pembelajaran pada siklus ini kesiapan siswa untuk belajar sudah baik.

    Ketika guru menyampaikan apersepsi, siswa berantusias dengan menjawab

    pertanyaan- pertanyaan guru. Dalam penyampaian tujuan pembelajaran,

    siswapun berantusias untuk menyimaknya. Dalam kegiatan inti siswa

    berantusias menyimak materi serta merumuskan masalah secara

    berpasangan dan membaginya dengan membacakan didepan kelas. Dalam

    kegiatan merumuskan hipotesis, klasifikasi data, kesimpulan dan

    pembuatan mind mapping yang dilakukan dengan berkelompok 4 siswa,

    siswa sangat berantusias dan bersemangat serta bekerjasama dalam

    mengerjakannya.

    Yang menjadi kelemahan pada siklus kedua ini diantaranya, masih

    ada beberapa siswa yang berjalan- jalan sendiri ketika kegiatan berdiskusi

    dengan alasan meminjam alat tulis kepada kelompok lain.

    Dari kelemahan dalam pembelajaran pada siklus kedua, maka pada siklus

    selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk

    memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti

    berdiskusi dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan

    selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah

  • 69

    meningkatkan tata tertib kelas dengan tidak boleh meminjam alat tulis

    kepada kelompok lain ketika kegiatan diskusi kelompok.

    Hasil belajar siklus II

    Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II kemudian

    diambil data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar

    yang berupa laporan diskusi kelompok yaitu pada siklus II ini skor

    tertinggi yang dicapai siswa telah meningkat menjadi 96,80, sedangkan

    skor terendah menjadi 85,50 dengan skor rata-rata 93,17. Siswa yang

    mencapai KKM 90 sebanyak 24 siswa(89 %) sedangkan siswa yang belum

    mencapai KKM ada 3 siswa (11%) Berikut ini tabel distribusi ketuntasan

    hasil belajar IPS pada siklus II.

    Tabel 4.3

    Distribusi ketuntasan hasil belajar pada siklus II

    NO STANDAR KETUNTASAN JUMLAH

    SISWA PERSENTASE

    1 ≥ 90 Tuntas 24 89 %

    2 < 90 Tidak Tuntas 3 11 %

    JUMLAH 27 100 %

    Sumber : Data Primer

    Dari tabel 4.3 nampak bahwa siswa yang tuntas dalam

    pembelajaran IPS siklus II dengan KKM 90 adalah 24 siswa atau 89 % dan

    3 siswa atau 11 % tidak tuntas. Pada siklus II ini skor tertinggi adalah

    96,80 dan terendah adalah 85,50. Pada siklus II ini terlihat belum 100%

    siswa mengalami peningkatan belajarnya. Dari tabel tersebut, dapat

    digambarkan diagram lingkatan sebagai berikut :

  • 70

    Sumber : data primer

    Gambar 4.3

    Diagram distribusi ketuntasan hasil belajar siklus II

    Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II maka keseluruhan

    hasil refleksi yang diperoleh pada pembelajaran siklus II untuk di

    tingktkan pada siklus III adalah sebagai berikut :

    a. Kekuatan

    1. Tersedia RPP, indikator pembelajaran mengarah pada pemngembangan

    berfikir tingkat tinggi yaitu merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,

    mengklasifikasi data, membuat kesimpulan serta membuat mind mapping,

    kegiatan belajar menggambarkan pembelajaran siswa aktif dan kreatif.

    2. Adanya apersepsi dan tujuan pembelajaran yang membantu siswa

    membangun pemahaman sendiri, memberikan kesempatan pada siswa

    untuk mengungkapkan pendapat, serta kesimpulan dan penguatan.

    3. Kegiatan pembelajaran dipantau dengan baik dengan pemberian nilai

    untuk unjuk kerja siswa dan nilai hasil akhir dengan laporan.

    4. Siswa siap dan berantusias dalam kegiatan pembelajaran.

    5. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan berantusias dalam kegiatan

    apersepsi.

    6. Siswa melaksanakan pembelajaran dengan baik, berdiskusi dengan baik

    bersama kelompok masing- masing.

    11%

    89%

    tidak tuntas

    tuntas

  • 71

    7. Siswa dapat menyimpulkan kegiatan pembelajaran dengan

    membandingkan hasil diskusi yang di tempel pada papan pajangan dengan

    kelompok lain.

    8. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi kegiatan pembelajaran.

    b. Kelemahan

    1. Masih terdapat beberapa siswa yang tidak beraktifitas maksimal dalam

    kegiatan diskusi kelompok. Sehingga direkomendasikan guru lebih

    mempertegas siswa untuk beraktifitas dalam kegiatan diskusi kelompok.

    Agar hasil belajar diskusi kelompok lebih maksimal pula.

    2. Masih terdapat siswa yang bejalan- jalan sendiri ketika proses

    pembelajaran berlangsung dengan alasan meminjam alat tulis kepada

    kelompok lain. Sehingga direkomendasikan Guru harus meningkatkan tata

    tertib di kelas, agar siswa lebih tertib dalam proses pembelajaran. Agar

    semua siswa dapat berkonsentrasi secara penuh dan tidak ada yang merasa

    terganggu.

    4.4 Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

    Pelaksanaan siklus III dengan KD 2.4 Menghargai perjuangan para

    tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan dilakukan dalam 2 kali

    pertemuan dengan rincian sebagai berikut :

    4.4.1 Perencanaan

    a. Pertemuan I

    Pada tahap perencanaan siklus III pertemuan I, langkah-langkah

    yang dilakukan sama dengan langkah dalam siklus yang pertama dan

    kedua yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )

    mengenai usaha dalam mempertahankan kemerdekaan yang dilakukan 2

    kali pertemuan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah

    penggunaan pendekatan inquri dengan langkah pembelajaran siswa

    menyelesaikan suatu permasalahan dengan merumuskan masalah,

    hipotesis, mengklasifikasi data, dan membuat kesimpulan. Selain itu juga

    digunakan metode mind mapping dan model TPS ( untuk lebih lengkap

    RPP disajikan dalam lampiran 3). Untuk membuat mind mapping,

  • 72

    digunakan media kertas karton dan spidol berwarna- warni. Saat proses

    pembelajaran berlangsung, observer mengamati aktivitas siswa dan

    aktivitas guru dengan mengisi lembar observasi. ( untuk lebih lengkapnya

    lembar observasi aktivitas guru disajikan dalam lampiran 7 dan lembar

    observasi aktivitas siswa disajikan dalam lampiran 8 ) , persiapan lain

    yaitu guru mempersiapkan rubrik penilaian unjuk kerja siswa yang berupa

    rubrik kegiatan menyimak, rubrik kegiatan berdiskusi berpasangan, dan

    rubrik kegiatan berkelompok.

    b. Pertemuan II

    Perencanaan pembelajaran pada siklus III pertemuan II ini

    merupakan tindak lanjut dari hasil belajar siswa dan kekurangan pada

    siklus dan pertemuan sebelumnya. Dalam tahap perencanaan ini, yang

    dipersiapkan yaitu RPP dengan menggunakan pendekatan inkuiri, metode

    mind mapping, dan model think pair share. ( untuk lebih lengkapnya RPP

    disajikan dalam lampiran 3), lembar observasi aktivitas guru ( lampiran 7),

    lembar observasi aktivitas siswa ( lampiran 8), media kertas karton dan

    spidol berwarna- warni untuk dibuat mind mapping, dipersiapkan pula

    buku- buku yang menunjang yaitu BSE pelajaran IPS. Saat kegiatan

    pembelajaran berlangsung, guru melakukan penilaian proses yaitu

    penilaian unjuk kerja dengan mempersiapkan rubrik penilaian kegiatan

    menyimak, rubrik kegiatan diskusi berpasangan, dan rubrik kegiatan

    berkelompok.

    4.4.2 Implementasi Tindakan dan Observasi

    4.4.2.1 Implementasi Tindakan

    Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu

    pada hari rabu dan kamis tanggal 10 dan 11 April 2013 bertempat di SD N

    Kupen 02 Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung.

    a. Pertemuan I

    Kegiatan awal dimulai dengan apersepsi dengan kegiatan tanya

    jawab antara guru dengan siswa. Guru menanyakan apa yang akan siswa

  • 73

    lakukan jika ada negara asing datang menyerbu Indonesia dan ingin

    menjajah negara lagi, Apakah siswa akan tinggal diam. Dari pertanyaan

    guru tersebut dapat membangun pengetahuan awal siswa dan memotivasi

    siswa untuk menuju kegiatan inti pembelajaran. Apersepsi tersebut

    dilajutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran.

    Kegiatan inti diawali dengan Siswa menyimak teks mengenai

    perjuangan dalam mempertahankan kemerekaan. Ketika siswa telah selesai

    menyimak, siswa membentuk kelompok secara berpasangan untuk

    merumuskan suatu masalah yang telah diberikan guru dan membaginya

    (share) pada pasangan kelompok yang lain melalui membaca didepan

    kelas. Kemudian guru membagi siswa dalam kelompok yang setiap

    kelompok terdiri dari 4 orang secara heterogen. Kelompok tersebut

    selanjutnya berdiskusi untuk merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,

    mengumpulkan data serta mengklasifikasinya, dan membuat kesimpulan

    mengenai perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan yang

    kemudian disusun dalam sebuah laporan. Setiap kelompok dibagikan kertas

    karton oleh guru untuk dibuat mind mapping berdasarkan laporan yang

    dibuat bersama kelompok. Mind mapping yang telah dibuat oleh setiap

    kelompok di pajang pada papan pajangan dan dikunjungi oleh kelompok-

    kelompok yang lainnya. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa

    menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada

    siswa untuk bertanya mengenai hal- hal yang belum diketahui siswa dan

    memberikan refleksi pembelajaran. Laporan diskusi kelompok

    dikumpulkan oleh siswa kepada guru untuk dinilai.

    b. Pertemuan II

    kegiatan awal pada pertemuan II ini guru memulai apersepsi

    dengan mengajak siswa bernyanyi lagu perjuangan yaitu halo- halo

    Bandung, dan terjadi tanya jawab mengenai isi dari lagu tesebut serta

    mengiingatkan siswa mengenai peristiwa atau pertempuran bandung lautan

    api dimana dalam pertempuran mempertahankan kemerdekaan tersebut

    para tokoh telah berjuang dan mempertaruhkan nyawanya hanya untuk

  • 74

    negara. Dari apersepsi tersebut siswa belajar mengenai bagaimana cara

    menghargai jasa para tokoh. Apersepsi tersebut kemudian dilanjutkan

    penyampaian tujuan pembelajaran.

    Dalam kegiatan inti siswa diberikan teks mengenai tokoh dalam

    mempertahankan kemerdekaan. Siswa menyimak teks tersebut dan

    membentuk kelompok secara berpasangan untuk merumuskan suatu

    masalah yang telah diberikan guru. Ketika rumusan masalah telah

    diselesaikan oleh kelompok berpasangan tersebut, siswa membaginya

    (share) dengan pasangan- pasangan yang lain melalui membaca didepan

    kelas. Selanjutnya guru membagi siswa dalam kelompok yang setiap

    kelompok terdiri dari 4 orang secara heterogen. Kelompok tersebut

    selanjutnya berdiskusi membuat rumusan masalah, merumuskan hipotesis,

    mengumpulkan data serta mengklasifikasinya, dan membuat kesimpulan

    mengenai penghargaan para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan

    yang harus disusun pada laporan yang nantinya harus dikumpulkan kepada

    guru. Setiap kelompok dibagikan kertas karton untuk membuat mind

    mapping dan dipajang pada papan pajangan serta dikunjungi oleh

    kelompok- kelompok lainnya.

    Pada kegiatan akhir guru bersama dengan siswa menyimpulkan

    pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

    mengenai hal- hal yang belum diketahui siswa dan memberikan refleksi

    pembelajaran. Laporan diskusi kelompok dikumpulkan oleh siswa kepada

    guru untuk dinilai.

    4.4.2.2 Observasi Penelitian

    a. Pertemuan I

    Pelaksanaan pembelajaran pertemuan I pada siklus III, dilakukan

    pengamatan terhadap aktifitas guru dan siswa yang dilakukan observer.

    Instrumen pengamatan guru sejumlah 18 item yang terdiri dari pra

    pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran, penggunaan pendekatan,

    model serta metode pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar,

    serta penutup. Sementara pengamatan terhadap aktifitas siswa sejumlah 15

  • 75

    item yang terdiri dari pra pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran,

    penggunaan pendekatan, model serta metode pembelajaran, dan penilaian

    proses dan hasil belajar, serta penutup.( secara lengkap disajikan dalam

    lampiran 7 dan 8 ). Berdasarkan hasil pengamatan, guru telah

    melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri

    dengan metode mind mapping dan model TPS.

    b. Pertemuan II

    Observasi/ pengamatan terhadap aktifitas guru dan aktifitas siswa

    pada siklus III ini yaitu melalui lembar pengamatan yang telah

    dilaksanakan. Observasi atau pengamatan tersebut dilakukan oleh

    observer dengan instrumen pengamatan guru sejumlah 18 item yang

    terdiri dari pra pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran,

    penggunaan pendekatan, model serta metode pembelajaran, dan penilaian

    proses dan hasil belajar, serta penutup.(secara lengkap disajikan dalam

    lampiran 7 ).

    Sementara pengamatan terhadap aktifitas siswa sejumlah 15 item

    yang terdiri dari pra pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran,

    penggunaan pendekatan, model serta metode pembelajaran, dan penilaian

    proses dan hasil belajar, serta penutup.( lampiran 8). Berdasarkan hasil

    pengamatan, guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran

    menggunakan pendekatan inkuiri dengan metode mind mapping dan

    model TPS.

    4.4.3 Refleksi

    Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus III dilakukan

    refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan proses pembelajaran.

    Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, observer, dan peneliti. Dalam

    diskusi berisi tentang evaluasi pembelajaran IPS dengan penggunaan

    pendekatan inkuiri, metode mind mapping dan model TPS bagi guru kelas

    dan siswa dan hasil observasi yang dilakukan oleh dua observer. Dari

    diskusi ini didapatkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri, metode

  • 76

    mind mapping, dan model TPS merupakan strategi pembelajaran yang

    efektif. Terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa dengan

    perbandingan pada siklus II dari 89 % meningkat menjadi 100 % siswa

    tuntas setelah diadakan tindakan pada siklus I. Berikut merupakan hasil

    observasi yang dilakukan oleh observer pada kegiatan pembelajaran :

    a. Pertemuan I

    Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer, pada

    pertemuan pertama kegiatan pembelajaran RPP sudah guru persiapkan

    dengan baik. Dalam RPP tersebut indikator mengarah pada pengembangan

    berfikir tingkat tinggi. Kegiatan awal pembelajaran dapat guru lakukan

    dengan sangat baik. Dalam kegiatan tersebut apersepsi disampaikan guru

    dengan jelas dan baik, begitupula dengan tujuan pembelajaran. Dalam

    kegiatan pembelajaran guru sudah dapat menunjukkan penguasaan materi

    dengan sangat baik. Materi pembelajaran dapat guru kaitkan dengan

    realitas kehidupan serta mata pelajaran lain. Guru dapat menciptakan Iklim

    yang responsif dengan sangat baik, sehingga siswa dapat merespon baik

    kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Guru sangat membimbing siswa

    dalam kegiatan merumuskan masalah berpasangan serta merumuskan

    hipotesis, mengklasifikasi data, menyimpulkan materi dan pembuatan mind

    mapping sehingga siswa dapat bekerjasama dengan maksimal. Alokasi

    waktu yang direncanakan dalam RPP sudah guru kelola dengan sangat

    baik. Situasi kelaspun dapat guru kendalikan. Sementara pengamatan pada

    lembar pengamatan siswa yaitu, pada kegiatan awal pembelajaran siklus ini

    siswa sudah sangat siap dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Ketika

    guru menyampaikan apersepsi dengan tanya jawab, siswa berantusias

    menjawab pertanyaan dari guru.bukan hanya dalam kegiatan apersepsi saja,

    melainkan ketika guru menyampaikan yujuan pembelajaran siswa

    menyimak dengan sangat baik. Dalam kegiatan inti siswa secara mandiri

    menyimak materi dengan baik dan tidak gaduh serta mengganggu

    konentrasi teman- teman yang lainnya. Dalam kegiatan kelompok

    berpasangan untuk merumuskan masalah dan membaginya dengan

  • 77

    membacakan didepan kelas dapat siswa lakukan dengan baikdan penuh

    antusias. Selain itu, siswa sangat tekun dan berantusias dalam kegiatan

    merumuskan hipotesis, klasifikasi data, kesimpulan dan pembuatan mind

    mapping yang dilakukan dengan berkelompok 4 siswa.dalam kegiatan

    tersebut siswa saling bekerja sama untuk mengerjakan tugas yang

    diberikan. Tidak ada siswa yang bermain atau gaduh didalam kelas. Semua

    kelompok mengumpulkan hasil laporan dengan baik.

    b. Pertemuan II

    Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer, pada

    pertemuan kedua siklus III ini kegiatan pembelajaran sudah berjalan

    dengan sangat baik sesuai dengan perencanaan dan hasil refleksi pada

    siklus sebelumnya yaitu perbaikan pembelajaran. Dalam kegiatan

    pembelajaran ini, guru sudah mempersiapkan RPP dengan baik dengan

    indikator yang mengarah pada pengembangan berfikir tingkat tinggi. Pada

    kegiatan awal guru sudah melakukan apersepsi dengan baik. Bukan hanya

    apersepsi, guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik.

    Materi untuk kegiatan pembelajaran dapat guru kuasai dengan sangat baik.

    Materi pembelajaran tersebut dapat guru kaitkan dengan mata pelajaran

    lain serta dalam realitas kehidupan dengan sangat baik. Guru dapat

    menciptakan iklim yang responsif dengan sangat baik. Dalam kegiatan

    pembelajaran guru dapat membimbing siswa ketika siswa menyimak

    materi. Bukan hanya itu saja guru selalu membimbing siswa dalam

    kegiatan kelompok berpasangan maupun kegiatan kelompok dalam

    merumuskan hipotesis, mengklasifikasi data, menyimpulkan, sjuga

    membuat mind mapping. Bukan hanya satu kelompok atau kelompok

    tertentu yang guru bimbing, melainkan semua kelompok secara bergantian.

    Alokasi waktu berjalan dan dapat dikelola sesuai dengan rencana

    pembelajaran, dalam arti guru mengelola alokasi waktu dengan sangat baik.

    Situasi, dan kondisi kelas dapat guru kelola serta kendalikan dengan baik.

    Sementara hasil dari lembar pengamatan siswa yaitu, pada kegiatan pra

    pembelajaran siswa sangat berantusias dan siap untuk mengikuti kegiatan

  • 78

    pembelajaran. Apersepsi serta tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh

    guru, dapat siswa simak serta tanggapi dengan sangat baik. Memasuki

    kegiatan inti yaitu dengan kegiatan menyimak secara individual siswa

    dapat lakukan dengan baik tanpa gaduh dan mengganggu teman yang lain.

    Semua siswa menyimak materi dengan seksama dan sesuai alokasi waktu

    yang ditentukan. Dalam merumuskan masalah secara berpasangan dan

    membaginya dengan membacakan didepan kelas, siswa sangat berantusias.

    Bukan hanya itu saja, melainkan ketika kehiatan kelompok untuk

    merumuskan hipotesis, klasifikasi data, kesimpulan dan pembuatan mind

    mapping siswa bersama dengan kelompoknya saling membantu dan saling

    bekerjasama. Kegiatan tersebut siswa lakukan dengan sangat baik. Dalam

    mengunjungi papan pajangan, dapat siswa lakukan dengan rapi dan tidak

    gaduh. Laporan yang telah siswa susun bersama dengan kelompoknya,

    dapat siswa kumpulkan dengan baik.

    Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus III pada

    pertemuan pertama dan kedua dilakukan refleksi dalam bentuk diskusi atas

    segala kegiatan proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru

    kelas, guru observer, dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi

    pembelajaran IPS dengan penggunaan pendekatan inkuiri, metode mind

    mapping dan model Think Pair Share bagi guru kelas dan siswa. Dari

    diskusi ini didapatkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri, metode

    mind mapping, dan model TPS merupakan strategi pembelajaran yang

    efektif. Dalam kegiatan pembelajaran siswa lebih berantusias dan

    bersemangat untuk memecahkan masalah serta berdiskusi bersama

    kelompoknya. Terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa dengan

    perbandingan siklus II ketuntasan hasil belajar adalah 89 % meningkat

    menjadi 100 % setelah tindakan siklus III. Dalam siklus III ini, kegiatan

    pembelajaran sudah berjalan sangat baik sesuai dengan perencanaan serta

    dengan kegiatan refleksi pada siklus- siklus sebelumnya. Indikator kerja

    dengan ketuntasan siswa telah tercapai yaitu 100 % dengan KKM 90.

  • 79

    Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus III kemudian

    diambil data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar

    yang berupa laporan diskusi kelompok yaitu pada siklus III ini skor

    tertinggi yang dicapai siswa telah meningkat menjadi 97,90 , sedangkan

    skor terendah menjadi 90,60 dengan skor rata-rata 94,72. Siswa yang

    mencapai KKM 90 sebanyak 27 siswa (100 %) dan tidak ada siswa yang

    mendapat nilai dibawah KKM.

    Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus III maka keseluruhan

    hasil refleksi yang diperoleh pada pembelajaran siklus III adalah sebagai

    berikut :

    a. Kekuatan

    1. Tersedia RPP, indikator pembelajaran mengarah pada

    pemngembangan berfikir tingkat tinggi yaitu kegiatan merumuskan

    masalah, merumuskan hipotesis, mengklasifikasi data,membuat

    kesimpulan, dan membuat mind mapping, kegiatan belajar

    menggambarkan pembelajaran siswa aktif dan kreatif.

    2. Adanya apersepsi dan tujuan pembelajaran yang membantu siswa

    membangun pemahaman sendiri, memberikan kesempatan pada siswa

    untuk mengungkapkan pendapat, serta kesimpulan dan penguatan.

    3. Kegiatan pembelajaran dipantau dengan baik dengan pemberian nilai

    untuk unjuk kerja siswa dan nilai hasil akhir dengan laporan.

    4. Siswa siap dan berantusias dalam kegiatan pembelajaran.

    5. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan berantusias dalam kegiatan

    apersepsi.

    6. Siswa melaksanakan pembelajaran dengan sangat baik, berdiskusi

    dengan baik bersama kelompok masing- masing dan saling

    memberikan masukan serta pendapat.

    7. Siswa lebih terampil dalam membuat mind mapping dibandingkan

    pada pertemuan- pertemuan sebelumnya.

  • 80

    8. Siswa dapat menyimpulkan kegiatan pembelajaran dengan

    membandingkan hasil diskusi yang di tempel pada papan pajangan

    dengan kelompok lain.

    9. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi kegiatan

    pembelajaran.

    b. Kelemahan

    1. Masih terdapat beberapa siswa yang mengobrol dengan teman

    sekelompoknya tentang hal yang tidak terkait dengan pelajaran.

    4.5 Hasil Penelitian

    Hasil tindakan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui telah

    terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan pendekatan

    Inkuiri dengan metode Mind Mapping dan model Think Pair Share pada

    mata pelajaran IPS standar kompetensi Menghargai peranan tokoh pejuang

    dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan

    Indonesia, kompetensi dasar 2.2, 2.3, dan 2.4 siswa kelas 5 SD N 02 Kupen

    Pringsurat Temanggung pada semester 2 tahun ajaran 2012/ 2013.

    Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

    Tabel 4.5

    Perbandingan ketuntasan hasil belajar IPS Pra Siklus, siklus I, siklus

    II, dan siklus III

    Ketuntasan

    Belajar

    Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

    Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

    Tuntas ≥ 90 4 15% 19 70% 24 89% 27 100%

    Tuntas < 90 23 85% 8 30% 3 11% 0 0%

    Jumlah 27 100% 27 100% 27 100% 27 100%

    Sumber : data primer

    Dari tabel tersebut terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar

    siswa pada mata pelajaran IPS, pada pra siklus 85 % siswa tidak tuntas dan 15 %

    siswa tuntas, siklus I 30% siswa tidak tuntas dan 70 % siswa tuntas serta pada

    siklus II 11 % siswa tidak tuntas dan 89% siswa tuntas serta pada siklus III 0%

  • 81

    siswa tidak tuntas dan 100 % siswa tuntas. Berdasarkan tabel dapat digambarkan

    pada gambar diagram perbandingan ketuntasan hasil belajar di bawah ini.

    Gambar 4.5

    Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada

    pembelajaran pra siklus, siklus I, siklus II, dan Siklus III.

    Selain pada tingkat ketuntasan hasil belajar yang meningkat perolehan skor

    maksimal juga meningkat yaitu pada pra siklus sebesar 91 pada siklus I menjadi

    95,45 dan pada siklus II meningkat menjadi 96,80 serta siklus III juga lebih

    meningkat lagi menjadi 97,90. Hasil tersebut dapat dilihat pada gambar grafik

    perbandingan skor maksimal berikut ini.

    Gambar 4.6

    Grafik Perbandingan Skor Maksimal pra siklus, Siklus I, Siklus II. Dan

    Siklus III.

    0%

    20%

    40%

    60%

    80%

    100%

    Pra Siklus siklus Isiklus II

    siklus III

    85%

    30%

    11%

    0%

    15%

    70%

    89%100%

    tidak tuntas tuntas

    91

    95.4596.8

    97.9

    86

    88

    90

    92

    94

    96

    98

    100

    Pra Siklus siklus I Siklus II siklus III

    skor Maksimal

  • 82

    Perolehan skor minimal juga meningkat yaitu pada pra siklus sebesar 30

    pada siklus I meningkat menjadi 77,66 ,pada siklus II meningkat menjadi 85,50,

    dan pada siklus III juga meningkat menjadi 90,60. Hasil tersebut dapat dilihat

    pada gambar grafik perbandingan skor minimal berikut ini.

    Gambar 4.7

    Grafik Perbandingan Skor Minimal Pra Siklus, siklus I, Siklus II. Dan

    Siklus III.

    Skor rata-rata pada tiap siklus juga mengalami peningkatan yaitu pada pra

    siklus skor rata-rata sebesar 56,37 meningkat menjadi 89,35 pada siklus II

    meningkat menjadi 93,17 dan pada siklus III meningkat menjadi 94,72. Hasil

    tersebut dapat dilihat pada gambar grafik perbandingan skor rata-rata berikut ini.

    Gambar 4.8

    Grafik Perbandingan Skor Rata- rata Pra Siklus, siklus I, Siklus II.

    Dan Siklus III.

    30

    77.6685.5

    90.6

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    Pra Siklus siklus I Siklus II siklus III

    Skor Minimal

    56.37

    89.35 93.17 94.72

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    Pra Siklus siklus I siklus II siklus III

    Skor Rata- rata

  • 83

    4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

    4.6.1 Pembahasah Hasil Siklus I

    Fokus perbaikan pada penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa

    melelui penggunaan pendekatan Inkuiri dengan metode Mind Mapping dan model

    Think Pair Share.

    Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembelajaran di kelas 5 SD N 02

    Kupen Pringsurat kabupaten Temanggung semester 2 nampak terjadi peningkatan

    hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran melalui pendekatan Inkuiri

    dengan metode Mind Mapping dan model Think Pair Share. Pada pra siklus skor

    rata-rata 56,37 dan setelah diadakan tindakan penelitian pada siklus I skor rata-

    rata menjadi 89,35 dengan skor tertinggi 95,45 dan skor terendah 77,66. Hasil ini

    menunjukkan bahwa pembelajaran telah berhasil baik dengan indikator

    keberhasilannya ≥ 90 dengan tingkat keberhasilan 70% dari jumlah siswa

    sebanyak 27 siswa, dan pada siklus I ini hasil belajar siswa sudah meningkat,

    tetapi masih ada yang belum tuntas dengan persentase 30 %. Walaupun persentase

    ini sudah cukup besar namun belum memenuhi ketuntasan yang ingin dicapai

    sebesar 100% dari seluruh siswa sehingga perlu dilakukan tindakan siklus II.

    Perolehan hasil belajar pada siklus I ini masih belum optimal, beberapa

    kekurangan dalam penelitian tindakan siklus I ini antara lain kesiapan siswa

    kurang ketika akan memulai kegiatan pembelajaran, penataan tempat duduk

    ketika berkelompok masih kurang rapi, dan masih terdapat beberapa siswa yang

    cenderung bergurau dengan temnnya ketika kegiatan pembelajaran dan kurangnya

    komunikasi antar kelompok dikarenakan belum terbiasa menggunakan

    pendekatan inkuiri, metode mind mapping, dan model think pair share.

    4.6.2 Pembahasan Siklus II

    Perbaikan hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan adanya

    peningkatan baik peran guru, maupun persentase ketuntasan belajar. Namun

    demikian hasil belajar siswa belum maksimal. Selanjutnya pada siklus II

    penelitian perbaikan hasil belajar difokuskan pada kekurangan di siklus I. Pada

    penelitian siklus I ketuntasan hasil belajar sebesar 70% dan skor rata-rata 89,35

  • 84

    dengan skor tertinggi 95,45 dan skor terendah 77,66. Pada siklus II ketuntasan

    belajar siswa meningkat menjadi 89 % dan skor rata-rata meningkat menjadi

    93,17 dengan skor tertinggi 96,80 dan skor terendah 85,50. Meskipun hasil belajar

    pada siklus II ini meningkat, namun dapat dikatakan bahwa siswa belum

    mencapai ketuntasan belajar karena belum memenuhi standar ketuntasan belajar

    yaitu 100 %.

    Sampai perbaikan hasil belajar pada siklus II, masih ditemukan

    kekurangan dalam penelitian antara lain masih terdapat beberapa siswa yang

    cenderung bergurau dengan temnnya ketika kegiatan pembelajaran dan masih ada

    beberapa siswa yang berjalan- jalan sendiri ketika kegiatan berdiskusi dengan

    alasan meminjam alat tulis kepada kelompok lain.

    4.6.3 Pembahasan Siklus III

    Perbaikan hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan

    baik peran guru, persentase pembelajaran maupun persentase ketuntasan belajar.

    Namun demikian hasil belajar siswa belum maksimal. Selanjutnya pada siklus III

    penelitian perbaikan hasil belajar difokuskan pada kekurangan di siklus II. Pada

    penelitian siklus I ketuntasan hasil belajar sebesar 70 % dan skor rata-rata 89,35

    dengan skor tertinggi 95,45 dan skor terendah 77,66. Pada siklus II ketuntasan

    belajar siswa meningkat menjadi 89 % dan skor rata-rata meningkat menjadi

    93,17 dengan skor tertinggi 96,80 dan skor terendah 85,50. Pada siklus III

    ketuntasan belajar siswa lebih meningkat menjadi 100% dan skor rata- rata 94,72

    dengan skor tertinggi 97,90 dan skor terendah 90,60 . Dalam perbaikan hasil

    belajar pada siklus III, semua siswa dapat dikatakan telah mencapai ketuntasan

    belajar karena telah memenuhi KKM yaitu 90 dengan standar ketuntasan 100 %.

    4.6.4 Pembahasan perbandingan pra siklus, siklus I. Siklus II, dan siklus III

    Pada Pra siklus (kondisi awal) sebelum diadakan penelitian tindakan di

    kelas 5 SD N 02 Kupen Pringsurat kabupaten Temanggung skor rata- rata 56,37

    dan setelah diadakan tindakan penelitian pada siklus I skor rata-rata menjadi 89,35

    dengan skor tertinggi 95,45 dan skor terendah 77,66. Hasil ini menunjukkan

    bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dengan tingkat keberhasilan 70% dari

    jumlah siswa sebanyak 27 siswa, tetapi masih terdapat 30% siswa belum tuntas

  • 85

    sehingga perlu diadakan pelaksanaan tindakan siklus II. Pada siklus II ketuntasan

    belajar siswa meningkat menjadi 89% dan skor rata-rata meningkat menjadi 93,17

    dengan skor tertinggi 96,80 dan skor terendah 85,50. Pada siklus III ketuntasan

    belajar siswa lebih meningkat menjadi 100 % dengan skor rata- rata 94,72 dan

    skor tertinggi 97,90 serta skor terendah 90,60. Dengan demikian dapat dikatakan

    bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar sebab telah memenuhi standar

    ketuntasan belajar 100%.

    Hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa apabila

    pembelajaran menerapkan pendekatan Inkuiri dengan metode Mind Mapping dan

    model Think Pair Share maka hasil belajar IPS bagi siswa kelas 5 di SD N 02

    Kupen Pringsurat Temanggung pada semester 2 tahun 2012-2013 akan

    meningkat.