21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo adalah merupakan Rumah Sakit Tipe B milik Pemerintah Kota Gorontalo, sangat strategis dan menguntungkan dalam pengelolaannya. Kedudukan Kota Gorontalo sebagai Ibukota Provinsi Gorontalo dan secara geografis terletak dipusat wilayah Teluk Tomini, memudahkan masyarakat yang berada di luar kota gorontalo maupu di luar daerah untuk datang berobat di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. Hi. Aloei Saboe. Untuk itu terus dilakukan pembenahan-pembenahan baik dari segi sarana prasarana, Sumber Daya Manusia serta jenis pelayanan yang diberikan. Selain itu pula berbagai tantangan dan hambatan yang akan dihadapi kedepan nanti, yaitu : pertama, kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia dan merupakan investasi jangka panjang. Kedua, Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai kewajiban untuk melayani masyarakt miskin (public goods) baik dari Kota Gorontalo maupun dari daerah lain. Ketiga, Rumah Sakit Umum Daerah juga diperhadapkan oleh tuntutan segmen masyarakat yang mampu (privat goods) untuk profesional dalam memberikan pelayanan yang prima. Keempat, Rumah Sakit Umum Daerah harus dapat bersaing hal kualitas Sumber Daya Manusia. Kelima; Rumah Sakit Umum Daerah harus mampu mengembangkan perlatan teknologi di bidang kesehatan dan pengelolaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. Hi. Aloei Saboe Kota

Gorontalo adalah merupakan Rumah Sakit Tipe B milik Pemerintah Kota Gorontalo,

sangat strategis dan menguntungkan dalam pengelolaannya. Kedudukan Kota

Gorontalo sebagai Ibukota Provinsi Gorontalo dan secara geografis terletak dipusat

wilayah Teluk Tomini, memudahkan masyarakat yang berada di luar kota gorontalo

maupu di luar daerah untuk datang berobat di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR.

Hi. Aloei Saboe. Untuk itu terus dilakukan pembenahan-pembenahan baik dari segi

sarana prasarana, Sumber Daya Manusia serta jenis pelayanan yang diberikan. Selain

itu pula berbagai tantangan dan hambatan yang akan dihadapi kedepan nanti, yaitu :

pertama, kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia dan merupakan investasi jangka

panjang. Kedua, Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai kewajiban untuk melayani

masyarakt miskin (public goods) baik dari Kota Gorontalo maupun dari daerah lain.

Ketiga, Rumah Sakit Umum Daerah juga diperhadapkan oleh tuntutan segmen

masyarakat yang mampu (privat goods) untuk profesional dalam memberikan

pelayanan yang prima. Keempat, Rumah Sakit Umum Daerah harus dapat bersaing

hal kualitas Sumber Daya Manusia. Kelima; Rumah Sakit Umum Daerah harus

mampu mengembangkan perlatan teknologi di bidang kesehatan dan pengelolaan

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

manajemen yang modern. Keenam, Rumah Sakit Umum Daerah harus mampu

mandiri dalam menghadapi berbagai gejolak ekonomi lokak maupun global dan

inflasi input kesehatan yang saat ini secara fluktuasi terus terjadi. Ketujuh, Rumah

Sakit Daerah merupakan salah satu organisasi yang padat karya, beraneka ragam

profesi, memiliki multi fungsi serta padat modal.

Jumlah responden yang diperoleh dari tanggal 21 Mei-4 Juni 2013 penelitian

sebanyak 67 responden (anggota keluarga). Dalam hal ini untuk menentukan

responden dilihat dari kriteria inklusi, kemudian memberikan lembar persetujuan

responden, jika responden bersedia untuk menjadi diteliti dilakukan tehnik

wawancara atau membagikan kuesioner pada responden, dan untuk menentukan

hipertensi maupun tidak hipertensi di lihat dari hasil pemeriksaan pasien di poliklinik

penyakit dalam. Setelah semua data terkumpul dilakukan pengolahan data serta

menganalisis data yang didapatkan dengan menggunakan SPSS.

4.1.2 Analisis Univariat

Analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang

berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan data

kategori sehingga penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi dengan

persentase.

adapun variabel yang dianalisa dalam penelitian ini mencakup karakteristik

responden (jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan responden),

pengetahuan dan sikap tentang pencegahan hipertensi, serta kejadian hipertensi pada

pasien di poliklinik penyakit dalam RSUD Prof.Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

1. Karakteristik Responden

a. Gambaran Responden Menurut Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Distribusi frekuensi Responden berdasarkan jenis kelamin

di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 32 47.8

Perempuan 35 52.2

Total 67 100.0

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa dari 67 responden yang datang

di poliklinik penyakit dalam untuk jenis kelamin laki-laki sebanyak 32 responden

(47.8%) dan responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 35

responden (52.2%).

b. Gambaran Responden Menurut Kelompok Umur

Tabel 4.2

Distribusi frekuensi Responden berdasarkan Kelompok Umur

di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo

Kelompok Umur (Tahun) Frekuensi Persentase (%)

21 – 40 41 61.2

41 – 60 26 38.8

Total 67 100.0

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa dari 67 responden yang

datang di poliklinik penyakit dalam untuk kelompok Umur responden 21-40

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

Tahun merupakan responden yang paling banyak yaitu 41 responden (61.2%)

dan paling sedikit kelompok umur 40-60 tahun yaitu 26 responden (38.8%).

c. Gambaran Responden Menurut Status Keluarga

Tabel 4.3

Distribusi frekuensi Responden berdasarkan Status Keluarga

di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo

Status Keluarga Frekuensi Persentase (%)

Anak 15 22.4

Istri 29 43.3

Suami 14 20.9

Ibu 4 6.0

Ayah 3 4.5

Saudara 2 3.0

Total 67 100.0

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa dari 67 responden yang

datang di poliklinik penyakit dalam diperoleh hasil bahwa responden yang paling

banyak yaitu Istri sebanyak 29 responden (43.3%), sedangkan responden yang

paling sedikit yaitu saudara kandung sebanyak 2 responden (3.0%).

d. Gambaran Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 4.4

Distribusi frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

SD 17 25.4

SMP 13 19.4

SMA 25 37.3

Perguruan Tinggi 12 17.9

Total 67 100.0

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukan bahwa dari 67 responden yang

datang di poliklinik penyakit dalam diperoleh hasil bahwa responden yang

memiliki tingkat pendidikan tertinggi yaitu SMA sebanyak 25 responden

(37.3%), sedangkan responden yang memiliki tingkat pendidikan terendah yaitu

Perguruan Tinggi sebanyak 12 responden (17.9%).

e. Gambaran Responden Menurut Pekerjaan

Tabel 4.5

Distribusi frekuensi Responden berdasarkan Pekerjaan

di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

IRT 24 35.8

PNS 9 13.4

Petani 7 10.4

Wiraswasta 14 20.9

Pedagang 2 3.0

POLRI 1 1.5

Mahasiswa 5 7.5

Tidak Ada 5 7.5

Total 67 100.0

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa dari 67 responden yang

datang di poliklinik penyakit dalam, responden berdasarkan pekerjaan yang

paling banyak yaitu responden yang bekerja sebagai IRT yakni 24 responden

(35.8%), sedangkan yang paling sedikit yakni anggota POLRI sebanyak 1

responden (1.5%).

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

f. Gambaran Responden Menurut Pengetahuan

Tabel 4.6

Distribusi frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan

di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik 40 59.7

Cukup 18 26.9

Kurang 9 13.4

Total 67 100.0

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan bahwa dari 67 reponden di poliklinik

penyakit dalam RSUD Prof.Dr Aloei Saboe didapatkan bahwa responden dengan

pengetahuan baik sebanyak 40 responden (59.7%), responden dengan

pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (26.9%), dan sisanya responden

dengan pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (13.4%).

g. Gambaran Responden Menurut Sikap

Tabel 4.7

Distribusi frekuensi Responden berdasarkan Sikap di Poliklinik

Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo

Sikap Responden Frekuensi Persentase (%)

Baik 23 34.3

Cukup 33 49.3

Kurang 11 16.4

Total 67 100.0

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan bahwa responden pada anggota

keluarga pasien di poliklinik penyakit dalam RSUD Prof.Dr Aloei saboe,

didapatkan bahwa responden yang mempunyai sikap yang baik terhadap

pencegahan hipertensi sebanyak 23 responden (34.3%), reponden yang

mempunyai sikap yang cukup sebanyak 33 responden (49.3%), dan responden

yang mempunyai sikap yang kurang sebanyak 11 responden (16.4%).

h. Gambaran Responden Menurut Kejadian Hipertensi

Tabel 4.8

Distribusi frekuensi pasien berdasarkan Kejadian Hipertensi

di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo

Kejadian Hipertensi Frekuensi Persentase (%)

Tidak Hipertensi 38 56.7

Hipertensi 29 43.3

Total 67 100.0

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukan bahwa responden berdasarkan

kejadian hipertensi pada pasien di poliklinik penyakit dalam RSUD Prof.Dr

Aloei Saboe, dari 67 responden didapatkan responden anggota keluarganya yang

tidak ada riwayat hipertensi sebanyak 38 responden (56.7%), sedangkan

responden yang anggota keluarganya mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 29

responden (43.3%).

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

i. Gambaran kejadian hipertensi berdasarkan kelompok umur

Tabel 4.9

Gambaran Kejadian Hipertensi Berdasarkan Kelompok Umur

di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo

Kelompok

Umur (Tahun)

Kejadian Hipertensi Jumlah

Hipertensi Tidak Hipertensi

n % n % n %

21- 40 18 43.9 23 56.1 41 100.0

41- 60 11 42.3 15 57.7 26 100.0

Total 29 43.3 38 56.7 67 100.0

Berdasarkan Tabel 4.9 , menunjukan bahwa dari 41 responden yang

kelompok umur 21-40 tahun terdapat 18 (43.9%) responden yang anggota

keluarga hipertensi dan 23 (56.1%) tidak hipertensi. Untuk 25 responden yang

kelompok umur 41-60 tahun yaitu 11 responden yang anggota keluarganya

terdapat hipertensi (42.3%), dan 15 tidak hipertensi (57.7%).

j. Gambaran kejadian hipertensi berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.10

Gambaran Kejadian Hipertensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan

di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo

Tingkat

Pendidikan

Kejadian Hipertensi Jumlah

Hipertensi Tidak Hipertensi

n % n % n %

SD 5 29.4 12 70.6 17 100.0

SMP 5 38.5 8 61.5 13 100.0

SMA 14 56.0 11 44.0 25 100.0

PT 5 41.5 7 58.3 12 100.0

Total 29 43.3 38 56.7 67 100.0

Berdasarkan Tabel 4.10 , menunjukan bahwa dari 12 responden yang

berpendidikan perguruan tinggi terdapat 5 (41.3%) responden yang anggota

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

keluarga hipertensi dan 7 (58.3%) tidak hipertensi. Untuk 25 responden yang

berpendidikan SMA yaitu 14 responden yang anggota keluarganya terdapat

hipertensi (56.0%), dan 11 tidak hipertensi (44.0%). Untuk 13 responden

berpendidikan SMP yaitu 5 responden yang anggota keluarganya hipertensi

(38.5%) dan tidak hipertensi sebanyak 8 responden (61.5%). sedangkan untuk

17 responden yang berpendidikan SD terdapat 5 responden yang anggota

keluarganya hipertensi (29.4%), dan tidak hipertensi 12 responden (70.6%).

k. Gambaran Kejadian hipertensi berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.11

Gambaran Kejadian Hipertensi Berdasarkan Tingkat Pekerjaan

di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo

Pekerjaan

Kejadian Hipertensi Jumlah

Hipertensi Tidak Hipertensi

n % n % n %

IRT 7 29.2 17 70.8 24 100.0

PNS 5 55.6 4 44.4 9 100.0

Petani 3 42.9 4 57.1 7 100.0

Wiraswasta 7 50.0 7 50.0 14 100.0

Pedagang 2 100.0 0 0.0 2 100.0

POLRI 0 0.0 1 0.0 1 100.0

Mahasiswa 2 40.0 3 60.0 5 100.0

Tidak Ada 3 60.0 2 40.0 5 100.0

Total 29 43.3 38 56.7 67 100.0

Berdasarkan Tabel 4.11 , menunjukan bahwa dari 24 responden yang bekerja

sebagai IRT terdapat 7 (29.2%) responden yang angggota keluarga hipertensi dan

17 (70.8%) tidak hipertensi. Untuk 9 responden yang bekerja sebagai PNS yaitu 14

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

responden yang anggota keluarganya hipertensi (55.6%), dan 4 responden yang

anggota keluarganya tidak hipertensi (44.4%). Untuk 7 responden bekerja sebagai

Petani yaitu 3 responden yang anggota keluarganya hipertensi (42.9%) dan yang

anggota keluarganya tidak hipertensi sebanyak 4 responden (57.1%). Untuk 14

responden bekerja sebagai wiraswasta yaitu 7 responden yang anggota keluarganya

hipertensi (50.0%) dan responden yang anggota keluarganya tidak hipertensi

sebanyak 7 responden (50.0%). Untuk 2 responden yang bekerja sebagai pedagang

terdapat 2 responden yang anggota keluarganya hipertensi (100.%), dan tidak

ditemukan responden yang anggota keluarganya tidak hipertensi. untuk anggota

POLRI ditemukan 1 responden yang anggota keluarganya tidak hipertensi (100%).

untuk 5 responden ditemukan 2 orang mahasiswa yang anggota keluarganya

hipertensi (40%), dan 3 responden yang anggota keluarganya tidak hipertensi (60%).

Sedangkan 5 responden bekerja sebagai wiraswasta yaitu 3 responden yang anggota

keluarganya hipertensi (60.0%) dan responden yang anggota keluarganya tidak

hipertensi sebanyak 2 responden (40.0%).

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

4.1.3 Analisis Bivariat

1. Hubungan pengetahuan keluarga tentang pencegahan dengan kejadian

hipertensi

Tabel 4.12

Hubungan Pengetahuan Keluarga tentang Pencegahan dengan Kejadian

Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe

Kota Gorontalo

Pengetahuan

responden

Kejadian Hipertensi Jumlah

p Value X2 Hipertensi Tidak Hipertensi

n % n % n %

Kurang 4 44.4 5 55.6 9 100.0

0.011

9.020

Cukup 13 72.2 5 10.2 18 100.0

Baik 12 30.0 28 70.0 40 100.0

Total 29 43.3 38 56.7 67 100.0

Berdasarkan tabel 4.12, menunjukan bahwa dari 40 responden yang

berpengetahuan baik tentang pencegahan yaitu yang anggota keluarganya tidak

hipertensi 28 responden (70.0%), dan yang anggota keluarganya hipertensi sebanyak

12 responden (30.0%). Untuk 18 responden yang berpengetahuan cukup yaitu 5

responden yang anggota keluarganya tidak hipertensi (27.8%), dan 13 responden

yang anggota keluarganya memiliki hipertensi (72.2%). Sedangkan 9 responden

berpengetahuan kurang yaitu 5 responden yang anggota keluarganya tidak hipertensi

(55.6%) dan responden yang anggota keluarganya menderita hipertensi sebanyak 4

responden (44.4%).

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.12 diatas yang diperoleh nilai Chi

Square hitung (9.020) sedangkan nilai Chi Square tabel (5.991). pada penelitian ini

diperoleh nilai Chi Square hitung lebih besar dari Chi Square tabel. Sedangkan untuk

nilai p value diperoleh sebesar 0.011 dimana nilai p value lebih kecil dari nilai alpa

0.05. Hal ini menyatakan bahwa H0 ditolak yang artinya ada hubungan antara

pengetahuan keluarga tentang pencegahan dengan kejadian hipertensi.

2. Hubungan sikap keluarga tentang pencegahan dengan kejadian hipertensi

Tabel 4.13

Hubungan Sikap Keluarga tentang Pencegahan dengan Kejadian Hipertensi

di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo

Sikap

Responden

Kejadian Hipertensi Jumlah

p Value X

2

Hipertensi Tidak Hipertensi

N % n % n %

Kurang 8 72.7 3 27.3 11 100.0

0.014 8.597 Cukup 16 48.5 17 51.5 33 100.0

Baik 5 21.7 18 78.3 23 100.0

Total 29 43.3 38 56.7 67 100.0

Berdasarkan tabel 4.12, menunjukan bahwa 23 responden yang bersikap baik

tentang pencegahan terhadap anggota keluarga yang tidak hipertensi 18 responden

(78.3%) dibandingkan dengan responden yang anggota keluaranya hipertensi yakni 5

responden (21.7%). Untuk 33 responden yang bersikap cukup tentang pencegahan

terhadap anggota keluarga yang tidak hipertensi yakni 17 responden (51.5%) dan

yang anggota keluarganya hipertensi yakni 16 responden (48.5%). sedangkan 11

responden yang bersikap kurang tentang pencegahan pada anggota keluarga yang

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

tidak hipertensi yakni 3 responden (27.3%) dibandingkan dengan responden yang

anggota keluarganya hipertensi sebanyak 8 responden (72.7%).

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.13 diatas yang diperoleh nilai Chi

Square hitung (8.597) sedangkan nilai Chi Square tabel (5.991). pada penelitian ini

diperoleh nilai Chi Square hitung lebih besar dari Chi Square tabel. Sedangkan untuk

nilai p value diperoleh sebesar 0.014 dimana nilai p value lebih kecil dari nilai alpa

0.05. Hal ini menyatakan bahwa H0 ditolak yang artinya ada hubungan antara sikap

keluarga tentang pencegahan dengan kejadian hipertensi.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap

keluarga tentang pencegahan hipertensi dengan kejadian hipertensi di poliklinik

penyakit dalam RSUD Prof.Dr Aloei Saboe Kota Gorontalo.

4.2.1 Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa jenis kelamin dari 67 responden yang

datang di poliklinik penyakit dalam untuk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak

32 responden (47.8%) dan responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 35

responden (52.2%). Hal ini dikarenakan responden yang datang bersama anggota

keluarganya yang sakit di poliklinik lebih banyak suami istri.

Menurut Karyadi (2002), menyatakan bahwa dimana kejadian hipertensi

biasanya lebih banyak pada laki-laki dari pada perempuan, dikarenakan laki-laki

memiliki gaya hidup yang cenderung meningkatkan tekanan darah. Namun pada

perempuan dewasa mempunyai prevalensi hipertensi yang lebih tinggi dari pada laki-

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

laki hal ini umumnya disebabkan karena perempuan mengalami kehamilan dan

menggunakan alat kontrasepsi hormonal.

Berdasarkan kelompok Umur responden menunjukan bahwa dari 67

responden yang datang di poliklinik penyakit dalam diperoleh hasil bahwa responden

yang lebih banyak yaitu responden kelompok umur 21-40 yakni 41 responden

(61.2%), sedangkan yang terkecil responden yang kelompok umur 41-60 sebanyak 26

responden (38.8%).

Menurut Notoatmodjo (2003), umur merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pembentukan pengetahuan, makin tua umur seseorang makin

konstruktif dalam menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi.

Dari segi pendidikan menunjukan bahwa dari 67 responden yang datang di

poliklinik penyakit dalam diperoleh hasil bahwa responden yang memiliki tingkat

pendidikan tertinggi yaitu SMA sebanyak 25 responden (37.3%), sedangkan

responden yang memiliki tingkat pendidikan terendah yaitu Perguruan Tinggi

sebanyak 12 responden (17.9%). dengan demikian pendidikan sangat penting bagi

masyarakat, karena masyarakat yang berpendidikan akan mempunyai pengetahuan

yang baik dan bisa mencegah masalah kesehatan yang di dapatkan.

Berdasarkan Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa tingkat pendidikan

menentukan mudah tidaknya menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka

peroleh dan pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik

pengetahuannya.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

Sebagian besar responden yang datang di poliklinik penyakit dalam bekerja

sebagai IRT yakni 24 responden (35.8%), sedangkan yang paling sedikit yakni

anggota POLRI sebanyak 1 responden (1.5%),

Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden yang datang di poliklinik

penyakit dalam adalah responden yang sudah tidak bekerja lagi, ini dikarenakan

sebagian besar responden ini adalah ibu-ibu rumah tangga.

4.2.2 Pengetahuan Keluarga tentang Pencegahan dengan Kejadian Hipertensi

Faktor predisposisi (predisposing faktors) merupakan faktor yang sangat

mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain

pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi. pada seseorang

dengan pengetahuan rendah dan berdampak pada perilaku pencegahan pada penderita

hipertensi. Seseorang dengan pengetahuan yang cukup tentang perilaku pencegahan

hipertensi maka secara langsung akan bersikap positif.

berkaitan dengan keluarga, Keluarga merupakan unit terkecil yang dapat

mempengaruhi kelompok yang lebih besar termasuk masyarakat. Anggota keluarga

yang memiliki pengetahuan baik terhadap pencegahan hipertensi akan memberikan

pengaruh terhadap anggota keluarga yang lain. Keluarga memiliki tugas dalam

menunjang kesejahteraan dan kesehatan setiap anggota keluarganya masing-masing.

Seperti di jelaskan oleh Friedman dikutip oleh Wahit (2006), dalam buku bahwa

orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami

anggota keluarga. Selain itu, tugas dari keluarga adalah membuat keputusan tindakan

kesehatan yang tepat.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan keluarga

tentang pencegahan mempunyai hubungan dengan kejadian hipertensi, dimana uji chi

square yang dilakukan terhadap pengetahuan responden dengan kejadian hipertensi

di dapat hasil analisis data yang di peroleh nilai Chi Square hitung (9.020)

sedangkan nilai Chi Square tabel (5.991), maka dalam penelitian ini diperoleh nilai

Chi Square hitung lebih besar dari Chi Square tabel. Sedangkan untuk nilai p value

diperoleh sebesar 0.011 dimana nilai p value lebih kecil dari nilai alpa 0.05. Hal ini

menyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan keluarga tentang pencegahan dengan kejadian

hipertensi.

Berdasarkan gambaran pengetahuan keseluruhan didapatkan ada 40 responden

atau 59.7% yang berpengetahuan baik dari 67 responden.

Sedangkan berdasarkan hubungan pengetahuan keluarga dengan kejadian

hipertensi untuk 29 responden yang pasien hipertensi sebagian besar berpengetahuan

cukup yakni 13 responden. dan 38 responden yang pasien tidak hipertensi sebagian

besar berpengetahuan baik yakni 28 responden.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah pengetahuan keluarga maka

peluang untuk terkena hipertensi semakin tinggi, begitupun sebaliknya, ditunjang

dengan kesadaran yang baik serta perspesi yang benar juga akan berdampak terhadap

upaya pencegahan yang baik pula. Ini terbukti dari hasil wawancara peneliti dengan

responden didapatkan pengetahuan responden tentang hipertensi ini hanya pada batas

mengetahui saja. Namun belum memiliki kesadaran dalam hal pencegahan terhadap

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

hipertensi. Hal ini disebabkan sebagian besar hipertensi masih dinggap penyakit yang

kurang berbahaya, mereka tidak melihat dampak selanjutnya dari hipertensi tersebut.

hal ini terlihat dari sebagian responden yang mengatakan bahwa “masakan yang tidak

dibumbui dengan garam masakan itu tidak enak”, sehingga perlu kesadaran

masyarakat terhadap hal-hal yang harus dilakukan pada anggota keluarganya

hipertensi. Seperti, mengurangi asupan garam disetiap makanan yang dimasak,

mengurangi makanan yang bersantan, serta makanan-makanan dalam kemasan yang

dapat menaikan tekanan darah.

Selain itu juga responden kurang mengetahui bahwa untuk mengontrol

hipertensi harus dilakukan pengukuran tekanan darah minimal 1 minggu/bulan sekali,

jadi hal ini memerlukan pengawasan dari keluarga tersebut. Tetapi sebagian besar

yang peneliti dapatkan ternyata responden mendampingi anggota keluarganya ke

poliklinik pada saat timbul tanda dan gejala hipertensi.

Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang baik dan

sikap yang tepat mendorong keluarga untuk berperilaku yang tepat dalam hal ini

pencegahan pada penderita hipertensi, dimana perilaku biasanya dipengaruhi oleh

respon individu terhadap stimulus atau pengetahuan yang bersifat baik, sedang,

buruk, positif, negatif yang tergantung bagaimana reaksi individu untuk merespon

terhadap suatu stimulus yang ada pada suatu tindakan atau perilaku.

Terlihat juga dari segi pendidikan bahwa sebagian besar yaitu 14 responden

mempunyai anggota keluarga hipertensi dari 25 responden yang berpendidikan SMA,

hal ini berbanding terbalik dengan responden yang berpendidikan SD dimana ada 12

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

responden yang keluarganya tidak hipertensi dari 17 responden, karena banyak juga

responden yang berpendidikan SD mempunyai pengetahuan yang baik. sehingga

tidak selamanya pendidikan keluarga yang tinggi bisa meminimalkan kejadian

hipertensi, begitupun sebaliknya pada keluarga yang berpendidikan rendah.

Hal ini juga di sebabkan karena ditinjau dari segi pekerjaan bahwa yang

berpendidikan SD sebagian besar bekerja sebagai IRT, sehingga informasi-informasi

yang didapat dari tetangga, masyarakst, dan petugas kesehatan tentang hipertensi

lebih banyak diketahui dibandingkan dengan orang yang berpedndidikan SMA yang

sebagian besar terlalu banyak mengurusi pekerjaannya, sehingga informasi yang

didapat tetang hipertensi lebih sedikit atau bahkan tidak ada karena kesibukannya

untuk bekerja.

Terbatasnya pengetahuan tetang pencegahan hipertensi berpengaruh langsung

pada perilaku sehari-hari yang bisa mengakibatkan tidak terkontrolnya tekanan darah

dan dapat menyebabkan hipertensi kembali. Menghadapi hal tersebut maka perlu

dipikirkan upaya untuk meningkatkan pengetahuan keluarga maupun penderita

hipertensi. misalnya petugas kesehatan memberi penjelasan yang mendetail tentang

hal-hal yang berhubungan dengan hipertensi.

Hal ini sinkron dengan pendapat yang dikemukakan oleh Watson (2003),

bahwa pengetahuan keluarga tentang perawatan maupun dalam pencegahan bagian

terpenting dalam memperbaiki kesehatan tersebut yang mencakup pengetahuan

mengenai perawatannya maupun pencegahannya. Peran serta keluarga serta tanda-

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

tanda yang perlu diwaspadai. Dengan pengetahuan tersebut diharapkan keluarga

dapat bermotivasi untuk menjaga dengan baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan berhubungan dengan

kejadian hipertensi. Semakin baik pengetahuan keluarga maka akan semakin baik

perawatan yang diberikan kepada pasien hipertensi, demikian pula sebaliknya.

4.2.3 Sikap Keluarga Tentang Pencegahan dengan Kejadian Hipertensi

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan

predisposisi tindakan suatu perilaku. suatu sikap pada diri individu belum tentu

terwujud dalam suatu tindakan nyata. sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya

dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup (sunaryo, 2004). dengan

demikian sikap salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap nilai kesehatan

individu serta dapat menentukan cara pencegahan yang tepat untuk penderita

hipertensi.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai Chi Square hitung (8.597)

sedangkan nilai Chi Square tabel (5.991), maka diperoleh nilai Chi Square hitung

lebih besar dari Chi Square tabel. Sedangkan untuk nilai p value diperoleh sebesar

0.014 dimana nilai p value lebih kecil dari nilai alpa 0.05. Hal ini menyatakan bahwa

H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan antara sikap tentang

pencegahan dengan kejadian hipertensi. Dengan demikian untuk meningkatkan

kekuatan dalam melakukan pencegahan pada penderita hipertensi salah satunya

dengan adanya keterlibatan, dimana keluarga dapat melakukan pencegahan dengan

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

tujuan untuk meningkatkan kesehatan pasien hipertensi sehari-harinya dan tercipta

status kesehatan yang optimal.

Berdasarkan hasil tersebut peneliti berpendapat bahwa dari 29 responden

yang anggotanya hipertensi ada sebagian besar mempunyai sikap yang cukup dan

kurang. Hal ini dikarenakan sikap dari keluarga yang kurang memperhatikan anggota

keluarga yang hipertensi. Hal itu dibuktikan dari pekerjaan responden yaitu lebih

banyak di luar rumah dibandingkan didalam rumah, itu terlihat dari tingginya

pekerjaan PNS maupun wiraswasta, sehingga pasien hipertensi jarang mendapat

perhatian lebih dari keluarga tersebut. Begitu juga pada pola makan pasien hipertensi,

keluarga kurang memperhatikan dan membiarkan pasien hipertensi mengkonsumsi

makanan-makanan yang mengandung kolesterol atau berlemak, garam serta

makanan-makanan yang berkemasan, sehingga pola makan dari pasien tersebut tidak

sehat dan menyebabkan terjadinya hipertensi.

Dengan demikian, Sikap keluarga yang perduli sangat diperlukan untuk

menghadapi yang membutuhkan perhatian. dalam dukungan emosional yang meliputi

rasa empati, kepedulian dan perhatian terhadap anggota keluarga yang sakit. Dengan

perhatian yang lebih maka penderita hipertensi merasa tidak sendiri dalam

menghadapi penyakit, karena penyakit hipertensi merupakan penyakit seumur hidup

dan perawatannya pun seumur hidup. Dengan demikian diperlukan pencegahan

secara maksimal, salah satunya yang sangat berpengaruh yaitu kebiasaan pola makan

dimana semakin tidak sehat pola makan seseorang maka peluang untuk terjadinya

kejadian hipertensi semakin tinggi.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/5114/9/2013-1-14201-841409021-bab4... · berhubungan dengan kejadian hipertensi. dalam penelitian ini menggunakan

Hal ini juga sesuai dengan teori sunaryo(2004), mengungkapkan bahwa sikap

yang dimiliki baik keluarga maupun penderita sendiri atau perilaku tersebut akan

memberikan dampak pada kesehatan penderita itu sendiri. pengalaman pribadi

menjadi dasar pembentukan dari sikap seseorang yang akan membawa pengaru

terhadap kesehatan.