Upload
hoanganh
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina Kecamatan Bulu
Kabupaten Temanggung. Sekolah ini berada di Desa Ngimbrang, Kecamatan
Bulu, Kabupaten Temanggung dan dikepalai oleh Ibu Fadhilah, S.Pd.
Subjek penelitian dari kelompok pretest maupun posttest adalah sama
karena peneliti menggunakan desain pra eksperimen (one group pretest-
postest design). Jumlah subjek penelitian adalah 10 anak dengan rincian
sebagai berikut pada tabel 4.1. Data Diri Anak.
Tabel 4.1. Data Diri Anak
No Nama Jenis Kelamin Usia
1 Aisyah P 6 tahun 1 bulan 23 hari
2 Retha P 6 tahun 6 bulan
3 Bela P 6 tahun 6 bulan 24 hari
4 Vian P 6 tahun 8 bulan 11 hari
5 Riris P 6 tahun 10 bulan 26 hari
6 Farel I. L 6 tahun 9 bulan 8 hari
7 Farel A. L 6 tahun 11 bulan 16 hari
8 Irsa L 6 tahun 11 bulan 27 hari
28
9 Yahya L 6 tahun 4 bulan 21 hari
10 Reza L 6 tahun 8 bulan 8 hari
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa anak yang berjenis kelamin
perempuan berjumlah 5 anak dan laki-laki 5 anak dengan rata-rata usia 6
tahun.
4.2. Pelaksanaan Penelitian
4.2.1. Test Awal (Pre Test)
Pre Test dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2014 dengan
memperkenalkan semua gerakan brain gym kepada 10 anak yang
mengalami keterampilan motorik kasar rendah. Ceklist berisi lima poin
indikator kemampuan motorik kasar dengan jawaban ya atau tidak yang
diberikan kepada guru kelas untuk membantu peneliti menilai anak.
4.2.2. Perlakuan (Treatment)
Treatment diberikan secara berkelanjutan dengan memberikan satu
gerakan brain gym pada pertemuan ke tujuh yang bertujuan agar anak
mengenal gerakan tersebut. Jadwal penelitian telah disepakati bersama
antara peneliti dengan kepala sekolah yaitu hari Senin, Selasa, Rabu,
Kamis dan Sabtu. Hari Jumat tidak diambil karena hari tersebut selalu
diadakan senam bersama. Jadi kalau pada hari itu juga dilaksanakan
brain gym dikhawatirkan anak terlalu lelah.
Penelitian ini dilaksanakan 14 kali pertemuan dengan rincian
sebagai berikut pada tabel 4.2.
29
Tabel 4.2. Jadwal Penelitian Eksperimen
Pertemuan Hari, Tanggal Kegiatan
I Sabtu, 3 Mei 2014 Awal (semua gerakan brain gym)
II Senin, 5 Mei 2014 Gerakan silang (cross crawl)
III Selasa, 6 Mei 2014 Olengan pinggul (the rocker)
IV Rabu, 7 Mei 2014 Pengisi energi (energizer)
V Kamis, 8 Mei 2014 Tombol imbang (balance buttons)
VI Sabtu, 10 Mei 2014 Tombol angkasa (space buttons)
VII Senin, 12 Mei 2014 Perlakuan (semua gerakan brain gym)
VIII Selasa, 13 Mei 2014 Semua gerakan brain gym
IX Rabu, 14 Mei 2014 Semua gerakan brain gym
X Sabtu, 17 Mei 2014 Semua gerakan brain gym
XI Senin, 19 Mei 2014 Semua gerakan brain gym
XII Selasa, 20 Mei 2014 Semua gerakan brain gym
XIII Rabu, 21 Mei 2014 Semua gerakan brain gym
XIV Kamis, 22 Mei 2014 Semua gerakan brain gym
Kegiatan eksperimen dimulai dari tanggal 12 Mei 2014 sampai
dengan tanggal 22 Mei 2014. Anak dikatakan keterampilan motorik
kasarnya meningkat jika anak mampu melakukan gerakan di bawah ini
dengan tepat :
30
1. Anak mampu menyentuh kaki dan tangan yang berlawanan melalui
belakang tubuh
KMK: Berdiri dengan dua kaki dan menyentuh tangan secara
berlawanan sambil geleng-geleng
2. Anak mampu menyangga badan dengan tangan sewaktu mengangkat
kaki dan bergoyang
KMK: Menirukan gerakan orang mengayuh sepeda
3. Anak mampu mengangkat kepala maupun menundukkan kepala
menghadap lantai dengan posisi tengkurap sementara pinggang dan
tubuh bagian bawah menempel di lantai
KMK: Menirukan gerakan ikan berenang
4. Anak mampu menyentuhkan 2 jari tangan ke belakang telinga dan
letakkan tangan satunya di pusar
KMK: Berjalan ke depan dengan tumit
5. Anak mampu menyentuhkan 2 jari tangan di atas bibir dan tangan
yang lain pada tulang ekor sambil digosok-gosok
KMK : Berjalan ke depan dengan tumit
a. Pertemuan I dilaksanakan pada Sabtu, 3 Mei 2014
Tujuan dari pertemuan pertama ini adalah untuk memperkenalkan anak
apakah tujuan gerakan brain gym dan bagaimana gerakannya. Dalam
melatih anak melakukan brain gym, langkah-langkah yang dilakukan
peneliti adalah :
31
1. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti memberikan ceklist kepada guru kelas untuk
membantu peneliti menilai anak. Peneliti memanggil anak-anak yang
mengalami kemampuan motorik kasar rendah. Sebelum melakukan
kegiatan, guru dan peneliti mengajak anak morning circle terlebih
dahulu.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih
ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu
untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.
Anak-anak sangat antusias karena gerakan brain gym merupakan
gerakan baru bagi anak-anak. Peneliti memperkenalkan gerakan ini
kepada 10 anak. Anak dipanggil satu per satu untuk melakukan
gerakan seperti yang dicontohkan peneliti. Anak-anak bisa melakukan
gerakan, tetapi gerakan yang dilakukan belum tepat. Anak-anak
senang mengikuti gerakannya dan antusias mengikutinya. Walaupun
masih ada anak yang melamun dan memperhatikan guru kelasnya
berbicara dan teman lain yang tidak ikut brain gym justru
mengganggu.
3. Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai bahan evaluasi, ceklist yang diberikan kepada guru untuk
menilai keterampilan anak dikumpulkan peneliti untuk mengetahui
hasil kemampuan anak. Disamping itu, peneliti juga mengamati anak
32
dengan menulis di lembar observasi. Hasilnya anak masih belum
mampu mengikuti gerakan brain gym dengan tepat. Namun, anak
sangat antusias mengikuti gerakan ini.
b. Pertemuan II dilaksanakan pada Senin, 5 Mei 2014
Tujuan dari pertemuan kedua ini adalah untuk memfokuskan anak
pada satu gerakan terlebih dahulu. Gerakan pertama adalah gerakan silang
(cross crawl). Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-langkah
yang dilakukan peneliti adalah :
1. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan 10 anak yang mempunyai
keterampilan motorik kasar rendah. Anak-anak berbaris dengan rapi.
Lalu peneliti mulai melatih anak satu gerakan terlebih dahulu.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Kegiatan awal selalu dilaksanakan di salah satu ruang kelas B yang
lebih luas. Untuk pemanasan selalu dilaksanakan bersama guru.
Latihan pada pertemuan kedua ini adalah gerakan silang. Gerakannya
adalah anak mampu menyentuh kaki dan tangan yang berlawanan
melalui belakang tubuh. Peran tangan dan kaki sangat penting dalam
hal ini. Maka dari itu, peneliti mengajarkan anak dari satu per satu
terlebih dahulu. Tangan kanan direntangkan lalu disilangkan melalui
belakang tubuh menyentuh kaki kiri begitu sebaliknya. Latihan
tersebut diulang-ulang agar anak mengingat dan menggerakkannya
dengan tepat. Gerakan ini lebih mudah diarahkan bagi anak-anak.
33
Meski ada anak yang masih keliru tangan kanan menyentuh kaki
kanan dan tangan masih belum sepenuhnya menyentuh sampai ke
kaki.
3. Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai bahan evaluasi, anak maju satu per satu untuk
memperagakan gerakan silang yang sudah diajarkan peneliti. Setelah
itu, anak-anak kembali ke kegiatan belajar bersama guru. Peneliti juga
mengamati bagaimana anak melakukan gerakan dengan tepat dan
benar-benar tangan menyentuh kaki dengan sempurna. Hasilnya, anak
masih belum benar-benar menyentuh dan kaki justru karena hitungan
sampai 8 jadi anak ingin cepat selesai.
c. Pertemuan III dilaksanakan pada Selasa, 6 Mei 2014
Tujuan dari pertemuan ketiga ini adalah untuk memfokuskan anak
pada satu gerakan yaitu olengan pinggul (the rocker). Dalam melatih anak
melakukan brain gym, langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah:
1. Tahap awal
Seperti biasa, setelah kegiatan awal dan pemanasan bersama anak
dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak berbaris 3 – 4
sap.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Ruang kelas yang digunakan adalah kelas B, dimana ruangannya
cukup besar untuk menampung 2 kelas sekaligus. Gerakan olengan
pinggul adalah gerakan kedua. Namun, sebelumnya peneliti
34
mengulang gerakan sebelumnya yaitu gerakan silang. Setelah itu, anak
dalam posisi duduk dan siku tangan digunakan untuk menyangga
dengan cara ditekuk. Kemudian, kaki di atas dan digoyangkan di
udara seperti mengayuh sepeda. Gerakan tersebut diulang-ulang dan
peneliti membantu anak ketika anak mengalami kesusahan
menggerakkan kakinya. Pada gerakan ini, ada anak yang belum bisa
menggoyangkan kakinya justru mendorong kakinya ke depan.
3. Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai bahan evaluasi, anak diminta maju satu per satu untuk
memperagakan gerakannya. Hasilnya, ada satu anak yang gerakannya
seperti mengayuh sepeda malah justru mendorong. Satu anak lainnya
juga masih belum tahu posisi tangan sebagai penyangga.
d. Pertemuan IV dilaksanakan pada Rabu, 7 Mei 2014
Tujuan dari pertemuan keempat ini adalah untuk memfokuskan anak
pada satu gerakan yaitu pengisi energi (energizer). Dalam melatih anak
melakukan brain gym, langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah:
1. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan
pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak
berbaris 3 – 4 sap.
35
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih
ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu
untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.
Gerakan yang sebelumnya dilakukan selalu diulangi agar anak
mengingat. Pada gerakan pengisi energi, anak berada pada posisi
tengkurap. Gerakannnya hampir sama seperti push-up, hanya saja
kepala anak ditundukkan dan diangkat. Kegiatan tersebut diulang-
ulang terus menerus. Anak yang berat badannya agak gemuk,
mengalami kesusahan mengangkat tubuhnya sendiri. Ada pula anak
yang tidak masuk.
3. Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai bahan evaluasi, anak maju satu per satu untuk
memperagakan gerakan silang yang sudah diajarkan peneliti. Setelah
itu, anak-anak kembali ke kegiatan belajar bersama guru. Peneliti juga
mengamati bagaimana anak melakukan gerakan dengan tepat.
Hasilnya, satu anak masih belum bisa mengangkat badannya sendiri.
Anak-anak yang lain rata-rata sudah bisa hanya saja tangan masih
menyentuh lantai.
e. Pertemuan V dilaksanakan pada Kamis, 8 Mei 2014
Tujuan dari pertemuan kelima ini adalah untuk memfokuskan anak
pada satu gerakan yaitu tombol imbang (balance buttons). Dalam melatih
36
anak melakukan brain gym, langkah-langkah yang dilakukan peneliti
adalah:
1. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan
pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak
berbaris 3 – 4 sap.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih
ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu
untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.
Gerakan yang sebelumnya dilakukan selalu diulangi agar anak
mengingat. Pada gerakan tombol imbang, anak diminta mengangkat 2
jari salah satu tangan lalu diletakkan di belakang telinga. Untuk
tangan yang satunya memegang pusar. Agar tidak monoton, gerakan
tersebut diiringi dengan salah satu kaki maju secara bergantian dan
salah satu tangan menggosok-gosokkan pusar. Namun, ada anak yang
masih menggunakan seluruh jarinya dan ketika tangan satunya berada
di pusar belum digosok-gosokkan.
3. Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai bahan evaluasi, anak maju satu per satu untuk
memperagakan gerakan silang yang sudah diajarkan peneliti. Setelah
itu, anak-anak kembali ke kegiatan belajar bersama guru. Peneliti juga
mengamati bagaimana anak melakukan gerakan dengan tepat.
37
Hasilnya, anak belum menggosok-gosok pusar. Pusar hanya dipegang
saja. Lalu ketika jari menyentuh telinga masih ada anak yang
menggunakan tangan bukan jari.
f. Pertemuan VI dilaksanakan pada Sabtu, 10 Mei 2014
Tujuan dari pertemuan keenam ini adalah untuk memfokuskan anak
pada satu gerakan yaitu tombol angkasa (space buttons). Dalam melatih
anak melakukan brain gym, langkah-langkah yang dilakukan peneliti
adalah:
1. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan
pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak
berbaris 3 – 4 sap.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih
ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu
untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.
Gerakan yang sebelumnya dilakukan selalu diulangi agar anak
mengingat. Pada gerakan tombol angkasa, anak diminta untuk
mengangkat 2 jari salah satu tangan dan diletakkan diantara bibir dan
hidung. Tangan lainnya ditaruh dibelakang pada tulang ekor dengan
posisi tangan menghadap ke bawah sambil digosok-gosokkan.
Namun, ada juga anak yang masih menggunakan seluruh jari dan
tangan belum menghadap ke bawah ketika berada di tulang ekor.
38
3. Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai bahan evaluasi, anak maju satu per satu untuk
memperagakan gerakan silang yang sudah diajarkan peneliti. Setelah
itu, anak-anak kembali ke kegiatan belajar bersama guru. Peneliti juga
mengamati bagaimana anak melakukan gerakan dengan tepat.
Hasilnya, anak masih ada yang menggunakan tangan sehingga
menutupi mulut dan posisi tangan pada tulang ekor belum mengarah
ke bawah.
g. Pertemuan VII dilaksanakan pada Senin, 12 Mei 2014
Tujuan dari pertemuan ketujuh adalah untuk memberikan semua
gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan
secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-
langkah yang dilakukan peneliti adalah:
1. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan
pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak
berbaris 3 – 4 sap.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih
ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu
untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.
Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang
kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan
39
diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini, anak dengan inisial R
masih belum bisa mengangkat tubuhnya dan masih membutuhkan
bantuan. Anak bernama I tidak masuk pada hari itu. Anak-anak
antusias mengikutinya. Meskipun ada anak yang masih
memperhatikan guru lain, menggunakan semua jarinya, kurang fokus,
dan belum menggunakan tumitnya.
3. Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama
tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak
melakukan kegiatan. Hasilnya, ada tiga anak pada saat gerakan tombol
imbang dan tombol angkasa belum diiringi dengan gerakan tumit. Jadi
kaki masih menapak di lantai.
h. Pertemuan VIII dilaksanakan pada Selasa, 13 Mei 2014
Tujuan dari pertemuan kedelapan adalah untuk memberikan semua
gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan
secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-
langkah yang dilakukan peneliti adalah:
1. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan
pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak
berbaris 3 – 4 sap.
40
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih
ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu
untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.
Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang
kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan
diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini saat peneliti sudah
memulai kegiatan, ada anak yang belum mengikuti brain gym justru
melamun melihat temannya. Ada juga anak yang menggerakkannya
terlalu cepat dan lagi-lagi belum menggunakan tumitnya. Ketika
hitungan belum selesai ada anak yang sudah berhenti bergerak.
Perhatian mereka juga teralih di teman lain yang tidak megikuti brain
gym.
3. Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama
tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak
melakukan kegiatan. Hasilnya, tiga anak pada pertemuan ke tujuh
masih belum berjinjit dengan tumit.
i. Pertemuan IX dilaksanakan pada Rabu, 14 Mei 2014
Tujuan dari pertemuan kesembilan adalah untuk memberikan semua
gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan
secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-
langkah yang dilakukan peneliti adalah:
41
1. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan
pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak
berbaris 3 – 4 sap.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih
ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu
untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.
Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang
kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan
diberikan dalam satu hari. Anak-anak sesekali memperhatikan
temannya dan mengikuti gerakan lagi. Masih terlihat anak belum
menggunakan tumitnya dan belum menggosok-gosok pusar. Setelah
diingatkan baru anak mulai menggosoknya.
3. Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama
tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak
melakukan kegiatan. Hasilnya, ada 2 anak pada saat gerakan the
rocker kaki belum ditekuk.
j. Pertemuan X dilaksanakan pada Sabtu, 17 Mei 2014
Tujuan dari pertemuan kesepuluh adalah untuk memberikan semua
gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan
42
secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-
langkah yang dilakukan peneliti adalah:
1. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan
pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak
berbaris 3 – 4 sap.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih
ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu
untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.
Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang
kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan
diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini, ada anak yang bergerak
terlalu cepat dan belum menyentuh tangan dengan sempurna. Ada
juga yang belum mengangkat kepalanya, kakinya masih belum pada
posisi tekuk ketika gerakan energizer. Tiga anak juga belum
menggosok-gosok pusar.
3. Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama
tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak
melakukan kegiatan. Hasilnya, tiga anak pada pertemuan sebelumnya
masih belum menggosok pusar dan tumitnya belum jinjit.
43
k. Pertemuan XI dilaksanakan pada Senin, 19 Mei 2014
Tujuan dari pertemuan kesebelas adalah untuk memberikan semua
gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan
secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-
langkah yang dilakukan peneliti adalah:
1. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan
pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak
berbaris 3 – 4 sap.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih
ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu
untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.
Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang
kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan
diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini, ada anak yang masih
tiduran dan kakinya belum ke depan seperti mengayuh sepeda. Anak
ini merasa keberatan badan. Setelah selesai, anak masih ingin tiduran
di lantai.
3. Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama
tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak
44
melakukan kegiatan. Hasilnya, ada satu anak pada saat gerakan
energizer mengalami kesusahan ketika mengangkat badan.
l. Pertemuan XII dilaksanakan pada Selasa, 20 Mei 2014
Tujuan dari pertemuan kedua belas adalah untuk memberikan semua
gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan
secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-
langkah yang dilakukan peneliti adalah:
1. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan
pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak
berbaris 3 – 4 sap.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih
ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu
untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.
Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang
kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan
diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini, tiga anak yang kakinya
masih belum ke depan dengan tumit justru menapak lantai. Anak yang
sering tidak masuk sekolah, hari ini tidak masuk lagi.
3. Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama
tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak
45
melakukan kegiatan. Hasilnya, ketiga anak tersebut masih belum
menggunakan tumitnya pada posisi jinjit
m. Pertemuan XIII dilaksanakan pada Rabu, 21 Mei 2014
Tujuan dari pertemuan ketiga belas adalah untuk memberikan semua
gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan
secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-
langkah yang dilakukan peneliti adalah:
1. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan
pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak
berbaris 3 – 4 sap.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih
ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu
untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.
Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang
kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan
diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini, tiga anak yang kakinya
masih belum ke depan dengan tumit justru menapak lantai. Rata-rata
anak lain sudah mampu melakukan gerakan brain gym dengan tepat.
3. Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama
tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak
46
melakukan kegiatan. Hasilnya, gerakan tumit pada pertemuan
sebelumnya masih juga belum dilakukan oleh ketiga anak tersebut.
n. Pertemuan XIV dilaksanakan pada Kamis, 22 Mei 2014
Tujuan dari pertemuan keemapat belas adalah untuk memberikan
semua gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang
dilakukan secara intensif. Pertemuan ini merupakan pertemuan terakhir
karena pada pertemuan ini peneliti melakukan posttest setelah melakukan
perlakuan. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-langkah
yang dilakukan peneliti adalah:
1. Tahap awal
Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan
pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak
berbaris 3 – 4 sap.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih
ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu
untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran.
Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang
kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan
diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini, tiga anak yang kakinya
masih belum ke depan dengan tumit justru menapak lantai. Rata-rata
anak lain sudah mampu melakukan gerakan brain gym dengan tepat.
Anak-anak senang dan antusias melakukannya.
47
3. Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama
tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak
melakukan kegiatan. Hasilnya, 3 anak masih belum menggunakan
tumit ketika gerakan tombol imbang dan tombol angkasa.
4.2.3. Hasil Observasi
Hasil observasi yang peneliti amati pada setiap pertemuan akan
dijabarkan sebagai berikut :
a. Pertemuan I
Anak-anak sangat antusias dalam mengikuti brain gym. Mereka
memperhatikan peneliti sesekali berbicara dengan temannya.
Walaupun gerakannya masih belum sempurna.
b. Pertemuan II
Untuk gerakan silang anak-anak lebih mudah diarahkan, meski ada
anak yang keliru kanan dan kirinya. Ada juga yang belum
menyentuh kaki. Anak sering memperhatikan teman lainnya,
tengak-tengok. Dan justru balapan dengan temannya.
c. Pertemuan III
Rata-rata anak sudah bisa, hanya kakinya kurang diangkat lebih
tinggi dan ada juga yang kakinya justru seperti mendorong belum
seperti mengayuh sepeda. Ada anak yang mengejek temannnya
48
karena gerakan yang dilakukan kaku. Perhatian anak masih belum
fokus dan masih memperhatikan temannya.
d. Pertemuan IV
Ada anak yang mengalami kesusahan ketika mengangkat tubuhnya
sendiri. Tangan anak juga masih menyentuh lantai. Anak masih
berbicara dengan temannya dan suka mengadu apabila ada teman
yang tidak memperhatikan. Ada juga anak yang suka melamun.
e. Pertemuan V
Anak masih menggunakan tangan pada saat menyentuh telinga.
Dan anak juga masih memperhatikan teman lain. Ada juga anak
yang belum mengikuti gerakan. Pada saat menggosok pusar juga
masih ada yang belum melakukan. Perhatian anak sangat mudah
teralih oeh teman lain yang tidak mengikuti.
f. Pertemuan VI
Anak masih menggunakan seluruh jarinya pada saat menyentuh
bibir dan posisi tangan anak belum menghadap ke bawah. Kadang,
anak masih melamun memperhatikan teman lain atau benda lain.
Ada juga yang berbicara sendiri dengan temannya.
g. Pertemuan VII
Ada satu anak yang tidak masuk. Posisi kepala salah satu anak
justru pada posisi tidur belum diangkat. Pada saat gerakan tombol
imbang maupun tombol angkasa, anak masih menggunakan semua
jarinya. Dan lagi-lagi anak memperhatikan guru kelas yang sedang
49
berbicara. Masih ada anak yang melamun dan 3 anak belum
berjinjit dengan tumit.
h. Pertemuan VIII
Akibat anak yang sering melamun, ia tertinggal dalam mengikuti
gerakan. Ia justru duduk melihat teman-temannya mengikuti brain
gym. Baru ketika dipanggil, ia berdiri. Gerakan anak masih terlalu
cepat dan tergesa-gesa. Belum hitungan sampai delapan, ada anak
yang sudah mengakhiri gerakannya. 3 anak belum berjinjit dengan
tumit.
i. Pertemuan IX
Anak yang tidak masuk pada pertemuan tujuh, hari ini ia tidak
masuk lagi. Anak juga masih bergurau dengan temannya. Ada juga
yang belum menekuk kakinya ketika gerakan the rocker. Perhatian
anak kembali teralih pada teman-teman yang tidak mengikuti brain
gym.
j. Pertemuan X
Pada gerakan silang, terlihat anak masih belum menyentuh kaki.
Dan pada gerakan energizer ada yang belum mengangkat kepala
dan kaki belum lurus. Ketiga anak pada pertemuan sebelumnya
belum menggosok-gosok pusar. Anak juga masih melamun.
k. Pertemuan XI
Pada saat gerakan sudah mulai, ada anak yang masih tiduran belum
mengikuti gerakan. Ada juga anak yang mengalami kesusahan
50
ketika mengangkat badannya dan saat melakukan gerakan the
rocker, kakinya masih mendorong. Sesekali anak berbicara dengan
teman sebelahnya.
l. Pertemuan XII
Ada satu anak yang tidak masuk dan anaknya sama seperti
pertemuan sebelumnya. Ketiga anak masih belum berjinjit dengan
tumit. Dan masih ada juga anak yang melamun dan memperhatikan
teman lain.
m. Pertemuan XIII
Ketiga anak sebelumnya masih belum berjinjit dengan tumit. Anak-
anak masih memperhatikan teman lain dan melamun. Ada juga
anak yang mendahului dan tergesa-gesa.
n. Pertemuan XIV
Pada saat gerakan dimulai, ada anak yang tidak mengikuti gerakan
dengan baik. Ia justru berulah sendiri dan ada juga yang melamun.
Ketiga anak masih belum berjinjit dengan tumit justru menapakkan
kakinya di lantai.
4.2.4. Test Akhir (Post Test)
Post Test dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2014 kepada 10 anak
TK B. Pada kegiatan ini, peneliti membagikan ceklist pada guru untuk
membantu menilai anak. Peneliti kemudian mengolah hasil instrumen
yang telah diisi guru menggunakan teknik Paired sample t-test.
51
Sepuluh siswa yang diberikan brain gym selama 14 x pertemuan
sudah memahami gerakan-gerakan tersebut beserta namanya. Anak
sangat antusias dan senang ketika peneliti memberikan brain gym yang
bermanfaat pada keterampilan motoriknya.
4.2.5. Analisis Data
Setelah memberikan post test, peneliti kemudian mengolah
instrumen tersebut dan memperoleh data yang akan nampak pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3. Skor hasil pretest dan posttest
Subjek Pretest Posttest
1 0 5
2 0 5
3 0 2
4 0 5
5 0 4
6 0 3
7 1 4
8 1 3
9 1 5
10 1 5
52
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada hasil pretest ada 6 anak
yang belum mampu melakukan gerakan brain gym dengan tepat dan 4
anak mampu melakukan gerakan dengan tepat. Sementara untuk hasil
posttest menunjukkan jika ada 1 anak yang mampu melakukan 2
gerakan dengan tepat, 2 anak melakukan 3 gerakan dan 2 anak lainnya
melakukan 4 gerakan dengan tepat serta 5 anak mampu melakukan
semua gerakan.
Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan data
dengan menggunakan teknik analisis Paired Sample T-test dengan
bantuan program SPSS for windows release 16.0. Dari hasil
pengolahan data tersebut diperoleh hasil sebagai berikut untuk
selanjutnya diolah menggunakan SPSS:
Tabel 4.4. Paired Sample t-test
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 SEBELUM .4000 10 .51640 .16330
SESUDAH 4.1000 10 1.10050 .34801
53
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
SEBELUM -
SESUDAH -3.70000 1.15950 .36667 -4.52946 -2.87054 -10.091 9 .000
4.3.Uji Hipotesis
Pada pengolahan hasil uji – t yang menunjukkan bahwa p = 0,000 ≤ 0,05
ada perbedaan yang sangat signifikan keterampilan motorik kasar antara
pretest dan posttest setelah diberi brain gym. Berdasar Mean pretest dan
posttest diperoleh perbedaan dari 0,4 menjadi 4,1 sehingga sangat signifikan.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan penulis bahwa “Ada
Peningkatan yang signifikan keterampilan motorik kasar pada anak usia 5 – 6
tahun melalui Brain Gym di TK Negeri Pembina Kecamatan Bulu Kabupaten
Temanggung Tahun Pelajaran 2013 – 2014” dinyatakan diterima.
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 SEBELUM & SESUDAH 10 .117 .747
54
4.4. Pembahasan
Brain gym sangat bermanfaat bagi manusia tanpa terkecuali anak usia dini.
Menurut Dennison (2002) brain gym bekerja pada kecakapan membaca,
keterampian berpikir, kecakapan menulis, kecakapan kesadaran diri,
keterampilan belajar di rumah dan keterampilan menghadapi lingkungan
pribadi. Di dalam kecakapan kesadaran diri adalah koordinasi seluruh tubuh.
Koordinasi seluruh termasuk termasuk keterampilan motorik kasar.
Keterampilan motorik kasar merupakan keterampilan yang
mengkoordinasikan seluruh gerakan tubuh. Koordinasi kaki, tangan, kepala
salah satunya.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa brain gym yang diberikan secara
efektif selama 8 x pertemuan ditambah latihan per gerakan sebelumnya
ternyata telah meningkatkan keterampilan motorik kasar anak usia dini.
Keterampilan motorik kasar yang meningkat dengan brain gym meliputi
mengekspresikan berbagai gerakan kepala, tangan/kaki sesuai dengan irama
musik/ritmik dan lentur (berdiri dengan dua kaki dan menyentuh tangan secara
berlawanan sambil geleng-geleng dan menirukan gerakan ikan berenang),
senam fantasi bentuk meniru (menirukan gerakan orang mengayuh sepeda)
dan berjalan ke berbagai arah (berjalan ke depan dengan tumit). Hal ini
mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Santika Ratna Wulan
(2013) pada penelitian yang berjudul “Pengaruh Brain Gym terhadap Motorik
Kasar Anak Taman Kanak-kanak” mengatakan bahwa penelitian ini
menggunakan metode kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan
55
hasilnya pada kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan yang signifikan
sedangkan pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode brain gym
mengalami peningkatan. Disamping itu, penelitian ini juga sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sudiarto, Rinik Eko Kapti, Puguh Sigit P
(2013) dengan judul “Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) terhadap
peningkatan motorik halus anak usia 4 – 5 tahun di Raudotul Athfal Baitul
Mu’minin (Muslimat 17) Gunungrejo-Malang” yang menemukan bahwa ada
pengaruh senam otak terhadap peningkatan motorik halus anak usia 4 – 5
tahun di Raudotul Athfal Baitul Mu’minin (Muslimat 17) Gunungrejo-
Malang.