42
30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Supul Desa Supul berada di Kecamatan Kuatnana, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Desa Supul merupakan salah satu Desa dari 32 Desa yang ada di Kecamatan Kuatnanan. Secara administratif Desa Supul berbatasan dengan daerah lain yaitu : - Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tetaf - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tubmonas - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Noebesa - Sebelah Berat berbatasan dengan Desa Lakat Desa Supul, Kecamatan Kuatnana mempunyai Luas Wilayah 298,72 Ha yang terdiri : - Sawah : 105 Ha - Tegalan : 1.312 Ha - Pekarangan : 2,5 Ha - Lain-lain : 8,200 Ha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …...status sosial dalam pencarian pekerjaan, walaupun pendidikan bukanlah satu-satunya tolak ukur kualitas tenaga kerja. Data diatas

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 30

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Daerah Penelitian

    1. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Supul

    Desa Supul berada di Kecamatan Kuatnana, Kabupaten Timor

    Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Desa Supul merupakan

    salah satu Desa dari 32 Desa yang ada di Kecamatan Kuatnanan. Secara

    administratif Desa Supul berbatasan dengan daerah lain yaitu :

    - Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tetaf

    - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tubmonas

    - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Noebesa

    - Sebelah Berat berbatasan dengan Desa Lakat

    Desa Supul, Kecamatan Kuatnana mempunyai Luas Wilayah

    298,72 Ha yang terdiri :

    - Sawah : 105 Ha

    - Tegalan : 1.312 Ha

    - Pekarangan : 2,5 Ha

    - Lain-lain : 8,200 Ha

  • 31

    Letak Desa Supul sangat strategis, karena selain jarak dengan

    pusat kota tidak terlalu jauh, juga sarana dan prasarana transportasi yang

    sudah memadai sehingga memudahkan masyarakat Desa Supul dalam

    menjalankan roda perekonomian.

    - Jarak dari Desa Supul ke Kecamatan Kuatnana : 1,5 km

    - Jarak dari Desa Supul ke Pemerintahan Kota Soe : 22 km

    - Jarak Dari Desa Supul ke Provinsi Nusa Tenggara Timur : 133 km

    Jumlah penduduk Desa Supul sampai dengan bulan Oktober 2012

    adalah 2,073 jiwa dengan perincian menurut jenis kelamin sebagai berikut :

    Tabel 1

    Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

    Jenis Kelamin Jumlah

    Laki – laki 1,074 Jiwa

    Perempuan 999 Jiwa

    Sumber : Buku Administrasi Desa Supul Tahun 2012

    Dari jumlah penduduk Desa Supul yang terdiri dari : 472KK

  • 32

    Keadaaan penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin nampak

    pada table berikut :

    Tabel 2

    Daftar Jenis Kelamin Berdasarkan Usia

    No Kelompok Umur

    Jenis Kelamin

    Jumlah

    Laki-Laki Perempuan

    1. 0 – 4 133 109 242

    2. 5 – 9 127 112 239

    3. 10 – 14 114 86 200

    4. 15 – 19 81 82 163

    5. 20 – 24 107 100 207

    6 25 – 29 65 78 143

    7 30 – 39 132 141 273

    8 40 – 49 132 131 263

    9 50 – 59 95 98 193

    10 60- 69 49 59 108

    11 70 – 75 14 19 33

    12 75 + 11 9 20

    Jumlah 1,060 1,024 1,051

    Sumber : Buku Administrasi Desa Supul Tahun 2012

  • 33

    2. Kondisi Sosial dan Ekonomi

    Untuk meningkatkan kualitas penduduk, masyarakat desa selalu

    memperhatikan fasilitas pendidikan baik yang bersifat fisik maupun yang non

    Fisik. Adapun sarana pendidikan yang ada di Desa Supul meliputi :

    Tabel 3

    Lembaga Pendidikan Formal Desa Supul

    TK 2 buah

    SD 4 buah

    SMP 1 buah

    SMA 1 buah

    Keadaan Penduduk Berdasarkan tingkat pendidikan nampak pada

    Tabel berikut :

  • 34

    Tabel 4

    Tingkat Pendidikan Desa Supul

    NO PENDIDIKAN JUMLAH

    1 TIDAK/ BELUM SEKOLAH 62

    2 BELUM TAMAT SD/ SEDERAJAT 146

    3 TAMAT SD/ SEDERAJAT 752

    4 SLT/ SEDERAJAT 163

    5 SMA/ SEDERAJAT 182

    6 DIPLOMA I 8

    7 DIPLOMA II 4

    8 DIPLOMA III 8

    9 STRATA I 20

    10 TAMAT SLB 47

    JUMLAH 1, 392

    Sumber : Buku administratif Desa Supul 2012

    Berdasarkan tabel di atas, pendidikan merupakan suatu faktor sosial

    yang dapat mempengaruhi suatu sistem perkembangan masyarakat dalam

    suatu wilayah. Melalui pendidikan formal maupun non formal, seseorang

    akan mendapat pengetahuan serta ketrampilan.

    Dengan demikian seorang yang mempunyai potensi dan kemampuan

    diharapkan dapat mengembangkan segala sumber daya yang tersedia di

    daerahnya untuk mewujudkan kesejahteraaan penduduk, di samping tingkat

    pendidikan seseorang dapat digunakan sebagai petunjuk yang mencerminkan

  • 35

    status sosial dalam pencarian pekerjaan, walaupun pendidikan bukanlah satu-

    satunya tolak ukur kualitas tenaga kerja. Data diatas terlihat bahwa sebagian

    masyarakat suku Timor telah banyak mengenyam pendidikan, sesuai dengan

    kemampuannya masing – masing.

    Keadaan Penduduk berdasarkan tingkat Sosial Ekonomi dapat dilihat

    dalam tabel berikut :

    Tabel 5

    Profesi Masyarakat Desa Supul

    NO KATEGORI JUMLAH

    1

    2

    Pegawai Negeri Sipil ( PNS)

    Tentara Nasional Indonesia (TNI)

    42

    8

    3 Pensiunan 7

    4 Kepolisian RI (POLRI) 3

    5 Petani/Perkebunan 506

    6 Sopir 4

    7 Guru 74

    8 Wiraswasta 23

    JUMLAH 667

    Sumber : Buku administratif Desa Supul Tahun 2012

    Pada umumnya, penduduk Desa Supul hidup sebagai petani walaupun

    ada anggota masyarakat yang bekerja sebagai PNS, Guru dan sebagainya.

  • 36

    Masyarakat Desa Supul pada prinsipnya memiliki dua macam mata

    pencaharian, yaitu : mata pencaharian pokok dan mata pencaharian sampingan,

    yang ditentukan oleh jenis lapangan kerja. Berdasarkan tabel di atas sebagian

    besar penduduk Desa Supul bekerja sebagai Petani dan Guru sebagai sumber

    pendapatan sehari-hari.

    Berdasarkan data di atas, mata pencaharian Petani penduduk Desa

    Supul dapat memberikan gambaran tentang budaya masyarakat, karena mata

    pencaharian merupakan suatu kebudayaan yang universal. Mata pencaharian

    merupakan aktivitas manusia untuk mempertahankan hidupnya dan bertujuan

    untuk memperoleh kehidupan yaang lebih baik.

    Adapun data penduduk menurut Agamanya adalah sebagai berikut :

    Tabel 6

    Agama di Desa Supul, Kecamatan Kuatnana

    NO AGAMA YANG DIANUT JUMLAH

    1. Islam 19

    2. Katholik 35

    3. Kristen Protestan 1,972

    4. Hindu 4

    5. Budha 2

    JUMLAH 2,132

    Sumber : Buku Administratif Desa Supul Tahun 2012

  • 37

    Dalam sisi kehidupan manusia agama menjadi landasan dan pedoman

    utama untuk bermasyarakat. Pada dasarnya manusia tidak bisa dilepaskan dari

    naungan agama sebab tanpa adanya identitas seseorang dalam beragama dapat

    dikatakan tidak ada arah dan tujuan serta pedoman bagi dirinya. Di Desa

    Supul sebagian besar memeluk agama Kristen Protestan. Namun dalam

    kehidupan sehari-hari baik masyarakat Kristen Protestan maupun non Kristen

    tetap dapat hidup secara damai dan tidak pernah ada konflik. Walaupun

    dikalangan masyarakat Desa Supul terdapat beragam agama, namun

    masyarakat tetap menjaga hubungan persaudaraan antar sesama dan selalu

    menghargai kerukunan dengan pemeluk agama lain. Hal ini dibuktikan

    dengan upacara serta peringatan hari besar agama yang diselenggarakan

    masyarakat menurut keyakinan masing-masing.

    3. Struktur Organisasi Pemerintahan

    Dalam upaya menciptakan organisasi yang efektif dan efisien guna

    tercapainya perencanaan, pengawasan, serta peningkatan pelaksanaan

    pembangunan maka struktur organisasi sangat diperlukan dalam suatu instansi

    karena untuk mengetahui masing-masing kedudukan atau kepemimpinan

    dalam suatu organisasi pemerintahan baik itu dari atasan sampai bawahannya.

    Struktur organisasi berdasarkan PP No. 10 Tahun 2004, terdiri dari 1

    orangKepala Desa, 1 orang Sekertaris Desa, 4 orang kepala Seksi dan dibantu

  • 38

    oleh 2 orang kepala urusan lainya dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

    bagan struktur sebagai berikut :

    STRUKTUR ORGANISASI DESA SUPUL

    KECAMATAN KUATNANA

    KEPALA

    Desa

    Asal-Usul

    kerajaanam

    anatun

    Sekretaris

    Desa

    Asal-Usul

    kerajaanam

    anatun

    KASI

    PEMERINTAHAN

    KASI

    KESRA

    Ka, UR

    UMUM

    KASI

    PEMBERDAYAAN

    MASYARAKAT

    KASI

    PEMBANGUNAN

    Ka,UR

    KEUANGAN

  • 39

    Tabel 7

    Daftar Pegawai Desa Supul

    NO NAMA JABATAN

    1. Dominggus Banu Kepala Desa

    2. Willem. H. Betty Sekretaris Desa

    3 Oktofianus Betty Ka. Sie Pemerintahan

    4 Dominggus Sanam Ka. Sie Pembangunan

    5 Oktofianus Bulla Ka. Sie Pemberdayaan Masyarakat

    6 Adriana Betty Ka. Sie Kesra

    7 Dups Betty Ka. Ur Keuangan

    8 Samuel Kase Ka. Ur Umun

    Sumber : Buku Administratif Desa Supul Tahun 2012.

    Dari data di atas, daftar nama pegawai yang bekerja di kantor Desa

    Supul baik dari Kepala Desa, Sekretaris, Bendahara, Kepala Urusan seksi,

    sampai Kepala Urusan biasanya di pilih langsung oleh seluruh masyarakat

    yang bermukim di wilayah Desa Supul.

  • 40

    A. Perkawinan Dalam Masyarakat Timor

    Pada prinsipnya perkawinan terjadi karena keputusan dua insan

    yang saling jatuh cinta. Hal ini merupakan hal yang paling mendasar

    dalam suatu perkawinan. Di tiap daerah maupun suku bangsa tentunya

    mempunyai tata upacara perkawinannya sendiri yang sesuai dengan adat

    istiadat setempat. Tata cara perkawinan tiap suku bangsa juga memiliki

    nilai-nilai dan norma-norma yang sangat dijunjung tinggi. Upacara

    perkawinan pasti dilaksanakan oleh setiap masyarakat didaerah manapun

    dan oleh berbagai lapisan masyarakat, yang tergolong kelas ekonomi

    bawah maupun golongan ekonomi kelas atas.(Banunaek, 1991 : 151)

    Perkawinan di kalangan suku Timor mempunyai keunikan

    tersendiri yang diawali dengan surat menyurat antara keluarga dari kedua

    belah pihak yang dimulai dari tahapan perkenalan antar dua anggota

    keluarga yang akan berbesan. Sebelum kedua keluarga itu bertemu,

    biasanya keluarga calon pengantin pria (CPP) terlebih dahulu akan

    mengirimkan utusan untuk datang ke rumah calon pengantin wanita (CPW)

    guna bertemu dan berkenalan dengan anak gadis yang akan dipinang.

    Pada kesempatan itu juga, utusan akan menyampaikan maksud hati

    keluarga CPP untuk segera meminang anak gadis tersebut. Setelah

    mendapatkan jawaban dari pihak keluarga CPW, sang utusan segera

    pulang dan menyampaikan hasil pertemuannya kepada keluarga CPP.

  • 41

    Lalu mereka akan berunding untuk menetapkan waktu yang tepat untuk

    mengadakan pertemuan dua keluarga lagi guna membahas kelanjutan

    rencana acara pinangan. Tetapi sebelum pertemuan itu terlaksana,

    keluarga CPP diharuskan membuat surat yang ditujukan kepada keluarga

    CPW. Isinya menyampaikan maksud kedatangan keluarga CPP yang ingin

    bertemu dengan keluarga CPW untuk meminang anak gadis mereka. Dan

    setelah keluarga CPW menerima surat tersebut maka mereka akan segera

    mengadakan pertemuan antara keluarga dekat yang melibatkan saudara

    laki-laki dari ibu kandung CPW yang disebut Atoni amaf (oom dalam

    bahasa Timor) atau To’o (dalam bahasa Rote). Pertemuan keluarga CPW

    ini dilakukan untuk merancang penerimaan kedatangan keluarga CPP

    dalam acara pinangan nanti.

    Selanjutnya uraian mengenai tata upacara perkawinan suku Timor

    dapat dibagi menjadi 4 tahap :

    a) Perkenalan

    b) Persiapan untuk Meminang

    c) Meminang

    d) Pesta Perkawinan

    Keistimewaan dan keunikan tata upacara perkawinan suku Timor

    adalah pada waktu persiapan untuk meminang. Dalam upacara ini

    tercermin sifat positifnya, yaitu selalu mempergunakan cara

    bermusyawarah dalam setiap pengambilan keputusan, serta lemah lembut

  • 42

    tutur bahasanya. Tidak sembarang perkataan dilontarkan,tetapi dipih kata

    yang lebih sopan, hormat dan tepat, serta selalu hormat kepada yang lebih

    tua, terlepas dari pangkat atau jabatan.

    Perkawinan merupakan suatu peristiwa sosial yang banyak

    melibatkan anggota keluarga, kerabat dan orang tua. Selain memiliki

    keunikan tersendiri dalam suatu perkawinan, maka di kalangan suku

    Timor masih sangat memegang teguh adat atau kebiasaan yang dilakukan

    secara turun temurun dan juga nilai-nilai yang terkandung dalam suatu

    perkawinan. Menurut adat suku Timor pengantin yang hendak menikah

    harus mematuhi semua peraturan yang sudah ditetapkan seperti, pengantin

    yang statusnya adik dalam hubungan kakak beradik tidak boleh menikah

    terlebih dahulu karena secara adat pengantin tersebut melanggar aturan

    perkawinan yang sudah ditentukan dan pengantin dianggap tidak

    menghargai kakaknya sehingga akan dikenakan denda yang seberat-

    beratnya.

    Di Timor upacara perkawinan sesungguhnya menyimpan makna

    yang sangat mendalam, karena dalam upacara perkawinan suku Timor

    terdapat didikan dan terkandung nilai-nilai budaya yang terkandung

    didalamnya.

  • 43

    B. Tata Cara Perkawinan Suku Timor

    1. Tempat Upacara Perkawinan Suku Timor

    Dalam menentukan lokasi perkawinan biasanya masyarakat desa

    tidak hanya melakukan upacara perkawinan di kampung saja, akan tetapi

    upacara perkawinan bisa dilakukan di kota maupun tempat lain yang telah

    disepakati bersama. Penentuan lokasi perkawinan pada dasarnya

    dilaksanakan di rumah mempelai wanita atau tempat di mana mereka

    bermukim baik itu di kampung maupun di kota. Kampung sendiri

    memiliki beberapa pengertian :

    a. Nama alternatif untuk desa atau kelurahan yang merupakan satuan

    pembagian administratif daerah yang terkecil di bawah

    kecamatan/mukim/distrik/banua (Benua). Kampung sebagai sinonim

    dari istilah desa ini dipakai di Papua dan Kalimantan Timur (Luar

    Jawa- Nusa Tenggara).

    b. Nama alternatif untuk dusun/banjar/padukuhan/rukun kampong

    (RK)/anak kampung, yang semuanya ini merupakan bagian dari

    sebuah desa/kelurahan. Kampung sebagai sinonim dari dusun ini

    dipakai di Jawa, Nusa Tenggara Barat dan tempat – tempat tertentu

    (Wikipedia).

  • 44

    Masyarakat Timor dalam budaya pemukimannya mengenal atau

    memiliki 3 (tiga) jenis rumah,yaitu :

    1. Rumah Adat ( Ume) yang berfungsi sebagai pusat dan awal kehidupan,

    sehingga disinilah semua kegiatan ritual kepercayaannya berlangsung.

    2. Rumah Dusun sebagai Tempat Tinggal sehari – hari.

    3. Rumah Kebun berfungsi sebagai tempat tinggal saat berkebun atau

    bercocok tanam.

    Kampung sebenarnya tidak terlalu padat dengan pemukiman

    penduduk dibandingkan dengan rumah – rumah di perkotaan. Kampung akan

    ramai jika terdapat acara adat. Misalnya acara adat kematian atau perkawinan.

    Lokasi kampung adat pada umumnya terletak di daerah dataran tinggi serta

    dikelilingi oleh hutan kecil. Dengan lokasi yang tinggi dan terlindung dari

    pepohonan akan memudahkan dalam mengawasi lingkungan sekitarnya.

    2. Proses pelaksanaam upacara perkawinan

    Masyarakat Suku Timor sebelum melaksanakan prosesi

    perkawinan, terlebih dahulu memulainya dengan tahap perkenalan, yang

    merupakan tahap awal sebelum peminangan.

  • 45

    1. Tahap Pembicaraan

    Yaitu tahap pembicaraan antara pihak yang akan mempunyai hajat

    mantu dengan pihak calon besan, mulai dari pembicaraan pertama sampai

    tingkat melamar dan menentukan hari penentuan.

    a. Utusan

    Utusan ini merupakan orang yang ditunjuk sebagai juru bicara,

    biasanya seorang pria yang mengetahui data setempat dan pandai

    bicara secara pantun (Natoni) dalam bahasa daerah pergi ke rumah

    wanita untuk mengetahui gadis yang akan dinikahi sudah cukup umur

    atau tidak, jika keduanya merasa cocok dan ada rasa saling suka,

    maka pinangan akan segera dilakukan.

    b. Netelanan

    Dalam tahap ini utusan menyampaikan maksud dan tujuan dari

    pihak yang berniat meminag gadis itu kepada orang tua sang gadis,

    dengan membawa tempat sirih pinang ke rumah si gadis dan

    meletakannya di atas meja yang disediakan dengan maksud meminta

    keterangan langsung ke pihak orang tua gadis itu. Tempat sirih Pinang

    yang dipakai berisi uang kertas dan saat itu juga Nete Lanan

    menanyakan “ apakah anak gadisnya sudah ada yang punya?’’kalau

    anak gadisnya belum ada yang punya maka pihak keluarga gadis harus

    mengambil uang yang telah disimpan di tempat sirih tersebut sebagai

  • 46

    jawaban kalau si gadis belum ada yang punya akan tetapi jika si gadis

    sudah ada yang punya maka pihak keluarga tidak harus mengambil

    uang yang berada di tempat sirih itu.

    2. Tahap Kesaksian

    Tahapan ini merupakan peneguhan pembicaraan yang akan

    disaksikan oleh beberapa pihak, yakni warga kerabat, ketua rukun

    tetangga (RT), atau para sesepuh di lingkungan tempat tinggal, melalui

    acara- acara sebagai berikut :

    a. Sula mnasi atu mnasia

    Sula mnasi atu mnasi atau meminang adalah melanjutkan

    pembicaraan yang telah dibicarakan sebelumnya. Orang tua dari

    pihak laki-laki secara terbuka menyatakan bahwa mereka berniat

    menikahkan anak laki-lakinya dengan anak perempuan atau hendak

    mengangkat si gadis sebagai menantu. Pada saat peminangan pihak

    keluarga laki-laki harus memperhatikan berbagai barang bawaan

    untuk kelangsungan peminangan. barang bawaan dari pihak keluarga

    laki-laki itu berupa 5-7 tempat sirih yang masing-masing berisi segala

    macam perlengkapan si gadis. Adapun Ok Totes (tempat sirih) terdiri

    dari :

  • 47

    1. Tempat sirih yang berisi uang Belis

    2. Sepuluh buah sirih pinang muda, pinang yang harus berkelopak atau

    pinang kering, tetapi tidak boleh dibelah, karena hal itu sebagai

    lambang bahwa gadis itu masih perawan.

    3. Daun sirih yang dibawa disusun rapi dan diikat dengan daun pandan.

    4. Sebuah tempat sirih yang disebut Ok Totes, yang berisi uang perak

    atau uang kertas

    5. Busana sepasang pengantin

    6. Sapu tangan wanita yang telah diberi minyak wangi

    7. Perhiasan pengantin dan alat-alat kosmetik.

    Waktu tiba di rumah keluarga wanita Nete lanan memulai

    pembicaraan peminangan. Dua keluarga saling bertukar tempat sirih

    pinang (khusus untuk makan bukan Ok Totes atau Ok Tuke yang dibawa

    keluarga lelaki), dan makan bersama-sama. Orang tua gadis mulai

    mengajukan pertanyaan pada keluarga lelaki yang datang apakah kiranya

    yang diinginkan? Keluarga lelaki secara berkias menyatakan

    keinginannya untuk mengambil benih sirih dan pinang yang subur-subur

    di rumah ini. Jawaban orang tua biasanya 3 atau 4 hari sesudah

  • 48

    peminangan sore hari tersebut. Kedua keluarga makan sekedarnya

    kemudian pulang.

    Keluarga laki-laki pulang dan meninggalkan tempat sirih ok totis

    dan Ok Tuke di rumah wanita. Biasanya langsung dijawab lamaranya

    diterima atau tidak. Apabila Ok Totes dan Ok Tuke dipulangkan dalam

    keadaan lengkap, maka berarti lamaran di tolak. Kalau lamaran diterima

    disertai simbol dari keluarga wanita menerima dengan kejujuran sang

    gadis masih perawan atau tidak. Simbol untuk wanita yang masih

    perawan biasanya dalam Ok Totes daun sirih disusun timbal balik dan

    pinang harus yang berkelopak. Jika pinang yang diisi tidak berkelopak

    lagi, maka ini berarti wanita yang dipinang sudah tidak perawan lagi.

    Seluruh proses ini diketahui oleh kepala adat sebagai lambang

    pengresmian sehingga diketahui oleh umum. Belis biasanya ditentukan

    oleh kesepakatan bersama-sama sesuai dengan derajat masing-masing

    calon dalam pelapisan sosialnya.

    b. Bunuk hau nok/menaikan daun kayu

    Setelah pihak laki-laki menerima jawaban dari pihak wanita

    tentang lamaran, maka pihak laki-laki menyerahkan sejumlah barang

    kepada pihak wanita sebagai tanda kesungguhan untuk melangsungkan

    perkawinan. Daun kayu tertentu dapat dinaikan sebagai tanda larangan.

  • 49

    Larangan disini dimaksudkan agar kedua pengantin tidak boleh menjalin

    hubungan lagi dengan orang lain, karena telah mempunyai pasangan.

    Kata bunuk hau nok yaitu laki-laki memberikan tanda berupa

    barang seperti kain, cincin atau kalung diistilakan dengan “kasih naik

    bunuk” kepada pihak wanita dan sebaliknya wanita “ kasih naik bunuk”

    berupa selimut, saku sirih pinang (aluk mama), dengan tujuan kedua

    pihak laki-laki dan perempuan saling menjaga diri dari orang lain maupun

    diantara mereka sendiri. Barang-barang yang menjadi tanda”bunuk” harus

    dipakai selama menunggu waktu pernikahan.

    c. Pua mnasi, manu mnasi/ Pinang tua, sirih tua

    Tahap ini biasanya dilangsungkan sesudah bunuk hau nok. Setelah

    melangsungkan proses peminangan dan saling ikat mengikat, maka acara

    selanjutnya yaitu kedua pihak baik itu pihak wanita maupun laki-laki

    saling memberikan penghargaan kepada orang tua.

    Pua mnasi, manu mnasi yaitu pihak laki-laki dan wanita saling

    memberikan penghargaan kepada orang tua dan keluarga berupa uang

    perak, uang rupiah (uang kertas), selimut, sarung, kebaya, kemeja, sabun

    mandi, sabun cuci. Jumlah barang yang diminta pihak wanita tidak

    ditargetkan tetapi berdasarkan apa yang telah dipersiapkan oleh keluarga

    laki-laki, hanya saja ketika pemberian ini dibalas oleh keluarga pihak

  • 50

    wanita dengan jumlah mendekati apa yang telah diberikan oleh pihak

    keluarga laki-laki dengan jumlah barang yang sama.

    Dalam tahap ini, keluarga dari pihak laki-laki melangsungkan

    pemberian Okomama atau ucapan terima kasih kepada pihak keluarga

    wanita meliputi beberapa Okomama yaitu :

    1. Oe Maputu ai Malala (Air panas, Api Paanas)

    Oe maputu ai malala diberikan kepada ibu dari calon pengantin

    wanita sebagai tanda terima kasih karena telah merasakan sakitnya

    melahirkan dan setelah melahirkan akibat perawatan yang dijalani seperti

    memanggang badan di panas api dan mandi air panas.

    2. Uki oen, Laku oen (air pisang air ubi)

    Uki oen Laku Oen diberikan kepada ibu dari calon pengantin

    wanita sebagai tanda terima kasih karena telah merawat anak perempuan

    tersebut dari bayi sampai besar seperti membersihkan kotoran bayi pada

    pangkuan ibu sehingga tujuannya membersihkan kotoran pada ibu.

    3. Afok mate, ma AsaebMate (bambu untuk ambil air dan kayu api untuk

    panggang)

    Afok mate, ma asaeb mate diberikan kepada bapak dari calon

    pengantin wanita karena sejak bayi, bapaknya yang mengurus ibu seperti

  • 51

    mengambil kayu api untuk panaskan badan ibu, dan air untuk mandikan

    ibu selama proses perawatan paska melahirkan (kira-kira 3 bulan).

    4. Tuku Mnuke ( Atukus Mnuke = saudara laki dari calon pengantin

    wanita)

    Tuku Mnuke diberikan kepada saudara laki-laki dari calon wanita

    yang akan menikah karena telah menjaga saudara perempuannya sampai

    saatnya dia akan menikah.

    5. Tukut nanaf (atoni amaf= saudara laki-laki dari ibu)

    Tukut Nanaf diberikan kepada saudara laki-laki dari ibu calon

    pengantin wanita karena telah menjaga ibu dari calon pengantin dengan

    baik sampai menikah dan melahirkan calon pengantin wanita.

    6. Tuku Mnasi (atoni amaf Mnasi)

    Tuku mnasi diberikan kepada Om dari ibu calon pengantin wanita

    karena sudah menjaga neneknya dengan baik sampai menikah dan

    melahirkan ibu calon pengantin wanita dan selanjutnya melahirkan calon

    pengantin wanita.

    7. Peut uf Oemataf (pohon bambu, mata air = Leluhur) Peut uf Oemataf

    Diberikan kepada leluhur dari keluarga wanita dengan tujuan

    minta berkat. Biasanya akan tutur untuk mengetahui siapa yang masih

    dekat secara kekerabatan untuk menerima Okomama tersebut.

  • 52

    d. Antaran

    Antaran ini biasanya dilangsungkan setelah acara peminangan.

    Yang dimaksud dengan Antaran adalah keluarga dari pengantin laki-laki

    berkunjung ke rumah pengantin wanita dengan membawa hadiah. Orang

    tua dari pihak laki-laki memberikan barang berupa, cincin emas,

    seperangkat busana wanita, perhiasan, tempat sirih pinang + daun sirih

    dan buah pinang, uang untuk pelaksanaan upacara perkawinan dan belis.

    Adapun makna dan maksud benda-benda tersebut adalah :

    1) Cintin Emas : yang mempunyai bentuk bulat tidak ada putusnya,

    makna agar cinta mereka tetap abadi tidak bisa terputus selama Hidup.

    2) Seperangkat Busana Wanita : sebagai tanda untuk masing- masing

    pengantin saling menyimpan rahasia terhadap orang lain.

    3) Perhiasan : mengandung arti agar pengantin wanita tetap bersinar dan

    bercahaya serta tidak membuat kecewa.

    4) Tempat sirih pinang : sebagai pengetuk pintu hati

    5) Daun Sirih : daunnya berbeda bentuk dan rupa, tetapi kalau digigit

    sama rasanya, ini bermakna satu hati.

    6) Belis yang telah ditentukan

    7) Uang Belanja untuk pesta pernikahan

  • 53

    3. Tahap Siaga

    Pada tahap ini, semua keluarga baik itu dari keluarga mempelai

    laki-laki dan wanita yang punya acara mengundang para sesepuh dan

    sanak saudara untuk melakukan pertemuan keluarga serta membentuk

    panitia pesta guna melaksanakan kegiatan acara-acara pada waktu

    sebelum dan sesudah acara pesta.

    Setelah semua anggota keluarga baik itu orang tua maupun anak

    muda berkumpul maka pada saat itu juga masing- masing orang yang

    sudah dipilih dan mendapat seksi harus bertanggung jawab terhadap tugas

    yang telah diberikan. Biasanya pertemuan keluarga seperti ini dilakukan 1

    minggu sebelum hari pernikahan guna menetukan pihak- pihak mana saja

    yang akan diundang dan saat dimulainya penyebaran undangan bagi tamu

    yang akan diundang pada acara resepsi nanti, juga dibahas mengenai acara

    dan penentuan waktu serta pembagian kerja lebih lanjut.

    4. Tahap Upacara

    a. Pasang Boe Nok

    Memasuki hari haa atau hari perkawinan tentu saja segala

    macam persiapan yang harus dilaksanakan dan kewajiban yang harus

    dipenuhi. Prosesi upacara perkawinan disusun oleh keluarga yang

    berbahagia. Upacara perkawinan suku Timor biasanya tiga hari

    menjelang hari pernikahan maka di rumah mempelai wanita sudah

  • 54

    menampakan berbagai kesibukan, sebab para saudara dan tetangga

    sudah mulai berkumpul untuk mempersiapkan segala sesuatu.

    Pada tahap ini masyarakat suku Timor selalu menunjukan rasa

    solidaritas sosial yang erat dengan selalu bantu-membantu setiap

    harinya guna membantu bekerja di tempat pesta. Baik ibu-ibu, bapak-

    bapak, juga kaum muda selalu berpartisipasi. Para laki-laki”Atoni”

    dapat mendirikan tenda untuk para tamu undangan, para wanita “Bife”

    dapat memasak, dan untuk anak-anak atau yang biasa dipanggil “Lian

    ana” disuruh untuk menimba air atau melakukan pekerjaan kecil

    lainnya.”Penyediaan sarana dan prasarana pendukung upacara

    perkawinan yang berupa pembuatan tenda, dapur darurat dan lain

    sebagainya. Sebagian kecil dari kebututuhan di atas dapat disiapkan

    oleh keluarga atau kerabat terdekat”.( Wawancara dengan Bapak

    Chornelius Fa’ot).

    b. Pasang Dekorasi

    Pada tahap ini, biasanya dipercayakan kepada seseorang yang

    ahli dalam menata tempat resepsi termasuk menghias ruang pengantin,

    merias pengantin, menata kursi, sound sistem, tempat pelaminan.

    penataan dekorasi pada tempat pelaminan, ada yang menggunakan

    bahan-bahan berupa tumbuh-tumbuhan, kain sutra putih, dan lain

    sebagainya. Sedangkan pada kamar pengantin dihiasi kain satin,

  • 55

    berwarna merah muda yang melambangkan kasih sayang. Kain satin

    dipakai untuk menghias tempat tidur pengantin, dinding, lemari, meja

    rias, jendela dan pintu kamar pengantin.

    c. Masak Bersama

    Persiapan lainnya yang tidak kalah pentinya penyediaan

    konsumsi dengan jumlah yang cukup banyak. Keluarga yang berbahagia

    harus pintar mengatur konsumsi makanan yang akan dijamu kepada

    tamu para undangan, sehingga dalam hal penyediaan konsumsi biasanya

    pada beberapa acara perkawinan lainnya telah dibentuk seksi komsumsi

    guna melancarkan upacara perkawinan.

    Keluarga yang berbahagia dituntut untuk menyiasati akan segala

    kemungkinan terburuk dalam hal komsumsi untuk para tamu undangan.

    Misalnya nasi habis sedangkan tamu undangan masih banyak yang

    belum makan. Kemungkinan terburuk yang sering terjadi dalam upacara

    perkawinan pada suku Timor.

    Seperti yang penulis ungkapkan pada pembahasan di atas,

    komsumsi adalah hal yang paling penting dalam upacara perkawinan.

    Dengan jumlah tamu undangan yang datang silih berganti akan

    membutuhkan pasokan komsumsi dengan jumlah yang banyak pula.

    Beras adalah pasokan makanan yang tidak boleh kurang dalam pesta

  • 56

    perkawinan, keluarga yang berbahagia juga berharap agar beras tidak

    hanya cukup tetapi juga harus lebih karena jumlah tamu tidak selalu

    diketahui pasti.

    d. Pemberkatan Nikah

    Pada masyarakat suku Timor, upacara perkawinan tidak dapat

    dilepaskan dari kepercayaan agama Kristen yang dianut, sehingga

    senantiasa dilakukan dengan memperhatikan prosedur dan

    pelaksanaannya, karena jumlah agama Kristen pada masyarakat Suku

    Timor begitu tinggi, maka setiap pelaksanaan upacara perkawinan akan

    banyak diatur berdasarkan tata cara ibadah agama Kristen. Tata cara

    ibadah perkawinan yang penulis peroleh dari Pdt. Yenny Manao,

    susunannya adalah sebagai berikut:

    1. Pengantar Ibadah

    2. Votum/salam

    3. Litani

    4. Pewartaan Firman

    Doa

    Pembacaan Firman

    Pewartaan Firman

    5. Menyanyi KJ

    6. Doa syukur/Syafaat

  • 57

    7. Persiapan Pemberkatan Nikah

    8. Nyanyian Jemaat : KJ

    9. Pengakuan Iman Rasuli

    10. Nyanyian Jemaat : KJ

    11. Berkat

    (Tata Ibadah Lengkap dapat dilihat di halaman lampiran)

    Setelah ibadah pemberkatan selesai dan kedua mempelai

    disahkan sebagai suami istri dalam upacara pemberkatan nikah. Pada

    tahap inilah yang merupakan puncak dari seluruh upacara perkawinan

    suku Timor. maka pengantin dan semua keluarga pulang bersama-sama

    ke rumah mempelai wanita untuk mengikuti resepsi yang akan

    dilanjutkan pada malam hari.

    e. Malam Resepsi

    Dimuka telah disinggung bahwa pemberkatan nikah

    merupakan puncak dari seluruh rangkaian upacara perkawinan suku

    Timor. Sebab dalam pemberkatan ini seluruh unsur disatukan baik itu

    unsur sosial maupun religi. Malam resepsi ini dilangsungkan dengan

    acara sebagai berikut :

    1. Penyambutan tamu-tamu undangan

  • 58

    Tamu undagan terdiri dari tamu yang individu dan tamu

    rombongan. Tamu yang individu adalah tamu yang datang secara

    pribadi atau per kepala rumah tangga. Undangan rombongan adalah

    undagan yang datang secara berkelompok dengan jumlah yang banyak

    serta membawa hadiah berupa uang maupun hewan. Tahapan ini

    mengambarkan kemeriahan dan kebesaran dari acara pernikahan itu

    sendiri.

    Penyambutan-penyambutan menggunakan :

    - Gong/sene

    Gong/sene merupakan alat musik tradisional Suku Timor.

    Gong selalu dimainkan oleh anak-anak, pemuda-pemudi, ataupun

    orang tua. Gong dalam upacara perkawinan dibunyikan rutin biasanya

    pada malam mete. Malam sebelum dan sesudah puncak acara

    perkawinan.

    - Sirih pinang/mamat

    Budaya Timur Indonesia sangat identik dengan mengunyah

    sirih pinang. Sebutan sehari-hari sesungguhnya bukan sirih dan pinang,

    tetapi masyarakat Timor sudah sangat terbiasa dengan

    menyebutnya”sirih pinang” saja. Bahasa Timor sirih – pinang dengan

    “mamat”.“Pada umumnya, orang Timor akan mengundang seorang

  • 59

    yang lewat di dekat rumah mereka untuk singgah makan sirih- pinang

    sebentar. Penolakan terhadap ajakan sirih-pinang adalah suatu sikap

    penghinaan terhadap orang Timor karena melanggar tatakrama” (F.D.

    Wellem,2004).

    Dalam upacara perkawinan sirih-pinang merupakan sambutan

    terhormat yang diberikan kepada tamu, sirih pinang yang biasanya

    diletakan di Okomama atau di piring akan diterima oleh setiap tamu.

    Jumlahnya banyak biasanya dalam satu piring itu di isi sampai penuh

    baik itu pinang kering dan sirih. Ini merupakan simbol penerimaan

    tamu.

    Sirih pinang dikunyah juga dimakan oleh semua kalangan,

    tanpa mengenal golongan ataupun status sosial. Tidak hanya acara

    perkawinan saja tetapi dalam keseharian masyarakat Timor sangat

    identik dengan mengunyah sirih pinang mulai dari anak-anak kecil

    sampai orang dewasa. Sirih pinang juga sudah merupakan salah satu

    tradisi yang sudah diturunkan oleh leluhur suku Timor. Sirih pinang

    yang terdiri dari daun sirih, gambir/pinang, tembakau, dan kapur kalau

    dimakan satu persatu tidak enak, tetapi kalau dicampur akan enak

    rasanya. jadi mengunyah sirih pinang yang dilengkapi dengan bumbu-

    bumbunya melambangkan manusia yang harus bersatu dengan sesama.

  • 60

    2. Sambutan Keluarga

    Sambutan keluarga yang berbahagia berisi ungkapan terima

    kasih atau yang berkaitan dengan hal-hal penting yang berkaitan

    dengan jalannya acara perkawinan. Tidak semua dalam upacara

    perkawinan terdapat sambutan keluarga, tergantung dari keluarga itu

    sendiri.

    Dalam acara ini juga disampaikan nasehat bagi mempelai dari

    orang tua yang dianggap mampu melakukan itu dan dihormati atau

    pejabat lain yang pada intinya agar mempelai merasa dikuatkan

    dengan nasehat yang berguna bagi kehidupan mereka kelak.

    3. Makan Bersama

    Makanan yang biasanya disajikan oleh keluarga biasanya

    prasmanan atau makannan yang telah disiapkan oleh keluarga

    dengan berbagai macam menu makanan seperti nasi, daging

    rendang, tulang babi goreng, rica-rica babi, sayur capcay, sop ayam,

    perkedel, mie goreng, sate, kerupuk dan sambal. Dalam hal

    menjamu tamu masyarakat suku Timor juga sudah berfikir modern.

    misalnya, masyarakat Supul telah berfikir praktis dalam

    menyediakan air minum mineral dengan menyediakan air minum

    mineral dalam bentuk gelas dan menggunakan piring rotan.

  • 61

    Masyarakat suku Timor sangat menjunjung tinggi nilai adat

    dan rasa saling menghargai antara satu dengan yang lain. Hal saling

    menghargai pada saat makan bersama ini biasanya para tamu

    undangan dipersilahkan untuk mengambil makanan terlebih dahulu

    seperti pepatah “mengatakan tamu adalah raja”. Tidak hanya saat

    upacara perkawin tamu dipersilahkan untuk makan terlebih dahulu

    tapi dalam kehidupan sehari-hari juga diberlakukan hal seperti ini.

    f. Acara Bebas

    Pada tahap ini seluruh rangkaian acara resepsi pernikahan telah

    berakhir dan acara bebas ini ditandai dengan acara dugem dan dansa

    bersama. Acara dansa akan dipandu oleh kedua pengantin dan diiringi

    dengan alunan musik country. Acara bebas akan berlangsung semalam

    suntuk untuk menghibur keluarga yang berbahagia.

    Acara bebas seperti ini diadakan untuk menghibur keluarga

    yang sedang berbahagia dan lebih memperkuat rasa persaudaraan

    serta keakrapan di antara seluruh keluarga.

  • 62

    C. Nilai Budaya yang terkandung dalam upacara perkawinan suku Timor

    Masyarakat merupakan komunitas yang terdiri dari individu-individu.

    Aktivitas yang dilakukan pada komunitas tersebut akan menggambarkan

    perilaku-perilaku yang tentunya akan berpengaruh pada nilai-nilai yang hidup

    pada masyarakat tersebut. Perilaku-perilaku dalam masyarakat tersebut

    nantinya yang dapat ditiru dan diambil sebagai suatu pembelajaran.

    Sesungguhnya tidak semua yang ada dalam masyarakat itu dipandang sebagai

    suatu nilai, akan tetapi ada sesuatu yang dapat ditarik sebagai nilai

    pembelajaran.

    Nilai juga menggambarkan identitas masyarakat. Sistem nilai juga

    merupakan pegangan masyarakat yang dijadikan pedoman untuk bertingkah

    laku. Nilai-nilai yang dimiliki oleh masyarakat tersebut akan selalu ditanam

    dari generasi ke generasi. Harapan-harapan dari masyarakat adalah nilai

    tersebut akan selalu terjaga dan tidak akan luntur dengan masuknya pengaruh

    dari luar. Hilangnya nilai tersebut dipandang sebagai hilangnya identitas dari

    masyarakat itu. Oleh karenanya, masyarakat selalu menjaga baik sistem nilai

    tersebut dalam bentuk kebudayaan daerah yang dimiliki.

    Berkaitan dengan nilai, upacara perkawinan suku Timor dalam wujud

    solidaritasnya dapat diuraikan beberapa nilai yang dapat dijadikan pedoman.

    Dalam upacara perkawinan ada nilai-nilai negatif, tetapi ada pula nilai-nilai

    positifnya.

  • 63

    Nilai-nilai negatif seperti kebanyakan orang beranggapan bahwa

    Harta Kawin (belis) yang diberikan kepada keluarga pengantin wanita adalah

    sebagai membeli istri, harga pembelian istri. Hal seperti ini perlu dihilangkan

    dari anggapan masyarakat.

    Segi lain yang dianggap sebagai nilai negatif juga, ialah tentang

    pelaksanaan perkawinan yang memakan waktu dan belanja yang belum

    sempat dilunasi oleh kedua pengantin sampai bertahun-tahun lamanya. Nilai

    negatif seperti ini dapat dilihat umpamanya pada perkawinan dikalangan suku

    Timor, berupa harta kawin yang dari pengantin pria yang baru akan dibayar

    atau dilunasi oleh cucunya ataupun oleh cicitnya. Itupun kalau ada

    kemampuan untuk membayar.

    Sebagai nilai negatif yang lain, dapat kita lihat pada pelaksanaan

    perkawinan, dimana kedua pengantin, keluarga serta tamu undagan disuguhi

    minuman beralkohol, dan diharuskan minum minuman beralkohol itu.

    Padahal dari segi kesehatan, dapat membahayakan tubuh serta semua keluarga.

    Pada pelaksanaan perkawinan kita dapat melihat nilai positifnya, yaitu

    langsung memproklamirkan kepada masyarakat penambahan anggota baru

    didalam negeri. Selain nilai-nilai negatif dan positif dalam upacara

    perkawinan suku Timor ada nilai-nilai yang diwujudkan dalam bentuk

    solidaritas. Nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut.

  • 64

    1. Nilai Musyawarah

    Di Indonesia sistem pemerintahanya demokrasi yakni setiap warga

    negara Indonesia berhak untuk mengeluarkan pendapatnya. Dalam sistem

    pemerintahanya juga ada suatu struktur pemerintahan yang dibuat untuk

    mengetahui jabatan dan kedudukan masing-masing. Begitu pula di Timor

    dalam kehidupan masyarakat yang demokratis pada umumnya mempunyai

    struktur masyarakat, dimana ada dewan-dewan adat sebagai lembaga

    pengatur, pengembang, dan penyelamat nilai-nilai adat. Itulah sebabnya

    terdapat keseragaman/kesamaan nilai dalam lingkungan geografis yang

    berbeda.

    Dalam kehidupan masyarakat desa Supul dikenal sistem

    musyawarah yang diwarisi dari prosedur pengambilan keputusan oleh para

    sesepuh. Putusan terakhir itu yang bisa disebut mufakat atau persepakatan

    bersama, keputusan bersama. Musyawarah adalah suatu unsur sosial yang

    adadalam banyak masyarakat pedesaan di dunia, dan juga di Indonesia

    (Konjaraningrat,1972:172)

    Pendapat yang dikemukakan oleh Koenjaraningrat dalam

    realitanya dapat kita temukan dalam upacara perkawinan suku Timor.

    Sebelum mengambil keputusan masyarakat Timor selalu mengedepankan

    musyawarah antara keluarga besar. Keluarga besar mengadakan kumpul

  • 65

    keluarga lebih dahulu agar menentukan segala macam perlengkapan di

    hari perkawinan, tamu undangan, pembuat tenda-tenda, hingga

    pembicaraan tentang jalannya prosesi.

    2. Nilai Persaudaraan

    Persaudaraan dalam masyarakat Timor begitu kuat. Dalam

    kebudayaan setempat cara yang paling nampak adalah dalam upacara

    perkawinan. Persaudaraan masyarakat dibentuk oleh ikatan-ikatan sosial

    masyarakat Timor itu sendiri. Ikatan persaudaraan dalam masyarakat

    Timor timbul ketika kerabat, suku atau klaen melakukan perkawinan. Rasa

    persaudaraan pun dipererat dengan rasa kesatuan genealogis. ikatan ini

    dapat terbentuk ketika masyarakat atau individu memiliki hubungan darah.

    Rasa kesatuan sosial dalam masyarakat Timor timbul ketika kerabat, suku

    atau dari klaen yang menikah. Rasa persaudaraan muncul disebabkan juga

    oleh kesatuan tunggal daerah. Walau tidak memiliki hubungan darah, akan

    tetapi yang menikah tersebut adalah anggota masyarakat daerah tersebut,

    maka rasa memiliki pun akan muncul.

    3. Nilai Toleransi Beragama

    Mayarakat Timor yang walaupun memiliki mayoritas agama

    Kristen, tetapi nilai toleransi beragamapun telah dijalankan. Toleransi

    beragama merupakan unsur penyeimbang hidup yang saling menghargai

  • 66

    antar agama. Dengan adanya toleransi beragama maka hidup akan selalu

    berjalan tentram dan harmonis. Dalam upacara perkawinan suku Timor

    Terlihat jelas yang hadir dalam upacara tidak saja mereka yang beragama

    nasrani, tapi juga ada yang dari umat muslim. Realita yang tercermin

    dalam upacara ini adalah keluarga selalu menyediakan jamuan khusus

    bagi mereka yang beragama muslim atau yang beragama lain yang

    diundang. Salah satu contoh toleransi antara masyarakat Timor ditunjukan

    dengan rasa saling menghargai ketika ibadah syukuran itu berlangsung,

    ketika tamu yang beragama lain hadir pada saat itu contoh ibadah

    syukuran berlangsung maka orang tua tetap mengikuti ibadah dan semua

    rangkaian kegiatan yang dilaksanakan menurut ajaran Kristen. Selain itu

    tamu yang beragama Islam yang hadir dalam acara syukuran itu juga

    diminta untuk memberikan pesan maupun nasehat. Hal seperti inilah yang

    dapat menciptakan sikap toleransi dan rasa tanggung jawab manusia

    kepada Tuhan dan terhadap seluruh masyarakat.

    4. Nilai Tanggung Jawab

    Masyarakat Timor terus hidup dalam nilai tanggung jawabnya.

    Tanggung jawab yang dimaksud di sini adalah belajar untuk

    mengembalikan barang yang telah diterima. Barang yang diterima akan

    wajib dikembalikan, tentunya dengan rasa tanggung jawab. Selain itu rasa

    tanggung jawab yang ditunjukan dalam acara perkawinan di suku Timor

  • 67

    biasanya ditunjukan dengan cara ucapan terima kasih dari keluarga kedua

    mempelai kepada semua keluarga yang sudah mengambil bagian sebagai

    panitia dalam perkawinan tersebut.

    Ucapan terima kasih itu ditandai dengan pemberian tempat sirih

    pinang yang berisi uang maupun selendang kepada semua panitia serta

    anggota yang telah berjerih lelah membantu untuk menyukseskan acara

    pernikahan. Contoh nilai tanggung jawab yang sangat melekat kuat di

    kalangan suku Timor adalah dalam hal kerja sama antara pihak keluarga

    dan panitia pesta perkawinan. Kerja sama itu ditunjukan dengan cara

    mengembalikan barang pinjaman. bagi panitia setelah hari pernikahan

    selesai para panitia berkumpul untuk membongkar tenda dan segera

    mengembalikan barang-barang pinjaman seperti membongkar dekorasi di

    pelaminan maupun di kamar pengantin, mengantar kembali tenda yang

    disewa, sound sistem, peralatan dapur, kursi dan lain-lain.

    5. Nilai Gotong Royong

    Dalam masyarakat pedesaan, nilai gotong royong itu nampak

    berakar dalam kehidupan masyarakat Timor, dasar dari tolong menolong

    adalah perasaan butuh-membutuhkan, yang ada dalam jiwa warga

    masyarakat (Koenjaraningrat, 1972 ; 165). Bantu membantu atau tolong

    menolong merupakan suatu aktivitas dalam diri mayarakat Supul Suku

  • 68

    bantu membantu dalam hal wujud solidaritas masyarakatnya. Timor

    walaupun tidak sepenuhnya bantu-membantu dalam segala hal, karena

    bantu membantu yang ditemui di sini adalah

    Dalam nilai gotong royong yang dapat ditarik dalam upacara

    perkawinan suku Timor ini adalah masyarakat setempat tidak mengenal

    status sosial dalam bekerja keras bersama. Misalnya, di dapur kita sering

    menemui kepala sekolah sedang bekerja, guru sedang mengiris bawang,

    pegawai daerah sedang melayani minum. Seperti halnya perempuan ,

    kaum laki-lakipun tidak mengenal status sosial. Selain itu salah satu nilai

    gotong royong yang sangat kuat melekat di dalam suku Timor adalah

    gotong royong untuk mempersiapkan konsumsi, contoh kecil proses

    masak memasak sedang berlangsung, di mana saat masak dan ada

    kendala-kendala seperti kehabisan air minum untuk memasak dan

    kehabisan kayu bakar semua yang hadir saat itu mengambil alih untuk

    menimba air maupun mengambil kayu api untuk dipakai memasak.

    6. Nilai Kebersamaan

    Bagi masyarakat Supul suku Timor kebersamaan merupakan nilai

    yang sangat diutamakan dalam acara perkawinan. Dalam upacara

    perkawinan nilai-nilai ini dapat kita temukan selalu dalam setiap

    prosesinya.

  • 69

    Realita yang dapat diungkap terkait nilai kebersamaan ialah

    masyarakat Supul suku Timor selalu bersama-sama berkumpul sambil

    bercerita setiap malamnya guna meramaikan suasana kebahagiaan. Acara

    ini biasa disebut dalam bahasa Timor sebagai :“Mete” yang diartikan

    sebagai kegiatan bergadang semalam di tenda perkawinan secara beramai-

    ramai ditemani dengan iringan musik baik itu alat musik tradisional yang

    berupa gong, dan iringan musik dansa yang diputar melalui pengeras suara.

    kebersamaan seperti ini tidak hanya di kalangan keluarga yang hadir pada

    saat itu saja namun kebersamaan itu ditunjukan kepada kerabat dan lain-

    lain. Sudah dapat kita simpulkan bahwa nilai kebersamaan dalam upacara

    perkawinan sangat diutamakan guna menghibur keluarga.

    7. Nilai keadilan

    Nilai keadilan mungkin belum banyak diketahui oleh masyarakat

    Timor, tetapi sesungguhnya keadilan sudah dijalankan dalam adat Timor.

    Keadilan dapat diartikan dengan memberikan seseorang apa yang menjadi

    haknya, atau bagi sama rata. Penulis menemukan ini dalam acara makan

    bersama. Untuk setiap tamu undangan yang diundang namun tidak hadir,

    dari pihak keluarga wajib memberikan daging babi untuk tamu undangan

    yang tidak hadir. Hal ini sering sekali dilakukan karena masyarakat suku

    Timor beranggapan bahwa tamu yang telah diundang dan keluarga yang

    tidak hadir itu turun memberikan kontribusi dalam acara perkawinan

  • 70

    tersebut. Oleh karena itu pihak keluarga berinisiatif untuk memberikan

    apa yang menjadi bagianya. Selain pemberian daging babi mentah, pihak

    keluarga juga memberikan daging babi yang sudah diolah menjadi rica-

    rica. Rica-rica maupun daging babi ini diberikan agar supaya undangan

    yang tidak hadir juga dapat merasakan salah satu hidangan yang

    disediakan oleh keluarga yang berbahagia.

    8. Nilai Sopan Santun

    Masyarakat Supul suku Timor dalam upacara perkawinan sangat

    memperhatikan nilai sopan santun yang tinggi. Nilai sopan santun ini

    ditunjukan dalam setiap upacara perkawinan, khususnya pada tahap

    peminangan karena pada tahap ini biasanya menggunakan tutur kata yang

    halus agar apa yang disampaikan diterima dengan baik dan tidak

    menyinggung perasaan. Selain itu sopan santun dengan cara

    menyuguhkan sirih pinang kepada para tamu maupun keluarga sebagai

    salah satu alat komunikasi masyarakat suku Timor. Biasanya di kalangan

    suku Timor untuk menjamu para tamu baik itu di rumah maupun di acara-

    acara seperti perkawinan. Kesopanan ditandai saat menyuguhkan tempat

    sirih yang berisi sirih pinang kepada para tamu undangan dengan langkah

    yang pelan seakan-akan penuh irama, serta tubuh yang sedikit

    membungkuk ketika menyuguhkan sirih pinang.

  • 71

    9. Nilai Budaya

    Budaya memang selalu menyajikan sesuatu yang khas dan unik,

    karena pada umumnya budaya merupakan hasil karya manusia yang tanpa

    disadari menjadi adat istiadat bahkan menjadi bahkan menjadi suatu

    peradaban. Hal ini biasanya tercermin dalam suatu upacara, karena dalam

    upacara manusia biasanya mengekspresikan apa yang menjadi kehendak

    atau pikiran, dengan pikiran dan perbuatan akhirnya menjadi suatu tradisi.

    Salah satu budaya yang tercermin saat acara perkawinan ini adalah budaya

    atau tradisi makan sirih pinang yang tidak hanya diperuntukkan untuk

    orang tua atau sesepuh saja namun bagi anak- anak juga. Karena menurut

    orang Timor sirih pinang merupakan salah satu ekstasi desa yang kalau

    dimakan satu persatu tidak enak, tetapi kalau dicampur akan enak rasanya.

    Jadi haruslah bersatu dengan sesama. Selain sirih pinang salah satu

    budaya lain di kalangan suku Timor yang sudah menyatu dengan

    masyarakat adalah Sopi (minuman keras), sopi juga digunakan untuk

    acara-acara penting seperti acara perkawinan yang digunakan sebagai alat

    pelengkap dalam tahap peminangan bagi suku Timor. Selain sebagai salah

    satu alat pelengkap dalam acara penting, sopi biasanya diminum sebagai

    penghilang rasa stres bagi orang dewasa di suku Timor dan sudah

    membudaya.