26
22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tempat dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Tuntang yang beralamat di Jalan Bringin-Tuntang Km 5, Tlogo, Kec. Tuntang, Kab. Semarang. Sekolah yang dikepalai oleh Ibu Ch. Haryani ini memiliki 12 guru dengan 1 orang guru matematika. Suasana yang tenang serta jauh dari perkotaan menjadikan sekolah ini nyaman sebagai tempat belajar mengajar. Dari seratus tiga puluh empat murid, sebagian besar murid di sekolah ini berasal dari siswa yang tinggal di sekitar sekolah. Hal yang menonjol dari sekolah ini dan membuatnya terkenal di tingkat Nasional adalah pada cabang olahraga Volly. Di sisi lain, dalam hal pelajaran matematika, siswa di sekolah ini mempunyai tingkat pemahaman yang beragam dilihat dari hasil tes siswa yang bervariasi. Subyek yang diteliti adalah siswa kelas IX A dan IX B dengan jumlah total muridnya adalah 46 siswa. Pada saat penelitian ini dilakukan mereka telah mempelajari materi Barisan dan Deret yang juga merupakan materi dalam Ujian Nasional Matematika tingkat Sekolah Menengah Pertama. B. Cara Pengambilan Data Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang berjumlah total 46 siswa. Pada tahap awal peneliti memberikan surat ijin untuk melakukan penelitian dari universitas kepada sekolah melalui pegawai Tata Usaha. Setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Tuntang, Ibu Ch. Haryani, peneliti diperkenankan menemui guru matematika di sekolah tersebut yaitu Bapak Andika untuk mengatur jadwal pengambilan data. Penelitian ini berlangsung pada hari Senin, 16 April 2012, di kelas IX A dan IX B secara bersamaan. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal tersebut adalah 40 menit yaitu dari pukul 10.00 hingga 10.40 WIB. Dalam proses pengawasan kelas, peneliti dibantu oleh Bapak Andika, dimana tugas pengawasan ini dibagi menjadi dua kelas yaitu peneliti mengawasi siswa pada kelas IX B sementara Bapak Andika mengawasi siswa pada kelas IX A. Sebelum membagikan angket soal kepada siswa, terlebih dahulu peneliti memperkenalkan diri di depan kelas, didampingi oleh Bapak Andika, kemudian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari pembagian soal tersebut serta menjelaskan kepada siswa bahwa segala bentuk pemikiran siswa maupun corat-

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

22

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur

Tuntang yang beralamat di Jalan Bringin-Tuntang Km 5, Tlogo, Kec. Tuntang,

Kab. Semarang. Sekolah yang dikepalai oleh Ibu Ch. Haryani ini memiliki 12 guru

dengan 1 orang guru matematika. Suasana yang tenang serta jauh dari

perkotaan menjadikan sekolah ini nyaman sebagai tempat belajar mengajar.

Dari seratus tiga puluh empat murid, sebagian besar murid di sekolah ini berasal

dari siswa yang tinggal di sekitar sekolah. Hal yang menonjol dari sekolah ini dan

membuatnya terkenal di tingkat Nasional adalah pada cabang olahraga Volly. Di

sisi lain, dalam hal pelajaran matematika, siswa di sekolah ini mempunyai

tingkat pemahaman yang beragam dilihat dari hasil tes siswa yang bervariasi.

Subyek yang diteliti adalah siswa kelas IX A dan IX B dengan jumlah total

muridnya adalah 46 siswa. Pada saat penelitian ini dilakukan mereka telah

mempelajari materi Barisan dan Deret yang juga merupakan materi dalam Ujian

Nasional Matematika tingkat Sekolah Menengah Pertama.

B. Cara Pengambilan Data

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur

Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang berjumlah total 46 siswa. Pada

tahap awal peneliti memberikan surat ijin untuk melakukan penelitian dari

universitas kepada sekolah melalui pegawai Tata Usaha. Setelah mendapatkan

persetujuan dari Kepala Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Tuntang,

Ibu Ch. Haryani, peneliti diperkenankan menemui guru matematika di sekolah

tersebut yaitu Bapak Andika untuk mengatur jadwal pengambilan data.

Penelitian ini berlangsung pada hari Senin, 16 April 2012, di kelas IX A dan

IX B secara bersamaan. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal tersebut

adalah 40 menit yaitu dari pukul 10.00 hingga 10.40 WIB. Dalam proses

pengawasan kelas, peneliti dibantu oleh Bapak Andika, dimana tugas

pengawasan ini dibagi menjadi dua kelas yaitu peneliti mengawasi siswa pada

kelas IX B sementara Bapak Andika mengawasi siswa pada kelas IX A.

Sebelum membagikan angket soal kepada siswa, terlebih dahulu peneliti

memperkenalkan diri di depan kelas, didampingi oleh Bapak Andika, kemudian

peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari pembagian soal tersebut serta

menjelaskan kepada siswa bahwa segala bentuk pemikiran siswa maupun corat-

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

23

coret yang digunakan untuk memecahkan soal ditulis dalam lembar soal yang

telah diberikan peneliti.

Pengambilan data dilakukan menggunakan instrumen penelitian.

Instrumen tersebut terdiri dari tiga soal mengenai materi Barisan dan Deret

pada kelas IX Sekolah Menengah Pertama yang diambil dari beberapa buku

matematika dan dipilih untuk jenis soal yang dapat dikerjakan dalam banyak

cara. Soal pertama diberikan untuk melihat strategi pemecahan masalah yang

dilakukan siswa dalam menentukan banyak kursi ke n pada sebuah deret

aritmetika, kemudian pada soal yang kedua siswa diminta untuk menebak angka

selanjutnya pada sebuah barisan aritmetika dari sebuah gambar dan pada soal

yang ketiga siswa diminta menghitung banyaknya paralon yang ditumpuk hingga

membentuk sebuah segiti dalam beberapa tumpukan.

C. Pendekatan dan Strategi Penyelesaian yang Digunakan dalam Setiap

Nomor

Setelah dilakukan analisis, tampak bahwa siswa menggunakan dua

pendekatan dalam mengerjakan soal. Pendekatan itu adalah yaitu holistik dan

analisis-sintetik. Berikut ini akan disajikan data hasil analisis untuk setiap nomor.

Pembahasan pertama adalah soal nomor satu yang mempunyai soal sebagai

berikut:

Dalam sebuah gedung pertemuan terdapat 5 baris kursi. Pada baris

pertama terdapat 8 baris kursi, baris kedua 12 kursi, dan seterusnya pada baris

berikutnya bertambah 4 kursi. Tentukan banyak kursi seluruhnya dalam gedung

itu!

Tabel 1

Hasil Analisis Data Pendekatan dan Strategi Penyelesaian yang Digunakan Siswa

pada Soal Nomor Satu

Kelas Absen

Pendekatan

Holistik Analisis-sintetik

Linguistik Additional Fungsional

B S B S B S B S

IX A

1

2

3

4

5

6

7

8

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

24

IX A

Absen

Pendekatan

Holistik Analisis-sintetik

Linguistik Additional Fungsional

B S B S B S B S

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

IX B

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

23

Total kelas IX A dan IX B

5 2 0 0 6 1 12 20

7 0 7 32

39

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

25

Tabel 1 di atas memaparkan mengenai hasil analisis data pendekatan dan

strategi penyelesaian yang digunakan siswa pada soal nomor satu. Melalui tabel

1 terlihat tujuh siswa mengerjakan menggunakan pendekatan holistik dan lima

siswa diantaranya mengerjakan dengan benar serta sisanya dua siswa

mengerjakan dengan salah. Tiga puluh sembilan siswa mengerjakan

menggunakan pendekatan analisis-sintetik yang terbagi dalam dua strategi yaitu

additional dan fungsional. Pada strategi additional, 6 siswa mengerjakan dengan

benar dan 1 siswa mengerjakan dengan salah, sementara pada strategi

fungsional, 12 siswa mengerjakan dengan benar dan 20 siswa mengerjakan

dengan salah. Dilihat dari tabel 1 di atas, tidak ada siswa yang menggunakan

strategi linguistik untuk mengerjakan soal nomor satu. Secara umum, siswa

lebih banyak mengerjakan soal nomor satu menggunakan pendekatan analisis-

sintetik dan strategi yang paling banyak digunakan adalah strategi fungsional,

sementara strategi yang tidak digunakan adalah linguistik.

Pembahasan untuk nomor soal nomor satu telah selesai, berikutnya

disajikan pembahasan pada soal nomor dua yang mempunyai soal sebagai

berikut:

Gambar berikut terbentuk dari batang korek api. Tentukan barisan bilangan

yang menyatakan banyak batang korek api dari gambar berikut! Berapakah

jumlah korek api pada pola selanjutnya?

Tabel 2

Hasil Analisis Data Pendekatan dan Strategi Penyelesaian yang Digunakan Siswa

pada Soal Nomor Dua

Kelas Absen

Pendekatan Tidak

di- kerjakan

Holistik Analisis-sintetik

Linguistik Additional Fungsional

B S B S B S B S

IX A

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

26

IX A

Absen

Pendekatan Tidak

di- kerjakan

Holistik Analisis-sintetik

Linguistik Additional Fungsional

B S B S B S B S

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

IX B

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

Total kelas IX A dan IX B

5 13 13 6 2 0 3 1

18 19 2 4

3 25

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

27

Berdasarkan tabel dua mengenai hasil analisis data pendekatan dan

strategi penyelesaian yang digunakan siswa pada soal nomor dua di atas,

terlihat siswa yang menggunakan pendekatan holistik sebesar 18 siswa,

sementara 25 siswa menggunakan pendekatan analisis-sintetik dan sisanya 3

siswa tidak menjawab soal yang diberikan. Pada tabel dua pula nampak dari 25

siswa yang mengerjakan menggunakan pendekatan analisis-sintetik, 19 siswa

menjawab menggunakan strategi linguistik, 2 siswa menggunakan strategi

additional dan 4 siswa menggunakan strategi fungsional.

Lima dari delapan belas siswa yang menjawab menggunakan pendekatan

holistik menjawab dengan benar, sementara 13 lainnya menjawab dengan

salah. Pada strategi linguistik 13 dari 19 siswa menjawab dengan benar dan 6

siswa menjawab dengan salah, di sisi lain pada strategi additional, dua siswa

menjawab dengan benar dan tidak ada siswa yang menjawab soal dengan salah

menggunakan strategi ini, sementara pada strategi fungsional terdapat 3 siswa

yang menjawab dengan benar dan 1 siswa menjawab dengan salah. Secara

umum dapat dilihat bahwa siswa cenderung menggunakan pendekatan analisis-

sintetik dan strategi yang paling sering digunakan adalah strategi linguistik.

Pembahasan untuk nomor soal nomor dua telah selesai, berikutnya

disajikan pembahasan pada soal nomor tiga yang mempunyai soal sebagai

berikut:

Sebuah pipa paralon disusun sedemikian hingga untuk membentuk segitiga. Jika

ditumpuk menjadi delapan tumpukan berapakah jumlah paralon yang

dibutuhkan? Dan jika ditumpuk menjadi 15 tumpukan berapakah jumlah

paralonnya?

Tabel 3.

Hasil Analisis Data Pendekatan dan Strategi Penyelesaian yang Digunakan Siswa

pada Soal Nomor Tiga

Kelas Absen

Pendekatan Tidak di-

kerjakan Holistik

Analisis-sintetik

Linguistik Additional Fungsional

B S B S B S B S

IX A

1

2

3

4

5

6

7

8

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

28

IX A

Absen Holistik Linguistik Additional Fungsional

Tidak di-

kerjakan

B S B S B S B S

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

IX B

IX B

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

Total kelas IX A dan IX B

19 10 0 7 1 0 1 1

29 7 1 2

7 10

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

29

Tabel 3 menyajikan hasil analisis data pendekatan dan strategi

penyelesaian yang digunakan siswa pada soal nomor tiga. Berbeda dengan dua

soal sebelumnya, pada sal nomor tiga, siswa lebih dominan menggunakan

pendekatan holistik, hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang mengunakan

pendekatan holistik lebih banyak daripada analisis-sintetik. Dari tabel 3,

sebanyak 29 siswa menggunakan pendekatan holistik, 10 orang menggunakan

analisis-sintetik dan sisanya sebanyak 7 orang tidak mengerjakan soal. Jumlah

siswa yang tidak mengerjakan dari soal nomor satu hingga tiga, ditemukan

paling banyak pada soal ini.

Siswa yang menjawab dengan benar pada pendekatan holistik ada 19 orang

dan sisanya, 10 orang menjawab dengan salah, sementara melihat dari

pendekatan analisis-sintetik strategi linguistik, 7 siswa menjawab menggunakan

strategi ini dengan salah dan tidak ada siswa menjawab dengan benar. Pada

strategi additional, ditemukan 1 siswa yang mengerjakan soal ini dan dijawab

dengan benar, sementara pada strategi fungsional ditemukan 2 siswa yang

mengerjakan dengan strategi ini, 1 siswa menjawab dengan benar dan 1 siswa

menjawab dengan salah.

Hasil jawaban siswa beserta pendekatan maupun strateginya telah selesai

dipaparkan, selanjutnya akan dipaparkan secara ringkas distribusi frekuensi

pendekatan penyelesaian yang digunakan oleh siswa dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.

Distribusi Frekuensi Pendekatan Penyelesaian yang Digunakan Siswa

Soal Holistik Analisis-Sintetik Tidak Menjawab

%

%

%

1 7 15,2 39 84,8 0 0

2 18 39,1 25 54,4 3 6,5

3 29 63 10 21,7 7 15,2

Rata-rata 18 39,1 22,7 53,6 3,3 7,2

Tabel empat menyajikan distribusi frekuensi pendekatan yang digunakan

siswa. Dari tabel 4 di atas terlihat bahwa pendekatan analisis-sintetik lebih besar

dibandingkan pendekatan holistik. Siswa yang menggunakan pendekatan

analisis-sintetik rata-rata sebesar 53,6% sementara yang menggunakan

pendekatan holistik adalah 39,1% dan yang tidak menjawab sebesar 7,2%. Dari

ketiga soal baris dan deret yang diberikan hampir semua didominasi oleh

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

30

pendekatan analisis-sintetik, hanya nomor tiga saja yang didominasi oleh

pendekatan holistik. Untuk mengetahui strategi kognitif yang palinooig sering

digunakan oleh siswa maka disajikanlah tabel berikut ini.

Tabel 5.

Distribusi Frekuensi Strategi Kognitif yang Digunakan Siswa

Soal

Analisis - Sintetik Tidak

menjawab Total

Additional Linguistik Fungsional % %

% %

1 7 15,2 0 0 32 69,6 0 0 46 100

2 2 4,3 19 41,3 4 8,7 3 6,5 46 100

3 1 2,2 7 15,2 2 4,4 7 15,2 46 100

Rata-

rata 3,3 7,2 8,7 18,8

12,

7 27,6 3,3 7,2 46 100

Berdasarkan tabel 5 nampak bahwa sebagian besar siswa menggunakan

strategi fungsional yang rata-ratanya 27,6%. Sebagian lainnya menggunakan

strategi linguistik sebesar 18,8% dan 7,2% siswa menggunakan strategi

additional. Meskipun demikian ada beberapa siswa yang tidak menjawab soal

yang diberikan yaitu sebesar 7,2%. Dari ketiga soal baris dan deret yang

diberikan yaitu nomor satu, dua dan tiga, strategi fungsional paling sering

digunakan pada soal nomor satu sementara pada soal nomor dua dan tiga,

strategi linguistik lebih banyak digunakan siswa. Meskipun demikian setelah

diakumulasikan dari nomor satu sampai nomor tiga, didapatkan bahwa rata-rata

siswa yang menggunakan strategi fungsional lebih banyak dibandingkan strategi

linguistik maupun additional.

D. Kebenaran Jawaban dan Pendekatan yang Digunakan

Diantara jawaban siswa, terdapat jawaban benar maupun salah yang

menggunakan pendekatan holistik maupun Analisis-Sintetik. Untuk melihat

distribusi frekuensi kebenaran jawaban siswa dengan menggunakan pendekatan

holistik dan analisis-sintetik akan dipaparkan pada tabel berikut ini.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

31

Tabel 6.

Distribusi Frekuensi Kebenaran Jawaban dan Pendekatan Penyelesaian yang

Digunakan Siswa

Soal

Holistik Analisis-Sintetik

Benar Salah Benar Salah

%

%

%

%

1 5 10,9 2 4,4 18 39,1 21 45,7

2 5 10,9 13 28,3 18 39,1 7 15,2

3 19 41,3 10 21,7 1 2,2 9 19,6

Rata-rata

9,7 21 8,3 18,1 12,3 26,8 12,3 26,8

Dari tabel 4 yang telah dibahas sebelumnya, diketahui bahwa rata-rata

prosentase siswa yang menjawab menggunakan pendekatan holistik adalah

39,1% dan jika dilihat dari tabel 6 di atas, nampak bahwa dari 39,1% siswa yang

menjawab menggunakan pendekatan holistik terdapat 21% siswa yang

menjawab dengan benar dan 18,1% siswa yang menjawab dengan salah.

Kesalahan terjadi merata dari semua soal dan kesalahan terbanyak yang

menggunakan pendekatan ini terdapat pada nomor 2.

Pada pendekatan analisis-sintetik dari 53,6% yang menggunakan strategi

analisis-sintetik, 26,8% siswa yang menjawab dengan benar dan 26,8% siswa

pula yang menjawab dengan salah, dengan demikian siswa yang menjawab

dengan benar maupun salah berimbang. Kesalahan terjadi merata dari semua

soal dan kesalahan terbanyak yang menggunakan pendekatan ini terdapat pada

soal nomor satu.

E. Kebenaran Jawaban dan Penggunaan Strategi

Pendekatan yang lebih sering digunakan siswa dalam menjawab soal

adalah pendekatan analisis-sintetik. Dari 53,6% jawaban yang menggunakan

pendekatan tersebut, terdapat ketiga strategi kognitif digunakan siswa untuk

mengerjakan soal yaitu strategi linguistik, additional dan fungsional. Berikut ini

dipaparkan kebenaran jawaban siswa berdasarkan strategi kognitif yang

digunakan siswa.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

32

Tabel 7.

Distribusi Frekuensi Kebenaran Jawaban dan Strategi Penyelesaian yang

Digunakan Siswa

Soal

Analisis-Sintetik

Additional Linguistik Fungsional

Benar Salah Benar Salah Benar Salah

%

%

%

%

%

%

1 6 13 1 2,2 0 0 0 0 12 26,1 20 43,5

2 2 4,4 0 0 13 28,3 6 13 3 6,5 1 2,2

3 1 2,2 0 0 0 0 7 15,2 1 2,2 1 2,2

Rata-

rata 3 6,5 0,3 0,7 4,3 9,4 4,3 9,4 5,3 11,6 7,3 16

Dari 7,2% siswa yang menggunakan strategi additional, sebanyak 6,5%

siswa menjawab dengan benar dengan dan 0,7% siswa menjawab dengan salah

yang dapat dilihat pada tabel 7. Di sisi lain pada strategi linguistik, terdapat

18,8% siswa yang menggunakan strategi ini dan diantaranya terdapat 9,4%

siswa menjawab dengan benar dan 9,4% siswa menjawab dengan salah. Hal ini

berarti jumlah siswa yang menjawab dengan benar dan siswa yang menjawab

dengan salah berimbang, sementara itu pada strategi fungsional, dari 27,6%

siswa yang menggunakan strategi ini, 11,6% siswa menjawab dengan benar

sedangkan 16% lainnya menjawab dengan salah. Hal ini berarti lebih banyak

siswa yang mengerjakan dengan salah dalam menggunakan strategi fungsional.

Penggunaan rumus secara langsung yang tidak diimbangi dengan pemahaman

pada soal akan mengakibatkan kesalahan dalam menjawab soal tersebut.

F. Pendekatan dan Strategi yang Digunakan Siswa Secara Keseluruhan

Pendekatan pemecahan masalah siswa dalam bentuk pendekatan holistik

dan analisis-sintetik serta strategi siswa yaitu linguistik, additional dan

fungsional sebelumnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel, berikut ini akan

diuraikan pendekatan serta strategi yang dilakukan oleh siswa tersebut dalam

bentuk diagram batang .

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

33

Grafik 1

Pendekatan yang Digunakan Oleh Siswa

Dari grafik 1 disajikan pendekatan yang dilakukan siswa dalam bentuk

diagram batang. Berdasarkan diagram tersebut warna biru menyatakan

banyaknya pendekatan holistik yang dilakukan oleh siswa yaitu sebesar 39,1%

siswa sedangkan warna merah mewakili pendekatan analisis-sintetik sebesar

53,6% siswa.

Untuk melihat strategi yang digunakan oleh siswa dalam menyelesaikan

soal serta dibandingkan dengan pendekatan holistik akan ditunjukkan oleh

diagram berikut ini.

Grafik 2

Strategi Penyelesaian yang Digunakan Siswa

Diagram dua di atas menyatakan strategi penyelesaian kognitif yang

digunakan siswa dalam menyelesaikan soal. Dari diagram tersebut tampak

bahwa strategi fungsional lebih tinggi dibandingkan strategi kognitif yang lain.

0

20

40

60

Pro

sen

tase

Pendekatan

Pendekatan yang digunakan oleh siswa

Holistik

Analisis-Sintetik

0

10

20

30

Pro

sen

tase

Strategi yang digunakan

Strategi penyelesaian yang digunakan siswa

Additional

Linguistik

Fungsional

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

34

Warna biru menyatakan penggunaan strategi additional yaitu 7,2% siswa

yang menggunakan strategi ini, di sisi lain 18,8% siswa menggunakan strategi

linguistik yang ditunjukkan oleh warna merah. Warna hijau menunjukkan

strategi fungsional yaitu sebesar 27,6%.

G. Pemecahan Masalah dengan Menggunakan Pendekatan Holistik

Dari empat puluh enam siswa yang diuji, terdapat rata-rata 39,1% siswa

mengunakan strategi ini. Diantaranya terdapat 21% siswa menjawab dengan

benar dan 18,1% siswa menjawab dengan salah. Berikut akan dipaparkan

jawaban siswa menggunakan pendekatan holistik yang menjawab dengan benar

maupun salah.

Soal nomor satu

1. Dalam sebuah gedung pertemuan terdapat 5 baris kursi. Pada baris

pertama terdapat 8 baris kursi, baris kedua 12 kursi, dan seterusnya pada

baris berikutnya bertambah 4 kursi. Tentukan banyak kursi seluruhnya

dalam gedung itu!

Gambar (1)

Dari gambar (1) dapat dianalisis bahwa siswa mengerjakan soal nomor satu

menggunakan pendekatan holistik. Siswa memandang soal secara keseluruhan

sebagai sesuatu yang utuh serta tidak menggunakan rumus dalam

menyelesaikan soal namun menggunakan pemahamannya terhadap soal. Dalam

gambar tersebut juga terlihat bahwa jawaban siswa adalah benar. Berbeda

dengan gambar di atas, gambar di berikut ini akan menunjukkan kesalahan

siswa dalam menggunakan pendekatan holistik.

Gambar (2)

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

35

Berdasarkan gambar (2) di atas terlihat bahwa siswa mengggunakan

pendekatan holistik namun menghasilkan jawaban yang salah. Ada

kemungkinan siswa kurang hati-hati dalam memahami soal atau siswa tidak

dapat memahami soal. Dari gambar tersebut juga tampak bahwa siswa hanya

mengambil angka-angka yang ia temukan dalam soal lalu mengoperasikannya,

dalam hal ini siswa mengalikannya. Catatan yang dapat diambil dari gambar di

atas adalah siswa juga belum dapat melakukan perkalian bersusun dengan

benar.

Soal nomor dua

2. Gambar berikut terbentuk dari batang korek api. Tentukan barisan bilangan

yang menyatakan banyak batang korek api dari gambar berikut! Berapakah

jumlah korek api pada pola selanjutnya?

Gambar (3)

Gambar 3 di atas adalah salah satu contoh pekerjaan siswa yang menjawab

menggunakan pendekatan holistik dengan benar. Siswa menjawab dengan

melihat soal secara umum kemudian menghitung rusuk dari masing-masing

susunan balok secara manual, kemudian siswa melihat pola yang terbentuk

yaitu dijumlahkan dengan beda angka 8 pada setiap pola, setelah itu siswa

menentukan jumlah korek api pada pola selanjutnya.

Pada tipe soal seperti ini memang dapat digunakan cara pengerjaan yang

demikian, namun akan menjadi masalah jika pola yang dihitung mencapai

ratusan bahkan ribuan.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

36

Gambar (4)

Gambar 4 di atas merupakan pekerjaan siswa yang menggunakan

pendekatan holistik namun tidak teliti dalam membaca dan memahami soal

sehingga ia menjawab dengan salah. Siswa tersebut melihat soal secara umum,

namun salah mengartikan. Angka 6 x 6 dimungkinkan adalah enam sisi dikalikan

dengan enam batang korek api, sedangkan untuk selanjutnya ia mengalikan

dengan dua karena dia menganggap ada dua kubus yang terdapat pada gambar

dan selanjutnya ia mengalikan dengan tiga karena ia melihat ada tiga kubus

dalam gambar tersebut. Padahal jika dicermati dengan lebih teliti, ada beberapa

batang korek api yang bertumpukan jika dalam pola dua dan tiga dihitung murni

sebagai kubus utuh. Untuk itu mengerjakan dengan sistem ini memang baik,

namun apabila tidak memahami soal hasilnya juga akan menjadi salah.

Soal nomor tiga

3. Sebuah pipa paralon disusun sedemikian hingga untuk membentuk

segitiga. Jika ditumpuk menjadi enam tumpukan berapakah jumlah paralon

yang dibutuhkan? Dan jika ditumpuk menjadi 10 tumpukan berapakah

jumlah paralonnya?

Gambar (5)

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

37

Dari gambar 5 di atas terlihat bahwa dalam menjawab soal nomor tiga

menggunakan pendekatan holistik, siswa menjawab dengan benar. Sebagian

besar siswa mengerjakan soal nomor tiga menggunakan pendekatan seperti

gambar di atas. Siswa memahami soal kemudian menggambarnya sesuai

dengan apa yang ia pahami kemudian menjumlahkan bulatan-bulatan yang

diandaikan tumpukan pralon tersebut.

Gambar (6)

Serupa dengan gambar (5), pada gambar (6) di atas ini siswa mengerjakan

dengan menggunakan pendekatan holistik karena siswa memandang soal

sebagai satu kesatuan yang utuh dan mengartikannya dalam pemahamannya

sendiri, namun siswa kurang teliti dalam menjawab soal sehingga jawaban yang

dihasilkan pun menjadi salah. Siswa mengartikan segitiga dibentuk dari tiga

pralon, sehingga ketika ditanyakan enam tumpukan ia berpikir singkat dengan

mengalikannya dengan enam.

H. Pemecahan Masalah dengan Menggunakan Strategi Fungsional

Sebanyak 27,6% siswa mengerjakan dengan menggunakan strategi fungsional

dan diantaranya terdapat 11,6% siswa menjawab dengan benar serta sisanya

yaitu 16% siswa menjawab dengan salah. Berikut akan dipaparkan jawaban

siswa menggunakan strategi fungsional yang menjawab dengan benar maupun

salah.

Soal nomor satu

1. Dalam sebuah gedung pertemuan terdapat 5 baris kursi. Pada baris

pertama terdapat 8 baris kursi, baris kedua 12 kursi, dan seterusnya pada

baris berikutnya bertambah 4 kursi. Tentukan banyak kursi seluruhnya

dalam gedung itu!

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

38

Gambar (7)

Sebagian besar siswa menggunakan cara seperti tampak pada gambar di

atas untuk mengerjakan soal nomor satu. Dari gambar (7) di atas dapat dianalis

bahwa siswa mengerjakan menggunakan strategi fungsional yaitu siswa

menggunakan rumus dalam memecahkan soal yang diberikan. Pada gambar

tersebut pula siswa mengerjakan soal dengan benar.

Gambar (8) Gambar (9)

Terdapat dua tipe kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan

soal nomor satu menggunakan strategi fungsional. Tipe yang pertama yaitu

dilakukan seperti tampak pada gambar delapan yaitu siswa kurang memahami

soal sehingga memasukkan angka yang salah dalam rumus akibatnya

menghasilkan jawaban yang salah. Tipe yang kedua adalah pada gambar

sembilan yaitu siswa hanya mengerjakan separuh langkah dari semua langkah

yang diharuskan. Dalam hal ini siswa kurang memahami maksud dari soal yang

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

39

diberikan. Siswa hanya berhenti pada Un padahal yang diharapkan dari soal

adalah jawaban dari Sn untuk deret tersebut.

Soal nomor dua

2. Gambar berikut terbentuk dari batang korek api. Tentukan barisan bilangan

yang menyatakan banyak batang korek api dari gambar berikut! Berapakah

jumlah korek api pada pola selanjutnya?

Gambar (10)

Berdasarkan gambar sepuluh, terlihat bahwa siswa menggunakan strategi

fungsional yaitu strategi yang menggunakan rumus untuk memecahkan soal.

Siswa menuliskan secara runtut dimulai dari hal-hal yang diketahui dari soal, hal

yang ditanyakan hingga jawaban siswa. Dengan pemahaman yang baik, siswa

mengerjakan soal tersebut dengan jawaban yang benar.

Gambar (11)

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

40

Pada gambar sebelas, siswa juga mengerjakan dengan strategi fungsional.

Siswa juga menuliskan hal-hal yang ia pahami dari soal, namun siswa kurang

teliti dalam mendata. Siswa menuliskan bahwa jumlah suku awal adalah satu,

bedanya adalah satu serta suku yang ia cari adalah suku ke empat. Hal ini

kemungkinan dikarenakan kekurangmampuan siswa dalam memahami soal.

Soal nomor tiga

3. Sebuah pipa paralon disusun sedemikian hingga untuk membentuk

segitiga. Jika ditumpuk menjadi enam tumpukan berapakah jumlah paralon

yang dibutuhkan? Dan jika ditumpuk menjadi 10 tumpukan berapakah

jumlah paralonnya?

Gambar (12)

Dari gambar (12) siswa mengerjakan dengan berbagai cara dan salah

satunya menggunakan strategi fungsional. Siswa tersebut hanya menggunakan

strategi fungsional hanya untuk menentukan suku terakhir, padahal sebenarnya

ia bisa langsung menggunakan rumus Sn. Dari cara yang dipakai siswa dalam

gambar tersebut, siswa menjawab dengan benar.

Gambar (13)

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

41

Pada gambar 13 tampak bahwa siswa mengerjakan dengan menggunakan

strategi fungsional, namun dalam hal ini siswa kurang teliti dalam mengerjakan

soal sehingga jawaban yang dihasilkan pun salah. Pada bagian awal, siswa

menuliskan hal-hal yang ia pahami dari soal, namun siswa kurang teliti dalam

memahami soal. Suku awal yang harusnya adalah satu ditulis dengan angka tiga

karena siswa menganggap untuk membentuk satu segitiga ia membutuhkan tiga

pralon dibagian awal, padahal yang dimaksudkan dalam soal adalah jumlah

pralon jika ada enam tumpukan yang membentuk segitiga.

I. Pemecahan Masalah dengan Menggunakan Strategi Linguistik

Siswa yang mengerjakan menggunakan strategi ini mencapai rata-rata

18,8% siswa dan dari data tersebut 9,4% siswa mengerjakan dengan benar dan

9,4% sisanya mengerjakan dengan salah.

Soal nomor satu

Pada soal nomor satu, tidak ada siswa yang mengerjakan soal menggunakan

strategi linguistik.

Soal nomor dua

2. Gambar berikut terbentuk dari batang korek api. Tentukan barisan bilangan

yang menyatakan banyak batang korek api dari gambar berikut! Berapakah

jumlah korek api pada pola selanjutnya?

Gambar (14)

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

42

Berdasarkan gambar (14) siswa mengerjakan menggunakan strategi

linguistik. Siswa menuliskan hal-hal yang ia pahami dalam bentuk kata-kata

kemudian mencari hubungan yang didapatkan dari tulisan yang ia buat yaitu

bahwa setiap pola akan bertambah 8. Dalam hal ini siswa mengerjakan dengan

benar.

Gambar (15)

Dari gambar tersebut siswa juga mengerjakan menggunakan strategi

linguistik. Siswa menuliskan apa yang ia pahami dari soal dalam bentuk tulisan

dan kemudian mencari hubungan dari apa yang ia tuliskan. Dalam hal ini siswa

mengerjakan dengan salah. Dari apa yang ia tulis, siswa belum dapat

membedakan panjang dan rusuk dalam kubus sehingga siswa kebingungan

dalam mengerjakan soal.

Soal nomor tiga

3. Sebuah pipa paralon disusun sedemikian hingga untuk membentuk

segitiga. Jika ditumpuk menjadi enam tumpukan berapakah jumlah paralon

yang dibutuhkan? Dan jika ditumpuk menjadi 10 tumpukan berapakah

jumlah paralonnya?

Gambar (16)

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

43

Pada gambar di atas siswa menjawab soal nomor 3 menggunakan strategi

linguistik. Siswa menuliskan hal-hal yang ia pahami dalam bentuk kata-kata.

Dalam hal ini siswa salah dalam memahami soal dan pertanyaan yang diajukan

soal. Soal yang diajukan adalah pralon yang diperlukan untuk enam tumpukan

kemudian pralon yang diperlukan untuk sepuluh tumpukan yang membentuk

segitiga, namun siswa menjumlahkan hasil temuan enam pralon dan sepuluh

pralon.

J. Pemecahan Masalah Menggunakan Strategi Additional

Sebanyak 7,2% siswa mengerjakan dengan menggunakan strategi

additional dan diantaranya terdapat 6,5% siswa menjawab dengan benar serta

sisanya yaitu 0,7% siswa menjawab dengan salah. Berikut akan dipaparkan

jawaban siswa menggunakan strategi additional yang menjawab dengan benar

maupun salah.

Soal nomor satu

1. Dalam sebuah gedung pertemuan terdapat 5 baris kursi. Pada baris

pertama terdapat 8 baris kursi, baris kedua 12 kursi, dan seterusnya pada

baris berikutnya bertambah 4 kursi. Tentukan banyak kursi seluruhnya

dalam gedung itu!

Gambar (17)

Dari gambar 17 terlihat bahwa siswa mengerjakan menggunakan strategi

additional secara benar. Pada tahap awal siswa mengerjakan menggunakan

pemahamannya tentang rumus barisan dan deret, yaitu menghitung Un

kemudian ia menggunakan pemahamannya sendiri yaitu menjumlahkan secara

berurutan.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

44

Gambar (18)

Gambar 18 menunjukkan pekerjaan siswa yang menggunakan strategi

additional dengan salah. Siswa kurang teliti dalam memahami soal, sehingga

pada tahap akhir siswa menjawab dengan salah.

Soal nomor dua

2. Gambar berikut terbentuk dari batang korek api. Tentukan barisan bilangan

yang menyatakan banyak batang korek api dari gambar berikut! Berapakah

jumlah korek api pada pola selanjutnya?

Gambar (19)

Berdasarkan gambar 19, dipaparkan hasil pekerjaan siswa yang menjawab

dengan benar menggunakan strategi additional pada soal nomor dua. Pada

tahap awal siswa mengerjakan menggunakan pemahamannya melalui gambar,

kemudian melalui rumus yang ia ketahui dan yang terakhir ia menjumlahkan

menurut pemahaman tentang barisan dan deret.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

45

Soal nomor tiga

3. Sebuah pipa paralon disusun sedemikian hingga untuk membentuk

segitiga. Jika ditumpuk menjadi enam tumpukan berapakah jumlah paralon

yang dibutuhkan? Dan jika ditumpuk menjadi 10 tumpukan berapakah

jumlah paralonnya?

Gambar (20)

Berdasarkan gambar 20 terlihat proses pekerjaan siswa pada nomor tiga

menggunakan strategi additional, siswa menggabungkan antara

pemahamannya, penerapan rumus serta dilakukan dengan penjumlahan.

K. Keunikan-keunikan Lain

Soal nomor satu

Gambar (a) Gambar(b)

Gambar a dan b merupakan beberapa kesalahan yang dilakukan siswa

dalam menyelesaikan soal. Pada gambar a siswa mengerjakan dengan langkah-

langkah yang benar dan menghasilkan jawaban yang benar, namun ia

menuliskan satuan yang salah dalam menjawab soal yaitu km. Pada gambar b

siswa menjawab hanya dengan mengalikan angka-angka yang tertera pada soal.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

46

Soal nomor dua

Gambar (c)

Pada gambar di atas siswa salah menentukan nilai awal. Jumlah rusuk pada

satu kubus adalah dua belas, namun siswa menuliskan sebelas kemudian

mengalikannya dengan dua pada dua kubus dan tiga pada kubus.

Soal nomor tiga

Gambar (d) Gambar (e)

Gambar (f) Gambar (g)

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2582/5/T1_202008080_BAB IV.pdf · Tuntang terkhusus pada kelas IX A dan IX B yang

47

Gambar d, e, f dan g adalah kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

dalam menjawab soal nomor tiga. Pada gambar (d) siswa menjawab soal

dengan jawaban yang benar, namun langkah pengerjaan yang digunakan salah

yaitu siswa menggunakan beda enam. Dalam hal ini kemungkinan siswa

mengubah nilai beda yang dapat memenuhi agar jawaban soal menjadi benar.

Pada gambar (e) kurang dapat dimengerti proses pemikiran siswa. Siswa

mengalikan angka-angka yang ia ketahui dan ia dapatkan dari soal sementara

pada gambar (f) siswa mencoba mengerjakan dengan menggunakan

perbandingan namun ia gagal menyelesaikannya. Pada gambar (g) siswa hanya

mencorat-coret pekerjaannya dan mencoba mengutak-atik angka yang ia

dapatkan dari soal. Dalam hal ini ia mengurangkan dua angka yang ia temui di

soal yaitu enam dan sepuluh.

Gambar (h)

Pada gambar h, siswa mengerjakan soal nomor dua menggunakan dua

cara. Cara yang pertama, siswa menggunakan pendekatan analisis-sintetik

strategi linguistik, kemudian menggunakan pendekatan serupa namun memakai

strategi fungsional. Terdaftar ada empat siswa yang mengerjakan dengan cara

serupa. Dari proses pengerjaan siswa tersebut nampak bahwa ada berbagai cara

untuk mengerjakan soal dengan jawaban yang benar. Ada kemungkinan siswa

mempunyai tingkat pemahaman yang lebih dibandingkan siswa lain. Meskipun

dermikian hanya pada soal nomor dua siswa tersebut mengerjakan

menggunakan dua cara.