18
36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Salatiga 06 yang terletak di Kota Salatiga yang merupakan salah satu SD Negeri di Gugus Kartini dan merupakan Sekolah Rintisan Bertaraf International di kota Salatiga. SD Negeri Salatiga 06 terletak sekitar 1 km dari pusat kota Salatiga dan berada di tempat yang sangat strategis yaitu di Jalan Kartini Nomor 26. Jumlah seluruh siswa dari kelas I sampai dengan kelas VI yaitu 332 siswa. SD Negeri Salatiga 06 mempunyai 30 tenaga pendidik, 18 diantaranya sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pekerjaan orangtua siswa mayoritas adalah pegawai dan wiraswasta, sebagian besar siswa SD Negeri Salatiga 06 tinggal bersama orangtuanya dan terdapat beberapa orang siswa tinggal bersama kakek nenek, karena orangtua mereka bekerja di luar kota. Penelitian ini dilakukan di kelas V dengan jumlah siswa sebanyak 42 siswa. Siswa kelas V terbiasa dengan pembelajaran dengan metode konvensional. Sehingga proses pembelajaran masih terpusat pada guru. Siswa hanya mendengarkan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa cenderung pasif saat proses pembelajaran. Siswa yang memiliki kemampuan akademis yang rendah diberikan tempat tersendiri di depan agar dapat dipantau oleh guru dengan baik. Sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan akademis yang tinggi ditempatkan di belakang. Hal ini menyebabkan tidak adanya interaksi antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan rendah, sehingga tidak bisa melaksanakan pembelajaran tutor sebaya yang mendukung antara siswa yang mempunyai kemampuan akademis rendah dan tinggi. 4.2. Pelaksanaan Penelitian Siswa kelas V semester II di SD Negeri Salatiga 06 memiliki jumlah siswa sebanyak 42 siswa yang sudah terbagi di dua kelas, yaitu 20 siswa di kelas VA dan 22 siswa di kelas VB. VA adalah kelompok eksperimen dan VB adalah kelompok kontrol. Dua kelas ini sudah diuji kesamaan varian, kedua kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1021/5/T1_292008520_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan di kelas V dengan jumlah siswa

  • Upload
    lamanh

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Salatiga 06 yang terletak di Kota

Salatiga yang merupakan salah satu SD Negeri di Gugus Kartini dan merupakan

Sekolah Rintisan Bertaraf International di kota Salatiga. SD Negeri Salatiga 06

terletak sekitar 1 km dari pusat kota Salatiga dan berada di tempat yang sangat

strategis yaitu di Jalan Kartini Nomor 26.

Jumlah seluruh siswa dari kelas I sampai dengan kelas VI yaitu 332 siswa.

SD Negeri Salatiga 06 mempunyai 30 tenaga pendidik, 18 diantaranya sudah

berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pekerjaan orangtua siswa mayoritas adalah

pegawai dan wiraswasta, sebagian besar siswa SD Negeri Salatiga 06 tinggal

bersama orangtuanya dan terdapat beberapa orang siswa tinggal bersama kakek

nenek, karena orangtua mereka bekerja di luar kota.

Penelitian ini dilakukan di kelas V dengan jumlah siswa sebanyak 42 siswa.

Siswa kelas V terbiasa dengan pembelajaran dengan metode konvensional.

Sehingga proses pembelajaran masih terpusat pada guru. Siswa hanya

mendengarkan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa cenderung

pasif saat proses pembelajaran. Siswa yang memiliki kemampuan akademis yang

rendah diberikan tempat tersendiri di depan agar dapat dipantau oleh guru dengan

baik. Sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan akademis yang tinggi

ditempatkan di belakang. Hal ini menyebabkan tidak adanya interaksi antara

siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan rendah, sehingga tidak bisa

melaksanakan pembelajaran tutor sebaya yang mendukung antara siswa yang

mempunyai kemampuan akademis rendah dan tinggi.

4.2. Pelaksanaan Penelitian

Siswa kelas V semester II di SD Negeri Salatiga 06 memiliki jumlah siswa

sebanyak 42 siswa yang sudah terbagi di dua kelas, yaitu 20 siswa di kelas VA

dan 22 siswa di kelas VB. VA adalah kelompok eksperimen dan VB adalah

kelompok kontrol. Dua kelas ini sudah diuji kesamaan varian, kedua kelas

37

menunjukkan berdistribusi normal dan homogen. Ini menunjukkan jika sebelum

di beri perlakuan kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Hal ini

terbukti dari varian yang tidak berbeda secara signifikan.

Kelas VA diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif

tipe CIRC, sedangkan kelas VB tidak diberikan perlakuan atau hanya

menggunakan metode konvesional. Pembelajaran dilakukan sebanyak 3 kali

pertemuan, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Setelah

dilakukan pertemuan sebanyak 3 kali, kedua kelompok, yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol mendapatkan tes.

Tabel 4.1

Pelaksanan Penelitian

Tanggal Pertemuan Materi

12 Maret 2012 Pertemuan I Memahami makna kata-kata

yang baru dan sulit yang ada

di dalam bacaan sederhana

pada materi Health and

Hospital

19 Maret 2012 Pertemuan II Memahami kalimat atau

pesan tertulis yang ada di

dalam bacaan sederhana

dalam pola past tense pada

materi Health and Hospital

26 Maret 2012 Pertemuan III Menjawab pertanyaan bacaan

berdasarkan pola past tense

pada materi Health and

Hospital

38

4.3. Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang terkumpul adalah data kuantitatif. Menurut

Sugiyono (2010) data kuantitaif adalah data yang berbentuk angka. Oleh karena

itu dapat dilakukan analisis data kuantitatif yaitu uji validitas dan reliabilitas

untuk menguji instrumen, uji normalitas, uji homogenitas, uji beda rata-rata hasil

tes siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan uji hipotesis.

Berikut adalah penjelasan penghitungan secara rinci.

4.3.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas soal diperlukan untuk menguji apakah

instrumen yang digunakan valid dan reliabel. Menurut Sugiyono (2010:173)

instrumen yang valid dan reliabel adalah syarat yang mutlak dalam penelitian

untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Instrumen yang diuji

adalah soal pilihan ganda yang akan digunakan untuk pre-test dan post-test.

Pengujian instrumen soal pilihan ganda dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 01.

Dari hasil uji validitas instrumen yang menggunakan SPSS for Windows Version

16.0 dengan teknik correlated item total correlation yang digunakan untuk

menguji kesahihan item instrumen yang didasarkan dalam pengambilan keputusan

soal valid menggunakan tabel r Product Moment sebesar 0,388 dari jumlah 28

siswa. Dari 40 soal terdapat 25 soal yang valid.

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas

Bentuk soal Item Soal Valid Tidak Valid

Pilihan ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,

8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21, 22,

23, 24, 25, 26, 27,

28, 29, 30, 31, 32,

33, 34, 35, 36, 37,

38, 39, 40.

5, 8, 10, 12, 14,

15, 16, 17, 18, 19,

20, 21, 22, 23, 24,

25, 26, 27, 28, 29,

30, 33, 34, 39, 40.

1, 2, 3, 4, 6, 7,

9, 11, 13, 31,

32, 35, 36, 37,

38.

Setelah pengujian validitas maka dilakukan uji reliabilitas. Menurut

Sugiyono (2010:173) instrumen yang reliabel merupakan instrumen yang jika

39

dilakukan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, maka data yang

dihasilkan sama. Uji reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan SPSS

for Windows Version 16.0 dengan menggunakan metode croncbach alpha. Dari

hasil uji reliabilitas, soal pilihan ganda yang terdiri dari 25 soal terdapat

Cronbach’s Alpha (r) sebesar 0,894, maka instrumen dinyatakan reliabel.

Tabel 4.3

Hasil Uji Reliabilitas

4.3.2. Uji Normalitas

4.3.2.1. Uji Normalitas Pre-test

Menurut Duwi Prayitno (2010:54) uji normalitas dilakukan untuk

menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini data hasil

pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji apakah datanya berdistribusi

normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan metode Kolmogorov-

Smirnov Z. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau

nilai ρ > 0,05.

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas Pre-test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Eksperimen Kontrol

N 20 22

Normal

Parametersa,,b

Mean 65.30 67.27

Std. Deviation 6.498 11.556

Most Extreme

Differences

Absolute .193 .180

Positive .193 .180

Negative -.157 -.174

Kolmogorov-Smirnov Z .862 .842

Asymp. Sig. (2-tailed) .448 .477

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.894 25

40

Berdasarkan hasil uji normalitas data di atas menunjukkan bahwa

kelompok eksperimen signifikansinya 0,448. Hal itu menunjukkan bahwa data

berdistribusi normal karena signifikansi 0,448 > 0,05. Sedangkan kelompok

kontrol signifikansinya 0,477. Hal itu juga menunjukkan bahwa data berdistribusi

normal karena signifikansinya 0,477 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa baik

kelompok eksperimen maupun kontrol keduanya berdistribusi normal.

4.3.2.2. Uji Normalitas Post-test

Uji normalitas data post-test juga dilakukan untuk mengetahui bahwa

data berdistribusi normal. Uji normalitas diperoleh setelah pemberian tes, baik

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Uji normalitas data post-test

juga menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Z. Syarat suatu data dikatakan

berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ > 0,05.

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas Post-test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Eksperimen Control

N 20 22

Normal

Parametersa,,b

Mean 89.40 81.82

Std. Deviation 6.524 8.069

Most Extreme

Differences

Absolute .215 .176

Positive .156 .176

Negative -.215 -.145

Kolmogorov-Smirnov Z .962 .827

Asymp. Sig. (2-tailed) .313 .501

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen

signifikansinya 0,313. Hal itu menunjukkan bahwa data berdistribusi normal

karena signifikansinya 0,313 > 0,05. Sedangkan kelompok kontrol signifikansinya

0,501. Hal itu juga menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena

signifikansinya 0,501 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan dari data nilai post-test

bahwa baik kelompok eksperimen maupun kontrol keduanya berdsitribusi normal.

41

4.3.3. Uji Homogenitas

4.3.3.1 Uji Homogenitas Pre-test

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok

memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji

homogenitasnya adalah data nilai pre-test kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Kriteria pengambilan keputusan adalah jika signifikansinya lebih dari

0,05. Analisis ini menggunakan program SPSS for Windows Version 16.0 yaitu

One Way Anova.

Tabel 4.6

Hasil Uji Homogenitas Pre-test

Berdasarkan hasil uji homogenitas data di atas, menunjukkan bahwa

tingkat signifikansi di atas 0,05 karena 0,183 > 0,05. Maka dengan hasil uji

homogenitas diatas dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda, maka kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol tersebut cukup homogen.

4.3.3.2. Uji Homogenitas Post-test

Uji homogenitas juga dilakukan pada data nilai post-test. Data nilai

post-test didapat dari nilai tes yang diberikan pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol setelah dilakukan perlakuan. Kriteria pengambilan keputusan

adalah jika signifikansinya lebih dari 0,05. Analisis ini juga menggunakan

program SPSS for Windows Version 16.0 yaitu One Way Anova.

Test of Homogeneity of Variances

Nilai Pretest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.837 1 40 .183

42

Tabel 4.7

Hasil Uji Homogenitas Posttest

Berdasarkan hasil uji homogenitas data di atas dari data nilai post-test,

menunjukkan bahwa tingkat signifikansi di atas 0,05 karena 0,408 > 0,05. Maka

dengan hasil uji homogenitas diatas dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki

oleh kelompol eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda, maka

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut homogen.

4.4. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

4.4.1. Analisis Deskriptif Pre-test Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai maksimun, nilai

minimun dan rata-rata masing kelompok. Hasil analisis deskriptif pre-test

kelompok ekperimen dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.8

Tabel deksriptif nilai kelompok eksperimen pre-test

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Nilai 20 52 76 65.30 6.498

Valid N

(listwise) 20

Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa hasil pretest rata-rata dari

kelompok eksperimen adalah 65,30, dengan nilai minimum 52 dan nilai

maksimun 76. Sedangkan standar deviasinya adalah 6,498. Dari tabel deskriptif

tersebut dapat dibuat histogram seperti pada gambar 4.1.

Test of Homogeneity of Variances

Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.701 1 40 .408

43

Grafik 4.1

Grafik Histogram nilai kelompok eksperimen Pre-test

Kurva lengkung tersebut menunjukkan jika data pre-test kelompok

eksperimen adalah normal. Hasil analisis deksriptif kelompok kontrol pre-test

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.9

Tabel deskriptif nilai kelompok kontrol pre-test

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Nilai 22 44 100 67.27 11.556

Valid N

(listwise) 22

Dari tabel ditas dapat dilihat bahwa dari nilai pre-test, rata-rata nilai

kelompok kontrol adalah 67,27, dengan nilai minimunnya adalah 44, nilai

maksimum 100. Sedangkan stdandar deviasinya adalah 11,556. Dari tabel analisis

deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti pada gambar 4.2 dibawah ini.

44

Grafik 4.2

Garfik Histogram nilai kelas kontrol pre-test

Kurva lengkung tersebut menujukkan jika data pre-test kelompok kontrol

adalah normal.

4.4.2. Analisis Deskriptif Post-test Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Analisis deskriptif dibutuhkan untuk mengetahui nilai maksimun, nilai

minimun dan rata-rata dari masing-masing kelompok yang telah diberi perlakuan.

Hasil analisis deskriptif kelompok ekperimen posttest dapat dilihat dari tabel

dibawah ini:

Tabel 4.10

Tabel deskriptif nilai kelompok eksperimen post-test

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari hasil post-test, rata-rata

kelompok eksperimen adalah 89,40, dengan nilai minimum 72 dan nilai

maksimun 96. Sedangkan standar deviasinya adalah 6,524. Dari hasil analisis

deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti pada gambar 4.3 dibawah ini.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Nilai 20 72 96 89.40 6.524

Valid N (listwise) 20

45

Grafik 4.3

Grafik Histogram nilai kelompok ekperimen posttest

Kurva lengkung tersebut menunjukkan bahwa data kelompok eksperimen

post-test adalah normal. Hasil analisis deksriptif kelompok kontrol post-test dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.11

Tabel deskriptif nilai kelompok kontrol post-test

Dari tabel tersebut yang didapat dari hasil posttest, rata-rata nilai

kelompok kontrol sebesar 81,82, dengan nilai minimum 60, dan nilai maksimum

100. Sedangkan standar deviasinya sebesar 8,069. Dari hasil analisis deskriptif

tersebut dapat dibuat histogram seperti pada gambar 4.4 dibawah ini.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Nilai 22 60 100 81.82 8.069

Valid N (listwise) 22

46

Grafik 4.4

Grafik Histogram nilai kelompok kontrol post-test

Kurva lengkung tersebut menunjukkan jika data post-test kelompok

kontrol adalah normal.

4.4.3 Analisis Deskriptif Kemampuan Memahami Bacaan Siswa

Analisis kemampuan memahami bacaan peneliti menggunakan teknik tes

pemahaman bacaan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pemberian

tes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan sebelum

pemberian perlakuan maupun setelah mendapatkan perlakuan. Dari hasil tes

pemahaman bacaan siswa setelah mendapatkan perlakuan dan diberikan post-test

pada masing-masing kelompok, didapatkan hasil rata-rata kelompok eksperimen

sebesar 89,40 dan hasil rata-rata pada kelompok kontrol sebesar 81,82. Tingkat

ketuntasan yang harus dicapai siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris di SD N

Salatiga 06 yaitu KKM sebesar 70. Maka dilihat dari hasil post-test tersebut,

kelompok eksperimen seluruh siswa sudah tuntas dan mencapai KKM. Sedangkan

pada kelompok kontrol terdapat satu siswa yang belum tuntas dan belum

mencapai KKM.

Analisis dari hasil post-test kedua kelompok, terdapat simpangan baku

(standar deviation) kelompok eksperimen sebesar 6,524 sedangkan pada kelompok

kontrol sebesar 8,069. Dilihat dari rata-rata dan simpangan baku yang didapat kedua

kelompok, baik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan

terdapat efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam

47

meningkatkan kemampuan memahami bacaan siswa kelas V SD N Salatiga 06

semester II tahun ajaran 2011/2012.

4.5. Analisis Hasil Penelitian

4.5.1 Dokumentasi

Dari penelitian secara dokumentasi didapatkan data berupa daftar nama

siswa dan nilai bahasa Inggris siswa pada semester I. Data ini digunakan untuk

menentukan pembagian kelompok eksperimen dan kontrol sesuai dengan nilai

siswa pada semester I. Didapatkan 42 siswa pada kelas V semester I, dari data

daftar nilai siswa didapat rata-rata kelas pada siswa kelas VA sebesar 67,7 dan

kelas VB sebesar 73,86. Kemudian dilakukan pre-test untuk mengetahui keadaan

awal penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian didapat

rata-rata hasil pre-test sebesar 65,30 untuk kelas VA dan 67,27 untuk kelas VB.

4.5.2. Observasi

Observasi dilakukan untuk memantau jalannya pembelajaran atau

perlakuan agar sesuai dengan prosedur dan teori yang digunakan. Terdapat dua

jenis observasi yang dilakukan, yang pertama adalah observasi untuk memantau

pemberian perlakuan yang dilakukan oleh peneliti, sedangkan yang kedua adalah

observasi yang dilakukan oleh peneliti sendiri terhadap siswa kelompok

eksperimen, observasi ini dilakukan untuk melihat keaktifan siswa selama peneliti

memberikan perlakuan. Observasi pemberian perlakuan dilakukan oleh guru

bahasa Inggris kelas VA yang memantau secara langsung proses pembelajaran

pada kelompok eksperimen. Dari hasil observasi yang dilakukan didapatkan

bahwa pembelajaran berlangsung dengan baik dan sesuai dengan prosedur dari

teori yang digunakan. Pembelajaran telah dilaksanakan sesuai dengan arah yang

diharapkan dan optimal sesuai dengan rancangan pembelajaran yang merupakan

implementasi dari pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Hal itu terbukti dari hasil

observasi tiap pertemuan, guru bahasa Inggris kelas VA sebagai observer

memberikan nilai yang sebagian besar berkisar antara 3 dan 4, hanya ada satu atau

dua yang nilainya 2.

Sedangkan observasi siswa yang dilakukan oleh peneliti, dimaksudkan

untuk mengetahui kondisi siswa ketika mengikuti pembelajaran. Dari hasil

48

observasi siswa yang dilakukan peneliti di kelompok eksperimen yaitu kelas VA

terlihat bahwa siswa kelompok eksperimen aktif dalam mengikuti pembelajaran

dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Hal itu dapat dilihat dari hasil

obervasi tiap pertemuan yang nilainya berkisar antara 3 dan 4.

4.5.3. Metode Tes

Nilai hasil tes siswa kelas V pada kelompok eksperimen pada mata

pelajaran bahasa Inggris pada semester I ditetapkan sebagai nilai awal dengan

rata-rata. Dan nilai hasil tes siswa kelas VA sebagai kelompok eksperimen setelah

dilakukan perlakuan mempunyai rata-rata 89,40. Terdapat peningkatan rata-rata

nilai dari sebelum pemberian perlakuan dan setelah pemberian perlakuan, sebelum

pemberian perlakuan rata-rata nilai di bawah KKM, setelah pemberian perlakuan

menjadi diatas KKM.. Terdapat selisih nilai setelah dan sebelum pelaksanaan

perlakuan dengan rata-rata selisihnya 24,1. Kelompok ekperimen memiliki nilai

tertinggi 96 dan terendah (minimum) 72 dan standar deviasi 6,524.

Nilai hasil tes siswa kelas VB sebagai kelompok kontrol setelah dilakukan

pembelajaran mempunyai rata-rata 81,82. Sesuai dengan batas ketuntasan

minimum di SD Negeri Salatiga 06, maka nilai sebelum dan sesudah dilakukan

perlakuan kedua rata-rata sudah melebihi batasan nilai 70. Dan selisih nilai setelah

dan sebelum pelaksanaan pembelajaran sebesar 14,55. Pada kelompok kontrol

nilai terendah (minimum) 60 dan nilai tertinggi (maksimum) 92. Sedangkan

standar deviasinya 8,069.

4.6. Hasil Analisis Data Penelitian

Pengujian dengan menggunakan t-test bertujuan untuk mengetahui

perbedaan nilai rata-rata tes pemahaman bacaan antara kelompok eksperimen

yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan kelompok

kontrol yang menggunakan metode konvensional. Analisis data dengan t-test

menggunakan SPSS for Windows Version 16.0

Tabel di bawah ini merupakan hasil dari perbedaan rata-rata tes

pemahaman bacaan antara kelompok eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan kelompok kontrol yang menggunakan

metode konvensional dalam pembelajaran.

49

Tabel 4.12

Hasil Uji T-test Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t Df

Sig. (2-

tailed)

Mean Differenc

e

Std. Error Differenc

e Lower Upper

nilai Equal variances assumed

.701 .408 3.327 40 .002 7.58182 2.27879 2.97620

12.18743

Equal variances not assumed

3.361 39.491 .002 7.58182 2.25563 3.0211

8 12.142

45

Berdasarkan tabel di atas, dari perhitungan uji beda rata-rata tes

pemahaman antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, dapat dilihat

bahwa hasil F hitung Levene's Test sebesar 0,701 dengan signifikansi 0,408 >

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki varians yang sama

atau homogen. Dapat terlihat pula dari tabel diatas bahwa nilai t adalah 3,327

dengan probabilitas signifikansi 0,002 < 0,05, sehingga H1 diterima, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan tes pemahaman bacaan

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan rata-rata kedua

kelompok adalah sebesar 7,580.

Rata-rata hasil tes pemahaman bacaan kelompok eksperimen adalah

sebesar 89,40 dan rata-rata hasil tes pemahaman bacaan kelompok kontrol adalah

sebesar 81,82. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil tes pemahaman

bacaan kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan hasil tes pemahaman

bacaan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

kemampuan memahami bacaan siswa yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC dengan metode konvensional.

50

4.7. Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan hipotesa penelitian yang telah dipaparkan di bab II, bahwa:

1. H0

Tidak ada perbedaan efektivitas penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC dalam meningkatkan kemampuan memahami bacaan

dengan metode konvensional.

2. H1

Ada perbedaan efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

CIRC dalam meningkatkan kemampuan memahami bacaan dengan

metode konvensional.

Berdasarkan hasil analisis pada data tabel 4.8 tampak bahwa nilai t adalah

0,701 dengan nilai signifikansi 0,002, dari nilai signifikansi menunjukkan lebih

kecil dari 0,05 (α) atau 0,002 < 0,05, sehingga H1 diterima dan H0 ditolak, maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam meningkatkan

kemampuan memahami bacaan siswa.

4.8. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis nilai bahasa Inggris semester 1 siswa kelas IV

SD Negeri Salatiga 06 tahun pelajaran 2011/2012 yang telah dibagi menjadi

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa kedua

kelompok tersebut adalah homogen. Yang berarti bahwa data berdistribusi normal

dan memiliki varian yang tidak berbeda secara signifikan. Sehingga menunjukkan

bahwa kondisi awal siswa sebelum diberi perlakuan masih dalam kondisi yang

sama. Kemudian menentukan kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dalam

proses kegiatan belajar mengajar yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC dan kelompok kontrol yang diberi menggunakan

pembelajaran dengan metode konvensional yang biasa guru lakukan dalam

kegiatan pembelajaran. Setelah diberi perlakuan pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dilakukan tes pemahaman. Pembelajaran ini dilakukan dalam 4

kali pertemuan yaitu 3 kali pertemuan untuk melakukan pembelajaran dengan

51

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan pertemuan ke 4

untuk melakukan tes pemahaman.

Pembelajaran kooperatif tipe CIRC yang telah dilaksanakan dapat

memotivasi siswa untuk bersemangat dan saling bekerjasama dalam kelompok

untuk memperdalam materi yang diberikan guru. Hasil yang lebih baik pada

pembelajaran kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif

tipe CIRC dalam memahami bacaan. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang mudah

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru berkaitan dengan bacaan. Dalam

pembelajaran bahasa Inggris ini, siswa banyak diberi bacaan-bacaan yang harus

mereka pahami. Mereka belajar memahami bacaan bersama dengan pasangan

mereka. Pembentukan kelompok ditentukan berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh

mereka. Bersama pasangan mereka masing-masing, akan terjalin komunikasi dan

interaksi serta adanya kesempatan bagi siswa untuk saling mengungkapkan

pendapatnya. Dengan belajar secara berkelompok siswa yang lebih pandai dapat

memberikan bantuan kepada siswa yang kurang pandai. Hal ini dapat

menumbuhkan motivasi dan semangat belajar bagi siswa yang akan berdampak

positif pada kemampuan memahami bacaan siswa. Siswa juga termotivasi dan

bersemangat agar kelompoknya dapat menjadi pemenang kuis yang diberikan

dalam pembelajaran. Sehingga terjadi persaingan untuk bisa menang dalam kuis

sehingga mendapatkan reward.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam pembelajaran

dapat meningkatkan kemampuan memahami bacaan siswa karena dengan

menerapkan metode baru siswa tidak merasa jenuh sehingga termotivasi dan

terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

Pada kelompok kontrol yaitu pada kelas VB SD Negeri Salatiga 06 yang

kegiatan pembelajarannya menggunakan metode konvensional, dimana peranan

guru lebih aktif dikarenakan guru yang lebih banyak sebagai pusat dalam

pemeblajaran. Keaktifan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran kurang karena

metode pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang terpusat pada guru. Guru

memberikan penjelasan tentang materi, mengelola dan mempersiapkan bahan

ajara, kemudian menyampaikan kepada siswa. Siswa berperan pasif tanpa banyak

52

melakukan kegiatan, mereka hanya duduk diam mendengarkan penjelasan guru.

Beberapa dari mereka juga lebih sibuk dengan urusannya sendiri tanpa

memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi. Karena pembelajaran

yang terpusat oleh guru, seringkali guru kurang memperhatikan kondisi siswa.

Siswa yang pandai merasa dirinya mampu untuk menyelesaikan tugas secara

mandiri, sedangkan siswa yang kurang pandai untuk menyelesaikan tugasnya

sendiri hanya berdasarkan apa yang mereka pahami, sehingga terkadang

pemahaman mereka salah ditambah pula rasa takut untuk bertanya pada guru.

Dalam hal ini akan menjadikan guru kesulitan mengetahui siswa yang kurang

mampu memahami materi pelajaran yang diberikan.

Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil tes

pemahaman bacaan siswa kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok

kontrol. Secara umum adanya perbedaan kemampuan dalam memahami bacaan

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dikarenakan pada kelas

eksperimen diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan

keterampilan siswa dalam bekerja sama, berkomunikasi, menerima orang lain

untuk menyelesaikan tugas secara bersama serta motivasi dalam menyelesaikan

tugas sehingga memotivasi siswa untuk belajar dan akhirnya berpengaruh

terhadap kemampuan memahami bacaan siswa kelas V SD Negeri Salatiga 06.

Dapat dilihat dalam diagram di bawah ini , rata-rata kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol sudah memenuhi KKM sebesar 70 yaitu rata-rata hasil tes

pemahaman pada siswa kelompok eksperimen yaitu sebesar 89,4 lebih tinggi

daripada kelompok kontrol yaitu sebesar 81,82. Akan tetapi dapat dilihat bahwa

pada kelompok kontrol ada 1 siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Jadi

model pembelajaran kooperatif tipe CIRC terbukti efektif untuk diterapkan oleh

guru dalam pembelajaran. Dapat dilihat hasil pembelajaran tersebut dalam

diagram di bawah ini:

53

Diagram 1:

Hasil Post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Keterangan:

: kelas eksperimen : kelas kontrol