Upload
doankhanh
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. ORIENTASI KANCAH PENELITIAN
Penelitian mengenai “Pengaruh Pemberdayaan Psikologis dan
Dukungan Sosial Rekan Kerja Terhadap Komitmen Karier Pada Guru
SMA Swasta Umum Binaan Disdikpora Kota Salatiga” ini dilakukan
di 3 SMA swasta umum binaan Disdikpora kota Salatiga, yaitu: SMA
Kristen 1, SMA Kristen 2, dan SMA Kristen Satya Wacana. Adapun
partisipan penelitian adalah seluruh guru yang bekerja di SMA
tersebut.
Sebagai sekolah swasta, kelima SMA tersebut memiliki kondisi
yang berbeda dengan kondisi sekolah negeri. Sekolah swasta harus
mandiri, dan dalam kemandirian tersebut sekolah swasta harus mampu
berjuang untuk tetap bertahan dalam persaingan dengan sekolah
negeri. Hal tersebut terbukti melalui realita yang baru-baru ini terjadi,
bahwa sekolah-sekolah swasta gencar melakukan promosi,
meningkatkan kualitas guru dan sekolah supaya tidak kalah bersaing,
tidak kehilangan siswa, dan tetap bertahan. Dalam hal inilah
dubutuhkan guru yang benar-benar berdedikasi dan memiliki
Komitmen Karier yang tinggi.
Untuk mendukung terwujudnya Komitmen Karier guru, perlu
diketahui terlebih dahulu faktor-faktor (eksternal dan internal) yang
dapat mempengaruhi Komitmen Karier guru. Oleh karena itu, penulis
melalui penelitian ini mencoba menguji secara bersamaan mengenai
pengaruh Pemberdayaan Psikologis (sebagai faktor internal) dan
Dukungan Sosial Rekan Kerja (sebagai faktor eksternal) terhadap
Komitmen Karier pada guru SMA swasta umum binaan Disdikpora
kota Salatiga.
56
B. PERSIAPAN PENELITIAN
1. Observasi dan Wawancara
Sebagai tahap awal, penulis melakukan pencarian informasi
mengenai SMA swasta umum yang ada di kota Salatiga. Melalui
situs resmi Disdikpora kota Salatiga, diperoleh informasi bahwa
SMA swasta umum di kota Salatiga berjumlah 7 (tujuh), yaitu:
SMA Theresiana, SMA Kristen 1, SMA Kristen 2, SMA Kristen
Satya Wacana, SMA PGRI, SMA Muhammadiyah, SMA Al-
Madinah Plus. Setelah itu, penulis mulai melakukan observasi
terhadap sekolah-sekolah tersebut, dan mendapati bahwa SMA
PGRI telah mengalami perubahan menjadi SMK PGRI, demikian
juga dengan SMA Al-Madinah Plus.
Dengan demikian, jumlah SMA swasta umum binaan
Disdikpora kota Salatiga kini menjadi 5 (lima) sekolah, yaitu SMA
Tehersiana, SMA Muhammadiyah, SMA Kristen 1, SMA Kristen
2, dan SMA Kristen Satya Wacana. Seluruh guru dari kelima SMA
swasta umum tersebut merupakan populasi dalam penelitian ini.
2. Penyusunan Alat Ukur
Instrumen pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian
ini berbentuk Skala, yaitu: Skala Komitmen Karier yang
dimodifikasi dari Career Commitment Scale yang ditulis oleh
Carson dan Bedeian (1994), Skala Pemberdayaan Psikologis yang
dimodifikasi dari Psychological Empowerment Scale yang ditulis
oleh Spreitzer (1995), dan Skala Dukungan Sosial Rekan Kerja
yang dimodifikasi dari Coworker Support Scale yang digunakan
dalam penelitian Lane (2004).
Sebaran aitem pada Skala Komitmen Karier, Skala
Pemberdayaan Psikologis, dan Skala Dukungan Sosial Rekan
Kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
57
Tabel 4.1
Sebaran Aitem Skala Komitmen Karier
Aspek No.Aitem
Jumlah Bobot Favorable Unfavorable
Career-
identity
1,2,3,4,5
,6,7,10 8,9 10 40%
Career-
Resilience 14,15
11,12,13
16,17 7 28%
Career
Planning
19,22,23
24,25 18,2021 8 32%
Jumlah 15 10 25 100%
Tabel 4.2
Sebaran Aitem Skala Pemberdayaan Psikologis
Aspek No.Aitem
Jumlah Bobot Favorable Unfavorable
Meaning 26,28,37,
38 27,29 6 24%
Competence 30,31,33,
34,36 32,35 7 28%
Self-
Determination
39,40,42,
43 41,44 6 24%
Impact 45,46,47,
48,50 49
6 24%
Jumlah 18 7 25 100%
Tabel 4.3
Sebaran Aitem Skala Dukungan Sosial Rekan Kerja
Aspek No.Aitem
Jumlah Bobot Favorable Unfavorable
Dukungan
Emosional
53,54,55,57,
58,59,60,63 51,52,56,61,62 13 52%
Dukungan
Instrumental
64,65,66,70,
71,75 67,68,69,72,73,74 12 48%
Jumlah 14 11 25 100%
58
Berdasarkan Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan Tabel 4.3 di atas,
terdapat dua jenis aitem yaitu aitem favorable dan unfavorable.
Masing-masing aitem memiliki empat alternatif jawaban yaitu:
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak
Setuju (STS). Mengenai bobot masing-masing aitem, untuk aitem
favorable memiliki nilai: SS=4, S=3, TS=2, dan STS=1.
Sedangkan aitem unfavorable memiliki nilai: SS=1, S=2, TS=3,
STS=4. Semakin tinggi skor total Komitmen Karier,
Pemberdayaan Psikologis, dan Dukungan Sosial Rekan Kerja,
maka semakin tinggi tingkat Komitmen Karier, Pemberdayaan
Psikologis, dan Dukungan Sosial Rekan Kerja partisipan tersebut.
Oleh karena penelitian ini bertujuan untuk mengungkap ada
tidaknya pengaruh Pemberdayaan Psikologis dan Dukungan Sosial
Rekan Kerja secara bersamaan terhadap Komitmen Karier, maka
setelah didapat total skor pada ketiga variabel tersebut selanjutnya
dilakukan uji regresi linier berganda.
3. Perijinan
Penulis menemui kepala sekolah SMA Theresiana, SMA
Muhammadiyah, SMA Kristen 1, SMA Kristen 2, SMA Kristen
Satya Wacana dengan membawa surat ijin penelitian dan
menentukan waktu penelitian. Selain mendapat ijin penelitian,
penulis memperoleh informasi jumlah guru dari masing-masing
sekolah yang akan menjadi partisipan penelitian sebagai berikut:
a) SMA Theresiana: 18 orang guru.
b) SMA Muhammadiyah: 25 orang guru.
c) SMA Kristen 1: 38 orang guru.
d) SMA Kristen 2: 18 orang guru.
e) SMA Kristen Satya Wacana: 39 orang guru.
59
C. PELAKSANAAN PENELITIAN
1. Uji Coba Alat ukur
Setelah mendapat ijin penelitian dari kepala sekolah
masing-masing SMA, penulis melakukan uji coba (tryout) terhadap
alat ukur penelitian dengan menyebar Skala yang berisi Skala
Komitmen Karier, Skala Pemberdayaan Psikologis, dan Skala
Dukungan Sosal Rekan Kerja. Tempat uji coba alat ukur penelitian
adalah SMA Theresiana dan SMA Muhammadiyah. Berikut ini
adalah laporan pelaksanaan uji coba alat ukur:
Tabel 4.4
Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur
Lokasi Waktu
Lembar Isian
(Skala) yang
Diperoleh
SMA Theresiana 13 Maret-6 April 2013 12
SMA Muhammadiyah 14-29 Maret 2013 23
Setelah Skala uji coba terkumpul, penulis memberi skor
untuk setiap jawaban pada masing-masing aitem kemudian
mengolah skor tersebut menggunakan program SPSS, termasuk
melakukan seleksi aitem dan menghitung reliabilitas masing-
masing Skala. Data mentah uji coba alat ukur secara lengkap dapat
dilihat di Lampiran D.1-D.3.
Sedangkan tabel corrected item-total correlations untuk
seleksi aitem dapat dilihat di Lampiran F.1-F.3 Berikut ini adalah
sebaran aitem hasil uji coba alat ukur:
60
Tabel 4.5
Sebaran Aitem Uji Coba Skala Komitmen Karier
Aspek No.Aitem Jumlah Aitem
Terpakai Favorable Unfavorable
Career identity 1,2,3*,4,5,6,7,10 8,9 9
Career-Resilience 14,15 11,12,13*
16,17 6
Career Planning
19,22,23, 24,25 18,20,21 8
Jumlah 14 9 23
Reliabilitas 0.92
*) aitem gugur, dengan nilai corrected item-total correlations < 0.25 (Azwar, 1999).
Tabel 4.6
Sebaran Aitem Uji Coba Skala Pemberdayaan Psikologis
Aspek No.Aitem Jumlah Aitem
Terpakai Favorable Unfavorable
Meaning 26,28,37,38 27,29 6
Competence 30*,31,33,34,36 32*,35 5
Self-
Determination 39,40*,42*,43 41,44 4
Impact 45,46,47,48,50* 49 5
Jumlah 14 6 20
Reliabilitas 0.65
*) aitem gugur, dengan nilai corrected item-total correlations < 0.25 (Azwar, 1999).
Tabel 4.7
Sebaran Aitem Uji Coba Skala Dukungan Sosial Rekan Kerja
Aspek No.Aitem Jumlah Aitem
Terpakai Favorable Unfavorable
Dukungan
Emosional
53,54,55,57,58,59,
60,63
51,52,56,61,
62 13
Dukungan
Instrumental 64,65,66,70,71,75
67,68,69,72
*,73,74 11
Jumlah 14 10 24
Reliabilitas 0.92
*) aitem gugur, dengan nilai corrected item-total correlations < 0.25 (Azwar, 1999).
61
Setelah melakukan uji coba alat ukur dan mendapati
beberapa aitem yang tidak layak dipakai, maka penulis melakukan
perbaikan terhadap aitem-aitem yang gugur. Detail perbaikan
terhadap aitem gugur dapat dilihat di Lampiran E.
2. Pengambilan Data Penelitian
Setelah melakukan perbaikan terhadap beberapa aitem
seperti di atas, penulis melakukan pengambilan data penelitian
dengan menyebar Skala kepada partisipan penelitian yaitu seluruh
guru yang bekerja di SMA Kristen 1, SMA Kristen 2, dan SMA
Kristen satya Wacana. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan
pengambilan data penelitian:
Tabel 4.8
Pelaksanaan Pengambilan Data Penelitian
Lokasi Waktu Lembar Isian
(Skala) yang
Diperoleh
SMA Kristen 1 17 April-8 Mei 2013 28
SMA Kristen 2 24-29 April 2013 16
SMA Kristen Satya Wacana 24 April-13 Mei 2013 16
Jumlah 60
Berdasarkan jumlah guru yang bekerja di SMA Kristen 1,
SMA Kristen 2, dan SMA Kristen Satya Wacana, maka seharusnya
lembar isian (Skala) yang diperoleh adalah 95 buah. Akan tetapi,
pada kenyataannya lembar isian (Skala) yang dikembalikan kepada
penulis hanya 61 buah. Lembar isian (Skala) sebanyak 61 buah
tersebut tidak semuanya dapat dipakai karena terdapat 1 buah yang
tidak terisi sempurna.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa partisipan dalam
penelitian ini yang mengisi lembar isian (Skala) dengan sempurna
berjumlah 60 orang guru dari tiga SMA (SMA Kristen 1, SMA
Kristen 2, SMA Kristen Satya Wacana). Selanjutnya penulis
melakukan olah data terhadap 60 lembar isian (Skala) tersebut
62
menggunakan bantuan program SPSS 16. Data mentah yang
diperoleh dari Skala penelitian dapat dilihat di Lampiran C.4-C.6.
D. UJI KELAYAKAN ALAT UKUR
1. Seleksi Aitem
Seleksi aitem dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.
Dasar untuk mengambil keputusan sebuah aitem layak atau tidak
adalah dengan melihat nilai corrected item-total correlations untuk
setiap aitem, dalam hal ini nilai corrected item-total correlations
harus lebih dari sama dengan 0.25 (Azwar, 1999). Tabel corrected
item-total correlations untuk semua aitem secara lengkap dapat
dilihat di Lampiran F.4-F.6. Berikut ini adalah sebaran aitem
setelah melalui proses seleksi aitem:
Tabel 4.9
Sebaran Aitem Skala Komitmen Karier
Aspek No.Aitem Jumlah Aitem
Terpakai Favorable Unfavorable
Career identity
1,2,3,4,
5,6*,7,10* 8,9* 7
Career-
Resilience 14,15
11*,12,13
16,17 6
Career Planning
19,22,23,
24,25
18,20
21 8
Jumlah 13 8 21
*) aitem gugur, dengan nilai corrected item-total correlations < 0.25
(Azwar, 1999).
63
Tabel 4.10
Sebaran Aitem Skala Pemberdayaan Psikologis
Aspek No.Aitem Jumlah Aitem
Terpakai Favorable Unfavorable
Meaning 26,28,37,38 27,29 6
Competence 30,31,33,34,
36 32,35* 6
Self-
Determination 39,40,42,43 41,44 6
Impact 45,46,47,48,
50* 49 5
Jumlah 17 16 23
*) aitem gugur, dengan nilai corrected item-total correlations < 0.25
(Azwar, 1999).
Tabel 4.11
Sebaran Aitem Skala Dukungan Sosial Rekan Kerja
Aspek No.Aitem Jumlah Aitem
Terpakai Favorable Unfavorable
Dukungan
Emosional
53,54,55,57,
58,59,60,63 51,52,56,61,62 13
Dukungan
Instrumental
64,65,66,70,
71,75
67,68,69,72,73,
74 12
Jumlah 14 11 25
*) aitem gugur, dengan nilai corrected item-total correlations < 0.25
(Azwar, 1999).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas tes adalah proporsi variabilitas skor tes yang
disebabkan oleh perbedaan yang sebenarnya di antara individu.
Sedangkan ketidakreliabelan adalah proporsi variabilitas skor tes
yang disebabkan oleh eror pengukuran (Azwar, 1999).
Azwar (1999b) menjelaskan bahwa reliabilitas dinyatakan
oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang dari
0 – 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,
semakin tinggi reliabilitas alat tes tersebut. Reliabilitas tes yang
64
digunakan dalam penelitian ini adalah konsistensi internal dengan
uji cronbach alpha yang dihitung dengan bantuan program SPSS.
Berikut adalah tabel SPSS untuk uji reliabilitas:
Tabel 4.12
Reliabilitas Skala Komitmen Karier R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E
(A L P H A)
Reliability Coefficients 21 items
Alpha = .8627 Standardized item alpha = .8772
Berdasarkan Tabel 4.12, koefisien Cronbach Alpha adalah
0.86 (mendekati 1) sehingga dapat dikatakan bahwa Skala
Komitmen Karier dalam penelitian ini reliabel.
Tabel 4.13
Reliabilitas Skala Pemberdayaan Psikologis R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E
(A L P H A)
Reliability Coefficients 23 items
Alpha = .9032 Standardized item alpha = .9116
Berdasarkan Tabel 4.13, koefisien Cronbach Alpha adalah
0.90 (mendekati 1) sehingga dapat dikatakan bahwa Skala
Pemberdayaan Psikologis dalam penelitian ini reliabel.
Tabel 4.14
Reliabilitas Skala Dukungan Sosial Rekan Kerja
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E
(A L P H A)
Reliability Coefficients 25 items
Alpha = .9161 Standardized item alpha = .9198
Berdasarkan Tabel 4.14, koefisien Cronbach Alpha adalah
0.92 (mendekati 1) sehingga dapat dikatakan bahwa Skala
Dukungan Sosial Rekan Kerja dalam penelitian ini reliabel.
E. DESKRIPSI HASIL PENGUKURAN VARIABEL PENELITIAN
Hasil perhitungan statistik penelitian ini menghasilkan
deskripsi (mean, nilai maksimum, nilai minimum, standar deviasi, dan
sebagainya) untuk masing-masing Skala. Statistik deskriptif untuk
65
masing-masing Skala secara lengkap dapat dilihat di Lampiran G.1-
G.3.
Selanjutnya, untuk mengukur kategori skor dan menentukan
interval tingkat Komitmen Karier, Pemberdayaan Psikologis, dan
Dukungan Sosial Rekan Kerja, digunakan rumus:
Berikut ini adalah kategori beserta interval untuk masing-masing
Skala:
Tabel 4.15
Kategori Skala Komitmen Karier
Kategori Interval Partisipan
F %
Rendah 51.9 x < 62.6 25 41.67%
Sedang 62.6 x < 73.3 30 50%
Tinggi 73.3 x 84 5 8.33%
Mean: 64.57; Nilai maksimum: 84; Nilai minimum: 52
Tabel 4.16
Kategori Skala Pemberdayaan Psikologis
Kategori Interval Partisipan
F %
Rendah 58.9 x < 68.6 22 36.67%
Sedang 68.6 x < 78.3 27 45%
Tinggi 78.3 x 88 11 18.33%
Mean: 72.20; Nilai maksimum: 88; Nilai minimum: 59
Tabel 4.17
Kategori Skala Dukungan Sosial Rekan Kerja
Kategori Interval Partisipan
F %
Sedang 63 x < 75 20 33.33%
Tinggi 75 x < 87 34 56.67%
Sangat tinggi 87 x 99 6 10%
Mean: 78.33; Nilai maksimum: 99; Nilai minimum: 63
i = skor maks - skor min
jenjang
66
E. ANALISA DATA
1. Uji Asumsi
Sebelum melakukan uji regresi linier berganda untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh Pemberdayaan Psikologis dan
Dukungan Sosial Rekan Kerja secara bersamaan terhadap
Komitmen Karier, maka harus dilakukan serangkaian uji asumsi
sebagai syarat untuk melakukan uji regresi linier berganda.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan melalui uji
Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS 16. Melalui uji
tersebut dapat diketahui apakah suatu populasi berdistribusi
normal atau tidak. Suatu populasi dikatakan memiliki distribusi
normal apabila nilai-p pada uji Kolmogorov-Smirnov lebih
besar dari 0.05.
Tabel 4.18
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized Residual
N 60
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .98290472
Most Extreme Differences Absolute .083
Positive .052
Negative -.083
Kolmogorov-Smirnov Z .646
Asymp. Sig. (2-tailed) .798
a. Test distribution is Normal.
Normal Q-Q Plot of Standardized Residual
Observed Value
3210-1-2-3
Exp
ecte
d N
orm
al V
alue
3
2
1
0
-1
-2
-3
67
Berdasarkan tabel 4.18, nilai-p adalah 0.798 (>0.05)
sehingga dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.
b) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan di mana hubungan
antara variabel-variabel bebas cukup kuat. Apabila terjadi
multikolinearitas, maka variabel yang mempunyai korelasi
yang multikolinear dapat dihilangkan (Sulistyo, 2010). Uji
multikolinearitas dapat dilakukan melalui uji regresi dengan
bantuan program SPSS, dengan melihat nilai patokan VIF dan
koefisien korelasi antar variabel bebas (Sulistyo, 2010).
Berdasarkan tabel 4.19, nilai VIF untuk kedua variabel bebas
adalah 1,205 (memiliki toleransi mendekati 1 dan tidak lebih
besar dari 5), demikian pula dengan nilai tolerance, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antar
variabel bebas sehingga dapat dilakukan uji regresi linier
berganda.
Tabel 4.19
Multikolinearitas
Coefficientsa
.830 1.205
.830 1.205
Pemberdayaan
Psikologis
Dukungan Sosial
Rekan Kerja
Model
1
Tolerance VIF
Collinearity
Statist ics
Dependent Variable: Komitmen Kariera.
c) Linearitas
Dapat di cek dengan melihat residual scatterplot
sebagai bagian dari perhitungan regresi berganda menggunakan
program SPSS. Residual scatterplot harus menunjukkan garis
lurus sebagai indikator bahwa pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat bersifat linier (Pallant, 2007).
68
Gambar 4.1
Residual Scatterplot X1-Y
Gambar 4.2
Rasidual Scatterplot X2-Y
Berdasarkan kedua Residual scatterplot di atas, terlihat
bahwa terdapat garis lurus (arah positif) yang menandakan
bahwa pengaruh Pemberdayaan Psikologis terhadap Komitmen
Karier dan pengaruh Dukungan Sosial Rekan Kerja terhadap
Komitmen Karier bersifat linier.
d) Uji Heteroskedastisitas
Dalam regresi, heteroskedastisitas terjadi bila varian
error tidak konstan untuk beberapa nilai x. Apabila titik-titik
dalam grafik scatterplot menyebar dan tidak membentuk pola
69
tertentu maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
Heteroskedastisitas (Sulistyo, 2010).
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
Scatterplot
Dependent Variable: Komitmen Karier
Regression Standardized Predicted Value
3210-1-2-3
Re
gre
ssi
on
Sta
nd
ard
ize
d R
esid
ua
l
3
2
1
0
-1
-2
-3
Berdasarkan grafik scatterplot di atas tampak bahwa
titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas.
e) Uji Autokorelasi
Autokorelasi terjadi dalam regresi jika terjadi hubungan
antara variabel-variabel bebas itu sendiri atau berkorelasi
sendiri. Autokorelasi dapat dicek dengan pengujian Durbin-
Watson pada program SPSS. Autokorelasi tidak terjadi bila
nilai d=2, positif terjadi jika d mendekati nol, dan negatif
terjadi bila nilai d mendekati 4 (Sulistyo, 2010).
Tabel 4.20 Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .601a .361 .338 5.400 1.410
a. Predictors: (Constant), Dukungan Sosial Rekan Kerja, Pemberdayaan Psikologis
b. Dependent Variable: Komitmen Karier
70
Nilai Durbin-Watson pada tabel Model Summary di atas
adalah 1,410 (mendekati 2), maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi autokorelasi.
2. Uji Regresi Linier Berganda
Teknik analisa atau uji hipotesis yang digunakan adalah uji
regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS 16 untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan
Pemberdayaan Psikologis dan Dukungan Sosial Rekan Kerja
secara bersamaan terhadap Komitmen Karier pada guru SMA
swasta umum binaan Disdikpora kota Salatiga.
Berdasarkan tabel 4.21 (Tabel Anova) di bawah, terlihat
nilai-p mendekat nol yaitu sebesar 0.000 (< 0.05), maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi linier berganda tersebut
signifikan. Selain itu, nilai F = 16.094 dan niai-p = 0.000 (<0.05)
pada tabel Anova memperkuat interpretasi bahwa hubungan X1
(Pemberdayaan Psikologis), X2 (Dukungan Sosial Rekan Kerja),
dan Y (Komitmen Karier) adalah signifikan.
Tabel 4.21
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 938.623 2 469.311 16.094 .000a
Residual 1662.111 57 29.160
Total 2600.733 59
a. Predictors: (Constant), Dukungan Sosial Rekan Kerja, Pemberdayaan Psikologis
b. Dependent Variable: Komitmen Karier
Sejalan dengan kesimpulan tersebut, pada tabel 4.22 (Tabel
Model Summary) di bawah memuat nilai Standard Error of the
Estimate (SEE) sebesar 5,400. Nilai ini berfungsi untuk
menentukan apakah model regresi telah berfungsi dengan baik atau
belum (Martono, 2010). Nilai SEE sebesar 5,400 tersebut ternyata
lebih kecil dari nilai simpangan baku variabel terikat yaitu 6,639.
71
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa model regresi ini dapat
digunakan sebagai prediktor Komitmen Karier.
Tabel 4.22
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .601a .361 .338 5.400 1.410
a. Predictors: (Constant), Dukungan Sosial Rekan Kerja, Pemberdayaan Psikologis
b. Dependent Variable: Komitmen Karier
Nilai R kuadrat pada tabel 4.22 (Tabel Model Summary) di atas
adalah 0.361. Hal ini berarti bahwa model dapat menjelaskan 36.1
% seluruh variasi dalam data sedangkan sisanya 63.9 % tidak dapat
dijelaskan oleh model regresi tersebut.
Berkaitan dengan model regresi linier berganda yang
berlaku dalam peelitian ini, rumus persamaan garis yang digunakan
adalah Y = a + b1X1 + b2X2. Mengacu pada tabel 4.23 (Tabel
Coefficients) di bawah, nilai Beta (constant) adalah 20,161, nilai
Beta Pemberdayaan Psikologis adalah 0,031, dan nilai Beta
Dukungan Sosial Rekan Kerja adalah 0,538. Berdasarkan nilai
Beta tersebut maka model regresi yang berlaku dalam penelitian ini
adalah Y = 20,161 + 0,031 X1 + 0,538 X2.
Tabel 4.23 Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 20.161 8.850 2.278 .026
Pemberdayaan Psikologis .031 .110 .033 .288 .775
Dukungan Sosial Rekan Kerja .538 .107 .586 5.044 .000
a. Dependent Variable: Komitmen Karier
Meskipun demikian, tabel 4.23 (Tabel Coefficients) di atas
juga memberi informasi bahwa apabila variabel X1 dan X2 diuji
secara terpisah, ternyata variabel X1 (Pemberdayaan Psikologis)
72
tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Y
(Komitmen Karier). Hal ini disebabkan karena nilai-p variabel X1
(Pemberdayaan Psikologis) adalah 0.775 (> 0.05). Sebaliknya,
variabel X2 (Dukungan Sosial Rekan Kerja) memiliki hubungan
yang signifikan dengan variabel Y (Komitmen Karier) dengan
nilai-p 0.000 (< 0.05).
F. PEMBAHASAN
Berdasarkan uji regresi linier berganda, pada Tabel 4.21
(Tabel Anova) di atas diperoleh nilai-p mendekati 0 (nol) yaitu 0.000
(lebih kecil dari tingkat signifikansi 5%), dan pada Tabel 4.22 (Tabel
Model Summary) diperoleh nilai Standard Error of the Estimate (SEE)
sebesar 5,400 (lebih kecil dari nilai simpangan baku variabel terikat
yaitu 6,639). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa model regresi ini
dapat digunakan sebagai prediktor Komitmen Karier. Dengan
demikian hasil penelititan ini menerima H1 dan menolak H0, yang
memiliki arti bahwa Pemberdayaan Psikologis dan Dukungan Sosial
Rekan Kerja secara bersamaan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Komitmen Karier. Dengan kata lain Pemberdayaan
Psikologis dan Dukungan Sosial Rekan Kerja dapat dijadikan sebagai
prediktor Komitmen Karier.
Ada beberapa kemungkinan terjadinya pengaruh
Pemberdayaan Psikologis dan Dukungan Sosial Rekan Kerja secara
bersamaam terhadap Komitmen Karier guru:
Pertama, Guru yang merasa dirinya menguasai nilai dan
tujuan profesi (Pemberdayaan Psikologis) secara „simultan‟ mendapat
penguatan yang bersifat „kongruen‟ berupa kondisi rekan kerja yang
saling berbagi nilai dan tujuan profesi (Dukungan Sosial Rekan Kerja)
sehingga guru tersebut mengambil keputusan untuk berperilaku selaras
dengan makna dan tujuan profesi. Perilaku guru yang selaras dengan
makna dan tujuan profesi tersebut merupakan wujud Komitmen
Karier. Argumen penulis mengenai kemungkinan pertama ini
73
berlandaskan pada teori career motivation London (1983) yang
menjelaskan bahwa interaksi antara individual characteristics dan
situational characteristics dapat berpengaruh terhadap career decision
and behavior. Dalam hal ini Pemberdayaan Psikologis merupakan
individual characteristics, Dukungan Sosial Rekan Kerja merupakan
situational characteristics, dan Komitmen Karier merupakan bentuk
career decision and behavior.
Kedua, Guru yang merasa dirinya menguasai kompetensi dan
skill dalam profesi guru (Pemberdayaan Psikologis) secara „simultan‟
mendapat penguatan yang bersifat „kongruen‟ berupa kondisi rekan
kerja yang saling berbagi ide dan saling membantu dalam bekerja
(Dukungan Sosial Rekan Kerja) sehingga guru tersebut mengambil
keputusan untuk bertahan dalam karier dan meningkatkan performa
sebagai guru. Keputusan guru untuk bertahan dalam karier dan
meningkatkan performa sebagai guru merupakan wujud Komitmen
Karier. Argumen penulis mengenai kemungkinan kedua ini
berlandaskan pada teori career motivation London (1983) yang
menjelaskan bahwa interaksi antara individual characteristics dan
situational characteristics dapat berpengaruh terhadap career decision
and behavior. Dalam hal ini Pemberdayaan Psikologis merupakan
individual characteristics, Dukungan Sosial Rekan Kerja merupakan
situational characteristics, dan Komitmen Karier merupakan bentuk
career decision and behavior.
Argumen penulis mengenai kemungkinan pertama dan kedua
di atas selalu menekankan bahwa interaksi antara Pemberdayaan
Psikologis dan Dukungan Sosial Rekan Kerja harus bersifat „simultan
dan kongruen‟ sehingga dapat berpengaruh terhadap Komitmen Karier.
Hal ini didasarkan pada „model interaktif‟ teori career motivation
London (1983) yang dipakai oleh Carson dan Bedeian (1994) untuk
menjelaskan konsep Komitmen Karier. Dalam model interaktif
tersebut, pengaruh interaksi individual characteristics (Pemberdayaan
Psikologis) dan situational characteristics (Dukungan Sosial Rekan
74
Kerja) terhadap career decision and behavior (Komitmen Karier)
terjadi dengan syarat:
“Career decisions and behaviors (keputusan dan perilaku terkait
karier) yang terjadi akan semakin tampak efektif jika interaksi antara
individual characteristics dan situational characteristics semakin
kongruen” (London, 1983).
Selanjutnya, pada penelitian ini juga ditemukan hasil bahwa
Pemberdayaan Psikologis secara terpisah tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Komitmen Karier. Hal ini ditandai dengan
nilai-p variabel X1 (Pemberdayaan Psikologis) yang lebih besar dari
taraf signifikansi 5 %, yaitu 0.775. Temuan ini sejalan dengan hasil
penelitian Bogler dan Somech (2002) yang membuktikan bahwa tidak
semua dimensi Pemberdayaan Psikologis bepengaruh terhadap
Komitmen Karier guru.
Terdapat asumsi tentang kemungkinan mengapa Pemberdayaan
Psikologis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Komitmen
Karier, yaitu: guru memiliki pandangan bahwa keyakinan dan
penguasaan diri terhadap profesi adalah hal yang penting, tapi
pandangan tersebut tidak merefleksikan keadaan riil tentang diri guru
tersebut. Pandangan tersebut tidak termasuk dalam identitas diri guru.
Oleh karena keyakinan dan penguasaan diri terhadap seluruh aspek
profesi (Pemberdayaan Psikologis) tersebut tidak meresap dalam
identitas diri guru, maka individual characteristics (Pemberdayaan
Psikologis) tesebut tidak mampu mempengaruhi guru untuk
mengambil keputusan dan berperilaku konsisten dengan hakekat
profesi serta searah dengan pertumbuhan karier sebagai guru
(Komitmen Karier). Asumsi tersebut berlandaskan pada teori career
motivation London (1983) yang menjelaskan bahwa individual
characteristics dapat berpengaruh langsung terhadap career decision
and behavior, dengan syarat:
75
“Pengaruh Individual characteristics terhadap decisions and bevaiors
semakin kuat jika individual characteristic semakin stabil dan
terintegrasi dalam konsep diri (self consept) individu”.
Selain memperoleh hasil tentang pengaruh Pemberdayaan
Psikologis terhadap Komitmen Karier, penulis melalui penelitian ini
menemukan bahwa Dukungan Sosial Rekan Kerja memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Komitmen Karier nilai-p 0.000 (lebih kecil
dari 0.05). Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Singh dan
Billingsley (1998), Berry (2012) yang mengindikasikan adanya
pengaruh positif signifikan Dukungan Sosial Rekan Kerja terhadap
Komitmen Karier. Hasil penelitian Chuan juga mengindikasikan
adanya pengaruh positif signifikan Dukungan Sosial Rekan Kerja
terhadap Komitmen Karier guru (r = 0.51; p<0.05; R2 = 0.345%,
p<0.00). Hal ini berarti bahwa Dukungan Kolega merupakan prediktor
yang signifikan untuk Komitmen Karier guru. Dalam hal ini Dukungan
Karier mampu menjelaskan 34.5% variansi dalam Komitmen Karier
(Sumber: web 1).
Ada asumsi untuk menjelaskan kemungkinan terjadinya
pengaruh Dukungan Sosial Rekan Kerja terhadap Komitmen Karier
guru, yaitu: jika relasi antar guru sangat erat dan kompak, maka saran
dan segala jenis bantuan lain dari sesama guru yang selaras dengan
hakekat profesi dan bertujuan untuk perkembangan diri guru akan
diterima dengan baik oleh guru yang bersangkutan. Pada akhirnya
saran/bantuan tersebut akan dimaknai oleh guru yang bersangkutan
sebagai sesuatu yang baik untuk dituruti, sehingga guru tersebut
mengambil keputusan dan berperilaku sejalan dengan saran/bantuan
tersebut, yaitu berperilaku konsisten dengan hakekat profesi dan
perkembangan karier sebagai guru (Komitmen Karier). Asumsi
tersebut berlandaskan pada teori career motivation London (1983)
yang menjelaskan bahwa situational characteristics berpengaruh
langsung terhadap decisions and behaviors dengan syarat:
76
“Pengaruh Situational characteristics terhadap decisions and
behaviors semakin kuat jika situasional characteristics memiliki
kontrol yang kuat dan membatasi kemungkinan decisions and
behaviors.” Sebagai contoh, semakin kuat kohesifitas tim, maka
pengaruh sosial semakin dimungkinkan berpengaruh terhadap
decisions and behaviors (London, 1983).