Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada peserta didik kelas IV semester II di SD
Negeri Banyubiru 01 dan Sd Negeri Kebondowo 02 yang merupakan satuan
pendidikan tingkat sekolah dasar yang berada dalam satu gugus, yaitu Gugus
Diponegoro, yang terletak di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa
Tengah. Beberapa hal yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian di
kedua sekolah dasar tersebut dikarenakan letaknya yang cukup dekat. SD Negeri
Banyubiru 01 terletak di Jln. Melati no. 04, Banyubiru dan SD Negeri
Kebondowo 02 terletak di Jln. Delima no. 08, Kebondowo. Ditambah dengan
lingkungan di sekitar sekolah yang relatif sama, membuat tidak adanya perbedaan
yang signifikan yang dimiliki oleh kedua sekolah dasar tersebut. Dilihat dari
jumlah peserta didiknya, kedua SD ini memiliki peserta didik yang tidak jauh
berbeda, untuk SD Negeri Banyubiru 01 mempunyai peserta didik berjumlah 150
sedangkan SD Negeri Kebondowo 02 mempunyai peserta didik berjumlah 139
anak. Di kedua SD ini, sebagian besar peserta didiknya memeluk agama Islam.
Dilihat dari jumlah guru, kedua SD ini juga memiliki tenaga pendidik dan
karyawan sekolah yang relatif sama, untuk SD Negeri Banyubiru 01 mempunyai
tenaga pendidik dan karyawan sekolah sebanyak 15 orang dan SD Negeri
Kebondowo 02 mempunyai tenaga pendidik dan karyawan sekolah sebanyak 14
orang.
Untuk penelitian ini, peneliti membutuhkan peserta didik yang berada di
kelas IV, baik dari SD Negeri Banyubiru 01 maupun SD Negeri Kebondowo 02.
Untuk SD Negeri Banyubiru 01 sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri
Kebondowo 02 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen terdiri dari 25 peserta
didik dan kelompok kontrol terdiri dari 22 peserta didik. Dalam pelaksanaan
pembelajaran, peserta didik kelas IV di kedua Sekolah Dasar terbiasa
menggunakan metode pembelajaran konvensional yang dalam proses
pembelajarannya, setiap kegiatan pembelajaran terpusat pada guru dan peserta
44
45
didik hanya mendengarkan penjelasan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru. Peserta didik cenderung bersikap pasif pada saat mengikuti proses
pembelajaran. Hal ini menyebabkan peserta didik sering merasa bosan dengan
meteri yang harus mereka pelajari dan seringkali materi yang mereka pelajari
mudah sekali hilang dalam ingatan mereka, karena mereka hanya membuat
catatan-catatan verbal saat melakukan kegiatan pembelajaran tanpa ada usaha
untuk membuat mereka lebih mendalami materi secara keseluruhan.
Kedua kelas mempunyai varian yang sama pada kemampuan
akademisnya. Sehingga tidak terjadi ketimpangan antara kemampuan kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan
dua variabel variabel terikat. Variabel bebasnya adalah metode pembelajaran
Mind Mapping dan sebagai variabel terikatnya adalah minat belajar peserta didik
dan hasil belajar IPS pada pokok bahasan perkembangan teknologi.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan pada peserta didik kelas IV semester II di SD
Negeri Banyubiru 01 yang berjumlah 25 peserta didik dan SD Negeri Kebondowo
02 yang berjumlah 22 peserta didik pada tahun pelajaran 2010/2011. Kemudian
menentukan kelompok eksperimen dan kontrol yang sudah diuji kesamaan varian
menunjukkan keadaan kedua kelompok yang homogen. Artinya data berdistribusi
normal dan memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan. Ini
menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelompok mempunyai
kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen dapat diberi
perlakuan yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran Mind mapping dan
kelas kontrol menggunakan metode yang konvensional. Setelah diberi perlakuan
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir. Dalam pembelajaran
ini waktu yang digunakan adalah 3 kali pertemuan (6 jam pelajaran).
Pada awal pelaksanaan perlakuan pada kelas eksperimen banyak peserta
didik yang merasa kebingungan ketika ingin membuat catatan dengan
menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping, karena mereka telah terbiasa
menggunakan catatan-catatan linier untuk mempelajari suatu materi IPS. Tapi
dengan bimbingan dan penjelasan guru mengenai metode pembelajaran Mind
46
Mapping beserta dengan contoh Mind Map yang dibawa oleh guru membuat
peserta didik merasa tertarik untuk mencoba membuat Mind Map-nya sendiri.
Untuk selanjutnya peserta didik mulai dapat memahami dan dapat menyesuaikan
diri dengan metode ini. Dengan adanya kebebasan yang untuk membuat Mind
Map sesuai dengan keinginan para peserta didik proses pembelajaran terkadang
mengalami hambatan tentang informasi apa saja yang harus diketahui mengenai
materi yang dipelajari, akan tetapi hal ini dapat dikendalikan oleh guru dengan
telah menentukan topik yang akan dibahas dan selalu memberikan bimbingan
kepada peserta didik ketika mereka membuat Mind Map agar hasil yang dibuat
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dicapai.
Pada kelompok kontrol, siswa diberikan pembelajaran yang konvensional.
Dalam pembelajaran peserta didik tidak membuat banyak keributan di dalam
kelas. Namun peserta didik terlihat bosan dengan pembelajaran yang dilakukan
dan kurang memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru.
Untuk pelaksanaan tes disesuaikan dengan jadwal regular yang ditetapkan
oleh masing-masing sekolah dasar, baik dari kelas eksperimen maupun kelas
kontrol. Kelas kontrol melakukan tes terlebih dahulu, yaitu pada tanggal 9 Maret
2012 dan selanjutnya di kelas eksperimen yang melaksanakan tes pada tanggal 12
Maret 2012. Situasi pada kelas eksperimen dan kontrol relatif tenang saat
mengerjakan tes tersebut.
4.3 Hasil Uji Validitas Instrumen
4.3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Minat Belajar
Tabel 4.1
Hasil Validitas Instrumen Angket Minat Belajar
Bentuk Instrument Item Soal Valid Tidak Valid
Pernyataan 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50
2, 3, 4, 6, 9, 10, 13, 14, 17, 22, 24, 25, 26, 30, 33, 34, 36, 37, 39, 40, 43, 45, 47, 49
1, 5, 7, 8, 11, 12, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 23, 27, 28, 29, 31, 32, 35, 38, 41, 42, 44, 46, 48, 50
Total 50 item pernyataan angket 24 valid 26 tidak valid
47
Data diatas merupakan hasil validitas instrumen angket minat belajar
setelah diolah dengan menggunakan SPSS for windows version 16.0
Hasil dari reabilitas angket minat belajar dapat dilihat dalam tabel dibawah
ini:
Tabel 4.2
Uji Reliabilitas Angket Minat Belajar
Hasil dari reabilitas angket minat belajar ysng terdiri dari 20 item
pernyataan terdapat Cronbach’s Alpha (r) sebesar 0,916, maka instrumen
dinyatakan reliabilitas memuaskan.
4.3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Berikut merupakan hasil validitas instrumen angket minat belajar setelah
diolah dengan menggunakan SPSS for windows version 16.0:
Tabel 4.3
Hasil Validitas Instrumen Tes
Bentuk Instrumen
Item Soal Valid Tidak Valid
Pernyataan 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35
2, 4, 6, 7, 8, 10, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 34
3, 5, 9, 11, 13, 19, 24, 28, 35
Total 35 item pernyataan angket 24 valid 9 tidak valid
Uji validitas instrumen tes dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
tiap item tes yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping. Dengan
terlebih dahulu diujicobakan di kelas uji yaitu kelas IV SD Negeri Banyubiru 05.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.934 20
48
Hasil dari reabilitas angket minat belajar dapat dilihat dalam tabel dibawah
ini:
Tabel 4.4
Uji Reliabilitas Tes
Hasil dari reabilitas instrumen tes yang terdiri dari 24 soal dapat dilihat
Cronbach’s Alpha (r) sebesar 0,871, maka instrumen dinyatakan reliabilitas baik.
4.4 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal
Berikut hasil uji tingkat kesukaran soal yang diolah dari soal yang telah
diberikan pada kelas uji:
Tabel 4.5
Uji Tingkat Kesukaran Soal
Jumlah Soal Kriteria Keterangan 2 0,00 – 0,03 Sukar 8 0,31 – 0,70 Sedang
14 0,71 – 1,00 Mudah
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 2 butir soal termasuk
dalam kategori sukar, 8 butir soal termasuk kategori sedang, dan 14 soal termasuk
dalam kategori mudah. Penentuan kriteria kesukaran telah sesuai dengan standar
yang tingkat kesukaran soal.
4.5 Deskripsi Data
4.5.1 Deskripsi Metode Pembelajaran Mind Mapping
1. Pelaksanaan Try Out Metode Pembelajaran Mind Mapping
Sebelum diadakan penelitian, terlebih dahulu perlu digunakan try out guna
menguji coba cara mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang
akan diteliti, sehingga dapat diketahui kesiapan peneliti dalam menggunakan
metode yang akan diteliti. Dalam try out tersebut peneliti mengajar dengan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.871 24
49
menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping sesuai dengan metode yang
akan diteliti. Tidak hanya peneliti yang mengajar, tetapi juga pengamat yang akan
melakukan kegiatan observasi ketika melakukan kegiatan belajar mengajar
dengan metode pembelajaran Mind Mapping.
Tindakan try out ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 03 Maret 2012 di
kelas IV SDN Banyubiru dengan menggunakan metode pembelajaran Mind
Mapping. Dalam menggunakan metode ini guru memberikan topik pembelajaran
kepada siswa. Kemudian siswa dibagi dalam dalam beberapa kelompok. Bersama
guru, siswa menentukan kata kunci dari topik pembelajaran yang telah diberikan.
Setelah itu siswa diminta untuk mencari informasi sesuai dengan kata kunci yang
telah ditentukan bersama. Kemudian siswa melakukan presentasi dari hasil diskusi
yang telah dilakukan dalam kelompok. Selanjutnya siswa dan guru membuat
kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Kendala yang dialami ketika melakukan tindakan try out adalah siswa
belum terbiasa menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping untuk
mencatat materi pembelajaran. Tetapi dengan bimbingan dari peneliti yang
mengajar kendala tersebut dapat diatasi dan proses pembelajaran dapat berjalan
dengan lancer. Hasil dari tindakan try out dapat diketahui bahwa guru dan
penagmat telah siap melakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran Mind
Mapping.
2. Penerapan Metode Pembelajaran Mind Mapping
Kegiatan observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan perlakuan yang
dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode
pembelajaran Mind Mapping. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai
pengamat adalah guru dari SDN Banyubiru 01 yang dilakuka secara intensif, hasil
dari kegiatan observasi dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 4.6
Data Penerapan Metode Pembelajaran “Mind Mapping”
No Langkah-Langkah Pertemuan
I II III Kegiatan Awal 1. Menyampaikan topik pembelajaran yang √ √ √
50
akan dipelajari Kegiatan Inti 2. Membagi siswa dalam beberapa
kelompok diskusi √ √ √
3. Membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok √ √ √
4. Membimbing siswa untuk memilih kata kunci yang sesuai dengan topik pembelajaran
√ √ √
5. Melibatkan siswa untuk mencari informasi yang berhubungan dengan topik yang dibahas
√ √ √
6. Meminta siswa untuk mencari informasi yang lebih spesifik untuk ditambahkan dalam cabang-cabang baru
√ √ √
7. Meminta perwakilan tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas
√ √ √
8. Siswa bersama guru memberi konfirmasi pada setiap kelompok yang telah melakukan presentasi
√ √ √
9. Siswa dan guru membuat kesimpulan dari hasil diskusi kelompok yang telah di presentasikan
√ √ √
Kegiatan Akhir 10. Siswa mendapatkan refleksi dari guru
mengenai topik yang telah dipelajari √ √ √
Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi kegiatan pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping. Pertemuan I dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 7 Maret 2012. Pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu
tanggal 10 Maret 2012. Pertemuan III dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12
Maret 2012. Dalam penelitian tersebut, pada setiap pembelajaran dihadiri oleh
peneliti yaitu orang yang melakukan penelitian di SDN Banyubiru 01 sekaligus
bertugas untuk mengajarkan materi pembelajaran IPS dengan metode
pembelajaran Mind Mapping, dan pengamat adalah guru lain di SDN Banyubiru
01 yang bertugas mengobservasi jalannya proses pembelajaran agar dapat
diketahui bahwa pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Mind
Mapping sudah berjalan baik, sesuai dengan kajian metode pembelajaran Mind
Mapping. Metode ini menggunakan kemampuan siswa untuk menuangkan ide-ide
dari para siswa sesuai dengan topik pembelajaran dalam sebuah catatan berbentuk
51
peta yang dalam pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) mata pelajaran IPS yang telah dibuat.
4.5.2 Analisis Deskripsi Minat belajar
Pada variabel minat belajar peneliti menggunakan teknik angket pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemberian angket minat belajar diberikan di
awal sebelum perlakuan dan diakhir perlakuan. Adapun hasil data angket minat
belajar awal dan akhir kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.7
Analisis Deskriptif Minat Belajar
No. Nilai Ket. Minat Belajar Awal Minat Belajar Akhir
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Jml % Jml % Jml % Jml %
1. 97 – 120 Sangat Tinggi
- - 14 56% -
2. 73 – 96 Tinggi 18 72% 13 59,1% 11 44% 17 77,3%
3. 49 - 72 Sedang 7 28% 9 40,9% - 5 22,7%
4. 25 – 48 Rendah - - -
5. 0 – 24 Sangat Rendah
- - - -
6. Rata-rata 76
(tinggi)
72
(sedang)
97
(sangat tinggi)
77
(tinggi)
7. Tertinggi 89 83 108 91
8. Terendah 54 55 85 56
Dari analisis deskriptif hasil awal angket yang diperoleh dari skor angket
kelas IV pada kelas eksperimen pada mata pelajaran IPS ditetapkan sebagai hasil
awal dengan rata-rata 76,04. Sedangkan hasil awal angket kelas IV pada kelas
kontrol pada mata pelajaran IPS ditetapkan sebagai skor awal dengan rata-rata
72,27. Untuk hasil awal angket, kelas eksperimen memiliki skor tertinggi
(maksimum) 89,00 dan terendah (minimum) 54,00, sedangkan untuk kelas kontrol
memiliki skor tertinggi 83,00 dan terendah (minimum) 55,00.
52
Dari analisis deskriptif hasil akhir angket yang diperoleh dari nilai hasil
posttest kelas IV dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang timbul setelah
kedua kelas tersebut sama-sama diberi perlakuan, akan tetapi terdapat perbedaan
dari hasil yang diperoleh karena metode pembelajaran yang diberikan untuk kedua
kelas tersebut berbeda. Untuk kelas eksperimen menggunakan metode
pembelajaran Mind Mapping dan kelas kontrol menggunakan metode
pembelajaran konvensional. Pada kelas eksperimen pada mata pelajaran IPS
diperoleh skor angket rata-rata sebesar 97,32. Sedangkan skor angket rata-rata
kelas IV pada kelas kontrol pada mata pelajaran IPS sebesar 77,09. Untuk hasil
akhir angket, kelas eksperimen memiliki skor tertinggi (maksimum) 108,00 dan
terendah (minimum) 85,00, sedangkan untuk kelas kontrol memiliki skor tertinggi
91,00 dan terendah (minimum) 56,00.
4.5.3 Analisis Deskripsi Hasil Belajar
Pada variabel hasil belajar peneliti menggunakan teknik tes pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol yakni dengan pretest dan posttest. Sebelum
pemberian perlakuan diberikan Pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol,
kemudian diberikan posttest pada kelas eksperimen dengan penerapan metode
pembelajaran Mind Mapping dan kelas kontrol tanpa penerapan model
pembelajaran konvensional. Adapun hasil nilai pretest dan posttest kelas
eksperimen dan kontrol dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.8
Analisis Deskriptif Hasil Belajar IPS
No. Nilai
Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
jumlah % jumlah % Jumlah % jumlah %
1 (≥70) Tuntas 16 64% 15 68,2% 25 100% 21 95,5%
2 (<70) Tidak Tuntas 9 36%
7
31,8% 0 0% 1 4,5%
3 Tertinggi 87,50 79,20 95,30 95,30 4 Terendah 37.50 37,50 70,80 58,30 5 Rata-rata 65,00 65,34 85,46 79,52
53
Dari analisis deskriptif hasil pretest yang diperoleh dari niali pretest kelas
IV pada kelas eksperimen pada mata pelajaran IPS ditetapkan sebagai nilai awal
dengan rata-rata 65,00. Sedangkan nilai hasil pretest kelas IV pada kelas kontrol
pada mata pelajaran IPS ditetapkan sebagai nilai awal dengan rata-rata 65,34.
Kedua rata-rata nilai baik dari kelas eksperimen dan kontrol telah mencapai
batasan minimal ketuntasan belajar di kedua kelas tersebut yaitu 65. Untuk nilai
pretest, kelas eksperimen memiliki nilai tertinggi (maksimum) 87,50 dan terendah
(minimum) 37,50, sedangkan untuk kelas kontrol memiliki nilai tertinggi 79,20
dan terendah (minimum) 37,50.
Dari analisis deskriptif hasil posttest yang diperoleh dari skor angket akhir
kelas IV dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang timbul setelah kedua kelas
tersebut sama-sama diberi perlakuan, akan tetapi terdapat perbedaan dari hasil
yang diperoleh karena metode pembelajaran yang diberikan untuk kedua kelas
tersebut berbeda. Untuk kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran
Mind Mapping dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran
konvensional. Pada kelas eksperimen pada mata pelajaran IPS diperoleh nilai rata-
rata sebesar 85,46. Sedangkan nilai rata-rata posttest kelas IV pada kelas kontrol
pada mata pelajaran IPS sebesar 79,52. Untuk nilai posttest, kelas eksperimen
memiliki nilai tertinggi (maksimum) 95,30 dan terendah (minimum) 70,80,
sedangkan untuk kelas kontrol memiliki nilai tertinggi 95,30 dan terendah
(minimum) 58,30.
4.6 Analisis Data Tahap Awal
Dalam penelitian ini terdapat hasil pretest pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Deskripsi masing-masing data dijelaskan dalam uraian berikut. Pretest
dan awal pada kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 2 Maret 2012. Sedangkan
Pretest atau tes awal pada kelompok kontrol dilakukan pada tanggal 3 Maret 2012.
Pretes atau tes awal dilakukan untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
54
4.6.1 Hasil Uji Prasyarat Hasil Belajar
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data awal kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan
pada nilai pretest setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelompok
eksperimen dan kontrol. Berikut hasil analisis uji normalitas menggunakan SPSS
16.0 for windows.
Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pada SD Negeri
Banyubiru 01 yang digunakan sebagai kelas eksperimen menunjukkan nilai
Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,369 dan pada SD Negeri Kebondowo 02 yang
digunakan sebagai kelas kontrol menunjukkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar
0,544. Dari kedua data tersebut, maka kelas eksperimen maupun kelas kontrol di
atas menunjukkan bahwa signifikansinya > 0.05, jadi kedua data tersebut
dinyatakan berdistribusi normal. Hasil normalitas uji normalitas data pretest
sebagai berikut:
Tabel 4.9
Uji Normalitas Data Pretest
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan pada nilai pretest yang didapat dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Berikut adalah hasil analisis uji homogenitas
menggunakan SPSS 16.0 for windows.
Berdasarkan hasil uji homogenitas ditunjukkan bahwa tingkat signifikansi
atau nilai probabilitas di atas 0,05 (0,199 lebih besar dari 0,05), maka dapat
dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov Z
Mean N Sig.
pretest_kel.eksperimen 65,00 25 .369
pretest_kel.kontrol 65,34 22 .544
a. Test distribution is Normal.
55
tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut homogen. Seperti yang terdapat
dalam tebel berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Homogenitas Data Pretest
4.6.2 Hasil Uji Prasyarat Minat Belajar
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data awal kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan
pada hasil awal angket minat belajar sebelum dilaksanakan pembelajaran baik
pada kelompok eksperimen dan kontrol. Berikut hasil analisis uji normalitas
menggunakan SPSS 16.0 for windows.
Tabel 4.11
Uji Normalitas Data Awal Angket Minat Belajar
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov Z
Mean N Sig.
minat_awal_kel.eksperimen 76,04 25 .536
minat_awal_kel.kontrol 72,27 22 .498
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pada SD Negeri
Banyubiru 01 yang digunakan sebagai kelas eksperimen menunjukkan nilai
Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,536 dan pada SD Negeri Kebondowo 02 yang
digunakan sebagai kelas kontrol menunjukkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar
0,498. Dari kedua data tersebut, maka kelas eksperimen maupun kelas kontrol di
atas menunjukkan bahwa signifikansinya > 0.05, jadi kedua data tersebut
dinyatakan berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic Sig.
1.697 .199
56
Uji Homogenitas dilakukan pada hasil awal angket minat belajar yang
didapat dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut adalah hasil analisis uji
homogenitas menggunakan SPSS 16.0 for windows.
Tabel 4.12
Uji Homogenitas Data Awal Angket Minat Belajar
Berdasarkan hasil uji homogenitas ditunjukkan bahwa tingkat signifikansi
atau nilai probabilitas di atas 0,05 (0,205 lebih besar dari 0,05), maka dapat
dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan
tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut homogen.
4.7 Analisis Data Tahap Akhir
Dalam analisis tahap akhir ini berisi tentang hasil analisis deskriptif dan
hasil uji persyaratan data posttest yang telah dilakukan setelah diberi perlakuan
baik di kelas eksperimen dan kontrol yang diambil dari instrument tes dan angket
minat belajar. Kemudian dari data tersebut dapat dilakukan uji hipotesis.
4.7.1 Hasil Uji Prasyarat Hasil Belajar
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan
pada nilai posttest setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelompok
eksperimen dan kontrol. Berikut hasil analisis uji normalitas menggunakan SPSS
16.0 for windows.
Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pada SD Negeri
Banyubiru 01 yang digunakan sebagai kelas eksperimen menunjukkan nilai
Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,277 dan pada SD Negeri Kebondowo 02 yang
digunakan sebagai kelas kontrol menunjukkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar
0,897. Dari kedua data tersebut, maka kelas eksperimen maupun kelas kontrol di
atas menunjukkan bahwa signifikansinya > 0.05, jadi kedua data tersebut
dinyatakan berdistribusi normal.
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic Sig.
1.653 .205
57
Tabel 4.13
Uji Normalitas Data Posttest
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan pada nilai posttest yang didapat dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Berikut adalah hasil analisis uji homogenitas
menggunakan SPSS 16.0 for windows.
Tabel 4.14
Uji Homogenitas Data Posttest
Berdasarkan hasil uji homogenitas ditunjukkan bahwa tingkat signifikansi
atau nilai probabilitas di atas 0,05 (0,051 lebih besar dari 0,05), maka dapat
dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan
tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut cukup homogen.
4.7.2 Hasil Uji Prasyarat Minat Belajar
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data awal kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan pada hasil
awal angket minat belajar sebelum dilaksanakan pembelajaran baik pada
kelompok eksperimen dan kontrol. Berikut hasil analisis uji normalitas
menggunakan SPSS 16.0 for windows.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov Z
Mean N Sig.
posttest_kel.eksperimen 85,46 25 .277
posttest_kel.kontrol 79,52 22 .897
a. Test distribution is Normal.
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic Sig.
4.011 .051
58
Tabel 4.15
Uji Normalitas Data Akhir Angket Minat Belajar
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov Z
Mean N Sig.
minat_akhir_kel.eksperimen 97,32 25 .999
minat_akhir_kel.kontrol 77,09 22 .943
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pada SD Negeri
Banyubiru 01 yang digunakan sebagai kelas eksperimen menunjukkan nilai
Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,999 dan pada SD Negeri Kebondowo 02 yang
digunakan sebagai kelas kontrol menunjukkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar
0,943. Dari kedua data tersebut, maka kelas eksperimen maupun kelas kontrol di
atas menunjukkan bahwa signifikansinya > 0.05, jadi kedua data tersebut
dinyatakan berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan pada hasil akhir angket minat belajar yang
didapat dari kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah mendapatkan perlakuan.
Berikut adalah hasil analisis uji homogenitas menggunakan SPSS 16.0 for
windows.
Tabel 4.16
Uji Homogenitas Data Akhir Angket Minat Belajar
Berdasarkan hasil uji homogenitas ditunjukkan bahwa tingkat signifikansi
atau nilai probabilitas di atas 0,05 (0,068 lebih besar dari 0,05), maka dapat
dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan
tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut homogen.
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic Sig.
3.489 .068
59
4.8 Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka uji
hipotesis ketiga variabel dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Jika probabilitas atau signifikan < 0,05 Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Jika probabilitas atau signifikan > 0,05 Ho diterima dan Ha ditolak
Untuk mengetahui dari hasil ketiga variabel tersebut dapat mengggunakan
batuan SPSS 16.0 for windows. Sehingga dengan adanya software itu kita dapat
menganalisa minat belajar dan hasil belajar siswa yang dapat meningkat dengan
cara menggunakan media powerpoint. Berikut ini adalah hasil analis data dengan
bantuan SPSS 16.0 for windows.
4.8.1 Uji Hipotesis Hasil Belajar
Dengan terpenuhinya persamaan nilai rata-rata hasil pembelajaran IPS
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan penelitian terhadap
kedua kelas tersebut. Masing- masing kelas diberi perlakuan yang berbeda, yaitu
kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran
Mind Mapping dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran
konvensional. Materi pembelajaran yang digunakan sama yaitu mengenai
perkembangan teknologi. Setelah dilakukan pembelajaran dengan materi yang
sama tetapi dengan menggunakan media pembelajaran yang berbeda, kemudian
kedua kelas tersebut diberi tes dengan ketentuan soal yang sama. Hasil tes tersebut
dapat dilihat dari hasil analisis statistik sebagai berikut:
Tabel 4.17
Tabel Uji Hipotesis Hasil Belajar IPS
Kontrol Eksperimen
N Mean N Mean T tStat P
22 79,52 25 85,46 2,014 2,686 0,010
P=≤0,05
Hasil analisis uji t di atas berdasarkan asumsi bahwa varians adalah homogen atau
mempunyai varian yang sama, karena signifikansi dari uji F menunjukkan > 0,05
yaitu 2,014. Didapatkan bahwa t hitung sebesar 2,686, nilai signifikansi 0,010.
Karena signifikansi pada T Test lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan Ha
60
diterima yang berarti terdapat perbedaan yang nyata terhadap hasil belajar IPS
antara metode pembelajaran Mind Mapping selama pembelajaran IPS dengan
pembelajaran tanpa menggunakan metode pembelajaran konvensional.
4.8.2 Uji Hipotesis Minat Belajar
Dengan terpenuhinya persamaan nilai rata-rata hasil angket minat belajar
pembelajaran IPS antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan
penelitian terhadap kedua kelas tersebut. Masing- masing kelas diberi perlakuan
yang berbeda, yaitu kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan
metode pembelajaran Mind Mapping dan kelas kontrol menggunakan metode
pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran yang digunakan sama yaitu
mengenai perkembangan teknologi. Setelah dilakukan pembelajaran dengan
materi yang sama tetapi dengan menggunakan media pembelajaran yang berbeda,
kemudian kedua kelas tersebut diberi tes dengan ketentuan soal yang sama. Hasil
tes tersebut dapat dilihat dari hasil analisis statistik sebagai berikut:
Tabel 4.18
Tabel Uji Hipotesis Minat Belajar
Kontrol Eksperimen
N Mean N Mean T tStat P
22 72,27 25 76,04 2,014 8,645 0,000
P=≤0,05
Hasil analisis uji t di atas berdasarkan asumsi bahwa varians adalah
homogen atau mempunyai varian yang sama, karena signifikansi dari uji F
menunjukkan > 0,05 yaitu 2.014. Didapatkan bahwa t hitung sebesar 8,645, nilai
signifikansi 0,000. Karena signifikansi pada T Test lebih kecil dari 0,05, maka H0
ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat perbedaan yang nyata terhadap minat
belajar IPS antara metode pembelajaran Mind Mapping selama pembelajaran IPS
dengan pembelajaran tanpa menggunakan metode pembelajaran konvensional.
4.9 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis nilai pretest IPS semester II seluruh siswa kelas
IV SD Negeri Banyubiru 01 dan SD Negeri Kebondowo 02, Kecamatan
Banyubiru tahun pelajaran 2010/2011 yang telah dibagi menjadi kelas eksperimen
61
(Kelas IV SD Negeri Banyubiru 01) dan kelas kontrol (Kelas IV SD Negeri
Kebondowo 02) menunjukkan bahwa kelas tersebut homogen. Artinya data
berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan.
Hal ini ditunjukkan dengan hasil pretest yang telah dilakukan oleh peneliti. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelas
mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen dapat
diberi perlakuan yaitu dengan metode pembelajaran Mind Mapping dalam
pembelajaran IPS dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran
konvensional. Setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
diberikan tes akhir. Dalam pembelajaran ini waktu yang digunakan adalah 3 kali
pertemuan (6 jam pelajaran).
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran yang dilakukan, diketahui
bahwa proses pembelajaran pada kelas eksperimen berlangsung dengan baik,
mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir dinyatakan baik dan
sesuai dengan prosedur dalam pembelajaran metode pembelajaran Mind Mapping.
Selanjutnya, siswa pada masing-masing kelas diberikan posttest dengan soal yang
sama untuk mengetahui perbedaan selisih antara sebelum dan sesudah pemberian
perlakukan.
Metode pembelajaran Mind Mapping dapat digunakan untuk
meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik kelas IV pada pokok bahasan
perkembangan teknologi. Hal itu ditunjukkan dari hasil yang diperoleh sebelum
dan sesudah diberi perlakukan yang cenderung Pada minat belajar siswa setelah
melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji T dapat diketahui mempunyai
signifikansi 0,000 atau Sig. < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti
dalam penelitian ini ada pengaruh penerapan metode pembelajaran Mind Mapping
dengan penerapan metode konvensional terhadap minat belajar siswa.
Sejalan dengan hal itu berdasarkan hasil uji T hasil belajar siswa pada
pokok bahasan perkembangan teknologi yang berasal dari nilai posttest yang
mempunyai signifikansi 0,000 atau Sig. < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima,
yang berarti dalam penelitian ini ada pengaruh penerapan metode pembelajaran
Mind Mapping dengan penerapan metode konvensional terhadap hasil belajar IPS.
62
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelas yang menggunakan metode
Mind Mapping mempunyai mean posttest yang lebih tinggi dibandingkan dengan
mean posttest metode konvensional, dan juga peningkatan mean dari pretest
sampai dengan posttest pada kelas yang menggunakan metode demonstrasi lebih
besar daripada peningkatan mean pada kelas kontrol. Ini membuktikan bahwa
metode Mind Mapping berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar IPS siswa
lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional.
Pada kelas kontrol yang pembelajarannya tanpa menggunakan metode
pembelajaran Mind Mapping dan menggunakan metode konvensional. Peranan
yang lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar dimainkan oleh guru yang lebih
banyak memainkan aktivitas dibandingkan dengan siswa. Tingkat minat belajar
dalam proses pembelajaran kurang karena dengan metode pembelajaran yang
monoton dan membosankan sehingga siswa menjadi kurang tertarik. Dan dengan
menggunakan metode konvensional ini merupakan kegiatan mengajar yang
terpusat pada guru. Guru aktif memberikan penjelasan tentang materi, mengelola
dan mempersiapkan bahan ajar, kemudian menyampaikan kepada siswa.
Sebaliknya siswa berperan pasif tanpa banyak melakukan kegiatan.
Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil
belajar peserta didik kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Secara umum
adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol karena
pada kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping yang
membuat minat belajar siswa tinggi dan akhirnya berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa kelas IV SD N Banyubiru 01.
Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka dapat dijelaskan beberapa
implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis:
Setelah membandingkan teori tenang Mind Mapping dengan penelitian ini
hasilnya dapat berjalan dengan baik. Selain itu setelah dilakukan uji perbandingan
mean pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode Mind Mapping dan
kelas kontrol menggunakan metode konvensional didapat hasil bahwa kelas
dengan pembelajaran metode Mind Mapping mempunyai hasil belajar yang lebih
63
tinggi dibanding kelas dengan metode konvensional. Dalam penelitian ini terbukti
bahwa metode Mind Mapping terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Implikasi Praktis:
Pembelajaran dengan metode Mind Mapping dapat digunakan sebagai
salah satu metode pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Dalam metode Mind Mapping guru memberikan sebuah topik pembelajaran
kepada siswa. Selanjutnya guru bersama siswa menentukan kata kunci dari topik
yang telah ditentukan. Guru meminta siswa untuk mencari informasi yang
berhubungan dengan kata kunci yang diberikan dan setelah itu mempresentasikan
di depan kelas. Dan pada akhirnya guru dan siswa membuat kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Dengan begitu kegiatan belajar mengajar
menjadi lebih efektif. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan bisa menguasai
materi dengan baik.