23
50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang terdiri dari hasil analisis normalitas dan homogenitas pretest, gambaran pelaksanaan penelitian pada kelas kontrol dan ekperimen atau pembelajaran menggunakan model problem based learning dengan dongeng, deskriptif data hasil belajar matematika, uji t independent sample test, serta pembahasan yang terdiri dari uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. Secara rinci akan dibahas sebagai berikut ini. 4.1 Pelaksanaan Penelitian Dalam penelitian ini subjek penelitian 71 siswa dengan rincian 32 siswa kelas III SD Negeri Salatiga 03 semeser II tahun pelajaran 205/2016 sebagai kelas ekperimen dan 39 siswa kelas III SD Negeri Salatiga 10 semester II Tahun Pelajaran 205/2016 sebagai kelas kontrol. Pemilihan kedua kelas pada SD tersebut didasarkan pada : a. Kedua sekolah tersebut berada pada gugus yang sama yaitu gugus Kartini. b. Kedua sekolah tersebut sama-sama SD imbas di gugus kartini. c. Kedua sekolah tersebut berada pada lokasi yang sama yaitu Jalan Margosari Nomor 3 Salatiga. d. Kedua kelas memiliki jumlah siswa yang perbedaannya tidak terlalu jauh dibandingkan dengan sekolah lain yang satu gugus Kartini yaitu 32 dan 39 e. Memilih kelas rendah yaitu kelas III karena siswa kelas rendah lebih suka untuk didongengi. Kelas III di SD N Salatiga 03 yang terletak di jalan Margosari Nomor 03 Salatiga. Dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari terbiasa dengan metode ceramah dan tanya jawab yang digunakan oleh guru sehingga siswa cenderung pasif dan guru yang lebih aktif dan pembelajaran lebih didominasi oleh guru. Karena siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang diterangkan oleh guru. Penyempaian materi matematika lebih disampaikan secara parsial sehingga siswa kurang begitu memahami dalam penerapan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil mengerjakan soal pretest. Siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang terdiri dari hasil

analisis normalitas dan homogenitas pretest, gambaran pelaksanaan penelitian

pada kelas kontrol dan ekperimen atau pembelajaran menggunakan model

problem based learning dengan dongeng, deskriptif data hasil belajar matematika,

uji t independent sample test, serta pembahasan yang terdiri dari uji hipotesis dan

pembahasan hasil penelitian. Secara rinci akan dibahas sebagai berikut ini.

4.1 Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini subjek penelitian 71 siswa dengan rincian 32 siswa

kelas III SD Negeri Salatiga 03 semeser II tahun pelajaran 205/2016 sebagai

kelas ekperimen dan 39 siswa kelas III SD Negeri Salatiga 10 semester II Tahun

Pelajaran 205/2016 sebagai kelas kontrol. Pemilihan kedua kelas pada SD tersebut

didasarkan pada :

a. Kedua sekolah tersebut berada pada gugus yang sama yaitu gugus Kartini.

b. Kedua sekolah tersebut sama-sama SD imbas di gugus kartini.

c. Kedua sekolah tersebut berada pada lokasi yang sama yaitu Jalan

Margosari Nomor 3 Salatiga.

d. Kedua kelas memiliki jumlah siswa yang perbedaannya tidak terlalu jauh

dibandingkan dengan sekolah lain yang satu gugus Kartini yaitu 32 dan 39

e. Memilih kelas rendah yaitu kelas III karena siswa kelas rendah lebih suka

untuk didongengi.

Kelas III di SD N Salatiga 03 yang terletak di jalan Margosari Nomor 03

Salatiga. Dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari terbiasa dengan metode

ceramah dan tanya jawab yang digunakan oleh guru sehingga siswa cenderung

pasif dan guru yang lebih aktif dan pembelajaran lebih didominasi oleh guru.

Karena siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang diterangkan oleh guru.

Penyempaian materi matematika lebih disampaikan secara parsial sehingga siswa

kurang begitu memahami dalam penerapan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini

dapat dilihat dari hasil mengerjakan soal pretest. Siswa kesulitan dalam

menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

51

Nilai rata-rata pretest kelas ekperimen 57,69 dan pada kelas kontrol 59,39. Di

dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat.

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu problem based learning dengan dongeng

sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam

menyelesaikan soal cerita matematika.

Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N

Salatiga 03 dan 39 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 10 tahun pelajaran

2015/2016 yang berjumlah 71 siswa. Kelas ekperimen berjumlah 32 siswa dan

kelas kontrol 39 siswa karena 3 siswa tidak berangkat dalam pretest, mengajar

dan postes. Sehingga dalam pengolahan data hanya diambil siswa yang mengikuti

kegitan pretest, mengajar dan postes saja sehingga jumlah sisiwa kelas kontrol 36

siswa. Berdasarkan hasil pretest kedua kelas tersebut sudah diuji normalitas, uji

homogen, dan uji keseimbangan dengan mengunakan SPSS 22.0 for windows dan

menunjukkan kedua kelas itu homogen, yang berarti data berdestribusi normal

dan memiliki varian yang tak berbeda secara signifikan. Ini menunjukkan bahwa

sebelum diberi perlakuan kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama

sehingga peneliti dapat melanjutkan penelitiannya dengan memberikan perlakuan

pada kelas eksperimen dengan menggunakan Problem Based Learning dengan

dongeng. Sedangkan pada kelas kontrol diajar sesuai dengan standar yang berlaku

yaitu diajar seperti biasa. Setelah keduanya selesai dengan pembelajaran dengan

cara yang berbeda, selanjutnya diadakan tes akhir (postest).

Penelitian ini dilakukan dalam 6 pertemuan, yaitu 2 pertemuan pada

tanggal 25,26 dan 27 April 2016 untuk kelas eksperimen (Problem Based

Learning dengan dongeng) dan 3 pertemuan pada tanggal 03, 04 dan 05 Mei

2016 untuk kelas Kontrol. Pertemuan pertama terdiri dari tiga jam pelajaran

dengan alokasi waktu 35 menit setiap satu jam pelajaran. Materi yang diberikan

untuk kelas eksperimen sama dengan materi yang diberikan untuk kelas kontrol

yaitu membahas tentang persamaan luas persegi dan persegi panjang. Pada saat

pelaksanaan tes akhir, kelas eksperimen terlebih dahulu mengerjakan tes pada

hari selasa tanggal 27 April 2016 jam ke-1. Sedangkan kelas kontrol

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

52

mengerjakan tes pada hari Kamis tanggal 05 Mei 2016. Materi yang diajarkan

dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini.

Tabel 14

Pelaksanaan Penelitian pada kelas Ekperimen Pertemuan Materi

I 1. Memberikan permasalahan awal yang disampaikan dalam

bentuk dongeng.

2. Melakukan penyelidikan dengan menyusun pazzle persegi

satuan

3. Menyelesaikan permasalah yang terjadi di negeri

dongeng

4. Menemukan persamaan luas persegi dan persegi panjang

(penemuan mantra aji-aji)

II 1. Menghitung luas persegi dan persegi panjang pada soal

cerita

2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas

persegi dan persegi panjang.

III Postest

Berikut ini merupakan gambaran pelaksaan penelitian pada kelas

ekperimen (Problem Based Learning dengan dongeng) dan kelas kontrol.

1. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol

Pembelajaran kelas kontrol menggunakan pembelajaran seperti biasannya

sesuai dengan standar yang telah ada. Materi yang dibahas yaitu tentang luas

persegi dan persegi panjang. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan

berdasarkan tahapan pembelajaran yang sudah dikembangkan dalam beberapa

tahapan kegiatan. Tahapan kegiatan dan keterlaksananaannya dapat dilihat pada

Tabel berikut :

Tabel 15

Lembar Observasi Kelas Kontrol

No Aspek Kegiatan Guru

Keterlaksanaan

Pertemuan

1

Pertemuan

2

1. Kegiatan

Pendahuluan

Memotivasi siswa Ya Ya

Mengingatkan pelajaran yang telah

lalu

Ya Ya

Melakukan orientasi kelas dengan

menyampaikan tujuan

pembelajaran dan kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan.

Ya Ya

Guru membagi siswa menjadi

beberapa kelompok.

Ya Tidak

2. Kegiatan Inti Membimbing siswa dalam

mengumpulkan informasi untuk

menyelesaikan soal latihan.

Ya Ya

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

53

No Aspek Kegiatan Guru

Keterlaksanaan

Pertemuan

1

Pertemuan

2

Mendampingi siswa dalam

menyelesaikan soal latihan bersama

dengan kelompok.

Ya Ya

Mengamati jalannya kerja

kelompok

Ya Ya

Melakukan pembetulan jawaban

siswa yang belum sesuai.

Ya Ya

3. Kegiatan

Penutup

Memberi penegasan dan membuat

rangkuman.

Ya Ya

Melakukan refleksi dengan

menanyakan hal yang didapat.

Ya Ya

Memberikan soal mandiri Ya Ya

Memberikan soal evaluasi Ya Ya

Pada kelas kontrol mengunakan model pembelajaran seperti yang biasanya

dilakukan oleh guru kelas dalam mengajar yaitu direct learning (pembelajaran

langsung) atau lebih dikenal metode ceramah atau ekspositori (ceramah

bervariasi). Sehingga pembelajaran lebih didominasi oleh guru dibandingkan

dengan siswa. Guru aktif memberikan penjelasan tentang materi, dengan

mempresentasikan bahan ajar yang disampaiakan dengan bantuan slide

PowerPoint. Siswa berperan aktif hanya pada saat pengumpulan informasi dan

data melalui kerja kelompok. Kegiatan selanjutnya lebih didominasi oleh guru

karena guru memberikan penjelasan dan siswa mendengarkan dan mencatatnya.

Ketika penanaman konsep luas diberikan oleh guru sehingga siswa lebih

cenderung menghafal tanpa mengetahui konsep tentang luas itu sendiri selain itu

pembelajaran disampaikan secara parsial tanpa dikaitkan dengan kehidupan

sehari-hari siswa. Hal ini dapat dilihat saat siswa mengerjakan soal latihan dalam

bentuk cerita siswa banyak yang mengalami kesulitan dalam penyelesainnya dan

masih ada siswa yang terbalik mengenai konsep keliling dan luas. Namun

sebagian besar pembelajaran sudah terlaksana dengan baik sesuai rancangan

kegiatan yang telah direncanakan. Hanya terdapat satu langkah pembelajaran yang

tidak terlaksana yaitu pembentukan kelompok pada pertemuan kedua. Dalam

pertemuan kedua memang tidak dibentuk kelompok dengan tujuan untuk

mengetahui kemampuan setiap individu siswa dalam menyelesaikan soal karena

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

54

jika dibuat kelompok yang bekerja hanya beberapa siswa saja sedangkan siswa

yang memiliki kemampuan kurang cenderung acuh tak acuk dan tidak mau

mengerjakan. Selain itu untuk memberikan tanggung jawab pada setiap siswa

dalam menyelesaikan permasalahan.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Ekperimen

Pelaksanakan pembelajaran kelas ekperimen menggunakan model Problem

Based Learning dengan dongeng dilakukan dua kali pertemuan. Materi yang

diajarkan tentang luas persegi dan persegi panjang. Proses pembelajaran

dilakukan dengan mengacu pada tahapan pembelajaran yang dilakukan dalam

beberapa tahapan kegiatan. Tahapan kegiatan dan keterlaksanaan dapat dilihat

pada Tabel 19 berikut.

Tabel 16

Lembar Observasi Kelas Ekperimen (Problrm Based Learning)

No Indikator Tingkah Laku Guru

Keterlaksanaan Aktivitas

Pengajar (Ya/Tidak)

Pertemuan

1

Pertemuan

2

1. Orientasi siswa pada

Masalah

Menjelaskan tujuan pembelajaran,

menjelaskan logistik yang

diperlukan, dan memotivasi siswa

terlibat pada aktivitas pemecahan

masalah

Ya Ya

2. Mengorganisasikan

siswa untuk belajar

Membantu siswa mendefinisikan

dan mengorganisasikan tugas

belajar yang berhubungan dengan

masalah tersebut

Ya Ya

3. Membimbing

pengalaman

individual /

kelompok

Mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi yang

sesuai, melaksanakan eksperimen

untuk mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalah

Ya Ya

4. Mengembangkan

dan

menyajikan hasil

karya

Membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan

karya yang sesuai seperti laporan,

dan membantu mereka untuk

berbagai tugas dengan temannya.

Ya Ya

5. Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Membantu siswa untuk melakukan

refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dan proses

yang mereka gunakan.

Ya Ya

Tahapan pembelajaran terlaksana dalam dua kali pertemuan. Pada

pertemuan pertama pembelajaran berfokus dalam proses penyelesaian masalah

yang disampaikan guru melalui dongeng yang bertujuan untuk memotivasi siswa

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

55

agar bersemangat untuk melakukan penyelesaian masalah. Dalam proses

penyelidikan guru membagikan pazzle kepada setiap kelompok yang telah dibagi.

Dalam penyusunan pazzle siswa lebih tertarik dan berantusias. Pembelajaran hari

pertama hanya berfokus pada proses penemuan persamaan luas persegi dan

persegi panjang. Sedangkan untuk hari kedua siswa diberikan latihan dalam

pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari siswa dengan diberikan soal cerita

yang berkaitan permasalahan yang dijumpai dalam lingkungan siswa. Setelah

pembelajaran selama 2 hari di kelas ekperimen dihari ketiga diadakan postest.

Selama pertemuan pertama dan pertemuan ketiga siswa lebih banyak

melakukan penyelidikan untuk penyelesaian masalah. Kerena permasalahan awal

disampaiakn dengan menggunakan dongeng sehingga siswa lebih termotivasi dan

berantusia dalam proses penyelidikan untuk menyelesaikan masalah. Sehingga

kegiatan pembelajaran siswa lebih terlibat aktif dibandingakan dengan gurunya.

Selain itu siswa lebih berani dalam penyapaian pendapat atau ide-idenya. Selain

itu, siswa tidak terlihat bosan dalam mengikuti setiap tahapan pembelajaran.

Berdasarkan lembar observasi kegiatan pembelajaran berjalan baik tanpa ada

halangaan yang cukup berarti, mulai dari persiapan, kegiatan inti dan akhir

pembelajaran terlaksana sesuai dengan langkah-lamgkah dalam model Problem

based learning dengan dongeng seperti yang telah direncanakan dan diharapkan.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Deskripsi Data

Deskripsi data yang disajikan adalah data hasil nilai pretest matematika

materi keliling persegi dan persegi panjang sebelum perlakuan sebagai data

kemampuan awal. Kemudian setelah diberikan perlakuan diperoleh data akhir

melalui postest kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika yang berkaitan

dengan luas persegi dan persegi panjang. Dari data tersebut diperoleh ringkasan

data yang disajikan dalam tabel dan gambar berikut.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

56

Tabel 17

Deskripsi Data Sebelum Perlakuan

Tabel 18

Deskripsi Data Setelah Perlakuan

Statistik

Kelas Eksperimen

(kelas model Problem

Based Learning dengan

dongeng)

Kelas Kontrol

(kelas dengan pembelajaran

seperti biasa)

N (jumlah siswa) 32 36

Nilai rata-rata 78,69 70,92

Nilai tertinggi 100 88

Nilai terendah 60 40

Standar deviasi 10,050 10,739

Berdasarkan kedua tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada kelas

ekperimen mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kemampuan awal sebelum

perlakuan 56,94 meningkat sebesar 21,75 sehingga menjadi 78,69 setelah

diadakan perlakuan. Sedangkan pada kelas kontrol, rata-rata awal 59,39

meningkat sebesar 11,53 sehingga menjadi 70,92 setelah diadakan perlakuan. Dari

hasil rata-rata nilai postes dapat diketahui bahwa peningkatan nilai rata-rata kelas

ekperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Secara garis besar

keadaan ini dapat dilaihat pada Gambar 2 diagram batang di bawah ini.

Statistik

Kelas Eksperimen

(kelas model Problem

Based Learning dengan

dongeng)

Kelas Kontrol

(kelas dengan pembelajaran

seperti biasa)

N (jumlah siswa) 32 36

Nilai rata-rata 56,94 59,39

Nilai tertinggi 85 90

Nilai terendah 25 20

Standar deviasi 15,742 19,691

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

57

Gambar 2 Deskripsi Data Pretest

Gambar 3 Deskripsi Data Postest

4.2.2 Data Hasil Penelitian

Sebelum melakukan analisis data terlebih dahulu menyusun tabel

distribusi frekuensi untuk menyederhanakan nilai Pretes dan postest. Berikut

adalah langkah-langkah dalam menyususn tabel frekuensi pretest kelas ekperimen

dengan rumusan sebagai berikut.

Banyaknya Kelas = 1 + 3,3, log n

N (Jumlah siswa) = 32

Log 32 = 1,505

Jadi banyak kelas = 1 + (3,3 × 1,505)

= 1 + 4,9665

= 5,9665 dibulatkan menjadi 6 kelas

0102030405060708090

100

N (jumlah siswa)

Nilai rata-rata

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Standar deviasi

Kelas Eksperimen (kelas model Problem Based Learning dengan dongeng)

Kelas Kontrol (kelas dengan pembelajaran seperti biasa)

0

20

40

60

80

100

120

N (jumlah siswa)

Nilai rata-rata

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Standar deviasi

Kelas Eksperimen (kelas model Problem Based Learning dengan dongeng)

Kelas Kontrol (kelas dengan pembelajaran seperti biasa)

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

58

Range = Nilai maksimum – nilai minimum + 1

= 85 – 25 + 1

= 61

Interval = 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒

𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠

= 61

6

= 10,17 dibulatkan menjadi 10

Hasil tabel distribusi frekuensi pretest kelas eksperimen dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 19

Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen

Interval Kelas Eksperimen

Frekuensi Prosentase

25-35 4 12,50%

36-45 4 12,50%

46-55 5 16%

56-65 7 21,88%

66-75 9 28,13%

76-85 3 9,38%

N 32 100%

Hasil analisis tabel distribusi frekuensi pretest kelas eksperimen dapat

dilihat pada Gambar 6 seperti di bawah ini:

Gambar 4 Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen

Berikut adalah langkah-langkah dalam menyususn tabel frekuensi pretest

kelas kontrol dengan rumusan sebagai berikut.

Banyaknya Kelas = 1 + 3,3 log n

0

5

10

15

20

25

30

35

25-35 36-45 46-55 56-65 66-75 76-85 N

Kelas Eksperimen Frekuensi

Kelas Eksperimen Prosentase

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

59

N (Jumlah siswa) = 36

Log 36 = 1,556

Jadi banyak kelas = 1 + (3,3 × 1,556)

= 1 + 5,134

= 6,134 dibulatkan menjadi 6 kelas

Range = Nilai maksimum – nilai minimum + 1

= 90 – 20 + 1

= 71

Interval = 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒

𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠

= 71

6

= 11,83 dibulatkan kebawah menjadi 12

Hasil tabel distribusi frekuensi pretest kelas kontrol dapat dilihat sebagai

berikut:

Tabel 20

Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol

Interval Kelas Kontrol

Frekuensi Prosentase

20-31 5 13,89%

32-43 4 11,11%

44-55 5 14%

56-67 8 22,22%

68-79 5 13,89%

80-91 9 25,00%

N 36 100%

Hasil analisis tabel distribusi frekuensi pretest kelas kontrol dapat dilihat

pada Gambar 7 seperti di bawah ini:

Gambar 5 Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kotrol

Berdasarkan tabel 19, tabel 20 dan gambar 4, gambar 5 di atas

menunjukkan pada pretest kelas eksperimen dan pretest kelas kontrol diperoleh

nilai terendah pretest kelas eksperimen sebanyak 3 siswa pada interval 25-35

0

5

10

15

20

25

30

35

40

20-3132-4344-5556-6768-79 80-91 N

Kelas Kontrol Frekuensi

Kelas Kontrol Prosentase

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

60

dengan persentase 9,38%. Sedangkan untuk nilai tertinggi pretest kelas

eksperimen sebanyak 3 siswa pada interval 76 – 85 dengan persentase 9,38%.

Sedangkan pretest kelas kontrol niai terendah sebanyak 5 anak pada

interval 20-31 dengan persentase 18,18%. Nilai tertinggi pretest kelas kontrol

sebanyak 9 anak dengan interal 80-91 dengan persentase 25%. Berikut ini adalah

distribusi frekuensi setelah perlakuan (postest). Langkah-langkah dalam

menyusun tabel frekuensi postest kelas eksperimen dengan rumus sebagai berikut:

Banyaknya Kelas = 1 + 3,3, log n

N (Jumlah siswa) = 32

Log 32 = 1,505

Jadi banyak kelas = 1 + (3,3 × 1,505)

= 1 + 4,9665

= 5,9665 dibulatkan menjadi 6 kelas

Range = Nilai maksimum – nilai minimum + 1

= 100 – 60 + 1

= 41

Interval = 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒

𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠

= 41

6

= 6,83 dibulatkan menjadi 7

Hasil tabel distribusi frekuensi posttest kelas eksperimen dapat dilihat

sebagai berikut :

Tabel 21

Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen

Interval Kelas Eksperimen

Frekuensi Prosentase

60-66 6 18,75%

67-73 4 12,5%

74-80 8 25%

81-87 7 21,88%

88-94 6 18,75%

95-100 1 3,13%

N 32 100%

Hasil analisis tabel distribusi frekuensi postes kelas ekperimen dapat

dilihat pada Gambar 8 seperti di bawah ini :

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

61

Gambar 6 Distribusi Frekuensi Postes Kelas Ekperimen

Berikut adalah langkah-langlah dalam menyususn tabel frekuensi postest

kelas kontrol dengan rumus sebagai berkut :

Banyaknya Kelas = 1 + 3,3, log n

N (Jumlah siswa) = 36

Log 36 = 1,556

Jadi banyak kelas = 1 + (3,3 × 1,556)

= 1 + 5,1348

= 6,1348 dibulatkan menjadi 6 kelas

Range = Nilai maksimum – nilai minimum + 1

= 88 – 40 + 1

= 49

Interval = 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒

𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠

= 49

6

= 8,166 dibulatkan ke atas menjadi 9

Hasil tabel distribusi frekuensi postes kelas kontrol dapat dilihat sebagai

berikut:

Tabel 22

Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol

Interval Kelas Kontrol

Frekuensi Prosentase

40-48 2 5,56%

49-57 1 2,78%

58-66 7 19%

67-75 10 27,78%

76-84 14 38,89%

85-93 2 5,56%

N 36 100%

0

20

40

60

80

100

120

Kelas Eksperimen

Frekuensi

Kelas Eksperimen

Prosentase

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

62

Hasil tabel distribusi frekuensi postest kelas kontrol dapat dilihat

pada Gambar 7 sebagai berikut:

Gambar 7 Distribusi Frekuensi Postest Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel 20, tabel 21 dan gambar 6, gambar 7 di atas

menunjukan postest kelas ekperimen dan postest kelas kontrol. Dari tabel dan

gambar di atas diperoleh nilai terendah postest kelas ekperimen sebanyak 6 siswa

pada interval 60-66 dengan presentase 18,75%. Sedangkan nilai tertinggi postest

pada kelas ekperimen sebanyak 1 siswa pada interval 91-100 dengan presentase

3,13 %. Sedangkan postest kelas kontrol nilai terendah sebaknyak 2 siswa pada

interval 40-48 dengan presentase 5,56%. Nilai tertinggi postest kelas kontrol

sebanyak 2 siswa pada interval 85-93 dengan presentase 5,56 %.

4.2.3 Analisis Data

a. Sebelum Perlakuan (Pretest)

Hasil analisis data sebelum perlakuan dilakukan sebagai uji prasyarat

analisis untuk uji keseimbangan. Hasil uji prasyarat sebagai berikut :

1) Uji Normalitas

Pretest dilakukan untuk kedua kelas baik kelas ekperrimen maupun kelas

kontrol dengan soal yang sama, bertujuan untuk mengetahui kemampuan kognitif

siswa berkenaan dengan bahan pelajaran yang akan diberikan. Uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Normalitas dipenuhi jika hasil

uji signifikasi atau taraf signifikasi > 0,05. Sedangkan jika signifikasi yang

0

5

10

15

20

25

30

35

40

40-48 49-57 58-66 67-75 76-84 85-93 N

Kelas Kontrol Frekuensi

Kelas Kontrol Prosentase

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

63

diperoleh < 0,05 maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak

normal. Rangkuman uji normalitas menggunakan SPSS 22 for windows dapat

dilihat pada Tabel 22 berikut ini.

Tabel 23

Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Ekperimen

Group

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Nilai 1 ,956 32 ,207

2 ,941 36 ,053

Tabel 23 mendiskripsikan hasil normalitas terhadap sebaran data, hasil uji

normalitas sebagai berikut :

1. Hasil belajar pra penelitian kelas eksperimen dengan teknik Shapiro-Wilk.

Dari tabel tersebut tampak tingkat signifikan untuk hasil belajar pra

penelitian kelas eksperimen sebesar 0,207. Karena signifikansi lebih besar

dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pra penelitian

berdistribusi normal.

2. Hasil belajar pra penelitian kelas kontrol dengan teknik Shapiro-Wilk. Dari

tabel tersebut tampak tingkat signifikan untuk hasil belajar pra penelitian

kelas kontrol sebesar 0,053. Karena signifikan lebih besar dari 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pra penelitian kelas kontrol

berdistribusi normal.

Sebelum uji t dilakukan maka dilakukan terlebih dahulu uji prasyarat yang

kedua yaitu uji homogenitas.

2) Uji Homogenitas

Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel kelas

ekperimen dan kontrol sebelum diberikan perlakuan mempunyai variansi yang

sama atau tidak. Berikut ini adalah hasil analisis uji homogenitas menggunakan

SPSS 22.0 for windows.

Tabel 24

Hasil Uji Homogenitas Pretest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2,638 1 66 ,109

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

64

Tabel di atas menunjukan hasil uji homogenitas dengan menggunakan

One-Way ANOVA dapat dilihat bahwa antara kelompok ekperimen dan kelompok

kontrol berasal dari kelompok yang homogen. Dibuktikan dengan nilai signifikasi

sebesar 0,109 > 0,05.

Setelah dilakukan uji prasyarat dapat diketahui bahwa kedua kelompok

ekperimen dan kontrol berdistribusi normal dan homogen. Dengan demikian, uji

keseimbangan dapat dilakukan.

3) Uji Keseimbangan

Sebelum penelitian dilaksanakan terlebih dahulu uji keseimbangan. Uji

keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah kelas ekperimen dan kelas

kontrol memiliki kemampuan yang sama. Sehingga untuk uji keseimbangan

dalam penelitian ini menggunakan uji t Independent Sample Test. Hasil

perhitungan uji keseimbangan menggunakan SPSS 22.0 for windows dengan taraf

signifikasi α = 0,05 disajikan pada tabel berikut.

Tabel 25

Hasil Uji Keseimbangan Pretest

t-test for Equality of Means

t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std.

Error

Differen

ce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai Equal

variances

assumed

-,562 66 ,576 -2,451 4,360 -11,156 6,253

Equal

variances not

assumed

-,570 65,306 ,571 -2,451 4,303 -11,044 6,141

Berdasarkan Tabel 24 dapat diketahui bahwa data memiliki variansi yang

sama maka yang digunakan adalah Equal Variance Assumed dengan nilai sig (2-

tailed) yaitu 0,576. Sesuai dengan kriteria pengujian, nilai signifikansi > 0,05

maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kelompok ekperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuannya yang sama.

Jadi antara siswa yang akan dilaksanakan pembelajaran menggunakan model

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

65

problem based learning dan pembelajaran yang dilakukan seperti biasa

mempunyai hasil belajar awal yang sama.

b. Setelah Perlakuan

Uji prasyarat hipotesis setelah perlakuan meliputi uji normalitas dan

homogenitas. Hasil uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis setelah

perlakuan sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menentukan data berdistribusi normal atau

tidak. Perhitungan dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov

karena jumlah sampel >50. Rincian hasil uji normalitas kelas kontrol dan kelas

ekperimen dapat dilihat melalui Tabel 25 sebagai berikut:

Tabel 26

Hasil Uji Normalitas Posstest Kelas Eksperimen dan Kontrol Group Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Nilai 1

2

,970 32 ,491

,931 36 ,062

Tabel 25 di atas menunjukan hasil uji normalitas dengan Shapiro-Wilk.

Diketahui pda tabel nilai signifikasi kelas ekperimen 0,491 dengan kata lain

0,491> 0,05 dan pada kelas kontrol nilai signifikasi 0,062 yang berarti 0,062>

0,05. Dapat disimpulkan bahwa data skor postest pada kelas ekperimen dan

kontrol berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel kelas

ekperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan memiliki variansi yang

sama. Berikut adalah hasil analisis uji homogenitas menggunakan SPSS 22.0 for

windows.

Tabel 27

Hasil Uji Homogenitas Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol Levene

Statistic df1 df2 Sig.

,031 1 66 ,861

Tabel di atas menunjukan hasil uji homogenitas dengan metode One-Way

ANOVA. Nilai signifikasi ditunjukan pada kolom (sig) sebesar 0,861. Nilai sig

0,861>0,05 sehingga dapat disimpulkan kedua kelompok kelas ekperimen dan

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

66

kelas kontrol setelah diberikan perlakuan memiliki varians yang sama atau

homogen.

3) Uji Hipotesis

Hasil perhitungan menunjukan bahwa hasil belajar matematika kelas

ekperimen (kelas dengan model problem based learning dengan dongeng) dan

kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen. Setanjutnya dilakukan uji

hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk menentukan apakah

hipotesis diterima atau ditolak.

Uji hipotesis dengan uji beda dilakukan dengan uji Independent Samples

Test. Jika varian sama, maka uji T menggunakan Equal Variances Assumed

(diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal variances

not Assumed (diasumsikan varian berbeda). Sehingga dalam penelitian ini

digunakan Equal Variances Assumed karena kedua kelompok homogen.

Uji beda dilakukan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar antara dua

kelompok yang diberikan perlakuan yang berbeda. Kelompok ekperimen

diberikan perlakuan dengan menggunakan model problem based learning dengan

dongeng, sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan sesuai dengan standar yang

telah ada. Pembelajaran dilakukan dengan materi yang sama yaitu luas persegi

dan persegi panjang.

Kriteria pengujian hipotesis dinyatakan dalam bentuk H0 dan Ha. H0

dinyatakan dengan hipotesis tidak terdapat pengaruh penerapan model Problem

Based Learning dengan dongeng terhadap hasil belajar matematika. Ha dinyatakan

dengan hipotesis terdapat pengaruh penerapan Problem Based Learning dengan

dongeng terhadap hasil belajar matematika. Uraian hipotesis penelitian di atas

dapat ditulis seperti di bawah ini :

1. H0 : µ1 ≤ µ2 diartikan tidak terdapat pengaruh penerapan model Problem Based

Learning dengan dongeng terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III

SD N Salatiga 03 semester II tahun pelajaran 2015/2016.

2. Ha : µ1 > µ2 diartikan terdapat pengaruh penerapan model Problem Based

Learning dengan dongeng terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III

SD N Salatiga 03 semester II tahun pelajaran 2015/2016.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

67

Dalam menguji hipotesis menggubakan output olahan SPSS 22.0 for windows.

Kriteria pengujian

1) Menggunakan koefisien sig, dengan ketentuan:

a. Jika nilai sig. Hitung (probabilitas) < 0,05 maka H0 ditolak.

b. Jika nilai sig. Hitung (probabilitas) > 0,05 maka H0diterima.

2) Menggunakan koefisien t hitung, dengan ketentuan :

a. Jika kefisien t hitung > t tabel maka H0 ditolak.

b. Jika kefisien t hitung < t tabel maka H0 diterima.

Hasil penghitungan uji hipotesis menggunakan uji t Independent Sample

Test dengan taraf signifikasi α = 0,05 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 28

Hasil Uji Hipotesis (Uji T Independent Samples Test Nilai Posttest)

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Group N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Nilai 1 32 78,69 10,050 1,777

2 36 70,92 10,739 1,790

Berdasarkan hasil uji t, diperoleh Mean kelas ekperimen 78,69 dan mean

kelas kontrol 70,92. Kelas ekperimen (M=78,69) memiliki perubahan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (M=70,92). Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std. Error

Differenc

e

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Nilai Equal

variances

assumed 3,069 66 ,003 7,771 2,532 2,716 12,826

Equal

variances

not

assumed

3,081 65,814 ,003 7,771 2,522 2,735 12,806

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa signifikasi dilihat dari

Sig.(2-tailed) sebesar 0,003 yang artinya 0,003<0,05 nilai, thitung sebesar 3,069.

Terdapat df = 66, sedangkan perbedaan rata-rata (mean difference) 7,771.

Perbedaan mean difference berkisar antara 2,716 sampai 12,826.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

68

Penelitian ini juga dapat juga dilihat dari uji t dua pihak dengan df =66

dan signifikasi α = 5 % maka diperoleh t tabel 1,99656 dibulatkan tiga angka

dibelakang koma menjadi 1,997. Karena dari 1

2α =

1

25% = 2,5%. Jadi 2,5 %

untuk kiri dan 2,5 % untuk kanan sehingga t tabel yang digunakan 1,99656

diambil dari kolom 2-tailed 0,003. Kriteria t hitung yang digunakan untuk

mengambil keputusan jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak. Jika t hitung < t

tabel maka H0 diterima. Untuk lebih jelasnya hasil pengujian uji t dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 29

Rangkuman uji Hipotesis thirung ttabel Keputusan Uji

3,069 1,997 H0 ditolak Ha diterima

Gambar 8 Daerah Kritis Uji Hipotesis

Dari tabel 29 dan gambar 14 uji t di atas dapat diketahui bahwa t hitung >

t tabel, yaitu 3,069 > 1,997 dan dengan nilai signifikasi 0,003 < 0,005 yang

menunjukan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh penerapan model Problem Based Learning dengan dongeng

terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III SD N Salatiga 03 semester II

tahun pelajaran 2015/2016.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Problem

Based Learning dengan dongeng terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III

-1,997 -3,069 1,997 3,069

Daerah penerimaan H0

Daerah penolakan

H0

Daerah penolakan

H0

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

69

SD N Salatiga 03 semester II tahun pelajaran 2015/2016. Dari hasil penelitian ini

diperoleh data awal (sebelum perlakuan) yang diperoleh melalui nilai pretest dan

data akhir hasil belajar matematika (setelah perlakuan) yang didapatkan melalui

postest setelah semua materi selesai diajarkan. Dari data yang diperoleh dari

pengolahan terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan model Problem

Based Learning dengan dongeng terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III

SD N Salatiga 03 semester II tahun pelajaran 2015/2016.

Penelitain ini menggunakan dua kelompok yaitu kelompok ekperimen

dan kelompok kontrol. Sebelum perlakuan kedua kelompok sudah diuji

normalitas, homogenitas dan uji keseimbangan. Dari pengujian menunjukan

bahwa kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen serta memiliki

kemampuan yang sama (seimbang). Berdasarkan hasil pengujian setelah

perlakuan data hasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan ekperimen

menunjukan bahwa data berdistribusi normal dan homogen sehingga dalam uji

hipotesis menggunakan uji t. Dari penelitian yang telah dilakukan didapat nilai

rata-rata kelas ekperimen 78,69 dengan jumlah siswa 32 dan 70,92 pada kelas

kontrol dengan jumlah siswa 36. Melalui hasil uji t didapatkan thitung sebesar 3,069

dan ttabel 1,997. Hasil penghitungan tersebut dapat diketahui bahwa thitung > ttabel (3,069 >

1,997). Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh penerapan model Problem Based Learning dengan

dongeng terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III SD N Salatiga 03

semester II tahun pelajaran 2015/2016.

Perbedaan yang sifnifikan penerapan model Problem Based Learing

dengan dongeng terdapap hasil belajar matematika ini dilakukan pada materi luas

persegi dan persegi panjang yang diajarkan pada kedua kelompok yaitu kelompok

ekperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan perlakuan ini terletak pada

pelaksanaan pembelajarannya pada kelas ekperimen diajar dengan menggunakan

model Problem Based Learning dengan dongeng sedangkan pada kelas kontrol

diajar sesuai dengan standar proses pembelajaran yang ada. Pembelajaran pada

kelas ekperimen ditekankan pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan

permasalahan dengan menyelidikan permasalahan awal. Pembelajaran dengan

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

70

model Problem Based Learning ini dikemas dalam cerita dongeng dengan tujuan

siswa lebih termotivasi melakukan penyelidikan guna penyelesaian permasalahan

yang disampaikan diawal pembelajaran. Melalui model Problem Based Learning

ini dapat melatih siswa berfikir logis, analitis, sistematis dan peka terhadap

masalah disekitarnya serta trampil dalam menyelesaian masalah. Sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III SD N Salatiga 03 semester

II tahun pelajaran 2015/2016.

Pembelajaran kelas kontrol dilakukan dengan berpacuan pada standar

proses yang ada yaitu melalui tahapan ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi dengan

menggunakan bantuan power point dalam penyampaian materi. Aktivitas siswa

dalam pengumpulan data secara kelompok guna pengumpulan data. Aktivitas

dalam pembelajaran ini tidak didahului dengan pengkaitan dalam masalah

keseharian siswa namun langsung menjurus kedalam materi luas persegi dan

persegi panjang. Pembelajaran lebih didominasi oleh guru tanpa membahas lebih

lanjut data yang dicari oleh siswa. Konsep menghafal pada rumus mesih menjadi

bagian dalam pembelajaran, oleh karena itu siswa kurang memahami bagaimana

konsep itu ditemukan dan digunakan dalam penyelesaian masalahan dalam

kehidupan siswa atau dengan kata lain konsep matematika masih berdiri secara

parsial. Hal ini dapat dilihat pada saat pemberian soal latihan yang berupa soal

cerita mengenai pemecahan masalah siswa masih mengalami kebingungan dalam

menyelesaiakan permasalahan dalam soal. Pembelajaran yang dilakukan pada

kelas kontrol ini mengakibatkan nilai rata-rata pada kelas kontrol tebih rendah

dibandingkan dengan nilai kelas ekperimen yaitu 70,92.

Berdasarkan hasil pengamatan pada kelas ekperimen tercipta

pembelajaran yang menyenangkan, menantang, memotivasi, melatih siswa

bertanggung jawab dan kritis serta tanggap terhadap masalah disekitarnya.

Diantara lain dapat dilihat pada: 1) Keantusiasan siswa dalam memahami

permasalahan yang disampaiakn dalam bentuk dongeng. Hal ini dapat dilihat pada

saat guru mendongeng semua siswa hening dan tenang mendengarkan cerita. 2)

Pada saat siswa diberikan masalah siswa tidak merasa keberatan ataupun

mengeluh namun sebaliknya siswa marasa senang karena merupakan tugas dari

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

71

tokoh dalam dongeng yaitu sang baginda raja dikerajaan banper. 3) Dalam kerja

kelompok siswa juga diberikan tanggung jawab selain menyelesaikan masalah

mereka juga bertanggung jawab terhadap kelompok mereka untuk menghendel

anggota bagi ketua kelompok dan anggota kelompok bertanggung jawab untuk

menyelesaikan tugas yang telah dibagi. 4) Melalui permasalahan yang diberikan

siswa menjadi tanggap dan kritis terhadap masalah sekitar yang sedang terjadi.

Siswa menjadi mengetahui akibat atas apa yang terjadi, jika akibat yang

ditimbulkan besifat negatif maka siswa akan mengubah sikapnya agar hal yang

negatif tersebut tidak terjadi. 5) pembelajaran yang biasanya bersifat teks book

dan membosankan, namun dalam pembelajaran ini semua siswa terlibat aktif dan

terbawa dengan suasana dalam cerita. Sehingga pembelajaran tidak menjadi

membosankan. Dari pembelajaran yang dilakukan nilai rata-rata kelas ekperimen

lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 78,69.

Penelitian sejenis telah dilakukan oleh Ibrahim yang berjudul

“Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Dengan Menggunakan Media

Dongeng Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri No 01

Nanga Tebidah” dari hasil penelitian tersebuh media dongeng dapat

meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dalam kemampuan berbicara. Dari

pembahasan hasil penelitian, setelah diterapkan pembelajaran dengan media

dongeng hasil belajar siswa menjadi meningkat. Selain itu siswa lebih termotivasi

dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan temuan penelitian maka

pembelajaran dengan dongeng baik diterapkan dalam upaya meningkatkan

kualitas pendidikan.

Dalam penelitian dilakukan Andriastutik Novi yang berjudul “Penerapan

Model Problem Based Learning (Problem Based Learning) Pada Pembelajaran

Matematika Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5

Semester II Sekolah Dasar Negeri 6 Sindurejo Tahun Ajaran 2012/2013” dari

hasil penelitian menunjukan penerapan model problem based learning mampu

meningkatkan hasil belajar matematika. Selain itu dijelaskan juga dalam

penelitian ini siswa dilatih untuk berfikir aktif, analitis, sistematis, kritis dan

tarampil dalam menyelesaikan masalah. Berdasarkan penelitian ini penerapan

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitaian ini dilaksanakan pada 32 siswa kelas III semester II SD N Salatiga 03 dan 39 siswa kelas

72

model problem based learning sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran

karena melatih sisiwa untuk trampil dalam menyelesaikan permasalahan yang

mereka hadapi.

Abdul Muiz Lidinillah dalam tulisannya tentan pembelajaran berbasis

masalah (Problem Based Learning) juga menjelaskan bahwa salah satu

kelemahan dari problem based learning tidak cocok diterapkan disekolah dasar

dikarenakan kemampaun siswa dalam kerja kelompok selain itu sesuai dengan

teori perkembangan Piaget bahwa usia siswa sekolah dasar masih dalam taraf pra-

oprasional kongkrit. Dilihat pula dari karakteristik siswa sekolah dasar terutama

kelas rendah yang senang untuk didongengi. Oleh karena itu pembelajaran

problem based learning sangat cocok diterapkan dengan dongeng.

Berdasarkan pengalaman praktis saat perlakuan, secara teoritis dan dilihat

dari berbagai penelitian yang relevan, maka diperoleh hasil akhir belajar

matematika pada materi luas persegi dan persegi panjang siswa kelas ekperimen

mendapatkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol hal ini

dapat dilihat dari hasil rata-rata kelas setelah perlakuan dan hasil uji hipotesis

penelitian. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

penerapan model problem based learning dengan dongeng terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas III SD N Salatiga 03 semester II tahun pelajaran

2015/2016.