Upload
hoanglien
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru
cenderung mengajar sesuai dengan penulisan metode pembelajaran pada
RPP IPA kelas 5 yaitu menggunakan metode ceramah, guru kurang
dalam menerapkan strategi, model-model, metode dan media
pembelajaran yang bervariasi dalam kelas yang dapat menarik perhatian
siswa. Melihat kondisi pembelajaran yang masih menggunakan metode
ceramah, suasana pembelajaran tampak kaku dan berdampak pada
kekurang aktifan siswa kelas 5 dalam menerima materi pada mata
pelajaran IPA semester II. Nilai ulangan tengah semester pada pelajaran
IPA masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Ketuntasan
belajar siswa belum diadakan tindakan ada 7 siswa yang tuntas
belajarnya atau 46,6% dan yang tidak tuntas belajranya ada 8 siswa atau
53,4%. Terlihat pula ada ketidak sesuaian yang besar antara nilai
tertinggi yaitu 75 dan nilai terendah yaitu 41 dengan nilai rata–rata untuk
pra siklus yaitu 57,4. Dari hasil analisis data hasil belajar pra siklus ini
disajikan sebagai sampel penelitian, penelitian dilaksanakan selama 2
siklus dan setiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan
menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning
dalam pembelajaran IPA.
66
Tabel 16
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Bugel 02 Pra Siklus
Ketuntasan Frekuensi Prosentase
Tuntas 7 46,6%
Tidak tuntas 8 53,4%
Jumlah 15 100%
Nilai tertinggi 76
Nilai terendah 30
Rata-rata 57,4
Berdasarkan tabel 16 tampak bahwa ketuntasan siswa sebelum diadakan
tindakan hanya 7 siswa yang tuntas dan 8 yang tidak tuntas terlihat pula ada
ketimpangan yang cukup besar antara nilai tertinggi 76 dengan nilai terendah
30.
4.1.2 Deskripsi Kondisi Awal Motivasi Siswa
Pada saat sebelum tindakan peneliti ingin mengetahui kondisi awal kelas 5
tentang motivasi belajar, maka peneliti menyebarkan angket kepada siswa kelas V
dan hasilnya terdapat pada tabel 17 sebagai berikut:
Tabel 17
Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Pada Kondisi Awal
Kategori Rentang Nilai Frekuensi Prosentase
ST 69-73 4 26,6%
T 63-68 5 33,4%
S 57-62 5 33,4%
R 51-56 1 6,6%
Jumlah 15 100 %
Dari tabel 17 kondisi awal motivasi belajar siswa dapat dideskripsikan bahwa
siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi ada 4 anak (26,6%), siswa yang memiliki
67
motivasi tinggi ada 5 anak (33,4% ), siswa yang memiliki motivasi sedang ada 3 anak
(33,4% ), sedangkan siswa yang memiliki motivasi rendah ada 1 anak (6,6%).
4.2 Hasil Belajar
Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan batuan sub
pokok bahasan jenis-jenis batuan, ciri dan manfaatnya,proses terbentuknya, jenis-
jenis pelapukan, proses pembentukan tanah karena pelapukan. Dalam siklus 1 ini
dilakukan melalui dua kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut:
4.2.1 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan
Hasil evaluasi pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang
tepat untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Persiapan yang dilakukan
peneliti untuk melaksanakan pertemuan pertama ini adalah mempersiapkan
instrumen, alat dan bahan untuk penelitian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan baik.
1. Pelaksanaan Tindakan
a. Pertemuan pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 16 april 2013 melalui beberapa
kegiatan sebagai berikut :
1. Kegiatan awal
Sebelum pelajaran dimulai berdo’a terlebih dahulu, kemudian
mengabsen siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru bertanya kepada siswa :
“Anak-anak pada pertemuan kemarin ibu telah menugaskan kalian untuk membawa
batu, apa ada yang membawa batu? Batu-batu apa saja yang telah kalian bawa?”
setelah kegiatan itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan
2. Kegiatan inti
Guru mengadakan tanya jawab untuk menggali pengetahuan awal siswa
tentang manfaat batuan dalam kehidupan sehari-hari kemudian guru
mendemonstrasi jenis-jenis batuan menggunakan alat peraga nyata. Setelah itu guru
meminta siswa dibagi kelompok guru mengarahkan tugas yang akan dilakukan
68
kemudian siswa berdiskusi dengan teman kelompok. Perwakilan kelompok
membacakan hasil diskusi kelompoknya.
3. Kegiatan akhir
Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan. Siswa mencatat hasil kesimpulan. Kemudian guru
mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
b. Refleksi dan tindak lanjut
Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada siklus 1 pertemuan pertama
terdapat 5 siswa yang tuntas dan 10 siswa belum tuntas belajar, sehingga perlu
diadakan perbaikan pembelajaran.
Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar
pada pembelajaran siklus 1 siswa sudah aktif akan tetapi beberapa siswa tingkat
keaktifannya masih kurang dan perhatian siswa dalam materi pembelajaran kurang
serta masih ada 66,6% siswa belum tuntas belajar. Hal tersebut dikarenakan interaksi
guru dengan siswa belum optimal dalam proses pembelajaran di kelas, masih terdapat
beberapa anak saat mengikuti pelajaran tidak mendengarkan penjelasan dan arahan
dari guru serta motivasi belajarnya masih kurang.
Berdasarkan hasil yang terjadi pada siklus 1 pertemuan pertama , rata-rata nilai
belum mencapai KKM (65) maka akan diperbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran
siklus 1 pertemuan kedua agar hasil belajar siswa yang dicapai secara optimal. Hal-
hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki atau menindak lanjuti pembelajaran
pada siklus berikutnya antara lain dengan cara : memotivasi siswa dengan memberi
pujian ketika siswa menjawab pertanyaan dengan benar.
a. Pertemuan kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 20 April 2013 melaluibeberapa
kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
Sebelum masuk pada materi guru bertanya kepada siswa tentang
kegiatan/materi pelajaran sebelumnya. Sebagai apersepsi guru bertanya ” anak-anak
69
apakah kalian pernah melihat kayu yang sudah busuk? Bagaimana keadaan kayu
tersebut?”. Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan serta
tujuannya.
2. Kegiatan inti
Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang
siswa. Guru mengarahkan tugas yang akan dilakukan dalam diskusi kelompok.
Kemudianguru membagi amplop yang berisi soal diskusi kelompok. Hasil diskusi
dibacakan oleh perwakilan kelompok.
3. Kegiatan akhir
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang
belum dipahami. Kemudianguru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan
yang telah dilakukan.Kemudianguru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang
telah dilakukan.
b. Hasil Observasi Siklus 1 pertemuan I dan II
Pertemuan I dan II pada siklus 1 dilakukan pengamatan atas kinerja guru
dalam melaksanakan pembelajaran model pembelajaran contextual teaching and
learning (CTL). Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Pengamatan lebih difokuskan
pada kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran contextual teaching and
learning (CTL) pada mata pelajaran IPA, pertemuan pertama berdasarkan hasil skor
penilaian yang berjumlah 73 atau persentasenya adalah 84,21% dengan kriteria
cukup. Pertemuan kedua berdasarkan hasil skor penilaian yang berjumlah 76 atau
persentasenya adalah 88,93% yaitu dengan kriteria baik.
70
Tabel 18
Penilaian Hasil Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menggunakan Model
Pembelajaran contextual teaching and learning(CTL) Siklus 1
Materi Pertemuan Total skor persentase Kriteria
Jenis-jenis
Batuan
1 73 84,21% Cukup
2 76 88,93% Baik
c. Refleksi dan tindak lanjut
Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada siklus 1 pertemuan kedua
terdapat 10 siswa yang tuntas dan 5 siswa belum tuntas belajar, sehingga perlu
diadakan perbaikan pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui
bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus 1 pertemuan kedua siswa
sudah aktif akan tetapi beberapa siswa tingkat keaktifannya masih kurang dan
perhatian siswa dalam materi pembelajaran kurang serta masih ada 33,4% siswa
belum tuntas belajar.
Hal tersebut dikarenakan interaksi guru dengan siswa belum optimal dalam
proses pembelajaran di kelas, Keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat
pada kelompok masih belum berani. Untuk menindak lanjuti dilakukan cara
Memberi motivasi pada siswa agar berani dalam berpendapat dalam diskusi
kelompok.
3. Hasil Tindakan /penelitian
1. Data Temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus 1
Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang
telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus 1.Hasil analisis pengamatan tes
pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 yang telah dilakukan diperoleh hasil yang
tersaji pada tabel 4.3 di bawah ini :
71
Tabel 19
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Bugel 02 siklus 1
Ket Ketuntasan Frekuensi Prosentase
Tuntas 10 66,6%
Tidak tuntas 5 33,4%
Jumlah 15 100%
Nilai tertinggi 80
Nilai terendah 42
Nilai rata-rata 67,8
Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 1 adalah 67,8
meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 57,4. Jumlah siswa yang
tuntas belajarnya pada siklus 1 meningkat menjadi 10 siswa, sementara pada pra
siklus 7 siswa. Nilai tertinggi diperoleh siswa pada siklus 1 sudah ada yang
mencapai nilai tertinggi yaitu 80, nilai terendah 42. Perolehan hasil belajar IPA
siswa kelas 5 SDN Bugel 02 dengan menerapkan metode Pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) jumlah siswa yang nilainya ≥ 65 atau yang
memenuhi KKM.
Siswa yang tuntas pada siklus 1 mencapai 66,6% atau 10 siswa, sedangkan
siswa yang belum tuntas hasil belajarnya 33,4% atau 5 siswa meningkat
dibandingkan hasil belajar pra siklus. Karena menurut Marsiti (2008) metode
Contextual Teaching and Learning (CTL) mampu meningkatkan hasil belajar siswa
namun demikian di peroleh pada siklus 1 belum mencapai standar yang telah di
tetapkan pada indikator kinerja pada penelitian ini. Indikator keberhasilan penelitian
ini dianggap berhasil apabila 12 nilainya tuntas dalam kelas atau ketuntasan klasikal
80%. Dari data dapat diperoleh informasi bahwa siswa yang telah tuntas pada
siklus 1 mencapai 66,6% (10 siswa), oleh karena itu penelitian dilanjutkan dengan
mempersiapkan siklus II.
72
4). Hasil Refleksi
Pembelajaran IPA kelas V siklus 1 ini belum berhasil sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Nilai yang diperoleh pada siklus 1 terendah 42, nilai tertinggi 80
dan nilai rata-rata 57,4 yang sudah memenuhi KKM sebanyak 10 anak sedangkan
yang belum memenuhi KKM sebanyak 5 anak. Hal tersebut berarti belum mencapai
ketuntasan belajar secara klasikal. Hasil diskusi guru dengan observer dapat
mengungkapakan faktor penyebab kekurang keberhasilan dalam pembelajaran
yaitu:
Pertemuan pertama,pembelajaran menggunakan metode pembelajaran
Contextual Teaching and Learningmasih cukup baik. Karena guru tidak
memanfaatkan waktu dengan baik, sehingga siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran tidak efektif. Masih banyak kegiatan yang direncanakan belum
dilakukan. Sehingga pada pertemuan kedua dan ketiga guru harus berusaha
melakukan kegiatan pembelajaran dengan maksimal.
Pada pertemuan kedua hampir semua kegiatan yang direncanakan dilakukan
akan tetapi belum maksimal. Sehingga pada siklus ke 2 guru harus seoptimal
mungkin melakukan kegiatan pembelajaran.
Ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 yaitu 66,6% siswa tuntas meningkat
dibandingkan dengan ketuntasan belajar siswa sebelum diadakan tindakan yaitu
53,4%. Rata-rata siklus 1 mencapai 67,8, sedangkan rata-rata siswa pra siklus 57,4.
Hasil belajar siswa siklus 1 belum sesuai dengan indikator keberhasilan dalam
penelitian yaitu siswa tuntas mencapai 12 atau 80%. Sehingga perlu ada perbaikan
dalam pembelajaran metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siklus
2.
4.2.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Praktek pembelajaran dilaksanakan dengan pokokbahasan jenis-jenis
tanah dan proses pembentukanya. Siklus II ini dilakukan melalui dua pertemuan
dengan rincian sebagai berikut :
1. Perencanaan
73
Hasil refleksi pada siklus I dengan observer menjadi salah satu
pertimbangan untuk melaksanakn pembelajaran yang lebih baik lagi dari
sebelumnya. Persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan pertemuan pada
siklus II ini adalah dengan mempersiapkan instrumen, alat dan bahan untuk
penelitian agar efektifitas pembelajaran dapat meningkat dibanding pada siklus
I.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Pertemuan Pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 23April 2013 melalui
beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
Sebelum pelajaran dimulai berdoa terlebih dahulu, kemudian
mengabsen siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru bertanya pada siswa
tentang kegiatan/materi sebelumnya setelah itu guru menjelaskan tentang
kegiatan yang akan dilakukan.
2. Kegiatan inti
Guru membagi siswa dalam 3 kelompok masing-masing kelompok 5
orang (seperti pada siklus I). Setelah itu guru mengarahkan tugas yang harus
dilakukan dalam diskusi kelompok. Kemudian guru membagikan amplop
yang berisi soal yang harus didiskusikan oleh masing-masing kelompok. Hasil
diskusi dibacakan oleh perwakilan kelompok dan kelompok lain
menanggapi.Guru membimbing siswa yang kesulitan.
3. Kegiatan akhir
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang belum dipahami. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru melakukan
refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
b. Refleksi dan tindak lanjut
74
Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada siklus II pertemuan
pertama terdapat 12 siswa yang tuntas dan 3siswa belum tuntas belajar,
sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan
pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran
siklus 2 pertemuan pertama siswa sudah aktif dan semangat dalam mengikuti
pembelajaran. Tindak lanjutnya dalam siklus ke II pertemuan kedua nilai
siswa harus meningkat lagi.
a. Pertemuan kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 27 April 2013 melalui
beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
Untuk mengawali pembelajaran guru bertanya kepada siswa tentang
kegiatan/materi sebelumnya. Setelah itu guru menjelaskan tentang kegiatan
yang akan dilakukan.
2. Kegiatan inti
Guru membagi siswa dalam 3 kelompok masing-masing kelompok 5
orang (seperti pada siklus I). Setelah itu guru mengarahkan tugas yang harus
dilakukan dalam diskusi kelompok. Kemudian guru membagikan amplop
yang berisi soal yang harus didiskusikan oleh masing-masing kelompok. Hasil
diskusi dibacakan oleh perwakilan kelompok dan kelompok lain
menanggapi.Guru membimbing siswa yang kesulitan.Setelah itu mengulas
sedikit tentang materi-materi yang sudah dipelajari.
3. Kegiatan akhir
Dalam pertemuankedua ini diadakan tes untuk mengetahuiseberapa
jauh pemahaman materi yang sudah diajarkan.
b. Hasil Observasi Sikuls 2 Pertemuan I dan II
75
Seperti pada pertemuan siklus 1, pada siklus 2 ini juga perlu dilakukan
pengamatan atas kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran model
pembelajaran contextual teaching and learning. Pengamatan dilakukan
dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru dan siswa dalam proses
belajar mengajar. Pengamatan lebih difokuskan pada kegiatan guru dalam
menerapkan model pembelajaran contextual teaching and learning pada mata
pelajaran IPA, pertemuan pertama berdasarkan hasil skor penilaian yang
berjumlah 82 atau persentasenya adalah 95,37% dengan kriteria cukup.
Pertemuan kedua berdasarkan hasil skor penilaian yang berjumlah 83 atau
persentasenya adalah 96,28% yaitu dengan kriteria baik.
Tabel 20
Penilaian Hasil Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menggunakan
Model Pembelajaran contextual teaching and learning Siklus 2
Materi Pertemuan Total
skor
persentase Kriteria
Jenis-jenis tanah
dan proses
pembentukannya
1 82 95,37% Baik
2 83 96,28% Baik
c. Refleksi dan Tindak Lanjut
Berdasarkan observasi dari pelaksanaan siklus 2 dalam kegiatan
pembelajaran siswa sudah cukup antusias dan aktif dibandingkan saat
pembelajaran siklus I, hal ini terjadi karena siswa sudah mengerti dan
pembelajaran pun menyenangkan. Selain itu juga siswa yang pada saat siklus I
tidak mau mendengarkan arahan dari guru pada siklus II ini sudah dapat
memperhatikan dengan baik.
Hasil dari tindakan Siklus II diperoleh hasil belajar IPA siswa kelas V
meningkat. Sehingga dapat dinyatakan penerapan metode pembelajaran
Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa
76
Kelas V pada mata pelajaran IPA. Hasil belajar tersebut menunjukkan
adanya kebenaran pernyataan dari Marsiti (2008) bahwa dengan
menggunakan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil
belajar karena menerapkan pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan
dunia nyata siswa sehingga mudah dipahami siswa.
1. Hasil Tindakan / Penelitian
(1) Data Temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Pada Siklus II Dapat
Dilihat Pada Tabel 21 Dibawah ini:
Tabel 21
Kategori Rentan nilai Frekuensi Prosentase
Sangat Tinggi 71-81 7 46,6%
Tinggi 59-70 4 26,6%
Sedang 47-58 3 20%
Rendah 35-46 1 6,6%
Jumlah 15 100 %
Dari tabel 21 siklus II motivasi belajar siswa dapat dideskripsikan
bahwa siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi ada 7 anak (46,6%), siswa
yang memiliki motivasi tinggi ada 4 anak (26,6% ), siswa yang memiliki
motivasi sedang ada 3 anak (20% ), sedangkan siswa yang memiliki motivasi
rendah ada 1 anak (6,6).
Pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus II diakhir
pembelajaran diadakan tes/evaluasi untuk mengukur ketuntasan belajar siswa.
Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 22 dibawah ini :
77
Tabel 22
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Bugel 02 Siklus II
Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus II adalah 63,5
meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus 57,4 dan siklus 1 67,8, jumlah
siswa yang tuntas belajarnya pada siklus 2 meningkat menjadi 14 siswa,
sementara pada pra siklus hanya 7 siswa dan siklus 1 yaitu 10 siswa. Tabel 4.6
menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Bugel 02
dengan penerapan Contextual Teaching and Learning pada siklus 2 dengan
jumlah siswa yang nilainya ≥ 65 atau yang memenuhi KKM sudah terlihat
sangat meningkat.
Tabel 22 menunjukan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa pada
siklus 2 sudah mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kenerja
pada penelitian ini. Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil
apabila 14 siswa dari 15 siswa kelas I tuntas hasil belajarnya. Dari data tersebut
dapat diperoleh informasi bahwa yang telah tuntas pada siklus II sudah
mencapai 93,4% (dari 15 siswa). Dari hasil data siklus II tersebut sudah
menunjukan keberhasilan ketuntasan belajar siswa yang sudah sesuai dengan
indikator keberhasilan penelitian dan mengalami peningkatan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran IPA meningkat dari pra siklus (46,6%) , siklus I
(66,6%) dan siklus II (93,4%).
Ketuntasan
Frekuensi Prosentase
1 Tuntas 14 93,4%
Tidak tuntas 1 6,6%
Jumlah 15 100%
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 50
Nilai rata-rata 67,8
78
(2) Data Temuan Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kelas 5 SDN
Bugel 02 pra siklus, siklus I dan siklus II
Tabel 23
Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN Bugel 02 Pra Siklus,
Siklus I Dan Siklus II
Ketuntasan
Pra siklus Siklus I Siklus II
Frekuensi Prosen
tase
Frekuensi Prosent
ase
FFrekuens
i
Prosen
tase
Tuntas 7 46,6% 10 66,6% 14 93,4%
Tidak tuntas 8 53,4% 5 33,4% 1 6,6%
Jumlah 15 100% 15 100% 15 100%
Nilai Tertinggi 70 80 100
Nilai terendah 30 42 50
Nilai rata-rata 57,4 67,8 91,4
Dari tabel 23 dapat dilihat bahwa ada kenaikan hasil belajar dari pra siklus
sampai siklus II. Nilai yang diatas KKM dari pra siklus 7 siswa meningkat pada
siklus I menjadi 10 siswa, meningkat lagi pada siklus II menjadi 14 siswa dari 15
siswa adanya peningkatan hasil belajar IPA tiap siklus setelah dilakukan metode
pembelajaran Contextual Teaching and Learning sangat mempengaruhi hasil belajar
siswa.
Berdasarkan tabel 23 diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dan ketuntasan
belajar siswa sebelum tindakan kelas dilaksanakan mengalami peningkatan dari
nilai rata-rata 57,4 dengan ketuntasan klasikal 46,6% siswa tuntas dan setelah
dilaksanakan tindakan dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning
(CTL) dalam pembelajaran rata-rata siklus I menjadi 67,8 dengan ketuntasan
belajar 66,6% siswa tuntas. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat
79
menjadi 91,4 dengan ketuntasan klasikal mencapai 93,4% siswa tuntas hasil
belajarnya.
(1) Hasil Refleksi
Pada akhir kegiatan siklus II diadakan refleksi proses pembelajaran yang telah
dilakukan. Kegiatan refleksi bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari
observer. Hasil refleksi tersebut adalah pembelajaran dalam menerapkan metode
Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siklus II pertemuan pertama sudah
sangat baik, untuk pertemuan berikutnya guru harus mengoptimalkan seluruh
kegiatan yang direncanakan agar hasilnya lebih baik lagi.
Pada pertemuan pertama siklus II siswa sudah terbiasa terhadap pembelajaran
dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) sehingga
pembelajaran dilakukan dengan siswa aktif bertanya dan siswa aktif dalam kelompok
diskusinya.
Pada pertemuan kedua yang dilakukan guru sudah bisa dikatakan berhasil, yang
dapat ditunjukan dari meningktanya hasil ketuntasan belajar siswa yaitu 14 siswa atau
93,4% siswa tuntas.Dapat disimpulkan pembelajaran yang dilakukan dalam
penerapan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siklus II berhasil
karena memperoleh penilaian pada pertemuan pertama adalah 80% meningkat
menjadi 93,4%.
4.5 Pembahasan
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui melalui penggunaan pembelajaran
contextual teaching and learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan
motivasi belajar pada mata pelajaran IPAmateri tentang batuan dan tahah di kelas 5
SD Negeri Bugel 02 kecamatan Sidorejo KotaSalatiga semester II tahun pelajaran
2012/2013. Hal ini ditunjukan terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada
pembelajaran siklus I, yaitu: siswa yang tuntas ada 10 siswa (66,6%), dan yang belum
tuntas ada 5 siswa (33,4%) dari nilai rata-rata ulangan harian 57,3% naik menjadi
67,8% pada postes siklus I, sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas ada 14 siswa
80
(93,4%), sedangkan yang belum tuntas ada I siswa (6,6%) dengan nilai rata-rata pada
siklus 1 72,6% naik menjadi 91,4 % pada siklus II. Sedangkan peningkatan motivasi
belajar siswa pada pembelajaran motivasi siswa pada kondisi awal yaitu sangat
tinggi 4 siswa (26,6), tinggi ada 5 siswa (33,4%), sedang 5 siswa (33,4%) dan yang
rendah 1 siswa (6,6%). Pada siklus II siswa yang mendapat nilai sangat tinggi ada 7
siswa (46,6%), tinggi ada 4 siswa (26,6%), sedang ada 3 siswa (20%) dan yang
rendah 1 siswa (6,6%). Jadi peningkatan motivasi belajar siswa dari yang sangat
tinggi dan dari kondisi awal 26,6% menjadi 46,6% pada siklus II.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran terdapat perubahan
positif pada siswa terutama motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran
batuan dan tanah yang dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa.
Johnson, 2003 CTL adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk
membantu siswa memahami makna yang ada pada bahan ajar yang mereka pelajari
dengan menghubungkan pelajaran dalam kontek kehidupan sehari-harinya dengan
kontek kehidupan pribadi, sosial dan kultural.
Pendapat yang dikemukakan oleh Johnson di atas juga selaras dengan yang
diterapkan oleh Maria Agustina, dengan judul penelitian: Penerapan Model
Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Tentang Lingkungan Alam dan Buatan dalam Pembelajaran IPS. Penelitian
tindakan kelas ini dilatar belakangi rendahnya motivasi belajar siswa, sehingga
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa sebagai akibat kurang menerapkan
keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didiknya
secara nyata. Hasil penelitian dari peneliti yang telah menerapkan contextual
teaching and learning(CTL) membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan hasil
belajar dikarenakan motivasi belajar siswa tinggi.Peningkatan hasil belajar IPA
didapatkan dari hasil perolehan nilai siswa di siklus I dan siklus II.
4.5.1 Siklus I
Siklus I dengan penggunaan pembelajaran contextualteaching and learning
(CTL) siswa yang mencapai KKM 65 sebanyak 10 siswa yang tuntas (66,6%), dan
81
yang belum tuntas ada 5 siswa (33,4%) dari nilai rata-rata ulangan harian 57,4%
naik menjadi 67,8%.
4.5.2 Siklus II
Siklus II dengan penggunaan pembelajaran contextual teaching and learning
(CTL) siswa yang mencapai KKM 65 ada 14 siswa yang tuntas (93,4%), sedangkan
yang belum tuntas ada I siswa (6,6%) dengan nilai rata-rata pada siklus 1ada 67,8%
naik menjadi 91,4 % pada siklus II.
Sedangkan peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran motivasi siswa
yaitu sangat tinggi 5 siswa (33,3), tinggi ada 6 siswa (40%), sedang 3 siswa (20%)
dan yang rendah 1 siswa (6,6%). Jadi peningkatan motivasi belajar siswa dari yang
sangat tinggi dan tinggi, sedang dan rendah.
Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar dan motivasi belajar dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penggunaan pembelajaran contextuaL
teaching and learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA tentang materi Tanah dan batuan di kelas V SD Negeri Bugel 02
Kecamatan Sidorejo KotaSalatiga semester II tahun pelajaran 2012/2013.