29
61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah isian angket keyakinan siswa terhadap matematika awal-akhir dan data tes prestasi pretest posttest. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dan hasil analisis datanya dijabarkan sebagai berikut. a. Deskripsi Pembelajaran Populasi pada penelitian eksperimen ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 6 Yogyakarta, sedangkan sampel untuk penelitianya adalah siswa kelas VII-F dengan jumlah 34 siswa. Pembelajaran yang dilaksanakan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Peneliti terlebih dahulu melakukan observasi pembelajaran dan memberikan angket kecerdasan majemuk. Peneliti menggunakan angket kecerdasan majemuk yang sebelumnya sudah digunakan oleh Melissa (2015). Kisi-kisi dan angket kecerdasan majemuk dapat dilihat pada Lampiran 2.11-2.12 halaman 338-339. Pemberian angket kecerdasan majemuk bertujuan untuk dapat mengetahui kecenderungan jenis kecerdasan-kecerdasan yang dominan pada siswa. Data dan analisis hasil angket kecerdasan majemuk siswa secara lengkap dapat dilihat di Lampiran 4.13-4.14 halaman 398-399. Data sebaran kecenderungan kecerdasan majemuk siswa yang diperoleh disajikan pada Tabel 9.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

  • Upload
    doananh

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah isian angket keyakinan siswa

terhadap matematika awal-akhir dan data tes prestasi pretest –posttest. Data yang

telah terkumpul kemudian dianalisis dan hasil analisis datanya dijabarkan sebagai

berikut.

a. Deskripsi Pembelajaran

Populasi pada penelitian eksperimen ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN

6 Yogyakarta, sedangkan sampel untuk penelitianya adalah siswa kelas VII-F dengan

jumlah 34 siswa. Pembelajaran yang dilaksanakan pembelajaran berbasis kecerdasan

majemuk. Peneliti terlebih dahulu melakukan observasi pembelajaran dan

memberikan angket kecerdasan majemuk. Peneliti menggunakan angket kecerdasan

majemuk yang sebelumnya sudah digunakan oleh Melissa (2015). Kisi-kisi dan

angket kecerdasan majemuk dapat dilihat pada Lampiran 2.11-2.12 halaman 338-339.

Pemberian angket kecerdasan majemuk bertujuan untuk dapat mengetahui

kecenderungan jenis kecerdasan-kecerdasan yang dominan pada siswa. Data dan

analisis hasil angket kecerdasan majemuk siswa secara lengkap dapat dilihat di

Lampiran 4.13-4.14 halaman 398-399. Data sebaran kecenderungan kecerdasan

majemuk siswa yang diperoleh disajikan pada Tabel 9.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

62

Tabel 9. Sebaran Kecenderungan Kecerdasan Majemuk Siswa

No Jenis Kecerdasan Jumlah Siswa

1 Interpersonal 14

2 Naturalist 14

3 Exsistentialist 10

4 Musical 9

5 Linguistic 8

6 Bodily-Kinesthetic 8

7 Visual-Spatial 6

8 Logical-Mathematical 4

9 Intrapersonal 4

Jumlah Siswa 77

Data sebaran kecenderungan kecerdasan siswa pada Tabel 9 digunakan untuk

menentukan kombinasi kecerdasan yang akan difasilitasi pada setiap pertemuan.

Kecenderungan kecerdasan siswa yang paling banyak dimiliki siswa adalah

kecerdasan Interpersonal dan Naturalist, sehingga kegiatan pembelajaran yang

dirancang lebih didominasi kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi kecerdasan

tersebut. Pada setiap pertemuan akan ada diskusi kelompok untuk memfasilitasi

kecerdasan Interpersonal dan di LKS terdapat halaman rangkuman yang didesain

dengan gambar-gambar mahluk hidup untuk menarik perhatian siswa dengan

kecerdasan Naturalist yang tinggi. Selain itu peneliti menyediakan kegiatan observasi

keluar kelas untuk memfasilitasi kecerdasan Naturalist siswa. Kecerdasan Logical-

Mathematical juga diberdayakan pada setiap pertemuan karena penelitian ini terkait

dengan pembelajaran matematika, sehingga di setiap pertemuan siswa difasilitasi

denga pemberian soal-soal matematika. Dalam 6 kali pertemuan terdapat kegiatan

pembelajaran yang memfasilitasi kecerdasan Interpersonal, Naturalist dan Logical-

Mathematical. Kecerdasan yang lain juga tetap diberdayakan dengan proporsi yang

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

63

berbeda disesuaikan dengan banyaknya siswa yang memiliki kecerdasan tersebut.

Semakin banyak siswa yang memiliki kecenderungan kecerdasan tertentu maka

semakin sering kecerdasan itu diberdayakan pada setiap pertemuan. Kombinasi

kecerdasan majemuk pada setiap pertemuan disajikan pada Tabel 10 berikut.

Tabel 10. Kombinasi Kecerdasan Majemuk dalam Setiap Pertemuan

Jenis Kecerdasan

Jml Linguis-

tic

Music-

al

Logical-

Matematic

Visual-

Spatial

Bodily-

Kinesthetic

Intra-

personal

Inter-

personal

Natural-

is

Eksitent-

ialist

P1 √ √ √ √ √ √ 6

P2 √ √ √ √ √ 5

P3 √ √ √ √ √ √ √ 7

P4 √ √ √ √ √ √ √ 7

P5 √ √ √ √ 4

P6 √ √ √ √ √ √ 6

Jml 3 4 6 1 3 1 6 6 5 35

Pada Tabel 10 menjelaskan bahwa, sebagai contoh pada pertemuan pertama

(P1) guru akan memberikan kegiatan pembelajaran yang

memberdayakan/memfasilitiasi kecerdasan linguistic, logical-mathematical, bodily-

kinesthetic, interperonal, naturalist, dan exsisentialist. Selanjutnya peneliti membuat

rancangan pelaksanaan pembelajaran di mana kegiatan pembelajarannya disesuaikan

dengan kombinasi kecerdasan yang akan diberdayakan pada setiap pertemuan.

Sebagai contoh pada P1 yaitu pembelajaran mengenai untung, rugi, dan impas,

kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi kecerdasan siswa yang akan diberdayakan

pada P1 atara lain: kecerdasan linguistic dengan pemberian cerita di dalam LKS,

kecerdasan logical-methemtical siswa difalisitasi dengan pemberian soal matematika,

kecerdasan bodly-kinesthetic siswa difasiltiasi dengan adanya game matematika,

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

64

kecerdasan interpersonal siswa difasilitasi dengan diskusi kelompok, kecerdasan

naturalis siswa difasilitasi dengan pembelajaran diluar kelas, dan kecerdasan

exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional.

Penelitian ini dilaksanakan pada minggu pertama bulan Februari Tahun 2017.

Jadwal penelitian disajikan pada Tabel 11 berikut .

Tabel 11. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Pertemuan Kegiatan Hari/Tanggal

Sebelum

penelitian

Angket keyakinan siswa

terhadap matematika

Pretest

Senin, 6 Februari 2017

Pertemuan 1 Untung, rugi, impas Kamis, 9 Februari 2017

Pertemuan 2 Harga jual dan harga beli Senin, 13 Februari 2017

Pertemuan 3 Diskon dan pajak Kamis, 16 Februari 2017

Pertemuan 4 Bruto, netto, dan tara Senin, 20 Februari 2017

Pertemuan 5 Mencari besar bunga tunggal Kamis, 24 Februari 2017

Pertemuan 6 Mencari lama waktu menabung Senin, 27 Februari 2017

Setelah

penelitian

Angket keyakinan siswa

terhadap matematika

Posttest

Kamis, 2 Maret 2017

Tes (pretest) dan angket keyakinan siswa terhadap matematika diberikan saat

pertemuan pertama untuk mengukur kemampuan awal siswa dan tingkat keyakinan

awal siswa terhadap matematika. Pretest dilaksanakan selama 2 jam pelajaran,

setelah siswa mengerjakan pretest kemudian siswa mengisi angket keyakinan siswa

terhadap matematika.

Pertemuan selanjutnya dilaksanakan proses pembelajaran yang menerapkan

pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Peneliti membuat RPP untuk 6

pertemuan (15 jam pelajaran). Pada pertemuan terakhir, siswa diberikan tes (posttest)

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

65

dan angket untuk mengetahui prestasi yang dicapai siswa dan tingkat keyakinan

siswa terhadap matematika setelah dilakukannya penelitian.

Kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai dengan RPP yang telah dirancang

oleh peneliti. Ada beberapa kendala selama penelitian. Pada pembelajaran hari

pertama, terdapat kegiatan observasi keluar kelas yaitu mengobservasi kegiatan jual-

beli yang ada di sekitar sekolah. Namun kegiatan ini tidak terlaksana karena waktu

pembelajaran yang tidak sesuai dengan perkiraan peneliti. Oleh karena itu, tugas

observasi keluar kelas diganti sebagai tugas rumah, mengobservasi kegiatan jual-beli

di sekitar rumah.

Kendala selanjutnya mengenai pembagian kelompok. Peneliti telah

menentapkan kelompok berdasarkan kombinasi kecerdasan yang akan difasilitasi saat

pembelajaran. Namun, beberapa siswa tidak setuju dengan pengelompokan yang telah

ditetapkan oleh peneliti. Siswa memberikan masukan agar peneliti menentukan ketua

kelompok, dan selanjutnya ketua kelompok yang akan memilih anggotanya sendiri.

Pada pertemuan selanjutnya pengelompokan dilakukan berdasarkan masukan siswa.

Hal tersebut mengakibatkan ada salah satu siswa yang tidak mendapat kelompok

karena siswa tersebut memiliki sifat yang kurang disukai oleh teman-temannya. Pada

hari berikutnya, pengelompokan dibuat sesuai rancangan peneliti semula.

Selama penelitian dilakukan observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh

observer dari mahasiswa pendidikan matematika. Hasil isian dan rekap penilaian

lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat selengkapnya pada

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

66

Lampiran 4.19 halaman 408 dan Lampiran 4.12 halaman 396. Presentase

keterlaksanaan pembelajaran adalah 94% termasuk dalam kriteria sangat baik.

Proses pembelajaran diawali dan diakhiri dengan doa. Pada setiap pertemuan

peneliti memeriksa kehadiran siswa. Setiap pertemuan menggunakan LKS yang

sudah dipersiapkan peneliti. LKS berisi kegiatan-kegiatan yang berbasis kecerdasan

majemuk. Terdapat 9 jenis kecerdasan majemuk antara lain kecerdasan interperonal,

musical, bodily-kinesthetic, intrapersonal, visual-spatial, naturalist, exsistentialist,

logical-matematical, dan linguistic. Kegiatan pembelajaran untuk memfasilitasi

kecerdasan interpersonal siswa adalah dengan kegiatan diskusi (Gambar 3). Siswa

mendiskusikan permasalahan yang ada di LKS bersama teman satu kelompoknya.

Sedangkan kegiatan untuk memfasilitasi kecerdasan intrapersonal adalah dengan

pemberian tugas individu.

Gambar 3. Siswa Berdiskusi

Kegiatan pembelajaran untuk memfasilitasi kecerdasan musical siswa yaitu

kegiatan menyanyi. Siswa diajak untuk menyanyikan beberapa lagu yang sudah ada

di LKS. Kegiatan yang memfasilitasi kecerdasan bodily-kinesthetic adalah melalui

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

67

games. Terdapat dua games yaitu memancing (Gambar 4) dan ular tangga (Gambar

5). Games dilakukan dalam rangka untuk mengerjakan latihan soal yang ada di LKS.

Game memancing digunakan salah satunya sebagai alat mengundi pemilihan nomor

soal. Pada game ular tangga, kelompok yang melanggar peraturan akan diberikan soal

dan diminta mengerjakan di papan tulis, sebelum soal selesai dikerjakan kelompok

tidak boleh melanjutkan permainan.

Gambar 4. Siswa Bermain Game

Memancing

Gambar 5. Siswa Bermain Game

Ular Tangga

Kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi kecerdasan visual-spatial siswa

adalah dengan menonton video pembelajaran. Peneliti memutarkan video tentang

kegiatan jual-beli dan siswa mengamati permasalahan yang ada di dalam video.

Kegiatan memfasilitasi kecerdasan logis-matematis adalah dengan mengerjakan soal-

soal. Kemudian untuk memfasilitasi kecerdasan linguistic salah satu kegiatan yang

dilakukan adalah membaca kisah tokoh yang telah disajikan di LKS.

Kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi kecerdasan exsistentilist siswa

yaitu dengan memberikan tugas opsional seperti mencari tahu asal usul/sejarah dan

biografi kesuksesan tokoh. Contoh hasil pekerjaan siswa terlihat pada Gambar 6

berikut.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

68

Gambar 6. Hasil Tugas Opsional Siswa

Pada penelitian ini kegiatan observasi keluar kelas merupakan salah satu

kegiatan untuk memfasilitasi kecerdasan naturalist siswa, siswa mengamati dan

mewawancarai pedagang yang ada di sekitar untuk mendapatkan data sesuai dengan

perintah yang ada di LKS. Contoh hasil pekerjaan siswa ditunjukan pada Gambar 7

berikut.

Gambar 7. Hasil Observasi Siswa.

b. Deskripsi Data

1) Hasil Angket Keyakinan Siswa terhadap Matematika

Keyakinan siswa terhadap matematika diukur menggunakan instrumen berupa

angket yang terdiri dari 36 pernyataan. Angket keyakinan siswa terhadap matematika

diberikan kepada siswa pada awal dan akhir penelitian.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

69

Contoh isian angket awal dan akhir dapat dilihat pada Lampiran 4.17-4.18

halaman 402-405. Secara rinci rekap skor isian angket keyakinan siswa terhadap

matematika awal dan akhir dapat dilihat pada Lampiran 4.9-4.10 halaman 387-390.

Deskripsi data keyakinan siswa terhadap matematika disajikan pada Tabel 12 berikut.

Tabel 12. Deskripsi Data Keyakinan Siswa terhadap Matematika

Awal dan Akhir

Deskrpsi Awal Akhir

n 34 34

Rata-Rata 119,56 134,59

Max 145 158

Min 97 118

Variansi 124,254 124,856

SD 11,147 11,174

Skor Max yang mungkin 180 180

Skor Min yang mungkin 36 36

Keterangan:

n=banyak siswa

SD= standar deviasi

-Berdasarkan deskripsi data yang ditunjukan pada Tabel 12, rentang skor yang

mungkin diperoleh siswa adalah dari 36 sampai 180. Rata-rata skor awal dan skor

akhir keyakinan siswa terhadap matematika meningkat dari 119,56 (kategori sedang)

menjadi 134,59 (kategori tinggi), sehingga dapat dikatakan terjadi peningkatan rata-

rata skor keyakinan siswa terhadap matematika sebesar 15,03.

Tingkat keyakinan siswa terhadap matematika dipengaruhi oleh beberapa

aspek/indikator. Pada Tabel 13 menyajikan distribusi frekuensi tingkat keyakinan

siswa pada setiap aspek. Secara lengkap data kategori tingkat keyakinan siswa

terhadap matematika awal dan akhir tiap aspek dapat dilihat pada Lampiran 4.11

halaman 393.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

70

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Skor Keyakinan Siswa terhadap Matematika

No Aspek Kat Awal Akhir

f % F %

1 Keyakinan siswa terhadap

kegunaan matematika

ST 1 2,94 5 14,70

T 8 23,52 19 55,88

S 21 61,76 9 26,47

K 4 11,76 1 2,94

SK 0 0 0 0

2

Keyakinan siswa terhadap

kemampuan diri sendiri dalam

matematika

ST 7 20,58 7 20,58

T 16 47,05 20 58,82

S 9 26,47 7 20,58

K 2 5,88 0 0

SK 0 0 0 0

3 Keyakinan siswa terhadap

matematika

ST 0 0 2 5,88

T 12 35,29 22 64,70

S 20 58,82 10 29,41

K 2 5,88 0 0

SK 0 0 0 0

4

Keyakinan siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran

matematika

ST 2 5,88 7 20,58

T 13 38,23 24 70,58

S 17 50 3 8,82

K 2 5,88 0 0

SK 0 0 0 0

Ket: ST= Sangat Tinggi, T= Tinggi, S= Sedang, K= Kurang, SK= Sangat

Kurang

Berdasarkan Tabel 13, dapat diketahui bahwa setelah penelitian tingkat

keyakinan siswa yang memiliki kategori tinggi dan sangat tinggi berdasarkan aspek

pertama, kedua, ketiga, dan keempat berturut-turut 70,58%; 79,4%; 70,58%; dan

91,16%, sedangkan sebelum penelitian secara hanya 26,46%; 67,63%; 35,29%; dan

44,11%. Dapat dikatakan terdapat peningkatan pada setiap aspek sebesar 44,12%;

11,77%; 35,29%; dan 47,05%.

Butir-butir pernyataan pada setiap aspek dianalisis. Secara kumulatif

distribusi frekuensi jawaban siswa yang menjawab pertanyaan dengan jawaban Setuju

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

71

(S) dan Sangat Setuju (SS) pada angket awal dan akhir disajikan pada tabel-tabel

berikut ini.

Tabel 14. Deskripsi Butir Aspek Ke-1

Butir Pernyataan Awal Akhir

f % f %

Butir 2 (+) :Matematika berguna untuk mempelajari

ilmu lain. 16 47,05 21 61,76

Butir 36 (+) :Matematika berguna dalam kegiatan

pembangunan jembatan. 14 41,17 24 70,58

Butir 16 (-) :Matematika tidak dapat diterapkan di

pelajaran lain. 30 88,23 19 55,88

Butir 35 (-) :Matematika hanya berguna dalam

kegiatan perniagaan/perdagangan. 26 76,47 14 41,17

Pada deskripsi butir positif nomor 3 dan 36 menunjukan bahwa peningkatan

persentase berturut-turut sebesar 14,71% dan 29,41%. Kemudian analisis butir negatif

nomor 16 dan 35 diketahui bahwa persentase siswa turun sebesar 32,35% dan 35,3%.

Deskripsi butir aspek kedua disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Deskripsi Butir Aspek Ke-2

Butir Pernyataan Awal Akhir

f % f %

Butir 3 (+) :Saya berhasil dalam tes

matematika karena

kemampuan saya.

22 64,70 22 64,70

Butir 4 (+) :Bagi saya matematika dapat

dipelajari. 25 73,59 24 70,58

Butir 17 (-) :Saya berhasil dalam tes

matematika karena nasib

baik/keberuntungan.

21 61,76 20 58,82

Butir 18 (-) :Bagi saya mempelajari

matematika hanya untuk

orang yang pandai.

22 64,70 0 0

Pada deskripsi butir positif nomor 3 dapat diketahui bahwa persentase tetap

atau tidak berubah, sedangkan pada butir positif nomor 4 mengalami penurunan

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

72

sebesar 3,01%. Kemudian deskripsi butir negatif nomor 17 dan 18 menunjukan

bahwa persentase turun dengan besar penurunan persentase berturut-turut 2,94% dan

64%. Deskripsi butir selanjutnya adalah deskripsi butir positif aspek ketiga yang

disajikan pada Tabel 16 berikut.

Tabel 16. Deskripsi Butir Aspek Ke-3

Butir Pernyataan Awal Akhir

F % f %

Butir 28 (+) :Seseorang yang belajar matematika

dengan tekun cenderung akan bisa

berpikir dengan logis.

13 38,23 26 76,47

Butir 29 (+) :Matematika adalah ilmu yang penting. 11 32,35 26 76,47

Butir 30 (+) :Seseorang yang belajar matematika

cenderung kemampuan bernalarnya

bagus.

16 47,05 12 35,29

Butir 31 (+) :Matematika adalah pelajaran yang

menyenangkan. 8 23,05 19 55,88

Butir 32 (+) :Matematika adalah ilmu yang

mendasari IPTEK . 18 52,94 14 41,17

Butir 33 (+) :Menggunakan alat peraga/benda

langsung mempermudah proses

bernalar.

17 50 21 61,76

Butir 34 (+) :Selain berhitung matematika adalah

ilmu bernalar. 30 88,23 31 91,17

Butir 5 (-) :Seseorang cenderung akan berpikir

logis tanpa belajar matematika. 25 75,52 29 85,29

Butir 6 (-) :Hanya beberapa orang yang

memerlukan ilmu matematika. 28 82,35 5 14,70

Butir 7 (-) :Kemampuan bernalar seseorang

cenderung akan bagus tanpa belajar

matematika.

26 76,47 21 61,76

Butir 8 (-) :Matematika adalah ilmu yang

membosankan. 24 70,58 19 55,88

Butir 9 (-) :Matematika tidak ada kaitanya dengan

ilmu lain. 19 55,88 8 23,52

Butir 10 (-) :Belajar matematika tidak bisa

menggunakan komputer. 12 35,29 6 17,64

Butir 11 (-) :Matematika hanyalah ilmu berhitung. 34 100 23 67,64

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

73

Terdapat peningkatan persentase pada butir positif nomor 28, 29, 31, 33 dan

34 berturut-turut sebesar 38,24%; 44,12%; 32,83%; 11,76%; dan 2,94%, sedangkan

pada butir positif nomor 30 dan 32 mengalami penurunan sebesar 11,76% dan

11,47%. Kemudian analisis butir negatif nomor 6, 7, 8, 9, 10 dan 11 menunjukan

bahwa persentase turun sebesar 67,65%; 14,71%; 14,7%; 32,36%; 17,65%; dan

32,36%. Sedangkan pada butir 5 presentase mengalami kenaikan sebesar 9,77%.

Deskripsi butir aspek keempat disajikan pada Tabel 17 berikut.

Tabe17. Deskripsi Butir Aspek Ke-4

Butir Pernyataan Awal Akhir

f % F %

Butir 1 (+) :Belajar matematika dapat

dilakukan di alam terbuka. 18 52,94 32 94,11

Butir 12 (+) :Belajar matematika dapat

dilakukan dengan diskusi. 20 58,82 28 82,35

Butir 13 (+) :Belajar matematika dapat

dilakukan dengan kegiatan

bernyanyi.

12 35,29 27 79,41

Butir 14 (+) :Belajar matematika dapat

dilakukan dengan permainan. 9 26,47 31 91,17

Butir 22 (+) :Seseorang yang memahami

konsep matematika dengan baik

cenderung akan berhasil dalam

pembelajaran matematika.

25 73,52 20 58,82

Butir 23 (+) :Seseorang yang rajin

mengerjakan soal-soal

matematika cenderung akan

berhasil dalam pembelajaran

matematika.

15 44,11 20 58,82

Butir 24 (+) :Seseorang yang malas dalam

mengerjakan latihan soal

matematika cenderung akan

gagal dalam pembelajaran

matematika.

12 35,29 16 47,05

Butir 15 (-) :Belajar matematika dapat

dilakukan di kelas saja. 22 64,70 9 26,47

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

74

Butir Pernyataan Awal Akhir

f % F %

Butir 19 (-) :Seseorang cenderung akan bisa

menyelesaikan soal matematika

yang rumit tanpa perlu

memahami konsep matematika.

16 47,05 14 41,17

Butir 20 (-) :Hanya dengan mengerjakan soal

matematika terus menerus

seseorang akan berhasil dalam

pembelajaran matematika.

24 70,58 22 64,70

Butir 21 (-) :Untuk dapat berhasil dalam

pembelajaran matematika

seseorang hanya perlu memahami

konsep matematika tanpa perlu

latihan soal.

16 47,05 12 35,29

Butir 25 (-) :Belajar matematika dapat

dilakukan hanya dengan

mendengarkan penjelasan dari

guru.

19 55,88 9 26,47

Butir 26 (-) :Belajar matematika tidak dapat

dilakukan dengan kegiatan

bernyanyi.

26 76,47 4 11,76

Butir 27 (-) :Belajar matematika cukup dengan

mengerjakan latihan soal. 16 47,05 10 29,41

Pada Tabel 17 dapat diketahui bahwa pada semua butir kecuali butir nomor 22

mengalami peningkatan presentase. Peningkatan presentase masing-masing butir

yaitu 41,17%; 23,53%; 44,12%; 65,24%; 14,71%; dan 11,76%. Kemudian pada butir

negatif aspek keempat menunjukan presentase pada semua butir negatif aspek

keempat turun. Penurunan presentase masing-masing butir sebesar 38,23%; 5,88%;

5,88%; 11,76%; 29,41%; 64,71%; dan 17,64%.

2) Deskripsi Data Hasil Prestasi Belajar

Nilai prestasi belajar siswa diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Contoh

isian jawaban soal pretest dan posttest siswa dapat dilihat pada Lampiran 4.15-4.16

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

75

halaman 400-401. Secara singkat deskripsi data pretest dan posttest disajikan pada

Tabel 18.

Tabel 18. Deskripsi Data Nilai Pretest dan Posttest

Deskrpsi Awal Akhir

n 34 34

Rata-Rata 55,76 77,53

Max 84 100

Min 24 40

Variansi 214,246 246,317

SD 14,637 15,931

Skor Max yang mungkin 100 100

Skor Min yang mungkin 0 0

Keterangan:

n=banyak siswa, SD= standar deviasi

Informasi pada Tabel 18 menunjukan bahwa rata-rata skor pretest ke posttest

meningkat dari 55,76 (kategori cukup) menjadi 77,53 (kategori baik). Peningkatan

pretest dan posttest sebesar 21,77. Distribusi frekuensi tingkat prestasi siswa

disajikan dalam Tabel 19 berikut.

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Prestasi Siswa

Kategori Pre Pos

F % F %

Sangat Baik (SB) 1 2,94 18 52,94

Baik (B) 12 35,29 12 35,29

Cukup (C) 14 41,17 2 5,88

Kurang (K) 7 20,58 2 5,88

Sangat Kurang (SK) 0 0 0 0

Berdasarkan Tabel 19, dapat diketahui bahwa setelah penelitian secara

komulatif 88,23% siswa mencapai kategori baik dan sangat baik, sedangkan sebelum

perlakuan secara komulatif hanya 38,23%, sehingga dapat dikatakan terdapat

peningkatan prestasi sebesar 50%.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

76

2. Analisis Inferensial

a. Uji Prasyarat

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi

yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan

terhadap hasil angket keyakinan siswa terhadap matematika, dan hasil pretest-

posttest. Pengujian normalitas menggunakan uji One-Sample Kolmogorof Smirnov

dengan taraf signifikansi . Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.

H0 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Kriteria keputusan diterima jika Asymp. Sig (p-value) lebih dari .

Data hasil uji normalitas disajikan pada Tabel 20 berikut.

Tabel 20. Uji Normalitas

Data Skor Nilai Asymp. Sig

Angket Awal 0,569

Akhir 0,991

Tes Pretest 0,263

Posttest 0,122

Berdasarkan hasil uji normalitas pada Tabel 20 menunjukan bahwa nilai

Asymp. Sig pada setiap data yang dianalisis lebih besar dari , sehingga H0

ditolak dan H1 diterima yang berarti semua data yang dianalisis berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Adapun hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 4.4 halaman 376.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

77

b. Uji Hipotesis

1) Uji Hipotesis Menjawab Rumusan Masalah Pertama

Pembelajaran matematika berbasis kecerdasan majemuk efektif ditinjau dari

keyakinan siswa terhadap matematika jika memenuhi dua kriteria yaitu apabila rata-

rata skor keyakinan akhir lebih besar dari rata-rata skor keyakinan awal dan apabila

rata-rata skor keyakinan akhir minimal mencapai kategori tinggi yaitu Hasil

pengujiannya dijabarkan sebagai berikut.

a) Uji 1

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata skor keyakinan

akhir lebih dari rata-rata skor keyakinan awal. Hipotesis statistiknya sebagai berikut.

(Rata-rata skor keyakinan akhir tidak lebih besar dari rata-rata skor

keyakinan awal)

(Rata-rata skor keyakinan akhir lebih besar dari rata-rata skor

keyakinan awal)

Keterangan :

Rata-rata skor keyakinan awal

Rata-rata skor keyakinan akhir

Pengujian ini dilakukan dengan bantuan shoftware SPSS 21 dengan statistik

uji Paired Samples t-Test dengan taraf signifikan . Kriteria keputusan yang

diambil adalah ditolak jika

(uji yang dilakukan uji 2 sisi/2-tailed).

Hasil pengujiannya disajikan pada Tabel 21.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

78

Tabel 21. Hasil Uji Hipotesis Keyakinan Siswa terhadap Matematika dengan

Paired Samples t-Test

Paired Differences

t df Sig. (2-

tailled) Mean Std.

Devitiation

Std. Error

Mean

95% Cnfidence Interval of

the Difference

Lower Upper

15,029 9,301 1,595 11,784 18,275 9,422 33 ,000

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji Paired Samples t-Test pada

Tabel 21 menunjukan bahwa nilai

dimana lebih kecil dari

, sehingga ditolak dan diterima yang berarti skor rata-rata keyakinan

akhir lebih besar dari skor rata-rata keyakinan awal.

b) Uji 2

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah rata-rata skor keyakinan akhir

mencapai minimal kategori tinggi yaitu . Hipotesis statistiknya sebagai berikut.

(Rata-rata skor keyakinan akhir tidak lebih besar dari )

(Rata-rata skor keyakinan akhir lebih besar dari )

Keterangan :

Rata-rata skor keyakinan akhir

Pengujian ini menggunakan One Sample t-Test dengan batuan software SPSS

Versi 21. Taraf signifikansinya adalah Kriteria keputusan pada pengujian

ini adalah ditolak jika dan nilai

(uji yang dilakukan uji 2

sisi/2-tailed). Hasil uji statistikanya disajikan pada Tabel 22 berikut.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

79

Tabel 22. Hasil Uji Hipotesis Keyakinan Siswa terhadap Matematika dengan

One Sample t-Test

Test Value = 122,4

t df Sig. (2-

tailled)

Mean

Difference

95% Cnfidence Interval of the

Difference

Lower Upper

6,360 33 ,000 12,188 8,29 16,09

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan One Sample t-Test pada Tabel 22

diperoleh dimana lebih besar dari , dan nilai

dimana lebih kecil dari , sehingga ditolak dan diterima yang

berarti rata-rata skor keyakinan akhir siswa lebih besar dari 122,4 atau mencapai

kategori tinggi.

2) Uji Hipotesis Menjawab Rumusan Masalah 2

Pembelajaran matematika berbasis kecerdasan majemuk ditinjau dari prestasi

belajar siswa efektif jika memenuhi dua kriteria yaitu apabila rata-rata nilai posttest

lebih dari rata-rata nilai pretest dan apabila proporsi siswa yang memperoleh nilai

minimal kategori baik lebih dari 75%. Hasil pengujiannya dijabarkan sebagai berikut.

a) Uji 1

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata nilai posttest lebih

dari rata-rata nilai pretest. Hipotesis statistiknya sebagai berikut.

(Rata-rata nilai posttest tidak lebih besar dari rata nilai pretest)

(Rata-rata nilai posttest lebih besar dari rata-rata nilai pretest)

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

80

Keterangan :

Rata-rata nilai pretest

Rata-rata nilai posttest

Pengujian ini dilakukan dengan bantuan shoftware SPSS 21 dengan statistik

uji Paired Samples t-Test dengan taraf signifikan . Kriteria keputusan yang

diambil adalah ditolak jika

(uji yang dilakukan uji 2 sisi/2-tailed).

Hasil pengujiannya disajikan pada Tabel 23.

Tabel 23. Hasil Uji Hipotesis Prestasi Belajar dengan Paired Samples t-Test

Paired Differences

t df Sig. (2-

tailled) Mean Std.

Devitiation

Std. Error

Mean

95% Cnfidence Interval of

the Difference

Lower Upper

21,765 16,216 2,781 16,107 27,423 7,826 33 ,000

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji Paired Samples t-Test pada

Tabel 23 menunjukan bahwa nilai

dimana lebih kecil dari

, sehingga ditolak dan diterima. Artinya, rata-rata nilai posttest lebih

besar dari rata-rata nilai pretest.

b) Uji 2

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah proporsi siswa yang

memperoleh nilai kategori minimal baik lebih dari 75%. Hipotesis statistiknya

sebagai berikut.

(proporsi siswa yang memperoleh nilai kategori minimal baik kurang

dari atau sama dengan 75%)

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

81

(proporsi siswa yang memperoleh nilai kategori minimal baik lebih

dari 75%)

Staistika uji yang digunakan adalah Single Sample Propotion Test dengan

taraf signifikasi . Kriteria keputusan pada pengujjian ini adalah ditolak

jika . Pada perhitungan manual diperoleh persentase siswa yang

memperoleh nilai kategori minimal baik adalah 88,23%. Hasil uji statistikanya adalah

sebagai berikut.

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai yang lebih besar dari

maka keputusan ditolak dan diterima. Artinya, proporsi siswa

yang memperoleh nilai kategori minimal baik lebih dari .

B. Pembahasan

1. Efektivitas Pembelajaran Matematika Berbasis Kecerdasan Majemuk

Ditinjau dari Keyakinan Siswa Terhadap Matematika

Pada Tabel 12 halaman 69, diperoleh hasil bahwa rata-rata keyakinan siswa

terhadap matematika meningkat dari (kategori sedang) menjadi

(kategori tinggi). Peningkatan juga terjadi pada setiap aspek, bahwa secara kumulatif

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

82

siswa yang memiliki keyakinan terhadap matematika dengan kategori tinggi dan

sangat tinggi mengalami peningkatan (Tabel 13 halaman 70).

Efektivitas pembelajaran matematika berbasis kecerdasan majemuk ditinjau

dari keyakinan siswa terhadap matematika didasarkan pada kriteria keefektifan yang

sudah ditetapkan sebelumnya. Pembelajaran dikatakan efektif apabila rata-rata skor

keyakinan akhir lebih besar dari rata-rata skor keyakinan awal dan apabila rata-rata

skor keyakinan akhir mencapai kategori minimal tinggi.

Pada pengujian hipotesis pertama dengan uji 1 menggunakan statistik uji

Paired Sample t-Test dengan bantuan Software SPSS versi 21 diperoleh nilai

di mana lebih kecil dari , sehingga ditolak dan

diterima. Hal ini berarti skor rata-rata keyakinan akhir lebih besar dari skor rata-rata

keyakinan awal. Pada pengujian hipotesis pertama dengan uji 2 menggunakan One

Sample t-Test dengan bantuan Software SPSS versi 21 diperoleh nilai

, sehingga ditolak dan diterima. Hal ini berarti rata-rata skor keyakinan

lebih besar dari 122,4 atau rata-rata skor keyakinan akhir mencapai kategori tinggi.

Setelah menguji kedua kriteria keefektifan dan kedua kriteria telah terpenuhi maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran matematika berbasis kecerdasan

majemuk efektif ditinjau dari keyakinan siswa terhadap matematika.

Hal yang menjadi penyebab pembelajaran matematika berbasis kecerdasan

majemuk efektif ditinjau dari keyakinan siswa terhadap matematika karena dalam

pembelajaran guru memperhatikan perbedaan keberagaman kecerdasan siswa,

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

83

kegiatan pembelajarannya yang variatif, konteks dan ilustrasi permasalahan yang

beragam. Hal ini berpotensi dapat memberikan pengaruh positif terhadap keyakinan

siswa terhadap matematika.

Hal ini sejalan dengan pendapat Hoerr (2000: x) bahwa teori kecerdasan

majemuk mengajarkan setiap anak itu pasti cedas, cerdas pada ranah yang berbeda-

beda dan setiap anak mempunyai potensi. Hoerr (2000:1) juga menambahkan bahwa

teori kecerdasan majemuk membantu kita untuk mendefinisikan kecerdasan siswa

dan memungkinkan kita menggunakan potensi siswa untuk membantu mereka

belajar.. Cambel dan Cambel (1999:3) berpendapat bahwa teori kecerdasan majemuk

mempengaruhi keyakinan guru yaitu yakin akan kecerdasan, instruksi, dan prestasi

siswa. Guru yakin bahwa setiap anak cerdas dan memiliki potensi yang berbeda-

beda, guru akan memberikan kegiatan pembelajaran yang beragam dimana

memanfaatkan setiap kecerdasan siswa.

Pada aspek pertama, banyaknya siswa yang memiliki keyakinan terhadap

kegunaan matematika meningkat (Tabel 14 halaman 71). Hal ini karena selama

pembelajaran siswa diberi permasalahan yang beragam dan berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari atau bidang ilmu yang lain. Pada butir 36(+) yang menjadi

salah satu faktor yang menyebabkan butir ini meningkat adalah pada kegiatan

pembelajaran peneliti memberikan motivasi pembelajaran menyangkut pajak yang

mana fungsi pajak yaitu untuk pembangunan jembatan, sekolah, jalan, dan

sebagainya.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

84

Pada aspek kedua (Tabel 15 halaman 71) pada butir nomor 4(+) tentang

pandangan bahwa matematika dapat dipelajari, mengalami penurunan. Hal yang

menjadi sebab salah satunya karena masih ada siswa yang sangat bergantung pada

guru dan teman-temannya dikelas. Terlihat pada proses pembelajaran, siswa selalu

menunggu jawaban dari guru atau teman yang lain karena dia merasa kesulitan setiap

ada soal matematika tanpa pernah mencoba mengerjakannya. Sedangkan pada butir

18(-) turun, salah satu faktor yang membuat butir ini turun karena setelah

pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk dilakukan siswa menyadari bahwa setiap

individu itu cerdas dan berbeda, sehingga dengan mengetahui potensinya siswa dapat

mempelajari matematika dengan gaya yang berbeda.

Pada aspek ketiga (Tabel 16 halaman 72) Penyebab butir 30(+) turun dan butir

5(-) naik karena dalam penelitian ini siswa kurang diberi soal-soal yang menuntut

penalaran. Sedangkan banyaknya siswa yang berpandangan bahwa matematika

adalah pelajaran yang menyenangkan (butir 31) meningkat, karena kegiatan

pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk adalah kegiatan pembelajaran yang

variatif menjadikan siswa tidak bosan belajar matematika. Hal ini didukung juga

dalam penelitian Gürçay (2003:97) bahwa lebih dari setengah jumlah siswa setuju

bahwa pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk adalah pembelajaran yang sangat

menyenangkan dan penuh warna.

Pada aspek keempat (Tabel 17 halaman 73-74) butir nomor 22(+), banyaknya

siswa yang berpendapat bahwa seseorang belajar konsep matematika cenderung akan

berhasil dalam pembelajaran mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena masih ada

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

85

siswa yang tidak tahu dan belum sadar pentingnya memahami konsep matematika.

Sedangkan pada butir 14(+) mengalami kenaikan karena selama pembelajaran

berbasis kecerdasan majemuk siswa diberikan soal-soal matematika melaui media

pembelajaran yang menyenangkan seperti games. Pada butir 26(-) mengalami

penurunan karena dalam pembelajaran siswa diajarkan menghafal pelajaran atau

rumus melalui lagu.

Sementara itu peningkatan terbesar terjadi pada aspek ke-4, sedangkan

peningkatan terkecil adalah pada aspek ke-2. Berdasarkan hasil observasi, hal yang

menyebabkan peningkatan pada aspek ke-2 rendah adalah siswa masih cenderung

kurang yakin terhadap hasil pekerjaanya sehingga dia masih terpengaruh dengan

jawaban teman.

Peningkatan terbesar yaitu pada aspek ke-4 yaitu tentang keyakinan siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran. Sebelum dilakukan penelitian terhitung 15

siswa siswa memiliki keyakinan yang tinggi dan sangat tinggi terhadap proses

pembelajaran matematika, setelah dilakukan penelitian jumlah siswa yang memiliki

keyakinan yang tinggi dan sangat tinggi meningkat menjadi 31 siswa. Hal ini terjadi

karena pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk memperhatikan perbedaan jenis

kecerdasan siswa, sehingga kegiatan pembelajarannya dirancang sesuai dengan jenis

kecerdasan siswa yang akan diberdayakan. Dengan demikian, siswa akan memiliki

pandangan bahwa belajar matematika dapat dilakukan dengan berbagai macam

kegiatan yang variatif di mana memfasilitasi kecerdasan/potensinya, sehingga siswa

lebih tertarik untuk belajar matematika. Pandangan yang positif ini mampu

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

86

mempengaruhi keyakinan siswa terhadap matematika, karena menurut Uysal, Ellise

dan Rasmussen (2013:1) mengungkapkan bahwa keyakinan siswa dapat

mempengaruhi atau berdampak pada ketertarikannya terhadap matematika,

kenyamanannya dalam belajar matematika dan motivasi dalam kelas matematika.

2. Efektivitas Pembelajaran Matematika Berbasis Kecerdasan Majemuk

Ditinjau dari Prestasi Belajar Siswa

Pembelajaran matematika berbasis kecerdasan majemuk ditinjau dari prestasi

belajar siswa dikatakan efektif jika nilai posttest lebih besar dari pada nilai pretest

dan proporsi siswa yang memperoleh nilai minimal kategori baik lebih dari 75%.

Pada pengujian uji hipotesis dengan uji 1 menggunakan statistik uji Paired Sample t-

Test dengan bantuan Software SPSS versi 21 diperoleh nilai

yang mana lebih kecil dari , sehingga ditolak dan diterima. Hal ini

berarti nilai posttest lebih besar dari pada nilai pretest.

Uji hipotesis 2 dengan uji 2 menggunakan Single Sample Propotion Test

diperoleh nilai yang lebih besar dari maka keputusan

ditolak dan diterima. Artinya, proporsi siswa yang memperoleh nilai kategori

minimal baik lebih dari .

Berdasarkan pengujian kedua hipotesis diketahui kedua kriteria keefektifan

telah terpenuhi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika berbasis kecerdasan majemuk efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

87

Selain itu, hasil penelitian ini didukung dari hasil penelitian-penelitian

sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Gürçay (2003), Temur (2007), Lee Min

dan Othman (2011), Al-zoyud dan Nemrawi (2015), Madha (2015) dan Suryani

(2016) menunjukan bahwa pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk berpengaruh

positif dan efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa.

Pada penelitian ini soal pretesst dan posttest dibuat berbeda, namun indikator

dan tingkat kesulitan tiap nomor soal realtif sama. Pada hasil pretest dan posttest

diketahui bahwa banyak siswa yang menjawab benar pada soal nomor 25 mengalami

peningkatan. Pada pretest hanya ada 1 siswa yang menjawab benar (Lampiran 4.5-4.6

halaman 377-379), kemudian pada posttest terdapat 27 siswa menjawab benar

(Lampiran 4.7-4.8 halaman 382-384).

Pada hasil posttest diketahui bahwa kebanyakan siswa salah dalam menjawab

soal yaitu pada soal nomor 9 dan 14. Pada soal nomor 9 terdapat 28 siswa telah

memilih pilihan jawaban “A” (Lampiran 4.7 halaman 382). Berdasarkan alasan

distraktor yang sudah dibuat oleh peneliti dapat diketahui bahwa siswa masih salah

dalam konsep mencari harga beli jika diketahui harga jual dan persentase rugi

(Lampiran 2.5 halaman 261). Pada soal nomor 14 masih ada 17 siswa yang memilih

pilihan jawaban “A”. Berdasarkan alasan distraktor yang sudah dibuat oleh peneliti

dapat diketahui bahwa siswa masih salah dalam konsep pada materi diskon dimana

jika terdapat diskon ganda.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

88

Pada Tabel 18 halaman 75 deskripsi data pretest dan posttest diperoleh hasil

bahwa rata-rata nilai siswa meningkat dari menjadi . Pada dasarnya teori

kecerdasan majemuk membantu kita untuk mendefinisikan kecerdasan siswa dan

memungkinkan kita menggunakan potensi siswa untuk membantu mereka belajar

(Hoerr, 2000:1). Di dalam kegiatan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk guru

memberikan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi/memanfaatkan keberagaman

kecerdasan siswa, hal ini yang menjadi salah satu faktor yang meningkatnya prestasi

siswa.

Menurut Eleftherios dan Theodosios (2007:102-103) bahwa performa dan

kemampuan matematika dipengaruhi oleh keyakinan dan sikap siswa. Berarti bahwa

prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh keyakinan siswa. Disajikan grafik hasil

keyakinan dan prestasi belajar siswa.

Grafik 1. Tingkat Keyakinan dan Prestasi Setiap Siswa

Grafik 1 adalah grafik tingkat keyakinan siswa terhadap matematika dan

tingkat prestasi siswa setelah penelitian. Diperoleh informasi bahwa sebagian besar

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

A1

A2

A3

A4

A5

A6

A7

A8

A9

A10

A11

A12

A13

A14

A15

A16

A17

A18

A19

A20

A21

A22

A23

A24

A25

A26

A27

A28

A29

A30

A31

A32

A33

A34

keyakinan prestasi

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.eprints.uny.ac.id/52237/5/BAB IV.pdf · exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan

89

siswa yang mempunyai keyakinan yang tinggi (positif) terhadap matematika, prestai

belajar yang dicapai juga tinggi, sehingga terdapat kaitan antara keyakinan dan

keberhasilan belajar siswa. Hal ini juga didukung pada penelitian Uysal, Ellis dan

Rasmussen (2013:1) bahwa keyakinan siswa tentang matematika mempengaruhi

keberhasilannya di matematika.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini terbatas pada kondisi siswa yang memiliki jenis-jenis

kecerdasan yang dominan seperti di kelas eksperimen. Tetapi tidak menutup

kemungkinan bahwa pembelajaran matematika berbasis kecerdasan majemuk akan

berhasil dalam kondisi kelas dimana jenis-jenis kecerdasan dominan siswa berbeda

dengan kondisi kelas eksperimen pada penelitian ini.

Penelitian ini terbatas pada materi Aritmatika Sosial dan materi lain yang

memiliki karakteristik yang sama dengan materi Aritmatika Sosial yaitu dekat dengan

kehidupan sehari-hari, karena akan lebih mudah mengembangkan/merancang

kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi kecerdasan majemuk siswa.