29
27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung. Sekolah ini berada di Desa Ngimbrang, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung dan dikepalai oleh Ibu Fadhilah, S.Pd. Subjek penelitian dari kelompok pretest maupun posttest adalah sama karena peneliti menggunakan desain pra eksperimen (one group pretest- postest design). Jumlah subjek penelitian adalah 10 anak dengan rincian sebagai berikut pada tabel 4.1. Data Diri Anak. Tabel 4.1. Data Diri Anak No Nama Jenis Kelamin Usia 1 Aisyah P 6 tahun 1 bulan 23 hari 2 Retha P 6 tahun 6 bulan 3 Bela P 6 tahun 6 bulan 24 hari 4 Vian P 6 tahun 8 bulan 11 hari 5 Riris P 6 tahun 10 bulan 26 hari 6 Farel I. L 6 tahun 9 bulan 8 hari 7 Farel A. L 6 tahun 11 bulan 16 hari 8 Irsa L 6 tahun 11 bulan 27 hari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7685/5/T1_272010024_BAB_IV.pdf · IV Rabu, 7 Mei 2014 Pengisi energi (energizer) V

Embed Size (px)

Citation preview

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina Kecamatan Bulu

Kabupaten Temanggung. Sekolah ini berada di Desa Ngimbrang, Kecamatan

Bulu, Kabupaten Temanggung dan dikepalai oleh Ibu Fadhilah, S.Pd.

Subjek penelitian dari kelompok pretest maupun posttest adalah sama

karena peneliti menggunakan desain pra eksperimen (one group pretest-

postest design). Jumlah subjek penelitian adalah 10 anak dengan rincian

sebagai berikut pada tabel 4.1. Data Diri Anak.

Tabel 4.1. Data Diri Anak

No Nama Jenis Kelamin Usia

1 Aisyah P 6 tahun 1 bulan 23 hari

2 Retha P 6 tahun 6 bulan

3 Bela P 6 tahun 6 bulan 24 hari

4 Vian P 6 tahun 8 bulan 11 hari

5 Riris P 6 tahun 10 bulan 26 hari

6 Farel I. L 6 tahun 9 bulan 8 hari

7 Farel A. L 6 tahun 11 bulan 16 hari

8 Irsa L 6 tahun 11 bulan 27 hari

28

9 Yahya L 6 tahun 4 bulan 21 hari

10 Reza L 6 tahun 8 bulan 8 hari

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa anak yang berjenis kelamin

perempuan berjumlah 5 anak dan laki-laki 5 anak dengan rata-rata usia 6

tahun.

4.2. Pelaksanaan Penelitian

4.2.1. Test Awal (Pre Test)

Pre Test dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2014 dengan

memperkenalkan semua gerakan brain gym kepada 10 anak yang

mengalami keterampilan motorik kasar rendah. Ceklist berisi lima poin

indikator kemampuan motorik kasar dengan jawaban ya atau tidak yang

diberikan kepada guru kelas untuk membantu peneliti menilai anak.

4.2.2. Perlakuan (Treatment)

Treatment diberikan secara berkelanjutan dengan memberikan satu

gerakan brain gym pada pertemuan ke tujuh yang bertujuan agar anak

mengenal gerakan tersebut. Jadwal penelitian telah disepakati bersama

antara peneliti dengan kepala sekolah yaitu hari Senin, Selasa, Rabu,

Kamis dan Sabtu. Hari Jumat tidak diambil karena hari tersebut selalu

diadakan senam bersama. Jadi kalau pada hari itu juga dilaksanakan

brain gym dikhawatirkan anak terlalu lelah.

Penelitian ini dilaksanakan 14 kali pertemuan dengan rincian

sebagai berikut pada tabel 4.2.

29

Tabel 4.2. Jadwal Penelitian Eksperimen

Pertemuan Hari, Tanggal Kegiatan

I Sabtu, 3 Mei 2014 Awal (semua gerakan brain gym)

II Senin, 5 Mei 2014 Gerakan silang (cross crawl)

III Selasa, 6 Mei 2014 Olengan pinggul (the rocker)

IV Rabu, 7 Mei 2014 Pengisi energi (energizer)

V Kamis, 8 Mei 2014 Tombol imbang (balance buttons)

VI Sabtu, 10 Mei 2014 Tombol angkasa (space buttons)

VII Senin, 12 Mei 2014 Perlakuan (semua gerakan brain gym)

VIII Selasa, 13 Mei 2014 Semua gerakan brain gym

IX Rabu, 14 Mei 2014 Semua gerakan brain gym

X Sabtu, 17 Mei 2014 Semua gerakan brain gym

XI Senin, 19 Mei 2014 Semua gerakan brain gym

XII Selasa, 20 Mei 2014 Semua gerakan brain gym

XIII Rabu, 21 Mei 2014 Semua gerakan brain gym

XIV Kamis, 22 Mei 2014 Semua gerakan brain gym

Kegiatan eksperimen dimulai dari tanggal 12 Mei 2014 sampai

dengan tanggal 22 Mei 2014. Anak dikatakan keterampilan motorik

kasarnya meningkat jika anak mampu melakukan gerakan di bawah ini

dengan tepat :

30

1. Anak mampu menyentuh kaki dan tangan yang berlawanan melalui

belakang tubuh

KMK: Berdiri dengan dua kaki dan menyentuh tangan secara

berlawanan sambil geleng-geleng

2. Anak mampu menyangga badan dengan tangan sewaktu mengangkat

kaki dan bergoyang

KMK: Menirukan gerakan orang mengayuh sepeda

3. Anak mampu mengangkat kepala maupun menundukkan kepala

menghadap lantai dengan posisi tengkurap sementara pinggang dan

tubuh bagian bawah menempel di lantai

KMK: Menirukan gerakan ikan berenang

4. Anak mampu menyentuhkan 2 jari tangan ke belakang telinga dan

letakkan tangan satunya di pusar

KMK: Berjalan ke depan dengan tumit

5. Anak mampu menyentuhkan 2 jari tangan di atas bibir dan tangan

yang lain pada tulang ekor sambil digosok-gosok

KMK : Berjalan ke depan dengan tumit

a. Pertemuan I dilaksanakan pada Sabtu, 3 Mei 2014

Tujuan dari pertemuan pertama ini adalah untuk memperkenalkan anak

apakah tujuan gerakan brain gym dan bagaimana gerakannya. Dalam

melatih anak melakukan brain gym, langkah-langkah yang dilakukan

peneliti adalah :

31

1. Tahap awal

Pada tahap ini peneliti memberikan ceklist kepada guru kelas untuk

membantu peneliti menilai anak. Peneliti memanggil anak-anak yang

mengalami kemampuan motorik kasar rendah. Sebelum melakukan

kegiatan, guru dan peneliti mengajak anak morning circle terlebih

dahulu.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih

ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu

untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.

Anak-anak sangat antusias karena gerakan brain gym merupakan

gerakan baru bagi anak-anak. Peneliti memperkenalkan gerakan ini

kepada 10 anak. Anak dipanggil satu per satu untuk melakukan

gerakan seperti yang dicontohkan peneliti. Anak-anak bisa melakukan

gerakan, tetapi gerakan yang dilakukan belum tepat. Anak-anak

senang mengikuti gerakannya dan antusias mengikutinya. Walaupun

masih ada anak yang melamun dan memperhatikan guru kelasnya

berbicara dan teman lain yang tidak ikut brain gym justru

mengganggu.

3. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai bahan evaluasi, ceklist yang diberikan kepada guru untuk

menilai keterampilan anak dikumpulkan peneliti untuk mengetahui

hasil kemampuan anak. Disamping itu, peneliti juga mengamati anak

32

dengan menulis di lembar observasi. Hasilnya anak masih belum

mampu mengikuti gerakan brain gym dengan tepat. Namun, anak

sangat antusias mengikuti gerakan ini.

b. Pertemuan II dilaksanakan pada Senin, 5 Mei 2014

Tujuan dari pertemuan kedua ini adalah untuk memfokuskan anak

pada satu gerakan terlebih dahulu. Gerakan pertama adalah gerakan silang

(cross crawl). Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-langkah

yang dilakukan peneliti adalah :

1. Tahap awal

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan 10 anak yang mempunyai

keterampilan motorik kasar rendah. Anak-anak berbaris dengan rapi.

Lalu peneliti mulai melatih anak satu gerakan terlebih dahulu.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Kegiatan awal selalu dilaksanakan di salah satu ruang kelas B yang

lebih luas. Untuk pemanasan selalu dilaksanakan bersama guru.

Latihan pada pertemuan kedua ini adalah gerakan silang. Gerakannya

adalah anak mampu menyentuh kaki dan tangan yang berlawanan

melalui belakang tubuh. Peran tangan dan kaki sangat penting dalam

hal ini. Maka dari itu, peneliti mengajarkan anak dari satu per satu

terlebih dahulu. Tangan kanan direntangkan lalu disilangkan melalui

belakang tubuh menyentuh kaki kiri begitu sebaliknya. Latihan

tersebut diulang-ulang agar anak mengingat dan menggerakkannya

dengan tepat. Gerakan ini lebih mudah diarahkan bagi anak-anak.

33

Meski ada anak yang masih keliru tangan kanan menyentuh kaki

kanan dan tangan masih belum sepenuhnya menyentuh sampai ke

kaki.

3. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai bahan evaluasi, anak maju satu per satu untuk

memperagakan gerakan silang yang sudah diajarkan peneliti. Setelah

itu, anak-anak kembali ke kegiatan belajar bersama guru. Peneliti juga

mengamati bagaimana anak melakukan gerakan dengan tepat dan

benar-benar tangan menyentuh kaki dengan sempurna. Hasilnya, anak

masih belum benar-benar menyentuh dan kaki justru karena hitungan

sampai 8 jadi anak ingin cepat selesai.

c. Pertemuan III dilaksanakan pada Selasa, 6 Mei 2014

Tujuan dari pertemuan ketiga ini adalah untuk memfokuskan anak

pada satu gerakan yaitu olengan pinggul (the rocker). Dalam melatih anak

melakukan brain gym, langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah:

1. Tahap awal

Seperti biasa, setelah kegiatan awal dan pemanasan bersama anak

dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak berbaris 3 – 4

sap.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Ruang kelas yang digunakan adalah kelas B, dimana ruangannya

cukup besar untuk menampung 2 kelas sekaligus. Gerakan olengan

pinggul adalah gerakan kedua. Namun, sebelumnya peneliti

34

mengulang gerakan sebelumnya yaitu gerakan silang. Setelah itu, anak

dalam posisi duduk dan siku tangan digunakan untuk menyangga

dengan cara ditekuk. Kemudian, kaki di atas dan digoyangkan di

udara seperti mengayuh sepeda. Gerakan tersebut diulang-ulang dan

peneliti membantu anak ketika anak mengalami kesusahan

menggerakkan kakinya. Pada gerakan ini, ada anak yang belum bisa

menggoyangkan kakinya justru mendorong kakinya ke depan.

3. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai bahan evaluasi, anak diminta maju satu per satu untuk

memperagakan gerakannya. Hasilnya, ada satu anak yang gerakannya

seperti mengayuh sepeda malah justru mendorong. Satu anak lainnya

juga masih belum tahu posisi tangan sebagai penyangga.

d. Pertemuan IV dilaksanakan pada Rabu, 7 Mei 2014

Tujuan dari pertemuan keempat ini adalah untuk memfokuskan anak

pada satu gerakan yaitu pengisi energi (energizer). Dalam melatih anak

melakukan brain gym, langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah:

1. Tahap awal

Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan

pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak

berbaris 3 – 4 sap.

35

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih

ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu

untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.

Gerakan yang sebelumnya dilakukan selalu diulangi agar anak

mengingat. Pada gerakan pengisi energi, anak berada pada posisi

tengkurap. Gerakannnya hampir sama seperti push-up, hanya saja

kepala anak ditundukkan dan diangkat. Kegiatan tersebut diulang-

ulang terus menerus. Anak yang berat badannya agak gemuk,

mengalami kesusahan mengangkat tubuhnya sendiri. Ada pula anak

yang tidak masuk.

3. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai bahan evaluasi, anak maju satu per satu untuk

memperagakan gerakan silang yang sudah diajarkan peneliti. Setelah

itu, anak-anak kembali ke kegiatan belajar bersama guru. Peneliti juga

mengamati bagaimana anak melakukan gerakan dengan tepat.

Hasilnya, satu anak masih belum bisa mengangkat badannya sendiri.

Anak-anak yang lain rata-rata sudah bisa hanya saja tangan masih

menyentuh lantai.

e. Pertemuan V dilaksanakan pada Kamis, 8 Mei 2014

Tujuan dari pertemuan kelima ini adalah untuk memfokuskan anak

pada satu gerakan yaitu tombol imbang (balance buttons). Dalam melatih

36

anak melakukan brain gym, langkah-langkah yang dilakukan peneliti

adalah:

1. Tahap awal

Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan

pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak

berbaris 3 – 4 sap.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih

ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu

untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.

Gerakan yang sebelumnya dilakukan selalu diulangi agar anak

mengingat. Pada gerakan tombol imbang, anak diminta mengangkat 2

jari salah satu tangan lalu diletakkan di belakang telinga. Untuk

tangan yang satunya memegang pusar. Agar tidak monoton, gerakan

tersebut diiringi dengan salah satu kaki maju secara bergantian dan

salah satu tangan menggosok-gosokkan pusar. Namun, ada anak yang

masih menggunakan seluruh jarinya dan ketika tangan satunya berada

di pusar belum digosok-gosokkan.

3. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai bahan evaluasi, anak maju satu per satu untuk

memperagakan gerakan silang yang sudah diajarkan peneliti. Setelah

itu, anak-anak kembali ke kegiatan belajar bersama guru. Peneliti juga

mengamati bagaimana anak melakukan gerakan dengan tepat.

37

Hasilnya, anak belum menggosok-gosok pusar. Pusar hanya dipegang

saja. Lalu ketika jari menyentuh telinga masih ada anak yang

menggunakan tangan bukan jari.

f. Pertemuan VI dilaksanakan pada Sabtu, 10 Mei 2014

Tujuan dari pertemuan keenam ini adalah untuk memfokuskan anak

pada satu gerakan yaitu tombol angkasa (space buttons). Dalam melatih

anak melakukan brain gym, langkah-langkah yang dilakukan peneliti

adalah:

1. Tahap awal

Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan

pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak

berbaris 3 – 4 sap.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih

ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu

untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.

Gerakan yang sebelumnya dilakukan selalu diulangi agar anak

mengingat. Pada gerakan tombol angkasa, anak diminta untuk

mengangkat 2 jari salah satu tangan dan diletakkan diantara bibir dan

hidung. Tangan lainnya ditaruh dibelakang pada tulang ekor dengan

posisi tangan menghadap ke bawah sambil digosok-gosokkan.

Namun, ada juga anak yang masih menggunakan seluruh jari dan

tangan belum menghadap ke bawah ketika berada di tulang ekor.

38

3. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai bahan evaluasi, anak maju satu per satu untuk

memperagakan gerakan silang yang sudah diajarkan peneliti. Setelah

itu, anak-anak kembali ke kegiatan belajar bersama guru. Peneliti juga

mengamati bagaimana anak melakukan gerakan dengan tepat.

Hasilnya, anak masih ada yang menggunakan tangan sehingga

menutupi mulut dan posisi tangan pada tulang ekor belum mengarah

ke bawah.

g. Pertemuan VII dilaksanakan pada Senin, 12 Mei 2014

Tujuan dari pertemuan ketujuh adalah untuk memberikan semua

gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan

secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-

langkah yang dilakukan peneliti adalah:

1. Tahap awal

Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan

pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak

berbaris 3 – 4 sap.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih

ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu

untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.

Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang

kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan

39

diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini, anak dengan inisial R

masih belum bisa mengangkat tubuhnya dan masih membutuhkan

bantuan. Anak bernama I tidak masuk pada hari itu. Anak-anak

antusias mengikutinya. Meskipun ada anak yang masih

memperhatikan guru lain, menggunakan semua jarinya, kurang fokus,

dan belum menggunakan tumitnya.

3. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama

tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak

melakukan kegiatan. Hasilnya, ada tiga anak pada saat gerakan tombol

imbang dan tombol angkasa belum diiringi dengan gerakan tumit. Jadi

kaki masih menapak di lantai.

h. Pertemuan VIII dilaksanakan pada Selasa, 13 Mei 2014

Tujuan dari pertemuan kedelapan adalah untuk memberikan semua

gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan

secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-

langkah yang dilakukan peneliti adalah:

1. Tahap awal

Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan

pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak

berbaris 3 – 4 sap.

40

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih

ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu

untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.

Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang

kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan

diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini saat peneliti sudah

memulai kegiatan, ada anak yang belum mengikuti brain gym justru

melamun melihat temannya. Ada juga anak yang menggerakkannya

terlalu cepat dan lagi-lagi belum menggunakan tumitnya. Ketika

hitungan belum selesai ada anak yang sudah berhenti bergerak.

Perhatian mereka juga teralih di teman lain yang tidak megikuti brain

gym.

3. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama

tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak

melakukan kegiatan. Hasilnya, tiga anak pada pertemuan ke tujuh

masih belum berjinjit dengan tumit.

i. Pertemuan IX dilaksanakan pada Rabu, 14 Mei 2014

Tujuan dari pertemuan kesembilan adalah untuk memberikan semua

gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan

secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-

langkah yang dilakukan peneliti adalah:

41

1. Tahap awal

Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan

pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak

berbaris 3 – 4 sap.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih

ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu

untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.

Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang

kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan

diberikan dalam satu hari. Anak-anak sesekali memperhatikan

temannya dan mengikuti gerakan lagi. Masih terlihat anak belum

menggunakan tumitnya dan belum menggosok-gosok pusar. Setelah

diingatkan baru anak mulai menggosoknya.

3. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama

tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak

melakukan kegiatan. Hasilnya, ada 2 anak pada saat gerakan the

rocker kaki belum ditekuk.

j. Pertemuan X dilaksanakan pada Sabtu, 17 Mei 2014

Tujuan dari pertemuan kesepuluh adalah untuk memberikan semua

gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan

42

secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-

langkah yang dilakukan peneliti adalah:

1. Tahap awal

Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan

pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak

berbaris 3 – 4 sap.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih

ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu

untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.

Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang

kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan

diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini, ada anak yang bergerak

terlalu cepat dan belum menyentuh tangan dengan sempurna. Ada

juga yang belum mengangkat kepalanya, kakinya masih belum pada

posisi tekuk ketika gerakan energizer. Tiga anak juga belum

menggosok-gosok pusar.

3. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama

tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak

melakukan kegiatan. Hasilnya, tiga anak pada pertemuan sebelumnya

masih belum menggosok pusar dan tumitnya belum jinjit.

43

k. Pertemuan XI dilaksanakan pada Senin, 19 Mei 2014

Tujuan dari pertemuan kesebelas adalah untuk memberikan semua

gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan

secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-

langkah yang dilakukan peneliti adalah:

1. Tahap awal

Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan

pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak

berbaris 3 – 4 sap.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih

ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu

untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.

Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang

kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan

diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini, ada anak yang masih

tiduran dan kakinya belum ke depan seperti mengayuh sepeda. Anak

ini merasa keberatan badan. Setelah selesai, anak masih ingin tiduran

di lantai.

3. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama

tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak

44

melakukan kegiatan. Hasilnya, ada satu anak pada saat gerakan

energizer mengalami kesusahan ketika mengangkat badan.

l. Pertemuan XII dilaksanakan pada Selasa, 20 Mei 2014

Tujuan dari pertemuan kedua belas adalah untuk memberikan semua

gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan

secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-

langkah yang dilakukan peneliti adalah:

1. Tahap awal

Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan

pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak

berbaris 3 – 4 sap.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih

ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu

untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.

Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang

kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan

diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini, tiga anak yang kakinya

masih belum ke depan dengan tumit justru menapak lantai. Anak yang

sering tidak masuk sekolah, hari ini tidak masuk lagi.

3. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama

tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak

45

melakukan kegiatan. Hasilnya, ketiga anak tersebut masih belum

menggunakan tumitnya pada posisi jinjit

m. Pertemuan XIII dilaksanakan pada Rabu, 21 Mei 2014

Tujuan dari pertemuan ketiga belas adalah untuk memberikan semua

gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan

secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-

langkah yang dilakukan peneliti adalah:

1. Tahap awal

Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan

pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak

berbaris 3 – 4 sap.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih

ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu

untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.

Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang

kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan

diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini, tiga anak yang kakinya

masih belum ke depan dengan tumit justru menapak lantai. Rata-rata

anak lain sudah mampu melakukan gerakan brain gym dengan tepat.

3. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama

tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak

46

melakukan kegiatan. Hasilnya, gerakan tumit pada pertemuan

sebelumnya masih juga belum dilakukan oleh ketiga anak tersebut.

n. Pertemuan XIV dilaksanakan pada Kamis, 22 Mei 2014

Tujuan dari pertemuan keemapat belas adalah untuk memberikan

semua gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang

dilakukan secara intensif. Pertemuan ini merupakan pertemuan terakhir

karena pada pertemuan ini peneliti melakukan posttest setelah melakukan

perlakuan. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-langkah

yang dilakukan peneliti adalah:

1. Tahap awal

Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan

pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak

berbaris 3 – 4 sap.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih

ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu

untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.

Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang

kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan

diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini, tiga anak yang kakinya

masih belum ke depan dengan tumit justru menapak lantai. Rata-rata

anak lain sudah mampu melakukan gerakan brain gym dengan tepat.

Anak-anak senang dan antusias melakukannya.

47

3. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama

tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak

melakukan kegiatan. Hasilnya, 3 anak masih belum menggunakan

tumit ketika gerakan tombol imbang dan tombol angkasa.

4.2.3. Hasil Observasi

Hasil observasi yang peneliti amati pada setiap pertemuan akan

dijabarkan sebagai berikut :

a. Pertemuan I

Anak-anak sangat antusias dalam mengikuti brain gym. Mereka

memperhatikan peneliti sesekali berbicara dengan temannya.

Walaupun gerakannya masih belum sempurna.

b. Pertemuan II

Untuk gerakan silang anak-anak lebih mudah diarahkan, meski ada

anak yang keliru kanan dan kirinya. Ada juga yang belum

menyentuh kaki. Anak sering memperhatikan teman lainnya,

tengak-tengok. Dan justru balapan dengan temannya.

c. Pertemuan III

Rata-rata anak sudah bisa, hanya kakinya kurang diangkat lebih

tinggi dan ada juga yang kakinya justru seperti mendorong belum

seperti mengayuh sepeda. Ada anak yang mengejek temannnya

48

karena gerakan yang dilakukan kaku. Perhatian anak masih belum

fokus dan masih memperhatikan temannya.

d. Pertemuan IV

Ada anak yang mengalami kesusahan ketika mengangkat tubuhnya

sendiri. Tangan anak juga masih menyentuh lantai. Anak masih

berbicara dengan temannya dan suka mengadu apabila ada teman

yang tidak memperhatikan. Ada juga anak yang suka melamun.

e. Pertemuan V

Anak masih menggunakan tangan pada saat menyentuh telinga.

Dan anak juga masih memperhatikan teman lain. Ada juga anak

yang belum mengikuti gerakan. Pada saat menggosok pusar juga

masih ada yang belum melakukan. Perhatian anak sangat mudah

teralih oeh teman lain yang tidak mengikuti.

f. Pertemuan VI

Anak masih menggunakan seluruh jarinya pada saat menyentuh

bibir dan posisi tangan anak belum menghadap ke bawah. Kadang,

anak masih melamun memperhatikan teman lain atau benda lain.

Ada juga yang berbicara sendiri dengan temannya.

g. Pertemuan VII

Ada satu anak yang tidak masuk. Posisi kepala salah satu anak

justru pada posisi tidur belum diangkat. Pada saat gerakan tombol

imbang maupun tombol angkasa, anak masih menggunakan semua

jarinya. Dan lagi-lagi anak memperhatikan guru kelas yang sedang

49

berbicara. Masih ada anak yang melamun dan 3 anak belum

berjinjit dengan tumit.

h. Pertemuan VIII

Akibat anak yang sering melamun, ia tertinggal dalam mengikuti

gerakan. Ia justru duduk melihat teman-temannya mengikuti brain

gym. Baru ketika dipanggil, ia berdiri. Gerakan anak masih terlalu

cepat dan tergesa-gesa. Belum hitungan sampai delapan, ada anak

yang sudah mengakhiri gerakannya. 3 anak belum berjinjit dengan

tumit.

i. Pertemuan IX

Anak yang tidak masuk pada pertemuan tujuh, hari ini ia tidak

masuk lagi. Anak juga masih bergurau dengan temannya. Ada juga

yang belum menekuk kakinya ketika gerakan the rocker. Perhatian

anak kembali teralih pada teman-teman yang tidak mengikuti brain

gym.

j. Pertemuan X

Pada gerakan silang, terlihat anak masih belum menyentuh kaki.

Dan pada gerakan energizer ada yang belum mengangkat kepala

dan kaki belum lurus. Ketiga anak pada pertemuan sebelumnya

belum menggosok-gosok pusar. Anak juga masih melamun.

k. Pertemuan XI

Pada saat gerakan sudah mulai, ada anak yang masih tiduran belum

mengikuti gerakan. Ada juga anak yang mengalami kesusahan

50

ketika mengangkat badannya dan saat melakukan gerakan the

rocker, kakinya masih mendorong. Sesekali anak berbicara dengan

teman sebelahnya.

l. Pertemuan XII

Ada satu anak yang tidak masuk dan anaknya sama seperti

pertemuan sebelumnya. Ketiga anak masih belum berjinjit dengan

tumit. Dan masih ada juga anak yang melamun dan memperhatikan

teman lain.

m. Pertemuan XIII

Ketiga anak sebelumnya masih belum berjinjit dengan tumit. Anak-

anak masih memperhatikan teman lain dan melamun. Ada juga

anak yang mendahului dan tergesa-gesa.

n. Pertemuan XIV

Pada saat gerakan dimulai, ada anak yang tidak mengikuti gerakan

dengan baik. Ia justru berulah sendiri dan ada juga yang melamun.

Ketiga anak masih belum berjinjit dengan tumit justru menapakkan

kakinya di lantai.

4.2.4. Test Akhir (Post Test)

Post Test dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2014 kepada 10 anak

TK B. Pada kegiatan ini, peneliti membagikan ceklist pada guru untuk

membantu menilai anak. Peneliti kemudian mengolah hasil instrumen

yang telah diisi guru menggunakan teknik Paired sample t-test.

51

Sepuluh siswa yang diberikan brain gym selama 14 x pertemuan

sudah memahami gerakan-gerakan tersebut beserta namanya. Anak

sangat antusias dan senang ketika peneliti memberikan brain gym yang

bermanfaat pada keterampilan motoriknya.

4.2.5. Analisis Data

Setelah memberikan post test, peneliti kemudian mengolah

instrumen tersebut dan memperoleh data yang akan nampak pada

tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3. Skor hasil pretest dan posttest

Subjek Pretest Posttest

1 0 5

2 0 5

3 0 2

4 0 5

5 0 4

6 0 3

7 1 4

8 1 3

9 1 5

10 1 5

52

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada hasil pretest ada 6 anak

yang belum mampu melakukan gerakan brain gym dengan tepat dan 4

anak mampu melakukan gerakan dengan tepat. Sementara untuk hasil

posttest menunjukkan jika ada 1 anak yang mampu melakukan 2

gerakan dengan tepat, 2 anak melakukan 3 gerakan dan 2 anak lainnya

melakukan 4 gerakan dengan tepat serta 5 anak mampu melakukan

semua gerakan.

Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan data

dengan menggunakan teknik analisis Paired Sample T-test dengan

bantuan program SPSS for windows release 16.0. Dari hasil

pengolahan data tersebut diperoleh hasil sebagai berikut untuk

selanjutnya diolah menggunakan SPSS:

Tabel 4.4. Paired Sample t-test

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 SEBELUM .4000 10 .51640 .16330

SESUDAH 4.1000 10 1.10050 .34801

53

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

SEBELUM -

SESUDAH -3.70000 1.15950 .36667 -4.52946 -2.87054 -10.091 9 .000

4.3.Uji Hipotesis

Pada pengolahan hasil uji – t yang menunjukkan bahwa p = 0,000 ≤ 0,05

ada perbedaan yang sangat signifikan keterampilan motorik kasar antara

pretest dan posttest setelah diberi brain gym. Berdasar Mean pretest dan

posttest diperoleh perbedaan dari 0,4 menjadi 4,1 sehingga sangat signifikan.

Dengan demikian hipotesis yang diajukan penulis bahwa “Ada

Peningkatan yang signifikan keterampilan motorik kasar pada anak usia 5 – 6

tahun melalui Brain Gym di TK Negeri Pembina Kecamatan Bulu Kabupaten

Temanggung Tahun Pelajaran 2013 – 2014” dinyatakan diterima.

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 SEBELUM & SESUDAH 10 .117 .747

54

4.4. Pembahasan

Brain gym sangat bermanfaat bagi manusia tanpa terkecuali anak usia dini.

Menurut Dennison (2002) brain gym bekerja pada kecakapan membaca,

keterampian berpikir, kecakapan menulis, kecakapan kesadaran diri,

keterampilan belajar di rumah dan keterampilan menghadapi lingkungan

pribadi. Di dalam kecakapan kesadaran diri adalah koordinasi seluruh tubuh.

Koordinasi seluruh termasuk termasuk keterampilan motorik kasar.

Keterampilan motorik kasar merupakan keterampilan yang

mengkoordinasikan seluruh gerakan tubuh. Koordinasi kaki, tangan, kepala

salah satunya.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa brain gym yang diberikan secara

efektif selama 8 x pertemuan ditambah latihan per gerakan sebelumnya

ternyata telah meningkatkan keterampilan motorik kasar anak usia dini.

Keterampilan motorik kasar yang meningkat dengan brain gym meliputi

mengekspresikan berbagai gerakan kepala, tangan/kaki sesuai dengan irama

musik/ritmik dan lentur (berdiri dengan dua kaki dan menyentuh tangan secara

berlawanan sambil geleng-geleng dan menirukan gerakan ikan berenang),

senam fantasi bentuk meniru (menirukan gerakan orang mengayuh sepeda)

dan berjalan ke berbagai arah (berjalan ke depan dengan tumit). Hal ini

mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Santika Ratna Wulan

(2013) pada penelitian yang berjudul “Pengaruh Brain Gym terhadap Motorik

Kasar Anak Taman Kanak-kanak” mengatakan bahwa penelitian ini

menggunakan metode kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan

55

hasilnya pada kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan yang signifikan

sedangkan pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode brain gym

mengalami peningkatan. Disamping itu, penelitian ini juga sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Sudiarto, Rinik Eko Kapti, Puguh Sigit P

(2013) dengan judul “Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) terhadap

peningkatan motorik halus anak usia 4 – 5 tahun di Raudotul Athfal Baitul

Mu’minin (Muslimat 17) Gunungrejo-Malang” yang menemukan bahwa ada

pengaruh senam otak terhadap peningkatan motorik halus anak usia 4 – 5

tahun di Raudotul Athfal Baitul Mu’minin (Muslimat 17) Gunungrejo-

Malang.