Upload
duongnhi
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
99
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kabupaten Bima
Wilayah yang menjadi fokus penelitian ini adalah kabupaten bima provinsi
Nusa tenggara barat. Kabupaten bima berada diujung timur dipulau sumbawa dengan
luas wilayah sebesar 4.389,40 km2, secara administrasi wilayah bima dibagi menjadi
dua wilayah yang terdiri dari kota bima dan kabupaten bima. Maka wilayah yang
menjadi fokus penelitian ini adalah Kabupaten Bima provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kabupaten Bima merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat
(NTB) dan berada pada bagian paling timur pulau Sumbawa, diapit oleh Kabupaten
dompu disebelah barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) disebelah timur, dan
laut flores disebelah utara serta samudra Indonesia disebelah selatan.
Gambar: 4.1 Kantor Bupati Bima
Berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten Bima berada pada posisi strategis
yang dilalui jalan nasional lintas Provinsi NTB-Provinsi NTT. Menurut letak
astronominya, Kabupaten Bima berada pada 118044”-119
022” bujur timur dan
08080”-08
057” Lintas selatan. Luas wilayah Kabupaten Bima sebesar 4.389,40 km
2.
Kabupaten Bima terbagi menjadi 18 kecamatan dengan luar wilayah yang bervariasi.
Kecamatan tambora merupakan kecamatan terluas dengan luas mencapai 627,82 km2
99
100
atau 14, 3 persen dari luas Kabupaten Bima. Sementara itu kecematan dengan luas
terkecil yaitu kecamatan belo yang hanya memiliki luas sebesar 44,76 km2.
Kabupaten Bima berada pada peringkat ke-6 diantara Kabupaten/kota se
Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
pada tahun 2013 sebesar 67,34 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang
hanya sebesar 66,52. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pembanguna manusia di
Kabupaten Bima baru mencapai tingkat menengah keatas. Dibandingkan dengan IPM
Provinsi NTB. IPM Kabupaten Bima masih lebih rendah dengan selisih indeks 0,39.
(BPS dan Bappeda Kabupaten Bima, 2013).
Kabupaten Bima terdapat 18 kecamatan yaitu: Kecamatan Sape, Kecamatan
Wera, Kecamatan Belo, Kecamatan Woha, Kecamatan Palibelo, Kecamatan Donggo,
Kecamatan parado, Kecamatan Langgudu, Kecamatan Lambu, Kecamatan bolo,
Kecamatan monta, Kecamatan madapangga, Kecamatan lambitu, Kecamatan
ambalawi, Kecamatan sanggar Kecamatan tambora. Kecamatan Sanggar dan
Kecamatan Tambora merupakan kecamatan yang berlokasi terjauh dari pusat
pemerintahan Kabupaten Bima, dimana jarak masing – masing sekitar 130 km dan
250 km. Selain itu, kedua kecamatan ini merupakan kecamatan terluas di Kabupaten
Bima dengan luas masing-masing 720 km2 dan 505 km2. Ibukota Kecamatan
Donggo yang berlokasi di desa O’o mempunyai ketinggian sekitar 500 m di atas
permukaan laut. Hal ini menjadikan Kecamatan Donggo sebagai kecamatan dengan
lokasi ketinggian di atas permukaan laut yang tertinggi. Dalam mengungkap sudah
sejauhmana proses pembangunan olahraga kabupaten bima, maka diambil 3 wilayah
kecamatan yang menjadi wilayah fokus penelitian agar dapat mewakili wilayah
kabupaten bima secara keseluruhan. Tiga kecamatan yang dimaksudkan adalah
wilayah yang masuk kategori maju, sedang dan tertinggal.
101
Gambar: 4.2. Kesbangpolinmas Kabupaten Bima
Sebelum penelitian dilakukan, maka peneliti melakukan pengajuan surat ijin
penelitian diberbagai instansi, salah satunya adalah Kesbangpolinmas dan Bapedda
yang salah satu lembaga yang berwewenang untuk memberikan ijin penelitian, maka
prosedur yang sistematis dilakukan oleh peneliti supaya dapat melakukan penelitian
diwilayah yang tertuju.
Gambar: 4.3. Bappeda Kabupaten Bima
Dan selanjutnya kesbangpolinmas memberikan rekomendasi untuk ke kantor
Bappeda kabupaten bima untuk menindaklanjuti surat yang dikeluarkan oleh
kesbangpolinmas. Maka Badan perencanaan daerah mengeluarkan surat untuk
dimasukan ke berbagai instansi terkait, salah satunya DRPD Kab. Bima, Dikpora kab.
102
Bima, ketua STKIP Taman siswa, Badan Pusat Statistik, kecamatan soromandi,
kecamatan bolo, kecamatan wera sebagai salah satu wilayah yang dijadikan fokus
penelitian.
Pembahasan hasil penelitian tentang proses pembangunan olahraga kabupaten
bima dimulai dari pengambilan data sekunder yaitu luas wilayah, jumlah penduduk
usia diatas 7 tahun, dan potensi keolahragaan. Pengambilan data tentang luas wilayah
dan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun dilaksanakan di Badan Pusat Statistik (BPS)
kabupaten bima jln. Lintas Bima-sumbawa desa talabiu kecamatan woha pada hari
senin tanggal 18 Agustus 2015 setelah sebelumnya pada tanggal 13 Agustus telah
memasukkan surat ijin penelitian pada kesbangpolinmas dan bapedda kabupaten
bima. Dari data yang diperoleh di BPS Kabupaten Bima kemudian barulah dapat
menentukan 3 wilayah atau 3 kecamatan yang akan menjadi sampel pusat penelitian.
\
Gambar: 4.4 Kantor BPS Kabupaten Bima
Pertama data tentang luas wilayah kabupaten bima dari 18 kecamatan dan 191
desa. Kecamatan Sape, Kecamatan Wera, Kecamatan Belo, Kecamatan , Kecamatan
Woha, Kecamatan Palibelo, Kecamatan Donggo, Kecamatan parado, Kecamatan
Langgudu, Kecamatan Lambu, Kecamatan bolo, Kecamatan monta, Kecamatan
madapangga, Kecamatan lambitu, Kecamatan ambalawi, Kecamatan sanggar
Kecamatan tambora.
103
Tabel: 4.1 Data Luas Wilayah Kabupaten Bima Berdasarkan Kecamatan
(Badan Pusat Statistik 2014)
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima
Dari akumulasi Data luas wilayah menurut Statistik diatas terlihat bahwa luas
kabupaten bima adalah 712,603 hektar, Namun kecamatan yang paling luas adalah
kecamatan bolo dengan luas 121,417 hektar dibandingkan dengan 17 kecamatan yang
lain, hal ini menunjukan bahwa tingkat kemajuan kecamatan bolo, baik dari
pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakatnya.
Ini terlihat dari tingkat kemajuan kecamatan ini berdasarkan data BPS Kabupaten
bima tahun 2014. Sementara kecamatan Bolo merupakan kecamatan yang dalam
kategori maju diantara kecamatan lainnya, ini jelas terlihat bahwa tingkat kemajuan
masyarakatnya. Maka dari hasil data ini kemudian ditentukan 3 kecamatan yang akan
No Nama kecamatan Luas wilayah
(hektar)
perdesa
1 Monta 22,752 12
2 Parado 32,510 7
3 Bolo 121,417 14
4 Madapangga 322,58 11
5 Woha 75,380 15
6 Belo 44,750 12
7 Palibelo 4,787 11
8 Wawo 19,830 5
9 Langgudu 32,294 15
10 Lambitu 54,230 8
11 Sape 97,820 17
12 Lambu 54,370 15
13 Wera 34,590 14
14 Ambalawi 3,275 6
15 Donggo 22,131 6
16 Soromandi 24,141 7
17 Sanggar 47,789 9
18 Tambora 37,212 7
Jumlah 712,603 191
104
menjadi sampel penelitian berdasarkan tingkat kemajuan suatu wilayah yaitu wilayah
yang maju, sedang dan tertinggal.
Berdasarkan kategri tersebut maka 3 wilayah kecamatan yang menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah kecamatan bolo, kecamatan wera, kecamatan soromandi.
Kecamatan bolo yang mewakili wilayah yang kategori maju, sementara kecamatan
wera mewakili wilayah yang kategori rendah, dan kecamatan yang mewakili wilayah
tertinggal. Sedangkan untuk mencari data tentang jumlah penduduk yang berusia 7
tahun keatas pada setiap wilayah yang menjadi sampel penelitian.
Data tentang jumlah penduduk yang berusia 7 tahun keatas ini adalah data
penting yang nantinya akan menjadi pembagi untuk dapat menghitung indeks ruang
terbuka dan indeks sumber daya manusia keolahragaan yang ada pada suatu wilayah.
Karna untuk mencari nilai aktual mada indeks ruang terbuka dan indeks sumber daya
manusia hanya akan didapatkan setelah dibagi dengan jumlah penduduk usia 7 tahun
keatas. Berikut adalah data jumlah penduduk usia 7 tahun keatas dari BPS kabupaten
bima.
Tabel: 4.2 Data Jumlah Penduduk usia 7 tahun keatas
(BPS Kabupaten Bima)
No Kecamatan
Jumlah penduduk laki-laki
dan perempuan yang
berumur >7 tahun
1 Monta 54.254
2 Parado 45.213
3 Bolo 295.215
4 Madapangga 64.213
5 Woha 142.135
6 Belo 35.145
7 Palibelo 45.854
8 Wawo 53.321
9 Langgudu 57.564
10 Lambitu 21.456
105
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima
Dari data jumlah penduduk pada tabel diatas menunjukan bahwa total
penduduk diatas 7 tahun kabupaten bima adalah 1,349,453 jiwa, kecamatan bolo
memiliki jumlah penduduk usia diatas 7 tahun terbanyak yaitu 295.215 jiwa
dibandingkan dengan 2 kecamatan lain yang menjadi wilayah penelitian yaitu
kecamatan wera sebanyak 171.214 dan kecamatan soromandi sebanyak 43.587 jiwa.
Jika digabungkan ketiga kecamatan ini maka total jumlah penduduk dengan usia
diatas 7 tahun adalah 510,016 atau 51,05%. Dari jumlah total penduduk usia diatas 7
tahun kabupaten bima. Setelah pendapat data tentang luas wilayah, jumlah penduduk
diatas 7 tahun dan menentukan 3 kecamatan sebagai wilayah penelitian, maka
selanjutnya adalah mencari data sekunder tentang potensi keolahragaan pada 3
kecamatan tersebut.
Teknik pengambilan data penelitian yang dilakukan adalah dengan observasi
dan wawancara yang dilaksanakan di beberapa instansi yaitu kantor kecamatan bolo,
kecamatan wera, kecamatan soromandi, dan DPRD Kabupaten Bima, DIKPORA
Kabupaten Bima, KONI Kabupaten bima, Khusus KONI dan DIKPORA Kabupaten
Bima hanya mengambil data tentang SDM keolahragaan, yaitu jumlah wasit, pelatih,
instruktur, dan guru olahraga. Sebagai tambahan data SDM keolahragaan yaitu dosen
olahraga maka dilakukan pula observasi data ke Universitas dan Institut yang
memiliki fakultas Olahraga.
Pelaksanaan observasi dan wawancara pertama dilaksanakan di kantor DPRD
Kabupaten bima senin tanggal 14 agustus, yang sebelumnya pada tanggal 13 Agustus
11 Sape 86.789
12 Lambu 65.632
13 Wera 171.214
14 Ambalawi 45.254
15 Donggo 53.325
16 Soromandi 43.587
17 Sanggar 45.128
18 Tambora 24.154
Jumlah 1,349,453
106
telah memasukkan surat ijin penelitian terlebih dahulu. Kantor DPRD tepat berada
disebelah Kantor barat Bappeda Kabupaten bima.
Gambar: 4.5 Kantor DPRD Kabupaten Bima
Dari gambar diatas terlihat bahwa regulasi/kebijakan berpusat pada anggaran
APBD yang dikelola oleh dewan perwakilan rakyat, hal ini menujukkan bahwa dana
untuk pembangunan ruang terbuka Keolahragaan dikabupaten bima sebesar 1.5 M,-
sesuai dengan pernyataan komisi 4 kabupaten bima bapak Moh Karma. Dari dana
diatas menunjukan bahwa anggaran untuk membangun ruang publik olahraga sangat
besar dikabupaten bima, namun sampai hari ini terbukti bahwa semua anggaran itu
dimanfaatkan dengan maksimal oleh pemerintah kabupaten bima. Hal ini
menunjukkan tingkat regulasi ruang publik olahraga kabupaten bima masih sangat
kurang.
Dari data diatas terlihat bahwa kabupaten Bima sebesar 118”73635m2,
kabupaten bima merupakan daerah yang luas wilayahnya melampui luasnya kota
bima yang menjadi kota media dari kabupaten bima. Dari data diatas menunjukan
bahwa regulasi pembangunan yang ada dikabupaten bima lebih diutama karna di
ukur dari kuantitas luas wilayah.
107
B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
1. Kebijakan Pembangunan Keolahragaan Kabupaten Bima
Kebijakan Keolahragaan Kabupaten Bima dalam Renstra diposisikan agar
proses pembangunan keolahragaan dikabupaten bima mampu merespon
permasalahan aktual kepemudaan dan kemasyarakatan, sekaligus secara proaktif
mencari dan menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Hal tersebut
bermakna sebagai spirit kepeloporan, kreativitas, kepedulian, dan kesukarelaan
pemuda. Dengan spirit ini masyarakat tidak saja mampu berperan aktif dalam
pembangunan nasional, namun sekaligus menjadi solution maker bagi
permasalahan yang melingkupi masyarakat itu sendiri. Oleh karenanya perlu terus
ditingkatkan wawasan, kapasitas, dan keterampilan masyarakat guna mendukung
partisipasi dan peran aktif masyarakat di berbagai bidang pembangunan olahraga
dikabupaten Bima menuju kesejahteraan dan keadilan social sebagaimana
termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, serta terlaksananya pelayanan yang
optimal yang sesuai dengan karakteristik pemuda dan masyarakat sebagaimana
diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan
dan undang-undang Nomor 3 tahun 2005 tentang system keolahragaan nasional.
Dalam mengungkap sejauh mana regulasi dan perkembangan olahraga dan
kemajuan olahraga kabupaten bima maka terknik yang dilakukan adalah dengan
wawancara yang dilaksanakan dibeberapa instansi yaitu kantor DPRD Kabupaten
Bima, KONI Kabupaten bima, Camat Bolo, Camat Soromandi, dan Camat Wera.
Khusus dinas pendidikan,pemuda dan olahraga hanya mengambil data tentang
sumber daya manusia keolahragaan, yaitu guru olahraga, sebagai tambahan data
SDM Keolahragaan yaitu dosen olahraga maka dilakukan pula observasi data ke
STKIP Taman Siswa Bima salah satu institusi yang memiliki program studi
olahraga.
108
Pelaksanaan wawancara pertama dilaksanakan DIKPORA kabupaten
Bima pada hari rabu 15 agustus 2015, yang sebelumnya pada tanggal 13 agustus
2015 memasukan surat audiens terlebihi dahulu. Kantor DIKPORA Kabupaten
Bima berada dijalan soekarno hatta disebelah kanan kantor pertambangan
kabupaten bima.
Gambar 4.6 Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bima
Data yang diperoleh di DIKPORA kabupaten bima adalah data tentang
potensi keolahragaan kabupaten bima, pembangunan olahraga kabupaten bima,
partisipasi masyarakat kabupaten bima dalam berolahraga, dan program
DIKPORA dalam upaya memajukan olahraga kabupaten bima. Untuk
mengungkap itu semua maka dilakukan wawancara dengan Staf Dikpora
Kabupaten Bima Bapak Hartoyo, M.Ak.
Menurutnya kemajuan pembangunan olahraga kabupaten bima dalam
kurun waktu beberapa tahun terakhir ini mengalami kemajuan cukup baik.
Pernyataan ini ditegaskan dalam kutipan wawancara sebagai berikut:
“kemajuan olahraga kabupaten bima beberapa tahun terakhir ini
mengalami kemajuan yang cukup baik. Ini bisa dilihat dari terlaksananya
event-event olahraga di Kabupaten Bima serta antusiasme masyarakatnya.
Dengan banyaknya pembangunan sarana olahraga ini membuktikan bahwa
pembangunan olahraga juga berjalan seiring dengan pembangunan
disektor lain seperti pendidikan dan kesahatan. Memang pada dasarnya
bahwa pendidikan dan kesehatan adalah hal yang utama bagi masyarakat,
namun kami selalu berusaha agar pembangunan dibidang olahraga juga
109
semakin maju. Tidak mudah memang untuk merealisasikannya namun ini
sudah menajadi komitmen DIKPORA”.
Dari kutipan ini menunjukan bahwa pepemerintah kabupaten bima
khususnya Dinas pendidikan, pemuda dan olahraga memang belum mengetahui
adanya indikator untuk mengukur kemajuan pembangunan olahraga yaitu Sport
Deelopment Indeks. Pemerintah masih melihat bahwa pembangunan olahraga di
ukur dari banyaknya event yang diadakan. Hal ini senada dengan yang
disampaikan oleh Sekretaris Umum KONI Kabupaten Bima Bapak Muhammad
Casman, S.H yang ditemui di Pandopo sebagai Komplek sementara KONI. Dalam
Kutipan Wawancara mengatakan:
Sebenarnya tidak ada kebijakan khusus yang dibangun oleh
pemerinah untuk penyediaan GOR Kabupaten Bima. Toh klw pun ada
KONI kabupatenpun menunggu, menunggu dalam artian pemerintah harus
melakukan koordinasi langsung oleh pihak-pihak KONI kabupaten. KONI
sudah lama mengusulkan adanya ruang terbuka atau GOR serba guna
untuk kepentingan olahraga, unutk sementara lahan pemerintah untuk
dibangun Gelanggang Olahraga yang sangat strategi ada dipanda
kabupaten bima dan sekarang ruang terbuka di panda dipergunakan untuk
sebagian event olahraga, salah satunya adalah pacuan kuda, motor cross
dll. Pada masa bupati H. Jainuddin tempat dipanda ingin dijadikan GOR
Serbaguna karna dilihat tanahtersbut adalah masih dalam kepemilikan
pemerintah kabupaten bima. Namun dari Pemerintah kabupaten bima
tidak memberikan regulasi yang khusus untuk penyediaan sarana dan
prasana dikabupaten bima. Sehingga dibutuhkan peran DPRD kabupaten
untuk membangun Keolahragaan Kabupaten Bima. Dan harapan pak
casman sebagai sekretaris umu koni bagaimana pemerintah melakukan
partisipasi langsung dalam pembangunan sentra-sentra Olahraga untuk
kepentingan masyarakat banyak dan tidak diperuntukan oleh kepentingan-
kepentingan PAD (Pendapatan Asli Daerah) salah satungya dibangun
pusat swimming pull tapi itukan untuk kepentingan PAD katanya tapi
tidak dapat dinikmati oleh masyarakat luas dan harapan beliau kedepan
Pemerintah kabupaten bima konsentrasi pada pembangunan GOR untuk
membangun olahraga kabupaten bima lebih baik.
Majunya pembangunan olahraga dikabupaten bima bukan dilihat dari
prestasi yang diraih, namun pemerintah juga harus memberikan regulasi yang
kondusif untuk meningkatkan pembangunan olahraga kabupaten ini, baik itu
merencanakan dan merealisasikan pembangunan sarana diberbagai kecamatan
110
dikabupaten bima. Sesuai dengan amanat undang-undang Nomor 3 tahun 2005
tentang sistem keolahragaan nasional pasal 67 bahwa pemerintah dan pemerintah
daerah menjamin ketersediaan prasarana olahraga sesuai dengan standar dan
kebutuhan pemerintah dan pemerintah daerah. Pembangunan sarana ini
merupakan kebijakan dari pemerintah melalui DIKPORA dan DPRD kabupaten
untuk meningkatkan pelayanan publik, salah satunya yaitu ketersediaan sarana
dan prasarana olahraga untuk masyarakat kabupaten bima yang produktif.
Hal ini sesuai dengan pernyataan bapak Moh. Karma selaku pemegang
kebijakan yaitu anggota DPRD Komisi 4 dikabupaten bima:
Persoalan kebijakan merupakan salah satu hal yang sakral yang
kemudian dilakukan oleh anggota dewan, kebijakan ini ada didinas terkait
salah satunya adalah DIKPORA, dewan perwakilan rakyat kabupaten
bima hanya instrumen untuk memediasi. Karna dewan tidak mengambil
sebuah kebijakan sebab fungsi kita itu ada tiga, fungsi legislatif,
kontroling dan bajeting. Kalau di DIKPORA Kabupaten Bima ada
anggaran yang dialokasikan di APBD bahkan tiap tahunnya untuk
kegiatan olahraga. Anggaran di dinas pendidikan, pemuda dan olahraga
ada dan bahkan untuk keperluan KONI sebanyak 1 koma sekian miliar.
Selanjutnya dibeberkan oleh pak karma bahwa dikabupaten bima belum
ada rancangan untuk membangun GOR untuk kegiatan Olahraga. Tapi
yang jelas pemerintah kabupaten bima selalu mengalokasi anggaran untuk
perbaikan lapangan seperti lapangan sepakbola dan fasilitas-fasilitas
lainnya. Lapangan yang diperbaiki hampir di setiap kecamatan dan desa
dikabupaten bima.
Dari kutipan wawancara diatas menunjukan bahwa ada upaya yang
kemudian dilakukan oleh pemerintah untuk membangun sentra-sentra olahraga di
mulai perkecamatan dan desa, namun tidak menutup kemungkinan pemerintah
kabupaten bima akan berupaya membangun Gelanggang Olahraga (GOR)
kabupaten bima untuk kepentingan masyarakat banyak. Terkait persoalan ini,
camat Bolo bapak Muslimin, S.Sos juga membangun komunikasi pada
pemerintah kabupaten bima secara intensif untuk meningkatkan animo
masyarakat dalam berolahraga.
Pembangunan keolahragaan dikabupaten bima tetap terus
digalakkan, ini ditandai dengan adanya kurikulum di tiap-tiap sekolah itu
111
ada, disamping dilakukan oleh sekolah-sekolah mengolahragakan
masyarakat dan memasyarakatkan olahraga itu. Pemerintah maupun
kelompok-kelompok masyarakat pada saat-saat tertentu yaitu disaat hari
besar kemerdekaan, 2 mei selalu mengadakan kegiatan-kegiatan olahraga.
Ini dalam rangka menciptakan masyarakat yang sehat dan dengan
masyarak yang sehat itu menjadikan orang berpikir yang sehat pula, ini
yang kemudian dilakukan oleh kami dalam menggerakkan animo
masyarakat. Kebijakan dan regulasi yang khusus mengatur olahraga
dikecamatan ini saya belum pernah dengar dan belum ada. Lebih lanjut
dijelaskan oleh bapak muslimin, S.Sos selain dari regulasi pemerintah
yang mengatur tentang olahraga dikecamatan ini, tingkat partisipasi
masyarakat dalam berolahraga sangat luar biasa. Baik tingkat anak-anak
maupun orang tua, masyarakat umum sampai pada tataran pegawai negeri
sipil (PNS).
Kebijakanyang dibuat oleh pemerintah dalam memajukan olahraga perlu
didukung oleh semua pihak termasuk masyarakat kabupaten Bima sendiri. Peran
serta masyarakat dalam memajukan olahraga akan menentukan keberhasilan
pembangunan olahraga kabupaten bima. Masyarakat kabupaten bima sangat
antusis dalam kegiatan-kegiatan olahraga yang diselenggarakan, seperti yang
dipaparkan oleh camat wera bapak Israk, S.Sos dan beliau juga pernah menjadi
peniti olahraga kabupaten bima adalah:
Masyarakat Kabupaten bima sangat antusias dalam melakukan
olahraga baik sebagai olahragawan maupun hanya sebagai pertisipan saja.
Masyarakat sangat senang dengan adanya event-event olahraga yang
diselenggarakan oleh pemerintah, KONI, maupun pihak swasta. Mungkin
ikut langsung menjadi pemain hanya sebagian kecil saja dari masyarakat,
namun ikut memberikan support sebagai penonton ini kan menunjukkan
bahwa masyarakat peduli dengan kemajuan olahraga. Jika pada kegiatan
sepakbola dan volley misalnya disitu kita dapat melihat bagaimana
partisipasi masyarakat untuk berolahraga.
Terkait peran serta masyarakat dalam memajukan olahraga kabuapaten
bima, lebih lanjut bapak israk, S.Sos mengatakan dalam:
Peran serta masyarakat cukup baik. Tingginya animo masyarakat
untuk melakukan olahraga yang digemarinya inilah yang bisa dikatakan
sebagai bentuk peran serta masyarakat dalam memajukan olahraga.
112
Hal senada juga disampaikan oleh camat soromandi bapak yusuf, S.Sos
bahwa:
peran serta masyarakat kita cukup baik. Masyarakat cukup
berantusias dalam berpartisipasi mengikuti kegiatan-kegiatan olahraga
yang diselenggarakan di kecamatan Soromandi. Setiap minggu bisa kita
liat dilapangan bajo sangat ramai dipadati oleh masyarakat untuk
beraktifitas olahraga mulai dari senam, jogging, atau hanya sekedar jalan-
jalan saja.
Dari hasil wawancara terkait regulasi dan kebijakan pembangunan
keolahragaan kabupaten bima ini kemudian menjadi informasi awal apakah
kemajuan pembangunan olahraga kabupaten bima mengalami kemajuan atau
tidak dari beberapa indikator pembangunan olahraga jika di tinjau dari Sport
Deelopment Indeks (SDI). Maka untuk mengungkap bagaimana pembangunan
olahraga kabupaten bima ditinjau dari Sport Development Indeks (SDI), berikut
akan dipaparkan hasil indek dari 4 indikator pembangunan olahraga yaitu indeks
Ruang terbuka, indeks SDM, indeks partisipasi masyarakat dan indeks kebugaran
jasmani masyarakat kabupaten bia dari 3 kecamatan yang mewakili kabupaten
bima secara keseluruhan.
2. Ketersediaan Ruang Terbuka kabupaten Bima
Untuk mengukur sejauhmana ketersedian ruang terbuka dikabupaten bima, maka
dibagi dibagi menjadi 3 kecamatan salah satunya kecamatan Bolo, kecamatan
Soromandi, dan kecamatan Wera.
a. Ketersediaan Ruang Terbuka Kecamatan Bolo
Ketersediaan ruang terbuka olahraga merupakan bagian terpenting
bagi pembentukan suasana kondusif masyarakat yang berbudaya olahraga.
Budaya olahraga yang dimaksudkan merupakan cakupan oleh secara lengkap,
yang meliputi: (1) olahraga prestasi, (2) olahraga pendidikan, dan (3) olahraga
masyarakat atau olahraga rekreasi. Fasilitas publik merupakan prasyarat aksi
bagi terbentuknya perilaku kolektif masyarakat untuk mengembangkan
budaya berolahraga tersebut. Dengan kata lain, budaya olahraga yang
113
merupakan nilai-nilai kolektif masyarakat akan terbangun dan terpelihara
dengan baik jika didukung oleh tersedianya ruang terbuka yang memadai.
Menuju kelayakan ruang terbuka olahraga bagi masyarakat artinya
mengupayakan peningkatan ketersediaan ruang public olahraga bagi
masyarakat ruang terbuka yang dimaksudkan dapat berupa lapangan, gedung
atau aula olahraga, kolam renang, lintasan khusus untuk pejalan kaki atau
pejogging, lintasan khusus bagi pengendara sepeda, serta bentuk-bentuk ruang
terbuka lainnya. Apapun bentuknya, hakikat ruang publik itu adalah ruang
yang disediakan secara khusus untuk dapat diakses masyarakat umum untuk
melakukan aktivitas interaksi social, termasuk aktivitas olahraga didalamnya.
Hal yang rasional dapat dilakukan untuk meningkatkan indeks rung terbuka
olahraga adalah dengan cara melakukan ekstensifikasi ruang public, yakni
melakukan penambahan jumlah dan luas ruang terbuka bagi masyarakat.
Ekstensifikasi merupakan hal yang tidak mudah dilakukan karna persoalan
ketersediaan lahan, terutama di zona-zona perkotaan. Diperkotaan bahkan
peralihan fungsi lahan terbuka untuk kepentingan perkembangan industry dan
area bisnis.
Hal ini menyangkut masalah Luas wilayah kecamatan Bolo
merupakan yang terluas dengan luas 10.141 hektar. Kecamatan Bolo
merupakan wilayah yang paling padat penduduk dan padat pembangunan,
kepadatan penduduk kecamatan Bolo mencapai 44.991 jiwa, artinya lebih dari
setengah wilayah kecamatan Bolo adalah wilayah padat penduduk. Ruang
hijau sudah jarang ditemui diwilayah ini karena padatnya pembangunan.
Banyak lahan hijau terbuka yang dirubah menjadi kawasan bisnis, pasar
swalayan, kantor-kantor pemerintahan dan komplek perumahan, namun
pembangunan sarana/prasrana olahraga pun semakin banyak, seperti
pembangunan sentral olahraga yang meliputi sepakbola, bulutangkis, takraw
dan lain-lain. Namun tak sedikit pula ruang terbuka olahraga yang telah
114
dialihfungsikan seperti lapangan sepakbola tambe dialihfungsikan sebagai
gedung serba guna dan beberapa tempat olahraga dikawasan GOR Ratu yang
baru dibangun sebagai pengganti lapangan sepakbola tambe dialihfungsikan.
Kawasan olahraga GOR Ratu seluas 5 hektas tetapi regulasi pembangunan
ruang terbuka dikecamatan ini masih dalam proses. Ini menunjukan bahwa
pemerinntah dikecamatan bolo memiliki antusias tinggi untuk membangun
sentral-sentral olahraga dikecamatan bolo.
Pelaksanaan observasi ruang terbuka kecamatan Bolo dilakukan oleh
tim observasi pada hari minggu 5 Oktober 2015. Dalam melakukan observasi
ini tidak memakai tim dan pelaksanaan observasi ini dilakukan oleh peneliti
sendiri dengan menyebar kesuluruh wilayah kecamatan Bolo untuk mendata
jumlah dan luas ruang terbuka olahraga di kecamatan Bolo.
Adapun hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti adalah:
Tabel 4.3 Hasil Observasi Ruang Terbuka Kecamatan Bolo
No Nama lapangan Jenis
(terbuka/tertutup)
Luas
(m2)
Status kepemilikan
(pemerintah atau
swasta)
1 Lapangan tambe Terbuka 8902 Pemkec
2 Lapangan sepakbola
tambe
Terbuka 835 Pemdes
3 Lapangan volley tambe Terbuka 245 Pemdes
4 Lapangan sepakbola
SMPN 40 Tambe
Terbuka 872 Pemdes
5 Lapangan sepakbola
Fajar Tambe
Terbuka 8758 Pemdes
6 Lapangan Sepakbola
SMPN 3 Tambe
Terbuka 654 Pemkab
7 Lapangan ponpes Daru Terbuka 1987 Kemkab
8 Lapangan menara Terbuka 4563 Pemdes
115
9 Lapangan sepakbola Terbuka 875 Pemdes
10 Lapangan volley tambe Terbuka 163 Pemdes
11 Lapangan takraw Terbuka 87 Pemdes
12 Lapangan GOR kara Tertutup 9874 Pemkec
13 Lapangan sepakbola
kara
Terbuka 764 Pemdes
14 Lapangan Bulutangkis
kara
Tertutup 165 Pemdes
14 Lapangan volley kara Terbuka 163 Pemdes
15 Lapangan SMK 1 Kara Terbuka 164 Pemkab
16 Lapangan SDN 3 kara Terbuka 164 Pemkab
17 Lapangan ratu Terbuka 5786 Pemkec
18 Lapangan SMPN 3
Kara
Terbuka 345 Pemkab
19 Lapangan sepakbola
Darussalam
Terbuka 7615 Pemdes
20 Lapangan sepakbola
timu
Terbuka 6372 Pemdes
21 Lapangan GOR Ratu Terbuka 9874 Pemkec
22 Lapangan Volley Ratu Terbuka 164 Pemdes
Jumlah 69,391 Pemdes
Dari hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti tentang jumlah dan luas
ruang terbuka olahraga, didapatkan bahwa luas ruang terbuka olahraga di kecamatan
Bolo yaitu seluas 69,391 2. Tim observasi telah melakukan pendataan semaksimal
mungkin keseluruh wilayah kecamatan Bolo, namum tidak bisa dipungkiri bahwa
akan ada ruang terbuka olahraga yang luput dari pendataan tim observasi peneliti.
Ruang terbuka olahraga terluas di kecamatan Bolo adalah kawasan olahraga GOR
Kara seluas 3 hektar. yang menjadi pusat olahraga masyarakat kecamatan Rada pada
umumnya.
116
Gambar 4.7 Kawasan GOR Ratu merupakan ruang terbuka olahraga terluas di
kecamatan Bolo
Hasil observasi ruang terbuka olahraga ini kemudian akan dibagi dengan
jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang berada di kecamatan Bolo untuk
mendapatkan nilai aktual. Setelah nilai aktual didapatkan kemudian indeks ruang
terbuka akan dihitung menggunakan rumus:
Nilai maksimum ruang terbuka adalah 3,5 2 sedangkan nilai minimumnya adalah 0.
Nilai aktual didapatkan dari jumlah luas ruang terbuka kecamatan Bolo dibagi jumlah
penduduk usia diatas 7 tahun yang ada diwilayah kecamatan Bolo.
Jumlah luas ruang terbuka olahraga di kecamatan Bolo adalah 69,391 2 , sedangkan
jumlah penduduk usia diatas 7 tahun di kecamatan Bolo adalah 97.494 jiwa. Maka
nilai aktual yang didapat adalah :
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 −𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
117
Setelah mendapatkan nilai aktual selanjutnya adalah menghitung indeks ruang
terbuka olahraga kecamatan Bolo denga menggunakan rumus diatas :
Maka didapatlah indeks ruang terbuka olahraga kecamatan Bolo
adalah 0,88. Nilai indeks ruang terbuka yang didapat sangat tinggi hampir
mencapai angka 1, artinya bahwa setiap orang di kecamatan Bolo sudah
hampir memenuhi standar ruang terbuka menurut Komite Olympiade yaitu
ruang terbuka olahraga seluas 3,5 2 per orang.
b. Ketersediaan Ruang Terbuka Kecamatan Soromandi
Perkembangan dan perubahan faktor sosial, ekonomi, budaya, ilmu
pengetahuan dan lain sebagainya akan mengakibatkan perkembangan dan
perubahan kota/kabupaten (Simonds, 1983). Tingginya pembangunan
kota/kabupaten memberi pengaruh terhadap lahan tak terbangun, dimana
menyebabkan luasannya semakin berkurang. Tidak jarang RTH menjadi
korban. Padahal RTH memiliki peranan penting dalam sebuah kota
(Lokakarya RTH, 2005).
Karena itu pemerintah menetapkan ketentuan minimal RTH publik
sebesar 20% dari luas wilayah. Namun, pada dasarnya setiap kota/kabupaten
memiliki tipologi yang berbeda-beda, sehingga ketersediaan dan kebutuhan
RTH pun berbeda-beda. Karenanya, ketentuan minimal luasan RTH publik
yang ditentukan pemerintah dapat menjadi persoalan tersendiri. Tujuan
penelitian ini adalah mengevaluasi tingkat penyediaan RTH publik optimal
yang mungkin dapat dikembangkan pada kecamatan soromandi letaknya di
wilayah pesisir berdasarkan ukuran kabupaten. Untuk itu, perlu diidentifikasi
terlebih dahulu ketersediaan dan kebutuhan RTH publik. Selanjutnya dapat
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐 𝐵𝑜𝑙𝑜 −
−
118
dievaluasi ketersediaan dan kebutuhan RTH publik untuk peningkatan
penyediaan RTH publik kecamatan soromandi kabupaten bima.
Penelitian yang dilakukan difokuskan pada kecamatan soromandi
letaknya di wilayah pesisir. Kecamatan berada dipesisir kota bima yang
memiliki karakteristik sebagai konsentrasi kegiatan pembangunan karena
posisinya yang strategis. Hal ini akan memberi pengaruh yang signifikan
terhadap keberadaan RTH publik kecamatan. Sebagai kecamatan yang berada
di wilayah hilir Daerah Aliran Sungai (DAS), kecamatan pesisir tidak
memiliki RTH hutan lindung yang memiliki fungsi perlindungan pada
kawasan di bawahnya, namun kecamatan pesisir memiliki karakteristik RTH
yang tidak dimiliki oleh kecamatan ini.
Kecamatan soromandi memiliki luas wilayah sebesar 24.414. hektar
dan wilayah ini yang kecil dibanding wilayah yang lainnya. Kecamatan
soromandi merupakan wilayah yang memiliki rasio penduduk sebanyak
18.763 dengan akumulasi ke 7 desa dan memiliki pembangunan masih jauh
dari kesejahteraan, dengan potensi alam yang tidak tertata rapi, baik ruang
hijau, ruang terbuka dan lain-lain. kepadatan penduduk kecamatan soromandi
mencapai 7.152 2, artinya lebih dari setengah wilayah kecamatan
soromandi adalah wilayah yang padat penduduk. Ruang hijau sudah jarang
ditemui diwilayah ini karena padatnya pembangunan. Banyak lahan hijau
terbuka yang tidak dimanfaatkan dengan baik. pada dasarnya wilayah
kecamatan ini merupakan milik pemerintah kecamatan yang dikelola oleh
tiap-tiap desa dan memiliki ruang terbuka tapi sayangnya perhatian
pemerintah tidak menjuru pada prospek pembangunan yang memadai.
Pelaksanaan observasi ruang terbuka kecamatan soromandi dilakukan
oleh peneliti pada hari minggu 28 agustus 2015. Observasi dimulai pada
wilayah/desa lewintana dengan menyeluruh sampai pada wilayah ujung
kecamatan soromandi yaitu sampungu.
119
Tabel 4.4 : Ruang terbuka Kecamatan Soromandi
No Nama Lapangan Jenis
(terbuka/tertutup) Luas ( 2)
Status
Kepemilikan
(Pemerintah
atau Swasta)
1 Lapangan sepakbola
lewintana Terbuka
835 Pemdes
2 Lapangan bolavoli
lewintana Terbuka
245 Pemdes
3 Lapangan bulutangkis SDN
1 Lewintana Terbuka
163 Pemdes
4 Lapangan voli SMP 31
lewintana Terbuka
164 Pemkab
5 Lapangan voli SMK 3
lewintana Terbuka
164 Pemkab
6 Lapangan sepakbola bajo Terbuka 101.540 Pemdes
7 Lapangan bolavoli bajo Terbuka 260 Pemdes
8 Lapangan voli SMA 1 bajo Terbuka 164 Pemkab
9 Lapangan sepakbola
SMAN 1 Bajo
Terbuka 689 Pemkab
10 Lapangan voli SMAN 1
bajo
Terbuka 164 Pemkab
11 Lapangan voli SMK 1 bajo Terbuka 164 Pemkab
12 Lapangan Voli SMPN 1
bajo
Terbuka 187 Pemkab
13 Lapangan voli SDN 1 bajo Terbuka 164 Pemkab
14 Lapangan sepakbola punti Terbuka 1198 Pemdes
15 Lapangan sepakbola
kananta
Terbuka 1357 Pemdes
16 Lapangan sepakbola
wadukopa
Terbuka 1098 Pemdes
17 Lapangan sepakbola sai Terbuka 8076 Pemdes
18 Lapangan voli SMAN 2 sai Terbuka 287 Pemkab
19 Lapangan bolavoli sai Terbuka 164 Pemdes
20 Lapangan sepakbola
sampungu
Terbuka 7879 Pemdes
21 Lapangan bolavoli
sampungu
Terbuka 167 Pemdes
22 Lapangan sepak takraw
sampungu
Terbuka 140 Pemdes
23 Lapangan voli SDN Inpres Terbuka 162 Pemkab
120
Dari hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh tim observasi
tentang jumlah dan luas ruang terbuka olahraga, didapatkan bahwa luas ruang
terbuka olahraga di kecamatan soromandi yaitu seluas 126.716 2. Peneliti
telah melakukan observasi dan pendataan semaksimal mungkin keseluruh
wilayah kecamatan soromandi, namun tidak bisa dipungkiri bahwa akan ada
ruang terbuka olahraga yang luput dari pendataan hasil observasi peneliti.
Ruang terbuka olahraga terluas di kecamatan soromandi adalah kawasan
olahraga kecamatan soromandi seluas 8.902. 2, yang menjadi pusat olahraga
masyarakat kecamatan soromandi.
Gambar 4.8 Kawasan Ruang Terbuka Olahraga Terluas diKecamatan Soromandi
Hasil observasi ruang terbuka olahraga ini kemudian akan dibagi
dengan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang berada di kecamatan
soromandi untuk mendapatkan nilai aktual. Setelah nilai aktual didapatkan
kemudian indeks ruang terbuka akan dihitung menggunakan rumus :
saba
24 Lapangan bulutangkis SDN
Inpres sampungu
Terbuka 140 Pemkab
25 Lapangan voli MTS
Nurhayati sampungu
Terbuka 162 Pemkab
26 Lapangan sakoa Terbuka 1983 Pemdes
Luas Total ( 2) 126.716
121
Nilai maksimum ruang terbuka adalah 3,5 2 sedangkan nilai minimumnya
adalah 0. Nilai aktual didapatkan dari jumlah luas ruang terbuka kecamatan
soromandi dibagi jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang ada diwilayah
kecamatan soromandi.
Jumlah luas ruang terbuka olahraga di kecamatan soromandi adalah
126.716 2 , sedangkan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun di kecamatan
soromandi adalah 43.587 jiwa. Maka nilai aktual yang didapat adalah :
Setelah mendapatkan nilai aktual selanjutnya adalah menghitung indeks ruang
terbuka olahraga kecamatan soromandi dengan menggunakan rumus diatas :
Maka didapatlah indeks ruang terbuka olahraga kecamatan soromandi adalah
. Nilai indeks ruang terbuka yang didapat sangat tinggi hampir
mencapai angka 1, artinya bahwa setiap orang di kecamatan soromandi sudah
hampir memenuhi standar ruang terbuka menurut Komite Olympiade yaitu
ruang terbuka olahraga seluas 3,5 2 per orang.
c. Ketersediaan Ruang Terbuka Kecamatan Wera
Ruang terbuka hijau publik dapat dimanfaatkan secara maksimal agar
tercipta kawasan kabupaten yang ideal. Khususnya untuk masyarakat di
wilayah kecamatan wera dapat memanfaatkan keberadaan ruang terbuka hijau
publik sebagai salah satu media untuk rekreatif, edukatif atau sosial. Mengacu
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 −𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐 𝑆𝑜𝑟𝑜𝑚𝑎𝑛𝑑𝑖
122
pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008
Penyelenggaraan ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan, ditujukan untuk
tiga hal, yaitu : 1) menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air, 2)
menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara
lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna bagi kehidupan
masyarakat, dan 3) meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai
sarana pengaman lingkungan yang aman, nyaman, segar, indah dan bersih.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyediaan ruang terbuka hijau
adalah luasan ruang terbuka hijau itu sendiri. Sesuai dengan Undang-undang
Nomor 26 tahun 2007, tentang Penataan Ruang, khususnya pada pasal 29 ayat
1 dan 2 yang menyebutkan bahwa proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah
kota paling sedikit.
Berdasarkan data yang didapat dan perhitungan, ketersediaan RTH
publik di kecamatan Soromandi baik aktual dan potensial dapat dilihat pada
tabel yang akan di sajikan tentang Luas wilayah. kecamatan Wera adalah yang
terluas kedua setelah kecamatan sape dengan luas 465.31 km atau 465.31
hektar. Kecamatan Wera merupakan wilayah yang juga berbatasan dengan
laut flores. Pembangunan di wilayah ini tidak sepadat dengan pembangunan
di kecamatan Bolo karena wilayahnya terletak jauh dari kota bima, namun
letaknya yang sangat jauh membuat wilayah ini juga mendapatkan perhatian
penuh dari pemerintah sehingga dapat menunjang kemajuan pembangunan
daerah khususnya kabupaten bima, telah banyak rencana pembangunan yang
belum terealisasi dan akan diupayak oleh pemerintah untuk melakukan
diplomasi secara aktif pada pemerintah pusat untuk membangun sentral-
sentral olahraga dikecamatan ini baik gedung sekolah, instansi pemerintahan,
perkantoran, serta sarana/prasarana olahraga. Walaupun memang
pembangunan sarana/prasarana olahraga di wilayah ini tidak sebanyak di
kecamatan Bolo. Namun dilihat dari luas wilayah, kepadatan peduduk dan
123
keadaan alamnya membuat wilayah ini sangat berpotensi untuk pembangunan
berbagai sarana/prasaran olahraga untuk masyarakat kecamatan Wera.
Pembangunan ini adalah salah satu upaya pemerintah kabupaten bima
yang dikordinir oleh kecamatan Wera untuk memberikan pelayanan sarana
publik mengingat di kecamatan Wera belum ada pembangunan sarana yang
bisa dinikmati oleh masyarak pada umumnya. Salah satunya adalah
pembangunan lapangan futsal yang letaknya didesa tawali kecamatan wera.
Gambar 4.9 lapangan Futsal satu-satunya yang dimiliki oleh Kecamatan Wera
letaknya didesa Tawali Kecamatan Wera
Pembangunan lapangan futsal hanyalah salah satu dari beberapa ruang terbuka
olahraga untuk masyarakat kecamatan Wera. Sehingga untuk mengetahui seberapa
luas ketersediaan ruang terbuka olahraga di kecamatan ini maka dilakukanlah
observasi tentang jumlah dan luas ruang terbuka olahraga kecamatan Wera.
Pelaksanaan observasi ruang terbuka kecamatan Wera dilakukan pada hari selasa 21
septermber 2015. Adapun hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh tim
observasi:
Tabel 4.5: Hasil Observasi Ruang Terbuka Kecamatan Wera.
No Nama Lapangan Jenis
(terbuka/tertutup) Luas ( 2)
Status
Kepemilikan
(Pemerintah
atau Swasta)
1 Lapangan tawali Terbuka 7750 Pemdes
124
2 Lapangan futsal tawali Tertutup 298 Swasta
3 Lapangan sepakbola
tawali
Terbuka 790 Pemdes
4 Lapangan SMAN 1
Tawali
Terbuka 144 Pemdes
5 Lapangan Nunggi Terbuka 7700 Pemdes
6 Lapangan sepakbola
nunggi
Terbuka 1870 Pemdes
7 Lapangan SMAN Nunggi Terbuka 342 Pemdes
8 Lapangan oi tui Terbuka 6500 Pemdes
9 Lapangan sangiang Terbuka 1085 Pemdes
10 Lapangan sepakbola
sangiang
Terbuka 750 Pemdes
11 Lapangan terbuka
sangiang
Terbuka 6000 Pemdes
Luas Total ( 2) 33.168
Dari hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh tim observasi
tentang jumlah dan luas ruang terbuka olahraga, didapatkan bahwa luas ruang
terbuka olahraga di kecamatan Wera yaitu seluas 33.168 2. Peneliti telah
melakukan pendataan semaksimal mungkin keseluruh wilayah kecamatan
Wera, namum tidak bisa dipungkiri bahwa akan ada ruang terbuka olahraga
yang luput dari pendataan tim observasi peneliti.
Hasil observasi ruang terbuka olahraga ini kemudian akan dibagi
dengan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang berada di kecamatan Wera
untuk mendapatkan nilai aktual. Setelah nilai aktual didapatkan kemudian
indeks ruang terbuka akan dihitung menggunakan rumus :
Nilai maksimum ruang terbuka adalah 3,5 2 sedangkan nilai
minimumnya adalah 0. Nilai aktual didapatkan dari jumlah luas ruang terbuka
kecamatan Wera dibagi jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang ada
diwilayah kecamatan Wera. Jumlah luas ruang terbuka olahraga di kecamatan
Wera adalah 33.168 2 , sedangkan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun di
kecamatan Wera adalah 104.935 jiwa. Maka nilai aktual yang didapat adalah :
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
125
Maka nilai aktual yang didapat adalah 0,316
Setelah mendapatkan nilai aktual selanjutnya adalah menghitung indeks ruang
terbuka olahraga kecamatan Wera dengan menggunakan rumus diatas :
Maka didapatlah indeks ruang terbuka olahraga kecamatan Wera
adalah 0,090. Nilai indeks ruang terbuka yang didapat menunjukkan bahwa
ketersediaan ruang terbuka olahraga di kecamatan Wera masih sangat minim,
ditambah dengan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun. Pemerintah kecamatan
Wera perlu memberikan perhatian khusus mengenai ketersediaan ruang
terbuka olahraga bagi masyarakat di wilayah kecamatan Wera agar setidaknya
hampir memenuhi standar ruang terbuka yang ditetapkan oleh Komite
Olympiade yaitu 3,5 2 per orang.
d. Indeks Ketersediaan Ruang Terbuka Kabupaten Bima
Indeks Pembangunan Ruang Terbuka Olahraga kabupaten bima
menyatakan bahwa kondisi ruang terbuka ini meningkat. Hal ini dapat dilihat
dari tingkat kemajuan pembangunan olahraga kabupaten bima yang mencapai
1.80 (Sport Development Index). Indeks ini dihitung berdasarkan angka
indeks ketiga kecamatan yaitu kecamatan bolo, kecamatan soromandi, dan
kecamatan. Kebijakan pembanguna ini merupakan hal yang strategis untuk
peningkat olahraga kabupaten bima.
Mengukur ketersediaan ruang terbuka kabupaten bima tentunya dilihat
dari nilai indeks ruang terbuka kabupaten bima dengan 3 indikator,
ketersediaan ruang terbuka kecamatan bolo, ketersediaan ruang terbuka
kecamatan soromandi, dan ketersediaan ruang terbuka kecamatan wera..
Begitupun untuk mengetahui indeks pembangunan olahraga kabupaten bima,
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐 𝑊𝑒𝑟𝑎 0 316−0
3 5−0 𝟎 𝟎𝟗0
126
adalah dengan menjumlahkan semua hasil indeks yang telah didapat mulai
dari indeks ruang terbuka, indeks SDM, indeks partisipasi, dan indeks
kebugaran jasmani kabupaten bima dijumlahkan dengan jumlah indikator
ketersediaan pembangunan ruang terbuka olahraga. Adapun hasil dari semua
indeks pembangunan ruang terbuka kabupaten bima dapat terlihat dalam tabel
berikut:
Tabel 4.6: Indeks Ketersediaan Ruang Terbuka Kabupaten Bima
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa indeks Ketersediaan ruang
terbuka olahraga kabupaten bima adalah 1.80, nilai indeks ini menunjukkan
bahwa ketersediaan ruang terbuka olahraga kabupaten bima masih berada
dalam kategori tinggi berdasarkan norma SDI. Agar lebih jelas indeks
ketersediaan ruang terbuka olahraga kabupaten bima akan disajikan dalam
bentuk diagram batang berikut:
Kabupaten
Ruang
Terbuka
Kec. Bolo
Ruang
Terbuka
Kec.
Soromandi
Ruang
Terbuka
Kec. Wera
Indeks
Ketersediaan
Ruang
Terbuka
Bima 0 0.6
127
Diagram 4.1. Indeks Ruang Terbuka Olahraga Kabupaten Bima.
Indeks Ketersediaan Ruang terbuka olahraga kabupaten bima termasuk dalam
kategori Rendah disesuaikan dengan indeks nasional sebesar 3.5 m2.
3. Kuantitas dan Kualitas Sumber Daya Manusia Keolahragaan Kabupaten
Bima
Untuk mengukur sejauhmana kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia
Keolahragaan Kabupaten Bima, maka dibagi dibagi menjadi 3 kecamatan salah
satunya kecamatan Bolo, kecamatan Soromandi, dan kecamatan Wera.
a. Kuantitas Dan Kualitas Sumber Daya Manusia Kecamatan Bolo
Hakekat pembangunan olaharaga adalah sebagai salah satu upaya
pembinaan dan pengembangan kualitas Sumber Daya manusia (SDM),
utamanya dalam membentuk watak dan kepribadian bangsa. Disamping itu
olahraga juga tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Bahkan dengan olahraga juga dapat mengangkat
harkat dan martabat Bangsa dan Negara.
Sumber daya manusia (SDM) mengacu pada ketersediaan pelatih
olahraga, guru penjasor, dan instruktur olahraga dalam suatu wilayah tertentu.
Angka sumber daya manusia diukur berdasarkan rasio antara jumlah pelatih,
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1 0.88 0.83
0.09
0.6 R.T Kec. Bolo
R.T Kec. Soromandi
R.T Kec. Wera
Indeks K.R.T Kab. Bima
128
instruktur dan guru pendidikan jasmani dengan jumlah populasi yang berusia
7 tahun ke atas di daerah yang bersangkutan.
Karena itu, sumber daya manusia dalam system pembinaan olahraga
tidak dapat dipisahkan dari peran guru pendidikan jasmani, pelatih olahraga,
dan instruktur olahraga. Tersedianya komponen SDM olahraga tersebut dalam
jumlah yang memadai akan berdampak pada kegiatan berolahraga masyarakat
yang berkait dengan kuantitas maupun kualitasnya. Ketersediaan sumber daya
manusia olahraga tidak dapat dipisahkan dari lembaga pendidikan tinggi yang
menghasilkan sumber daya manusia olahrgaa seperti fakultas pendidikan
keolahragaan (FIK) atau yang sejenisnya. Peran ini menjadi penting terutama
ketika kegiatan pembangunan olahraga bukan lagi merupakan kegiatan praktis
melainkan sudah melibatkan IPTEK olahraga sehingga tidak dapat ditangani
oleh setiap orang. Terutama jika ingin mencapai prestasi olahraga tingkat
tinggi dan ikut memasuki ajang kompetisi olahraga internasional, pasti
dibutuhkan sumber daya manusia yang juga memiliki kompetensi khusus ada
kualifikasi pendidikan tertentu.
Maka Data tentang sumber daya manusia keolahragaan kecamatan
Bolo didapatkan dari berbagai instansi pemerintahan, diantaranya Dinas
Pendidikan, pemuda dan olahraga untuk mendapatkan data tentang jumlah
dan kualitas guru olahraga SD, SMP, SMA, dan SMK di kecamatan Bolo.
Kemudian KONI untuk mendapatkan data tentang jumlah dan kualitas wasit,
pelatih dan instruktur. Dan yang terakhir sebagai tambahan diambil pula data
tentang jumlah dan kualitas Dosen olahraga yang ada di kecamatan Bolo,
berhubung STKIP Taman Siswa memiliki fakultas pendidikan keolahragaan
dan berada di wilayah kabupaten bima. Pengambilan data di KONI
dilaksanakan pada hari senin tanggal 2 Oktober 2015, sementara pengambilan
data di Dinas Pendidikan, pemuda dan olahraga dilaksanakan pada hari senin
tanggal 16 September 2015, sedangakan pengambilan data dosen olahraga di
129
STKIP Taman Siswa dilaksanakan pada hari selasa tanggal 16 Oktober 2015.
Adapun hasil observasi data SDM Keolahragaan di kecamatan Bolo sebagai
berikut :
Tabel 4.7 Hasil observasi SDM keolahragaan kecamatan Bolo
Jenis Profesi
Jumlah menurut jenis
kelamin Jumlah menurut sertifikasi
Laki-laki Perempuan Sertifikasi Non
sertifikasi
Guru
penjaskes
SD/MI 15 5 4 -
SMP/MTs 17 - 7 -
SMA/SMK 25 7 9 -
Pelatih Olahraga 21 10 - -
Instruktur Olahraga 2 - - -
Wasit 10 5 - -
Dosen Olahraga 20 3 - 7
Jumlah 110 30 20 7
Hasil observasi SDM keolahragaan yang didapat dari berbagai instansi
menunjukkan bahwa jumlah dan kualitas SDM keolahragaan di kecamatan Bolo
adalah sebanyak 140 orang. Ada 110 SDM Keolahragaa laki-laki dan sisanya ada 30
SDM keolahrgaan perempuan. Dari 140 jumlah tersebut hanya ada 20 orang yang
tersertifikasi dan sisanya 7 non sertifikasi.
Sebelum menghitung indeks SDM keolahragaan kecamatan Bolo dengan
menggunakan rumus:
Terlebih dahulu mencari nilai aktual, nilai actual diperoleh dari pembagian antara
jumlah SDM suatu wilayah dengan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang berada
di kecamatan Bolo. Jumlah SDM kecamatan Bolo adalah 140, dan jumlah penduduk
usia diatas 7 tahun kecamatan Bolo adalah sebanyak jiwa. Maka nilai aktual
yang didapat adalah :
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑆𝐷𝑀 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
130
Setelah mendapatkan nilai aktual, maka selanjutnya adalah mencari indeks SDM
kecamatan Bolo dengan menggunakan rumus diatas, dimana nilai maksimumnya
adalah 2,08 dam nilai minimumnya adalah 0.
Dari hasil perhitungan diatas maka didapatlah indeks SDM
keolahragaan Bolo yaitu . Angka ini menunjukkan bahwa indeks SDM
keolahragaam kecamatan Bolo masih sangat rendah.
b. Kuantitas Dan Kualitas Sumber Daya Manusia Keolahragaan
Kecamatan Soromandi
Untuk menghadapi kemajuan zaman yang semakin sulit ini dibutuhkan
tingkat SDM yang tinggi. Dengan memiliki SDM yang tinggi maka
kemungkinan besar kita akan dapat menghadapi tantangan-tantangan yang ada
disaat kemajuan zaman ini. Dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia
dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya yaitu dengan
Berolahraga. Olahraga diyakini mampu membangun nilai-nilai positif seperti:
kreatif, disiplin, tanggung jawab, proaktif, kritis, sportif, kompetitif, untuk
manusia dan membentuk karakter bangsa. Karena menurut saya olah raga
juga dapat membentuk kepribadian manusia seutuhnya.
Keteguhan terhadap komitmen tersebut didukung oleh begitu banyak
fakta dan pengalaman bahwa olahraga yang dikelola dan dibina dengan baik
akan mendatangkan banyak manfaat bagi warga masyarakat. Seperangkat
nilai dan manfaat dari aspek sosial, kesehatan, ekonomi, psikologis
merupakan landasan yang kuat untuk mengklaim bahwa olahraga merupakan
instrumen yang ampuh untuk melaksanakan pembangunan yang seimbang
antara material, mental, dan spiritual.
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑆𝐷𝑀 𝐾𝑒𝑐 𝐵𝑜𝑙𝑜 −
−
131
Dari aspek sosial diakui bahwa olahraga merupakan sebuah aktivitas
yang unik karena sangat potensial untuk memperkuat integrasi sosial. Secara
bertahap dan bersusun dari unit kecil (misalnya, klub), komitmen emosional
pada satu tujuan bersama dapat meningkat ke tingkat komunitas, masyarakat
sebuah daerah hingga ke jenjang nasional. Itulah sebabnya olahraga, seperti
yang sering kita alami dalam olah raga kompetitif, dipandang ampuh untuk
membangun persatuan dan kesatuan nasional.
Apabila dalam hidup sudah terbiasa untuk hidup bergaya pasif.
Ancaman yang di dibangkitkan oleh gaya hidup pasif adalah dapat
mendatangkan persoalan yang sangat merugikan kehidupan manusia dengan
aneka bentuk penyakit degeneratif, penyakit kurang gerak. Obesitas, alias
kegemukan, sudah menjadi sebuah masalah internasional dengan rangkaian
akibat yang terkait langsung seperti terserang penyakit jantung koroner,
diabetes melitus, kolesterol tinggi, dan lain yang sejenis. Olah raga dan
kesehatan memiliki kaitan langsung dengan ekonomi. Apabila kita
membiasakan hidup dengan berolahraga dan membiasakan hidup dengan pola
sehat maka otomatis tubuh kita juga akan sehat baik jasmani maupun
rohani.Dengan begitu untuk timbulnya seperti penyakit akan sangatlah kecil.
Dalam kehidupan modern olahraga telah menjadi tuntutan dan
kebutuhan hidup agar lebih sejahtera. Olahraga semakin diperlukan oleh
manusia dalam kehidupan yang semakin kompleks dan serba otomatis, agar
manusia dapat mempertahankan eksistensinya terhindar dari berbagai
gangguan atau disfungsi sebagai akibat penyakit kekurangan gerak (Hypo
Kinesis Desease). Olahraga yang dilakukan dengan tepat dan benar maka
akan sangatlah bermanfaat bagi tubuh kita.
Hakekat pembangunan olahraga nasional adalah upaya dan kegiatan
pembinaan dan pengembangan olahraga yang merupakan bagian upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang utamanya ditujukan untuk
132
pembentukan watak dan kepribadian termasuk sifat-sifat disiplin, sportivitas
dan etos kerja yang tinggi. Berdasarkan kualitas kesehatan akan tercapai
peningkatan prestasi olahraga yang dapat membangkitkan kebanggaan
nasional dan membawa nama harum bangsa.
Maka, Data tentang sumber daya manusia keolahragaan kecamatan
Soromandi Kabupaten Bima didapatkan dari berbagai instansi pemerintahan,
diantaranya Dinas Pendidikan, pemuda dan olahraga kabupaten bima untuk
mendapatkan data tentang jumlah dan kualitas guru olahraga SD, SMP, SMA,
dan SMK di kecamatan Soromandi. Kemudian KONI untuk mendapatkan
data tentang jumlah dan kualitas wasit, pelatih dan instruktur. Pengambilan
data di KONI dilaksanakan pada hari senin tanggal 5 Oktober 2015,
sementara pengambilan data di Dinas Pendidikan, pemuda dan olahraga
dilaksanakan pada hari rabu tanggal 16 September 2016, sedangkan
pengambilan data dosen olahraga STKIP Taman Siswa dilaksanakan pada
hari selasa tanggal 20 Oktober 2015. Adapun hasil observasi data SDM
Keolahragaan di kecamatan soromandi sebagai berikut:
Tabel 4.8: Data Observasi Sumber Daya Manusia Keolahragaan Kecamatan
Soromandi
Jenis Profesi Jumlah Menurut
Jenis Kelamin
Jumlah Menurut
sertifikasi
Laki-laki Perempuan Sertifikasi
Non
Sertifikasi
SD/MI 10 5 5 0
Guru Penjas SMP/MTs 7 0 0 0
SMA/SMK 7 2 1 0
Pelatih Olahraga 4 - 0 2
Instruktur Olahraga 0 0 0 0
Wasit 4 0 0 0
Dosen Olahraga 0 0 0 0
Jumlah 32 7 6 2
Hasil observasi SDM keolahragaan yang didapat dari berbagai instansi
menunjukkan bahwa jumlah dan kualitas SDM keolahragaan di kecamatan
133
soromandi adalah sebanyak 39 orang. Ada 39 SDM Keolahragaa laki-laki dan
sisanya ada 7 SDM keolahrgaan perempuan. Dari 39 jumlah tersebut hanya
ada 6 orang yang tersertifikasi dan sisanya 2 non sertifikasi.
Sebelum menghitung indeks SDM keolahragaan kecamatan
Soromandi dengan menggunakan rumus :
Terlebih dahulu mencari nilai aktual, nilai actual diperoleh dari pembagian
antara jumlah SDM suatu wilayah dengan jumlah penduduk usia diatas 7
tahun yang berada di kecamatan soromandi. Jumlah SDM kecamatan
soromandi adalah 39, dan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun kecamatan
soromandi adalah sebanyak 43.587 jiwa. Maka nilai aktual yang didapat
adalah :
Setelah mendapatkan nilai aktual, maka selanjutnya adalah mencari indeks
SDM kecamatan soromandi dengan menggunakan rumus diatas, dimana nilai
maksimumnya adalah 2,08 dam nilai minimumnya adalah 0.
Dari hasil perhitungan diatas maka didapatlah indeks SDM keolahragaan
Soromandi yaitu 0,53. Angka ini menunjukkan bahwa indeks SDM
keolahragaam kecamatan Soromandi masih sangat rendah.
c. Kuantitas Dan Kualitas Sumber Daya Manusia Keolahragaan
Kecamatan Wera
Sumber daya manusia merupakan faktor utama dan strategis bagi
tercapainya keberhasilan pembangunan suatu bangsa. SDM yang kuat dan
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑆𝐷𝑀 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 −𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑆𝐷𝑀 𝐾𝑒𝑐 𝑆𝑜𝑟𝑜𝑚𝑎𝑛𝑑𝑖 −
− 𝟎 𝟓𝟑𝟕
134
berdaya saing tinggi dalam berbagai aspek akan mendukung peningkatan
pembangunan, baik di bidang ekonomi maupun di bidang sosial dan budaya.
SDM yang berdaya saing tinggi merupakan salah satu faktor kunci
keberhasilan di era globalisasi yang diwarnai dengan semakin ketatnya
persaingan serta tiadanya batas antar negara (borderless nation) dalam
interaksi hidup dan kehidupan manusia. Oleh karena itu, untuk memenangkan
dan menangkap peluang yang ada, pengembangan SDM harus ditekankan
pada penguasaan kompetensi yang fokus pada suatu bidang tertentu yang pada
gilirannya akan mampu meningkatkan daya saing di tingkat nasional maupun
internasional.
SDM yang berkualitas akan mendorong terciptanya produktivitas yang
tinggi yang akan menjadi modal dasar bagi keberhasilan pembangunan
perekonomian secara nasional. Selain itu, dalam menjawab berbagai
tantangan dan peluang ke depan, dibutuhkan pula SDM yang berjiwa
wirausaha, yang dapat memanfaatkan keunggulan sumber daya (comparative
advantage) menjadi keunggulan daya saing (competitive advantage) dengan
proses transformasi nilai tambah (added value) dan tranformasi teknologi
sebagai acuan. Dengan tumbuhnya masyarakat yang berjiwa wirausaha
diharapkan akan mampu menjadi modal dasar dalam membangun
perekonomian nasional untuk mensejahterakan kehidupan bangsa dan pada
akhirnya akan memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Beberapa program yang dapat meningkat kuantitas dan kualitas
sumber daya manusia (a) Program pemassalan olahraga dan peningkatan
kesegaran jasmani dimaksudkan sebagai salah satu kegiatan dalam
peningkatan kesegaran jasmani dalam rangka meningkatkan kualitas fisik
yang pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi belajar, prestasi olahraga
dan produktivitas kerja, dengan olahraga yang bersifat mudah, murah,
menarik bermanfaat dan massal. (b) Program pembibitan olahraga yang
135
berkembang dimasyarakat, dimaksudkan untuk melestarikan dan
mengembangkan olahraga yang bersifat murah, meriah, massal, menarik dan
manfaat seperti jalan santai, lari sehat, sepeda sehat, olahraga tradisional yang
digemari masyarakat dan berkembang didaerah seperti pencak silat, lari
karung, panjat pinang, logo, gasing dsb. Olahraga kesehatan seperti senam
kesegaran jasmani, senam jantung sehat dan senam pernapasan, olahraga
rekreasi dan alam terbuka seperti arung jeram, lintas alam dan sebagainya (c)
Program Pembinaan untuk kelompok khusus, dimaksudkan untuk mendorong
dan memberikan kesempatan kepada kelompok-kelompok khusus untuk
berperan serta berprestasi pada kejuaraan khusus (misalnya penyandang cacat
& kelompok usia lanjut usia). (d) Program kelembagaan dan organisasi
cabang olahraga daerah, baik olahraga prestasi maupun olahraga masyarakat
pada tingkat propinsi maupun kabupaten serta peningkatan koordinasi antara
instansi / lembaga yang terlibat dalam pembinaan dan pengembangan
olahraga. (e) Program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan olahraga,
dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan
kualitas sumber daya manusia dibidang olahraga baik dari Aspek keilmuan,
manajemen maupun ketrampilan serta meningkatkan kesadaran masyarakat
akan pentingnya olahraga.
Maka, Data tentang sumber daya manusia keolahragaan kecamatan
Wera didapatkan dari berbagai instansi pemerintahan, diantaranya Dinas
Pendidikan, pemuda dan olahraga kabupaten bima. Dan untuk mendapatkan
data tentang jumlah dan kualitas guru olahraga SD, SMP, SMA, dan SMK di
kecamatan Wera. Kemudian KONI untuk mendapatkan data tentang jumlah
dan kualitas wasit, pelatih dan instruktur. Dan yang terakhir sebagai tambahan
diambil pula data tentang jumlah dan kualitas Dosen olahraga yang ada di
kecamatan Wera, berhubung STKIP Taman Siswa memiliki Program Studi
pendidikan keolahragaan. Pengambilan data di KONI dilaksanakan pada hari
136
senin tanggal 13 September 2015, sementara pengambilan data di Dinas
Pendidikan, pemuda dan olahraga dilaksanakan pada hari rabu tanggal 10
September 2015, sedangkan pengambilan data dosen olahraga di STKIP
Taman Siswa dilaksanakan pada hari rabu tanggal 29 Oktober 2015. Adapun
hasil observasi data SDM Keolahragaan di kecamatan Wera sebagai berikut:
Tabel 4.9: Hasil Observasi SDM Keolahragaan Kecamatan Wera.
Jenis Profesi Jumlah Menurut
Jenis Kelamin
Jumlah Menurut
sertifikasi
Laki-laki Perempuan Sertifikasi
Non
Sertifikasi
SD/MI 20 3 7 16
Guru Penjas SMP/MTs 25 2 5 22
SMA/SMK 15 - - 15
Pelatih Olahraga 3 - - 3
Instruktur Olahraga - 2 - 2
Wasit 4 - - 4
Dosen Olahraga - - - -
Jumlah 67 7 12 62
Hasil observasi SDM keolahragaan yang didapat dari berbagai instansi
menunjukkan bahwa jumlah dan kualitas SDM keolahragaan di kecamatan
Wera adalah sebanyak 74 orang. Ada 67 SDM Keolahragaan laki-laki dan
sisanya ada 7 SDM keolahrgaan perempuan. Dari 74 jumlah tersebut hanya
ada 12 orang yang tersertifikasi dan sisanya 62 non sertifikasi. Sebelum
menghitung indeks SDM keolahragaan kecamatan Wera dengan
menggunakan rumus :
Terlebih dahulu mencari nilai aktual, nilai actual diperoleh dari pembagian
antara jumlah SDM suatu wilayah dengan jumlah penduduk usia diatas 7
tahun yang berada di kecamatan Wera. Jumlah SDM kecamatan Wera adalah
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑆𝐷𝑀 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 −𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
137
74, dan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun kecamatan Wera adalah
sebanyak 104.935 jiwa. Maka nilai aktual yang didapat adalah :
Setelah mendapatkan nilai aktual, maka selanjutnya adalah mencari indeks
SDM kecamatan Wera dengan menggunakan rumus diatas, dimana nilai
maksimumnya adalah 2,08 dam nilai minimumnya adalah 0.
Dari hasil perhitungan diatas maka diperoleh indeks SDM keolahragaan
kecamatan Wera yaitu 0,0007. Angka ini menunjukkan bahwa indeks SDM
keolahragaam kecamatan Wera masih sangat rendah.
d. Indeks Kuantitas dan Kualitas Sumber daya manusia keolahragaan
kabupaten bima
Indeks Kuantitas dan Kualitas SDM kabupaten bima sangat rendah.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat kuantitas dan kualitas SDM olahraga
kabupaten bima yang mencapai 0.76 (Sport Development Index). Indeks ini
dihitung berdasarkan angka indeks ketiga kecamatan yaitu kecamatan bolo,
kecamatan soromandi, dan kecamatan. Kebijakan pembanguna ini merupakan
hal yang strategis untuk peningkat olahraga kabupaten bima.
Mengukur ketersediaan ruang terbuka kabupaten bima tentunya dilihat
dari nilai indeks ruang terbuka kabupaten bima dengan 3 indikator, Kuantitas
dan kualitas SDM Kec. Bolo, Kuantitas dan kualitas SDM kecamatan
soromandi, dan Kuantitas dan kualitas SDM kecamatan wera. Begitupun
untuk mengetahui indeks pembangunan olahraga kabupaten bima, adalah
dengan menjumlahkan semua hasil indeks yang telah didapat mulai dari
indeks ruang terbuka, indeks SDM, indeks partisipasi, dan indeks kebugaran
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑆𝐷𝑀 𝐾𝑒𝑐 𝑊𝑒𝑟𝑎 −
− 𝟎 𝟔𝟖𝟏
138
jasmani kabupaten bima dijumlahkan dengan jumlah indikator ketersediaan
pembangunan ruang terbuka olahraga. Adapun hasil dari semua indeks
Kuantitas dan kualitas SDM keolahragaan kabupaten bima dapat terlihat
dalam tabel berikut:
Tabel 4.10 Indeks SDM Kabupaten Bima
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa indeks Ketersediaan ruang
terbuka olahraga kabupaten bima adalah 0.76, nilai indeks ini menunjukkan
bahwa Kuantitas dan kualitas SDM olahraga kabupaten bima masih berada
dalam kategori rendah berdasarkan norma SDI. Agar lebih jelas indeks
Kuantitas dan kualitas SDM olahraga kabupaten bima akan disajikan dalam
bentuk diagram batang berikut:
Diagram 4.2 Indekk SDM Kabupaten Bima
Indeks Kuantitas dan kualitas SDM olahraga kabupaten bima termasuk dalam
kategori Rendah.
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.076
0.537
0.681
0.431 SDM Kec. Bolo
SDM Kec. Soromandi
SDM Kec. Wera
Indeks SDM Kab. Bima
Kabupaten SDM Kec.
Bolo
SDM Kec.
Soromandi
SDM Kec.
Wera
Indeks SDM
Bima 0.431
139
4. Tingkat Partisipasi Masyarakat Kabupaten Bima
Untuk mengukur sejauhmana tingkat partisipasi masyarakat dalam berolahraga
Kabupaten Bima, maka dibagi dibagi menjadi 3 kecamatan salah satunya
kecamatan Bolo, kecamatan Soromandi, dan kecamatan Wera.
a. Tingkat Partisipasi Masyarakat Kecamatan Bolo
secara umum, lingkup partisipasi masyarakat dalam berolahraga dapat
mencakup partisipasi langsung seperti melakukan olahraga dan tidak langsung
seperti sponsor penyelenggaraan event olahraga. Secara khusus juga dapat
dijelaskan merujuk pada keterlibatan langsung secara aktif sebagai pelaku
olahraga. olahraga tersebut dapat berbentuk olahrgaa formal seperti sepak
bola, maupun olahaga tidak formal seperti olahraga tradisional. Demikian
juga sifat olahraga yang dilakukannya dapat bersifat rekreasi, kompetitif, dan
olahraga untuk kesehatan dan kebugaran. Tempatnya dapat dilingkungan
keluarga, masyarakat atau sekolah yang sering disebut pendidikan jasmani.
Angka partisipasi olahraga dapat diartikan sebagai tingkatan partisipasi
masyarakat secara umum dalam olahraga yang dihitung berdasarkan
perbandingan jumlah partisipan olahraga dengan jumlah populasi.
Apa sebenarnya makna partisipasi olahraga dikaitkan dengan konteks
kehidupan masyarakat sendiri? Keterkaitan antara pembangunan olahraga dan
pembangunan masyarakat dapat dijembatani oleh partisipasi warga
masyarakat sebagai sebuah kata kunci. Sementara itu, perubahan yang
dihasilkan dari partisipasi dapat tumbuh dalam aneka bentuk, beberapa
diantaranya tingkat partisipasi masyarakat bolo dalam berolahraga.
Kecamatan Bolo merupakan wilayah yang paling maju diantara kecamatan
lainnya, sehingga menjadi pusat aktifitas masyarakat kecamatan Bolo.
Kebiasaannya masyarakatnya yang modern menjadikan aktifitas olahraga
sebagai life style dan sudah menjadi kebutuhan. Maka tak heran jika kini
kecamatan Bolo mulai banyak pembangunan sarana olahraga seperti lapangan
140
futsal, tempat fitness, lapangan sepakbola, bulutangkis dan lain-lain. Semakin
tersedianya sarana/prasarana olahraga tentu berbanding lurus dengan
meningkatnya partisipasi masyarakat dalam berolahraga.
Gambar 4.10 Salah satu bentuk Partisipasi Masyarakat Kecamatan Bolo dalam
Kegiatan Berolahraga.
Tinggi partisipasi masyarakat untuk berolahraga setiap hari minggu ini tentunya
bukan menjadi ukuran apakah partisipasi olahraga masyarakat kecamatan Bolo sudah
tinggi. Kerena partisipasi yang dimaksud adalah melakukan aktifitas olahraga
minimal 3 kali dalam seminggu. Ramainya masyarakat yang berdatangan di suatu
kawasan untuk berolahraga belum tentu melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali
seminggu, karena bisa jadi masyarakat yang berolahraga hanya pada hari minggu itu
saja.
Oleh karena itu untuk mengungkap seberapa tinggi partisipasi masyarakat
kecamatan Bolo dalam berolahraga maka dapat dilihat dan dihitung dari angket yang
diberikan kepada peserta tes kebugaran jasmani di kecamatan Bolo. Peserta yang
diberikan angket terdiri dari 3 kelompok usia yaitu anak-anak yang diambil dari
siswa-siswi SDN 1 Sila sebanyak 30 orang, usia remaja yang diambil dari Pemuda
Kecamatan Bolo, dan usia dewasa yang diambil dari mahasiswa-mahasiswi Prodi
Penjaskesrek, dengan pembagian masing 15 laki-laki dan 15 orang perempuan.
141
Adapun hasil dari angket partisipasi olahraga masyarakat kecamatan Bolo dapat
dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.11 Hasil Angket Partisipasi Olahraga Masyarakat Kecamatan Bolo
Kategori Usia
Melakukan Minimal 3 Olahraga
kali seminggu Jumlah
Laki-laki Perempuan
Anak-anak
(SDN 1 Sila) 7 3 10
Remaja
(Pemuda Sila) 7 6 13
Dewasa
(Mahasiswa) 9 8 17
Dari Total 90 Responden 40
.
Dari hasil angket yang diberikan kepada 90 orang responden, hanya ada 40 orang
yang melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali dalam seminggu. Jumlah ini
kemudian akan dibagi dengan jumlah responden sebanyak 90 orang dikali 100 %
untuk mendapatkan nilai aktual, adapun nilai aktual yang didapat adalah :
Setelah nilai aktual didapatkan, maka selanjutnya menghitung indeks Partisipasi
kecamatan Bolo dengan menggunakan rumus:
Dimana nilai aktualnya telah didapat yaitu 44,4 % dan nilai maksimumnya adalah
100, sedangkan nilai minimumnya adalah 0. Maka didapatlah indeks partisipasi
olahraga masyarakat kecamatan Bolo yaitu :
Angka 0,444 ini menunjukkan bahwa partisipasi olahraga masyarakat
kecamatan Bolo termasuk tinggi jika dibandingkan dengan indeks partisipasi
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖 𝐾𝑒𝑐 𝐵𝑜𝑙𝑜 −
− 𝟎 𝟒𝟒𝟒
142
nasional yaitu 0,422. Dari hasil angket ini pula terungkap hasil tentang
olahraga apa yang paling digemari dan sering dilakukan oleh masyarakat
kecamatan Bolo.
b. Tingkat Partisipasi Masyarakat Kecamatan Soromandi
Olahraga merupakan salah satu kegiatan yang digemari dan kerap
dilaksanakan oleh masyarakat soromandi terutama pemuda dan anak-anak.
Cabang olahraga yang paling sering dimainkan yaitu Sepakbola dan volley
ball, hal ini tak lepas dari keberadaan sarana olahraga Sepakbola yang berupa
sebuah lapangan serta arena bermain volly yang berada tidak terlalu jauh dari
lapangan tiap-tiap desa di kecamatan soromandi.
Partisipasi olahraga masyarakat kecamatan Soromandi terlihat saat
adanya event-event olahraga yang diselenggarakan oleh pemerintah, pihak
swasta ataupun masyarakat itu sendiri. Pada hari minggu kegiatan olahraga
masyarakat kecamatan Soromandi sangat beragam mulai dari sepakbola,
volley, takraw dll ditiap desa. Kecamatan soromandi merupakan wilayah yang
memiliki kawasan yang luas tapi sebagian banyak masyarakat tidak ada yang
mempergunakan dengan maksimal.
Kecamatan ini juga memiliki lapangan yang banyak tetapi hanya
beberapa lapangan yang digunakan oleh masyarakat karena belum diperbaiki
oleh pemerintah sehingga proses pengaksesan masyarakat dalam berolahraga
kurang, ini menunjukan tingkat regulasi pemerintah kecamatan soromandi
kurang memadai.
Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat ini
merupakan slogam untuk meningkatkan animo masyarakat proletar dan
pemerintah untuk dapat berpartisipasi dalam berolahraga. Hal ini belum
maksimal diterapkan dikecamatan soromandi, dengan pembuktian pemerintah
kurang membangun sentra olahraga sebagai pusat kegiatan masyarakat dan
khalayak. Salah satunya adalah lapangan volley, bola, futsal, takraw dan lain-
143
lain belum di sentuh dengan maksimal oleh pemerintah sehingga tidak heran
masyarakat soromandi kurang mendapatkan prestasi yang bisa dibanggakan
dalam event-event olahraga karena disebabkan tidak layaknya lapangan
sebagai pusat olahraga.
Tingkat partisipasi masyarakat soromandi sangat luar biasa dalam
berolahraga Kegiatan-kegiatan olahraga masyarakat juga biasa terlihat saat
perayaan hari-hari besar seperti peringatan 17 Agustus, Hari olahraga
nasional, ataupun kegiatan-kegiatan lain yang diselenggarakan oleh pihak
pemerintah untuk menarik minat masyarakat agat ikut serta berpartisipasi.
Gambar: 4.11 perayaan Hut RI 17 agustus diselenggarakan di Desa Kananta
Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima, Ini salah satu tingkat partisipasi
masyarakat dalam berolahraga.
Tingginya partisipasi masyarakat untuk berolahraga setiap hari
minggu ini tentunya bukan menjadi ukuran apakah partisipasi olahraga
masyarakat kecamatan Soromandi sudah tinggi. Karena partisipasi yang
dimaksud adalah melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali dalam
seminggu. Ramainya masyarakat yang berdatangan di suatu kawasan untuk
berolahraga belum tentu melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali
seminggu, karena bisa jadi masyarakat yang berolahraga hanya pada hari
minggu itu saja.
144
Oleh karena itu untuk mengungkap seberapa tinggi partisipasi
masyarakat kecamatan Soromandi dalam berolahraga maka dapat dilihat dan
dihitung dari angket yang diberikan kepada peserta tes kebugaran jasmani di
kecamatan Soromandi. Peserta yang diberikan angket terdiri dari 3 kelompok
usia yaitu anak-anak yang diambil dari siswa-siswi SDN Inpres Sampungu
sebanyak 30 orang, usia remaja yang diambil dari siswa-siswi SMP 3
Soromandi kabupaten Bima, dan usia dewasa yang diambil dari mahasiswa-
mahasiswi Prodi Penjaskesrek Taman Siswa Bima, dengan pembagian masing
15 laki-laki dan 15 orang perempuan. Adapun hasil dari angket partisipasi
olahraga masyarakat kecamatan Soromandi dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel: 4.12: Hasil Angket Partisipasi Perwakilan Masyarakat Kecamatan
Soromandi secara Keseluruhan
Dari hasil angket yang diberikan kepada 90 orang responden, hanya
ada 47 orang yang melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali dalam
seminggu. Jumlah ini kemudian akan dibagi dengan jumlah responden
sebanyak 90 orang dikali 100 % untuk mendapatkan nilai aktual, adapun nilai
aktual yang didapat adalah :
Kategori Usia
Melakukan
Minimal 3
Olahraga
kali seminggu Jumlah
Laki-laki Perempuan
Anak-nak
(SDN Inpres
Sampungu)
11 4 15
Remaja
SMPN 3
Soromandi
9 7 16
Dewasa
(Mahasiswa
STKIP Taman
Siswa)
10 6 16
Dari Total 90 Responden 47
145
Setelah nilai aktual didapatkan, maka selanjutnya menghitung indeks
Partisipasi kecamatan Soromandi dengan menggunakan rumus:
Dimana nilai aktualnya telah didapat yaitu 52.2 % dan nilai maksimumnya
adalah 100, sedangkan nilai minimumnya adalah 0. Maka didapatlah indeks
partisipasi olahraga masyarakat kecamatan Soromandi yaitu :
Angka 0,522 ini menunjukkan bahwa partisipasi olahraga masyarakat
kecamatan Soromandi termasuk tinggi jika dibandingkan dengan indeks
partisipasi nasional yaitu 0,422. Dari hasil angket ini pula terungkap hasil
tentang olahraga apa yang paling digemari dan sering dilakukan oleh
masyarakat kecamatan Soromandi. Hasilnya dapat dilihat dalam diangram
batang berikut:
0
5
10
15
20
25 21
16
8
5
Sepakbola
Bola Voli
Bulutangkis
Atletik
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 −𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖 𝐾𝑒𝑐 𝑆𝑜𝑟𝑜𝑚𝑎𝑛𝑑𝑖 −
− 𝟎 𝟓𝟐𝟐
146
Diagram 4.3 angkat partisipasi masyarakat soromandi
Dari diagram diatas menunjukkan bahwa sepakbola masih merupakan
olahraga yang paling digemari oleh masyarakat kecamatan soromandi.
Olahraga voli adalah yang kedua digemari dan sering dilakukan oleh
masyarakat kecamatan soromandi. Olahraga tetap menjadi kegemaran
masyarakat kecamatan soromandi.
c. Tingkat Partisipasi Masyarakat Kecamatan Wera
Partisipasi dalam olahraga tidak secara otomatis mempunyai efek
positif terhadap pembentukan karakter. Pengalaman yang diperoleh melalui
olahraga dapat membentuk karakter, tetapi hal ini hanya dapat terjadi apabila
lingkungan olahraga diciptakan dan ditujukan untuk mengembangkan
karakter. Olahraga dapat membentuk karakter positif hanya jika kondisi-
kondisi yang menyokong ke arah positif dipenuhi, misalnya kepemimpinan
dan perilaku pelatih yang baik. Dukungan dari pelatih, orang tua, penonton,
administrator, maupun dari pemain sendiri sangat dibutuhkan untuk
memperoleh manfaat positif dari partisipasi olahraga.
Partisipasi olahraga masyarakat kecamatan Wera terlihat saat adanya
event-event olahraga yang diselenggarakan oleh pemerintah, pihak swasta
ataupun masyarakat itu sendiri. Pada hari minggu kegiatan olahraga
masyarakat kecamatan Wera sangat beragam mulai dari Sepakbola, bolavoli,
bersepeda dilapangan terbuka kecamatan Wera. Kawasan ini adalah kawasan
olahraga terdekat yang biasa diakses oleh masyarakat kecamatan Wera. Setiap
hari minggu kawasan ini sangat ramai didatangi oleh masyarakat untuk
berolahraga ataupun untuk sekedar menikmati udara pagi di tepian sungai
Wera. Kegiatan-kegiatan olahraga masyarakat juga biasa terlihat saat
perayaan hari-hari besar seperti peringatan 17 Agustus, Hari olahraga
nasional, ataupun kegiatan-kegiatan lain yang diselenggarakan oleh pihak
Pemerintah untuk menarik minat masyarakat agat ikut serta berpartisipasi.
147
Gambar 4.12 Pertandingan Volley Waria sebagai salah satu bentuk Partisipasi
Olahraga Masyarakat Kecamatan Wera.
Tingginya partisipasi masyarakat untuk berolahraga setiap hari
minggu ini tentunya bukan menjadi ukuran apakah partisipasi olahraga
masyarakat kecamatan Wera sudah tinggi. Karena partisipasi yang dimaksud
adalah melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali dalam seminggu.
Ramainya masyarakat yang berdatangan di suatu kawasan untuk berolahraga
belum tentu melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali seminggu, karena
bisa jadi masyarakat yang berolahraga hanya pada hari minggu itu saja.
Oleh karena itu untuk mengungkap seberapa tinggi partisipasi
masyarakat kecamatan Wera dalam berolahraga maka dapat dilihat dan
dihitung dari angket yang diberikan kepada peserta tes kebugaran jasmani di
kecamatan Wera. Peserta yang diberikan angket terdiri dari 3 kelompok usia
yaitu anak-anak yang diambil dari siswa-siswi SDN 3 Wera sebanyak 30
orang, usia remaja yang diambil dari siswa-siswi SMAN Tawali, dan usia
dewasa yang diambil dari mahasiswa-mahasiswi Prodi Penjaskesrek STKIP
Taman Siswa Bima, dengan pembagian masing 15 laki-laki dan 15 orang
148
perempuan. Adapun hasil dari angket partisipasi olahraga masyarakat
kecamatan Wera dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.13: Hasil Angket Partisipasi Olahraga Masyarakat
Kecamatan Wera.
Kategori Usia
Melakukan
Minimal 3
Olahraga
kali seminggu Jumlah
Laki-laki Perempuan
Anak-anak
(SDN 3 Wera) 6 3 9
Remaja
SMAN 1 Tawali 9 5 14
Dewasa
(Mahasiswa) 6 3 9
Dari Total 90 Responden 32
Dari hasil angket yang diberikan kepada 90 orang responden, hanya
ada 32 orang yang melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali dalam
seminggu. Jumlah ini kemudian akan dibagi dengan jumlah responden
sebanyak 90 orang dikali 100 % untuk mendapatkan nilai aktual, adapun nilai
aktual yang didapat adalah :
Setelah nilai aktual didapatkan, maka selanjutnya menghitung indeks Partisipasi
kecamatan Wera dengan menggunakan rumus :
Dimana nilai aktualnya telah didapat yaitu 35,5 % dan nilai maksimumnya adalah
100, sedangkan nilai minimumnya adalah 0. Maka didapatlah indeks partisipasi
olahraga masyarakat kecamatan Wera yaitu :
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖 𝐾𝑒𝑐 𝑊𝑒𝑟𝑎 −
− 𝟎 𝟑𝟓𝟓
149
Angka 0,355 ini menunjukkan bahwa partisipasi olahraga masyarakat kecamatan
Wera termasuk rendah jika dibandingkan dengan indeks partisipasi nasional yaitu
0,422. Dari hasil angket ini pula terungkap hasil tentang olahraga apa yang paling
digemari dan sering dilakukan oleh masyarakat kecamatan Wera. Hasilnya dapat
dilihat dalam diangram batang berikut :
Diagram 4.4 angkat partisipasi masyarakat kec. wera
Dari diagram diatas menunjukkan bahwa sepakbola masih merupakan
olahraga yang paling digemari oleh masyarakat kecamatan Wera. Olahraga
voli adalah yang kedua digemari dan sering dilakukan oleh masyarakat
kecamatan Wera. Olahraga tetap menjadi kegemaran masyarakat kecamatan
Wera. Tidak heran jika olahraga renang tetap mendapat hati karena kondisi
alam Wera yang banyak dikelilingi oleh Gunung dan Sungai.
d. Indeks Tingkat Partisipasi Masyarakat Kabupaten Bima
Indeks Partisipasi Masyarakat dalam Olahraga kabupaten bima
termasuk dalam menigkat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi
masyarakat dalam berolahraga olahraga kabupaten bima yang mencapai 1.31
(Sport Development Index). Indeks ini dihitung berdasarkan angka indeks
ketiga kecamatan yaitu kecamatan bolo, kecamatan soromandi, dan
0
5
10
15
20
2521
16
8
5
150
kecamatan. Kebijakan pembanguna ini merupakan hal yang strategis untuk
peningkat olahraga kabupaten bima.
Mengukur tingkat partisipasi masyarakat dalam berolahraga
kabupaten bima tentunya dilihat dari nilai indeks ruang terbuka kabupaten
bima dengan 3 indikator, tingkat partisikat masyarakat kecamatan bolo,
tingkat partisikat masyarakat kecamatan soromandi, tingkat partisikat
masyarakat kecamatan wera. Begitupun untuk mengetahui indeks
pembangunan olahraga kabupaten bima, adalah dengan menjumlahkan semua
hasil indeks yang telah didapat mulai dari indeks ruang terbuka, indeks SDM,
indeks partisipasi, dan indeks kebugaran jasmani kabupaten bima
dijumlahkan dengan jumlah indikator tingkat partisikat masyarakat kabupaten
bima. Adapun hasil dari semua indeks tingkat partisikat masyarakat
kabupaten bima dapat terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.14: Indeks Partisipasi Masyarakat Kabupaten Bima
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa indeks Ketersediaan ruang
terbuka olahraga kabupaten bima adalah 1.80, nilai indeks ini menunjukkan
bahwa ketersediaan ruang terbuka olahraga kabupaten bima masih berada
dalam kategori tinggi berdasarkan norma SDI. Agar lebih jelas indeks
ketersediaan ruang terbuka olahraga kabupaten bima akan disajikan dalam
bentuk diagram batang berikut:
Kabupaten Partisipasi
Kec. Bolo
Partisipasi
Kec.
Soromandi
Partisipasi
Kec. Wera
Partisipasi
Masyarakat
Kab. Bima
Bima 0.440
151
Diagram 4.5 Indeks Partisipasi Masyrakat Kabupaten Bima
Indeks Partisipasi masyarakat dalam berolahraga kabupaten bima termasuk
dalam kategori tinggi.
5. Tingkat Kebugaran Jasmani Masyarakat Kabupaten Bima
Untuk mengukur sejauhmana tingkat Kebugaran Jasmani masyarakat dalam
berolahraga Kabupaten Bima, maka dibagi dibagi menjadi 3 kecamatan salah
satunya kecamatan Bolo, kecamatan Soromandi, dan kecamatan Wera.
a. Tingkat kebugaran jasmani masyarakat kecamatan bolo
Kebugaran jasmani adalah kesanggupan tubuh untuk melakukan
aktivitas tampa mengalami kelemahan yang berarti. Orang yang bugar berarti
iya tidak gampa lelah dan capek. Iya dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari
secara optimal, tidak malas dan bahkan berhenti sebelum waktunya. Jika
mengacu pada definisi tersebut, tampaknya kondisi demikian belum dimiliki
oleh sebagian masyarakat kita.
Kebugaran jasmani merupakan salah satu faktor penting dalam
melakukan aktifitas sehari-hari, karena orang yang sehat belum tentu bugar,
tetapi orang yang bugar sudah pasti sehat. Kebugaran jasmani juga
mempengaruhi kualitas dan produktifitas seseorang. Indeks kebugaran
jasmani masyarakat kecamatan Bolo akan didapat dengan melaksanakan tes
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.60.444
0.522
0.355
0.44
partisipasi Kec. Bolo
Partisipasi Kec. Soromandi
Partisipasi Kec. Wera
Indeks partisipasi Kab. Bima
152
kebugaran jasmani menggunakan MFT atau Multi Fitness Test kepada 90
orang yang menjadi sampel. 90 orang yang menjadi sampel kemudian di bagi
menjadi 3 kategori atau kelompok usia, yaitu usia anak-anak, remaja, dan
dewasa.
Pelaksanan tes kebugaran jasmani yang pertama di kecamatan Bolo di
laksanakan di SDN 1 Sila pada hari Selasa tanggal 18 Oktober 2015, untuk
kelompok usia anak-anak usia 7-12 tahun. Adapun hasil MFT siswa SDN 1
Sila Kecamatan Bolo dapat dilihat dari tabel yang terlampir pada halaman :
Dari hasil tabel tersebut maka diketahui rata-rata VO2Max usia anak-anak
kecamatan Bolo adalah 30.2.
Gambar 4.13 Pelaksanaan Tes kebugaran jasmani usia anak-anak kecamatan Bolo
Nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 30.2 adalah nilai aktual kebugaran jasmani
usia remaja kecamatan Bolo. Setelah nilai aktual didapat selanjutnya menghitung
indeks kebugaran jasmani remaja dengan rumus:
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 −𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
153
Dimana nilai maksimumnya adalah 40,5 dan nilai minimumnya 20,1. Maka nilai
indeks kebugaran jasmani usia remaja kecamatan Bolo adalah:
Ket: KJR= kebugaran jasmani remaja
Selanjutnya mencari hasil tes kebugaran jasmani usia remaja kecamatan Bolo.
Remaja Bolo akan menjadi sampel dalam pelaksanaan tes kebugaran jasmani pada
usia 13-17 tahun. Pelaksanaan tes MFT dilakukan di lakukan di Lapangan Tambe
kecamatan bolo Kabupaten bima untuk jarak MFT yang ditentuka yaitu 20 meter.
Pada pelaksanaan tes MFT ini juga dibantu oleh tim MFT yang terdiri dari 4 orang
guru olahraga sebagai pencatat hasil kebugaran jasmani pada pengetes .
Pelaksanaan tes kebugaran jasmani usia remaja dilaksanakan di lapangan tambe
kecamatan sila kabupaten bima pada hari sabtu 19 Oktober 2015.. adapun hasil tes
kebugaran jasmani kelompok usia remaja kecamatan Bolo dapat dilihat dari tabel
yang terlampir pada halaman :
Dari hasil tabel tersebut maka diperoleh rata-rata nilai VO2Max usia remaja
kecamatan Bolo adalah 36.4.
Gambar 4.14 Pelaksanan tes kebugaran jasmani usia anak-anak kecamatan Bolo
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝐽𝑅 𝐾𝑒𝑐 𝐵𝑜𝑙𝑜 −
− 𝟎 𝟒𝟗𝟓
154
Hasil rata-rata VO2Max yang diperoleh merupakan nilai aktual kebugaran
jasmani usia Remaja kecamatan Bolo yaitu 36.4. Maka indeks kebugaran jasmani
usia Remaja kecamatan Bolo adalah:
Ket : KJA= kebugaran jasmani Remaja
Tes kebugaran jasmani selanjutnya adalah usia dewasa kecamatan Bolo.
Mahasiswa Prodi Penjaskesrek STKIP Taman Siswa menjadi sampel yang mewakili
kelompok usia dewasa. Mahasiswa yang diambil adalah mahasiswa yang berdomisili
atau tinggal di kecamatan Bolo, mahasiswa yang menjadi sampel untuk tes kebugaran
jasmani adalah mahasiswa semester V dengan rata-rata usia 20-21 tahun. Pelaksanaan
tes kebugaran jasmani untuk kelompok usia dewasa dilaksanakan pada hari Selasa 24
oktober 2015, tes dilaksanakan di aula kampus Serbaguna STKIP Taman Siswa
Bima. adapun hasil tes kebugaran jasmani usia dewasa kecamatan Bolo dapat dilihat
pada tabel yang terlampir di halaman:
Dari hasil tabel tersebut didapat rata-rata VO2Max usia dewasa kecamatan Bolo
adalah 40.5.
Gambar 4.15 Pelaksanaan tes kebugaran jasmani usia dewasa kecamatan Bolo
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝐽𝐴 𝐾𝑒𝑐 𝐵𝑜𝑙𝑜 −
− 𝟎 𝟕𝟗𝟗
155
Hasil nilai rata-rata VO2max yang didapat yaitu 40.5 adalah nilai aktual untuk
kelompok usia dewasa kecamatan Bolo. Maka indeks kebugaran jasmani usia dewasa
kecamatan Bolo adalah:
Ket: KJD= kebugaran jasmani dewasa
Hasil dari pelaksanan tes kebugaran jasmani masyarakat kecamatan Bolo mulai dari
kelompok usia anak-anak, remaja sampai dewasa dapat dilihat perbandingannya
melalui diagram batang berikut:
Diagram 4.6 indeks kebugaran masyarakat kec. bolo
Dari hasil tes kebugaran jasmani yang diperolah, selanjutnya adalah menghitung
indeks kebugaran jasmani kecamatan Bolo secara kesuluruhan, dengan menggunakan
rumus:
− ( )
( )
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
Indeks Kebugaran Jasmani MasyarakatKec.Bolo
0.459
0.799
1
Anak-anak
Remaja
Dewasa
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝐽𝐷 𝐾𝑒𝑐 𝐵𝑜𝑙𝑜 −
− 𝟏
156
Maka didapatlah nilai indeks kebugaran jasmani kecamatan Bolo yaitu
0,764, nilai ini menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani masyarakat di
kecamatan Bolo sangat tinggi dibandingkan dengan kecamatan lain dan
bahkan melebihi nilai indeks kebugaran jasmani nasional 0.355.
b. Tingkat Kebugaran Jasmani Masyarakat Kecamatan Soromandi
Menurut Dwiyogo dan Sulistyorini (1994:10) kesegaran jasmani
adalah kemampuan tubuh untuk dapat melakukan tugas sehari-hari dengan
semangat,tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan, dan dengan penuh
energi melakukan dan menikmati kegiatan waktu luang. Kesegaran jasmani
menurut ahli faal sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan satu tugas
khas yang memerlukan kerja muskular di mana kecepatan dan ketahanan
merupakan kriteria utama. Sedang menurut ahli-ahli pendidikan jasmani
kesegaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk
melakukam sesuatu kerja tertentu dengan hasil yang baik tanpa kelelahan
yang berarti (Depdikbud, 1992:9).
Seseorang yang memilik kasegaran jasmani yang baik dapat diartikan
cukup mempunyai kesanggupan untuk melakukan pekerjaannya dengan
efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga masih memiliki
sisa tenaga untuk mengisi waktu luangnya dan tugas-tugas mendadak lainnya.
Bisa dikatakan pula bahwa tingkat kesegaran jasmani yang baik
memberikan seseorang kesanggupan pada seseorang untuk menjalankan hidup
yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembebanan yang
banyak.Sajoto (1995:8-11) mengungkapkan kondisi fisik atau kesegaran
jasmani adalah satu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak
dapat dipisahkan begitu saja. Baik peningkatan maupun pemeliharaannya.
Disebutkan pula bahwa komponen kondisi fisik meliputi: kekuatan, daya
tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi,
157
keseimbangan, dan ketepatan. Sedangkan menurut Pussegjas (1995:1)
kesegaran jasmani adalah perwujudan kemampuan dan kesanggupan fisik
seseorang untuk melakukan pekerjaan baik sebagai pribadi, anggota
masyarakat, maupun sebagai warga negara perlu mendapat perhatiaan dan
tanggapan yang lebih memadai.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani dapat
diartikan sebagai kemapuan fisik untuk melakukan tugas pekerjaan sesuai
dengan bidangnya tanpa mengalami kelelahan yang berlebih dan mendapat
pemulihan yang cepat seperti pada saat belum melakukan aktivitas.
Kebugaran jasmani merupakan salah satu faktor penting dalam
melakukan aktifitas sehari-hari, karena orang yang sehat belum tentu bugar,
tetapi orang yang bugar sudah pasti sehat. Kebugaran jasmani juga
mempengaruhi kualitas dan produktifitas seseorang. Indeks kebugaran
jasmani masyarakat kecamatan soromandi akan didapat dengan melaksanakan
tes kebugaran jasmani menggunakan MFT atau Multi Fitness Test kepada 90
orang yang menjadi sampel. 90 orang yang menjadi sampel kemudian di bagi
menjadi 3 kategori atau kelompok usia, yaitu usia anak-anak, remaja, dan
dewasa.
Pelaksanan tes kebugaran jasmani yang pertama di kecamatan
soromandi di laksanakan di SDN Inpres Sampungu pada hari kamis tanggal 9
Oktober 2015, untuk kelompok usia anak-anak. Kelas V menjadi sampel
dalam tes ini karena rata-rata usia siswa kelas V SDN Inpres Sampungu
adalah 12 tahun. Pelaksanaan tes MFT dilakukan di halaman sekolah karena
halamannya cukup untuk jarak MFT yang ditentukan yaitu 20 meter. Adapun
hasil MFT siswa SDN Inpres Sampungu dapat dilihat dari tabel yang
terlampir pada halaman :
Dari hasil tabel tersebut maka diketahui rata-rata VO2Max usia anak-
anak kecamatan Soromandi adalah 24,63.
158
Gambar: 4.16 pelaksanaan tes kebugaran jasmani pada anak-anak kecamatan
soromandi
Nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 26.8 adalah nilai aktual kebugaran jasmani
usia ana-anak kecamatan Soromandi. Setelah nilai aktual didapat selanjutnya
menghitung indeks kebugaran jasmani anak-anak dengan rumus:
Dimana nilai maksimumnya adalah 40,5 dan nilai minimumnya 20,1. Maka
nilai indeks kebugaran jasmani usia anak-anak kecamatan Soromandi adalah:
Ket: KJA= Kebugaran Jasmani Anak-anak
Selanjutnya mencari hasil tes kebugaran jasmani usia remaja
kecamatan Soromandi. Pelaksanaan tes kebugaran jasmani usia remaja
dilaksanakan di SMPN 3 Soromandi senin 13 Oktober 2014. Sampel yang
diambil adalah siswa-siswa kelas IX dengan usia rata-rata 14-15 tahun
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 −𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝐽𝐴 𝐾𝑒𝑐 𝑆𝑜𝑟𝑜𝑚𝑎𝑛𝑑𝑖 −
− 𝟎 𝟑𝟐𝟖
159
sebanyak 30 orang siswa. Pelaksanaan tes dilakukan di lapangan sekolah
SMPN 3 Soromandi. adapun hasil tes kebugaran jasmani kelompok usia
remaja kecamatan Soromandi dapat dilihat dari tabel yang terlampir pada
halaman :
Dari hasil tabel tersebut maka diperoleh rata-rata nilai VO2Max usia
remaja Soromandi adalah 31.0.
Gambar 4.17 Pelaksanan tes kebugaran jasmani pada SMPN 3 Soromandi
usia remaja kecamatan Soromandi kabupaten Bima
Hasil rata-rata VO2Max yang diperoleh merupakan nilai aktual kebugaran
jasmani usia remaja kecamatan Soromandi yaitu 31.0. Maka indeks kebugaran
jasmani usia remaja kecamatan soromandi adalah:
Ket : KJR= kebugaran jasmani Anak-anak
Tes kebugaran jasmani selanjutnya adalah usia dewasa kecamatan Soromandi
yaitu Mahasiswa Prodi penjaskesrek STKIP Taman Siswa Bima menjadi
sampel yang mewakili kelompok usia dewasa. Mahasiswa yang diambil
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝐽𝑅 𝐾𝑒𝑐 𝑆𝑜𝑟𝑜𝑚𝑎𝑛𝑑𝑖 −
− 𝟎 𝟓𝟑𝟒
160
adalah mahasiswa yang berdomisili atau tinggal di kecamatan Soromandi,
mahasiswa yang menjadi sampel untuk tes kebugaran jasmani adalah
mahasiswa semester V dengan rata-rata usia 20-21 tahun. Pelaksanaan tes
kebugaran jasmani untuk kelompok usia dewasa dilaksanakan pada hari
minggu 28 oktober, tes dilaksanakan di aula kampus STKIP Taman Siswa
Bima. adapun hasil tes kebugaran jasmani usia dewasa kecamatan Soromandi
dapat dilihat pada tabel yang terlampir di halaman:
Dari hasil tabel tersebut didapat rata-rata VO2Max usia dewasa kecamatan
Soromandi adalah 35,7.
Gambar: 4.18, Pelaksanaan tes Kebugaran Jasmani pada Mahasiswa STKIP
Taman Siswa kategori usia dewasa sebagai perwakilan Kecamatan
Soromandi Kab. BIMA
Hasil nilai rata-rata VO2max yang didapat yaitu 35.7 adalah merupakan nilai
aktual untuk kelompok usia dewasa kecamatan Soromandi. Maka indeks
kebugaran jasmani usia dewasa kecamatan Soromandi adalah:
Ket: KJD= Kebugaran Jasmani Dewasa
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝐽𝐷 𝐾𝑒𝑐 𝑆𝑜𝑟𝑜𝑚𝑎𝑛𝑑𝑖 −
− 𝟎 𝟕𝟔𝟒
161
Hasil dari pelaksanan tes kebugaran jasmani masyarakat kecamatan Pontianak barat
mulai dari kelompok usia anak-anak, remaja sampai dewasa dapat dilihat
perbandingannya melalui diagram batang berikut:
Diagram 4.7 indeks kebugaran jasmani masyarakat kec. soromandi
Dari hasil tes kebugaran jasmani yang diperoleh, selanjutnya adalah
menghitung indeks kebugaran jasmani kecamatan soromandi secara
kesuluruhan, dengan menggunakan rumus :
− ( )
( )
Maka didapatlah nilai indeks kebugaran jasmani kecamatan soromandi yaitu
0,322, nilai ini menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani masyarakat di
kecamatan soromandi juga masih rendah, karena nilai indeksnya masih
dibawah indeks kebugaran jasmani nasional yaitu 0,355
0
0.2
0.4
0.6
0.8
Indeks Kebugaran JasmaniMasyarakat Kec.Soromandi
0.326
0.534
0.764
Anak-anak
Remaja
Dewasa
162
c. Tingkat Kebugaran Jasmani Masyarakat Kecamatan Wera
Seseorang yang memilik kasegaran jasmani yang baik dapat diartikan
cukup mempunyai kesanggupan untuk melakukan pekerjaannya dengan
efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga masih memiliki
sisa tenaga untuk mengisi waktu luangnya dan tugas-tugas mendadak lainnya.
Bisa dikatakan pula bahwa tingkat kesegaran jasmani yang baik
memberikan seseorang kesanggupan pada seseorang untuk menjalankan hidup
yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembebanan yang
banyak.Sajoto (1995:8-11) mengungkapkan kondisi fisik atau kesegaran
jasmani adalah satu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak
dapat dipisahkan begitu saja. Baik peningkatan maupun pemeliharaannya.
Disebutkan pula bahwa komponen kondisi fisik meliputi: kekuatan, daya
tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi,
keseimbangan, dan ketepatan. Sedangkan menurut Pussegjas (1995:1)
kesegaran jasmani adalah perwujudan kemampuan dan kesanggupan fisik
seseorang untuk melakukan pekerjaan baik sebagai pribadi, anggota
masyarakat, maupun sebagai warga negara perlu mendapat perhatiaan dan
tanggapan yang lebih memadai.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani dapat
diartikan sebagai kemapuan fisik untuk melakukan tugas pekerjaan sesuai
dengan bidangnya tanpa mengalami kelelahan yang berlebih dan mendapat
pemulihan yang cepat seperti pada saat belum melakukan aktivitas.
Kebugaran jasmani merupakan salah satu faktor penting dalam
melakukan aktifitas sehari-hari, karena orang yang sehat belum tentu bugar,
tetapi orang yang bugar sudah pasti sehat. Kebugaran jasmani juga
mempengaruhi kualitas dan produktifitas seseorang. Indeks kebugaran
jasmani masyarakat kecamatan Wera akan didapat dengan melaksanakan tes
kebugaran jasmani menggunakan MFT atau Multi Fitness Test kepada 90
163
orang yang menjadi sampel. 90 orang yang menjadi sampel kemudian di bagi
menjadi 3 kategori atau kelompok usia, yaitu usia anak-anak, remaja, dan
dewasa.
Pelaksanan tes kebugaran jasmani yang pertama di kecamatan Wera di
laksanakan di SDN 3 Wera pada hari kamis tanggal 9 Oktober 2015, untuk
kelompok usia anak-anak. Kelas IV menjadi sampel dalam tes ini karena rata-
rata usia siswa kelas IV SDN 3 Wera adalah 10 tahun. Pelaksanaan tes MFT
dilakukan di halaman sekolah karena halamannya cukup untuk jarak MFT
yang ditentukan yaitu 20 meter. Adapun hasil MFT siswa SDN 3 Wera dapat
dilihat dari tabel yang terlampir pada halaman :
Dari hasil tabel tersebut maka diketahui rata-rata VO2Max usia anak-anak
kecamatan Wera adalah 28.5.
Gambar 4.18 Pelaksanaan Tes Kebugaran Jasmani usia anak-anak
Kecamatan Wera
Nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 28,5 adalah nilai aktual kebugaran jasmani usia
ana-anak kecamatan Wera. Setelah nilai aktual didapat selanjutnya menghitung
indeks kebugaran jasmani anak-anak dengan rumus:
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 −𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
164
Dimana nilai maksimumnya adalah 40,5 dan nilai minimumnya 20,1. Maka nilai
indeks kebugaran jasmani usia anak-anak kecamatan Wera adalah:
Ket: KJA= Kebugaran Jasmani Anak-anak
Selanjutnya mencari hasil tes kebugaran jasmani usia remaja kecamatan
Wera. Pelaksanaan tes kebugaran jasmani usia remaja dilaksanakan di SMAN 1
Tawali pada senin 13 Oktober 2015. Sampel yang diambil adalah siswa-siswa kelas
XII dengan usia rata-rata 15-17 tahun sebanyak 30 orang siswa. Pelaksanaan tes
dilakukan di lapangan Volly sekolah SMAN 1 Tawali. adapun hasil tes kebugaran
jasmani kelompok usia remaja kecamatan Wera dapat dilihat dari tabel yang
terlampir pada halaman :
Dari hasil tabel tersebut maka diperoleh rata-rata nilai VO2Max usia remaja
kecamatan Wera adalah 32,9.
adalah 32,9.
Gambar 4.19 Pelaksanan Tes Kebugaran Jasmani usia Remaja Kecamatan Wera.
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝐽𝐴 𝐾𝑒𝑐 𝑊𝑒𝑟𝑎 −
− 𝟎 𝟒𝟏𝟏
165
Hasil rata-rata VO2Max yang diperoleh merupakan nilai aktual kebugaran jasmani
usia remaja kecamatan Wera yaitu 32,9. Maka indeks kebugaran jasmani usia remaja
kecamatan Wera adalah:
Ket : KJR= kebugaran jasmani Remaja
Tes kebugaran jasmani selanjutnya adalah usia dewasa kecamatan Wera. Mahasiswa
Prodi Penjaskesrek STKIP Taman Siswa menjadi sampel yang mewakili kelompok
usia dewasa. Mahasiswa yang diambil adalah mahasiswa yang berdomisili atau
tinggal di kecamatan Wera, mahasiswa yang menjadi sampel untuk tes kebugaran
jasmani adalah mahasiswa semester V dengan rata-rata usia 20-21 tahun. Pelaksanaan
tes kebugaran jasmani untuk kelompok usia dewasa dilaksanakan pada hari minggu
28 oktober 2015, tes dilaksanakan di aula Serbaguna kampus STKIP Taman Siswa
Bima. adapun hasil tes kebugaran jasmani usia dewasa kecamatan Wera dapat dilihat
pada tabel yang terlampir di halaman:
Dari hasil tabel tersebut didapat rata-rata VO2Max usia dewasa kecamatan Wera
adalah 39.9.
Gambar 4.20 Pelaksanaan Tes Kebugaran Jasmani Usia Dewasa Kecamatan Wera
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝐽𝑅 𝐾𝑒𝑐 𝑊𝑒𝑟𝑎 −
− 𝟎 𝟔𝟐𝟕
166
Hasil nilai rata-rata VO2max yang didapat yaitu 39.9 adalah merupakan nilai aktual
untuk kelompok usia dewasa kecamatan Wera. Maka indeks kebugaran jasmani usia
dewasa kecamatan Wera adalah:
Ket: KJD= Kebugaran Jasmani Dewasa
Hasil dari pelaksanan tes kebugaran jasmani masyarakat kecamatan Wera mulai dari
kelompok usia anak-anak, remaja sampai dewasa dapat dilihat perbandingannya
melalui diagram batang berikut:
Diagram 4.8 Indeks Kebugaran Jasmani Masyarakat Kec. Wera
Dari hasil tes kebugaran jasmani yang diperoleh, selanjutnya adalah menghitung
indeks kebugaran jasmani kecamatan Wera secara kesuluruhan, dengan
menggunakan rumus :
− ( )
( )
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
Indeks Kebugaran Jasmani MasyarakatKec.Wera
0.411
0.627
0.97
Anak-anak
Remaja
Dewasa
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝐽𝐷 𝐾𝑒𝑐 𝑊𝑒𝑟𝑎 −
− 𝟎 𝟗𝟕𝟎
167
8
Maka didapatlah nilai indeks kebugaran jasmani kecamatan Wera yaitu 0,658,
nilai ini menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani masyarakat di
kecamatan Wera melebihi ketentuan indekks nasional yaitu 0,355.
d. Indeks Kebugaran Jasmani Masyarakat Kabupaten Bima
Indeks Kebugaran Jasmani Masyarakat dalam Olahraga kabupaten
bima termasuk sangat Meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat Kebugaran
Jasmani masyarakat dalam berolahraga kabupaten bima yang mencapai 1.92
(Sport Development Index). Indeks ini dihitung berdasarkan angka indeks
ketiga kecamatan yaitu kecamatan bolo, kecamatan soromandi, dan
kecamatan. Kebijakan pembanguna ini merupakan hal yang strategis untuk
peningkatan kebugaran jasmani masyarakat dalam berolahraga kabupaten
bima.
Mengukur tingkat Kebugaran jasmani masyarakat dalam berolahraga
kabupaten bima tentunya dilihat dari nilai indeks kebugaran jasmani
kabupaten bima dengan 3 indikator, tingkat Kebugaran jasmani masyarakat
kecamatan bolo, tingkat Kebugaran jasmani masyarakat kecamatan
soromandi, tingkat Kebugaran jasmani masyarakat kecamatan wera.
Begitupun untuk mengetahui indeks pembangunan olahraga kabupaten bima,
adalah dengan menjumlahkan semua hasil indeks yang telah didapat mulai
dari indeks ruang terbuka, indeks SDM, indeks partisipasi, dan indeks
kebugaran jasmani kabupaten bima dijumlahkan dengan jumlah indikator
tingkat partisikat masyarakat kabupaten bima. Adapun hasil dari semua indeks
tingkat Kebugaran jasmani masyarakat kabupaten bima dapat terlihat dalam
tabel berikut:
168
Tabel 4.15: Indeks Kebugaran Jasmani kabupaten bima
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa indeks Kebugaran jasmani
olahraga kabupaten bima adalah 1.92, nilai indeks ini menunjukkan bahwa
tingkat Kebugaran jasmani olahraga kabupaten bima masih berada dalam
kategori sangat tinggi berdasarkan norma SDI. Agar lebih jelas indeks tingkat
Kebugaran jasmani olahraga kabupaten bima akan disajikan dalam bentuk
diagram batang berikut:
Diagram 4.9 Indeks Kebugaran Jasmani Kabupaten Bima
Indeks Kebugaran Jasmani masyarakat dalam berolahraga kabupaten bima
termasuk dalam kategori sangat tinggi.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
0.773
0.54
0.658 0.64
Kebugaran J Kec. Bolo
Kebugaran J Kec. Soromandi
Kebugaran J Kec. Wera
Indeks Kebugaran J Kab. Bima
Kabupaten
Ruang
Terbuka
Kec. Bolo
Ruang
Terbuka
Kec.
Soromandi
Ruang
Terbuka
Kec. Wera
Indeks
Ketersediaan
Ruang
Terbuka
Bima 8 0.657
169
C. Indeks Kebijakan Pembangunan Keolahragaan Kabupaten Bima Dapat Di
Ukur Dengan Instrument Sport Development Index (SDI)
Dalam berbagai referensi, olahraga didefinisikan secara berbeda-beda
tergantung dari cara pandang yang digunakan. Menurut WHO, olahraga yaitu
segala bentuk aktivitas gerak yang dilakukan setiap hari termasuk bekerja,
rekreasi, latihan, dan aktivitas olahraga.
Pembangunan olahraga di Kabupaten Bima harus didasari kebijakan
olahraga (sports policy) yang kuat. Kekuatan kebijakan olahraga dapat
dituangkan ke dalam Deklarasi Yogyakarta 2004 (Kemenegpora) dan UU No. 3
Tahun 2005 (Sistem Keolahragaan Nasional/SKN) yang menyatakan bahwa
olahraga adalah segala kegiatan yang sistematik untuk mendorong, membina,
serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Hal ini senada dengan
tujuannya bahwa olahraga dapat meningkatkan dan memelihara kesehatan dan
kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak
mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan
bangsa, memperkukuh ketahanan nasional serta mengangkat harkat, martabat,
dan kehormatan bangsa.
Tolak ukur kemajuan pembangunan olahraga Kabupaten Bima dilihat
dari 4 indikator yaitu ketersediaan ruang terbuka olahraga, SDM keolahragaan
yang memadai, tingginya partisispasi masyarakat untuk melakukan aktifitas
olahraga, dan tingginya tingkat kebugaran jasmani masyarakatnya. Dari keempat
indikator inilah kemudian akan dihitung untuk mendapatkan nilai indeks
pembangunan olahraga Kabupaten Bima. dari hasil nilai indeks yang didapatkan
dari 3 kecamatan yang menjadi area sampel yaitu kecamatan Soromandi,
kecamatn Wera, dan kecamatan Bolo, maka nilai indeks pembangunan olahraga
Kabupaten Bima dapat dilihat dalam tabel berikut:
170
Tabel 4.10 Indeks Pembangunan Olahraga Kabupaten Bima
Kabupaten Ruang
Terbuka SDM Pasrtisipasi Kebugaran
Indeks
Kab. Bima
BIMA 0.6 0.681 0.440 0.657 0.594
Dari tabel gabungan antara indeks ketiga kecamatan yaitu, kecamatan Bolo,
Kecamatan Soromandi, Kecamatan Wera. Maka dapat disimpulakn indeks
pembangunan keolahragaan kabupaten Bima sebagai berikut:
Diagram 4.11 Indeks Pembangunan Keolahragaan Kabupaten Bima
Diagram diatas menunjukkan perbandingan nilai Indeks dari 3 kecamatan yang
menjadi area sampling untuk menentukan nilai indeks pembangunan olahraga
Kabupaten Bima.
Dari diagram diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai indeks
pembangunan olahraga Kabupaten Bima adalah 0.594. Nilai indeks ini menunjukkan
bahwa pembangunan olahraga Kabupaten Bima berada pada kategori Menengah.
Maka dengan rendahnya pembangunan keolahragaan kabupaten bima, sehingga
pemerintah lebih proaktif untuk meningkatkan kualitas pembangunan keolahragaan
kabupaten bima.
0
0.2
0.4
0.6
0.80.6
0.681
0.44
0.657 0.594
Indeks Pembangunan Olahraga Kabupaten Bima
SDI 4 Dimensi
Indeks SDI Kab. Bima