Upload
lamkhuong
View
219
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pengembangan Produk
Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis pemecahan masalah yang
mengacu learning trajectory dan berorientasi pada kemampuan pemecahan
masalah dikembangkan menurut model ADDIE yang terdiri dari Analysis, Design,
Development, Implementation dan Evaluation. Penjabaran dari masing-masing
tahapan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
a. Tahap Analisis (Analysis)
Tahap analisis ini dilakukan untuk memeroleh data-data awal baik yang
didapatkan dari lapangan maupun melalui sumber bacaan. Selain itu, tahap
analisis digunakan untuk mengetahui harapan serta pemilihan alternatif
penyelesaian masalah dalam penyusunan perangkat pembelajaran. Pada tahap
ini dilakukan tiga analisis yaitu analisis kompetensi, analisis karakteristik siswa
dan analisis instruksional (analisis pembelajaran) yang dijabarkan sebagai
berikut.
1) Analisis Kompetensi
Kompetensi yang digunakan mengacu pada kurikulum 2013 yang terdiri
dari kompetensi inti dan kompetensi dasar. Selanjutnya dikembangkan
menjadi indikator pembelajaran yang dijabarkan sebagai berikut.
69
a) Kompetensi Inti
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori.
b) Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran
Tabel 12. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
3.6. Menjelaskan dan
membuktikan teorema
Pythagoras dan tripel
Pythagoras
3.6.1. Menjelaskan dan merumuskan
teorema Pythagoras
3.6.2. Menghitung panjang salah satu
sisi segitiga siku-siku jika panjang
kedua sisi yang lain diketahui
3.6.3. Menentukan jenis segitiga jika
diketahui panjang ketiga sisi-sisinya.
3.6.4. Menentukan kelompok tiga
bilangan yang merupakan tripel
Pythagoras
3.6.5. Menghitung panjang sisi
segitiga siku-siku menggunakan
perbandingan sisi-sisi segitiga siku-
siku khusus (salah satu sudutnya 30°,
45°, atau 60°)
4.6. Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
teorema Pythagoras dan tripel
Pythagoras
4.6.1. Menggunakan teorema
Pythagoras untuk menyelesaikan
masalah dalam kehidupan nyata
70
2) Analisis Karakteristik Siswa
Analisis karakteristik siswa digunakan untuk proses penyusunan LKS
sehingga sesuai dengan tingkat kemampuan penalaran dan keterampilan
anak di sekolah. Peneliti memeroleh data mengenai karakter siswa melalui
observasi pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran
di kelas, proses kegiatan belajar menggunakan slide power point sebagai
media guru untuk mengajar. Penggunaan slide power point tersebut kurang
memerhatikan aktivitas siswa dalam menemukan suatu konsep atau
menyelesaikan permasalahan dengan baik. Meskipun demikian, siswa SMP
N 1 Mlati aktif ketika proses pembelajaran berlangsung yang ditunjukkan
dengan banyaknya pertanyaan yang siswa ajukan serta keaktifan siswa
dalam menjawab soal-soal yang diberikan guru.
Di sisi lain, soal-soal yang diberikan sebatas penerapan rumus,
sehingga siswa dengan mudah untuk menjawabnya. Sehingga ketika
diberikan soal yang melatih keterampilan memecahkan suatu masalah yang
tidak secara langsung menerapkan rumus, siswa belum dapat
menyelesaikan dengan baik. Kemampuan pemecahan masalah siswa dinilai
masih sangat kurang ketika dihadapkan dengan masalah yang harus
membutuhkan pemahaman terlebih dahulu.
Siswa SMP kelas VIII berada pada tahap operasional formal, artinya
anak sudah mampu menuliskan masalah matematika menggunakan simbol
atau notasi maupun model matematika yang menggambarkan suatu
permasalahan. Penggunaan simbol atau menggambarkan model merupakan
71
salah satu indikator dari kemampuan pemecahan masalah. Oleh karena itu,
perlunya soal-soal yang dapat melatih keterampilan pemecahan siswa.
Berdasarkan pemasalahan tersebut akan dikembangkan suatu perangkat
pembelajaran berupa LKS Matematika berbasis pendekatan pemecahan
masalah yang dapat memfasilitasi siswa dalam menyelesaikan suatu
persoalan matematika.
3) Analisis Instruksional (Analisis Pembelajaran)
Analisis instruksional diperoleh melalui observasi di kelas. Hasil yang
didapatkan yaitu pembelajaran yang dilakukan mengacu pada buku paket
yang berisi teori serta LKS yang berupa soal-soal. Proses pembelajaran juga
tergolong teacher-centered artinya pembelajaran yang terpusat pada guru.
Sehingga siswa cenderung lebih banyak mendengarkan dalam kegiatan
belajar karena hanya memusatkan perhatian pada guru ketika menjelaskan.
Ketika mempelajari suatu konsep matematika, siswa lebih mendengarkan
apa yang disampaikan oleh guru baik itu merupakan penjelasan konsep yang
dipelajari maupun contoh soal yang diberikan. Meskipun demikian, siswa
juga tergolong aktif bertanya dan menjawab ketika guru memberikan umpan
pertanyaan maupun persoalan kepada siswa.
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar tidak memberikan
aktivitas-aktivitas yang cukup bagi siswa dalam mempelajari suatu konsep.
Selain itu, guru tidak begitu memerhatikan cara berpikir atau cara siswa
dalam belajar karena guru hanya terfokus pada penjelasan materi kepada
siswa. Sehingga lintasan belajar (learning trajectory) siswa disini tidak
72
begitu diperhatikan. Untuk itu, perlu dikembangkan pula RPP dan LKS
Matematika berbasis pendekatan pemecahan masalah yang mengacu pada
learning trajectory yang memberikan fasilitas siswa maupun guru untuk
mempermudah dalam pengajaran.
b. Tahap Desain (Design)
Pada tahap ini dilakukan perancangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan
LKS yang dijabarkan sebagai berikut.
1) Penyusunan Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Berdasarkan rumusan KI, KD dan indikator, disusunlah enam RPP untuk 6
pertemuan. Setiap pertemuan membutuhkan waktu 2×40 menit sehingga
total waktu yang diperlukan sebanyak 12×40 menit atau 12 jam pelajaran.
Pada tahap perancangan RPP diperoleh hasil sebagai berikut:
a) Menentukan kolom identitas yang meliputi nama satuan pendidikan,
mata pelajaran, kelas, semester, alokasi waktu yang mencantumkan
jumlah pertemuan.
b) Menuliskan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Indikator
Pembelajaran serta Tujuan Pembelajaran
c) Menentukan skema pembelajaran
Skema pembelajaran berisi alur belajar siswa yang terdiri dari materi
apersepsi, materi yang akan diajarkan serta materi yang akan datang.
Skema ini memudahkan guru untuk memberikan pembelajaran kepada
siswa.
73
d) Menentukan materi pembelajaran
e) Penentuan metode pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran pemecahan masalah, pendekatan saintifik dan mengacu
pada learning trajectory.
f) Menentukan Media Pembelajaran /Alat, Bahan dan Sumber Belajar
g) Menentukan kegiatan pembelajaran
Hypothetical learning trajectory sebagai salah satu hal yang
diperlukan dalam pembelajaran dicantumkan dalam RPP pada bagian
kegiatan pembelajaran. Seperti yang telah dikatakan oleh Simon
(1995:136) bahwa hypothetical learning trajectory memuat tiga
komponen yaitu tujuan pembelajaran, aktivitas pembelajaran dan proses
hipotesis belajar. Berdasarkan analisis instruksional, guru tidak
mementingkan aktivitas pembelajaran serta hipotesis bagaimana siswa
berpikir dan belajar terhadap suatu materi tertentu. Oleh karena itu, pada
bagian kegiatan pembelajaran RPP dituliskan kegiatan siswa dalam
mempelajari suatu konsep/materi dan dugaan-dugaan jawaban/kegiatan
siswa yang akan dilakukan. Selain itu, diberikan pula motivasi guru atau
dukungan guru dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran.
h) Teknik Penilaian
Penilaian terdiri dari penilaian keterampilan dan penilaian
pengetahuan. Penilaian keterampilan menggunakan jurnal keterampilan
sikap sedangkan untuk penilaian pengetahuan menggunakan tes hasil
belajar siswa yang berbentuk soal uraian. Soal uraian dipilih untuk
74
melatih ketrampilan siswa dalam memecahkan suatu masalah
matematika dan mengukur pemahaman siswa.
2) Penyusunan Rancangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Pada proses penyusunan rancangan LKS menghasilkan sebagai berikut.
a) Kerangka LKS
LKS terbagi atas tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti dan
bagian akhir/penutup. Pada bagian awal terdiri dari:
(1) Halaman sampul
(2) Halaman identitas pemilik LKS
(3) Halaman identitas LKS
(4) Kata pengantar
(5) Daftar isi
Bagian inti LKS berupa kegiatan-kegiatan maupun soal-soal
pemecahan masalah yang disusun sesuai pendekatan pemecahan
masalah dan mengacu pada learning trajectory. Pada bagian inti LKS
terdiri atas 6 LKS untuk 6 pertemuan. Masing-masing LKS terdiri atas
KD, indikator, tujuan pembelajaran dan petunjuk pengerjaan LKS.
Selanjutnya untuk memulai kegiatan pembelajaran diberikan apersepsi
yang dilanjutkan ke masalah yang dapat diselesaikan setelah melakukan
kegiatan penemuan konsep. Diberikan pula uji pemahaman untuk
menilai kemampuan siswa dalam memahami suatu materi yang sedang
dipelajari. Kolom refleksi juga diberikan pada akhir LKS sebagai tempat
75
penulisan kesimpulan maupun refleksi pembelajaran. Bagian
akhir/penutup LKS merupakan daftar pustaka yang berisi sumber
referensi yang digunakan untuk menyusun LKS.
b) Sumber Referensi LKS
LKS berbasis pemecahan masalah yang mengacu learning
trajectory disusun berdasarkan sumber referensi tentang teorema
Pythagoras baik berupa materi maupun rujukan soal. Berikut ini
referensi yang digunakan dalam penyusunan LKS:
(1) As’ari, A. dkk. 2015. Buku Siswa Matematika SMP Kelas VIII
Semester 1. Jakarta: Kemdikbud.
(2) Nuharini, D. & Wahyuni, T. 2008. Matematika Konsep dan
Aplikasinya Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
(3) Adinawan, C. & Sugijono. 2007. Matematika 2A Untuk SMP Kelas
VIII. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
(4) Siswono, T.Y.E. & Lastiningsih, N. 2007. Matematika SMP dan
MTs untuk Kelas VIII. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
3) Penyusunan Rancangan Instrumen Penelitian
Pada proses ini dihasilkan kisi-kisi dan deskripsi kisi-kisi dari lembar
penilaian RPP dan LKS, angket respon siswa, angket respon guru dan soal
tes kemampuan pemecahan masalah.
a) Lembar penilaian RPP
76
Lembar penilaian RPP disusun berdasarkan pedoman ketersediaan
komponen RPP berdasarkan Permendiknas yang dilengkapi dengan
pengembangan RPP berbasis pemecahan masalah dan mengacu pada
learning trajectory. Berikut ini merupakan komponen lembar penilaian
RPP serta jumlah butir penilaian tiap komponen.
Tabel 13. Komponen Penilaian RPP dan Banyak Butir
Aspek Penilaian Indikator Penilaian Banyak
butir
I. Identitas
Sekolah
A. Kejelasan identitas 5
B. Kelengkapan identitas 4
II. Rumusan
Tujuan
Pembelajaran
C. Kejelasan rumusan tujuan
dengan SK dan KD
3
III. Materi pokok D. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
1
E. Kesesuaian dengan
kemampuan dan kebutuhan
siswa
1
IV. Alokasi waktu F. Ketepatan alokasi waktu 1
V. Metode
Pembelajaran
G. Kesesuaian pendekatan dan
model pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran
2
H. Kesesuaian pendekatan dan
model pembelajaran dengan
karakteristik siswa
2
VI. Media dan
sumber
belajar
I. Kesesuaian media yang
digunakan dengan tujuan
pembelajaran
1
J. Kesesuaian sumber belajar
dengan tujuan pembelajaran
2
VII. Langkah-
langkah
kegiatan
pembelajaran
K. Kesesuaian dengan standar
proses
16
VIII. Penilaian L. Kesesuaian teknik penilaian
dengan tujuan pembelajaran
2
M. Keberadaan dan kejelasan
prosedur penilaian
2
77
Kisi-kisi lembar penilaian RPP dapat dilihat secara detail pada
Lampiran A.1, deskripsi penilaian RPP dapat dilihat pada Lampiran
A.2, dan lembar penilaian RPP dapat dilihat pada Lampiran A.3.
b) Lembar Penilaian LKS
Lembar penilaian LKS disusun berdasarkan syarat-syarat LKS
yang baik menurut Darmojo dan Kaligis (1992:42-45) dilengkapi
dengan penilaian berdasarkan pengembangan LKS berbasis pemecahan
masalah dan mengacu learning trajectory. Berikut ini komponen lembar
penilaian LKS serta jumlah butir penilaian tiap komponen.
Tabel 14. Komponen Penilaian LKS dan Banyak Butir
Aspek Penilaian Banyak
Butir
I. Kesesuaian dengan syarat didaktik 4
II. Kesesuaian dengan syarat konstruksi 6
III. Kesesuaian materi/isi 6
IV. Kesesuaian LKS berbasis pendekatan
pemecahan masalah mengacu pada learning
trajectory
12
V. Kesesuaian dengan syarat teknis 15
Kisi-kisi lembar penilaian LKS dapat dilihat secara detail pada
Lampiran A.4, deskripsi penilaian LKS dapat dilihat pada Lampiran
A.5, dan lembar penilaian LKS dapat dilihat pada Lampiran A.6.
c) Angket Respon Siswa
Berikut ini merupakan komponen serta jumlah butir penilaian yang
terdapat pada angket respon siswa.
78
Tabel 15. Komponen dan Banyak Butir pada Angket Respon Siswa
No. Aspek Banyak butir
1. Ketepatan penggunaan bahasa 3
2. Materi/Isi LKS 6
3. Penggunaan LKS dalam
pembelajaran
3
4. Kemenarikan 3
Total 15
Kisi-kisi dan angket respon siswa secara lebih detail dapat dilihat pada
Lampiran A.7. dan A.8.
d) Angket Respon Guru
Penyusunan angket respon guru dimulai dengan menuliskan komponen
beserta butir penilaian yang menilai perangkat yang sudah
dikembangkan. Kisi-kisi dan angket respon guru secara detail dapat
dilihat pada Lampiran A.10. dan A.11
e) Soal tes kemampuan pemecahan masalah
Kisi-kisi soal tes hasil belajar berupa tes kemampuan pemecahan
masalah dibuat dengan memuat seluruh indikator pembelajaran dan
mencakup semua materi yang dipelajari. Soal tes kemampuan
pemecahan masalah juga dibuat menurut indikator kemampuan
pemecahan masalah. Soal yang dibuat sebanyak 6 soal yang berbentuk
uraian. Secara lebih detail, kisi-kisi soal tes kemampuan pemecahan
masalah dapat dilihat pada Lampiran A.13.
79
c. Tahap Pengembangan (Development)
Draft perangkat pembelajaran dikembangan sesuai dengan kerangka awal
yang telah dirancang sebelumnya. Perangkat pembelajaran baik RPP maupun
LKS berbentuk media cetak. RPP yang dikembangkan sebanyak 6 RPP. LKS
yang dikembangkan juga sebanyak 6 LKS.
Pada tahap ini terdapat 4 kegiatan utama yaitu penyusunan RPP dan LKS,
penyusunan instrumen penelitian, validasi perangkat pembelajaran dan revisi
perangkat pembelajaran. Masing-masing kegiatan diuraikan sebagai berikut.
1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Proses yang dilalui dalam penyusunan RPP ini sebagai berikut.
a) Menuliskan Identitas RPP
Identitas RPP yang dituliskan meliputi nama satuan pendidikan, mata
pelajaran, kelas, semester, alokasi waktu yang mencantumkan jumlah
pertemuan. Berikut merupakan tampilan dari kolom identitas RPP.
Gambar 8. Tampilan Kolom Identitas RPP
b) Menuliskan Kompetensi Inti
Berisi uraian mengenai kompetensi inti yang telah ditetapkan pada
kurikulum 2013.
80
c) Menuliskan Kompetensi Dasar dan Mengembangkan Indikator
Berisi uraian mengenai kompetensi dasar yang dijabarkan dari
kompetensi inti kemudian dikembangkan lagi menjadi indikator-
indikator pembelajaran. Kompetensi dasar dan indikator sudah tertera
pada Tabel 16. Kompetensi dasar dan indikator pada tiap-tiap RPP
sebagai berikut.
Tabel 16. Kompetensi Dasar dan Indikator pada Tiap RPP
RPP
ke- Kompetensi Dasar Indikator
1 3.6. Menjelaskan dan
membuktikan teorema
Pythagoras dan tripel
Pythagoras
3.6.1. Menjelaskan dan
merumuskan teorema Pythagoras
2 3.6.2. Menghitung panjang salah
satu sisi segitiga siku-siku jika
panjang kedua sisi yang lain
diketahui
3 3.6.3. Menentukan jenis segitiga
jika diketahui panjang ketiga sisi-
sisinya.
4 3.6.4. Menentukan kelompok tiga
bilangan yang merupakan tripel
Pythagoras
5 3.6.5. Menghitung panjang sisi
segitiga siku-siku menggunakan
perbandingan sisi-sisi segitiga
siku-siku khusus (salah satu
sudutnya 30°, 45°, atau 60°)
6 4.6. Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
teorema Pythagoras dan tripel
Pythagoras
4.6.1. Menggunakan teorema
Pythagoras untuk menyelesaikan
masalah dalam kehidupan nyata
d) Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan capaian pembelajaran yang
diharapkan sesuai indikator pembelajaran yang telah dikembangkan.
Berikut ini merupakan tujuan pembelajaran dari masing-masing RPP.
81
Tabel 17. Tujuan Pembelajaran Pada Tiap RPP
RPP
ke- Tujuan Pembelajaran
1 Siswa mampu menjelaskan dan merumuskan teorema
Pythagoras
2 Siswa mampu menghitung panjang salah satu sisi segitiga
siku-siku jika panjang kedua sisi yang lain diketahui
3 Siswa mampu menentukan jenis segitiga jika diketahui
panjang ketiga sisi-sisinya.
4 Siswa mampu menentukan kelompok tiga bilangan yang
merupakan tripel Pythagoras
5 Siswa mampu menghitung panjang sisi segitiga siku-siku
menggunakan perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku
khusus (salah satu sudutnya 30°, 45°, atau 60°)
6 Siswa mampu menggunakan teorema Pythagoras untuk
menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata
e) Membuat Skema Pembelajaran
Berikut ini merupakan skema pembelajaran pada tiap-tiap RPP.
Tabel 18. Skema Pembelajaran Pada Tiap RPP
RPP Skema Pembelajaran
1
82
RPP Skema Pembelajaran
2
3
4
83
RPP Skema Pembelajaran
5
6
f) Menentukan Materi Pembelajaran
Berisi uraian mengenai materi teorema Pythagoras yang disampaikan
setiap pertemuan, baik berupa teori maupun contoh-contoh soal.
Uraian materi tersebut sebagai pedoman guru untuk menyiapkan
pembelajaran di kelas. Berikut ini materi yang disajikan pada tiap
RPP.
84
Tabel 19. Materi yang Disajikan pada Tiap RPP
RPP
ke- Materi
1 Konsep Pythagoras
2 Menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku
jika kedua panjang sisi yang lain diketahui
3 Menentukan jenis segitiga berdasarkan sudut
4 Tripel Pythagoras
5 Perbandingan sisi-sisi pada segitiga siku-siku khusus
(salah satu sudutnya 30°, 45° atau 60°)
6 Menggunakan teorema Pythagoras dalam kehidupan
sehari-hari
g) Menentukan Media Pembelajaran /Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Media pembelajaran yang digunakan adalah laptop, LCD serta
alat tulis. Sedangkan untuk bahan belajar menggunakan LKS berbasis
pemecahan masalah. Secara keseluruhan, pada setiap pertemuan
menggunakan acuan sumber belajar yang sama yaitu:
1. Buku Siswa: Abdurrahman As’ari, dkk. 2015. Matematika SMP
Kelas VIII Semester 1. Jakarta: Kemdikbud.
2. Buku Guru: Abdurrahman As’ari, dkk. 2015. Matematika SMP
Kelas VIII Semester 1. Jakarta: Kemdikbud.
3. Nuharini, D. & Wahyuni, Tri. 2008. Matematika Konsep dan
Aplikasinya Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Pada pembelajaran menggunakan slide power point sebagai media
pembelajaran untuk mendukung proses belajar mengajar dan masing-
masing pertemuan disiapkan slide presentasi materi/kegiatan sesuai
LKS yang dikembangkan.
85
h) Menentukan Metode Pembelajaran
Model pembelajaran menggunakan pendekatan pemecahan masalah
sedangkan metode yang digunakan adalah saintifik. Untuk strategi
pembelajaran menggunakan diskusi dan tanya jawab.
i) Menyusun Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti dan
penutup. Kegiatan pendahuluan meliputi:
1) Penyiapan siswa dalam mengikuti pelajaran
2) Membuka kelas
3) Pemberian motivasi dalam belajar
4) Penyampaian tujuan pembelajaran
5) Penyampaian apersepsi
Berikut ini merupakan tampilan kegiatan pendahuluan yang
terdapat pada RPP.
Gambar 9. Tampilan Kegiatan Pendahuluan pada RPP
Pada kegiatan inti berisikan langkah-langkah pembelajaran yang
akan dilakukan oleh guru dengan menggunakan model pembelajaran
86
berbasis pemecahan masalah dan mengacu learning trajectory,
kegiatan inti meliputi kegiatan siswa maupun guru dalam
pembelajaran. Siswa dituntut lebih banyak berperan dalam proses
belajar, sedangkan guru bertugas sebagai fasilitator dalam belajar.
Menurut analisis instruksional, siswa yang harus berperan pokok
dalam pembelajaran, bukan berpusat pada guru terus menerus. Pada
kegiatan inti diberikan pula dugaan cara berpikir siswa dalam
mempelajari suatu konsep. Berikut ini merupakan tampilan dari
kegiatan inti yang terdapat pada RPP.
Gambar 10. Tampilan Kegiatan Inti pada RPP
87
Pada kegiatan inti dijelaskan secara detail tahapan proses
pembelajaran baik menurut model pemecahan masalah maupun
pendekatan 5M sesuai kurikulum 2013. Sedangkan pada akhir
kegiatan pembelajaran terdapat kegiatan penutup yang berisi kegiatan
refleksi pembelajaran serta penyampaian materi yang akan dipelajari.
Berikut ini tampilan dari kegiatan penutup yang terdapat pada RPP.
Gambar 11. Tampilan Kegiatan Penutup pada RPP
j) Menentukan Teknik Penilaian
Teknik penilaian yang digunakan yaitu teknik penilaian sikap dan
pengetahuan. Teknik penilaian sikap menggunakan jurnal penilaian
sikap sedangkan teknik penilaian pengetahuan berupa soal uraian
sesuai kisi-sisi. Berikut merupakan tampilan dari teknik penilaian
pada RPP.
88
Gambar 12. Tampilan Teknik Penilaian Sikap pada RPP
Gambar 13. Tampilan Teknik Penilaian Pengetahuan pada RPP
89
2) Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Penyusunan Lembar Kerja Siswa berawal dari penyusunan kerangka
(outline) LKS yang menggambarkan keseluruhan isi materi di LKS dan
urutan penyajian. Proses penyusunan LKS menghasilkan sebagai berikut.
a) Bagian Awal
(1) Halaman sampul LKS
Halaman sampul LKS memuat judul, materi ajar, identitas penulis,
logo K-13 dan instansi penulis, kelas dan semester. Tampilan
halaman sampul LKS yang dikembangkan sebagai berikut.
Gambar 14. Tampilan Halaman Sampul LKS
(2) Halaman identitas pemilik LKS
Berisi identitas siswa pemilik LKS dan instansi penulis LKS.
Tampilan halaman identitas pemilik LKS yang dikembangkan
sebagai berikut.
90
Gambar 15. Tampilan Halaman Identitas Pemilik LKS
(3) Halaman identitas LKS
Berisi struktur penyusun LKS mulai dari penulis, pembimbing,
validator, desain sampul dan layout. Berikut merupakan tampilan
dari halaman identitas LKS.
Gambar 16. Tampilan Halaman Identitas LKS
91
(4) Kata pengantar
Kata pengantar berisi ucapan syukur, kegunaan LKS yang
dikembangkan serta berisi motivasi kepada para pembaca (siswa)
dalam belajar matematika. Kata pengantar yang dikembangkan
tertera pada Gambar 17.
Gambar 17. Kata Pengantar LKS
(5) Daftar isi
Daftar isi berisi bagian-bagian dari LKS beserta nomor halamannya
yang memudahkan siswa dalam mencari materi yang diinginkan.
Tampilan daftar isi dapat dilihat pada Gambar 18. berikut.
92
Gambar 18. Tampilan Daftar isi
b) Bagian Inti
Lembar Kegiatan Siswa yang dikembangkan sebanyak 6 LKS
dimana masing-masing LKS digunakan untuk satu pertemuan. Pada
lembar kegiatan terdiri dari kompetensi dasar dan indikator, tujuan
pembelajaran, petunjuk umum penggunaan LKS, dan kegiatan siswa.
Gambar 19. Tampilan Halaman Awal LKS
Judul LKS
Tujuan
pembelajaran
KD dan
indikator
Petunjuk
umum
penggunaan
LKS
93
Gambaran dari isi tiap LKS dapat diuraikan sebagai berikut.
(1) LKS 1 membahas penemuan konsep Pythagoras. Siswa
melakukan kegiatan penemuan konsep Pythagoras melalui
percobaan. Diberikan suatu peraga yang berupa segitiga siku-siku
dengan bangun persegi pada masing-masing sisi segitiga. Siswa
diminta untuk menutupi bangun persegi yang terdapat pada sisi
miring dengan menggunakan potongan papan penyusun dari
bangun persegi yang ada pada sisi siku-siku segitiga. Melalui
kegiatan tersebut siswa akan menemukan konsep bahwa kuadrat
sisi miring suatu segitiga merupakan jumlah kuadrat dari sisi siku-
siku segitiga.
(2) LKS 2 membahas mengenai cara menghitung salah satu panjang
sisi segitiga siku-siku jika diketahui kedua sisi yang lain. LKS
berisi latihan soal berupa pemahaman soal pada kehidupan sehari-
hari yang dapat diselesaikan menggunakan teorema Pythagoras.
(3) LKS 3 membahas bagaimana cara menentukan jenis suatu segitiga
dilihat dari sudut-sudutnya jika diketahui panjang sisi dari segitiga
tersebut. Siswa akan melakukan kegiatan mengukur panjang sisi
dari segitiga lancip, siku-siku maupun tumpul. Kemudian siswa
membandingkan kuadrat dari sisi terpanjang dengan kuadrat dari
kedua sisi yang lain. Dengan menggunakan konsep Pythagoras
siswa dapat mengetahui bagaimana cara menentukan jenis dari
segitiga tersebut.
94
(4) LKS 4 membahas mengenai tripel Pythagoras. Siswa diminta untuk
menentukan kelompok tiga bilangan yang merupakan tripel
Pythagoras yaitu kelompok tiga bilangan yang memenuhi teorema
Pythagoras.
(5) LKS 5 membahas perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus
(salah satu sudutnya 30°, 45°, atau 60°). Siswa melakukan kegiatan
untuk mengetahui perbandingan sisi tersebut yang diperoleh
melalui segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga sama sisi. LKS
terdapat kegiatan siswa untuk menemukan konsep perbandingan
sisi dengan menggunakan teorema Pythagoras.
(6) LKS 6 membahas penggunaan teorema Pythagoras pada
permasalahan kehidupan nyata. LKS 6 berisi permasalahan-
permasalahan yang membutuhkan pemahaman yang lebih.
LKS disusun dengan berbasis pendekatan pemecahan masalah.
Siswa diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan dengan melalui
4 tahapan pemecahan masalah yaitu memahami masalah,
merencanakan strategi penyelesaian, melaksanakan strategi dan
memeriksa kembali jawaban. Berikut merupakan tampilan dari LKS
dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah.
95
Gambar 20. Tampilan Langkah-langkah Pemecahan Masalah pada
LKS
LKS juga dibuat mengikuti alur belajar siswa (learning trajectory)
yang ditandai dengan adanya tujuan pembelajaran setiap LKS
kemudian materi prasyarat dan aktivitas-aktivitas siswa dalam
menemukan suatu konsep. Berikut merupakan tampilan LKS yang
mengacu pada learning trajectory.
96
Gambar 21. Tampilan LKS yang Mengacu Pada Learning Trajectory
Pada lembar kegiatan siswa diawali dengan materi prasyarat
kemudian siswa akan dihadapkan dengan suatu persoalan untuk
memancing rasa penasaran siswa dalam menjawab.
Tujuan
pembelajaran
Materi prasyarat
Aktivitas siswa
97
Gambar 22. Tampilan Materi Prasyarat dan Permasalahan
Awal
Untuk menjawab persoalan yang diberikan di LKS, siswa
dibimbing untuk melakukan kegiatan pada bagian Ayo Mencoba. Pada
bagian Ayo Mencoba terdapat kegiatan siswa untuk menemukan atau
mempelajari suatu konsep. Berikut ini merupakan tampilan kegiatan
yang disajikan pada kolom Ayo Mencoba yang terdapat pada LKS.
Gambar 23. Tampilan Ayo Mencoba pada LKS
98
Setelah siswa menyelesaikan kegiatan pada Ayo Mencoba, siswa
diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan awal yang diberikan
dengan menggunakan tahapan pemecahan masalah.
Kemudian siswa melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan
menjawab soal-soal yang terdapat pada kolom Uji Pemahaman berupa
soal-soal untuk menguji pemahaman siswa dalam mempelajari konsep.
Pada akhir LKS terdapat kolom refleksi untuk menyimpulkan kegiatan
yang sudah dilakukan.
Gambar 24. Tampilan Kolom Uji Pemahaman dan Kolom Refleksi
LKS disusun menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
siswa. Selain itu, desain LKS dibuat sederhana namun tetap menarik
perhatian sehingga menambah motivasi siswa untuk belajar. Kegiatan-
kegiatan siswa dirancang agar siswa dapat terlibat secara aktif dalam
menemukan suatu konsep yang dipelajari. Sehingga siswa tidak hanya
sekedar menghafal tetapi juga memahami apa yang mereka peroleh.
99
c) Bagian akhir
Bagian akhir berisi daftar pustaka berupa sumber bacaan yang
digunakan penulis untuk menyusun LKS.
3) Penyusunan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang disusun digunakan untuk menilai
kevalidan, keefektifan dan kepraktisan dari perangkat pembelajaran yang
digunakan. Instrumen untuk menilai kevalidan perangkat pembelajaran
berupa lembar validasi yang berisi penilaian mengenai LKS dan RPP
menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Untuk menilai keefektifan
perangkat pembelajaran yang berupa LKS, digunakan tes hasil belajar
siswa. Sedangkan kepraktisan perangkat pembelajaran menggunakan
lembar angket respon siswa dan angket respon guru setelah menggunakan
LKS dalam pembelajaran.
Lembar validasi perangkat pembelajaran akan diisi oleh ahli materi
yang berasal dari UNY dan SMP N 1 Mlati. Kemudian untuk tes hasil
belajar siswa dibuat berdasarkan indikator pembelajaran dan kemampuan
pemecahan masalah siswa.
Setelah tahap penyusunan instrumen selesai dilakukan validasi oleh
dosen ahli untuk menilai kelayakan dari instrumen sebelum digunakan.
Revisi dilakukan pada seluruh instrumen baik instumen tes kemampuan
pemecahan masalah, angket respon guru maupun angket respon siswa
untuk mendapatkan instrumen yang layak untuk digunakan.
100
4) Validasi Perangkat Pembelajaran
Setelah proses penyusunan LKS dan RPP selesai, produk yang
dikembangkan dikonsultasikan ke dosen pembimbing untuk memperoleh
persetujuan. Setelah produk pengembangan mendapat persetujuan dari
dosen pembimbing selanjutnya dilakukan validasi oleh ahli materi dari
dosen pendidikan matematika dan guru matematika SMP. Validasi
dilakukan untuk memeroleh hasil kevalidan dari perangkat pembelajaran.
Hasil validasi berupa hasil penilaian angket validasi dan masukan atau
saran dari berbagai ahli materi tersebut.
5) Revisi Perangkat Pembelajaran
Tahapan selanjutnya adalah revisi perangkat pembelajaran
berdasarkan koreksi, saran dan masukan dari dosen. Tahap revisi
merupakan tahapan final penyuntingan produk sebelum implementasi.
Produk berupa RPP megalami perbaikan sebagai berikut.
a) Memerhatikan kembali penulisan yang masih salah ketik.
b) Memerhatikan kembali pilihan kata yang tepat dalam RPP.
c) Penambahan kegiatan siswa yang mungkin dilakukan pada kolom
dugaan jawaban siswa yang terdapat pada kegiatan pembelajaran.
d) Penulisan kata “pedoman penskoran” yang tertulis pada teknik
penilaian soal tidak tepat, seharusnya diganti kata “kunci jawaban”.
101
Berikut ini merupakan ilustrasi revisi RPP berdasarkan saran dan komentar
dari dosen ahli.
Tabel 20. Revisi RPP Menurut Saran dan Komentar Dosen
Sebelum revisi Setelah revisi
Penulisan kata Pythagoras salah ketik.
Revisi penulisan kata Pythagoras.
Penulisan kata penilaian tidak tepat
Kata penilaian diganti dengan kata kunci
jawaban
Sedangkan LKS yang dikembangkan juga mengalami beberapa
perbaikan atas dasar saran dan komentar dari dosen maupun guru
matematika. Berikut merupakan saran dan komentar yang dilakukan pada
produk LKS menurut dosen pendidikan matematika.
102
(1) Penggunaan istilah matematika harus konsisten. Contohnya jika
menggunakan kata tripel maka kata tersebut akan digunakan seterusnya
pada kegiatan yang ada di LKS.
(2) Penulisan kata-kata yang tidak perlu pada LKS dihilangkan.
(3) Penomoran pada kolom petunjuk pengisian masih salah.
(4) Penulisan kata-kata asing harus disesuaikan menurut kaidah bahasa
Indonesia yang baik.
(5) Keserasian warna pada LKS diperbaiki.
(6) Penulisan indikator yang tidak menggunakan kata kerja operasional.
(7) Untuk menarik kesimpulan, diperlukan minimal tiga contoh.
(8) Perlu ditambahkan petunjuk pengerjaan soal pada soal tertentu.
(9) Penulisan kalimat matematika yang belum tepat.
Berikut ini merupakan tabel hasil tampilan LKS sebelum revisi dan sesudah
revisi berdasarkan komentar dari berbagai validator.
Tabel 21. Revisi LKS Menurut Saran dan Komentar dari Dosen
Matematika
Sebelum revisi Setelah revisi
103
Sebelum revisi Setelah revisi
a. Penulisan kata “untuk digunakan”
tidak perlu.
b. Penulisan istilah asing “learning
trajectory” tidak menggunakan huruf
miring
a. Kata “untuk digunakan” dihapus.
b. Penulisan istilah asing “learning
trajectory” menggunakan huruf
miring
Penulisan nomor urut pada bagian
petunjuk umum tidak urut dari nomor 1.
Penulisan nomor urut pada bagian
petunjuk umum sudah urut dari nomor 1.
Penulisan istilah matematika yang belum
tepat
Penulisan istilah matematika sudah
ditulis dengan tepat
104
Sebelum revisi Setelah revisi
Indikator yang digunakan tidak
menggunakan kata kerja operasional
Indikator menggunakan kata kerja
operasional
a. Penggunaan kata yang tidak
konsisten, ada yang menggunakan
tripel dan ada yang menggunakan
tigaan. b. Pada nomor 2 tidak diberikan
petunjuk cara mengerjakan.
a. Penggunaan kata “tripel” sudah
konsisten
b. Pada nomor 2 sudah diberikan
petunjuk cara mengerjakan
105
Sebelum revisi Setelah revisi
a. Penggunaan istilah matematika yang
belum benar
b. Penulisan kata panjang segitiga siku-
siku kurang kata sisi
c. Background warna berbeda dengan
background warna pada kegiatan
sebelumnya yaitu warna abu-abu
a. Penggunaan istilah matematika sudah
tepat
b. Penulisan kata panjang segitiga siku-
siku diganti panjang sisi siku-siku
c. Background warna sudah disamakan
dengan background warna
sebelumnya yaitu biru
Perbaikan pada LKS juga dilakukan berdasarkan saran dan komentar dari
guru matematika yang memberikan catatan sebagai berikut.
(1) Pemberian keterangan pada gambar harus diperjelas, jangan
menimbulkan kebingungan kepada siswa.
(2) Gambar/ilustrasi soal sebaiknya disesuaikan berdasarkan keterangan
soal.
(3) Pemilihan angka yang tidak terlalu memberatkan siswa dalam
menghitung.
Berikut merupakan tabel hasil revisi menurut saran dan komentar dari guru
matematika.
106
Tabel 22. Revisi LKS Menurut Saran dan Komentar Dari Guru
Matematika
Sebelum revisi Setelah revisi
Pada nomor 1, penulisan nama segitiga
dan nama panjang sisi yang ditanyakan
membuat bingung dikarenakan berbeda
fungsi dan arti.
Pada nomor 1, penulisan nama segitiga
dihapus. Sedangkan pada nomor 2
penulisan nama segiempat disesuaikan.
a. Gambar pada nomor 2 tidak
proporsional jika disesuaikan ukuran
sisi-sisinya.
b. Pada nomor 3, soal belum valid,
karena hasil yang diperoleh bukan
bilangan.
a. Gambar pada nomor 2 dibuat
proporsional sesuai ukuran sisi-
sisinya. b. Pada nomor 3, data yang diketahui
diganti agar hasil yang diperoleh
merupakan bilangan bulat.
107
c. Tahap Implementasi (Implementation)
Setelah perangkat pembelajaran sudah direvisi menurut saran dan
komentar dari validator, langkah selanjutnya adalah uji coba perangkat
pembelajaran di sekolah. Uji coba dilakukan di SMP N 1 Mlati dengan subjek
penelitian kelas VIII B yang berjumlah 32 siswa. Penelitian dilakukan pada
bulan Februari 2017. Berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan guru, proses
uji coba dilakukan oleh guru. Berikut merupakan jadwal uji coba perangkat
pembelajaran di sekolah.
Tabel 23. Jadwal Uji Coba Produk
Pertemuan
ke-
Waktu ujicoba Sub materi yang diajarkan
1 4 Februari 2017 Konsep Pythagoras
2 6 Februari 2017 Konsep Pythagoras
3 8 Februari 2017 Menghitung panjang salah satu
sisi segitiga siku-siku jika kedua
panjang sisi lain diketahui
4 18 Februari 2017 Menentukan jenis segitiga
5 20 Februari 2017 Tripel Pythagoras
6 22 Februari 2017 Perbandingan sisi pada segitiga
siku-siku khusus
7 25 Februari 2017 Perbandingan sisi pada segitiga
siku-siku khusus
8 27 Februari 2017 Penggunaan Pythagoras dalam
kehidupan nyata
Proses uji coba di dalam kelas diawali dengan menyiapkan peserta didik
dan membuka kelas untuk memulai pelajaran. Guru menjelaskan tentang
penggunaan LKS berbasis pemecahan masalah selama materi Teorema
Pythagoras. Guru juga menjelaskan apa itu pemecahan masalah dan
menyinggung mengenai Kurikulum 2013. Setelah itu guru memulai materi
dengan menyampaikan apersepsi terlebih dahulu, contohnya tentang luas
108
persegi dan luas segitiga, bilangan kuadrat serta akar kuadrat. Kemudian guru
membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa untuk berdiskusi selama
proses kegiatan di LKS. Guru meminta siswa untuk mengamati masalah yang
ada di LKS dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab
bagaimana cara menyelesaikan masalah yang ada. Dugaan dugaan yang guru
siapkan dalam RPP sebagai salah satu indikator adanya learning trajectory.
Setelah itu guru mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan pada LKS
untuk menemukan sebuah konsep terlebih dahulu. Guru membimbing diskusi
kelompok dalam melakukan kegiatan. Banyak siswa yang sudah bisa
melakukan kegiatan yang ada di LKS, namun ada pula siswa yang belum jelas
cara melakukan kegiatan.
Gambar 25. Siswa Melakukan Kegiatan yang Ada di LKS
Peran guru saat proses kegiatan menemukan suatu konsep berlangsung
yaitu membimbing dan memantau hasil diskusi setiap kelompok. Guru
memberikan arahan kepada siswa yang belum sesuai pada arah pencapaian
tujuan pembelajaran. Guru memfasilitasi kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan yang disampaikan oleh siswa.
109
Gambar 26. Proses Pendampingan Diskusi Kelompok
Setelah proses diskusi selesai, guru memberikan kesempatan kepada salah
satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Ketika salah satu
kelompok presentasi, kelompok lain diminta untuk mendengarkan kemudian
setelah selesai memberikan tanggapan. Kegiatan presentasi berjalan dengan
lancar.
Gambar 27. Suasana Ketika Salah Satu Kelompok Presentasi di Depan Kelas
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan kosep yang sedang
dipelajari. Guru mempertegas kembali di akhir diskusi dan menunjuk salah satu
siswa sebagai pengecekan pemahaman siswa.
Guru kembali meminta siswa untuk mengamati masalah di awal dan
mengerjakan menggunakan tahapan pemecahan masalah. Setelah itu dibahas
bersama pembahasan dari permasalahan yang diberikan. Menjelang akhir
pelajaran, guru meminta siswa untuk mengerjakan uji pemahaman untuk
mengecek tingkat pemahaman siswa.
110
Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan LKS berbasis
pendekatan masalah dan mengacu learning trajectory, tidak setiap pertemuan
dapat berjalan sesuai rencana. Berikut ini beberapa catatan pembelajaran pada
setiap uji coba produk.
1) Hasil Uji Coba LKS 1
Data yang diperoleh selama uji coba produk LKS 1 dalam pembelajaran
sebagai berikut.
a) Kegiatan siswa dalam menemukan konsep Pythagoras menggunakan
peraga secara keseluruhan berjalan dengan baik. Tetapi ada salah satu
kelompok yang kesulitan dalam menyusun potongan-potongan kayu ke
dalam persegi yang terletak pada sisi miring segitiga, sehingga
menyebabkan waktu yang dihabiskan lebih lama dari kelompok lainnya.
b) Siswa masih belum mengerti dengan langkah-langkah pemecahan
masalah yang disajikan pada LKS. Waktu yang digunakan juga cukup
lama untuk membimbing siswa sesuai dengan rencana.
c) Guru mengalami kesulitan dalam mengatur waktu, sehingga pertemuan
yang seharusnya sekali menjadi dua kali pertemuan. Hal itu terjadi
karena pada saat diskusi dan presentasi waktu yang digunakan lebih
lama dari yang direncanakan.
2) Hasil Uji Coba LKS 2
Hasil yang diperoleh pada uji coba LKS 2 adalah kegiatan pembelajaran
berjalan dengan lancar sesuai rencana. Kendala yang dialami yaitu proses
perhitungan yang membutuhkan waktu lebih lama.
111
3) Hasil Uji Coba LKS 3
Data yang diperoleh pada uji coba LKS 3 yaitu beberapa siswa masih
kebingungan untuk membandingkan panjang sisi-sisi segitiga dalam
menarik kesimpulan jenis segitiga yang diperoleh.
4) Hasil Uji Coba LKS 4
Data yang diperoleh pada uji coba LKS 4 adalah siswa dapat melakukan
kegiatan pada LKS dengan baik. Pada saat kegiatan Ayo Berpikir, siswa
agak kesulitan dalam memberi jawaban pada nomor dua, karena tidak
mengetahui cara menyelesaikan soal tersebut.
5) Hasil Uji Coba LKS 5
Data yang diperoleh pada uji coba LKS 5 sebagai berikut.
a) Siswa masih banyak yang belum paham mengenai sub materi
perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus. Pada saat melakukan
kegiatan siswa terlalu lama berkutat pada kegiatan karena masih
bingung. Sehingga waktu yang digunakan pada kegiatan Ayo Mencoba
cukup lama.
b) Ada beberapa siswa yang kebingungan untuk memahami masalah yang
disajikan di LKS yang ditunjukkan dengan tidak tahunya soal yang akan
dikerjakan pada lembar langkah pemecahan masalah.
c) Guru mengalami kesulitan dalam mengatur waktu, sehingga pertemuan
yang seharusnya sekali menjadi dua kali pertemuan. Hal itu terjadi
karena pada saat diskusi dan presentasi waktu yang digunakan lebih
lama dari yang direncanakan.
112
6) Hasil Uji Coba LKS 6
Pada uji coba produk LKS 6, siswa tidak ada kesulitan yang berarti, namun
hanya dibutuhkan lebih banyak pemahaman dan ketelitian dalam
menghitung.
d. Tahap Evaluasi (Evaluation)
Hasil evaluasi berupa hasil analisis kepraktisan dan analisis keefektifan
perangkat pembelajaran.
1) Analisis Kepraktisan
Analisis kepraktisan dilakukan dengan menggunakan angket respon
siswa yang diberikan kepada 32 siswa setelah proses uji coba penggunaan
LKS selesai. Dari hasil analisis angket respon siswa diperoleh skor 3,01
dengan kategori praktis. Angket respon guru juga digunakan untuk
mengetahui kepraktisan dari perangkat pembelajaran. Dari hasil analisis
angket respon guru, diperoleh skor rata-rata 3,45 dengan kategori sangat
praktis.
2) Analisis Keefektifan
Analisis keefektifan menggunakan hasil tes belajar siswa sebagai
penilaian pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan melalui LKS
yang dikembangkan. Berdasarkan hasil tes, persentase ketuntasan siswa
mencapai 84,34% dan nilai rata-rata kelas diperoleh 81,8125 artinya nilai
tersebut sudah melebihi dari KKM yaitu 75, sehingga dapat dikatakan
efektif.
113
2. Kualitas Perangkat Pembelajaran
a. Analisis Kevalidan Perangkat Pembelajaran
Analisis kevalidan perangkat pembelajaran terdiri dari penilaian LKS dan
penilaian RPP oleh ahli dari dosen pendidikan matematika dan guru
matematika.
1) Penilaian RPP
Penilaian RPP dilakukan oleh 3 validator yang terdiri dari 2 validator
yang berasal dari dosen pendidikan matematika dan 1 validator yang berasal
guru matematika SMP. Penilaian RPP mencakup beberapa aspek yaitu
identitas sekolah, rumusan tujuan pembelajaran, materi pokok, alokasi
waktu, metode pembelajaran, media dan sumber belajar, langkah-langkah
kegiatan pembelajaran, penilaian. Berikut ini merupakan tabel hasil validasi
RPP oleh ahli dosen dan guru. Untuk rincian hasil analisis dapat dilihat pada
Lampiran C.1.
Tabel 24. Hasil validasi RPP
No Aspek penilaian Skor
rata-rata
Kategori
1 Identitas Sekolah 5 Sangat Valid
2 Rumusan Tujuan Pembelajaran 4,11 Valid
3 Materi pokok 4,17 Valid
4 Alokasi waktu 4 Valid
5 Metode Pembelajaran 4,17 Valid
6 Media dan sumber belajar 4,05 Valid
7 Langkah-langkah kegiatan
pembelajaran
4,11 Valid
8 Penilaian 4,09 Valid
Skor rata-rata 4,24 Sangat Valid
114
2) Penilaian LKS
Penilaian LKS dilakukan oleh 3 validator yang berasal dari dosen
pendidikan matematika dan guru matematika. Penilaian LKS mencakup
beberapa aspek yaitu keseuaian dengan syarat didaktis, kesesuaian dengan
syarat konstruksi, kesesuaian materi/isi, kesesuaian dengan pendekatan
pemecahan masalah yang mengacu learning trajectory, dan keseuaian
dengan syarat teknis. Berikut ini merupakan tabel hasil validasi LKS oleh
ahli dosen dan guru. Untuk rincian hasil analisis dapat dilihat pada
Lampiran C.2.
Tabel 25. Hasil validasi LKS
No. Aspek Penilaian Skor rata-
rata
Kategori
1 Kesesuaian dengan syarat didaktis 3,95 Valid
2 Kesesuaian dengan syarat
konstruksi
4,37 Sangat Valid
3 Kesesuaian materi/isi 4,11 Valid
4 Kesesuaian LKS berbasis
pendekatan pemecahan masalah
mengacu pada learning trajectory
3,94 Valid
5 Kesesuaian dengan syarat teknis 4,31 Sangat Valid
Skor rata-rata 4,15 Valid
b. Analisis Kepraktisan Perangkat Pembelajaran
Penilaian kepraktisan perangkat pembelajaran berupa LKS dilakukan
dengan memberikan angket respon siswa setelah penggunaan LKS selama
pembelajaran. Berikut ini merupakan hasil analisis kepraktisan dari LKS
dari angket respon siswa.
115
Tabel 26. Hasil Angket Respon Siswa
No. Aspek Penilaian Skor rata-
rata
Kategori
1. Ketepatan penggunaan
bahasa
3,01 Praktis
2. Materi/Isi LKS 2,98 Praktis
3. Penggunaan LKS dalam
pembelajaran
3,18 Praktis
4. Kemenarikan 2,88 Praktis
Skor rata-rata 3,01 Praktis
Berdasarkan Tabel 26. perangkat pembelajaran termasuk ke dalam kategori
praktis. Untuk mengetahui rincian analisis angket respon siswa dapat dilihat
pada lampiran C.3.
Dan berikut ini merupakan hasil analisis dari angket respon guru.
Tabel 27. Hasil Angket Respon Guru
No. Aspek Penilaian Skor rata-
rata
Kategori
1. Materi 4 Sangat Praktis
3. Kemenarikan 3,25 Sangat Praktis
4. Penggunaan LKS dalam
pembelajaran
3,36 Sangat Praktis
Skor rata-rata 3,45 Sangat
Praktis
Berdasarkan Tabel 27. Perangkat pembelajaran dikatakan sangat praktis.
Untuk melihat lebih detail hasil analisis angket respon guru dapat dilihat
pada Lampiran C.4.
c. Analisis Keefektifan Perangkat Pembelajaran
Keefektifan perangkat pembelajaran diukur melalui hasil tes belajar siswa.
1) Hasil perhitungan tes kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat
pada Tabel 28. berikut.
116
Tabel 28. Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
No Aspek Penilaian Persentase
ketercapaian
1. Kemampuan memahami masalah 87%
2. Kemampuan merencanakan strategi
penyelesaian
79%
3. Kemampuan menjalankan rencana
penyelesaian
80%
4. Kemampuan memeriksa kembali 79%
Rata-rata persentase seluruh aspek 81%
2) Persentase siswa yang mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 75
Berikut ini merupakan persentase ketuntatan dari tes hasil belajar siswa
dengan KKM 75.
Tabel 29. Hasil tes belajar siswa
Siswa tuntas 27 Persentase ketuntasan
= 84,34% Siswa tidak tuntas 5
Jumlah siswa 32
Ketuntasan tes hasil belajar sebesar 84,34%. Artinya perangkat
pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria keefektifan yang
menyatakan bahwa persentase siswa yang mencapai KKM >75%.
3) Perolehan nilai rata-rata kelas lebih dari KKM yang telah ditentukan
yaitu 75
a) Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan SPSS statistic
dengan uji one-sample komogorov-smirnov dapat diketahui bahwa
nilai rata-rata tes siswa berdistribusi normal. Hal tersebut ditunjukkan
dengan nilai signifikasinya lebih besar dari 𝛼 = 0,05. Hasil uji
117
normalitas menggunakan one-sample Kolmogorov-Smirnov
diperoleh nilai Asymp. sig (2-tailed) = 0,282 artinya lebih besar dari
taraf signifikansi 𝛼=0,05. Berdasarkan kriteria keputusannya 𝐻0
diterima jika nilai signifikasinya > 𝛼 = 0,05. Kesimpulan yang
diperoleh adalah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Hasil uji one-sample Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada
Lampiran C.6.
b) Pengujian hipotesis
Berdasarkan hasil uji SPSS menggunakan one-sample t-test,
diperoleh data bahwa nilai rata-rata kelas sebesar 81,8125 sehingga
dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata kelas lebih dari 75. Hasil SPPS
menunjukkan juga bahwa nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan derajat kebebasan
(𝑑𝑓)=31 adalah 4,069 dan nilai sig. (2-tailed) = 0.000 artinya lebih
kecil dari taraf signifikansi 𝛼 = 0,05. Berdasarkan kriteria
keputusannya dapat dikatakan bahwa pembelajaran efektif dengan
nilai rata-rata kelas lebih dari KKM yaitu 75. Hasil uji one-sample t-
test dapat dilihat pada Lampiran C.6.
Berdasarkan analisis keefektifan, perangkat pembelajaran dikatakan
efektif karena telah memenuhi kriteria persentase siswa yang mencapai
ketuntasan KKM sebesar 84,34% dan nilai rata-rata kelas terhadap tes
kemampuan pemecahan masalah adalah 81,8125 yang berarti sudah
melebihi nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 75.
118
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dari RPP dan LKS berbasis
pendekatan pemecahan masalah yang mengacu learning trajectory pada materi
teorema Pythagoras ditinjau dari segi kevalidan, kepraktisan dan keefektifan.
Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan model pengembangan
ADDIE dari Dick & Carey yang terdiri dari Analysis, Design, Development,
Implementation, dan Evaluation.
Tahap analysis meliputi analisis kompetensi, analisis karakteristik siswa dan
analisis instruksional (pembelajaran). Hasil analisis tersebut digunakan sebagai
pedoman penyusunan perangkat pembelajaran berupa LKS dan RPP. Hasil analisis
kompetensi dilakukan penjabaran Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD)
dan pengembangan indikator pembelajaran. Berdasarkan analisis karakteristik
siswa menunjukkan bahwa siswa tergolong aktif dalam pembelajaran namun belum
mampu menyelesaikan persoalan dengan baik. Siswa SMP kelas VIII berada pada
tahap operasional formal artinya siswa mampu membuat model matematika dan
mampu menuliskan permasalahan dalam bentuk yang sederhana berupa simbol dan
notasi. Siswa pada tahap formal sudah mempunyai kapasitas dan menggunakan
prinsip-prinsip abstrak sehingga penyelesaian masalah yang kompleks dapat
diberikan kepada siswa SMP kelas VIII (Siswoyo, 2013:101).
Berdasarkan analisis instruksional, peran guru masih banyak mendominasi di
kelas serta tidak selalu memerhatikan cara berpikir anak. Guru juga menggunakan
LKS yang diberikan dari sekolah tanpa mengembangkan LKS sendiri. Oleh sebab
119
itu, perlunya pengembangan LKS pendekatan pemecahan masalah yang mengacu
learning trajectory.
Pada tahap design melakukan penyusunan rancangan produk berupa RPP dan
LKS yang kemudian dilakukan peninjauan oleh dosen pembimbing. Penyusunan
RPP digunakan untuk merancang sebuah proses pembelajaran di kelas agar teratur
dan dapat mencapai tujuan pembelajaran. Proses penyusunan RPP dicantumkan
pula dugaan cara belajar atau cara berpikir siswa sebagai salah satu komponen dari
learning trajectory. Sejalan dengan pernyataan Nurdin (2011:2), dalam mendesain
pembelajaran menggunakan alur belajar hipotetik perlu mencantumkan hipotesis
tentang bagaimana siswa belajar dan bagaimana siswa berpikir.
Dugaan cara berpikir siswa yang dituliskan pada RPP dibuat berdasarkan hasil
analisis karakteristik siswa yang diperoleh dari hasil observasi di kelas. Penulisan
dugaan cara berpikir siswa berupa jawaban siswa atau reaksi siswa ketika
dihadapkan pada suatu masalah yang disajikan. Selain penulisan dugaan jawaban
siswa, dituliskan pula dukungan/motivasi guru ketika menghadapi jawaban dan
reaksi siswa yang beragam.
Penyusunan LKS berawal dari penyusunan desain cover/halaman sampul
kemudian layout dan isi LKS. LKS dirancang sebanyak 6 LKS untuk 6 pertemuan.
LKS disusun dengan berbasis pendekatan pemecahan masalah dan mengacu
learning trajectory. Pada setiap LKS diberikan suatu masalah yang akan
diselesaikan melalui aktivitas siswa terlebih dahulu. LKS juga memberikan fasilitas
langkah-langkah dalam menyelesaikan suatu masalah yang meliputi memahami
masalah, merencanakan strategi penyelesaian dan memeriksa hasil yang diperoleh.
120
Salah satu indikator learning trajectory yang dimasukkan pada LKS adalah adanya
aktivitas-aktivitas siswa dalam menemukan suatu konsep Pythagoras.
Tahap development meliputi proses pengembangan produk, penyusunan
instrumen, validasi oleh dosen ahli dan guru serta revisi. Proses pengembangan
produk dibuat sesuai rancangan RPP dan LKS berbasis pendekatan pemecahan
masalah dan mengacu learning trajectory. Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini adalah lembar validasi penilaian LKS dan RPP, tes hasil belajar siswa,
dan lembar angket respon siswa dan guru.
Validasi perangkat pembelajaran dilakukan oleh dosen ahli pendidikan
matematika dan guru matematika. Setelah dilakukan analisis hasil penilaian
perangkat pembelajaran, validator memberikan penilaian RPP sebesar 4,24 dengan
kategori sangat valid dan memberikan penilaian LKS sebesar 4,15 dengan kategori
valid pada skala 5. Berdasarkan hasil penilaian RPP menunjukkan bahwa RPP telah
memenuhi komponen penyusunan RPP menurut Permendikbud No 81A tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum Pedoman untuk Pembelajaran, sedangkan
berdasarkan hasil penilaian LKS menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan
telah memenuhi syarat-syarat LKS yang baik menurut Darmodjo dan Kalligis
(1992:40-45). Selanjutnya menurut validator, perangkat pembelajaran yang
dikembangkan layak digunakan dengan revisi. Revisi dilakukan berdasarkan
masukan dan saran dari berbagai validator diberikan untuk mendapatkan perangkat
pembelajaran yang layak untuk diujicobakan.
Pada tahap implementation dilakukan uji coba perangkat pembelajaran setelah
dilakukan revisi. Uji coba dilakukan di kelas VIII B SMP N 1 Mlati sebanyak 8 kali
121
pertemuan dan 1 pertemuan untuk tes kemampuan siswa. Uji coba penggunaan
LKS dilakukan oleh guru. Siswa maupun guru menggunakan perangkat
pembelajaran yang dikembangkan dalam proses pembelajaran. Sebagian besar
siswa sudah mengerti dengan apa yang diperintahkan pada petunjuk penggunaan
LKS, namun sebagian siswa lainnya masih butuh bimbingan guru untuk dapat
menggunakan LKS dengan baik.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan penyiapan siswa secara fisik maupun
psikologis dan penyampaian tujuan pembelajaran. Kemudian guru memberikan
apersepsi kepada siswa sebagai penyiapan siswa sebelum mempelajari konsep.
Masalah awal kemudian diberikan kepada siswa untuk diselesaikan setelah
melakukan aktivitas penemuan konsep. Pemberian-pemberian serangkaian
aktivitas tersebut merupakan salah satu bentuk dari penggunaan learning trajectory
dalam pembelajaran.
Setelah siswa mengetahui konsep yang dipelajari, siswa kembali mengerjakan
masalah awal yang diberikan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah.
Siswa dapat memahami masalah dengan menuliskan unsur-unsur yang diketahui
dari soal dan menuliskan apa yang ditanyakan dari soal. Kemudian siswa dapat
merencanakan strategi penyelesaian dengan cara mengaitkan konsep yang sedang
dipelajari untuk menyelesaikan masalah tersebut. Siswa dapat menggambarkan
model permasalahan dalam bentuk gambar atau menuliskan formula yang sesuai
untuk penyelesaian pada soal yang diberikan. Siswa kemudian menjalankan strategi
yang telah dibuat berdasarkan rencana dan memeriksa kembali langkah-langkah
yang ditempuhnya apakah sudah mendapatlan solusi yang tepat atau belum. Pada
122
proses pembelajaran siswa telah diarahkan untuk menggunakan langkah-langkah
pemecahan masalah dari Polya yang terdiri dari memahami masalah, merencanakan
strategi penyelesaian, melaksanakan rencana dan memeriksa hasil.
Tahap evaluasi diperlukan untuk menilai keefektifan dan kepraktisan dari
perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Kepraktisan diukur melalui skor
angket respon siswa dan angket respon guru dengan skor maksimal 4. Berdasarkan
hasil analisis, hasil rata-rata penilaian angket respon siswa sebesar 3,01 dengan
kategori praktis. Hasil angket respon siswa menunjukkan pada penilaian ketepatan
penggunaan bahasa mendapat skor 3,01 dengan kategori praktis, pada aspek
materi/isi LKS diperoleh skor 2,98 dengan kategori praktis, aspek penggunaan LKS
dalam pembelajaran mendapat skor sebesar 3,18 dengan kategori praktis dan aspek
kemenarikan LKS diperoleh skor 2,88 dengan kategori praktis.
Hasil rata-rata penilaian angket respon guru diperoleh skor sebesar 3,45
dengan kategori sangat praktis. Secara lebih detail pada aspek materi diperoleh skor
4 dengan kategori sangat praktis, pada aspek kemenarikan LKS diperoleh skor rata-
rata sebesar 3,25 dengan kategori sangat praktis dan aspek penggunaan LKS dalam
pembelajaran diperoleh skor 3,36 dengan kategori sangat praktis. Berdasarkan hasil
angket respon guru dan siswa dapat dikatakan bahwa perangkat pembelajaran yang
dikembangkan memenuhi kriteria praktis artinya memudahkan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran.
Penilaian keefektifan diukur melalui hasil tes belajar siswa yang berupa tes
kemampuan pemecahan masalah dengan batas nilai ketuntasan minimal 75. Tes
kemampuan pemecahan masalah menggunakan soal uraian untuk mengetahui
123
tingkat pemahaman siswa terhadap suatu materi yang diajarkan. Berdasarkan hasil
tes hasil belajar ketuntasan yang diperoleh sebesar 84,34% dan nilai rata-rata kelas
mencapai lebih dari nilai KKM yang ditentukan yaitu 75. Sejalan dengan perkataan
Nayazik & Sukestiyarno (2012:7) bahwa pembelajaran menggunakan pemecahan
masalah telah mencapai indikator efektif dan terjadi peningkatan rasa ingin tahu
dan keterampilan pemecahan masalah. Dengan demikian, penggunaan LKS yang
dikembangkan diharapkan pula sudah memfasilitasi siswa dalam mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah.
Hasil analisis tentang aspek kemampuan pemecahan masalah diperoleh nilai
rata-rata kelas sebesar 81,8125. Setelah melakukan penilaian tes hasil belajar
siswa, untuk analisis kemampuan pemecahan masalah diperoleh rata-rata
persentase kemampuan pemecahan masalah sebesar 81%. Secara lebih detail, aspek
kemampuan memahami masalah diperoleh persentase sebesar 87%. Aspek
kemampuan merencanakan strategi penyelesaian diperoleh persentase 79%, aspek
kemampuan menjalankan rencana penyelesaian diperoleh persentase sebesar 80%
sedangkan aspek kemampuan memeriksa kembali memperoleh persentase sebesar
79%.
Keefektifan perangkat pembelajaran pendekatan pemecahan masalah yang
berorientasi pada kemampuan pemecahan masalah siswa didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Melianingsih & Sugiman (2015:219) yang menyebutkan
bahwa pendekatan pemecahan masalah efektif ditinjau dari aspek kemampuan
pemecahan masalah karena setelah siswa memahami konsep dari materi terkait,
siswa diberikan soal rutin maupun tidak rutin, sehingga siswa terbiasa untuk
124
menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki untuk mengembangkan
pengetahuan yang baru mereka peroleh. Selain itu, dalam proses penyelesaian
masalah matematika, siswa diberikan tahapan-tahapan dalam menyelesaikan
masalah.
Kesimpulan yang diperoleh melalui pengembangan perangkat pembelajaran
menggunakan model ADDIE adalah perangkat pembelajaran materi teorema
Pythagoras berbasis pemecahan masalah yang mengacu learning trajectory
memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif.
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian dalam penelitian pengembangan ini adalah jumlah
pertemuan yang melebihi dengan rencana awal pengembangan. Pertemuan yang
dikehendaki untuk perangkat pembelajaran yang dikembangkan berjumlah 6
pertemuan, namun pada penelitian ini pertemuan dilakukan sebanyak 8 pertemuan
yang disebabkan oleh faktor dari siswa. Untuk itu diperlukan analisis karakter siswa
yang lebih detail untuk mendapatkan pembelajaran yang efektif sesuai
perencanaan.
Keterbatasan lain dari penelitian ini yaitu hasil evaluasi dari pengembangan
ini tidak dapat diujicobakan lagi. Hasil evaluasi pada pembelajaran yang berupa
jumlah pertemuan yang tidak sesuai dengan perencanaan sebaiknya di perbaiki
kemudian diujicobakan kembali untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal
dalam pembelajaran.