66
46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi PraSiklus/Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi PraSiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil belajar pembelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus I, pada bagian deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II. 4.1.1 Deskripsi PraSiklus / Kondisi Awal Penelitian ini dilakukan di SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga memiliki tenaga pendidik dan kependidikan dengan jumlah 14 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah, 6 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen, 1 Guru Mata Pelajaran PenjasOrkes, 4 Guru Wiyata Bhakti. Kepala Sekolah berlatar belakang pendidikan S2 dan seluruh guru yang mengampu di SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga mempunyai latar belakang pendidikan S1. Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 33 siswa pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1. mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan dan Kompetensi Dasar (KD) 7.2. mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Mata Pelajaran IPA di kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga diampu oleh guru kelas 5 yaitu Ibu Sugiyarti, S.Pd.SD. Beliau mengampu seluruh mata pelajaran yang diajarkan di kelas 5 kecuali untuk mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

  • Upload
    doque

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi

PraSiklus/Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

PraSiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil

belajar pembelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian.

Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan

penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan

observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama halnya

dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus I, pada bagian deskripsi

siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan

observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.

4.1.1 Deskripsi PraSiklus / Kondisi Awal

Penelitian ini dilakukan di SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga pada Semester II

Tahun Pelajaran 2014/2015. SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga memiliki tenaga

pendidik dan kependidikan dengan jumlah 14 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah,

6 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, 1 Guru Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Kristen, 1 Guru Mata Pelajaran PenjasOrkes, 4 Guru

Wiyata Bhakti. Kepala Sekolah berlatar belakang pendidikan S2 dan seluruh guru

yang mengampu di SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga mempunyai latar belakang

pendidikan S1. Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 5 SD N Sidorejo

Kidul 02 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 33 siswa

pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1. mendeskripsikan

proses pembentukan tanah karena pelapukan dan Kompetensi Dasar (KD) 7.2.

mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Mata Pelajaran IPA di kelas 5 SD N Sidorejo

Kidul 02 Salatiga diampu oleh guru kelas 5 yaitu Ibu Sugiyarti, S.Pd.SD. Beliau

mengampu seluruh mata pelajaran yang diajarkan di kelas 5 kecuali untuk mata

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

47

pelajaran yang telah diampu oleh guru mata pelajaran masing-masing yaitu PAI,

Bahasa Inggris, dan PenjasOrkes. Ibu Sugiyarti merupakan Sarjana Pendidikan

Guru Sekolah Dasar, beliau menempuh pendidikan pada masa jabatannya sebagai

seorang guru SD sehingga dalam hal kinerjanya sebagai seorang guru beliau cukup

berkompeten dalam bidangnya tersebut. Sebelum dilaksanakannya tindakan

penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi. Observasi

dilakukan pada hari rabu 4 Maret 2015 dengan mengamati pelaksanaan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas 5 di SD N Sidorejo Kidul

02 Salatiga. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran.

Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan hasil belajar yang rendah yang

diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya yaitu faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Tingkat kemampuan siswa

terhadap mata pelajaran IPA dan antusiasme siswa yang rendah dalam mengikuti

setiap proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor dari sisi siswa yang

menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA, kurangnya

antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari

karakteristik siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangku dan sibuk dengan

permainannya sendiri ketika guru mulai menyampaikan materi, siswa belum bisa

fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan cenderung mengacuhkan proses

pembelajaran yang sedang berlangsung. Keadaan semacam ini membentuk

karakteristik guru menjadi terlalu mendominasi di setiap proses belajar mengajar.

Dominasi guru di dalam kegiatan pembelajaran ini juga merupakan salah satu faktor

penyebab rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD N Sidorejo

Kidul 02 Salatiga, faktor penyebab lain yang berasal dari guru yang mengakibatkan

hasil belajar mata pelajaran IPA rendah diantaranya yaitu masih kurangnya

keterampilan guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran yang mampu

menumbuhkan antusiasme siswa untuk belajar, guru hanya menerapkan

pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab saja yang dianggap lebih

praktis. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru selama ini masih memposisikan

guru sebagai subjek yang utama, siswa hanya menjadi objek pasif untuk menerima

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

48

semua yang guru sampaikan. Pada pembelajaran IPA harus mengutamakan proses

pembelajarn karena IPA merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis,

penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang

melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap siswa

seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. Proses pembelajarannya

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Selain itu

melalui proses pembelajaran IPA tersebut dapat mengubah konsep dasar sains yang

dimiliki siswa berdasarkan fenomena-fenomena alam yang mereka lihat dalam

kehidupan sehari-hari menjadi konsep IPA yang ilmiah. Beberapa faktor tersebut

menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas 5 SD N

Sidorejo Kidul 02 Salatiga, hambatan-hambatan yang muncul tersebut

menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif sehingga

siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa cenderung jenuh

dan bosan di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih

mengarah pada aktivitas yang ada diluar kegiatan pembelajaran dan bukan kepada

materi pelajaran yang tengah sampaikan oleh guru. Kondisi yang demikian

berdampak pada perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA yang masih kurang dari

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65). Batas nilai KKM ≥ 65 merupakan KKM

dari SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga yang telah ditentukan oleh guru untuk mata

pelajaran IPA.

Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga

sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari data ulangan tengah semester mata

pelajaran IPA siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga semester II tahun

2014/2015. Data hasil ulangan IPA dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

49

Tabel 4. 1

Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran IPA

Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Kidul 02 Semester II

Tahun Pelajaran 2014/2015

Pra Siklus

No Skor Frekuensi Persentase (%)

1 20-34 3 9,10

2 35-49 4 12,12

3 50-64 11 33,33

4 65-79 10 30,30

5 80-94 5 15,15

Jumlah 33 100

Nilaia Rata-rata 61,09

Nilai Tertinggi 84

Nilai Terendah 22

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA

dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA masih

rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65), sebagian besar siswa masih memperoleh

nilai dibawah KKM 65. Sebanyak 18 siswa dari total keseluruhan 33 siswa masih

belum tuntas dalam mata pelajaran IPA, hanya ada 15 siswa yang berhasil tuntas

dengan perolehan nilai melebihi KKM 65. Dari tabel tersebut diketahui perolehan

nilai siswa pada rentang nilai antara 20-34 sejumlah 3 siswa dengan persentase

9,10% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 35-49 sejumlah 4 siswa dengan

persentase 12,12% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 50-64 sejumlah 11

siswa dengan persentase 33,33% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai

antara 65-79 sejumlah 10 siswa dengan persentase 30,30% dari jumlah keseluruhan

siswa, dan rentang nilai 80-94 sejumlah 5 orang siswa dengan persentase 15,15%

dari jumlah keseluruhan siswa. Dari daftar nilai pada kondisi awal (PraSiklus) nilai

tertinggi yang diperoleh siswa adalah 85 dan nilai terendah 22 (Untuk daftar nilai

ulangan harian IPA semester I dapat dilihat pada lampiran 1 nilai kondisi awal).

Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut:

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

50

Gambar 4.1

Diagram Linear Hasil Perolehan Nilai Mata Pelajaran IPA

Siswa Kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Semester II

Tahun Pelajaran 2014/2015

Pra Siklus

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) data hasil perolehan

nilai pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2

sebagai berikut :

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

No. Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. Tuntas ≥ 65 15 45,45 %

2. Belum Tuntas < 65 18 54,55%

Jumlah 100 %

Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat diketahui

bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥

65) sejumlah 18 siswa atau 54,55% dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 15 siswa dengan persentase 45,45%

dari total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase

jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan

jumlah siswa yang belum berhasil. mencapai kentutasan minimal. Ketuntasan belajar

siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut:

9,09%12,12%

33,33%30,30%

15,15%

02468

1012

20-34 35-49 50-64 65-79 80-94

Jml S

isw

a

Rentang Nilai

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

51

Gambar 4.2

Diagram Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai ulangan

mata pelajaran IPA semester II siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga maka

peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan

model pembelajaran Children Learning in Sciense, sebagai upaya untuk

meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

Proses belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02

Salatiga sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari penilaian RPP pada mata

pelajaran IPA yang ada pada buku administrasi sekolah semester II tahun

2014/2015. Hasil penilaian RPP IPA dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

45,45%54,55%

Tidak TuntasTuntas

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

52

Tabel 4.3

Hasil Penilaian RPP Pra Siklus

No Aspek yang diamati Skor penilaian Jumlah skor

1 2 3 4

1. Perumusan masalah 1,2,3 9

2. Rumusan kompetensi

dan indikatornya 4,5 6 10

3

Pemiliihan dan

pengorganisasian materi

ajar

8,9 10 7 11

4

Pemilihan sumber

belajar/media

pembelajaran

11,

12,

13

3

5 Strategi Pembelajaran

14,

15,

16

17 5

6 Penilaian hasil belajar 18,

19 20 7

Total 6 5 7 2 45

Ketegori Sangat

Kurang

Berdasarkan tabel 4.3 hasil penilaian RPP pra siklus dapat diketahui hasil

penilaian yang mendapat skor 1 sebanyak 6 item, indikator dengan jumlah skor 2

sebanyak 5 item, indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 7 item, indikator

yang memperoleh skor 4 sebanyak 2 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang

diperoleh 45. Pada perumusan masalah terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor

1, 2, dan 3 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu ialah 9 skor. Pada

aspek rumusan kompetensi dan indikatornya terdiri dari 3 indikator yaitu indikator

nomor 4, 5 memperoleh skor 3 dan nomor 6 memperoleh skor 4 sehingga jumlah

skor aspek dua ialah 10 skor. Pada aspek ketiga yaitu pemilihan dan

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

53

pengorganisasian materi ajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 7

memperoleh skor 4 dan indikator nomor 6, 7 memperoleh skor 1 dan nomor 10

memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga ialah 11 skor. Pada aspek

pemilihan sumber belajar/media pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu

indikator nomor 11, 12 dan 13 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek

empat ialah 3 skor. Pada aspek strategi pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu

indikator nomor 14, 15, 16 memperoleh skor 1 dan nomor 17 memperoleh skor 2

sehingga jumlah skor aspek lima ialah 5 skor. Pada aspek penilaian hasil belajar

terdiri dari 3 indikator yaitu nomor 18, 19 memperoleh skor 2 dan nomor 20

memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam ialah 7 skor. Total

keseluruhan skor hasil penilaian RPP pra siklus adalah 45 skor. Untuk lebih

jelasnya hasil penilaian RPP pra sikus dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut ini:

Gambar 4.3

Diagram Hasil Penilaian RPP Pra Siklus

4.1.2 Deskripsi Siklus I

Pada sub unit deskripsi siklus I ini, akan menguraikan tentang tahap

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan

refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi tiga

kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit.

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 5 6

SKo

r

Aspek yang Diamati

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

54

4.1.2.1 Tahap Perencanaan

Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh

peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan

pembelajaran dengan model pembelajaran Children Learning in Sciense meliputi

penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan

pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan

dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada

siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua,

dan ketiga, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit,

dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke-1 bulan April.

Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus I pertemuan pertama peneliti

menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran

Children Learning in Sciense dengan Kompetensi Dasar 7.1. mendeskripsikan

proses pembentukan tanah karena pelapukan. Penyusunan RPP didiskusikan

dengan Ibu Sugiyarti, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 dan sebagai guru kolaborator

dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan

waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran. Indikator pada

pertemuan pertama antara lain (1) mengidentifikasi jenis-jenis batuan berdasarkan

proses pembentukannya, (2) mengidentifikasi jenis-jenis batuan berdasarkan ciri-

cirinya, (3) menyebutkan manfaat batuan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah

indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan guru kolaborator

menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama.

Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama melalui

kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Children Learning in

Sciense ialah: (1) melalui pengamatan batuan, siswa dapat mengidentifikasi jenis-

jenis batuan berdasarkan proses pembentukannya, (2) melalui pengamatan gambar

batuan, siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis batuan berdasarkan ciri-cirinya, (3)

melalui pengamatan lingkungan sekolah siswa dapat menyebutkan manfaat batuan

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

55

dalam kehidupan sehari-hari. Dilanjutkan dengan menyiapkan materi pembelajaran

sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan didiskusikan bersama dengan guru

kolaborator tentang jenis-jenis batuan beku, sedimen dan malihan serta contoh dari

masing-masing jenis batuan. Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan

digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya. Media pembelajaran yang

digunakan ialah batu apung dari jenis batuan beku, batu kapur dari jenis batuan

sedimen, batu marmer dari jenis batuaan malihan dan media gambar berupa

gambar-gambar batuan (batu apung, batu obsidian, batu liparit, batu granit, batu

diorit, batu gabro, batu andesit, batu basal, batu breksi, batu pasir, batu lempung,

batu serpih, batu konglomerat, batu kapur, batu milonit, batu ganes, batu kuarsit,

batu marmer, batu sekis, batu sabak) yang dicetak pada kertas HVS dengan

laminating dan lingkungan sekolah yaitu ruang kelas 5. Selain itu peneliti juga

mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar

observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar kerja

pengamatan, dan handout materi pembelajaran tentang jenis-jenis batuan.

Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan

pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan harapan. (Untuk lebih

jelasnya lihat pada lampiran)

2) Pertemuan Kedua

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari

pertemuan pertama, yang membedakan ialah materi yang dipelajari. Pada

pertemuan kedua ini materi yang dipelajari ialah mengenai pelapukan batuan secara

fisika, kimia, dan biologi. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pada

pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk

pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

menggunakan model pembelajaran Children Learning in Sciense. Penyusunan RPP

masih didiskusikan dengan Ibu Sugiyarti, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 dan sebagai

guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Hal-hal yang didiskusikan

diantaranya mengenai indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan

digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan kedua antara

lain (1) mendiskripsikan proses pelapukan fisika, (2) mendiskripsikan proses

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

56

pelapukan biologi, (3) mendiskripsikan proses pelapukan kimia, (4) menyebutkan

contoh pelapukan batuan yang ada di lingkungan sekitar. Berdasarkan indikator

yang telah disusun peneliti dan guru kolaborator menyusun tujuan yang hendak

dicapai pada pembelajaran pertemuan kedua. Tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai pada pertemuan kedua melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Children Learning in Sciense ialah: (1) melalui pengamatan batuan

berlumut, siswa dapat mendiskripsikan pelapukan biologi dengan benar, (2) melalui

pengamatan besi yang berkarat siswa dapat mendefinisikan pelapukan kimia

dengan benar, (3) Melalui percobaan kelereng yang ditempatkan pada suhu yang

berbeda, siswa dapat mendefinisikan pelapukan fisika dengan benar, (4) melalui

pengamatan lingkungan sekolah siswa dapat menyebutkan contoh dari peristiwa

pelapukan batuan yang ada dilingkungan sekitar dengan benar. Setelah indikator

dan tujuan pembelajaran tersusun kemudian peneliti menyiapkan media yang akan

digunakan pada pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan kedua ini berupa batu

yang berlumut untuk pelapukan bilogi, besi berkarat untuk pelapukan kimia, dan

seperangkat alat praktikum pelapukan fisika ( kelereng, es, air panas, penjepit,

gelas). Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti

daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas

siswa, lembar kerja praktikum. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator

mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa

berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran)

3) Pertemuan Ketiga

Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga merupakan tindak

lanjut dari pertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran siklus I pertemuan ketiga ini

digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I, kegiatan ini dimaksudkan untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA setelah dilaksanakannya

tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Children Learning in

Sciense pada siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga. Materi yang diteskan

ialah materi yang telah dipelajari oleh siswa pada pertemuan pertama sampai

pertemuan kedua mengenai jenis-jenis batuan dan pelapukan batuan. Penyusunan

soal evaluasi juga telah didiskusikan sebelumnya bersama dengan Ibu Sugiyarti, S.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

57

Pd. SD selaku guru kolaborator. Soal yang diujikan pada siklus I berjumlah 20 soal

berbentuk pilihan ganda. Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peneliti

menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari

20 soal berbentuk pilihan ganda untuk 33 siswa, lembar jawab untuk 33 siswa, serta

ruang atau lokasi yang akan digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I yaitu

di ruang kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga. Sebelum mengadakan tes

evaluasi guru mengulang materi tentang jenis-jenis batuan dan pelapukan batuan

yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua. Setelah itu guru

mengadakan tes evaluasi selama 35 menit.

4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan tindakan

Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan penelitian meliputi

proses pembelajaran dan hasil tindakan siklus I. Rincian pelaksanaan tindakan

siklus I sebagai berikut :

(1) Proses Tindakan

Proses tindakan siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-

masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian proses

pelaksanaan tindakan sebagai berikut :

a Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan. pada hari

Rabu tanggal 1 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu

Sugiyarti, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga. Guru yang

di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan

pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Ibu Siti

Umi Hidiyah, S.Pd. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali

dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk

memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan

pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku

catatan,. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan

melakukan tanya jawab. Guru memberikan apersepsi dengan bercerita dan

menunjukkan sebuah batu. Kemudian guru memberikan pertanyaan “benda apakah

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

58

ini dan berasal dari mana?”. Dari berbagai jawaban siswa misalnya batu yang

berasal dari sungai, batu yang berasal dari gunung meletus, batu yang berasal dari

dalam tanah dan lain-lain guru memilih batu yang berasal dari sungai karena batu

diambil dari sungai. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai yaitu siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis batuan berdasarkan

proses pembentukannya, mengidentifikasi jenis-jenis batuan berdasarkan ciri-

cirinya, menyebutkan manfaat batuan dalam kehidupan sehari-hari dengan

Kompetensi Dasar (KD) 7.1. mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena

pelapukan. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan

inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan

eksplorasi, guru memberikan pertanyaan terbuka “apa saja jenis-jenis batuan

berdasarkan proses terbentuknya, apa saja macamnya dan bagaimana ciri-cirinya?”.

Guru meminta siswa menuliskan jawaban mereka pada buku catatan kemudian

dikumpulkan. Guru menggali pengetahuan siswa tentang jenis-jenis batuan

berdasarkan proses terbentuknya dengan tanya jawab menunjuk 5 siswa secara acak

dengan pertanyaan “apa saja yang kamu ketahui tentang jenis-jenis batuan

berdasarkan proses terbentuknya?”. Siswa menjawab batuan beku terbentuk karena

magma yang membeku, batuan endapan terbentuk karena pengendapan, batuan

malihan karena batu yang berubah bentuk. Kemudian guru memberikan pertanyaan

selanjutnya “apa saja macam-macam dari batuan tersebut?”. Siswa menjawab

batuan beku adalah batu apung, batuan endapan adalah batu kapur, batuan malihan

adalah batu marmer. Guru memilih batu apung kemudian memberikan pertanyaan

“bagaimana ciri-ciri batu apung?”. Siswa menjawab batu apung sangat keras, kasar,

berlubang, ringan, dapat mengapung di air.

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi guru membentuk siswa menjadi kelompok

kecil berjumlah 5-6 siswa setiap kelompoknya. Guru meminta siswa berdiskusi

dengan bertukar gagasan menjawab pertanyaan terbuka yang sudah diberikan. Guru

meminta perwakilan setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya.

Setelah semua kelompok menyapaikan hasil diskusinya, guru meminta siswa

membandingkan gagasannya dengan teori yang ada di buku paket. Guru

membimbing siswa untuk membandingkan gagasan awal yang dimiliki siswa

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

59

dengan teori ilmiah yang ada di buku paket. Guru menjelaskan jenis-jenis batuan

berdasarkan proses terbentuknya dan ciri-ciri batu apung sebagai penguat gagasan.

Guru meminta siswa melakukan pengamatan macam-macam batuan berdasarkan

ciri-cirinya. Guru menjelaskan langkah-langkah pengamatan dan membagikan

lembar kerja siswa. Guru membagikan gambar-gambar batuan (batu apung, batu

obsidian, batu liparit, batu granit, batu diorit, batu gabro, batu andesit, batu basal,

batu breksi, batu pasir, batu lempung, batu serpih, batu konglomerat, batu kapur,

batu milonit, batu ganes, batu kuarsit, batu marmer, batu sekis, batu sabak) kepada

siswa. Guru meminta siswa menuliskan hasil pengamatan pada lembar kerja. Guru

meminta siswa melaporkan hasil pengamatan. Setelah semua kelompok

melaporkan hasil pengamatan,guru menjelaskan ciri-ciri masing-masing batuan.

Selanjutnya guru meminta siswa mengamati lingkungan sekitar kelas untuk

mengamati benda apa saja yang dibuat dengan memanfaatkan batuan. Kemudian

siswa menuliskannya pada lembar kerja. Selanjutnya guru meminta siswa

melaporkan hasil pengamatan.

Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan kesempatan kepada siswa

bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Siswa bertanya tentang batuan

malihan bagaimana proses terbentuknya. Kemudian guru menjelaskan kembali

proses terbentuknya batuan malihan. Selanjutnya guru mengajak siswa untuk

membuat kesimpulan tentang jenis-jenis batuan berdasarkan proses terbentuknya,

jenis-jenis batuan berdasarkan ciri-cirinya.

Pada kegiatan akhir pembelajaran melakukan refleksi oleh guru bersama

dengan siswa. Setelah itu guru menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya yaitu tentang pelapukan batuan. Guru mengakhiri

pembelajaran dengan salam.

b Pertemuan Kedua

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan. pada hari

Kamis tanggal 2 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu

Ibu Sugiyarti, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga. Guru

yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan

pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Ibu Siti

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

60

Umi Hidiyah, S.Pd. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali

dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk

memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan

pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan.

Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan

tanya jawab. Guru memberikan apersepsi dengan bercerita dan menunjukkan

segumpal tanah. Kemudian guru memberikan pertanyaan “bagaimana tanah dapat

terbentuk?”.Dari berbagai jawaban siswa misalnya tanah terbentuk dari makhluk

hidup yang mati dan membusuk, tanah terbentuk karena batu yang hancur, tanah

terbentuk karena dibuat manusia. Guru memberikan penjelasan tanah terbentuk dari

batu yang hancur atau pelapukan batuan. Kemudian guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa dapat mendiskripsikan pelapukan

biologi, mendefinisikan pelapukan kimia, mendefinisikan pelapukan fisika dengan

Kompetensi Dasar (KD) 7.1. mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena

pelapukan. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan

inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan

eksplorasi, guru memberikan pertanyaan terbuka “apakah yang dimaksud

pelapukan biologi, pelapukan fisika dan pelapukkan kimia?”. Guru meminta siswa

menuliskan jawaban mereka pada buku catatan kemudian dikumpulkan. Guru

menggali pengetahuan siswa tentang pelapukan biologi, fisika dan kimia dengan

tanya jawab menunjuk 5 siswa secara acak dengan pertanyaan “apa saja yang kamu

ketahui pelapukan biologi?”. Siswa menjawab pelapukan yang disebabkan pohon,

udara dan lain-lain. Guru memilih pohon sebagai jawaban yang benar. Kemudian

guru memberikan pertanyaan selanjutnya “apa saja yang kamu ketahui pelapukan

fisika?”. Siswa menjawab pelapukan yang disebabkan angin, hewan, air hujan dan

lain-laian. Guru memilih angin sebagai jawaban yang benar. Kemudian guru

memberikan pertanyaan selanjutnya “apa saja yang kamu ketahui pelapukan

kimia?”. Siswa menjawab pelapukan yang disebabkan obat-obatan, air hujan, karat

dan lain-lain. Guru memilih air hujan sebagai jawaban yang benar Kemudian guru

memberikan pertanyaan “apa sebenarnya pelapukan biologi, fisika dan biologi itu?“

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

61

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi guru meminta siswa berdiskusi untuk

menjawabnya dengan membagi siswa ke dalam kelompok kecil berjumlah 5-6

siswa setiap kelompoknya. Guru meminta siswa berdiskusi dengan bertukar

gagasan menjawab pertanyaan terbuka yang sudah diberikan. Guru meminta

perwakilan setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya. Setelah semua

kelompok menyapaikan hasil diskusinya, guru meminta siswa membandingkan

gagasannya dengan teori yang ada di buku paket. Guru membimbing siswa untuk

membandingkan gagasan awal yang dimiliki siswa dengan teori ilmiah yang ada di

buku paket. Guru menjelaskan proses pelapukan bilogi, fisika dan kimia sebagai

penguat gagasan. Selanjutnya guru meminta siswa melakukan pengamatan batuan

berlumut untuk pelapukan bilogi, praktikum kelereng yang ditempatkan pada suhu

yang berbeda untuk pelapukan fisika, pengamatan besi yang berkarat untuk

pelapukan kimia. Guru menjelaskan langkah-langkah pengamatan pelapukan bilogi

dan membagikan lembar kerja siswa. Guru membagikan batu berlumut kepada

siswa. Guru meminta siswa menuliskan hasil pengamatan pada lembar kerja. Guru

meminta siswa melaporkan hasil pengamatan. Setelah semua kelompok

melaporkan hasil pengamatan,guru menjelaskan pelapukan bilogi disebabkan oleh

makhluk hidup. Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah praktikum

pelapukan fisika yaitu kelereng yang ditempatkan pada suhu yang berbeda dan

membagikan lembar kerja siswa. Guru membagikan alat dan bahan praktikum

(kelereng, es, air panas, penjepit, gelas). Guru meminta siswa menuliskan hasil

praktikum pada lembar kerja. Guru meminta siswa melaporkan hasil praktikum.

Setelah semua kelompok melaporkan hasil praktikum, guru menjelaskan pelapukan

fisika disebabkan oleh faktor alam. Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah

pengamatan pelapukan kimia dan membagikan lembar kerja siswa. Guru

membagikan besi berkarat kepada siswa. Guru meminta siswa menuliskan hasil

pengamatan pada lembar kerja. Guru meminta siswa melaporkan hasil pengamatan.

Setelah semua kelompok melaporkan hasil pengamatan,guru menjelaskan

pelapukan kimia disebabkan oleh zat-zat kimia. Selanjutnya guru meminta siswa

mengamati lingkungan sekitar kelas untuk mengamati peristiwa pelapukan batuan

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

62

apa saja yang ada di lingkungan sekolah Kemudian siswa menuliskannya pada

lembar kerja. Selanjutnya guru meminta siswa melaporkan hasil pengamatan.

Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan kesempatan kepada siswa

bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Siswa bertanya tentang zat-zat

kimia apa saja yang menyebabkan pelapukan kimia. Kemudian guru menjelaskan

zat-zat kimia yang dapat menyebabkan pelapukan kimia antara lain zat asam pada

air hujan, zat basa pada sabun cuci atau detergen dan cairan alkohol . Selanjutnya

guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang proses pembentukan

tanah karena pelapukan biologi, pelapukan fisika dan pelapukan kimia.

Pada kegiatan akhir pembelajaran melakukan refleksi oleh guru bersama

dengan siswa. Setelah itu guru menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya yaitu tentang contoh pelapukan batuan yang ada

dilingkungan sekitar. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

c Pertemuan Ketiga

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu,

4 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Sugiyarti,

S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga. Kegiatan

pembelajaran pertemuan keempat ini guru melaksanakan kegiatan tes evaluasi

siklus I. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan keempat diawali dengan berdoa,

presensi, dan dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas

kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang proses pembentukan tanah

karena pelapukan batuan. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Setelah semua

siswa dirasa paham tentang materi yang diajarkan guru mengadakan tes evaluasi

selama 35 menit. Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan tertib dan lancar,

hanya ada satu siswa yang terlihat kesulitan mengerjakan sehingga memerlukan

tambahan waktu untuk mengerjakan. Bagi siswa yang telah selesai mengerjakan

soal evaluasi tersebut dapat mengumpulkan lembar jawab berserta dengan soal dan

kembali ke tempat duduk. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang lapisan-lapisan tanah. Guru

menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

63

(2) Hasil Tindakan

Hasil tindakan penelitian berupa nilai IPA siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul

02 Salatiga setelah pelaksanaan tindakan siklus I melalui model pembelajaran

Children Learning in Sciense, hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD N

Sidorejo Kidul 02 Salatiga diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus

yaitu pada pertemuan keempat siklus I. Berikut disajikan hasil belajar IPA siswa

kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1

mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan disajikan pada tabel

daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.4 yaitu yaitu tabel

distribusi frekuensi nilai IPA siklus I siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga

Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut:

Tabel 4. 4

Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran IPA

Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Kidul 02 Semester II

Tahun Pelajaran 2014/2015

Siklus I No Skor Frekuensi Persentase (%)

1 43 – 53 1 3,03

2 54 – 64 5 15,15

3 65 – 75 11 33,33

4 76 – 86 8 24,24

5 87 – 97 8 24,24

Jumlah 33 100

Nilaia Rata-rata 76,36

Nilai Tertinggi 95

Nilai Terendah 45

Berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat

dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 mengalami peningkatan dari

kondisi awal, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa menjadi

76,36. Hasil belajar IPA pada siklus I siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02

Salatiga, pada rentang nilai 43-53 sejumlah 1 siswa dengan persentase 3,03% dari

jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 54-64 sejumlah 5 siswa dengan persentase

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

64

15,15% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 65-75 sejumlah 11 siswa

dengan persentase 33,33% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 76-86

sejumlah 8 siswa dengan persentase 24,24% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang

nilai 87-97 sejumlah 8 siswa dengan persentase 24,24%. Dari data tersebut

diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I

dengan menggunakan model pembelajaran Children Learning in Sciense yaitu 95,

sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 45 yang semula pada kondisi awal

hanya 22 (daftar nilai siswa terlampir). Berdasarkan tabel 4.4 dapat dinyatakan

dalam diagram 4.4 yaitu sebagai berikut:

Gambar 4.4

Diagram Linear Hasil Perolehan Nilai Mata Pelajaran IPA

Siswa Kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Semester II

Tahun Pelajaran 2014/2015

Siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) data hasil perolehan

nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.5

Ketuntasan Belajar Siklus I

No. Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. Tuntas ≥ 65 27 81,81 %

2. Belum Tuntas < 65 6 18,19 %

Jumlah 33 100 %

Dari tabel 4.5 ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa

siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65)

sebanyak 6 siswa atau 18,19% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang

3,03%

15,15%

33,33%

24,24% 24,24%

02468

1012

43-53 54-64 65-75 76-86 87-97

Jml S

isw

a

Rentang Nilai

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

65

sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) sebanyak 27 siswa

dengan persentase 81,81% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil tersebut sudah

menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA, namun hasil yang diperoleh

tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti

sebesar 90%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.5 dapat dilihat pada diagram

4.5 berikut:

Gambar 4.5

Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I

4.1.2.3 Tahap Observasi

Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi

aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan

model pembelajaran Children Learning in Sciense yang terdiri dari analisis hasil

observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua,

pertemuan ketiga, dan pertemuan keempat sebagai berikut :

1) Pertemuan Pertama

Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas

selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas

siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang

terdiri dari 18 indikator aktivitas guru dan 18 indikator aktivitas siswa. masing-

masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti

kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik.

Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria

penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada

persentase <59% berada pada kriteria kurang sekali, persentase 60%-69% berada

45,45%

54,55% Tidak TuntasTuntas

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

66

pada kriteria kurang, persentase 70%-79% termasuk ke dalam kriteria cukup baik,

persentase skor 80%-89% termasuk ke dalam kriteria baik, dan persentase skor

90%-100% pada kriteria sangat baik. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I

pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat

pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Guru Sikus I Pertemuan 1

No Aspek yang diamati Skor penilaian Jumlah skor

1 2 3 4

1. Kegiatan Pra

Pembelajaran 1, 2 8

2. Tahap Orientasi 3, 4 6

3 Tahap Pemunculan

Gagasan 6, 7 5 7

4 Tahap Penyusunan

Ulang Gagasan 11

9, 10,

12,13 8 12

5 Tahap Penerapan

Gagasan 2

6 Tahap Pemantapan

Gagasan 15 2

7 Kegiatan Penutup 16,17 18 7

Total 1 10 5 2 44

Ketegori Kurang

Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil

penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 1 sebanyak 1

item, indikator dengan jumlah skor 2 sebanyak 10 item, indikator yang memperoleh

skor 3 sebanyak 5 item, indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 2 item

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

67

sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 44. Pada aspek pra pembelajaran

terdiri dari 2 indikator yaitu yaitu indikator nomor 1 dan 2 memperoleh skor 4

sehingga jumlah skor aspek satu ialah 8 skor. Pada aspek tahap orientasi terdiri dari

2 indikator yaitu indikator nomor 3 dan 4 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor

aspek dua ialah 6 skor. Pada aspek ketiga yaitu tahap pemunculan gagasan terdiri

dari 3 indikator yaitu indikator nomor 5 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 6,

7 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek tiga ialah 7 skor. Pada aspek tahap

penyusunan ulang gagasan terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 8

memperoleh skor 3, indikator 9,10,12,13 memperoleh 2 skor dan indikator nomor

11 memperoleh 1 skor sehingga jumlah skor aspek empat ialah 12 skor. Pada aspek

penerapan gagasan terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 14 memperoleh 2

skor sehingga jumlah skor aspek 5 ialah 2 skor. Pada aspek tahap pemantapan

gagasan terdiri dari 1 indikator yaitu nomor 15 memperoleh 2 skor sehingga jumlah

skor aspek enam ialah 2 skor. Pada aspek kegiatan penutup terdiri dari 2 indikator

yaitu nomor 16, 17 memperoleh skor 2 dan nomor 18 memperoleh skor 3 sehingga

jumlah skor pada aspek tujuh ialah 7. Total keseluruhan skor hasil observasi

aktivitas guru siklus I pertemuan pertama adalah 44 skor. Untuk lebih jelasnya hasil

observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.6 berikut

ini:

Gambar 4.6

Diagram Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 5 6 7

SKo

r

Aspek yang Diamati

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

68

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi

yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Sikus I Pertemuan I

No Aspek yang diamati Skor penilaian Jumlah skor

1 2 3 4

1. Kegiatan Pra

Pembelajaran 1 2 7

2. Tahap Orientasi 4 3 7

3 Tahap Pemunculan

Gagasan 7, 6, 5 6

4 Tahap Penyusunan

Ulang Gagasan 9, 11 12,13 8, 10 12

5 Tahap Penerapan

Gagasan 14 2

6 Tahap Pemantapan

Gagasan 15 3

7 Kegiatan Penutup 16,17 18 8

Total 3 6 6 3 45

Ketegori Kurang

Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui hasil

penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 1 sebanyak 3

item, indikator dengan jumlah skor 2 sebanyak 6 item, indikator yang memperoleh

skor 3 sebanyak 6 item, indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 3 item

sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 45. Pada aspek pra pembelajaran

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

69

terdiri dari 2 indikator yaitu nomor 1 memperoleh skor 4 dan nomor 2 memperoleh

skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu ialah 7 skor. Pada aspek tahap orientasi

terdiri dari 2 indikator yaitu nomor 3 memperoleh 4 skor dan nomor 4 memperoleh

3 skor sehingga jumlah skor aspek dua ialah 7 skor. Pada aspek tahap pemunculan

gagasan terdiri dari 3 indikator yaitu nomor 5 memperoleh skor 3, nomor 6

memperoleh skor 2 dan nomor 7 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek

tiga ialah 6 skor. Pada aspek tahap penyusunan ulang gagasan terdiri dari 6 indikator

yaitu nomor 8,10 memperoleh skor 3, nomor 9,11 memperoleh 1 skor dan nomor

12, 13 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor pada aspek empat ialah 12 skor.

Pada aspek tahap penerapan gagasan terdiri dari 1 indikator yaitu nomor 14

memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek lima ialah 2 skor. Pada aspek

pemantapan gagasan terdiri dari 1 indikator yaitu nomor 15 memperoleh skor 3

sehingga jumlah skor aspek enam ialah 5 skor. Pada aspek kegiatan penutup terdiri

dari 3 indikator yaitu nomor 16, 17 memperoleh skor 2 dan nomor 18 memperoleh

skor 4 sehingga jumlah skor aspek tujuh ialah 8 skor. Total keseluruhan skor hasil

observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama adalah 45 skor. Untuk lebih

jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan I dapat dilihat pada

diagram 4.7 berikut ini:

Gambar 4.7

Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 5 6 7

SKo

r

Aspek yang Diamati

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

70

2) Pertemuan Kedua

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua dijelaskan

dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Guru Sikus I Pertemuan II

No Aspek yang diamati Skor penilaian Jumlah skor

1 2 3 4

1. Kegiatan Pra

Pembelajaran 1, 2 8

2. Tahap Orientasi 4 3 7

3 Tahap Pemunculan

Gagasan 6, 7 5 7

4 Tahap Penyusunan

Ulang Gagasan 11 10,12

8,

9,13 14

5 Tahap Penerapan

Gagasan 14 2

6 Tahap Pemantapan

Gagasan 15 3

7 Kegiatan Penutup 16 17,18 8

Total 1 6 8 3 49

Ketegori Kurang

Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil

penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 1 sebanyak 1

item, indikator dengan jumlah skor 2 sebanyak 6 item, indikator yang memperoleh

skor 3 sebanyak 8 item, indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 3 item

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

71

sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 49. Pada aspek pra pembelajaran

terdiri dari 2 indikator yaitu nomor 1 dan 2 memperoleh skor 4 sehingga jumlah

skor aspek satu ialah 8 skor. Pada aspek tahap orientasi terdiri dari 2 indikator yaitu

nomor 3 memperoleh skor 4 dan nomor 4 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor

aspek dua ialah 7 skor. Pada aspek tahap pemunculan gagasan terdiri dari 3

indikator yaitu nomor 5 memperoleh skor 3, nomor 6 dan 7 memperoleh skor 2

sehingga jumlah skor aspek tiga ialah 7 skor. Pada aspek penyusunan ulang gagasan

terdiri dari 6 indikator yaitu nomor 8, 9, 13 memperoleh skor 3, nomor 10, 12

memperoleh skor 2 dan nomor 11 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek

empat ialah 14 skor. Pada aspek tahap penerapan gagasan terdiri dari 1 indikator

yaitu nomor 14 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek lima ialah 2 skor.

Pada aspek tahap pemantapan gagasan terdiri dari 1 indikator yaitu nomor 15

memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam ialah 5 skor. Pada aspek

kegiatan penutup terdiri dari 3 indikator yaitu nomor 16 memperoleh skor 2, nomor

17 dan 18 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor pada aspek tujuh ialah 8 skor.

Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama

adalah 49 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I

pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.8 berikut ini:

Gambar 4.8

Diagram Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 5 6 7

SKo

r

Aspek yang Diamati

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

72

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi

yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Sikus I Pertemuan II

No Aspek yang diamati Skor penilaian Jumlah skor

1 2 3 4

1. Kegiatan Pra

Pembelajaran 1, 2 8

2. Tahap Orientasi 4 3 7

3 Tahap Pemunculan

Gagasan 6,7 5 7

4 Tahap Penyusunan

Ulang Gagasan 12

9,

11,13 8, 10 13

5 Tahap Penerapan

Gagasan 14 3

6 Tahap Pemantapan

Gagasan 15 3

7 Kegiatan Penutup 16 17 18 9

Total 1 6 7 4 50

Ketegori Kurang

Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui hasil

penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 1 sebanyak 1

item, indikator dengan jumlah skor 2 sebanyak 6 item, indikator yang memperoleh

skor 3 sebanyak 7 item, indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 4 item

sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 50. Pada aspek pra pembelajaran

terdiri dari 2 indikator yaitu nomor 1 dan 2 memperoleh skor 4 sehingga jumlah

skor aspek satu ialah 8 skor. Pada aspek tahap orientasi terdiri dari 2 indikator yaitu

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

73

nomor 3 memperoleh skor 4 dan nomor 4 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor

aspek dua ialah 7 skor. Pada aspek tahap pemunculan gagasan terdiri dari 3

indikator yaitu nomor 5 memperoleh skor 3, nomor 6 dan 7 memperoleh skor 2

sehingga jumlah skor aspek tiga ialah 7 skor. Pada aspek penyusunan ulang gagasan

terdiri dari 6 indikator yaitu nomor 8, 10 memperoleh skor 3, nomor 9, 11, 13

memperoleh skor 2 dan nomor 12 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek

empat ialah 13 skor. Pada aspek tahap penerapan gagasan terdiri dari 1 indikator

yaitu nomor 14 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek lima ialah 3 skor.

Pada aspek tahap pemantapan gagasan terdiri dari 1 indikator yaitu nomor 15

memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam ialah 3 skor. Pada aspek

kegiatan penutup terdiri dari 3 indikator yaitu nomor 16 memperoleh skor 2, nomor

17 memperoleh skor 3 dan nomor 18 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor pada

aspek tujuh ialah 9 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus

I pertemuan pertama adalah 50 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas

siswa siklus I pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.9 berikut ini:

Gambar 4.9

Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

4.1.2.4 Refleksi Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan

pertama, kedua, dan ketiga, maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 5 6 7

SKo

r

Aspek yang Diamati

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

74

tindakan pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang

dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan

membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator

aktivitas yang telah ditetapkan. Selain itu kegiatan refleksi juga dilakukan untuk

mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran menggunakan model Children

Learning in Sciense, kegiatan refleksi juga dimaksudkan untuk mengetahui

kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan.

Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi, diskusi ini dilakukan oleh guru

kolaborator, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas 5.

Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model Children Learning in Sciense, evaluasi tersebut ditujukan bagi

guru kolaborator, guru observer, peneliti dan siswa. Dari diskusi yang dilakukan

diketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan

model pembelajaran Children Learning in Sciense guru dapat memperoleh

pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain itu guru juga

merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam menyampaikan materi

pelajaran kepada siswa. Sementara itu bagi siswa dengan kegiatan penyusunan

ulang gagasan yang sebelumnya siswa sudah memiliki gagasan awal dengan

melakukan diskusi antar siswa, membandingkan gagasan dengan teori ilmiah

kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pengamatan dan praktikum, siswa merasa

suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan lagi, siswa

tidak harus selalu mendengarkan penjelasan guru dengan ceramah selain itu

menjadikan materi pelajaran dapat dipahami dengan mudah oleh siswa.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi

aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama indikator yang mendapat skor 1

sebanyak 1 item, indikator dengan jumlah skor 2 sebanyak 10 item, indikator yang

memperoleh skor 3 sebanyak 5 item, indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak

2 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 44. Pada siklus I

pertemuan kedua indikator aktivitas guru yang mendapat skor 1 sebanyak 1 item,

indikator dengan jumlah skor 2 sebanyak 6 item, indikator yang memperoleh skor

3 sebanyak 8 item, indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 3 item sehingga

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

75

jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 49. Hasil observasi dengan indikator

penilaian aktivitas guru sebanyak 18 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan

pertama sebesar 61,11%, selanjutnya pertemuan kedua meningkat menjadi 68,05%.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.10 peningkatan persentase hasil

observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I dan II sebagai berikut:

Gambar 4.10

Diagram Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru

Siklus I Pertemuan I dan II

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi

aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama indikator yang mendapat skor 1

sebanyak 3 item, indikator dengan jumlah skor 2 sebanyak 6 item, indikator yang

memperoleh skor 3 sebanyak 6 item, indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak

3 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 45. Pada siklus I

pertemuan kedua indikator yang mendapat skor 1 sebanyak 1 item, indikator

dengan jumlah skor 2 sebanyak 6 item, indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak

7 item, indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 4 item sehingga jumlah

keseluruhan skor yang diperoleh 50.

Hasil observasi dengan indikator penilaian aktivitas siswa sebanyak 18

item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 62,5%, selanjutnya

pertemuan kedua meningkat menjadi 69,44%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

Pertemuan I Pertemuan II

Presentase 61,11% 68,05%

56,00%

58,00%

60,00%

62,00%

64,00%

66,00%

68,00%

70,00%

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

76

pada diagram 4.11 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas siswa siklus I

pertemuan I dan II sebagai berikut:

Gambar 4.11

Diagram Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Siklus I Pertemuan I dan II

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) pada pelaksanaan tindakan siklus I mencapai

69,44% siswa tuntas. Artinya hasil tersebut belum memenuhi indikator

keberhasilan yang peneliti tentukan sebesar 90%. Masih ada 10 siswa yang

perolehan nilainya masih berada di bawah KKM 65. Namun rata-rata hasil belajar

mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 sudah mengalami

peningkatan dari kondisi awal 61,09 menjadi 68,48 setelah pelaksanaan tindakan

siklus I. Persentase ketuntasan belajar siswa naik dari kondisi awal 54,55% menjadi

69,49% .

Dari hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I

dapat diketahui beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Children Learning in Sciense,

kekurangan yang ditemui selama tindakan pembelajaran menjadikan proses

pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang maksimal. Kelebihan dan

kekurangan tersebut diantaranya:

Pertemuan I Pertemuan II

Presentase 62,50% 69,44%

58,00%

60,00%

62,00%

64,00%

66,00%

68,00%

70,00%

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

77

1) Kelebihan

a. Rancangan pembelajaran sudah tersusun dengan baik terlihat dari beberapa

aspek yang sudah mengalami peningkatan walaupun peningkatan tersebut

belum mencapai skor yang maksimal.

b. Kegiatan pembelajaran nampak lebih menarik, antusiasme siswa untuk

mengikuti pembelajaran lebih meningkat dengan menggunakan model

pembelajaran Children Learning in Sciense diketahui dari aspek tahap

pemunculan gagasan, aspek tahap penyusunan ulang gagasan, aspek tahap

penerapan gagasan mengalami peningkatan skor hasil observasi.

c. Sebagian siswa sudah terarah dalam kegiatan membandingkan gagasan

awal dengan teori ilmiah melalui bimbingan guru sesuai dengan ada

beberapa indikator yang mengalami peningkatan pada aspek tahap

penyusunan ulang gagasan yaitu indikator nomor 11.

d. Kondisi pembelajaran yang terbentuk lebih baik, dominasi guru dalam

pembelajaran berkurang terlihat dari peningkatan aspek guru dalam

mengorganisasikan dalam kegiatan penyusunan ulang gagasan sehingga

guru sudah tidak mendominasi pembelajaran dengan ceramah terus

menerus tetapi pembelajaran lebih terarah kepada aktivitas siswa dalam

Children Learning in Sciense.

2) Kekurangan

a. Penerapan pembelajaran Children Learning in Sciense belum terbiasa

dilaksanakan oleh siswa, sehingga pada awal-awal proses pembelajaran

berlangsung siswa masih kebingungan dan merasa canggung di dalam

proses pembelajaran diketahui dari masih banyak indikator yang

memperoleh skor 2 dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan

pertama.

b. Masih ada beberapa siswa yang belum bekerjasama secara optimal dalam

kegiatan diskusi. Sehingga kegiatan bertukar gagasan belum berjalan

dengan kondusif diketahui dari indikator nomor 9 pada penilaian aktivitas

siswa masih belum memperoleh skor maksimal.

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

78

c. Beberapa siswa masih malu-malu dalam menyampaikan gagasan atau

pendapat diketahui dari perolahan skor pada indikator nomor 10 yaitu siswa

menyampaikan gagasan awal yang belum mendapatkan skor yang

maksimal.

d. Beberapa siswa masih bingung membedakan konsep awal dengan konsep

ilmiah diketahui dari perolehan skor pada indikator nomor 11 yaitu siswa

membandingkan gagasannya dengan teori ilmiah yang ada di buku teks

belum mendapat skor maksimal.

Dari berbagai kekurangan yang ditemui tersebut, maka peneliti melakukan

analisis dan berkonsultasi dengan guru kelas 5 tentang kondisi siswa serta

pelaksanaan tindakan pembelajaran yang telah dilangsungkan, hingga didapatkan

rencana perbaikan dari kekurangan tersebut yang akan diterapkan pada siklus II

sebagai berikut:

1) Sebelum proses tindakan pembelajaran dilangsungkan sebaiknya dilakukan

pengarahan dan diskusi bersama antara peneliti dan guru kolaborator mengenai

langkah-langkah dari model pembelajaran Children Learning in Sciense

sehingga antara rencana dan pelaksanaan dapat berjalan selaras.

2) Guru kolaborator harus membimbing siswa dalam setiap kegiatan agar

kegiatan pembelajaran menjadi kondusif sehingga model pembelajaran

Children Learning in Sciense dapat berjalan dengan baik.

3) Guru koloborator harus selalu memberikan motivasi kepada siswa agar siswa

berani dalam menyampaikan setiap gagasan. Salah satu contoh pemberian

motivasi bisa dilakukan guru adalah dengan memberikan semangat kepada

siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

4) Guru kolaboartor harus memberikan bimbingan secara khusus kepada setiap

siswa agar dapat memahami cara membedakan konsep awal dan teori ilmiah.

4.1.3 Deskripsi Siklus II

Pada sub unit deskripsi siklus II ini, akan menguraikan tentang tahap

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan

refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi tiga kali

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

79

pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II ini merupakan upaya perbaikan

pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.

4.1.3.1 Tahap Perencanaan

Pada sub unit ini, akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan

oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan

pembelajaran dengan model pembelajaran Children Learning in Sciense meliputi

penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan

pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan

dilakukan pada pertemuan terakhir siklus II yaitu pada pertemuan ketiga. Tindakan

pembelajaran pada siklus II merupakan hasil tindak lanjut dan upaya perbaikan dari

pelaksanaan tindakan pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus II

dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan

pertemuan ketiga, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit,

dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama ini dilaksanakan pada minggu

kedua bulan April. Materi yang akan dibahas pada pertemuan pertama siklus II ini

mengenai unsur-unsur tanah dan lapisan penyusun tanah. Sebelum melakukan

tindakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala

sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Children

Learning in Sciense dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.2. mengidentifikasi jenis-

jenis tanah. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Ibu Sugiyarti, S.Pd.SD selaku

guru kelas 5 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian.

Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator

dan tujuan pembelajaran serta media gambar yang akan digunakan di dalam proses

pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) mengidentifikasi

unsur-unsur pembentuk tanah dan (2) mendiskripsikan komposisi lapisan penyusun

tanah. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan guru

kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

80

pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama

melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Children

Learning in Sciense ialah: (1) melalui pengamatan gambar lapisan tanah, siswa

dapat mengidentifikasi unsur pembentuk tanah, (2) melalui percobaan tanah yang

diendapkan di air dalam gelas, siswa dapat mendiskripsikan komposisi lapisan

penyusun tanah dengan benar. Dilanjutkan dengan peneliti menyiapkan materi

pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu tentang unsur-unsur tanah

dan lapisan penyusun tanah. Kemudian peneliti mempersiapkan media

pembelajaran yaitu perangkat praktikum lapisan tanah ( tanah, air, gelas ) dan media

gambar. Gambar yang dimaksud ialah gambar lapisan-lapisan tanah (lapisan tanah

atas, lapisan tanah bagian tengah dan lapisan tanah bawah) yang dicetak pada kertas

HVS dengan laminating. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat

pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar

observasi aktivitas siswa dan handout materi pembelajaran tentang unsur-unsur

tanah dan lapisan penyusun tanah. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator

mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa

berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. (Untuk lebih jelasnya lihat

pada lampiran)

2) Pertemuan Kedua

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut

pada pertemuan pertama, yang membedakannya ialah pada pokok bahasan yang

dipelajari. Pada pertemuan kedua ini pokok bahasan yang dipelajari ialah mengenai

jenis-jenis tanah dan manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari. Sebelum melakukan

kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu

yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan materi jenis-jenis tanah dan manfaatnya bagi

kehidupan sehari-hari, penyusunan RPP didiskusikan dengan Ibu Sugiyarti,

S.Pd.SD selaku guru kelas 5 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan

tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penyusunan indikator dan

tujuan pembelajaran serta media gambar yang akan digunakan di dalam proses

pembelajaran. Indikator pada pertemuan kedua antara lain (1) mengidentifikasi

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

81

jenis-jenis tanah berdasarkan ciri-cirinya (2) mendeskripsikan fungsi tanah dalam

kehidupan sehari-hari. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama

dengan guru kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada

pertemuan kedua. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua

melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Children

Learning in Sciense : (1) melalui pengamatan macam-macam tanah, siswa dapat

mengidentifikasi jenis-jenis tanah berdasarkan ciri-cirinya, (2) melalui pengamatan

lingkungan sekitar, siswa dapat menyebutkan fungsi tanah dalam kehidupan sehari-

hari. Setelah penyusunan tujuan kemudian dilanjutkan dengan peneliti menyiapkan

materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu tentang jenis-jenis

tanah dan manfaat tanah bagi kehidupan manusia. Selanjutnya peneliti

mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang dipakai ialah jenis-

jenis tanah (tanah humus, tanah pasir, tanah liat, tanah kapur). Selain itu peneliti

juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar

observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa. Selanjutnya peneliti dan

guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar

pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (Untuk lebih jelasnya

lihat pada lampiran)

3) Pertemuan Ketiga

Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan ketiga sebagai tindak

lanjut dari pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua.

Pada pertemuan ketiga ini digunakan guru untuk melaksanakan tes evaluasi siklus

II, materi yang diteskan ialah materi yang telah dipelajari oleh siswa pada

pertemuan pertama dan pertemuan kedua mengenai lapisan tanah, jenis tanah, dan

fungsi tanah bagi dalam kehidupan sehari-hari. Penyusunan soal yang akan dipakai

untuk tes evaluasi siklus II juga didiskusikan bersama dengan guru kolaborator.

Sebelum kegiatan tes evaluasi berlangsung, peneliti menyiapkan hal-hal yang

diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari 20 soal berbentuk

pilihan ganda, lembar jawab untuk 33 siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02

Salatiga, serta ruang atau lokasi yang akan digunakan untuk pelaksanaan tes yaitu

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

82

di ruang kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga. Sebelum mengadakan tes

evaluasi, guru mengulang materi tentang lapisan tanah dan jenis-jenis tanah yang

telah dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua. Setelah itu guru mengadakan

tes evaluasi selama 35 menit.

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan penelitian meliputi

proses pembelajaran dan hasil tindakan siklus II. Rincian pelaksanaan tindakan

siklus II sebagai berikut :

(1) Proses Tindakan

Proses tindakan siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-

masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian proses tindakan

sebagai berikut :

a Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari

Kamis tanggal 9 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu

Ibu Sugiyarti, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga. Guru

yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan

pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa Ibu Siti Umi

Hidiyah, S.Pd. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali

dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk

memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan

pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan.

Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan

tanya jawab. Guru memberikan apersepsi dengan bercerita dan menunjukkan

gambar sebuah tambang. Kemudian guru meminta siswa memperhatikan dinding

tambang pada gambar. Selanjutnya guru melakukan tanya jawab dengan pertanyaan

“bagaimana keadaan tanahnya?”. Dari berbagai jawaban siswa misalnya tanah

menjadi longsor, tanah mempunyai lapisan-lapisan, warna tanah berbeda-beda.

Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu

siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur dan komposisi lapisan-lapisan tanah

dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.2. mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Setelah

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

83

kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri

dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru

memberikan pertanyaan terbuka “apa saja lapisan tanah dan apa saja komposisi

tanah?”. Guru meminta siswa menuliskan jawaban mereka pada buku catatan

kemudian dikumpulkan. Guru menggali pengetahuan siswa tentang jenis-jenis

batuan berdasarkan proses terbentuknya dengan tanya jawab menunjuk 5 siswa

secara acak dengan pertanyaan “apa saja yang kamu ketahui tentang lapisan

tanah?”. Siswa menjawab lapisan tanah atas berwarna gelap, tanah mempunyai

banyak lapisan, Kemudian guru memberikan pertanyaan selanjutnya “apa saja

komposisi lapisan-lapisan tanah?”. Siswa menjawab tanah liat, tanah kapur, air dan

lain-lain.

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi guru membentuk siswa menjadi kelompok

kecil berjumlah 5-6 siswa setiap kelompoknya. Guru meminta siswa berdiskusi

dengan bertukar gagasan menjawab pertanyaan terbuka yang sudah diberikan. Guru

meminta perwakilan setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya.

Setelah semua kelompok menyapaikan hasil diskusinya, guru meminta siswa

membandingkan gagasannya dengan teori yang ada di buku paket. Guru

membimbing siswa untuk membandingkan gagasan awal yang dimiliki siswa

dengan teori ilmiah yang ada di buku paket. Guru membimbing siswa memahami

teori lapisan-lapisan tanah dan komposisinya yang ada di buku teks. Selanjutnya

guru meminta siswa melakukan pengamatan gambar lapisan-lapisan tanah. Guru

menjelaskan langkah-langkah pengamatan dan membagikan lembar kerja siswa.

Guru membagikan gambar-gambar lapisan tanah (lapisan atas, lapisan tengah,

lapisan bawah) kepada siswa. Guru meminta siswa menuliskan hasil pengamatan

pada lembar kerja. Guru meminta siswa melaporkan hasil pengamatan.. Selanjutnya

guru meminta siswa melakukan praktikum lapisan tanah. Guru menjelaskan

langkah-langkah praktikum dan membagikan lembar kerja siswa. Kemudian guru

membagikan alat dan bahan praktikum ( tanah, air, gelas ). Guru meminta siswa

menuliskan hasil praktikum pada lembar kerja. Guru meminta siswa melaporkan

hasil praktikum. Setelah semua kelompok melaporkan hasil praktikum, guru

menjelaskan lapisan-lapisan tanah dan komposisinya. Selanjutnya guru meminta

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

84

siswa mengamati lingkungan sekitar kelas untuk mengamati benda apa saja yang

dibuat dengan memanfaatkan tanah. Kemudian siswa menuliskannya pada lembar

kerja. Selanjutnya guru meminta siswa melaporkan hasil pengamatan.

Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan kesempatan kepada siswa

bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Siswa bertanya tentang komposisi

lapisan-lapisan tanah. Kemudian guru menjelaskan kembali komposisi lapisan-

lapisan tanah. Selanjutnya guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan

tentang lapisan-lapisan tanah dan komposisinya.

Pada kegiatan akhir pembelajaran melakukan refleksi oleh guru bersama

dengan siswa. Setelah itu guru menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya yaitu tentang pelapukan batuan. Guru mengakhiri

pembelajaran dengan salam.

b Pertemuan Kedua

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari

Jumat tanggal 10 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu

Ibu Sugiyarti, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga. Guru

yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan

pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa Ibu Siti Umi

Hidiyah, S.Pd. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali

dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk

memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan

pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan

dan buku paket. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi

dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan apersepsi dengan bercerita dan

menunjukkan vas bunga. Selanjutnya guru melakukan tanya jawab dengan

pertanyaan “terbuat dari apakah vas bunga ini?”. Berbagai jawaban siswa misalnya

tanah, bata, tanah liat, semen dan lain-lain. Selanjutnya guru memberikan

pertanyaan berikutnya “bagai mana ciri-ciri tanah liat”?. Berbagai jawaban siswa

misalnya berwarna coklat, mengandung air dan lain-lain. Kemudian guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa dapat

mengidentifikasi jenis-jenis tanah dan menyebutkan fungsi tanah dalam kehidupan

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

85

sehari-hari dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.2. mengidentifikasi jenis-jenis tanah.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang

terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi,

guru memberikan pertanyaan terbuka “apa saja jenis-jenis tanah dan manfaatnya

dalam kehidupan sehari-hari?”. Guru meminta siswa menuliskan jawaban mereka

pada buku catatan kemudian dikumpulkan. Guru menggali pengetahuan siswa

tentang jenis-jenis tanah berdasarkan ciri-cirinya dan manfaatnya dalam kehidupan

sehari-hari dengan tanya jawab menunjuk 5 siswa secara acak dengan pertanyaan

“apa saja jenis tanah yang kamu ketahui?”. Siswa menjawab tanah humus, tanah

kapur, tanah liat, tanah vulaknik. Kemudian guru memberikan pertanyaan

selanjutnya “apa saja manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari?”. Siswa menjawab

untuk menanam pohon, membuat atap rumah dan lain-lain.

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi guru membentuk siswa menjadi kelompok

kecil berjumlah 5-6 siswa setiap kelompoknya. Guru meminta siswa berdiskusi

dengan bertukar gagasan menjawab pertanyaan terbuka yang sudah diberikan. Guru

meminta perwakilan setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya.

Setelah semua kelompok menyapaikan hasil diskusinya, guru meminta siswa

membandingkan gagasannya dengan teori yang ada di buku paket. Guru

membimbing siswa untuk membandingkan gagasan awal yang dimiliki siswa

dengan teori ilmiah yang ada di buku paket. Guru membimbing siswa memahami

teori jenis-jenis tanah berdasarkan ciri-cirinya dan manfaat tanah dalam kehidupan

sehari-hari yang ada di buku teks. Selanjutnya guru meminta siswa melakukan

pengamatan macam-macam tanah. Guru menjelaskan langkah-langkah pengamatan

dan membagikan lembar kerja siswa. Guru membagikan macam-macam tanah

(tanah humus, tanah berpasir, tanah berkapur, tanah liat) kepada siswa. Guru

meminta siswa menuliskan hasil pengamatan pada lembar kerja. Guru meminta

siswa melaporkan hasil pengamatan.. Selanjutnya guru meminta siswa melakukan

pengamatan pemanfaatan tanah yang di lingkungan sekolah. Guru menjelaskan

langkah-langkah pengamatan dan membagikan lembar kerja siswa. Guru meminta

siswa menuliskan hasil pengamatan pada lembar kerja. Guru meminta siswa

melaporkan hasil pengamatan. Setelah semua kelompok melaporkan hasil

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

86

pengamatan, guru menjelaskan jenis-jenis tanah berdasarkan ciri-cirinya dan

manfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan kesempatan kepada siswa

bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Siswa bertanya tentang ciri-ciri

tanah humus. Kemudian guru menjelaskan kembali ciri-ciri tanah humus.

Selanjutnya guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang lapisan-

lapisan tanah dan komposisinya.

Pada kegiatan akhir pembelajaran melakukan refleksi oleh guru bersama

dengan siswa. Setelah itu guru menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya yaitu tentang pelapukan batuan. Guru mengakhiri

pembelajaran dengan salam.

c Pertemuan Ketiga

Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu,

11 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Sugiyarti,

S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga. Pembelajaran pada

pertemuan ketiga ini merupakan tindak lanjut dari pembelajaran pada pertemuan

pertama dan pertemuan kedua yang telah guru laksanakan pada hari Kamis dan

Jumat secara berturut-turut. Pada kegiatan pembelajaran pertemuan ketiga ini guru

melaksanakan kegiatan tes evaluasi siklus II. Kegiatan pembelajaran pada

pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan kegiatan

tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas kembali materi yang telah

dipelajari sebelumnya tentang lapisan tanah, jenis-jenis tanah, dan manfaat tanah.

Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

materi yang belum dipahami oleh siswa, karena tidak ada siswa yang mengajukan

pertanyaan, guru segera memulai tes evaluasi, tes evaluasi diadakan selama 35

menit. Tiga puluh menit sebelum bel berbunyi semua siswa sudah selesai

mengerjakan soal evaluasi. Siswa bergiliran mengumpulkan lembar jawab berserta

dengan soal dan kembali ke tempat duduk. Kemudian guru mengakhiri kegiatan

pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

(2) Hasil Tindakan

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

87

Hasil tindakan berupa perolehan nilai Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa

kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi

diakhir siklus yaitu pada pertemuan keempat siklus II. Berikut disajikan hasil

belajar IPA siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga dengan Kompetensi

Dasar (KD) 7.2 mengidentifikasi jenis-jenis tanah disajikan pada tabel daftar nilai

IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.10 yaitu yaitu tabel distribusi

frekuensi nilai IPA siklus II siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga Semester

II Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut:

Tabel 4. 10

Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran IPA

Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Kidul 02 Semester II

Tahun Pelajaran 2014/2015

Siklus II No Skor Frekuensi Persentase (%)

1 65 – 70 2 6,06

2 71 – 76 2 6,06

3 77 – 82 6 18,18

4 83 – 88 8 24,24

5 89 – 95 15 45,45

Jumlah 33 100

Nilaia Rata-rata 85,75

Nilai Tertinggi 95

Nilai Terendah 70

Berdasarkan tabel 4.10 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat

dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 mengalami peningkatan dari hasil

belajar siklus I, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa

menjadi 85,75. Hasil belajar IPA pada siklus II siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul

02 Salatiga, pada rentang nilai 65-70 sejumlah 2 siswa dengan persentase 6,06%

dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 71-76 sejumlah 2 siswa dengan

persentase 6,06% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 77-82 sejumlah 6

siswa dengan persentase 18,18% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 83-

88 sejumlah 8 siswa dengan persentase 24,24% dari jumlah keseluruhan siswa,

rentang nilai 89-95 sejumlah 15 siswa dengan persentase 45,45%. Dari data tersebut

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

88

diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus

II dengan menggunakan model pembelajaran Children Learning in Sciense yaitu

95, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 70 yang semula pada siklus I

hanya 45 (daftar nilai siswa terlampir). Berdasarkan tabel 4.13 dapat dinyatakan

dalam diagram 4.12 yaitu sebagai berikut:

Gambar 4.12

Diagram Linear Hasil Perolehan Nilai Mata Pelajaran IPA

Siswa Kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Semester II

Tahun Pelajaran 2014/2015

Siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) data hasil perolehan

nilai siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11

Ketuntasan Belajar Siklus II

No. Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. Tuntas ≥ 65 33 100 %

2. Belum Tuntas < 65 0 0 %

Jumlah 33 100 %

6,06% 6,06%

18,18%

24,24%

45,45%

0

2

4

6

8

10

12

14

16

65-70 71-76 77-82 83-89 90-95

Jml S

isw

a

Rentang Nilai

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

89

Dari tabel 4.11 ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dijelaskan bahwa

siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) sebanyak 33 siswa

dengan persentase 100% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA, hasil yang diperoleh

tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti

sebesar 90%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.11 dapat dilihat pada diagram

4.13 berikut :

Gambar 4.13

Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II

4.1.3.3 Pelaksanaan Observasi

Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi

dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning in Sciense yang terdiri

dari analisis hasil observasi pada tiap pertemuan pelaksanaan siklus II yaitu

pertemuan pertama dan pertemuan kedua, sebagai berikut :

1) Pertemuan Pertama

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama dijelaskan

dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut:

100%

TidakTuntas

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

90

Tabel 4.12

Hasil Observasi Aktivitas Guru Sikus II Pertemuan I

No Aspek yang diamati Skor penilaian Jumlah skor

1 2 3 4

1. Kegiatan Pra

Pembelajaran 1, 2 8

2. Tahap Orientasi 3,4 8

3 Tahap Pemunculan

Gagasan 7 6 5 9

4 Tahap Penyusunan

Ulang Gagasan

9,

12,13

8,

10,11 15

5 Tahap Penerapan

Gagasan 14 4

6 Tahap Pemantapan

Gagasan 15 3

7 Kegiatan Penutup 16 17,18 11

Total 0 4 6 8 58

Ketegori Baik

Berdasarkan tabel 4.12 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil

penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang memperoleh skor 2 sebanyak

4, indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 6 item dan indikator yang

memperoleh skor 4 sebanyak 8 sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh

58. Pada aspek kegiatan pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu nomor 1 dan

2 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu ialah 8 skor. Pada aspek

tahap orientasi terdiri dari 2 indikator yaitu nomor 3 dan 4 memperoleh skor 4

sehingga jumlah skor aspek dua ialah 8 skor. Pada aspek tahap pemunculan gagasan

terdiri dari 3 indikator yaitu nomor 5 memperoleh skor 4, nomor 6 memperoleh

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

91

skor 3 dan nomor 7 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek tiga ialah 9

skor. Pada aspek tahap penyusunan ulang gagasan terdiri dari 6 indikator yaitu

nomor 8, 10, 11 memperoleh skor 3 dan nomor 9, 12, 13 memperoleh skor 2

sehingga jumlah skor aspek empat ialah 15 skor. Pada aspek tahap penerapan

gagasan terdiri dari 1 indikator yaitu nomor 14 memperoleh skor 4 sehingga jumlah

skor aspek lima ialah 4 skor. Pada aspek tahap pemantapan gagasan terdiri dari 2

indikator yaitu nomor 15 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam

ialah 3 skor. Pada aspek kegiatan penutup terdiri dari 3 indikator yaitu nomor 16

memperoleh skor 3, nomor 17 dan 18 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor

aspek tujuh ialah 11. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus II

pertemuan pertama adalah 58 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas

guru siklus II pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.14 berikut ini:

Gambar 4.14

Diagram Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang

dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.13 berikut :

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 5 6 7

SKo

r

Aspek yang Diamati

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

92

Tabel 4.13

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Sikus II Pertemuan I

No Aspek yang diamati Skor penilaian Jumlah skor

1 2 3 4

1. Kegiatan Pra

Pembelajaran 1, 2 8

2. Tahap Orientasi 3,4 8

3 Tahap Pemunculan

Gagasan 6,7 5 10

4 Tahap Penyusunan

Ulang Gagasan 9, 12

8,10,

11,13 16

5 Tahap Penerapan

Gagasan 14 4

6 Tahap Pemantapan

Gagasan 15 4

7 Kegiatan Penutup 16 17,18 11

Total 0 2 7 9 61

Ketegori Baik

Berdasarkan tabel 4.13 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui hasil

penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang memperoleh skor 2 sebanyak

2, indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 7 item dan indikator yang

memperoleh skor 4 sebanyak 9 sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh

61. Pada aspek kegiatan pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu nomor 1 dan

2 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu ialah 8 skor. Pada aspek

tahap orientasi terdiri dari 2 indikator yaitu nomor 3 dan 4 memperoleh skor 4

sehingga jumlah skor pada aspek dua ialah 8 skor. Pada aspek tahap pemunculan

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

93

gagasan terdiri dari 3 indikator yaitu nomor 4 memperoleh skor 4 dan nomor 5, 6

memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor pada aspek tiga ialah 10 skor. Pada aspek

tahape penyusunan ulang gagasan terdiri dari 6 indikator yaitu nomor 8, 10, 11, 13

memperoleh skor 3 dan nomor 9, 12 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek

empat ialah 16 skor. Pada aspek tahap penerapan gagasan terdiri dari 1 indikator

yaitu nomor 14 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima ialah 4 skor.

Pada aspek tahap pemantapan gagasan terdiri dari 1 indikator yaitu nomor 15

memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam ialah 4 skor. Pada aspek

kegiatan penutup terdiri dari 3 indikator yaitu nomor 16 memperoleh skor 3, nomor

17 dan 18 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tujuh ialah 11 skor. Total

keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan pertama adalah

61 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan I

dapat dilihat pada diagram 4.15 berikut ini:

Gambar 4.15

Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I

2) Pertemuan Kedua

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua dijelaskan dalam

beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut:

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

1 2 3 4 5 6 7

SKo

r

Aspek yang Diamati

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

94

Tabel 4.14

Hasil Observasi Aktivitas Guru Sikus II Pertemuan II

No Aspek yang diamati Skor penilaian Jumlah skor

1 2 3 4

1. Kegiatan Pra

Pembelajaran 1, 2 8

2. Tahap Orientasi 3,4 8

3 Tahap Pemunculan

Gagasan 7 5,6 11

4 Tahap Penyusunan

Ulang Gagasan

8,9,

10,11,

12,13

24

5 Tahap Penerapan

Gagasan 14 4

6 Tahap Pemantapan

Gagasan 15 4

7 Kegiatan Penutup 16,

17,18 12

Total 0 0 1 17 71

Ketegori Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.14 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil

penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang memperoleh skor 3 sebanyak

1 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 17 sehingga jumlah

keseluruhan skor yang diperoleh 70. Pada aspek tahap kegiatan pra pembelajaran

terdiri dari 2 indikator yaitu nomor 1 dan 2 memperoleh skor 4 sehingga jumlah

skor aspek satu ialah 8 skor. Pada aspek tahap orientasi terdiri dari 2 indikator yaitu

nomor 3 dan 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua ialah 8 skor.

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

95

Pada aspek tahap pemunculan gagasan terdiri dari 3 indikator yaitu nomor 5, 6

memperoleh skor 4 dan nomor 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek

tiga ialah 11 skor. Pada aspek tahap penyusunan ulang gagasan terdiri dari 6

indikator yaitu nomor 8, 9, 10, 11, 12 dan 13 memmperoleh skor 4 sehingga jumlah

skor aspek empat ialah 24 skor. Pada aspek penerapan gagasan terdiri dari 1

indikator yaitu nomor 14 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima ialah

4 skor. Pada aspek pemantapan gagasan terdiri dari 2 indikator yaitu nomor

memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek 6 ialah 4 skor. Pada aspek kegiatan

penutup terdiri dari 3 indikator yaitu nomor 16, 17 dan 18 memperoleh skor 4

sehingga jumlah skor aspek tujuh ialah 12 skor. Total keseluruhan skor hasil

observasi aktivitas guru siklus II pertemuan kedua adalah 71 skor. Untuk lebih

jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan I dapat dilihat pada

diagram 4.16 berikut ini:

Gambar 4.16

Diagram Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang

dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.15 berikut :

0

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 5 6 7

SKo

r

Aspek yang Diamati

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

96

Tabel 4.15

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Sikus II Pertemuan II

No Aspek yang diamati Skor penilaian Jumlah skor

1 2 3 4

1. Kegiatan Pra

Pembelajaran 1, 2 8

2. Tahap Orientasi 3,4 8

3 Tahap Pemunculan

Gagasan 6 5,7 11

4 Tahap Penyusunan

Ulang Gagasan 11

8,9, 10,

12,13 23

5 Tahap Penerapan

Gagasan 14 4

6 Tahap Pemantapan

Gagasan 15 4

7 Kegiatan Penutup 16,

17,18 12

Total 0 0 2 16 70

Ketegori Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.15 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui hasil

penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang memperoleh skor 3 sebanyak

2, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 16 sehingga jumlah keseluruhan

skor yang diperoleh 70. Pada aspek tahap kegiatan pra pembelajaran terdiri dari 2

indikator yaitu nomor 1 dan 2 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu

ialah 8 skor. Pada aspek tahap orientasi terdiri dari 2 indikator yaitu nomor 3 dan 4

memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua ialah 8 skor. Pada aspek tahap

pemunculan gagasan terdiri dari 3 indikator yaitu nomor 5, 7 memperoleh skor 4

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

97

dan nomor 6 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga ialah 11 skor.

Pada aspek tahap penyusunan ulang gagasan terdiri dari 6 indikator yaitu nomor 8,

9, 10, 12 dan 13 memmperoleh skor 4 dan nomor 11 memperoleh skor 3 sehingga

jumlah skor aspek empat ialah 23 skor. Pada aspek penerapan gagasan terdiri dari

1 indikator yaitu nomor 14 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima

ialah 4 skor. Pada aspek pemantapan gagasan terdiri dari 1 indikator yaitu nomor

15 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek 6 ialah 4 skor.

Pada aspek kegiatan penutup terdiri dari 3 indikator yaitu nomor 16, 17 dan 18

memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tujuh ialah 12 skor. Total

keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan kedua adalah

70 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan I

dapat dilihat pada diagram 4.17 berikut ini:

Gambar 4.17

Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II

4.1.3.4 Refleksi Siklus II

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan

pertama, kedua, dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi atas kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk

diskusi untuk mengevaluasi berlangsungnya kegiatan pembelajaran selama

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 5 6 7

SKo

r

Aspek yang Diamati

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

98

pelaksanaan tindakan siklus II. Diskusi ini dilakukan oleh guru kolaborator, guru

observer, peneliti, dan beberapa perwakilan siswa kelas 5. Pada pelaksanaan

tindakan siklus II guru kolaborator telah melakukan berbagai upaya perbaikan

tindakan yang telah direncanakan disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I.

Dari refleksi yang telah dilakukan diketahui bahwa guru kolaborator atau

dalam hal ini guru kelas 5 sudah dapat menerapkan pembelajaran menggunakan

model pembelajaran Children Learning in Sciense dengan sangat baik, hal tersebut

juga berdampak kepada siswa. Bagi siswa sendiri belajar menggunakan model

pembelajaran Children Learning in Sciense menjadikan materi yang dipelajari lebih

mudah dipahami dan suasana yang terbentuk di dalam kelas menjadi

menyenangkan. Kegiatan pemunculan gagasan penyusunan ulang gagasan dapat

membuat siswa lebih aktif dalam berpendapat. Selain itu siswa juga lebih antusias

dalam belajar mengenai suatu konsep materi sehingga siswa lebih bersemangat dan

hasil belajar yang diperoleh meningkat. Berdasarkan hasil analisis data yang

diperoleh melalui pelaksanaan observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan

pertama terdapat perolehan jumlah skor 2 sebanyak 4 item , jumlah skor 3 sebanyak

6 item dan skor 4 sebanyak 8 item. Pada siklus II pertemuan kedua perolehan

jumlah skor 3 sebanyak 1 item dan skor 4 sebanyak 17 item. Pada pelaksanaan

tindakan siklus II ini hampir keseluruhan indikator mengalami peningkatan.

Diperoleh hasil bahwa guru sudah dapat sudah dapat membimbing siswa dengan

baik untuk membandingkan konsep awal dengan konsep ilmiah (11), guru sudah

dapat mengaitkan materi dengan realitas kehidupan dengan baik (14) dan guru

sudah dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Children Learning in Sciense. Dari hasil

observasi dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 18 item, hasil aktivitas

guru pada pertemuan pertama memperoleh persentase sebesar 80,5%, pertemuan

kedua meningkat menjadi 98,6%. Peningkatan hasil observasi aktivitas guru

pertemuan pertama dan kedua meningkat 18,1%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 4.18 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus II

pertemuan I dan II sebagai berikut:

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

99

Gambar 4.18

Diagram Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru

Siklus II Pertemuan I dan II

Berdasarkan analisis data diperoleh data hasil observasi aktivitas siswa pada

siklus II pertemuan pertama banyaknya indikator aktivitas belajar siswa yang

memperoleh skor 2 sebanyak 7 item, skor 3 sebanyak 7 item dan skor 4 sejumlah 9

item. Kemudian pada pertemuan kedua perolahan skor 3 sebanyak 2 item dan skor

4 sebanyak 16 item. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini hampir semua indikator

aktivitas siswa juga berhasil mengalami peningkatan, diantaranya siswa dapat

menjawab apersepsi yang disampaikan oleh guru dengan baik (3), siswa aktif

bertanya ketika proses pembelajaran (6), siswa berpartisipasi dalam pengamatan

dan praktikum (12), siswa melakukan diskusi secara kondusif dalam kegiatan

bertukar gagasan (9), siswa juga sudah berani menyampaikan gagasan (10). Dari

skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama besar

persentase yang diperoleh 85,9%, pada pertemuan kedua persentase hasil observasi

siswa meningkat menjadi 97,2%. Besarnya peningkatan hasil observasi aktivitas

guru pertemuan pertama dan kedua sebanyak 11,3%. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 4.19 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas siswa siklus

II pertemuan I dan II sebagai berikut:

Pertemuan I Pertemuan II

Presentase 80,50% 98,60%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

120,00%

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

100

Gambar 4.19

Diagram Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Siklus II Pertemuan I dan II

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65), maka diperoleh data sebanyak 32 siswa dengan

prosentase 97,2% siswa tuntas artinya sebagian besar siswa telah tuntas, hanya satu

siswa yang belum berhasil mencapai KKM ≥ 65 dengan besar persentase 2,8%.

Nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara klasikal mencapai angka 85.

Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu ketercapaian

ketuntasan hasil belajar mata pelajaran IPA sebesar 90% dari total keseluruhan

siswa, maka dapat dinyatakan bahwa hasil belajar mata pelajaran IPA meningkat

yaitu dengan perolehan nilai siswa melebihi KKM 65. Dari hasil evaluasi siswa

pada siklus II ketuntasan siswa telah mencapai 97,2%. Artinya jika dilihat dari

indikator keberhasilan yang ditentukan, hasil evaluasi tertulis siswa telah mencapai

indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti.

Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus II secara keseluruhan hasil

refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II sebagai berikut: 1)

Pelaksanaan pembelajaran sudah berlangsung sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Guru sudah berhasil melakukan perbaikan

pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II sesuai dengan rencana perbaikan

yang telah disusun pada kegiatan refleksi siklus I. Hal tersebut diketahui dari

adanya peningkatan skor hasil observasi guru, hampir semua indikator dalam setiap

aspek yang diamati sudah mengalami peningkatan. 2) Siswa lebih tertarik dan

antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

Pertemuan I Pertemuan II

Presentase 85,90% 97,20%

80,00%

82,00%

84,00%

86,00%

88,00%

90,00%

92,00%

94,00%

96,00%

98,00%

100,00%

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

101

pembelajaran Children Learning in Sciense terlihat dari respon positif siswa yang

mulai tumbuh selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran, siswa mulai berani

menyampaikan pendapat dan menanggapi jawaban, diketahui diantara indikator

penilaian aktivitas siswa terlihat bahwa indikator nomor 10 yaitu siswa juga sudah

berani menyampaikan tanggapan sudah dilakukan oleh siswa dengan sangat baik

dengan memperoleh skor 4. 3) Siswa dapat membandingkan konsep awal dengan

konsep ilmiah terlihat dari adanya peningkatan perolehan skor pada indikator

nomor 11 yaitu siswa membandingkan gagasan awal dengan teori ilmiah pada buku

teks.

Dapat disimpulkan bahwa permasalahan-permasalahan yang muncul pada

pelaksanaan tindakan siklus I sudah dapat diatasi dengan baik melalui upaya-upaya

yang telah direncanakan pada kegiatan refleksi siklus I yang kemudian diterapkan

oleh guru kolaborator pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II,

diantaranya:

a. Penerapan pembelajaran Children Learning in Sciense sudah terbiasa

dilaksanakan oleh siswa dengan arahan guru, sehingga pada awal-awal proses

pembelajaran berlangsung siswa tidak kebingungan dan merasa canggung di

dalam proses pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran sesuai yang

direncanakan.

b. Siswa yang dapat bekerjasama secara optimal dalam kegiatan diskusi.

Sehingga kegiatan bertukar gagasan belum berjalan dengan kondusif dengan

bimbingan guru terbukti dengan hasil perolehan skor aktivitas siswa indikator

nomor 9 yang telah mencapai maksimal.

c. Siswa berani dalam menyampaikan gagasan atau pendapat dengan motivasi

yang diberikan guru terbukti dengan perolehan skor aktivitas siswa indikator

nomor 10 yang telah mencapai maksimal.

d. Siswa tidak bingung dalam membedakan konsep awal dengan konsep ilmiah

dengan bimbingan khusus yang diberikan guru kepada setiap siswa terbukti

dengan perolehan skor aktivitas siswa indikator nomor 11 yang telah mencapai

maksimal.

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

102

4.2 Analisis Komparatif

Pada sub judul analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang perbandingan

hasil belajar, ketuntasan belajar dan proses belajar IPA siswa kelas 5 SD N Sidorejo

Kidul 02 Salatiga pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui

peningkatan hasil belajar, ketuntasan belajar dan proses belajar IPA yang diperoleh

siswa kondisi awal/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan

yaitu pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Penigkatan ketuntasan belajar IPA

ditunjukkan pada tabel 4.16 berikut:

Tabel 4.16

Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1. Tuntas ≥ 65 15 45,45 27 81,81 33 100

2. Belum Tuntas < 65 18 54,55 6 18,19 0 0

Jumlah 33 100 33 100 33 100

Nilai Rata-rata 61,09 76,36 85,75

Berdasarkan tabel 4.16 tentang perbandingan ketuntasan belajar IPA, dapat

diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari kondisi awal, siklus I, dan

siklus II. Pada kondisi awal atau sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang tuntas

atau telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) hanya berjumlah 15

siswa dengan persentase 45,45% sementara siswa yang belum tuntas berjumlah 18

siswa dengan persentase 54,55%, pada kondisi awal rata-rata hasil belajar IPA

61,09. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan siklus I terlihat peningkatan

jumlah siswa yang tuntas sebanyak 27% siswa dengan persentase siswa tuntas

81,81%, sementara 6 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM dengan

persentase 18,19%, pada siklus I rata-rata hasil belajar IPA 76,36 dari hasil

pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa secara klasikal nilai rata-rata siswa

belum tercapai, ketuntasan belajar siswa belum mampu mencapai indikator

keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditentukan sehingga masih diperlukan

perbaikan pada siklus II. Kemudian tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan

tindakan siklus II agar ketuntasan belajar IPA siswa bisa mencapai indikator

keberhasilan yang diharapkan yaitu sejumlah 90% dari total keseluruhan siswa.

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

103

Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II jumlah siswa yang

memperoleh nilai mencapai KKM ≥ 65 yaitu sebanyak 33 siswa dengan besar

persentase 100%, nilai rata-rata hasil belajar IPA siklus II mencapai 85,75. Dari

hasil belajar IPA dan ketuntasan belajar siswa siklus II tersebut dapat diketahui

bahwa indikator keberhasilan tindakan penelitian menggunakan model

pembelajaran Children Learning in Sciense yang telah ditentukan oleh peneliti

sudah tercapai (ketuntasan belajar siswa ≥ 90%). Perbandingan ketuntasan belajar

kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada diagram 4.20 berikut:

Gambar 4.20

Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA

Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran Children Learning in Sciense, hasil belajar mata

pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata-rata KKM ≥

65 yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai hasil

tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II. Peningkatan

rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga setelah

pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.17 sebagai

berikut:

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Tuntas 15 27 33

Tidak Tuntas 18 6 0

0

5

10

15

20

25

30

35

Jum

lah

SIs

wa

Tuntas Tidak Tuntas

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

104

Tabel 4.17

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Hasil Tindakan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Rata-rata Hasil

Belajar IPA 61,09 76,36 85,75

Berdassarkan tabel 4.17 tentang perbandingan rata-rata hasil belajar,

diketahui pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 76,36

mengalami peningkatan dari kondisi awal nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya

61,09. Dari perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan

bahwa tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan

peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA, hasil yang diperoleh sudah memenuhi

indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu minimal 7 nilai dari

KKM ≥ 65, namun masih diupayakan perbaikan agar hasil perolehan rata-rata hasil

belajar semakin meningkat.

Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa hasil belajar

IPA semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata hasil belajar

IPA yang diperoleh siswa 85,75. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil

pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan

tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti minimal 7 nilai dari KKM ≥

65. Untuk memperjelas peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siklus I dan siklus

II dapat diketahui melalui diagram 4.21 sebagai berikut:

Gambar 4.21

Diagram Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA

Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Rata-rata 61,09 76,36 85,75

0

20

40

60

80

100

Nila

i Rat

a-ra

ta

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

105

Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran Children Learning in Sciense, proses belajar mata

pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai indikator yang

telah ditentukan yaitu signifikan 10%. Kondisi yang demikian terbukti dari

perolehan skor hasil observasi aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II.

Peningkatan proses belajar IPA siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga

setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.18

sebagai berikut :

Tabel 4.18

Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi

Siklus I dan Siklus II

No. Ketuntasan Belajar Siklus I Siklus II

× (%) × (%)

1. Aktivitas Guru 46,5 64,58 64,5 89,5

2. Aktivitas Siswa 47,5 65,97 65,5 90,97

Berdasarkan tabel 4.18 tentang perbandingan analisis rata-rata skor

observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan

aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan model

pembelajaran Children Learning in Sciense. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I

rata-rata skor aktivitas guru mencapai 46,5 dengan persentase 64,58%. Pada siklus

II rata-rata skor aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 64,5 dengan

persentase 89,5%. . Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan

tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian

yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu peningkatan secara signifikan 10 %.

Seiring dengan peningkatan aktivitas guru, rata-rata skor aktivitas siswa juga

mengalami peningkatan, pada siklus I rata-rata skor aktivitas siswa 47,5 dengan

persentase 65,97%, kemudian pada siklus II rata-rata skor meningkat menjadi 65,5

dengan persentase 90,97%. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil

pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan

tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu peningkatan secara

signifikan 10 %. Untuk menjelaskan perbandingan rata-rata hasil analisis skor

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

106

observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II dapat diketahui pada

diagram 4.22 sebagai berikut:

Gambar 4.22

Diagram Peningkatan Rata-rata Skor Observasi

Siklus I dan Siklus II

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 5 SD N

Sidorejo Kidul 02 Salatiga, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian

dilaksanakan pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih cenderung

menggunakan cara lama yaitu dengan ceramah, guru menilai pembelajaran

menggunakan ceramah jauh lebih praktis daripada harus menggunakan beragam

model pembelajaran yang inovatif yang menurut guru memerlukan banyak

persiapan yang lebih di dalam pelaksanaannya. Proses pembelajaran yang

diterapkan oleh guru kelas 5 di SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga tersebut

menyebabkan siswa kelas 5 kurang antusias dan pasif di dalam proses belajar

mengajar, tidak ada aktivitas belajar yang bermakna bagi siswa untuk membantu

mereka membangun sebuah konsep materi, semua kegiatan di dalam pembelajaran

masih didominasi oleh guru sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran bukan

Siklus I Siklus II

Aktivitas Guru 64,58 89,5

Aktivitas Siswa 65,97 90,97

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Per

sen

tase

Sko

r O

bse

rvas

i

Page 62: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

107

merupakan hal yang baru bila ditemui siswa yang asyik bermain sendiri dan

bercerita dengan teman sebangku, kebanyakan siswa cenderung mengacuhkan

proses pembelajaran yang tengah berlangsung. Hal tersebut merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N

Sidorejo Kidul 02 Salatiga. Diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM

65 hanya 15 siswa atau 45,45% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang

belum mencapai KKM ada 18 siswa atau 54,55% dari jumlah keseluruhan siswa.

Berdasarkan kondisi yang demikian maka peneliti merasa diperlukan adanya

tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas

5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga dengan menerapkan model pembelajaran

Children Learning in Sciense. Berikut ini tabel 4.19 perbandingan hasil analisis

observasi aktivitas guru dan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II:

Tabel 4.19

Perbandingan Rata-rata Observasi

Siklus I dan Siklus II

No. Ketuntasan Belajar Siklus I Siklus II

× (%) × (%)

1. Aktivitas Guru 46,5 64,58 64,5 89,5

2. Aktivitas Siswa 47,5 65,97 65,5 90,97

Berdasarkan tabel 4.17 tentang perbandingan analisis rata-rata skor

observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan

aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan model

pembelajaran Children Learning in Sciense. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I

rata-rata skor aktivitas guru mencapai 46,5 dengan persentase 64,58%. Pada siklus

II rata-rata skor aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 64,5 dengan

persentase 89,5%. Seiring dengan peningkatan aktivitas guru, rata-rata skor

aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I rata-rata skor aktivitas

siswa 47,5 dengan persentase 65,97%, kemudian pada siklus II rata-rata skor

meningkat menjadi 65,5 dengan persentase 90,97%. Untuk menjelaskan

perbandingan rata-rata hasil analisis skor observasi aktivitas guru dan siswa pada

siklus I dan siklus II dapat diketahui pada diagram 4.23 sebagai berikut:

Page 63: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

108

Gambar 4.23

Diagram Peningkatan Rata-rata Skor Observasi

Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan diagram 4.23 tentang peningkatan rata-rata skor observasi

aktivitas guru dan siswa terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik aktivitas guru

maupun aktivitas siswa mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata skor

observasi guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dan II dengan

menerapkan model pembelajaran Children Learning in Sciense tersebut berdampak

pada peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD N Sidorejo

Kidul 02 Salatiga. Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning in Sciense, hasil

belajar mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata-

rata KKM ≥ 65 yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari

perolehan nilai hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun

siklus II. Peningkatan rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul

02 Salatiga setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam

tabel 4.20 sebagai berikut:

Siklus I Siklus II

Aktivitas Guru 64,58 89,5

Aktivitas Siswa 65,97 90,97

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Per

sen

tase

Sko

r O

bse

rvas

i

Page 64: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

109

Tabel 4.20

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA

Siklus I dan Siklus II

Hasil Tindakan Siklus I Siklus II

Hasil Belajar IPA 76,36 85,75

Pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 76,36

mengalami peningkatan dari kondisi awal nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya

61,09 dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa mencapai 81,81%. Dari

perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa tindakan

pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan

hasil belajar mata pelajaran IPA, tetapi hasil yang diperoleh tersebut masih berada

di bawah indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu 90% siswa

tuntas dari total keseluruhan siswa, maka dari itu masih diperlukannya upaya

perbaikan pada siklus II.

Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa hasil belajar

IPA semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata hasil belajar

IPA yang diperoleh siswa 85,75 dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa

mencapai 100%. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan

tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian

yang telah ditetapkan oleh peneliti sebesar 90% siswa tuntas. Pada pelaksanaan

tindakan siklus II semua siswa sudah berhasil mencapai KKM 65. Untuk

memperjelas peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siklus I dan siklus II dapat

diketahui melalui diagram 4.24 sebagai berikut:

Page 65: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

110

Gambar 4.24

Diagram Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA

Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran pada

siklus I dan siklus II terlihat rata-rata kemampuan siswa di dalam proses maupun

hasil tindakan pembelajaran semakin baik dan selalu mengalami peningkatan pada

setiap siklusnya. Siswa lebih antusias dan aktif mengikuti setiap proses

pembelajaran, lebih berani di dalam menyampaikan gagasan dan melakukan

kegiatan tanya jawab bersama guru, dengan penerapan model pembelajaran

Children Learning in Sciense pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih

menarik dan bermakna bagi siswa, proses pembelajaran tidak hanya terpusat pada

guru melainkan siswa juga ikut terlibat dalam proses pembelajarannya. Penerapan

model pembelajaran Children Learning in Sciense memberikan banyak hal yang

positif bagi siswa salah satunya dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil

belajar mata pelajaran IPA. Selain itu model Children Learning in Sciense

membuat siswa dapat belajar mengenai materi pelajaran dalam suasana yang

menyenangkan, kegiatan diskusi, bertukar gagasan, melakukan pengamatan dan

praktikum dalam pembelajaran ini mengurangi perasaan takut dan tegang yang

dirasakan oleh siswa saat mengikuti proses pembelajaran, kegiatan bertukar

gagasan juga menjadikan siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan baik di

dalam kelompok. Interaksi yang muncul antara siswa dengan siswa dan kerjasama

yang terjalin dalam kegiatan diskusi membentuk situasi belajar yang kondusif.

Siswa sangat antusias bekerja sama untuk merekonstruksi gagasan awal. Selain itu

guru juga membentuk pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih ilmiah.

Siklus I Siklus II

Rata-rata 76,36 85,75

70727476788082848688

Page 66: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16060/4/T1_292011087_BAB IV... · Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan

111

Dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II dengan

menerapkan model pembelajaran Children Learning in Sciense dapat

meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA khususnya pada

pokok bahasan proses pembentukan tanah sehingga berpengaruh terhadap hasil

belajar IPA yang diperoleh siswa. Hasil tersebut selaras dengan teori Widiyarti,

dkk., (2012) menyebutkan bawah model pembelajaran CLIS dapat

mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang suatu masalah tertentu dalam

pembelajaran serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil pengamatan

dan percobaan. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar IPA

siswa kelas 5 di SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga setelah dilaksanakannya tindakan

penelitian menggunakan model pembelajaran Children Learning in Sciense.

Berdasarkan uraian penelitian yang telah disajikan, maka penerapan model

pembelajaran Children Learning in Sciense dalam pembelajaran IPA pada siswa

kelas 5 Semester II SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

ini selaras dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Novi

Pramita Devi, dari penelitian tersebut diketahui rata-rata hasil belajar mata

pelajaran IPA meningkat signifikan sebesar 59%. setelah penerapan model

pembelajaran Children Learning in Sciense, selanjutnya penelitian oleh Yunita

E.A., Mifta A juga menunjukkan hasil yang serupa bahwa dengan menerapkan

model pembelajaran Children Learning in Sciense dapat meningkatkan hasil belajar

dengan nilai rata-rata siswa 80,8. Selain itu penelitian oleh Upaya Meningkatkan

Prestasi Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Clis (Children

Learning In Science) Di SMP N 1 Tanjungraja Semester Genap Tahun Ajaran

2010/2011 oleh Merita Diana. Hasil penelitian penerapan Model Pembelajaran

CLIS (Children Learning In Science) pada pelajaran IPA kelas VII a dapat

meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar yang di buktikan dengan

bertambahnya minat belajar dari siklus I sebesar 68 %, siklus II sebesar 82 % dan

pada siklus III sebesar 98%.sedangkan prestasi belajar siswa bertambahnya tingkat

ketuntasan belajar siswa setiap siklusnya selama tiga siklus yaitu siklus I sebesar

62,3%, siklus II sebesar 73,95% dan siklus III sebesar 100 %.