46
62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola Sumberdaya Manusia berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sumber daya manusia berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta mencakup kepemimpinan dalam mengelola sumber daya manusia berupa guru dan siswa. Pengelolaan sumber daya manusia pendidikan diawali dengan perencanaan. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut. “Pengelolaan sumber daya manusia berbasis prestasi di sekolah kami diawali dari perencanaan, baik SDM berupa siswa maupun guru. Untuk SDM berupa guru, perencanaan yang kami lakukan meliputi penyusunan anggaran tenaga kerja, yaitu kegiatan memadukan jumlah tenaga kerja yang tersedia dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, tujuannya untuk mendapat gambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi formasi yang meliputi program pengadaan tenaga kerja, promosi jabatan, pelatihan dan pengembangan pegawai, pengembangan karier, program pemeliharan pegawai, dan program pemberhentian pegawai.” (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 8 Desember 2012). Menurut penjelasan Bapak Mufti Addin, disebutkan bahwa perencanaan sumber daya manusia berupa guru yang dilakukan di SMP Al

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola Sumberdaya Manusia

berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta

Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sumber daya

manusia berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta mencakup

kepemimpinan dalam mengelola sumber daya manusia berupa guru dan

siswa. Pengelolaan sumber daya manusia pendidikan diawali dengan

perencanaan. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala

SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut.

“Pengelolaan sumber daya manusia berbasis prestasi di sekolah kami diawali dari perencanaan, baik SDM berupa siswa maupun guru. Untuk SDM berupa guru, perencanaan yang kami lakukan meliputi penyusunan anggaran tenaga kerja, yaitu kegiatan memadukan jumlah tenaga kerja yang tersedia dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, tujuannya untuk mendapat gambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi formasi yang meliputi program pengadaan tenaga kerja, promosi jabatan, pelatihan dan pengembangan pegawai, pengembangan karier, program pemeliharan pegawai, dan program pemberhentian pegawai.” (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 8 Desember 2012). Menurut penjelasan Bapak Mufti Addin, disebutkan bahwa

perencanaan sumber daya manusia berupa guru yang dilakukan di SMP Al

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

63

Islam 1 meliputi penyusunan anggaran tenaga kerja (man power

budgeting) yaitu kegiatan memadukan jumlah tenaga kerja yang tersedia

dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, tujuannya untuk mendapat

gambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program

tenaga kerja (man power programming), yaitu kegiatan untuk mengisi

formasi yang meliputi program pengadaan tenaga kerja, promosi jabatan,

pelatihan dan pengembangan pegawai, pengembangan karier, program

pemeliharan pegawai, dan program pemberhentian pegawai.

Hal yang sama dikemukakan oleh Bapak M. Syafi’i (52 tahun) Wakil

Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan bahwa perencanaan

SDM berupa guru diawali dari perencanaan. Kegiatan yang dilakukan

dalam perencanaan tersebut meliputi penarikan atau rekrutmen tenaga

pengajar yang dilakukan melalui empat tahapan. Hal ini dijelaskan oleh

Bapak M Syafi’i sebagai berikut.

“Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan meliputi pengadaan tenaga pendidik yang dilakukan dalam tahapan antara lain meliputi: 1) pencarian personel, baik secara kualitas maupun kuantitas; 2) pencarian personel untuk memenuhi kebutuhan sekolah; 3) memutuskan personel yang memenuhi persyaratan kebutuhan sekolah; dan 4) kegiatan memilih posisi personil. Tahapan-tahap di atas dilakukan dengan melibatkan beberapa orang. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik yang dibutuhkan dan sesuai juga dengan kualifikasi yang dimiliki calon tenaga pendidik, sehingga calon yang diterima mampu menunjang cita-cita SMP Al-Islam 1 Surakarta seperti yang tercantum didalam visi, misi dan tujuan sekolah (Wawancara dengan Bapak M Syafi’i (52 tahun), Wakil Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 15 Desember 2012).

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

64

Hasil wawancara tersebut di atas menunjukkan bahwa proses

rekrutmen tenaga pendidik di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan dengan

melibatkan beberapa orang. Tahapan yang dilakukan meliputi:

1) pencarian personel, baik secara kualitas maupun kuantitas; 2) pencarian

personel untuk memenuhi kebutuhan sekolah; 3) memutuskan personel

yang memenuhi persyaratan kebutuhan sekolah; dan 4) kegiatan memilih

posisi personil. Proses yang dilakukan tersebut bertujuan agar memenuhi

kebutuhan tenaga pendidik yang dibutuhkan dan sesuai juga dengan

kualifikasi yang dimiliki calon tenaga pendidik, sehingga calon yang

diterima mampu menunjang cita-cita SMP Al-Islam 1 Surakarta seperti

yang tercantum didalam visi, misi dan tujuan sekolah.

Guna menunjang pengadaan guru yang berkualitas, SMP Al Islam 1

Surakarta melakukan proses seleksi yang berjenjang dan dilakukan melalui

beberapa tahapan. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Mufti Addin (49 tahun),

Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut:

“Seleksi merupakan sebuah proses yang ditujukan untuk memutuskan pelamar/calon tenaga pendidik mana yang akan diterima atau ditolak. Proses seleksi penerimaan tenaga pendidik di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: 1) wawancara pendahuluan; 2) pengisian formulir/blangko lamaran; 3) pemeriksaan berkas lamaran; 4) test psikologi; 5) wawancara; 6) persetujuan atasan langsung; 7) pemeriksaan kesehatan; 8) induksi atau orientasi. Tujuan rekrutmen adalah memenuhi kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek berarti memenuhi kebutuhan akan personil sesuai dengan tuntutan saat ini, sedang tujuan jangka panjang adalah untuk memenuhi penyediaan personil terus menerus baik personil

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

65

pelayanan maupun personil profesional. Untuk masalah pengadaan guru baru, kami diberi kewenangan oleh Yayasan Perguruan Al Islam Surakarta untuk mengadakan seleksi. Proses seleksi diawali dari kebutuhan sekolah yang mengajukan akan kebutuhan guru kepada Yayasan. Lalu yayasan menyerahkan proses rekrutmen kepada sekolah setelah menyetujui permohonan yang kami ajukan.” (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 8 Desember 2012). Menurut penjelasan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al

Islam 1 Surakarta, dijelaskan bahwa rekrutmen guru yang dilakukan oleh

sekolah mempunyai tujuan jangka pendek (short-term) dan jangka

panjang (long-term). Tujuan jangka pendek berarti memenuhi kebutuhan

akan personil sesuai dengan tuntutan saat ini (current situation), sedang

tujuan jangka panjang adalah untuk memenuhi penyediaan personil terus

menerus baik personil pelayanan maupun personil profesional. Proses

seleksi guru yang dilakukan di SMP Al Islam 1 Surakarta meliputi:

1) wawancara pendahuluan; 2) pengisian formulir/blangko lamaran;

3) pemeriksaan berkas lamaran; 4) test psikologi; 5) wawancara;

6) persetujuan atasan langsung; 7) pemeriksaan kesehatan; 8) induksi atau

orientasi.

Hal yang sama dijelaskan pula oleh Bapak Sumardi (51 tahun)

Pengurus Bidang Pendidikan di Yayasan Perguruan Al Islam Surakarta

yang menjelaskan bahwa proses seleksi dilakukan sepenuhnya oleh

sekolah. Yayasan menyerahkan sepenuhnya proses pemilihan guru baru

setelah menerima permohonan kebutuhan guru baru dari sekolah. Hal ini

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

66

dilakukan mengingat sekolah merupakan entitas yang paling mengetahui

akan kebutuhannya.

“Kalau masalah seleksi guru baru, pihak Yayasan memang menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah. Jadi sekolah menyusun perencanaan SDM, baik guru maupun kesiswaan yang kemudian diajukan kepada yayasan. Setelah permohonan disetujui, maka semua proses dilakukan sepenuhnya oleh sekolah. Kami hanya memantau dan mendampingi dalam setiap tahapan proses seleksi. Ini dimaksudkan karena memang sekolah lah yang paling mengetahui akan kebutuhan tenaga pendidiknya. Kami hanya menetapkan kriteria calon guru yang dapat diterima di Yayasan kami. Dengan kriteria tersebut, sekolah berhak menentukan siapa-siapa yang dapat diterima sebagai tenaga pengajar di sekolah tersebut.” (Wawancara dengan Bapak Sumardi (51 tahun) Pengurus Bidang Pendidikan di Yayasan Perguruan Al Islam Surakarta pada hari Sabtu 15 Desember 2012). Pengorganisasian SDM tenaga pendidikan di SMP Al Islam 1

Surakarta dilakukan oleh kepala sekolah dengan memperhatikan aspirasi

dari bawah atau bottom up. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Mufti Addin (49

tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan bahwa

pengorganisasian tenaga pendidikan berupa penempatan jabatan staf

kepala sekolah dilakukan berdasarkan aspirasi dari bawah. Langkah ini

dilakukan oleh kepala sekolah dengan membentuk tim yang terdiri dari

lima orang yang bertindak selaku komisi pemilihan untuk menetapkan

formatur calon staf kepala sekolah. Setelah formatur ditetapkan, maka

diadakan pemungutan suara untuk memilih calon staf kepala sekolah.

“Kami mempunyai tradisi yang cukup unik dalam pemilihan staf manajemen sekolah, baik untuk kelas reguler maupun

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

67

RSBI. Staf sekolah dipilih secara demokratis melalui pemungutan suara. Saya selaku kepala sekolah membentuk tim lima, karena tim ini memang terdiri dari 5 orang. Tim ini bertugas menetapkan formatur dan menyelenggarakan pemungutan suara atau semacam KPU lah. Tim Lima berperan sebagai Komisi Pemilihan Umum yang dibentuk atas dasar usulan para guru dan karyawan saat pengajian bersama. Setelah calon ditetapkan selanjutnya dilakukan pemungutan suara. Hasil pemilihan tersebut selanjutnya harus diberikan kepada yayasan untuk "diolah" sebelum akhirnya benar-benar diresmikan. Tentu diharapkan mereka yang terpilih adalah yang benar-benar bisa bekerja sama dengan Kepala Sekolah. Nah, jadi pemilihan ini sebenarnya baru tahap awal yang masih harus disempurnakan dengan tahapan berikutnya. Tetapi setidaknya melalui Pemilihan ini akan didapatkan gambaran aspirasi arus bawah yang sesungguhnya, dengan asumsi bahwa pemilihan yang ditangani oleh Tim Lima tersebut benar-benar berlangsung jujur dan adil” (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 15 Desember 2012).

Hal yang sama dikemukakan oleh Bapak Sutadi (51 tahun) salah

seorang anggota Tim Lima dalam pemilihan Staf Manajemen Sekolah di

SMP Al Islam 1 Surakarta. Menurut penjelasan Bapak Sutadi dikatakan

bahwa pemilihan staf manajemen sekolah yang didasarkan pada aspirasi

bottom up dapat meningkatkan moral kerja sekolah.

“Pemilihan staf manajemen sekolah melalui pemungutan suara secara langsung mencerminkan gambaran aspirasi arus bawah yang sesungguhnya. Dengan cara ini saya yakin bahwa moral kerja sekolah akan semakin meningkat karena mereka yang terpilih adalah mereka yang benar-benar dianggap mampu mengisi jabatan tersebut.” (Wawancara dengan Bapak Sutadi (51 tahun) salah seorang anggota Tim Lima dalam pemilihan Staf Manajemen Sekolah di SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 15 Desember 2012).

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

68

Hasil pengamatan di lapangan pada saat pemilihan staf manajemen

menunjukkan bahwa suasana cukup meriah dan panas. Hasil pengamatan

dapat dipaparkan sebagai berikut.

Dari seluruh undangan yang berjumlah sekitar 90 orang, yang membubuhkan tanda tangan sebagai pemilih adalah 79 orang. Sedangkan saat penghitungan, jumlah kartu suara yang masuk ke dalam kotak suara sejumlah 76 kartu suara. Adapun posisi yang diperebutkan untuk kelas reguler adalah Waka (Wakil Kepala) Pelaksana Harian, Waka Kurikulum, Waka Kesiswaan, Waka Humas, dan Waka Sarana dan Prasarana (Sarpras) Adapun untuk kelas RSBI hanya memperebutkan 4 posisi, sebab posisi Humas dan Sarpras dijadikan satu. Adapun para pemegang suara terbanyak di kelas RSBI adalah Drs. Syafi'i untuk posisi Pelaksana Harian, Ratnawati Kiding, S.Pd untuk posisi Kurikulum, Aminudin Furqon, SKom untuk posisi Kesiswaan dan Drs. Saeful Qomar untuk posisi Humas dan Sarpras. Sedangkan pada kelas reguler suara terbanyak dipegang oleh Drs. Muslih, Irianto, BA, Thoha Sholihin, SPd, dan Drs. Saeful Qomar. Sementara itu sumber di KPU menjelaskan bahwa yang akan diajukan kepada yayasan untuk masing-masing posisi adalah sebanyak 5 nama yang mendapatkan suara terbanyak. Pengendalian SDM guru di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan

dengan lima cara. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Mufti Addin (49 tahun),

Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan bahwa pengendalian

SDM berupa guru di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan melalui lima cara.

Kelima cara tersebut antara lain meliputi: a) Menentukan standar-standar

untuk melakukan control terhadap: 1) Pengembangan standar

kompetensi: 2) Pengembangan standar proses 3) Standar penilaian; dan

4) Standar pendidik; b) Membandingkan pelaksanaan performance

dengan standar; c) Pengembangan standar proses; d) Standar penilaian;

dan e) Standar pendidik.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

69

“Berbicara masalah pengendalian SDM, sekolah kami menerapkan lima cara untuk mengendalikan SDM guru. Kelima cara tersebut antara lain meliputi: a) Menentukan standar-standar untuk melakukan kontrol terhadap: 1) Pengembangan standar kompetensi: 2) Pengembangan standar proses 3) Standar penilaian; dan 4) Standar pendidik; b) Membandingkan pelaksanaan performance dengan standar; c) Pengembangan standar proses; d) Standar penilaian; dan e) Standar pendidik.” (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 8 Desember 2012). Hal yang sama dijelaskan pula oleh Bapak M Syafi’i (52 tahun),

Wakil Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta. Menurut penjelasan Bapak M

Syafi’i (52 tahun), dikatakan bahwa standar pengembangan kompetensi

guru di SMP Al Islam 1 Surakarta mengacu pada UU No. 14 tahun 2005

tentang Guru dan Dosen. Sedangkan untuk membandingkan pelaksanaan

kinerja dengan standar dilakukan supervisi terprogram dengan model

Cooperative Professional Development (CPD). Hal ini dijelaskan oleh

Bapak M Syafi’i (52 tahun), Wakil Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta sebagai

berikut.

“Memang benar kalau pengendalian SDM, khususnya guru, di sekolah kami dilakukan dengan lima cara sebagaimana dijelaskan oleh Kepala Sekolah. Untuk pengembangan standar kompetensi, standar proses, standar penilaian; dan standar pendidik kami menggunakan acuan berupa UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Sedangkan untuk membandingkan pelaksanaan kinerja dengan standar, kami melakukannya melalui supervisi yang dilakukan secara terprogram. Kepala sekolah tidak melakukan supervisi secara langsung, kami sudah menerapkan supervisi model CPD atau Cooperative Professional Development. Melalui model ini, Kepala Sekolah, yang diwakilkan kepada saya, menyerahkan sepenuhnya supervisi kepada setiap MGMP di sekolah kami.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

70

Jadi semua MGMP membentuk kelompok untuk saling mensupervisi guru. Mereka hanya mengadakan pertemuan dengan kami sekali dalam satu semester untuk memberikan laporan. Kemudian laporan tersebut saya serahkan kepada Kepala Sekolah sebagai penanggungjawab untuk diserahkan kepada Yayasan.” (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 8 Desember 2012). Penerapan supervisi model CPD yang dilakukan sekolah memberi

kemudahan kepada guru. Hal ini dikatakan oleh Ibu Sri Nur Wahyuni (47

tahun), guru matematika di SMP Al Islam 1 Surakarta, yang menjelaskan

bahwa supervisi model CPD yang diterapkan di SMP Al Islam 1 Surakarta

sangat membantu dalam meningkatkan kemampuan guru dalam

mengajar.

“Menurut saya, model supervisi yang diterapkan di sekolah ini sangat membantu dalam meningkatkan kemampuan guru. Saya tidak lagi merasa tertekan ketika disupervisi, karena yang mensupervisi adalah rekan guru sesama guru matematika. Dalam model ini, kami bisa saling mengadakan observasi kelas, saling memberikan umpan balik, dan menguasai tentang masalah-masalah kesupervisian. Kami secara informal dapat membicarakan persoalan-persoalan yang mereka hadapi, saling menukar gagasan, saling membantu dalam mempersiapkan pembelajaran, petukaran berbagai petunjuk dan saling memberi dukungan. Dari hasil tersebut kemudian penanggungjawab atau ketua MGMP akan memberikan laporan kepada Wakil Kepala Sekolah.” (Wawancara dengan Ibu Sri Nur Wahyuni (47 tahun), guru matematika di SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 15 Desember 2012). Pengembangan SDM di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan

dilakukan dalam beberapa pola. Salah satu pola yang dilakukan adalah

berupa scanning untuk melihat kemampuan tenaga pendidik baik dalam

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

71

ketrampilan mengajar maupun ketrampilan dasar lainnya, dan pelatihan.

Hal ini dijelaskan oleh Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam

1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut.

“Pengembangan SDM di sekolah kami dilakukan melalui pola scanning dan pelatihan. Scanning dilakukan untuk melihat kemampuan tenaga pendidik baik dalam ketrampilan mengajar maupun ketrampilan dasar lainnya. Adapun pelatihan yang dilakukan sangat beragam, dari mulai pelatihan smart teaching yang dilakukan bekerjasama dengan UMS dan UNS, pelatihan TI, pelatihan untuk meningkatkan profesionalisme guru, maupun melalui seminar pendalaman pemahaman keagamaan. Masalah biaya sepenuhnya ditanggung oleh Yayasan. Sebagai contoh misalnya, untuk meningkatkan kualitas guru di lingkungan SMP Al Islam 1 Surakarta yang pada gilirannya guru diharapkan mampu menanamkan karakter sesuai yang diharapkan kepada para siswa, kami melaksanakan seminar dengan tajuk “Membangun Karakter Guru Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan”. Melalui seminar ini, diharapkan guru selalu melakukan refleksi dan melakukan tindakan perbaikan dari setiap kekurangan selama proses pembelajaran. Selain itu diharapkan juga terbangun komunikasi yang baik antara guru dengan siswa di lingkungan SMP Al Islam 1 Surakarta dalam konteks pengembangan pendidikan sesuai visi dan misi.” (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 8 Desember 2012). Hal senada dikemukakan oleh Bapak M Syafi’i (52 tahun), Wakil

Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan bahwa pengembangan

profesionalisme guru juga dilakukan melalui MGMP yang dilakukan secara

berkala dengan bekerjasama dengan PSB (Pusat Sumber Belajar) yang

dibiayai oleh Yayasan. Selain itu, pengembangan juga dilakukan dengan

cara melakukan pertemuan antar Guru dan kepala Sekolah setiap bulan,

mengadakan PKG, penataran, bekerja sama dengan UNS dan UMS,

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

72

mengirimkan utusan untuk mengikuti kursus, studi komparatif, workshop,

dan seminar dll. Langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan dan kompetensi profesional guru.

“Memang benar bahwa Yayasan sangat concern dterhadap pengembangan SDM di sekolah ini. Pengembangan profesionalisme guru dilakukan melalui MGMP yang dilakukan secara berkala dengan bekerjasama dengan PSB (Pusat Sumber Belajar) yang dibiayai oleh Yayasan. Selain itu, pengembangan juga dilakukan dengan cara melakukan pertemuan antar Guru dan kepala Sekolah setiap bulan, mengadakan PKG, penataran, bekerja sama dengan UNS dan UMS, mengirimkan utusan untuk mengikuti kursus, studi komparatif, workshop, dan seminar dll.” (Wawancara dengan Bapak M Syafi’i (52 tahun), Wakil Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 15 Desember 2012). Pengelolaan SDM selain guru adalah pengelolaan tenaga

kependidikan dan siswa. Dalam hal pengelolaan tenaga kependidikan,

kepala sekolah mampu menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik

dengan seluruh staf. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Taslim (53 tahun) Kepala

Tata Usaha SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut.

“Menurut hemat saya, Bapak Kepala Sekolah sangat mampu dalam menjalin kerjasama dan komunikasi dengan seluruh staf di sekolah ini. Beliau tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya. Semua dihormati oleh beliau, jadi semua staf merasa hormat dan segan. Beliau selalu motivasi semua tenaga kependidikannya dengan berpedoman pada Visi, Misi dan tujuan sekolah yang setiap tahun dianalisa kembali dengan semboyan: ing ngarso sun tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.” (Wawancara dengan Bapak Taslim (53 tahun) Kepala Tata Usaha SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 15 Desember 2012).

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

73

Hal yang sama dijelaskan pula oleh Bapak M Syafi’i (52 tahun),

Wakil Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta, yang mengatakan bahwa Kepala

Sekolah mampu menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dengan

seluruh stafnya. Menurut penjelasan Bapak M Syafi’i (52 tahun), Wakil

Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta, dikatakan bahwa adanya team work yang

baik antara Kepala Sekolah dengan para wakil Kepala Sekolah, serta guru-

guru dan staf tata usaha, dengan pendekatan religi kultural untuk

menghimpun dukungan masyarakat terhadap kebutuhan sekolah

memungkinkan terlaksananya kepemimpinan tim (team leadership) yang

mampu mendinamisasi keadaan di sekolah. Hal ini berdampak pada

munculnya ide-ide segar dan kreatifitas untuk pengembangan sekolah

melalui peningkatan SDM tenaga pendidiknya, yang berdampak positif

terhadap pencapaian prestasi siswa.

“Memang benar, Kepala Sekolah sangat mampu dalam menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dengan seluruh stafnya, yaitu para wakil Kepala Sekolah, serta guru-guru dan staf tata usaha, dengan pendekatan religi kultural untuk menghimpun dukungan masyarakat terhadap kebutuhan sekolah memungkinkan terlaksananya kepemimpinan tim (team leadership) yang mampu mendinamisasi keadaan di sekolah. Hal ini berdampak pada munculnya ide-ide segar dan kreatifitas untuk pengembangan sekolah melalui peningkatan SDM tenaga pendidiknya, yang berdampak positif terhadap pencapaian prestasi siswa.” (Wawancara dengan Bapak M Syafi’i (52 tahun), Wakil Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 15 Desember 2012). Hal yang menonjol dari kepemimpinan kepala sekolah dalam

mengelola SDM adalah bahwa kepala sekolah mampu memberdayakan

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

74

seluruh guru maupun staf yang ada. Hal ini dikatakan oleh Bapak Irianto

(49 tahun), Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan di SMP Al Islam 1

Surakarta yang mengatakan bahwa kepala sekolah memberikan

kesempatan untuk melaksanakan kerja berikutnya saat guru dan staf

menunjukkan hasil kerja atau karya yang baik dan meraih sukses/prestasi.

“Kalau menurut saya, salah satu hal yang menonjol dari Kepala Sekolah dalam pengelolaan SDM adalah bahwa kepala sekolah menerapkan kepemimpinan yang memberdayakan. Kepala sekolah memberikan kesempatan untuk melaksanakan kerja berikutnya saat guru dan staf menunjukkan hasil kerja atau karya yang baik dan meraih sukses/prestasi.” (Wawancara dengan Bapak Irianto (49 tahun), Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 15 Desember 2012). Dalam hal pengelolaan SDM berupa siswa, pengelolaan diawali dari

perencanaan, seleksi penerimaan siswa baru, dan pembinaan kesiswaan.

Perencanaan diawali dengan penetapan kuota penerimaan siswa baru,

yang diikuti dengan pembentukan panitia penerimaan siswa baru. Hal ini

dijelaskan oleh Bapak Irianto (49 tahun), Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kesiswaan yang menjelaskan sebagai berikut.

“Dalam pengelolaan kesiswaan, perencanaan diawali dari penetapan kuota calon siswa baru. Setelah kuota ditetapkan, kepala sekolah kemudian membentuk panitia penerimaan siswa baru. Kebetulan ketua panitia didelegasikan kepada saya selaku Waka Kesiswaan. Sebagai ketua panitia, saya diberi kewenangan penuh untuk melakukan seleksi penerimaan siswa baru. Untuk seleksi siswa baru kami menerapkan tes tertulis berupa mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, ICT dan Pengetahuan Umum, sedangkan wawancara dilakukan dalam hal Agama dan Kepribadian.” (Wawancara dengan Bapak Irianto (49

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

75

tahun), Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 15 Desember 2012).

Hal yang sama dijelaskan oleh Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang

menjelaskan bahwa panitia seleksi penerimaan siswa baru diberi

kewenangan penuh untuk melakukan seleksi terhadap siswa baru. Mereka

hanya diberi pedoman dan kriteria calon siswa yang memenuhi

persyaratan baik melalui tes tertulis maupun wawancara. Menurut Bapak

Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta, dijelaskan

sebagai berikut.

“Setelah kami menetapkan kuota calon siswa baru, kami membentuk panitia yang diketuai oleh Waka Kesiswaan. Semua proses seleksi sepenuhnya saya percayakan kepada beliau. Saya hanya bertindak sebagai penanggungjawab dalam hal ini. Jadi segala proses seleksi sudah menjadi tanggungjawab Waka Kesiswaan. Adapun kriteria calon siswa yang dapat diterima sudah diatur secara transparan sehingga kami benar-benar dapat mempertanggungjawabkan akuntabilitasnya.” (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012).

Pembinaan kesiswaan dilakukan melalui kegiatan ekstra-kurikuler.

Hal ini dikemukakan oleh Bapak Irianto (49 tahun), Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kesiswaan SMP Al Islam 1 Surakarta, yang menjelaskan bahwa SMP

Al Islam 1 Surakarta mempunyai dua program rutin yang dikenal dengan

nama Life Management Training dan Spiritual Building Training (SBT).

“Untuk pembinaan siswa, kami menyelenggarakan program Life Management Training dan Spiritual Building Training

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

76

(SBT). Program Life Management Training diselenggarakan bagi siswa kelas IX. Training ini diselenggarakan agar siswa kelas IX lebih bersemangat dan mantap menghadapi Ujian Nasional. Sedangkan program Spiritual Building Training (SBT) adalah program untuk mempersiapkan siswa secara fisik, material akademis, mental maupun spiritual. Program ini dilakukan bekerjasama dengan lembaga profesional dalam bidangnya untuk memberikan presentasi yang mampu membangkitkan motivasi sehingga melahirkan semangat dan kesiapan mental spiritual dalam menghadapi Ujian Nasional. Dengan diadakannnya program ini diharapkan murid kelas IX SMP Al Islam mampu meraih kesuksesan dalam menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional.” (Wawancara dengan Bapak Irianto (49 tahun), Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012).

Pembinaan siswa dalam bidang non akademik dilakukan dengan

berbagai kegiatan yang meliputi 12 macam kegiatan. Kegiatan tersebut

berupa kegiatan olah raga, kesenian, ketrampilan, dan ilmiah. Kegiatan

ekstra kurikuler yang diselenggarakan di SMP Al Islam 1 Surakarta meliputi

kegiatan pramuka, sepak bola, bulu tangkis, bola basket, tata boga, tata

busana, PMR, English Club, Arabic Club, Karya Ilmiah Remaja (KIR),

Robotika, dan Karawitan. Hal tersebut dikemukakan oleh Bapak Joko Lulut

Amboro (39 tahun), Staf Kesiswaan di SMP Al Islam 1 Surakarta yang

menjelaskan sebagai berikut.

“Guna mengembangkan potensi dan bakat siswa, sekolah menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler baik dalam bidang olah raga, kesenian, maupun ilmu pengetahuan. Kalau tidak salah sekolah kami mempunyai 12 macam kegiatan ekstra kurikuler sebagai sarana pengembangan bakat dan potensi siswa. Kegiatan tersebut antara lain meliputi kegiatan pramuka, sepak bola, bulu tangkis, bola basket, tata boga, tata

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

77

busana, PMR, English Club, Arabic Club, Karya Ilmiah Remaja (KIR), Robotika, dan Karawitan.” (Wawancara dengan Bapak Joko Lulut Amboro (39 tahun), Staf Kesiswaan di SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Pengembangan kesiswaan bentuk lain sebagai manifestasi

kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan SDM adalah

membangun jaringan dengan alumni. Langkah ini dilakukan melalui

pendataan alumni sekolah dan menjalin komunikasi dengan ikatan alumni.

Hal ini dijelaskan oleh Bapak Irianto (49 tahun), Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kesiswaan SMP Al Islam 1 yang menyatakan sebagai berikut.

“Kami memang membina siswa tidak hanya mereka yang masih bersekolah di sini. Mereka yang sudah lulus pun atau alumni masih kami bina. Kami membuka pendaftaran secara on line dalam situs kami khusus untuk laman alumni. Di situ kami sediakan kolom data berupa nama, alamat yang bisa dihubungi dan pekerjaan yang sekarang mereka geluti. Dari pendaftaran on line tersebut kami bisa membangun data base almuni sekolah kami untuk mengembangkan jaringan. Alhamdulillah kami sudah memperoleh manfaat dari langkah yang kami lakukan, yaitu alumni sekolah yang sudah berhasil mau mendukung program sekolah dengan ikhlas baik berupa materil maupun non materil.” (Wawancara dengan Bapak Irianto (49 tahun), Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Al Islam 1 pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di SMP Al Islam 1

Surakarta, dapat diketahui bahwa siswa cukup antusias dalam mengikuti

kegiatan ekstra kurikuler yang dilakukan sekolah. Setiap kegiatan diikuti

oleh sekitar 30 an siswa.

Berdasarkan data dokumen di atas, menunjukkan bahwa

pengelolaan SDM di SMP Al Islam 1 Surakarta cukup berhasil. Hal ini

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

78

ditunjukkan dengan berbagai prestasi yang diraih siswa maupun guru di

sekolah tersebut. Data perolehan prestasi siswa dalam berbagai bidang

dapat disajikan ke dalam tabel berikut.

Tabel IV. 1

Perolehan Prestasi Siswa SMP Al Islam 1 Surakarta

Tahun Pelajaran 2011/2012

No. Nama Lomba Juara Tingkat

Kota Provinsi Nasional

1 Pencak Silat Putri O2SN I

2. Oliampiade Regional RSBI di SMA Taruna Magelang bid studi Biologi, Matematika, Bhs Inggris

masing2 mapel mendapatkan perunggu

3 Lomba Tilawah MAPSI Surakarta

1

4 Cerdas Cermat MAPSI Surakarta

1

5 Futsal Assalam Cup 3

6 Lomba Mading FKIP UNS 3

7 Lomba MTQ/Qori’ BEM IAIN Surakarta

1

8 Lomba MTQ/Qori’ BEM IAIN Surakarta

2

9 Lomba Cerdas Cermat Penggalang Putra LK2PP IAIN Surakarta

2

10 Lomba Desain Logo Penggalang Putra LK2PP IAIN Surakarta

3

11 Lomba Desain Logo Penggalang Putri LK2PP IAIN Surakarta

3

Sumber: Dokumen SMP Al Islam 1 Surakarta

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala

sekolah dalam pengelolaan SDM di SMP Al Islam 1 Surakarta mencakup

pengelolaan SDM tenaga pendidikan dan kependidikan, serta pengelolaan

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

79

kesiswaan. Pengelolaan mencakup perencanaan, pengorganisasian,

pengembangan SDM, dan pengendalian SDM.

2. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sarana prasarana

berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta

Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sarana dan

prasarana berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta ditunjukkan

dengan pendelegasian wewenang pengelolaan sarana prasarana sekolah

kepada Waka Sarpras. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Bapak Mufti Addin (49

tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai

berikut.

“Kalau berbicara mengenai Sarana Prasarana, semuanya sudah menjadi tugas dari Bapak Saeful Qomar yang bertugas sebagai Waka Sarpras. Beliau lah yang mengurusi sarana prasarana sekolah dari mulai perencanaan hingga evaluasinya. Saya hanya melakukan koordinasi dengan beliau. Jadi beliau lah yang lebih mengetahui pengelolaan sarpras di sekolah ini.” (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Hasil wawancara dengan Bapak Saeful Qomar (47 tahun), Waka

Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta menunjukkan bahwa perencanaan

sarana prasarana pendidikan di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan

bersamaan dengan penyusunan RKAS yang dilakukan setiap awal tahun

pelajaran baru. Dalam penyusunan RKAS tersebut semua kebutuhan baik

sarana barang habis pakai maupun prasarana penunjang lainnya

dianggarkan sesuai kebutuhan sekolah. Hal ini dijelaskan oleh Bapak

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

80

Saeful Qomar (47 tahun), Waka Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta

sebagai berikut.

“Perencanaan sarana prasarana sekolah kami lakukan setiap awal tahun dalam RKAS. Hal ini dikarenakan pengadaan sarana prasarana tersebut memerlukan anggaran harus dianggarkan dalam RKAS tersebut. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan penentuan skala prioritas kegiatan untuk dilaksanakan serta sesuai dengan dana dan tingkat kepentingan. Tujuan adanya perencanaan adalah demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan, untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaannya. Proses yang kami laksanakan dalam dalam membuat perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan meliputi: a) Menyusun daftar perencanaan pengadaan berdasarkan analisis kebutuhan dari masing-masing satuan organisasi; b) Menyusun daftar perkiraan biaya atau harga barang-barang atau alat-alat yang diperlukan berdasarkan standar yang diperlukan; c) Menetapkan segala prioritas pengadaannya berdasarkan dana yang tersedia.” (Wawancara dengan Bapak Saeful Qomar (47 tahun), Waka Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas, dapat diketahui

bahwa perencanaan sarana prasarana pendidikan di SMP Al Islam 1

Surakarta dilakukan bersamaan dengan penyusunan RKAS yang dilakukan

setiap awal tahun pelajaran baru. Dalam penyusunan RKAS tersebut

semua kebutuhan baik sarana barang habis pakai maupun prasarana

penunjang lainnya dianggarkan sesuai kebutuhan sekolah.

Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan penentuan skala prioritas

kegiatan untuk dilaksanakan serta sesuai dengan dana dan tingkat

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

81

kepentingan. Tujuan adanya perencanaan adalah demi menghindari

terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan, untuk

meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaannya. Proses

yang kami laksanakan dalam dalam membuat perencanaan pengadaan

sarana dan prasarana pendidikan meliputi: a) Menyusun daftar

perencanaan pengadaan berdasarkan analisis kebutuhan dari masing-

masing satuan organisasi; b) Menyusun daftar perkiraan biaya atau harga

barang-barang atau alat-alat yang diperlukan berdasarkan standar yang

diperlukan; c) Menetapkan segala prioritas pengadaannya berdasarkan

dana yang tersedia.

Perencanaan dan pengadaan sarana prasarana pendidikan di SMP

Al Islam 1 Surakarta sepenuhnya dilakukan secara swa-kelola. Hal ini

sesuai dengan model pengelolaan sekolah yang sudah sepenuhnya

menggunakan model Manajemen Berbasis Sekolah. Hal ini dijelaskan oleh

Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang

menjelaskan sebagai berikut.

“Sekolah kami sudah menerapkan MBS sejak dulu. Maklum sekolah kami kan sekolah swasta, jadi peran pemerintah dalam pengadaan sarana prasarana tidak terlalu besar. Kami bisa seperti ini berkat dukungan dari Komite Sekolah dan Peranserta Masyarakat, yang dalam hal ini adalah orang tua siswa. Alhamdulillah dukungan orang tua siswa terhadap sekolah kami sangat tinggi. Di sekolah kami sudah ada pengurus persatuan orang tua murid di setiap kelas. Merekalah yang berperan besar dalam pengadaan sarana prasarana untuk menunjang kegiatan belajar putra-putri mereka di sekolah ini. Kami, dalam hal ini manajemen

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

82

sekolah, merundingkan apa yang kami butuhkan dengan Komite Sekolah. Kemudian Komite Sekolah akan membicarakan program kami dengan POM masing-masing kelas. Dari pembicaraan itulah mereka memberikan dukungan terhadap sekolah, baik berupa dana, barang maupun tenaga.” (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Berdasarkan penjelasan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP

Al Islam 1 Surakarta, tersebut di atas, dapat diketahui bahwa dukungan

orang tua siswa sangat besar dalam pengadaan sarana prasarana di

sekolah. Dukungan orang tua siswa sangat tinggi dalam pengadaan sarana

prasarana di SMP Al Islam 1 Surakarta.

Hal yang sama dijelaskan pula oleh Bapak Bapak Saeful Qomar (47

tahun), Waka Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta, yang menjelaskan

bahwa dukungan Komite Sekolah dan orang tua siswa dalam pengadaan

sarana prasarana sangat tinggi. Hal ini dicontohkan misalnya dengan saat

sekolah membutuhkan sarana transportasi untuk kegiatan studi banding

atau pun outbond bagi siswa, orang tua siswa memberikan dukungan

berupa pengadaan transportasi untuk kegiatan tersebut.

“Memang benar kalau Komite Sekolah dan orang tua siswa memberikan dukungan yang tinggi bagi sekolah kami. Dukungan mereka tidak hanya dana, tetapi juga sarana atau pun tenaga. Sebagai contoh misalnya saat sekolah kami mengadakan kegiatan studi banding ke sekolah lain di Yogyakarta, ada orang tua siswa yang meminjamkan bus untuk transportasi kami bahkan lengkap dengan sopir dan bahan bakarnya. Ini sungguh hal yang sangat membanggakan bagi kami.” (Wawancara dengan Bapak Saeful Qomar (47 tahun), Waka Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012).

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

83

Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Al Islam 1

Surakarta sudah sepenuhnya dilakukan secara swakelola. Hal ini dijelaskan

pula oleh Bapak Sumardi (51 tahun) Pengurus Bidang Pendidikan di

Yayasan Perguruan Al Islam Surakarta yang menjelaskan bahwa sekolah

merencanakan pengadaan sarana prasarana pendidikan melalui RKAS

yang diajukan ke Yayasan. Dari RKAS tersebut kemudian Yayasan

memberikan dana untuk pembiayaan.

“Memang sekolah-sekolah di bawah naungan Yayasan Perguruan Al Islam sudah menerapkan MBS sepenuhnya. Jadi kalau sekolah mau mengadakan sarana prasarana, biasanya mereka menyusunnya dalam RKAS yang kemudian diajukan kepada yayasan. Nah dari RKAS itulah yayasan kemudian mengembalikan uang yang diperoleh dari orang tua siswa untuk membiayai pengadaan tersebut.” (Wawancara dengan Bapak Sumardi (51 tahun) Pengurus Bidang Pendidikan di Yayasan Perguruan Al Islam Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012).

Berdasarkan hasil-hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan

bahwa kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan

prasarana berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan melalui

pendelegasian tugas kepada Waka Sarpras. Perencanaan sarana dan

prasarana sekolah dilakukan bersama-sama dengan Komite Sekolah

melalui RKAS yang disusun pada setiap awal tahun pelajaran baru. Sekolah

sudah melaksanakan MBS secara penuh yang ditunjukkan dengan

kemandirian sekolah dalam pengadaan sarana prasarana pendidikan di

sekolah tersebut.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

84

Tahapan berikutnya setelah tahap perencanaan adalah

penyimpanan. Tahap ini mencakup pencatatan, penyimpanan,

pengaturan, perawatan, dan penjagaan yang dilakukan secara tertib, rapi

dan aman. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Saeful Qomar (47 tahun), Waka

Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut:

Setelah perencanaan dan pengadaan, maka tahap berikutnya adalah penyimpanan. Penyimpanan barang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Barang-barang yang sudah diterima, dicatat, digudangkan, diatur, dirawat, dan dijaga secara tertib, rapi dan aman; 2) Menyelenggarakan administrasi penyimpanan dan penggunaan atas semua barang yang ada dalam ruang atau gudang; 3) Secara berkala atau insidental diadakan pengontrolan dan perhitungan barang persediaan agar diketahui apakah memenuhi kebutuhan; dan 4) Laporan tentang keadaan penyimpanan dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Barang-barang yang sudah dianggarkan dalam pengadaan barang jika sudah terealisasi langsung disimpan ke bagian penyimpanan barang, selanjutnya diterima dan diinventarisasi dan dicatat ketika barang tersebut akan dikeluarkan agar terlihat tertib dan rapi (Wawancara dengan Bapak Saeful Qomar (47 tahun), Waka Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Hasil wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP

Al Islam 1 Surakarta, menunjukkan bahwa setelah sarana-prasarana

diinventarisasi ke dalam buku catatan administrasi sekolah, maka sarana

dan prasarana pendidikan sudah bisa dipergunakan. Penggunaan

disesuaikan dengan kebutuhan. Adapun pemeliharaan, penghapusan

sarpras dari inventarisasi menjadi tanggungjawab Waka Sarpras. Laporan

tentang sarana prasarana dilakukan setiap tahun kepada pihak Yayasan.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

85

Hal ini dijelaskan oleh Bapak Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al

Islam 1 Surakarta sebagai berikut:

“Sarana dan prasarana pendidikan di sekolah kami baru bisa dipergunakan setelah sarana prasarana tersebut selesai diinventarisasi. Mengenai pengaturan penggunaan dan pemeliharaan sudah kami serahkan kepada Bapak Waka Sapras. Demikian pula mengenai penghapusan sarana prasarana dari inventarisasi sekolah menjadi tanggungjawab dan kewenangan Waka Sarpras. Untuk menghapus suatu barang pastinya ada syarat dan kondisi tertentu, seperti misalnya kegunaannya sudah tidak sesuai dengan biaya pemeliharaan, atau mungkin sudah rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi. Nah kalau masalah pelaporan kami lakukan setiap akhir tahun pelajaran kepada pihak Yayasan. Nanti pihak yayasan lah yang akan memberi persetujuan tentang mana yang boleh dihapus dan mana yang belum boleh. Jadi sifatnya kami hanya mengusulkan. Keputusan akhir ada di pihak Yayasan.”(Wawancara dengan Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012).

3. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola pembiayaan berbasis

prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta

Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola pembiayaan

berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta merujuk pada kemampuan

kepala sekolah dalam mengelola keuangan di sekolah tersebut.

Pengelolaan keuangan sekolah mencakup aspek-aspek perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.

Hasil wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP

Al Islam 1 Surakarta, menunjukkan bahwa perencanaan keuangan sekolah

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

86

dilakukan bersama-sama oleh Tim Penyusun yang terdiri dari delapan

orang. Tim tersebut terdiri dari Kepala Sekolah, seluruh Waka, Kepala Tata

Laksana (KTU), Bendahara Sekolah, dan Bendahara Penerimaan.

Perencanaan pengelolaan keuangan sekolah diwujudkan dalam bentuk

Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS). RKAS tersebut selanjutnya

dibahas dengan orang tua siswa dalam rapat Komite Sekolah. Hasil

pembahasan tersebut selanjutnya diserahkan kepada Yayasan.

“Berbicara masalah pengelolaan keuangan sekolah, kami sangat transparan dan terbuka. Tidak ada hal yang kami sembunyikan karena kami benar-benar ingin menjaga amanah yang diberikan baik oleh orang tua siswa maupun Yayasan. Perencanaan keuangan sekolah dibahas bersama oleh tim yang terdiri dari 8 orang, yaitu Kepala Sekolah, seluruh Waka, Kepala Tata Laksana (KTU), Bendahara Sekolah, dan Bendahara Penerimaan. Hasil perumusan kemudian dibahas dalam rapat komite dengan orang tua siswa pada setiap awal tahun pelajaran baru. Dari hasil pembahasan tersebut kami serahkan kepada Yayasan untuk disyahkan.” (Wawancara dengan Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012).

Perencanaan yang dilakukan mencakup perencanaan sumber

pembiayaan dan pembelanjaan. Sumber pembiayaan pendidikan sebagian

besar diperoleh dari orang tua siswa yang mencapai sekitar 81%,

sedangkan bantuan pemerintah hanya sekitar 19% dari seluruh RKAS. Hal

ini dijelaskan oleh Ibu Marlina (51 tahun), Bendahara Umum di SMP Al

Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut.

“Dalam perencanaan biasanya dibahas sumber pembiayaan dan pembelanjaan sekolah. Kalau masalah sumber

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

87

pembiayaan, boleh dikatakan kami sudah mandiri. Artinya dari seluruh sumber dana yang kami gunakan dalam RKAS, hampir 81% berasal dari orang tua siswa yang diberikan melalui Yayasan. Bantuan pemerintah hanya sekitar 19%. Jadi boleh dikata bahwa sekolah kami sudah menerapkan MBS dengan konsisten.” (Wawancara dengan Ibu Marlina (51 tahun), Bendahara Umum di SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Proses pembiayaan pendidikan di SMP Al Islam 1 Surakarta

dilakukan oleh Yayasan sesuai dengan RKAS yang disusun sekolah.

Prosedur yang dilakukan adalah bahwa setelah uang dikumpulkan oleh

bendahara sekolah dari beberapa sumber, baik bantuan pemerintah

maupun dari orang tua siswa, selanjutnya disetorkan kepada bendahara

Yayasan. Dari bendahara Yayasan, uang dikembalikan ke pihak sekolah

sesuai dengan RKAS yang disetujui bersama. Hal ini dijelaskan oleh Bapak

Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan

sebagai berikut.

“Memang pembiayaan pendidikan di sekolah kami sebagian besar dibiayai oleh Yayasan. Jadi prosedurnya adalah bendahara sekolah menerima uang dari beberapa sumber, yaitu bantuan pemerintah maupun orang tua siswa. Setelah dana terkumpul, bendahara sekolah kemudian menyetorkan kepada bendahara Yayasan. Kemudian Yayasan mengembalikan uang kepada sekolah sesuai dengan RKAS yang kami susun bersama.” (Wawancara dengan Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Pembiayaan pendidikan yang berasal dari sumber lain diperoleh

dari ikatan alumni. Hal ini dijelaskan oleh Ibu Marlina (51 tahun),

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

88

Bendahara Umum di SMP Al Islam 1 Surakarta yang mengatakan sebagai

berikut.

“Selain sumber dari bantuan pemerintah dan Yayasan, sumber pembiayaan pendidikan di SMP Al Islam 1 Surakarta juga diperoleh dari ikatan alumni. Dana yang berasal dari ikatan alumni biasanya digunakan untuk pengadaan sarana prasarana dan pembiayaan kegiatan ekstra kurikuler siswa. Ini memang permintaan dari mereka yang membantu pendanaan tersebut. Kami hanya melaksanakan amanah yang diberikan kepada kami, jadi apa yang menjadi keinginan alumni kami ikuti.” (Wawancara dengan Ibu Marlina (51 tahun), Bendahara Umum di SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Pengorganisasian keuangan sekolah diatur sesuai dengan pos-pos

masing-masing anggaran sesuai RKAS. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Mufti

Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan

bahwa pengorganisasian keuangan sekolah diatur menurut pos-pos yang

ditetapkan dalam RKAS.

“Masalah pengorganisasian anggaran, kami atur sesuai pos-pos yang telah ditentukan dalam RKAS. Secara umum, pos belanja yang kami anggarkan adalah belaja rutin, belanja operasional, belanja pemeliharaan, dan belanja modal. Belanja rutin yang merupakan gaji pegawai menempati proporsi terbesar kedua dalam RKAS kami, yaitu mencapai 37.83%. Belanja terbesar kami alokasikan untuk belanja operasional sekolah yang mencapai sekitar 55% dari seluruh RKAS. Kebijakan ini memang diatur Yayasan agar biaya pendidikan dioptimalkan untuk kegiatan pembelajaran sehingga sekolah terus berprestasi.” (Wawancara dengan Bapak Mufti Addin (49 tahun), Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Hasil analisis dokumen RKAS menunjukkan bahwa sumber dana

terbesar dalam pembiayaan pendidikan berasal dari orang tua siswa.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

89

Adapun pembelanjaan terbesar dalam RKAS SMP Al Islam 1 Surakarta

dialokasikan untuk biaya operasional pendidikan. Data hasil analisis

dokumen ringkasan RKAS SMP Al Islam 1 Surakarta untuk tahun anggaran

2012/2013 dapat dipaparkan sebagai berikut.

Tabel IV. 2

Ringkasan Penerimaan RKAS SMP Al Islam 1 Surakarta

No. Sumber Dana Jumlah %

1. Bantuan oprasional sekolah dari

yayasan

2.626.857.699 80.89%

2. Bantuan Pemerintah 620.647.500 19.11%

Jumlah 3.247.505.199 100.0%

Sumber: Data Keuangan SMP Al Islam 1 Surakarta

Tabel IV. 3

Ringkasan Pembelanjaan RKAS SMP Al Islam 1 Surakarta

No. Jenis Pembelanjaan Jumlah %

1. Belanja Rutin 1,228,693,199 37.83%

2. Belanja Operasional 1,791,767,000 55.17%

3. Belanja Modal 227,045,000 6.99%

Jumlah 3.247.505.199 100.0%

Sumber: Data Keuangan SMP Al Islam 1 Surakarta

Evaluasi pengelolaan keuangan sekolah dilakukan oleh Yayasan. Hal

ini dijelaskan oleh Ibu Marlina (51 tahun), Bendahara Umum di SMP Al

Islam 1 Surakarta. Menurut penjelasan Ibu Marlina dikatakan bahwa

evaluasi keuangan sekolah dilakukan oleh Yayasan melalui setiap tiga

bulan sekali kemudian pada akhir tahun dilakukan audit secara

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

90

menyeluruh. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemeriksaan dan

memudahkan dalam hal perbaikan apabila terjadi ketidaksesuaian.

“Soal evaluasi anggaran ya mesti ada. Kalau di sekolah kami, evaluasi dilakukan setiap tiga bulan sekali oleh Yayasan. Pada akhir tahun Yayasan melakukan audit secara menyeluruh terhadap pengelolaan keuangan sekolah.” (Wawancara dengan Ibu Marlina (51 tahun), Bendahara Umum di SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012). Berdasarkan hasil wawancara dan analisis dokumen dapat

disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan

keuangan sekolah berbasis prestasi dilakukan melalui perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan diwujudkan

dalam RKAS yang disusun oleh tim yang terdiri dari 8 orang.

Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan pos-pos yang sudah

dianggarkan dengan proporsi terbesar dialokasikan untuk pembelanjaan

operasional pendidikan yang mencapai 55% dari RKAS. Evaluasi dilakukan

setiap tiga bulan dan pada akhir tahun dilakukan audit secara keseluruhan.

B. Pembahasan

1. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola Sumberdaya Manusia

berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta

Perencanaan sumber daya manusia meliputi penyusunan anggaran

tenaga kerja (man power budgeting) yaitu kegiatan memadukan jumlah

tenaga kerja yang tersedia dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan,

tujuannya untuk mendapat gambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja,

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

91

dan penyusunan program tenaga kerja (man power programming), yaitu

kegiatan untuk mengisi formasi yang meliputi program pengadaan tenaga

kerja, promosi jabatan, pelatihan dan pengembangan pegawai,

pengembangan karier, program pemeliharan pegawai, dan program

pemberhentian pegawai.

Perencanaan SDM tenaga pendidik yang dilakukan oleh SMP Al

Islam 1 Surakarta, sesuai dengan pendapat Sikula sebagaimana ditegaskan

sebagai berikut:

“Human Resource of manpower planning has been defined as the process of determining manpower reqruitments and the means for meeting those requirements in order to carry out the integrated plans of the organization (Sikula, 2010: 241) (Perencanaan Sumberdaya manusia atau perencanaan tenaga kerja didefinisikan sebagai proses rencana organisasi. mempertemukan kebutuhan tersebut agarpelaksanaannya terintegrasi dengan organisasi). Rekrutmen dilakukan dengan melibatkan beberapa orang, dengan

tujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik yang dibutuhkan dan

sesuai juga dengan kualifikasi yang dimiliki calon tenaga pendidik,

sehingga calon yang diterima mampu menunjang cita-cita SMP Al Islam 1

Surakarta seperti yang tercantum didalam visi, misi dan tujuan SMP Al

Islam 1 Surakarta. Proses seleksi penerimaan tenaga pendidik di SMP Al

Islam 1 Surakarta dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) wawancara pendahuluan; 2) pengisian formulir/blangko lamaran;

3) pemeriksaan berkas lamaran; 4) test psikologi; 5) wawancara;

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

92

6) persetujuan atasan langsung; 7) pemeriksaan kesehatan; 8) induksi atau

orientasi.

Proses rekrutmen sesuai dengan tahapan tersebut di atas senada

dengan pendapat Gibson and Hunt, bahwa kegiatan yang harus dilakukan

dalam pengadaan tenaga pendidik antara lain adalah: 1) reqution

(pencarian personel, kualitas maupun kuantitas); 2) recruitment

(pencarian personel untuk memenuhi kebutuhan sekolah); 3) selection

(memutuskan personel yang memenuhi persyaratan kebutuhan sekolah);

4) appointment (kegiatan memilih posisi personil).

Proses rekrutmen yang dilakukan sekolah agar calon yang diterima

mampu menunjang cita-cita SMP Al Islam 1 Surakarta seperti yang

tercantum didalam visi, misi dan tujuan SMP Al Islam 1 Surakarta

mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Webb, dkk., (2006). Hasil

penelitian Webb, dkk., (2006) menunjukkan bahwa Peranan kepala

sekolah dalam meningkatkan kinerja guru berbentuk penciptaan iklim

sekolah yang mendukung proses pembelajaran. Menurut Webb, dkk.,

dikatakan bahwa

”The quality of the head teacher is a crucial factor in the success of the school. … Good heads can transform a school; poor heads can block progress and achievement. It is essential that we have measures in place to strengthen the skills of all new and serving heads.” (Webb, et al., 2006: 408). Pengendalian SDM berupa guru di SMP Al Islam 1 Surakarta

dilakukan melalui lima cara. Kelima cara tersebut antara lain meliputi:

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

93

a) Menentukan standar-standar untuk melakukan kontrol terhadap:

1) Pengembangan standar kompetensi: 2) Pengembangan standar proses

3) Standar penilaian; dan 4) Standar pendidik; b) Membandingkan

pelaksanaan performance dengan standar; c) Pengembangan standar

proses; d) Standar penilaian; dan e) Standar pendidik. Pengendalian

tersebut dilakukan melalui supervisi dengan model CPD (Cooperative

Professional Development).

Pengendalian SDM yang dilakukan melalui supervisi model CPD

mampu meningkatkan kinerja guru sehingga lebih terpacu untuk

berprestasi. Model ini sangat erat kaitannya dengan kemampuan kepala

sekolah dalam menciptakan iklim kerja, karena dengan model supervisi

CPD tersebut iklim kerja semakin kondusif.

Temuan tersebut mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Harris, dkk., (2003: 67-76). Harris, dkk., mengkaji tentang kepemimpinan

sekolah yang efektif dalam perspektif guru. Penelitian dilakukan dengan

menggunakan kajian kualitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa

kepemimpinan dalam perspektif guru berkaitan dengan makna konstruktif

baik secara kolektif maupun secara kolaboratif. Kepemimpinan efektif

mencakup energi atau sinergi yang diciptakan oleh kepala sekolah yang

melibatkan orang lain dalam aktivitas kepemimpinan. Langkah melibatkan

orang lain adalah dengan memberdayakan MGMP dalam pelaksanaan

supervisi di sekolah tersebut.

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

94

Pengembangan SDM guru di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan

melalui MGMP yang dilakukan secara berkala dengan bekerjasama dengan

PSB (Pusat Sumber Belajar) yang dibiayai oleh Yayasan. Selain itu,

pengembangan juga dilakukan dengan cara melakukan pertemuan antar

Guru dan kepala Sekolah setiap bulan, mengadakan PKG, penataran,

bekerja sama dengan UNS dan UMS, mengirimkan utusan untuk mengikuti

kursus, studi komparatif, workshop, dan seminar dll.

Hasil tersebut mengindikasikan bahwa kepemimpinan kepala

sekolah yang mampu mengembangkan SDM agar lebih berprestasi

merupakan salah satu karakteristik kepemimpinan yang efektif. Dengan

kepemimpinan yang efektif, kepala sekolah mampu menciptakan iklim

kerja yang memacu SDM untuk berprestasi.

Temuan tersebut juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan

oleh Kelley, dkk., (2005: 17-25). Penelitian yang dilakukan oleh Kelley,

dkk., bertujuan untuk mengkaji hubungan antara kepemimpinan, iklim

sekolah, dan sekolah efektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap iklim sekolah.

Kepemimpinan kepala sekolah dapat menciptakan iklim sekolah yang

dapat menciptakan produktivitas baik siswa maupun guru.

Kemampuan mengembangkan SDM juga menunjukkan bahwa

kepala sekolah memiliki kemampuan dalam memahami kompetensi yang

dimiliki para guru. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

95

oleh Robinson (2006) dengan judul ”Putting Education Back into

Educational Leadership”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kepala

sekolah harus memperdalam kemampuan mereka baik dalam aspek

pedagogik dan pengetahuan tentang materi pedagogik agar mampu

menjamin kualitas pembelajaran.

Pengelolaan SDM dalam bidang kesiswaan dilakukan dari

perencanaan berupa penetapan kuota penerimaan siswa baru hingga

pembinaan siswa. Pembinaan kesiswaan dilakukan melalui kegiatan ekstra

kurikuler dan program Life Management Training serta Spiritual Building

Training (SBT).

Bentuk pengembangan SDM baik siswa maupun guru yang

dilakukan oleh SMP Al Islam 1 Surakarta melalui pelatihan dan program

pengembangan tersebut di atas sejalan dengan pandangan Sikula.

Menurut Sikula dikatakan bahwa:

“On the job, vestibule, demonstration and examples, simulation, apprenticeship, classroom methods (lecture, conference, case study, role playing and programmed instruction) and other training methods: some of the most commonly used management development methods include: training method, understudies, job rotation and planned progression, coaching-consouling, junior boards of executives or multiple management, community assignments, staff meetings and projects, business games, sensitivy training, and other development method” (Sikula, 2010: 243). Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan, bahwa pola

pengembangan SDM di SMP Al Islam 1 Surakarta dapat dilaksanakan

secara profesional, karena menggunakan tiga prinsip pendekatan yaitu:

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

96

1) prinsip sitstemik, yaitu memperhitungkan kondisi serta kemampuan

internal juga kekuatan-kekuatan eksternal yang akan mempengaruhi

proses pendidikan; 2) prinsip keterarahan, yaitu prinsip-prinsip kebijakan

sekolah/madrasah yang konsisten sehingga apa yang akan dilaksanakan

akan lebih efisien, dan 3) Prinsip holistik yaitu program-program

pengembangan dijabarkan secara nyata dari visi, misi dan tujuan sekolah.

Pola pelaksanaan pengembangan SDM yang efektif dilakukan oleh

kepala sekolah dengan menggunakan lima tipologi yaitu:

a. Mengubah sekolah yang biasa menjadi sekolah yang berprestasi baik

prestasi akademik maupun non akademik dengan cara memadukan

tuntutan kurikulum dengan kualifikasi tenaga pendidik dan

kesejahteraannya;

b. Kepala Sekolah senantiasa motivasi semua tenaga kependidikannya

dengan berpedoman pada Visi, Misi dan tujuan sekolah/madrasah

yang setiap tahun dianalisa kembali dengan semboyan: ing ngarso sun

tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani;

c. Di sekolah tersebut terdapat team work yang baik antara Kepala

Sekolah dengan para wakil Kepala Sekolah, serta guru-guru dan staf

tata usaha,dengan pendekatan religi kultural untuk menghimpun

dukungan masyarakat terhadap kebutuhan sekolah, sehingga

memungkinkan terlaksananya kepemimpinan tim (team leadership)

yang mampu mendinamisasi keadaan di sekolah, sehingga

memunculkan ide-ide segar dan kreatifitas untuk pengembangan

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

97

sekolah melalui peningkatan SDM tenaga pendidiknya, yang

berdampak positif terhadap pencapaian prestasi siswa;

d. Kepala sekolah mempunyai kemampuan intelektual, sosial dan

kultural, berperan sebagai perantara ide dalam inovasi dan perubahan

sekolah, dengan menerapkan kepemimpinan yang kolaboratif dan

keteladanan maupun kepeloporan untuk terus melakukan

perbaikanperbaikan di segala sektor; dan

e. Para tenaga pendidik bersikap pro aktif dalam menghadapi perubahan

dan perkembangan pendidikan melalui inovasi pembelajaran,

ditunjang dengan tersedianya sarana dan prasarana yang cukup dan

memadai, sehingga memungkinkan para siswa dapat memanfaatkan

berbagai sumber belajar dan sumber informasi.

2. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sarana prasarana

berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta

Kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan

prasarana berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan melalui

pendelegasian tugas kepada Waka Sarpras. Perencanaan sarana dan

prasarana sekolah dilakukan bersama-sama dengan Komite Sekolah

melalui RKAS yang disusun pada setiap awal tahun pelajaran baru. Sekolah

sudah melaksanakan MBS secara penuh yang ditunjukkan dengan

kemandirian sekolah dalam pengadaan sarana prasarana pendidikan di

sekolah tersebut. Dukungan Komite Sekolah dan orang tua siswa sangat

tinggi dalam pengadaan sarana prasarana pendidikan di sekolah tersebut.

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

98

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara

langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya

proses belajar mengajar. Misalnya gedung, ruang kelas, meja kursi, serta

alat-alat dan media pengajaran.

Pengelolaan sarana prasarana di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan

dengan menciptakan lingkungan fisik yang mendukung pembelajaran.

Kondisi bangunan fisik sekolah dapat menjadi salah satu faktor pendorong

keberhasilan program pembelajaran yang dilakukan guru. Kondisi fisik

bangunan dapat mempengaruhi efektivitas kerja guru. Hal ini didukung

hasil penelitian yang dilakukan Dawson dan Parker (Earthman, 2002: 9)

yang menyatakan bahwa “the condition of a school building not only

influences student achievement, but can also influence the work and

effectiveness of a teacher.”

Hal lain yang muncul dalam temuan penelitian adalah pemeliharaan

fasilitas sekolah sehingga mampu mendukung prestasi sumber daya

manusia yang ada. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Buckley, dkk., (2004, 1 - 10). Menurut Buckley, dkk.,

dikatakan bahwa “teachers might be willing to take lower salaries in

exchange for better working conditions.” Hasil ini mengimplikasikan

bahwa kurangnya sumber daya sekolah dapat memacu ketidakpuasan

kerja guru.

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

99

Pengadaan teknologi informasi untuk melengkapi fasilitas

pembelajaran di sekolah merupakan salah satu bukti bahwa sekolah

sangat peduli terhadap kemajuan pendidikan. Temuan ini mendukung

hasil penelitian yang dilakukan oleh Wilson (2008: 1-9). Menurut Wilson

dikatakan bahwa guna mendukung pembelajaran “schools need to accunt

for virtual learning through the internet and have both wired and wireless

digital, audio, an video connectivity.” Penjelasan di atas diartikan bahwa

sekolah harus menyediakan fasilitas pembelajaran virtual melalui internet.

Keluasan akses melalui internet akan memudahkan guru dan siswa

memperoleh akses yang lebih besar ke pendidikan yang lebih tinggi. “Such

connections enable teachers and students to have greater resources as

well as access to institutions of higher learning.”

3. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola pembiayaan berbasis

prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta

Kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan keuangan

sekolah berbasis prestasi dilakukan melalui perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan diwujudkan

dalam RKAS yang disusun oleh tim yang terdiri dari 8 orang.

Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan pos-pos yang sudah

dianggarkan dengan proporsi terbesar dialokasikan untuk pembelanjaan

operasional pendidikan yang mencapai 55% dari RKAS. Evaluasi dilakukan

setiap tiga bulan dan pada akhir tahun dilakukan audit secara keseluruhan.

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

100

Pembiayaan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan

dilakukan melalui penganggaran program atau rencana stratejik bidang

sarana prasarana. Biaya dialokasikan dari bantuan orang tua siswa. Hal ini

menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan sekolah yang transparan

dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pendidikan.

Temuan ini didukung hasil temuan penelitian yang dilakukan De

Grauwe (2004: 4). Menurut De Grauwe dikatakan bahwa sekolah yang

mampu menunjukkan akuntabilitasnya akan dapat memperoleh mobilisasi

sumber daya yang lebih besar. De Grauwe menyatakan bahwa “teachers

and especially parents will be more eager to contribute to the funding of

their school if they have a say in the organization and management it.”

Pembiayaan sarana prasarana pendidikan yang ditanggung bersama

antara pemerintah daerah, pusat dan orang tua siswa menjadi suatu

faktor kunci keberhasilan pengadaan fasilitas sekolah. Hal ini didukung

temuan penelitian Jones, dkk., (2003: 1570 – 1575). Menurut Jones, dkk,

dikatakan bahwa “to improve school environmental heath, the school

should make existing and new school healthier places to learn by

improving coordination and collaboration among federal, state, and local

programs.”

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

101

C. Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Ditawarkan

1. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola Sumberdaya Manusia

berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala

sekolah dalam pengelolaan sumber daya manusia berbasis prestasi

meliputi penyusunan anggaran tenaga kerja (man power budgeting), dan

penyusunan program tenaga kerja (man power programming).

Pengendalian SDM berupa guru dilakukan melalui lima cara.

Kelima cara tersebut antara lain meliputi: a) Menentukan standar-standar

untuk melakukan control terhadap: 1) Pengembangan standar

kompetensi: 2) Pengembangan standar proses 3) Standar penilaian; dan

4) Standar pendidik; b) Membandingkan pelaksanaan performance

dengan standar; c) Pengembangan standar proses; d) Standar penilaian;

dan e) Standar pendidik.

Pengembangan SDM guru dilakukan melalui MGMP yang

dilakukan secara berkala dengan bekerjasama dengan PSB (Pusat Sumber

Belajar) yang dibiayai oleh Yayasan. Selain itu, pengembangan juga

dilakukan dengan cara melakukan pertemuan antar Guru dan kepala

Sekolah setiap bulan, mengadakan PKG, penataran, bekerja sama dengan

UNS dan UMS, mengirimkan utusan untuk mengikuti kursus, studi

komparatif, workshop, dan seminar dll. Pengorganisasian staf manajemen

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

102

sekolah dilakukan dengan memperhatikan aspirasi arus bawah atau

bottom up, melalui pemilihan secara demokratis.

Pengelolaan SDM dalam bidang kesiswaan dilakukan dari

perencanaan berupa penetapan kuota penerimaan siswa baru hingga

pembinaan siswa dari sejak mereka masih bersekolah hingga setelah

mereka lulus dari sekolah tersebut. Pembinaan kesiswaan dilakukan

melalui kegiatan ekstra kurikuler dan program Life Management Training

serta Spiritual Building Training (SBT) dan pendaftaran alumni sekolah

secara on line. Kepemimpinan kepala sekolah yang ditunjukkan oleh

kepala SMP Al Islam 1 Surakarta dalam pengelolaan sumber daya manusia

berbasis prestasi di sekolahnya patut dijadikan contoh bagi kepala

sekolah lain.

Langkah yang dilakukan kepala sekolah mampu mendorong

seluruh warga sekolah untuk berprestasi secara optimal. Berpijak dari

temuan tersebut di atas, maka selanjutnya dapat ditawarkan model

kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan sumber daya manusia

berbasis prestasi adalah bahwa kepala sekolah harus mampu

merumuskan visi yang jauh ke depan dengan melihat kondisi riil yang ada

di sekolah dan tantangan yang dihadapi. Dengan kemampuannya

melakukan analisis internal dan eksternal, kepala sekolah diharapkan

mampu menyusun misi guna mewujudkan visi yang telah dirumuskan.

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

103

Dari misi tersebut kepala sekolah harus mampu menyusun strategi agar

sekolah mampu mencapai tujuan yang ditetapkan.

Gambaran model kepemimpinan yang ditawarkan tersebut di atas,

selanjutnya dapat divisualisasikan ke dalam diagram sebagai berikut.

Gambar IV. 1 Model Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pengelolaan SDM

yang Ditawarkan

2. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sarana prasarana

berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta

Temuan penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala

sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana berbasis prestasi di SMP

Al Islam 1 Surakarta dilakukan melalui pendelegasian tugas kepada Waka

Sarpras. Perencanaan sarana dan prasarana sekolah dilakukan bersama-

sama dengan Komite Sekolah melalui RKAS yang disusun pada setiap awal

tahun pelajaran baru. Sekolah sudah melaksanakan MBS secara penuh

yang ditunjukkan dengan kemandirian sekolah dalam pengadaan sarana

prasarana pendidikan di sekolah tersebut. Dukungan Komite Sekolah dan

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

104

orang tua siswa sangat tinggi dalam pengadaan sarana prasarana

pendidikan di sekolah tersebut.

Diterapkannya MBS secara penuh di SMP Al Islam 1 Surakarta

menjadikan sekolah semakin otonom dan tidak harus tergantung pada

pihak lain. Apalagi dengan adanya dukungan yang tinggi dari Komite

Sekolah maupun ikatan alumni yang siap membantu sekolah baik secara

materil maupun non materil. Kondisi yang demikian sangat mendukung

bagi kepala sekolah untuk mengembangkan inovasi seluas-luasnya.

Berdasarkan temuan tersebut maka dapat ditawarkan model

kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola pengelolaan sarana

prasarana berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta sebagai berikut.

Kepala sekolah memiliki keleluasaan dalam mengembangkan inovasi.

Untuk itu kepala sekolah perlu memberdayakan seluruh elemen sekolah

untuk ikut serta dalam melakukan inovasi demi kemajuan sekolah.

Model tersebut selanjutnya dapat disajikan ke dalam bentuk

diagram sebagai berikut.

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

105

Gambar IV. 2 Model Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Sarana

Prasarana Sekolah yang Ditawarkan

3. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola pembiayaan berbasis

prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta

Kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan keuangan

sekolah berbasis prestasi dilakukan melalui perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan diwujudkan

dalam RKAS yang disusun oleh tim yang terdiri dari 8 orang.

Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan pos-pos yang sudah

dianggarkan dengan proporsi terbesar dialokasikan untuk pembelanjaan

operasional pendidikan yang mencapai 55% dari RKAS. Evaluasi dilakukan

setiap tiga bulan dan pada akhir tahun dilakukan audit secara

keseluruhan. Pengelolaan keuangan sekolah dilakukan secara transparan

sehingga akuntabilitas pengelolaan keuangan sekolah dapat

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

106

dipertanggungjawabkan kepada seluruh stakeholder sekolah secara

transparan.

Temuan tersebut membawa implikasi bahwa sebagai suatu

sekolah yang sudah melaksanakan MBS secara penuh, sekolah sudah

benar-benar mandiri dalam hal keuangan. Berpijak dari kenyataan

tersebut maka dapat ditawarkan model kepemimpinan kepala sekolah

dalam pengelolaan pembiayaan barbasis prestasi sebagai berikut.

Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi perlu mengoptimalkan

peranan sebagai inovator. Adanya kenyataan bahwa sekolah sudah

mandiri dalam hal keuangan, sangat mendukung bagi kepala sekolah

untuk mengembangkan inovasi. Kepala sekolah mengembangkan

program yang dapat mendorong warga sekolah untuk berprestasi dalam

RKAS yang disusun pada awal tahun pelajaran, yaitu dengan program-

program inovatif dan mampu menjawab tantangan terkini. Dengan

langkah tersebut, maka diharapkan sekolah akan menjadi sekolah

berbasis mutu.

Model yang ditawarkan tersebut dapat diperjelas dengan diagram

sebagai berikut.

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ums.ac.id/26370/5/BAB_IV.pdfgambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja, yaitu kegiatan untuk mengisi

107

Gambar IV. 3 Model Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pengelolaan

Pembiayaan Sekolah yang Ditawarkan